Anda di halaman 1dari 201

KERJA BERSAMA

UNTUK PERADILAN BERSIH

Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial


Republik Indonesia
KERJA
BERSAMA
UNTUK
PERADILAN
BERSIH

Pembina Penanggung Jawab Pemimpin Redaksi


Anggota Komisi Yudisial Danang Wijayanto Roejito

Redaktur Pelaksana Desain Grafis & Fotografer


Hamka Kapopang Widya Eka Putra
Heri Sanjaya Putra
Editor
Imran Alamat Redaksi:
Festy Rahma Hidayati Komisi Yudisial
Jl. Kramat Raya No. 57 Jakarta Pusat
Sekretariat PO.BOX 2685
Agus Susanto Telp: (021) 390 5876
Noercholysh Fax: (021) 390 6215
Eva Dewi email: kyri@komisiyudisial.go.id
Wirawan Negoro Darmawan website: www.komisiyudisial. go.id
twitter: @KomisiYudisial
Tim Penulis facebook: @komisiyudisialri
Maria Rosari youtube : Komisi Yudisial
Fransisco Rosarians Enga Geken instagram: @komisiyudisialri

Diterbitkan oleh Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial Republik Indonesia


Cetakan Pertama, Desember 2017

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


Dilarang mengutip, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari Penerbit

ii
Daftar Isi
Tim Redaksi ii
Daftar Isi iii
Kata Pengantar Sekretaris Jenderal v
Sambutan Ketua Komisi Yudisial vii

BAB I Sekilas Sejarah Komisi Yudisial 1


Profil Anggota 10
Visi dan Misi 18
Tujuan 19
Dasar Hukum 19
Wewenang & Tugas 20
Profil Sekretaris Jenderal 24
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial 25
Penghubung Komisi Yudisial 27

BAB II Capaian Kinerja 31


2.1. Seleksi Calon Hakim Agung dan Hakim ad hoc di Mahkamah Agung 33
A. Seleksi Calon Hakim Agung 33
B. Seleksi Hakim ad hoc di Mahkamah Agung 53
2.2. Pengawasan Hakim dan Investigasi 55
A. Pengawasan Perilaku Hakim 55
B. Pemantauan Persidangan 72
C. Investigasi 75
2.3. Sumber Daya Manusia, Advokasi, Hukum, Penelitian dan
Pengembangan 77
A. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 77
B. Advokasi Hakim 86
C. Hukum dan Organisasi 100
D. Penelitian dan Pengembangan 106
2.4. Pencegahan dan Peningkatan Kapasitas Hakim 116
A. Pelatihan KEPPH 116
B. Program Peningkatan Kapasitas Hakim (PPIH) 121

iii
Daftar Isi
2.5. Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi 125
A. Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga 125
B. Penghubung 138
C. Layanan Informasi 143

BAB III Penguatan Kelembagaan 151


A. Reformasi Birokrasi 153
B. Teknologi Informasi dan Komunikasi 157
C. Kepatuhan Internal 165

BAB IV Perencanaan Program dan Anggaran 169


A. Perkembangan Anggaran 171
B. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan 178

BAB V Penutup 181

LAMPIRAN 187

iv
Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Danang Wijayanto

Kata Pengantar
Sekretaris Jenderal
Komisi Yudisial
uji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat, rahmat,

P taufik, serta hidayah-Nya sehingga Komisi Yudisial masih terus dapat


berkiprah menjalankan tugas dan kewenangannya. Kiprah Komisi Yudisial
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah mencapai usia 12 tahun. Secara
de jure Komisi Yudisial lahir pada 13 Agustus 2004 ketika Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial disahkan dan diundangkan oleh Presiden
RI kelima Megawati Soekarnoputri. Setahun kemudian barulah secara de facto
Komisi Yudisial betul-betul berkiprah dimulai dengan pengucapan sumpah anggota
Komisi Yudisial periode 2005-2010 pada tanggal 2 Agustus 2005 di Istana Negara.

Dalam catatan sejarah, perjalanan Komisi Yudisial tidaklah mulus. Berbagai macam
rintangan mewarnai sepak terjang lembaga negara yang bersifat mandiri ini untuk
memenuhi amanat yang diberikan oleh Pasal 24 B Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pada tahun 2006, tiga puluh satu orang hakim
agung mengajukan permohonan uji materiil (judicial review) Undang-Undang

v
Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Yang akhirnya, melalui Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor: 005/PUU-IV/2006, beberapa kewenangan Komisi
Yudisial dicabut diantaranya kewenangan dalam pengawasan hakim Mahkamah
Konstitusi. Terkait hal ini, putusan Mahkamah tersebut justru menjadi perdebatan
panjang lantaran pemohon tidak pernah mengajukannya.

Usaha untuk merevisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi


Yudisial mulai membuahkan hasil dengan lahirnya Undang–Undang Nomor 18
Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2004
tentang Komisi Yudisial yang disahkan pada 9 November 2011. Kelahiran undang–
undang ini menandai kebangkitan kembali Komisi Yudisial.

Amanat itulah menjadi landasan bagi Komisi Yudisial untuk ikut memberikan andil
mewujudkan keadilan dalam penegakan hukum sebagaimana harapan masyarakat
hingga menapaki usia dua belas tahun. Kami menyadari tidak semua harapan itu
dapat diwujudkan karena Komisi Yudisial juga memiliki berbagai keterbatasan.

Patut disyukuri pula, bahwa Komisi Yudisial mampu meraih dan mempertahankan
penghargaan tertinggi dalam bidang pengelolaan keuangan dari Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dengan predikat “Wajar Tanpa Pengecualian” selama 11 tahun
berturut-turut sejak tahun 2007. Ini merupakan salah satu kado terindah dalam
perjalanan Komisi Yudisial.

Selain itu, sejak 2014 Komisi Yudisial selalu masuk 10 besar penganugerahan
keterbukaan informasi publik oleh Komisi Informasi Pusat untuk kategori Badan
Publik Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian.

Melalui buku Kiprah 12 Tahun Komisi Yudisial ini, Komisi Yudisial mencoba
memaparkan hasil kinerja selama 12 tahun berkiprah. Tema yang diusung tahun
ini adalah “Kerja Bersama untuk Peradilan Bersih”.

Atas nama pribadi dan lembaga, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian buku ini. Khususnya bagi tim
penyusun yang telah bekerja dengan serius dan maksimal. Saya memberikan
apresiasi atas usaha dan kerja kerasnya. Semoga buku ini dapat membawa
manfaat dan menjadi rujukan bagi para pembaca.

Jakarta, Desember 2017


Danang Wijayanto

vi
Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada Azhari

Sambutan
Ketua Komisi Yudisial
enjawab tuntutan para pencari keadilan adanya reformasi di bidang

M kekuasaan kehakiman, Komisi Yudisial lahir untuk membangun sistem


checks and balances di dalam sistem dan struktur kekuasaan kehakiman.
Komisi Yudisial memiliki peranan penting dalam mewujudkan kekuasaan kehakiman
yang mandiri untuk menegakkan hukum dan keadilan.

Berdasarkan undang-undang, Komisi Yudisial dibentuk dengan memanggul


dua kewenangan utama, yaitu mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Wewenang utama yang dianut dalam UUD
1945 telah dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 jo Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2011. Hal itu menjadikan tugas Komisi Yudisial menjadi
lebih luas, seperti mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang
perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan
dan keluhuran martabat hakim. Selain itu, Komisi Yudisial juga mempunyai tugas
mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim.

vii
Terkait wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim, publik cenderung menilai bila Komisi
Yudisial hanya mengedepankan fungsi menegakkan (represif), ketimbang fungsi
menjaga (preventif).

Padahal, Komisi Yudisial telah banyak melakukan langkah pencegahan dalam


rangka menjaga kemuliaan profesi hakim. Langkah pencegahan ini juga untuk
memastikan tegaknya independensi hakim agar tidak tunduk pada tekanan
siapapun. Karena nilai tertinggi dalam penegakan hukum adalah independensi
hakim. Meski demikian, independensi bukan sesuatu yang istimewa, mutlak, dan
kedap suara. Independensi menuntut tanggung jawab dan akuntabilitas kepada
publik.

Komisi Yudisial juga telah konsisten melakukan penguatan pada bidang sumber
daya manusia, penelitian dan pengembangan, teknologi informasi dan mengedukasi
dan meningkatkan kualitas informasi kepada publik.

Komisi Yudisial juga secara rutin menerbitkan sejumlah bahan publikasi seperti
Majalah Komisi Yudisial, Jurnal Yudisial, Buku Bunga Rampai, Buku Pedoman
Peliputan Pengawasan Perilaku Hakim dan Buku Tahunan. Komisi Yudisial juga
telah mempunyai 12 kantor penghubung di Medan, Pekanbaru, Palembang,
Semarang, Surabaya, Samarinda, Pontianak, Makassar, Manado, Kupang,
Mataram dan Ambon.

Komisi Yudisial secara profesional membangun jaringan kerja dengan semua


lapisan masyarakat, karenanya terus dibangun kerjasama dengan berbagai
lembaga negara, pemerintah, perguruan tinggi, LSM, pers dan ormas. Semoga di
tahun-tahun mendatang, Komisi Yudisial dapat meningkatkan kemampuannya di
berbagai bidang.

Penerbitan buku Kiprah 12 Tahun Komisi Yudisial ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang kemunculan, perkembangan, realisasi program dan segala hal
yang berhubungan dengan tugas dan wewenang Komisi Yudisial.

Terimakasih bagi semua pihak yang telah berupaya dalam menyukseskan


penerbitan buku ini, semoga menjadi amal jariah bagi mereka yang bersungguh-
sungguh dalam berbuat kebaikan, Amin.

Jakarta, Desember 2017

Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari, S.H., M.Hum.

viii
ix
x
1
2
Sekilas Sejarah
Sebagai lembaga negara yang dibentuk untuk
mendukung terwujudnya kekuasaan kehakiman
yang mandiri untuk menegakkan hukum dan
keadilan, Komisi Yudisial menjalankan fungsi
sebagai pengawas eksternal yang menjalankan
fungsi checks and balances terhadap penyelenggara
kekuasaan kehakiman.

S
aat itu, kondisi kekuasan kehakiman Judicial corruption juga menyebabkan
di Indonesia dihadapkan pada tidak efisiennya pengadilan. Ia jelas telah
persoalan judicial corruption. Seperti menyebabkan sulitnya pengadilan diakses
yang dikatakan William C. Prillaman dalam oleh warga negara yang berpendapatan
tulisan Ridarson Galingging1: judicial rendah. Padahal, pengadilan memiliki posisi
corruption merupakan ancaman yang sudah penting dalam sistem sosial kemasyarakatan
sangat membahayakan. Judicial corruption karena institusi ini menjadi satu-satunya
menciptakan suatu hubungan antara lembaga formal yang diberi kekuasaan untuk
pencari keadilan dengan lembaga peradilan menyelesaikan setiap persoalan hukum
dan mengakibatkan lahirnya putusan akhir demi terciptanya keadilan.
pengadilan yang tidak didasarkan atas
pertimbangan keadilan hukum sama sekali. Kemudian timbullah gagasan untuk
membentuk sebuah lembaga pengawas
1 Ditulis dalam buku Bunga Rampai Komisi Yudisial Tahun 2008 peradilan. Tujuannya agar kinerja pengadilan
yang berjudul Membangun Sistem Peradilan yang Menjunjung Tinggi Prinsip
Keadilan Sebagai Amanat Reformasi Peradilan. menjadi lebih transparan, akuntabel dan

3
Pembentukan lembaga pengawas peradilan sebenarnya sempat digagas
sebelum terbentuknya Komisi Yudisial. Misalnya, ada wacana pembentukan
Majelis Pertimbangan Penelitian Hakim (MPPH) dan Dewan Kehormatan
Hakim (DKH).

MPPH yang telah diwacanakan sejak tahun 1968 berfungsi memberikan


pertimbangan dan mengambil keputusan terakhir mengenai saran-saran dan/
atau usul-usul yang berkenaan dengan pengangkatan, promosi, kepindahan,
pemberhentian, dan tindakan/hukuman jabatan para hakim yang diajukan,
baik oleh Mahkamah Agung maupun oleh Menteri Kehakiman. Sayangnya,
ide tersebut menemui kegagalan sehingga tidak berhasil menjadi materi
muatan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman.

Sementara Dewan Kehormatan Hakim (DKH) yang tertuang dalam Undang-


Undang Nomor 35 Tahun 1999 berwenang mengawasi perilaku hakim,
memberikan rekomendasi mengenai perekrutan, promosi, dan mutasi hakim,
serta menyusun kode etik (code of conduct) bagi para hakim.

Pelantikan Anggota KY Periode 2005-2010

4
Ketua dan Wakil KY saat menghadiri Buka Bersama Presiden dan Pimpinan Lembaga Negara di Istana Negara

imparsial, serta mengedepankan aspek terhadap kekuasaan kehakiman dengan


kepastian, keadilan dan kemanfaatan. cara melibatkan unsur-unsur masyarakat
Komisi Yudisial bukan merupakan dalam spektrum yang seluas-luasnya dan
pelaku kekuasaan kehakiman, tetapi bukan hanya monitoring secara internal
kewenangannya berhubungan dengan saja. Komisi Yudisial juga untuk menjamin
kekuasaaan kehakiman. kemandirian kekuasaan kehakiman dari
pengaruh kekuasaan apa pun juga,
Awal munculnya Komisi Yudisial dimulai ketika khususnya kekuasaan pemerintah.
sidang tahunan Majelis Permusyawaratan
Rakyat RI digelar. Saat itu, amandemen Salah satu aspek dari tugas Komisi Yudisial
UUD 1945 ketiga disahkan pada 9 November adalah melakukan pengawasan. Namun,
2001. Ketika itu timbul gagasan untuk pengawasan yang dilakukan Komisi Yudisial
membentuk lembaga pengawas eksternal jangan dimaknai sebagai wujud intervensi
yang diberi tugas menjalankan fungsi checks terhadap kekuasaan kehakiman.
and balances dalam kekuasaan kehakiman.
Dalam sidang itu pula, Komisi Yudisial resmi Pengawasan tersebut bukanlah sebagai
menjadi salah satu lembaga negara yang ancaman terhadap independensi, integritas,
diatur secara khusus dalam konstitusi/dasar dan kehormatan hakim. Pengawasan
negara dalam Pasal 24B UUD 1945. tersebut sebagai norma dan institusi
penguatan independensi, integritas, dan
Dibentuknya Komisi Yudisial adalah agar kehormatan dalam rangka terbangunnya
dapat melakukan monitoring secara intensif peradilan yang bersih.

5
Menurut Pasal 24B ayat (1) Undang-Undang pengujian terhadap Undang-Undang Nomor
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 22 Tahun 2004 ke Mahkamah Konstitusi
1945 (UUD NRI Tahun 1945), Komisi Yudisial oleh sejumlah hakim agung. Melalui
adalah lembaga yang bersifat mandiri yang Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
berwenang mengusulkan pengangkatan 005/PUU-IV/2006, beberapa kewenangan
hakim agung, dan mempunyai wewenang dalam pengawasan hakim dan hakim
lain dalam rangka menjaga dan menegakkan Mahkamah Konstitusi tidak berlaku. Terkait
kehormatan, keluhuran martabat, serta hakim konstitusi, putusan tersebut menjadi
perilaku hakim. perdebatan panjang lantaran pemohon tidak
pernah mengajukannya.
Sesuai amanat Konstitusi, pada 13 Agustus
2004 lahirlah Undang-Undang Nomor Sejak Mahkamah Konstitusi membatalkan
22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. wewenang Komisi Yudisial melalui
Eksistensi lembaga negara ini semakin nyata putusannya yang keluar pada tahun 2006,
setelah tujuh orang Anggota Komisi Yudisial Komisi Yudisial dan sejumlah elemen
periode 2005-2010 mengucapkan sumpah bangsa yang mendukung peradilan bersih,
di hadapan Presiden Susilo Bambang transparan, dan akuntabel melakukan
Yudhoyono pada 2 Agustus 2005. Sejak saat berbagai upaya untuk mengembalikan peran
itu, kehadiran Komisi Yudisial semakin nyata Komisi Yudisial sesuai harapan masyarakat.
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu upayanya adalah dengan
merevisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun
Namun dalam perjalanan tugasnya, Komisi 2004. Usaha tersebut membuahkan hasil
Yudisial mengalami dinamika. Antara lain dengan dikeluarkannya Undang-Undang

Ketua KY Bersama Pimpinan Lembaga Negara dalam perayaan Ulang Tahun KY ke-12

6
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan undang ini berpengaruh terhadap penguatan
atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 wewenang dan tugas Komisi Yudisial.
tentang Komisi Yudisial. Perubahan undang-

Gedung Mahkamah Konstitusi RI

Gedung Mahkamah Agung RI

7
Anggota Komisi Yudisial
Periode 2005-2010
1. Dr. M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum.

2. M. Tahir Saimima, S.H.

3. Prof. Dr. Mustafa Abdullah, S.H., M.H.

4. Zainal Arifin, S.H.

5. Soekotjo Soeparto, S.H., LL.M.

6. Prof. Dr. Chatamarrasjid Ais, S.H., M.H.

7. Irawadi Joenoes, S.H.

Periode 2010-2015
1. Prof. Dr. Eman Suparman, S.H., M.H.

2. Dr. Imam Anshori Saleh, S.H., M.Hum.

3. Dr. Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H.

4. Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si.

5. Dr. H. Abbas Said. S.H., M.H.

6. Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.Hum.

7. Dr. Ibrahim S.H., M,H. LL.M.

8
Periode 2015-2020
1. Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari, S.H., M.Hum.

2. Sukma Violetta, S.H., LL.M.

3. Drs. H. Maradaman Harahap, S.H., M.H.

4. Dr. Sumartoyo, S.H., M.Hum.

5. Dr. Joko Sasmito, S.H., M.H.

6. Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.Hum.

7. Dr. Farid Wajdi, S.H., M.Hum.

9
Profil Anggota
ANGGOTA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
PERIODE 2015-2020

10
Prof. Dr. Aidul Fitriciada
Azhari, S.H., M.Hum.
Tempat Lahir : Tasikmalaya
Tanggal Lahir : 1 Januari 1968
Jabatan : Ketua Komisi Yudisial

S
ebelum menjadi Ketua Komisi Yudisial
(KY), Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari,
S.H., M.Hum. memulai karier sejak
tahun 1993 sebagai dosen di Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Sebagai akademisi, ayah tiga anak ini pernah
menjabat sebagai Ketua Program Magister Ilmu
Hukum Program Pasca Sarjana UMS di tahun
2005-2006 sebelum akhirnya menjadi Dekan
pada tahun 2006-2010 di Fakultas Hukum
UMS. Ia ini juga aktif sebagai peneliti di Institute
for Democracy of Indonesia Jakarta sebagai
Ketua Divisi HAM pada tahun 2003-2010.

Gelar Sarjana Hukum diperolehnya pada


tahun 1991 dari jurusan Hukum Tata
Negara Universitas Padjadjaran, Bandung.
Di Universitas yang sama, ia mendapatkan gelar Magister pada tahun 1999. Pendidikan S3
diselesaikan di jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun
2005.

Untuk meningkatkan keilmuannya, pria yang menghabiskan masa sekolahnya di Tasikmalaya ini
aktif menulis buku dan jurnal ilmiah serta mengikuti pelatihan di dalam maupun luar negeri. Salah
satu paper yang ditulisnya pada International Conference of Philosophy History di Istanbul, 14-15
Mei 2015 berjudul “The Philosophy of Manunggaling Kawula Gusti : From Javanese Mysticism to
the Indonesian State Ideology”.

Pemilik motto hidup “Etika laksana bintang yang memandu para peziarah malam yang
membutuhkan langit jernih untuk dapat melihatnya” ini juga aktif dalam organisasi sosial. Ia aktif di
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai Ketua HMI Cabang Bandung pada tahun 1991-1992
dan Wakil Ketua PB HMI pada tahun 1992-1993. Ia juga pernah menjabat Wakil Ketua Majelis
Hukum, HAM, dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah
tahun 2010-2015.

11
Sukma Violetta, S.H.,
LL.M.
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : 10 Agustus 1964
Jabatan : Wakil Ketua
Komisi Yudisial

S
ukma Violetta merupakan perempuan
pertama yang menjadi Anggota Komisi
Yudisial (KY). Perwakilan dari unsur
anggota masyarakat ini tergerak menjadi
Anggota KY karena melihat potret buram
peradilan di Indonesia yang menampilkan
ketidakadilan bagi para pencari keadilan.

Perempuan kelahiran Jakarta, 10 Agustus


1964 ini memperoleh gelar Sarjana Hukum
dari Universitas Indonesia pada tahun 1990.
Kemudian ia memperoleh gelar LL.M dari
University of Nottingham, Inggris pada tahun
1997.

Ibu tiga anak ini memulai karier sebagai


pengacara di LBH Jakarta-YLBHI pada tahun
1987-1990, kemudian bergabung di Gani Djemat & Partners sejak tahun 1990 hingga tahun 1992.
Ia juga pernah menjadi konsultan Legislasi pada tahun 2002–2003 di Sekretariat DPR–RI.

Kemudian kariernya lebih banyak dihabiskan untuk upaya perbaikan peradilan di Indonesia.
Tercatat, ia pernah menjadi konsultan Reformasi Hukum dan Peradilan di Partnership for
Governance Reform in Indonesia tahun 2003-2006. Ia juga sempat bergabung menjadi Tim Ahli
Menteri Lingkungan Hidup di tahun 2010–2014.

Sebelum akhirnya bergabung dengan KY, pemilik motto hidup “berikhtiar seoptimal mungkin dan
untuk hasilnya berserah diri kepada Tuhan” ini sempat memegang posisi sebagai Koordinator Tim
Asistensi Reformasi Birokrasi di Kejaksaan Agung RI sejak tahun 2006–2015.

Penelitian menjadi sesuatu yang menarik perhatian ibu tiga anak ini. Ia merupakan peneliti senior
di Indonesian Center for Enviromental Law (ICEL) sejak tahun 2006. Ia pernah mengikuti pelatihan
Enviromental Law Course for Indonesian Jurists pada tahun 1998 di Van Vollenhoven Institute,
Leiden, Belanda.

Prestasi lainnya, ia pernah meraih penghargaan British Chevening Awards 1996–1997 dari Foreign
and Commonwealth, Inggris karena dianggap memiliki prestasi dan kualitas kepemimpinan yang
baik.

12
Drs. H. Maradaman
Harahap, S.H., M.H.
Tempat Lahir : Tapanuli
Tanggal Lahir : 5 Juli 1948
Jabatan : Ketua Bidang Rekrutmen
Hakim

onsistensi pengabdian selama 39 tahun

K menjadi Wakil Tuhan dipilih sebagai


pilihan hidup bagi pria kelahiran Tapanuli,
5 Juli 1948 ini. Namun, ia sempat menjadi guru
agama sebelum akhirnya memutuskan menjadi
hakim di awal kariernya. Lulusan Fakultas
Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Jakarta Jurusan Qodlo/Peradilan pada tahun
1975 ini diangkat menjadi hakim di Pengadilan
Agama Jakarta Barat pada tahun 1976.

Karier hakimnya semakin menanjak dengan


menjabat beberapa posisi seperti Ketua PA
Lahat (1995-1998), Ketua PA Palembang (1998-
2002), dan Ketua PA Jakarta (2002-2004).
Sejak tahun 2004, ia menjadi hakim tinggi di
Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Jakarta hingga tahun 2006.

Menjadi pengawas bagi para hakim sempat dijalaninya. Tercatat, ia menjadi Hakim Tinggi
Pengawas di Badan Pengawasan Mahkamah Agung pada tahun 2006–2012. Kemudian ia
ditempatkan di PTA Kepulauan Bangka Belitung (2012-2014) dan PTA Semarang (Januari – Juli
2015) sebagai Wakil PTA.

Di tengah kesibukannya sebagai hakim, peraih penghargaan Satyalancana Karya dari Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009 ini tidak lupa untuk meningkatkan kapasitas diri
dengan menimba ilmu. Ayah empat orang anak ini memperoleh gelar Magister Hukum dari
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Institute of Business Law and Legal Management (IBLAM) jurusan
Hukum Perdata pada tahun 2005. Ia juga pernah mengikuti pelatihan seperti Judicial Workshop
For Indonesia Law di Singapura pada tahun 2003, Diklat Pengawasan bagi Wakil Ketua di tahun
2013, dan lain-lain.

13
Dr. Sumartoyo, S.H.,
M.Hum.
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : 4 September 1956
Jabatan : Ketua Bidang Sumber
Daya Manusia, Advo-
kasi, Hukum, Penelitian
dan Pengembangan

P
ria yang menghabiskan masa mudanya
di Yogyakarta ini menjalani karier yang
cukup panjang di PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk sejak tahun 1991-2011 dengan
jabatan terakhir sebagai Assistant Vice
President Legal Counsellor. Kemudian ia beralih
menjadi advokat di Kantor Hukum Toyo &
Partners pada tahun 2013–2015.

Ayah tiga orang ini merupakan alumni Fakultas


Hukum Universitas Indonesia Jurusan Hukum
Bisnis (1989). Ia kemudian memperdalam lagi
pengetahuan tentang Hukum Bisnis dengan
mengambil Program Pasca Sarjana di Universitas Katholik Parahyangan dan lulus tahun 2003.

Kemudian, pria yang menetap di Bandung ini kemudian mengambil S3 Hukum Bisnis di Univeritas
Padjajaran, dan mendapat gelar Doktor pada tahun 2012. Ia juga banyak mengikuti pelatihan di
dalam maupun di luar negeri, seperti Training of Governance and Risk Management - Australian
lnstitute of Management (AIM) dan Training of lnternational Compliance Management Academy di
Singapura.

Ia juga pernah menjadi anggota Tim Pokja Rancangan Undang-Undang (RUU) Telekomunikasi
pada Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika di tahun 2013. Sesuai motto hidupnya yaitu
berkualitas dan bermanfaat, maka panggilan hati untuk dapat bermanfaat bagi orang banyak
menyebabkan ia meninggalkan profesi sebelumnya dan menjadi salah satu Anggota Komisi
Yudisial Periode 2015-2020.

14
Dr. Joko Sasmito, S.H.,
M.H.
Tempat Lahir : Mojokerto
Tanggal Lahir : 12 Mei 1957
Jabatan : Ketua Bidang Pencega-
han dan Peningkatan
Kapasitas Hakim

amat dari STM Pembangunan Negeri

T Surabaya pada tahun 1979, Joko Sasmito


bergabung dengan Tentara Nasional
Indonesia (TNI). Dalam rentang tahun 1980-
1985, sebagai Komandan Regu Batalyon
Infanteri 512 Malang, ia terlibat dalam Operasi
Timor-Timur.

Ayah dua orang puteri ini kemudian


berkesempatan meraih gelar Sarjana Hukum
di Perguruan Tinggi Hukum Militer Hukum
pada tahun 1994. Kemudian di tahun 2000, ia
melanjutkan kuliah S2 di Universitas Airlangga
jurusan Ilmu Hukum. Ia kemudian menjadi
Kataud Mahkamah Militer III-13 Madiun pada tahun 2000. Pada tahun itu pula, ia menjadi hakim
militer di instansi yang sama.

Amandemen UUD 1945 membawa perubahan mendasar mengenai penyelengaraan kekuasaan


kehakiman, yang diatur lebih lanjut dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman. Konsekuensi dari perubahan ini adalah pengalihan organisasi, administrasi,
dan finansial badan peradilan di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI). Sebelumnya,
pembinaan Peradilan Militer berada di bawah Markas Besar TNI. Terhitung sejak 1 September 2004,
maka organisasi, administrasi, dan finansial Peradilan Militer dialihkan ke MA RI.

Karena kemampuannya yang mumpuni, pecinta olahraga bola voli dan tenis ini ditunjuk menjadi
salah satu Perwira Menengah MA RI sejak tahun 2005-2006. Pria yang menetap di Gresik ini
kemudian mengambil program S3 di Universitas Brawijaya jurusan Hukum Pidana/HAM pada tahun
2011. Bahkan di tahun 2010, ia mendapat beasiswa untuk mengikuti Pelatihan Program Sandwich
Like di University Leiden Belanda untuk kepentingan disertasinya.

Atas kinerja dan prestasinya, Ketua Majelis Hakim dalam Kasus Cebongan ini banyak menerima
penghargaan seperti Satya Lencana Bintang Kartika Eka Pakci Nararya tahun 2005 dan Bintang
Yudha Dharma Nararya tahun 2010 dari Presiden RI.

Keuletan dan keteguhan terlihat dalam motto hidupnya, “Kita harus berani bermimpi, untuk mencapai
sesuatu yang tidak mungkin. Dengan berusaha, berdoa dan berserah diri, Tuhan akan membuka
jalan untuk mewujudkan mimpi kita”. Terbukti, setelah menjadi Kepala Pengadilan Militer I-06
Banjarmasin dan Wakil Kepala Pengadilan Militer II-08 Jakarta, ia menjadi salah satu Anggota KY.

15
Dr. Jaja Ahmad Jayus,
S.H., M.Hum.
Tempat Lahir : Kuningan
Tanggal Lahir : 6 April 1965
Jabatan : Ketua Bidang
Pengawasan Hakim dan
Investigasi

ebelum terpilih menjadi Anggota Komisi

S Yudisial (KY) untuk dua periode, yaitu


tahun 2010-2015 dan tahun 2015-
2020, Jaja memulai kariernya sebagai dosen
sejak tahun 1990. Jabatan terakhirnya adalah
Dekan Fakultas Hukum Universitas Pasundan
(Unpas), Bandung periode 2009-2011.

Pendidikan S-1 diperolehnya dari Fakultas


Hukum Unpas, Jurusan Hukum Keperdataan
pada tahun 1989. Selanjutnya, gelar Magister
Hukum diraihnya pada tahun 2001 dari
Universitas Khatolik Parahyangan, Bandung.
Ia telah memperoleh gelar doktor yang
diperolehnya dari Universitas Padjajaran,
Bandung pada tahun 2007 silam.
Kiprah dan dedikasi ayah tiga orang anak sebagai dosen mendapatkan pengakuan dari berbagai
institusi pendidikan. Misalnya, pada tahun 1995 terpilih Dosen Teladan III Kopertis IV Jawa Barat.

Selain sebagai dosen, pria yang memiliki hobi melakukan penelitian dan olahraga ini juga pernah
menjadi Direktur Lembaga Riset PT Pusham Mandiri di tahun 2007, Assesor BAN PT untuk
program Sarjana pada tahun 2008-2011, dan sebagai Advokat dari tahun 1993.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan diri, pemilik motto hidup “Jangan pernah berhenti berfikir
dan berinovasi dalam mendorong peradilan yang bermartabat, bersih dan akuntabel” ini seringkali
mengikuti berbagai pelatihan baik sebagai peserta maupun narasumber. Ia juga aktif menulis
karya ilmiah yang telah dipublikasikan.

16
Dr. Farid Wajdi, S.H.,
M.Hum.
Tempat Lahir : Silaping
Tanggal Lahir : 2 Agustus 1970
Jabatan : Ketua Bidang Hubungan
Antar Lembaga dan Laya-
nan Informasi merangkap
Juru Bicara

ebelum menjadi Anggota Komisi

S Yudisial (KY) Tahun 2015-2020, Farid


Wajdi memulai kariernya sebagai
dosen di almamaternya, yaitu Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
(UMSU) sejak tahun 1995. Anggota KY termuda
ini juga pernah menjadi Kepala Laboraturium
Hukum dan Sekretaris Program Pascasarjana
UMSU pada tahun 2005-2009. Kemudian, ia
pun dipercaya menjadi Dekan Fakultas Hukum
UMSU periode 2009-2013. Selain dosen, ia
juga berprofesi sebagai advokat sejak tahun
1999.
Terkait pendidikan, setelah lulus dari Jurusan Hukum Perdata di UMSU pada tahun1994, ia
pun melanjutkan ke Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) dengan Jurusan
Hukum Perdata dan lulus tahun 2000. Untuk meningkatkan keilmuannya, pria yang telah banyak
menelurkan jurnal, buku, dan karya ilmiah lainnya ini melanjutkan pendidikan S-3 di Universiti
Sains Malaysia (USM) jurusan Hukum Islam dan lulus tahun 2014.

Di tahun yang sama, pemilik motto hidup “Di mana kamu berada, Tuhan selalu ada. Sebesar
apapun masalahmu, Tuhan lebih besar dari masalah itu” meraih Excellent Thesis Award dari
Centre for Islamic Development Management Studies Universiti Sains Malaysia.

Kegemarannya untuk aktif berorganisasi membawa ia untuk menjabat posisi dalam organisasi
seperti Muhammadiyah dan Lembaga Adovaksi dan Perlindungan Konsumen. Ia pernah dipercaya
sebagai Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera
Utara sejak tahun 2010-2015, Direktur Lembaga Adovaksi dan Perlindungan Konsumen Sumatera
Utara periode 2005–2015, Ketua Bidang Advokasi di Badan Musyawarah Perguruan Swasta
(BMPS) Sumatera Utara serta anggota Perhimpunan Advokat Indonesia.

17
Visi dan Misi
Terwujudnya Komisi Yudisial yang bersih,
VISI transparan, partisipatif, akuntabel, dan
kompeten dalam mewujudkan hakim yang
bersih, jujur, dan profesional.

1. Menyiapkan dan merekrut calon


MISI hakim agung, hakim ad hoc di
Mahkamah Agung dan hakim yang
bersih, jujur dan profesional.
2. Menjaga kehormatan dan keluhuran
martabat serta perilaku hakim secara
efektif, transparan, partisipatif dan
akuntabel.
3. Menegakkan Kode Etik dan/atau
Pedoman Perilaku Hakim secara adil,
objektif, transparan, partisipatif dan
akuntabel.
4. Meningkatkan kepercayaan publik
terhadap hakim.
5. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
Komisi Yudisial menjadi lembaga
yang bersih, transparan, partisipatif,
akuntabel dan kompeten.

18
Tujuan
1. Mendapatkan calon hakim agung, hakim ad hoc di Mahkamah
Agung dan hakim di seluruh badan peradilan sesuai kebutuhan dan
standar kelayakan.

2. Mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim.

3. Peningkatan kepatuhan hakim terhadap Kode Etik dan/atau Pedo-


man Perilaku Hakim.

4. Terwujudnya kepercayaan publik terhadap hakim.

5. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Komisi Yudisial yang bersih


dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dasar Hukum
1. Pasal 24B ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo-
nesia Tahun 1945:

Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan


pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran marta-
bat, serta perilaku hakim.

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua


atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung.

3. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Hakim.

4. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua


atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan
Umum.

5. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua


atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama.

6. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua


atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara.

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial.

19
Wewenang
dan Tugas
alam menjalankan wewenang dan tugasnya, menurut Pasal 13 Undang-Undang

D
1.
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2004 tentang Komisi Yudisial, maka Komisi Yudisial mempunyai wewenang:

Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung


kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan;

2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;

3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim bersama-sama dengan


Mahkamah Agung; dan

4. Menjaga dan menegakkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim.

P
asal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial menye-
butkan, dalam melaksanakan wewenang untuk mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapat-
kan persetujuan, Komisi Yudisial mempunyai tugas:

a. Melakukan pendaftaran calon hakim agung;

b. Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung;

c. Menetapkan calon hakim agung; dan

d. Mengajukan calon hakim agung ke DPR.

Pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-


Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, bahwa:

(1) Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim, Komisi Yudisial mempunyai tugas:

a. melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku hakim;

b. menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik


dan/atau Pedoman Perilaku Hakim;

20
c. melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan
pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup;

d. memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau


Pedoman Perilaku Hakim; dan

e. mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang perseorangan,


kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan
keluhuran martabat hakim.

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial juga mempunyai
tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim.

(3) Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Komisi Yudisial dapat
meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyadapan dan
merekam pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau
Pedoman Perilaku Hakim.

(4) Aparat penegak hukum wajib menindaklanjuti permintaan Komisi Yudisial


sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Pelantikan Anggota KY periode 2015-2020

21
22
23
Danang Wijayanto, Ak.,
M.Si.
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : 2 April 1962
Jabatan : Sekretaris Jenderal

T
erpilihnya pria yang akrab disapa Danang
ini sebagai Sekretaris Jenderal Komisi
Yudisial dimaknai sebagai jalan takdir
yang diamanahkan Allah S.W.T. Putra pertama
dari tiga bersaudara ini mengaku selalu
mengingat pelajaran hidup dari kedua orang
tuanya tentang kesederhanaan dan kejujuran
yang membuatnya tumbuh menjadi pribadi apa
adanya. Hal itulah yang menjadi kunci sukses
karirnya.

Selepas meninggalkan SMA Negeri 1


Yogyakarta pada tahun 1980, ia melanjutkan ke
Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) D-III
dan lulus tahun 1983. Karier birokrasi dimulai
tepatnya di tingkat II STAN pada tahun 1982.
Ia diangkat menjadi CPNS pada Sekretariat
Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara Departemen Keuangan RI. Pendidikan
lainnya, Danang menyelesaikan D-IV di STAN pada tahun 1992 sebelum meraih gelar Magister
Ekonomi Pembangunan di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2001.

Setelah PNS pada tahun 1983, pria yang dikenal santun dan kalem ini ditugaskan sebagai Auditor
di perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), seperti di Jawa Timur
dan Irian Jaya. Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Analisa Hasil Pengawasan
dan Pelaporan, Bidang Perencanaan, Analisa dan Evaluasi di Perwakilan BPKP Provinsi D.I.
Yogyakarta (1997-2000), hingga akhirnya pindah ke Komisi Yudisial pada tahun 2006.

Di Komisi Yudisial, Danang mengawali karir sebagai Kepala Bagian Penghargaan di Biro Seleksi
dan Penghargaan. Kemudian pada tahun 2009, ia mendapat promosi untuk menduduki jabatan
eselon II sebagai Kepala Biro Investigasi dan Pengendalian Internal. Sebelum dilantik sebagai
Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial pada 9 Agustus 2013, ia menjabat sebagai Kepala Biro
Perencanaan dan Kepatuhan Internal.

Ayah dari dua puteri ini pernah mengikuti berbagai pelatihan, baik di dalam atau luar negeri,
diantaranya short course “Policy Evaluation Short Course Pittsburg University USA” pada tahun
2001.

24
Sekretariat Jenderal
Komisi Yudisial

K
omisi Yudisial dibantu oleh Sekretariat Jenderal yang dipimpin oleh seorang
Sekretaris Jenderal yang dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil dan mempunyai tugas
memberikan dukungan administratif dan teknis operasional kepada Komisi Yudisial.

Sekretariat Jenderal terdiri dari:

a. Biro Rekrutmen, Advokasi, dan Peningkatan Kapasitas Hakim


Biro ini mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyelenggaraan rekrutmen,
advokasi, peningkatan kapasitas, dan upaya peningkatan kesejahteraan hakim.

b. Biro Pengawasan Perilaku Hakim


Biro ini mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyelenggaraan pemantauan
dan pengawasan terhadap perilaku hakim.

c. Biro Investigasi
Biro ini mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyelenggaraan investigasi
terhadap laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku
Hakim secara tertutup dan penyediaan informasi rekam jejak calon hakim agung
dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung.

d. Biro Perencanaan dan Kepatuhan Internal


Biro ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program
dukungan administratif dan teknis operasional, serta kepatuhan internal di
lingkungan Sekretariat Jenderal.

e. Biro Umum
Biro ini mempunyai tugas melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan,
ketatausahaan, perlengkapan dan kerumahtanggaan di lingkungan Komisi Yudisial,
serta kerja sama dan hubungan antar lembaga.

f. Pusat Analisis dan Layanan Informasi


Pusat Analisis dan Layanan Informasi mempunyai tugas melaksanakan analisis
dalam rangka pelaksanaan penelitian dan kajian terhadap hakim, putusan hakim,
badan peradilan dan kelembagaan Komisi Yudisial, serta pengelolaan data dan
layanan informasi, dan hubungan masyarakat.

25
26
Pimpinan KY bersama Pimpinan MPR

erdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011, Komisi Yudisial dapat

B mengangkat penghubung di daerah sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan


Peraturan Komisi Yudisial Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pembentukan, Susunan
dan Tata Kerja Penghubung Komisi Yudisial di daerah, pembentukan Penghubung Komisi
Yudisial bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menyampaikan
laporan, meningkatkan efektivitas pemantauan persidangan, dan sosialisasi kelembagaan
dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim. Sejak tahun 2013, Komisi Yudisial membentuk Penghubung di beberapa daerah,
yaitu:

1. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Sumatera Utara

Jl. STM Ujung/Atas No. 74 Medan Kelurahan Suka Maju Kecamatan Medan
Johor, Kota Medan
Kode Pos: 20146
Telp/Fax: (061) 7850006
Email: pkysumut@komisiyudisial.go.id

2. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Riau

Jl. Arifin Ahmad Komplek Mega Asri Green Office Blok B-5
Marpoyan Damai, Pekanbaru
Telp/Fax: (0761) 8416710
Email: pkyriau@komisiyudisial.go.id

27
3. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Sumatera Selatan

Jl. Jenderal Sudirman KM 2.5 No. 7490, Palembang


(Depan Kodam II Sriwijaya)
Kode Pos: 30128
Email: pkysumsel@komisiyudisial.go.id

4. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Jawa Tengah

Jl. Pamularsih No. 10 Semarang, Jawa Tengah


Telp: (024) 76432091
Email: pkyjateng@komisiyudisial.go.id

5. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Jawa Timur

Jl. Ngagel Jaya Tengah III/8 Kelurahan Pucang Sewu


Kecamatan Gubeng, Surabaya
Telp: (031) 5015552 Fax: (031) 5025319
Email: pkyjatim@komisiyudisial.go.id

6. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Kalimantan Timur

Jl. Juanda 3 No. 36A RT.02 Air Hitam


Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda
Telp/Fax: (0541) 202744
Email: pkykaltim@komisiyudisial.go.id

7. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Kalimantan Barat

Jl. Irian No.41, Pontianak Selatan


Kalimantan Barat
Telp: (0561) 8102048
Email: pkykalbar@komisiyudisial.go.id

8. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Sulawesi Selatan

Jl. Andi Mappanyuki No. 57


Kelurahan Kunjungmae, Kecamatan Mariso
Kotamadya Makassar, Sulawesi Selatan
Telp/Fax: (0411) 874322
Email: pkysulsel@komisiyudisial.go.id

28
9. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Sulawesi Utara

Jl. 17 Agustus, Teling Atas, Wanea


Kota Manado, Sulawesi Utara
Email: pkysulut@komisiyudisial.go.id

10. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Nusa Tenggara Barat

Jl. Brawijaya No. 25 Cakranegara - Mataram NTB


Telp/Fax: (0370)7507026
Email: pkyntb@komisiyudisial.go.id

11. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Nusa Tenggara Timur

Jl. Sam Ratulangi No.32


Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang NTT
Telp/Fax: (0380) 8439347
Email: pkyntt@komisiyudisial.go.id

12. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Maluku

Jl. Ir. M. Putuhena Kompleks Belakang Balai Diklat Provinsi


Wailela Desa Rumah Tiga Kota Ambon, Maluku
Email: pkymaluku@komisiyudisial.go.id

Konsolidasi Penghubung KY Tahun 2017

29
30
31
32
2.1 Seleksi Calon Hakim yaitu: melakukan pendaftaran calon hakim
Agung dan Hakim ad hoc di agung (CHA), melakukan seleksi terhadap
Mahkamah Agung CHA, menetapkan CHA, dan mengajukan
CHA ke DPR. Komisi Yudisial memiliki
A. Seleksi Calon Hakim Agung waktu paling lama enam bulan untuk
melaksanakan seluruh proses seleksi CHA
esuai amanat Pasal 24B ayat (1)

S Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945), Komisi Yudisial berwenang
ini, terhitung sejak Komisi Yudisial menerima
pemberitahuan mengenai lowongan hakim
agung dari Mahkamah Agung.
untuk mengusulkan pengangkatan hakim Sejak pertama kali diselenggarakan pada
agung. Wewenang tersebut selanjutnya tahun 2006, Komisi Yudisial telah menggelar
diperjelas dalam Pasal 13 huruf a Undang- 16 kali seleksi CHA, yaitu pada tahun 2006,
Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2011 tentang 2007, 2008 (dua kali), 2009, 2010, 2011,
Perubahan atas UU Nomor 22 tentang 2012 (dua kali), 2013 (dua kali), 2014, 2015,
Komisi Yudisial, yaitu Komisi Yudisial 2016, dan 2017 (dua kali, Periode II dimulai
mempunyai wewenang untuk mengusulkan November 2017 dan diperkirakan akan
pengangkatan hakim agung dan hakim ad selesai pada Mei 2018, red).
hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk
mendapatkan persetujuan. Aspek Kualitas dan Integritas

Dalam melaksanakan seleksi hakim Seleksi CHA yang dilakukan oleh Komisi
agung, Komisi Yudisial mempunyai tugas, Yudisial pada dasarnya memiliki prinsip

CHA (Sekarang Semuanya Terpilih Sebagai Hakim Agung) saat mengikuti Fit & Proper Test di DPR tahun 2017

33
Konferensi pers pembukaan seleksi CHA di KY

partisipatif, akuntabel, dan transparan. secara tertutup (identitas peserta dihilangkan


Prinsip partisipatif ditandai dengan sistem dan diganti dengan nomor samaran).
rekrutmen terbuka di mana tidak hanya hakim Sementara dari sisi pemberi nilai dilakukan
karir, tetapi unsur nonkarier dapat diusulkan oleh pihak-pihak yang kompeten.
menjadi CHA. Dalam pelaksanaannya,
KY mengikutsertakan Mahkamah Agung Sementara itu, prinsip transparan diterapkan
sebagai “user”, dan masyarakat sebagai dengan mempublikasikan tata cara seleksi
pihak yang secara aktif akan memberikan yang di dalamnya menjelaskan rangkaian
masukan dan informasi mengenai CHA. proses yang harus dilalui CHA, objek
tes, parameter penilaian, serta tata cara
Prinsip akuntabel diterapkan dalam proses penilaiannya. Peraturan Komisi Yudisial telah
seleksi dengan mengacu pada standar disusun secara sistematis dan transparan.
kompetensi yang telah ditetapkan dalam Selain itu, media massa juga membantu
Peraturan Komisi Yudisial Nomor 2 Tahun menyampaikan hal itu kepada publik.
2016 tentang Seleksi Calon Hakim Agung
yang disusun berdasarkan analisa tugas Dalam hal ini karakteristik dan mental
hakim agung. seseorang perlu diuji mengingat jabatan
hakim agung bukanlah profesi sembarangan.
Bentuk akuntabilitas dari sistem penilaian Hakim adalah ‘wakil Tuhan’ di dunia yang
terlihat dari proses penilaian yang dilakukan memiliki tugas dan fungsi untuk memeriksa,

34
mengadili, dan memutus suatu perkara. yang prima dalam menyelesaikan pekerjaan
Profesi ini dinilai sebagai profesi nomor satu pada jabatan tertentu. Kompetensi mencakup
karena kemuliaannya. pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
dan ciri-ciri kepribadian memungkinkan
Karakteristik personal juga memiliki individu untuk menyelesaikan tugas atau
pengaruh besar terhadap bagaimana aktivitas dalam fungsi atau jabatan tertentu.
seseorang menjalankan dan melaksanakan
tugasnya dengan baik. Orang yang Tahapan Seleksi
memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan belum tentu mau dan Setelah Komisi Yudisial menerima
bermotivasi menyelesaikan tugas dengan pemberitahuan mengenai lowongan hakim
baik. Menyelesaikan tugas dengan baik agung dari Mahkamah Agung, maka Komisi
bagi profesi hakim tidaklah cukup. Karena Yudisial wajib mengumumkan pendaftaran
pekerjaan yang diselesaikan oleh hakim penerimaan CHA selama 15 hari berturut-
harus mengandung keadilan bagi semua turut. Untuk dapat mendaftar, seseorang
pihak. harus memenuhi persyaratan untuk dapat
diangkat sebagai hakim agung sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-
Oleh sebab itu, proses seleksi CHA undangan. Setelah masa penerimaan
yang dilaksanakan oleh Komisi Yudisial usulan ditutup, Komisi Yudisial melakukan
menggabungkan pengetahuan, keterampilan, serangkaian seleksi, meliputi: administrasi,
kemampuan serta karakteristik dan sifat-sifat kualitas, kesehatan dan kepribadian, dan
pribadi yang berkontribusi terhadap kinerja wawancara.

Fit & Proper Test CHA di DPR tahun 2017

35
Dalam seleksi administrasi, Komisi Yudisial tes objektif, pembuatan karya tulis di tempat,
akan melakukan penelitian terhadap studi kasus Kode Etik dan Pedoman Perilaku
persyaratan administrasi CHA dan Hakim (KEPPH), dan studi kasus hukum.
mengumumkan daftar nama calon hakim
agung yang lolos seleksi administrasi paling Untuk seleksi kesehatan dan kepribadian
lama 15 hari sejak ditutupnya pendaftaran dilakukan untuk mengukur dan menilai
CHA. kelayakan kesehatan dan kepribadian CHA.
Seleksi kesehatan dilakukan dilakukan oleh
Sejak hasil seleksi administrasi diumumkan, Tim Dokter dari rumah sakit pemerintah.
Komisi Yudisial kemudian melibatkan Seleksi kepribadian meliputi profile
masyarakat dalam proses penelusuran assessment dan rekam jejak (penerimaan
rekam jejak dan integritas para CHA informasi atau pendapat masyarat, self
tersebut. Masyarakat dapat memberikan assessment, dan investigasi, serta klarifikasi,
berbagai informasi atau pendapat mengenai red).
CHA dalam jangka waktu 30 hari. CHA
yang dinyatakan lolos seleksi administrasi Seleksi terakhir yang dilaksanakan adalah
selanjutnya akan menjalani seleksi kualitas. seleksi wawancara yang dilakukan oleh tim
panel yang beranggotakan Komisi Yudisial,
Tujuannya untuk menilai dan mengukur para pakar, dan negarawan. Seleksi ini
kapasitas keilmuan dan keahlian calon. berfungsi untuk mengetahui visi, misi, dan
Seleksi ini meliputi penilaian karya profesi, komitmen serta program jika terpilih sebagai

Pelaksanaan Seleksi Kualitas Calon Hakim Agung Tahun 2017 di Megamendung Bogor

36
Tes Kesehatan CHA

hakim agung, pemahaman hukum acara Presiden mengenai pengangkatan hakim


dan teori hukum, pemahaman kode etik dan agung ditetapkan dalam jangka waktu paling
pedoman perilaku hakim (KEPPH), wawasan lama 14 hari sejak Presiden menerima nama
pengetahuan peradilan dan perkembangan calon yang diajukan DPR.
hukum, dan klarifikasi lanjutan LHKPN dan
laporan masyarakat. Perubahan Mekanisme

Setelah serangkaian seleksi dilaksanakan, Selama dua belas tahun Komisi Yudisial
dalam jangka waktu paling lambat 15 melaksanakan kewenangannya melakukan
hari terhitung sejak berakhirnya seleksi seleksi CHA, Komisi Yudisial telah
terakhir, Komisi Yudisial berkewajiban untuk melakukan revisi peraturan tentang seleksi
menetapkan dan mengajukan 1 CHA kepada CHA sebanyak 11 kali.
DPR untuk setiap 1 lowongan hakim agung
Komisi Yudisial merasa hal ini perlu
dengan tembusan di-sampaikan kepada
dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap
Presiden.
pelaksanaan seleksi CHA.Evaluasi ini
tentu mempengaruhi mekanisme seleksi
Selanjutnya sesuai Pasal 19 Undang–Undang CHA yang kemudian turut mengalami
Nomor 18 Tahun 2011, DPR menetapkan beberapa kali perubahan sejak pertama kali
CHA untuk diajukan kepada Presiden diselenggarakan.
dalam jangka waktu 30 hari, dan Keputusan

37
Wawancara Terbuka Calon Hakim Agung Tahun 2016

Tabel 1
Perubahan Mekanisme Seleksi CHA Tahun 2006–2017

Tahun Perubahan Mekanisme


2006 – 2008 Seleksi terdiri dari 4 tahap, yaitu: seleksi administrasi;seleksi karya ilmiah
dan kesehatan; seleksi kepribadian; dan seleksi wawancara.

2008 – 2012 Seleksi terdiri dari 3 tahap, yaitu: seleksi administrasi; seleksi kualitas,
kepribadian dan kesehatan; investigasi dan wawancara.

Periode I Seleksi terdiri dari 4 tahap, yaitu seleksi administrasi; seleksi


kualitas;seleksi kesehatan dan kepribadian; dan wawancara.
2013
Periode II Seleksi terdiri dari 4 tahap, yaitu seleksi administrasi; seleksi kualitas;
2013 - 2017 seleksi kesehatan dan kepribadian (dalam tahap ini ada proses penggu-
guran pada seleksi kesehatan, sehingga yang tidak lulus seleksi kesehatan
tidak dapat mengikuti seleksi kepribadian); dan wawancara.

38
Pelaksanaan Seleksi Calon Hakim Agung membuka seleksi CHA Tahun 2007. Pada
seleksi CHA Tahun 2006 jumlah pendaftar
• Tahun 2006 dan 2007 mencapai 130 orang, kemudian pada tahun
2007 jumlah pendaftar seleksi sebanyak 59
Seleksi CHA yang pertama dilaksanakan
orang.
untuk mengisi 6 jabatan hakim agung yang
kosong. Namun seleksi yang pertama Seleksi CHA Tahun 2006 Jumlah CHA Lolos
dilaksanakan oleh Komisi Yudisial ini justru Seleksi Administrasi 88
belum menghasilkan hakim agung, karena Seleksi Kualitas dan 50
Komisi Yudisial dinilai oleh DPR belum Kesehatan
mengusulkan CHA sesuai dengan kuota Seleksi Kepribadian 9
hakim berdasarkan UU Nomor 22 Tahun Seleksi wawancara 6
2004. Terpilih DPR x

Berdasarkan ketentuan tersebut, Komisi


Yudisial wajib mengusulkan 3 orang calon Seleksi CHA Tahun 2007 Jumlah CHA Lolos
untuk satu posisi hakim agung. Untuk 6 posisi Seleksi Administrasi 49
hakim agung yang diminta oleh Mahkamah Seleksi Kualitas dan 47
Agung, Komisi Yudisial seharusnya Kesehatan
menyerahkan 18 nama CHA. Namun, DPR Seleksi Kepribadian 16
kemudian belum melakukan uji kepatutan Seleksi wawancara 12
dan kelayakan untuk memilih hakim agung, Terpilih DPR 6
sehingga Komisi Yudisial kemudian kembali

Wawancara Terbuka Calon Hakim Agung Tahun 2017

39
Pelaksanaan fit and proper test di disampaikan kepada Presiden. Hasilnya,
DPR merupakan gabungan hasil seleksi sebanyak 6 orang terpilih menjadi hakim
tahun 2006 dan 2007, sehingga dari 18 agung.
nama yang diusulkan ke DPR (6 calon dari
tahun 2006 dan 12 calon dari tahun 2007), Seleksi CHA Tahun 2008 Jumlah CHA
terpilihlah 6 orang hakim agung. Periode I Lolos
Seleksi Administrasi 51
• Tahun 2008 Seleksi Kualitas, Kepribadian, 31
dan Kesehatan
Pada tahun 2008 Komisi Yudisial menggelar Investigasi dan Wawancara 18
seleksi CHA untuk mengisi posisi 14 Terpilih oleh DPR 6
hakim agung yang lowong. Komisi Yudisial
melaksanakan seleksi CHA sebanyak dua Pada Periode II Tahun 2008, sebanyak 73
periode di tahun 2008. Tercatat sebanyak orang yang mendaftar seleksi untuk mengisi
72 orang pendaftar yang mengikuti seleksi 8 posisi hakim agung.
CHA Periode I Tahun 2008 untuk mengisi
6 jabatan hakim agung yang lowong di Seleksi CHA Tahun 2008 Jumlah CHA
Mahkamah Agung. Periode II Lolos
Seleksi Administrasi 43
Seleksi Kualitas, Kepribadian, 13
Pada tahap penetapan dan pengusulan, dan Kesehatan
Komisi Yudisial mengajukan 18 nama calon Investigasi dan Wawancara 6
hakim agung ke DPR dengan tembusan Terpilih DPR x

Anggota KY memantau langsung pelaksanaan Assessmen Kepribadian, Kompetensi dan Kesehatan Calon Hakim Ad Hoc Hubungan Industrial

40
Rapat KY dengan Tim Dokter RSPAD Gatot Subroto Terkait Cek Kesehatan Calon Hakim Agung

Sebanyak 6 orang CHA yang lolos ini Setelah melakukan wawancara, Komisi
kemudian diusulkan kepada DPR. Namun uji Yudisial meluluskan 15 orang calon hakim
kepatutan dan kelayakan untuk 6 CHA yang agung yang selanjutnya diajukan ke Komisi
lolos seleksi ini digabungkan dengan hasil III DPR untuk mengikuti uji kepatutan dan
seleksi CHA selanjutnya yang digelar pada kelayakan. Sebanyak 15 orang yang lulus
tahun 2009. seleksi tahun 2009 ini digabungkan dengan
6 orang hasil seleksi Periode II Tahun 2008
• Tahun 2009 untuk mengikuti uji kepatutan dan kelayakan
di DPR. Melalui Komisi III DPR RI kemudian
memutuskan untuk memilih 6 orang hakim
Pada tahun 2009 seleksi CHA kembali digelar agung.
oleh Komisi Yudisial untuk mengisi 8 kursi
hakim agung yang kosong pada Periode II
Tahun 2008. Sebanyak 79 orang pendaftar • Tahun 2010
tercatat pada seleksi CHA tahun 2009.
Seleksi CHA kembali digelar pada tahun 2010
Seleksi CHA Tahun 2009 Jumlah CHA mengingat dari 8 kuota hakim agung yang
Lolos dibutuhkan MA, hanya 6 CHA yang lolos uji
Seleksi Administrasi 63 kepatutan dan kelayakan di DPR Periode II
Seleksi Kualitas, Kepribadian, 35 Tahun 2008. Oleh sebab itu, Komisi Yudisial
dan Kesehatan
melaksanakan seleksi di Tahun 2010 guna
Investigasi dan Wawancara 15
melengkapi 2 jabatan hakim agung yang
Terpilih DPR 6
lowong. Pada seleksi CHA 2010 ini jumlah
pendaftar mengalami penurunan dari seleksi

41
CHA pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu Seleksi CHA Tahun 2011 Jumlah CHA
hanya 53 orang pendaftar. Lolos
Seleksi Administrasi 83
Seleksi Kualitas, Kepribadian, 45
Seleksi CHA Tahun 2010 Jumlah CHA dan Kesehatan
Lolos
Investigasi dan Wawancara 18
Seleksi Administrasi 26
Terpilih oleh DPR 6
Seleksi Kualitas, Kepribadian, 15
dan Kesehatan
Investigasi dan Wawancara 6
Pada seleksi tahap ketiga, Komisi Yudisial
Terpilih oleh DPR 2 menetapkan sebanyak 18 orang CHA yang
berhasil lulus dan diserahkan ke DPR untuk
• Tahun 2011 menjalani uji kelayakan dan kepatutan.

Pada tahun 2011, Mahkamah Agung Pada seleksi tahun ini, DPR tidak meminta
kembali membutuhkan 10 orang tambahan tambahan kuota calon hakim yang seharusnya
hakim agung. Permintaan ini terkait dengan diusulkan oleh Komisi Yudisial berjumlah 30
semakin banyaknya perkara yang masuk orang untuk memenuhi kebutuhan 10 orang
yang mencapai 13.500 perkara (per tahun). hakim agung. Selanjutnya DPR menetapkan
Seleksi pada tahun 2011 ini kemudian diikuti 6 orang hakim agung melalui voting.
oleh 107 orang pendaftar.

Ketua KY membuka secar resmi pelaksanaan Seleksi Kualitas Calon Hakim Agung 2017

42
Ketua Bidang Rekrutmen Hakim bersama tim Assessmen Kepribadian, Kompetensi dan Kesehatan Calon Hakim Ad Hoc Hubungan Industrial

• Tahun 2012 Periode I Seleksi CHA Tahun 2012 Jumlah CHA


Periode I Lolos
Seleksi Administrasi 86
Seleksi CHA Periode I Tahun 2012
Seleksi Kualitas, Kepribadian, 45
diselenggarakan untuk mengisi 5 jabatan dan Kesehatan
hakim agung. Pada seleksi kali ini terdapat Investigasi dan Wawancara 12
111 orang pendaftar. Saat itu ada kebijakan Dipilih DPR x
Mahkamah Agung mempersilakan usulan
CHA juga dapat dilakukan oleh pengadilan
Sebanyak 12 CHA yang lolos seleksi tahap
tinggi.
tiga tidak langsung menjalani tes kelayakan
dan kepatutan di DPR. DPR mengembalikan
Selain itu, Komisi Yudisial juga melakukan 12 CHA usulan Komisi Yudisial, karena
terobosan dengan memberi kesempatan DPR lagi-lagi menilai Komisi Yudisial
kepada hakim yang memenuhi persyaratan tidak memenuhi kuota usulan CHA yang
non karier untuk mendaftar. Namun, seharusnya berjumlah 15 orang untuk
terobosan Komisi Yudisial ini langsung kemudian dipilih 5 orang menjadi hakim
mendapat respon dari Mahkamah Agung agung.
dengan mengeluarkan surat Mahkamah
Agung Nomor 173/KMA/lHK.01/X11/2011
Komisi Yudisial kembali menerima dan akan
tertanggal 30 Desember 2011 yang
menggabungkan 12 CHA yang lolos dengan
mengharuskan hakim yang mendaftarkan
CHA yang lolos pada pelaksanaan seleksi
diri menjadi CHA melalui jalur non karier
CHA pada periode selanjutnya.
harus mengundurkan diri.

43
Konferensi Pers Pengumuman Hasil Seleksi Calon Hakim Agung

• Tahun 2012 Periode II kelayakan terhadap 24 orang CHA. Setelah


melalui uji kelayakan dan kepatutan, DPR
Mengingat usulan Komisi Yudisial dari hasil memilih 8 orang menjadi hakim agung.
Seleksi CHA Periode I Tahun 2012 dinilai
DPR belum memenuhi kuota usulan, maka • Tahun 2013 Periode I
Komisi Yudisial kembali menggelar seleksi
CHA Periode II Tahun 2012. Selain itu Komisi Yudisial kembali membuka
Mahkamah Agung juga kembali meminta 4 pendaftaran seleksi CHA Periode I Tahun
hakim agung. Dalam seleksi kali ini Komisi 2013 untuk menjaring 7 hakim agung yang
Yudisial berhasil menjaring 119 orang diikuti 74 orang pendaftar. Pada seleksi
pendaftar. kali ini Komisi Yudisial juga melakukan
perubahan dalam mekanisme seleksi CHA
Seleksi CHA Tahun 2012 Jumlah CHA sehingga menjadi empat tahapan seleksi.
Periode II Lolos
Seleksi Administrasi 81
Seleksi Kualitas, Kepribadian, 42 Seleksi CHA Tahun 2013 Jumlah CHA
dan Kesehatan Periode I Lolos
Investigasi dan Wawancara 12 Seleksi Administrasi 52
Seleksi Kualitas 35
Dipilih DPR 8
Seleksi Kesehatan dan 23
Kepribadian
Dari 12 CHA tersebut selanjutnya digabung Seleksi wawancara 12
dengan 12 CHA hasil seleksi Periode I Tahun Terpilih oleh DPR 4
2012 sehingga total DPR melakukan uji

44
• Tahun 2013 Periode II dan diserahkan langsung kepada DPR untuk
dilakukan uji kepatutan dan kelayakaan.
Seleksi dilakukan Komisi Yudisial untuk Namun, DPR menolak semua calon hakim
memenuhi kebutuhan kuota hakim agung agung yang diajukan oleh Komisi Yudisial
di Mahkamah Agung yang belum terpenuhi tersebut.
dari seleksi sebelumnya. Tercatat hanya
ada 50 pendaftar. • Tahun 2014

Seleksi CHA Tahun 2013 Periode Jumlah CHA Seleksi CHA Tahun 2014 dilaksanakan
II Lolos
untuk mengisi kekosongan 10 hakim agung.
Seleksi Administrasi 42
Adapun komposisi seleksi terdiri dari: 2 hakim
Seleksi Kualitas 24
agung Kamar Agama, 3 hakim agung Kamar
Seleksi Kesehatan 14
Perdata, 3 hakim agung Kamar TUN, dan 2
Seleksi Kepribadian 6
hakim agung Kamar Pidana. Dalam seleksi ini
Seleksi Wawancara 3
mulai diterapkan sistem kamarisasi dengan
Disetujui oleh DPR 0 tujuan untuk menjaga konsistensi putusan,
meningkatkan profesionalisme hakim serta
Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi mempercepat proses penanganan perkara
Nomor 27-PUU/XI/2013, Komisi Yudisial di Mahkamah Agung. Sebanyak 72 orang
menetapkan dan mengajukan 1 CHA kepada calon diusulkan untuk mengikuti seleksi ini.
DPR untuk setiap 1 lowongan hakim agung
dengan tembusan disampaikan kepada Komisi Yudisial mengusulkan 5 CHA
Presiden. Komisi Yudisial menetapkan 3 CHA tersebut kepada DPR untuk mendapatkan

KY Gelar Seleksi Kualitas Calon Hakim Ad hoc Hubungan Industrial Mahkamah Agung

45
persetujuan dan selanjutnya diangkat oleh hakim agung Kamar Tata Usaha Negara, dan
Presiden menjadi hakim agung. Namun 2 hakim agung Kamar Pidana, dan 1 hakim
hanya 4 CHA yang disetujui oleh DPR dan agung Kamar Militer.Tercatat sebanyak 92
berasal dari jalur karier. calon yang diusulkan.

Seleksi CHA Tahun 2014 Jumlah CHA Seleksi CHA Tahun 2015 Jumlah CHA
Lolos Lolos
Seleksi Administrasi 64 Seleksi Administrasi 86
Seleksi Kualitas 30 Seleksi Kualitas 36
Seleksi Kesehatan 26 Seleksi Kesehatan 32
Seleksi Kepribadian 11 Seleksi Kepribadian 18
Seleksi Wawancara 5 Seleksi Wawancara 6
Disetujui oleh DPR 4 Disetujui oleh DPR 6

• Tahun 2015 Komisi Yudisial mengusulkan 6 CHA dengan


komposisi: di Kamar Pidana 2 orang, Kamar
Seleksi CHA Tahun 2015 diselenggarakan Perdata 2 orang, Kamar Agama 1 orang, dan
untuk mengisi kekosongan jabatan hakim Kamar Militer 1 orang kepada DPR untuk
agung dan kekurangan hasil seleksi Tahun mendapatkan persetujuan dan selanjutnya
2014 sejumlah 8 hakim agung. Adapun diangkat oleh Presiden menjadi hakim
komposisinya, yaitu 1 hakim agung Kamar agung. DPR kemudian meluluskan seluruh
Agama, 2 hakim agung Kamar Perdata, 2 CHA yang diusulkan oleh Komisi Yudisial.

KY menerima pendaftaran Calon Hakim Agung

46
Pembukaan Assessmen Kepribadian, Kompetensi dan Kesehatan Calon Hakim Ad Hoc Hubungan Industrial

• Tahun 2016 • Tahun 2017 Periode I

Pelaksanaan seleksi CHA 2016 dilaksanakan Seleksi CHA 2017 dilaksanakan untuk
untuk mengisi kekosongan jabatan hakim mengisi kekosongan 6 jabatan hakim agung
agung sejumlah 8 hakim agung dengan yang terdiri dari 1 hakim agung Kamar
komposisi 1 hakim agung Kamar Pidana, 4 Pidana, 2 hakim agung Kamar Perdata,
hakim agung Kamar Perdata, 1 hakim agung 1 hakim agung Kamar Agama, 1 hakim
Kamar Agama, 1 hakim agung Kamar Tata agung Kamar Tata Usaha Negara, dan 1
Usaha Negara, dan 1 hakim agung Kamar hakim agung Kamar Militer. Komisi Yudisial
Militer. Komisi Yudisial mencatat jumlah mencatat sebanyak 88 calon yang diusulkan,
pendaftar mencapai 95 orang. terdiri dari 50 dari jalur karier dan 38 dari
jalur non karier.
Komisi Yudisial mengusulkan 5 CHA dengan
komposisi 3 orang di Kamar Perdata, 1 orang Seleksi CHA Tahun 2017 Jumlah CHA
Lolos
di Kamar Agama, dan 1 orang di Kamar
Seleksi Administrasi 82
Militer kepada DPR untuk mendapatkan
Seleksi Kualitas 29
persetujuan dan selanjutnya diangkat oleh
Seleksi Kesehatan dan 14
Presiden menjadi hakim agung. DPR lalu Kepribadian
menyetujui tiga nama yang diajukan Komisi Seleksi Wawancara 5
Yudisial. Disetujui oleh DPR 5

Seleksi CHA Tahun 2016 Jumlah CHA


Lolos Komisi Yudisial kemudian hanya meluluskan
Seleksi Administrasi 86 5 CHA yang dianggap memenuhi syarat dan
Seleksi Kualitas 39 diusulkan kepada DPR. Hasil uji kelayakan
Seleksi Kesehatan dan 15 dan kepatutan di DPR kemudian menyetujui
Kepribadian seluruh CHA usulan Komisi Yudisial hasil
Seleksi Wawancara 5 seleksi CHA 2017.
Disetujui oleh DPR 3

47
• Tahun 2017 Periode II Kamar Pidana, 2 hakim agung Kamar Militer
dan 1 hakim agung Kamar Tata Usaha Negara
Pada November 2017, Komisi Yudisial yang memiliki keahlian hukum perpajakan.
kembali mencari 6 CHA untuk mengisi 2 Hingga tulisan ini diturunkan, proses
hakim agung Kamar Perdata, 1 hakim agung penerimaan usulan masih berlangsung.

Tabel 2
Hakim Agung Hasil seleksi Calon Hakim Agung 2006 - 2017

No NAMA HAKIM AGUNG TERPILIH Latar Belakang Tahun


1 Prof. Dr. Komariah E. Sapardjaja, S.H. Non Karier 2006
2 H.M. Hatta Ali, S.H., M.H. Karier 2006
3 Prof. Dr. Abdul Gani Abdullah, S.H. Non Karier 2006
4 Dr. H. Mohammad Saleh, S.H., M.H. Karier 2007
5 Moh. Zaharuddin Utama, S.H. Karier 2007
6 Drs. H. Mukhtar Zamzami, S.H., M.H. Karier 2007
7 Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.M. Non Karier 2008 Periode I
8 Syamsul Maarif, S.H., LL.M., Ph.D. Non Karier 2008 Periode I
9 Dr. H. Andi Abu Ayyub Saleh, S.H., M.H. Non Karier 2008 Periode I
10 Djafni Djamal, S.H. Karier 2008 Periode I
11 Suwardi, S.H. Karier 2008 Periode I
12 Mahdi Soroinda Nasution, S.H. M.Hum. Karier 2008 Periode I
13 H. Yulius, S.H. Karier 2008 Periode II
14 Soltoni Mohdally, S.H., M.H. Karier 2009
15 Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum. Karier 2009
16 H. Achmad Yamanie, S.H., M.H. Karier 2009
17 Dr. Salman Luthan, S.H., M.H. Non Karier 2009
18 Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum Non Karier 2009
19 Sri Murwahyuni, S.H., M.H. Karier 2010
20 Dr. Sofyan Sitompul, S.H., M.H. Non Karier 2010
21 Suhadi, S.H., M.H. Karier 2011
22 Dr. H. Andi Samsan Nganro, S.H., M.H. Karier 2011
23 Prof. Dr. Topane Gayus Lumbuun, S.H., M.H. Non Karier 2011
Dr.Drs. H. Dudu Duswara Machmudin, S.H.,
24 Non Karier 2011
M.Hum
25 Dr. H.M. Hary Djatmiko, S.H., M.S. Non Karier 2011
26 Dr. Nurul Elmiyah, S.H., M.H. Non Karier 2011

48
27 Mayjen. TNI Drs. Burhan Dahlan, S.H., M.H. Karier 2012 Periode II
28 Desnayeti M., S.H., M.H. Karier 2012 Periode I
29 Dr. H. M. Syarifuddin, S.H., M.H. Karier 2012 Periode I
30 I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H. Karier 2012 Periode II
31 Dr. Irfan Fachruddin, S.H.,C.N. Karier 2012 Periode II
32 H. Margono, S.H., M.Hum., M.M. Karier 2012 Periode I
33 Dr. Yakup Ginting, S.H., CN., M.Kn. Karier 2012 Periode I
34 H. Hamdi, S.H., M.Hum. Karier 2012 Periode II
35 H. Eddy Army, S.H.,M.H Karier 2013 Periode I
36 Maruap Dohmatiga Pasaribu, S.H.,M.Hum. Karier 2013 Periode I
37 Sumardijatmo, S.H.,M.H Karier 2013 Periode I
38 Zahrul Rabain, S.H.,M.H. Karier 2013 Periode I
39 Dr. Amran Suadi, S.H.,M.H.,M.M. Karier 2014
40 Dr. Purwosusilo, S.H.,M.H. Karier 2014
41 Sudrajat Dimyati, S.H.,M.H. Karier 2014
42 Is Sudaryono, S.H., M.H. Karier 2014
43 H. Suhardjono, S.H., M.H. Karier 2015
44 Dr. H. Wahidin, S.H., M.H. Karier 2015
45 Dr. H. Sunarto, S.H., M.H. Karier 2015
46 Maria Anna Samiyati, S.H., M.H. Karier 2015
47 Dr. H. A. Mukti Arto, S.H., M.Hum. Karier 2015
48 Yosran, S.H., M.Hum Karier 2015
49 Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M. Non Karier 2016
50 H. Panji Widagdo, S.H., M.H. Karier 2016
51 Dr. H. Edi Riadi, S.H., M.H. Karier 2016
52 Dr. Gazalba Saleh, S.H., M.H. Non Karier 2017
Dr. Drs. Muhammad Yunus Wahab, S.H.,
53 Karier 2017
M.H.
54 Dr. Yasardin, S.H., M.H. Karier 2017
55 Dr. H. Yodi Martono Wahyunadi, S.H., M.H. Karier 2017
56 Kol. CHK. Hidayat Manao, S.H., M.H. Karier 2017

49
DPR memiliki peran yang cukup penting alasan usulan CHA yang diberikan oleh Komisi
dalam proses pemilihan hakim agung Yudisial tidak memenuhi kuota sebagaimana
sejak tahun 2006. Bagaimana tidak, peran diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2004.
DPR adalah memberikan uji kepatutan dan Ketentuan tersebut menyebutkan Komisi
kelayakan sebelum nama-nama para calon Yudisial wajib mengusulkan 3 orang calon
hakim agung disetujui dan ditetapkan oleh untuk satu posisi hakim agung untuk disetujui
Presiden. Kendati demikian tidak jarang oleh DPR.
DPR menolak calon-calon yang diusulkan
oleh Komisi Yudisial. Bahkan pada Seleksi Penolakan ini tentu menjadikan Komisi
CHA Tahun 2013 Periode II semua calon Yudisial harus bekerja ekstra dan kembali
yang diusulkan oleh Komisi Yudisial ditolak menggelontorkan anggaran untuk
seluruhnya oleh DPR. penyelenggaraan seleksi. Selain itu kondisi
ini diduga sebagai salah satu penyebab
DPR juga pernah menolak untuk melakukan menurunnya jumlah pendaftar seleksi calon
uji kepatutan dan kelayakan CHA dengan hakim agung dari tahun ke tahun.

Penyerahan soal jawaban oleh Ketua Bidang Rekrutmen Hakim kepada Panitia Seleksi Kualitas Calon Hakim Agung Tahun 2017

50
Sosialisasi dan Penjaringan Calon Hakim Agung dan Calon Hakim Ad Hoc di MA

Tabel 3
Hasil Seleksi Calon Hakim Agung 2006 -2017

Tahun Kebutuhan MA Jumlah Pendaftar Usulan KY Diloloskan DPR


2006 6 130 6 x
2007 6 59 12 6
2008 Periode I 14 72 18 6
2008 Periode II 8 73 6 x
2009 8 79 15 6
2010 2 53 6 2
2011 10 107 18 6
2012 Periode I 5 111 12 x
2012 Periode II 9 119 12 8
2013 Periode I 6 74 12 4
2013 Periode II 2 50 3 0
2014 10 72 5 4
2015 8 92 6 6
2016 8 95 5 3
2017 6 82 5 5

x : DPR menolak untuk melakukan uji kepatutan dan kelayakan karena jumlah CHA yang diusulkan Komisi
Yudisial dianggap tidak memenuhi kuota, sehingga uji kepatutan dan kelayakan pada seleksi kala itu digabung
dengan hasil seleksi CHA selanjutnya.

51
Dalam komunikasi dengan DPR, Komisi meliput dan memberitakan proses seleksi
Yudisial harus dapat meyakinkan bahwa calon hakim agung, dari pengumuman
calon hakim agung yang sudah lolos pembukaan usulan hingga persetujuan DPR.
seleksi oleh Komisi Yudisial adalah sosok-
sosok terbaik yang seharusnya dapat Sesungguhnya ada banyak warna dalam
dipertanggungjawabkan kualitas serta proses seleksi calon hakim agung yang
integritasnya. menarik untuk diliput oleh media, tanpa
mengesampingkan isu utama yaitu proses
Media Massa yang Mengawal seleksinya. Media memang harus memantau
proses seleksi CHA, mengingat proses
Seleksi hakim agung seharusnya menjadi isu seleksi ini akan menentukan sosok yang
yang sangat menarik, mengingat posisi dan duduk di puncak tertinggi badan peradilan
jabatan hakim agung adalah posisi tertinggi di Indonesia, seorang hakim agung. Isu
dalam badan peradilan di Indonesia. Proses proses seleksi calon hakim agung memang
seleksi calon hakim agung sendiri juga dinilai harus diakui bukalah isu yang “seksi” untuk
menjadi potret kondisi peradilan tertinggi diangkat sebagai berita utama. Namun yang
Indonesia di masa depan, mengingat hampir harus diingat, tidak berarti isu ini menjadi
seluruh perkara hukum di Indonesia akan tidak penting untuk diangkat.
berujung pada para hakim agung ini.
Media harus menjadi “watch dogs” dalam
Meskipun proses seleksi calon hakim agung ini proses seleksi hakim agung ini, mengingat
terbilang sangat penting, namun tampaknya mata dan telinga awak media yang terkadang
sebagian media massa melihatnya hanya lebih tajam dan jeli dibandingkan para
sebagai satu rutinitas yang dilakukan oleh penegak hukum. Mata dan telinga media
Komisi Yudisial dalam menjalankan tugas, harus tajam memantau proses seleksi calon
fungsi, dan kewenangannya. Kondisi ini hakim agung, mengingat proses ini rentan
dapat dilihat dari bagaimana pola media dengan intervensi yang bersifat politis,

Suasana pelaksanaan Assessmen Kepribadian, Kompetensi dan Kesehatan Calon Hakim Ad Hoc Hubungan Industrial

52
Rapat Pleno Pemilihan CHA di DPR

terutama ketika memasuki tahap persetujuan Hakim ad hoc Tipikor


oleh DPR.
Pelaksanaan seleksi hakim ad hoc Tipikor di
B. Seleksi Hakim ad hoc di Mahkamah Mahkamah Agung Tahun 2016 dilaksanakan
Agung untuk mengisi kekosongan 3 orang hakim
ad hoc. Komisi Yudisial mencatat jumlah
Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 18
pendaftar seleksi ini mencapai 53 orang.
tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 22 tahun 2004 tentang
Komisi Yudisial, Komisi Yudisial mempunyai Seleksi hakim ad hoc Tipikor di MA Jumlah
Tahun 2016 calon
kewenangan baru untuk melakukan seleksi Lolos
hakim ad hoc di Mahkamah Agung. Sejak Seleksi Administrasi 42
awal kewenangan ini diberikan, Komisi Seleksi Kualitas 10
Yudisial baru mulai melaksanakan pada Seleksi Kesehatan dan Kepribadian 4
tahun 2016. Seleksi Wawancara 2
Disetujui oleh DPR x
Masa jabatan hakim ad hoc bersifat periodik
lima tahunan, namun kewenangan dari Komisi Yudisial menetapkan 2 calon
hakim ad hoc hampir sama dengan hakim hakim ad hoc Tipikor di Mahkamah Agung
agung dalam kaitannya memutus perkara. dan diserahkan langsung kepada DPR untuk
Hal itu menjadikan calon hakim ad hoc dilakukan uji kepatutan dan kelayakaan.
menjalani serangkaian seleksi yang identik Namun, DPR menolak semua calon yang
dengan seleksi CHA. Seleksi itu meliputi: diajukan oleh Komisi Yudisial tersebut.
administrasi, kualitas, kesehatan dan
kepribadian, dan wawancara.
Hakim ad hoc Hubungan Industrial
• Tahun 2016
Pelaksanaan seleksi hakim ad hoc Hubungan

53
Industrial di Mahkamah Agung Tahun kelayakaan. Namun, DPR menolak semua
2016 dilaksanakan setelah dilakukan rapat calon yang diajukan oleh Komisi Yudisial
trilateral antara Komisi Yudisial, Mahkamah tersebut.
Agung, dan Kementerian Ketenagakerjaan
yang menghasilkan kesepakatan bahwa • Tahun 2017
24 orang calon hakim ad hoc Hubungan
Industrial di Mahkamah Agung hasil Pelaksanaan seleksi hakim ad hoc
rekrutmen Kementerian Ketenagakerjaan Hubungan Industrial di Mahkamah Agung
diserahkan kepada Komisi Yudisial untuk Tahun 2017 dilaksanakan untuk mengisi
mengikuti seleksi berikutnya, yaitu kualitas, kekosongan 8 orang hakim ad hoc yang
kesehatan dan kepribadian, dan wawancara terdiri dari 4 orang hakim ad hoc dari unsur
Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan 4 orang
Seleksi hakim ad hoc Hubungan Jumlah dari unsur Asosiasi Pengusaha Indonesia
Industrial di MA Tahun 2016 calon (Apindo). Komisi Yudisial mencatat jumlah
Lolos
pendaftar seleksi ini mencapai 75 orang.
Seleksi Administrasi 63
Seleksi Kualitas 13
Seleksi Kesehatan dan Kepribadian 5 Seleksi hakim ad hoc Hubungan Jumlah
Industrial di MA Tahun 2017 calon
Seleksi Wawancara 2 Lolos
Disetujui oleh DPR x Seleksi Administrasi 63
Seleksi Kualitas 27
Komisi Yudisial menetapkan 2 calon hakim
ad hoc Hubungan Industrial di Mahkamah
Hingga tulisan ini diturunkan, Komisi Yudisial
Agung dan diserahkan langsung kepada
masih melaksanakan seleksi Tahap III
DPR untuk dilakukan uji kepatutan dan
kesehatan dan kepribadian.

Ketua Bidang Rekrutmen Hakim usai Konferensi Pers Pengumuman Hasil Seleksi Kualitas CHA 2017

54
Ruang pengaduan bagi pelapor di KY

2.2 Pengawasan Perilaku Hakim c. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan


investigasi terhadap laporan dugaan
pelanggaran Kode Etik dan/atau
eformasi melahirkan Komisi Yudisial

R sebagai lembaga yang berwenang


untuk menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta d.
Pedoman Perilaku Hakim secara
tertutup;

Memutuskan benar tidaknya laporan


perilaku hakim. Sesuai Pasal 20 ayat (1) dugaan pelanggaran Kode Etik dan/
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 atau Pedoman Perilaku Hakim; dan
tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi e. Mengambil langkah hukum dan/
Yudisial, salah satu tugas yang melekat pada atau langkah lain terhadap orang
lembaga ini adalah pengawasan hakim. perseorangan, kelompok orang, atau
badan hukum yang merendahkan
Berdasarkan itu, Komisi Yudisial memiliki kehormatan dan keluhuran martabat
tugas: Hakim.

a. Melakukan pemantauan dan A. Pengawasan Perilaku Hakim


pengawasan terhadap perilaku hakim; Sebagai pengawas eksternal, Komisi
b. Menerima laporan dari masyarakat Yudisial bersama pengawas internal
berkaitan dengan pelanggaran Kode kehakiman, Badan Pengawasan Mahkamah
Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim; Agung, menyelaraskan pelaksanaan fungsi
pengawasan tersebut melalui beberapa

55
peraturan bersama. Salah satunya, 2. Mencantumkan identitas Pelapor,
keputusan bersama Mahkamah Agung meliputi: nama, alamat dan nomor
Republik Indonesia dan Komisi Yudisial telepon yang bisa dihubungi.
Republik Indonesia Nomor 047/KMA/SKB/
IV/2009-02/SKB/P.KY/IV/2009 tentang Kode 3. Mencantumkan identitas penerima
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH). kuasa (apabila menggunakan kuasa),
Selain itu, terdapat pula beberapa peraturan meliputi: nama, alamat, pekerjaan dan
bersama, seperti: Peraturan Bersama nomor telepon yang bisa dihubungi.
tentang Panduan Penegakan Kode Etik
4. Mencantumkan identitas terlapor,
dan Pedoman Perilaku Hakim; Peraturan
meliputi: nama, jabatan, instansi dan /
Bersama tentang Tata Cara Pemeriksaan
atau nomor perkara jika terkait dengan
Bersama; dan Peraturan Bersama tentang
putusan.
Tata Cara Pembentukan, Tata Kerja, dan
Tata Cara Pengambilan Keputusan Majelis 5. Memuat pokok laporan, berisi hal
Kehormatan Hakim yang disusun tahun penting / pokok pikiran yang akan
2012. dipelajari, diteliti/ditelaah oleh Komisi
Yudisial.
Tata Cara Laporan Masyarakat
6. Kronologis / Kasus Posisi, ditulis
secara jelas dan singkat tentang
1. Laporan ditulis dalam bahasa persoalan yang terjadi.
Indonesia ditujukan kepada Ketua
Komisi Yudisial. 7. Hal yang dimohonkan untuk dilakukan
oleh Komisi Yudisial.

Konpers Kinerja KY Terkait Pelaporan Masyarakat Semester l Tahun 2017

56
Konpers Kinerja KY Terkait Pelaporan Masyarakat Semester l Tahun 2017

8. Lampiran laporan (kelengkapan data): dilaporkan (mengikuti


tingkat peradilan, seperti
a. Bukti Formal tingkat pertama, banding,
kasasi dan PK)
• Fotokopi identitas Pelapor
yang masih berlaku (KTP/ • Video, audio visual,
SIM/Paspor) rekaman persidangan
(apabila ada)
• Khusus Advokat
melampirkan Fotokopi KTA • Foto, kliping Koran (apabila
(Kartu Tanda Advokat) yang ada)
masih berlaku
• keterangan saksi secara
• Surat kuasa khusus untuk tertulis di atas kertas
menyampaikan laporan ke bermaterai, minimal 2 (dua)
Komisi Yudisial (khusus orang saksi (apabila ada).
yang menggunakan kuasa)
9. Terkait dengan laporan mengenai
b. Bukti pendukung materiil data eksekusi harus memuat dan
dan/atau fakta yang menguatkan melampirkan:
laporan mengenai dugaan
Pelanggaran Kode Etik dan • Alasan penundaan, penghentian
Pedoman Perilaku Hakim, antara atau pembatalan eksekusi
lain: • Fotokopi salinan resmi putusan
• Fotokopi Salinan resmi terkait dengan eksekusi
putusan / penetapan yang • Fotokopi surat permohonan

57
eksekusi (bagi pelapornya 10. Laporan ditandatangani oleh Pelapor
pemohon eksekusi) atau kuasanya.

• Fotokopi surat penetapan Pelaksanaan Pengawasan Perilaku Hakim


eksekusi
Sejak berdiri tahun 2005, Komisi Yudisial
• Fotokopi surat teguran terus memperoleh kepercayaan masyarakat
(aanmaning) sebagai lembaga pengawasan hakim.
Sepanjang tahun 2005-2017, Komisi Yudisial
• Fotokopi berita acara
telah menerima 16.372 laporan masyarakat
pelaksanaan eksekusi
dan 14.170 surat tembusan.
• Fotokopi berita acara sita
eksekusi.

Tabel 1
Rekapitulasi Laporan Masyarakat dan Tembusan Tahun 2005–2017

Jumlah Surat
No Tahun
Laporan tembusan
1 2005 388 0
2 2006 485 0
3 2007 497 0
4 2008 649 0
5 2009 860 0
6 2010 1452 1642
7 2011 1717 1622
8 2012 1470 1779
9 2013 2244 1928
10 2014 1964 2003
11 2015 1491 1751
12 2016 1682 1899
13 2017 1473 1546

58
Diagram 1
Rekapitulasi Laporan Masyarakat dan Tembusan
Tahun 2005–2017

KY Datang ke Daerah Untuk Mengingatkan Kembali Hakim Akan Nilai-Nilai KEPPH

59
Komisi Yudisial berupaya meningkatkan memenuhi syarat administrasi dan substansi,
perbaikan sistem penanganan laporan sesuai maka dapat dilakukan registrasi.
prinsip transparansi dan akuntabilitas. Salah
satunya melalui Peraturan Komisi Yudisial RI Setelah diregistrasi, Komisi Yudisial
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penanganan akan melakukan proses penanganan
Laporan Masyarakat. Bagaimana proses lanjutan dengan melakukan penanganan
penanganannya? Laporan yang masuk analisis laporan berupa anotasi untuk
akan diverifikasi kelengkapan persyaratan menelaah dan mengidentifikasi terkait
untuk dapat diregister. Hanya laporan yang dugaan pelanggaran KEPPH.

Tabel 2
Jumlah Laporan yang Diregistrasi
Tahun 2005-2017

Jumlah Laporan Yang


No Tahun
Diregistrasi
1 2005 382
2 2006 481
3 2007 228
4 2008 330
5 2009 380
6 2010 757
7 2011 847
8 2012 577
9 2013 709
10 2014 545
11 2015 361
12 2016 416
13 2017 411

60
Diagram 2
Jumlah Laporan yang Diregistrasi
Tahun 2005-2017

Jika ada laporan yang terindikasi ditindaklanjuti atau tidak dapat ditindaklanjuti.
pelanggaran KEPPH, maka akan dilakukan Proses ini pun dilakukan secara tertutup dan
pemeriksaan terhadap pelapor, saksi, dan/ bersifat rahasia.
atau ahli. Tujuannya, untuk memperoleh
bukti-bukti yang menguatkan laporan Laporan yang putusannya dapat
tersebut dapat ditindaklanjuti atau tidak ditindaklanjuti karena terdapat dugaan
dapat ditindaklanjuti oleh Komisi Yudisial. pelanggaran KEPPH, maka akan dilakukan
Hasil analisis dan/atau pemeriksaan pelapor pemeriksaan atau permintaan klarifikasi
dan saksi dituangkan dalam bentuk Laporan kepada hakim terlapor. Hasil pemeriksaan
Penanganan Pendahuluan (LPP) yang akan atau klarifikasi hakim terlapor dituangkan
dibawa ke Sidang Panel. dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP). Sebaliknya, apabila Sidang Panel
Proses ini dilakukan secara tertutup dan memutuskan laporan tersebut tidak dapat
bersifat rahasia.Sidang Panel merupakan ditindaklanjuti karena tidak terdapat dugaan
forum pengambilan keputusan oleh tiga pelanggaran KEPPH, maka penanganan
Anggota Komisi Yudisial untuk memutuskan laporan masyarakat dianggap berakhir.
apakah laporan masyarakat itu dapat

61
Tabel 3
Pemeriksaan Hakim, Pelapor dan Saksi
Tahun 2005-2017

Terperiksa
Tahun Jumlah
Hakim Pelapor dan saksi
2005 30 6 36
2006 56 27 83
2007 10 64 74
2008 36 71 107
2009 96 137 233
2010 153 147 300
2011 77 206 283
2012 160 322 482
2013 252 432 684
2014 148 522 670
2015 115 407 522
2016 93 477 570
2017 50 427 477
Jumlah

62
Sementara untuk memutus laporan Sementara apabila di dalam Sidang Pleno
masyarakat terbukti melanggar KEPPH atau hakim terlapor tidak terbukti melakukan
tidak, maka dilakukan melalui Sidang Pleno. pelanggaran KEPPH, maka Komisi Yudisial
Sidang ini merupakan forum pengambilan membuat surat pemberitahuan tidak terbukti
keputusan Komisi Yudisial untuk memutus kepada pelapor dan memulihkan nama
laporan masyarakat terbukti melanggar baik hakim terlapor. Pemulihan nama baik
KEPPH atau tidak terbukti. Sidang Pleno ini dilakukan melalui surat pemberitahuan
dilakukan oleh tujuh orang atau paling hasil akhir penanganan laporan yang
sedikit lima orang Anggota Komisi Yudisial. disampaikan kepada hakim terlapor dengan
Sidang Pleno dilakukan secara tertutup dan tembusan kepada atasan hakim terlapor
bersifat rahasia. Hasil Sidang Pleno tersebut secara berjenjang.
tertuang dalam Putusan Sidang Pleno.
Usul Penjatuhan Sanksi
Apabila di dalam Sidang Pleno hakim
terlapor terbukti melakukan pelanggaran Pasal 22D ayat (1) UU Nomor 18 Tahun
KEPPH, Komisi Yudisial mengusulkan 2011 menyebutkan, Komisi Yudisial
penjatuhan sanksi terhadap hakim yang menyampaikan usul penjatuhan sanksi
diduga melakukan pelanggaran kepada kepada Mahkamah Agung terhadap hakim
Mahkamah Agung, sebagaimana diatur terlapor yang melanggar KEPPH. Sanksi
dalam UU Nomor 18 Tahun 2011 tentang tersebut berupa:
Perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 2004
tentang Komisi Yudisial. a. Sanksi ringan yang terdiri atas:
teguran lisan; teguran tertulis;
atau pernyataan tidak puas secara
tertulis.

Workshop peningkatan pemehaman masyarakat terhadap dugaan pelanggaran KEPPH oleh hakim di Mataram

63
Workshop peningkatan pemahaman masyarakat terhadap dugaan pelanggaran KEPPH oleh hakim di Semarang

b. Sanksi sedang yang terdiri atas: diberikan wewenang untuk memberikan


penundaan kenaikan gaji berkala sanksi yang bersifat final dan mengikat,
paling lama 1 (satu tahun); sehingga Mahkamah Agung yang dapat
penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali menindaklanjuti rekomendasi tersebut.
kenaikan gaji berkala paling lama 1 Mahkamah Agung menjatuhkan sanksi
(satu tahun); penundaan kenaikan terhadap hakim terlapor yang melakukan
pangkat paling lama 1 (satu) tahun; pelanggaran KEPPH yang diusulkan oleh
atau hakim nonpalu paling lama 6 Komisi Yudisial dalam waktu paling lama 60
(enam) bulan. (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal
usulan diterima.
c. Sanksi berat terdiri atas:
pembebasan dari jabatan struktural; Usulan penjatuhan sanksi tersebut berlaku
hakim nonpalu lebih dari 6 (enam) secara otomatis dan wajib dilaksanakan oleh
bulan sampai dengan 2 (dua) Mahkamah Agung, dengan syarat, pertama
tahun; pemberhentian sementara; jika tidak terjadi perbedaan pendapat antara
pemberhentian tetap dengan hak Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung
pensiun; atau pemberhentian tetap mengenai usulan Komisi Yudisial tentang
tidak dengan hormat. penjatuhan sanksi, dan kedua, Mahkamah
Agung belum menjatuhkan sanksi dalam
Dalam sisi pengawasan, sanksi yang jangka waktu 60 (enam puluh) hari, sesuai
diberikan Komisi Yudisial memang hanya dengan Pasal 22D ayat (3) UU Komisi
sebatas rekomendasi. Komisi Yudisial tidak Yudisial.

64
Apabila terjadi perbedaan pendapat antara benar, maka berlaku secara otomatis dan
Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung wajib dilaksanakan oleh Mahkamah Agung.
mengenai usulan sanksi Komisi Yudisial
berupa sanksi ringan, sedang, dan berat, Kendati secara formal dan yuridis usul
selain usul pemberhentian tetap dengan penjatuhan sanksi Komisi Yudisial berlaku
hak pensiun dan pemberhentian tetap “otomatis”, tetapi dalam kenyataannya
tidak dengan hormat, maka dilakukan respons Mahkamah Agung terhadap usul
pemeriksaan bersama antara Komisi Yudisial tersebut seringkali berbeda. Respons
dan Mahkamah Agung terhadap hakim yang tersebut dalam perkembangan terakhir
bersangkutan. ini setidaknya terbagi dalam: usul sanksi
tersebut diterima atau ditindaklanjuti,
Apabila Mahkamah Agung dan Komisi usul sanksi diterima tetapi tidak dapat
Yudisial dalam jangka waktu 60 (enam ditindaklanjuti karena menyangkut teknis
puluh) hari tidak mencapai kata sepakat yudisial, dan usul tersebut akan dibahas
usul sanksi tersebut, maka usulan Komisi oleh Tim Penghubung Mahkamah Agung
Yudisial sepanjang memenuhi ketentuan dan Komisi Yudisial
prosedur pemeriksaan/klarifikasi secara

Tabel 4
Usul Penjatuhan Sanksi
Tahun 2005- 2017

Tahun
No Jenis Hukuman Jumlah
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sesudah UU Nomor 22 tahun 2004
1 Teguran tertulis 6 5 1 0 7 45 8 72
Pemberhentian
2 2 5 7 1 6 16 7 44
sementara
3 Pemberhentian 0 0 1 1 3 12 1 18
Jumlah 8 10 9 2 16 73 16 134
Sesudah UU Nomor 18 tahun 2011 (Perubahan UU Nomor 22 tahun 2004)
Tahun
No Jenis Hukuman Jumlah
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Sanksi Ringan 19 59 96 79 57 39 349
2 Sanksi Sedang 3 3 22 29 19 14 90
3 Sanksi berat 5 9 13 8 11 5 51
Jumlah 27 71 131 116 87 58 490

65
Diagram 3
Usul Penjatuhan Sanksi
Tahun 2005-2017

66
Pelaksanaan Sidang Majelis Kehormatan Hakim oleh Komisi Yudisial bersama Mahkamah Agung

Sidang Majelis Kehormatan Hakim KEPPH. MKH terdiri atas 4 (empat) orang
Anggota Komisi Yudisial dan 3 (tiga) orang
Sidang Majelis Kehormatan Hakim (MKH) hakim agung. Komposisi keanggotaan
merupakan forum pembelaan diri bagi tersebut bersifat ad hoc atau kasus per
hakim yang berdasarkan hasil pemeriksaan kasus (bersifat tidak tetap).
dinyatakan terbukti melanggar ketentuan
sebagaimana diatur dalam peraturan Sebagai forum pembelaan diri, majelis
perundang-undangan, serta diusulkan untuk dalam sidang MKH akan memulihkan hak
dijatuhi sanksi berat berupa pemberhentian. dan nama baik hakim terlapor apabila
Dengan kata lain, MKH sebagai forum pelanggaran dimaksudkan tidak terbukti.
menguji bukti hakim terlapor terhadap Sebaliknya, dalam hal pembelaan diri hakim
dugaan pelanggaran KEPPH sebelum terlapor tidak diterima, maka Mahkamah
dijatuhi sanksi berat berupa pemberhentian Agung wajib melaksanakan keputusan MKH
dari jabatan hakim. dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal diucapkan keputusan
MKH dibentuk oleh Mahkamah Agung dan MKH, sesuai dengan Pasal 22F ayat (5) UU
Komisi Yudisial yang bertugas memeriksa Komisi Yudisial
dan memutus adanya dugaan pelanggaran

67
Tabel 5
Pelaksanaan Sidang Majelis Kehormatan Hakim
Tahun 2009-Desember 2017

No. Penetapan Hakim Asal Tanggal Jenis Pelanggaran


No Jenis Putusan
Sidang MKH Terlapor Rekomendasi Putusan
Penyuapan Diberhentikan
01/MKH/IX/2009 29 September (gratifikasi) dan dengan tidak
1 SD MA
2009 memainkan hormat
putusan
Penyuapan Hakim Non palu
14 Desember (gratifikasi) dan 2 (dua) tahun
2 02/MKH/XI/2009 AS KY
2009 memainkan dimutasikan ke
putusan PT Banda Aceh
Penyuapan Hakim Non palu
(gratifikasi) dan 20 (dua puluh)
14 Desember
3 03/MKH/XI/2009 AKS KY memainkan bulan dan di-
2009
putusan mutasikan ke PT
Kupang
Penyuapan Hakim non palu
(gratifikasi) dan 2 (dua) tahun
memainkan dan dmutasikan
23 Februari putusan ke PT Palangka-
4 01/MKH/I/2010 ER MA
2010 raya dan di-
tunda kenaikan
pangkat selama
1 (satu) tahun
Tidak jadi Indisipliner Tidak jadi disi-
disidangkan dangkan karena
5 02/MKH/I/2010 AK MA karena men- mengundurkan
gundurkan diri
diri
Memainkan Diberhentikan
putusan (menan- dengan tidak
03/MKH/I/2010 16 Februari
6 RB KY gani perkara hormat dari
2010
yang berhubun- jabatan hakim
gan kekeluagaan)
Penyuapan Diberhentikan
04/MKHMN/ 15 November (gratifikasi) dan dengan tidak
7 MA MA
IV/2010 2010 memainkan hormat dari
putusan jabatan hakim
Tidak Aktif Diberhentikan
15 November dengan tidak
8 05/MKH/X/201 AF MA
2010 hormat dari
jabatan hakim
Penyuapan Diberhentikan
2 Desember (gratifikasi) dan dengan tidak
9 06/MKH/XI/2010 RMM KY
2010 memainkan hormat dari
putusan jabatan hakim
Penyuapan Hakim Non Palu
(gratifikasi) dan 2 (dua) tahun
10 01/MKH/IV/2011 ED KY 24 Mei 2011
memainkan dan dimutasi ke
putusan PT Jambi
Perselingkuhan Diberhentikan
22 November dengan hormat
11 02/MKH/XI/2011 DS MA
2011 dari jabatan
hakim

68
Penyuapan Diberhentikan
22 November (gratifikasi) dan dengan hormat
12 03/MKH/XI/2011 DD KY
2011 memainkan dari jabatan
putusan hakim
Penyuapan Disiplin ringan
(gratifikasi) dan berupa te-
memainkan guran tertulis
putusan dengan akibat
hukumannya
6 Dember
13 04/MKH/XI/2011 JP MA dikurangi tun-
2010
jangan kinerja
sebesar 75 (tujuh
puluh lima) %
selama 3 (tiga)
bulan
Penyuapan Hakim non palu
(gratifikasi) dan 1 (satu) tahun
14 05/MKH/XII/2011 HP KY 4 Januari 2012
memainkan dan dimutasikan
putusan
Perselingkuhan Diberhentikan
dengan hormat
15 01/MKH/II/2012 ABD MA 6 Maret 2012
dari jabatan
hakim
Penyuapan Diberhentikan
(gratifikasi) dan dengan tidak
16 02/MKH/VII/2012 PS KY 10 Juli 2012
memainkan hormat dari
putusan jabatan hakim
Penyuapan Hakim non palu
(gratifikasi) dan 2 (dua) tahun
17 03/MKH/VII/2012 ABS KY 10 Juli 2012
memainkan dan dimutasikan
putusan ke PT Semarang
Manipulasi Putu- Diberhentikan
san Kasasi dengan tidak
11 Desember
18 04/MKH/XII/2012 AY MA hormat dari
2012
jabatan hakim
agung
Perselingkuhan Hakim non palu
14 Februari 2 (dua) tahun
19 01/MKH/II/2013 ADA KY
2013 dan dimutasikan
ke PT Medan
Penerimaan uang Hakim Non palu
20 02/MKH/II/2013 NH KY 6 Maret 2013
Rp. 25 juta 2 (dua) tahun
Penerimaan uang Pemberhentian
21 03/MKH/II/2013 ASN MA 3 Juli 2013 (Kasus Kartini tetap dengan
Marpaung) tidak hormat
Perselingkuhan Pemberhentian
tetap dengan
22 04/MKH/II/2013 AS KY 3 Juli 2013
hormat dengan
hak pensiun
Perselingkuhan Pemberhentian
05/MKH/X/2013 6 November tetap dengan
23 VN MA
2013 hormat dengan
hak pensiun
Mengkonsumsi Pemberhentian
06/MKH/X/2013 Narkoba tetap dengan
6 November
24 RLT KY hormat dengan
2013
hak pensiun

69
Perselingkuhan Hakim non palu
7 November selama 1 (satu)
25 07/MKH/X/2013 SMOS KY
2013 dan perjudian tahun

Penerimaan uang Hakim non


sebesar Rp. 20 palu selama 6
26 01/MKH/II/2014
25 Februari juta (enam) bulan
PJZ KY
2014 dan tidak
menerima
tunjangan

27 Mengkonsumsi Pemberhentian
02/MKH/II/2014 ELS MA 4 Maret 2014 Narkoba tetap dengan
hak pensiun
Perselingkuhan Pemberhentian
28 03/MKH/II/2014 MS MA 4 Maret 2014 tetap dengan
hak pensiun
Perselingkuhan Pemberhentian
27 Februari
29 04/MKH/II/2014 PSL KY tetap dengan
2014
hak pensiun
Perselingkuhan Hakim non
(Digerebek) palu selama 2
25 Februari
30 05/MKH/II/2014 MRL MA (dua) tahun dan
2014
tidak menerima
tunjangan
Perselingkuhan Pemberhentian
tetap tidak
31 06/MKH/II/2014 RC MA 12 Maret 2014 dengan hormat
dari jabatan
hakim
Perselingkuhan Pemberhentian
32 07/MKH/II/2014 JMN MA 5 Maret 2014 tetap dengan
hak pensiun
Penerimaan Pemberhentian
33 08/MKH/II/2014 PR MA 5 Maret 2014 gratifikasi terkait tetap dengan
bansos Bandung hak pensiun
Penerimaan uang Hakim non Palu
dan bertemu selama 6 (enam)
dengan para bulan dan
12 Agustus pihak tidak diberikan
34 09/MKH/VIII/2014 BS KY
2014 tunjangan
sebagai
hakim selama
menjalani sanksi
Indisipliner / Pemberhentian
18 September
35 10/MKH/VIII/2014 JEI KY Mangkir Kerja tetap tidak
2014
dengan hormat
Indisipliner / Pemberhentian
Mangkir Kerja tidak dengan
11 September
36 11/MKH/VIII/2014 IGN MA hormat sebagai
2014
hakim dan
sebagai PNS
Indisipliner / Hakim Non Palu
09 September
37 12/MKH/VIII/2014 PN MA Mangkir Kerja selama 5 (lima)
2014
bulan
Perselingkuhan Pemberhentian
10 September
38 13/MKH/VIII/2014 NS MA dan gratifikasi tetap dengan
2014
hak pensiun

70
Upaya Pemberhentian
10 Februari
39 01/MKH/I/2015 KAJ KY Penyuapan tetap tidak
2015
dengan hormat
Pinjam Uang Sanksi sedang
11 Februari Hakim Non Palu
40 02/MKH/II/2015 RH KY
2015 selama 3 (tiga)
bulan
Mengkonsumsi Pemberhentian
41 03/MKH/IV/2015 HFAD KY 19 Mei 2015 Narkoba tetap dengan
hak pensiun
Perselingkuhan Pemberhentian
42 04/MKH/IV/2015 TH KY 20 Mei 2015 tetap dengan
hak pensiun
Pemalsuan
Dokumen
Non Palu selama
43 05/MKH/IV/2015 SM KY 21 Mei 2015 Pernikahan dan
13 bulan
bertemu pihak
yang berperkara
Pelecehan Hakim Non Palu
18 November
44 06/MKH/IX/2015 EF KY Seksual selama 7 (tujuh)
2015
bulan
Penerimaan Pemberhentian
45 06/MKH/III/2016 F KY 13 April 2016
Uang dengan hormat
13 Desember Perselingkuhan Pemberhentian
46 02/MKH/XII/2016 ED KY
2016 dengan hormat
28 Februari Penerimaan Pemberhentian
47 03/MKH/XII/2016 PN KY
2017 Uang dengan hormat
17 Oktober Perselingkuhan Pemberhentian
48 01/MKH/X/2017 AR KY
2017 dengan hormat
19 Desember Perselingkuhan Pemberhentian
49 02/MKH/XII/2017 EP KY
2017 dengan hormat

Pelaksanaan Sidang Majelis Kehormatan Hakim oleh Komisi Yudisial bersama Mahkamah Agung

71
Wakil Ketua KY Saat Mewakili KY di Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi

Jenis Perkara di Sidang MKH Tahun Tahun 2011. Pemantauan persidangan oleh
2009-2017 Komisi Yudisial dapat berdasarkan laporan
dari masyarakat ataupun inisiatif Komisi
1 Penyuapan/Gratifikasi 22 Yudisial yang diperoleh dari informasi media
2 Perselingkuhan-Pelecehan Seksual 17 dan/atau analisis terhadap suatu perkara.
3 Disiplin-Profesional 5
4 Manipulasi Putusan Kasasi 1 Pemantauan dilakukan terhadap proses
5 Narkoba 3 persidangan sekaligus perilaku majelis hakim
6 Pemalsuan Dokumen 1 terkait perkara yang sedang ditangani. Titik
49 berat pengawalan persidangan adalah pada
perilaku hakim sebagai objek yang diawasi.
B. Pemantauan Persidangan Fokus atau objek pemantauan yang sering
dilakukan Komisi Yudisial adalah proses
Maraknya perkara di pengadilan yang menarik persidangan. Pemantauan ini dapat disebut
perhatian publik seperti persidangan Basuki sebagai upaya pencegahan agar hakim tidak
Tjahaya Purnama (Ahok), Buni Yani, dan memiliki celah untuk melakukan pelanggaran
Setya Novanto atau kasus lainnya menuntut KEPPH terhadap proses persidangan.
peran Komisi Yudisial. Publik seringkali
meminta peran Komisi Yudisial dalam proses Desember 2010 - Desember 2011
persidangan tersebut berupa pemantauan
persidangan. Tugas Komisi Yudisial dalam Komisi Yudisial menerima permohonan
melakukan pemantauan dan pengawasan pemantauan dari masyarakat sebanyak 89
terhadap perilaku hakim termaktub dalam permohonan, terdiri dari 31 permohonan
Pasal 20 ayat (1) huruf a UU Nomor 18 telah ditindaklanjuti dengan pemantauan

72
dan 58 laporan tidak dapat dilakukan Yudisial; dan 43 permohonan dilakukan
pemantauan. penanganan lain selain pemantauan seperti
disurati ke instansi lain, panel, anotasi
Tahun 2012 maupun investigasi.

Komisi Yudisial menerima permohonan Tahun 2014


pemantauan dari masyarakat sebanyak 201
permohonan, terdiri dari 92 permohonan Komisi Yudisial menerima 379 permohonan
telah ditindaklanjuti dengan pemantauan dengan rincian permohonan adalah
dan 109 laporan tidak dapat dilakukan 272 permohonan tidak dapat dilakukan
pemantauan. pemantauan; 72 permohonan dapat
dilakukan pemantauan; dan 35 permohonan
Tahun 2013 yang dalam proses pendalaman analisis
pemantauan.
Komisi Yudisial telah memproses 355
permohonan pemantauan dari masyarakat Januari–Oktober 2015
dan 24 perkara berdasarkan inisiatif Komisi
Yudisial atas dugaan terjadinya pelanggaran Komisi Yudisial telah menerima 261
KEPPH. Adapun rinciannya adalah permohonan dengan rincian permohonan
267 permohonan tidak dapat dilakukan 173 permohonan tidak dapat dilakukan
pemantauan; 45 permohonan telah ditindak pemantauan dan 71 permohonan dapat
lanjuti dengan pemantauan; 24 pemantauan dilakukan pemantauan dan 17 masih dalam
yang dilakukan berdasarkan inisiatif Komisi proses analisis dan pembahasan.

KY menerima audiensi elemen masyarakat terkait dugaan pelanggaran KEPPH

73
KY menerima pengaduan masyarakat terkait dugaan pelanggaran KEPPH

Tahun 2016 Adapun klasifikasi permohonan pemantauan


Komisi Yudisial menerima permohonan persidangan yang masuk ke Komisi Yudisial
pemantauan dari masyarakat sebanyak 379 jika berdasarkan provinsi maka hampir di
permohonan, terdiri dari 94 permohonan setiap provinsi ada pengajuan permohonan
telah ditindaklanjuti dengan pemantauan pemantauan persidangan dengan pengajuan
dan 285 laporan tidak dapat dilakukan permohonan pemantauan berdasarkan
pemantauan. jumlah peringkat terbanyak:

1. DKI Jakarta;
Tahun 2017

Pada periode Januari-Desember 2017, 2. Jawa Timur;


Komisi Yudisial menerima 408 permohonan
pemantauan dengan rincian 349 3. Jawa Barat;
permohonan dari masyarakat dan 69 inisiatif
Komisi Yudisial. Permohonan pemantauan
4. Jawa Tengah dan
berdasarkan jenis perkara adalah perdata,
pidana biasa, tindak pidana korupsi, tata
usaha negara, dan praperadilan. Sementara 5. Riau.
itu permohonan pemantauan yang masuk
juga meminta Komisi Yudisial untuk Hasil tindak lanjut permohonan pemantauan
memantau di beberapa tingkat pengadilan dapat dibagi menjadi tiga status yaitu:
walaupun tidak semua dapat untuk dilakukan tidak dapat dilakukan pemantauan (159
pemantauan. permohonan), dilakukan pemantauan (179

74
permohonan), dan sisanya masih dalam C. Investigasi
proses analisis dan pembahasan untuk
bisa dilakukan pemantauan ataupun tidak Sejak Undang-Undang Nomor 18 Tahun
dilakukan pemantauan. 2011 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang
Komisi Yudisial disahkan, gagasan tentang
Tidak dapat dilakukan pemantauan ada
pentingnya investigasi mulai digagas.
beberapa alasan yang mendasarinya, yaitu:
Investigasi dilakukan untuk membuktikan
penyimpangan perilaku hakim dan melihat
1. Yang disampaikan pemohon perjalanan karir dan rekam jejak calon hakim
dalam suratnya bukan agung.
kewenangan Komisi Yudisial;

2. Yang disampaikan pemohon Pasal 20 ayat (1) huruf c Undang-Undang


adalah substansi perkara yang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi
merupakan kewenangan hakim Yudisial menyebutkan, dalam rangka
yang tidak bisa dicampuri Komisi menjaga dan menegakkan kehormatan,
Yudisial; keluhuran martabat, serta perilaku hakim,
Komisi Yudisial mempunyai tugas:
3. Perkara yang dimohonkan untuk
dipantau sudah putus, dan
a. melakukan pemantauan dan
4. Tidak ada dugaan awal pengawasan terhadap perilaku
pelanggaran KEPPH. hakim;

Ruangan Pengaduan sebagai tempat penerimaan laporan masyarakat

75
Suasana persidangan disalah satu Pengadilan

b. menerima laporan dari (jejaring) perlu tetap dijaga. Kerjasama


masyarakat berkaitan dengan dengan instansi penegak hukum lainnya
pelanggaran Kode Etik dan/atau seperti KPK, Kepolisian dan Kejaksaan
Pedoman Perilaku Hakim; perlu dibangun. Sinergi semua unsur-unsur
di atas setidaknya dapat mengurangi dan
c. melakukan verifikasi, klarifikasi, membongkar modus-modus penyimpangan
dan investigasi terhadap laporan perilaku hakim.
dugaan pelanggaran Kode Etik
dan/atau Pedoman Perilaku Mengingat keberadaan Komisi Yudisial yang
Hakim secara tertutup. berada di ibukota negara serta keterbatasan
sumber daya manusia yang ada, maka
Pasca revisi UU Komisi Yudisial, secara Komisi Yudisial mengambil langkah-langkah
yuridis, tugas-tugas investigasi tidak lagi strategis dengan membuat konsep jejaring
sebatas membantu teknis administratif, yang melibatkan elemen-elemen masyarakat
tetapi masuk lingkup operasional. Namun sipil (civil society), terdiri dari perguruan
tidak mudah melaksanakan amanat undang- tinggi, organisasi masyarakat dan lembaga
undang tersebut, apalagi dituntut untuk swadaya masyarakat dalam membantu
dapat membuktikan dan mengungkap pelaksanaan pemantauan dan investigasi
penyimpangan-penyimpangan perilaku perilaku hakim.
hakim (praktik mafia peradilan).
Sejak tahun 2006 konsepsi tentang jejaring
Kemampuan SDM yang mumpuni serta investigasi sudah mulai diperkenalkan.
ditunjang dengan infrastruktur yang memadai Berlangsungnya kemitraan dengan
menjadi prasyarat utama yang harus lembaga-lembaga ini diawali dengan
dipenuhi agar investigasi dapat berjalan nota kesepahaman (Memorandum of
dengan baik. Kerjasama dengan civil society Understanding/MoU).

76
2.3 SDM, Advokasi, dimanfaatkan dalam pengajuan
Hukum, Penelitian dan kebutuhan formasi CPNS.
Pengembangan
4. Penyusunan kamus dan standar
A. Pengelolaan SDM kompetensi jabatan.

5. Pengembangan SDM melalui

P
engelolaan sumber daya manusia pengiriman pegawai ke lembaga
(SDM) di Komisi Yudisial telah penyedia jasa pendidikan
mengadopsi aturan dan kebijakan dan pelatihan sesuai dengan
yang ditetapkan oleh pemerintah melalui kebutuhan pengembangan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara kompetensi.
dan Reformasi Birokrasi. Hal-hal yang telah
dilakukan: 6. Penyusunan kelas jabatan
berdasarkan hasil evaluasi
1. Rekrutmen calon pegawai negeri jabatan sebagai dasar pemberian
sipil secara online yang akurat tunjangan kinerja.
dan akuntabel. 1. Seleksi Pegawai dan Pejabat
2. Seleksi calon pejabat struktural Struktural
yang dilakukan secara terbuka.
SDM Komisi Yudisial sejak Agustus 2005
3. Analisis jabatan dan analisis sampai saat ini telah mengalami perubahan.
beban kerja yang hasilnya

Pelantikan Eselon IV, III, dan II di lingkungan KY

77
Tes Wawancara CPNS KY 2017

Salah satunya karena Undang-Undang Namun penataan tersebut tidak langsung


Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Baru
atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 pada awal tahun 2013, setelah melakukan
tentang Komisi Yudisial, Peraturan Presiden seleksi calon pejabat struktural yang
Nomor 68 Tahun 2012 tentang Sekretariat kompetitif dan objektif dengan menggunakan
Jenderal Komisi Yudisial, dan Peraturan metode tes penulisan makalah di tempat,
Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Nomor assessment kompetensi dan wawancara,
04 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata maka dari 50 jabatan struktural yang ada, 48
Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial. jabatan kemudian terisi.
Hal itu menjadikan struktur organisasi dari 5
unit eselon II menjadi 6 unit eselon II. Pada Januari 2014 dilakukan rotasi jabatan
dan pengukuhan pejabat pelaksana tugas
• Seleksi Pejabat Struktural dari jabatan pelaksana yang telah memenuhi
syarat administrasi untuk diangkat dalam
Dengan adanya penambahan unit eselon jabatan struktural.
II, III, dan IV serta perubahan nomenklatur
unit organisasi sesuai dengan Peraturan
Sementara pengangkatan dalam jabatan
Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Nomor
struktural pada Maret 2014 dilaksanakan
04 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
dalam rangka mengisi kekosongan 3 jabatan
Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi
struktural. Ketiga pejabat tersebut terpilih
Yudisial, maka dilakukan pemindahan atau
berdasarkan seleksi yang dilaksanakan
penempatan pegawai sesuai dengan struktur
pada Desember 2014.
Sekretariat Jenderal yang baru.

78
Tahun 2016, Sekretariat Jenderal Komisi Sama dan Hubungan Antar
Yudisial mengadakan 3 kali seleksi terbuka, Lembaga, dan Kepala Subbagian
yaitu: Perbendaharaan pada Biro
Umum. Ketiganya resmi dilantik
1. Seleksi terbuka untuk 3 jabatan oleh Sekretaris Jenderal Komisi
Administrator, yaitu Kepala Yudisial pada 12 Oktober 2016.
Bagian Analisis, Produksi, 3. Oktober 2016, seleksi terbuka
dan Dokumentasi pada Biro untuk mengisi 3 jabatan
Investigasi; Kepala Bagian Pimpinan Tinggi Pratama, yaitu
Pemantauan Perilaku Hakim Kepala Biro Umum, Kepala Biro
dan Kepala Bagian Persidangan Pengawasan Perilaku Hakim,
dan Pemeriksaan pada Biro dan Kepala Biro Rekrutmen,
Pengawasan Perilaku Hakim. Advokasi, dan Peningkatan
Ketiganya resmi dilantik oleh Kapasitas Hakim. Seleksi calon
Sekretaris Jenderal Komisi pejabat struktural dilaksanakan
Yudisial pada 13 April 2016. dengan sistem seleksi terbuka
2. Pada Agustus 2016, kembali dengan mengirimkan surat
diadakan seleksi terbuka untuk permohonan kandidat kepada
3 jabatan Pengawas, yaitu Mahkamah Agung, Kejaksaan
Kepala Subbagian Peningkatan Agung, Komnas HAM, dan
Kapasitas Hakim pada Biro instansi lainnya yang memiliki
Rekrutmen, Advokasi, dan keterkaitan kompetensi dengan
Peningkatan Kapasitas Hakim; jabatan yang akan diisi.
Kepala Subbagian Kerja

Choacing Pejabat Struktural KY PP Manajemen 2015

79
Seleksi Pejabat Struktural Eselon III di Lingkungan Sekretariat Jenderal KY

Hasil dari seleksi terbuka untuk Jabatan • Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil
Pimpinan Tinggi Pratama menghasilkan
2 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, yaitu Pada tahun 2013, Sekretariat Jenderal Komisi
Kepala Biro Pengawasan Perilaku Hakim Yudisial mendapatkan alokasi tambahan
dan Kepala Biro Rekrutmen, Advokasi, dan CPNS sebanyak 49 formasi. Dari 49 formasi
Peningkatan Kapasitas Hakim yang resmi tersebut, 1 diantaranya adalah formasi
dilantik oleh Sekretaris Jenderal Komisi khusus putra/putri Papua, dan 2 formasi
Yudisial pada 31 Januari 2017. dapat dilamar oleh penyandang disabilitas
cacat kaki. Proses pengadaan CPNS
Tahun 2017 kembali diadakan seleksi dimulai dengan melakukan pengumuman
terbuka untuk 2 jabatan Pengawas, yaitu pada website Komisi Yudisial maupun papan
Kepala Subbagian Kepegawaian pada Biro pengumuman di lingkungan Komisi Yudisial.
Umum dan Kepala Subbagian Pemeriksaan Selanjutnya pendaftaran peserta dilakukan
II pada Biro Pengawasan Perilaku Hakim. secara online dan dibuka sejak tanggal 9-23
Keduanya pada 30 Maret 2017 resmi dilantik September 2013, sementara Tes Kompetensi
oleh Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial. Dasar melalui sistem Computer Assissted
Test (CAT) pada tanggal 5-8 Oktober 2013.
Di samping mengisi kekosongan
jabatan struktural, Komisi Yudisial juga Dari 781 peserta yang mengikuti Tes
mengupayakan pengisian jabatan fungsional Kompetensi Dasar (TKD), sebanyak 144
untuk meningkatkan efektifitas masing- peserta berhak mengikuti Tahap I Tes
masing unit kerja yang telah terbentuk. Kompetensi Bidang (TKB), yaitu assesment
psikologis. Selanjutnya terpilih 84 peserta
yang termasuk dalam kategori “Dapat

80
Disarankan” dan “Masih Dapat Disarankan” asesmen psikologis lanjutan, tes kemampuan
untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu substantif dan wawancara. Dari 13 formasi
wawancara. Dari 84 peserta, hanya 81 dari pelamar umum yang dibuka, hanya 8
peserta yang hadir dalam tahap wawancara. formasi CPNS yang terisi. Namun pada awal
tahun 2015, Sekretariat Jenderal Komisi
Dari hasil integrasi nilai TKD dan TKB dari Yudisial kembali mendapatkan 1 CPNS dari
pelamar umum yang disampaikan Menteri formasi khusus Putra/Putri Terbaik. Dengan
PANRB, hanya didapat 39 CPNS formasi demikian jumlah keseluruhan CPNS pada
umum yang memenuhi kriteria dan 1 formasi tahun 2015 adalah 9 orang.
khusus Putra-Putri Papua yang pelaksanaan
seleksinya dilakukan langsung oleh Pada tahun 2017, Sekretariat Jenderal
Kementerian PANRB dan Unit Percepatan Komisi Yudisial mendapatkan alokasi
Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi tambahan CPNS sebanyak 33 formasi.
Papua Barat (UP4B). Tahapan seleksi CPNS kali ini terdiri dari:
seleksi administrasi; seleksi kompetensi
Tahun 2014, sesuai kebijakan pengadaan dasar (SKD) menggunakan computer
CPNS Nasional, rekrutmen CPNS Sekretariat assisted test (CAT) dengan bobot 40%;
Jenderal Komisi Yudisial dilakukan secara dan seleksi kompetensi bidang (SKB) 60%
online melalui portal panselnas.menpan. yang terdiri dari psikotes bobot 50% dengan
go.id yang terhubung dengan situs sscn. ketentuan apabila hasil rekomendasi tidak
bkn.go.id. Tidak banyak perubahan dalam disarankan/tidak dipertimbangkan maka
metode seleksi yang dilakukan. Seleksi pelamar dinyatakan gugur dan tidak dapat
diawali dengan TKD melalui computer mengikuti wawancara. Untuk wawancara
assisted system (CAT), TKB yang terdiri atas dengan bobot 50 %.

Seleksi CPNS 2017

81
Total peserta yang melamar melalui https:// memenuhi standar kelulusan sesuai dengan
sscn.bkn.go.id sebanyak 1853 pelamar, dari formula 40% SKD dan 60% SKB.
jumlah tersebut hanya 433 pelamar yang
dinyatakan lolos seleksi administrasi dan 2. Pemindahan Pegawai
berhak untuk mengikuti SKD pada 23 Oktober
2017. Kemudian sebanyak 93 pelamar Pada Oktober 2012, pasca perubahan
dinyatakan berhak mengikuti SKB psikotest Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi
pada 1-2 November 2017. Selanjutnya Yudisial tentang Struktur Organisasi dan
terpilih 34 pelamar yang memenuhi kriteria Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi
“Disarankan” dan “Dipertimbangkan” untuk Yudisial sebanyak 133 pegawai menerima
mengikuti SKB wawancara pada 20-21 keputusan pemindahan sehubungan dengan
November 2017. perubahan nomenklatur unit kerja maupun
pengisian SDM pada unit kerja baru.
Penetapan kelulusan dilakukan setelah
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial Pada September 2014, dilakukan
menyampaikan hasil SKD dan SKB ke pemindahan pegawai dalam rangka
Panselnas CPNS. Berdasarkan Surat pengembangan dan optimalisasi kinerja,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara yaitu sebanyak 16 pegawai dirotasi ke unit
dan Reformasi Birokrasi Selaku Ketua Tim kerja baru. Pada Oktober 2017 dilakukan
Pengarah Panselnas Nomor: B/651/S. pemindahan pegawai dalam rangka
SM.01.00/2017 tanggal 27 November 2017 pengembangan dan optimalisasi kinerja
perihal Penyampaian Hasil Integrasi SKD Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal
dan SKB Pengadaan CPNS Tahun 2017, Komisi Yudisial, yaitu sebanyak 32 pegawai
maka diperoleh 28 orang peserta yang dirotasi antar unit Eselon II.

Buka Bersama Anak Yatim

82
Tabel 1
Data Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial (per 30 November
2017)

BERDASARKAN STATUS BERDASARKAN BERDASARKAN


KEPEGAWAIAN JENIS KELAMIN PENDIDIKAN
UNIT KERJA
LAIN-
PNS PPNPN POLISI L P DIII S1 S2 S3
LAIN
SEKRETARIAT
1 1 1
JENDERAL
Biro Rekrutmen,
Advokasi, dan
30 12 18 1 2 23 4
Peningkatan
Kapasitas Hakim
Biro Pengawasan
51 1 29 23 1 3 40 8
Perilaku Hakim
Biro Investigasi 25 1 2 17 11 1 1 23 3
Biro Perencanaan
dan Kepatuhan 19 10 9 1 12 6
Internal
Biro Umum 48 10 33 25 5 15 34 4
Pusat Analisis
dan Layanan 24 2 14 12 2 6 16 2
Informasi
Tenaga
Pengawalan dan 2 2 2
Pengamanan
Tenaga Ahli 12 12 8 2 2
Penghubung 45 29 16 32 13
JUMLAH 198 71 4 159 114 10 28 190 43 2

3. Pelatihan dan Pengembangan Tahun 2016, Sekretariat Jenderal Komisi


Pegawai Yudisial membuat sebuah mini forum dengan
sebutan Rebusan (Rabu Serius tapi Santai)
Kegiatan peningkatan kapasitas pegawai yang digunakan untuk berbagi pengetahuan
dilakukan dalam bentuk bimbingan dan antar individu. Konsep ini dikenal juga
pelatihan baik secara swakelola maupun sebagai Knowledge Sharing (KS). Fokus
melalui pengiriman pegawai ke lembaga utama knowledge sharing ialah masing-
penyedia jasa pelatihan. Namun, kegiatan masing individu yaitu mampu menjelaskan,
pengembangan pegawai di Komisi Yudisial mengkodekan dan mengkomunikasikan
tidak hanya terbatas pada pelatihan pengetahuan kepada orang lain, kelompok,
kompetensi teknis maupun pelatihan jabatan. dan khususnya kepada organisasi.
Tahun 2011 dan 2012 Komisi Yudisial
melaksanakan capacity building yang berisi
Pada Tahun 2017, selain melakukan
kegiatan-kegiatan outbound serta diskusi
pengiriman peserta diklat ke lembaga
antara pimpinan dan pegawai.

83
Suasana Sharing Knowledge yang dilakukan KY melalui acara Rebusan

penyelenggara diklat dalam negeri yang 4. Penyusunan Perangkat Pengelolaan


memiliki kompetensi sesuai dengan SDM
kebutuhan, Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial pun mengirimkan 7 peserta diklat • Analisis Jabatan dan Analisis Beban
International Law Course (ILC) 2017 di Kuala Kerja
Lumpur, Malaysia pada 20 -26 September
Tahun 2009, ketika proses reformasi
2017.
birokrasi Komisi Yudisial mulai digagas,
dilakukan penyusunan dokumen Analisis
Mulai OktoberTahun 2017, Sekretariat Jenderal Jabatan. Pada Oktober 2011, dilakukan
Komisi Yudisial mengimplementasikan analisis terhadap 90 jabatan yang terdiri
Employee Assistance Program (EAP). dari 38 jabatan struktural dan 52 jabatan
Program ini merupakan pendekatan yang fungsional umum di lingkungan Sekretariat
dilakukan untuk membantu peningkatan Jenderal Komisi Yudisial.
kualitas pegawai dengan memberikan
bantuan dan dukungan dalam mengatasi
Analisis jabatan tersebut dilakukan tidak
persoalan pribadi maupun permasalahan
hanya sebatas memenuhi tuntutan reformasi
yang berasal dari tempat kerja.
birokrasi yang dicanangkan pemerintah,
tetapi juga sebagai salah satu persyaratan
Program tersebut dijadwalkan 1 kali di tiap untuk mengajukan kebutuhan formasi
minggu, dan sambutan pegawai cukup baik, kepada Menteri PANRB.
dengan titik ukur jadwal konseling yang
selalu terisi penuh dari pertama kali program
Pada tahun 2013, kembali dilakukan
ini diperkenalkan.
penyempurnaan analisis jabatan

84
menyesuaikan dengan struktur organisasi tersebut. Hasil analisis beban kerja kemudian
baru berdasarkan Peraturan Sekretaris disampaikan kepada Menteri PANRB
Jenderal Komisi Yudisial Nomor 4 Tahun pada Januari 2013 untuk mendapatkan
2012. persetujuan prinsip pengisian formasi.
Namun saat itu Sekretariat Jenderal Komisi
Pada proses tersebut jumlah jabatan yang Yudisial hanya diberikan kesempatan untuk
awalnya berjumlah 95 jabatan dengan mengisi 49 formasi melalui seleksi CPNS.
komposisi 38 jabatan struktural dan 57
jabatan fungsional umum dan tertentu, • Penyempurnaan Kamus Kompetensi
menjadi 82 jabatan dengan komposisi 50 dan Standar Kompetensi Jabatan
jabatan struktural dan 32 jabatan fungsional.
Penajaman fungsi unit pemberi dukungan Tahun 2010, bekerjasama dengan Experd
teknis operasional memadatkan jumlah Consulting, Sekretariat Jenderal Komisi
jabatan fungsional yang tadinya berjumlah Yudisial menyusun kamus dan standar
57 menjadi 32 jabatan. kompetensi jabatan struktural. Kamus
kompetensi ini terdiri atas 17 kompetensi
yang terbagi ke dalam 4 cluster kompetensi,
Untuk memenuhi kebutuhan penghitungan yaitu kompetensi inti, kompetensi umum,
kebutuhan pegawai yang objektif dan terukur, kompetensi kepemimpinan tim dan
maka tahun 2012 disusun pula dokumen kompetensi bidang. Kamus dan standar
analisis beban kerja. Dari hasil analisis kompetensi ini kemudian digunakan untuk
beban kerja tahun 2012 tersebut didapatkan pemetaan kompetensi seluruh PNS dan
kebutuhan formasi PNS sebanyak 264 CPNS di lingkungan Komisi Yudisial pada
formasi sementara yang terisi hanya 118 tahun 2011 dan digunakan untuk keperluan
formasi sehingga masih dibutuhkan 146 seleksi pejabat struktural pada tahun-tahun
formasi lagi untuk memenuhi kebutuhan setelahnya.

Seleksi CPNS 2017

85
pemanggilan Deddy Courbuzier terkait perbuatan merendahkan martabat hakim

Tahun 2012 Komisi Yudisial melakukan evaluasi jabatan untuk menentukan bobot
penyusunan Kamus dan Standar masing-masing jabatan yang kemudian
Kompetensi Teknis Jabatan Struktural untuk dilakukan pemeringkatan terhadap bobot
mengembangkan profil kompetensi teknis masing-masing jabatan tersebut. Peringkat
dalam rangka melengkapi kompetensi jabatan inilah yang disebut dengan kelas
yang sudah ada. Jika Kamus dan Standar jabatan, yang menjadi salah satu dasar
Kompetensi Jabatan yang disusun pada pemberian tunjangan kinerja.
tahun 2010 berisi kompetensi lunak, maka
kamus dan standar kompetensi jabatan yang B. Advokasi Hakim
disusun pada tahun 2012 berisi kompetensi
keras yang lazim disebut hard skill. Komisi Pasal 20 ayat (1) huruf e Undang-Undang
Yudisial akan mengembangkan profil (UU) Nomor 18 Tahun 2011 tentang
kompetensi teknis untuk 50 (lima puluh) Perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 2004
jabatan struktural pada Eselon I sampai tentang Komisi Yudisial menyatakan, “Komisi
dengan IV sesuai dengan struktur organisasi Yudisial memiliki tugas untuk mengambil
baru. langkah hukum dan/atau langkah lain
terhadap orang perseorangan, kelompok
• Evaluasi Jabatan orang, atau badan hukum yang merendahkan
kehormatan dan keluhuran martabat hakim”.
Sesuai dengan amanat reformasi birokrasi
bahwa penataan sistem manajemen aparatur Dengan tugas ini, diharapkan Komisi Yudisial
tidak hanya diarahkan pada pengelolaan SDM dapat melaksanakan tindakan yang dapat
berbasis kompetensi, tetapi juga berbasis menjunjung tinggi harkat dan keluhuran
kinerja. Maka pada tahun 2013 disusunlah martabat dalam rangka mewujudkan hakim

86
yang bersih, jujur, dan profesional. Sebab Pelaksanaan langkah hukum dan/atau
perlindungan terhadap hakim adalah mutlak langkah lain yang perlu diambil sebagai
diperlukan bukan semata untuk individu bentuk advokasi represif tersebut bertujuan:
hakim melainkan yang lebih penting lagi yaitu
terhadap kewibawaan peradilan itu sendiri. a) Menjaga kehormatan dan
keluhuran martabat hakim dalam
Advokasi Represif bentuk yang proporsional;

Advokasi represif merupakan langkah yang b) Melindungi kewibawaan


perlu diambil untuk mengatasi penyimpangan peradilan sebagai sebuah
yang tidak berhasil dicegah dengan advokasi institusi penegakan hukum dan
preventif. Langkah hukum dan/atau langkah keadilan;
lain tersebut merupakan bentuk advokasi
represif yang merupakan wujud upaya c) Memberikan efek jera kepada
perlindungan atas independensi kekuasaan pelaku yang merendahkan
kehakiman, sehingga hakim memiliki kehormatan dan keluhuran
kebebasan atau kemerdekaan untuk martabat hakim;
menjalankan tugasnya menyelenggarakan
peradilan secara imparsial, tanpa pengaruh,
bujukan, tekanan, atau intervensi langsung d) Mendorong terwujudnya
maupun tidak langsung, dan atau untuk peradilan yang adil dan bebas
alasan apapun, demi tujuan keadilan. dari kekerasan.

Workshop Perbuatan Merendahkan Kehormatan dan Keluhuran Martabat Hakim di Palembang

87
Workshop Perbuatan Merendahkan Kehormatan dan Keluhuran Martabat Hakim di Surabaya

Advokasi represif tidak hanya dilakukan Tujuan dari Judicial Education adalah:
untuk melindungi hakim dalam tugasnya
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a. Mencegah perbuatan yang
dalam sebuah pengadilan saja, tetapi juga merendahkan kehormatan dan
di luar pengadilan, sepanjang hal tersebut keluhuran martabat hakim dan
dapat merendahkan jabatan hakim. pengadilan dalam berbagai
bentuk contempt of court (CoC),
Advokasi Preventif baik di dalam maupun luar
persidangan.
Advokasi hakim tidak hanya memberikan
perlindungan bagi individu hakim saja,
b. Memperkuat kehormatan hakim
tetapi juga sebagai perlindungan terhadap
dan pengadilan sebagai sebuah
kewibawaan peradilan. Langkah advokasi
institusi penegakan hukum dan
preventif dilakukan sebelum penyimpangan
keadilan.
atau pelanggaran terjadi.

c. Memberikan pendidikan
Bentuk advokasi preventif adalah Judicial
hukum kepada masyarakat,
Education yang merupakan upaya
baik orang perseorangan,
untuk membangun kesadaran seluruh
kelompok orang dan/atau badan
stakeholders, mulai dari pemerintah, aparat
hukum, mengenai pentingnya
penegak hukum, dan masyarakat sehingga
terselenggaranya peradilan yang
perbuatan yang merendahkan kehormatan
independen, adil, dan bebas dari
dan keluhuran martabat hakim dapat
kekerasan.
dihindari.

88
Pelaksanaan Advokasi Hakim dan rumah dinas Hakim Royke
Inkiriwang merupakan bentuk
Tahun 2013 perbuatan yang merendahkan
kehormatan dan keluhuran
1. Rekomendasi terkait
martabat hakim secara langsung.
pencemaran nama baik Hakim
ad hoc Tipikor Surabaya Gazalba
Saleh oleh LSM anti korupsi. 5. Rekomendasi kasus penyerbuan
dan pengrusakan Pengadilan
Negeri Depok.
2. Rekomendasi terkait kasus
penghinaan terhadap hakim dan
pengadilan agama oleh advokat 6. Rekomendasi terkait kasus
senior. pencemaran nama baik Hakim
Agung Gayus Lumbuun terkait
suap dalam pemberitaan di
3. Rekomendasi kasus
Koran Tempo.
pembebanan pajak penghasilan
Hakim ad hoc Pengadilan
Hubungan Industrial Andi 7. Rekomendasi kasus
Bachtiar. penyanderaan hakim dan
intervensi kekuasaan kehakiman
dalam persidangan kasus
4. Rekomendasi kasus
pemukulan yang dilakukan oleh
penembakan terhadap jendela
mantan Walikota Gorontalo
Pengadilan Negeri Gorontalo
Adhan Dambea.

Workshop Perbuatan Merendahkan Kehormatan dan Keluhuran Martabat Hakim di Samarinda

89
Penandatanganan MOU dengan mintra untuk pelaksaaan Judicial Education (JE)

Tahun 2014 yang disebarkan oleh media


dan merugikan pelapor dan
• Advokasi Represif Institusi Mahkamah Agung yang
dilakukan oleh Dedi Corbuzier
1. Penanganan laporan Ir. Aifi cq. Manajemen Hitam Putih cq.
Indrastuti, S.H. (pengacara) Manajemen Trans7.
tentang penghinaan terhadap
hakim dalam pemberitaan Koran 3. Penanganan informasi perbuatan
Suara Merdeka tanggal 31 merendahkan kehormatan
Oktober 2013 yang dilakukan dan keluhuran martabat hakim
oleh John Richard Latuihamallo, terhadap Ketua Pengadilan
S.H. (pengacara). Negeri Depok Prim Haryadi,
S.H. yang dilaporkan ke
2. Penanganan laporan Hakim aparat kepolisian karena
Agung Prof. Dr. Topane memerintahkan eksekusi di
Gayuus Lumbuun, S.H., M.H., bawah tekanan massa atas
tentang fitnah atau tuduhan sengketa lahan di Depok.
dan pemalsuan dokumen

90
Foto bersama usai pelaksanaan Workshop Perbuatan Merendahkan Kehormatan dan Keluhuran Martabat Hakim di Surabaya

4. Rekomendasi survey Judicial oleh para pendukung terdakwa


Education di Bandung pada dalam bentuk meneriaki
Februari 2014. majelis hakim setelah menutup
persidangan karena tidak
5. Rekomendasi hasil diskusi memenuhi permintaan terdakwa
terbatas (diseminasi hasil survei) untuk melakukan sumpah
di Bandung. mubahalah (sumpah kutukan).

6. Penanganan laporan Wakil Ketua 8. Penanganan informasi perbuatan


PN Lubuk Linggau Kasianus merendahkan kehormatan dan
Telaumbanua, S.H. tentang keluhuran martabat hakim dalam
adanya perbuatan mengganggu Perkara Nomor 372/PID.B/2014/
proses persidangan dan PN.Smn. dengan terdakwa
menghina hakim yang dilakukan Abd. Kholiq yang didakwa
oleh anggota Polres Musi Rawas telah menyerang Felicianus
Aktamal Ramadhan. Tualaka. Kasus tersebut LBH
Yogyakarta menilai tuntutan
jaksa 4 bulan kurang masa
7. Penanganan informasi atas tahanan sangat ringan, dan akan
dugaan perbuatan merendahkan menjadi preseden buruk dalam
kehormatan dan keluhuran penegakan hukum.
martabat hakim dalam
persidangan Perkara nomor:
55/Pid.Sus/TPK/2014/PN.JKT. 9. Penanganan informasi atas
PST dengan terdakwa Annas perbuatan pemukulan Wakil
Urbaningrum, yang dilakukan Ketua PN Barru Kayat, S.H.

91
yang dilakukan oleh Andi dengan pengadilan untuk tidak melakukan
Khaeruddin selaku Wakil Ketua perbuatan-perbuatan yang dapat
DPRD Kab. Barru. merendahkan kehormatan dan keluhuran
martabat hakim.
10. Penanganan laporan Prof. Dr.
Gayus Lumbuun, S.H., M.H., dkk Tahun 2015
atas adanya komentar terhadap
putusan pidana mati yang • Advokasi Represif
dinilai tidak tepat oleh Mantan
Hakim Agung/Juru Bicara MA 1. Rekomendasi terkait kasus
Djoko Sarwoko, serta meminta pelemparan batu ke PN Bau-Bau
pendapat Komisi Yudisial terkait terkait pelaksaan persidangan
tafsiran dalam KEPPH Butir 3.2. perkara No. 351/Pid.B/2014/
(4) perkara “tertentu”. PN.BAU.

2. Rekomendasi terkait permintaan


• Advokasi Preventif
perlindungan hakim perkara No.
4/Pdt.G/2014/PN.Smp.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai persiapan
dalam pelaksanaan Judicial Education 3. Rekomendasi terkait adanya
tahun 2015 dalam bentuk memberikan perbuatan demonstrasi
pelatihan atau kesadaran kepada seluruh masyarakat yang dapat
stakeholders (pemerintah, aparat penegak mengganggu keamanan hakim di
hukum, dan masyarakat) yang berhubungan PN Bima.

Workshop Perbuatan Merendahkan Kehormatan dan Keluhuran Martabat Hakim

92
Penyampaian Aspirasi oleh Kelompok Masyarakat di Gedung KY

4. Rekomendasi terkait adanya • Advokasi Preventif


perbuatan mengganggu proses
persidangan di PN Bangil 1. Melakukan pemetaan dan
dengan membawa spanduk menentukan 6 wilayah sebagai
berisi hujatan saat persidangan. tempat/lokasi pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan melalui
5. Rekomendasi terkait adanya kegiatan studi pustaka.
perbuatan mengabaikan putusan
yang berkekuatan hukum tetap 2. Penyebaran kuesioner ke PN,
yang dilakukan oleh Labora PA, dan PTUN di 6 wilayah yang
Sitorus. telah ditentukan.

6. Rekomedasi terkait pengamanan


3. Melakukan penyusunan laporan
persidangan hakim Sarpin Rizaldi
hasil survei.
dalam perkara Budi Gunawan.

7. Rekomendasi terkait adanya 4. Melakukan diseminasi hasil


dugaan intimidasi terhadap survei di 6 wilayah dengan
Hakim PTUN Jakarta Teguh melibatkan seluruh stakeholder
Setya Bakti. yang terdapat di daerah tersebut.

8. Rekomendasi terkait adanya 5. Melakukan koordinasi dan


intimidasi terhadap Hakim PN penandatanganan SPK dengan
Gianyar Vivia Sitanggang. mitra advokasi untuk persiapan
pelaksanaan kegiatan judicial
education.

93
6. Pelaksanaan kegiatan berupa martabat hakim. Laporan dan informasi
Pelatihan APH, Masyarakat, dan tersebut berasal dari internal Komisi Yudisial,
media, serta kampanye publik. media massa dan media sosial.

Tahun 2016 Laporan dan informasi yang telah ditelaah


dituangkan dalam bentuk laporan hasil
Dalam pelaksanaan kegiatan Judicial penelahaan yang kemudian digunakan
Education (JE) telah dilakukan persiapan sebagai rekomendasi kepada Ketua Bidang
membangun kemitraan di 6 (enam) wilayah SDM, Advokasi, Hukum, Penelitian dan
(Bandung, Surabaya, Medan, Samarinda, Pengembangan Komisi Yudisial untuk
Makassar, Mataram) dalam bentuk Konsolidasi dibawa ke sidang pleno. Keputusan Sidang
Mitra Advokasi. Selain itu juga dilaksanakan Pleno dapat berupa langkah hukum dan/
klinik etik dan hukum menjadi bagian dari atau langkah lain yang dilakukan oleh Komisi
judicial education yang dilaksanakan di 11 Yudisial terhadap laporan atau infomasi yang
fakultas hukum di Indonesia. terbukti terdapat perbuatan merendahkan
kehormatan dan keluhuran martabat hakim,
Tahun 2017 dan juga Keputusan Sidang Pleno laporan
atau informasi yang tidak terbukti.
• Advokasi Represif

Sepanjang tahun 2017, Komisi Yudisial Beberapa kegiatan represif yang telah
telah melakukan penanganan terhadap dilaksanakan dalam kasus majelis
15 laporan dan informasi terkait perbuatan hakim yang memutus perkara penodaan
merendahkan kehormatan dan keluhuran terhadap agama dengan terdakwa Basuki

Workshop Perbuatan Merendahkan Kehormatan dan Keluhuran Martabat Hakim

94
Tjahaja Purnama (Ahok). Pelaku yang pengadilan di Pengadilan Negeri Medan.
berprofesi sebagai dosen melalui akun Berdasarkan hasil penelaahan, penelusuran,
facebook miliknya melakukan penghinaan dan analisis, Komisi Yudisial mendorong
dan penyebaran informasi yang sifatnya pihak kepolisian untuk menyelesaikan
menimbulkan rasa kebencian terhadap dan mengusut tuntas kasus pengrusakan
majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta tersebut dengan megirimkan surat yang
Utara yang memutus perkara Ahok. ditujukan kepada Kapolda Sumatera Utara,
perihal penanganan dugaan pidana di PN
Berdasarkan hasil penanganan, diambil Medan.
langkah lain untuk menindaklanjuti
perbuatan pelaku tersebut berupa mediasi Selain contoh kasus di atas, berikut kasus-
dan dihasilkan perdamaian antara kedua kasus yang diterima dan ditangani oleh
belah pihak pada 9 Juni 2017. Komisi Yudisial terhadap perbuatan yang
merendahkan kehormatan dan keluhuran
Selain itu terkait kasus penghinaan martabat hakim yang ditangani sepanjang
terhadap pengadilan dan perusakan fasilitas tahun 2017.

Tabel 2
Advokasi Represif Tahun 2017

WAKTU
TINDAK
INDIKASI PENERIMAAN REKOMENDASI
No PELAPOR LANJUT
KASUS DAN LHP
AKHIR
PENANGANAN
Perbuatan
menggangu Tidak ditemukan
Informasi proses dugaan perbuatan
dari Biro persidangan merendahkan Laporan selesai
Januari s.d
1 Pengawasan dimana pihak kehormatan hakim dan dinyatakan
Februari 2017
Perilaku berusaha (PMKH), sehingga ditutup
Hakim mempengaruhi laporan dinyatakan
Pengadilan Tinggi selesai dan ditutup
Palembang
Laporan
selesai dan KY
Informasi mengirimkan
Ditemukan dugaan
dari surat ditujukan
PMKH, KY
penghubung Perbuatan kepada Kepala
mengambil langkah
Komisi menggangu Kepolisian Resor
lain berupa koordinasi
Yudisial proses Januari s.d Bone Nomor:
2 kepada pihak
Wilayah persidangan Februari 2017 16/PIM/
Polres Bone untuk
Sulawesi di Pengadilan AH.01/02/2017
meminta pengamanan
Selatan dan Negeri Bone tanggal 8
proses persidangan
Media Massa Februari 2017,
selanjutnya
Online Hal: Koordinasi
Pengamanan
Persidangan

95
Ditemukan
dugaan PMKH,
Laporan
KY mengambil
selesai dan KY
langkah lain berupa
mengirimkan
koordinasi dengan
surat ditujukan
Perbuatan pihak Kepolisian
kepada Kepala
menggangu Daerah Sulawesi
Kepolisian
proses Selatan dalam
Informasi Daerah Sulawesi
persidangan, dan Januari s.d Maret rangka mendorong
3 dari Media Selatan Nomor:
perusakan sarana 2017 pengambilan
Massa Online 58/PIM/
dan prasarana langkah hukum
AH.01/3/2017,
di Pengadilan kepada Polres Tana
Hal: Koordinasi
Negeri Makale Toraja atas temuan
Penyampaian
adanya tindakan
Hasil Temuan
merendahkan
(meminta
kehormatan dan
tindakan hukum)
keluhuran martabat
hakim
Informasi Pelaku yang
dari merupakan buronan
Perbuatan
penghubung dari Lembaga
mengancam
Komisi Pemasyarakatan
keamanan hakim Laporan selesai
Yudisial April s.d Mei Makassar tertembak
4 dalam hal ini dan dinyatakan
Wilayah 2017 mati dalam proses
terhadap Ketua ditutup
Sulawesi penangkapan,
Pengadilan
Selatan dan sehingga laporan
Negeri Malili
Media Massa dinyatakan selesai
Online dan ditutup
PMKH tidak
Informasi Perbuatan
terbukti karena
dari Biro mengancam Laporan selesai
tidak didukung
Pengawasan keamanan hakim dan dinyatakan
bukti, tetapi KY
Perilaku dalam hal ini ditutup dengan
menemukan dugaan
5 Hakim terhadap Hakim Mei s.d Juni 2017 meneruskan
perbuatan makar
dan Ketua Pengadilan dugaan makar
yang dilakukan oleh
Pengadilan Negeri Malang kepada pihak
pelaku dan disertai
Negeri dan ada dugaan berwajib
bukti permulaan yang
Malang upaya makar
cukup
Melakukan
monitoring proses
persidangan perkara
Perbuatan Laporan
a quo sampai proses
Informasi menggangu selesai dan
putusan, apabila
dari Biro jalannya proses tim advokasi
muncul kembali
6 Pengawasan persidangan Mei s.d Juni 2017 melakukan
potensi kerawanan
Perilaku perkara perdata monitoring
atau terjadi PMKH
Hakim di Pengadilan persidangan
dapat melakukan
Negeri Serang sampai putusan
pemantauan dan
berkoordinasi dengan
Polres Serang Kota

96
Penghinaan dan
pencemaran nama
baik terhadap Laporan selesai
majelis hakim Melakukan mediasi dan dinyatakan
Informasi
Pengadilan dengan memfasilitasi ditutup, mediasi
dari Media
7 Negeri Jakarta Mei s.d Juni 2017 pertemuan antara perdamaian
Sosial
Utara yang pelaku dengan majelis telah dilakukan
(Facebook)
memutus perkara hakimnya pada tanggal 9
a.n. Ahok (BTP) Juni 2017
oleh akun FB a.n
Ade Armando
Penghinaan
dan penyebaran
informasi
yang sifatnya
Laporan selesai
menimbulkan
Melakukan mediasi dan dinyatakan
rasa kebencian
Informasi dengan memfasilitasi ditutup, mediasi
terhadap majelis
8 dari Media Mei s.d Juni 2017 pertemuan antara perdamaian
hakim Pengadilan
Sosial (twitter) pelaku dengan majelis telah dilakukan
Negeri Jakarta
hakimnya pada tanggal 9
Utara yang
Juni 2017
memutus perkara
a.n. Ahok (BTP)
oleh akun twitter
a.n Lalusaniakbar
Laporan
Perbuatan selesai dan KY
menggangu mengirimkan
proses surat ditujukan
persidangan kepada Kepala
setempat Kepolisian
(lapangan) dalam Gorontalo
Mengambil langkah
perkara perdata Nomor:
Informasi hukum terhadap para
di Pengadilan Juli s.d Agustus 236/PIM/
9 dari Media pelaku perbuatan
Negeri Marisa 2017 AH.01/10/2017,
Massa Online yang mengancam
(Kab. Pohuwato), Hal:
keamanan hakim
yang berujung Penyampaian
pada tindakan Informasi
pengeroyokan Dugaan
terhadap Perbuatan
kuasa hukum Pidana (tetap
penggugat dilakukan
monitoring)
Laporan
selesai dan
Perbuatan tim advokasi
mengganggu melakukan
jalannya proses Melakukan monitoring
Informasi
persidangan Monitoring persidangan
dari Biro
perkara pidana dan koordinasi pembacaan
10 Pengawasan Oktober 2017
Nomor: 25/ pengamanan sidang putusan serta
Perilaku
Pid.B/2017/ pembacaan putusan berkoordinasi
Hakim
PN.Tim di perkara a quo dengan
Pengadilan pimpinan PN
Negeri Timika Timika dan
Kepolisian
Resort Mimika

97
Laporan
selesai, dan
tim advokasi
melakukan
pendampingan
dan pengawalan
terhadap Ketua
PN Jambi
Perbuatan
melakukan
penyerangan
pelaporan ke
terhadap Mengambil langkah
kepolisian. KY
Pengadilan hukum terhadap para
Informasi mengeluarkan
Negeri Jambi pelaku penyerangan
11 dari Media Oktober 2017 surat ditujukan
dan pelemparan dan kekerasan
Massa Online kepada Kepala
(kekerasan) terhadap Ketua PN
Kepolisian
kepada Ketua Jambi
Daerah Jambi
Pengadilan
Nomor:
Negeri Jambi
248/PIM/
AH.01/10/2017,
Hal:
Penanganan
Dugaan Pidana
di PN Jambi
(tetap dilakukan
monitoring)
Laporan
selesai dan KY
mengirimkan
surat ditujukan
Perbuatan kepada Kepala
Komisi Yudisial
Anggota menghina Kepolisian
mendorong pihak
Komisi pengadilan Daerah
kepolisian untuk
12 Yudisial RI dan perusakan Oktober 2017 Sumatera
menyelesaikan dan
dan Media fasilitas yang ada Utara Nomor:
mengusut tuntas para
Massa Online di Pengadilan 257/PIM/
pelaku pengrusakan
Negeri Medan AH.01/11/2017,
Hal:
Penanganan
Dugaan Pidana
di PN Medan
Perbuatan
menggangu
jalannya proses
Informasi persidangan (masih proses
13 dari Media perkara pidana November 2017 penanganan dan -
Massa Online (pembunuhan) penyusunan LHP)
di Pengadilan
Negeri
Sungguminasa
Perbuatan
menggangu
jalannya proses
Informasi (masih proses
persidangan
14 dari Media November 2017 penanganan dan -
perkara pidana
Massa Online penyusunan LHP)
(pembunuhan)
di Pengadilan
Negeri Makassar

98
Perbuatan
merendahkan
Laporan kehormatan (masih proses
15 November 2017 -
Masyarakat hakim terhadap penanganan)
majelis hakim
PTUN Jakarta

• Advokasi Preventif penghubung Komisi Yudisial.

Telah dilaksanakan judicial education di 6 3. Survei keberhasilan dan


wilayah dalam bentuk: evaluasi program terkait hasil
pelaksanaan intervensi judicial
1. Workshop perbuatan education.
merendahkan kehormatan dan
keluhuran martabat hakim. 4. Penyelenggaraan klinik etik
dan hukum dengan 11 mitra
2. Pencegahan perbuatan perguruan tinggi (seharusnya 12
merendahkan kehormatan hakim mitra, akan tetapi dengan 1 mitra
dan training of trainer kepada tidak dapat terlaksana).

99
C. Hukum dan Organisasi untuk menyesuaikan tugas dan peran Komisi
Yudisial dengan perkembangan kebutuhan
Untuk memperkuat kapasitas kelembagaan, hukum masyarakat dan kehidupan
melakukan pembaruan dan perbaikan agar ketatanegaraan menurut UUD NRI 1945.
tercapai hasil kerja yang optimal, Komisi
Yudisial telah menyusun dan menetapkan
Peraturan Bersama
peraturan perundang-undangan selama 12
tahun berkiprah. Sebagai bentuk pelaksanaan ketentuan
undang-undang tersebut, Komisi Yudisial
Undang-Undang bersama Mahkamah Agung telah
menetapkan Peraturan Bersama terkait
Dalam perkembangannya, Undang-Undang tugas dan fungsi yang berkaitan dengan
Nomor 22 Tahun 2004 telah mengalami kedua lembaga ini.
perubahan melalui Undang–Undang Nomor
18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004
Komisi Yudisial yang telah ditetapkan antara
tentang Komisi Yudisial.
lain adalah

Perubahan undang-undang tersebut sebagai


1. Keputusan Bersama Ketua
upaya untuk menjabarkan “kewenangan
Mahkamah Agung dan Ketua
lain”, sebagaimana dimaksud dalam UUD
Komisi Yudisial Nomor 047/KMA/
NRI 1945. Hal lainnya juga terkait dengan
SKB/IV/2009 – 02/SKB/P.KY/
upaya penguatan tugas dan fungsi Komisi
IV/2009 tentang Kode Etik dan
Yudisial. Selain itu, perubahan undang-
Pedoman Perilaku Hakim;
undang dianggap penting sebagai cara

FGD Membedah RUU Jabatan Hakim

100
2. Peraturan Bersama Ketua 5. Peraturan Bersama Ketua
Mahkamah Agung dan Ketua Mahkamah Agung dan Ketua
Komisi Yudisial Nomor 01/ Komisi Yudisial Nomor 04/
PB/MA/IX/2012 – 01/PB/P. PB/MA/IX/2012 – 04/PB/P.
KY/09/2012 tentang Seleksi KY/09/2012 tentang Tata Cara
Pengangkatan Hakim; Pembentukan, Tata Kerja,
dan Tata Cara Pengambilan
3. Peraturan Bersama Ketua Keputusan Majelis Kehormatan
Mahkamah Agung dan Ketua Hakim.
Komisi Yudisial Nomor 02/
PB/MA/IX/2012 – 02/PB/P. Peraturan Komisi Yudisial
KY/IX/2012 tentang Panduan
Penegakan Kode Etik dan Selain menetapkan peraturan bersama
Pedoman Perilaku Hakim; lembaga lain, Komisi Yudisial juga telah
menetapkan beberapa peraturan yang
4. Peraturan Bersama Ketua bersifat mengatur secara internal maupun
Mahkamah Agung dan Ketua bersifat pelayanan kepada masyarakat.
Komisi Yudisial Nomor 03/ Komisi Yudisial juga melakukan evaluasi
PB/MA/IX/2012 – 03/PB/P. serta penyempurnaan atas proses dan
KY/09/2012 tentang Tata Cara mekanisme pelaksanakan tugas melalui
Pemeriksaan Bersama; dan perubahan peraturan Komisi Yudisial.

Lokakarya Klinik Etik dan Hukum bersama Akademisi

101
Tabel 2

Peraturan Komisi Yudisial Republik Indonesia

No Nomor Peraturan Judul Tanggal


Penetapan
Tahun 2005
1. Nomor 5 Tahun 2005 Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku Anggota 12 Desember
Komisi Yudisial 2005
2. Nomor 6 Tahun 2005 Dewan Kehormatan Komisi Yudisial 20 Desember
2005
Tahun 2006
3. Nomor 3 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Penilaian Kesehatan Bakal Calon 26 Juni 2006
Hakim Agung Republik Indonesia
Tahun 2007
4. Nomor 2 Tahun 2007 Perubahan atas Peraturan Komisi Yudisial Nomor 25 Januari 2007
3 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Kesehatan Bakal Calon Hakim Agung Republik
Indonesia
Tahun 2008
5. Nomor 2 Tahun 2008 Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Yudisial 30 April 2008
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Kesehatan Bakal Calon
Hakim Agung sebagaimana telah Diubah dengan
Peraturan Komisi Yudisial Nomor 2 Tahun 2007
6. Nomor 3 Tahun 2008 Perubahan Ketiga atas Peraturan Komisi Yudisial 23 Oktober 2008
Nomor 3 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Kesehatan Bakal Calon Hakim Agung
Republik Indonesia sebagaimana telah Diubah
Terakhir dengan Peraturan Komisi Yudisial Nomor 2
Tahun 2008
Tahun 2009
-
Tahun 2010
7. Nomor 1 Tahun 2010 Tata Cara Pemilihan Pimpinan Komisi Yudisial 28 Desember
2010
Tahun 2011
8. Nomor 6 Tahun 2011 Pedoman dan Tata Cara Kerjasama Antar Lembaga 19 September
2011
Tahun 2012
9. Nomor 1 Tahun 2012 Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja Penghubung 6 Februari 2012
Komisi Yudisial di Daerah
Tahun 2013
10. Nomor 3 Tahun 2013 Grand Design Peningkatan Kapasitas Hakim 6 Februari 2013
11. Nomor 7 Tahun 2013 Susunan Organisasi dan Pembidangan Kerja Komisi 31 Oktober 2013
Yudisial
12. Nomor 8 Tahun 2013 Advokasi Hakim 1 Oktober 2013

102
Tahun 2014
13. Nomor 2 Tahun 2014 Pencabutan Peraturan Komisi Yudisial Nomor 9 12 Juni 2014
Tahun 2013 tentang Panel Ahli Uji Kelayakan dan
Kepatutan Calon Hakim Konstitusi
14. Nomor 3 Tahun 2014 Pencabutan Peraturan Komisi Yudisial Nomor 10 12 Juni 2014
Tahun 2013 tentang Uji Kelayakan dan Kepatutan
Calon Hakim Konstitusi
Tahun 2015
15. Nomor 1 Tahun 2015 Pelaporan Harta Kekayaan di Komisi Yudisial 9 November 2015
16. Nomor 2 Tahun 2015 Penanganan Laporan Masyarakat 9 November 2015
Tahun 2016
17. Nomor 1 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Komisi Yudisial Nomor 1 18 Januari 2016
Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemilihan Pimpinan
Komisi Yudisial
18. Nomor 2 Tahun 2016 Seleksi Calon Hakim Agung 29 Januari 2016
19. Nomor 3 Tahun 2016 Seleksi Calon Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi
di Mahkamah Agung 29 Januari 2016

20. Nomor 4 Tahun 2016 Layanan Informasi Publik 8 Juni 2017


21. Nomor 5 Tahun 2016 Seleksi Calon Hakim Ad Hoc Hubungan Industrial di 19 Juni 2016
Mahkamah Agung
Tahun 2017
-

Lokakarya Urgensi RUU Jabatan Hakim dalam Meningkatkan Harkat dan Martabat Hakim

103
Tabel 3

No Nomor Peraturan Judul Tanggal


Pengesahan
Tahun 2006
1.       02/PER/SJ.KY/X/2006 Pedoman Teknis Kepegawaian Di 2 Oktober 2006
Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial Republik Indonesia
2.       03/PER/SJ.KY/X/2006 Pedoman Tata Naskah Dinas Di Lingkungan 26 Oktober 2006
Komisi Yudisial Republik Indonesia

3.       04/PER/SET.KY/XII/2006 Pedoman Pengelolaan Dan Inventarisasi 15 Desember 2006


Barang Milik Negara di Lingkungan Komisi
Yudisial Republik Indonesia
Tahun 2007
4. 02/PER/SET.KY/X/2007 Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil 31 Oktober 2007
di Lingkungan Komisi Yudisial Republik
Indonesia
Tahun 2008
5. 01/PER/SET.KY/XI/2008 Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian 3 Nopember 2008
Kerugian Negara di Lingkungan Sekretariat
Jenderal Komisi Yudisial
6. Nomor 02 Tahun 2009 Uraian Jabatan di Lingkungan Sekretariat 31 Juli 2009
Jenderal Komisi Yudisial Republik Indonesia

7. Nomor 03 Tahun 2009 Standard Operating Procedure (SOP) di 31 Juli 2009


Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial Republik Indonesia
Tahun 2010
-
Tahun 2011

8. Nomor 01 Tahun 2011 Kode Etik Pegawai Sekretariat Jenderal 26 Januari 2011
Komisi Yudisial Republik Indonesia
9. Nomor 02 Tahun 2011 Penyelenggaraan Sistem Pengendalian 01 Desember 2011
Intern Pemerintah di Lingkungan Komisi
Yudisial
Tahun 2012
10. Nomor 03 Tahun 2012 Pelaksanaan Evaluasi Laporan Akuntabilitas 1 Maret 2012
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial
11. Nomor 04 Tahun 2012 Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat 31 Oktober 2012
Jenderal Komisi Yudisial Republik Indonesia
12. Nomor 05 Tahun 2012 Penyusunan Laporan Periodik Pelaksanaan 26 November 2012
Kegiatan Dan Anggaran di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial
13. Nomor 06 Tahun 2012 Pedoman Kearsipan Komisi Yudisial 30 November 2012
Republik Indonesia

104
14. Nomor 08 Tahun 2012 Tata Cara Rekrutmen Dan Seleksi 18 Desember 2012
Penghubung Komisi Yudisial di Daerah
Tahun 2013
15. Nomor 3 Tahun 2013 Perubahan Atas Peraturan Sekretaris 28 Januari 2013
Jenderal Komisi Yudisial Nomor 2 Tahun
2011 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di
Lingkungan Komisi Yudisial
16. Nomor 4 Tahun 2013 Pedoman Perilaku Penerimaan 4 Maret 2013
Laporan Masyarakat, Verifikasi, Anotasi,
Pemantauan, Persidangan, Pemeriksaan
dan Investigasi
17. Nomor 5 Tahun 2013 Pedoman Audit Operasional 23 September 2013
18. Nomor 6 Tahun 2013 Pedoman Pemantauan dan Pelaporan 3 Desember 2013
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan Pada Sekretariat
Jenderal Komisi Yudisial
Tahun 2014
19. Nomor 4 Tahun 2014 Standar Operasional Prosedur Sekretaris 27 Januari 2014
Jenderal Komisi Yudisial.
20. Nomor 5 Tahun 2014 Kode Klasifikasi Arsip Republik Indonesia 5 Maret 2014
21. Nomor 6 Tahun 2014 Penanganan Pengaduan Whistleblower 20 Maret 2014
Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial
22. Nomor 8 Tahun 2014 Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di 29 Desember 2014
Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial
Tahun 2015
23. Nomor 1 Tahun 2015 Perubahan Atas Peraturan Sekretaris 2 Januari 2015
Jenderal Komisi Yudisial Nomor 8 Tahun
2014 tentang Tunjangan Kinerja Bagi
Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Komisi Yudisial
24. Nomor 6 Tahun 2015 Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan Komisi 5 Maret 2015
Yudisial
25. Nomor 7 Tahun 2015 Rencana Strategis Komisi Yudisial Tahun 16 Maret 2015
2015-2019
26. Nomor 8 Tahun 2015 Tata Cara Pembentukan Rancangan 10 Agustus 2015
Peraturan Komisi Yudisial dan Rancangan
Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi
Yudisial
27. Nomor 9 Tahun 2015 Indikator Kinerja Utama Komisi Yudisial 11 Agustus 2015
28. Nomor 10 Tahun 2015 Perubahan Kedua Atas Peraturan Sekretaris 31 Desember 2015
Jenderal Komisi Yudisial Nomor 8 Tahun
2014 tentang Tunjangan Kinerja Bagi
Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Komisi Yudisial

105
Tahun 2016
29. Nomor 3 Tahun 2016 Penegakan Hukum Disiplin Pegawai dalam 29 Januari 2016
Rangka Pembayaran Uang Layanan
Persidangan dan Uang Layanan Penanganan/
Penyelesaian Laporan Masyarakat
30 Nomor 4 Tahun 2016 Program Kerja Pengawasan Internal 29 Januari 2016
Tahun 2017
31 Nomor 1 Tahun 2017 Standar Pelayanan Publik Komisi Yudisial 1 Juli 2017

Komisi Yudisial juga berupaya meningkatkan D. Penelitian dan Pengembangan


kualitas pelayanan publik dengan melakukan
evaluasi dan penyempurnaan organisasi, Komisi Yudisial berupaya melakukan
serta penguatan sistem melalui penetapan penguatan sumber daya manusia, penelitian,
Standart Operational Procedur (SOP) pada dan pengembangan untuk meningkatkan
setiap unit kerja sesuai dengan tugas dan kualitas hukum dan peradilan di Indonesia.
fungsinya. Penelitian dan pengembangan memiliki peran
strategis dalam dinamika perkembangan
suatu lembaga, terutama karena berfungsi
Penetapan SOP di lingkungan Sekretariat sebagai “thinktank” yang berperan untuk
Jenderal Komisi Yudisial ini diperlukan dalam merumuskan policy paper sebagai bahan
penyelenggaraan tata kerja yang efektif, masukan pengambilan kebijakan lembaga.
penyempurnaan proses penyelenggaraan
ketatalaksanaan, ketertiban dalam
penyelenggaraan sistem birokrasi, dan 1. Penelitian Putusan Hakim
peningkatan kualitas pelayanan kepada
Penelitian putusan hakim dilakukan untuk
masyarakat.
mengetahui kecenderungan putusan-
putusan hakim pengadilan tingkat banding
Selain melakukan penyusunan dan penataan dan pengadilan tingkat pertama dalam hal
peraturan di Komisi Yudisial, Sub Bagian ketaatan pada hukum acara, penguasaan
Hukum dan Organisasi juga melakukan hukum materiil, penalaran hukum, dan
pendampingan hukum terhadap beberapa penggalian nilai-nilai yang hidup dalam
kasus yang melibatkan Komisi Yudisial masyarakat. Pengetahuan ini akan
serta melakukan penataan dan penguatan membantu menggambarkan profesionalisme
organisasi dan tata laksana di Komisi hakim dalam penyelesaian suatu perkara.
Yudisial.
Selain itu, penelitian putusan hakim juga
Mengingat kendala yang dihadapi Sekretariat bisa membantu memberi masukan bagi
Jenderal dalam pelaksanaan tugas dan penyusunan basis data, baik secara
fungsinya dan dalam rangka penataan dan individual maupun kolektif tentang figur
penguatan lembaga, Sekretariat Jenderal hakim-hakim pengadilan tingkat banding
Komisi Yudisial melakukan evaluasi yang berpotensi sebagai hakim agung (jalur
organisasi dengan melibatkan stakeholder karir) serta hakim-hakim pengadilan tingkat
dan kementerian terkait. pertama yang suatu saat akan mengisi posisi
strategis tersebut.

106
Pelaksanaan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Indeks Persepsi Masyarakat (IPM) oleh Komisi Yudisial Tahun 2017

Pelaksanaan penelitian putusan hakim tahun berupaya memotret dan memetakan adanya
2007-2008 diharapkan dapat memberikan disparitas yang sering terjadi pada putusan
kontribusi pada hakim dalam penerimaan, hakim. Disparitas dalam putusan hakim ini
pemeriksaan, dan pemutusan perkara di perlu menjadi perhatian karena berpotensi
pengadilan di Indonesia. Pada tahun 2009- menimbulkan kepastian hukum.
2010, Komisi Yudisial berupaya memperoleh
gambaran mengenai penerapan aturan Penelitian di tahun 2014 tidak hanya
hukum formal dan material yang terkandung berangkat dari asumsi bahwa putusan hakim
di dalam putusan hakim, penerapan yang “bermasalah” akan memiliki celah
penalaran hukum yang terkandung di dalam hukum (legal gap), tetapi juga menunjukkan
putusan hakim, dan pengakomodasian nilai- korelasi antara kualitas putusan dengan
nilai keadilan dan kemanfaatan hukum di indikator-indikator dari dugaan pelanggaran
dalam putusan. KEPPH.

Sementara tahun 2011-2012, difokuskan Penelitian di tahun 2015 berfokus pada


pada analisis putusan-putusan hakim yang perkara Sumber Daya Alam dengan bantuan
dianggap berpotensi menjadi calon hakim dosen dari perguruan tinggi negeri dan
agung (CHA) atau sedang mengikuti seleksi swasta untuk menjadi konsultan.
CHA. Untuk tahun 2013, Komisi Yudisial

107
Tabel 4
Hasil Kegiatan Penelitian Putusan Hakim Tahun 2007-2014

Jumlah Putusan
No Waktu Judul Buku Hasil Laporan Penelitian
Analisis
1 2007 275 Tidak dibukukan
2 2008 218 Potret Profesionalisme Hakim Dalam Putusan
3 2009 105 Menemukan Substansi Dalam Keadilan Prosedural
4 2010 105 Tidak dibukukan
5 2011 152 Penerapan dan Penemuan Hukum Dalam Putusan
6 2012 142 Kualitas Hakim dalam Putusan
7 2013 120 Disparitas Putusan Hakim: Identifikasi dan Implikasi
8 2014 80 Belum dibukukan

Untuk di tahun 2017 difokuskan pada 2. Karakterisasi Putusan


pembangunan aplikasi. Aplikasi yang
dimaksud adalah sebuah wadah dialektika Karakteristik putusan merupakan istilah
antara penulis dan penilai dari Komisi Yudisial. lain dari kegiatan input putusan ataupun
Selain itu, hal tadi untuk mempermudah digitalisasi putusan. Dalam hal ini, beberapa
setiap peneliti dari jenis profesi hukum putusan hakim dalam bentuk hardcopy
manapun untuk bisa menulis atau membuat dipecah-pecah ke dalam template dengan
artikel. tujuan untuk mempermudah tim peneliti
putusan hakim untuk memahami putusan
hakim.

Prakonferensi II Etika Berbangsa dan Bernegara

108
Kegiatan upgrading penelitian puslitbang 2017

Program karakterisasi putusan dibuat untuk 3. Penelitian Profesionalisme


mempermudah seseorang baik dalam Hakim Agung
kapasitasnya sebagai hakim maupun
anggota masyarakat dalam membaca sebuah Penelitian profesionalisme hakim agung
putusan dengan cara mengelompokkan berfungsi sebagai basis data di Komisi
indikator-indikator penting (karakter). Yudisial dan sebagai masukan bagi
perbaikan metode seleksi hakim agung
periode berikutnya. Penelitihan ini
Seluruh karakter yang telah dikumpulkan memfokuskan pada 3 aspek penilaian, yaitu:
tersebut dianalisa dan dihubungkan antara aspek integritas, kinerja, dan kualitas.
yang ada di dalam praktek yurisprudensi
– hukum positif – asas utama yang
mengaturnya, sehingga bisa diketahui Pelaksanaan penelitian profesionalisme
adanya perkembangan sebuah asas/doktrin/ hakim agung terlaksana pada tahun 2011
norma dalam yurisprudensi tersebut. terhadap 5 hakim agung hasil seleksi pertama
tahun 2007, dan dilanjutkan pada tahun
2012 terhadap 7 orang hakim agung hasil
Selain itu, karakterisasi juga diharapkan seleksi tahun 2007 dan 2008. Pada tahun
akan mendorong hakim untuk mau 2013, metode penelitian profesionalisme
menggunakan Yurisprudensi sebagai bahan hakim telah mengalami sedikit redesign
pertimbangan dan salah satu sumber hukum untuk memenuhi ekspektasi publik terhadap
selain undang-undang, karena karakterisasi hasil penelitian dengan mengungkap sebuah
akan membantu hakim dalam mengikuti evaluasi penilaian terhadap 5 orang hakim
perkembangan suatu asas/norma/doktrin agung.
hukum yang berlaku.

109
Seluruh hasil Penelitian Profesionalisme Lokasi penelitian problematika hakim ini
Hakim Agung masih bersifat confidential dilakukan tersebar di 8 Pengadilan Negeri
(rahasia) karena terkait dengan individu (PN), yaitu PN Ambon, PN Abepura, PN
objek penelitian. Hasil penelitian tersebut Kuala Tungkal, PN Mataram, PN Sabang,
kemudian dijadikan bahan masukan bagi PN Nunukan, PN Surabaya, dan PN Garut
pimpinan Komisi Yudisial untuk ditindaklanjuti melalui metode wawancara terhadap
kepada hakim agung yang bersangkutan. 68 hakim untuk memperoleh jawaban
atas problematika mereka (hakim) dan
4. Penelitian Problematika pengadilan.
Hakim dalam Ranah Hukum,
Pengadilan, dan Masyarakat Kuesioner disusun berdasarkan 8 isu
Indonesia: Suatu Studi Sosio- strategis, yaitu; dukungan kesejahteraan
Legal dan fasilitas, kinerja hakim, manajemen
organisasi satu atap, reformasi pengadilan,
Penelitian problematika hakim dan pandangan hakim terhadap Komisi Yudisial,
pengadilan bertujuan untuk menjawab relasi dengan teman sejawat, dan relasi
problem yang dihadapi hakim terkait dengan masyarakat, serta respon hakim
dengan keberadaannya dalam hukum terhadap hukum lokal atau adat. Informasi
negara dan organisasi pengadilan yang yang diperoleh kemudian dituangkan dalam
menempatkan hakim dalam struktur dan laporan penelitian tentang Peta Problematika
jenjang kepangkatan beserta konsekuensi Hakim dan Pengadilan.
administratif.

Konferensi Etika Bersama Antara KY, MPR, dan DKPP

110
KY Hadir Sebagai Narasumber Terkait RUU Jabatan Hakim di Fraksi DPR

5. Indeks Mutasi Hakim 6. Penelitian Tematik Perbaikan


Kinerja Peradilan
Indeks mutasi peradilan merupakan
penelitian yang mengkaji kesesuaian antara Difungsikan untuk merespon isu-isu strategis
aturan formal dan praktik terkait isu mutasi terkait perbaikan kinerja peradilan dan Komisi
para hakim. Kegiatan ini merupakan tindak Yudisial sendiri. Fungsi kajian tematik di atas
lanjut penelitian pada tahun sebelumnya telah menghasilkan beberapa output, yaitu :
yang telah memotret peta problematika
hakim di seluruh Indonesia. a. SOP Pembuatan Naskah
Akademis/Kerangka Acuan
Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan Peraturan Internal Pembuatan
yang menyatakan bahwa penegakan Standar mekanisme penyusunan
fairness dan objektifitas dalam proses mutasi peraturan internal yang
pada hakim masih menjadi prioritas utama melibatkan Subbag Hukum dan
dibandingkan dengan membentuk sistem Bidang Analisis.
baru. Selain itu, hasil penelitian Indeks
Mutasi Hakim juga memaparkan adanya b. Grand Design Penelitian Komisi
temuan mengenai 3 klasifikasi besar dalam Yudisial.
pola penempatan hakim, yaitu pola “obat
nyamuk”, pola tersebar dan pola campuran. c. Position paper lembaga terhadap
Masing-masing pola itu memiliki kondisi dan RUU Mahkamah Agung.
karakteristik yang berbeda.

111
d. Position paper lembaga atas dunia yang memiliki lembaga seperti Komisi
Reposisi Penguatan Komisi Yudisial pada sistem peradilannya dengan
Yudisial pada konstitusi. fungsi, tugas, dan kewenangan serta
kecenderungan yang berbeda-beda.
e. Position Paper Lembaga
terhadap RUU KUHAP. Dari berbagai negara tersebut, Komisi
Yudisial dapat mengambil pembelajaran
f. Penyusunan konsep advokasi (lesson learned) yang penting untuk
terhadap hakim. menentukan arah serta peran seperti apa
untuk dunia peradilan yang ingin diambil
oleh Komisi Yudisial di Indonesia. Dari studi
g. Studi visit Judicial Comission of perbandingan ini, Komisi Yudisial juga bisa
New South Wales – Bench Book mendapatkan contoh konkret mengenai
dalam rangka persiapan adopsi persamaan dan perbedaan Komisi Yudisial
konsep bench book dalam di Indonesia dengan lembaga sejenis Komisi
program Komisi Yudisial. Yudisial di beberapa negara lain.

7. Studi Perbandingan Komisi Adapun negara-negara yang dijadikan


Yudisial di Beberapa Negara sebagai negara pembanding adalah Italia,
Filipina, Thailand, Negara Bagian Wisconsin,
Indonesia bukanlah satu-satunya negara
Amerika Serikat, Belanda, Peru, Prancis,
yang memiliki lembaga seperti atau sejenis
dan New South Wales Australia.
Komisi Yudisial. Lebih dari 60 negara di

FGD Peningkatan Kapasitas dan Kesejahteraan Hakim

112
KY Hadir Sebagai Narasumber Terkait RUU Jabatan Hakim di Fraksi DPR

8. Penyusunan Risalah Komisi aspek utama yang menjadi penilaian utama


Yudisial untuk menjadi tolak ukur mutasi hakim, yaitu:
aspek putusan, integritas, dan kinerja.
Komisi Yudisial belum memiliki buku sejarah
yang memaparkan mengenai proses
10. Analis Media
pembentukannya. Kegiatan penyusunan
risalah Komisi Yudisial dilakukan terkait Program ini memfokuskan pada potret
dokumentasi dan publikasi berbagai data pemberitaan Komisi Yudisial dan hukum
dan informasi mengenai Komisi Yudisial di media cetak maupun online. Potret itu
terkait dengan sejarah, dinamika wewenang kemudian diklasifikasikan dan dibuatkan
dan tugas, tantangan, dan proyeksi ke analisis kuantitatifnya. Khusus untuk
depan. Buku Risalah Komisi Yudisial berhasil pemberitaan tentang Komisi Yudisial,
disusun dan diterbitkan pada tahun 2013, terdapat lima hal yang menjadi tema analisis,
bertepatan dengan acara peringatan ulang yaitu : Jumlah, pemberitaan Komisi Yudisial,
tahun ke-9 Komisi Yudisial pada 28 Agustus aktor internal, aktor eksternal, jenis media,
2013. dan tones pemberitaan tersebut.

9. Penyelenggaraan Analisis 11. Position Paper Penguatan


Putusan untuk Rekomendasi Kelembagaan
Mutasi Hakim
Berfungsi sebagai bentuk
Pada tahun 2015, program analisis putusan pertanggungjawaban terhadap pernyataan
lebih diorientasikan untuk kepentingan sikap. Sebelum memberikan statement
rekomendasi mutasi hakim. Terdapat 3

113
atau pernyataan sikap, terlebih dahulu Masyarakat Tidak mampu di
mempersiapkan suatu dokumen ilmiah Pengadilan.
berupa position paper yang dapat mewakili
sikap dan posisi lembaga terhadap berbagai 3. Masukan terkait penyusunan
perkembangan isu, terutama di bidang Daftar Inventaris Masalah (DIM)
hukum. Position paper juga dibuat untuk dan draf Peraturan Sekjen
memberikan masukan ilmiah baik itu dalam tentang Pengelolaan Teknologi
bentuk evaluasi program, perbaikan maupun Informasi dan Komunikasi di
perubahan yang berujung pada penguatan Komisi Yudisial.
kelembagaan.

4. Laporan Pengukuran Respon


Beberapa output yang dihasilkan, antara Publik terhadap Penanganan
lain: Laporan Masyarakat Tahun 2014.

1. Hasil evaluasi pelaksanaan 5. Draf Instrumen Pengukuran


pemantauan persidangan di Implementasi Kebijakan
tahun 2014. Pengadilan terhadap Akses
Penyandang Difable.
2. Instrumen pemantauan
penerapan Peraturan 6. Metodologi Survei Eksternal
mahakamah Agung Nomor 1 Kepuasan Publik terhadap
Tahun 2014 tentang Pedoman Layanan Komisi Yudisial Tahun
Pemberian Layanan Hukum bagi 2015.

Penandatangan Kerja Sama Dengan Perwakilan Universitas di Indonesia Terkait Klinik Etik

114
12. Pengelolaan Isu dan Respon dari kajian analisis media. Terkait dengan
Terhadap Pemberitaan KY materi, hingga ditahun 2017 ini, yang
lebih banyak dibuat adalah materi respon
Program ini merupakan tindak lanjut dari dibanding dengan produksi isu. Hal ini
analis media dengan fokus membuat materi karena ketertarikan publik untuk mengetahui
isu (produksi) berita juga respon terhadap respon stakeholder jika membahas soal
pemberitaan KY. Adapun materi produksi hakim, putusan hukum, bahkan juga ingin
dan respon tersebut disusun dari hasil kajian mengetahui hasil pengawasan Komisi
tim berdasarkan informasi yang diperoleh Yudisial dan Mahkamah Agung.

Silaturahmi ke koran Tribun Lampung

Pertemuan Dengan Komisioner KPI

115
2.4 Pencegahan dan Peningkatan memahami dan menghayati KEPPH sebagai
Kapasitas Hakim kerangka pikir dan tindakan merek, baik
dalam menjalankan tugasnya di pengadilan

U
maupun dalam kehidupan bermasyarakat
ndang-undang mengamanatkan
yang lebih luas.
Komisi Yudisial untuk meningkatkan
kapasitas dan kesejahteraan hakim.
Tugas tersebut tertuang dalam Pasal 20 Agar setiap hakim dapat menginternalisasi
ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun nilai-nilai dalam KEPPH dan menjadikan
2011 tentang Perubahan atas Undang- KEPPH sebagai norma, maka perlu ada
Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang pendidikan bagi hakim yang bertujuan
Komisi Yudisial. Dalam menjalankan tugas membentuk karakter hakim yang
itu, Komisi Yudisial melaksanakan pelatihan dilakukan secara sistemik, sistematis, dan
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim berkelanjutan. Untuk mendukung hal itu,
(KEPPH). Komisi Yudisial menjalankan tiga upaya
pendidikan bagi hakim. Salah satunya
dengan menyelenggarakan pelatihan.
A. Pelatihan KEPPH

Untuk menjaga kemuliaan profesinya, hakim Salah satu jenis pelatihan yang dilakukan
wajib menaati KEPPH. Kewajiban untuk oleh Komisi Yudisial adalah pelatihan
berperilaku sesuai dengan KEPPH perlu KEPPH. Pelatihan KEPPH ini dilakukan
disertai dengan pembiasaan dan pelatihan secara bertahap, yaitu pelatihan KEPPH
agar hakim memiliki karakter sesuai dengan bagi hakim dengan masa kerja 0-8 tahun,
nilai-nilai dalam KEPPH. Hakim perlu pelatihan KEPPH bagi hakim dengan masa

Pemaknaan KEPPH Bagi Hakim Masa Kerja 0-8 Tahun

116
kerja 8-15 tahun, dan pelatihan KEPPH Pelatihan ini menggunakan pendekatan
bagi hakim dengan masa kerja di atas 15 experiential learning dengan prinsip
tahun. Dasar acuan pelaksanaan pelatihan pembelajaran orang dewasa dan
ini adalah modul pemantapan KEPPH bagi pembelajaran yang berpusat pada peserta
hakim dengan masa kerja 0–8 tahun yang didik. Dalam setiap sesi, peserta akan
telah disusun sejak tahun 2012 hingga awal difasilitasi untuk menjalani pengalaman
tahun 2014. Sedangkan untuk pelatihan yang dapat menjadi sumber pelajaran
Pemaknaan KEPPH bagi hakim dengan mereka. Peserta juga difasilitasi untuk
masa kerja 8 s.d. 15 tahun menggunakan mencermati pengalaman mereka itu untuk
penyesuaian modul yang ada sebelumnya. kemudian direfleksi. Pada beberapa sesi
mereka juga difasilitasi untuk menerapkan
Modul Pemantapan KEPPH memuat hasil refleksinya. Hingga peserta pun dapat
pendahuluan; landasan teoritik; dasar memahami dan menghayati pelajaran yang
pemikiran kegiatan dan metode pelatihan diperolehnya melalui pengalaman belajar.
pemantapan KEPPH; orientasi pelatihan
KEPPH bagi hakim dengan masa kerja 0–8 Tahun 2014 menjadi tahun kelahiran
tahun; dasar filosofis KEPPH; peran KEPPH pelatihan KEPPH. Pelatihan pertama ini
dalam terwujudnya badan peradilan Indonesia diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat
yang agung, mandiri, dan berkeadilan; yang diikuti 33 orang hakim. Hingga tahun
refleksi diri hakim; KEPPH sebagai kekuatan 2016, sebanyak 218 hakim menjadi peserta
hakim; KEPPH sebagai kerangka pikir dan pelatihan KEPPH, baik hakim masa kerja
perilaku hakim; pemantapan KEPPH melalui 0 s.d. 8 tahun maupun 8 s.d. 15 tahun. Di
eksplorasi diri hakim; dan peningkatan tahun 2017, pelatihan Pemaknaan dan
kekuatan dan keutamaan karakter hakim. Pemantapan KEPPH telah dilaksanakan
sebanyak 13 kali yang diikuti oleh 517 hakim:

Salah Satu Kelas Pemaknaan KEPPH

117
Tabel 1
Pelatihan Pemaknaan dan Pemantapan KEPPH Tahun 2017

No Kegiatan Pelaksanaan Tempat Jumlah


Peserta
1 Pelatihan Pemaknaan KEPPH bagi 6 s.d. 9 Februari 2017 Manado, 39
Hakim dengan masa kerja 8 s.d 15 Sulawesi Utara
tahun
2 Pelatihan Pemaknaan KEPPH bagi 6 s.d. 9 Maret 2017 DIY Yogyakarta 40
Hakim dengan masa kerja 8 s.d 15
tahun
3 Pelatihan Pemantapan KEPPH bagi 3 s.d. 8 April 2017 Bogor, Jawa Barat 39
Hakim dengan masa kerja 0 s.d. 8
tahun
4 Pelatihan Pemantapan KEPPH bagi 16 s.d. 22 April 2017 Bogor, Jawa Barat 39
Hakim dengan masa kerja 0 s.d. 8
tahun
5 Pelatihan Pemaknaan KEPPH bagi 18 s.d. 23 April 2017 Bogor, Jawa Barat 39
Hakim dengan masa kerja 8 s.d 15
tahun
6 Pelatihan Pemaknaan KEPPH bagi 3 s.d. 8 Mei 2017 Makassar, 41
Hakim dengan masa kerja 8 s.d 15 Sulawesi Selatan
tahun
7 Pelatihan Pemantapan KEPPH bagi 15 s.d. 20 Mei 2017 Bogor, Jawa Barat 40
Hakim dengan masa kerja 0 s.d. 8
tahun
8 Pelatihan Pemaknaan KEPPH bagi 7 s.d. 11 Agustus 2017 Palembang, 37
Hakim dengan masa kerja 8 s.d 15 Sumatera Selatan
tahun
9 Pelatihan Pemaknaan KEPPH bagi 21 s.d. 25 Agustus Pontianak, 40
Hakim dengan masa kerja 8 s.d 15 2017 Kalimantan Barat
tahun
10 Pelatihan Pemantapan KEPPH bagi 11 s.d. 16 September Megamendung - 37
Hakim dengan masa kerja 0 s.d. 8 2017 Bogor, Jawa Barat
tahun
11 Pelatihan Pemaknaan KEPPH bagi 25 s.d. 30 September Surabaya, Jawa 39
Hakim dengan masa kerja 8 s.d 15 2017 Timur
tahun
12 Pelatihan Pemantapan KEPPH bagi 30 Oktober s.d. 4 Bandung, Jawa 50
Hakim Militer dengan masa kerja 0 November 2017 Barat
s.d. 8 tahun
13 Pelatihan Pemaknaan KEPPH bagi 14 s.d. 17 November Megamendung - 37
Hakim dengan masa kerja 8 s.d 15 2017 Bogor, Jawa Barat
tahun
Total 517
Jumlah

118
Salah satu rangkaian pelaksanaan Pemaknaan KEPPH

Mengukur Keberhasilan narasumber pelatihan pun dilakukan guna


menggali dampak pelatihan yang telah diikuti
Agar keberhasilan setiap pelatihan terlihat oleh peserta dalam menjalani profesinya.
dan dapat dipertanggungjawabkan, Komisi
Yudisial melakukan evaluasi pasca pelatihan.
Dengan adanya evaluasi keberhasilan
Idealnya, evaluasi ini dilakukan terhadap
pelatihan, Komisi Yudisial berharap
seluruh peserta pelatihan, baik peserta
ada persentase kenaikan kapasitas dan
pelatihan Pemantapan KEPPH bagi hakim
kompetensi hakim yang mengikuti pelatihan
dengan masa kerja 0 s.d. 8 tahun, maupun
(target kenaikan 2%, dari kondisi pre-
pelatihan Pemaknaan KEPPH bagi hakim
test ke kondisi setelah dilakukan evaluasi
dengan masa kerja 8 s.d. 15 tahun. Namun
pengukuran). Selain itu, evaluasi ini juga
evaluasi baru dapat dilakukan pada pelatihan
menampung segala masukan terkait
Pemaknaan KEPPH bagi hakim dengan
pelaksanaan teknis pelatihan dari responden
masa kerja 8 s.d. 15 tahun dikarenakan
(rekan sejawat, atasan, dan peserta
keterbatassan waktu dan anggaran.
pelatihan).

Evaluasi ini dilakukan dengan pengisian


Selain pelatihan KEPPH, Komisi Yudisial
kuisioner oleh rekan sejawat dan atasan
juga telah melaksanakan banyak kegiatan
peserta yang kemudian diperdalam
sejak kelahiran UU Nomor 18 Tahun 2011
dengan wawancara terkait tingkah laku
tentang Perubahan Atas Undang-Undang
keseharian peserta sebelum dan sesudah
Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi
mengikuti pelatihan. Pengisian kuisioner
Yudisial. Kegiatan tersebut di antaranya:
dan wawancara oleh peserta dengan

119
• Penyusunan Grand Design dan • Pelatihan Tematik
Penyusunan Buku Panduan
Peningkatan Kapasitas Hakim Pelatihan tematik ini dirancang Komisi
Yudisial ini berdasarkan tema-tema tertentu
Grand design yang telah ditetapkan dalam untuk meningkatkan kemampuan hakim
Peraturan Komisi Yudisial Nomor 3 Tahun dalam penguasaan hukum, termasuk di
2013 ini digunakan sebagai acuan atau dalamnya penerapan dan penemuan hukum.
pedoman bagi Komisi Yudisial dan pihak Pelatihan tematik yang telah dilaksanakan
lain yang terlibat dalam pelaksanaan Komisi Yudisial antara lain: Pelatihan
program peningkatan kapasitas hakim yang Tematik Hukum Pidana Khusus bagi Hakim
dilaksanakan secara bertahap, sistematis, Tinggi, Pelatihan Tematik HAM, Pelatihan
terarah, terukur, dan komprehensif demi Tematik Ekonomi Syariah bagi Hakim
mencapai visi dan misi Komisi Yudisial dalam Pengadilan Agama, Pelatihan Tematik
rangka mewujudkan hakim yang bersih, Hakim Pengadilan Militer, Pelatihan Tematik
jujur, dan profesional. Sengketa Tata Usaha Negara bagi Hakim di
Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara,
Pada tahun 2013 pula Komisi Yudisial Pelatihan Tematik Hukum Acara Perdata bagi
telah menyusun buku Panduan Pelatihan Hakim Pengadilan Negeri, Pelatihan Tematik
Peningkatan Kapasitas Hakim yang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan
digunakan sebagai acuan atau pedoman Pencucian Uang bagi Hakim dan Jaksa.
dalam melaksanakan pelatihan-pelatihan
peningkatan kapasitas hakim. Pelatihan Pelatihan tematik pemberantasan tindak
yang dilakukan saat itu berupa pelatihan pidana korupsi dan pencucian uang bagi
tematik. hakim dan jaksa yang diselenggarakan

Malam Apresiasi Seni Di Penghujung Pelatihan KEPPH

120
pada tahun 2014 di Bali mengikutsertakan Fasilitas Hakim di bawah Mahkamah Agung
partisipasi Justice Academy of Turkey untuk yang telah terealisasi pada awal tahun 2013.
memberikan materi terkait anti-korupsi dan
anti-money laundering. B. Program Peningkatan Kapasitas
Hakim (PPIH)
• Peningkatan Kesejahteraan Hakim

Komisi Yudisial menjalankan amanat Salah satu program pencegahan pelanggaran


undang-undang untuk mengupayakan KEPPH yang dilakukan Komisi Yudisial adalah
kesejahteraan hakim. Kegiatan dimulai dari Program Peningkatan Kapasitas Hakim
penyusunan konsep kenaikan tunjangan (PPIH). Program ini menitikberatkan pada
hakim dan Rancangan Peraturan Pemerintah penguatan integritas hakim yang berorientasi
tentang Perubahan Tunjangan Jabatan pada pencegahan dan dirancang secara
Hakim kepada Presiden. Setelah menggelar terintegrasi guna memberikan multiplayer
koordinasi dengan lembaga terkait seperti effect bagi stakeholder. Diharapkan dengan
Menteri Sekretaris Negara, Menteri PANRB, menguatnya integritas hakim, maka persepsi
Menteri Keuangan, Ketua Bappenas, dan masyarakat terhadap hakim pada khususnya
Mahkamah Agung, Pemerintah kemudian dan peradilan Indonesia pada umumnya
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor akan menjadi lebih baik dan positif sehingga
94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan muncul kepercayaan terhadap dunia
penegakan hukum Indonesia.

Program Peningkatan Integrias Hakim yang menyasar masyarakat

121
Kilas balik

Sejak awal Komisi Yudisial dibentuk hingga lahirnya Pasal 20 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, kegiatan
peningkatan kapasitas hakim dilakukan berupa lokakarya. Kegiatan tersebut
dilakukan di 28 kota dengan tema profesionalisme hakim, lingkungan
hidup, perburuhan, human trafficking, pemilukada, HAM, bisnis, budaya,
administrasi negara, agraria, perlindungan anak, korupsi, hukum adat,
ekonomi syariah, pengawasan hakim dan integritas hakim.

Program Peningkatan Integrias Hakim yang menyasar masyarakat

122
PPIH telah dilaksanakan oleh Komisi enam wilayah dilakukan refocusing area
Yudisial sejak tahun 2015 (baseline) hingga menjadi tiga wilayah saja, yaitu Jawa Barat,
tahun 2017. Pada tahun 2015 dilakukan Jawa Tengah, dan Sulawesi Utara. Treatment
pengukuran awal sebagai baseline di enam kepada hakim dan masyarakat di tiga wilayah
wilayah yang menjadi wilayah pilot project, tersebut terdiri dari kegiatan pelatihan
yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Peningkatan Kapasitas Hakim, profiling
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa pengadilan, pemantauan persidangan, dan
Tenggara Barat. sosialisasi KEPPH kepada masyarakat.

Pada tahun 2015 belum dilakukan treatment Dari hasil pengukuran yang dilakukan
terhadap hakim maupun masyarakat di pada tahun 2016 diketahui bahwa Indeks
enam wilayah tersebut dan hanya dilakukan Integritas Hakim mengalami peningkatan
pengukuran indeks awal yang dijadikan dari tahun 2015. Indeks Integritas Hakim naik
baseline sebagai parameter yang dapat dari nilai 5.95 (tergolong agak berintegritas)
menunjukan terjadinya kenaikan atau di tahun 2015 menjadi 6.15 (tergolong agak
penurunan integritas hakim setelah diberikan berintegritas) pada tahun 2016.
treatment oleh Komisi Yudisial di tahun
berikutnya. Kemudian dari sisi masyarakat, Indeks
Kepercayaan Publik Terhadap Hakim pada
Di tahun 2016 terjadi kendala dalam tahun 2015 mendapatkan nilai indeks 6.8
pelaksanaan program ini, yaitu karena ada (tergolong Agak Dipercaya) dan naik menjadi
pemotongan anggaran sehingga program 7.3 (tergolong Cukup Dipercaya) pada tahun
yang pada awalnya akan dilaksanakan di 2016.

Salah Satu Rangkaian PPIH Yakni Sarasehan Hukum di Daerah

123
Safari Budaya Integritas yang dilakukan Komisi Yudisial kepada Siswa SMA di Bandung

Dalam pelaksanaan PPIH tahun 2015 dan Di tahun 2017, PPIH dapat dilaksanakan
2016 masih terdapat beberapa kendala. secara penuh pada enam wilayah pilot
Diantaranya, masih lemahnya koordinasi project nasional yaitu Jawa Barat (Bandung
di antara unit pelaksana sehingga sangat dan Bogor), Jawa Tengah (Semarang,
rawan akan munculnya kembali cara kerja Purwokerto, Magelang, Boyolali, Mungkid,
parsial/sektoral antar unit. Klaten, Wonosobo dan Yogyakarta), Jawa
Timur (Surabaya dan Bangkalan), Sulawesi
Kemudian terjadi pula indikasi resistensi dari Utara (Manado, Minahasa), Sulawesi
para hakim terhadap Komisi Yudisial sebagai Selatan (Makassar, Palopo, Tana Toraja,
pengawas eksternal, dan juga terlihat Gowa), dan Nusa Tenggara Barat (Mataram,
ada potensi rasa apatis dari masyarakat Lombok Timur).
terhadap penegakan hukum sehingga Program tersebut dilakukan melalui pelatihan
mengurangi antusiasme masyarakat untuk Peningkatan Kapasitas Hakim, profiling
ikut berpartisipasi dalam melakukan upaya pengadilan, pemantauan persidangan, dan
pencegahan terhadap berbagai potensi sosialisasi KEPPH kepada masyarakat yang
penyimpangan yang dapat dilakukan oleh kemudian dilakukan pengukuran. Hingga
aparat penegak hukum dalam hal ini hakim. tulisan ini dibuat, masih dalam proses.

124
2.5. Hubungan Antar Lembaga dan kali pertama, Komisi Yudisial melakukan
Layanan Informasi kunjungan kerja ke Komisi Yudisial Belanda
dan Pusat Pendidikan.
A. Kerjasama dan Hubungan Antar
Lembaga
Di tahun 2012, untuk kali kedua, Komisi
Yudisial melakukan kunjungan ke luar

D
alam upaya memperbaiki dunia
peradilan, Komisi Yudisial negeri, yaitu Korea Selatan dan Turki guna
memerlukan dukungan dari melakukan studi banding terkait sistem
elemen-elemen masyarakat sipil, seperti seleksi pengangkatan hakim (termasuk
perguruan tinggi, organisasi masyarakat dan seleksi calon hakim agung), pendidikan
lembaga swadaya masyarakat, organisasi dan peningkatan kapasitas hakim, serta
kemasyarakatan dan pemuda (OKP), pers, pengawasan hakim.
serta lembaga lainnya, baik dalam maupun
luar negeri. Kemudian pada 15-24 September 2012,
Komisi Yudisial melanjutkan rangkaian
1. Kerjasama dengan Lembaga Luar kunjungan kerjanya dalam rangka studi
Negeri perbandingan Komisi Yudisial di Italia dan
Perancis. Kunjungan tersebut berguna untuk
Untuk meningkatkan jaringan dan kinerja, mendapatkan informasi atau referensi dalam
Komisi Yudisial melakukan kerjasama rangka peningkatan sistem pengawasan,
dengan lembaga-lembaga luar negeri. Selain peningkatan kapasitas hakim, serta
itu, juga dilakukan kunjungan kerja dalam penguatan kelembagaan Komisi Yudisial.
rangka studi banding. Tahun 2011, untuk

Audiensi dari Universitas Galuh di Penghujung Tahun 2017 yang dihadiri lebih dari 250 peserta

125
Bedah Buku salah satu Buku terbitan Komisi Yudisial

Komisi Yudisial juga menyelenggarakan Tahun 2013, Komisi Yudisial dengan


workshop regional tentang integritas Justice Academy Turkey menandatangani
peradilan yang bertajuk “Regional Workshop nota kesepahaman (MoU) yang membuka
on Judicial Integrity in Southeast Asia: peluang bagi para hakim Indonesia
Integrity-based Judicial Reform” di tahun mendapatkan pendidikan dan pelatihan
2011. Peserta kegiatan ini adalah Komisi di lembaga itu. Komisi Yudisial menerima
Yudisial, para hakim agung, akademisi, kunjungan Hoge Raad Der Nederlanden
maupun pengamat hukum dan peradilan dari atau Mahkamah Agung Kerajaan Belanda,
Indonesia maupun Asia Pasifik. Beberapa Mahkamah Konstitusi (MK) Azerbaijan dan
negara yang hadir di antaranya, Malaysia, Ombudsman Kerajaan Belanda.
Thailand, Filipina, Singapura, Pakistan,
Afganistan, Iran, Australia, Sri Langka, Pada tahun 2014, Komisi Yudisial telah
Jepang, dan Timor Leste. melakukan penjajakan kerja sama dengan
lembaga luar negeri, seperti : kerjasama
Komisi Yudisial juga menerima kunjungan Selatan-Selatan dan Negara Triangular
berbagai negara. Di tahun 2012, Komisi (KSST) untuk program 2014-2015, kedutaan
Yudisial menerima Sekretaris Jenderal besar Jerman, Jepang, dan Australia,
Kementerian Hukum Belanda dan Komisi serta menerima kunjungan dari Delegasi
Yudisial Bangladesh atau Bangladesh Mahkamah Agung China pada 6 November
Judicial Service Commision, dan Judicial 2014.
Commission of New South Wales.

126
Sementara pada awal Januari 2015, Pada awal tahun 2016, Komisi Yudisial
Komisi Yudisial menerima audiensi dari mendapatkan tawaran untuk kerja sama
Studicentrum Rechstspleging (SSR) dan co-funding beasiswa pascasarjana USAID
Delegasi Parlemen Korea Selatan. Pada Prestasi untuk satu orang pegawai Komisi
bulan November 2015 telah dilakukan Yudisial. Dari program kerjasama tersebut
kunjungan kerja ke International Cooperation telah terpilih satu orang pegawai Komisi
Department, Ministry of Justice, Japan, Yudisial dan saat ini telah diberangkatkan
Research and Training Institute, Ministry of pada tahun 2017.
Justice, Japan serta The Legal Research
and Training Institute, Supreme Court of Demi memperjelas batasan antara
Japan untuk bertukar informasi mengenai pelanggaran etik dengan teknis yudisial,
proses pelanggaran etik profesi hakim serta Komisi Yudisial pada bulan November 2016
pendidikan hakim, jaksa dan pengacara di berhasil menyelenggarakan Simposium
Jepang. Internasional berjudul “International
Symposium on the Line Between Legal
Di bulan yang sama juga dilakukan Error and Misconduct of Judges” yang
kunjungan kerja ke New York State on menghadirkan narasumber dari beberapa
Judicial Conduct, Amerika Serikat. Selain negara, yaitu dari Perancis, Amerika Serikat
itu, di bulan Desember Komisi Yudisial juga (Negara Bagian Alaska dan Arkansas) dan
melakukan kunjungan kerja ke University Australia.
of Queensland, Australia dalam bidang
pendidikan.

International Symposium on The Line Between Leal Error and Misconduct of Judges

127
Diskusi Komisi Yudisial dengan Media terkait Rancangan UU Jabatan Hakim

Pada bulan November 2016 Komisi melakukan kunjungan untuk membahas


Yudisial menerima kunjungan dari delegasi proyeksi kerjasama di bidang SDM bersama
Mahkamah Agung Kyrgyztan. Selanjutnya Australia Awards. Sementara itu, pada bulan
Komisi Yudisial menerima kunjungan Juli 2017, Komisi Yudisial melaksanakan
dari mahasiswa hukum University of kunjungan kerja ke beberapa lembaga
Queensland, Australia pada bulan Februari independen di London, Inggris yaitu;
2017, yang dilanjutkan dengan kuliah umum Judicial Appointments Commission (JAC),
oleh pengajar universitas tersebut di kantor Judicial Conduct Investigation Office (JCIO),
Komisi Yudisial, Jakarta. Komisi Yudisial dan Judicial Appointments and Conduct
juga menerima mahasiswa dari universitas Ombudsman (JACO).
tersebut untuk melakukan magang dan riset.
Kunjungan kerja tersebut bertujuan untuk
Kunjungan lain datang dari Charles Darwin melakukan studi banding dan menjajaki
University pada bulan Agustus dan November adanya peluang kerjasama dengan
2017 untuk membahas rencana kerja sama lembaga-lembaga tersebut yang memiliki
dalam bidang peningkatan sumber daya tugas dan fungsi yang hampir mirip dengan
manusia Komisi Yudisial. Komisi Yudisial. Kemudian pada bulan
November tahun 2017, Komisi Yudisial juga
Pada bulan Maret 2017, Komisi Yudisial menyambangi the Federal Court of Justice,
menerima audiensi dari delegasi Youth Regional Court and Local Court, the Federal
South East Leaders Initiative (YSEALI),dan Ministry of Justice, dam the Judicial Electoral

128
Committee di Jerman guna mempelajari Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi),
aspek manajemen dan pengawasan Parisada Hidhu Dharma Indonesia (PHDI)
hakim sebagai masukan berharga bagi dan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia
pembahasan rancangan undang-undang (PGI).
tentang manajemen hakim yang saat ini
tengah berlangsung di Indonesia.

12. Kerjasama dengan Lembaga/ Selain itu, juga ditandatangani kerjasama


Organisasi di dalam Negeri dengan enam organisasi kepemudaan yaitu
Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI),
Selain melakukan kunjungan dan kerjasama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
dengan lembaga di luar negeri, Komisi (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional
Yudisial juga memperluas kerjasama Indonesia, Perhimpunan Mahasiswa Katolik
dalam negeri dengan berbagai lembaga Republik Indonesia (PMKRI), dan Gerakan
negara, pemerintah, organisasi masyarakat, Angkatan Muda Kristen Indonesia (GMKI).
lembaga swadaya masyarakat, organisasi
kepemudaan, perguruan tinggi dan lembaga
Pada tahun 2013, Komisi Yudisial mengawali
lainnya.
kerjasama dengan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) sebagai wujud kepedulian
Awal tahun 2012, Komisi Yudisial Komisi Yudisial dalam memberantas
melakukan kerja sama dengan 34 fakultas korupsi serta menunjang wewenang dan
hukum se-Indonesia. Komisi Yudisial tugas Komisi Yudisial RI. Selain KPK dan
juga melakukan kerjasama dengan para JAT, Komisi Yudisial juga menandatangani
tokoh dari enam organisasi keagamaan, MoU dengan LPSE, Yayasan Pendidikan
yaitu Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Islam Papua (YAPIS), Universitas Slamet
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Riyadi Surakarta (UNISRI), Universitas Bina

129
Media Visit dengan salah satu media di Jakarta

Nusantara Jakarta (UBINUS), Universitas peningkatan sumber daya manusia dengan


Muslim Indonesia (UMI) Makassar, UIN penyelenggaraan training bagi hakim dengan
Kalijaga Yogyakarta, Kejaksaan RI, tema Hak Asasi Manusia dan Korupsi.
Universitas Riau, Universitas Yarsi, LPSK,
Ombudsman, Unisula Semarang, dan DPC Pada tahun 2014, Komisi Yudisial melakukan
Peradi Yogyakarta, serta perpanjangan MoU penandatanganan nota kesepahaman
dengan RSPAD Jakarta, Unitomo Surabaya dengan lembaga, kementerian, dan
dan POLRI. perguruan tinggi, seperti Kementerian
Dalam Negeri, Kompolnas, Sasana Integrasi
Komisi Yudisial juga melakukan tindak Advoksi Disabilitas (SIGAB), Universitas
lanjut kerjasama dengan Lembaga Donor Atmajaya Yogyakarta dan perpanjangan
Asing diantaranya Australian Indonesian MoU dengan Universitas Muhammadiyah
Partnership For Justice Program (AIPJ). Malang.
Beberapa lembaga donor asing lainnya
seperti United National of Drug and Crime Selain penandatangan MoU, Ketua dan
(UNODC) juga melakukan tindak lanjut Anggota Komisi Yudisial melaksanakan
kerjasama dengan Komisi Yudisial. rapat terbatas dengan seluruh jajaran
pimpinan Mahkamah Agung RI pada Maret
Pada tahun yang sama, Norwegian Center 2014 guna membicarakan hal-hal yang
For Human Right bersama dengan Pusat berkaitan dengan tugas dan kewenangan
Studi Hak Asasi Manusia Yogyakarta juga dengan masing-masing lembaga. Pimpinan
melakukan tindak lanjut kerjasama dengan Komisi Yudisial melakukan audiensi dengan
Komisi Yudisial dalam bentuk memberikan Wakil Presiden RI di Istana Wapres, serta

130
audiensi antara Wakil Ketua Komisi Yudisial, Tanjung Pura, Universitas Islam Indonesia,
Ketua Bidang Kerjasama dan Hubungan UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Andalas,
Antar Lembaga dengan Kapolri pada April Universitas Diponegoro, Universitas
2014. Pattimura, Universitas Sam Ratulangi,
Universitas Tujuh Belas Agustus, Universitas
Di awal tahun 2015, Komisi Yudisial Indonesia, dan Universitas Pasundan.
beraudiensi dengan Presiden RI guna
membicarakan tentang tugas dan wewenang Selain itu Komisi Yudisial juga menjalin
Komisi Yudisial serta program-program kerja kerja sama dengan 21 perguruan tinggi
ke depan dengan Wakil Menteri Keuangan dalam jaringan Muhammadiyah di mana
guna mendapat dukungan terkait penguatan penandatangannya dilaksanakan di
anggaran. Komisi Yudisial juga melakukan Bukittinggi, Sumatera Barat. Kerja sama
penandatanganan nota kesepahaman dan dengan Perguruan Tinggi lain yang mengikat
tindak lanjut kerja sama dengan Pusham secara mandiri di antaranya dengan
UII, Universitas Gorontalo, UPN Veteran, Universitas Trunojoyo, Madura, Universitas
Universitas Islam Bandung, Universitas Wijaya Kusuma dan Universitas Islam Negeri
Udayana dan Universitas Mahasaraswati. Sumatera Utara. Kerja sama lain dengan dunia
akademis di antaranya adalah dengan Forum
Pada tahun 2016, Komisi Yudisial kembali Rektor Indonesia, Forum Dekan Indonesia
melanjutkan kerja sama dalam kegiatan dan dengan Pusat Pengkajian Pancasila
klinik etik dengan 13 perguruan tinggi dan Konstitusi (PUSKAPSI) Fakultas Hukum
negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Universitas Jember. Sementara itu, kerja
Ketiga belas perguruan tinggi tersebut sama lain yang disepakati pada tahun 2016
yaitu Universitas Hasanuddin, Universitas adalah dengan POLRI, Badan Kepegawaian
Ar Raniry, UIN Sunan Ampel, Universitas Negara dan dengan RSPAD Gatot Soebroto.

Peresmian kantor Penghubung KY Wilayah Sumatera Utara

131
Terus Bersinergi Foto Bersama KY dan AIPJ

Untuk memperkuat kemitraan, Komisi Beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan


Yudisial juga telah melakukan berbagai antara lain diskusi dengan YLBHI dan LBH
kegiatan, diantaranya bersama DPR, Jakarta dengan topik ‘Arah Baru Reformasi
MPR, DPD, MA, dan Kementerian Hukum Peradilan’, diskusi dengan TEMPO dan
dan HAM. Kemudian Komisi Yudisial juga Hukumonline untuk melakukan advokasi
melakukan audiensi kepada Presiden RUU Jabatan Hakim, diskusi dan komunikasi
dan Wakil Presiden dalam mendapatkan intensif dengan TA Komisi III dan pertemuan
dukungan dari pemerintah, dan melakukan dengan anggota DPR Komisi III dalam
kunjungan ke Kemenlu dalam rangka kerangka seleksi CHA dan RUU Jabatan
konsultasi untuk persiapan kegiatan Hakim.
simposium internasional. Komisi Yudisial
juga melakukan rintisan kerjasama dengan Selama tahun 2017 juga telah dilakukan
media dan lembaga-lembaga diantaranya penandatangan nota kesepahaman antara
Ombudsman, KPK, Kompolnas dan Komisi Komisi Yudisial dengan beberapa perguruan
Kejaksaan. Selain itu juga pimpinan Komisi tinggi, yaitu dengan UPN Veteran, Surabaya;
Yudisial melakukan audiensi dengan PP Lembaga Administrasi Negara; Universitas
Pemuda Muhammadiyah. Muhammadiyah Malang; Universitas
Udayana; Universitas Sriwijaya; Universitas
Selain itu untuk memperkuat kemitraan Mulawarman; dan IAIN Samarinda.
Komisi Yudisial juga melakukan akselerasi
peran komunikasi dengan banyak Sebagai wujud implementasi kerja sama,
stakeholder, parlemen, NGO, serta media. Komisi Yudisial berpartisipasi dalam

132
Madrasah Anti Korupsi dengan tema Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) atas
“Meluruskan Kembali Peradilan Indonesia Rancangan Undang-Undang Jabatan Hakim
yang diselenggarakan oleh PP Pemuda Komisi Yudisial dengan DPR, membahas
Muhammadiyah. Pelaksanaan tindak tindak lanjut kerjasama dalam bidang
lanjut MoU yang lain di antaranya bersama pemantauan dengan Universitas Trisakti
Universitas Muhammadiyah Tangerang dan Universitas Udayana pada bulan Juli
dalam kegiatan sosialisasi tentang 2017, pembekalan instrumen pemantauan
Kelembagaan Komisi Yudisial di wilayah bagi mahasiswa Universitas Udayana dalam
Tangerang, dengan Universitas Dr. Soetomo Program Pemantauan bersama di bulan
Surabaya dalam kegiatan Sosialisasi Agustus, serta penyelenggaraan Workshop
Rancangan Undang-Undang Jabatan Penulisan Jurnal Komisi Yudisial Tahun 2017
Hakim, dengan Universitas Muhammadiyah yang berhasil menghadirkan 21 peserta dari
Sumatera Utara dalam kegiatan Pelatihan berbagai Fakultas Hukum PTN/PTS se-
dan Penulisan Jurnal Yudisial, serta fasilitasi Jabodetabek dan Bandung pada Oktober
pelaksanaan Forum Dekan FH PTM “Antara 2017.
Independensi dan Akuntabilitas Peradilan
di Indonesia” yang semuanya dilaksanakan Untuk memperkuat kemitraan dengan
pada April 2017. lembaga lain, Komisi Yudisial secara
intensif telah mendukung dan memfasilitasi
Pada bulan Mei 2017, Komisi Yudisial pertemuan dengan pihak lain. Di antaranya
bekerja sama dengan MPR dan DKPP dengan Dewan Kehormatan Penyelenggara
menyelenggarakan Prakonferensi Ke II Pemilu, Penghubung Mahkamah Agung –
Etika Berbangsa dan Bernegara dengan Komisi Yudisial, Balitbang Diklat Kumdil MA
topik “Diskursus Integrasi Sistem Kode RI, PUKAT UGM, DPR RI Komisi III, Forum
Etik dan Penegakkannya” di Kantor Komisi Penghubung Lembaga Negara, Ombudsman
Yudisial. Pada bulan Juni 2017, Komisi RI, serta dengan media massa.
Yudisial kemudian melakukan pembahasan

kunjungan Charles Darwin University ke KY

133
Tabel 1
Lembaga Donor Program Komisi Yudisial

No. Lembaga Donor Jenis Program Waktu Pelaksanaan


THE ASIA FOUNDATION
1. The Asia Foundation Assesment dan Penyusunan Struktrur 2005
Organisasi Komisi Yudisial
2. The Asia Foundation Public Service Day di 7 fakultas hukum mitra April-Mei 2014
kerjasama dengan Education and Equipping Tomorrows E2J
Kemitraan dan University (UI, Unhas, UGM, Udayana, Airlangga, USU,
of Washington , USAID UNPAD)
LEGAL DEVELOPMEN FACILITIES (LDF)
3. Legal Development Studi Banding dengan mendatangkan Ketua 2006
Facilities (LDF) dan Anggota Komisi Yudisial New South
Wales ke Indonesia
KEMITRAAN
4. Penyusunan Rencana Strategis Komisi 2006
Yudisial
Penyusunan Pedoman Perilaku Hakim 2005
Pertemuan Jaringan Daerah Komisi Yudisial 2006
Penyusunan Sistem (software) Data Base 2006 dan 2007
Hakim
Partnership for
Governance Reform Investigasi Perilaku Hakim di 7 propinsi April – September
(Kemitraan) 2007
Penelitian Putusan Hakim di 7 propinsi Januari-Desember
2007
Penerbitan Jurnal Analisis Putusan Agustus-Desember
2007
Penerbitan Buku Saku Pengawasan Hakim Agustus 2007
Bagi Publik
NORWEGIAN CENTER FOR HUMAN RIGHTS
5. Universitas Oslo Penelitian Putusan Hakim di 5 Propinsi Agustus– Desember
Norwegia/Norwegian 2007
Center For Human Rights
6. Universitas Oslo Penelitian terhadap 42 putusan hakim 2008
Norwegia/Norwegian berdimensi Hak Asasi Manusia
Center For Human Rights
7. Universitas Oslo Penelitian terhadap putusan hakim yang 2009
Norwegia/Norwegian menyangkut kasus tipikor, SDA, Napza dan
Center For Human Rights KDRT
8. Universitas Oslo Pembuatan buku “Wajah Hakim Dalam 2010
Norwegia/Norwegian Putusan” yang berisikan kumpulan hasil
Center For Human Rights penelitian terhadap putusan berdimensi
HAM

134
9. Universitas Oslo Diklat hakim berdimensi hak asasi manusia 2011
Norwegia/Norwegian kepada para Hakim tingkat Pengadilan
Center For Human Rights Negeri dan Pengadilan Tinggi
10. Universitas Oslo Pelatihan hakim berdimensi hak asasi 2012
Norwegia/Norwegian manusia kepada para Hakim
Center For Human Rights
11. Universitas Oslo Pelatihan hakim berdimensi hak asasi 2013
Norwegia/Norwegian manusia kepada para hakim (fokus kepada
Center For Human Rights tindak pidana korupsi)
12. Universitas Oslo Pelatihan hakim berdimensi Hak Asasi 2014
Norwegia/Norwegian Manusia kepada para hakim (fokus kepada
Center For Human Rights tindak pidana korupsi)
UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime)
13. UNODC (United Nations Pengadaan perangkat (hardware) pembuatan 2008
Office on Drugs and data base hakim
Crime)

14. UNODC (United Nations Dukungan terhadap pengembangan jejaring 2012


Office on Drugs and Komisi Yudisial, pengembangan Posko dan
Crime) pengembangan fungsi pengawasan hakim

15. UNODC (United Nations Dukungan terhadap peningkatan SDM 2013


Office on Drugs and Komisi Yudisial dalam bentuk pelatihan
Crime) penanganan laporan masyarakat

Audiensi KY - MA Semangat Membangun Peradilan Bersih

135
Audiensi KY Dengan POLRI Bangun Kerjasama Bidang Pengawasan

NATIONAL LEGAL REFORM PROGRAM (NLRP)


16. National Legal Reform Pembuatan buku “Menemukan Substansi 2010
Program(NLRP) Dalam Keadilan Prosedural” (laporan
penelitian putusan kasus pidana PN 2009)
17. National Legal Reform Pembuatan buku “Potret Profesionalisme 2010
Program(NLRP) Hakim dalam putusan” (laporan penelitian
Pengadilan Negeri 2008)

AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR JUSTICE PROGRAM (AIPJ)


18. Pelatihan kemampuan hakim untuk isu-isu
kode etik dan pedoman perilaku hakim dan
Australia Indonesia isu-isu hukum tertentu (tematik), berdasarkan
Partnership for Justice laporan masyarakat ke Komisi Yudisial
Program (AIPJ)
Pengadaan kamera pemantauan persidangan
ke beberapa daerah prioritas 2012
Penyusunan SOP pemantauan persidangan,
penyelengaraan pelatihan bagi Posko,
pendidikan dan pelatihan bagi jejaring
Perencanaan sistem IT

136
19. Australia Indonesia Pengadaan kamera pemantauan persidangan 2013
Partnership for Justice ke daerah penghubung
Program (AIPJ)
Kunjungan kerja ke Komisi Yudisial New 2013
South Wales dan kuliah umum dari Komisi
Yudisial di Universitas Canberra
20. Australia Indonesia Penyusunan Blue Print IT 2014
Partnership for Justice
Program (AIPJ)
21. Australia Indonesia Pelatihan hakim mengenai disabilitas 2014
Partnership for Justice
Program (AIPJ)
bekerjasama dengan
Pusham UII
22. Australia Indonesia Pelatihan Kode Etik dan Pedoman Perilaku 2014
Partnership for Justice Hakim
Program (AIPJ)
bekerjasama dengan
Indonesia Legal
Roundtable
23 Australia Indonesia Pelatihan Aparat Penegak Hukum mengenai 2015
Partnership for Disabilitas
Justice Program
(AIPJ)bekerjasama
denganPusham UII
24 Australia Indonesia Pengiriman narasumber dari Judicial 2016
Partnership for Justice Commission of New South Wales dalam
Program (AIPJ) Simposium Internasional “The Line Between
Legal Error and Misconduct of Judges” di
Jakarta
JUSTICE ACADEMY OF TURKEY
25 Justice Academy of Turkey Pengiriman hakim dan jaksa untuk belajar di 2013
(JAT) JAT
26 Justice Academy of Turkey Pelatihan Hakim dengan Narasumber dari 2014
(JAT) JAT
27 Justice Academy of Turkey Pengiriman hakim dan jaksa untuk belajar di 2015
(JAT) JAT
28 Justice Academy of Turkey Pengiriman narasumber dari Komisi Yudisial 2017
(JAT) ke International Congress on Legal Education,
Istanbul, Turkey
USAID
29 United States Agency for Pengiriman SDM Komisi Yudisial untuk studi 2016
International Development pascasarjana S2 di Amerika Serikat dengan co-
(USAID) funding beasiswa USAID – Prestasi
EU UNDP SUSTAIN
30 Support for Reform of the Pengiriman narasumber dari the Conseil 2016
Justice Sector in Indonesia d’Etat, France dalam Simposium Internasional
(SUSTAIN) “The Line Between Legal Error and
Misconduct of Judges” di Jakarta

137
KY Jajaki kerjasama dengan Queensland University Australia

B. Penghubung 2. Meningkatkan efektifitas pemantauan


persidangan.
Sebagai respon dan solusi terhadap
permasalahan pengawasan hakim di
daerah-daerah yang masih sulit dijangkau, 3. Melakukan sosialisasi kelembagaan
berdasarkan Pasal 3 ayat 2 Undang-Undang dalam rangka menjaga dan
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan menegakkan kehormatan, keluhuran
atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun martabat serta perilaku hakim.
2004 tentang Komisi Yudisial, maka Komisi
Yudisial dapat mengangkat penghubung di Sejak tahun 2013, Komisi Yudisial
daerah sesuai dengan kebutuhan. membentuk Penghubung di beberapa
daerah, yaitu:
Oleh karena itu, pembentukan Penghubung
Komisi Yudisial di daerah bertujuan untuk: 1. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah
Sumatera Utara
1. Memberikan kemudahan bagi 2. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah
masyarakat dalam menyampaikan Riau
laporan pengaduan terkait dengan
dugaan pelanggaran Kode Etik dan 3. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah
Pedoman Perilaku Hakim untuk Sumatera Selatan
diteruskan ke Komisi Yudisial.
4. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah
Jawa Tengah

138
5. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Pelaksanaan Kegiatan Penghubung
Jawa Timur
• Tahun 2013
6. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah
Kalimantan Timur Pada tahun 2013 telah dibentuk Penghubung
di 6 wilayah, yaitu Jawa Timur, Jawa tengah,
7. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat,
Kalimantan Barat Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
Untuk mencari calon petugas penghubung,
8. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah Komisi Yudisial menjaring sebanyak-
Sulawesi Selatan banyaknya calon untuk mendaftarkan diri
menjadi kandidat calon petugas penghubung
9. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah
sesuai dengan persyaratan yang telah
Sulawesi Utara
ditentukan.
10. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah
Nusa Tenggara Barat Jumlah pelamar yang mendaftarkan diri
ke tim panitia seleksi sebanyak 578 orang,
11. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah
terdiri dari 421 laki-laki dan 157 perempuan.
Nusa Tenggara Timur
Yang mendaftar sebagai Koordinator
12. Penghubung Komisi Yudisial Wilayah (KO) sebanyak 89 pelamar, sementara
Maluku yang mendaftarkan diri sebagai Asisten
Koordinator (AK) sebanyak 489 orang.

Edukasi publik oleh Penghubung KY Sulawesi Selatan

139
Edukasi publik oleh Penghubung KY Kalimantan Barat

Para calon tersebut menjalani beberapa Acara pelantikan juga diiringi dengan public
tahapan yang terdiri dari seleksi administrasi, expose yang memberikan kesempatan
seleksi tertulis, dan seleksi wawancara. kepada para seniman dan budayawan
Selain itu juga dilakukan penelusuran rekam lokal untuk menyampaikan “Orasi Budaya”
jejak calon petugas penghubung yang lolos di hadapan tamu undangan yang terdiri
wawancara. Setelah mengikuti seluruh dari unsur pejabat daerah, aparat penegak
tahapan seleksi akhirnya terpilih masing- hukum, perguruan tinggi, tokoh dan
masing 4 orang untuk masing-masing kelompok masyarakat, Lembaga Swadaya
penghubung di 6 wilayah. Masyarakat, dan unsur masyarakat lainnya
yang ada di daerah tersebut.
Setelah ditetapkan menjadi petugas
penghubung, maka dilakukan pelantikan • Tahun 2014
dan public expose. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengenalkan dan mendekatkan Untuk meningkatkan kapasitas para petugas
petugas penghubung kepada masyarakat penghubung, Komisi Yudisial menggelar
dan pemangku kepentingan di wilayah konsolidasi dan pelatihan penghubung.
kerja penghubung yang dibarengi dengan Dalam kegiatan tersebut diisi dengan stadium
pelantikan resmi dan pengambilan sumpah generale dan materi-materi yang bersifat soft
calon menjadi penghubung Komisi Yudisial skill, seperti: manajemen kepemimpinan,
di daerah. manajemen strategi, manajemen isu,
dynamic group. Selain itu juga disampaikan

140
materi mengenai tata kelola administrasi Komisi Yudisial telah melakukan analisis
dan keuangan, serta proyeksi penghubung penentuan kota. Kemudian Komisi Yudisial
Komisi Yudisial ke depan dengan metode membentuk Penghubung di 4 wilayah, yaitu
partisipatif. Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara,
dan Nusa Tenggara Timur.
Dalam rangka monitoring dan evaluasi kerja
Penghubung Komisi Yudisial, telah dibuat • Tahun 2015
perangkat aplikasi e-monev. Semua tugas
yang dilakukan oleh penghubung, baik Untuk meningkatkan dan memudahkan
mengenai penerimaan laporan masyarakat, koordinasi secara efektif dan efisien,
pemantauan, dan sosialisasi semua laporan dilakukan pemasangan alat web conference
pelaksanaan tugasnya termuat dalam “V-Cube”. Teknologi komunikasi visual
aplikasi. Selain itu, tugas-tugas tambahan jarak jauh buatan Jepang ini memudahkan
yang didelegasikan oleh pusat serta proses kerja-kerja Komisi Yudisial dan penghubung
administrasi penghubung juga dilakukan dalam banyak hal, seperti meeting antara
melaui aplikasi tersebut. Perangkat aplikasi penghubung dan pusat, meeting antar
e-monev tersebut juga berfungsi sebagai penghubung, pemeriksaan saksi, presentasi,
mesin presensi yang merekam setiap tanpa harus bertemu dan bertatap muka
kehadiran penghubung setiap hari. langsung di tempat yang sama.

Di tahun 2014, Komisi Yudisial merencanakan Konsolidasi dan pelatihan penghubung


membentuk Penghubung di wilayah lainnya. kembali dilakukan pada 2015 di Sentul
Untuk menyiapkan rencana pembentukan, City, Bogor, Jawa Barat. Konsolidasi dan

Edukasi publik oleh Penghubung KY NTT

141
Edukasi publik oleh Penghubung KY Sulawesi Selatan

pelatihan dilakukan dengan lebih berfokus peradilan bersih. Salah satu program
pada evaluasi dan capaian pelaksanaan unggulan Penghubung Komisi Yudisial di
tugas penghubung. Evaluasi dan capaian tahun 2016 adalah Meta Data Anatomi
penghubung selanjutnya akan dijadikan Peradilan. Tujuan dari kegiatan ini adalah
sebagai acuan dalam menyempurnakan untuk memetakan basis data anatomi
seluruh instrumen dan perangkat kerja peradilan di wilayah penghubung dan
penghubung dalam rangka meningkatkan tersedianya data dan informasi terkait
kinerja penghubung. anatomi peradilan dari berbagai aspek.

Di tahun 2015, Komisi Yudisial membentuk Basis data tentang anatomi peradilan
Penghubung Komisi Yudisial di dua wilayah, setidaknya akan memotret kondisi wilayah
yaitu Kalimantan Barat dan Maluku. Di tahun dan kondisi peradilan setempat. Kondisi
ini pula, Komisi Yudisial mulai menyusun draf wilayah diantaranya terkait aspek geografi,
Perubahan atas Peraturan Komisi Yudisial demografi, sosial, politik, ekonomi dan
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pembentukan, budaya. Sementara kondisi peradilan
Susunan, dan Tata Kerja Penghubung bisa dipotret dari sejarah peradilan, kelas
Komisi Yudisial. pengadilan, rasio jumlah hakim dan beban
perkara, keragaman perkara, fasilitas, dan
• Tahun 2016 keamanan.

Penghubung Komisi Yudisial di daerah Selain itu juga dilakukan pengembangan


dituntut untuk bekerja maksimal dan jejaring. Salah satunya dengan
memberikan kontribusi dalam mewujudkan mengintensifkan kerja sama dengan Komisi

142
Pemberantasan Korupsi yang telah terjalin Pembahasan peraturan tersebut sangat
sejak tahun 2007. Jejaring tersebut untuk krusial bagi keberlangsungan Penghubung
memperkuat proses pemantauan peradilan, Komisi Yudisial di daerah. Penghubung
terutama kasus-kasus korupsi yang ada Komisi Yudisial merupakan bagian dari
di daerah. Selain itu, Komisi Yudisial dan Komisi Yudisial yang peran dan tugas-
KPK juga bersinergi dengan TempoSMS tugasnya harus diperkuat bukan hanya
untuk memperkuat kapasitas jejaring sekadar “tukang pos” atau pengantar surat
dengan memberikan pelatihan pemantauan pengaduan masyarakat.
peradilan dan bagaimana mengelola dan
melaporkan sebuah peristiwa yang diduga Akhirya, Komisi Yudisial mencabut peraturan
ada unsur penyimpangan yang dilakukan sebelumnya dan menetapkan Peraturan
oleh aparatur negara atau para penegak Komisi Yudisial Nomor 1 Tahun 2016 tentang
hukum. Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja
Penghubung Komisi Yudisial.
• Tahun 2017
C. Layanan Informasi
Mengingat dinamika organisasi yang sangat
cepat, selain program-program yang telah Keterbukaan informasi yang didukung
berjalan di tahun-tahun sebelumnya, agenda perkembangan teknologi informasi yang
terbesar di tahun 2017 adalah perubahan pesat menjadikan publik semakin haus dan
Peraturan Komisi Yudisial Nomor 1 Tahun kritis untuk mendapatkan informasi. Dalam
2012 tentang Pembentukan, Susunan, dan rangka menunjang keberhasilan lembaga,
Tata Kerja Penghubung Komisi Yudisial. bidang Layanan Informasi membantu

Audiensi Mahasiswa Ajang Edukasi Publik sekaligus Sosialisasi Lembaga

143
mempercepat informasi tentang kebijakan seperti Kiprah Komisi Yudisial, profil Anggota
dan program serta capaian kinerja Komisi Komisi Yudisial, dan Panduan Peliputan
Yudisial kepada masyarakat. Pengawasan Perilaku Hakim. Penyusunan
bahan publikasi lainnya untuk mengedukasi
Kondisi tersebut menuntut bidang Layanan masyarakat yang telah dilakukan yaitu
Informasi dapat mengimbangi arus informasi leaflet, kalender dan agenda Komisi Yudisial
di masyarakat sehingga membentuk citra
positif bagi lembaga. Program kegiatan yang 2. Kampanye/edukasi publik
dilaksanakan bidang Layanan Informasi
difokuskan pada layanan hubungan • Pelaksanaan PPID Komisi Yudisial
masyarakat dan komunikasi.
Setiap badan publik mempunyai kewajiban
untuk membuka akses atas informasi
1. Penyusunan buku dan berbagai publik. Keterbukaan informasi ini dapat
bentuk publikasi lainnya juga meningkatkan kualitas pelibatan
atau partisipasi masyarakat dalam proses
Komisi Yudisial menerbitkan sejumlah bahan pengambilan keputusan publik dan
publikasi berupa majalah, jurnal, buku, dan mewujudkan good governance.
bentuk publikasi lainnya. Empat publikasi
yang rutin diterbitkan, yaitu majalah Komisi
Yudisial yang terbit per tiga bulan, Jurnal Salah satu amanat Undang-Undang Nomor
Yudisial yang terbit per empat bulan, Buku 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Bunga Rampai yang merupakan tulisan Informasi Publik adalah membentuk Pejabat
pakar hukum tentang topik hukum dan Pengelola Informasi dan Dokumentasi
keadilan yang aktual, dan buku lainnya (PPID). PPID ialah pejabat yang bertugas dan
bertanggung jawab melakukan pengelolaan

Peluncuran Buku Bunga Rampai 2016 Sebagai Bentuk Publikasi dan Sumbangsih KY Bagi Dunia Hukum dan Peradilan di Indonesia

144
Ingin mengenal lebih dekat, Siswa SD kunjungi KY

dan pelayanan informasi yang meliputi Informasi Publik yang diadakan KIP. Pada
proses penyimpanan, pendokumentasian, tahun 2014, meraih peringkat IX. Pada tahun
penyediaan, dan/atau pelayanan informasi 2015, meraih peringkat IV dan di tahun
publik. 2016 meraih peringkat IX kategori lembaga
negara. Di tahun 2017 Komisi Yudisial
Payung hukum kegiatan pelayanan informasi meraih peringkat IV pada Penganugerahan
ini adalah Peraturan Komisi Yudisial Nomor Pemeringkatan Keterbukaan Informasi (KIP)
4 Tahun 2016 tentang Pelayanan Informasi. Publik Tahun 2017 untuk kategori Badan
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan Publik Lembaga Negara dan Lembaga
PPID Komisi Yudisial yang utama adalah Pemerintah Non Kementerian dengan
pelayanan informasi kepada publik. perolehan nilai 93,60 (menuju informatif).
Untuk tahun 2017, KY memperoleh nilai
93,60 (menuju informatif) naik 7,16 poin
Selain itu telah ditetapkan pula Standard dari tahun 2016 dengn nilai 86,44. Penilaian
Operating Procedure (SOP) PPID KY, dimulai dari tahapan Self-Assessment
melakukan pemuktakhiran informasi di Questioner (SAQ). Kemudian dilakukan
website PPID Komisi Yudisial www.ppid. verifikasi lanjutan acak dan visitasi.
komisiyudisial.go.id, pengujian konsekuensi
sebagai dasar pertimbangan untuk
menentukan informasi tersebut dikecualikan • Penyebaran informasi publik terpilih
dan penyusunan laporan Pelayanan Komisi Yudisial mengedukasi dan
Informasi Publik setiap tahun untuk meningkatkan kualitas informasi kepada
diserahkan kepada Komisi Informasi Pusat publik terkait dengan tugas, wewenang, serta
(KIP). profil lembaga secara detail. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan menerima kunjungan
Sejak tahun 2014, PPID Komisi Yudisial telah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi
aktif dalam Pemeringkatan Keterbukaan seluruh Indonesia dan unsur kelompok

145
masyarakat. Tujuannya untuk mengedukasi dan lembaga, Komisi Yudisial berperan
sekaligus melakukan sosialisasi tentang aktif mengikuti berbagai kegiatan yang
wewenang dan tugas Komisi Yudisial. diselenggarakan oleh Badan Koordinasi
Tercatat, setiap tahun tak kurang dari 50 Humas Pemerintah (Bakohumas) yang
institusi datang ke Komisi Yudisial. merupakan organisasi resmi yang
membawahi semua Humas Kementerian
• Kehumasan dan media relation dan Lembaga Pemerintah.

Peran hubungan masyarakat tidak hanya Peran aktif ini dibutuhkan agar humas Komisi
sekadar jembatan antara kepentingan Yudisial memiliki kontribusi positif dalam
internal dengan kebutuhan eksternal, tetapi kehumasan pemerintah. Melalui kegiatan
menjadi penjaga citra kelembagaan di mata tersebut Komisi Yudisial mengharapkan
masyarakat. Salah strategi yang dilakukan mendapatkan informasi-informasi baru yang
adalah menjalin hubungan baik dengan dibutuhkan guna menopang kemajuan di
media massa. Sebagai pilar keempat, masa mendatang.
media massa adalah mitra strategis untuk
menyampaikan informasi kepada publik Dalam menginformasikan kegiatan yang
terkait program atau kegiatan yang dilakukan telah dilaksanakan dalam menjalankan
Komisi Yudisial. Karenanya, Komisi Yudisial wewenang dan tugas, Komisi Yudisial
membentuk forum wartawan “Forum Jurnalis menyelenggarakan pelaksanaan
KY (FORJUKY)” untuk mempermudah konferensi pers. Melalui konferensi pers
sinergi antara Komisi Yudisial dengan media pula, Komisi Yudisial dapat menyatakan
massa. informasi atau pendapat suatu hal untuk
disampaikan kepada publik melalui media
Selain menjalin dengan media massa, guna massa. Informasi, pernyataan sikap atau
memperkuat sinergi dengan kementerian pendapat disampaikan secara resmi dalam
bentuk siaran pers yang disebarluaskan

Juru Bicara KY merespon pertanyaan media terkait isu-isu terkini di Komisi Yudisial

146
Media Hearing bersama wartawan

melalui website Komisi Yudisial di www. kelembagaan, melainkan dikembangkan


komisiyudisial.go.id pada bagian siaran pers. sebagai media informasi masyarakat dalam
Selain itu, dilakukan pula media visit, press mengakses peradilan yang bersih (access to
gathering dan media briefing sebagai sarana justice). Beberapa informasi tersebut, antara
menambah keakraban dengan wartawan, lain: profil kelembagaan, pelayanan publik di
serta menggelar talkshow di televisi dan Komisi Yudisial, program dan kegiatan serta
radio. kinerja KY, laporan keuangan, laporan akses
informasi publik, peraturan atau keputusan
Sepanjang tahun 2017, Komisi Yudisial telah yang ditetapkan KY, dan lainnya.
menggelar press conference terkait seleksi
calon hakim agung dan ad hoc di Mahkamah Dari segi content, website Komisi Yudisial
Agung, pengawasan perilaku hakim, mengacu pada ketersediaan informasi publik
penguatan kelembagaan, dan kegiatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
lainnya. Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik dan Peraturan Komisi Yudisial RI
• Pengelola website dan media sosial Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Komisi Yudisial Informasi Publik. Website Komisi Yudisial
terintegrasi website ppid.komisiyudisial.
Website sebagai etalase lembaga menjadi go.id sebagai penyedia Daftar Informasi
media utama dalam melakukan penyebaran Publik yang dikategorikan menjadi informasi
informasi di Komisi Yudisial. Website Komisi berkala, informasi setiap saat, dan informasi
Yudisial tidak hanya menampilkan profil serta merta. Ke depan, informasi yang

147
tersedia minimal sudah dalam dua bahasa diadakan Kementerian Hukum dan HAM,
(billingual). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan
Mahkamah Agung.
Website Komisi Yudisial tergolong website
dinamis yang menggunakan Content Di tahun 2017, KY mengikuti pameran
Management System (CMS), sehingga dalam International Business Integrity
setiap perubahan ataupun update informasi Conference (IBIC) 2017 yang digelar oleh
yang ditampilkan dapat dilakukan secara KPK pada 11-12 Desember 2017. Terlihat
cepat serta mudah dalam manajemen antusiasme pengunjung memenuhi booth
pengolaan data dan informasi. KY yang mengambil tema Peradilan
Bersih Anti Korupsi. Dalam booth yang
• Pameran menampilkan miniatur ruang pengadilan
tersebut, pengunjung diberikan informasi
Strategi lain yang dilakukan Komisi Yudisial tentang bagaimana cara untuk membantu
untuk terus berperan aktif mengenalkan mewujudkan peradilan bersih. Bahkan,
diri kepada masyarakat adalah dengan pengunjung diberi kesempatan untuk
mengikuti pameran yang terbuka untuk melakukan swafoto di booth KY kemudian
umum. Pameran yang diikuti pertama kali diunggahkan ke media sosial. Bagi yang
oleh Komisi Yudisial adalah “Law Reform beruntung, Komisi Yudisial memberikan
Expo” yang berlangsung di Jakarta Convetion doorprize menarik yang diumumkan secara
Center pada tahun 2007. Pameran yang berkala di media sosial Komisi Yudisial.
rutin diikuti oleh Komisi Yudisial yang

KY ikut serta dalam pameran di MA

148
• Perpustakaan Pada tahun 2012 perpustakaan Komisi
Yudisial mengalami perubahan signifikan, di
Perpustakaan Komisi Yudisial berdiri sejak antaranya lokasi perpustakaan dipindahkan
tahun 2006 menempati salah satu ruangan dengan tujuan agar lebih representatif serta
di lantai IV Gedung Abdul Muis No.8, tempat mendorong peningkatan kinerja perpustakaan
Komisi Yudisial berkantor kala itu. Bersamaan pada masa mendatang. Lokasi perpustakaan
selesainya pembangunan Gedung Komisi Komisi Yudisial sekarang ini berada di lantai
Yudisial di jalan Kramat Raya Nomor 57 2 Gedung Komisi Yudisial, yang dilengkapi
Jakarta, perpustakaan ditempatkan di lantai dengan ruang baca, ruang sirkulasi, ruang
I, bersebelahan dengan masjid. komputer, ruang koleksi dan pengolahan,
ruang baca outdoor dan ruang audio visual.

KY Terima Kunjungan Persatuan Advokat Indonesia

KY Menerima penghargaan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2016

149
150
151
152
A. Reformasi Birokrasi reformasi birokrasi serta menyusun road
map reformasi birokrasi Komisi Yudisial

P
roses ini dimaknai sebagai menata untuk tahun 2012-2014 sesuai dengan
ulang proses birokrasi dari tingkat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
tertinggi hingga terendah, melakukan Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7
terobosan baru dengan langkah-langkah Tahun 2011.
bertahap, konkret, realistis, sungguh-
sungguh, berpikir di luar kebiasaan atau
Menindaklanjuti usulan reformasi birokrasi
rutinitas yang ada, perubahan paradigma
itu, tim dari Unit Pengelola RB Nasional
dan dengan upaya luar biasa. Reformasi
(UPRBN) melakukan verifikasi lapangan
birokrasi bertujuan menciptakan birokrasi
ke kantor Komisi Yudisial. Berdasarkan
pemerintah yang profesional dengan
penilaian, Sekretariat Jenderal Komisi
karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja
Yudisial telah memenuhi persyaratan
tinggi, bebas dan bersih dari Korupsi, Kolusi
kelengkapan dengan nilai kelengkapan
dan Nepotisme.
dokumen usulan mencapai 76% dan road
map mencapai 85%. Sedangkan hasil
Pada tahun 2009, Reformasi birokrasi verifikasi lapangan terhadap pelaksanaan
di Komisi Yudisial dimulai yang ditandai kesiapan reformasi birokasi di Sekretariat
dengan pengajuan usulan ke Kementerian Jenderal Komisi Yudisial mencapai nilai 35.
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Sementara nilai akhir pelaksaaan reformasi
Reformasi Birokasi. Selanjutnya tahun birokrasi Sekretariat Jenderal Komisi
2012, Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial Yudisial adalah 33 (Level 2) dengan usulan
menyempurnakan dokumen usulan

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Komisi Yudisial oleh Kementerian PAN RB

153
Internal KY Mengisi Survei Terkait Pelaksanaan RB di Lingkungan KY

besaran tunjangan kinerja sekitar 40 persen Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial adalah
dari besaran tunjangan kinerja Kementerian 43,29 dengan kategori “C”.
Keuangan.
Pada tahun 2015, indeks penilaian terhadap
Berdasarkan Penilaian Mandiri Reformasi pelaksanaan reformasi birokrasi Komisi
Birokrasi Komisi Yudisial Tahun 2014, Yudisial adalah 66,78 dengan kategori “B”.
Komisi Yudisial mendapat nilai 83%. Pada Februari 2017, UPRBN telah melakukan
Perubahan poin penilaian mandiri yang evaluasi atas pelaksanaan reformasi
tidak terlalu signifikan menuntut Komisi birokrasi di Komisi Yudisial. Selanjutnya,
Yudisial untuk lebih berbenah diri di masa hasil evaluasi sekaligus penilaian yang
yang akan datang. Pada Juni 2014, Komisi dilakukan oleh Kementerian PAN & RB,
Yudisial mendapatkan persetujuan untuk Indeks penilaian reformasi birokrasi Komisi
mendapatkan tunjangan kinerja terhitung Yudisial tahun 2017 adalah 71,95 dengan
mulai tanggal 1 Juli 2014 dari Menteri kategori “BB”, meningkat sebesar 28,66 dari
Keuangan. Berdasarkan surat Wakil indeks penilaian pada tahun 2014.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi selaku Ketua Unit Tujuan evaluasi ini untuk menilai kemajuan
Pengelola Reformasi Birokrasi nomor B/3514/ pelaksanaan program reformasi birokrasi
W/M.PANRB-UPRBN/9/2014 tentang Hasil dalam rangka mencapai sasaran, yaitu
Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi mewujudkan birokrasi yang bersih dan
Tahun 2014 pada Sekretariat Jenderal akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien,
Komisi Yudisial, indeks reformasi birokrasi serta birokrasi yang mampu memberikan

154
pelayanan publik yang semakin baik. Selain dalam penyusunan peraturan
itu itu, evaluasi ini juga bertujuan untuk perundang-undangan;
memberikan saran perbaikan dalam rangka
meningkatkan kualitas reformasi birokrasi di c. Melakukan evaluasi kelembagaan
lingkungan Komisi Yudisial. organisasi dengan mengidentifikasi
kebutuhan struktur organisasi untk
mencapai sasaran organisasi;
Komisi Yudisial telah melakukan berbagai
upaya untuk kemajuan pelaksanaan d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
reformasi birokrasi sehingga menghasilkan proses manajemen internal organisasi
berbagai kemajuan perbaikan tata kelola melalui peningkatan kualitas tata
pemerintahan yang signifikan, seperti: laksana prosedur kerja/SOP;

e. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi


a. Melakukan manajemen perubahan
melalui penerapan e-government
melalui penyusunan RoadMap
dengan menyusun Grand Design
Reformasi Birokrasi, Work Plan
Sistem Informasi dan pengembangan
Reformasi Birokrasi tahunan,
berbagai aplikasi baik untuk
Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi,
mendukung proses birokrasi internal,
serta pembentukan role model;
maupun dalam peningkatan pelayanan;
b. Melakukan harmonisasi peraturan
f. Menyusun dokumen perencanaan
perundang-undangan dan
hingga unit kerja eselon II sebagai
menerapkan sistem pengendalian
turunan dari Renstra Komisi Yudisial;

Pekan Pancasila di KY

155
g. Dalam upaya meningkatkan integritas 1. Melakukan evaluasi atas kemajuan
melalui penguatan pengawasan, telah pelaksanaan kebijakan agen
dilakukan penanganan gratifikasi, perubahan agar dapat diidentifikasi
penanganan pengaduan masyarakat, langkah-langkah perbaikan yang
Whistle-Blowing System dalam diperlukan agar tujuan perubahan
pengadaan barang dan jasa; mindset aparatur dapat terwujud;

h. Meningkatkan kualitas pelayanan 2. Membangun Jaringan Dokumentasi


publik melalui standar pelayanan, dan Informasi Hukum sebagaimana
penyediaan informasi pelayanan diamanatkan dalam Peraturan
serta melakukan survey kepuasan Presiden Nomor 33 Tahun 2012
pelayanan. tentang Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum Nasional;
Untuk lebih meningkatkan kualitas birokrasi
dan menumbuhkan budaya kerja di lingkungan 3. Melakukan upaya penyegaran
Komisi Yudisial, terdapat beberapa hal yang terhadap aparatur berupa pelatihan
masih perlu disempurnakan, yaitu: dan sebagainya untuk memperkuat
integritas aparatur. Selain itu perlu

Peningkatan Indeks Integritas Organisasi

Hasil survey internal terhadap integritas organisasi pada tahun 2017,


menunjukkan indeks 3,60 dalam skala 0 – 4. Hasil tersebut dihasilkan dari
beberapa komponen penilaian, yaitu penilaian dari penerapan budaya
organisasi dan sistem anti korupsi, integritas kerja terkait pengelolaan
SDM, integritas kerja dan pelaksanaan anggaran serta integritas kerja dan
kesesuaian perintah atasan dengan aturan dan norma dilingkungan Komisi
Yudisial dengan total nilai 3,60. Sedangkan nilai rata-rata indeks kapasitas
organisasi Kementerian/Lembaga di Indonesia sebesar 3,42, maka nilai
indeks kapasitas organisasi Komisi Yudisial diatas rata-rata.

Survey Eksternal dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Skor Indeks Kualitas Pelayanan (IKP) pelayanan Komisi Yudisial di


nilai BAIK, dengan perolehan skor total 3,12. Jika dibandingkan dengan
Kementerian/Lembaga (K/L) lain, sebagian besar unsur pelayanan di Komisi
Yudisial berada di bawah rata-rata IKP. Hal ini disebabkan kesenjangan
antara harapan dengan penilaian kinerja Komisi Yudisial masih dalam tingkat
yang wajar. Unsur persyaratan pelayanan memiliki gap terendah, sedangkan
unsur biaya/tarif memiliki gap tertinggi.

Hasil survey persepsi korupsi yang merupakan gambaran atas integritas


pemberi layanan menunjukkan indeks 3,22. Kondisi ini menunjukkan bahwa
masyarakat masih memiliki persepsi aparatur pemberi layanan masih perlu
ditingkatkan.

156
Pelaksanaan Upacara 17 Agustus 2017 sekaligus Peringatan HUT KY ke-12

dilakukan penyempurnaan sistem kerja serta meneruskan pembangunan


integritas terkait pengelolaan Wilayah Bebas dari Korupsi dan
SDM, pengelolaan anggaran dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani;
mekanisme hubungan kerja antar
pegawai serta mensosialisasikan hal 6. Setiap unit kerja memberikan
tersebut kepada seluruh pegawai; pelayanan publik agara melakukan
reviu atas pelaksanaan standar
4. Menerapkan penilaian kinerja individu pelayanan maupun SOP pelayanan
yang terkait dengan kinerja organisasi dengan lebih memperhatikan
serta melakukan pengukuran kinerja kualitas layanan serta mekanisme
secara periodik sehingga capain pengendalian internal atas
kinerja individu dapat dijadikan sebagai pelaksanaan layanan tersebut dengan
dasar untuk pengembangan pegawai melibatkan Inspektorat dan Biro
berkelanjutan; Organisasi.

5. Memperkuat penerapan sistem B. Teknologi Informasi dan Komunikasi


integritas dan menindaklanjuti hasil
evaluasi penanganan gratifikasi, Penerapan tata kelola Teknologi Informasi
pengaduan masyarakat, Whistle dan Komunikasi (TIK) merupakan salah
Blowing System (WBS) dan satu cara untuk mencapai good governance,
benturan kepentingan, terutama khususnya bidang teknologi informasi.
implementasinya di berbagai Satuan Untuk menunjang efektivitas dan efisiensi
pekerjaan, Komisi Yudisial telah menerapkan

157
e-government (e-gov) dalam menunjang 5. Support and Control Management:
setiap kebijakan dan keputusan organisasi. mengelola keseluruhan sumber
daya (infrastruktur, SDM, SOP,
1. Implementasi Cetak Biru Teknologi Kebijakan) sehingga dapat melakukan
Informasi Komisi Yudisial 2015-2019 pengawasan, kendali, dan evaluasi
kinerja termasuk prediksi, direktif,
Dalam rangka mewujudkan organisasi serta pengambilan keputusan.
yang modern dan menjalankan prinsip
pemerintahan yang baik (good governance),
Komisi Yudisial telah mempunyai Cetak Biru
Teknologi Informasi 2015-2019 sebagai
landasan dalam mengembangkan teknologi
informasi dan manajemen di lingkungan
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial.

Dalam Cetak Biru Teknologi Informasi


Komisi Yudisial 2015-2019 telah tertuang
visi Teknologi Informasi Komisi Yudisial yaitu
meningkatkan kapasitas teknologi informasi
untuk berperan mendukung Komisi Yudisial
dalam mencapai visi dan misi dengan
memberikan solusi dan layanan teknologi
informasi yang terintegrasi, terotomatisasi,
standar, aman, dan akuntabel.

Target visi Teknologi Informasi Komisi


Yudisial meliputi:

1. Core Capabilities: harus meningkatkan


pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan
Gambar Target Model Teknologi Informasi Komisi Yudisial
kewenangan dengan efisien, handal,
dan aman.

2. Relationship Management: menjadi


jembatan membangun hubungan antar
internal dan eksternal lembaga yang
komprehensif.

3. Service Delivery: menjadi media yang


melaksanakan layanan dengan cepat,
tepat, aman, nyaman, dan handal.

4. Information Delivery: menjadi media


penyampaian informasi dengan cepat,
tepat, dan aman.

158
2. Pengembangan Sistem Informasi tersedia dalam dua bahasa (bilingual) sejak
a. Service Delivery akhir tahun 2017.
• Website Komisi Yudisial
• Email Komisi Yudisial
Selain sebagai etalase lembaga, keberadaan
website Komisi Yudisial diharapkan untuk Setiap pegawai Komisi Yudisial diwajibkan
memberi kecepatan akses informasi dan menggunakan email lembaga (nama@
pemberian layanan yang prima kepada komisiyudisial.go.id) untuk berkomunikasi
masyarakat. Komisi Yudisial juga ingin secara internal atau eksternal dalam
menjadikan website sebagai sarana menjalankan tugas-tugas sehari-hari. Selain
komunikasi yang efektif dengan masyarakat. itu, penggunaan email formal lembaga
Sejalan dengan itu, peran website Komisi untuk memastikan validitas informasi yang
Yudisial untuk mensosialisasikan tugas diberikan kepada rekan kerja atau instansi
dan wewenangnya sangat mutlak harus terkait.
dilakukan. Karena hal tersebut berdampak
terhadap tingkat kepuasan masyarakat
pencari informasi lebih khususnya • SMS Gateway
masyarakat pencari keadilan. Untuk penyebaran informasi yang cepat, tepat
dan praktis, Komisi Yudisial memanfaatkan
Website Komisi Yudisial yang dapat diakses SMS Gateway dalam penyebaran
di www.komisiyudisial.go.id terus dilakukan informasi baik untuk kebutuhan internal
pemutakhiran baik dari sisi konten, tampilan, ataupun ekternal. Aplikasi SMS Gateway
bahkan website Komisi Yudisial telah ini digunakan untuk melakukan broadcast

Foto Bersama Tim IT KY usai penyerahan Sertifikat ISO 27001;2013 di Gedung KY

159
informasi kegiatan atau pemberitahuan kebijakan, serta tindakan lain yang sejenis
penting yang dilakukan Komisi Yudisial. berupa ancaman langsung atas kepentingan
umum, serta korupsi, kolusi, dan nepotisme
• PPID Online (KKN) yang terjadi di Komisi Yudisial. Aplikasi
ini dapat diakses di www.wbs.komisiyudisial.
Dalam rangka mendukung keterbukaan go.id
informasi publik, Komisi Yudisial telah
melakukan pemutakhiran informasi publik • Video Conference
secara berkala melalui website PPID
Komisi Yudisial www.ppid.komisiyudisial. Untuk memperlancar komunikasi
go.id. Melalui website ini juga masyarakat dan koordinasi Komisi Yudisial
dengan mudah untuk mencari informasi mengimplementasikan video conference
dan melakukan permintaan informasi secara untuk mengatasi jarak antara Komisi Yudisial
online kepada Komisi Yudisial. dan Penghubung di daerah. Kegiatan-
kegiatan penting yang diselenggarakan oleh
• Whistle Blower System Komisi Yudisial juga memanfaatkan video
conference sebagai media komunikasi.
Whistle Blower System adalah sistem untuk
memproses pengaduan atau pemberian • Voice over Internet Protocol (VoIP)
informasi yang disampaikan baik secara
langsung maupun tidak langsung Integrasi jalur komunikasi di Komisi
sehubungan dengan adanya perbuatan Yudisial sudah menggunakan fasilitas
yang melanggar perundang-undangan, Voice over Internet Protocol (VoIP) yang
peraturan atau standar, kode etik, dan menghubungkan Komisi Yudisial dan

Pengaduan online dugaan pelanggaran KEPPH

160
Aplikasi emonev Komisi Yudisial

Penghubung Komisi Yudisial di daerah. • Community Komisi Yudisial


Dengan VoIP jalur komunikasi dengan
memanfaatkan internet dapat terkontrol Aplikasi internal Komisi Yudisial untuk dapat
dan terpusat pada kantor Komisi Yudisial di melihat seluruh agenda Komisi Yudisial dan
Jakarta. melalui aplikasi ini dapat mengatur agenda
masing-masing pegawai. Aplikasi ini dapat
diakses di www.community.komisiyudisial.
Penggunaan VoIP memiliki banyak kelebihan go.id
terutama dari segi biaya lebih murah dari
telepon konvensional. Penggunaan VoIP
secara internal untuk komunikasi antar • Sistem Informasi Kehadiran dan
kantor Komisi Yudisial dengan Penghubung Absensi Pegawai (SIKAP)
di daerah yang tidak terbebani oleh
Masing-masing pegawai Komisi Yudisial
tanggungan biaya telekomunikasi karena
telah mendapatkan user akses untuk
setiap orang dapat berkomunikasi tanpa
membuka SIKAP. Pegawai dengan
harus menggunakan pulsa telepon dalam
mengakses SIKAP dapat melakukan kontrol
jaringan VoIP.
terhadap kehadirannya masing-masing.

b. Sistem Informasi Manajemen


Selain itu, SIKAP juga dimanfaatkan bagian
dan Otomatisasi Perkantoran
kepegawaian untuk mengelola dan merekap
Sampai saat ini Komisi Yudisial telah kehadiran pegawai sebagai penentuan
mempunyai beberapa aplikasi dan sistem pembayaran tunjangan pegawai. Aplikasi ini
informasi yang mendukung otomatisasi dapat diakses di www.sikap.komisiyudisial.
perkantoran, di antaranya: go.id

161
• Emonev Anggaran dan Kegiatan Kementerian Keuangan yang digunakan
untuk mempermudah melakukan pencatatan
Aplikasi yang dapat diakses di www.e- dan pengelolaan realisasi anggaran di
monev.komisiyudisial.go.id untuk melakukan Komisi Yudisial.
monitoring dan evaluasi anggaran dan
kegiatan di Komisi Yudisial yang dikelola
oleh Biro Perencanaan dan Kepatuhan • Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
Internal. Melalui aplikasi ini dapat membantu (SIKD)
pimpinan dalam menentukan kebijakan Aplikasi ini dikembangkan oleh Arsip Negara
strategis di Komisi Yudisial. Republik Indonesia (ANRI) yang bertujuan
untuk mengelola dan penyelenggaraan
• Sistem Informasi Perencanaan dan kearsipan yang komprehensif dan terpadu.
Anggaran (SIPA) Aplikasi ini dapat diakses di www.sikd.
komisiyudisial.go.id
Untuk mempermudah penyusunan dan
perencanaan anggaran. Aplikasi yang dapat
diakses di www.sipa.komisiyudisial.go.id ini • Jurnal Yudisial
dimanfaatkan Bagian Perencanaan untuk Jurnal Komisi Yudisial yang dapat diakses
mengelola perencanaan di Komisi Yudisial. di www.jurnal.komisiyudisial.go.id sudah
menerapkan open jurnal system (OJS) dalam
• Sistem Informasi Realisasi Anggaran melakukan pengelolaan dan pengumpulan
naskah. Saat ini Komisi Yudisial sedang
Aplikasi yang dapat diakses di www. mempersiapkan akreditasi OJS.
sira.komisiyudisial.go.id ini dibuat oleh

Aplikasi ppid Komisi Yudisial

162
Sekretaris Jenderal KY Danang Wijayanto didampingi Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi Roejito menerima Sertifikat
ISO 27001;2013 oleh Intertek Indonesia

c. Sistem Informasi Yudisial • Pengintegrasian Sistem Informasi


Rekam Jejak Hakim
• Pengaduan Online
Aplikasi internal ini merupakan
Pengaduan online yang dapat diakses untuk pengintegrasian rekam jejak hakim
membantu dan mempermudah masyarakat bekerjasama dengan Dinas Kependudukan
dalam melaporkan dugaan pelanggaran dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH). Aplikasi ini dapat diakses di www.
• Sistem Informasi Manajemen
pengaduan.komisiyudisia.go.id
Investigasi

• Sistem Informasi Penanganan Aplikasi internal ini untuk mempermudah


Laporan Masyarakat investigator melakukan rekapitulasi dan
pengolahan data hasil investigasi yang
Aplikasi ini untuk membantu Biro Pengawasan dilakukan oleh Komisi Yudisial. Aplikasi
Perilaku Hakim untuk mengelola penanganan ini dapat diakses di www.investigasi.
laporan masyarakat yang masuk ke Komisi komisiyudisial.go.id
Yudisial mulai penerimaan laporan sampai
dengan usulan penjatuhan sanksi sesuai
• Sistem Informasi Seleksi Calon
tugas dan wewenang Komisi Yudisial.
Hakim Agung (SCHA)
Aplikasi ini dapat diakses di www.plm.
komisiyudisial.go.id Aplikasi ini dapat menyajikan data hasil
seleksi calon hakim agung yang dilakukan

163
oleh Komisi Yudisial. Selain itu, aplikasi ini Untuk mengantisipasi berbagai serangan
juga dapat menyajikan data detail masing- dan hal-hal yang tidak diinginkan, Komisi
masing tahapan seleksi calon hakim agung Yudisial juga telah menggunakan firewall
yang telah terdokumentasi dengan baik. sebagai pelapis pengamanan jaringan di
Aplikasi ini dapat diakses di www.scha. Komisi Yudisial. Selain itu, untuk antisipasi
komisiyudisial.go.id dari virus Komisi Yudisial juga menggunakan
antivirus yang berlisensi.
3. Pemeliharaan Prasarana dan
Infrastruktur Teknologi Informasi Sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas
kepada publik, Komisi Yudisial juga
Untuk memastikan ketersedian dan melakukan penyebaran informasi melalui
keamanan data yang ada, Komisi Yudisial live streaming pada kegiatan-kegiatan
terus mengoptimalkan fungsi masing- khusus dan penyajian informasi melalui TV
masing insfrastruktur yang telah tersedia. yang dipadukan dengan digital signage yang
Salah satunya dengan menyediakan Data terpasang pada ruang-ruang yang ada di
Recovery Center (DRC) yang memenuhi Komisi Yudisial.
standar sebagai back up terhadap informasi-
informasi kritikal yang ada di Komisi Yudisial.
4. Penyusunan Peraturan Komisi
Dalam hal ini Komisi Yudisial bekerjasama
Yudisial tentang Teknologi Informasi
dengan salah satu penyedia layanan internet
dan Komunikasi
yang ada di Indonesia.

Peringatan 12 Tahun Komisi Yudisial

164
Rapat Kerja Komisi Yudisial Tahun 2016

Penyusunan Peraturan Komisi Yudisial 2017, Komisi Yudisial berhasil memperoleh


tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi sertifikasi International Organization for
bertujuan untuk mengawal sekaligus Standardization (ISO) 27001:2013 untuk
menjadi landasan dalam implementasi Information Security Management System
Cetak Biru Teknologi Informasi 2015-2019. (ISMS) atau Sistem Manajemen Keamanan
Melalui peraturan ini diharapkan prinsip Informasi untuk ruang lingkup data center
pemerintahan yang baik (good governance) Komisi Yudisial.
dalam mendukung tugas dan wewenang
Komisi Yudisial dapat diwujudkan. Sampai C. Kepatuhan Internal
saat ini pembahasan peraturan sudah tahap
akhir dan menunggu pengesahan dalam Dalam manajemen pemerintahan modern,
rapat pleno Komisi Yudisial. sistem pengendalian intern merupakan
suatu hal mutlak yang harus dibangun
5. Audit dan Sertifikasi SMKI ISO dan dilaksanakan oleh setiap organisasi
27001:2013 pemerintahan. Sistem pengendalian
intern pemerintah yang baik akan
Implementasi penerapan Sistem Manajemen memberikan jaminan terhadap kualitas dan
Keamanan Informasi (SMKI) ISO 27001:2013 kinerja pemerintah secara keseluruhan,
merupakan salah satu upaya untuk mencapai sehingga penyelenggaraan pemerintah
good governance, khususnya di bidang dapat memenuhi prinsip-prinsip good
teknologi informasi. Audit dan sertifikasi ini governance dan terhindar dari tuntutan
salah satu parameter pengelolaan informasi hukum administrasi, perdata, dan pidana.
yang diakui secara internasional. Di tahun

165
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan
60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (APIP) yang berada
Intern Pemerintah (SPIP), maka menteri, di Biro Perencanaan dan Kepatuhan
lembaga, gubernur dan bupati/waIikota wajib Internal. Berdasarkan Peraturan Sekretaris
melakukan pengendalian atas kegiatan Jenderal Komisi Yudisial Nomor 4 Tahun
penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
bertujuan untuk memberikan keyakinan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial
memadai bagi tercapainya efektivitas dan Republik Indonesia, tugas Bagian Kepatuhan
efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan Internal adalah “melaksanakan kepatuhan
pemerintahan negara, keandalan pelaporan internal terhadap standar pengelolaan dan
keuangan, pengamanan aset negara dan pelaporan keuangan dan pencapaian kinerja
ketaatan terhadap peraturan perundang- di lingkungan Sekretariat Jenderal”.
undangan yang berlaku, sehingga
pengelolaan keuangan negara yang efektif, Dalam melaksanakan tugasnya, peran APIP
efisien, transparan dan akuntabel dapat mengacu pada praktik-praktik modern yang
tercapai. berorientasi kepada pencapaian tujuan
organisasi, melalui kegiatan:
Sebagai salah satu lembaga Negara, Komisi
Yudisial mempunyai kewajiban melakukan 1. Pemberian kepastian, keyakinan
hal itu. Pengendalian Internal di lingkungan dan penjaminan yang memadai
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial (assurance) dengan melakukan

Rapat Kerja Komisi Yudisial Tahun 2017

166
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial menerima WTP untuk ke dua belas kalinya

kegiatan antara lain audit, reviu, berkeadilan dan excellent/prima (5E) serta
evaluasi dan pemantauan atau berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan
monitoring; sekaligus peningkatan kinerja berorientasi
pada hasil (outcome).
2. Konsultasi (consulting) untuk
memberikan solusi atas berbagai Melalui penerapan sistem pengendalian
macam permasalahan dan intern atas seluruh kegiatan penyelenggaraan
pencapaian tujuan organisasi, pemerintahan yang dilaksanakan sesuai
dengan kegiatan-kegiatan antara tugas dan fungsi, Sekretariat Jenderal Komisi
lain sosialisasi, bimbingan teknis, Yudisial telah berhasil mempertahankan opini
pendampingan, pemberian saran/ WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan
petunjuk, konsultasi dan pelatihan- (BPK) RI sebanyak 10 (sepuluh) kali secara
pelatihan. berturut-turut atas pemeriksaaan Laporan
Keuangan Komisi Yudisial tahun 2007-2016.
Peran aktif dari APIP diperlukan dalam rangka
mendorong terciptanya penyelenggaraan Predikat WTP ini merupakan peringkat
pemerintah yang bersih dan baik (clean and tertinggi yang diberikan oleh BPK yang
good governance) yang menuntut suatu menyatakan bahwa laporan keuangan telah
sistem pertanggungjawaban (accountability) menyajikan secara wajar dalam semua
yang tepat, jelas dan nyata dalam menjamin hal, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlangsungnya tugas-tugas pemerintahan berlaku di Indonesia.
secara ekonomis, efisien, efektif, equity/

167
168
169
170
A. Perkembangan Anggaran
Tabel 1
Perkembangan Pagu dan Realisasi Anggaran Komisi Yudisial
TA 2005 – 2017

Tahun Pagu Realisasi Persentase


No
Anggaran (Rp) (Rp) (%)
1 2005 7.500.000.000 6.197.786.630 82,64
2 2006 47.000.000.000 34.911.222.753 74,28
3 2007 112.909.089.000 79.157.402.412 70,11
4 2008 91.718.145.000 79.592.183.666 86,78
5 2009 99.779.082.000 89.237.666.378 89,44
6 2010 58.473.572.000 54.173.126.242 92,65
7 2011 79.719.292.000 69.186.233.955 86,79
8 2012 77.487.326.000 75.729.494. 968 97,73
9 2013 91.588.475.000 86.467.948.133 94,41
10 2014 77.720.059.000 76.247.107.091 98,10
11 2015 128.307.826.000 118.406.335.784 92,28
12 2016 108.647.843.000 104.349.702.851 96,04
13 s.d. Nov 2017 119.740.982.000 103.108.395.776 86,11

Pada awal berdiri, Komisi Yudisial hibah dari Partnership of Governance


mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp Reform in Indonesia (PGRI) yang
7.500.000.000,00 untuk periode Agustus- merupakan Kemitraan bagi Pembaharuan
Desember 2005. Saat itu, Komisi Yudisial Tata Pemerintahan di Indonesia sebesar Rp
belum memiliki kode satker tersendiri 1.377.669.063,00 yang dipergunakan untuk
sehingga alokasi anggarannya dimasukkan mendanai kegiatan Penegakan Hukum
di satker Sekretariat Jenderal Mahkamah dan Peradilan berupa penyusunan code
Konstitusi. of conduct, jaringan pelatihan investigator
Komisi Yudisial dan sosialisasi kode perilaku
Pada tahun 2006, Komisi Yudisial dan manajemen proyek.
memperoleh alokasi dana dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pada tahun 2007, alokasi anggaran Komisi
untuk pembiayaan program-programnya Yudisial sebesar Rp 101.909.089.000,00.
sebesar Rp 47.000.000.000,00. Daya Selanjutnya, Komisi Yudisial mendapatkan
serap (realisasi) anggaran dari dana tambahan anggaran dari APBN sebesar
APBN mencapai 74,28% atau Rp Rp 11.000.000.000,00 sehingga jumlah
34.911.222.753,00. Di samping memperoleh anggarannnya menjadi sebesar Rp
pendanaan dari APBN, pada tahun 2006 112.909.089.000,00.
Komisi Yudisial juga mendapatkan dana

171
Laporan Capaian Kinerja 2016 dan Outlook 2017 KY 2

Berkenaan dengan kebutuhan sarana dan Pada tahun 2009, alokasi anggaran
prasarana, maka pada tahun 2007 Komisi Komisi Yudisial adalah sebesar Rp
Yudisial melakukan proses pengadaan 99.779.082.000,00. Salah satu fokus
tanah untuk gedung kantor Komisi Yudisial pelaksanaan program dan kegiatan tahun
sebesar Rp 46.991.400.000,00. Secara 2009 adalah melaksanakan penyelesaian
keseluruhan daya serap anggaran di tahun pembangunan gedung kantor Komisi
2007 mencapai Rp 79.157.402.412,00 atau Yudisial (tahap II), serta pengembangan
70,11% dari total anggaran. sistem informasi dan database hakim.
Adapun realisasi anggaran pada tahun 2009
Pada tahun 2008, Komisi Yudisial adalah sebesar Rp 89.237.666.378,00 atau
mendapatkan alokasi dana dari APBN sebesar 89,43%.
sebesar Rp 101.909.050.000,00. Namun,
terdapat kebijakan pengurangan atas Alokasi anggaran Komisi Yudisial pada tahun
beberapa rencana kegiatan dan sub 2010 adalah sebesar Rp 58.473.572.000,00.
kegiatan, melalui proses revisi terhadap Fokus pelaksanaan program dan kegiatan
alokasi biaya untuk pembangunan gedung tahun 2010 adalah melaksanakan program
tahap I sebesar 10%. Setelah dilakukan prioritas, yaitu peningkatan kinerja lembaga
revisi dimaksud, jumlah anggaran Komisi peradilan dan lembaga penegak hukum
Yudisial berkurang menjadi sebesar Rp lainnya. Untuk realisasi anggaran pada tahun
91.718.145.000,00. Dari jumlah alokasi 2010 adalah sebesar Rp 54.243.296.002,00
anggaran tersebut, realisasi anggaran di atau sebesar 92,76%.
tahun 2008 sebesar Rp 75.965.582.057,00
atau terserap 82,83%.

172
Pada tahun 2011, Komisi Yudisial anggaran Komisi Yudisial menjadi sebesar
mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 85.407.042.000,00.
Rp 79.716.292.000,00. Fokus pelaksanaan
program dan kegiatan tahun 2011 adalah Namun, dalam rangka penghematan
melaksanakan program prioritas di bidang anggaran Kementerian Negara/Lembaga,
penegakan hukum dan HAM yang telah Komisi Yudisial mengalami pemotongan
ditetapkan. Program tersebut berupa anggaran sebesar Rp 7.919.716.000,00
peningkatan kinerja seleksi hakim agung sehingga jumlah alokasi anggaran
dan pengawasan perilaku hakim. Realisasi Komisi Yudisial menjadi sebesar Rp
anggaran pada tahun 2011 adalah sebesar 77.487.326.000,00. Dari alokasi anggaran
Rp 69.186.233.955,00 atau sebesar 86,79%. tersebut, realisasi di tahun 2012 adalah
sebesar Rp 75.729.494.968,00 atau sebesar
Selanjutnya pada tahun 2012, Komisi 97,73%.
Yudisial memperoleh alokasi anggaran
sebesar Rp 85.365.886.000,00. Kemudian, Pada tahun 2013, Komisi Yudisial
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan memperoleh alokasi anggaran sebesar
Nomor 94/KMK.02/2012 tentang Penetapan Rp 85.614.826.000,00. Kemudian, dalam
Pemberian Penghargaan dan Pengenaan rangka pembentukan penghubung di
Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja daerah, Komisi Yudisial mengajukan usulan
Kementerian Negara/Lembaga Tahun tambahan pagu anggaran kepada Komisi III
Anggaran 2012, Komisi Yudisial mendapat DPR RI sebesar Rp 6.317.200.000,00. Usul
reward berupa tambahan alokasi anggaran tersebut disetujui oleh DPR, sehingga alokasi
sebesar Rp 41.156.000,00 sehingga jumlah anggaran Komisi Yudisial menjadi sebesar

Pertemuan Pimpinan KY Dengan Pimpinan DPR

173
Rp 91.932.026.000,00. Selanjutnya, dalam tambahan anggaran melalui usulan inisiatif
rangka penghematan anggaran Kementerian baru sebesar Rp 10.000.000.000,00
Negara/Lembaga (APBN-P TA 2013), Komisi untuk membiayai pembentukan kantor
Yudisial dikenakan penghematan anggaran penghubung di 6 lokasi baru dan biaya
sebesar Rp 343.551.000,00 sehingga total operasional 12 kantor penghubung
alokasi anggaran Komisi Yudisial menjadi (pembentukan lama dan baru) sehingga
sebesar Rp 91.588.475.000,00. Realisasi total pagu indikatif Komisi Yudisial menjadi
anggaran tahun 2013 adalah sebesar Rp sebesar Rp 83.250.700.000,00.
86.467.948.133,00 atau sebesar 94,41%.
Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri
Berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan Nomor 258/KMK.02/2013 tanggal
Negara PPN/Kepala Bappenas dan Menteri 17 Juli 2013, Komisi Yudisial mendapat
Keuangan RI Nomor 1094/M.PPN/04/2013 tambahan anggaran untuk belanja pegawai
dan Nomor S-279/MK.02/2013 tanggal 5 sebesar Rp 252.795.000,00 sehingga
April 2013, Komisi Yudisial memperoleh total anggaran Komisi Yudisial menjadi Rp
pagu indikatif Tahun Anggaran 2014 sebesar 83.503.495.000,00.
Rp 73.250.700.000,00.
Pada pertengahan tahun 2014, ada
Berdasarkan Surat Bersama Menteri kebijakan pemerintah terkait penghematan
Negara PPN/Kepala Bappenas dan Menteri anggaran sehingga alokasi anggaran Komisi
Keuangan RI Nomor 0202/M.PPN/06/2013 Yudisial dikenakan pemotongan anggaran
dan Nomor S-399/MK.02/2013 tanggal sebesar Rp 9.847.943.000,00. Selanjutnya,
14 Juni 2013, Komisi Yudisial mendapat melalui Peraturan Presiden Nomor 115

Prakonferensi Etika Berbangsa dan Bernegara di KY

174
Laporan Capaian Kinerja 2016 dan Outlook 2017 KY

tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja bagi Pada tahun 2015, alokasi anggaran
Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial adalah sebesar Rp
Komisi Yudisial, alokasi anggaran Komisi 119.607.826.000,00. Berdasarkan surat
Yudisial mendapatkan tambahan sebesar Rp Menteri Keuangan Nomor S-794/MK.02/2014,
4.064.507.000,00. Namun, terkait kebijakan Komisi Yudisial diminta untuk melakukan
penghematan anggaran dan pemberian refocusing melalui realokasi penghematan
tunjangan kinerja tersebut (APBN-P TA 2014), belanja perjalanan dinas, meeting dan
maka anggaran Komisi Yudisial mengalami konsinyering menjadi belanja lain yang lebih
penurunan sebesar Rp 5.783.436.000,00 prioritas sebesar Rp 26.921.680.000,00
dari semula Rp 83.503.495.000,00 menjadi (55,39% dari total belanja perjalanan dinas,
sebesar Rp 77.720.059.000,00. Untuk meeting dan konsinyering tahun 2015 yang
Realisasi anggaran pada tahun 2014 adalah nilainya sebesar Rp 48.596.328.000,00).
sebesar Rp 76.247.107.091,00 atau sebesar Kemudian, berdasarkan Surat Menteri
98,10%. Keuangan RI Nomor S-18/MK.2/2015
tanggal 9 Februari terkait APBN-P TA 2015,
Di samping memperoleh pendanaan dari Komisi Yudisial memperoleh tambahan pagu
APBN, pada tahun 2014 Komisi Yudisial anggaran untuk tunjangan kinerja pegawai
memperoleh hibah barang/jasa dari Aus sebesar Rp 8.700.000.000,00 sehingga total
AID untuk program Australia Indonesia anggaran Komisi Yudisial tahun anggaran
Partnership for Justice (AIPJ) berupa 2015 menjadi Rp 128.307.826.000,00.
bantuan pelaksanaan kegiatan sebesar Rp Realisasi anggaran pada tahun 2015 adalah
578.954.907,00. sebesar Rp 118.406.335.784,00 atau
sebesar 92,28%.

175
Pada tahun 2016, alokasi anggaran Lembaga dalam Tahun Anggaran 2016
Komisi Yudisial Tahun 2016 sesuai Komisi Yudisial diminta melakukan
dengan DIPA Nomor SP DIPA-100.01.0- penghematan/pemotongan anggaran
0/2016 tanggal 7 Desember 2015 adalah sebesar Rp 38.531.253.000,00, serta
sebesar Rp 148.874.879.000,00. Dalam berdasarkan surat Menteri Keuangan
pelaksanaannya, terdapat beberapa Nomor S-522/MK.02/2016 tanggal
perubahaan alokasi anggaran yang perlu 23 Juni 2016 hal Perubahan Pagu
dilakukan revisi/penyesuaian, antara lain Anggaran Belanja K/L dalam APBN-P
sebagai berikut : TA 2016, alokasi pagu anggaran
Komisi Yudisial mengalami penurunan
1. Berdasarkan Instruksi Presiden dari pagu anggaran sebesar Rp
Nomor 4 Tahun 2016 tentang 148.874.879.000,00 menjadi sebesar
Langkah-Langkah Penghematan dan Rp 110.343.626.000,00.
Pemotongan Belanja Kementerian/
Lembaga dalam Rangka Pelaksanaan 2. Berdasarkan Peraturan Presiden
Anggaran Pendapatan Negara Tahun RI Nomor 164 Tahun 2015 tentang
Anggaran 2016 tanggal 12 Mei 2016 Tunjangan Kinerja Pegawai di
dan Surat Menteri Keuangan Nomor: lingkungan Sekretariat Jenderal
S-377/MK.02/2016 tanggal 13 Mei Komisi Yudisial, dan surat Menteri
2016 yang menindaklanjuti arahan Keuangan Nomor S-1342/AG/2016
Presiden mengenai Penghematan dan tanggal 8 Juni 2016 hal Penyampaian
Pemotongan Belanja Kementerian/ Surat Penetapan Satuan Anggaran

Rapat Kerja KY Tahun 2017

176
Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial Menerima Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Dari BPK

Bagian Anggaran (SP SABA) dari BA APBN-P TA 2016, Komisi Yudisial


BUN Pengelolaan Belanja Lainnya (BA diminta melakukan penghematan/
999.08) ke BA Komisi Yudisial (BA100) pemotongan anggaran kembali
mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 3.873.738.000,00
sebesar Rp 2.177.955.000,00 sehingga alokasi pagu anggaran
sehingga alokasi pagu anggaran Komisi Yudisial yang semula sebesar
Komisi Yudisial menjadi sebesar Rp Rp 112.521.581.000,00 menjadi
112.521.581.000,00. sebesar Rp 108.647.843.000,00.
Realisasi anggaran pada tahun
3. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 2016 adalah sebesar Rp
8 Tahun 2016 tentang Langkah- 104.349.702.851,00 atau mencapai
Langkah Penghematan Belanja 96,04%.
Kementerian/Lembaga dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Pada tahun 2017, alokasi anggaran Komisi
dan Belanja Negara Perubahan Tahun Yudisial Tahun 2017 sesuai dengan DIPA
Anggaran 2016 tanggal 26 Agustus Nomor SP DIPA-100.01.1.439479/2017
2016 dan surat Menteri Keuangan tanggal 07 Desember 2016 adalah sebesar
Nomor S-2124/AG/2016 tanggal Rp 113.567.890.000,00. Berdasarkan
30 Agustus 2016 hal Penundaan/ Surat Kementerian Keuangan Nomor
Penangguhan Revisi Anggaran dalam S-2063/AG/2017 tanggal 11 Oktober 2017,
Rangka Mempercepat Penyelesaian perihal Penyampaian SP SABA 999.08
Revisi Penghematan Belanja K/L dalam rangka Pergeseran Anggaran dari

177
Sekretaris Jenderal KY Dalam Rapat Dengan Pendapat Dengan Komisi lll DPR

BA BUN Pengelolaan Belanja Lainnya 2017, Komisi Yudisial mendapat tambahan


(BA 999.08) ke Bagian Anggaran Komisi anggaran sebesar Rp 3.754.143.000,00
Yudisial RI (BA 100) untuk Seleksi Hakim yang berada di Program Dukungan
ad hoc Perselisihan Hubungan Industrial Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
dan Pengukuran Integritas Hakim, Komisi Teknis Lainnya Komisi Yudisial sehingga
Yudisial mendapat tambahan anggaran total anggaran Komisi Yudisial menjadi Rp
sebesar Rp 2.418.949.000,00 sehingga 119.740.982.000,00 yang disahkan melalui
total anggaran Komisi Yudisial menjadi Rp Surat Pengesahan DIPA nomor: SP DIPA –
115.986.839.000,00 yang disahkan melalui 100.01.1.439479/2017 tanggal 08 November
Surat Pengesahan DIPA Nomor: SP DIPA– 2017.
100.01.1.439479/2017 tanggal 20 Oktober
2017. Tercatat hingga November 2017, anggaran
yang terserap adalah sebesar Rp
Kemudian berdasarkan Surat Kementerian 103.108.395.776,00 atau mencapai 86,11%.
Keuangan Nomor S-2240/AG/2017 tanggal
30 Oktober 2017, perihal Penyampaian SP B. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
SABA 999.08 dalam rangka Pergeseran
Anggaran dari BA BUN Pengelolaan belanja
Lainnya (BA 999.08) ke Bagian Anggaran Implementasi monitoring, evaluasi dan
Komisi Yudisial RI (BA 100) untuk Tunjangan pelaporan diantaranya tertuang dalam
Jabatan Komisioner Komisi Yudisial TA dokumen sebagai berikut:

178
1. Laporan Tahunan Komisi Yudisial III TA 2013 sampai dengan
(tahun 2007–2016) Sebagai Triwulan III TA 2017).
bentuk pertanggungjawaban
lembaga kepada masyarakat, 4. Laporan Monitoring dan
Komisi Yudisial sejak tahun Evaluasi Pelaksanaan Rencana
2007 secara rutin menyerahkan Pembangunan Komisi Yudisial
Laporan Tahunan kepada DPR. (Triwulan I Tahun 2013 sampai
dengan Triwulan III TA 2017).
2. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) 5. Laporan Monitoring dan Evaluasi
Sekretariat Jenderal Komisi Kinerja Penganggaran Komisi
Yudisial (tahun 2009-2016) dan Yudisial (TA 2011 – 2016).
Laporan Kinerja Komisi Yudisial
RI Tahun 2014-2016.
6. Laporan Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Komisi
3. Laporan Hasil Pemantauan dan Yudisial (Triwulan I Tahun 2013
Evaluasi Kinerja Pelaksanaan sampai dengan Triwulan III
Kegiatan yang Dibiayai dari Tahun 2017).
Hibah Komisi Yudisial (Triwulan

Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial menerima WTP untuk ke dua belas kalinya

179
180
181
182
dalam kenyataan masyarakat. Oleh karena

T
erus bergulirnya wacana yang
menyoroti kinerja lembaga-lembaga itu, kerja pengadilan selalu bergulat dengan
peradilan muncul dalam banyak kemanusiaan.
kesempatan, baik yag diucapkan oleh
petinggi di negeri ini maupun lewat media Pengadilan dan hakim merupakan dua
massa dan media sosial. Penilaian terhadap komponen yang tidak terpisahkan, satu
performa lembaga-lembaga penegak hukum menjadi bagian yang lain. Hakim menjadi
cenderung dihampiri secara ambigu. Di entitas yang utama yang memaknai kata
satu pihak terdapat sejumlah kekecewaan “pengadilan” tempat diselenggarakannya
yang tercermin pada terus merosotnya proses yang disebut mengadili. Sementara
kepercayaan publik akibat dari sejumlah pengadilan sebagai lembaga atau institusi
putusan pengadilan dan perilaku aparatnya dituntut untuk menyelenggarakan proses
yang dianggap mengabaikan rasa keadilan. mengadili secara profesional dengan
Di lain pihak, ada sejumlah harapan yang dukungan administrasi yang profesional
terus menerus disuarakan untuk menagih pula.
perbaikan peradilan.

Pengadilan dan hakim merupakan konsen


Dari sekian banyak tumpuan harapan utama Komisi Yudisial dalam mewujudkan
itu, salah satunya dialamatkan kepada peradilan yang berwibawa. Pasal 24B
Komisi Yudisial, yang dipercayai masih UUD 1945 telah memberikan ruang yang
memiliki integritas dan kemampuan untuk begitu besar bagi Komisi Yudisial untuk
memberikan kontribusinya dalam penegakan mengimbangi kekuasaan kehakiman yang
keadilan, khususnya lewat pengawasan selama ini dilakukan oleh Mahkamah Agung
eksternal. Meskipun sangat disadari bahwa agar tidak terjadi abuse of power. Yang
Komisi Yudisial sebagai lembaga “baru” dalam bahasa ketatanegaran disebut checks
memiliki sejumlah keterbatasan, paling tidak, and balances.
harapan itu membawa amanat atas perlunya
Komisi Yudisial memiliki kemampuan
menyelesaikan masalah dalam pengadilan Tujuan dari konsepsi tersebut adalah untuk
secara berkesinambungan. menghindari adanya konsentrasi kekuasaan
pada satu cabang kekuasaan tertentu,
sehingga terhindar dari penyalahgunaan
Eksistensi pengadilan tidak dapat disangsikan kewenangan. Checks and balances sistem
lagi sebab dengan lembaga pengadilan inilah adalah sistem di mana orang-orang dalam
segala yang menyangkut hak dan tanggung- pemerintahan dapat mencegah pekerjaan
jawab yang terabaikan dapat diselesaikan. pihak yang lain dalam pemerintahan jika
Lembaga ini memberikan tempat bahkan mereka meyakini adanya pelanggaran
membantu mereka yang dirampas hak- terhadap hak. Pengawasan (checks)
haknya dan memaksa mereka yang sebagai bagian dari checks and balances
merampas hak tersebut untuk bertangung- adalah suatu langkah maju yang sempurna.
jawab atas perbuatan yang dilakukan yang Bila cabang kekuasaan memiliki checks
merugikan pihak lainnya. Aktivitas lembaga maka hal tersebut dipergunakan untuk
pengadilan demikian itu pada dasarnya menyeimbangkan kekuasaan. Suatu cabang
adalah berupaya mewujudkan rumusan- kekuasaan yang mengambil terlalu banyak
rumusan hukum yang sifatnya abstrak ke

183
kekuasaan dibatasi lewat tindakan cabang rangka “menjaga dan menegakkan” dapat
kekuasaan yang lain. diartikan bukan hanya tindakan preventif
atau korektif, tetapi juga meningkatkan
Antara Menjaga dan Menegakan pemahaman, kesadaran, kualitas, dan
komitmen profesional yang bermuara pada
Pengawasan yang dilakukan oleh Komisi tingkat kehormatan, keluhuran martabat,
Yudisial merupakan mekanisme normal, dan perilaku hakim yang diharapkan.
positif dan konstitusional dalam negara
hukum dan demokratis agar kekuasaan Hal tersebut bukan hanya timbul dari
kehakiman tidak menyimpang atau pengawasan, tetapi terutama juga dari
disalahgunakan. Seperti yang termuat pembinaan dan pendidikan etik profesional
dalam konsideran Undang-Undang Nomor bagi para hakim, termasuk pendidikan
18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas tentang etika hakim kepada masyarakat.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 Maka sebenarnya titik tolak dalam
tentang Komisi Yudisial menyebutkan melakukan tindakan represif itu dimulai dari
“bahwa Komisi Yudisial mempunyai upaya-upaya menjaga yang terus menerus
peranan penting dalam usaha mewujudkan dilakukan oleh Komisi Yudisial.
kekuasaan kehakiman yang merdeka
melalui pengusulan pengangkatan hakim
Data yang tersaji dalam buku ini dapat
agung dan wewenang lain dalam rangka
memberikan gambaran yang begitu jelas
menjaga dan menegakkan kehormatan,
tentang upaya Komisi Yudisial dalam
keluhuran martabat, serta perilaku hakim
melakukan tindakan menjaga tersebut. Mulai
demi tegaknya hukum dan keadilan sesuai
tahun 2014-2017 ada 768 hakim yang dilatih
dengan Undang-Undang Dasar Negara
untuk memahami Kode Etik dan Pedoman
Republik Indonesia Tahun 1945”.
Perilaku Hakim (KEPPH) dalam segala aspek
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
Konsideran ini menunjukan bahwa keinginan hakim, baik di luar pengadilan maupun dalam
untuk melakukan pengawasan oleh Komisi kehidupan sehari-hari di masyarakat. Belum
Yudisial dimaksudkan demi terwujudnya lagi jika ditambah dengan upaya-upaya
kekuasaan hakim yang merdeka. Karena Komisi Yudisial dalam “menjaga” tersebut
kekuasaan kehakiman tersebut sangat lewat penerbitan majalah, jurnal, stiker,
rentan dengan pengaruh-pengaruh baik pamflet atau pertemuan-pertemuan dengan
yang berasal dari lingkungan hakim, segenap hakim-hakim di pengadilan negeri,
masyarakat maupun pemerintah sehingga pengadilan tinggi maupun Mahkamah Agung
perlu dijaga agar tidak menyalahgunakan untuk membangun perilaku yang sesuai
kewenangannya. dengan KEPPH.

Dalam konsideran terdapat kata penting Termasuk juga dalam menjaga, yaitu
yang dapat menunjukan begitu luasnya pemantauan persidangan yang dilakukan
kewenangan Komisi Yudisial yaitu kata dalam persidangan tingkat pertama.
”menjaga” terkandung pengertian tindakan Pemantauan ada yang bersifat inisatif Komisi
yang bersifat preventif, sedangkan dalam kata Yudisial maupun permohonan masyarakat.
”menegakkan” terdapat pengertian tindakan Pemantauan dilakukan karena adanya
yang bersifat represif. Oleh karena itu dalam dugaan pelanggaran KEPPH dalam proses

184
persidangan yang dilakukan oleh hakim. orang yang berhasil lulus tes dan diserahkan
Sejak Desember 2010 hingga 2017 terdapat ke DPR, namun lagi-lagi tidak ada yang
372 perkara di tingkat pertama yang dipantau disetujui.
oleh Komisi Yudisial.
Pergantian hakim agung ini merupakan isu
Di sisi lain, tindakan menegakkan dalam yang sangat strategis. Sebab proses ini
konteks pengawasan Komisi Yudisial sejak akan menentukan wajah badan peradilan
tahun 2009-2017 ada 49 orang hakim yang tertinggi di Indonesia di masa yang akan
dijatuhi sanksi berat baik pemberhentian datang. Mereka akan mewarnai dinamika
dengan tidak hormat, dengan hormat dan hukum hingga akhirnya pensiun ketika
nonpalu. Sedangkan dalam kurun waktu beruur 70 tahun. Hakim agung sebagai
yang sama sanksi ringan dan sedang benteng terakhir tempat pencari keadilan
dijatuhkan Komisi Yudisial untuk 622 orang memperoleh keadilan sangat dituntut.
hakim. Kualitas putusannya dapat menjadi panutan
dari hakim-hakim lain, meskipun tidak
Jika dicermati uraian data tersebut maka mengikat sebagaimana pada negara-negara
dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan Anglo Saxon.
selalu diutamakan untuk dilakukan terlebih
dahulu daripada tindakan “menegakkan”. Sebagai hakim agung, posisinya tidak lagi
Karena itu maka tindakan “menjaga” tersebut sebagai judex facti melainkan sebagai Judex
selalu bertitik tolak pada pelaksanaan Juris. Karena kapasitas hakim agung dalam
KEPPH. melaksanakan tugas dan fungsi tersebut,
maka seorang hakim agung dituntut untuk
Hakim Berintegritas mampu melakukan peran penegakan hukum
dan keadilan serta melahirkan kaidah-
Selain menjaga dan menegakan kehormatan kaidah hukum baru atau prinsip hukum
hakim, Komisi Yudisial juga diberi baru untuk mengisi kekosongan hukum.
kewenangan dalam melakukan seleksi calon Tugas ini akan dapat dicapai, apabila hakim
hakim agung. Sejak tahun 2006, seleksi agung yang mengadili perkara memiliki
calon hakim agung telah dilakukan sebanyak kompetensi sesuai perkara yang ditangani.
15 kali dengan jumlah calon yang disetujui Meskipun dipahami bahwa sistem peradilan
DPR sebayak 58 orang. Sementara untuk di Indonesia tidak menganut asas precedent,
hakim ad hoc di Mahkamah Agung, Komisi namun harus diakui bahwa putusan hakim
Yudisial mulai terlibat pada tahun 2016 agung sering menjadi acuan bagi hakim di
dengan melakukan seleksi terhadap hakim daerahnya.
ad hoc tindak pidana korupsi di Mahkamah
Agung. Karena itu, maka kompetensi seorang
calon hakim agung menjadi sangat penting.
Namun, dari 42 pendaftar yang berhasil Upaya yang dilakukan Komisi Yudisial
melewati semua tes dan diusulkan Komisi dengan melakukan proses seleksi kualitas
Yudisial ke DPR hanya 2 orang, itu pun tidak baik dari sisi pengetahun hukum maupun
satu pun yang diloloskan oleh DPR. Sama etika akan mendorong seorang calon akan
halnya dengan hakim ad hoc Hubungan terus meningkatkan pengetahuan hukumnya
Industrial dari 63 orang pendaftar hanya 2 sejak dini.

185
Di sisi yang lain seorang hakim agung juga Jika pada awal berdiri masih tertatih-tatih
dituntut untuk memiliki rekam jejak yang dengan kantor yang seadanya, SDM yang
baik ketika berada dalam lingkup pengadilan terbatas dan anggaran yang kecil. Maka
maupun berada di dalam masyarakat. saat ini Komisi Yudisial sudah harus berlari
untuk mengapai peradilan yang bersih.
Rekam jejak ini akan memberikam gambaran Berbagai upaya dilakukan untuk
yang utuh tentang perilaku keseharian meningkatan mutu SDM dengan pelatihan-
seorang calon ketika pertama kali menjadi pelatihan baik di dalam negeri maupun luar
hakim hingga ia mendaftar menjadi calon negeri. Membangun jaringan dengan banyak
hakim agung. Karena seorang calon hakim stakeholder perguruan tinggi, NGO maupun
agung tidak saja dituntut untuk memiliki organisasi masyarakat, mengembangkan
kemampuan intelektual dalam membuat organisasinya hingga terus berusaha
putusan, tetapi juga diharapkan dapat menambah angaran merupakan keniscayaan
memiliki moral dan integritas tinggi. Bukan yang akan memberikan pengaruh dalam
hanya itu, pada titik tertentu calon hakim melayani masyarakat.
agung harus mempunya kadar iman dan
takwa yang tinggi, mampu berkomunikasi Keberhasilan Komisi Yudisial bukan sebatas
dengan baik disamping sanggup menjaga terserapnya anggaran melalui program-
peran, wibawa
Edukasi publik dan
oleh Penghubung KY statusnya dihadapan programnya atau pencapaian output, tetapi
masyarakat. yang terpenting adalah outcome yang
dicapai melalui program tersebut. Kerap
Penguatan Internal kali, dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (Lakip) output dapat
Semakin besar suatu lembaga maka tercapai, namun luput terkait outcome apa
tantangannya juga akan semakin besar. yang sudah tercapai. Yang penting juga
Konsekuensinya juga perlu ada penguatan- dibangun yaitu komitmen “warga” Komisi
penguatan di semua hal dalam lembaga Yudisial untuk memberikan pelayanan yang
tersebut. Sama halnya yang terjadi dengan maksimal kepada masyarakat.
Komisi Yudisial. Sebagai lembaga yang
begerak dalam bidang pelayanan publik, Upaya ini memang tidak mudah, mengingat
maka dituntut untuk memberikan layanan hal ini terkait dengan mentalitas, etika,
prima kepada semua masyarakat. kesadaran serta empati masing-masing
“warga”. Namun hal ini dapat ditempuh
dengan pembuatan sistem yang kemudian
Hal ini disebabkan karena dalam sektor
mengharuskan warganya untuk dapat
publik, kinerja pelayan publik tidak hanya
memberikan pelayanan dan mengerjakan
didasarkan pada aturan dalam sistem,
tugasnya sesuai dengan ketentuan yang
tetapi juga terkait erat dengan kepuasan
berlaku.
masyarakat. Apalagi seiring perkembangan
zaman, masyarakat sebagai obyek
pelayanan akan semakin maju dan kritis
terkait kebutuhannya akan pelayanan

186
187
188
189
190

Anda mungkin juga menyukai