Anda di halaman 1dari 38

Perkenalan Pendekatan

Berbasis Kalibrasi Risiko untuk


Kebertelusuran ke Kebun Produksi (RCA TTP)
KLK Supplier Workshop 2022
Garis Besar Materi

Apa itu TTP dan RCA-TTP?

Mengapa harus menggunakan


pendekatan RCA-TTP? Phase 1: FFB Origins Data Declaration

Fase-fase pengimplementasian Phase 2: Data Validation & Risk Attribution


RCA-TTP
Phase 3: Engagement & Monitoring
RCA-TTP Online Portal
Phase 4: Verification
Apa itu TTP dan RCA-TTP?

www.daemeter.org
smallholders
plantations

Memahami basis rantai


mill
refinery pasok kelapa sawit

ingredient
manufactures

product
manufactures
retailers
Memahami basis rantai pasok kelapa sawit

• Mengetahui pemasok Anda dan asal sumber TBS sangat penting


untuk implementasi komitmen NDPE.
• Pendataan pemasok TBS, termasuk lokasi asal TBS, merupakan
langkah awal untuk mengenal dimana sumber pasokan TBS dan
mengajak/melibatkan rantai pasok dalam proses tranformasi
menuju kelestarian.
• Informasi yang dikumpulkan melalui pemetaan rantai pasokan dan
ketertelusuran kemudian digunakan untuk mengidentifikasi
prioritas pembinaan/engagement dan dapat digunakan oleh PKS
untuk memantau resiko (misal : kebakaran, deforestasi, dll) .
The transaction pathways

Source: Climate Policy Initiative (2015)


Indonesia Palm Oil
Plantation Area
based on business
status

Indonesia Palm Oil


Production based
on business status

Source: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020


Apa perbedaannya?

TTP?
TTM?

TTM → Traceability to Mill : ketertelusuran hingga


ke level mill | aliran bahan baku | dilakukan oleh
pembeli CPO/PKO
TTP → Traceability to Plantation : ketertelusuran
hingga ke level kebun | aliran TBS | dilakukan oleh
PKS dan dilakukan bersama pembeli
Pendekatan Ketertelusuran/Traceability yang bisa diadopsi
pendekatan TTP beragam dan dibawah ini merupakan beberapa pendekatan yang digunakan banyak perusahaan

Tier 1 / direct supplier Smallholder Mapping Approach Risk Calibrated Approach (RCA)

Memetakan lokasi kebun untuk


Pemetaan lokasi kebun untuk
pemasok langsung dan pemasok
semua pemasok baik pemasok
tidak langsung melalui unit
Mengidentifikasi tier 1 supplier / langsung maupun tidak
administrasi terkecil (Desa) dan
pemasok langsung langsung. Mencakup smallholder
memprioritaskan untuk intervensi
namun tidak mempertimbangkan
lebih lanjut berdasarkan
risiko lingkungan
penilaian risiko lingkungan

Berdasarkan kriteria seperti wilayah operasi, kompleksitas basis pasokan TBS ke PKS, hasil analisis risiko
lingkungan PKS, persyaratan pembeli, dan sebagainya, PKS harus mengadopsi pendekatan yang paling sesuai
untuk ketertelusuran TBS.
Apa itu RCA-TTP ?
Sebuah pendekatan praktis dalam implementasi TTP dengan skala tertentu
sebagai bagian dalam penerapan komitmen NDPE​

"RCA-TTP" adalah salah satu pendekatan TTP dengan RCA TTP bukanlah sistem
mengidentifikasi sumber pasokan berdasarkan wilayah rantai namum merupakan pendekatan
pasok dari supplier langsung menggunakan satuan yang dapat digunakan secara
administrasi dan menitik beratkan pembinaan pada daerah luas dengan berbagai sistem
untuk mencegah risiko di masa yang akan datang. yang sudah dibangun
perusahaan. Bagi perusahaan
yang telah memiliki sistem
Tujuan RCA (Risk Calibrated Approach / Pendekatan traceability, pensejajaran dengan
Resiko Terkalibrasi) adalah untuk menjadikan TTP RCA akan membantu kolaborasi
sebagai bagian implementasi NDPE secara keseluruhan
dalam rantai pasok yang berfokus pada tantangan yang antar actor dalam rantai pasok​.
berhubungan dengan pemasok TBS tidak langsung.
3 alasan penggunaan RCA
Resiko NDP(E) sangat bervariasi dan Traceability sampai ke unit produksi Terjadi banyak tumpang tindih
diperlukan penentuan prioritas terkecil (lahan petani) sangat sulit dan duplikasi dalam rantai pasok
dan mahal​
supply chain
dengan ~1.000 PKS

Supply
Chain A
Supply base of ~ 10 M ha Supply
Chain B
Supply
Chain C

~6M ha of estates ~4M ha of farms

• Kolaborasi mengurangi duplikasi dan


• Ada banyak level deforestasi pada sumber TBS memaksimalkan komplementaritas
dimana perlu prioritas kepada wilayah yang ~1.500 estates ~ 1-2 M farms
beresiko untuk memitigasi terjadinya • Aktor rantai pasok bekerja sama untuk
menemukenali potensi risiko dan
deforestasi • 40% TBS diproduksi petani merancang inntervensi, yang mana ini
dapat diterapkan pada area lain dengan
• Jika sumber pasokan dapat dilacak sampai ke risiko yang mirip/sama.
level desa yang terbukti berisiko rendah (titik • Untuk rantai pasok yang luas
kuning di dalam area putih); pemantauan dan maka pemetaan petani akan • Kolaborasi berarti melibatkan semua
pelaku rantai pasok terkait (Refineri -PKS
keterlibatan tidak diprioritaskan memakan waktu yang lama - Pemasok TBS) untuk melakukan
tindakan mitigasi risiko di masa
• Namun jika sumber pasokan terlacak di area dan biaya yang tinggi jika mendatang berdasarkan kesamaan
dengan risiko tinggi (area yang berwarna harus memetakan setiap prioritas.
merah), maka perlu dilakukan prioritasi
monitoring dan engagement petani
Bagaimana RCA mendefinisikan wilayah berisiko tinggi?

Hutan
(primer/sekunder)

Apa yang
dimaksud
dengan
wilayah
berisiko
tinggi?

Area/Kawasan
lindung + buffer 1
Lahan gambut km
yang belum diolah
Datasets used to compile the High Risk Area layer for
Indonesia and Malaysia.

Forest Cover
Data derived from Hansen treecover (2000) with 90% canopy thresholder combining with Hansen yearly
loss 2000-2019, Oil palm cover from MoEF (2000), Miettinen et al. (2010) and the Spatial Database of
Planted Trees (2019); primary forest from Margono (2012, Indonesia) and Intact Forest Landscapes
(2016, Malaysia).

Uncultivated Peat
Ministry of Agriculture (Environment & Forestry, 2014, Indonesia); - Spatial Database of Planted Trees
(2019).

Protected Area
MoEF (2020) Forest Function for Indonesia. World Database of Protected Areas (2016) for Malaysia.
Prioritisasi PKS untuk melihat potensi risiko di masa mendatang
Dapat diterapkan untuk rantai pasok yang
luas mill ditentukan
Kode RCA dan mill prioritas
berdasarkan:
A. Perhitungan cakupan luasan wilayah berisiko tinggi di
dalam radius 50 km dari PKS. PKS
B. Jika area berisiko tinggi teridentifikasi sebesar 25% dengan
atau lebih di radius 50 km tersebut, maka PKS prioritas
diprioritaskan (prioritas tinggi) untuk dilakukan tinggi
engagement.
C. Kompilasi data sumber TBS yang diketahui untuk
setiap PKS digabungkan dengan prioritas PKS,
menghasilkan Kode TTP RCA

Mill Priority /
Kode TTP Mill Attribute Status
PKS
1 Terkonfirmasi 100% TTP Done
dengan
2 Risiko Rendah (<25% Wilayah risiko tinggi) Low
prioritas
Risiko Tinggi(>=25% Wilayah risiko tinggi)
3 dengan beberapa data TTP rendah
Higher
4 Wilayah Risiko tinggi tanpa data TTP

14
Bagaimana menentukan bahwa pemasok memiliki risiko
tinggi?
Untuk ESTATE dan Pemasok Untuk AGEN/AGGREGATOR
langsung (Pemasok tidak langsung)

• Nilai risiko tinggi untuk estate dilihat • Untuk agen/aggregator, nilai risiko
dilakukan berdasarkan analisis unit
dari proxi/konsesi perkebunan yang
administrative terkecil (desa).
dianalisis melalui ArcGIS/Google Earth • Kemudian dilihat apakah desa tersebut
• Kemudian dilihat apakah area tersebut areanya terdapat hutan/area
bertampalan dengan hutan/area gambut/Kawasan lindung
gambut/Kawasan lindung • Jika dalam area tersebut terdapat kurang
• Jika area perkebunan berada pada dari 10% Kawasan high risk* maka desa
Kawasan high risk*maka area dinilai memiliki potensi risiko yang rendah.
perkebunan dinilai memiliki potensi • Sebaliknya, jika lebih dari 10% areanya
terdapat Kawasan high risk, maka desa
risiko yang tinggi
tersebut dinilai memiliki potensi risiko yang
tinggi (Location Concern)

*Kawasan High Risk diklasifikasikan sebagai kawasan hutan, gambut yang belum diolah atau kawasan lindung + buffer1 km

15
Apakah yang dimaksud “location of concern” dan
bagaimana cara menentukannya?
Mengetahui sumber TBS dengan potential for future loss

Desa- desa dengan potensi tinggi teridentifikasi sebagai location of concern, diidentifikasi dengan
cara:
A. Hitung area dengan high risk yang terdapat di village boundaries.
B. Jika high risk area terdiri dari 10% atau lebih di dalam village boundaries, maka terkategorikan sebagai
location of concern.
C. Agregator TBS yang bersumber dari satu atau lebih desa yang terkategorikan location of concern, maka
akan ditandai untuk dilakukan village engagement.
Sourcing
Village Attribute Concern
<10% High Risk land Low
>= 10% High Risk land Higher

Kebun yang overlap dengan high risk area ditandai sebagai sumber TBS dengan higher concern.

16
Pemetaan sampai ke petani memang lebih akurat namun
membutuhkan sumber daya dan waktu yang cukup panjang

Mengapa RCA Rantai pasok sangat dinamis namun wilayah


menjadi logis? sumber pasokan tidak selalu dinamis.

Fokus kepada mitigasi resiko lebih penting bila dibandingkan


dengan fokus mengumpulkan data sedetil mungkin
Luaran implementasi metodologi RCA
Mempercepat klaim Mengetahui Prioritas
keterlacakan dalam rantai Engagement / Pembinaan Monitoring
pasokan untuk Memitigasi Risiko

Ketertelusuran ke Hasil dari pengumpulan Data yang dikumpulkan


sumber asal pasokan, dianalsisa secara otomatis dapat sebagai dasar
seperti unit administrasi untuk menentukan dimana pemantauan terhadap risiko
terkecil yaitu desa prioritas pembinaan atau kedepannya (kebakaran,
dikenal sebagai pendekatan dilakukan. RCA deforestasi, dll) dengan
alternatif jangka tidak dibangun untuk menggunakan tools yang
menengah yang cocok menyingkirkan sumber tersedia
untuk pemetaan petani pasokan yang berisiko tinggi
swadaya. namun lebih kepada
melakukan proses
pembinaan dan pencegahan
agar risiko tidak terjadi
Catatan:
• Risiko NDP bukan NDPE
• RCA tidak mengcover aspek sosial.
• Penilaian sosial isu dapat dilakukan secara terpisah namun dapat terintegrasi dalam cakupan
implementasinya.

• Pencapaian TTP bukan berarti menjamin kepatuhan terhadap NDPE


• Klaim sebagai perusahaan yang traceable bukan berarti pelaksanaan NDPE sudah tercapai
• Klaim “Traceable” dapat dihubungkan dengan status risiko pada sumber wilayah rantai pasok

• Risiko Rendah bukan berarti tanpa risiko


• Baik risiko tinggi maupun risiko rendah tetap memiliki risiko/kemungkinan deforestasi.
namun ini akan membantu PKS untuk menentukan prioritas
Fase-fase dalam
pengimplementasian
RCA-TTP

www.daemeter.org
Fase implementasi RCA-TTP

Validasi data dan Pendekatan dan


Deklarasi Data TBS Verifikasi
penentuan risiko monitoring
Phase 1 Phase 2 Phase 3 Phase 4
Low Risk
Supplier Monitor
Owned
Estates & Declare Locations
Direct specific geo- validated
Third-Party location High Risk Engage and
Sources Supplier Monitor
Identify the Verify FFB
type and 100% Traceable origins and
location of Low Risk
risk
FFB Origins Agents & Declare all Administrative Monitor
Other smallest Administrative Unit
Aggregators administrative units validated
units High Risk Engage and
Administrative Monitor
Unit
FASE 1

Deklarasi Data TBS


Fase 1: Deklarasi data TBS

Profil PKS
• Nama PKS
• Nama Group
• Negara
• Koordinat (latitude and longitude) / Universal Mill List (UML) ID
• Status Sertifikasi (RSPO, ISCC, ISPO, MSPO)
• Apakah memiliki system Traceability (Y/N) dan jika ya, jelaskan
singkat
• Kapasitas PKS (ton/jam)
• Total Crude Palm Oil (CPO) yang diproduksi (ton/tahun)
• Total TBS yang diproses (ton TBS/tahun)
• Total TBS tersertifikasi (tons TBS/tahun)
• Memiliki KCP (Y/N) ?
• Volume TBS dari kebun sendiri (ton /tahun )
• Volume TBS Pihak ketiga langsung (Ton/Tahun)
• Volume TBS dai agen/pengepul (Ton/Tahun)
Fase 1: Deklarasi data TBS

Kategorisasi Pemasok TBS


PKS

Agen/
Kebun Sendiri Kebun Pihak
Pemasok Langsung /Kebun Inti
Petani Plasma
Ketiga
Pekebun
Swadaya
pengepul/toke
/ Ramp

Kebun Pihak Pekebun


Pemasok Tidak Langsung Ketiga Swadaya

Sumber pasokan
Kebun Sendiri dari luar secara Aggregator
langsung
Fase 1: Deklarasi data TBS

• Tipe Supplier ([Plasma/KKPA],


• Nama Kebun Kebun pihak ke-3, pekebun • Total TBS yang masuk ke PKS (ton
• Batas Kebun (idealnya swadaya) TBS/Tahun)
shapefiles, peta lokasi) atau • Nama supplier • Koordinat lokasi aggregator
minimum koordinat lokasi • Batas Kebun (idealnya (pengepul, pengumpul, agen, ramp,
(Lintang dan Bujur) shapefiles, peta lokasi) atau toke, dll)
• Total areal tertanam (Ha) minimum koordinat lokasi • Nama Desa- Desa yang menjadi
(Lintang dan Bujur) sumber pasokan TBS
• Total TBS yang masuk ke PKS
(ton TBS/Tahun) • Total areal tertanam (Ha) • Estimasi jumlah petani dan luas
kebun yang ada di masing-masing
• Total TBS yang masuk ke PKS desa tersebut
(ton TBS/Tahun)

Kebun Sendiri/Kebun Inti Supplier TBS secara langsung Supplier TBS perantara
(agen & aggregator)
FASE 2

Validasi data dan Analisis risiko


FASE 2: Validasi Data dan Penentuan Risiko

Validasi data untuk volume yang dapat dilacak: semua informasi ini
harus diserahkan secara lengkap
Kebun Inti dan Pemasok TBS Agen dan Aggregator lainnya
Informasi PKS
Langsung

▪ Geo-koordinat (atau UML/ ▪ Volume TBS yang disuplai ke ▪ Volume TBS yang disuplai ke mill
Universal mill ID number) PKS (ton/tahun) (ton/tahun)
▪ Total TBS yang dihasilkan ▪ Batas Kebun/Poligon kebun ▪ Titik koordinat untuk lokasi
agen/agregator
(ton/tahun) (ideallnya) atau minimum titik ▪ Nama desa darimana TBS itu
koordinat kebun berasal
▪ Total luas area kebun (ha)

Proses validasi juga meliputi 1) validasi koordinat, 2) pengecekan volume vs hektar (reasonable
yields), dan 3) satuan administrasi yang berlaku minimal terdaftar oleh pemerintah.
FASE 2: Validasi Data dan Penentuan Risiko

Sumber TBS Data yang Harus Lengkap Validasi data Analisis Risiko
Kebun inti / – Koordinat – Lokasi Koordinat berada – Berisiko rendah apabila:
Sumber TBS – Volume TBS di darat dan dalam radius Koordinat berada >1km
langsung – Luas Tertanam (Ha) 50 km dari Kawasan lindung,
– Produktivitas Gambut yang belum
(Volume/Luas) logis <30 dikelola dan areal
ton/ha berhutan dengan luas
>50 ha
Sumber TBS – Volume (per aggregator) – Nama desa terkonfirmasi – Berisiko rendah apabila :
perantara – Nama- Nama desa – Volume tersedia semua desa beresiko
sumber TBS rendah
jika tidak lengkap, % Jika semua kriteria diatas Jika ada yang berisiko
traceability tidak dapat terpenuhi maka disebut tinggi MAKA : perlu
dihitung TRACEABLE 100%, jika dilakukan Langkah 3 yaitu
tidak maka progress : Langkah Mitigasi dan
dihitung secara pemantauan
pembobotan
FASE 2: Validasi Data dan Penentuan Risiko

Identifikasi Sumber TBS dengan potensi future


loss

Desa dengan perhatian lebih tinggi ditandai dengan warna


merah dan terdiri dari 10% Kawasan Berisiko Tinggi (hutan,
gambut yang belum diolah, kawasan lindung)
Hasil RCA-TTP
• Mill results • Prioritas untuk keterlibatan
pemasok untuk tindakan 2 Bentuk hasil RCA-TTP
selanjutnya

• % TTP yang dicapai • Deklarasi TTP tidak lengkap


• Profil Pemasok TBS • Hasil tinggi yang tidak normal
berdasarkan jenis dan di antara pemasok
risiko • Persentase pemasok/volume • Manual version
• Pemasok TBS prioritas pihak ketiga yang lebih besar
• Peta – area sumber, • Persentase pemasok tidak
pemasok, dan tingkat langsung yang lebih besar
risiko • Area sumber berisiko tinggi

• Portal Version
FASE 3

Pendekatan dan Monitoring


FASE 3: Perlibatan / Engagement dan Monitoring

PKS dan pihak downstream harus melakukan


pendekatan/pelibatan aktor dalam rantai pasok untuk mencegah
terjadinya “pelanggaran” dalam komitmen NDPE terutama pada
RCA TTP guidance
daerah yang beresiko. documents
Terdapat panduan
bagaimana cara melakukan
Program Pelibatan Desa
pendekatan dan pelibatan
Ie: desa yang dapat digunakan
• Desa Peduli Api PKS
• Pengelolaan hutan berbasis
masyarakat
• Penghasilan alternatif dari hasil Monitoring Deforestasi
hutan non kayu dan Kebakaran
• Perhutanan Sosial (Hutan Semua wilayah dalam rantai
Desa, Hutan kemasyarakatan, pasok baik beresiko maupun
Hutan Tanaman Rakyat), etc. tidak, tetap harus dilakukan
Pendekatan dan Monitoring monitoring baik secara langsung
maupun tidak langsung
FASE 3: Perlibatan / Engagement dan Monitoring
FASE 4

Verifikasi
Fase 4: Verifikasi
Contoh perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan
RCA-TTP

Sebelum penggunaan RCA TTP


36% 64%
36% TTP, tidak ada Perkebunan milik Sumber yang belum/tidak
informasi untuk risiko sendiri diketahui
pihak ke-3

Setelah penggunaan RCA TTP

100% TTP, 70% dari total volume 36% 40% 24%


TBS bersumber dari wilayah berisiko Perkebunan milik Petani swadaya dan kebun
Agen
tinggi, dan 40% nya bersumber dari sendiri pribadi pihak ke-3

desa-desa/unit administrasi terkecil


yang memiliki potensi risiko tinggi
(hutan, gambut belum terbuka, 20% Low risk 30% High risk 10% Low
40% High risk
risk
kawasan lindung.
Thank you
Contact us: traceability@daemeter.org

Anda mungkin juga menyukai