Anda di halaman 1dari 102

PEDOMAN

PERLINDUNGAN KEPALA SEKOLAH,


PENGAWAS SEKOLAH,
Screen Shot 2020-03-01 at 3.18.51 PM
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I
PENDAHULUAN

2
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I
Latar Belakang

Kepala Sekolah, Pengawas Oleh karena itu, Kepala


Sekolah, dan Tenaga Sekolah, Pengawas Sekolah,
dan Tenaga Kependidikan
Kependidikan merupakan salah
wajib mendapat
satu sumber daya yang penting perlindungan, kepastian dan
dan utama dalam menunjang proses jaminan untuk memperoleh
pembelajaran, pengelolaan dan rasa aman dalam
penyelenggaraan pendidikan di melaksanakan tugas dan
satuan pendidikan. fungsinya.

3
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I
Latar Belakang

Dalam pelaksanaan tugas dan


fungsinya, masih terdapat Kepala Kondisi tersebut merugikan Kepala
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
Tenaga Kependidikan menghadapi Tenaga Kependidikan karena
permasalahan hukum, profesi, memperoleh perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja, merupakan hak mereka dan
dan permasalahan hak kekayaan sekaligus merupakan amanat
intelektual (HaKI), namun belum perundang-undangan yang harus
ada penyelesaian yang memadai dilaksanakan di Indonesia.
dari pihak yang berwenang untuk
melindunginya.
4
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I
Latar Belakang

Pasal 40 ayat (1) huruf d Undang- Selanjutnya, Pasal 39 ayat (1)


Undang Nomor 20 Tahun 2003 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
tentang Sistem Pendidikan Nasional 2005 tentang Guru dan Dosen
menjelaskan, “Pendidik dan Tenaga menjelaskan, “Pemerintah,
Kependidikan berhak memperoleh pemerintah daerah, masyarakat,
perlindungan hukum dalam organisasi profesi, dan/atau satuan
melaksanakan tugas dan hak atas pendidikan wajib memberikan
hasil kekayaan intelektual”. perlindungan terhadap guru dalam
pelaksanaan tugas”.

5
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I
Sehingga selain kedua undang-undang di
atas, yaitu Undang-Undang Nomor 20
Dalam konteks peningkatan Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2005, maka dalam kerangka
mutu Pendidik dan Tenaga implementasi perlindungan, telah
Kependidikan, selain aspek diterbitkan pula regulasi turunan dari
undang-undang tersebut seperti Peraturan
penghargaan dan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
kesejahteraan, aspek Guru, Peraturan Menteri Pendidikan dan
perlindungan menjadi hal Kebudayaan Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Perlindungan bagi Pendidik dan Tenaga
yang sangat penting. Kependidikan, dan Peraturan Sekretaris
Jenderal Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Teknis Perlindungan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan dalam pelaksanaan
6
tugas.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I
Latar Belakang
1. Perlindungan merupakan upaya
melindungi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang menghadapi
Peraturan Menteri Pendidikan dan permasalahan terkait pelaksanaan
Kebudayaan Nomor 10 Tahun 2017 tugas.
2. Perlindungan terhadap Pendidik dan
tentang Perlindungan bagi Pendidik Tenaga Kependidikan sebagaimana
dan Tenaga Kependidikan, dalam dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Perlindungan hukum;
Pasal 2 menjelaskan hal sebagai b. Perlindungan profesi;
berikut: c. Perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja; dan
d. Perlindungan hak kekayaan
intelektual.

7
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I

Selain berbagai ketentuan peraturan di atas, Pengertian tersebut di atas


yang mengatur jenis perlindungan bagi memberikan penguatan dan
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan pengayaan dalam pengaturan jenis
Tenaga Kependidikan, berlaku juga perlindungan, khususnya terkait
ketentuan dalam Peraturan Menteri pengertian kekerasan yang
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan merupakan bagian dari perlindungan
Teknologi Nomor 46 Tahun 2023 tentang hukum sebagaimana diatur dalam
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Pasal 2 ayat (2) huruf a Peraturan
Satuan Pendidikan yang memberikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pengertian terkait tindak kekerasan fisik, Nomor 10 Tahun 2017 tentang
kekerasan psikis, perundungan, kekerasan Perlindungan Pendidik dan Tenaga
seksual, serta diskriminasi dan intoleransi.
Kependidikan.

8
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I

Untuk memberikan kepastian hukum dalam perlindungan bagi


Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan
yang menghadapi permasalahan hukum, profesi, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan Hak Kekayaan Intelektual dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, perlu menyusun
Pedoman Perlindungan bagi Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan.

9
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

B. Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2005


tentang Guru dan Dosen.

Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2022


tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana


telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
10
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

B. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 10 Tahun
2017 tentang Perlindungan Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2021 tentang


Organisasi dan tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset , dan Teknologi.

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023
tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.

Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 6 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis


Perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Pelaksanaan Tugas.

Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 5958/B/HK.03.01/2022


Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.

Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 4831/B/HK.03.01/2023 Tahun 2023
tentang Peran Pengawas Sekolah Dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Pada Satuan Pendidikan.

11
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB I

Tujuan Pedoman
Pedoman ini disusun sebagai acuan
bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah
sesuai dengan
kewenangannya, organisasi profesi,
dan satuan pendidikan dalam rangka
pelaksanaan perlindungan Kepala
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan dalam menghadapi
permasalahan terkait permasalahan
hukum, profesi, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan permasalahan HaKI.

12
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I
Tujuan Perlindungan
Kegiatan perlindungan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan
bertujuan sebagai berikut:

a. mewujudkan pelayanan yang c. mewujudkan Kepala Sekolah, Pengawas


optimal dari Pemerintah, Pemerintah Sekolah, dan Tenaga Kependidikan yang
Daerah, satuan pendidikan, dan bertanggung jawab dan memiliki
organisasi profesi dalam rangka kepedulian dalam melaksanakan tugas
memberikan perlindungan kepada pelayanan pendidikan formal bagi peserta
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, didik; dan
dan Tenaga Kependidikan;
d. membangun jaringan kerjasama
dengan lembaga pemerintah dan
b. mewujudkan kenyamanan bagi nonpemerintah dalam rangka
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, meningkatkan kepedulian dan
dan Tenaga Kependidikan dalam perlindungan Kepala Sekolah, Pengawas
melaksanakan tugas profesinya; Sekolah, dan Tenaga Kependidikan.
13
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I
D. Sasaran

Sasaran pengguna pedoman ini adalah:

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;


1

Dinas Pendidikan Provinsi;


2

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;


3

Satuan Pendidikan; dan


4

Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan


5
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I
Manfaat
Pedoman ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Pemerintah, Pemerintah Daerah, 2. Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
masyarakat, organisasi profesi, dan satuan Tenaga Kependidikan sebagai acuan
pendidikan: untuk:
a. melindungi dan mengangkat harkat, serta
a.mengetahui dan memahami jenis dan bentuk
martabat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,
perlindungan Kepala Sekolah, Pengawas
dan Tenaga Kependidikan agar mereka dapat
melakukan tugas profesinya secara lebih baik; Sekolah, dan Tenaga Kependidikan;
b.melakukan usaha perlindungan hukum, b.memperoleh perlindungan sehingga mampu
profesi, kesehatan dan keselamatan kerja, dan mengaktualisasikan diri dalam melaksanakan
perlindungan atas HaKI agar Kepala Sekolah, tugas dan fungsinya secara profesional; dan
Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan c.mendorong pemenuhan kewajiban dalam
terhindar dari permasalahan tersebut yang melaksanakan tugas profesinya.
mungkin muncul pada saat mereka
melaksanakan tugas profesinya;
15
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB I

a)Latar Belakang,
b) Dasar Hukum,
BAB I c) Tujuan,
d) Sasaran, dan
PENDAHULUAN meliputi: e) Manfaat.
● Masukan :

16
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB II
PERLINDUNGAN KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH,
DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN

17
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II
A. Pengertian Istilah
• Kepala sekolah
• Pengawas sekolah
• Tenaga kependidikan
• Perlindungan
• Perlindungan Hukum
• Perlindungan Profesi
• Perlindungan Keselamatan dan Keserhatan Kerja
• Perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual
• Kekerasan
• Satuan Pendidikan
• Advokasi non ligitasi
• Organisasi Profesi Kepala Sekolah
• Organisasi Profesi Pengawas Sekolah
• Organisasi Profesi Tenaga Kependidikan
18
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Kepala Sekolah adalah kepala kelompok


bermain/taman penitipan anak/satuan PAUD
sejenis/taman kanak-kanak/taman kanak-
kanak luar biasa, kepala sekolah
dasar/sekolah dasar luar biasa/sekolah
menengah pertama/sekolah menengah
pertama luar biasa, kepala sekolah
menengah atas/sekolah menengah
kejuruan/sekolah menengah atas luar biasa,
atau kepala Sekolah Indonesia di Luar
Negeri.

19
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Pengawas Sekolah adalah pegawai


negeri sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab dan wewenang secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan fungsi pengawasan
dengan melakukan kegiatan
pendampingan dalam peningkatan
kualitas pembelajaran pada satuan
pendidikan.

20
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Tenaga Kependidikan adalah tenaga


kependidikan selain Kepala Sekolah
dan Pengawas Sekolah, yang terdiri
atas pengelola satuan pendidikan,
penilik, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, teknisi sumber belajar,
tenaga administrasi, terapis, tenaga
kebersihan dan keamanan, serta
tenaga dengan sebutan lain yang
bekerja pada satuan pendidikan.

21
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Perlindungan adalah perlindungan


hukum, perlindungan profesi,
perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja, dan perlindungan
atas HaKI.

22
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Perlindungan Hukum adalah upaya


melakukan perlindungan kepada Kepala
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
Tenaga Kependidikan dari tindak
kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatif, intimidasi atau perlakuan
tidak adil dari pihak peserta didik, orang
tua peserta didik, masyarakat, birokrasi,
atau pihak lain yang terkait dengan
pelaksanaan tugasnya.

23
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Perlindungan Profesi adalah upaya pemberian


perlindungan kepada Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan yang mencakup
perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,
pembatasan dalam penyampaian pandangan,
pelecehan terhadap profesi dan
pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan tenaga
kependidikan dalam melaksanakan tugas.

24
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Perlindungan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja adalah upaya
pemberian perlindungan kepada
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,
dan tenaga kependidikan yang
mencakup perlindungan terhadap risiko
dari gangguan keamanan kerja,
kecelakaan kerja, kebakaran pada
waktu kerja, bencana alam, kesehatan
lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.

25
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Perlindungan Hak atas


Kekayaan Intelektual adalah
upaya pemberian perlindungan
kepada Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan tenaga
kependidikan berupa pengakuan
dan perlindungan hak cipta karya
dan/atau hak kekayaan industri.

26
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Kekerasan adalah setiap perbuatan, tindakan,


dan/atau keputusan terhadap seseorang yang
berdampak menimbulkan rasa sakit, luka, atau
kematian, penderitaan seksual/reproduksi, berkurang
atau tidak berfungsinya sebagian dan/atau seluruh
anggota tubuh secara fisik, intelektual atau mental,
hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan
atau pekerjaan dengan aman dan optimal, hilangnya
kesempatan untuk pemenuhan hak asasi manusia,
ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya,
kerugian ekonomi, dan/atau bentuk kerugian lain yang
sejenis.

27
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Satuan Pendidikan adalah


kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan
pada jalur formal dan nonformal
pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan

28
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Advokasi non-litigasi adalah


bantuan hukum dalam bentuk
pembelaan di luar pengadilan yang
diberikan dalam upaya memberikan
perlindungan dan/atau penyelesaian
permasalahan hukum yang dialami
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,
dan Tenaga Kependidikan.

29
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Organisasi Profesi Kepala Sekolah


adalah perkumpulan yang
berbadan hukum yang didirikan
dan diurus oleh kepala sekolah
untuk mengembangkan
profesionalitas kepala sekolah.

30
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Organisasi Profesi Pengawas


Sekolah adalah perkumpulan yang
berbadan hukum yang didirikan dan
diurus oleh pengawas sekolah
untuk mengembangkan
profesionalitas pengawas sekolah.

31
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB II

Organisasi Profesi Tenaga


Kependidikan adalah perkumpulan
yang berbadan hukum untuk
mengembangkan profesionalitas
yang didirikan dan diurus oleh
tenaga kependidikan selain kepala
sekolah dan pengawas sekolah.

32
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Asas Pelaksanaan Perlindungan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,


dan Tenaga Kependidikan.

3. Manfaat, yaitu
pelaksanaan perlindungan
2. Aktif, berarti inisiatif
1.Unitaristik atau memiliki manfaat bagi
melakukan upaya
impersonal, yaitu tidak peningkatan
perlindungan dapat
membedakan jenis profesionalisme, harkat,
berasal dari Kepala
agama, latar budaya, martabat, dan
Sekolah, Pengawas
tingkat pendidikan, dan kesejahteraan Kepala
Sekolah, dan Tenaga
tingkat sosial ekonomi Sekolah, Pengawas
Kependidikan atau
Kepala Sekolah, Sekolah, dan Tenaga
lembaga mitra,
Pengawas Sekolah, dan Kependidikan, serta
dan/atau keduanya.
Tenaga Kependidikan. sumbangsihnya bagi
kemajuan pendidikan.

33
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Asas Pelaksanaan Perlindungan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,


dan Tenaga Kependidikan.

5. Demokrasi, yaitu
4. Nirlaba, adalah upaya upaya perlindungan 6.Praduga tak
bantuan dan perlindungan Kepala Sekolah, bersalah, artinya
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Pengawas Sekolah, dan
Tenaga Kependidikan dilakukan dengan Tenaga Kependidikan
dilakukan dengan pendekatan yang belum dapat dinyatakan
menghindari kaidah- demokratis atau bersalah sebelum ada
kaidah komersialisasi dari mengutamakan keputusan hukum yang
lembaga mitra atau pihak musyawarah untuk bersifat tetap
lain yang peduli. mufakat.

34
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB II

3.Pihak Pemberi Perlindungan


1. Pemerintah;
Berdasarkan Peraturan Menteri 2. Pemerintah Daerah;
Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 10 Tahun 2017 tentang 3. Masyarakat;
Perlindungan Pendidik dan 4. Organisasi profesi;
Tenaga Kependidikan yang
merupakan pihak pemberi dan/atau
perlindungan terdiri atas: 5. Satuan Pendidikan.

35
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB II

Di lingkup Pemerintah, pemerintah


Para pihak pemberi
daerah, dan satuan pendidikan
perlindungan tersebut di dalam rangka pemberian Tata cara pembentukan
atas melakukan perlindungan terhadap masalah Satgas dan Tim
perlindungan hukum, hukum, profesi, keselamatan dan Advokasi dimaksud
kesehatan kerja, dan HaKI yang diuraikan pada Bab V
profesi, keselamatan dialami oleh Kepala Sekolah, pedoman ini.
dan kesehatan kerja, Pengawasan Sekolah, dan
dan perlindungan HaKI Tenaga Kependidikan dibentuk
Satuan Tugas (Satgas)
bagi Kepala Sekolah,
Perlindungan, sedangkan di
Pengawas Sekolah, organisasi profesi dibentuk Tim
dan Tenaga Advokasi Perlindungan.
Kependidikan.
36
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB II

a) Pengertian Istilah,
BAB II b) Asas Pelaksanaan
Perlindungan, dan
c) Pihak Pemberi
PERLINDUNGAN KEPALA SEKOLAH,
PENGAWAS SEKOLAH, DAN Perlindungan.
TENAGA KEPENDIDIKAN meliputi:

Masukan:

37
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III
JENIS DAN BENTUK PERLINDUNGAN KEPALA SEKOLAH,
PENGAWAS SEKOLAH, DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.

38
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

Jenis Perlindungan Perlindungan Hukum


Perlindungan hukum mencakup
Berikut ini adalah jenis perlindungan terhadap:
perlindungan yang dapat
diberikan kepada Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan Tenaga
1.tindak kekerasan;
Kependidikan berdasarkan 2.ancaman;
Permendikbud Nomor 10 Tahun 3.perlakuan diskriminatif;
2017 tentang Perlindungan 4.intimidasi; dan/atau
Pendidik dan Tenaga 5.perlakuan tidak adil
Kependidikan.

39
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

1. pemutusan hubungan kerja yang


tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Perlindungan Profesi 2. pemberian imbalan yang tidak
wajar;
Perlindungan profesi 3. pembatasan dalam
mencakup perlindungan menyampaikan pandangan;
4. pelecehan terhadap profesi;
terhadap: dan/atau
5. pembatasan atau pelarangan lain
yang dapat menghambat Kepala
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
Tenaga Kependidikan dalam
melaksanakan tugas.

40
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

1. gangguan keamanan
Perlindungan Keselamatan dan kerja;
Kesehatan Kerja 2. kecelakaan kerja;
3. kebakaran pada waktu
Perlindungan keselamatan dan kerja;
kesehatan kerja berupa 4. bencana alam;
perlindungan terhadap risiko: 5. kesehatan lingkungan
kerja; dan/atau
6. risiko lain.

41
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

Tindak kekerasan yang merupakan bagian


4. Perlindungan Hak atas dari perlindungan hukum sebagaimana
dimaksud Permendikbud Nomor 10
Kekayaan Intelektual Tahun 2017 tentang Perlindungan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
lebih lanjut dirinci dan diberikan
Perlindungan hak atas pengertian oleh Permendikbudristek
kekayaan intelektual berupa Nomor 46 Tahun 2023 tentang
Pencegahan dan Penanganan
perlindungan terhadap: Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan. Pengertian atau makna
• hak cipta; dan/atau kekerasan yang diberikan oleh
Permendikbudristek Nomor 46 Tahun
• hak kekayaan industri 2023 adalah sebagai berikut

42
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

1. Perlindungan dari Kekerasan Fisik a. tawuran atau perkelahian massal;


b. penganiayaan;
Perlindungan dari Kekerasan c. perkelahian;
yang dilakukan dengan d. eksploitasi ekonomi melalui kerja
kontak fisik oleh pihak lain paksa untuk memberikan keuntungan
kepada Kepala Sekolah, ekonomi bagi pelaku;
Pengawas Sekolah, dan e. pembunuhan; dan/atau
Tenaga Kependidikan dengan
f. perbuatan lain yang dinyatakan
atau tanpa menggunakan alat
bantu. Kekerasan fisik sebagai Kekerasan fisik dalam
sebagaimana dimaksud dapat ketentuan peraturan perundang-
berupa: undangan.

43
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

2. Perlindungan dari Kekerasan Psikis a. pengucilan;


b. penolakan;
Perlindungan dari Kekerasan c. pengabaian;
psikis/perbuatan nonfisik yang d. penghinaan;
dilakukan oleh pihak lain kepada e. penyebaran rumor;
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, f. panggilan yang mengejek;
dan Tenaga Kependidikan dengan g. intimidasi;
tujuan untuk merendahkan, h. teror;
menghina, menakuti, atau membuat i. perbuatan mempermalukan di depan
perasaan tidak nyaman. Kekerasan umum;
psikis dapat berupa: j. pemerasan; dan/atau
k. perbuatan lain yang sejenis.

44
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

Perlindungan dari perundungan


yang merupakan kekerasan fisik
3. Perlindungan dan/atau kekerasan psikis yang
dilakukan oleh pihak lain kepada
dari Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, dan Tenaga
Perundungan Kependidikan secara berulang
karena ketimpangan relasi kuasa.

45
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

Perlindungan dari Kekerasan seksual yang


dilakukan oleh pihak lain kepada Kepala
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga

4. Perlindungan Kependidikan berupa setiap perbuatan


merendahkan, menghina, melecehkan,
dan/atau menyerang tubuh, dan/atau
dari Kekerasan fungsi reproduksi seseorang, karena
ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender,
yang berakibat atau dapat berakibat
seksual penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk
yang mengganggu kesehatan reproduksi dan
hilang kesempatan melaksanakan pekerjaan
dengan aman dan optimal.

46
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III
Kekerasan seksual berupa:
a. penyampaian ujaran yang e.pengiriman pesan, lelucon, h.penyebaran informasi terkait
mendiskriminasi atau gambar, foto, audio, dan/atau tubuh dan/atau pribadi Korban
melecehkan tampilan fisik, video bernuansa seksual yang bernuansa seksual;
kondisi tubuh, dan/atau kepada Korban; i.perbuatan mengintip atau
identitas gender Korban; f.perbuatan mengambil, dengan sengaja melihat Korban
b. perbuatan memperlihatkan merekam, dan/atau yang sedang melakukan
alat kelamin dengan sengaja; mengedarkan foto dan/atau kegiatan secara pribadi
c. penyampaian ucapan yang rekaman audio dan/atau visual dan/atau pada ruang yang
memuat rayuan, lelucon, Korban yang bernuansa bersifat pribadi;
dan/atau siulan yang seksual; j.perbuatan membujuk,
bernuansa seksual pada g.perbuatan mengunggah foto menjanjikan, atau menawarkan
Korban; tubuh dan/atau informasi pribadi sesuatu Korban untuk
d. perbuatan menatap Korban Korban yang bernuansa melakukan transaksi atau
dengan nuansa seksual seksual; kegiatan seksual;
dan/atau membuat Korban
merasa tidak nyaman;
47
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

k.pemberian hukuman atau m.perbuatan membuka pakaian


sanksi yang bernuansa Korban;
seksual; n.pemaksaan terhadap Korban
l.perbuatan menyentuh, untuk melakukan transaksi atau
mengusap, meraba, kegiatan seksual;
memegang, memeluk, o.praktik budaya komunitas Peserta
mencium, dan/atau Didik, Pendidik, dan Tenaga
menggosokkan bagian Kependidikan yang bernuansa
tubuhnya pada tubuh Korban; Kekerasan Seksual;

48
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

p.percobaan perkosaan s.pemaksaan atau perbuatan


walaupun penetrasi tidak terjadi; memperdayai Korban untuk
q.perkosaan termasuk penetrasi hamil;
dengan benda atau bagian tubuh t.pembiaran terjadinya
selain alat kelamin; Kekerasan seksual dengan
r.pemaksaan atau perbuatan sengaja;
memperdayai Korban untuk
melakukan aborsi;

49
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

u.pemaksaan sterilisasi; x.perbudakan seksual;


y.tindak pidana perdagangan
v.penyiksaan seksual;
orang yang ditujukan untuk
w.eksploitasi seksual; eksploitasi seksual; dan/atau
z.perbuatan lain yang
dinyatakan sebagai Kekerasan
seksual dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.

50
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III
Dalam hal Korban sebagai Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan Tenaga a. mengalami situasi dimana pelaku mengancam,
Kependidikan, perbuatan sebagaimana memaksa, dan/atau menyalahgunakan
dimaksud pada huruf b, huruf e, huruf f, kedudukannya;
huruf g, huruf h, huruf j, huruf l, dan huruf b. mengalami kondisi di bawah pengaruh obat-
m, merupakan Kekerasan seksual jika obatan, alkohol, dan/atau narkoba;
dilakukan tanpa persetujuan Korban. c. mengalami sakit, tidak sadar, tidak berdaya, atau
tertidur;
d. memiliki kondisi fisik dan/atau psikologis yang
Tanpa persetujuan Korban sebagaimana rentan;
dimaksud tidak berlaku bagi Korban e. mengalami kelumpuhan atau hambatan motorik
sebagai Kepala Sekolah, Pengawas sementara (tonic immobility); dan/atau
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, yang f. mengalami kondisi terguncang.
dalam kondisi:

51
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

Perlindungan dari Diskriminasi dan intoleransi

a. Larangan untuk:
Perlindungan dari Diskriminasi dan
1) menggunakan seragam/pakaian
intoleransi merupakan setiap perbuatan
kerja bagi Kepala Sekolah,
Kekerasan yang dilakukan oleh pihak lain
Pengawas Sekolah, dan Tenaga
kepada Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,
Kependidikan yang sesuai dengan
dan Tenaga Kependidikan dalam bentuk
ketentuan peraturan perundangan-
pembedaan, pengecualian, pembatasan,
undangan mengenai pengaturan
atau pemilihan berdasarkan suku/etnis,
seragam;
agama, kepercayaan, ras, warna kulit, usia,
2) mengamalkan ajaran agama atau
status sosial ekonomi, kebangsaaan, jenis
kepercayaan yang sesuai keyakinan
kelamin, dan/atau kemampuan intelektual,
agama atau kepercayaan yang
mental, sensorik, serta fisik. Bentuk tindakan
dianut oleh Kepala Sekolah,
diskriminasi dan intoleransi dapat berupa: Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan; 52
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

2. pemaksaan untuk: 2) mengamalkan ajaran


1) menggunakan agama atau kepercayaan
seragam/pakaian kerja bagi yang tidak sesuai keyakinan
Kepala Sekolah, Pengawas agama atau kepercayaan
Sekolah, dan Tenaga yang dianut oleh Kepala
Kependidikan yang tidak Sekolah, Pengawas Sekolah,
sesuai dengan ketentuan dan Tenaga Kependidikan;
peraturan perundang- 3) mengistimewakan calon
undangan mengenai pemimpin/pengurus
pengaturan seragam organisasi berdasarkan latar
sekolah; belakang identitas tertentu di
satuan pendidikan
53
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III
4. Larangan atau pemaksaan kepada c) perbuatan mengurangi, menghalangi,
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan atau membedakan hak dan/atau
Tenaga Kependidikan untuk: kewajiban Kepala Sekolah, Pengawas
a) mengikuti atau tidak mengikuti
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan
perayaan hari besar keagamaan
yang dilaksanakan di satuan sesuai ketentuan peraturan perundang-
pendidikan yang berbeda dengan undangan; dan/atau
agama dan kepercayaan kepada d) perbuatan diskriminasi dan
Tuhan Yang Maha Esa sesuai intoleransi lainnya sesuai dengan
dengan yang diyakininya; dan ketentuan peraturan perundang-
b)memberikan donasi/bantuan dengan undangan
alasan latar belakang suku/etnis, agama,
kepercayaan, ras, warna kulit, usia, Pemaksaan atas perbuatan sebagaimana
status sosial ekonomi, kebangsaaan, dimaksud dalam huruf b angka 2) dan angka
jenis kelamin, dan/atau kemampuan 3), serta huruf d), termasuk perbuatan
intelektual, mental, sensorik, serta fisik; meminta atau mengimbau karena ada
ketimpangan relasi kuasa, superioritas, atau
senioritas
. 54
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III
6. Kebijakan yang mengandung
kekerasan

Kebijakan yang mengandung kekerasan Kebijakan tertulis meliputi


merupakan kebijakan yang berpotensi surat keputusan, surat edaran,
atau menimbulkan terjadinya kekerasan nota dinas, pedoman,
yang dilakukan oleh Pendidik, Tenaga dan/atau bentuk kebijakan
Kependidikan, anggota Komite Sekolah, tertulis lainnya. Kebijakan
kepala satuan pendidikan, dan/atau tidak tertulis dapat berupa
Kepala Dinas Pendidikan. Kebijakan himbauan, instruksi, dan/atau
yang mengandung Kekerasan meliputi bentuk tindakan lainnya.
kebijakan tertulis maupun tidak tertulis.

55
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III
B. Bentuk Perlindungan
1.Konsultasi hukum dapat berupa
Bentuk Perlindungan berdasarkan
pemberian saran atau pendapat untuk
Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 tentang
penyelesaian sengketa atau perselisihan.
Perlindungan Pendidik dan Tenaga
2.Mediasi merupakan cara penyelesaian
Kependidikan mengatur bahwa Kepala
sengketa melalui proses perundingan
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
untuk memperoleh kesepakatan para
Kependidikan yang mengalami permasalahan
pihak.
mendapatkan perlindungan melalui bantuan
3.Pemenuhan dan/atau pemulihan hak
nonlitigasi. Pemerintah berkewajiban
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
melindungi, memfasilitasi penyelesaian
Tenaga Kependidikan dapat berupa
perkara di luar pengadilan berupa konsultasi
bantuan untuk mendapatkan penasihat
hukum, mediasi, dan/atau pemenuhan
hukum dalam penyelesaian perkara
dan/atau pemulihan hak Pendidik dan Tenaga
melalui proses pidana, perdata, atau tata
Kependidikan.
usaha negara

56
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB III

BAB III a) Jenis Perlindungan, dan


b) Bentuk Perlindungan.
JENIS DAN BENTUK PERLINDUNGAN
KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS
SEKOLAH, DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN, meliputi : Masukan:

57
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

BAB IV
MEKANISME PEMBERIAN PERLINDUNGAN

58
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

Permasalahan hukum, profesi, keselamatan dan


kesehatan kerja, dan HaKI yang dihadapi dan akan
diadukan oleh Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
Tenaga Kependidikan harus sesuai dengan jenis
perlindungan yang telah ditentukan perundang-
undangan. Untuk melakukan pengaduan terhadap
permohonan perlindungan harus mengikuti prosedur
sebagai berikut.

59
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

1. Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, atau


Tenaga Kependidikan yang bersangkutan;
2. ahli waris dari Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, atau Tenaga Kependidikan yang
bersangkutan;
3. sekelompok Kepala Sekolah, Pengawas
Pihak yang berhak Sekolah, atau Tenaga Kependidikan yang
mempunyai kepentingan yang sama; dan
melakukan pengaduan 4. pihak lain yang diberi kuasa (dengan surat
kuasa/surat pernyataan bermaterai) oleh:
● Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, atau
Tenaga Kependidikan;
● ahli waris Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, atau Tenaga Kependidikan; atau
● sekelompok Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, atau Tenaga Kependidikan yang
mempunyai kepentingan yang sama.
60
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

Identitas pengadu terdiri atas:

1. Bentuk Pengaduan 1. nama lengkap;


2. nama dan alamat instansi (unit kerja);
3. jabatan (Pendidik/Tenaga Kependidikan);
Pengaduan terhadap 4. nomor telepon/ mobile phone pengadu;
permohonan perlindungan 5. nomor telepon/mobile phone unit kerja;
6. alamat email pribadi;
disampaikan secara tertulis 7. alamat email instansi pengadu;
berupa surat pengaduan 8. alamat rumah;
9. alamat surat apabila berbeda dengan
dan paling sedikit memuat: alamat rumah; dan
10. fotocopy/softcopy identitas pengadu yang
11. masih berlaku.

61
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

2. Alat bukti awal dapat berupa:


Kronologi peristiwa tindak kekerasan 1. fotocopy dokumen pendukung
yang meliputi: yang berhubungan dengan
1. peristiwa/kejadian; peristiwa/kejadian tindak
kekerasan; dan
2. tempat dan waktu kejadian;
2. bukti-bukti pendukung lain yang
3. pihak yang terlibat; dan menguatkan pengaduan.
4. saksi-saksi. 3. Penjelasan upaya hukum yang
pernah ditempuh sebelumnya;
dan
4. tanda tangan dan nama jelas
pengadu atau yang diberi kuasa.

62
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

Pengaduan dapat diajukan oleh


Penanganan Pengaduan pihak yang berhak melakukan
pengaduan kepada Kementerian
u.p Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan melalui
Penanganan pengaduan
dilakukan dengan 1. surat tertulis
ketentuan sebagai berikut. 2. telepon/ mobile phone
3. pesan singkat elektronik/
WhatsApp
4. bentuk pengaduan lain yang
memudahkan pengadu
5. unit layanan terpadu instansi
63
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Surat pengaduan dapat juga diajukan
Kependidikan menangani surat oleh pihak yang berhak melakukan
pengaduan dengan cara: pengaduan kepada:
1. menerima, meregistrasi, dan a. Satuan Pendidikan;
memverifikasi surat pengaduan;
b. Pemerintah Daerah
dan
kabupaten/kota;
2. menentukan alternatif solusi atas
pengaduan paling lama 7 (tujuh) c. Pemerintah Daerah provinsi;
hari kerja sejak berkas pengaduan dan/atau
diterima oleh Satgas Perlindungan d. Organisasi Profesi.
PTK.

64
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

Dalam hal adanya temuan dugaan 5. Dalam menindaklanjuti pengaduan


kekerasan atau masalah terkait hukum, terkait dugaan kekerasan, Satgas di
profesi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
atau Hak Atas Kekayaan Intelektual, tingkat satuan pendidikan dan pemerintah
pemberian perlindungan bagi Kepala daerah dapat melakukan tindakan awal
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga terhadap Pengadu yang dapat berupa:
Kependidikan oleh satuan pendidikan,
1. memfasilitasi keamanan Pengadu;
pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya atau Kementerian 2. memfasilitasi bantuan pendampingan
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan psikis; dan/atau
Teknologi dapat dilakukan tanpa melalui 3. memfasilitasi keberlanjutan kewajiban
tahapan pengaduan.
pelaksanaan tugas Pengadu.

65
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

6. Berdasarkan pengaduan
7 Satgas menyampaikan 8. Satgas melakukan
yang disampaikan oleh
Kepala Sekolah, panggilan paling analisis untuk
Pengawas Sekolah, dan banyak tiga kali kepada melakukan
Tenaga Kependidikan, Pengadu. Dalam hal penyusunan
Satgas melakukan pengadu tidak hadir kesimpulan dan
pemeriksaan dengan sampai panggilan rekomendasi
melakukan panggilan ketiga, pemeriksaan berdasarkan:
kepada pengadu melalui: tidak dilanjutkan dan a. keterangan
1.surat panggilan secara
pengaduan dinyatakan Pengadu
tertulis; dan/atau
2.panggilan secara lisan. dihentikan. b. alat bukti yang ada

66
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

9. Penyusunan kesimpulan dan 10. Tindak lanjut laporan hasil


rekomendasi memuat: pemeriksaan;
1. Pemberian Perlindungan Hukum;
1. Tidak memberikan
2. Pemberian Perlindungan Profesi;
perlindungan; atau
3. Pemberian Perlindungan
2. Pemberian perlindungan
Keselamatan dan Keselamatan
hukum, profesi, keselamatan Kerja;
dan kesehatan kerja dan/atau 4. Pemberian Perlindungan Hak
hak atas kekayaan intelektual Atas Kekayaan Intelektual

67
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

11.Penyelesaian pengaduan oleh a. Konsultasi hukum Kementerian


Kementerian melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga
melalui Direktorat Jenderal Guru
Kependidikan merupakan upaya dan Tenaga Kependidikan
penyelesaian atas memberikan pendapat hukum
permasalahan/perselisihan yang untuk penyelesaian perkara
diadukan melalui advokasi non
litigasi melalui:
terhadap pengaduan.

68
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

b. Mediasi Dalam hal penyelesaian c. Pemenuhan dan/atau pemulihan hak


perkara membutuhkan mediasi, Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kementerian dapat memfasilitasi Kementerian dapat memfasilitasi pemenuhan
pelaksanaan mediasi antara pihak yang dan/atau pemulihan hak Pendidik dan Tenaga
terlibat perkara untuk mendapatkan Kependidikan dengan melakukan koordinasi
penyelesaian perkara. kepada pihak yang terkait berupa bantuan
untuk mendapatkan penasehat hukum agar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
bersangkutan memperoleh pemenuhan dan
pemulihan atas hak-haknya.

69
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

12.Apabila permasalahan/perselisihan 13.Apabila permasalahan/perselisihan


dinyatakan selesai, perlu dibuat surat dinyatakan belum selesai melalui
advokasi nonlitigasi, Pendidik dan
pernyataan damai kedua belah pihak Tenaga Kependidikan dapat
atau akta perdamaian dari pengadilan melanjutkan proses melalui pengadilan
(litigasi), tetapi tidak difasilitasi oleh
atau bentuk surat lain yang sejenis. Kementerian
Surat/akta sebagai bukti penyelesaian
permasalahan/perselisihan yang
dialami oleh Pendidik dan Tenaga
Kependidikan menjadi jaminan bahwa
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
telah mendapatkan perlindungan.
70
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB IV

a) Pihak yang berhak


BAB IV melakukan pengaduan,
MEKANISME b) Bentuk Pengaduan, dan
c) Penanganan
PEMBERIAN PERLINDUNGAN,
meliputi:
Pengaduan.

Masukan:

71
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB V
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMBERI
PERLINDUNGAN

72
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

BAB V

Pemerintah, Pemerintah Daerah,


Organisasi Profesi, dan Satuan
Pendidikan berkewajiban memberi
perlindungan bagi Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan terkait perlindungan
hukum, profesi, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan HaKI.

73
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB V

1. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria


terkait pemberian perlindungan bagi Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan.
2. melakukan sosialisasi dalam rangka pemberian
perlindungan bagi Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan.
1.Pemerintah 3. Memberikan pelatihan terkait pemberian perlindungan
bagi kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan
4. mengalokasikan anggaran pelaksanaan pemberian
perlindungan bagi Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan dalam
melaksanakan tugas ;

74
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB V

Membentuk Satgas
Perlindungan Kepala Menyediakan kanal aduan
Sekolah, Pengawas Sekolah, terkait pemberian
5 dan Tenaga Kependidikan
dan menetapkan
Memfasilitasi 8 perlindungan hukum,
profesi, kesehatan dan
keanggotaannya sistem keselamatan kerja, dan hak
informasi atas kekayaan intelektual.
Melakukan koordinasi 7 atas data
lintas sektor dalam Melaksanakan
melaksanakan penanganan pemantauan dan
6 pemberian perlindungan
bagi Kepala Sekolah, pengaduan evaluasi secara berkala
terhadap pelaksanaan
Pengawas Sekolah, dan 9 kebijakan pemberian
Tenaga Kependidikan; perlindungan bagi
Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan
Tenaga Kependidikan.

75
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB V

2. Pemerintah Daerah
1. menyusun dan menetapkan peraturan
4. memfasilitasi dan membina satuan pendidikan
kepala daerah yang mendukung pemberian
dan pemerintah daerah dalam pemberian
perlindungan bagi Kepala Sekolah,
perlindungan bagi Kepala Sekolah, Pengawas
Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan
Kependidikan.
5. melakukan sosialisasi kebijakan dan program
2. mengintegrasikan program pemberian
terkait program pemberian perlindungan bagi
perlindungan ke dalam agenda prioritas
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
kebijakan pemerintah daerah sesuai
Tenaga Kependidikan.
dengan kewenangannya
6. membentuk Satgas Perlindungan bagi Kepala
3. mengalokasikan anggaran pelaksanaan
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
pemberian perlindungan yang
Kependidikan serta menetapkan
diselenggarakan oleh pemerintah daerah
keanggotaannya.
sesuai dengan kewenangannya

76
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB V
2. Pemerintah Daerah
9. menyelenggarakan pelatihan
7.melakukan koordinasi lintas sektor bagi Satuan Tugas dalam
dalam melaksanakan pemberian melaksanakan pemberian
perlindungan sesuai dengan perlindungan
kewenangannya 11. melakukan pemantauan dan
8. menyediakan bangunan, gedung, evaluasi minimal 1 (satu) kali
dan fasilitas bagi satgas dalam 1 (satu) tahun terhadap
perlindungan; pelaksanaan pemberian
9. menyediakan sarana untuk perlindungan; dan
pelaksanaan kegiatan Satgas 12. melaporkan hasil pemantauan
minimal berupa kanal pelaporan, dan evaluasi di lingkungan
ruang pemeriksaan, dan alat tulis satuan pendidikan dalam hal
kantor; diminta Kementerian
77
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB V

C. Organisasi Profesi
1. mengintegrasikan program 1. melakukan sosialisasi 1. menyelenggarakan pelatihan
pemberian perlindungan ke kebijakan dan program terkait bagi Satgas dalam
dalam agenda prioritas pemberian perlindungan. melaksanakan pemberian
kebijakan organisasi profesi 2. membentuk Satgas perlindungan.
sesuai dengan kewenangannya Perlindungan bagi Kepala 2. melakukan pemantauan dan
2. mengalokasikan anggaran Sekolah, Pengawas Sekolah, evaluasi minimal 1 (satu) kali
pelaksanaan pemberian dan Tenaga Kependidikan dalam 1 (satu) tahun terhadap
perlindungan yang dan menetapkan pelaksanaan pemberian
diselenggarakan oleh organisasi keanggotaannya perlindungan; dan
profesi sesuai dengan 3. melakukan koordinasi lintas 3. melaporkan hasil pemantauan
kewenangannya sektor dalam melaksanakan dan evaluasi di lingkungan
3. memfasilitasi, membina, pemberian perlindungan satuan pendidikan, terkait
mendampingi Kepala Sekolah, sesuai dengan pemberian perlindungan jika
Pengawas Sekolah, dan kewenangannya diminta Kementerian.
Tenaga Kependidikan dalam
pemberian perlindungan 78
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB V

D. Satuan pendidikan
1.melakukan kerja sama dengan instansi atau lembaga
1.menjalankan kebijakan pemberian
terkait dalam pemberian perlindungan bagi Kepala
perlindungan yang ditetapkan oleh
Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kementerian dan pemerintah daerah sesuai
Kependidikan.
dengan kewenangannya
2.memanfaatkan pendanaan yang bersumber dari
2.merencanakan dan melaksanakan program
anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran
pemberian perlindungan.
pendapatan dan belanja daerah, dan/atau bantuan
3.Membentuk dan memfasilitasi tugas satgas
operasional sekolah untuk kegiatan pemberian
perlindungan.
perlindungan; dan
4.melakukan sosialisasi program
3.melakukan evaluasi secara berkala terhadap
perlindungan di lingkungan satuan
pelaksanaan pemberian perlindungan.
pendidikan;
4.melaporkan hasil evaluasi di lingkungan satuan
pendidikan, terkait pemberian perlindungan kepada
Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/ Kota sesuai
dengan kewenangannya
79
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI

Kewenangan 3.Membentuk sistem untuk


Dalam melaksanakan tugas
perlindungan, pencegahan, dan
sebagaimana dimaksud di atas,
satgas berwenang:
penanganan secara reaktif;
1.Membentuk sistem untuk 4.Memutuskan dan
perlindungan, pencegahan, dan menyelesaikan permasalahan
penanganan secara proaktif; yang ada dan memastikan pihak-
2.Membentuk sistem untuk pihak yang terlibat dalam
perlindungan, pencegahan, dan permasalahan tersebut dapat
penanganan secara responsif; membantu satgas, baik langsung
maupun tidak langsung.

80
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB V

a) Pemerintah Pusat,
BAB V b) Pemerintah Daerah,
c) Organisasi Profesi, dan
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT d) Satuan Pendidikan.
DALAM PEMBERIAN
PERLINDUNGAN, meliputi:
Masukan:

81
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI

Perlindungan bagi Kepala


Sekolah, Pengawas Sekolah
dan Tenaga Kependidikan oleh
Kementerian Pendidikan dan
PEMBENTUKAN SATUAN TUGAS Kebudayaan Riset dan
(SATGAS) PERLINDUNGAN KEPALA
SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH, dan
Teknologi, Pemerintah Daerah
TENAGA KEPENDIDIKAN dan Satuan pendidikan dalam
bentuk advokasi non litigasi
yang dilakukan oleh Satuan
Tugas Perlindungan dan
Tenaga Kependidikan (Satgas
Perlindungan KSPSTK).
82
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI

a. Keanggotaan Satgas Perlindungan


KSPSTK berjumlah ganjil, terdiri
atas:
A. Pembentukan Satgas 1. unsur Kementerian;
2. unsur pemerintah daerah;
Perlindungan KSPSTK 3. unsur praktisi hukum/advokat;
4. unsur akademisi; dan
5. unsur organisasi profesi
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga KSPSTK.
Kependidikan membentuk Satgas 6. Sekretariat Satgas Perlindungan
Perlindungan KSPSTK dan berkedudukan di Direktorat
menetapkan keanggotaannya. Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan.

83
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI
B. Tugas dan Fungsi Satgas Perlindungan KSPSTK
Tugas:
1. menyusun program kerja tentang 1. Koordinasi dan/atau kerjasama dengan
Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan,
pelaksanaan perlindungan KSPSTK; Organisasi Profesi, Masyarakat, dan/atau pihak
2. memberikan advokasi nonlitigasi berupa terkait lainnya; dan
pendampingan 2. melaporkan hasil kegiatan advokasi nonlitigasi,
penyuluhan hukum, program kerja, dan/atau
mediasi/musyawarah, mediasi formil di pelaksanaan koordinasi dan/atau kerjasama
kepolisian atau di kejaksaan atas dengan Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan,
Organisasi Profesi, Masyarakat, dan/atau pihak
permasalahan hukum, perlindungan terkait lainnya, kepada Direktorat Kepala
hukum, profesi, keselamatan kerja dan Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan sesuai kebutuhan.
hak atas kekayaan intelektual; 3. Memastikan informasi permasalahan-
3. memberikan penyuluhan hukum terkait permasalahan atau hasil mediasi yang menjadi
dengan perlindungan KSPSTK; konsumsi publik.

84
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI
1.pelaksanaan program kerja tentang pelaksanaan perlindungan
KSPSTK;
2.pelaksanaan fungsi advokasi nonlitigasi berupa pendampingan
mediasi/musyawarah, mediasi formil di kepolisian atau di
kejaksaan atas permasalahan hukum, perlindungan hukum,
profesi, keselamatan kerja dan hak atas kekayaan intelektual;
3.pelaksanaan penyuluhan hukum terkait dengan perlindungan
Fungsi: KSPSTK;
4.pelaksanaan Koordinasi dan/atau kerjasama dengan
Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan, Organisasi Profesi,
Masyarakat, dan/atau pihak terkait lainnya;
5.pelaksanaan dan memverifikasi laporan, data, dan dokumen
lainnya;
6.verifikasi informasi permasalahan-permasalahan atau hasil
mediasi yang menjadi konsumsi publik. 85
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI
Dalam rangka pencegahan
agar tidak terjadi
Kewajiban permasalahan hukum, profesi,
keselamatan dan kesehatan
Pemerintah dalam
kerja, dan permasalahan HaKI
optimalisasi Satgas yang menimpa KSPSTK,
perlindungan Pemerintah berkewajiban
untuk melaksanakan kegiatan
sebagai berikut:

86
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI
Seminar bertujuan untuk memberikan
pemahaman dan pengetahuan
perlindungan kepada kepala sekolah,
pengawas sekolah, dan tenaga
kependidikan Seminar/webinar ini akan
diadakan dalam bentuk presentasi yang
1. Seminar melibatkan narasumber yang ahli di
bidangnya. Materi yang akan disampaikan
meliputi prinsip-prinsip dasar perlindungan,
pencegahan dan penanganan KSPSTK.

Melaksanakan sosialisasi pencegahan


perlindungan secara periodik yang
melibatkan praktisi hukum/advokat/LBH.

87
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI

Workshop bertujuan untuk memberikan


pelatihan praktis dalam perlindungan kepada
kepala sekolah, pengawas sekolah, dan
tenaga kependidikan. Workshop ini akan
melibatkan peserta secara aktif dalam diskusi,
simulasi, dan latihan kasus. Mereka akan
diajarkan tentang cara mengenali jenis dan
2. Workshop bentuk perlindungan, cara mengadukan kasus,
dan mengimplementasikan kebijakan
perlindungan. Workshop ini akan membantu
peserta untuk mengembangkan keterampilan
praktis perlindungan Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan dalam melaksanakan tugas.
Workshop perlindungan dapat melibatkan
praktisi hukum/advokat/LBH.

88
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI

Bimbingan teknis bertujuan untuk memberikan


bimbingan teknis dalam perlindungan kepada
kepala sekolah, pengawas sekolah, dan tenaga
kependidikan. Bimbingan teknis ini akan
melibatkan para ahli yang akan memberikan
panduan langkah demi langkah tentang
bagaimana menerapkan pedoman perlindungan,
3. Bimbingan Teknis meningkatkan kesadaran dan partisipasi seluruh
Kepala Sekolah , Pengawas Sekolah dan Tenaga
Kependidikan dalam menciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman.

Bimbingan teknis ini juga akan memberikan


kesempatan kepada peserta untuk berdiskusi,
berbagi pengalaman, dan belajar dari praktik-
praktik terbaik.
Sosialisasi Bimbingan Teknis dapat melibatkan
internal Kementerian, dan Organisasi Profesi.
89
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI

Dalam pelaksanaan tugas dan


fungsinya, satgas dapat melakukan
kemitraan dengan pihak lain
dalam rangka pemberian
3. Kemitraan perlindungan hukum, profesi,
keselamatan dan Kesehatan kerja,
dan perlindungan HaKI. Pihak lain
yang dimaksud meliputi Lembaga
Konsultasi dan Bantuan Hukum dan
Penegak hukum.

90
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VI

BAB VI a) Pembentukan Satgas,


b) Tugas dan Fungsi Satgas,
dan
PEMBENTUKAN SATUAN TUGAS (SATGAS)
PERLINDUNGAN KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS
SEKOLAH, dan TENAGA KEPENDIDIKAN, meliputi: c) Kewajiban Satgas.
Masukan:

91
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VII
PEMANTAUAN DAN EVALUAS

92
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VII

1. Mengukur tingkat ketercapaian


program atau kesesuaian
A. Prosedur dengan rencana kegiatan

Pemantauan 2. Mengidentifikasi area yang perlu


ditingkatkan
3. Mengevaluasi dampak program
Pemantauan adalah proses untuk atau kegiatan
mengumpulkan dan menganalisis data dan
informasi untuk menilai kemajuan atau 4. Menentukan rencana tindak
kinerja suatu program atau kegiatan. Dalam
konteks perlindungan, pemantauan lanjut
bertujuan untuk:

93
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VII
1. Mekanisme pemantauan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, termasuk:
2. Pengumpulan data dan informasi dari
berbagai sumber, seperti data pengaduan,
data layanan, data penelitian, dan data
A. Mekanisme survei.
3. Peninjauan dokumen dan laporan, seperti
Pemantauan rencana kerja, laporan pelaksanaan, dan
laporan evaluasi.
4. Observasi langsung, seperti mengunjungi
lokasi program atau kegiatan.
5. Wawancara dengan pemangku
kepentingan, seperti korban, pelaku, saksi,
dan penyedia layanan.

94
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VII

1. Menentukan apakah program

Prosedur atau kegiatan berhasil mencapai


tujuannya;

Evaluasi 2. Mengidentifikasi faktor-faktor


yang berkontribusi terhadap
keberhasilan atau kegagalan
Evaluasi adalah proses untuk program atau kegiatan;
menilai efektivitas, efisiensi, dan ● Memberikan rekomendasi
dampak suatu program atau
kegiatan. Dalam Konteks untuk perbaikan program atau
perlindungan, evaluasi bertujuan kegiatan
untuk:

95
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VII

1. Analisis data dan informasi, seperti


data pengaduan, data layanan, data
Mekanisme penelitian, dan data survei;
2. Peninjauan dokumen dan laporan,
Evaluasi seperti rencana kerja, laporan
pelaksanaan, dan laporan evaluasi;
3. Observasi langsung, seperti
mengunjungi lokasi program atau
Mekanisme evaluasi dapat kegiatan;
dilakukan dengan 4. Wawancara dengan pemangku
berbagai cara, termasuk: kepentingan, seperti korban, pelaku,
saksi, dan penyedia layanan.

96
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB V

BAB VII a) Prosedur Pemantauan,


b) Mekanisme Pemantauan,
c) Prosedur Evaluasi, dan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI, d) Mekanisme Evaluasi.
meliputi:
Masukan:

97
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VIII

98
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VIII

99
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VIII

100
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VIII
c. Tindak Lanjut

Tindak lanjut pemantauan dan evaluasi terhadap


implementasi pedoman ini pemerintah, pemerintah
daerah, organisasi profesi, dan satuan pendidikan
melakukan revisi secara berkala sesuai dengan
perkembangan hukum dan kebutuhan aktual dalam
perlindungan kepala sekolah, pengawas sekolah dan
Tenaga Kependidikan.

101
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

BAB VIII

a) Kesimpulan,
b) Rekomendasi, dan
BAB VIII c) Tindak Lanjut.

PENUTUP, meliputi:
Masukan:

102

Anda mungkin juga menyukai