Anda di halaman 1dari 7

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PELAKSANAAN
FOCUSS GROUP DISCUSSION (FGD)

SURVEI NASIONAL
TERHADAP MASYARAKAT BERPENDIDIKAN TINGGI
MENGENAI POKOK-POKOK HALUAN NEGARA (PPHN)
DALAM NEGARA DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

Center for the Study of Religion and Culture (CSRC)


Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419
Telp. 021-7445173, Website: www.csrc.or.id dan Email: csrc@uinjkt.ac.id
PANDUAN PELAKSANAAN
FOCUSS GROUP DISCUSSION (FGD)

SURVEI NASIONAL
TERHADAP MASYARAKAT BERPENDIDIKAN TINGGI
MENGENAI POKOK-POKOK HALUAN NEGARA (PPHN)
DALAM NEGARA DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

A. TUJUAN FGD
FGD ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dasar mengenai Bagaimana
pandangan Ahli Hukum Tata Negara. Secara khusus FGD bertujuan untuk:
1. Bagaimana pandangan dan sikap ahli mengenai gagasan PPHN sebagai
pengganti SPPN dalam sistem demokrasi konstitusional? Apakah gagasan
tersebut dinilai kompatibel dengan sistem presidensial?
2. Sejauhmana keberadaan isu amandemen terbatas UUD NRI Tahun 1945 terkait
dengan PPHN di tengah-tengah agenda publik? Apakah isu tersebut dinilai tepat
jika dilakukan dalam konteks sekarang ini?
3. Apa saja aspirasi, tuntutan, dan masukan masyarakat berpendidikan tinggi
mengenai bentuk, konstruksi konsep, dan substansi materi yang sebaiknya ada
di dalam PPHN?
4. Apa saja aspirasi, tuntutan, dan masukan masyarakat berpendidikan tinggi
mengenai prosedur etis yang sebaiknya ditempuh agar meyakinkan publik atas
proses pelaksanaan amandemen terbatas mengenai PPHN?

B. PRINSIP-PRINSIP UMUM FGD


1. FGD adalah sebuah diskusi kelompok bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas
metode FGD adalah interaksi! Tanpa interaksi, sebuah FGD berubah wujud
menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI, Focus Group Interview). Hal ini
terjadi apabila fasilitator cenderung selalu mengkonfirmasi setiap topik satu per
satu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta
responnya untuk setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok.
Komunikasi hanya berlangsung antara fasilitator dengan informan A, informan
A ke fasilitator, lalu fasilitator ke informan B, informan B ke fasilitator, dst…Yang
seharusnya terjadi adalah fasilitator lebih banyak “diam” dan peserta FGD lebih

1
banyak berbicara dan menyampaikan gagasannya. Kondisi idealnya, Informan
A merespon topik yang dilemparkan fasilitator, disambar oleh informan B,
disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh
informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh fasilitator
kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis. Oleh karena itu,
dibutuhkan keahlian sendiri bagi fasilitator untuk menghidupkan suasana.
2. FGD adalah group bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan prinsip
sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, fasilitator harus memandang
para peserta FGD sebagai suatu group, bukan orang per orang. Selalu
melemparkan topik ke “tengah” bukan melulu tembak langsung ke peserta
FGD.
3. FGD adalah diskusi terfokus bukan diskusi bebas. Diingatkan bahwa jangan
hanya mengejar interaksi dan dinamika kelompok, kalau hanya mengejar hal
tersebut diskusi bisa berjalan ngawur. Selama diskusi berlangsung fasilitator
harus fokus pada tujuan diskusi, sehingga fasilitator akan selalu berusaha
mengembalikan diskusi ke “jalan yang benar”. Fasilitator memang dituntut
untuk mencairkan suasana (ice breaking) agar diskusi tidak berlangsung kaku,
namun kadang-kadang proses ice breaking ini terlalu lama, fasilitator ikut larut
dalam “keceriaan” kelompok, ber ha-ha-hi-hi, dan baru tersadar ketika masih
banyak hal yang belum tergali, sementara para peserta sudah mulai kehilangan
“energi”.
4. FGD tidak dalam rangka mencari kesimpulan.
5. Di dalam FGD, tidak ada pendapat yang benar dan yang salah .
6. Menggali pengalaman dan pendapat narasumber sebanyak mungkin.

C. FGD SURVEI NASIONAL PPHN 2021


- Tentang PPHN
1. Apakah Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) diperlukan sebagai rujukan dan
arahan (direction) bagi perencanaan, penyusunan, keputusan, pelaksanaan,
dan evaluasi kebijakan pembangunan nasional? Jelaskan!
2. Bagaimana kedudukan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN),
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) terhadap PPHN?
Catatan: SPPN melalui UU No. 25 Tahun 2004, RPJPN melalui UU No. 17 Tahun
2007 dan RPJMN melalui Perpres setiap lima tahun sejak 2005
3. Bagaimana seharusnya kewenangan DPR dan DPD dalam mengevaluasi SPPN,
RPJPN, dan RPJMN terhadap PPHN?
4. Bagaimana kewenangan DPRD Tingkat I dan II dalam mengevaluasi RPJMD
Tingkat I dan II?

2
5. Bagaimana bapak/ibu menilai RPJPN 2005-2025 dan RPJMN I (2005-2009),
RPJMN II (2010-2014), RPJMN III (2015-2019), dan RPJMN IV (2020-2024)
yang sudah ada saat ini?

- Bentuk Hukum PPHN


6. Manakah bentuk hukum yang tepat bagi pembentukan PPHN (UUD NRI Tahun
1945, Ketetapan MPR, atau UU)?
7. Apakah MPR perlu melakukan perubahan terhadap UUD NRI Tahun 1945
dengan memberi kewenangan kepada MPR untuk menetapkan PPHN dalam
bentuk Ketetapan (TAP) MPR?
8. Apakah MPR perlu melakukan perubahan terhadap UUD NRI Tahun 1945
dengan memberi kewenangan kepada Mahkamah Konstitusi untuk menguji UU
terhadap PPHN?
9. Terkait nomor 8, apakah Mahkamah Konstitusi bisa (perlu diberi kewenangan)
menguji UU terhadap PPHN, yang ditetapkan dengan Tap MPR?

- Bidang PPHN
10. Apa saja bidang-bidang pembangunan nasional yang perlu dimasukkan dalam
rumusan PPHN selain bidang ideologi, politik, sosial, agama, ekonomi, hukum,
dan pertahanan dan keamanan?
D. DAERAH, JUMLAH DAN PESERTA FGD
1. FGD akan dilaksanakan selama satu hari
2. FGD akan diselenggarakan satu kali di 5 kota di Indonesia di Jakarta, Medan,
Yogyakarta, Padang, dan Makassar
3. Setiap FGD akan menghadirkan 10 peserta ahli dan paham tentang Hukum
Tata Negara khususnya tentang Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) yang
terdiri dari unsur-unsur di bawah ini:
Tabel
Komposisi Peseta FGD

NO Kategori Peserta FGD Kajian


Ketatanegaraan
1. Akademisi HTN 2
2. Peneliti HTN 2
3. Mahasiswa Pasca HTN 2
4. Mahasiswa semister akhir HTN 2
5. Aparat birokrasi pemerintahan 2
Total 10

3
E. ASPEK TEKNIS PELAKSANAAN FGD

1. Rentang waktu pelaksanaan FGD :

a) Waktu pelaksanaan FGD antara 90 - 120 menit


2. Tempat FGD:

a) Tempat di mana peserta merasa aman untuk berbicara dan berpendapat


karena tidak diamati oleh orang di luar kelompok
b) Suasana nyaman dalam arti tidak terlalu sempit dan panas, sehingga
mengganggu jalannya diskusi
c) Lingkungan yang netral sehingga tanggapan yang diberikan sesuai
dengan apa yang dirasakannya
d) Tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peserta. Sebab jika terlalu jauh
faktor kelelahan dapat memengaruhi tanggapan peserta.
e) Mudah dijangkau alat transportasi.
f) Pada kasus tertentu jika ada peserta yang mempunyai anak kecil sediakan
tempat penitipan anak.
3. Tempat duduk:

a) Berbentuk lingkaran
b) Urutan duduk peserta dilakukan secara acak, sehingga tidak
memengaruhi tanggapan peserta.
c) Memungkinkan fasilitator bertatap mata dengan peserta. Hal ini penting
dilakukan untuk mengendalikan kelompok, mendorong peserta pemalu
dan pendiam serta membatasi peserta dominan
d) Jarak yang sama antara fasilitator dengan tiap peserta. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong interaksi dan perasaan sebagai bagian
dari kelompok, sehingga seluruh peserta bisa berperan aktif dalam
diskusi.
4. Undangan kepada Peserta:

a) Menjelaskan kepada calon peserta mengenai lembaga yang mengadakan


penelitian dan tujuannya.
b) Menjelaskan rencana dan meminta calon peserta untuk berpartisipasi.
c) Menyebutkan juga beberapa orang yang telah bersedia ikut serta agar
calon peserta lain ikut berpartisipasi.
d) Memberitahukan tanggal, waktu, tempat dan lamanya pertemuan.
e) Hal lain yang diperlukan

4
5. Kriteria Fasilitator:

a) Yang menjadi Fasilitator koordinator wilayah jika tidak memungkinkan


dapat merekrut individu yang memiliki pengalaman dan memahami tujuan
dan konten FGD.
b) Memahami topik diskusi yang berlangsung dan mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan lanjutan.
c) Mampu membaca bermacam-macam respon peserta, dengan tetap
menjaga agar diskusi tetap pada jalurnya.
d) Bijaksana, ramah, pendengar dan penanya yang baik.
e) Mampu melakukan pendekatan kepada peserta sehingga peserta
terdorong mengeluarkan pendapatnya.
f) Mereka yang memiliki rasa humor menjadi kriteria tambahan yang baik.
6. Tugas dan Peran Fasilitator:

a) Menjelaskan topik diskusi.


b) Mengajukan pertanyaan dan tetap netral terhadap jawaban peserta
dengan cara memastikan kepada peserta bahwa tidak ada jawaban
mereka yang benar atau salah, tidak boleh memberikan persetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap jawaban yang akan memengaruhi pendapat
peserta.
c) Mengamati peserta dan tanggap terhadap reaksi para peserta.
d) Mendorong semua peserta untuk berpartisipasi dan tidak membiarkan
sejumlah individu memonopoli diskusi, sebab seorang peserta yang
dominan, bisa menjadikan peserta lain malas berbicara.
e) Menciptakan hubungan baik dengan peserta sehingga dapat menggali
jawaban dan komentar yang lebih dalam.
f) Mengamati komunikasi non verbal (gerakan tangan, perubahan raut
wajah) antar peserta agar diskusi selalu dinamis.
g) Menjaga mood peserta dengan cara fasilitator senantiasa memperlihatkan
kesabaran dan bersahabat.
h) Menolak interupsi dari luar pada waktu FGD berjalan.
7. Tugas dan Peran Notulen:

a) Mencatat tanggal diskusi, waktu mulai dan waktu selesai.


b) Mencatat jumlah peserta dan beberapa uraiannya yang meliputi jenis
kelamin, umur, perwakilan lembaga, pendidikan dan lain-lain.
c) Mencatat dan menuliskan pandangan disampaikan oleh peserta FGD
d) Menuliskan kata-kata yang diucapkan dalam bahasa lokal oleh peserta.
e) Memperingatkan kepada fasilitator kalau ada pertanyaan yang terlupakan
atau juga mengusulkan pertanyaan yang baru.
f) Merekam berlangsungnya proses FGD.
5
8. Perlengkapan FGD:

a) Alat untuk mencatat hasil (notes atau notebook/laptop),


b) Tape atau video recorder
c) Kaset, baterai
d) Petunjuk diskusi, serta gambar atau foto-foto apabila dibutuhkan
e) Spanduk yang menerangkan kegiatan FGD
9. Urutan Diskusi:

a) Pertama, peserta, fasilitator, notulen dan panitia dalam ruangan diskusi


memperkenal diri sekaligus menyatakan peranan dalam diskusi tersebut.
b) Kedua, fasilitator memberi penjelasan tujuan diadakannya FGD, posisi
peserta dan fasilitator setara, pentingnya ungkapan peserta apapun yang
diungkapkan itu
c) Ketiga, fasilitator menjelaskan aturan main dalam diskusi: cara menjawab
pertanyaan hingga aturan jika ingin ke toilet.
d) Keempat, fasilitator mengajukan pertanyaan umum sebagai pembuka
diskusi.
e) Kelima, fasilitator mengajukan pertanyaan inti.
f) Keenam, penutup.

F. DATA HASIL KEGIATAN FGD

1. Hasil kegiatan FGD ditranskrip (verbatim/penulisan) yang direkam dalam


audio tape
2. Pelaksana melakukan pengelompokan hasil transkripsi sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan sebagaimana panduan pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai