Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN TUGAS BESAR

GEOMETRI JALAN RAYA

Disusun oleh :

Kelompok 24/Kelas A/Ganjil/2021-2022

Fathoni Abdul Mukti 20511420

Ad Zulfa Geofani Firdaus 20511427

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021
LAPORAN
GEOMETRI JALAN RAYA

Disusun oleh :

Kelompok 24/Kelas A/Ganjil/2021-2022

Fathoni Abdul Mukti 20511420

Ad Zulfa Geofani Firdaus 20511427

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pengampu, Asisten Dosen,

Muhamad Abdul Hadi, S.T., M.Sc. Ariq Muhammad Zulfikar

ii
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

LEMBAR KONSULTASI

NO NAMA MAHASISWA NO MAHASISWA

1 FATHONI ABDUL MUKTI 20511420

2 AD ZULFA GEOFANI FIRDAUS 20511427

JUDUL LAPORAN

LAPORAN TUGAS BESAR GEOMETRI JALAN RAYA

MATA KULIAH : GEOMETRI JALAN RAYA

KELAS : A

DOSEN PENGAMPU : MUHAMAD ABDUL HADI, S.T., M.T.

ASISTEN DOSEN : ARIQ MUHAMMAD ZULFIKAR

TAHUN AKADEMIK : GANJIL 2021-2022

Yogyakarta, ____Desember 2021

Asisten Dosen

ARIQ MUHAMMAD ZULFIKAR

iii
CATATAN KONSULTASI LAPORAN

NO TANGGAL KONSULTASI TANDA TANGAN

1. 29/10/2021 Konsultasi Data Excel

2. 24/12/2021 Konsultasi Laporan

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Besar Geometri Jalan Raya ini.
Selama proses menyusun dan menyelesaikan laporan tugas besar ini,
penyusun banyak mendapat bantuan dari pihak lain baik dari segi bimbingan,
arahan, serta saran dan kritik demi terselesaikannya laporan tugas besar ini dengan
hasil yang baik. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penyusun ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Muhammad Abdul Hadi, S.T., M.T. dan Ibu Aisyah Nur Jannah, S.T.,
M.Sc. selaku dosen pengampu matakuliah Geometri Jalan Raya Prodi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,
2. Ariq Muhammad Zulfikar selaku asisten matakuliah Geometri Jalan Raya
yang telah membimbing kami dalam mengerjakan tugas besar, dan
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Akhirnya dengan selesainya Laporan Tugas Besar Geometri Jalan Raya ini
penyusun menyadari adanya kekurangan pada laporan ini, untuk itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi lebih
baik pada waktu yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yogyakarta,___Desember 2021

Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

GEOMETRI JALAN RAYA ii

LEMBAR KONSULTASI ii

CATATAN KONSULTASI LAPORAN iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

KERANGKA ACUAN KERJA x

BAB I PENENTUAN TRASE RENCANA 1


Teori Pengantar 1
Rencana Trase 1

BAB II PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL 4


Teori Pengantar 4
Perhitungan Awal 6
Perhitungan Alinyemen Horizontal 8
Perhitungan Elevasi Ruang Milik Jalan 17

BAB III JARAK PANDANG 31

vi
Teori Pengantar 31
Perhitungan Jarak Pandang 32
Jarak Pandang Mendahului (JPM) 32
Jarak Pandang Henti 33

vi
Perhitungan Ruang Bebas Samping dan Pelebaran 34
3.3.1 Ruang Bebas Samping 34
3.3.2 Pelebaran Tikungan untuk Truk dan Bus Tunggal 35

BAB IV PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL 36


Teori Pengertian 36
Penentuan PVC 36
Kelandaian 37
Perhitungan Detail Alinyemen Vertikal 37
Perhitungan LV 39
Perhitungan Elevasi dan Stasiun PPV, PVC, dan PVT 40
Perhitungan Titik Puncak 55
Perhitungan Elevasi Lengkung Tertinggi 55

BAB V KOORDINASI ALINYEMEN HORIZONTAL DAN VERTIKAL


60
Alinyemen Horizontal 60
Alinyemen Vertikal 60
Koordinasi Jalan 60

PENUTUP 61

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Klasifikasi Medan dan Besarnya Kelerengan Melintang 4


Tabel 2.1 Perhitungan Rumija Kiri 22
Tabel 2.2 Perhitungan Rumija Kanan 24
Tabel 2.3 Kemiringan Medan Jalan 26
Tabel 2.4 Elevasi Tanah Dasar 28
Tabel 3.1 Pelebaran Tikungan Per Jalur untuk Kendaraan Desain 35
Tabel 4.1 Elevasi Rencana dan Stasiun 36
Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan LV 39

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penentuan Trase Jalan 3


Gambar 2.1 Superelevasi Tikungan 1 17
Gambar 2.2 Superelevasi Tikungan 2 17
Gambar 4.1 Detail Alinyemen Vertikal PPV1 58
Gambar 4.2 Detail Alinyemen Vertikal PPV2 58
Gambar 4.3 Detail Alinyemen Vertikal PPV3 59
Gambar 4.4 Detail Alinyemen Vertikal PPV4 59
Gambar 4.5 Detail Alinyemen Vertikal PPV5 60
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TUGAS BESAR PERENCANAAN GEOMETRI JALAN ALTERNATIF
DI WILAYAH MALANG PROPINSI JAWA TIMUR
MATA KULIAH GEOMETRI JALAN RAYA
SEMESTER GASAL TA 2021/2022

Uraian Pendahuluan1

1. Latar Belakang Pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup tinggi
memerlukan dukungan dari jaringan jalan yang handal untuk
memfasilitasi pergerakan barang dan penumpang. Di sisi lain,
jaringan jalan juga berperan untuk memperluas distribusi hasil-hasil
pembangunan dan meningkatkan aksesibilitas wilayah. Berdasarkan
pola pikir di atas, Provinsi Jawa Timur berinisiatif untuk
mengembangkan ruas jalan alternatif baru sebagaimana
diilustrasikan pada Gambar 1. Jalan baru ini di masa mendatang
diharapkan menjadi jalan penghubung bagi wilayah khususnya
Kecamatan Singosari, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.

Gambar 1. Lokasi Geografis Jalan Penghubung Lintas


2. Maksud dan Tujuan Maksud
Kegiatan ini diadakan dengan maksud untuk memperoleh
perencanaan geometri untuk rute jalan alternatif dalam rangka
meningkatkan nilai aksesibilitas antarwilayah di Kota Malang, Jawa
Timur.

Tujuan
Tujuan paket kegiatan ini adalah untuk mendesain perencanaan
geometri alternatif rute jalan ditinjau dari sisi standar teknis jalan.

3. Sasaran Meningkatnya aksesibilitas wilayah dengan tersedianya ruas jalan


alternatif di Kota Malang, Jawa Timur sesuai dengan kriteria teknis
jalan dan konservasi terhadap lingkungan hidup.

4. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan perencanaan geometri jalan berada di Kampus


Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta dengan lokasi lapangan
berada di Kota Malang, Jawa Timur.

Data Penunjang2

x
5. Data Dasar Data dasar dan penunjang yang digunakan dalam kegiatan ini
meliputi, namun tidak terbatas pada:
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
Teknis Jalan
b. Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria
Perencanaan Teknis Jalan
c. Peta topografi sekitar lokasi perencanaan jalan baru (lampiran
KAK ini)

6. Standar Teknis a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011


tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
Teknis Jalan
b. Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria
Perencanaan Teknis Jalan
c. Standar-standar perencanaan jalan dan bangunan pelengkap
lainnya yang berlaku
d. Pedoman Desain Geometrik Jalan, Direktorat Jendral Bina
Marga, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
2020
e. Tata cara Perencanaan Geometri Jalan Antar Kota, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, 1997

7. Referensi Hukum a. Undang-Undang No.38 Tahun 2004 tentang Jalan


b. Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
c. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan

Ruang Lingkup3

8. Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan Mata Kuliah Geometri Jalan Raya semester
gasal TA 2021/2022 dengan tema Perencanaan Geometri Jalan
Alternatif Baru meliputi serangkaian aktivitas berikut:
a. Membentuk tim konsultan dengan anggota maksimum 2 orang
tiap tim, struktur organisasi tim, dan nama tim;
b. Membuat rute jalan lurus dan minimal 2 tikungan dengan titik
awal dan akhir berbeda seperti berikut: (A,1), (A,2), (A,3),

x
(A,4), (B,1), (B,2), (B,3), (B,4), dst
c. Mempelajari Kerangka Acuan Kerja dengan seksama;
d. Melakukan persiapan internal tim untuk melaksanakan kegiatan
perencanaan jalan, standar-standar teknis yang menjadi acuan,
mempelajari data teknis dan informasi pendukung.
e. Melakukan perancangan geometri (alinyemen horizontal,
vertikal, dan koordinasinya dengan detail) untuk ruas jalan pada
lokasi yang telah ditentukan.
f. Menyusun gambar-gambar desain sesuai kaidah gambar teknis
untuk jalan lurus dan tikungan;
g. Menyusun laporan tugas besar hasil perencanaan geometri jalan
dalam bentuk google doc dan pdf

9. Output (Luaran) : Buku laporan tim konsultan Perencanaan Geometri Jalan Alternatif
yang terdiri dari Laporan tertulis dan Usulan Teknis (perhitungan dan
gambar).

10. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 8 pekan, terhitung
Penyelesaian sejak pekan ke-5 perkuliahan.
Kegiatan

Penilaian dan Pelaporan5

11. Penilaian Mata Kuliah Geometri Jalan (3 sks) merupakan matakuliah yang
memberi kesempatan bagi para peserta untuk mempraktekkan ilmu
dan pengetahuan tentang bentuk jalan raya di ruas maupun simpang
secara teknis yang sedang dibekalkan pada semester terkait. Penilaian
tiap pertemuan dilakukan pada 3 (tiga) aspek: teamwork,
produktivitas, dan inisiatif individu. Sedangkan diakhir pertemuan
akan akan penilaian untuk kesesuaian metode pengerjaan, keakuratan,
dan format tulisan laporan

12. Pelaporan Draft Laporan harus diserahkan/ditunjukkan selambat-lambatnya


pada minggu ke-13.
Data-data yang diketahui :
1. Jenis Jalan : Arteri 2 Jalur 4 Lajur 2 Arah
dengan median 1 meter.
2. Ruang Milik Jalan (RUMIJA): 20 meter.
3. Lebar Lajur : 3,5 meter
4. Lebar Bahu Jalan : 1,5 meter.
5. Drainase : 0,5 meter x 0,5 meter
6. Kecepatan Rencana :
a. 60 km/jam b. 70 km/jam c. 80 km/jam

x
7. Kemiringan : enormal = 2% ; emax = 8%

Yogyakarta, Oktober 2021

Muhamad Abdul Hadi, S.T., M.T.


Koordinator Matakuliah

x
BAB I
PENENTUAN TRASE RENCANA

1.1. Teori Pengantar


Trase jalan adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Trase jalan
terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung. Garis
lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan ataupun
busur lingkaran saja.
Penentuan trase jalan merupakan tahapan yang sangat penting dalam
pembangunan sebuah jalan raya, baik itu bersifat peningkatan jalan ataupun
pembangunan jalan baru. Hal ini disebabkan pemilihan trase ini akan menentukan
perancangan jalan dari berbagai aspek antara lain perancangan geometri, perancangan
galian timbunan, struktur perkerasan, sistem drainase, pembebasan lahan, dan
sebagainya. Dalam rekayasa jalan, sebelum memasuki tahap perancangan, maka harus
dilakukan penentuan trase. Penentuan trase merupakan penentuan koridor terbaik
antara dua titik yang harus dihubungkan dengan mempertimbangkan juga faktor-
faktor yang harus dihindari. Koridor dapat didefinisikan sebagai bidang memanjang
yang menghubungkan dua titik.
Pembangunan suatu jalan diusahakan seoptimal mungkin, dalam arti secara
teknis memenuhi persyaratan dan secara ekonomi memenuhi biaya pembangunannya,
termasuk biaya pemeliharaan dan pengoperasian yang serendah mungkin, serta harus
diperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan, sosial, serta aspek lainnya.

1.2. Rencana Trase


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan trase jalan,
yaitu:

1. Trase jalan untuk perencanaan jalan baru setidaknya digambarkan dengan jalan
alternatif terpendek yang memungkinkan. Hal ini dimaksudkan agar
pengerjaan dapat diminimalisir. Namun sebaiknya para perencana dapat

1
mengetahui kondisi atau situasi lapangan sesungguhnya, bukan hanya dari
peta topografi saja, karena lebih baik seorang perencana juga memikirkan
aspek lingkungan.
2. Trase jalan diusahakan tidak tegak lurus dengan garis transisi maka jalan akan
memiliki kemiringan memanjang yang lebih besar baik menanjak ataupun
menurun. Namun bila perencanaan trase jalan juga memaksa memotong tegak
lurus garis transisi, hendaknya kemiringan memanjang tidak melebihi 5% atau
10% dari jarak atau Panjang jalan rencana di antara dua garis kontur atau
transisi.
3. Pada perencanaan tikungan hendaknya menggambar besaran sudut luar (β)
tikungan yaitu full circle (dengan nilai β<20°) spiral-circle-spiral (dengan
nilai β>20° hingga 90°) dan spiral-spiral (dengan nilai B>90°). Untuk
kenyamanan kendaraan nantinya, sebaiknya tikungan spiral-spiral digunakan
hanya jika keadaan sangat memaksa.
4. Penentuan kecepatan rencana pada jalan yang akan dibuat juga menjadi acuan
untuk merencanakan trase jalan beserta tikungannya. Semakin besar kecepatan
rencana, maka sudut luar (β) yang direncanakan semakin kecil.
5. Penentuan letak titik kritis pada trase sebaiknya dipilih pada garis transisi yang
memiliki tinggi muka tanah signifikan (pada saat jalan menanjak dan tiba-tiba
menurun).
6. Ketika menentukan tinggi muka jalan, banyak tanah dasar yang dipotong (cut) dan
keperluan tanah galian (fill) sebaiknya berimbang karena bila jenis dan kondisi
tanah cut baik, maka tanah cut dapat digunakan untuk tanah fill. Namun bila
sepanjang trase jalan lapisan tanah merupakan tanah humus, maka tanah
humus wajib dibuang dan melalui cleaning dan stripping.
Adapun trase yang telah dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
diatas yaitu dapat dilihat pada Gambar 1.1.

2
Gambar 1.1 Penentuan Trase jalan

3
BAB II
PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL

2.1. Teori Pengantar


Dalam merencanakan jalan raya, bentuk geometrinya harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga jalan raya yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan
yang optimal kepada kegiatan lalu lintas sesuai dengan fungsinya. Direktorat Jenderal
Bina Marga Departemen PU telah menetapkan peraturan “Pedoman Desain
Geometrik Jalan” 2020 sehingga semua perencanaan jalan di Indonesia harus
berdasarkan pada perencanaan geometri jalan raya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lalu lintas meliputi:
1. Lalu Lintas
Masalah-masalah yang menyangkut lalu lintas meliputi:
a. Volume atau jumlah lalu lintas
b. Sifat dan komposisi lalu lintas
c. Kecepatan rencana lalu lintas
2. Topografi
Topografi merupakan faktor dalam menentukan lokasi jalan raya dan pada
umumnya mempengaruhi alinyemen sebagai standar perencanaan geometri jalan
seperti landai, jarak pandang, dan penampang melintang. Untuk melihat klasifikasi
medan dan besarnya kelerengan, maka dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Klasifikasi Medan dan Besarnya Kelerengan Melintang

Golongan Medan Lereng Melintang

Datar (D) 0%-9%

Perbukitan (B) 10%-24,9%

Pegunungan (G) >25%


Adapun pengaruh medan meliputi hal-hal seperti berikut.

4
a. Tikungan, jari-jari tikungan dan pelebaran perkerasan diambil sedemikian
rupa sehingga terjamin keamanan dan kenyamanan jalan.
b. Tanjakan diusahakan supaya dibuat landai, karena tanjakan yang curam
akan mempengaruhi kecepatan kendaraan dan tenaga tariknya.
c. Bentuk penampang melintang.
d. Trase.
3. Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan terbagi atas tiga golongan, yaitu.
a. Kapasitas dasar (ideal capacity), yaitu kapasitas jalan dalam kondisi ideal,
meliputi:
1) lalu lintas yang mempunyai ukuran standar,
2) lebar perkerasan ideal = 3,6 m,
3) lebar bahu jalan = 1,3 m dan tidak ada penghalang, dan
4) jumlah tikungan dan tanjakan sedikit.
b. Kapasitas rencana (design capacity), yaitu kapasitas jalan untuk perencanaan
yang dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melalui suatu tempat dalam
satu satuan waktu (jam).
c. Kapasitas mungkin (possibly capacity), yaitu jumlah kendaraan yang melalui
titik pada suatu tempat dalam satuan waktu dengan percepatan atau
perlambatan yang terjadi pada jalan tersebut.
4. Faktor Keamanan
Karena pada jalan raya kita berhadapan dengan manusia dan kendaraan, tentu
saja perencanaan geometrik jalan raya ditunjukkan terhadap efisiensi,
keamanan, dan kenyamanan. Faktor kecepatan kendaraan merupakan faktor
keamanan, sehingga dalam perencanaan harus diberikan suatu penampang
batas kecepatan untuk mendapatkan keamanan yang tinggi.
5. Analisa
Analisa ini diperlukan untuk membuat trase jalan yang didasarkan atas:
a. Biaya pembangunan,
b. Biaya pemeliharaan, dan

5
c. Biaya operasional jalan yang menyangkut bahan bakar, bahan pelumas,
ataupun pemeliharaan kendaraan yang bersangkutan.
2.2. Perhitungan Awal
Berikut ini merupakan awal perhitungan pada alinyemen horizontal :
2.2.1. Menentukan Titik Koordinat
Adapun titik koordinat yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Titik A
X A =692294,170 m
Y A =9121937,294 m
2. Titik B
X B=693010,342 m
Y B=9122303,808 m
3. Titik C
X C =694110,719m
Y C =9122040,493 m
4. Titik D
X D =694206,833 m
Y D=9122267,126 m
2.2.2. Perhitungan Panjang Trase
Adapun perhitungan panjang trase adalah sebagai berikut.
1. Panjang Trase AB (DAB)
DAB=√ ( X A− X B )2+(Y A −Y B)2

DAB=√ (692294,170−693010,342)2+(9121937,294−9122303,808)2
DAB=804,5090 m
2. Panjang Trase BC (DBC)
DBC= √ (X B −X C )2+(Y B−Y C )2

DBC= √ (693010,342−694110,719)2 +(9122303,808−9122040,493)2


DBC=1131,4434 m
3. Panjang Trase CD (DCD)
DCD=√ (X C −X D )2+(Y C −Y D )2

6
DCD=√ (694110,719−694206,833)2 +(9122040,493−9122267,126)2
DCD=246,1715 m
2.2.3. Perhitungan Azimuth
Adapun perhitungan azimuth adalah sebagai berikut.
1. Mencari azimuth 1 (α 1 ¿

α 1=90 ° ± arc tan


[ YB−YA
XB− XA ]
α 1=90 ° ± arc tan
[ 9122303,808−9121937,294
693010,342−9121937,294 ]
α 1=62,898 °
2. Mencari azimuth 2 (α 2)

α 2=90 ° ±arc tan


[ YC−YB
XC −XB ]
α 2=90 ° ±arc tan
[ 9122040,493−9122303,808
694110,719−693010,342 ]
α 2=95 °
3. Mencari azimuth 3 (α 3)

α 3=90 ° ± arc tan


[ YD−YC
XD− XC ]
α 3=90 ° ± arc tan
[ 9122267,126−9122040,493
694206,833−694110,719 ]
α 3=110 °
2.2.4. Perhitungan Delta
Adapun perhitungan delta adalah sebagai berikut.
1. Menentukan delta B ¿ABC)
Δ ABC =|α 2−α 1|
Δ ABC =|95 °−62,898 °|
Δ ABC =28,858°
2. Menentukan delta C ¿BCD)
Δ BCD=|α 3−α 2|
Δ BCD=|110 ° −95 °|
Δ BCD=15 °

7
2.3. Perhitungan Alinyemen Horizontal
2.3.1. Perhitungan Alinyemen Horizontal 1
Adapun perhitungan alinyemen horizonta 1l adalah sebagai berikut.
Vr =80 km/jam
Emin =2%
Emax =6%=0,06
F =0,14 (Gambar 5-15 BM 2020)
2
V
Rcmin =
127(e + f )
2
80
Rcmin =
127(0 , 06+ 0 ,14 )
Rcmin =251,968
Rcpakai =500
Lsmin =69
Lspakai =72
Ls
θs =28,648
Rc
72
θs =28,648
500
θs =4,1253 °
Δc ¿ ΔABC−2 θs
Δc ¿ 32,102 °−2 ×4,1253
Δc ¿ 23,8514 °
Δ c ×2 π × Rc
Lc =
360
23,8514 °× 2 π ×500
Lc =
360
Lc =208,226 m
Ltot =Lc+2Ls
Ltot =208,226+2 ×72
Ltot =352,226 m
1
1/2Ltot = × Ltotal
2

8
1
1/2Ltot = ×352,226
2
1/2Ltot =161,921 m

( )
3
Ls
Xc =Ls- 2
40 Rc

( )
3
72
Xc =72- 2
40 ×500
Xc =71,962 m
2
Ls
Yc =
6 Rc
2
72
Yc =
6 ×500
Yc =1,728 m
P =Yc−( Rc (1−cos θs))
P =1,728−(500(1−cos 4,1253° ))
P =0,432 m
K = Xc−(Rc . sinθs )
K =71,962−(500 ×sin 4,1253° )
K =35,993 m
Δ
Ts =(Rc+ P)tan +k
2
32,102
Ts =(500+0,432)tan +35,993
2
Ts =179,971 m
Rc+ P
Es = −Rc
cos Δ /2
500+0,432
Es = −500
cos32,102/2
Es =20,732 m
2.3.2. Perhitungan Alinyemen Horizontal 2
Adapun perhitungan alinyemen horizonta 1l adalah sebagai berikut.
Vr =80 km/jam
Emin =2%

9
Emax =6%=0,06
F =0,14 (Gambar 5-15 BM 2020)
2
V
Rcmin =
127(e + f )
2
80
Rcmin =
127(0 , 06+ 0 ,14 )
Rcmin =251,968
Rcpakai =500
Lsmin =69
Lspakai =72
Ls ×90
θs ¿
π × Rc
72 × 90
θs ¿
π ×500
θs ¿ 4,123 °
Δc ¿ ΔBCD −2θs
Δc ¿ 15 °−2 × 4,123°
Δc ¿ 6,869 °
Δ c ×2 π × Rc
Lc =
360
6,869° ×2 π ×500
Lc =
360
Lc =59,945 m
Ltot =Lc+2Ls
Ltot =59,945+2 ×72
Ltot =203,945 m
1
1/2Ltot = × Ltot
2
1
1/2Ltot = ×203,945
2
1/2Ltot =101,973 m

( )
3
Ls
Xc =Ls- 2
40 Rc

10
( )
2
72
Xc =72- 2
40 ×500
Xc =71,963 m
2
Ls
Yc =
6 Lc
2
72
Yc =
6 ×59,945
Yc =1,724 m
P =Yc−(Rc .(1−cos θs))
P =1,724−(500. (1−cos 4,123))
P =0,430 m
K =Yc−(Rc .sin θs)
K =1,724−(500 . sin 4,123)
K =35,998 m
Ts =(Rc+ p)tan 1/2 Δ+ k
Ts =(500+0,430)tan 1/2 . 15° +35,998
Ts =102,409 m
Rc + P
Es = −Rc
cosΔ/2
500+ 0,430
Es = −500
cos 6,869 ° /2
Es =4,819 m
2.3.3. Perhitungan Stasiun
Adapun perhitungan stasiun adalah sebagai berikut.
Stasiun Tikungan 1
Sta. A =0
Sta. Ts =Sta. A + (AB-Ts)
Sta. Ts =0 + (804,5090 -164,757)
Sta. Ts =0 + 639,751
Sta. Sc =Sta. Ts + Ls
Sta. Sc =0 + (639,751+72))
Sta. Sc =0 + 711,751

11
Sta. B =Sta. A + AB
Sta. B =0 +804,5090
Sta. Cs =Sta. Sc + Lc
Sta. Cs =0 + (711,751+179,842)
Sta. Cs =0 + 891,593
Sta. St =Sta. Cs + Ls
Sta. St =0 + (891,593+72)
Sta. St =0 + 963,593

Stasiun Tikungan 2
Sta. B’ =0 + 804,5090
Sta. Ts =Sta. B’ + (Bc-Ts)
Sta. Ts =0 + (804,5090) + 1131,4434 -102,409
Sta. Ts =1 + 833,543
Sta. Sc =Sta. Ts + Ls
Sta. Sc =1 + 833,543 +72
Sta. Sc =1 + 905,543
Sta. C = Sta. B +BC
Sta. C =1 + (804,5090 + 1131,4434)
Sta. C =2 + 935,952
Sta. Cs =Sta. Sc + Ls
Sta. Cs =1 + (905,543 + 72)
Sta. Cs =1 + 977,543
Sta. Ts =Sta. Cs + Ls
Sta. Ts =1 + (977,543 +72)
Sta. Ts =2 + 49,543
Sta. D =Sta. C + CD
Sta. D =2 + (935,952 + 246,1715)
Sta. D =3 + 182,123
2.3.4. Perhitungan Koordinat
Adapun perhitungan koordinat sebagai berikut.

12
Tikungan 1
Sta. A
Xa =692294,170 m
Ya =9121937,294 m
Sta. B
Xb =Xa + (AB sin α 1 )
Xb =692294,170 + (804,5090 sin 62,898 ° )
Xb =693010,342
Yb =Ya + (AB sin α 1 ¿
Yb =9121937,294 + (804,5090 sin 62,898 ° )
Yb =9122303,808
Sta. B’
Xb’ =Xb + (AB sin α 2 ¿
Xb’ =693010,342 + (804,5090 sin 95 ° )
Xb’ =693814,473
Yb’ =Yb + (AB cos α 2 )
Yb’ =9122303,808 + (804,5090 sin 95 ° )
Yb’ =9122279,155
Sta. Ts
XTs =Xa + (AB-Ts) sin α 1
XTs =692294,170 + (804,5090 -164,757) sin 62,898 °
XTs =692863,676
YTs =Ya + (AB-Ts) cos α 1
YTs =9121937,294 + (804,5090 -164,757) sin 62,898 °
YTs =9122228,749
Sta. O
Koordinat pusat lingkaran O dihitung dari titik E
180−(α 2−α 1)
Azimuth garis Bo = β Bo= β 2 +
2
180−(91,756−62,898)
β Bo =91,756 +
2

13
β Bo =167,327°
Xo = XB + (Es + Rc) sin βBO
Xo = 693010,342 + (20,732 + 500) x sin 167,327°
Xo = 693123.705 m
Yo = YB + (Es + Rc) cos βBO
Yo = 9122303,808+ (20,732 + 500) x cos 167,327°
Yo = 9121799.665 m
Titik Cs
Δc
Δ Cs = + (180- β Bo ¿
2
23,8514 °
Δ Cs = + (180-167,327 ¿
2
Δ Cs =357,631
Xcs =Xo + Rc sin Δ Cs
Xcs =693123.705+500.sin 357,631
Xcs =693103,040 m
Ycs =Yo + Rc cos Δ Cs
Ycs =9121799.665+500.cos 357,631
Ycs =9122299,238 m
Titik Sc
Δc
Δ sc = + (180° - β Bo )
2
23,8514 °
Δ sc = + (180° -167,327° )
2
Δ sc =22,977°
Xsc =Xo-Rc sin Δ sc
Xsc = 693123.705-500 sin 22,977°
Xsc =692928,524 m
Ysc =Yo+Rc cos Δ sc
Ysc = 9121799.665+500 cos 22,977°
Ysc =9122259,996 m
Koordinat titik-titik pada lengkung spiral (Ls)

14
Ls
ΔL ¿
4
72
ΔL ¿
4
ΔL =18
Titik 1
5
L1
X1 =L1- 2 2
40 × Rc × Ls
5
18
X1 =18- 2 2
40 ×500 ×72
X1 =18 m
3
L1
Y1 =
6 × Rc × Ls
3
18
Y1 =
6 ×500 ×72
Y1 =0,027
X1’ =XTs+X1 sin α 1 +Y1 cos α 1
X1’ =692863,676+18 sin 62,898 ° +0,027 cos 62,898 °
X1’ =692879,7118
Y1’ =YTs+X1 cos α 1 +Y1 sin α 1
Y1’ =692863,676+18 cos 62,898 ° +0,027 sin 62,898 °
Y1’ =692871,901

Titik 2
5
L2
X2 =L2- 2 2
40 × Rc × Ls
5
36
X2 =36- 2 2
40 ×500 ×72
X2 =36,001 m
3
L2
Y2 =
6 × Rc × Ls
3
36
Y2 =
6 ×500 ×72

15
Y2 =0,216
X2’ =XTs+X2 sin α 1 +Y cos α 1
X2’ =692863,676+36,001 sin 62,898 ° +0,216 cos 62,898 °
X2’ =692895,8224
Y2’ =YTs+X1 cos α 1 +Y1 sin α 1
Y2’ =692863,676+36,001 cos 62,898 ° +0,216 sin 62,898 °
Y2’ =692880,2695

Titik 3
5
L3
X3 =L3- 2 2
40 × Rc × Ls
5
54
X3 =54- 2 2
40 ×500 ×72
X3 =54,008 m
3
L3
Y3 =
6 × Rc × Ls
3
54
Y3 =
6 ×500 ×72
Y3 =0,729
X3’ =XTs+X2 sin α 1 +Y cos α 1
X3’ =692863,676+54,008 sin 62,898 ° +0,729 cos 62,898 °
X3’ =692912,0859
Y3’ =YTs+X1 cos α 1 +Y1 sin α 1
Y3’ =692863,676+54,008 cos 62,898 ° +0,729 sin 62,898 °
Y3’ =692888,9297

Titik 4
5
L4
X4 =L4- 2 2
40 × Rc × Ls
5
72
X4 =72- 2 2
40 ×500 ×72
X4 =72,037 m

16
3
L4
Y4 =
6 × Rc × Ls
3
72
Y4 =
6 ×500 ×72
Y1 =1,728
X4’ =XTs+X2 sin α 1 +Y cos α 1
X4’ =692863,676+72,037 sin 62,898 ° +1,728 cos 62,898 °
X4’ =692928,5903
Y4’ =YTs+X1 cos α 1 +Y1 sin α 1
Y4’ =692863,676+72,037 cos 62,898 ° +1,728 sin
62,898 °
Y4’ =692898,0326
2.3.5. Gambar Super Elevasi
1. Tikungan 1
Gambar 2.1 Superelevasi Tikungan 1

2. Tikungan 2
Gambar 2.2 Superelevasi Tikungan 2

17
2.4. Perhitungan Elevasi Ruang Milik Jalan
2.4.1. Ruang Milik Jalan Kiri
1. Potongan D-D
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 53,36 m
X2 = 197,28 m

Elevasi ( X 2+X 2X 1 )× ¿)
= Elv . Atas−

=545−(
197 , 28+53 , 36 )
197 ,28
×(545−540)

= 541,064 m
2. Potongan 1-1
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 76,60 m
X2 = 103,81 m

Elevasi = Elv . Atas− ( X 2+X 2X 1 )× ¿)


18
=545− ( 103103
, 81+ 76 , 60 )
, 81
׿)

= 540,737 m
3. Potongan 2-2
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 105,36 m
X2 = 85,52 m

Elevasi = Elv . Atas−( X 2+X 2X 1 )× ¿)


=545−(
85 , 52+ 105 ,36 )
85 ,52
× ¿)

= 542,067 m
4. Potongan 3-3
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 128,51 m
X2 = 55,98 m

Elevasi = Elv . Atas−( X 2+X 2X 1 )× ¿)


=545−(
55 , 98+128 , 51 )
55 , 98
× ¿)

= 543,533 m
5. Potongan 4-4
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 147,66 m
X2 = 33,00 m

Elevasi = Elv . Atas−( X 2+X 2X 1 )× ¿)


=545−(
33 , 00+147 , 66 )
33 ,00
׿ )

19
= 542,067 m
6. Potongan 5-5
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 155,78 m
X2 = 11,65 m

Elevasi ( X 2+X 2X 1 )× ¿)
= Elv . Atas−

= 545−(
11, 65+155 , 78 )
11, 65
×(545−540)

= 542,038 m
2.4.2. Ruang Milik Jalan Kanan
1. Potongan D-D
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 178,57 m
X2 = 66,1443 m

Elevasi ( X 2+X 2X 1 )× ¿)
= Elv . Atas−

= 545−(
66,1443+178 , 57 )
66,1443
׿ )

= 543,649 m
2. Potongan 1-1
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 168,7 m
X2 = 67,1707 m

Elevasi = Elv . Atas−( X 2+X 2X 1 )× ¿)


= 545−(
67,1707+168 , 7 )
67,1707
× ¿)

= 543,576 m

20
3. Potongan 2-2
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 52,112 m
X2 = 109,4182 m

Elevasi ( X 2+X 2X 1 )× ¿)
= Elv . Atas−

=545−(
109,4182+52,112 )
109,4182
׿ )

= 541,613 m
4. Potongan 3-3
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 30,5738 m
X2 = 334,3572 m

Elevasi ( X 2+X 2X 1 )× ¿)
= Elv . Atas−

=545−(
334,3572+30,5738 )
334,3572
׿ )

= 540,419 m
5. Potongan 4-4
Elevasi Atas = 545 m
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 49,1759 m
X2 = 314,6173 m

Elevasi = Elv . Atas− ( X 2+X 2X 1 )× ¿)


=545− ( 314,6173+49,1759
314,6173
) × ¿)
= 540,676 m
6. Potongan 5-5
Elevasi Atas = 545 m

21
Elevasi Bawah = 540 m
X1 = 68,1275 m
X2 = 352,3898 m

Elevasi ( X 2+X 2X 1 )× ¿)
= Elv . Atas−

=545−(
352,3898+68,1275 )
352,3898
× ¿)

= 540,810 m
2.4.3. Perhitungan Kemiringan Medan dan Elevasi Tanah Dasar
1. Perhitungan Kemiringan Medan
Kemiringan Medan =
a. Potongan D-D
Δelevasi rumija = elevasi rumija besar – elevasi rumija kecil
= 543,649 – 541,064
= 2,584 m
Lebar trase = 20 m
2,584
Kemiringan medan= × 100 %
20
= 12,91 %
b. Potongan 1-1
Δelevasi rumija = elevasi rumija besar – elevasi rumija kecil
= 543,576 – 540,737
= 2,839 m
Lebar trase = 20 m
2,839
Kemiringan medan= ×100 %
20
= 14,195 m
c. Potongan 2-2
Δelevasi rumija = elevasi rumija besar – elevasi rumija kecil
= 542,067 – 541,613
= 0,454 m
Lebar trase = 20 m

22
0,454
Kemiringan medan= ×100 %
20
= 2,27 m
d. Potongan 3-3
Δelevasi rumija = elevasi rumija besar – elevasi rumija kecil
= 543,533 – 540,419
= 3,114 m
Lebar trase = 20 m
3,114
Kemiringan medan= ×100 %
20
= 15,57 m
e. Potongan 4-4
Δelevasi rumija = elevasi rumija besar – elevasi rumija kecil
= 542,603 – 540,676
= 1,927 m
Lebar trase = 20 m
1,927
Kemiringan medan= ×100 %
20
= 9,635 m
f. Potongan 5-5
Δelevasi rumija = elevasi rumija besar – elevasi rumija kecil
= 542,038 – 540,810
= 1,228 m
Lebar trase = 20 m
1,228
Kemiringan medan= ×100 %
20
= 6,14 m
2. Perhitungan Elevasi Tanah Dasar
Elv . Rumija Kiri+ Elv Rumija Kanan
Elevasi tanah dasar =
2
a. Potongan D-D
541,064+543,357
Elevasi tanah dasar=
2

23
= 542,357 m
b. Potongan 1-1
540,737+543,576
Elevasi tanah dasar=
2
= 542,157 m
c. Potongan 2-2
542,067+541,613
Elevasi tanah dasar=
2
= 541,840 m
d. Potongan 3-3
543,533+540,419
Elevasi tanah dasar=
2
= 541,976 m
e. Potongan 4-4
542,603+540,676
Elevasi tanah dasar=
2
= 541,640 m
f. Potongan 5-5
542,038+540,810
Elevasi tanah dasar=
2
= 541,424 m
Tabel 2.1 Perhitungan Rumija Kiri

Rumija Kiri

Potongan Elev Atas Elev Bawah X1 X2 Elevasi


(D-D) 545 540 53.36 197.28 541.064
1-1 545 540 34.26 198.18 540.737
2-2 545 540 128.22 181.88 542.067
3-3 545 540 142.23 59.08 543.533
4-4 545 540 76.95 70.86 542.603
5-5 545 540 86.95 126.36 542.038
6-6 545 540 271.82 123.83 543.435
7-7 545 540 63.31 134.48 541.600
8-8 545 540 39.65 124.49 541.208
9-9 545 540 46.45 142.29 541.230

24
10-10 545 540 75.52 129.25 541.844
11-11 545 540 133.15 95.01 542.918
12-12 545 540 159.92 184.68 542.320
13-13 545 540 133.96 81.47 543.109
14-14 545 540 119.4052 76.2124 543.052
15-15 545 540 59.38 95.22 541.921
16-16 545 540 27.88 130.88 540.878
17-17 545 540 26.25 139.44 540.792
18-18 545 540 24.65 57.92 541.493
19-19 545 540 33.06 226.50 540.637
20-20 545 540 50.85 133.20 541.381
21-21 545 540 69.78 108.84 541.953
22-22 545 540 89.54 353.42 541.011
23-23 545 540 90.16 73.26 542.759
24-24 545 540 104.81 126.10 542.269
25-25 545 540 264.49 65.28 544.010
26-26 545 540 268.44 80.98 543.841
27-27 545 540 39.82 84.53 541.601
28-28 545 540 51.80 307.82 540.720
29-29 545 540 68.42 276.52 540.992
30-30 545 540 86.00 212.19 541.442
31-31 545 540 235.10 206.49 542.662
32-32 545 540 235.43 208.42 542.652
33-33 545 540 239.86 224.18 542.584
34-34 545 540 254.11 56.02 544.097
35-35 545 540 258.71 62.07 544.033
36-36 545 540 129.04 63.50 543.351
37-37 545 540 109.6091 58.2331 543.265
38-38 545 540 100.6394 56.5778 543.201
39-39 545 540 103.0765 129.5216 542.216
40-40 545 540 114.7715 146.5455 542.196
41-41 545 545 41.5278 155.4467 545.000
42-42 550 545 23.1785 209.4545 545.498
43-43 550 545 37.9422 190.8979 545.829
44-44 550 545 36.1324 178.7671 545.841
45-45 550 545 34.3439 163.3318 545.869
46-46 550 545 35.4668 133.5364 546.049
47-47 550 545 38.6091 76.234 546.681
48-48 550 545 42.7796 55.1446 547.184
49-49 550 545 50.8649 42.1442 547.734
50-50 550 545 61.0513 43.6438 547.916

25
51-51 550 545 75.0019 136.6235 546.772
52-52 550 545 75.7534 45.5148 548.123
53-53 550 545 77.7801 69.7138 547.637
54-54 550 545 88.3627 124.1425 547.079
55-55 550 545 234.1848 67.0083 548.888
56-56 550 545 230.1156 69.1058 548.845
57-57 550 545 199.8227 95.2903 548.386
58-58 550 545 178.5654 102.0025 548.182
59-59 550 545 179.0263 102.6368 548.178
60-60 550 545 176.2789 105.7127 548.126
61-61 550 545 157.5684 90.4321 548.177
62-62 550 545 178.3336 117.9141 548.010
63-63 550 545 138.702 132.0095 547.562
64-64 550 545 107.8433 158.1353 547.027
65-65 550 545 79.6403 149.4571 546.738
66-66 550 545 61.9168 164.9299 546.365
67-67 550 545 52.8078 52.8078 547.500
68-68 550 545 58.2109 118.8711 546.644
69-69 550 545 75.6913 206.3328 546.342

Tabel 2.2 Perhitungan Rumija Kanan

Rumija Kanan

Potongan Elev Atas Elev Bawah X1 X2 Elevasi


(D-D) 545 540 178.57 66.1443 543.649
1-1 545 540 168.7 67.1707 543.576
2-2 545 540 52.112 109.4182 541.613
3-3 545 540 30.5738 334.3572 540.419
4-4 545 540 49.1759 314.6173 540.676
5-5 545 540 68.1275 352.3898 540.810
6-6 545 540 89.5547 115.9787 542.179
7-7 545 540 118.05 78.9182 542.997
8-8 545 540 146.554 384.2959 541.380
9-9 545 540 112.603 119.4555 542.426
10-10 545 540 121.985 293.2438 541.469
11-11 545 540 71.8163 356.8997 540.838
12-12 545 540 60.6641 288.9336 540.868
13-13 545 540 50.9214 316.6504 540.693
14-14 545 540 141.074 348.2514 541.442
15-15 545 540 86.8695 497.6855 540.743

26
16-16 545 540 53.5428 160.8539 541.249
17-17 545 540 51.0668 161.0467 541.204
18-18 545 540 39.1429 64.8079 541.883
19-19 545 540 32.7104 60.1355 541.762
20-20 545 540 32.6449 98.2343 541.247
21-21 545 540 43.1479 288.7334 540.650
22-22 545 540 52.7169 297.3197 540.753
23-23 545 540 64.9847 291.3315 540.912
24-24 545 540 45.1767 285.8782 540.682
25-25 545 540 42.7543 285.596 540.651
26-26 545 540 42.39 259.1132 540.703
27-27 545 540 51.0086 268.7827 540.798
28-28 545 540 60.1922 268.2553 540.916
29-29 545 540 68.6483 268.649 541.018
30-30 545 540 76.5211 270.1346 541.104
31-31 545 540 86.003 274.2536 541.194
32-32 545 540 87.3255 273.2334 541.211
33-33 545 540 216.948 266.5672 542.243
34-34 545 540 33.6202 260.3186 540.572
35-35 545 540 34.8756 207.8641 540.718
36-36 545 540 37.8683 226.5006 540.716
37-37 545 540 28.4982 170.424 540.716
38-38 545 540 31.6005 146.0641 540.889
39-39 545 540 55.172 209.073 541.044
40-40 545 540 139.383 138.2961 542.510
41-41 545 540 8.9403 373.6487 540.117
42-42 550 545 176.212 42.1453 549.035
43-43 550 545 164.531 60.151 548.661
44-44 550 545 69.3258 56.2797 547.760
45-45 550 545 72.1634 75.2256 547.448
46-46 550 545 64.6106 74.6523 547.320
47-47 550 545 48.5192 72.9234 546.998
48-48 550 545 31.7345 72.4235 546.523
49-49 550 545 22.1998 70.2062 546.201
50-50 550 545 16.8155 219.9875 545.355
51-51 550 545 19.6194 108.911 545.763
52-52 550 545 25.2971 297.4754 545.392
53-53 550 545 33.7737 282.2882 545.534
54-54 550 545 41.3504 266.5142 545.672
55-55 550 545 42.8109 258.8502 545.710
56-56 550 545 102.895 222.449 546.581

27
57-57 550 545 81.5267 225.2361 546.329
58-58 550 545 75.5081 215.0157 546.300
59-59 550 545 78.5479 206.5873 546.377
60-60 550 545 65.7598 219.3166 546.153
61-61 550 545 57.8545 179.1924 546.220
62-62 550 545 82.5533 193.7674 546.494
63-63 550 545 111.514 159.4055 547.058
64-64 550 545 117.284 158.3279 547.128
65-65 550 545 130.622 136.7498 547.443
66-66 550 545 34.453 197.827 545.742
67-67 550 545 32.5145 73.5388 546.533
68-68 550 545 56.7576 166.3082 546.272
69-69 550 545 83.4693 181.2104 546.577

Tabel 2.3 Kemiringan Medan Jalan


Kemiringan Medan Jalan
rumija
no. Potongan ∆ Kemiringan
elevasi Elevasi
1 (D-D) 2.584 12.920
2 1-1 2.839 14.196
3 2-2 0.454 2.272
4 3-3 3.114 15.569
5 4-4 1.927 9.636
6 5-5 1.228 6.140
7 6-6 1.257 6.283
8 7-7 1.396 6.981
9 8-8 0.173 0.863
10 9-9 1.196 5.978
11 10-10 0.375 1.876
12 11-11 2.080 10.402
13 12-12 1.453 7.264
14 13-13 2.416 12.082
15 14-14 1.610 8.052
16 15-15 1.177 5.887

28
17 16-16 0.371 1.853
18 17-17 0.412 2.058
19 18-18 0.390 1.951
20 19-19 1.125 5.623
21 20-20 0.134 0.672
22 21-21 1.303 6.516
23 22-22 0.258 1.288
24 23-23 1.847 9.233
25 24-24 1.587 7.936
26 25-25 3.359 16.796
27 26-26 3.138 15.691
28 27-27 0.804 4.018
29 28-28 0.196 0.981
30 29-29 0.026 0.129
31 30-30 0.338 1.692
32 31-31 1.468 7.342
33 32-32 1.441 7.206
34 33-33 0.341 1.705
35 34-34 3.525 17.625
36 35-35 3.314 16.571
37 36-36 2.635 13.174
38 37-37 2.549 12.745
39 38-38 2.311 11.557
40 39-39 1.172 5.859
41 40-40 0.314 1.569
42 41-41 4.883 24.416
43 42-42 3.537 17.684
44 43-43 2.832 14.162
45 44-44 1.919 9.595
46 45-45 1.579 7.897
47 46-46 1.270 6.352
48 47-47 0.317 1.583

29
49 48-48 0.661 3.305
50 49-49 1.533 7.666
51 50-50 2.561 12.803
52 51-51 1.009 5.044
53 52-52 2.732 13.658
54 53-53 2.102 10.512
55 54-54 1.408 7.038
56 55-55 3.178 15.890
57 56-56 2.264 11.320
58 57-57 2.057 10.284
59 58-58 1.883 9.413
60 59-59 1.801 9.003
61 60-60 1.972 9.861
62 61-61 1.956 9.782
63 62-62 1.516 7.580
64 63-63 0.504 2.519
65 64-64 0.100 0.502
66 65-65 0.705 3.523
67 66-66 0.623 3.116
68 67-67 0.967 4.835
69 68-68 0.371 1.857
70 69-69 0.235 1.174

Tabel 2.4 Elevasi Tanah Dasar


Elevasi Tanah Dasar
No Potongan Elv rumija kiri Elv rumija kanan Elv tanah dasar
1 (D-D) 541.064 543.649 542.357
2 1-1 540.737 543.576 542.157
3 2-2 542.067 541.613 541.840
4 3-3 543.533 540.419 541.976
5 4-4 542.603 540.676 541.640
6 5-5 542.038 540.810 541.424
7 6-6 543.435 542.179 542.807

30
8 7-7 541.600 542.997 542.299
9 8-8 541.208 541.380 541.294
10 9-9 541.230 542.426 541.828
11 10-10 541.844 541.469 541.657
12 11-11 542.918 540.838 541.87774
13 12-12 542.320 540.868 541.594
14 13-13 543.109 540.693 541.901
15 14-14 543.052 541.442 542.247
16 15-15 541.921 540.743 541.332
17 16-16 540.878 541.249 541.063
18 17-17 540.792 541.204 540.998
19 18-18 541.493 541.883 541.688
20 19-19 540.637 541.762 541.199
21 20-20 541.381 541.247 541.314
22 21-21 541.953 540.650 541.302
23 22-22 541.011 540.753 540.882
24 23-23 542.759 540.912 541.835
25 24-24 542.269 540.682 541.476
26 25-25 544.010 540.651 542.331
27 26-26 543.841 540.703 542.272
28 27-27 541.601 540.798 541.199
29 28-28 540.720 540.916 540.818
30 29-29 540.992 541.018 541.005
31 30-30 541.442 541.104 541.273
32 31-31 542.662 541.194 541.928
33 32-32 542.652 541.211 541.932
34 33-33 542.584 542.243 542.414
35 34-34 544.097 540.572 542.334
36 35-35 544.033 540.718 542.375
37 36-36 543.351 540.716 542.034
38 37-37 543.265 540.716 541.991
39 38-38 543.201 540.889 542.045
40 39-39 542.216 541.044 541.630
41 40-40 542.196 542.510 542.353
42 41-41 545.000 540.117 542.558
43 42-42 545.498 549.035 547.267
44 43-43 545.829 548.661 547.245

31
45 44-44 545.841 547.760 546.800
46 45-45 545.869 547.448 546.658
47 46-46 546.049 547.320 546.685
48 47-47 546.681 546.998 546.839
49 48-48 547.184 546.523 546.854
50 49-49 547.734 546.201 546.968
51 50-50 547.916 545.355 546.635
52 51-51 546.772 545.763 546.268
53 52-52 548.123 545.392 546.758
54 53-53 547.637 545.534 546.586
55 54-54 547.079 545.672 546.375
56 55-55 548.888 545.710 547.299
57 56-56 548.845 546.581 547.713
58 57-57 548.386 546.329 547.357
59 58-58 548.182 546.300 547.241
60 59-59 548.178 546.377 547.278
61 60-60 548.126 546.153 547.139
62 61-61 548.177 546.220 547.199
63 62-62 548.010 546.494 547.252
64 63-63 547.562 547.058 547.310
65 64-64 547.027 547.128 547.077
66 65-65 546.738 547.443 547.090
67 66-66 546.365 545.742 546.053
68 67-67 547.500 546.533 547.016
69 68-68 546.644 546.272 546.458
70 69-69 546.342 546.577 546.459

32
BAB III
JARAK PANDANG

3.1. Teori Pengantar


Jarak pandang adalah suatu jarak untuk terlihat dengan jelas, atau dapat
diartikan sebagai jarak yang dianggap membahayakan namun pengemudi dapat
menghindari dengan aman jarak pandang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Jarak Pandang Mendahului (JPM)
Jarak pandang mendahului (JPM) adalah jarak yang dibutuhkan oleh
pengemudi untuk mendahului kendaraan didepannya, sehingga dapat kembali ke jalur
semula di depan kendaraan yang telah disalip dengan aman. Pada hal ini digunakan
regulasi kiri. Peraturan gerakan kendaraan pada jalur kiri (seperti Indonesia). Maka
kendaraan dalam keadaan mendahului berada pada posisi di kanan. JPM diperlukan
pada jalan 2 lajur atau lebih yang tidak ada pemisah (non devider roadway), baik oleh
pemisah biasa (devider) atau oleh median sehingga memungkinkan kendaraan
melintas masuk ke lajur berlawanan. Apabila JPM yang dibutuhkan tidak dapat
dipenuhi oleh geometri jalan. Maka dibuat marka larangan mendahului berupan garis
putih/tidak putus dan sebaliknya. Bina Marga menetapkan dua macam JPM, yaitu
JPM Total dan JPM Minim. JPM total adalah seluruh panjang jalan yang dibutuhkan
oleh kendaraan yang akan mendahului dimulai dari gerakan masuk ke lajur kanan
sampai kembali ke lajur kiri ditambah jarak bebas dengan kendaraan lawan arah pada
saat bersamaan. Maka menggunakan rumus sebagai berikut.
JPM = D1 + D2 + D 3+ D 4
Keterangan:
D1 = Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m)
D2 = Jarak yang ditempuh selama waktu penyiapan (m)
D3 = Jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang datang
dari arah berlawanan (m)
D4 = Jarak yang ditempuh kendaraan yang dating dari arah berlawanan (m)
2. Jarak Pandang Henti

33
Jarak pandang henti (JPH) merupakan hal penting dalam perancangan
geometri jalan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengemudi. JPH
terdiri dari dua macam, jarak sejak pengemudi melihat penghalang sampai ia
memutuskan untuk menginjak rem. Jarak Pandang Henti adalah jarak minimum untuk
menghentikan kendaraan pada saat melihat halangan di depan dengan rumus:
a. Untuk Jalan Datar
2
Vr
( )
V 3,6
JPH =( ) t+( )
3,6 2 gf
b. Untuk Jalan dengan Kelandaian Tertentu
2
Vr
( )
V 3,6
JPH =( ) t+( )
3,6 2 g (f ± L)
Keterangan:
Vr = Kecepatan rencana
t1 = Waktu sadar (1,5 detik)
t2 = Waktu reaksi (1 detik)
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
f = Koefisien gesek antara ban dan jalan
L = Kelandaian jalan (%)
t = t1 + t2
3.2. Perhitungan Jarak Pandang
3.2.1 Jarak Pandang Mendahului (JPM)
Dengan data Vr = 80 km/jam dan m = 15 km/jam.
Rumus yang digunakan:
JPM = D1 + D2 + D 3+ D 4

(
D1 = 0,278 . t 1 . Vr−m+
a .t 1
2 )
D2 = 0,278 . t 1 .Vr
D3 = 30 m−100 m
2
D4 = .D
3 2

34
Dimana:
t1 = Waktu tanggap (2,12 + 0,026Vr)
t2 = Waktu kendaraan berada pada lajur kanan (6,56 + 0,048Vr)
a = Percepatan rata-rata (2,052 + 0,0036Vr)
m = 15 km/jam, perbedaan kecepatan
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
Perhitungan:
a = 2,052 + 0,0036Vr
= 2,052 + 0,0036 x 80
= 2,340 km/jam
t2 = 6,56 + 0,048Vr
= 6,56 + 0,048 x 80
= 10,400 detik
t1 = 6,56 + 0,048Vr
= 6,56 + 0,048 x 80
= 4,200 detik
D2 = 0,278 . t2 . Vr
= 0,278 x 4,200 x 80
= 231,296 m
D3 = 50 m
2
D4 = .231,296
3
= 154,197 m

D1 (
= 0,278 . 4,200 . 80−15+
2,340 . 4,200
2 )
= 81,631 m
Jadi,
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
= 81,632 + 231,296 + 50 + 154,197
= 517,125 m

3.2.2 Jarak Pandang Henti

35
Vr = 80 km/jam
G = 6% (tabel 5-46 BM 2020)
g = 9,81 m/s
a = 3,4 detik
t1 = 1,5 detik
t2 = 1 detik
t = t1 + t2
= 1,5 + 1
= 2,5 detik
Perhitungan:
2
(0,039 . Vr )
0,278 . Vr . t+
JPH =
254 .
g±G(
a
)
2
(0,039 . 80 )
0,278 . 80 . 2, 5+
=
254 . ( 3,4
9 , 81 ± 0 ,06 )
= 58,016 m

3.3 Perhitungan Ruang Bebas Samping dan Pelebaran


3.3.1 Ruang Bebas Samping
1. Tikungan 1
Lebar lajur = 3 m
Rc = 500 m
JPH = 58,016 m
Perhitungan:
R’ = Rc - (½ . Lebar lajur)
= 500 - (½ . 3)
= 498,5
28 ,65 . JPH
E = R’ . [1-cos ¿
R'
28 ,65 . 58,016
= 498,5 . [1-cos ¿
498 ,5
= 0,843 m
2. Tikungan 2
Lebar lajur = 3 m
Rc = 410 m

36
JPH = 139,454 m
Perhitungan:
R’ = Rc - (½ . Lebar lajur)
= 500 - (½ . 3)
= 498,5
28 ,65 . JPH
E = R’ . [1-cos ¿
R'
28 ,65 . 58,016
= 498,5 . [1-cos ¿
498 ,5
= 0,843 m

3.3.2 Pelebaran Tikungan untuk Truk dan Bus Tunggal


Berikut merupakan hasil dari pelebaran tikungan berdasarkan tabel yang
tertera dari Bina Marga 2021.

Tabel 3.1 Pelebaran tikungan per jalur untuk kendaraan desain


Radius (m) Pelebaran tikungan Pelebaran tikungan
untuk Truk dan Bus untuk Truk Semi-trailer
Tunggal (m) (m)
30 - -
40 1,03 -
50 0,82 -
60 0,71 1,27
70 0,59 1,03
80 0,52 0,91
90 0,46 0,81
100 0,41 0,71
120 0,36 0,63
140 0,32 0,56
160 0,28 0,49
180 0,24 0,42
200 - 0,35
250 - 0,29
300 - 0,23

37
Berdasarkan Tabel 3-1 dan Tabel 5-41 Bina marga 2020 ditetapkan bahwa
pelebaran lajur untuk kendaraan desain dengan radius desain (Rc) 500 m, maka tidak
ditetapkan nilai pelebaran tikungan untuk truk atau bus tunggal

38
BAB IV
PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL

4.1. Teori Pengertian


Alinyemen vertikal menggambarkan bentuk secara vertikal sepanjang jalan.
Alinyemen vetikal merupakan potongan sumbu jalan secara memanjang,
menggambarkan keadaan jalan naik datar atau turun. Penggambaran alinyemen
vertikal dilakukan pada gambar alinyemen horizontal yang dipotong secara
memanjang pada garis sumbu jalan. Gambar alinyemen vertikal memuat bentuk
memanjang jalan secara vertikan yang dikaitkan ppada posisinya terhadap muka tanah
asli dari hasil potongan tersebut.
Kurva vertikal dianjurkan sederhana dalam pelaksanaannya dan sebaiknya
menghasilkan desain desain yang aman, nyaman dalam pergerakan kendaraan, bagus
dalam penampilan dengan memperhatikan kebutuhan drainase. Untuk itu alinyemen
vertikal perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kelandaian dapat mengakomodir
kemampuan kendaraan dalam melintasi jalan tanpa kesulitan (nyaman) dan aspek
jarak pandang yang mencukupi.
4.2. Penentuan PVC
Berikut merupakan rekapitulasi rencana dan stasiun pada PPV yang ada di
tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Elevasi Rencana dan Stasiun
No Keterangan Elevasi Rencana Stasiun

1. A 542,357 0

2. PPV1 541,657 300,000

3. PPV2 541,657 600,000

4. PPV3 543,600 1157,3970

5. PPV4 543,600 1607,3970

39
6. PPV5 546,459 2178,6882

7. 4 546,459 2678,69

4.3. Kelandaian
Elevasi PPV 1−Elevasi A
1. g1 = ×100 %
Stasiun PPV 1−Stasiun A
541,657−542,357
g1 = ×100 %
300,000−0
g1 = -0,2333%
Elevasi PPV 2−Elevasi PPV 1
2. g2 = × 100 %
Stasiun PPV 2−Stasiun PPV 1
541,657−541,657
g2 = ×100 %
600,000−300,000
g2 = 0%
Elevasi PPV 3−Elevasi PPV 2
3. g3 = ×100 %
Stasiun PPV 3−Stasiun PPV 2
543,600−541,657
g3 = ×100 %
1157,3970−600,000
g3 = 0,3487%
Elevasi PPV 4−Elevasi PPV 3
4. g4 = ×100 %
Stasiun PPV 4−Stasiun PPV 3
543,600−543,600
g4 = ×100 %
1607,3970−1157,3970
g4 = 0%
Elevasi PPV 5−Elevasi PPV 4
5. g5 = ×100 %
Stasiun PPV 5−Stasiun PPV 4
546,459−543,600
g5 = × 100 %
2178,6882−1607,3970
g5 = 0,5005%
Elevasi 4−Elevasi PPV 5
6. g6 = ×100 %
Stasiun 4−Stasiun PPV 5
546,459−546,459
g6 = × 100 %
2678 ,69−2178,6882
g6 = 0%

40
Elevasi 4
7. g7 = ×100 %
Stasiun 4
g7 = 20,4003%
4.4. Perhitungan Detail Alinyemen Vertikal
Berikut merupakan perhitungan detail alinyemen vertikal
1. PPV1
Stasiun PPV1 =√ (Elv . PPV 1−Elv . A )2+(Sta . PPV 1−Sta . A )2

Stasiun PPV1 =√ (541,657−542,357)2 +(300,000−0)2


Stasiun PPV1 = 300,00 m
Δ 1 =|g 2−g 1|
Δ 1 =|0−0,2333|
Δ 1 = 0,23
2. PPV2
Stasiun PPV2 =√ (Elv . PPV 2−Elv . PPV 1)2+(Sta . PPV 2−Sta . PPV 1)2

Stasiun PPV2 = √ (541,657−541,657)2 +(600,000−300,000)2


Stasiun PPV2 = 300,00 m
Δ 2 =|g 3−g 2|
Δ 2 =|0,3487−0|
Δ 2 = 0,35
3. PPV3
Stasiun PPV3 =√ (Elv . PPV 3−Elv . PPV 2)2+( Sta . PPV 3−Sta . PPV 3)2

Stasiun PPV3 = √ (543,600−541,657)2+(1157,3970−600,000)2


Stasiun PPV3 = 557,40 m
Δ 3 =|g 4−g 3|
Δ 3 =|0−0,3487|
Δ 3 = 0,35
4. PPV4
Stasiun PPV4 =√ (Elv . PPV 4−Elv . PPV 3)2+(Sta . PPV 4−Sta . PPV 3)2

Stasiun PPV4 =√ (543,600−543,600)2+(1607,3970−1157,3970)2


Stasiun PPV4 = 450,00 m

41
Δ 4 =|g 5−g 4|
Δ 4 =|0,5005−0|
Δ 4 = 0,50
5. PPV5
Stasiun PPV5 =√ (Elv . PPV 5−Elv . PPV 4)2+(Sta . PPV 5−Sta . PPV 4)2

Stasiun PPV5 = √ (546,459−543,600)2+(2178,6882−1607,3970)2


Stasiun PPV5 = 571,30 m
Δ 5 =|g 6−g5|
Δ 5 =|0 ,−0,5005|
Δ 5 = 0,50
6. PPV6
Stasiun PPV6 =√ (Elv . 4−Elv . PPV 5)2+(Sta . 4−Sta . PPV 5)2

Stasiun PPV6 = √ (546,459−546,459)2+(2678 , 69−2178,6882)2


Stasiun PPV6 = 500,00 m
Δ 6=|g 7−g 6|
Δ 6=|20,4003−0,5005|
Δ 6= 19,89

4.5. Perhitungan LV
1. Cekung (Tabel Kontrol Hal 137)
LV1 = k . A
LV1 = 30 . 0,23
LV1 = 6,9999
2. Cembung (Tabel hal 133)
LV3 = k . A
LV3 = 70 . 0,35
LV3 = 24,4071
3. Rekapitulasi Perhitungan LV
Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan LV

PERHITUNGAN LV

42
A

LV1 6,99

LV2 10,46

LV3 24,40

LV4 15,02

LV5 35,04

4 0

4.6. Perhitungan Elevasi dan Stasiun PPV, PVC, dan PVT


1. PPV1
Jarak A-PPV1 = Stasiun PPV1 - Stasiun A
= 300,000 - 0
= 300,000 m
Δ Elevasi = Elv. PPV1 - Elv. A
= 541,657 - 542,357
= -0,7
X1 =√ (Jarak A−PPV 1)2 +(ΔElevasi)2

X1 =√ (300,000)2 +(−0 ,7)2


X1 =300,0000
Jarak A-PPV1 = √ (x 1)2 +(g 1. x 1)2


2
= (300,0008)2 +( 0,2333 .300,0000)
100
= 300,0000
el. PPV1 = el. A + g1x1
−0,2333
= 542,357 + ( ) .300,0000
100

43
= 541,66
Sta. PPV1 = Sta. A + (Jarak A - PPV1)
= 0+ (300,0000)
= 300,0000

el. PVC1 = el. PPV1 – ( 12 LV 1 × g 1)


= 541,66 - ( 12 × 6 , 99× 0,2333
100 )
= 541,66

Sta. PVC1 = Sta. PPV1 – ( 12 LV 1)


= 300,0000 - ( × 6 , 99)
1
2
= 296,50

el. PVT1 = el. PPV1 + ( 12 LV 1 × g 2)


= 541,66 + ( 1
2
× 6 , 99×
0
100 )
= 541,66

Sta. PVT1 = Sta. PPV1 + ( 12 × LV 1)


= 300,0000 + ( × 6 , 99)
1
2
=303,50
2. PPV2
Jarak PPV1-PPV2 = Stasiun PPV2 - Stasiun PPV1
= 600,000-300,000
= 300,000 m
Δ Elevasi = Elv. PPV2 - Elv. PPV1
= 541,657 - 541,657
=0
X2 =√ (Jarak PPV 1−PPV 2)2 +( ΔElevasi)2

44
X2 =√ (−300,000)2 +(0)2
X2 = 300,0000
Jarak PPV1-PPV2 = √ (x 2)2 +(g 2. x 2)2


2
= (300,0000)2 +( 0 .300,0000)
100
= 300,0000
el. PPV2 = el. PPV1 + g2x2
−0
= 542,657 + ( ).300,0000
100
= 541,66
Sta. PPV2 = Sta. PPV1 + (Jarak PPV2-PPV1)
= 300,0000 + (300,0000)
= 600,0000

el. PVC2 = el. PPV2 – ( 12 LV 2 × g 2)


= 541,66 - ( 12 ×10 , 46 × 1000 )
= 541,66

Sta. PVC2 = Sta. PPV2 – ( 12 LV 2)


= 600,0000 - ( ×10 , 46 )
1
2
= 594,77

el. PVT2 = el. PPV2 + ( 12 LV 2 × g 3)


= 541,66 + ( 12 ×10 , 46 × 0,3487
100 )
= 541,67

Sta. PVT2 = Sta. PPV2 + ( 12 × LV 2)


= 600,0000 + ( ×10 , 46 )
1
2

45
= 605,23
3. PPV3
Jarak PPV2-PPV3 = Stasiun PPV3 - Stasiun PPV2
= 1157,3970-600,000
= 557,40 m
Δ Elevasi = Elv. PPV3 - Elv. PPV2
= 543,600 - 541,657
= 1,943
X3 =√ (Jarak PPV 2−PPV 3)2 +(ΔElevasi )2

X3 =√ (557 , 40)2 +(1,943)2


X3 =557 , 39
Jarak PPV2-PPV3 = √ (x 3)2+(g 3. x 3)2


2
= (557 ,39)2 +( 0,3487 .557 ,39)
100
= 557 , 40
el. PPV3 = el. PPV2 + g3x3
0,3487
= 541,657 + ( ) .557 , 39
100
= 543,60
Sta. PPV3 = Sta. PPV2 + (Jarak PPV3-PPV2)
= 600,0000 + (557 , 40 )
= 1157,40

el. PVC3 = el. PPV3 – ( 12 LV 3 × g 3)


= 543,60 - ( 12 ×24 , 41 × 0,3487
100 )
= 543,56

Sta. PVC3 = Sta. PPV3 – ( 12 LV 3)


= 1157,40 - ( 12 ×24 , 41)

46
= 1145,19

el. PVT3 = el. PPV3 + ( 12 LV 3 × g 4 )


= 543,60 + ( 12 ×24 , 41 × 1000 )
= 543,60

Sta. PVT3 = Sta. PPV3 + ( 12 × LV 3)


= 1157,40 + ( ×24 , 41 )
1
2
= 1169,60
4. PPV4
Jarak PPV3-PPV4 = Stasiun PPV4 - Stasiun PPV3
= 1607,3970-1157,3970
= 450,00 m
Δ Elevasi = Elv. PPV4 - Elv. PPV3
= 543,600 - 543,600
=0
X4 =√ (Jarak PPV 3−PPV 4 )2 +(ΔElevasi )2

X4 =√ (450 , 00)2 +(0)2


X4 = 450 ,00
Jarak PPV3-PPV4 = √ (x 4)2 +(g 4. x 4 )2


2
= (450 , 00)2 +( 0 .450 , 00)
100
= 450,00
el. PPV4 = el. PPV3 + g4x4
0
= 543,600 + ( ).450,00
100
= 543,600
Sta. PPV4 = Sta. PPV3 + (Jarak PPV3-PPV4)
= 1157,3970 + (450 ,00 )

47
= 1607,40

el. PVC4 = el. PPV4 – ( 12 LV 4 × g 5)


= 543,60 - ( 12 ×15 , 02 × 0,5005
100 )
= 543,60

Sta. PVC4 = Sta. PPV4 –( 12 LV 4)


= 1607,3970 - ( ×15 , 02 )
1
2
= 1599,89

el. PVT4 = el. PPV4 + ( 12 LV 4 × g 5)


= 543,600+ ( 12 ×15 , 02 × 0,5005
100 )
= 543,64

Sta. PVT4 = Sta. PPV4 + ( 12 × LV 4)


= 1607,3970 + ( ×15 , 02 )
1
2
= 1614,90
5. PPV5
Jarak PPV4-PPV5 = Stasiun PPV5 - Stasiun PPV4
= 2178,6882-1607,397
= 571,28 m
Δ Elevasi = Elv. PPV5 - Elv. PPV4
= 546,459 - 543,600
= 2,859
X5 =√ (Jarak PPV 4−PPV 5)2 +(ΔElevasi )2

X5 =√ (557 , 40)2 +(2,859)2


X5 =557 , 39
Jarak PPV4-PPV5 = √ (x 5)2 +(g 5. x 5)2

48

2
= (557 ,39)2 +( 0,5005 .557 ,39)
100
= 571,28
el. PPV5 = el. PPV5 + g5x5
−0,5005
= 546,459 + ( ) .557 , 39
100
= 546,46
Sta. PPV5 = Sta. PPV4 + (Jarak PPV4-PPV5)
= 1607,3970 + (571 , 28)
= 2178,69

el. PVC5 = el. PPV5 – ( 12 LV 5 × g 5)


= 546,46 - ( 12 ×35 ,04 × 0,5005
100 )
= 546,37

Sta. PVC5 = Sta. PPV5 – ( 12 LV 5)


= 2178,69 - ( 12 ×35 ,04)
= 2161,17

el. PVT5 = el. PPV5 + ( 12 LV 5 × g 6)


= 546,46 + ( 12 ×35 ,04 × 1000 )
= 546,46

Sta. PVT5 = Sta. PPV5 + ( 12 × LV 5)


= 2178,69 + ( ×35 ,04 )
1
2
= 2196,21
4.7. Perhitungan Titik Pias Lengkung Vertikal
Berikut merupakan perhitungan titik pias lengkung vertikal dengan jumlah
pias pada masing-masing lengkung vertikalnya berjumlah 5.

49
1. PPV1
x1 = LV1/n
= 7/5
= 1,4

( )
2
Δ1. X 1
Elevasi X1 = Elv. PVC1+(x1.g1)-
2 . LV 1

( )
2
0 , 23 .1 , 4
= 541,66 + (1,4 . -0,2333) -
2.7
= 541,661
Stasiun X1 = stasiun PVC1 + X1
= 296,50 + 1,4
= 297,90
X2 = (LV1/n) + x1
= (7/5) + 1,4
= 2,8

( )
2
Δ1. X 2
Elevasi X2 = Elv. PVC1+(x2.g1)-
2 . LV 1

( )
2
0 , 23 .2 , 8
= 541,66 + (2,8. -0,2333)-
2 .7
= 541,659
Stasiun X2 = stasiun PVC1 + X2
= 296,50 + 2,8
= 299,30
X3 = (LV1/n) + x2
= (7/5) + 2,8
= 4,2

( )
2
Δ1. X 3
Elevasi X3 = Elv. PVC1+(x3.g1)-
2 . LV 1

( )
2
0 , 23 . 4 , 2
= 541,66+(4,2.-0,2333)-
2.7
= 541,657

50
Stasiun X3 = stasiun PVC1 + X3
= 296,50 + 4,2
= 300,70
X4 = (LV1/n) + x3
= (7/5) + 4,2
= 5,6

( )
2
Δ1. X 4
Elevasi X4 = Elv. PVC1+(x4.g1)-
2 . LV 1

( )
2
0 , 23 .5 , 6
= 541,66+(5,6.-0,2333)-
2.7
= 541,656
Stasiun X4 = stasiun PVC1 + X4
= 296,50 + 5,6
= 302,10
X5 = (LV1/n) + x4
= (7/5) + 5,6
=7

( )
2
Δ1. X 2
Elevasi X5 = Elv. PVC1+(x2.g1)-
2 . LV 1

= 541,66+(7.0,2333)-(
2.7 )
2
0 , 23 .7

= 541,656
Stasiun X5 = stasiun PVC1 + X5
= 296,50 + 7
= 303,50

2. PPV2
x1 = LV2/n
= 10,46/5
= 2,09

51
( )
2
Δ2. X 1
Elevasi X1 = Elv. PVC2+(x1.g2)-
2 . LV 2

= 541,66 + (2,09 .0) -(


2 .10 , 46 )
2
0 , 35 .2 , 09

= 541,657
Stasiun X1 = stasiun PVC2 + X1
= 594,77 + 2,09
= 596,86
X2 = (LV2/n) + x1
= (10,46/5) + 2,09
= 4,18

( )
2
Δ2. X 2
Elevasi X2 = Elv. PVC2+(x2.g2)-
2 . LV 2

= 541,66 + (4,18. -0)-(


2 . 10 , 46 )
2
0 , 35 . 4 , 18

= 541,659
Stasiun X2 = stasiun PVC2 + X2
= 594,77 + 4,18
= 598,95
X3 = (LV2/n) + x2
= (10,46/5) + 4,18
= 6,28

( )
2
Δ2. X 3
Elevasi X3 = Elv. PVC2+(x3.g2)-
2 . LV 2

= 541,66+(6,28.-0)-(
2 .10 , 46 )
2
0 , 35 .6 ,28

= 541,663
Stasiun X3 = stasiun PVC2 + X3
= 594,77 + 6,28
= 601,05
X4 = (LV2/n) + x3

52
= (10,46/5) + 6,28
= 8,37

( )
2
Δ2. X 4
Elevasi X4 = Elv. PVC2+(x4.g2)-
2 . LV 2

= 541,66+(8,37.-0)-(
2 .10 , 46 )
2
0 , 35 .8 , 37

= 541,668
Stasiun X4 = stasiun PVC2 + X4
= 594,77 + 8,37
= 603,14
X5 = (LV2/n) + x4
= (10,46/5) + 8,37
= 10,46

( )
2
Δ2. X 5
Elevasi X5 = Elv. PVC2+(x2.g1)-
2 . LV 2

( )
2
0 ,35 . 7
= 541,66+(7.-0,)-
2 .10 , 46
= 541,675
Stasiun X5 = stasiun PVC2 + X5
= 594,77 + 7
= 605,23

3. PPV3
x1 = LV1/n
= 24,41/5
= 4,882

( )
2
Δ3. X 1
Elevasi X1 = Elv. PVC3+(x1.g3)-
2 . LV 3

( )
2
0 , 35 . 4,882
= 543,56 + (4,882 . 0,3487) -
2 . 24 , 41
= 543,57

53
Stasiun X1 = stasiun PVC3 + X1
= 1145,19 + 4,882
= 1150,07
X2 = (LV3/n) + x1
= (24,41/5) + 4,882
= 9,764

( )
2
Δ3. X 2
Elevasi X2 = Elv. PVC3+(x2.g3)-
2 . LV 3

( )
2
0 , 35 .6,282
= 543,56 + (9,764. 0,3487)-
2 .24 , 41
= 543,58
Stasiun X2 = stasiun PVC3 + X2
= 1145,19 + 9,764
= 1154.96
X3 = (LV3/n) + x2
= (24,41/5) + 9,764
= 14,64

( )
2
Δ3. X 3
Elevasi X3 = Elv. PVC3+(x3.g3)-
2 . LV 3

( )
2
0 , 35 .14 ,64
= 543,56+(14,64.0,3487)-
2 . 24 , 41
= 543,59
Stasiun X3 = stasiun PVC3 + X3
= 1145,19 + 4,2
= 1159,84
X4 = (LV3/n) + x3
= (24,41/5) + 4,2
= 19,53

( )
2
Δ3. X 4
Elevasi X4 = Elv. PVC3+(x4.g3)-
2 . LV 3

54
( )
2
0 , 35 .19 , 53
= 543,56+(19,53.0,3487)-
2 .24 , 41
= 543,60
Stasiun X4 = stasiun PVC3 + X4
= 1145,19 + 19,53
= 1164,72
X5 = (LV3/n) + x4
= (24,41/5) + 19,53
= 24,41

( )
2
Δ3. X 5
Elevasi X5 = Elv. PVC3+(x5.g3)-
2 . LV 3

( )
2
0 , 35 .24 , 41
= 543,56+(24,41.0,3487)-
2 . 24 , 41
= 543,60
Stasiun X5 = stasiun PVC3 + X5
= 1145,19 + 24,41
= 1169,60

4. PPV4
x1 = LV4/n
= 15,02/5
= 3,00

( )
2
Δ 4. X 1
Elevasi X1 = Elv. PVC4+(x1.g4)-
2 . LV 4

= 543,60 + (3,00 . 0) -(
2 . 15 , 02 )
2
0 , 5 .3 , 00

= 546,40
Stasiun X1 = stasiun PVC4 + X1
= 1599,89 + 3,00
= 1602,89
X2 = (LV4/n) + x1

55
= (15,02/5) + 3,00
= 6,01

( )
2
Δ 4. X 2
Elevasi X2 = Elv. PVC4+(x2.g4)-
2 . LV 4

= 543,60 + (6,01. 0)-(


2 . 15 , 02 )
2
0 , 5 .6 , 01

= 543,61
Stasiun X2 = stasiun PVC4 + X2
= 1599,89+ 6,01
= 1605,90
X3 = (LV4/n) + x2
= (15,02/5) + 6,01
= 9,01

( )
2
Δ 4. X 3
Elevasi X3 = Elv. PVC4+(x3.g4)-
2 . LV 4

= 543,60 + (9,01.0)-(
2 .15 , 02 )
2
0 , 5 .9 , 01

= 543,61
Stasiun X3 = stasiun PVC4 + X3
= 1599,89 + 9,01
= 1608,90
X4 = (LV4/n) + x3
= (15,02/5) + 9,01
= 12,01

( )
2
Δ 4. X 4
Elevasi X4 = Elv. PVC4+(x4.g4)-
2 . LV 4

( )
2
0 , 5 .12 , 01
= 543,60+(12,01.0)-
2 .15 ,02
= 543,62
Stasiun X4 = stasiun PVC4 + X4
= 1599,89 + 12,01

56
= 1611,90
X5 = (LV4/n) + x4
= (15,02/5) + 12,01
= 15,02

( )
2
Δ 4. X 2
Elevasi X5 = Elv. PVC4+(x2.g4)-
2 . LV 4

( )
2
0 , 5 .15 , 02
= 543,60+(15,02.0)-
2 . 15 ,02
= 543,64
Stasiun X5 = stasiun PVC4 + X5
= 1599,89 + 15,02
= 1614,90

5. PPV5
x1 = LV5/n
= 35,04/5
= 7,01

( )
2
Δ5. X 1
Elevasi X1 = Elv. PVC5+(x1.g5)-
2 . LV 5

( )
2
0 , 5 .1 , 4
= 546,37 + (7,01 . 0,505) -
2 . 35 , 04
= 546,40
Stasiun X1 = stasiun PVC5 + X1
= 2161,17 + 7,01
= 2168,18
X2 = (LV1/n) + x1
= (35,04/5) + 7,01
= 14,01

( )
2
Δ5. X 2
Elevasi X2 = Elv. PVC5+(x2.g5)-
2 . LV 5

57
( )
2
0 , 5 .14 ,01
= 546,37 + (14,01. 0,505)-
2 .35 ,04
= 546,43
Stasiun X2 = stasiun PVC5 + X2
= 2161,17 + 14,01
= 2175,18
X3 = (LV1/n) + x2
= (35,04/5) + 14,01
= 21,02

( )
2
Δ5. X 3
Elevasi X3 = Elv. PVC5+(x3.g5)-
2 . LV 5

( )
2
0 , 5 .21 , 02
= 546,37+(21,02.0,505)-
2.35 , 04
= 546,45
Stasiun X3 = stasiun PVC5 + X3
= 2161,17 + 21,02
= 2182,19
X4 = (LV1/n) + x3
= (35,04/5) + 21,02
= 28,03

( )
2
Δ5. X 4
Elevasi X4 = Elv. PVC5+(x4.g5)-
2 . LV 5

( )
2
0 , 5 .28 , 03
= 546,37+(28,03.0,505)-
2 .35 ,04
= 546,46
Stasiun X4 = stasiun PVC1 + X4
= 2161,17 + 28,03
= 2189,20
X5 = (LV1/n) + x4
= (35,04/5) + 28,03
= 35,04

58
( )
2
Δ5. X 2
Elevasi X5 = Elv. PVC5+(x5.g5)-
2 . LV 5

( )
2
0 , 5 .35 , 04
= 546,37+(35,04.0,505)-
2 .35 , 04
= 546,46
Stasiun X5 = stasiun PVC5 + X5
= 2161,17 + 35,04
= 2196,21

4.8. Perhitungan Titik Puncak


Δ 1. Lv 1 0 ,23 × 7 , 00
1. EV1 = = = 0,002
800 800
Δ 2. Lv 2 0 ,35 × 10 , 46
2. EV2 = = = 0,005
800 800
Δ 2. Lv 2 0 ,35 × 24 , 41
3. EV3 = = = 0,011
800 800
Δ 2. Lv 2 0 ,50 × 15 ,02
4. EV4 = = = 0,009
800 800
Δ 2 Lv 2 0 ,50 × 35 ,04
5. EV5 = = = 0,022
800 800
4.9. Perhitungan Elevasi Lengkung Tertinggi
1. PPV1

Xm1 =| g 1.ΔLv1 1|
Xm1 =| |
−0,2333 . 7 , 00
0 , 23
Xm1 =7,00 m

( )
2
Δ 1 . Xm 1
Elevasi lengkung 1 = Elevasi PVC 1 + (Xm1 . g1) +
2 . Lv 1

( )
2
0 , 23 .7 , 00
Elevasi lengkung 1 = 541,66 + (7,00 .-0,2333 ) +
2 . 7 , 00
Elevasi lengkung 1 = 541,6605 m
2. PPV2

59
Xm2 =| g 2.ΔLv2 2|
Xm2 =|
0 , 35 |
0 . 10 , 46

Xm2 =0,00 m

( )
2
Δ 2 . Xm 2
Elevasi lengkung 2 = Elevasi PVC 2 + (Xm2 . g2) +
2 . Lv 2

( )
2
0 , 35.0 , 00
Elevasi lengkung 2 = 541,66 + (0,00 . 0,0000) +
2 . 10 , 46
Elevasi lengkung 2 = 541,6565 m
3. PPV3

Xm3 =| g 3Δ. Lv3 3|


Xm3 =| |
0,3487 . 24 , 41
0 , 35
Xm3 =24,41 m

( )
2
Δ 3 . Xm 3
Elevasi lengkung 3 = Elevasi PVC 3 + (Xm3 . g3) +
2 . Lv 3

Elevasi lengkung 3 = 543,56 + (24,41 . 0,3487) + (


2 . 24 , 41 )
2
0 , 35 .24 , 41

Elevasi lengkung 3 = 543,6581 m


4. PPV4

Xm4 =| g 4Δ. Lv4 4|


Xm4 =|
Δ1 |
0 . 15 ,05

Xm4 =0,00 m

( )
2
Δ 4 . Xm 4
Elevasi lengkung 4 = Elevasi PVC 4 + (Xm4 . g4) +
2 . Lv 4

( )
2
0 , 50 .0 , 00
Elevasi lengkung 4 = 543,60 + (0,00 . 0,000) +
2 . 15 , 02
Elevasi lengkung 4 = 543,0000 m

60
5. PPV5

Xm5 =| g 5.ΔLv5 5|
Xm5 =| |
0,5005 . 35 ,04
0 , 50
Xm5 =35,04 m

( )
2
Δ 5 . Xm 5
Elevasi lengkung 5 = Elevasi PVC 5 + (Xm5 . g5) +
2 . Lv 5

Elevasi lengkung 5 = 546,37+ (35,04 . 0,5005) + (


2 . 35 ,04 )
2
0 , 50 .35 , 04

Elevasi lengkung 5 = 546,63,47

61
Gambar 4.1 Detail Alinyemen Vertikal PPV1

Gambar 4.2 Detail Alinyemen Vertikal PPV2

62
Gambar 4.3 Detail Alinyemen Vertikal PPV3

Gambar 4.4 Detail Alinyemen Vertikal PPV4

63
Gambar 4.5 Detail Alinyemen Vertikal PPV5

64
BAB V
KOORDINASI ALINYEMEN HORIZONTAL DAN VERTIKAL

5.1. Alinyemen Horizontal


Alinyemen horizontal adalah bentuk gambar jalan secara horizontal dilihat
dari atas. Ia menggambarkan gabungan bentuk jalan lurus dan lengkung sesuai dengan
arah mata angin. Dengan demikian gambar alinyemen dibuat dengan memplot trase
jalan pada peta kontur suatu daerah yang akan dilalui trase tersebut. Alinyemen
horizontal terdiri atas bagian lurus lengkung (kiri atau kanan). Pada bagian lurus
secara geometric tidak ada masalah, sedangkan yang perlu mendapat perhatian adalah
pada bagian lengkung karena stabilitas gerakan kendaraan di daerah lengkung akan
mengalami gangguan seperti adanya gaya sentrifugal akibat gerakan membelok.
5.2. Alinyemen Vertikal
Alinyemen vertikal menggambarkan bentuk jalan secara vertikal sepanjang
jalan. Alinyemen vertikal merupakan potongan sumbu jalan secara memanjang,
menggambarkan keadaan jalan naik, datar, atau turun. Penggambaran alinyemen
vertikal dilakukan pada gambar alinyemen horizontal yang dipotong secara
memanjang pada garis sumbu jalan. Gambar alinyemen vertikal memuat bentuk
memanjang jalan secara vertikal yang dilakukan dengan posisinya terhadap muka
tanah asli dan hasil perpotongan tersebut.
5.3. Koordinasi Jalan
Alinyemen vertikal, alinyemen horizontal, dan potongan melintang jalan arteri
perkotaan harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu
bentuk jalan yang baik. Bentuk kesatuan ketiga elemen tersebut diharapkan dapat
memberikan kesan atau petunjuk kepada pengemudi akan bentuk jalan yang akan
dilalui sehingga pengemudi dapat melakukan antisipasi lebih awal.

65
PENUTUP

Alhamdulillahirabbil’alamin.
Rasa syukur atas ridho Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
ridho-Nya sehingga penyusun dapat mnyelesaikan laporan tugas besar Geometri
Jalan Raya. Mudah-mudahan ilmu pengetahuan yang didapat pada waktu tugas ini
dapat diterapkan, dan yang paling penting adalah semoga dapat bermanfaat bagi
kemajuan bersama.
Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penyusun saat melakukan praktikum hingga terselesaikannya laporan
ini. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk
kesempurnaan laporan ini.

66
67

Anda mungkin juga menyukai