NIM : 2022062014003
1. Pendahuluan
Tanah sebagai lapisan dasar perletakan suatu struktur konstruksi harus
mempunyai sifat dan daya dukung yang baik, karena kekuatan suatu struktur secara
langsug akan dipengaruhi oleh kemampuan tanah dasar dalam menerima dan
meneruskan beban yang bekerja.
Tanah lempung memiliki nilai kelemahan yang cukup besar. Saat musim
hujan, tanah lempung akan mengembang cukup besar, dan pada musim kering tanah
lempung akan mengalami penyusutan besar pula. Apalagi bila pergerakan dan
penurunan konstruksi ini tidak merata pada seluruh bangunan konstruksi, maka
akan berakibat timbulnya bahaya retak dan bahaya amblas pada konstruksi di atas
tanah tersebut.
Sampai saat ini, banyak penelitian-penelitian untuk mengupayakan
bagaimana meningkatkan daya dukung tanah lempung, memperbaiki sifat-sifat
tanah yang ada sehingga didapatkan sifat-sifat tanah yang memenuhi syarat untuk
lokasi konstruksi bangunan. Salah satunya adalah dengan cara mencampur material
lain dengan tanah lempung, salah satunya adalah semen. Dan masih banyak
material-material lainnya yang berpotensi dapat digunakan dalam stabilisasi tanah,
yang mudah didapatkan seperti memanfaatkan limbah dan material yang jarang
digunakan. Diantaranya adalah cangkang telur, cangkang kerang, batu karang, fly
ash bottom ash yang merupakan limbah sisa pembakaran batu bara, dan serbuk
kaca. Namun sebelum mencoba melakukan stabilisasi tanah dengan material
tersebut ada baiknya kita mengetahui unsur-unsur yang terkandung di dalam
material tersebut. Pada pembahasan berikut akan dibahas unsur-unsur yang
terkandung pada material tersebut dari literatur-literatur yang ada di berbagai
bidang.
2. Pembahasan
2.1. Cangkang Telur
Butcher & Miles (2012, dalam Ernawaty dkk, 2019) menyatakan bahwa
kandungan cangkang telur terdiri atas 97% kalsium karbonat (CaCO3), sisanya
fosfor (P), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), seng (Zn), mangan (Mn),
besi (Fe), dan tembaga (Cu).
Menurut Nurjayanti (2012, dalam Ernawaty dkk, 2019) bahwa Komponen
utama dari garam anorganik pada cangkang telur ayam didominasi oleh kalsium
karbonat (CaCO3) dengan kandungan hingga 98,5%, dengan kalsium fosfat
(Ca3(PO4)2) dan magnesium karbonat (MgCO3)yang masing-masing mengandung
komposisi sekitar 0,7%.
Menurut Laca, dkk (2017, dalam Munirwan dkk, 2019) bahwa cangkang
telur mengandung sekitar 96% kalsium karbonat (CaCO3), 1% magnesium karbonat
(MgCO3), 1% kalsium fosfat (Ca3(PO4)2), dan material organik lainnya juga air.
Tabel 3. Lanjutan.
2.5. Kaca
Hanafiah (2011, dalam Suwignyo, 2015) menyebutkan bahwa serbuk kaca
mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
a) Silikon dioksida (SiO2) : 61,72%
b) Aluminium oksida (Al2O3) : 3,45%
c) Feri oksida (Fe2O3) : 0,18%
d) Kalsium oksida (CaO) : 2,59%
Tabel 4. Lanjutan.