Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 2

SAP

NAMA : TRY SUNANDA FATHANAH

NIM : 2022062014003

KARYA SISWA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DAN PERUMAHAN RAKYAT
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
2022
SOAL

1. Soal nomor 1

2. Soal nomor 2

Kerjakanlah soal di atas dengan menggunakan program SAP 2000 dengan


ketentuan sebagai berikut:
a. Berat sendiri diabaikan
b. Carilah reaksi tumpuan, gambar bidang momen, lintang, dan normal
c. Setiap beban yang tertera pada soal di atas ditambah 0,X. X adalah
angka terakhir NIM.
d. Jelaskan langkah-langkah mengerjakannya, dengan screenshot SAP
2000 background putih.
PENYELESAIAN
1. Penyelesaian soal 1
1.1. Membuat lembar kerja baru
a. Jalankan program SAP 2000 dengan mengklik 2 kali pada icon
program SAP 2000 yang ada di desktop.

Gambar 1. Tampilan icon SAP 2000 pada desktop.

Gambar 2. Membuat lembar kerja baru.


b. Membuat lembar kerja baru dengan cara mengklik icon new model
atau bisa dengan tekan ctrl+N pada keyboard.
c. Setelah tampilan new model terlihat, selanjutnya memilih satuan yang
akan digunakan yaitu Ton, Meter, dan Cescius (Ton, m, C) pada
pilihan Initialize Model from Defaults with Units.
d. Memilih templete yang akan digunakan yaitu Beam, maka muncul
seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Pilihan untuk pengaturan bentang balok.

e. Karena panjang bentang yang akan dibuat tidak seragam, maka harus
centang pada Use Custom Grid Spasing and Locate Origin dan klik
Edit Grid untuk mengatur bentang balok yang sesuai pada soal, dan
akan muncul kotak dialog Define Grid System seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Mengatur panjang bentang balok.

f. Masukkan data tiap titik dengan ordinatenya sesuai dengan data pada
soal, mulai dari titik 0 dari ujung kiri balok sampai ujung kanan balok.
Ordinat X nya menjadi 0; 3; 9; 13; dan 16. Kemudian klik ok.
Otomatis kembali ke gambar 3 dan klik ok. Dan muncul lembar kerja
seperti gambar 5.

Gambar 5. Tampilan frame balok.

g. Klik Define dan klik Load Pattern dan ubah pada kolom Self Weight
Multiplier menjadi 0 kemudian klik Modify Load Pattern dan klik ok
untuk mengabaikan berat sendirinya.

Gambar 6. Kotak dialog Define Load Pattern.

1.2. Membuat atau mengganti jenis perletakan


h. Klik pada grid point perletakan kemudian klik Assign, pilih Joint dan
pilih Restraints dan sesuaikan perletakan seperti pada soal. Pada titik
A tidak ada perletakan (dot), titik B perletakan sendi, titik C tidak ada
perletakan (dot), titik D perletakan roll, dan titik E tidak ada perletakan
(dot).
Gambar 7. Membuat / mengganti perletakan.
1.3. Memasukkan beban
i. Klik frame bentang 1 yaitu bentang AB , kemudian klik Assign, pilih
Frame Loads dan pilih Point, maka akan muncul kotak Frame Point
Loads.

Gambar 8. Memasukkan beban terpusat pada frame balok bentang 1.


j. Pilih Load Direction Gravity, pilih option Add to Existing Loads, centang
pada Relative Distance from End-I. Masukkan beban pada jarak 0 adalah 3,3
Ton, dan klik ok.
k. Klik frame bentang 2, yaitu bentang BC, kemudian klik Assign, pilih
Frame Loads dan pilih Distributed, maka akan muncul kotak Frame
Distributed Loads. Pilih Direction Gravity, option Add to Existing
Loads, dan masukkan beban 2,3 Ton/m pada kotak Uniform Load. Kemudian
klik ok.

Gambar 9. Memasukkan beban merata bentang 2.

l. Klik frame bentang 3, yaitu bentang CD, ulangi langkah i. Pada Frame
Point Loads pilih Direction Gravity, option Add to Existing Loads dan
centang pada Absolute Distance from End-I. Masukkan beban pada
distance 2 meter sebesar 4,3 Ton. Kemudian klik ok.
Gambar 10. Memasukkan beban terpusat bentang 3.

m. Klik frame bentang 4, yaitu bentang DE, ulangi langkah i. Pada Frame
Point Loads pilih Direction Gravity, option Add to Existing Loads dan
centang pada Relative Distance from End-I. Masukkan beban pada
distance 1 sebesar 3,3 Ton. Kemudian klik ok. Dantampilan akhirnya
akan seperti pada gambar 12.

Gambar 11. Memasukkan beban terpusat bentang 4.


Gambar 12. Tampilan frame balok yang sudah dimasukkan beban.

1.4. Analisis
n. Klik simbol Run Analysis dan klik Run Now.

Gambar 13. Tampilan Set Load cases to Run.


1.5. Hasil Analisis
o. Reaksi perletakan didapatkan RBv sebesar 13,82 ton (↑) dan RDv
sebesar 10,88 ton (↑). Dengan cara klik Display, pilih Show
Forces/Stresses, kemudian pilih Joints, dan muncul kotak Joints
Reaction Forces dan klik ok.
Gambar 14. Menampilkan reaksi perletakan.
p. Untuk menampilkan diagram momen dengan cara klik Display, pilih
Show Forces/Stresses, kemudian pilih Frames/Cables. Pada kotak
Member Force Diagram for Frames centang component Momen 3-3
dan option Show Values on Diagram. Didapatkan momen maksimum
sebesar 14,15 tm.

Gambar 15. Menampilkan diagram momen.

Gambar 16. Diagram momen.


q. Untuk menampilkan diagram lintang dengan cara klik Display, pilih
Show Forces/Stresses, kemudian pilih Frames/Cables. Pada kotak
Member Force Diagram for Frames centang component Shear 2-2
dan option Show Values on Diagram.

Gambar 16. Menampilkan diagram lintang.

Gambar 17. Diagram lintang.


r. Untuk menampilkan diagram normal dengan cara klik Display, pilih
Show Forces/Stresses, kemudian pilih Frames/Cables. Pada kotak
Member Force Diagram for Frames centang component Shear 2-2
dan option Show Values on Diagram.

Gambar. 18. Menampilkan diagram normal.

Gambar 19. Diagram normal.


2. Penyelesaian soal nomor 2
2.1. Membuat lembar kerja baru
a. Membuat lembar kerja baru dengan cara mengklik icon new model atau
bisa dengan tekan ctrl+N pada keyboard.
b. Setelah tampilan new model terlihat, selanjutnya memilih satuan yang
akan digunakan yaitu kilo Newton, Meter, dan Celcius (kN, m, C) pada
pilihan Initialize Model from Defaults with Units.
c. Memilih templete yang akan digunakan yaitu Grid Only, maka muncul
kotak Quick Grid Lines, kemudian klik ok. Maka akan muncul seperti
gambar

a
b

Gambar 20. Mebuat lembar kerja baru.

Gambar 21. Tampilan grid.


d. Atur grid dengan klik kanan pada lembar kerja, kemudian klik Edit Grid
Data. Maka muncul kotak Coordinate/Grid Systems, kemudian klik
Modify/Show System. Dan akan muncul kotak Define Grid System Data
seperti pada gambar 23.

Gambar 22. Mengedit grid.

e. Masukkan data ordinatenya sesuai pada soal. Yaitu Ordinate X dari titik
A sampai dengan F adalah 0; 1,5; 3; 4; 6; dan 9. Untuk ordinate Z
adalah 0; 2; dan 4. Klik ok maka gridnya akan menjadi seperti gambar
24.

Gambar 23. Mengatur grid di Define Grid System Data.


Gambar 24. Tampilan grid yang sudah disesuaikan dengan soal.

f. Menggambar frame balok sesuai dengan soal dengan klik Draw, pilih
Draw Frame/Cable/Tendon. Kemudian Tarik garis di grid point di
ordinate 0 sampai membentuk seperti di soal seperti pada gambar 25.

Gambar 25. Menggambar frame balok.

2.2. Membuat perletakan


g. Klik grid point pada frame titik A, kemudian klik Assign, dan pilih
Joint, kemudian klik Restraints, dan pilih perletakan sendi. Kemudian
klik grid point di frame titik E, dan ulangi cara tadi, dan pilih perletakan
roll. Dan akan terlihat seperti gambar 26.
Gambar 25. Membuat perletakan.

Gambar 26. Tampilan frame balok yang sudah diberi perletakan.

2.3. Memasukkan beban


h. Klik pada bentang AB, kemudian klik Assign, pilih Frame Loads, dan
pilih Point. Pilih Coord Sys Local dan Direction 2. Centang options Add
to Existing Loads, centang Relative Distance from End-I dan
masukkan di distance 1 sebesar -120,3 dan klik ok.
Gambar 27. Memasukkan beban terpusat pada bentang AB.

i. Klik pada bentang DE dan EF, kemudian klik Assign, pilih Frame
Loads, dan pilih Distributed. Pilih Coord Sys Global dan Direction
Gravity. Centang options Add to Existing Loads, dan masukkan beban
di Uniform Load sebesar 15,3 dan klik ok. Dan tampilanny akan seperti
gambar 29.

Gambar 28. Memasukkan beban merata pada bentang DE dan EF.


Gambar 29. Tampilan frame yang sudah dimasukkan beban.

2.4. Analisis
j. Sebelum running analisis, patikan berat sendiri diabaikan dengan klik
Define, Kemudian pilih Load Pattern, dan ubah nilai Self Weight
Multiplier menjadi 0. Kemudian klik Modify Load Pattern, dan klik ok.

Gambar 30. Mengubah Define Load Pattern.

k. Klik icon Run, kemudian klik Run Now pada kotak Set Load Cases to
Run.
k

Gambar 31. Tampilan Set Load Cases to Run.

2.5. Hasil analisis


l. Reaksi perletakan didapatkan RAv sebesar 15,68 kN (↑), RAH sebesar
96,24 kN (←), dan REv sebesar 133,00 kN (↑). Menampilkannya
dengan cara seperti pada langkah o penyelesaian nomor 1.

Gambar 32. Reaksi perletakan.

m. Diagram momen didapatkan seperti pada gambar 33 dengan momen


maksimum 216,00 kNm. Menampilkannya dengan cara seperti langkah
p pada penyelesaian nomor 1.
Gambar 33. Diagram momen.

n. Diagram lintang didapatkan seperti pada gambar 34. Menampilkannya


dengan cara seperti langkah q pada penyelesaian nomor 1.

Gambar 34. Diagram lintang.


o. Diagram normal didapatkan seperti pada gambar 35. Menampilkannya
dengan cara seperti langkah r pada penyelesaian nomor 1.

Gambar 35. Diagram normal.

Anda mungkin juga menyukai