REPUBLIK INDONESIA
PANDUAN PELAKSANAAN
FOCUSS GROUP DISCUSSION (FGD)
SURVEI NASIONAL
TERHADAP MASYARAKAT BERPENDIDIKAN TINGGI
MENGENAI POKOK-POKOK HALUAN NEGARA (PPHN)
DALAM NEGARA DEMOKRASI KONSTITUSIONAL
SURVEI NASIONAL
TERHADAP MASYARAKAT BERPENDIDIKAN TINGGI
MENGENAI POKOK-POKOK HALUAN NEGARA (PPHN)
DALAM NEGARA DEMOKRASI KONSTITUSIONAL
A. TUJUAN FGD
FGD ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dasar mengenai Bagaimana
pandangan Ahli Hukum Tata Negara. Secara khusus FGD bertujuan untuk:
1. Bagaimana pandangan dan sikap ahli mengenai gagasan PPHN sebagai
pengganti SPPN dalam sistem demokrasi konstitusional? Apakah gagasan
tersebut dinilai kompatibel dengan sistem presidensial?
2. Sejauhmana keberadaan isu amandemen terbatas UUD NRI Tahun 1945 terkait
dengan PPHN di tengah-tengah agenda publik? Apakah isu tersebut dinilai tepat
jika dilakukan dalam konteks sekarang ini?
3. Apa saja aspirasi, tuntutan, dan masukan masyarakat berpendidikan tinggi
mengenai bentuk, konstruksi konsep, dan substansi materi yang sebaiknya ada
di dalam PPHN?
4. Apa saja aspirasi, tuntutan, dan masukan masyarakat berpendidikan tinggi
mengenai prosedur etis yang sebaiknya ditempuh agar meyakinkan publik atas
proses pelaksanaan amandemen terbatas mengenai PPHN?
1
banyak berbicara dan menyampaikan gagasannya. Kondisi idealnya, Informan
A merespon topik yang dilemparkan fasilitator, disambar oleh informan B,
disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh
informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh fasilitator
kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis. Oleh karena itu,
dibutuhkan keahlian sendiri bagi fasilitator untuk menghidupkan suasana.
2. FGD adalah group bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan prinsip
sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, fasilitator harus memandang
para peserta FGD sebagai suatu group, bukan orang per orang. Selalu
melemparkan topik ke “tengah” bukan melulu tembak langsung ke peserta
FGD.
3. FGD adalah diskusi terfokus bukan diskusi bebas. Diingatkan bahwa jangan
hanya mengejar interaksi dan dinamika kelompok, kalau hanya mengejar hal
tersebut diskusi bisa berjalan ngawur. Selama diskusi berlangsung fasilitator
harus fokus pada tujuan diskusi, sehingga fasilitator akan selalu berusaha
mengembalikan diskusi ke “jalan yang benar”. Fasilitator memang dituntut
untuk mencairkan suasana (ice breaking) agar diskusi tidak berlangsung kaku,
namun kadang-kadang proses ice breaking ini terlalu lama, fasilitator ikut larut
dalam “keceriaan” kelompok, ber ha-ha-hi-hi, dan baru tersadar ketika masih
banyak hal yang belum tergali, sementara para peserta sudah mulai kehilangan
“energi”.
4. FGD tidak dalam rangka mencari kesimpulan.
5. Di dalam FGD, tidak ada pendapat yang benar dan yang salah .
6. Menggali pengalaman dan pendapat narasumber sebanyak mungkin.
2
5. Bagaimana bapak/ibu menilai RPJPN 2005-2025 dan RPJMN I (2005-2009),
RPJMN II (2010-2014), RPJMN III (2015-2019), dan RPJMN IV (2020-2024)
yang sudah ada saat ini?
- Bidang PPHN
10. Apa saja bidang-bidang pembangunan nasional yang perlu dimasukkan dalam
rumusan PPHN selain bidang ideologi, politik, sosial, agama, ekonomi, hukum,
dan pertahanan dan keamanan?
D. DAERAH, JUMLAH DAN PESERTA FGD
1. FGD akan dilaksanakan selama satu hari
2. FGD akan diselenggarakan satu kali di 5 kota di Indonesia di Jakarta, Medan,
Yogyakarta, Padang, dan Makassar
3. Setiap FGD akan menghadirkan 10 peserta ahli dan paham tentang Hukum
Tata Negara khususnya tentang Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) yang
terdiri dari unsur-unsur di bawah ini:
Tabel
Komposisi Peseta FGD
3
E. ASPEK TEKNIS PELAKSANAAN FGD
a) Berbentuk lingkaran
b) Urutan duduk peserta dilakukan secara acak, sehingga tidak
memengaruhi tanggapan peserta.
c) Memungkinkan fasilitator bertatap mata dengan peserta. Hal ini penting
dilakukan untuk mengendalikan kelompok, mendorong peserta pemalu
dan pendiam serta membatasi peserta dominan
d) Jarak yang sama antara fasilitator dengan tiap peserta. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong interaksi dan perasaan sebagai bagian
dari kelompok, sehingga seluruh peserta bisa berperan aktif dalam
diskusi.
4. Undangan kepada Peserta:
4
5. Kriteria Fasilitator: