Anda di halaman 1dari 3

Nama : Irfan Rakhman H

NIM : C2C022030
Mata Kuliah : Hukum dan Etika Bisnis

Kuis
Hukum dan Etika Bisnis

1. Meskipun secara hukum mereka diperbolehkan untuk membuang limbah


pada tanah gersang yang merupakan tanah milik mereka sendiri, namun
terdapat beberapa hal yang menurut kami diabaikan oleh Ford, sehingga
mereka layak dihukum atas pencemaran lingkungan yang mengakibatkan
kerugian pada warga sekitar Ringwood, New Jersey. Beberapa
pertimbangan tersebut antara lain :
a. Meskipun limbah dibuang pada property milik Ford, namun
wilayah ini tidak dijaga misalnya dengan dipagari sehingga anak-
anak kecil di sekitar wilayah tersebut tidak dapat mengakses
limbah tersebut. Hal ini diabaikan oleh Ford.
b. Sifat dasar dari limbah itu sendiri yang berbahaya bagi lingkungan
dan masyarakat di sekitar lingkungan tersebut. Zat-zat lead,
benzene, arsenic,Zylenes dsb merupakan zat-zat yang beracun
sehingga perlu penanganan lebih lanjut. Ford tidak bisa serta merta
membuang zat-zat tersebut ke tanah.
c. Ford tidak bisa menunjukan bahwa mereka melakukan treatment
sebelum membuang zat-zat beracun tersebut.
d. Ford tidak bisa menunjukan apakah Zat-zat tersebut tidak
meresap/mencemari tanah dan air yang kemungkinan akan masuk
ke dalam ekosistem daerah tersebut. Misal, jika zat-zat berbahaya
tersebut mencemari air yang dipakai oleh warga sekitar untuk
minum maka besar kemungkinan zat-zat berbahaya tersebut akan
mengakibatkan penyakit bagi warga sekitar.
e. Ford memberikan laporan yang menyesatkan sehingga pada tahun
2006, EPA meminta Ford untuk kembali membersihkan daerah
tersebut. Hal ini juga memberikan indikasi bahwa pembuangan
limbah tersebut telah mencemari lingkungan
f. Fakta bahwa Ford sendiri tidak sanggup untuk membersihkan
wilayah ini hingga tahun 2011 (yang mana projek pembersihan
kembali dimulai dari tahun 2006) mengindikasikan 2 hal. Pertama,
jumlah limbah yang dibuang oleh Ford terlampau banyak sehingga
membutuhkan waktu yang begitu panjang untuk
membersihkannya. Kedua, limbah tersebut telah terlanjur
mengkontaminasi tanah dan air di wilayah tersebut sehingga
limbah tersebut tidak lagi dapat dibersihkan.
Kesemua pertimbangan tersebut, membawa kami pada konklusi bahwa
Ford bertanggung jawab tidak hanya terhadap kerusakaan lingkungan pada
area dimana mereka membuang limbah, namun juga ekosistem di sekitar
tempat pembuangan limbah tersebut dan juga bertanggung jawab terhadap
dampak kesehatan yang dialami oleh penduduk penghuni Ringwood,New
Jersey. Oleh karena kelalaian (yang diindikasikan disengaja) inilah, kami
berkesimpulan bahwa Ford pantas untuk dihukum karena kerugian yang
mereka berikan pada lingkungan dan masyarakat di Ringwood, New
Jersey.

2. Kontaminasi lingkungan tentu harus menjadi perhatian tidak hanya saya


sebagai individu namun kita semua sebagai bagian dari sebuah ekosistem.
Kontaminasi lingkungan utamanya karena pencemaran limbah dapat
memberikan beragam dampat merugikan bagi masyarakat di wilayah itu
sendiri. Kerugian ini bisa berupa hilangnya biodiversity (hewan dan
tumbuhan) karena mati oleh limbah. Hal ini tentu akan merugikan bagi
mereka yang menggantungkan hidupnya dengan mendapatkan hasil alam
seperti halnya nelayan. Misalkan sebuah pabrik mencemari laut, dan
karena pencemaran tersebut ikan-ikan di sekitar laut tersebut mati, maka
hal ini akan berdampak negative bagi penghasilan para nelayanan tersebut.

Kedua, kerugian ini bisa muncul berupa menurunnya kualitas hidup dan
kesehatan warga yang wilayahnya terkontaminasi. Kita misalkan
pencemaran logam berat di teluk Jakarta membuat kerrang hijau yang ada
disana terkontaminasi logam berat. Bila kerang hijau ini ditangkap
kemudian dikonsumsi oleh masyarakat, maka dapat berimbas pada
munculnya penyakit seperti Minamata yang pernah menimpa Jepang di
tahun 50an. Penyakit ini pernah muncul di Indonesia karena konsumsi
kerang hijau yang terkontaminasi mercury dan logam berat lainnya.

3. Pada buku tersebut, terdapat dua pertimbangan etika besar yang muncul
yakni Ecological Ethic dan Utilitarianism. Menggunakan kedua perpektif
etika ini, kita akan membahas bagaimana tindakan yang dilakukan oleh
Ford merupakan tindakan yang tidak beretika :
a. Pertama, dari sudut pandang Ecological Ethic, kita bisa melihat
bahwa tindakan pembuangan limbah yang mereka lakukan dapat
merusak alam, keberagaman biodiversitas, dan juga merusak
keseimbangan ekologis di dalamnya. Keseimbangan ekologis yang
saya maksudkan tidak hanya terkait dengan hewan dan tumbuhan
yang ada di dalam ekosistem tersebut, namun juga terkait dengan
manusia yang tinggal di dalamnya dalam hal ini adalah suku Indian
Ramapough yang tinggal di wilayah tersebut. Pembuangan limbah
di wilayah tersebut terbukti mencemari air dan tanah yang mana
merupakan elemen yang penting bagi kehidupan suku ini. Terbukti
dengan meningkatnya penyakit tertentu pada komunitas ini sebagai
dampak tercemarnya lingkungan.
b. Kedua, dari sudut pandang Utilitarianism. Pada dasarnya
perspektif ini menekankan kemanfaatan orang banyak. Tindakan
Ford yang membuang limbah dan berakibat pada kerugian orang
banyak (baik berupa kerusakan lingkungan, pencemaran tanah dan
air, berkurangnya biodiversitas, hingga meningkatnya penyakit)
jelas bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh paham
Utilitarianisme. Sehingga, bisa dikatakan tindakan yang dilakukan
oleh Ford tidak beretika dan pantas untuk mendapatkan hukuman.

Anda mungkin juga menyukai