Paparan - Narasumber - Perlindungan - KSPSTK - FINAL - BEST WESTERN PLUS MAKASSAR
Paparan - Narasumber - Perlindungan - KSPSTK - FINAL - BEST WESTERN PLUS MAKASSAR
1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB I
PENDAHULUAN
2
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB I
Latar Belakang
3
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB I
Latar Belakang
BAB I
Latar Belakang
5
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB I
Sehingga selain kedua undang-undang di
atas, yaitu Undang-Undang Nomor 20
Dalam konteks peningkatan Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2005, maka dalam kerangka
mutu Pendidik dan Tenaga implementasi perlindungan, telah
Kependidikan, selain aspek diterbitkan pula regulasi turunan dari
undang-undang tersebut seperti Peraturan
penghargaan dan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
kesejahteraan, aspek Guru, Peraturan Menteri Pendidikan dan
perlindungan menjadi hal Kebudayaan Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Perlindungan bagi Pendidik dan Tenaga
yang sangat penting. Kependidikan, dan Peraturan Sekretaris
Jenderal Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Teknis Perlindungan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan dalam pelaksanaan
6
tugas.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB I
Latar Belakang
1. Perlindungan merupakan upaya
melindungi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang menghadapi
Peraturan Menteri Pendidikan dan permasalahan terkait pelaksanaan
Kebudayaan Nomor 10 Tahun 2017 tugas.
2. Perlindungan terhadap Pendidik dan
tentang Perlindungan bagi Pendidik Tenaga Kependidikan sebagaimana
dan Tenaga Kependidikan, dalam dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Perlindungan hukum;
Pasal 2 menjelaskan hal sebagai b. Perlindungan profesi;
berikut: c. Perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja; dan
d. Perlindungan hak kekayaan
intelektual.
7
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB I
8
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB I
9
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
B. Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
10
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
B. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 10 Tahun
2017 tentang Perlindungan Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023
tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 4831/B/HK.03.01/2023 Tahun 2023
tentang Peran Pengawas Sekolah Dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Pada Satuan Pendidikan.
11
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB I
Tujuan Pedoman
Pedoman ini disusun sebagai acuan
bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah
sesuai dengan
kewenangannya, organisasi profesi,
dan satuan pendidikan dalam rangka
pelaksanaan perlindungan Kepala
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan dalam menghadapi
permasalahan terkait permasalahan
hukum, profesi, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan permasalahan HaKI.
12
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB I
Tujuan Perlindungan
Kegiatan perlindungan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan
bertujuan sebagai berikut:
BAB I
D. Sasaran
BAB I
Manfaat
Pedoman ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Pemerintah, Pemerintah Daerah, 2. Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
masyarakat, organisasi profesi, dan satuan Tenaga Kependidikan sebagai acuan
pendidikan: untuk:
a. melindungi dan mengangkat harkat, serta
a.mengetahui dan memahami jenis dan bentuk
martabat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,
perlindungan Kepala Sekolah, Pengawas
dan Tenaga Kependidikan agar mereka dapat
melakukan tugas profesinya secara lebih baik; Sekolah, dan Tenaga Kependidikan;
b.melakukan usaha perlindungan hukum, b.memperoleh perlindungan sehingga mampu
profesi, kesehatan dan keselamatan kerja, dan mengaktualisasikan diri dalam melaksanakan
perlindungan atas HaKI agar Kepala Sekolah, tugas dan fungsinya secara profesional; dan
Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan c.mendorong pemenuhan kewajiban dalam
terhindar dari permasalahan tersebut yang melaksanakan tugas profesinya.
mungkin muncul pada saat mereka
melaksanakan tugas profesinya;
15
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB I
a)Latar Belakang,
b) Dasar Hukum,
BAB I c) Tujuan,
d) Sasaran, dan
PENDAHULUAN meliputi: e) Manfaat.
● Masukan :
16
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB II
PERLINDUNGAN KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH,
DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN
17
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
A. Pengertian Istilah
• Kepala sekolah
• Pengawas sekolah
• Tenaga kependidikan
• Perlindungan
• Perlindungan Hukum
• Perlindungan Profesi
• Perlindungan Keselamatan dan Keserhatan Kerja
• Perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual
• Kekerasan
• Satuan Pendidikan
• Advokasi non ligitasi
• Organisasi Profesi Kepala Sekolah
• Organisasi Profesi Pengawas Sekolah
• Organisasi Profesi Tenaga Kependidikan
18
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
19
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
20
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
21
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
22
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
23
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
24
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
25
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
26
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
27
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
28
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
29
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
30
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
31
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB II
32
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
3. Manfaat, yaitu
pelaksanaan perlindungan
2. Aktif, berarti inisiatif
1.Unitaristik atau memiliki manfaat bagi
melakukan upaya
impersonal, yaitu tidak peningkatan
perlindungan dapat
membedakan jenis profesionalisme, harkat,
berasal dari Kepala
agama, latar budaya, martabat, dan
Sekolah, Pengawas
tingkat pendidikan, dan kesejahteraan Kepala
Sekolah, dan Tenaga
tingkat sosial ekonomi Sekolah, Pengawas
Kependidikan atau
Kepala Sekolah, Sekolah, dan Tenaga
lembaga mitra,
Pengawas Sekolah, dan Kependidikan, serta
dan/atau keduanya.
Tenaga Kependidikan. sumbangsihnya bagi
kemajuan pendidikan.
33
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
5. Demokrasi, yaitu
4. Nirlaba, adalah upaya upaya perlindungan 6.Praduga tak
bantuan dan perlindungan Kepala Sekolah, bersalah, artinya
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Pengawas Sekolah, dan
Tenaga Kependidikan dilakukan dengan Tenaga Kependidikan
dilakukan dengan pendekatan yang belum dapat dinyatakan
menghindari kaidah- demokratis atau bersalah sebelum ada
kaidah komersialisasi dari mengutamakan keputusan hukum yang
lembaga mitra atau pihak musyawarah untuk bersifat tetap
lain yang peduli. mufakat.
34
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB II
35
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB II
BAB II
a) Pengertian Istilah,
BAB II b) Asas Pelaksanaan
Perlindungan, dan
c) Pihak Pemberi
PERLINDUNGAN KEPALA SEKOLAH,
PENGAWAS SEKOLAH, DAN Perlindungan.
TENAGA KEPENDIDIKAN meliputi:
Masukan:
37
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
JENIS DAN BENTUK PERLINDUNGAN KEPALA SEKOLAH,
PENGAWAS SEKOLAH, DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.
38
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
39
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
40
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
1. gangguan keamanan
Perlindungan Keselamatan dan kerja;
Kesehatan Kerja 2. kecelakaan kerja;
3. kebakaran pada waktu
Perlindungan keselamatan dan kerja;
kesehatan kerja berupa 4. bencana alam;
perlindungan terhadap risiko: 5. kesehatan lingkungan
kerja; dan/atau
6. risiko lain.
41
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
42
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
43
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
44
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
45
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
46
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
Kekerasan seksual berupa:
a. penyampaian ujaran yang e.pengiriman pesan, lelucon, h.penyebaran informasi terkait
mendiskriminasi atau gambar, foto, audio, dan/atau tubuh dan/atau pribadi Korban
melecehkan tampilan fisik, video bernuansa seksual yang bernuansa seksual;
kondisi tubuh, dan/atau kepada Korban; i.perbuatan mengintip atau
identitas gender Korban; f.perbuatan mengambil, dengan sengaja melihat Korban
b. perbuatan memperlihatkan merekam, dan/atau yang sedang melakukan
alat kelamin dengan sengaja; mengedarkan foto dan/atau kegiatan secara pribadi
c. penyampaian ucapan yang rekaman audio dan/atau visual dan/atau pada ruang yang
memuat rayuan, lelucon, Korban yang bernuansa bersifat pribadi;
dan/atau siulan yang seksual; j.perbuatan membujuk,
bernuansa seksual pada g.perbuatan mengunggah foto menjanjikan, atau menawarkan
Korban; tubuh dan/atau informasi pribadi sesuatu Korban untuk
d. perbuatan menatap Korban Korban yang bernuansa melakukan transaksi atau
dengan nuansa seksual seksual; kegiatan seksual;
dan/atau membuat Korban
merasa tidak nyaman;
47
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
48
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
49
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
50
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
Dalam hal Korban sebagai Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan Tenaga a. mengalami situasi dimana pelaku mengancam,
Kependidikan, perbuatan sebagaimana memaksa, dan/atau menyalahgunakan
dimaksud pada huruf b, huruf e, huruf f, kedudukannya;
huruf g, huruf h, huruf j, huruf l, dan huruf b. mengalami kondisi di bawah pengaruh obat-
m, merupakan Kekerasan seksual jika obatan, alkohol, dan/atau narkoba;
dilakukan tanpa persetujuan Korban. c. mengalami sakit, tidak sadar, tidak berdaya, atau
tertidur;
d. memiliki kondisi fisik dan/atau psikologis yang
Tanpa persetujuan Korban sebagaimana rentan;
dimaksud tidak berlaku bagi Korban e. mengalami kelumpuhan atau hambatan motorik
sebagai Kepala Sekolah, Pengawas sementara (tonic immobility); dan/atau
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, yang f. mengalami kondisi terguncang.
dalam kondisi:
51
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
a. Larangan untuk:
Perlindungan dari Diskriminasi dan
1) menggunakan seragam/pakaian
intoleransi merupakan setiap perbuatan
kerja bagi Kepala Sekolah,
Kekerasan yang dilakukan oleh pihak lain
Pengawas Sekolah, dan Tenaga
kepada Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,
Kependidikan yang sesuai dengan
dan Tenaga Kependidikan dalam bentuk
ketentuan peraturan perundangan-
pembedaan, pengecualian, pembatasan,
undangan mengenai pengaturan
atau pemilihan berdasarkan suku/etnis,
seragam;
agama, kepercayaan, ras, warna kulit, usia,
2) mengamalkan ajaran agama atau
status sosial ekonomi, kebangsaaan, jenis
kepercayaan yang sesuai keyakinan
kelamin, dan/atau kemampuan intelektual,
agama atau kepercayaan yang
mental, sensorik, serta fisik. Bentuk tindakan
dianut oleh Kepala Sekolah,
diskriminasi dan intoleransi dapat berupa: Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan; 52
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
BAB III
4. Larangan atau pemaksaan kepada c) perbuatan mengurangi, menghalangi,
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan atau membedakan hak dan/atau
Tenaga Kependidikan untuk: kewajiban Kepala Sekolah, Pengawas
a) mengikuti atau tidak mengikuti
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan
perayaan hari besar keagamaan
yang dilaksanakan di satuan sesuai ketentuan peraturan perundang-
pendidikan yang berbeda dengan undangan; dan/atau
agama dan kepercayaan kepada d) perbuatan diskriminasi dan
Tuhan Yang Maha Esa sesuai intoleransi lainnya sesuai dengan
dengan yang diyakininya; dan ketentuan peraturan perundang-
b)memberikan donasi/bantuan dengan undangan
alasan latar belakang suku/etnis, agama,
kepercayaan, ras, warna kulit, usia, Pemaksaan atas perbuatan sebagaimana
status sosial ekonomi, kebangsaaan, dimaksud dalam huruf b angka 2) dan angka
jenis kelamin, dan/atau kemampuan 3), serta huruf d), termasuk perbuatan
intelektual, mental, sensorik, serta fisik; meminta atau mengimbau karena ada
ketimpangan relasi kuasa, superioritas, atau
senioritas
. 54
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
6. Kebijakan yang mengandung
kekerasan
55
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
B. Bentuk Perlindungan
1.Konsultasi hukum dapat berupa
Bentuk Perlindungan berdasarkan
pemberian saran atau pendapat untuk
Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 tentang
penyelesaian sengketa atau perselisihan.
Perlindungan Pendidik dan Tenaga
2.Mediasi merupakan cara penyelesaian
Kependidikan mengatur bahwa Kepala
sengketa melalui proses perundingan
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
untuk memperoleh kesepakatan para
Kependidikan yang mengalami permasalahan
pihak.
mendapatkan perlindungan melalui bantuan
3.Pemenuhan dan/atau pemulihan hak
nonlitigasi. Pemerintah berkewajiban
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
melindungi, memfasilitasi penyelesaian
Tenaga Kependidikan dapat berupa
perkara di luar pengadilan berupa konsultasi
bantuan untuk mendapatkan penasihat
hukum, mediasi, dan/atau pemenuhan
hukum dalam penyelesaian perkara
dan/atau pemulihan hak Pendidik dan Tenaga
melalui proses pidana, perdata, atau tata
Kependidikan.
usaha negara
56
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB III
57
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
BAB IV
MEKANISME PEMBERIAN PERLINDUNGAN
58
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
59
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
BAB IV
61
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
62
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
BAB IV
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Surat pengaduan dapat juga diajukan
Kependidikan menangani surat oleh pihak yang berhak melakukan
pengaduan dengan cara: pengaduan kepada:
1. menerima, meregistrasi, dan a. Satuan Pendidikan;
memverifikasi surat pengaduan;
b. Pemerintah Daerah
dan
kabupaten/kota;
2. menentukan alternatif solusi atas
pengaduan paling lama 7 (tujuh) c. Pemerintah Daerah provinsi;
hari kerja sejak berkas pengaduan dan/atau
diterima oleh Satgas Perlindungan d. Organisasi Profesi.
PTK.
64
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
65
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
6. Berdasarkan pengaduan
7 Satgas menyampaikan 8. Satgas melakukan
yang disampaikan oleh
Kepala Sekolah, panggilan paling analisis untuk
Pengawas Sekolah, dan banyak tiga kali kepada melakukan
Tenaga Kependidikan, Pengadu. Dalam hal penyusunan
Satgas melakukan pengadu tidak hadir kesimpulan dan
pemeriksaan dengan sampai panggilan rekomendasi
melakukan panggilan ketiga, pemeriksaan berdasarkan:
kepada pengadu melalui: tidak dilanjutkan dan a. keterangan
1.surat panggilan secara
pengaduan dinyatakan Pengadu
tertulis; dan/atau
2.panggilan secara lisan. dihentikan. b. alat bukti yang ada
66
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
67
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
68
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
69
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB IV
BAB IV
Masukan:
71
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB V
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMBERI
PERLINDUNGAN
72
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog
BAB V
73
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB V
74
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB V
Membentuk Satgas
Perlindungan Kepala Menyediakan kanal aduan
Sekolah, Pengawas Sekolah, terkait pemberian
5 dan Tenaga Kependidikan
dan menetapkan
Memfasilitasi 8 perlindungan hukum,
profesi, kesehatan dan
keanggotaannya sistem keselamatan kerja, dan hak
informasi atas kekayaan intelektual.
Melakukan koordinasi 7 atas data
lintas sektor dalam Melaksanakan
melaksanakan penanganan pemantauan dan
6 pemberian perlindungan
bagi Kepala Sekolah, pengaduan evaluasi secara berkala
terhadap pelaksanaan
Pengawas Sekolah, dan 9 kebijakan pemberian
Tenaga Kependidikan; perlindungan bagi
Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan
Tenaga Kependidikan.
75
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB V
2. Pemerintah Daerah
1. menyusun dan menetapkan peraturan
4. memfasilitasi dan membina satuan pendidikan
kepala daerah yang mendukung pemberian
dan pemerintah daerah dalam pemberian
perlindungan bagi Kepala Sekolah,
perlindungan bagi Kepala Sekolah, Pengawas
Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan
Kependidikan.
5. melakukan sosialisasi kebijakan dan program
2. mengintegrasikan program pemberian
terkait program pemberian perlindungan bagi
perlindungan ke dalam agenda prioritas
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
kebijakan pemerintah daerah sesuai
Tenaga Kependidikan.
dengan kewenangannya
6. membentuk Satgas Perlindungan bagi Kepala
3. mengalokasikan anggaran pelaksanaan
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
pemberian perlindungan yang
Kependidikan serta menetapkan
diselenggarakan oleh pemerintah daerah
keanggotaannya.
sesuai dengan kewenangannya
76
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB V
2. Pemerintah Daerah
9. menyelenggarakan pelatihan
7.melakukan koordinasi lintas sektor bagi Satuan Tugas dalam
dalam melaksanakan pemberian melaksanakan pemberian
perlindungan sesuai dengan perlindungan
kewenangannya 11. melakukan pemantauan dan
8. menyediakan bangunan, gedung, evaluasi minimal 1 (satu) kali
dan fasilitas bagi satgas dalam 1 (satu) tahun terhadap
perlindungan; pelaksanaan pemberian
9. menyediakan sarana untuk perlindungan; dan
pelaksanaan kegiatan Satgas 12. melaporkan hasil pemantauan
minimal berupa kanal pelaporan, dan evaluasi di lingkungan
ruang pemeriksaan, dan alat tulis satuan pendidikan dalam hal
kantor; diminta Kementerian
77
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB V
C. Organisasi Profesi
1. mengintegrasikan program 1. melakukan sosialisasi 1. menyelenggarakan pelatihan
pemberian perlindungan ke kebijakan dan program terkait bagi Satgas dalam
dalam agenda prioritas pemberian perlindungan. melaksanakan pemberian
kebijakan organisasi profesi 2. membentuk Satgas perlindungan.
sesuai dengan kewenangannya Perlindungan bagi Kepala 2. melakukan pemantauan dan
2. mengalokasikan anggaran Sekolah, Pengawas Sekolah, evaluasi minimal 1 (satu) kali
pelaksanaan pemberian dan Tenaga Kependidikan dalam 1 (satu) tahun terhadap
perlindungan yang dan menetapkan pelaksanaan pemberian
diselenggarakan oleh organisasi keanggotaannya perlindungan; dan
profesi sesuai dengan 3. melakukan koordinasi lintas 3. melaporkan hasil pemantauan
kewenangannya sektor dalam melaksanakan dan evaluasi di lingkungan
3. memfasilitasi, membina, pemberian perlindungan satuan pendidikan, terkait
mendampingi Kepala Sekolah, sesuai dengan pemberian perlindungan jika
Pengawas Sekolah, dan kewenangannya diminta Kementerian.
Tenaga Kependidikan dalam
pemberian perlindungan 78
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB V
D. Satuan pendidikan
1.melakukan kerja sama dengan instansi atau lembaga
1.menjalankan kebijakan pemberian
terkait dalam pemberian perlindungan bagi Kepala
perlindungan yang ditetapkan oleh
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kementerian dan pemerintah daerah sesuai
Kependidikan.
dengan kewenangannya
2.memanfaatkan pendanaan yang bersumber dari
2.merencanakan dan melaksanakan program
anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran
pemberian perlindungan.
pendapatan dan belanja daerah, dan/atau bantuan
3.Membentuk dan memfasilitasi tugas satgas
operasional sekolah untuk kegiatan pemberian
perlindungan.
perlindungan; dan
4.melakukan sosialisasi program
3.melakukan evaluasi secara berkala terhadap
perlindungan di lingkungan satuan
pelaksanaan pemberian perlindungan.
pendidikan;
4.melaporkan hasil evaluasi di lingkungan satuan
pendidikan, terkait pemberian perlindungan kepada
Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/ Kota sesuai
dengan kewenangannya
79
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VI
80
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB V
a) Pemerintah Pusat,
BAB V b) Pemerintah Daerah,
c) Organisasi Profesi, dan
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT d) Satuan Pendidikan.
DALAM PEMBERIAN
PERLINDUNGAN, meliputi:
Masukan:
81
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VI
BAB VI
83
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VI
B. Tugas dan Fungsi Satgas Perlindungan KSPSTK
Tugas:
1. menyusun program kerja tentang 1. Koordinasi dan/atau kerjasama dengan
Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan,
pelaksanaan perlindungan KSPSTK; Organisasi Profesi, Masyarakat, dan/atau pihak
2. memberikan advokasi nonlitigasi berupa terkait lainnya; dan
pendampingan 2. melaporkan hasil kegiatan advokasi nonlitigasi,
penyuluhan hukum, program kerja, dan/atau
mediasi/musyawarah, mediasi formil di pelaksanaan koordinasi dan/atau kerjasama
kepolisian atau di kejaksaan atas dengan Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan,
Organisasi Profesi, Masyarakat, dan/atau pihak
permasalahan hukum, perlindungan terkait lainnya, kepada Direktorat Kepala
hukum, profesi, keselamatan kerja dan Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan sesuai kebutuhan.
hak atas kekayaan intelektual; 3. Memastikan informasi permasalahan-
3. memberikan penyuluhan hukum terkait permasalahan atau hasil mediasi yang menjadi
dengan perlindungan KSPSTK; konsumsi publik.
84
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VI
1.pelaksanaan program kerja tentang pelaksanaan perlindungan
KSPSTK;
2.pelaksanaan fungsi advokasi nonlitigasi berupa pendampingan
mediasi/musyawarah, mediasi formil di kepolisian atau di
kejaksaan atas permasalahan hukum, perlindungan hukum,
profesi, keselamatan kerja dan hak atas kekayaan intelektual;
3.pelaksanaan penyuluhan hukum terkait dengan perlindungan
Fungsi: KSPSTK;
4.pelaksanaan Koordinasi dan/atau kerjasama dengan
Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan, Organisasi Profesi,
Masyarakat, dan/atau pihak terkait lainnya;
5.pelaksanaan dan memverifikasi laporan, data, dan dokumen
lainnya;
6.verifikasi informasi permasalahan-permasalahan atau hasil
mediasi yang menjadi konsumsi publik. 85
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VI
Dalam rangka pencegahan
agar tidak terjadi
Kewajiban permasalahan hukum, profesi,
keselamatan dan kesehatan
Pemerintah dalam
kerja, dan permasalahan HaKI
optimalisasi Satgas yang menimpa KSPSTK,
perlindungan Pemerintah berkewajiban
untuk melaksanakan kegiatan
sebagai berikut:
86
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VI
Seminar bertujuan untuk memberikan
pemahaman dan pengetahuan
perlindungan kepada kepala sekolah,
pengawas sekolah, dan tenaga
kependidikan Seminar/webinar ini akan
diadakan dalam bentuk presentasi yang
1. Seminar melibatkan narasumber yang ahli di
bidangnya. Materi yang akan disampaikan
meliputi prinsip-prinsip dasar perlindungan,
pencegahan dan penanganan KSPSTK.
87
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VI
88
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VI
BAB VI
90
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VI
91
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VII
PEMANTAUAN DAN EVALUAS
92
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VII
93
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VII
1. Mekanisme pemantauan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, termasuk:
2. Pengumpulan data dan informasi dari
berbagai sumber, seperti data pengaduan,
data layanan, data penelitian, dan data
A. Mekanisme survei.
3. Peninjauan dokumen dan laporan, seperti
Pemantauan rencana kerja, laporan pelaksanaan, dan
laporan evaluasi.
4. Observasi langsung, seperti mengunjungi
lokasi program atau kegiatan.
5. Wawancara dengan pemangku
kepentingan, seperti korban, pelaku, saksi,
dan penyedia layanan.
94
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VII
95
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VII
96
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB V
97
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VIII
98
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VIII
99
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VIII
100
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VIII
c. Tindak Lanjut
101
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAB VIII
a) Kesimpulan,
b) Rekomendasi, dan
BAB VIII c) Tindak Lanjut.
PENUTUP, meliputi:
Masukan:
102