Refreshment On RCA TTP
Refreshment On RCA TTP
www.daemeter.org
smallholders
plantations
ingredient
manufactures
product
manufactures
retailers
Memahami basis rantai pasok kelapa sawit
TTP?
TTM?
Tier 1 / direct supplier Smallholder Mapping Approach Risk Calibrated Approach (RCA)
Berdasarkan kriteria seperti wilayah operasi, kompleksitas basis pasokan TBS ke PKS, hasil analisis risiko
lingkungan PKS, persyaratan pembeli, dan sebagainya, PKS harus mengadopsi pendekatan yang paling sesuai
untuk ketertelusuran TBS.
Apa itu RCA-TTP ?
Sebuah pendekatan praktis dalam implementasi TTP dengan skala tertentu
sebagai bagian dalam penerapan komitmen NDPE
"RCA-TTP" adalah salah satu pendekatan TTP dengan RCA TTP bukanlah sistem
mengidentifikasi sumber pasokan berdasarkan wilayah rantai namum merupakan pendekatan
pasok dari supplier langsung menggunakan satuan yang dapat digunakan secara
administrasi dan menitik beratkan pembinaan pada daerah luas dengan berbagai sistem
untuk mencegah risiko di masa yang akan datang. yang sudah dibangun
perusahaan. Bagi perusahaan
yang telah memiliki sistem
Tujuan RCA (Risk Calibrated Approach / Pendekatan traceability, pensejajaran dengan
Resiko Terkalibrasi) adalah untuk menjadikan TTP RCA akan membantu kolaborasi
sebagai bagian implementasi NDPE secara keseluruhan
dalam rantai pasok yang berfokus pada tantangan yang antar actor dalam rantai pasok.
berhubungan dengan pemasok TBS tidak langsung.
3 alasan penggunaan RCA
Resiko NDP(E) sangat bervariasi dan Traceability sampai ke unit produksi Terjadi banyak tumpang tindih
diperlukan penentuan prioritas terkecil (lahan petani) sangat sulit dan duplikasi dalam rantai pasok
dan mahal
supply chain
dengan ~1.000 PKS
Supply
Chain A
Supply base of ~ 10 M ha Supply
Chain B
Supply
Chain C
Hutan
(primer/sekunder)
Apa yang
dimaksud
dengan
wilayah
berisiko
tinggi?
Area/Kawasan
lindung + buffer 1
Lahan gambut km
yang belum diolah
Datasets used to compile the High Risk Area layer for
Indonesia and Malaysia.
Forest Cover
Data derived from Hansen treecover (2000) with 90% canopy thresholder combining with Hansen yearly
loss 2000-2019, Oil palm cover from MoEF (2000), Miettinen et al. (2010) and the Spatial Database of
Planted Trees (2019); primary forest from Margono (2012, Indonesia) and Intact Forest Landscapes
(2016, Malaysia).
Uncultivated Peat
Ministry of Agriculture (Environment & Forestry, 2014, Indonesia); - Spatial Database of Planted Trees
(2019).
Protected Area
MoEF (2020) Forest Function for Indonesia. World Database of Protected Areas (2016) for Malaysia.
Prioritisasi PKS untuk melihat potensi risiko di masa mendatang
Dapat diterapkan untuk rantai pasok yang
luas mill ditentukan
Kode RCA dan mill prioritas
berdasarkan:
A. Perhitungan cakupan luasan wilayah berisiko tinggi di
dalam radius 50 km dari PKS. PKS
B. Jika area berisiko tinggi teridentifikasi sebesar 25% dengan
atau lebih di radius 50 km tersebut, maka PKS prioritas
diprioritaskan (prioritas tinggi) untuk dilakukan tinggi
engagement.
C. Kompilasi data sumber TBS yang diketahui untuk
setiap PKS digabungkan dengan prioritas PKS,
menghasilkan Kode TTP RCA
Mill Priority /
Kode TTP Mill Attribute Status
PKS
1 Terkonfirmasi 100% TTP Done
dengan
2 Risiko Rendah (<25% Wilayah risiko tinggi) Low
prioritas
Risiko Tinggi(>=25% Wilayah risiko tinggi)
3 dengan beberapa data TTP rendah
Higher
4 Wilayah Risiko tinggi tanpa data TTP
14
Bagaimana menentukan bahwa pemasok memiliki risiko
tinggi?
Untuk ESTATE dan Pemasok Untuk AGEN/AGGREGATOR
langsung (Pemasok tidak langsung)
• Nilai risiko tinggi untuk estate dilihat • Untuk agen/aggregator, nilai risiko
dilakukan berdasarkan analisis unit
dari proxi/konsesi perkebunan yang
administrative terkecil (desa).
dianalisis melalui ArcGIS/Google Earth • Kemudian dilihat apakah desa tersebut
• Kemudian dilihat apakah area tersebut areanya terdapat hutan/area
bertampalan dengan hutan/area gambut/Kawasan lindung
gambut/Kawasan lindung • Jika dalam area tersebut terdapat kurang
• Jika area perkebunan berada pada dari 10% Kawasan high risk* maka desa
Kawasan high risk*maka area dinilai memiliki potensi risiko yang rendah.
perkebunan dinilai memiliki potensi • Sebaliknya, jika lebih dari 10% areanya
terdapat Kawasan high risk, maka desa
risiko yang tinggi
tersebut dinilai memiliki potensi risiko yang
tinggi (Location Concern)
*Kawasan High Risk diklasifikasikan sebagai kawasan hutan, gambut yang belum diolah atau kawasan lindung + buffer1 km
15
Apakah yang dimaksud “location of concern” dan
bagaimana cara menentukannya?
Mengetahui sumber TBS dengan potential for future loss
Desa- desa dengan potensi tinggi teridentifikasi sebagai location of concern, diidentifikasi dengan
cara:
A. Hitung area dengan high risk yang terdapat di village boundaries.
B. Jika high risk area terdiri dari 10% atau lebih di dalam village boundaries, maka terkategorikan sebagai
location of concern.
C. Agregator TBS yang bersumber dari satu atau lebih desa yang terkategorikan location of concern, maka
akan ditandai untuk dilakukan village engagement.
Sourcing
Village Attribute Concern
<10% High Risk land Low
>= 10% High Risk land Higher
Kebun yang overlap dengan high risk area ditandai sebagai sumber TBS dengan higher concern.
16
Pemetaan sampai ke petani memang lebih akurat namun
membutuhkan sumber daya dan waktu yang cukup panjang
www.daemeter.org
Fase implementasi RCA-TTP
Profil PKS
• Nama PKS
• Nama Group
• Negara
• Koordinat (latitude and longitude) / Universal Mill List (UML) ID
• Status Sertifikasi (RSPO, ISCC, ISPO, MSPO)
• Apakah memiliki system Traceability (Y/N) dan jika ya, jelaskan
singkat
• Kapasitas PKS (ton/jam)
• Total Crude Palm Oil (CPO) yang diproduksi (ton/tahun)
• Total TBS yang diproses (ton TBS/tahun)
• Total TBS tersertifikasi (tons TBS/tahun)
• Memiliki KCP (Y/N) ?
• Volume TBS dari kebun sendiri (ton /tahun )
• Volume TBS Pihak ketiga langsung (Ton/Tahun)
• Volume TBS dai agen/pengepul (Ton/Tahun)
Fase 1: Deklarasi data TBS
Agen/
Kebun Sendiri Kebun Pihak
Pemasok Langsung /Kebun Inti
Petani Plasma
Ketiga
Pekebun
Swadaya
pengepul/toke
/ Ramp
Sumber pasokan
Kebun Sendiri dari luar secara Aggregator
langsung
Fase 1: Deklarasi data TBS
Kebun Sendiri/Kebun Inti Supplier TBS secara langsung Supplier TBS perantara
(agen & aggregator)
FASE 2
Validasi data untuk volume yang dapat dilacak: semua informasi ini
harus diserahkan secara lengkap
Kebun Inti dan Pemasok TBS Agen dan Aggregator lainnya
Informasi PKS
Langsung
▪ Geo-koordinat (atau UML/ ▪ Volume TBS yang disuplai ke ▪ Volume TBS yang disuplai ke mill
Universal mill ID number) PKS (ton/tahun) (ton/tahun)
▪ Total TBS yang dihasilkan ▪ Batas Kebun/Poligon kebun ▪ Titik koordinat untuk lokasi
agen/agregator
(ton/tahun) (ideallnya) atau minimum titik ▪ Nama desa darimana TBS itu
koordinat kebun berasal
▪ Total luas area kebun (ha)
Proses validasi juga meliputi 1) validasi koordinat, 2) pengecekan volume vs hektar (reasonable
yields), dan 3) satuan administrasi yang berlaku minimal terdaftar oleh pemerintah.
FASE 2: Validasi Data dan Penentuan Risiko
Sumber TBS Data yang Harus Lengkap Validasi data Analisis Risiko
Kebun inti / – Koordinat – Lokasi Koordinat berada – Berisiko rendah apabila:
Sumber TBS – Volume TBS di darat dan dalam radius Koordinat berada >1km
langsung – Luas Tertanam (Ha) 50 km dari Kawasan lindung,
– Produktivitas Gambut yang belum
(Volume/Luas) logis <30 dikelola dan areal
ton/ha berhutan dengan luas
>50 ha
Sumber TBS – Volume (per aggregator) – Nama desa terkonfirmasi – Berisiko rendah apabila :
perantara – Nama- Nama desa – Volume tersedia semua desa beresiko
sumber TBS rendah
jika tidak lengkap, % Jika semua kriteria diatas Jika ada yang berisiko
traceability tidak dapat terpenuhi maka disebut tinggi MAKA : perlu
dihitung TRACEABLE 100%, jika dilakukan Langkah 3 yaitu
tidak maka progress : Langkah Mitigasi dan
dihitung secara pemantauan
pembobotan
FASE 2: Validasi Data dan Penentuan Risiko
• Portal Version
FASE 3
Verifikasi
Fase 4: Verifikasi
Contoh perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan
RCA-TTP