Anda di halaman 1dari 32

PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN

INTELEKTUAL
Prof. Qomariyatus Sholihah

DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2019
KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama (Lengkap dengan Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Amd.Hyp, ST, M.Kes.IPU
Gelar)
Assalamu’alaikum 2 NIP/NIDN 197804202005012002/0020047804
3 No. Anggota Profesi Insinyur 2512.07.030923
4 No. Insinyur Profesional 3-07-00-000034-00
Utama
5 No. Anggota Asosiasi 2017.04.13.0001
Hiperkes dan Keselamatan
Indonesia
6 Tempat, Tanggal Lahir Lamongan, 20 April 1978
7 Scopus ID 57193652228
8 Profil Google Scholar https://scholar.google.co.id/citations?user=yu5dcGcAAAAJ&hl=
en
9 Jenis Kelamin Perempuan
10 Perguruan Tinggi Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Brawijaya
11 Pangkat/Golongan ruang Pembina Utama Muda / IV C TMT: 01-10-2019

12 TMT CPNS 01-01-2005

13 Jabatan Terakhir Guru Besar (Dosen)

14 Agama Islam

15 Status Perkawinan Menikah

16 Alamat Rumah Jalan Papa Kuning III No. 3 RT. 03 RW 15, Kelurahan Tulusrejo,
Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang (65141)
17 Nomor Telepon/HP No. Telepon: - HP: 081258057106
Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah,
18 Alamat E-mail qoqom_kuncoro@yahoo.co.nz; qomariyatus@ub.ac.id
Amd.Hyp, ST, M.Kes.IPU
19 No. KTP 3573056004780007

20 NPWP 343884821652000

21 Hobi Membaca, Menulis, Berkebun


LATAR BELAKANG
• Berbagai persoalan terkait dengan lemahnya
pelindungan tenaga kependidikan sering muncul di
lapangan. Hal itu mengakibatkan terancamnya harkat
dan martabat tenaga kependidikan. Dalam menjalankan
tugasnya, tenaga kependidikan sering berhadapan
dengan banyak permasalahan yang bisa berimplikasi
menjadi masalah hukum, kurang terjaminnya
pengembangan profesionalisme, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan rendahnya pelindungan terhadap
inovasinya, sehingga hak kekayaan intelektualnya tidak
mendapatkan pengakuan dari pemerintah yang
merugikan tenaga kependidikan secara moril dan
materil.
LATAR BELAKANG
• Ketika menghadapi berbagai permasalahan hukum dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, sebagian tenaga
kependidikan memilih menempuh jalannya sendiri. Ada
yang menerima realitas tersebut berjuang secara
perorangan, meminta bantuan lembaga bantuan hukum
(LBH) atau lembaga konsultasi dan bantuan hukum
(LKBH), atau meminta bantuan hukum kepada organisasi
profesinya, atau dinas pendidikan dan/atau pihak lainnya.
Fakta di lapangan menunjukkan banyak peristiwa hukum
dapat dicatat berkenaan dengan hak tenaga kependidikan
yang seharusnya dilindungi oleh Undang-undang, namun
dalam kenyataan belum terwujud.
Sepanjang berkaitan dengan hak tenaga kependidikan atas
beberapa dimensi perlindungan sebagaimana dimaksudkan di
atas, sampai sekarang belum ada rumusan komprehensif
mengenai kebijakan serta acuan kerja perlindungan bagi mereka.
Atas dasar itu, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
memandang perlu merumuskan Pedoman Perlindungan Tenaga
Kependidikan sebagai kebijakan dan acuan kerja yang
memungkinkan terwujudnya perlindungan hukum, perlindungan
profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual atau HKI bagi tenaga
kependidikan.
lanjutan

• pasal 40 ayat (1) undang-undang nomor 20 tahun


2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidik Pemerintah
dan tenaga kependidikan berhak memperoleh menetapkan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan
hak atas hasil kekayaan intelektual peraturan menteri
pendidikan dan
• pasal 39 ayat (1) undang-undang nomor 14 tahun
2005 tentang tenaga kependidikan dan dosen, kebudayaan
bahwa pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, tentang
organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib perlindungan
memberikan perlindungan terhadap tenaga Guru Pendidikan
kependidikan dalam pelaksanaan tugas dan Tenaga
Kependidikan
lanjutan

Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh: (1)


penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan
memadai; (2) penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja; (3) pembinaan karier sesuai dengan tuntutan
pengembangan kualitas; (4) perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual;
dan (5) kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana,
dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas

• Pasal 40 UU 20 2003
lanjutan

dalam melaksanakan tugas


keprofesiannya, tenaga kependidikan
berhak memperoleh perlindungan
dalam melaksanakan tugas dan hak
atas kekayaan intelektual
• Pasal 14 Ayat (1) Butir c, UU 14 2005
Perlindungan adalah usaha pemberian perlindungan kepada pendidik
dan tenaga kependidikan yang meliputi perlindungan hukum,
perlindungan profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja,
serta perlindungan hak kekayaan intelektual yang diberikan kepada PTK,
baik berstatus sebagai PNS maupun bukan PNS

POS adalah prosedur kerja yang digunakan oleh pemangku kepentingan


dalam rangka memberikan penghargaan dan perlindungan hukum bagi
PTK
AZAS PERLINDUNGAN

Unitaristik
atau Aktif Manfaat Nirlaba
impersonal

Multi Praduga Tak


Demokrasi Langsung
pendekatan Bersalah
AZAS PERLINDUNGAN
• Asas unitaristik atau impersonal, yaitu tidak membedakan
jenis, agama, latar budaya, tingkat pendidikan, dan tingkat
sosial ekonomi PTK .
• Asas aktif, dimana inisiatif melakukan upaya perlindungan
dapat berasal dari PTK atau lembaga mitra, atau keduanya.
• Asas manfaat, dimana pelaksanaan perlindungan PTK
memiliki manfaat bagi peningkatan profesionalisme, harkat,
martabat, dan kesejahteraan mereka, serta sumbangsihnya
bagi kemajuan pendidikan formal.
• Asas nirlaba, dimana upaya bantuan dan perlindungan PTK
dilakukan dengan menghindari kaidah-kaidah komersialisasi
dari lembaga mitra atau pihak lain yang peduli.
AZAS PERLINDUNGAN…
• Asas demokrasi, dimana upaya perlindungan dan pemecahan
masalah yang dihadapi oleh PTK dilakukan dengan pendekatan
yang demokratis atau mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
• Asas langsung, dimana pelaksanaan perlindungan dan pemecahan
masalah yang dihadapi oleh PTK terfokus pada pokok persoalan.
• Asas multipendekatan, dimana upaya perlindungan PTK dapat
dilakukan dengan pendekatan formal, informal, litigasi, nonlitigasi,
dan lain-lain.
• Asas praduga tak bersalah, dimana PTK belum dapat dinyatakan
bersalah sebelum ada keputusan hukum yang bersifat tetap.
PERLINDUNGAN HAK
KEKAYAAN INTELEKTUAL
• Berkaitan dengan pelindungan terhadap hak kekayaaan
intelektual, khususnya pelindungan hak cipta terhadap hasil karya
Tenaga Kependidikan perlu ada sosialisasi dan edukasi mengingat
masih banyak TENAGA KEPENDIDIKAN yang belum memahami
dan menyadari tentang pentingnya pelindungan hak cipta.
• Dalam konteks ini, TENAGA KEPENDIDIKAN perlu mendapat
pelindungan hak kekayaan intelektual, mencakup hak cipta dan
hak paten

13
PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN ILTELEKTUAL

Perlindungan hak kekayaan intelektual adalah upaya pemberian


perlindungan kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang
berupa pengakuan dan perlindungan atas kekayaan intelektual
sebagai karya atau prestasi yang dicapai oleh pendidik dan
tenaga kependidikan
PERLINDUNGAN HAK
KEKAYAAN INTELEKTUAL
• Hak cipta berkenaan dengan pelindungan atas karya tulis,
sedangkan hak paten berkenaan dengan hak khusus kepada
penemu (inventor) untuk melarang orang lain dalam hal
menggunakan dan/atau menjual penemuannya.
• Di sisi lain, dalam kreasi karya tulis TENAGA KEPENDIDIKAN pun
rentan terhadap penjiplakan (plagiarisme) yang mungkin
terjadi karena ketidaktahuan, ketidaksengajaan, atau disengaja.
Oleh sebab itu, guru perlu mendapatkan edukasi dan sosialisasi
tentang peraturan pelindungan hak kekayaan intelektual guru
perlu memperhatikan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku

15
PENGERTIAN HAK KEKAYAAN
• Perlindungan hak atas kekayaan intelektual adalah upaya
pemberian perlindungan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan yang berupa pengakuan dan perlindungan atas
kekayaan intelektual sebagai karya/prestasi yang dicapai oleh
pendidik dan tenaga kependidikan.

16
PENGERTIAN HAK KEKAYAAN
• Pertama, kekayaan yang lahir dari kekmampuan
intelektual manusia melalui curahan waktu,
tenaga, pikiran, daya cipta, rasa dan karsanya.
• Kedua, hasil olah pikir yang menghasilkan suatu
produk suatu proses yang untuk manusia yang
pada intinya kekayaan intelektual merupakan hak
untuk menikmati hasil kreativitasnya.

17
RUANG LINGKUP HAKI
1. HAK CIPTA
2. HAK PATEN

18
HAK CIPTA
(UU No. 28 Tahun 2014 )
• Perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual pendidik
dan tenaga kependidikan merupakan amanat dari
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat (1) point d, yang
menyatakan bahwa “pendidik dan tenaga kependidikan
berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual.” Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bagi
TENAGA KEPENDIDIKAN mencakup perlindungan hak
cipta dan hak paten.

19
HAK CIPTA

• Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan


atau memperbanyak ciptaannya. Hak cipta meliputi hak cipta atas
penulisan buku, makalah, karangan ilmiah, hasil penelitian, hasil
penciptaan, dan hasil karya seni, model pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

20
Hak cipta meliputi :
• Hak cipta atas penulisan buku, makalah, karangan
ilmiah, hasil penelitian, hasil penciptaan, dan hasil
karya seni, model pembelajaran

21
HAK PATEN
(Undang-Undang No. 13 tahun 2016)
• Hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor
atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut
atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Perlindungan paten meliputi: paten dan
paten sederhana. Paten diberikan untuk invensi yang baru,
mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam
industri. Paten sederhana diberikan untuk setiap invensi
baru, pengembangan dari produk atau proses yang telah
ada, dan dapat diterapkan dalam industri. Hal ini sejalan
dengan undang-undang republik indonesia no. 13 tahun
2016 tentang paten.

22
TUJUAN PERLINDUNGAN KEKAYAAN INTELEKTUAL
MELALUI HAKI
1. memberikan kejelasan hukum mengenai hubungan antara kekayaan
dengan inventor, pencipta, desainer, pemilik, pemakai, perantara yang
menggunakannya, wilayah kerja pemanfaatannya dan yang menerima
akibat pemanfaatan HKI untuk jangka waktu tertentu.
2. memberikan penghargaan atas suatu keberhasilan dari usaha atau
upaya menciptakan suatu karya intelektual.
3. mempromosikan publikasi invensi atau ciptaan dalam bentuk dokumen
HKI yang terbuka bagi masyarakat.
4. merangsang terciptanya upaya alih informasi melalui kekayaan
intelektual serta alih teknologi melalui paten.
5. memberikan perlindungan terhadap kemungkinan ditiru karena
intelektual karena adanya jaminan dari negara bahwa pelaksanaan
karya intelektual hanya diberikan kepada yang berhak.

23
Perlindungan Paten meliputi:
• Paten dan Paten sederhana. Paten diberikan untuk Invensi
yang baru, mengandung langkah inventif, dan dapat
diterapkan dalam industri. Paten sederhana diberikan untuk
setiap Invensi baru, pengembangan dari produk atau proses
yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri

24
IMPLIKASI HAK ATAS KEKAYAAN INTELAKTUAL
Membantu tenaga kependidikan untuk memperoleh hak cipta
atas :
1. kekayaan publikasi ilmiah.
2. karya inovatif.
3. hasil karya sastra dan seni.
4. penciptaan, hasil karya teknologi tepat guna.
5. penemuan di bidang IPTEKS, dan serta sejenisnya.

25
Sistem Perlindungan HKI
Sistem konstitutif :
Merupakan sistem yang mengatur bahwa untuk mendapatkan
perlindungan hukum, maka karya harus didaftarkan. Sistem ini
berlaku untuk paten, merek, Desain industri, Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu, perlindungan varietas tanaman. Justifikasi
perlindungan hukum untuk sistem konstitutif adalah sertifikat
dari Direktorat Jenderal HKI Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Sistem deklaratif
Merupakan sistem yang mengatur bahwa pendaftaran tidak
wajib dilakukan untuk memperoleh perlindungan hukum
karena perlindungan hukum mulai ada ketika karya tersebut
muncul. Sistem Deklaratif berlaku untuk Hak cipta dan Rahasia
Dagang.

26
Jangka waktu perlindungan hak cipta
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta_di_Indonesia: Halaman ini terakhir diubah pada 16 Juli 2019, pukul 13.24.)

• Di Indonesia, jangka waktu perlindungan hak cipta secara umum


adalah sepanjang hidup penciptanya ditambah 70 tahun untuk
karya yang diketahui penciptanya dan karya kolaboratif atau 50
tahun setelah pertama kali diumumkan atau dipublikasikan atau
dibuat untuk karya yang dibuat oleh badan hukum, fotografi, dan
karya anonim (UU 28/2014 bab IX dan pasal 58), kecuali 20 tahun
setelah pertama kali disiarkan untuk karya siaran (UU 28/2014
bab IX dan pasal 63)., atau tanpa batas waktu untuk hak moral
pencantuman nama pencipta pada ciptaan dan untuk hak cipta
yang dipegang oleh Negara atas folklor dan hasil kebudayaan
rakyat yang menjadi milik bersama rundang-undangan yang
berlaku" (UU 28/2014 bab IX dan pasal 38).

27
Penegakan hukum atas hak cipta
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta_di_Indonesia: Halaman ini terakhir diubah pada 16 Juli 2019, pukul 13.24.)

• Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara


umum diancam hukuman penjara paling lama sepuluh tahun
yang dapat disertai maupun tidak disertai denda sejumlah
paling banyak empat miliar rupiah, sementara ciptaan atau
barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta serta
alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana
tersebut dirampas oleh Negara untuk dimusnahkan (UU
28/2014 bab XVII).

28
Perkecualian dan batasan hak cipta
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta_di_Indonesia: Halaman ini terakhir diubah pada 16 Juli 2019, pukul 13.24.)

• Pemakaian ciptaan tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta


apabila sumbernya disebut atau dicantumkan dengan jelas dan
hal itu dilakukan terbatas untuk kegiatan yang bersifat
nonkomersial termasuk untuk kegiatan sosial, misalnya, kegiatan
dalam lingkup pendidikan dan ilmu pengetahuan, kegiatan
penelitian dan pengembangan, dengan ketentuan tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari penciptanya.

29
LANJUTAN…
• Kepentingan yang wajar dalam hal ini adalah "kepentingan
yang didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati manfaat
ekonomi atas suatu ciptaan".
• Khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau
pencantuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan
secara lengkap. Artinya, dengan mencantumkan sekurang-
kurangnya nama pencipta, judul atau nama ciptaan, dan nama
penerbit jika ada.

30
Pencatatan ciptaaan di Indonesia
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta_di_Indonesia: Halaman ini terakhir diubah pada 16 Juli 2019, pukul 13.24.)

• Di Indonesia, pencatatan ciptaan bukan merupakan suatu kewajiban bagi


pencipta atau pemegang hak cipta.
• Pelindungan hak cipta timbul sejak ciptaan diwujudkan dan diumumkan.
Namun, surat pencatatan ciptaan dapat dijadikan sebagai alat bukti awal
dalam sautu sengketa.
• Pendaftaran hak cipta diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual (DJKI), yang kini berada di bawah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia.
• Pencipta atau pemegang hak cipta dapat mencatatkan ciptaannya secara
langsung maupun dengan menunjuk perwakilan (Konsultan Kekayaan
Intelektual).
• Permohonan pencatatan ciptaan dikenakan biaya.[
• Ciptaan yang telah dicatatkan melalui DJKI masuk ke dalam daftar umum
ciptaan.
• Daftar umum dapat diakses di Pangkalan Data Kekayaan Intelektual yang
dikelola oleh DJKI.

31
TERIMA KASIH

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai