Anda di halaman 1dari 5

PERBANDINGAN DASAR HUKUM MENGENAI PARIWISATA

UU NO. 10 TAHUN 2009 PERPU NO. 2 TAHUN 2022


Pasal 14 Pasal 14

(1) Usaha pariwisata meliputi, antara lain: (1) Usaha Pariwisata meliputi:
a. Daya tarik wisata; a. Daya Tarik Wisata;
b. Kawasan pariwisata; b. Kawasan Pariwisata;
c. Jasa transportasi wisata; c. Jasa transportasi Wisata;
d. Jasa perjalanan wisata; d. Jasa perjalanan Wisata;
e. Jasa makanan dan minuman; e. Jasa makanan dan minuman;
f. Penyediaan akomodasi; f. Penyediaan akomodasi;
g. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; g. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;
h. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, h. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
dan pameran; konferensi, dan pameran;
i. Jasa informasi pariwisata; i. Jasa informasi Wisata;
j. Jasa konsultan pariwisata; j. Jasa konsultan Pariwisata;
k. Jasa pramuwisata; k. Jasa pramuwisata;
l. Wisata tirta; dan l. Wisata tirta; dan
m. Spa. m. Spa.
(2) Usaha pariwisata selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) Usaha Pariwisata selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri. diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 15 Pasal 15

(1) (Untuk dapat menyelenggarakan usaha pariwisata sebagaimana (1) Untuk dapat menyelenggarakan Usaha Pariwisata
dimaksud dalam Pasal 14, pengusaha pariwisata wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pengusaha
mendaftarkan usahanya terlebih dahulu kepada Pemerintah Pariwisata wajib memenuhi Perizinan Berusaha dari
atau Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran kewenangannya berdasarkan norma, standar, prosedur, dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Menteri. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

1
UU NO. 10 TAHUN 2009 PERPU NO. 2 TAHUN 2022
Pemerintah.

Pasal 16 Pasal 16

Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menunda atau Dihapus


meninjau kembali pendaftaran usaha pariwisata apabila tidak
sesuai dengan ketentuan tata cara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15.

Pasal 26 Pasal 26

Setiap pengusaha pariwisata berkewajiban: (1) Setiap Pengusaha Pariwisata wajib:


a. Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, a. Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat,
budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
setempat; setempat;
b. Memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab; b. Memberikan informasi yang akurat dan bertanggung
c. Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif; jawab;
d. Memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan c. Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif;
keamanan, dan keselamatan wisatawan; d. Memberikan kenyamanan, keramahan, pelindungan
e. Memberikan perlindungan asuransi pada usaha pariwisata keamanan, dan keselamatan Wisatawan;
dengan kegiatan yang berisiko tinggi; e. Memberikan pelindungan asuransi pada Usaha
f. Mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro, kecil, dan Pariwisata dengan kegiatan yang berisiko tinggi;
koperasi setempat yang saling memerlukan, memperkuat, dan f. Mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro, kecil,
menguntungkan; dan koperasi setempat yang saling memerlukan,
g. Mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat, memperkuat, dan menguntungkan;
produk dalam negeri, dan memberikan kesempatan kepada g. Mengutamakan penggunaan produk masyarakat
tenaga kerja lokal; setempat, produk dalam negeri, dan memberikan
h. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan kesempatan kepada tenaga kerja lokal;
pendidikan; h. Meningkatkan Kompetensi tenaga kerja melalui
i. Berperan aktif dalam upaya pengembangan prasarana dan pelatihan dan pendidikan;
program pemberdayaan masyarakat; i. Berperan aktif dalam upaya pengembangan prasarana
j. Turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang dan program pemberdayaan masyarakat;

2
UU NO. 10 TAHUN 2009 PERPU NO. 2 TAHUN 2022
melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di j. Turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang
lingkungan tempat usahanya; melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar
k. Memelihara lingkungan yang sehat, bersih, dan asri; hukum di lingkungan tempat usahanya;
l. Memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya; k. Memelihara lingkungan yang sehat, bersih, dan asri;
m. Menjaga citra negara dan bangsa Indonesia melalui kegiatan l. Memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya;
usaha kepariwisataan secara bertanggung jawab; dan m. Menjaga citra negara dan bangsa Indonesia melalui
n. Menerapkan standar usaha dan standar kompetensi sesuai kegiatan usaha Kepariwisataan secara bertanggung
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. jawab; dan
n. Memenuhi Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Derah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

Pasal 29 Pasal 29

Pemerintah provinsi berwenang: (1) Pemerintah provinsi berwenang:


a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan provinsi; Kepariwisataan provinsi;
b. Mengoordinasikan penyelenggaraan kepariwisataan di b. Mengoordinasikan penyelenggaraan Kepariwi sataan di
wilayahnya; wilayahnya;
c. Melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan c. Menerbitkan PerizinanBerusaha;
pendaftaran usaha pariwisata; d. Menetapkan Destinasi Pariwisata provinsi; e. menetapkan
d. Menetapkan destinasi pariwisata provinsi; Daya Tarik Wisata provinsi;
e. Menetapkan daya tarik wisata provinsi; e. Memfasilitasi promosi Destinasi Pariwisata dan produk
f. Memfasilitasi promosi destinasi pariwisata dan produk Pariwisata yang berada di wilayahnya;
pariwisata yang berada di wilayahnya; f. Memelihara aset provinsi yang menjadi Daya Tarik Wisata
g. Memelihara aset provinsi yang menjadi daya tarik wisata provinsi; dan
provinsi; dan g. Mengalokasikan anggaran Kepariwisataan.
h. Mengalokasikan anggaran kepariwisataan (2) Penerbitan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c dilakukan sesuai dengan norrna, standar,
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat.

3
UU NO. 10 TAHUN 2009 PERPU NO. 2 TAHUN 2022

Pasal 30 Pasal 30

Pemerintah kabupaten/kota berwenang: (1) Pemerintah kabupaten/kota berwenang:


a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan kabupaten/kota; Kepariwisataan kabupaten/kota;
b. Menetapkan destinasi pariwisata kabupaten/kota; b. Menetapkan Destinasi Pariwisata kabupaten/kota;
c. Menetapkan daya tarik wisata kabupaten/kota; c. Menetapkan Daya Tarik Wisata kabupaten/ kota;
d. Melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan d. Menerbitkan Perizinan Berusaha;
pendaftaran usaha pariwisata; e. Mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan
e. Mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di Kepariwisataan di wilayahnya;
wilayahnya; f. Memfasilitasi dan melakukan promosi Destinasi
f. Memfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan Pariwisata dan produk Pariwisata yang berada di
produk pariwisata yang berada di wilayahnya; wilayahnya;
g. Memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru; g. Memfasilitasi pengembangan Daya Tarik Wisata baru;
h. Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan h. Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian
dalam lingkup kabupaten/kota; Kepariwisataan dalam lingkup kabupaten/kota;
i. Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang berada di i. Memelihara dan melestarikan Daya Tarik Wisata yang
wilayahnya; berada di wilayahnya;
j. Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata; dan j. Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar Wisata;
k. Mengalokasikan anggaran kepariwisataan. dan
k. Mengalokasikan anggaran Kepariwisataan.

(2) Penerbitan Perizinan Bemsaha sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf d dilakukan sesuai dengan norrna, standar,
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat.
Pasal 54 Pasal 54

(1) Produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata (1) Produk, pelayanan, dan pengelolaan Usaha Pariwisata
memiliki standar usaha. memiliki standar usaha.
(2) Standar usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) Standar usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

4
UU NO. 10 TAHUN 2009 PERPU NO. 2 TAHUN 2022
dilakukan melalui sertifikasi usaha. dilakukan dengan memenuhi ketentuan Perizinan Berusaha.
(3) Sertifikasi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar usaha sebagaimana
dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sesuai dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah.

Pasal 56 Pasal 56

(1) Pengusaha pariwisata dapat mempekerjakan tenaga kerja ahli Dihapus


warga negara asing sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Tenaga kerja ahli warga negara asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari
organisasi asosiasi pekerja profesional kepariwisataan.

Pasal 64 Pasal 64

(1) Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum Dihapus
merusak fisik daya tarik wisata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
(2) Setiap orang yang karena kelalaiannya dan melawan hukum,
merusak fisik, atau mengurangi nilai daya tarik wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Anda mungkin juga menyukai