Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Andi M Yusuf

NIM : E051211032
PRODI : Ilmu Pemerintahan
MATA KULIAH : Sistem Politik Indonesia

TUGAS SISTEM POLITIK INDONESIA

(BAGAN SKEMA KERJA SISTEM POLITIK DAVID EASTON)

Membahas mengenai sistem politik, tidak akan dapat dilepaskan dari suaru disiplin ilmu
terutama dari ilmu astronomi yang membahas mengenai alam raya sebagai suatu bagian dari
sistem tata surya atau dalam biologi yang membahas mengenai tubuh manusia beserta dengan
fungsinya. Agar memudahkan kita dalam memahami apa itu sistem politik, maka kita bisa
mengambil tubuh manusia yang masing-masing diantaranya memiliki fungsi tersendiri.
Dimana apabila tubuh manusia merupakan bagian dari suatu sistem maka kita akan
menemukan bagian-bagian dari sistem (subsistem) yang melaksanakan fungsinya masing-
masing. Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan kulit untuk merasa.

Walau demikian, meskipun setiap bagian dari tubuh manusia berbeda dalam menjalankan
fungsinya, tidak menutup kemungkinan setiap bagian tersebut bekerja untuk suatu tugas yang
diarahkan oleh otak agar manusia dalam kehidupan manusia dapat bekerja dengan baik.
Adapun lebih dari itu, hilangnya atau tidak berfungsinya salah satu subsistem dapat
menyebabkan kelumpuhan sistem secara keseluruhan. Misalnya, kecelakaan yang
menyebabkan manusia pincang dengan kehilangan kaki pada sisi yang ekstrim dapat
menyebabkan kematian.

Menurut Easton setidaknya ada tiga hal mendasar yang harus diperhatikan dalam membahas
sistem politik (Easton, 1992: 181-184). Pertama, sistem ditandai dengan adanya saling
ketergantungan antarunit yang berada di dalamnya. Hal ini menunjukkan adanya koherensi.
Kedua, sistem haruslah bersifat netral, bebas dari pengaruh ideologi. Ketiga, sistem mengacu
pada dua hal, co-varience dan ketergantungan antarunit yang membangun sistem. Perubahan
salah satu unit dalam sistem akan mempengaruhi unit yang lain dalam sebuah sistem.
Pada gambar diatas merupakan bagan skema kerja sistem politik, dimana terdapat 3 point
pembahasan diantaranya : Input, Output, Lingkungan. Dalam suatu sistem politik, input
memiliki peran penting sebagai sumber energi dalam sebuah sistem politik. Masyarakat dengan
beragam kebutuhan, tingkat pendidikan, kesehatan, pelayanan, dan sebagainya memerlukan
pemenuhan kepuasan dari sistem. Tidak semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi, ada
kebutuhan yang dengan mudah dipenuhi, namun ada pula kebutuhan yang dalam
pemenuhannya memerlukan sumber daya dan perhatian khusus. Dari semua kebutuhan
tersebut sering kali tidak dapat dipenuhi karena tuntutan-tuntutan yang ada tidak terorganisir
secara baik sehingga tidak sampai ke sistem. Hal terpenting yang harus dipelajari agar sebuah
tuntutan dapat sampai secara baik masuk ke dalam sistem politik adalah cara penyampaian dan
peranan komunikasi politik, termasuk agen yang menyampaikan tuntutan tersebut.

Demands yang telah diseleksi akan mengalami proses dan hasilnya dapat berupa keputusan,
tindakan, maupun kebijakan tertentu (output). Apabila output sesuai dengan yang diharapkan
maka akan terjadi pembaharuan dukungan (re-newed supports). Akan tetapi, apabila output
yang dihasilkan tidak sesuai maka terjadi erosi dukungan yang akhirnya dapat mengganggu
stabilitas sistem. Pihak yang terlibat dalam sistem politik dapat mengetahui kebijakan-
kebijakan yang dihasilkan di output melalui feedback loop. Output harus diinformasikan agar
memperoleh tanggapan.

Lingkungan dalam pengertian di sini adalah semua sistem, baik sosial maupun fisik yang bukan
termasuk dalam sistem politik. Lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu intrasocietal dan
extrasocietal. Intrasocietal merupakan komponen dalam sistem politik. Intrasocietal mencakup
seperangkat tingkah laku, sikap, kepribadian, serta gagasan baik dari lingkungan ekonomi,
budaya maupun struktur sosial. Intrasocietal dalam hal ini merupakan segmen fungsional
masyarakat. Extrasocietal mencakup semua sistem di luar suatu sistem politik dan merupakan
komponen fungsional dari masyarakat internasional atau sebuah suprasistem. Lingkungan
terhadap sistem politik kadangkala dapat berupa tekanan (disturbances), misalnya krisis
ekonomi. Sebuah sistem politik harus menjalankan variabel-variabel esensialnya untuk
mengatasi tekanan dan gangguan yang ada. Variabel-variabel esensial tersebut adalah alokasi
nilai bagi anggota sistem dan mengatur bagaimana agar alokasi tersebut diterima oleh sebagian
besar anggota.

Anda mungkin juga menyukai