Anda di halaman 1dari 54

INTERPOLASI LINEAR

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik

OLEH:

TRY SUNANDA FATHANAH

KELAS KARYA SISWA


KEMENTERIAN PUPR ANGKATAN 2022
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
2022
INTERPOLASI LINEAR
Interpolasi adalah suatu cara untuk mecari mencari nilai di antara beberapa
titik data yang telah diketahui. Di dunia nyata, interpolasi dapat digunakan
untuk memperkirakan suatu fungsi, yang mana fungsi tersebut tidak
terdefinisi dengan suatu formula, tetapi didefinisikan hanya dengan data-data
atau tabel. Ada beberapa bentuk intepolasi yang sering digunakan, salah satu di
antaranya adalah interpolasi linear.
Pada dasarnya interpolasi jenis linear merupakan program atau metode yang
digunakan untuk menentukan nilai antara dua persamaan linear atau disebut juga
persamaan garis lurus. Disebut sebagai persamaan garis lurus karena merupakan
hasil persamaan linear dengan bentuk kurva pada grafik membentuk garis lurus.
Sehingga metode interpolasi jenis linear ini didasarkan menurut perbandingan,
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Rumus interpolasi linear


Dari gambar di atas, bisa dilihat bahwa rumus atau persamaan dalam
perhitungan interpolasi garis lurus atau linear. Penjelasan rumus yang tertera pada
gambar di atas bahwa perbandingan antara jarak X ke X1 dengan jarak X2 ke X1
sama dengan perbandingan antara jarak Y ke Y1 dengan jarak Y2 ke Y1. Melalui
persamaan tersebut maka untuk setiap titik di antara dua titik mempunyai hubungan
linear, sehingga bisa ditentukan menggunakan rumus interpolasi linear.
Interpolasi jenis linear menjadi salah satu jenis interpolasi yang sering
digunakan untuk berbagai bidang, terutama yang berkaitan dengan perhitungan
matematika.
Beberapa contoh penyelesaian soal dengan interpolasi linear adalah sebagai
berikut :
1. Diketahui suatu bidang momen balok kantilever dengan beban terpusat
seperti gambar di bawah ini. Apabila diketahui momen di titik A sebesar 50 tm
dengan jarak L sepanjang 10 meter, berapakah nilai momen di jarak 3 meter dari
titik A?

3m
Penyelesaian :
Y
M1 (X1,Y1) M (X,Y)

M2 (X2,Y2)
X

Koordinat M1 (X1, Y1) = (0,50)


Koordinat M2 (X2,Y2) = (10,0)
Koordinat M (X,Y) = (3,?)
Dengan menggunakan persamaan interpolasi, didapat :

Y1 - Y X1 - X
=
Y1 - Y2 X1 - X2
(Y1 - Y2) (X1 - X)
Y = Y1 -
(X1 - X2)
(50 - 0)(0 - 3)
Y = 50 -
(0 - 10)
Y = 50 - 15
Y = 35
Dengan interpolasi linear didapat nilai momen di jarak 3 meter dari titik A
sebesar 35 tm.

2. Diketahui dari data pengukuran elevasi grid kontur di titik A adalah +1,350
dan di titik B adalah +3,130 dengan jarak tiap titik adalah 10 meter. Akan dibuat
garis kontur dengan interval 2 meter. Seperti yang diketahui bahwa di antara titik
A dan B dilalui garis kontur elevasi +2,000. Pertanyaannya adalah dimana posisi
elevasi +2,000 yang berada di antara titik A dan B?

A B

Penyelesaian :
Y B (X1,Y1)

B’ (X,Y)

A (X2,Y2)
X
Koordinat B (X1, Y1) = (0,3.130)
Koordinat A (X2,Y2) = (10,1.350)
Koordinat B’ (X,Y) = (?,2.000)
Dengan menggunakan persamaan interpolasi, didapat :

Y1 - Y X1 - X
=
Y1 - Y2 X1 - X2
(Y1 - Y) (X1 - X2)
X1 - X =
(Y1 - Y2)
(3,13 - 2)(0 - 10)
0-X =
(3,13 - 1,35)
X = 6,348
Dengan interpolasi linear didapat posisi elevasi +2,000 di antara titik A dan
B adalah pada jarak 6,348 meter dari titik B.

3. Jarak yang dibutuhkan sebuah kendaraan untuk berhenti pada kecepatan 35


km/jam adalah 55 cm dan pada kecepatan 60 km/jam membutuhkan jarak 85 cm.
Berapa jarak henti yang dibutuhkan bagi sebuah kendaraan yang melaju dengan
kecepatan 50 km/jam?

Penyelesaian :
Y1 = 85
Y2 = 55
X1 = 60
X2 = 35
X = 50

Y1 - Y X1 - X
=
Y1 - Y2 X1 - X2

(Y1 - Y2) (X1 - X)


Y1 - Y =
(X1 - X2)
(85 - 55)(60 - 50)
85 - Y =
(60 - 35)
Y = 85 – 10
Y = 75

Dengan interpolasi linear didapat jarak henti yang dibutuhkan bagi sebuah
kendaraan yang melaju dengan kecepatan 50 km/jam adalah 75 cm.

4. Diketahui data jumlah penduduk Kota Pematang Siantar tahun 1987 adalah
212.212 jiwa dan pada tahun 1997 adalah 412.142 jiwa. Berapakah perkiraan
jumlah penduduk Kota Pematang Siantar pada tahun 2002?
Penyelesaian :
Y1 = …?
Y2 = 212.212
X1 = 2002
X2 = 1997
X = 1997
Y = 412.142

Y1 - Y X1 - X
=
Y1 - Y2 X1 - X2

(Y1 - Y2) (X1 - X)


Y1 - Y =
(X1 - X2)
(Y1 - 212.212)(2002 - 1997)
Y1 - 412.142 =
(2002 - 1987)
(Y1 - 212.212)(5)
Y1 - 412.142 =
15
18 Y1 – 6.182.130 = 8 Y1 – 1.061.060
10 Y1 = 5.121.070
Y1 = 512.107

Dengan interpolasi linear didapat perkiraan jumlah penduduk Kota Pematang


Siantar pada tahun 2002 adalah 512.107 jiwa.

5. Diketahui dalam suatu garis lurus melewati koordinat (3,4) sebaga titik A dan
koordinat (15,10) sebagai koordinat titik B, mereka berada pada suatu sistem
koordinat X dan Y. Sementara untuk garis A-B berpotongan terhadap garis vertical
melalui persamaan C = 9 di titik C, lalu berapa koordinat di titik C tersebut ?

Penyelesaian:
Y1 = 10
Y2 =4
X1 = 15
X2 =3
X =9
Y = …?

Y1 - Y X1 - X
=
Y1 - Y2 X1 - X2

(Y1 - Y2) (X1 - X)


Y1 - Y =
(X1 - X2)
(10 - 4)(15 - 9)
10 - Y =
(15 - 3)
Y = 10 – 3
Y = 7
Dengan interpolasi linear didapat koordinat di titik C adalah (9,7).
METODE ITERASI
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik

OLEH:

NAMA : TRY SUNANDA FATHANAH


NIM :-
UNIT KERJA : BPJN SULAWESI TENGGARA

KELAS KARYA SISWA


KEMENTERIAN PUPR ANGKATAN 2022
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
2022
METODE ITERASI

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, iterasi memiliki arti dasar


perulangan. Metode Iterasi adalah salah satu dari beberapa metode untuk
menyelesaikan persamaan-persamaan karakteristik seperti polinomial tingkat
tinggi, logaritmik, atau kombinasi dari persamaan-persamaan tersebut. Iterasi
banyak digunakan dalam setiap bidang keilmuan, seperti pada bidang
pemrograman, kimia, matematika dan perhitungan, dan lain-lain. Di dalam bidang
pemograman iterasi merupakan suatu langkah atau urutan yang terdiri dari lebih
satu langkah algoritma dan di lakukan dalam program loop yang sering diartikan
sebagai program yang berulang-ulang. Hal ini tentu berbeda dengan definisi iterasi
dalam bidang keilmuan kimia, yang menyatakan bahwa iterasi merupakan suatu
metode berulang-ulang suatu zat terhadap zat lain sampai didapatkan suatu zat yang
diinginkan. Namun dalam hal perhitungan dan matematika iterasi dapat diartikan
sebagai metode pemecahan masalah matematika yang digunakan berulang-ulang
(memakai pengulangan).
Iterasi memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Dipakai dalam menyelesaikan masalah yang rumit sehingga didapat hasil atau
solusi yang seteliti mungkin sesuai dengan batas yang diperbolehkan.
2. Iterasi biasanya digunakan berbarengan dengan metode hitung sistem
persamaan linier orde tinggi, yaitu metode gauss-seidel.

Beberapa metode iterasi yang sering digunakan adalah sebagai berikut:


1. Metode Bisection
Metode bisection merupakan metode yang digunakan untuk mencari solusi
dari persamaan tertentu. Filosofi yang digunakan pada metode bisection
adalah memperkecil rentang nilai variabel bebas yang di dalamnya terdapat
solusi ingin dicari. Jadi, seni yang terdapat pada metode bisection ini adalah
mencari rentangan nilai variabel bebas yang di dalamnya terdapat solusi yang
diinginkan.
2. Metode Interpolasi Linear
Interpolasi adalah suatu cara untuk mecari mencari nilai di antara beberapa
titik data yang telah diketahui. Pada dasarnya interpolasi jenis linear
merupakan program atau metode yang digunakan untuk menentukan nilai
antara dua persamaan linear atau disebut juga persamaan garis lurus.
Pendekatan metode interpolasi linear menggunakan persamaan berikut ini:
𝑓 (𝑥𝑖+1 )
𝑥 = 𝑥𝑖+1 − (𝑥 − 𝑥𝑖 )
𝑓 (𝑥𝑖+1 ) − 𝑓 (𝑥𝑖 ) 𝑖+1

3. Metode Newton-Raphson
Metode Newton-Raphson merupakan metode penyelesaian persamaan non-
linier dengan menggunakan pendekatan satu titik awal dan mendekatinya
dengan memperhatikan slope atau gradien. Pendekatan metode Newton-
Raphson menggunakan persamaan berikut ini:
𝑓(𝑥𝑛 )
𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 −
𝑓′(𝑥𝑛 )

Untuk lebih memahami penyelesaian metode numerik iterasi, berikut adalah


beberapa contoh soal dan penyelesaiannya.

1. Tentukan akar persamaan dari persamaan berikut ini dengan metode


bisection, interpolasi linear, dan newton-raphson. Galat = 0,0004
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 − 4𝑥 2 − 𝑥 + 2

Penyelesaian:
a. Metode Bisection
Xn =3
Xn+1 = 6
Metode Bitsection
Iterasi Xn Xn+1 Xt f(Xn) f(Xn+1) f(Xt) f(xn).f(xt) [f(x)] Penentu Tanda Error (%)

1 3,00000 6,00000 4,50000 -10,00000 68,00000 7,62500 -76,25000 7,62500 Cari Lagi - 50,000%
2 3,00000 4,50000 3,75000 -10,00000 7,62500 -5,26563 52,65625 5,26563 Cari Lagi + 25,000%
3 3,75000 4,50000 4,12500 -5,26563 7,62500 0,00195 -0,01028 0,00195 Cari Lagi - 10,000%
4 3,75000 4,12500 3,93750 -5,26563 0,00195 -2,90649 15,30451 2,90649 Cari Lagi + 5,000%
5 3,93750 4,12500 4,03125 -2,90649 0,00195 -1,52341 4,42777 1,52341 Cari Lagi + 2,381%
6 4,03125 4,12500 4,07813 -1,52341 0,00195 -0,77882 1,18646 0,77882 Cari Lagi + 1,163%
7 4,07813 4,12500 4,10156 -0,77882 0,00195 -0,39300 0,30607 0,39300 Cari Lagi + 0,575%
8 4,10156 4,12500 4,11328 -0,39300 0,00195 -0,19667 0,07729 0,19667 Cari Lagi + 0,286%
9 4,11328 4,12500 4,11914 -0,19667 0,00195 -0,09764 0,01920 0,09764 Cari Lagi + 0,142%
10 4,11914 4,12500 4,12207 -0,09764 0,00195 -0,04792 0,00468 0,04792 Cari Lagi + 0,071%
11 4,12207 4,12500 4,12354 -0,04792 0,00195 -0,02300 0,00110 0,02300 Cari Lagi + 0,036%
12 4,12354 4,12500 4,12427 -0,02300 0,00195 -0,01053 0,00024 0,01053 Cari Lagi + 0,018%
13 4,12427 4,12500 4,12463 -0,01053 0,00195 -0,00429 0,00005 0,00429 Cari Lagi + 0,009%
14 4,12463 4,12500 4,12482 -0,00429 0,00195 -0,00117 0,00001 0,00117 Cari Lagi + 0,004%
Iterasi
-
15 4,12482 4,12500 4,12491 -0,00117 0,00195 0,00039 0,00000 0,00039 Berhenti 0,002%

Iterasi berhenti pada iterasi ke-15. Didapat akar persamaannya adalah 4,12482.

b. Metode Interpolasi Linear


Xi =3
Xi+1 = 6
Metode Interpolasi Linear
Iterasi Xi Xi + 1 X* f(Xi) f(Xi+1) f(X*) f(Xi).f(x*) [f(x)] Penentu Tanda Error (%)

1 3,00000 6,00000 3,38462 -10,00000 68,00000 -8,43423 84,34228 8,43423 Cari Lagi + 12,821%
2 3,38462 6,00000 3,67321 -8,43423 68,00000 -6,08238 51,30020 6,08238 Cari Lagi + 8,527%
3 3,67321 6,00000 3,86425 -6,08238 68,00000 -3,89134 23,66860 3,89134 Cari Lagi + 5,201%
4 3,86425 6,00000 3,97985 -3,89134 68,00000 -2,29896 8,94604 2,29896 Cari Lagi + 2,992%
5 3,97985 6,00000 4,04592 -2,29896 68,00000 -1,29427 2,97549 1,29427 Cari Lagi + 1,660%
6 4,04592 6,00000 4,08242 -1,29427 68,00000 -0,70887 0,91747 0,70887 Cari Lagi + 0,902%
7 4,08242 6,00000 4,10220 -0,70887 68,00000 -0,38239 0,27106 0,38239 Cari Lagi + 0,485%
8 4,10220 6,00000 4,11281 -0,38239 68,00000 -0,20458 0,07823 0,20458 Cari Lagi + 0,259%
9 4,11281 6,00000 4,11847 -0,20458 68,00000 -0,10897 0,02229 0,10897 Cari Lagi + 0,138%
10 4,11847 6,00000 4,12148 -0,10897 68,00000 -0,05791 0,00631 0,05791 Cari Lagi + 0,073%
11 4,12148 6,00000 4,12308 -0,05791 68,00000 -0,03073 0,00178 0,03073 Cari Lagi + 0,039%
12 4,12308 6,00000 4,12393 -0,03073 68,00000 -0,01630 0,00050 0,01630 Cari Lagi + 0,021%
13 4,12393 6,00000 4,12438 -0,01630 68,00000 -0,00864 0,00014 0,00864 Cari Lagi + 0,011%
14 4,12438 6,00000 4,12462 -0,00864 68,00000 -0,00458 0,00004 0,00458 Cari Lagi + 0,006%
15 4,12462 6,00000 4,12474 -0,00458 68,00000 -0,00243 0,00001 0,00243 Cari Lagi + 0,003%
16 4,12474 6,00000 4,12481 -0,00243 68,00000 -0,00129 0,00000 0,00129 Cari Lagi + 0,002%
17 4,12481 6,00000 4,12485 -0,00129 68,00000 -0,00068 0,00000 0,00068 Cari Lagi + 0,001%
Iterasi
+
18 4,12485 6,00000 4,12486 -0,00068 68,00000 -0,00036 0,00000 0,00036 Berhenti 0,000%
Iterasi berhenti pada iterasi ke-18. Didapat akar persamaannya adalah
4,12485.

c. Metode Newton-Raphson
X1 = 3
Metode Newton - Rapshon
Iterasi X1 f (x1) f' (x1) x2 f (x2) [f (x2)] Penentu Error (%)

1 3,00000 -10,00000 2,00000 8,00000 250,00000 250,00000 Cari Lagi 63%


2 8,00000 250,00000 127,00000 6,03150 69,87219 69,87219 Cari Lagi 33%
3 6,03150 69,87219 59,88487 4,86472 17,59933 17,59933 Cari Lagi 24%
4 4,86472 17,59933 31,07876 4,29844 3,21569 3,21569 Cari Lagi 13%
5 4,29844 3,21569 20,04222 4,13799 0,22486 0,22486 Cari Lagi 4%
6 4,13799 0,22486 17,26502 4,12497 0,00143 0,00143 Cari Lagi 0%
Iterasi
7 4,12497 0,00143 17,04636 4,12489 0,00000 0,00000 Berakhir 0%
Iterasi berhenti pada iterasi ke-7. Didapat akar persamaannya adalah 4,12497.

2. Tentukan akar persamaan dari persamaan berikut ini dengan metode


bisection, interpolasi linear, dan newton-raphson. Galat = 0,0004
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 − 6𝑥 2 − 4𝑥 + 2

Penyelesaian:
a. Metode Bisection
Xn = -3
Xn+1 = 2
Metode Bitsection
Iterasi Xn Xn+1 Xt f(Xn) f(Xn+1) f(Xt) f(xn).f(xt) [f(x)] Penentu Tanda Error (%)

1 -3,00000 2,00000 -0,50000 -67,00000 -22,00000 2,37500 -159,12500 2,37500 Cari Lagi - 83,333%
2 -3,00000 -0,50000 -1,75000 -67,00000 2,37500 -14,73438 987,20313 14,73438 Cari Lagi + 41,667%
3 -1,75000 -0,50000 -1,12500 -14,73438 2,37500 -2,51758 37,09494 2,51758 Cari Lagi + 35,714%
4 -1,12500 -0,50000 -0,81250 -2,51758 2,37500 0,75269 -1,89494 0,75269 Cari Lagi - 27,778%
5 -1,12500 -0,81250 -0,96875 -2,51758 0,75269 -0,66501 1,67421 0,66501 Cari Lagi + 13,889%
6 -0,96875 -0,81250 -0,89063 -0,66501 0,75269 0,09677 -0,06435 0,09677 Cari Lagi - 8,065%
7 -0,96875 -0,89063 -0,92969 -0,66501 0,09677 -0,27071 0,18002 0,27071 Cari Lagi + 4,032%
8 -0,92969 -0,89063 -0,91016 -0,27071 0,09677 -0,08364 0,02264 0,08364 Cari Lagi + 2,101%
9 -0,91016 -0,89063 -0,90039 -0,08364 0,09677 0,00739 -0,00062 0,00739 Cari Lagi - 1,073%
10 -0,91016 -0,90039 -0,90527 -0,08364 0,00739 -0,03792 0,00317 0,03792 Cari Lagi + 0,536%
11 -0,90527 -0,90039 -0,90283 -0,03792 0,00739 -0,01521 0,00058 0,01521 Cari Lagi + 0,270%
12 -0,90283 -0,90039 -0,90161 -0,01521 0,00739 -0,00390 0,00006 0,00390 Cari Lagi + 0,135%
13 -0,90161 -0,90039 -0,90100 -0,00390 0,00739 0,00175 -0,00001 0,00175 Cari Lagi - 0,068%
14 -0,90161 -0,90100 -0,90131 -0,00390 0,00175 -0,00107 0,00000 0,00107 Cari Lagi + 0,034%
Iterasi
-
15 -0,90131 -0,90100 -0,90115 -0,00107 0,00175 0,00034 0,00000 0,00034 Berhenti 0,017%
Iterasi berhenti pada iterasi ke-15. Didapat akar persamaannya adalah -0,90131.

b. Metode Interpolasi Linear


Xi =2
Xi+1 = 3
Metode Interpolasi Linear
Iterasi Xi Xi + 1 X* f(Xi) f(Xi+1) f(X*) f(Xi).f(x*) [f(x)] Penentu Tanda Error (%)

1 2,00000 3,00000 0,53333 -22,00000 -37,00000 -1,68830 37,14252 1,68830 Cari Lagi + 73,333%
2 0,53333 3,00000 0,41540 -1,68830 -37,00000 -0,62525 1,05561 0,62525 Cari Lagi + 22,113%
3 0,41540 3,00000 0,37097 -0,62525 -37,00000 -0,25855 0,16166 0,25855 Cari Lagi + 10,695%
4 0,37097 3,00000 0,35247 -0,25855 -37,00000 -0,11151 0,02883 0,11151 Cari Lagi + 4,987%
5 0,35247 3,00000 0,34447 -0,11151 -37,00000 -0,04895 0,00546 0,04895 Cari Lagi + 2,271%
6 0,34447 3,00000 0,34095 -0,04895 -37,00000 -0,02165 0,00106 0,02165 Cari Lagi + 1,021%
7 0,34095 3,00000 0,33939 -0,02165 -37,00000 -0,00961 0,00021 0,00961 Cari Lagi + 0,457%
8 0,33939 3,00000 0,33870 -0,00961 -37,00000 -0,00427 0,00004 0,00427 Cari Lagi + 0,204%
9 0,33870 3,00000 0,33840 -0,00427 -37,00000 -0,00190 0,00001 0,00190 Cari Lagi + 0,091%
10 0,33840 3,00000 0,33826 -0,00190 -37,00000 -0,00084 0,00000 0,00084 Cari Lagi + 0,040%
Iterasi
11 0,33826 3,00000 0,33820 -0,00084 -37,00000 -0,00038 0,00000 0,00038 Berhenti + 0,018%
Iterasi +
12 0,33820 3,00000 0,33817 -0,00038 -37,00000 -0,00017 0,00000 0,00017 Berhenti 0,008%
Iterasi berhenti pada iterasi ke-12. Didapat akar persamaannya adalah 0,33820.

c. Metode Newton-Raphson
X1 = -3

Metode Newton - Rapshon


Iterasi X1 f (x1) f' (x1) x2 f (x2) [f (x2)] Penentu Error (%)

1 -3,00000 -67,00000 59,00000 -1,86441 -17,87915 17,87915 Cari Lagi 61%


2 -1,86441 -17,87915 28,80092 -1,24362 -4,22848 4,22848 Cari Lagi 50%
3 -1,24362 -4,22848 15,56327 -0,97193 -0,69826 0,69826 Cari Lagi 28%
4 -0,97193 -0,69826 10,49704 -0,90541 -0,03916 0,03916 Cari Lagi 7%
Iterasi
5 -0,90541 -0,03916 9,32416 -0,90121 -0,00015 0,00015 Berakhir 0%
Iterasi berhenti pada iterasi ke-5. Didapat akar persamaannya adalah -0,90541.
3. Tentukan akar persamaan dari persamaan berikut ini dengan metode
bisection, interpolasi linear, dan newton-raphson. Galat = 0,0004
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 − 2𝑥 2 − 𝑥 + 4

Penyelesaian:
a. Metode Bisection
Xn = -3
Xn+1 = 2
Metode Bitsection
Iterasi Xn Xn+1 Xt f(Xn) f(Xn+1) f(Xt) f(xn).f(xt) [f(x)] Penentu Tanda Error (%)

1 -3,00000 2,00000 -0,50000 -38,00000 2,00000 3,87500 -147,25000 3,87500 Cari Lagi - 83,333%
2 -3,00000 -0,50000 -1,75000 -38,00000 3,87500 -5,73438 217,90625 5,73438 Cari Lagi + 41,667%
3 -1,75000 -0,50000 -1,12500 -5,73438 3,87500 1,16992 -6,70877 1,16992 Cari Lagi - 35,714%
4 -1,75000 -1,12500 -1,43750 -5,73438 1,16992 -1,66577 9,55216 1,66577 Cari Lagi + 17,857%
5 -1,43750 -1,12500 -1,28125 -1,66577 1,16992 -0,10526 0,17533 0,10526 Cari Lagi + 10,870%
6 -1,28125 -1,12500 -1,20313 -0,10526 1,16992 0,56657 -0,05963 0,56657 Cari Lagi - 6,098%
7 -1,28125 -1,20313 -1,24219 -0,10526 0,56657 0,23940 -0,02520 0,23940 Cari Lagi - 3,049%
8 -1,28125 -1,24219 -1,26172 -0,10526 0,23940 0,06928 -0,00729 0,06928 Cari Lagi - 1,524%
9 -1,28125 -1,26172 -1,27148 -0,10526 0,06928 -0,01743 0,00184 0,01743 Cari Lagi + 0,762%
10 -1,27148 -1,26172 -1,26660 -0,01743 0,06928 0,02606 -0,00045 0,02606 Cari Lagi - 0,384%
11 -1,27148 -1,26660 -1,26904 -0,01743 0,02606 0,00435 -0,00008 0,00435 Cari Lagi - 0,192%
12 -1,27148 -1,26904 -1,27026 -0,01743 0,00435 -0,00654 0,00011 0,00654 Cari Lagi + 0,096%
13 -1,27026 -1,26904 -1,26965 -0,00654 0,00435 -0,00109 0,00001 0,00109 Cari Lagi + 0,048%
14 -1,26965 -1,26904 -1,26935 -0,00109 0,00435 0,00163 0,00000 0,00163 Cari Lagi - 0,024%
Iterasi
-
15 -1,26965 -1,26935 -1,26950 -0,00109 0,00163 0,00027 0,00000 0,00027 Berhenti 0,012%

Iterasi berhenti pada iterasi ke-15. Didapat akar persamaannya adalah -1,26965.
b. Metode Interpolasi Linear
Xi =2
Xi+1 = 3
Metode Interpolasi Linear
Iterasi Xi Xi + 1 X* f(Xi) f(Xi+1) f(X*) f(Xi).f(x*) [f(x)] Penentu Tanda Error (%)

1 2,00000 3,00000 1,75000 2,00000 10,00000 1,48438 2,96875 1,48438 Cari Lagi + 12,500%
2 1,75000 3,00000 1,53211 1,48438 10,00000 1,36958 2,03298 1,36958 Cari Lagi + 12,451%
3 1,53211 3,00000 1,29917 1,36958 10,00000 1,51794 2,07895 1,51794 Cari Lagi + 15,204%
4 1,29917 3,00000 0,99479 1,51794 10,00000 2,01045 3,05175 2,01045 Cari Lagi + 23,429%
5 0,99479 3,00000 0,49020 2,01045 10,00000 3,14699 6,32688 3,14699 Cari Lagi + 50,723%
6 0,49020 3,00000 -0,66233 3,14699 10,00000 3,49443 10,99693 3,49443 Cari Lagi + 235,112%
7 -0,66233 3,00000 -2,62952 3,49443 10,00000 -25,38076 -88,69118 25,38076 Cari Lagi - 297,013%
8 -0,66233 -2,62952 -0,90039 3,49443 -25,38076 2,54902 8,90736 2,54902 Cari Lagi + 35,944%
9 -0,90039 -2,62952 -1,05820 2,54902 -25,38076 1,63365 4,16420 1,63365 Cari Lagi + 17,527%
10 -1,05820 -2,62952 -1,15323 1,63365 -25,38076 0,95966 1,56775 0,95966 Cari Lagi + 8,980%
11 -1,15323 -2,62952 -1,20701 0,95966 -25,38076 0,53479 0,51322 0,53479 Cari Lagi + 4,664%
12 -1,20701 -2,62952 -1,23637 0,53479 -25,38076 0,28925 0,15469 0,28925 Cari Lagi + 2,432%
13 -1,23637 -2,62952 -1,25206 0,28925 -25,38076 0,15392 0,04452 0,15392 Cari Lagi + 1,270%
14 -1,25206 -2,62952 -1,26037 0,15392 -25,38076 0,08119 0,01250 0,08119 Cari Lagi + 0,663%
15 -1,26037 -2,62952 -1,26473 0,08119 -25,38076 0,04263 0,00346 0,04263 Cari Lagi + 0,346%
16 -1,26473 -2,62952 -1,26702 0,04263 -25,38076 0,02233 0,00095 0,02233 Cari Lagi + 0,181%
17 -1,26702 -2,62952 -1,26822 0,02233 -25,38076 0,01168 0,00026 0,01168 Cari Lagi + 0,095%
18 -1,26822 -2,62952 -1,26885 0,01168 -25,38076 0,00611 0,00007 0,00611 Cari Lagi + 0,049%
19 -1,26885 -2,62952 -1,26917 0,00611 -25,38076 0,00319 0,00002 0,00319 Cari Lagi + 0,026%
20 -1,26917 -2,62952 -1,26934 0,00319 -25,38076 0,00167 0,00001 0,00167 Cari Lagi + 0,013%
21 -1,26934 -2,62952 -1,26943 0,00167 -25,38076 0,00087 0,00000 0,00087 Cari Lagi + 0,007%
22 -1,26943 -2,62952 -1,26948 0,00087 -25,38076 0,00046 0,00000 0,00046 Cari Lagi + 0,004%

Iterasi +
23 -1,26948 -2,62952 -1,26950 0,00046 -25,38076 0,00024 0,00000 0,00024 Berhenti 0,002%

Iterasi berhenti pada iterasi ke-23. Didapat akar persamaannya adalah -1,26948.
c. Metode Newton-Raphson
X1 =3

Metode Newton - Rapshon


Iterasi X1 f (x1) f' (x1) x2 f (x2) [f (x2)] Penentu Error (%)

1 -3,00000 -38,00000 38,00000 -2,00000 -10,00000 10,00000 Cari Lagi 50%


2 -2,00000 -10,00000 19,00000 -1,47368 -2,07027 2,07027 Cari Lagi 36%
3 -1,47368 -2,07027 11,40997 -1,29224 -0,20542 0,20542 Cari Lagi 14%
4 -1,29224 -0,20542 9,17861 -1,26986 -0,00293 0,00293 Cari Lagi 2%
Iterasi
5 -1,26986 -0,00293 8,91707 -1,26953 0,00000 0,00000 Berakhir 0%

Iterasi berhenti pada iterasi ke-5. Didapat akar persamaannya adalah -1,26986.

4. Tentukan akar persamaan dari persamaan berikut ini dengan metode


bisection, interpolasi linear, dan newton-raphson. Galat = 0,0004
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 − 𝑥 2 − 2𝑥 + 2

Penyelesaian:
a. Metode Bisection
Xn = -3
Xn+1 = 2
Metode Bitsection
Iterasi Xn Xn+1 Xt f(Xn) f(Xn+1) f(Xt) f(xn).f(xt) [f(x)] Penentu Tanda Error (%)

1 -3,00000 2,00000 -0,50000 -28,00000 2,00000 2,62500 -73,50000 2,62500 Cari Lagi - 83,333%
2 -3,00000 -0,50000 -1,75000 -28,00000 2,62500 -2,92188 81,81250 2,92188 Cari Lagi + 41,667%
3 -1,75000 -0,50000 -1,12500 -2,92188 2,62500 1,56055 -4,55972 1,56055 Cari Lagi - 35,714%
4 -1,75000 -1,12500 -1,43750 -2,92188 1,56055 -0,16187 0,47295 0,16187 Cari Lagi + 17,857%
5 -1,43750 -1,12500 -1,28125 -0,16187 1,56055 0,81760 -0,13234 0,81760 Cari Lagi - 10,870%
6 -1,43750 -1,28125 -1,35938 -0,16187 0,81760 0,35886 -0,05809 0,35886 Cari Lagi - 5,435%
7 -1,43750 -1,35938 -1,39844 -0,16187 0,35886 0,10642 -0,01723 0,10642 Cari Lagi - 2,717%
8 -1,43750 -1,39844 -1,41797 -0,16187 0,10642 -0,02572 0,00416 0,02572 Cari Lagi + 1,359%
9 -1,41797 -1,39844 -1,40820 -0,02572 0,10642 0,04085 -0,00105 0,04085 Cari Lagi - 0,689%
10 -1,41797 -1,40820 -1,41309 -0,02572 0,04085 0,00769 -0,00020 0,00769 Cari Lagi - 0,344%
11 -1,41797 -1,41309 -1,41553 -0,02572 0,00769 -0,00898 0,00023 0,00898 Cari Lagi + 0,172%
12 -1,41553 -1,41309 -1,41431 -0,00898 0,00769 -0,00064 0,00001 0,00064 Cari Lagi + 0,086%
13 -1,41431 -1,41309 -1,41370 -0,00064 0,00769 0,00353 0,00000 0,00353 Cari Lagi - 0,043%
14 -1,41431 -1,41370 -1,41400 -0,00064 0,00353 0,00145 0,00000 0,00145 Cari Lagi - 0,022%
15 -1,41431 -1,41400 -1,41415 -0,00064 0,00145 0,00041 0,00000 0,00041 Cari Lagi - 0,011%
Iterasi
+
16 -1,41431 -1,41415 -1,41423 -0,00064 0,00041 -0,00011 0,00000 0,00011 Berhenti 0,005%
Iterasi berhenti pada iterasi ke-16. Didapat akar persamaannya adalah -1,41431.

b. Metode Interpolasi Linear


X =2
Xi+1 = 3
Metode Interpolasi Linear
Iterasi Xi Xi + 1 X* f(Xi) f(Xi+1) f(X*) f(Xi).f(x*) [f(x)] Penentu Tanda Error (%)

1 2,00000 3,00000 1,83333 2,00000 14,00000 1,13426 2,26852 1,13426 Cari Lagi + 8,333%
2 1,83333 3,00000 1,73048 1,13426 14,00000 0,72650 0,82404 0,72650 Cari Lagi + 5,610%
3 1,73048 3,00000 1,66099 0,72650 14,00000 0,50163 0,36443 0,50163 Cari Lagi + 4,015%
4 1,66099 3,00000 1,61123 0,50163 14,00000 0,36434 0,18276 0,36434 Cari Lagi + 2,996%
5 1,61123 3,00000 1,57413 0,36434 14,00000 0,27436 0,09996 0,27436 Cari Lagi + 2,303%
6 1,57413 3,00000 1,54562 0,27436 14,00000 0,21222 0,05823 0,21222 Cari Lagi + 1,811%
7 1,54562 3,00000 1,52324 0,21222 14,00000 0,16757 0,03556 0,16757 Cari Lagi + 1,448%
8 1,52324 3,00000 1,50535 0,16757 14,00000 0,13446 0,02253 0,13446 Cari Lagi + 1,174%
9 1,50535 3,00000 1,49085 0,13446 14,00000 0,10929 0,01469 0,10929 Cari Lagi + 0,963%
10 1,49085 3,00000 1,47898 0,10929 14,00000 0,08975 0,00981 0,08975 Cari Lagi + 0,796%
11 1,47898 3,00000 1,46917 0,08975 14,00000 0,07434 0,00667 0,07434 Cari Lagi + 0,664%
12 1,46917 3,00000 1,46099 0,07434 14,00000 0,06201 0,00461 0,06201 Cari Lagi + 0,556%
13 1,46099 3,00000 1,45415 0,06201 14,00000 0,05202 0,00323 0,05202 Cari Lagi + 0,469%
14 1,45415 3,00000 1,44838 0,05202 14,00000 0,04386 0,00228 0,04386 Cari Lagi + 0,396%
15 1,44838 3,00000 1,44351 0,04386 14,00000 0,03713 0,00163 0,03713 Cari Lagi + 0,337%
16 1,44351 3,00000 1,43937 0,03713 14,00000 0,03154 0,00117 0,03154 Cari Lagi + 0,287%
17 1,43937 3,00000 1,43584 0,03154 14,00000 0,02687 0,00085 0,02687 Cari Lagi + 0,245%
18 1,43584 3,00000 1,43284 0,02687 14,00000 0,02295 0,00062 0,02295 Cari Lagi + 0,209%
19 1,43284 3,00000 1,43026 0,02295 14,00000 0,01964 0,00045 0,01964 Cari Lagi + 0,180%
20 1,43026 3,00000 1,42806 0,01964 14,00000 0,01684 0,00033 0,01684 Cari Lagi + 0,154%
21 1,42806 3,00000 1,42616 0,01684 14,00000 0,01447 0,00024 0,01447 Cari Lagi + 0,133%
22 1,42616 3,00000 1,42454 0,01447 14,00000 0,01244 0,00018 0,01244 Cari Lagi + 0,114%
23 1,42454 3,00000 1,42314 0,01244 14,00000 0,01071 0,00013 0,01071 Cari Lagi + 0,098%
24 1,42314 3,00000 1,42193 0,01071 14,00000 0,00923 0,00010 0,00923 Cari Lagi + 0,085%
25 1,42193 3,00000 1,42089 0,00923 14,00000 0,00796 0,00007 0,00796 Cari Lagi + 0,073%
26 1,42089 3,00000 1,41999 0,00796 14,00000 0,00687 0,00005 0,00687 Cari Lagi + 0,063%
27 1,41999 3,00000 1,41921 0,00687 14,00000 0,00594 0,00004 0,00594 Cari Lagi + 0,055%
28 1,41921 3,00000 1,41854 0,00594 14,00000 0,00513 0,00003 0,00513 Cari Lagi + 0,047%
29 1,41854 3,00000 1,41796 0,00513 14,00000 0,00444 0,00002 0,00444 Cari Lagi + 0,041%
30 1,41796 3,00000 1,41746 0,00444 14,00000 0,00384 0,00002 0,00384 Cari Lagi + 0,035%
31 1,41746 3,00000 1,41703 0,00384 14,00000 0,00332 0,00001 0,00332 Cari Lagi + 0,031%
32 1,41703 3,00000 1,41665 0,00332 14,00000 0,00287 0,00001 0,00287 Cari Lagi + 0,027%
33 1,41665 3,00000 1,41633 0,00287 14,00000 0,00249 0,00001 0,00249 Cari Lagi + 0,023%
34 1,41633 3,00000 1,41604 0,00249 14,00000 0,00216 0,00001 0,00216 Cari Lagi + 0,020%
35 1,41604 3,00000 1,41580 0,00216 14,00000 0,00187 0,00000 0,00187 Cari Lagi + 0,017%
36 1,41580 3,00000 1,41559 0,00187 14,00000 0,00162 0,00000 0,00162 Cari Lagi + 0,015%
37 1,41559 3,00000 1,41541 0,00162 14,00000 0,00140 0,00000 0,00140 Cari Lagi + 0,013%
38 1,41541 3,00000 1,41525 0,00140 14,00000 0,00121 0,00000 0,00121 Cari Lagi + 0,011%
39 1,41525 3,00000 1,41511 0,00121 14,00000 0,00105 0,00000 0,00105 Cari Lagi + 0,010%
40 1,41511 3,00000 1,41499 0,00105 14,00000 0,00091 0,00000 0,00091 Cari Lagi + 0,008%
41 1,41499 3,00000 1,41489 0,00091 14,00000 0,00079 0,00000 0,00079 Cari Lagi + 0,007%
42 1,41489 3,00000 1,41480 0,00079 14,00000 0,00069 0,00000 0,00069 Cari Lagi + 0,006%
43 1,41480 3,00000 1,41472 0,00069 14,00000 0,00059 0,00000 0,00059 Cari Lagi + 0,005%
35 1,41604 3,00000 1,41580 0,00216 14,00000 0,00187 0,00000 0,00187 Cari Lagi + 0,017%
36 1,41580 3,00000 1,41559 0,00187 14,00000 0,00162 0,00000 0,00162 Cari Lagi + 0,015%
37 1,41559 3,00000 1,41541 0,00162 14,00000 0,00140 0,00000 0,00140 Cari Lagi + 0,013%
38 1,41541 3,00000 1,41525 0,00140 14,00000 0,00121 0,00000 0,00121 Cari Lagi + 0,011%
39 1,41525 3,00000 1,41511 0,00121 14,00000 0,00105 0,00000 0,00105 Cari Lagi + 0,010%
40 1,41511 3,00000 1,41499 0,00105 14,00000 0,00091 0,00000 0,00091 Cari Lagi + 0,008%
41 1,41499 3,00000 1,41489 0,00091 14,00000 0,00079 0,00000 0,00079 Cari Lagi + 0,007%
42 1,41489 3,00000 1,41480 0,00079 14,00000 0,00069 0,00000 0,00069 Cari Lagi + 0,006%
43 1,41480 3,00000 1,41472 0,00069 14,00000 0,00059 0,00000 0,00059 Cari Lagi + 0,005%
44 1,41472 3,00000 1,41465 0,00059 14,00000 0,00052 0,00000 0,00052 Cari Lagi + 0,005%
45 1,41465 3,00000 1,41459 0,00052 14,00000 0,00045 0,00000 0,00045 Cari Lagi + 0,004%

Iterasi +
46 1,41459 3,00000 1,41454 0,00045 14,00000 0,00039 0,00000 0,00039 Berhenti 0,004%

Iterasi berhenti pada iterasi ke-46. Didapat akar persamaannya adalah 1,41459.

c. Metode Newton-Raphson
X1 = -3

Metode Newton - Rapshon


Iterasi X1 f (x1) f' (x1) x2 f (x2) [f (x2)] Penentu Error (%)

1 -3,00000 -28,00000 31,00000 -2,09677 -7,42130 7,42130 Cari Lagi 43%


2 -2,09677 -7,42130 15,38293 -1,61434 -1,58451 1,58451 Cari Lagi 30%
3 -1,61434 -1,58451 9,04692 -1,43919 -0,17386 0,17386 Cari Lagi 12%
4 -1,43919 -0,17386 7,09222 -1,41468 -0,00318 0,00318 Cari Lagi 2%
Iterasi
5 -1,41468 -0,00318 6,83331 -1,41421 0,00000 0,00000 Berakhir 0%

Iterasi berhenti pada iterasi ke-5. Didapat akar persamaannya adalah -1,41468.
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KARYASISWA PUPR ANGKATAN 2022

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG


PADA STRUKTUR PILAR PROYEK PENGGANTIAN
JEMBATAN SUNGAI RAHABANGGA
SULAWESI TENGGARA

Disusun Oleh:
TRY SUNANDA FATHANAH
BAB 1. PENDAHULUAN
Pentingnya peran infrastruktur dalam membangun
dan meningkatkan perekonomian guna LATAR
tercapainya kesejahteraan masyarakat yang BELAKANG
merata.

Pada tahun 2019 terjadi bencana alam banjir


bandang di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi
Tenggara mengakibatkan struktur Jembatan
Sungai Rahabangga menjadi miring dan oprit
terputus.

Proyek Penggantian Jembatan Sungai


Rahabangga sebagai bentuk upaya
mempertahankan dan meningkatkan
perekonomian di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pondasi merupakan struktur yang sangat penting


pada sebuah jembatan, untuk itu perlu
perhitungan perencanaan yang detail dan kontrol
pada pelaksanaannya.
Bagaimana daya dukung pondasi tiang
pancang pada struktur pilar Jembatan Sungai
Rahabangga dengan analisis menggunakan RUMUSAN
metode analitik statik dan dinamis MASALAH
berdasarkan data SPT, parameter tanah hasil
laboratorium, dan grafik kalendering?

Berapa besar penurunan yang terjadi pada pondasi


Jembatan Sungai Rahabangga?

Bagaimana daya dukung grup tiang


pancang pada struktur pilar
Jembatan Sungai Rahabangga?

Bagaimana perbandingkan daya dukung dan


penurunan pondasi tiang pancang dari hasil penelitian
menggunakan beberapa metode?
1. Data tanah pada penelitian ini adalah data BATASAN
tanah pada proyek penggantian Jembatan MASALAH
Sungai Rahabangga yang pengambilan
sampelnya dilakukan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi PT. Brantas Abipraya (Persero).
2. Perhitungan didasarkan atas data SPT dan
parameter tanah hasil laboratorium serta grafik
kalendering yang ada.
3. Perhitungan daya dukung tiang pancang hanya
dilakukan pada pondasi struktur pilar 1 pada
lokasi Jembatan Sungai Rahabangga.
4. Penelitian ini tidak membahas pembebanan
pada struktur atas, data pembebanan diperoleh
dari perhitungan pembebanan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi PT. Brantas Abipraya (Persero).
1. Menganalisis daya dukung aksial dan horizontal TUJUAN
pondasi tiang pancang pada struktur pilar PENELITIAN
Jembatan Sungai Rahabangga dengan metode
analitik statik dan dinamis berdasarkan data SPT,
parameter tanah hasil laboratorium, dan grafik
kalendering.
2. Menghitung penurunan yang terjadi pada
pondasi Jembatan Sungai Rahabangga.
3. Menganalisis daya dukung grup tiang pancang
pada struktur pilar Jembatan Sungai
Rahabangga.
4. Membandingkan hasil perhitungan daya dukung
dan penurunan pondasi tiang pancang dari
beberapa metode
TEORITIS:
MANFAAT
menambah wawasan dan PENELITIAN
pengetahuan serta digunakan
sebagai refrensi atau contoh
dalam penulisan ilmiah dan
perkuliahan
PRAKTIS:
1. Menjadi refrensi ataupun sebuah
pengalaman bagi penulis untuk
diimplementasikan di lapangan

2. Menjadi pertimbangan dan pembanding


untuk pelaksanaan pekerjaan yang
sejenis selanjutnya di kemudian hari
BAB 2. LANDASAN TEORI
PONDASI DANGKAL:
PONDASI DALAM:
1. Pondasi menerus
1. Pondasi sumuran JENIS PONDASI
2. Pondasi telapak
2. Pondasi tiang
3. Pondasi rakit

TIANG PANCANG:
1. Tiang pancang kayu
2. Tiang pancang beton
3. Tiang pancang baja
TIANG PANCANG BETON:
1. Precast reinforced concrete pile
2. Precast Prestressed Concrete Pile
3. Cast in place pile
Metode Meyerhof 1956
Dengan Data SPT KAPASITAS
DAYA DUKUNG
End bearing TIANG
Qp = 40 . Nspt . Ap (tanah non kohesif) PANCANG
Qp = 9 × Cu × Ap (tanah kohesif)

Ap = Luas penampang tiang pancang , m2.


Nspt = Nilai Nspt pada elevasi dasar tiang, KN/m2.
Qp = Daya dukung ujung tiang, ton.
Cu = Undrained shear strength Skin friction
Qs = 0.2 × Nspt × p × Li (tanah non kohesif)
Qs = ᾳ × Cu × p × Li (tanah kohesif)

Li = Panjang lapisan tanah, m.


p = Keliling tiang, m.
Qs = Daya dukung selimut tiang, ton.
Nspt = Nilai Nspt pada elevasi dasar tiang, KN/m2
α = Faktor adhesi.
Cu = Kohesi tanah, ton/m2
Metode Decourt (1982) KAPASITAS
DAYA DUKUNG
End bearing TIANG
Qp = Np × K × Ap PANCANG

Ap = Luas penampang tiang pancang , m2.


Np = Nilai rata-rata ketiga nilai Nspt pada ujung tiang, KN/m2.
Qp = Daya dukung ujung tiang, ton.
K = Koefisien tanah untuk metode Decourt

Skin friction
Qs = (Ns / 3 + 1) × As

Ns = Nilai rata-rata Nspt sepanjang tiang.


As = Luas selimut tiang sepanjang tiang tertanam, m².
Qs = Daya dukung selimut tiang, ton.
Metode Janbu
KAPASITAS
Dengan Data Lab DAYA DUKUNG
End bearing TIANG
Qp = Ab × (cu × Nc* × σ’ × Nq*) PANCANG

Qp = Tahanan ujung per satuan luas, ton.


Ab = Luas penampang tiang pancang , m2.
cu = Undrained cohesion, ton/m2.
σ‘ = Tegangan efektif vertikal , ton/m2. Skin friction (Meyerhof, 1967)
Nc*,Nq* = Faktor daya dukung tanah, untuk pondasi dalam Qs = f i. Li . P (tanah non kohesif)

Daya dukung tiang kelompok fi = Tahanan satuan skin friction, ton/m2.


Li = Panjang lapisan tanah, m.
(Hardiyatmo, 2008) p = Keliling tiang, m.
Qs = Daya dukung selimut tiang, ton
Qg = η × n × Qa

Qg = daya dukung kelompok tiang (ton)


Qa = daya dukung satu tiang (ton)
η = efisiensi kelompok tiang
n = banyaknya tiang
Penurunan Tiang Tunggal PENURUNAN
S = Ss + Sp + Sps TIANG

S = Penurunan total pondasi tiang


Ss = Penurunan akibat deformasi axial tiang tunggal
Sp = Penurunan akibat beban pada ujung tiang
Sps = Penurunan akibat beban pada sepanjang tiang

Penurunan Tiang Kelompok


Bg
Sg = S √ D

Sg = penurunan pondasi kelompok tiang


S = penurunan pondasi tiang tunggal
𝐵𝑔 = lebar kelompok tiang
D = diameter tiang tunggal
BAB 3. METODE PENELITIAN
LOKASI
PENELITIAN

Lokasi penelitian berada pada


Proyek Penggantian Jembatan
Sungai Rahabangga yang berlokasi
di Jalan Poros Kendari – Kolaka
kabupaten Konawe
METODE
Data Primer PENGUMPULAN
1. Lokasi Proyek DATA
2. Observasi lapangan
3. Data umum lainnya

Data Sekunder
1. Data hasil SPT
2. Data hasil laboratorium pemeriksaan tanah
3. Data kalendering
4. Gambar rencana dan gambar pelaksanaan
5. Data pembebanan
BAGAN ALIR
1. Tahap pertama, mulai melakukan survey PENELITIAN
untuk lokasi penelitian

2. Tahap ke dua, mengumpulkan data-data


berupa data primer dan data sekunder
untuk pelaksanaan pekerjaan Proyek
Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga

3. Tahap ke tiga, menghitung daya dukung


tiang pancang berdasarkan data SPT, data
hasil laboratorium, dan data kalendering

4. Tahap ke empat, Menghitung penurunan


pondasi tiang tunggal dan kelompok

5. Tahap ke lima, membuat kesimpulan


penelitian analisis pondasi tiang pancang
proyek penggantian jembatan Sungai
Rahabangga
JADWAL
RENCANA
PENELITIAN
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KARYASISWA PUPR ANGKATAN 2022

TERIMA KASIH
TUGAS 3
MEKANIKA STATIS TAK TENTU

Nama : Try Sunanda Fathanah


NIM :-
Kelas : Karya Siswa PUPR Angkatan 2022

Soal
1. Hitung reaksi perletakan dengan metode cross
2. Gambar bidang momen dan lintang Ket. :
satuan jarak = meter (m)
6t 5 t/m notasi arah momen

B EI C = -

2 EI EI 5 = +

A D

Penyelesaian

1. Reaksi perletakan metode cross


a. Momen Primer
Batang BC
5 t/m MBC = qL² = 5.4²
12 12
B C = 6,667 tm
EI
MCB = -6,667 tm
4
Akibat Translasi
MAB = 6.2EI.Δ = 6.2EI.Δ = 0,480 EIΔ
L² 5²
MBA = 6.2EI.Δ = 6.2EI.Δ = 0,480 EIΔ
L² 5²
MCD = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = 0,240 EIΔ
L² 5²
MDC = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = 0,240 EIΔ
L² 5²

b. Kekakuan Balok
KAB = 4EI/L = 4(2)/5 = 1,60
KBC = 4EI/L = 4/4 = 1,00
KCD = 4EI/L = 4/5 = 0,80
c. Faktor Distribusi
FDBA = 1,60 = 0,615
1 + 1,6
FDBC = 1,00 = 0,385
1 + 1,6
FDCB = 1,00 = 0,556
1 + 0,8
FDCD = 0,8 = 0,444
1 + 0,8

d. Momen Distribusi
Akibat Beban
Titik A B C D
Batang AB BA BC CB CD DC
Koef. Dist 0,615 0,385 0,556 0,444
M. Primer 6,667 -6,667
M. Dist -4,103 -2,564 3,704 2,963
M. Induksi -2,051 1,852 -1,282 1,481
M. Dist -1,140 -0,712 0,712 0,570
M. Induksi -0,570 0,356 -0,356 0,285
M. Dist -0,219 -0,137 0,198 0,158
M. Induksi -0,110 0,099 -0,068 0,079
M. Dist -0,061 -0,038 0,038 0,030
M. Induksi -0,030 0,019 -0,019 0,015
M. Dist -0,012 -0,007 0,011 0,008
M. Induksi -0,006 0,005 -0,004 0,004
M. Dist -0,003 -0,002 0,002 0,002
M. Induksi -0,002 0,001 -0,001 0,001
M. Dist -0,001 0,000 0,001 0,000
Jumlah -2,769 -5,538 5,538 -3,732 3,732 1,866

Akibat Translasi
Titik A B C D
Batang AB BA BC CB CD DC
Koef. Dist 0,615 0,385 0,556 0,444
M. Primer 0,480 0,480 0,240 0,240
M. Dist -0,295 -0,185 -0,133 -0,107
M. Induksi -0,148 -0,067 -0,092 -0,053
M. Dist 0,041 0,026 0,051 0,041
M. Induksi 0,021 0,026 0,013 0,021
M. Dist -0,016 -0,010 -0,007 -0,006
M. Induksi -0,008 -0,004 -0,005 -0,003
M. Dist 0,002 0,001 0,003 0,002
M. Induksi 0,001 0,001 0,001 0,001
M. Dist -0,001 -0,001 0,000 0,000
Jumlah 0,346 0,211 -0,211 -0,171 0,171 0,205

Momen Ujung Superposisi


MAB = -2,769 + 0,346 EIΔ
MBA = -5,538 + 0,211 EIΔ
MBC = 5,538 - 0,211 EIΔ
MCB = -3,732 - 0,171 EIΔ
MCD = 3,732 + 0,171 EIΔ
MDC = 1,866 + 0,205 EIΔ
Keseimbangan gaya horizontal
HA + HD = P
HA = MAB + MBA = (-2,769 + 0,346 EIΔ) + (-5,538 + 0,211 EIΔ)
L 5
5HA = -8,306 + 0,557 EIΔ

HD = MCD + MDC = (3,732 + 0,171 EIΔ) + (1,866 + 0,205 EIΔ)


L 5
5HD = 5,598 + 0,376 EIΔ
5P = (-8,306 + 0,557 EIΔ) + (5,598 + 0,376 EIΔ)
30 = -2,709 + 0,933 EIΔ
EIΔ = 35,049

MAB = -2,769 + 0,346 EIΔ = 9,359


MBA = -5,538 + 0,211 EIΔ = 1,865
MBC = 5,538 - 0,211 EIΔ = -1,865
MCB = -3,732 - 0,171 EIΔ = -9,710
MCD = 3,732 + 0,171 EIΔ = 9,710
MDC = 1,866 + 0,205 EIΔ = 9,066

d. Analisa Free body


Batang BC

1,865 5 t/m 9,710

B EI C

4
Reaksi akibat beban primer
RVB = 5.4/2 = 10,00 t ( )
RVC = 5.4/2 = 10,00 t ( )

Reaksi akibat momen distribusi


RVB = (1,865 + 9,710)/4 = -2,894 t ( )
RVC = 2,894 t ( )

Batang AB

RVA = 10 - 2,894
= 7,106 t ( )
B 1,865
RHA = -8,306 + 0,557 EIΔ
5
= 2,245 t ( )

A RHB = 1,865 + 9,359


9,359 5
= 2,245 t ( )
Batang CD
RVD = 10 + 2,894
9,710 = 12,894 t ( )
C
RHD = 5,598 + 0,376 EIΔ
= 5
= 3,755 t

D RHC = 9,710 + 9,066


9,066 5
= 3,755 t

2. Bidang Momen dan Lintang


Batang BC
a. Reaksi
RVB = 10 - 2,894
= 7,106 t

RVC = 10 + 2,984
= 12,894 t

b. Persamaan garis momen


Mx = 1,865 + 7,106x - 5x.0,5x
= 1,865 + 7,106x - 2,5x²
Dx = 7,106 - 5x
x = 1,421 m
Mmax = 6,915
c. Gambar bidang momen dan lintang

6t 5 t/m

B EI C

5
2 EI EI

A E

4
9,710 tm
`
1,865 tm 9,710 tm
B C
1,865 tm

6,915 tm

1,421 m

A D
9,359 tm 9,066 tm

7,106 t

B C

12,894 t

2,245 t 3,755 t
A D

B -3,755 t C

A -12,894 t
-7,106 t D
TUGAS 4
MEKANIKA STATIS TAK TENTU

Nama : Try Sunanda Fathanah


NIM : 2022062014003
Kelas : Karya Siswa PUPR Angkatan 2022

Soal
1. Hitung reaksi perletakan dengan metode cross
2. Gambar bidang momen dan lintang Ket. :
satuan jarak = meter (m)
1 t/m notasi arah momen
2 t = -
C F

EI EI 4 = +

2 t/m
4 t
B EI E

EI EI 4

A D

Penyelesaian

1. Reaksi perletakan metode cross


a. Momen Primer
Batang BE
2 t/m MBE = qL² = 2 . 5²
12 12
B EI E = -4,167 t
m
MEB = 4,167 t
5
Batang CF
1 t/m MCF = qL² = 1 . 5²
12 12
C EI F = -2,083 t
m
MFC = 2,083 t
5

Akibat Translasi Relatif CF


MBC = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ1
L² 4²
MCB = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ1
L² 4²
MEF = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ1
L² 4²
MFE = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ1
L² 4²
Akibat Translasi Relatif BE
MAB = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ2
L² 4²
MBA = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ2
L² 4²
MBC = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ2
L² 4²
MCB = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ2
L² 4²
MFE = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ2
L² 4²
MEF = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ2
L² 4²
MED = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ2
L² 4²
MDE = 6.EI.Δ = 6.EI.Δ = -0,375 EIΔ2
L² 4²

b. Kekakuan Balok
KAB = 4EI/L = 4/4 = 1,00
KBC = 4EI/L = 4/4 = 1,00
KDE = 4EI/L = 4/4 = 1,00
KEF = 4EI/L = 4/4 = 1,00
KBE = 4EI/L = 4/5 = 0,80
KCF = 4EI/L = 4/5 = 0,80

c. Faktor Distribusi
Titik B
FDBA = 1,00 0,357
=
1 + 1 + 0,8
FDBC = 1,00 0,357
=
1 + 1 + 0,8
FDBE = 0,80 0,286
=
1 + 1 + 0,8
Titik C
FDCB = 1,00 0,556
=
1 + 0,8
FDCF = 0,80 0,444
=
1 + 0,8
Titik F
FDFC = 0,80 0,444
=
0,8 + 1
FDFE = 1,00 0,556
=
0,8 + 1
Titik E
FDEF = 1,00 0,357
=
1 + 0,8 + 1
FDEB = 0,80 0,286
=
1 + 0,8 + 1
FDED = 1,00 0,357
=
1 + 0,8 + 1
d. Momen Distribusi
Akibat Beban
Titik A B C F E D
Batang AB BA BC BE CB CF FC FE EF EB ED DE
Koef. Dist 0,357 0,357 0,286 0,556 0,444 0,444 0,556 0,357 0,286 0,357
M. Primer -4,167 -2,083 2,083 4,167
M. Dist 1,488 1,488 1,190 1,157 0,926 -0,926 -1,157 -1,488 -1,190 -1,488
M. Induksi 0,744 0,579 -0,595 0,744 -0,463 0,463 -0,744 -0,579 0,595 -0,744
M. Dist 0,006 0,006 0,005 -0,156 -0,125 0,125 0,156 -0,006 -0,005 -0,006
M. Induksi 0,003 -0,078 -0,002 0,003 0,062 -0,062 -0,003 0,078 0,002 -0,003
M. Dist 0,029 0,029 0,023 -0,036 -0,029 0,029 0,036 -0,029 -0,023 -0,029
M. Induksi 0,014 -0,018 -0,011 0,014 0,015 -0,015 -0,014 0,018 0,011 -0,014
M. Dist 0,011 0,011 0,008 -0,016 -0,013 0,013 0,016 -0,011 -0,008 -0,011
M. Induksi 0,005 -0,008 -0,004 0,005 0,006 -0,006 -0,005 0,008 0,004 -0,005
M. Dist 0,004 0,004 0,004 -0,007 -0,005 0,005 0,007 -0,004 -0,004 -0,004
M. Induksi 0,002 -0,003 -0,002 0,002 0,003 -0,003 -0,002 0,003 0,002 -0,002
M. Dist 0,002 0,002 0,001 -0,003 -0,002 0,002 0,003 -0,002 -0,001 -0,002
M. Induksi 0,001 -0,001 -0,001 0,001 0,001 -0,001 -0,001 0,001 0,001 -0,001
M. Dist 0,001 0,001 0,001 -0,001 -0,001 0,001 0,001 -0,001 -0,001 -0,001
M. Induksi 0,000 -0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000
M. Dist 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 0,769 1,539 2,011 -3,550 1,709 -1,709 1,709 -1,709 -2,011 3,550 -1,539 -0,769

Akibat Translasi CF
Titik A B C F E D
Batang AB BA BC BE CB CF FC FE EF EB ED DE
Koef. Dist 0,357 0,357 0,286 0,556 0,444 0,444 0,556 0,357 0,286 0,357
M. Primer -0,375 -0,375 -0,375 -0,375
M. Dist 0,134 0,134 0,107 0,208 0,167 0,167 0,208 0,134 0,107 0,134
M. Induksi 0,067 0,104 0,054 0,067 0,083 0,083 0,067 0,104 0,054 0,067
M. Dist -0,056 -0,056 -0,045 -0,083 -0,067 -0,067 -0,083 -0,056 -0,045 -0,056
M. Induksi -0,028 -0,042 -0,023 -0,028 -0,033 -0,033 -0,028 -0,042 -0,023 -0,028
M. Dist 0,023 0,023 0,018 0,034 0,027 0,027 0,034 0,023 0,018 0,023
M. Induksi 0,011 0,017 0,009 0,011 0,014 0,014 0,011 0,017 0,009 0,011
M. Dist -0,009 -0,009 -0,008 -0,014 -0,011 -0,011 -0,014 -0,009 -0,008 -0,009
M. Induksi -0,005 -0,007 -0,004 -0,005 -0,006 -0,006 -0,005 -0,007 -0,004 -0,005
M. Dist 0,004 0,004 0,003 0,006 0,005 0,005 0,006 0,004 0,003 0,004
M. Induksi 0,002 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002
M. Dist -0,002 -0,002 -0,001 -0,002 -0,002 -0,002 -0,002 -0,002 -0,001 -0,002
M. Induksi -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001
M. Dist 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001
M. Induksi 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
M. Dist 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 0,046 0,095 -0,207 0,112 -0,179 0,179 0,179 -0,179 -0,207 0,112 0,095 0,046
Akibat Translasi BE
Titik A B C F E D
Batang AB BA BC BE CB CF FC FE EF EB ED DE
Koef. Dist 0,357 0,357 0,286 0,556 0,444 0,444 0,556 0,357 0,286 0,357
M. Primer -0,375 -0,375 -0,375 -0,375 -0,375 -0,375 -0,375 -0,375
M. Dist 0,268 0,268 0,214 0,208 0,167 0,167 0,208 0,268 0,214 0,268
M. Induksi 0,134 0,104 0,107 0,134 0,083 0,083 0,134 0,104 0,107 0,134
M. Dist -0,075 -0,075 -0,060 -0,121 -0,097 -0,097 -0,121 -0,075 -0,060 -0,075
M. Induksi -0,038 -0,060 -0,030 -0,038 -0,048 -0,048 -0,038 -0,060 -0,030 -0,038
M. Dist 0,032 0,032 0,026 0,048 0,038 0,038 0,048 0,032 0,026 0,032
M. Induksi 0,016 0,024 0,013 0,016 0,019 0,019 0,016 0,024 0,013 0,016
M. Dist -0,013 -0,013 -0,011 -0,020 -0,016 -0,016 -0,020 -0,013 -0,011 -0,013
M. Induksi -0,007 -0,010 -0,005 -0,007 -0,008 -0,008 -0,007 -0,010 -0,005 -0,007
M. Dist 0,005 0,005 0,004 0,008 0,006 0,006 0,008 0,005 0,004 0,005
M. Induksi 0,003 0,004 0,002 0,003 0,003 0,003 0,003 0,004 0,002 0,003
M. Dist -0,002 -0,002 -0,002 -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,002 -0,002 -0,002
M. Induksi -0,001 -0,002 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,002 -0,001 -0,001
M. Dist 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001
M. Induksi 0,000 0,001 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000 0,001 0,000 0,000
M. Dist 0,000 0,000 0,000 -0,001 0,000 0,000 -0,001 0,000 0,000 0,000
Jumlah -0,269 -0,158 -0,100 0,258 -0,145 0,145 0,145 -0,145 -0,100 0,258 -0,158 -0,269

Momen Ujung Superposisi


MAB = 0,796 + 0,046 X1 + -0,269 X2
MBA = 1,539 + 0,095 X1 + -0,158 X2
MBC = 2,011 + -0,207 X1 + -0,100 X2
MBE = -3,550 + 0,112 X1 + 0,258 X2
MCB = 1,709 + -0,179 X1 + -0,145 X2
MCF = -1,709 + 0,179 X1 + 0,145 X2
MFC = 1709 + 0,179 X1 + 0,145 X2
MFE = -1,709 + -0,179 X1 + -0,145 X2
MEF = -2,011 + -0,207 X1 + -0,100 X2
MEB = 3,550 + 0,112 X1 + 0,258 X2
MED = -1,539 + 0,095 X1 + -0,158 X2
MDE = -0,769 + 0,046 X1 + -0,269 X2

Keseimbangan gaya horizontal Lantai Atas

2t = MBC + MCB + MEF +MFE


4 4
= ( 2,011 + -0,207 X1 + -0,100 X2 )+( 1,709 + -0,179 X1 + -0,145 X2 )
4 4
( -2,011 + -0,207 X1 + -0,100 X2 )+( -1,709 + -0,179 X1 + -0,145 X2 )
+
4 4
= ( 0,503 + -0,052 X1 + -0,025 X2 )+( 0,4271 + -0,045 X1 + -0,036 X2 )
( -0,503 + -0,052 X1 + -0,025 X2 )+( -0,427 + -0,045 X1 + -0,036 X2 )
+
= ( 0 + -0,104 X1 + -0,050 X2 )+( 0 + -0,089 X1 + -0,073 X2 )
= -0,193 X1 + -0,123 X2
Keseimbangan gaya horizontal Lantai Bawah

6t = MAB + MBA + MDE +MED


4 4
= ( 0,769 + 0,046 X1 + -0,269 X2 )+( 1,539 + 0,095 X1 + -0,158 X2 )
4 4
( -0,769 + 0,046 X1 + -0,269 X2 )+( -1,539 + 0,095 X1 + -0,158 X2 )
+
4 4
= ( 0,192 + 0,011 X1 + -0,067 X2 )+( 0,3849 + 0,024 X1 + -0,040 X2 )
( -0,192 + 0,011 X1 + -0,067 X2 )+( -0,3849 + 0,024 X1 + -0,040 X2 )
+
= ( 0 + 0,023 X1 + -0,135 X2 )+( 0 + 0,048 X1 + -0,079 X2 )
= 0,070 X1 + -0,214 X2
Persamaan Simultan
-0,193 X1 + -0,123 X2 = 2 -0,214
0,070 X1 + -0,214 X2 = 6 -0,123
0,050 X1 = 0,309
X1 = 6,202
X2 = -26,04
Momen Akhir
MAB = 0,796 + 0,046 X1 + -0,269 X2 = 8,063 tm
MBA = 1,539 + 0,095 X1 + -0,158 X2 = 6,245 tm
MBC = 2,011 + -0,207 X1 + -0,100 X2 = 3,332 tm
MBE = -3,550 + 0,112 X1 + 0,258 X2 = -9,577 tm
MCB = 1,709 + -0,179 X1 + -0,145 X2 = 4,387 tm
MCF = -1,709 + 0,179 X1 + 0,145 X2 = -4,387 tm
MFC = 1709 + 0,179 X1 + 0,145 X2 = -0,970 tm
MFE = -1,709 + -0,179 X1 + -0,145 X2 = 0,970 tm
MEF = -2,011 + -0,207 X1 + -0,100 X2 = -0,689 tm
MEB = 3,550 + 0,112 X1 + 0,258 X2 = -2,477 tm
MED = -1,539 + 0,095 X1 + -0,158 X2 = 3,166 tm
MDE = -0,769 + 0,046 X1 + -0,269 X2 = 6,526 tm

d. Analisa Free body


Batang CF
4,387 1 t/m 0,970

2
C EI F
5
Reaksi akibat beban primer
RVC = 1.5/2 = 2,50 t ( )
RVF = 1.5/2 = 2,50 t ( )
Reaksi akibat momen distribusi
RVC = (0,970 + 4,387)/5 = 1,071 t ( )
RVF = -1,071 t ( )
RHF = 2 - 0,070 = 1,930 t
RHC = 1,930 t
Batang BE
9,577 2 t/m 2,477
4
B EI E
5
Reaksi akibat beban primer
RVB = 2.5/2 = 5,00 t ( )
RVE = 2.5/2 = 5,00 t ( )
Reaksi akibat momen distribusi
RVB = (2,477 + 9,577)/5 = 2,411 t ( )
RVE = -2,411 t ( )
RHE = 4 - 2,423 - 0,070 = 1,647 t
RHB = 1,647 t

Batang EF

RVE = 2,5 - 1,071


0,970
= 1,429 t ( )
F
RHF = 0,689 - 0,970
4
= -0,070 t ( )

E RHE = 0,689 - 0,970


0,689 4
= -0,070 t ( )

Batang DE

RVD = 5 - 2,411 + 1,429


3,166
= 4,018 t ( )
E
RHD = 3,166 + 6,526
= 4
= 2,423 t

D RHE = 3,166 + 6,526


6,526 4
= 2,423 t

Batang BC

RVB = 2,5 +1,071


4,387
= 3,571 t ( )
C
RHC = 4,387 + 3,332
= 4
= 1,930 t

B RHB = 4,387 + 3,332


3,332 4
= 1,930 t
Batang AB

RVA = 5 + 2,411 + 3,571


6,245
= 10,982 t ( )
B
RHB = 6,245 + 8,063
= 4
= 3,577 t

A RHA = 6,245 + 8,063


8,063 4
= 3,577 t

2. Bidang Momen dan Lintang


Batang CF
a. Reaksi
RVC = 2,5 + 1,071
= 3,571 t

RVF = 2,5 - 1,071


= 1,429 t
b. Persamaan garis momen
Mx = 4,387 + 3,571x - 1x.0,5x
= 4,387 + 3,571x - 0,5x²
Dx = 3,571 - 1x
x = 3,571 m
Mmax = 1,990 tm

Batang BE
a. Reaksi
RVB = 5 + 2,411
= 7,411 t

RVE = 5 - 2,411
= 2,589 t
b. Persamaan garis momen
Mx = 9,577 + 7,411x - 2x.0,5x
= 9,577 + 7,411x - x²
Dx = 7,411 - 2x
x = 3,705 m
Mmax = 4,153 tm
c. Gambar bidang momen dan lintang

1 t/m
2 t
C F

EI EI 4

2 t/m
4 t
B EI E

EI EI 4

A D

5
4,387 tm

4,387 tm 0,970 tm 0,970 tm


C F
1,990 tm

3,571 m

9,577 tm

6,245 tm 3,166 tm 0,689 tm

B 3,332 tm 2,477 tm MOMEN


4,153 tm E
3,705 m

A D
8,063 tm 6,526 tm
1,429 t

C F

3,571 t 0,070 t
1,930 t

2,581 t

E
LINTANG
B

2,423 t
3,577 t 7,411 t

A D

C F
1,930 t

3,571 t
1,429 t

B E NORMAL
1,647 t

10,982 t
4,018 t

A D
TUGAS 2
TEKNIK LALU LINTAS
Nama : Try Sunanda Fathanah
NIM : 2022062014003
Kelas : Karya Siswa PUPR 2022

TUGAS 2. SIMPANG TAK BERSINYAL

a. Tentukan Kinerja Simpang tersebut dibawah


Dari hasil survei lalu lintas maka didapat data-data arus kendaraan pada jam puncak yaitu jam 7.00 - 8.00 pagi
Tugas dibuat dlm pdf dan dikumpul ke Ketua Kelas lengkap nama masing2
Tugas dibuat jadi satu file pdf kirim ke saya terakhir tgl 28 Juni 2022
Jumlah penduduk (2 juta orang)
b Bila derajat kejenuhan lebih besar dari 0,85, usahakan untuk mengurangi nilai tersebut

GEOMETRIK SIMPANG

5.0 m

1.2 m 1.2 m
10 m bahu tidak diperkeras
A
3.2 m 4.0 m

7.0 m D 10 m B 10 m 7.0 m

2.1 m 3.0 m

10 m
C
0.7 m 3.2 m

5.0 m

ARUS LALU LINTAS

A
110 120
165

75 180

D 1120 1506 B
45 135

120
30 25

C
5.0 m
A
110 120
1.2 m 1.2 m 165
10 m bahu tidak diperkeras
A
3.2 m 4.0 m

75 180

7.0 m D 10 m B 10 m 7.0 m D 1120 1506 B


45 135

2.1 m 3.0 m

10 m
120
C 30 25
0.7 m 3.2 m

5.0 m
C

PENDEKAT
C D A B
Type Kendaraan
LT ST RT LT ST RT LT ST RT LT ST RT
LV 7 35 5 16 340 12 45 55 25 35 420 35
HV 2 16 1 6 35 3 6 10 7 4 54 6
MC 21 69 19 53 745 30 69 100 78 96 1026 139
UM 5 15 6 5 2 25 35 21 14 7 12 26
SIMPANG TAK BERSINYAL Tanggal : Ditangani oleh :
FORMULIR SIG-I Kota : Propinsi :
- GEOMETRI Jalan Utama :
- ARUS LALULINTAS Jalan Minor :
Soal : Periode :
Geometri Simpang Arus Lalilintas

5.0 m
A
110 120
1.2 m 165
10 m 1.2 m bahu tidak diperkeras
A
3.2 m 4.0 m

75 180

7.0 m D 10 m B 10 m 7.0 m D 1120 1506 B


45 135

2.1 m 3.0 m

10 m
C 120
0.7 m 3.2 m 30 25

5.0 m C

Median Jalan Utama L


1 Komposisi Lalulintas
LV % MV % MC % Faktor smp Faktor-k
Arus Lalulintas
Kend. Ringan (LV) Kend. Berat (HV) Sepeda Motor (MC) Kendaraan Bermotor Total MV Kend.tak
Pendekat Arah emp=1,0 emp=1,3 emp=0,5 Rasio bermotor
Kend/jam Kend/jam Kend/jam Kend/jam smp/jam
smp/jam smp/jam smp/jam Belok kend/jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

2 Jl. Minor A LT 45 45 6 7,8 69 34,5 120 87,3 0,31 35


3 ST 55 55 10 13 100 50 165 118 21
4 RT 25 25 7 9,1 78 39 110 73,1 0,26 14
5 Total 125 125 23 29,9 247 123,5 395 278,4 70
6 Jl. Minor C LT 7 7 2 2,6 21 10,5 30 20,1 0,16 5
7 ST 35 35 16 20,8 69 34,5 120 90,3 15
8 RT 5 5 1 1,3 19 9,5 25 15,8 0,13 6
9 Total 47 47 19 24,7 109 54,5 175 126,2 26
10 Jl. Minor Total A + C 172 172 42 54,6 356 178 570 404,6 96
11 Jl. Utama B LT 35 35 4 5,2 96 48 135 88,2 0,07 7
12 ST 420 420 54 70,2 1026 513 1500 1003,2 12
13 RT 35 35 6 7,8 139 69,5 180 112,3 0,09 26
14 Total 490 490 64 83,2 1261 630,5 1815 1203,7 45
15 Jl. Utama D LT 16 16 6 7,8 53 26,5 75 50,3 0,06 5
16 ST 340 340 35 45,5 745 372,5 1120 758 2
17 RT 12 12 3 3,9 30 15 45 30,9 0,04 25
18 Total 368 368 44 57,2 828 414 1240 839,2 32
19 Jl. Utama Total B + D 858 858 108 140,4 2089 1044,5 3055 2042,9 77
20 Utama + Minor LT 103 103 18 23,4 239 119,5 360 245,9 0,10 52
21 ST 850 850 115 149,5 1940 970 2905 1969,5 50
22 RT 77 77 17 22,1 266 133 360 232,1 0,09 71

23 Utama + Minor Total 1030 1030 150 195 2445 1222,5 3625 2447,5 0,195 173
24 Rasio Jalan Minor/Jalan (utama + minor ) total 0,165 UM/MV 0,048
SIMPANG TAK BERSINYAL Tanggal : Ditangani oleh :
FORMULIR SIG-II Kota : Propinsi :
- ANALISA Jalan Utama : Ukuran Kota :
Jalan Minor : Hambatan Samping :
Soal : Periode :

1. Lebar Pendekat dan tipe simpang


Jumlah Lebar Pendekat (m ) hal.161 Jumlah Lajur Gb.B.1.2 hal.162 Tipe
Lengan Jalan Minor Jalan Utama Lebar Jalan Jalan simpang
Pilihan
Simpang Pendekat Minor Utama Tbl B.1.1
Wa Wc Wac Wb Wd Wbd
rata-rata W1 hal. 162
(13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)

1 4 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,0 2 2 422


2 4 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,0 2 2 422
3 4 3 3 3 5 5 5 4,0 2 2 422
4 4 2,5 2,5 2,5 6 6 6 4,3 2 2 424

2. Kapasitas
Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Kapasitas Dasar Co Belok Kiri Belok Kanan Rasio Kapasitas (
Lebar pendekat rata- Median jalan utama FLt minor/total
Pilihan smp/jam Tabel B.2.1 Ukuran kota Fcs Tabel Hambatan samping FRSU FRT C)
rata Fw Gbr.B.3.1 Fm Tabel B.4.1 Gbr.B.7.1 FMI Gbr.B.9.1
hal.163 B.5.1 hal.164 Tabel B.6.1 hal.165 Gbr.B.8.1 smp/jam
hal.163 hal.164 hal.166 hal.168
hal.167
(25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34)

1 2900 0,9598 1 1 0,882 1,002 1 1,026 2524


2 2900 0,9598 1 1 0,902 1,002 1 1,026 2581
3 2900 1,0464 1 1 0,902 1,002 1 1,026 2814
4 3400 0,9245 1 1 0,902 1,002 1 1,082 3073

3. Perilaku lalulintas
Tundaan
Arus Lalulintas Q Tundaan lalulintas Tundaan lalulintas jalan Geometrik Tundaan Peluang
Derajat Kejenuhan ( Tundaan lalulintas jalan minor
Pilihan smp/jam USIG .1 Brs simpang DT1 Gbr C: Utama DMA gbr C:2.2 simpang Simpang (D) antrian (QP Sasaran
DS ) (36)/(34) DMI hal.171
23-kol.10 2.1 hal.170 hal.171 DG (38) + (41) %) Gbr C -
hal.172 3:1 hal.173
(35) (36) (37) (38) (39) (40) (41) (42) (43) (44)

1 2447,5 0,970 13,733 9,724 33,974 3,988 17,721 38 - 74 DS > 0,85


2 2447,5 0,948 12,938 9,227 29,166 3,979 16,917 36 - 71 DS > 0,85
3 2447,5 0,870 10,617 7,722 15,123 3,946 14,563 30 - 59 DS > 0,85
4 2447,5 0,796 9,007 6,632 5,386 3,916 12,923 26 - 50 DS < 0,85

Catatan Perbaikan Kondisi :


PLH 1 Kondisi awal , DS sangat tinggi
PLH 2 Mengurangi hambatan samping miss: memasang rambu lalulintas dilarang berhenti di persimpangan, DS masih tinggi
PLH 3 Mengurangi hambatan samping dan pelebaran pendekat jalan minor menjadi 3 serta jalan utama menjadi 5 m , DS masih tinggi
PLH 4 Mengurangi hambatan samping dan pelebaran pendekat jalan utama menjadi 6 m , DS < 0,85 sudah memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai