Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS STRUKTUR BALOK SEDERHANA MENGGUNAKAN

SOFTWARE ETABS

TUGAS 1

SOFTWARE TEKNIK SIPIL TERAPAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Suci Putri Elza, ST, MT

Disusun oleh :
Rafly Muhammad Hawari 41121010076

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

TAHUN 2023/2024
1.1. Data
• Bentang balok (L) = 6,7 m
• Lebar balok (b) = 370 mm = 0.37 m
• Tinggi balok (h) = 660 mm = 0.66 m
• Fc’ = 37 MPa
• Berat jenis beton (𝛾) = 2400 Kg/m3 = 24 kN/m3
• Elastisitas beton = 4700 × √𝐹𝑐 ′ = 28588,98 MPa
• Beban merata pada balok (LL) = 360 Kg/m = 0.36 kN/m
• Beban terpusat pada balok (LL) = 100 Kg = 0.1 kN
• Berat sendiri balok (DL) = 𝑏 × ℎ × 𝛾 = 5,8608 kN/m
• Kombinasi pembebanan = 1 DL + 1 LL

1.2. Langkah pemodelan struktur balok pada Software ETABS


1. Buka software ETABS, lalu klik new model.
2. Setelah klik New Model, lalu muncul menu Model Initialization. Pilih Use Bulit-in
Setting With:, kemudian pilih Metric SI pada Display Units dan sesuaikan standar
desain sesuai dengan yang ingin digunakan, lalu klik OK.

3. Setelah selesai pada menu Model Initialization, maka akan muncul menu New Model
Quick Templates. Kemudian pada Grid Dimensions (Plan) isi Number of Grid Lines
in X Direction dan Number of Grid Lines in Y Direction sesuai dengan yang
dikehendaki, lalu isi Spacing of Grids in X Direction dan Spacing of Grids in Y
Direction sesuai dengan data yang diketahui. Kemudian pada Story Dimensions isi
Number of Stories, Typical Story Height, dan Bottom Story height sesuai dengan yang
dikehendaki. Kemudian pada Add Structural Objects klik Grid Only, lalu klik OK
4. Setelah selesai pada menu New Model Quick Templates, maka akan tampil 2 window
yang menampilkan Plan View dan 3D View. Kita membutuhkan 1 window lagi untuk
menampulkan Elevation View, maka klik Add New Window.
5. Setelah di klik Add New Window akan muncul window baru yang menampilkan 3D
View, ubah menjadi Elevation View dengan klik Set Elevation View.

6. Setelah muncul menu Set Elevation View, maka klik 1 setelah itu klik Apply dan klik
OK.
7. Setelah klik OK pada menu Set Elevation View, maka tampilan window yang baru
ditambahkan akan menampilkan Elevation View.

8. Kemudian, lakukan pendefinisian material dengan klik Define, lalu klik Material
Properties.
9. Setelah klik Material Porperties lalu akan muncul menu Define Materials, klik Add
New Material untuk menambahkan material sesuai dengan data yang diketahui.

10. Setelah klik Add New Material maka akan muncul menu Add New Material
Property, pada Material Type pilih Concrete karena kita akan mendefinisikan
material beton, lalu klik OK.
11. Setelah klik OK pada menu Add New Material Property, maka akan muncul menu
Material Property Data. Kemudian pada General Data isi Material Name sesuai
dengan yang dikehendaki, pada Material Weight and Mass isi Weight per Unit
Volume sesuai dengan data yang diketahui, pada Mechanical Property Data isi
Modulus of Elasticity sesuai dengan data yang diketahui. Setelah selesai maka klik
Modify/Show Material Property Design Data.

12. Lalu akan muncul menu Modify/Show Material Property Design Data. Kemudian
pada Design Properties for Concrete Materials, isi Fc’ sesuai dengan data yang
diketahui pada Specified Concrete Compressive Strength, lalu klik OK jika sudah
selesai.
13. Kemudian, lakukan pendefinisian penampang dengan klik Define, lalu klik Section
Properties, lalu klik Frame Section.

14. Lalu, akan muncul menu Frame Properties, klik Add New Property untuk
menambahkan penampang sesuai dengan data yang diketahui.
15. Setelah klik Add New Property, maka akan muncul menu Frame Property Shape
Type. Kemudian pada Shape Type pilih Section Shape sesuai dengan data yang
diketahui, lalu klik OK jika sudah selesai.

16. Setelah klik OK pada Frame Property Shape Type, maka akan muncul menu Frame
Section Property Data. Kemudian pada General Data isi Property Name sesuai
dengan data yang diketahui dan pada Material pilih material yang sudah di
definisikan sebelumnya pada Material Properties, pada Section Dimensions isi
Depth dan Width sesuai dengan data yang diketahui. Lalu pada Reinforcement klik
Modify/Show Rebar.
17. Setelah klik Modify/Show Rebar, maka akan muncul menu Frame Section Property
Reinforcement Data. Kemudian pada Design Type pilih M3 Design Only (Beam)
karena kita sedang melakukan pemodelan Struktur Balok, lalu Klik OK jika sudah
selesai.

18. Setelah Klik OK pada Frame Section Property Reinforcement Data, maka tampilan
nya akan menjadi seperti berikut, lalu klik OK jika sudah selesai melakukan
pendefinisian penampang.
19. Kemudian, lakukan pendefinisian tipe beban dengan klik Define, lalu klik Load
Patterns.

20. Setelah klik Load Patterns, maka akan muncul menu Define Load Patterns.
Kemudian lakukan modifikasi Load Patterns sesuai dengan yang dikehendaki, lalu
klik OK jika sudah selesai.
21. Kemudian, lakukan pendefinisian kombinasi pembebanan dengan klik Define, lalu
klik Load Combinations.

22. Setelah klik Load Combinations, maka akan muncul menu Load Combinations.
Kemudian klik Add New Combo untuk menambahkan kombinasi pembebanan
sesuai dengan yang di kehendaki.
23. Setelah klik Add New Combo, maka akan muncul menu Load Combination Data.
Kemudian pada General Data isi Load Combination Name sesuai dengan yang
dikehendaki, lalu pada Define Combinations of Load Case/Combo Results
sesuaikan dengan kombinasi pembebanan yang dikehendaki. Lalu klik OK jika
sudah selesai melakukan pendefinisian kombinasi pembebanan.

24. Kemudian, lakukan penggambaran penampang dengan klik Draw, lalu klik Draw
Beam/Column/Brace Objects, lalu klik Draw Beam/Column/Brace (Plan, Elev,
3D).
25. Setelah klik Draw Beam/Column/Brace (Plan, Elev, 3D), pastikan Property yang
terpilih pada Properties of Object adalah Section Properties yang sudah
didefinisikan sebelumnya.

26. Setelah Property sudah dipastikan benar, maka lakukan penggambaran pada Story
1 di window Elevation View.
27. Kemudian lakukan input perletakan pada balok sesuai dengan yang dikehendaki
dengan klik Assign, lalu klik Joint, lalu klik Restraints.

28. Setelah klik Restraints, maka akan muncul menu Joint Assignment – Restraints.
Kemudian blok bagian yang ingin diberi perletakan, lalu pada Fast Restraints klik
perletakkan sesuai dengan yang dikehendaki, lalu klik Apply. Sebagai contoh
berikut ini pada kiri balok diberi perletakan sendi dan pada kanan balok diberi
perletakan roll.
29. Kemudian lakukan input beban merata pada balok dengan klik Assign, lalu Klik
Frame Loads, lalu klik Distributed .
30. Setelah klik Distributed, maka akan muncul menu Frame Load Assignment –
Distributed. Kemudian pilih Load Pattern Name sesuai dengan yang dikehendaki,
pada Uniform Load isi dengan beban sesuai dengan data yang diketahui, lalu blok
penampang balok yang ingin diberi beban. Lalu klik Apply kemudian klik OK jika
sudah selesai.

31. Kemudian lakukan input beban terpusat pada balok dengan klik Assign, lalu Klik
Joint Loads, lalu klik Force.
32. Setelah klik Distributed, maka akan muncul menu Joint Load Assignment –
Distributed. Kemudian pilih Load Pattern Name sesuai dengan yang dikehendaki,
input beban pada Force Global Z dengan data yang diketahui, karena arah Z keatas
balok, maka beban yang di input harus dibuat minus, lalu blok join balok yang
ingin diberi beban. Lalu klik Apply kemudian klik OK jika sudah selesai.

33. Kemudian, lakukan analisa struktur dengan klik Analyze, lalu klik Run Analysis.
34. Setelah klik Run Analysis, tunggu software melakukan analisa hingga selesai.
Kemudian yang akan muncul pertama kali adalah lendutan pada Struktur Balok
tersebut.

35. Kemudian tampilkan reaksi perletakan akibat beban LL dan Kombinasi 1 pada
balok dengan klik Display, lalu klik Force/Stress Diagrams, lalu klik
Support/Spring Reactions.
36. Setelah klik Support/Spring Reactions maka akan muncul menu Reactions.
Kemudian pada Load Case/Load Combination/Modal Case pilih Case, lalu pilih
Live, lalu klik Apply untuk menampilkan Reaksi Perletakan akibat LL dan pilih
Combo, lalu pilih Kombinasi 1, lalu klik Apply untuk menampilkan Reaksi
Perletakan akibat Kombinasi 1.

37. Berikut ini adalah hasil reaksi perletakan akibat LL dan akibat Kombinasi beban 1.
38. Kemudian tampilkan gaya dalam momen akibat beban LL pada balok dengan klik
Display, lalu klik Force/Stress Diagrams, lalu klik Frame/Pier/Spandrel/Link
Force.
39. Setelah klik Frame/Pier/Spandrel/Link Force maka akan muncul menu Member
Force Diagram for Frames/Piers/Spandrels/Links. Kemudian pada Load
Case/Load Combination/Modal Case pilih Case, lalu pilih Live, pada Component
pilih Moment 3-3, lalu klik Apply untuk menampilkan Diagram Momen akibat LL
dan pilih Combo, lalu pilih Kombinasi 1, pada Component pilih Moment 3-3, lalu
klik Apply untuk menampilkan Diagram Momen akibat Kombinasi 1.

40. Berikut ini adalah hasil Diagram Momen akibat LL dan akibat Kombinasi beban 1.
41. Kemudian, untuk menampilkan gaya dalam geser akibat LL dan Kombinasi beban
1, masih pada menu Member Force Diagram for Frames/Piers/Spandrels/Links.
Kemudian pada Load Case/Load Combination/Modal Case pilih Case, lalu pilih
Live, pada Component pilih Shear 2-2, lalu klik Apply untuk menampilkan
Diagram Momen akibat LL dan pilih Combo, lalu pilih Kombinasi 1, pada
Component pilih Shear 2-2, lalu klik Apply untuk menampilkan Diagram Momen
akibat Kombinasi 1.
42. Berikut ini adalah hasil Diagram Geser akibat LL dan akibat Kombinasi beban 1.
43. Kemudian, tampilkan gaya dalam normal akibat LL dan Kombinasi beban 1, masih
pada menu Member Force Diagram for Frames/Piers/Spandrels/Links. Kemudian
pada Load Case/Load Combination/Modal Case pilih Case, lalu pilih Live, pada
Component pilih Axial Force, lalu klik Apply untuk menampilkan Diagram
Momen akibat LL dan pilih Combo, lalu pilih Kombinasi 1, pada Component pilih
Axial Force, lalu klik Apply untuk menampilkan Diagram Momen akibat
Kombinasi 1.

44. Berikut ini adalah hasil Gaya Dalam Normal akibat LL dan akibat Kombinasi
beban 1.
1.3. Rekapitulasi
Berikut ini hasil Reaksi Perletakan dan Gaya Gaya Dalam dengan menggunakan
Software ETABS.
• Akibat Beban LL
• Akibat Kombinasi 1

Anda mungkin juga menyukai