Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

"PROSEDUR PARLEMENTER"
DI AJUKAN SEBAGAI: TUGAS
MATAKULIAH KETERAMPILAN
BERBICARA

Oleh KELOMPOK 4 :
1. Gita Fitria
2. Rominah
3. Tia Andini
4. Windi Efrilia Putri
5. Adi Rahman
Dosen pembimbing: Ibu. Saprida, M.pd

UNIVESRITAS AL-WASHLIYAH
LABUHAN BATU
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Manfaat Perpustakaan Di Sekolah Dasar Bagi
Kecerdasan Anak”. Saya menyadari. bahwa Makalah ini masih jauh untuk
dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan-kekurangan, baik dari
materi maupun redaksi. Hal ini semata-mata disebabkan oleh keterbatasan
waktu dan pengetahuan penulis.Mudah-mudahan segala kebaikan serta jasa
yang telah diberikan semua pihak mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT. Amiin.

Rantau Selatan, Rabu, 27 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN

ENGERTIAN DAN TUJUAN

A. PROSEDUR PEMBENTUKAN SUATU PERKUMPULAN

B. ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

C. TUGAS PENGURUS

1. TUGAS KETUA

2. TUGAS WALI KETUA

3. TUGAS SEKRETARIS

4. TUGAS BENDAHARAWAN

D. LAPORAN

E. SUSUNAN ACARA

F. MOSI DAN USUL

1. PENGAJUAN MOSI

2. BEBERAPA PETUNJUK BAGI PENGAJUAN DAN


MENDISKUSIKAN MOSI

3. CARA-CARA MEMUTUSKAN MOSI

4. JENIS-JENIS MOSI

4.8 KAIDAH-KAIDAH PRESENDESI


BAB : I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

A. Pengertian Pendidikan

Keterampilan berbicara adalah sebuah kemampuan berbahasa dalam


mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan ide, pikiran, pendapat, gagasan,
dan perasaan kepada orang lain sebagai mitra pembicara didasari oleh
kepercayaan diri, jujur, benar, dan bertanggung jawab dengan menghilangkan
masalah psikologis seperti malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-
lain.

Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan


dari pembicara kepada pendengar. Dalam penyampaian informasi, secara lisan
seorang pembicara harus mampu menyampaikannya dengan baik dan benar agar
informasi tersebut dapat diterima oleh pendengar. Untuk menjadi pembicara
baik, pembicara harus mampu menangkap informasi secara kritis dan efektif, hal
ini berkaitan dengan aktivitas menyimak. Apabila pembicara merupakan
seorang penyimak yang baik maka ia mampu menangkap informasi dengan
baik.

Berikut definisi dan pengertian keterampilan berbicara dari beberapa sumber


buku: 

 Menurut Iskandarwassid (2010), keterampilan berbicara adalah


keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk
menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada
orang lain. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk
berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggungjawab dengan
menghilangkan masalah psikologis seperti malu, rendah diri,
ketegangan, berat lidah, dan lain-lain. 
 Menurut Hermawan (2014), keterampilan berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan
kepada mitra pembicara. 
 Menurut Arsjad dan Mukti (1988), keterampilan berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui
rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian (juncture). 
 Menurut Utari dan Nababan (1993), keterampilan berbicara adalah
pengetahuan bentuk-bentuk bahasa dan makna-makna bahasa tersebut,
dan kemampuan untuk menggunakannya pada saat kapan dan kepada
siapa. Kemampuan berbicara yang baik adalah kecakapan seseorang
dalam menyampaikan sebuah informasi dengan bahasa yang baik, benar
dan menarik agar dapat dipahami pendengar.

B. Tujuan Keterampilan Berbicara 

Tujuan berbicara secara umum adalah karena adanya dorongan keinginan untuk
menyampaikan pikiran atau gagasan kepada orang lain (yang diajak berbicara).
Sedangkan tujuan secara khusus ialah mendorong orang untuk lebih
bersemangat, mempengaruhi orang lain agar mengikuti atau menerima pendapat
(gagasannya), menyampaikan sesuatu informasi kepada lawan bicara,
menyenangkan hati orang lain, memberi kesempatan lawan bicara untuk
berpikir dan menilai gagasannya.

Pembelajaran dalam melatih keterampilan berbicara harus mampu memberikan


kesempatan kepada setiap individu mencapai kemampuan berbicara dengan
baik. Menurut Hermawan (2014), tujuan keterampilan berbicara bagi peserta
didik adalah sebagai berikut: 

1. Kemudahan berbicara, peserta didik harus dilatih untuk mengembangkan


keterampilan berbicara agar terlatih kepercayaan diri dalam
pengucapannya. 
2. Kejelasan, untuk melatih peserta didik agar dapat berbicara dengan
artikulasi yang jelas dan tepat dalam pengucapan. 
3. Bertanggung jawab, latihan untuk peserta didik agar berbicara dengan
baik dan dapat menempatkan pada situasi yang sesuai agar dapat
bertanggung jawab. 
4. Membentuk pendengar yang kritis, melatih peserta didik dalam
menyimak lawan bicara dan mampu mengoreksi jika ada ucapan yang
salah. 
5. Membentuk kebiasaan, yaitu membiasakan peserta didik dalam
mengucapkan kosa kata atau kalimat sederhana secara baik dan ini juga
harus dibantu oleh lingkungan sekolah atau guru.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang tertera di atas, dapat di ketahui rumusan


masalah dari makalah ini yaitu:

1. Apakah pengertian berbicara?


2. Apa yang di maksud dengan keterampilan berbicara?
3. Apa saja pengertian dan tujuan dari prosedur parlementer?
4. Apa saja kah bagian-bagian dari prosedur parlementer?
5. Apa yang di maksud dengan mosi dan usul?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat di simpulkan tujuan dari makalah


ini, yaitu:

1. Mahasiswa/I dapat mengetahui pengertian dari berbicara


2. Mahasiswa/I dari keterampilan berbicara
3. Mhasiswa/I dapat mengetahui pengertian dan tujuan dari prosedur
parlementer
4. Mahasiswa/I dapat mengetahui bagian-bagian dri prosedur parlementer
5. Mahasiswa/I dapat mengetahui dengan baik dan benar apa yang di
maksud procedure parementer
BAB : II

PEMBHASAN

A. PENGERIAN DAN TUJUAN

Susunan fakta yang perlu kita sadari pada masa kemajuan ini ialah bahwa
perkenalan dengan prinsif-prinsif dasar prosedur parlementer (parlia mentary
procedure) merupakan salah satu cirri warga Negara yang dewasa dan
bertanggung jawab. Oleh karena itu, para siswa dan mahasiswa yang
merupakan generasi penerus dalam Negara kita hendaknya sudah terbiasa (dan
tidak kaku) dengan procedure parlementer. Ada empat aturan dasar yang harus
di pahami dan dijalankan dengan tekun untuk maksud tersebut, yaitu:

1) Hak golongan minoritas haruslah dilindungi.


2) Hokum yang telah betul-betul di pertimbangkan bagi golongan
mayoritas haruslah berlaku
3) Kehormatan martabat semua orang haruslah terjamin
4) Suatu susunan tugas atau urusan yang logisharuslah ditetapkan
dengan baik. (Powers, 1951: 280)

Anggapan dasar atau asumsi-asumsi pokok yang mendasari prosedur


perlementer, adalah sebagai berikut

1) Prosedur parlementer lebih cenderung membantu ketimbang


menghalangi keseimbangan atau kerukunan transaksi usaha.
2) Kaidah-kaidah mayoritas.
3) Semua anggota perkumpulan mempunyai hak-hak yang sama tetapi juga
mempunyai kewajiban yang sama.
4) Hak-hak golongan mayoritas maupun golongan minoritas mendapat
perlindungan yang baik.
5) Diskusi lengkap mengenai setiap usul atau rencana yang di sampai kan
untuk di putus kan merupakan suatu hak yang tidak dapat di pungkiri
yang berlaku bagi setiap ketetapan dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah perkumpulan. Untuk pembatas-pembatasannya, yaitu sebagai
berikut.

a) Suatu usul untuk mengadakan perdebatan terbuka menuntut dua per


tiga suara, dan
b) Suatu usul untuk mengadakan perdebatan terbatas menuntut dua per
tiga suara anggota.

6) Cara yang paling langsung untuk menyelesaikan atau mencapai suau


maksud haruslah dituruti.
7) Usul-usul atau mosi-mosi mempunyai urutan presedensi terentu dan
logis.
8) Setiap anggota berhak untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi oleh
kelompok itu setiap saat dan apa efeknya yang mungkin terjadi.
9) Hanya satu masalah yang dapat di pertimbangkan dan di pecahkan pada
satu waktu.
10) Kekuasaan harus di sarahkan hanya melalui proses-proses demokratis,
yaitu denga suara mayoritas.
11) Ketua pimpinan harylah menggunakan/menjalankan wewenangnya
dengan jujur, adil, wajar, bijaksana, dan dengan rasa penuh tanggung
jawab.
12) Demi penerangan bagi seluruh anggota, dibuatlah catatan dari setiap
tindakan tang telah dilakukan. (mulgrave, 1954 : 83)

Secara singkat, prosedur parlementer mempunyai dua maksud utama,


yaitu:

a) Meninjau serta mengarahkan urusan atau usaha secara efisien


secara tepat guna, dan
b) Melindungi hak-hak semua anggota. (Albert {et al}, 1961:174)
B. PROSEDUR PEMENTUKAN SUATU PERKUMPULAN

Semua organisasi dapat di bagi atas dua tipe, yaitu:

1) Yang bersifat sementara atau temporer


2) Yang bersifat tetap atau permanen

Suatu organisasi sementara mungkinberlangsung satu atau beberapa


pertemuan, bergantung kepada lama nya waktu yang di butuhkan untuk
mencapai tujuannya. Organisasi tetap adalah suatu organisasi yang di
bentuk dengan suatau penghargan agar dapat berfungsih dalam jangka
waktu yang panjang, taua barangkali dalam jangka waktu yang tidak
terbatas.Pada pendiri dari salah salah satu tipe organisasi hendaklah
bertemu dalam salah satu komite atau kelompok kecil untuk mendiskusikan
masalah-masalah pendahuluan yang penting, misalnya:

1) Maksud dan tujuan organisasi yang di usulkan;


2) Cara-cara mencapai maksud dan tujuan;
3) Rencana-rencana keuangan;
4) Sifat dan jenis-jenis keanggotaan;
5) Kebijaksanaan-kebijaksanaan;
6) Afilisasi-aflilisasi atau pertalian-pertaliannya dengan organisasi
yang lebih besar atau organisasi nasional. (Mulgrave.1954:84)

Ringkasnya, bila kita ingin mendirikan suatu perkumpulan maka langkah–


langkah yang perlu dilaksanakan, adalah:

1) Mengadakan rapat atau pertemuan pendahuluan;


2) Mengadakan rapat kedua ;
3) Memilih pimpinan (Albert [et al], 1961:174)

Pada pertemuan pertama, tugas atau usaha utama adalah :

a) Menentukan jenis perkumpulan yang di inginkan, dan


b) Menunjuk dan mengangkat suatu komite untuk menulis suatu
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Pada rapat kedua, tugas utama adalah membahas serta menetapkan


anggaran rumah tangga yang telah dibuat oleh komite atau panitia.

C. ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Suatu anggaran dasar atau konstitusi paling sedikit atas tujuh ketetapan
dasar, yang harus dinyatakan secara singkat dan jelas dalam pasal-pasal
yang terpisah ketujuh ketetapan dasar tersebut, yaitu:

a. Nama kepengurusan mereka organisasi,


b. Tujuan dan kekuasaan organisasi
c. Kualifikasi bagi keanggotaan
d. Pengurus organisasi beserta tugas-tugasnya dan jangka waktu
e. Dewan pimpinan atau dewa pengawas atau suatu komite
eksekutif,dan cara pemilihan.
f. Waktu bagi pertemuan-pertemuan biasa dan cara mengadakan
pertemuan-pertemuan khusus atau rapat luar biasa
g. Cara mengubah atau metode mengamandemen anggaran dasar

Anggaran rumah tangga memuat segala uraian terperinci yang dubutuhkan


untuk melaksanakan ketetapan-ketetapan anggaran dasar. Biasanya pada
anggaran rumah tangga tercakup hal-hal berikut:

a. Jenis-jenis keanggotaan para Syarat


b. Anggaran rumah tangga memuat segala uraian terperinci yang
dibutuhkan untuk melaksanakan ketetapan-ketetapan anggaran
dasar.biasanya -syarat bagi keanggotaan
c. Cara-cara penerima anggota
d. Hak-hak dan kewajiban pengurusan

D. TUGAS PENGURUS

1. Tugas ketua = Tugas utama ketua perkumpulan adalah memelihara tata


tertib dalam pertemuan.
2. Tugas wakil ketua = Apa bila ketua berhalangan maka wakil ketua
bertindak selaku ketua
3. Tugas sekretaris = Adalah membuat catatat atau laporan mengeneai
perkumpulan ini serta menyimpan catatan dan laporan tersebut,kecuali yang
merupakan wewenang pengurus lain (misalnya buku-buku keuangan)
4. Tugas bendahara = Adalah menguasai keuangan perkumpulan.dia
mengumpulkan uang iuran,menulis kuitansi-kuitansi,membayar tagihan atau
rekening,dan membuat laporan-laporan terperinci pda waktu-waktu tertentu
atau mengenani permintaan atau permohonan pada suatu pertemuan.

E. LAPORAN

Adalah menjadi tugas dan kewajiban sekretaris untuk mencatat atau merekam
laporan-laporan segala pertemuan yang dilangsungsang oleh suatu
perkumpulan. Dalam susunan acara yang biasa, laporan itu dibacakan pada
pembukan setiap pertemuan. Hal ini bermanfaat untuk menjaga
kesinambungan dalam kegiatan kelompok dan merupakan suatu pengawasan
terhadap ketepatan catatan kegiatan perkumpulan. Akan tetapi, andikata suatu
kegiatan penting akan dipersebar luaskan secara tertulis, maka laporan
tersebut dapat dikeluarkan setelah mendapat suara mayoritas. Usul yang
d`emikian rupa tidak per;u diperdebatkan lagi dan laporan diajukan untuk
disetujui pada pertemuan tetap berikutnya.

Pada dasarnya, laporan di bedakan menjadi dua yaitu


 Laporan resmi {official reports}

Laporan resmi merupakan cara yang sah yang di pergunakan oleh para
pengurus suatu perkumpulan untuk mengumumkan kegiatan-kegiatan mereka
yang telah diadakan atas nama organisasi.

 Laporan khusus {special reports}

Laporan khusus merupaka komunikasi pertimbangan-pertimbangan mereka


(yang mendalam).

F. SUSUNAN ACARA

Organisasi memang dapat saja mengatur kembali acara tersebut setiap saat
kalau disetujui paling sedikit oleh dua pertiga jumlah suara anggota, tetapi
biasanya prosedur itu meliputi antara lain:

1) Perintah untuk mengadakan pertemuan oleh ketua


2) Mengedarkan surat undangan oleh sekertaris
3) Membacakan laporan peremuan terdahulu; kalau perlu mengadakan
koreksi atau disposis (penyususnan, pengaturan);
4) Laporan-laporan dari para pengurus;
5) Laporan-laporan dewan dan komite-komite tetap;
6) Laporan dari komite-komite khusus;
7) Urusan-urusan atau usaha-usaha yang belum selesai;
8) Usaha-usaha baru;
9) Pengumuman-pengumuman;
10) Program;
11) Penundaan atau penangguhan.

Prosedur yang telah diutarakan diatas paling sedikit akan menjamin bahwa
acara kegiatan pada hari itu akan berlangsung dengan baik, dipandang dari
sudut:

1) Tindakan- tindakan atau aksi-aksiyang telah diambil pada pertemuan


terakhir (dari catatan-catatan dan laporan-laoran)
2) Tindakan-tindakan para pengurus terpilih (dari laporan- laporan)
3) Pengetahuan yang diperoleh dengan telaah khusus(dari laporan-laporan)
4) Informasi atau penerangan yang baru saja diterima (dari pengumunan-
pengumunan)

Prosedur ersebut merupakan suatu pedoman bagi acara yang telah ditetapkan
sertamenjaga perkumpulan untuk tidak
mengemukakan/memperbincangkanmasalah-malah baru selagimasalah-masalah
yang sangat penting dan vital terbengkalai tak terselesaikan.

G. MOSI DAN USUL

Mosi adalah pernytaan resmi terhadap suatu proposal(saran, anjuran, usul) atau
pertanyaan terhadap pertimbangan dan tindakan oleh suatu kelompok. Mosi
mengemukakan suatu butir urusan untuk mendapatkan keputusan tau ketegasan.
Mosi dapat juga di acuhakan/dianggap sebagai suatu “pertanyaan” atau
“masalah”.

Mosi adalah salah satu unsur debat. Mosi merupakan topik yang akan
diperdebatkan oleh para peserta debat.

Tidak semua topik dapat dijadikan sebuah mosi dalam kompetisi debat. Berikut
beberapa syarat sebuah mosi yang baik:

- Mosi harus menarik

- Mosi harus fokus pada suatu peristiwa

- Mosi pada umumnya harus memiliki solusi (solusinya dapat ditemukan)

- Mosi harus seimbang (adanya keseimbangan antara pro dan kontra sehingga
dapat diperdebatkan)

Contoh mosi:

- Pemerintah dakan memberikan sex education

- Pemerintah akan menetapkan hukuman mati bagi koruptor

- Pemerintah akan membatasi imigrasi ke Indonesia.

1) Pengajuan Mosi

Langkah-langkah pengajuan mosi adalah sebagai berikut:

 Berdiri dan menghadap kepada ketua dengan berkata “saudara(bapak/ibu)


ketua”
 Ketua mempersilahkan anggota tersebut dengan jalan menyebutkan
kembali namanya.
 Anggota tersebut mengajukan mosi.
 Anggota lain mendukung.
 Setelah didukung baru dikatakan sah
 Ketua mengadakan diskusi mengenai mosi tersebut.
 Ketua mengadakan pemungutan suara.
 Ketua mengumumkan hasil pemungutan suara tersebut.

1. Bebrapa petunjuk bagi pengajuan dan mendiskusikan mosi

Petunjuk tersebut adalah:

 Jangan tergesah-gesah
 Pelajari dan camkan baik-baikbilasaatnya mengajukan sutau mosi
 Pelajari dan pahamilah penggunan komite-komite khusus atau temporer
 Pelajari dan pahami baik-baik bila saatnya menghentikan suatu mosi
 Memeberi waktu untuk mememikirkan tindakan yang bijaksana

2. Cara-cara memutuskan suatu mosi

Biasanya suatu mosi disahkan oleh suara terbanyak atau mayoritas. Ada
beberapa cara untuk memberikan suara untuk memutuskan atau
mengesahkan suatu mosi, yaitu:

 Dengan suara (viva voice atau voice method)


 Dengan mengangkat atau mengacungkan tangan
 Dengan berdiri
 Dengan kartu suara

3. Jenis-jenis mosi

Berdasrkan urutan presedensi,mosi-mosid dapa di klasifikasikan sebagai


berikut:

 Mosi istimewa (privilege motions)


 Mosi tambahan (subsidiary motions)
 Mosi utama (main motions)
 Mosi incidental incidental motions)

a. Mosi istimewah

Mosi istimewa tidak mempunyai hubungan langusng dengan mosi utama


didepan perkumpulan, tetapi mempunyai urgensi sedemikianrupa hingga
berhakmendapat perhatian dengan segera. Mosi dianggap istimewa hanyalah
bila ada masalah lain sedang yang sedang dihadapi oleh perkumpulan. Kalau
di ajukan pada saat tidak ada mosi atau usul lain yang sedang dihadapi, maka
mosi itu diperlukan sebagai mosi utama. Dibawah ini dikemukakan beberapa
mosi istimew berdasarkan urutan tingkatan atau kedudukannya:

 Menetapkan waktu pada penundaan suatu hal


 Mengadakan penundaan
 Mengdakan reses atau berlibur
 Mengajukan masalah istimewah
 Memastikan upaya-upaya padahari itu jangan ada yang terlupa atau
terlangkahi

b. Mosi tambahan

mosi tambahan dipergunakan untuk mengubah, membatasi, atau membuang


mosi utama. Mosi tambahan merupakan bantuan-bantuan cadangan dalam
mempertimbangan,mengambil tindakan, dan membuang msoi utama. Mosi-
mosi utama berikut ini hendaklah dipahami dalam urutan tingkst presedensi
atau prioritasnya:
a) Mengadakan penundaan sementara
b) Mengadakan pemungutan suara dengan segera (terhadap masalah
sebelumnya)
c) Membatasi atau memperpanjangpembatasan-pembatasan perdebatan
d) Mengadajan penundaan secara tegas dan pasti
e) Menunjuk dan mengangkat suatu komite
f) Mengadakan amandemen atau perubahan
g) Mengadakan penundaan untuk jangka waktu tidak terbatas

c. Mosi utama

Mosi utama merupakan mosi yang paling penting. Bergyna untuk


mempergunakan pokok-pokok yang perlu didiskusikan dan perlu
diambil tindakan.

a) Mempertimbangkan kembali
b) Membatalkan
c) Membuat tata tertib, menentukan acara
d) Melanjutkan pertimbangan

d. Mosi isedental

Mosi-mosi isedental mempunyai beberapa cirri yang bersamaan.


Terkecualo bahwa, mosi ini munculsecara isedental (secara keebtulan,
secara sambilalu) dari masalah yang dihadapi oleh kelompok.

Kebanyakan mosi isedental berkaitan dengan hak-hak para anggota


perkumpulan yang bersangkutan. Mosi isedental yang paling sering di
ajukan adalah:

a) Apel, banding, dan pertimbangan (appeal)


b) Prosedur menurut aturan(point of order)
c) Penyelidikan atau keterangan (parliamentary inquiry)
d) Penundaan atau penangguhan peraturan-peraturan,
e) Penarikan kembali suatu mosi
f) Menolak atau berkebeatan terhadap pertimbangan
(konsiderasi)
g) Pembagian majelis

H. KAIDAH-KAIDAH PRESEDENSI

Ada dua kaidah pokok presedensi (hal lebih tinggi, prioritas hak). Kaidah
yang pertama ialah bahwa apabila sesuatu mosi sedang dinantikan, maka
setiap mosi yang mempunyai presedensi yang lebih tinggi mungkin saja
diajukan atau diususulkan, tetapi tidak ada kemungkinan bagi mosi yang
mempunyai presedensi yang lebuh rendah untuk dikemukakan. Kaidah
yang kedua ialah bahwa mosi-mosi dipertimbangkan dan diadakan
pemungutan suara terhadapnya dalam urutan terbalik dalam pengertian
bahwa yang terakhir diajukan akan dipertimbangkan sedangkan yang
pertama akan dibuang saja tanpa mendapat tanggapan apa-apa.
Sebagai contoh, kalau mosi-mosi nomor 8,6,4, dan 3 pada gambar
20 diajukan sesuai urutan itu dan semuanya sedang menantikan giliran,
maka urutan utuk mendapat pertimbangan menjadi: 3, 4, 6, 8, dan 11.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Laporan adalah catatan resmi urusan suatu kelompok yang dicatat oleh
sekretaris dalam suatu pertemuan yang dilangsungkan oleh suatu perkumpulan.
Organisasi memang dapat mengatur kembali acara tersebut setiap saat kalau
disetujui paling sedikit oleh dua per tiga jumlah suara anggota, tetapi biasanya
prosedur itu melipputi antara lain:

1. Perintah untuk mengadakan pertemuan oleh ketua,


2. Mengedarkan surat undangan dengan sekretaris,
3. Membaca laporan pertemuan terdahulu perlu mengadakan
koreksi atau diposisi (penyusunan,pengaturan)
4. Laporan-laporan dan pengurus
5. Laporan-laporan dewan dan komite-komite khusus
6. Urusan-urusan atau usaha-usaha baru yang belum selesai
7. Laporan dari koite-komite khusus
8. Usaha-usaha baru
9. Pengumuman-pengumuman
10. Program
11. Penundaan atau penangguhan

Dalam suatu pertemuan yang dilaksanakan dengan prosedur


parlementer, tidak ada diskusi sebelum seseorang
mengajukan mosi memang sepintas kilas tampaknya mudh
membuat suatu mosi, tetapi tidaklah mudah membuat suatu
mosi yang baik.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan kepada para pembaca
untuk memperhatikan dalam membuat laporan dan mengikuti susunan acara
sesuai prosedurenya.

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai suatu keterampilan


berbahasa. Bandung. Percetakan Angkasa.

Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bumi Angkasa.

Arsjad, Midar. G dan Mukti 2005. Pembinaan Kemampuan Berbicara bahasa


Indonesia. Jakarta: Erlangga
Dhieni Nurbiana. dkk. (2005) Metode Pengembangan Bahasa Jakarta :
Universitas Terbuka

Gunarti Winda, Suryani Lilis,Muis Azizah (2008) Metode Pengembangan


Perilaku dan Kemampuan Dasar AUD, Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai