Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KEGIATAN

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI TRIWULAN III
BULAN JULI - SEPTEMBER
TAHUN 2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. PENDAHULUAN...............................................................................................3
B. TUJUAN.............................................................................................................4
C. LAPORAN HASIL KEGIATAN PPI.................................................................5
D. EVALUASIKEGIATAN....................................................................................6
BAB II HASIL PENCATATAN.............................................................................7
A. WAKTU PENCATATANSURVEILANCE.......................................................7
B. PENGAWASAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK..........................................10
C. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.................................................................11
D. ORIENTASI KARYAWAN BARU…............................................................12
E. PENANGANAN LUKA TUSUK JARUM......................................................13
F.PEMELIHARAAN KESEHATAN KARYAWAN...........................................14
G.MONITORING PENGELOLAAN KAMAR JENAZAH................................15
H.MONITORING KEJADIAN LUAR BIASA...................................................15
BAB III ANALISA DATA....................................................................................16
A. HAiS..................................................................................................................16
B. MONITORING CUCI TANGAN.....................................................................20
C. MONITORING APD........................................................................................31
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................37
BAB V
PENUTUP….......................................................................................................38

2
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI RSIA RINOVA INTAN

A. Pendahuluan

Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated


Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negaradi
dunia, termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC)
atau Global health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan
kesehatan telah menjadi agenda yang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs
yang ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan
kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada
setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum
dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pelayanan
kesehatan, perawatan pasien tidak hanya dilayani di rumah sakit saja tetapi juga di
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan dirumah (home care). Dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan sangat
penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan memahami konsep
dasar penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu disusun pedoman pencegahan
danpengendalian infeksi
Tujuan pengorganisasian program PPI adalah mengidentifikasi dan
menurunkan risiko infeksi yang didapat serta ditularkan di antara pasien, staf,
tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa, dan
pengunjung. Risiko infeksi dan kegiatan program dapat berbeda dari satu rumah
sakit ke rumah sakit lainnya bergantung pada kegiatan klinis dan pelayanan rumah
sakit, populasi pasien yang dilayani, lokasi geografi, jumlah pasien, serta jumlah
pegawai. Program PPI akan efektif apabila mempunyai pimpinan yang ditetapkan,
pelatihan dan pendidikan staf yang baik, metode untuk mengidentifikasi serta
proaktif pada tempat berisiko infeksi, kebijakan dan prosedur yang memadai, juga
melakukan koordinasi ke seluruh rumah sakit.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu upaya yang


ditujukan untuk mencegah transmisi penyakit menular di semua tempat pelayanan
kesehatan (Minnesota Department of Health, 2014). Pencegahan memiliki arti

3
mencegah agar tidak terjadi infeksi, sedangkan pengendalian memiliki arti
meminimalisasi resiko terjadinya infeksi. Dengan demikian, tujuan utama dari
pelaksanaan program ini adalah mencegah dan mengendalikan infeksi dengan cara
menghambat pertumbuhan dan transmisi mikroba yang berasal dari sumber di
sekitar penderita yang sedang dirawat (Darmadi, 2008).

Infeksi adalah proses saat organisme (bakteri, virus, jamur) yang mampu
menyebabkan penyakit masuk kedalam tubuh atau jaringan dan menyebabkan
trauma atau kerusakan. Bakteri, virus, jamur memiliki berbagai cara untuk masuk
ke dalam tubuh. Cara penularan dibagi menjadi kontak langsung dan tidak langsung.
Kontak langsung terdiri atas penyebaran orang ke orang (misalnya bersin, kontak
seksual, atau semacamnya), hewan ke orang (misalnya dari gigitan atau cakaran
binatang, binatang peliharaan), atau dari ibu hamil ke anaknya yang belum lahir
melalui plasenta. Kontak tidak langsung teridiri atas gigitan serangga yang hanya
menjadi pembawa dari mikoorganisme atau vektor (seperti nyamuk, lalat, kutu) dan
kontaminasi melalui air dan makanan.
Komite PPI RSIA Rinova Intan melakukan surveillance
HAiS terhadap IDO, ISK, Plebitis, Decubitus untuk unit pelayanan keperawatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya penurunan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, petugas medis, petugas non medis, karyawan kontrak, dan
pengunjung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pelaksanaan kegiatan program pencegahan dan
pengendalian infeksi di RSIA Rinova Intan.
b. Pengawasan terhadap pelayanan sterilisasi, pengelolaan sampah,
pengelolaan linen, kewaspadaan universal, pengawasan pasien isolasi,
penggunaan desinfektan.
c. Pelaksanaan surveillance .
d. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
e. Pelaksanaan orientasi terhadap karyawan baru.
f. Pelaksanaan penanganan luka tusuk jarum / benda tajam.
g. Monitoring pengelolaan jenazah
h. Monitoring Kejadian Luar Biasa / Investigasi Out Break bila ada
i. Pemeliharaan Kesehatan karyawan
j. Penggunaan Antibiotik yang rasional

4
C. Ruang Lingkup
1. Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Kamar Bedah
5. High Care Unit (HCU)
6. Laboratorium
7.
8. Farmasi
9. Instalasi Gizi
10. IPSRS
11. Laundry
12. K3
13. Cleaning service

D. Evaluasi Kegiatan

1. Pengawasan Sterilisasi
a. Proses sterilisasi alat instrument, linen, alkes terpusat di ruang CSSD
b. Pemberian label pada kemasan alat / bahan yang akan disterilisasi
(tanggal penyeterilan) dan proses pengepakan menggunakan pouches
dan label indikator eksternal dan Internal di ruang CSSD
c. Pembersihan alat-alat instrument atau pre-cleaning dan proses
sterilisasi dilakukan di masing-masing instalasi
d. Dari masing-masing instalasi untuk Alur penyeterilan ke CSSD sudah
sesuai dengan prosedur
e. Waktu Penyeterilan CSSD berjalan sesuai dengan prosedur
f. Pengecekan alat instrumen yang sudah tidak layak pakai(berkarat)
sudah berjalan tiap hari

2. Pengelolaan sampah
a. Jenis sampah di RSIA Rinova Intan ada 4 jenis (sampah infeksius plastik
kuning,sampah non Infeksius sampah hitam,savety box untuk benda
tajam dan limbah cair)
b. Kepatuhan petugas dalam Pemilahan untuk pembuangan sampah
infeksius dan non infeksius di setiap Instalasi sudah berjalan dengan baik
walaupun ada sebagian dari petugas di instalasi tertentu yang belum tepat
untuk pemilahan jenis sampah
c. Pembuangan Sampah Infeksius menggunakan jasa pihak ketiga ( PT
ARAH)

5
d. Tempat Pembuangan Limbah TPS B3 dan Sampah non infeksius terletak
di area belakang Rumah Sakit.
e. Pembuatan ijin pembuangan limbah cair sudah ada.
f. Pemberian kaporit setiap minggu ke tandon air dilakukan secara teratur.
g. Pengurasan tandon air setiap 6 bulan dilakukan secara teratur.
h. Pemilahan untuk pembuangan sampah infeksius dan non infeksius di
setiap Instalasi sudah berjalan dengan baik walaupun ada sebagian dari
petugas di instalasi tertentu yang belum tepat untuk pemilahan sampah

3. Pengelolaan Linen
a. Pemisahan atau pemilahan linen infeksius & non infeksius di
laksanakan oleh petugas ruangan.
b. Penyerahan linen kotor ke laundry dilakukan 2 kali di mulai dari pagi
jam 05.30-06.30 dan Sore j.15.00 - 16.00 dengan melewati jalur kotor
c. Pengambilan linen kotor untuk Instalasi Kamar bedah di laksanakan
dua kali dalam sehari pagi dan sore oleh petugas laundry (bila ada
linen kotor)
d. Proses pengepakan linen menggunakan plastik berwarna putih khusus
untuk mengepak linen supaya tidak mudah terkontaminasi debu dan
pemberian label
e. Proses pengeringan linen menggunakan mesin pengering
f. Pendistribusian linen bersih dari Instalasi laundry siang pada jam
11.00 – 12.0 sedangkan sore pada jam 17.30 – 18.30 Wib dengan
menggunakan Tempat Linen bersih yang tertutup dan diangkut dengan
troli bersih melewati jalur bersih

4. Kewaspadaan Universal
a. Mengadakan sosialisasi pengunaan Alat Pelindung Diri yang benar dan
sesuai indikasi untuk petugas kesehatan (keperawatan), petugas
kebersihan (Cleaning Service),Petugas penunjang medis, (gizi,
laboratorium, radiologi, fisioterapi ) dan unit laundry, pada saat
melakukan kegiatan atau tindakan.
b. Memonitoring kepatuhan petugas dalam penggunaan Alat Pelindung
Diri sesuai dengan prosedur
c. Perlengkapan Alat Pelindung Diri sudah tersedia di masing-masing
ruangan
d. Pemakaian APD masker pada petugas masih ada yang belum sesuai
seperti masih ditemukan nya masker menggantung di dagu,masker di
saku,masker ditaruh disembarang tempat,menyentuh depan masker
tanpa cuci tangan

6
e. Masih ditemukan pembuangan masker yang tidak sesuai

5. Pengawasan Pasien Isolasi dengan Covid 19 dan pasien Non Covid


19 Di RSIA Rinova Intan memiliki dua ruang isolasi yaitu diruang
Umar Instalasi rawat inap dewasa dan di Instalasi Gawat Darurat
Monitoring penggunaan ruang isolasi diruang isolasi Covid 19 Instalasi
Gawat Darurat (IGD)
a. Diruang isolasi IGD sudah tersedia untuk 2 bed untuk 2 pasien
b. Penggunaan dan pelepasan alat pelindung diri diruang isolasi sudah
sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO)
c. Proses skrining penerimaan pasien dengan suspek covid 19 atau Non
covid 19 diruang isolasi sudah berjalan sesuai alur
d. Kebersihan ruang isolasi Instalasi Gawat darurat sudah berjalan
dengan baik
e. Dilakukan scrub ruangan isolasi IGD atau brushing total bila ruang
isolasi sudah kosong stelah digunakan untuk pasien isolasi
f. Memberikan informasi kepada petugas pelaksana dan keluarga pasien,
tentang kebersihan pasien yang di isolasi baik ruang maupun peralatan.
g. Edukasi terhadap pasien tentang isolasi tentang Etika Batuk dan cuci
tangan yang benar
h. Pemberian masker bedah pada pasien covid 19 dan non covid 19
i. Pemakaian Alat Pelindung diri yang sesuai dengan standar PPI
j. Edukasi terhadap perawat isolasi tentang penanganan pasien isolasi.
k. Sarana dan prasarana atau fasilitas di ruang isolasi rawat inap dewasa
terdapat ex-house ,wastafel,dan kamar mandi,hepa filter portable

6. Penggunaan Desinfektan
a. Cairan yang digunakan untuk membersihkan Lantai di Instalasi bedah
sentral dan ICU menggunakan cairan Mikrozide dan sudah dilakukan
uji swab pada lantai Instalasi kamar bedah dengan hasil tidak
ditemukan bakteri di dalam ruang Instalasi Kamar Bedah
b. Cairan yang di gunakan untuk membersihkan alat instrument (kritikal)
menggunakan cairan bayzime, dan sudah dilakukan uji swab alat
instrument dengan hasil baik dalam artinya tidak ditemukan bakteri..
c. Cairan yang digunakan untuk membersihkan alat yang masuk ke
dalam mukosa (semikritikal) seperti : ETT,Gudel di bersihkan atau di
rendam dengan menggunakan cairan Baycide

7
d. Cairan yang digunakan untuk pembersihan alat-alat kesehatan(meja
operasi, inkubator,monitor,syring pump, infan famer, ekg, nebulizer,
troli emergency) menggunakan Terralin protect disinfectan

E. SURVEILLANCE

Melakukan penghitungan angka Plebitis, Infeksi Daerah Operasi (IDO),Infeksi


Saluran Kemih (ISK), dan Dekubitus yang dilakukan dengan mengisi check
list monitoring infeksi pasien rawat inap dan dihitung setiap bulan. Dalam
penghitungan angka infeksi yang di hitung hanya infeksi baru, yang terjadi di
RSIA Rinova Intan, untuk .Infeksi lama atau infeksi yang di dapat dari rumah
sakit lain tidak termasuk kategori dalam penghitungan.
Monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi sudah dilaksanakan yaitu
penghitungan angka Plebitis, IDO,ISK, dan Dekubitus.

1. Phlebitis
1) Angka Kejadian Plebitis
a. Target yang harus dicapai ≤1,5 ‰
b. Hasil pencapaian bulan Juli 0 ‰ , Agustus 0 ‰, September 0 ‰
2) Analisa Data
Standar dari Plebitis akibat pemasangan infus adalah ≤ 1,5 ‰. Berdasarkan
dari Data di atas, tidak ditemukan kasus Phlebitis pada bulan Juli hingga
bulan September. Angka kejadian Plebitis pada tindakan pemasangan infus
sudah mencapai standar dengan adanya sosialisasi ulang tentang tata cara
pemasangan infus yang tepat sesuai standar prosedur operasional di tiap-tiap
unit pelayanan
3) Rekomendasi
a. Meningkatkan Perawatan infus pada intra vena untuk mengurangi
terjadi plebitis akibat pemasangan infus.
b. Meningkatkan Five Moment dalam melakukan tindakan pemasangan
infus
c. Mengganti jarum vena rutin dilakukan dalam waktu 4x24 jam kecuali
untuk pasien anak dan bayi
d. Mengganti infus set atau transfusi set bila sudah tidak lancer tetesan
infus nya
4) Rencana tindak lanjut :
a. Melakukan monitoring pada tindakan pemasangan infus yang sesuai
prosedur yang dilakukan di ruangan
b. Meningkatkan tehnik aseptic dalam pemasangan infus

8
2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
1) Angka Infeksi Daerah Operasi (IDO)
a. Standar angka untuk infeksi yang didapatkan pada tindakan operasi
(IDO) adalah ≤1,5 %
b. pada triwulan ke III bulan Juli, Agustus dan September didapatkan
hasil Juli 0%, Agustus 0%, September 0 %, dari hasil tersebut maka
standar angka IDO sudah sesuai dengan standar.
2) Analisa data
Standar dari IDO adalah ≤ 1,5 %. Berdasarkan dari Data di atas, tidak
ditemukan kasus infeksi dari tindakan operasi (IDO) untuk tindakan operasi SC,
operasi hernia dan operasi hemoroid pada bulan Juli hingga bulan September.
Hal ini menunjukkan bahwa data angka infeksi daerah operasi (IDO) sudah
tercapai sesuai standar.
3) Rekomendasi
a) Melakukan perawatan luka sesuai standar prosedur operasional
(SPO) untuk menjaga prinsip steril dan bersih pada alat yang
digunakan
b) Melakukan Edukasi dan sosialisasi tentang cara perawatan
dan pemeliharaan luka pada post operasi.
c) Meningkatkan prinsip Tehnik aseptik pada pasien dengan post operasi
d) Memberikan edukasi kepada pasien untuk tidak melakukan
pantangan makan selama proses penyembuhan luka post op sc
4) Rencana Tindak Lanjut
a) Melakukan edukasi dan sosialisasi ulang tentang cara perawatan
dan pemeliharaan luka pada post operasi
b) Memberikan Informasi ulang pada pasien atau keluarga pasien
terkait jadwal kontrol ulang
c) Edukasi pada Pasien dan keluarga pasien terkait Hygiene atau
kebersihan

3. Angka Kejadian Decubitus


a. Standar yang harus dicapai ≤1,5‰.
b. Hasil yang didapatkan pada bulan Juli - September 2022 di dapatkan hasil
0 ‰ dari hasil tersebut untuk infeksi yang didapatkan dari alih baring
(decubitus) sudah tercapai sesuai standar.

4. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)


a. Target yang harus di capai ≤1,5 ‰
b. Hasil pencapaian bulan Juli – September 2022 yaitu 0 ‰ (sudah mencapai
sesuai target).

9
F. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Mengadakan In House Training ( IHT ) kewaspadaan isolasi ke semua


karyawan Rumah Sakit baik medis dan non medis tentang kewaspadaan
standar dan transmisi dan simulasi penggunaan spilkit, cara cuci tangan
dan pemakaian dan pelepasan APD pada tanggal 17 September dan 07
Oktober 2022
2. Mengadakan In House Training ( IHT ) Proses Sterilisasi ( CSSD ) ke
petugas medis pada tanggal 21 September 2022
3. Melakukan Sosialisasi edukasi tentang cuci tangan dan cara etika batuk
yang benar pada pasien dan keluarga pasien di Instalasi Rawat Jalan
4. Melakukan sosialisasi dan edukasi cara penggunaan spilkit pada petugas
cleaning servise dan security
5. Sudah dilakukan ssosialisasi tentang cara pemakaian dan pelepasan
Alat Pelindung diri yang benar

G. ORIENTASI KARYAWAN BARU

Pada triwulan III bulan Juli – September 2022 ada perekrutan karyawan baru dan
pembekalan karyawan baru. Orientasi terhadap karyawan baru baik kontrak
maupun magang yang medis maupun non medis sudah berjalan dengan adanya
pembekalan tentang materi program PPI yang ada di Rumah Sakit H. A Zaky
Djunaid. Pembekalan orientasi karyawan baru dengan sebelumnya dilakukan ujian
pre tes dan post test pada karyawan orientasi.

H. PENANGANAN LUKA TUSUK JARUM / BENDA TAJAM

1. Petugas yang tertusuk benda tajam wajib mengisi form paparan pajanan dan
melaporkan kepada Komite PPI atau Komite K3 RS untuk dilakukan nya
tindakan lanjut
2. Penanganan luka tusuk jarum atau benda tajam sudah mengikuti sesuai
standar prosedur operasional (SPO).
3. Pelaksanaan penanganan luka tusuk jarum / benda tajam di berlakukan
terhadap seluruh karyawan yang bekerja di rumah sakit atau Instalasi
terkait ( dokter, perawat, radiologi, cleaning servis, gizi, laundry).
4. Dalam waktu tiga bulan ini pada Juli - September 2022 tidak ada
karyawan yang terpapar benda tajam atau tertusuk jarum.

10
I. PEMELIHARAAN KESEHATAN KARYAWAN

1. Melakukan Medical Chek Up bagi karyawan baru yang masuk di


lingkungan RSIA Rinova Intan untuk mengetahui status atau
derajat kesehatan karyawan baru sebelum bekerja di RSIA Rinova
Intan.
2. Medical Check Up Bagi Karyawan secara berkala dilakukan di RSIA
Rinova Intan dengan dilakukan nya pemeriksaan fisik dan laboratorium
meliputi ( Darah Rutin, rapid Anti body,HBSAg) dan pemeriksaan
Radiologi ( Rontgen thorax )
3. Pemberian injeksi vitamin C sudah dilakukan kepada seluruh
karyawan RSIA Rinova Intan
4. Sudah dilakukan Pemberian Vaksinasi Booster kedua pada karyawan
RSIA Rinova Intan

J. MONITORING PENGELOLAAN KAMAR JENAZAH

1. Pengelolaan kamar jenazah sudah dilakukan sesuai prosedur pengelolaan


kamar Jenazah berkoordinasi dengan satpam (security) dan pengantaran
jenazah di koordinir oleh supir (driver).
2. Kebersihan kamar jenazah sudah berjalan dengan baik
3. Penggunaan alat pelindung diri sudah sesuai indikasi
4. Pemilahan Sampah untuk petugas di kamar jenzah sudah sesuai
5. Tersedia handwash dan handscrub di kamar jenazah
6. Tersedia tempat linen kotor Infeksius dan non Infeksius di kamar jenazah
7. Proses pemulasaran jenazah Covid 19 di RSIA Rinova Intan dilakukan oleh
Tim Pemulasaran Jenazah di RSIA Rinova Intan

K. MONITORING KEJADIAN LUAR BIASA/OUTBREAK

Di RSIA Rinova Intan pada Tri Wulan ke III ( Juli - September 2022 ) tidak
ditemukan adanya tanda-tanda kejadian luar Biasa di RSIA Rinova Intan.

11
L. KESIMPULAN

1. Kepatuhan alat pelindung diri ( APD ) sudah mulai meningkat dari tiap
Instalasi pelayanan dan dalam pemakaian APD sudah sesuai indikasi
2. Pelaksanaan cuci tangan di tiap unit sudah mulai di lakukan sesuai
prosedur yaitu 6 langkah cara cuci tangan ( menurut standar WHO )sesuai
dengan five moment baik dokter,perawat,bidan ,dan penunjang lain.
3. Pemeliharaan kesehatan karyawan sudah berjalan dengan baik dengan
dilakukan nya pemeriksaan medical chek-up pada petugas yang beresiko
tinggi dan pada karyawan baru
4. Edukasi kepada petugas, pasien dan pengunjung untuk mematuhi protokol
kesehatan 5 M ( mencuci tangan , memakai masker, menjaga jarak,
menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas )
5. Pelaksanaan Vaksin Covid 19 untuk seluruh karyawan RS H.A Zaky
Djunaid sudah dilaksanakan sampai tahap vaksin booster kedua
6. Tidak ditemukan kejadian luar biasa atau outbreak dibulan Juli -
September 2022

DAFTAR DESINFEKTAN DAN ANTISEPTIK YANG TERSEDIA


DI RSIA Rinova Intan

No Nama Isi Keterangan


1 Alkohol 70% Alkohol Untuk semua tujuan kulit
2 Betadhin Povidon lodida 10% Antiseptik kulit dan luka
Lodine povidon
3 Setara dengan 1% Iodium Antiseptik kulit dan luka
10%
Water, Non ionic Surfactant,
Didecyl Dimethyl Ammonium
Chloride 2,5%, Anticorrosive
4 Baycide pembersih alat semikritikal
agent, 1,2-benzisothiazolin-3-
one.

Desinfeksi permukaan semua


5 Lisol bahan baik medis maupun
non medis
Desinfeksi linen di laundry
6 Klorin Klorin 0,05%
lantai tumpahan darah
Handrub Water, Ethyl Alcohol 70%,
Antiseptik kulit pembersih
7 chlorhexidine Chlorhexidine Gluconate 0,5%,
tangan dari kuman
0,5% Gliserin, Parfume

12
Water, Sodium Laureth
Sulphate, Sodium Lauryl
Sulfate, Sodium Chloride, Peony
Hand Wash Pembersih tangan hand wash
8 Parfume, Gliserin,
Chlorexidine 4% surgical
Chlorhexidine Gluconate 4%,
Proxel GXL, Coloring agent
(Carmoisine).
Water, Carbomer, Non ionic
Surfactant, Cationic Surfactant,
Mono Propylene Glycol,
Sequestering agent, Calcium
10 Bayzime Pembersih instrumen kritikal
Chloride, Protease Amylase
Enzyme, 1,2-Benzisothiazolin-3-
on, Protease Amylase Enzyme
0,45
100 g solution contains the
following active substances: 25 Pembersih lantai finil ok dan
11 Mikrozide
g Ethanol (94 %), 35 g Propan- hcu,udara,lantai dan dinding
1-ol
100 g solution contains the
following active substances: 22
g Alkyl (C12-16)
dimethylbenzyl ammonium
chloride (ADBAC/BKC (C12- Pembersih alkes,meja
12 Terralin
C16)), 17 g 2-Phenoxyethanol, operasi,troli emergency,troli
0.9 g Amines, N-C12-C14 (even
numbered)-alkyltrimethylenedi-,
reaction products with
chloroacetic acid)

13
DATA SURVEILENS HAIS TRIWULAN
III BULAN JULI - SEPTEMBER 2022

ANGKA KEJADIAN
PLEBITIS TRI WULAN III
BULAN JULI - SEPTEMBER 2022

Hasil Tri Wulan


Indikator Target
Ke III 2022

Infeksi Aliran Darah Perifer (Phlebitis) ≤5% 0%

Data 1. Insiden rate phlebitis

1. Analisa Data
Standar dari Plebitis akibat pemasangan infus adalah ≤ 1,5 ‰, berdasarkan dari
Data di atas tidak ditemukan kasus Plebitis pada bulan Juli hingga bulan
September. Angka kejadian Plebitis pada tindakan pemasangan infus sudah
mencapai standar dengan adanya sosialisasi ulang tentang tata cara

14
pemasangan infus yang tepat sesuai standar prosedur operasional di tiap-tiap
unit pelayanan
2. Rekomendasi
a. Meningkatkan Five Moment dalam melakukan tindakan pemasangan infus
b. Pergantian jarum vena rutin dilakukan dalam waktu 4x24 jam kecuali
untuk pasien anak dan bayi
c. Meningkatkan Perawatan infus pada intra vena untuk mengurangi terjadi
plebitis akibat pemasangan infus.
d. Meminimalkan pemasangan plester biar tidak terjadi peradangan pada
kulit
e. Pergantian selang infus atau transfuse set bila sudah tidak terjadi
kemacetan pada jalannya tetesan infus

3. Rencana tindak lanjut :


a. Melakukan monitoring pada tindakan pemasangan infus yang dilakukan di
ruangan
b. Meningkatkan tehnik aseptik

ANGKA KEJADIAN ISK


TRIWULAN III
BULAN JULI – SEPTEMBER 2022

Hasil Tri Wulan


Indikator Target
Ke III 2022

Infeksi Saluran Kencing (ISK) ≤ 4.7 ‰ 0%

Data 2. Insiden rate ISK

3. Analisa data
Standar dari ISK adalah ≤ 1,5 ‰, berdasarkan dari Data di atas, tidak
ditemukan kasus ISK pada bulan Juli hingga bulan September. Angka Infeksi
Saluran Kemih atau ISK pada pemasangan selang kateter sudah mencapai
target dengan dilakukan nya perawatan dan pemeliharaan pada selang kateter

4. Rekomendasi

a. Meningkatkan sistem BUNDLES ISK pada pasien


b. Tidak meletakan urin bag dilantai atau di tempat tidur pasien
15
c. Meletakan atau mengikat selang urin bag pada posisi yang benar
d. Meningkatkan perawatan pada pemasangan kateter
e. Meningkatkan Pemeliharaan Kateter
f. Pemasangan kateter harus sesuai indikasi
g. Segera lepas setelah pemasangan sudah tidak diperlukan lagi

5. Rencana Tindak Lanjut


a. Sosialisasi ulang tentang pemasangan kateter sesuai SPO untuk
mengurangi terjadinya infeksi akibat pemasangan selang kateter
b. Meningkatkan Sistem BUNDLES ISK pada petugas Ruangan

ANGKA KEJADIAN DEKUBITUS


TRIWULAN III
BULAN JULI - SEPTEMBER 2022

Hasil Tri Wulan


Indikator Target
Ke III 2022

Dekubitus ≤ 1,5 ‰ 0%

Data 3. Insiden rate Decubitus

1. Analisa data

Standar dari Decubitus adalah ≤ 1,5 ‰, berdasarkan dari Data di atas tidak
ditemukan kasus Decubitus pada bulan Juli hingga bulan September. Angka
kejadian decubitus atau infeksi yang didapat pada pasien yang tirah baring
tidak ditemukan dikarenakan pasien dengan tirah baring sudah dilakukan
mobilisasi rutin untuk menghindari terjadinya infeksi pada tirah baring atau
pasien yang total care.

2. Rekomendasi
Melakukan mobilisasi secara teratur pada pada pasien dengan total care atau
dengan pasien yang mempunyai keterbatasan pada sistem gerak nya

3. Rencana Tindak Lanjut

Edukasi petugas dan pasien tentang penanganan pasien total care dan melatih
ROM pada pasien tertentu yang tidak mampu melakukan aktifitas.

16
ANGKA KEJADIAN IDO TRIWUKAN III
BULAN JULI - SEPTEMBER TAHUN 2022

Hasil Tri Wulan


Indikator Target
Ke III 2022

Infeksi Daerah Operasi (IDO) pelayanan


≤2% 0%
kebidanan dan balita per bulan

Data 1. Insiden rate IDO

1. Analisa data
Standar dari IDO adalah ≤ 1,5 %,berdasarkan dari Data di atas, tidak
ditemukan kasus infeksi dari tindakan operasi (IDO) untuk tindakan operasi SC,
operasi hernia, operasi appendicitis dan operasi hemoroid pada bulan Juli
hingga bulan September. Hasil-hasil tersebut sudah memenuhi standar atau
standar sudah tercapai.
2. Rekomendasi
a. Melakukan perawatan luka sesuai standar prosedur operasional
(SPO) untuk menjaga prinsip steril dan bersih pada alat yang
digunakan
b. Melakukan Edukasi dan sosialisasi tentang cara perawatan
dan pemeliharaan luka pada post operasi.
c. Meningkatkan prinsip Tehnik aseptik pada pasien dengan post operasi

3. Rencana Tindak Lanjut


a. Melakukan edukasi dan sosialisasi ulang tentang cara
perawatan dan pemeliharaan luka pada post operasi
b. Memberikan Informasi ulang pada pasien atau keluarga
pasien terkait jadwal kontrol ulang
c. Edukasi pada Pada Pasien dan keluarga pasien terkait
Hygiene atau kebersihan
d. Meningkatkan Sistem BUNDLES IDO pada petugas Ruangan

17
LAPORAN
KEPATUHAN KEBERSIHAN
TANGAN
TRIWULAN III
BULAN JULI - SEPTEMBER 2022

2
BAB 1
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat


sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di
dalamnya Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat
peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena rumah sakit merupakan
fasilitas yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis rumah sakit
sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.
HAIs (Health-care associated infection) merupakan kejadian infeksi yang
didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak
dalam masa inkubasi. Macam kejadian HAIs banyak di hubungkan karena
pemasangan alat, seperti CAUTI (Catheter Associated Urinary Tract Infection),
VAP (Ventilator Associated Pneumonia), CRBSI (Catheter (IV, Central)
Related Blood Stream Infection) dan IDO (Infeksi Daerah Operasi) karena
tindakan operasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan surveilans.
Media penularn utama dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi
nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang terkontaminasi. Hand
hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan
antiseptic pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient
safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi
strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five
moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan
dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah
bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien,
setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan
sekitar pasien.
Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan
stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya
universal precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya
pencegahan infeksi nosokomial. Sehingga perlu adanya audit kepatuhan
pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah
dilakukan oleh komite PPI RSIA Rinova Intan.

2
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
a. Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).
b. Mencegah dan mengendalikan infeksi melalui transmisi tangan
2. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand
hygiene) dengan handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan
(hand hygiene).
c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan
(hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 moment.

2
BAB II
HASIL KEGIATAN

A. Kepatuhan Hand Hygiene RSIA Rinova Intan

Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan
mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene
yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi
silang. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin setiap
bulan di RSIA Rinova Intan. Berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada
setiap unit pelayanan kesehatan RSIA Rinova Intan.

1. Audit Kelengkapan Fasilitas Kebersihan Tangan

Hasil Tri Wulan


Indikator Target
Ke III 2022

Kepatuhan Kebersihan Tangan ≥ 85% 100%

Data 1. Fasilitas Hand Hygiene

a. Analisa Data
Berdasarkan Data diatas menunjukan bahwa kelengkapan fasilitas
kebersihan tangan periode Juli - September 2022 yaitu 95%. Kelengkapan
100% terdapat pada tersediana kran,air,tempat sampah dan tersedia leaflet,
sedangkan ketersediaan tisu dan sabun cair masing-masing 90%. Kurang
lengkapnya fasilitas terjadi karena petugas terkait kurang patuh untuk
melengkapi, sedangkan persediaan tisu, sabun cair dan handscrub mencukupi.

2
b. Rencana Tindak Lanjut
a. Re edukasi unit terkait untuk selalu melengkapi fasilitas kebersihan tangan
di unit masing-masing
b. Lakukan monitoring evaluasi kelengkapan fasilitas

2. Audit kepatuhan 6 langkah kebersihan tangan

Hasil Tri Wulan


Indikator Target
Ke III 2022

Kepatuhan Kebersihan Tangan ≥ 85% 100%

Data 2. Kepatuhan 6 Langkah Kebersihan Tangan

a. Analisa Data
Berdasarkan Data diatas menunjukan bahwa kepatuhan 6 langkah kebersihan
tangan bulan Juli - September 2022 sudah mengalami peningkatan untuk rata-rata
kepatuhan pada bulan Juli 82 %, bulan Agustus 82 % sedangkan bulan September
83 % Hal ini karena adanya kesadaran petugas terhadap penting nya cuci tangan 6
langkah untuk kesehatan

b. Rekomendasi
1) Meningkatkan edukasi cuci tangan kepada petugas untuk mengurangi HAIs
2) Re sosialisasi ulang tentang 6 langkah cuci tangan kepada petugas

c. Rencana Tindak Lanjut


1) Meningkatkan kepatuhan 6 langkah cuci tangan kepada petugas
2) Berikan feed back hasil monitoring

2
3. Kepatuhan five moment kebersihan tangan bulan Juli - September 2022

Hasil Tri Wulan


Indikator Target
Ke III 2022

Kepatuhan Kebersihan Tangan ≥ 85% 100%

Data 3. Kepatuhan 5 moment kebersihan tangan triwulan III bulan Juli - September
2022
a. Analisa data
Dengan Melihat data atau angka kepatuhan kebersihan tangan pada petugas sudah
mulai meningkat ini bisa dilihat bahwa petugas sudah mengerti akan pentingnya
kebersihan tangan untuk melindungi diri dan pasien yang di rawat nya. Standar
dari kepatuhan five moment hand hygiene 85 %,berdasarkan dari Data di atas
diperoleh data kepatuhan hand hygiene pada dokter , perawat ,bidan dan petugas
lain pada triwulan III di tiap bulan nya sudah mulai meningkat walaupun belum
sesuai standar.angka kepatuhan hand hygiene sesuai five moment sangat penting
dilakukan untuk mengurangi terjadinya infeksi karena sumber transmisi kuman
melalui tangan.

b. Rekomendasi
3) Setiap pergantian shift atau operan jaga melakukan edukasi cuci tangan
dengan 6 langkah sesuai five moment saat melakukan tindakan
4) Secara rutin untuk mengecek isi hand scrub dan hand wash dengan tujuan
untuk mengetahui kepatuhan cuci tangan

2
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Berkolaborasi kepada komite ppi untuk mengoptimalkan kepatuhan hand
hygiene sesuai five moment
2) Melakukan rutin audit Hand hygiene kepada petugas
a. Melakukan Brifieng untuk kepatuhan cuci tangan
b. IHT tentang kebersihan tangan

2
KEPATUHAN
PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI
( APD )
TRIWULAN
III
BULAN JULI - SEPTEMBER 2022

2
LAPORAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )
TRIWULAN II BULAN APRIL – JUNI 2022

Hasil Tri Wulan


Indikator Target
Ke III 2022

Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 100% 100%

Data 1. Kepatuhan pemakaian APD bulan Juli - September 2022

1. Analisa data

Standar dari pemakaian alat pelindung diri pada petugas adalah 90 %,


berdasarkan dari Data di atas diperoleh data kepatuhan pemakaian alat
pelindung diri pada Dokter bulan Juli 85 %, Agustus 83 %, September 83 %,
Pada Perawat/Bidan bulan Juli 83%, Agustus 83 %, September 84 %
sedangkan pada Petugas Lain bulan Juli 86 %, Agustus 85 % dan bulan
September 83 % kesadaran petugas akan arti penting alat pelindung diri
sangat penting dan untuk melindungi diri biar terhindar dari penularan
penyakit dan pemakaian apd disesuaikan dengan indikasi dan segera lepas
setelah selesai di gunakan.

2. Rekomendasi:
a. Meningkatkan audit kepatuhan pemakaian APD
b. Kerjasama dengan Komite ppi untuk melakukan edukasi tentang
kepatuhan pemakaian alat pelindung diri.
c. Pembuatan video cara pemakaian dan pelepasan alat pelindung diri
(APD)

2
3. Rencana Tindak Lanjut:
a. Melakukan pemakaian APD sesuai indikasi untuk mengurangi
couse efektif
b. Koordinasi dengan Kepala ruang untuk mengoptimalkan pemakaian
APD yang sudah tersedia
c. Sosialisasi tentang prosedur pemakaian APD yang benar
d. Audit kepatuhan penggunaan alat pelindung diri

2
BAB IV
KESIMPULAN

1. Kepatuhan alat pelindung diri ( APD ) sudah mulai meningkat dari tiap
Instalasi pelayanan dan dalam pemakaian APD sudah sesuai indikasi
2. Pelaksanaan cuci tangan di tiap unit sudah mulai di lakukan sesuai prosedur
yaitu 6 langkah cara cuci tangan ( menurut standar WHO )sesuai dengan five
moment baik dokter,perawat,bidan ,dan penunjang lain.
3. Pemeliharaan kesehatan karyawan sudah berjalan dengan baik dengan
dilakukan nya pemeriksaan medical chek-up pada petugas yang beresiko tinggi
dan pada karyawan baru
4. Edukasi kepada petugas, pasien dan pengunjung untuk mematuhi protokol
kesehatan 5 M ( mencuci tangan , memakai masker, menjaga jarak,
menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas )

3
BAB V
PENUTU
P

Pelaporan pencegahan dan pengendalian infeksi triwulan III bulan Juli -


September 2022 RSIA Rinova Intan sudah berjalan dengan baik. Pelaporan ini akan
terus dilakukan monitoring dan evaluasi tiap tri wulan dan akan dilaporkan kepada
pimpinan RSIA Rinova Intan untuk kemudian digunakan sebagai dasar dalam
menentukan kebijakan selanjutnya.

Bekasi, 15 Oktober 2022


Disusun Oleh:
IPCN Ketua Komite PPI

Irfan Abdul Latif, Amd Kep

Sylvana Amalia Helmy

Mengetahui :
Direktur,

dr.Marintan sere.Y.S.M.Biomed (AAM)

Anda mungkin juga menyukai