Anda di halaman 1dari 15

Penyelenggaraan Kepariwisataan

dalam Perspektif Hukum


Nasional
Christina Angela/ 2053010021
Elivia Canica/ 2153050019
Ahmad Faiq Humaidir Rahman/ 2153050020
Anak Agung Tirta Mario Roberto/ 2153050021
Abdul Mugni Baihaki Yusri/ 2153050022
Zaidan Haikal Nabhan Yafi/ 2153050023
Navisha Maydhita Puteri/ 2153050024
PENGERTIAN
Penyelenggaraan Kepariwisataan dalam Perspektif Hukum Nasional

Kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana,
terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai
agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan
nasional. Sehingga pengaturan dalam sektor pariwisata menjadi bagian yang penting untuk mewujudkan tujuan
kepariwisataan yang sesungguhnya.

ASAS
Kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas:
1. Manfaat 1. Partisipatif
2. Kekeluargaan 2. Berkelanjutan
3. Adil dan merata 3. Demokratis
4. Keseimbangan 4. Kesetaraan
5. Kemandirian 5. Kesatuan.
6. Kelestarian
FUNGSI
Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan
perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

TUJUAN
Kepariwisataan bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
3. Menghapus kemiskinan;
4. Mengatasi pengangguran;
5. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
6. Memajukan kebudayaan;
7. Mengangkat citra bangsa;
8. h. memupuk rasa cinta tanah air;
9. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa;
10. Mempererat persahabatan antarbangsa.
PRINSIP
PENYELENGGARAAN
PARIWISATA
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
BAB III Pasal 5,

a. Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam
keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama
manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan;
b. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal; 
c. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;
d. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
e. Memberdayakan masyarakat setempat;
f. Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik
dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan;
g. Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata 
h. Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN
Pembangunan kepariwisataan di Indonesia mencakup 4 pilar pembangunan kepariwisataan yakni :
1. Destinasi
2. Pemasaran
3. Industri
4. Kelembagaan

Keempat pilar tersebut merupakan upaya perwujudan azas pembangunan dengan memerhatikan keanekaragaman,
keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata, kemudian pilar tersebut
mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tak terpisahkan. Pada tingkat nasional, pemerintah masih memakai
jumlah kunjungan sebagai sasaran untuk mewakili tolok ukur keberhasilan

Untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan secara nasional, keempat pilar harus dikembangkan secara
terpadu. Meski sampai dengan saat ini jumlah wisatawan masih menjadi ukuran keberhasilan, perlu disadari bahwa
keberhasilan pemasaran selain tergantung kepada program pemasarannya sendiri, akan sangat tergantung kepada
keberhasilan pengembangan program lain yang menyangkut aspek-aspek yang disebutkan di atas.
HAK DALAM
PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
BAB VII Pasal 19,
1) Setiap orang berhak :
a. memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata;
b. melakukan usaha pariwisata;
c. menjadi pekerja/buruh pariwisata dan/atau
d. berperan dalam proses pembangunan kepariwisataan.

2) Setiap orang dan/atau masyarakat di dalam dan di sekitar destinasi pariwisata mempunyai hak prioritas :
a. menjadi pekerja/buruh;
b. konsinyasi; dan/atau
c. pengelolaan.
HAK DALAM
PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
BAB VII Pasal 20,

1) Setiap wisatawan berhak memperoleh :


a. informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata;
b. pelayanan kepariwisataan sesuai dengan standar;
c. perlindungan hukum dan keamanan;
d. pelayanan kesehatan;
e. perlindungan hak pribadi; dan
f. perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang berisiko tinggi.
KEWAJIBAN DALAM
PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
BAB VII Pasal 23,

1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban :


a. menyediakan informasi kepariwisataan, perlindungan hukum, serta keamanan dan keselamatan kepada
wisatawan;
b. menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha pariwisata yang meliputi terbukanya
kesempatan yang sama dalam berusaha, memfasilitasi, dan memberikan kepastian hukum;
c. memelihara, mengembangkan, dan melestarikan aset nasional yang menjadi daya tarik wisata dan aset
potensial yang belum tergali; dan
d. mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka mencegah dan menanggulangi
berbagai dampak negatif bagi masyarakat luas.
KEWAJIBAN DALAM
PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
BAB VII Pasal 24,

1) Setiap orang berkewajiban :


a. menjaga dan melestarikan daya tarik wisata; dan
b. membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun, dan menjaga kelestarian
lingkungan destinasi pariwisata.

Pasal 25

2) Setiap wisatawan berkewajiban :


a. menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat setempat;
b. memelihara dan melestarikan lingkungan;
c. turut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan; dan
d. turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar
hukum.
LARANGAN DALAM
PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
BAB VII Pasal 27,

1) Setiap orang dilarang merusak sebagian atau seluruh fisik daya tarik wisata.
2) Merusak fisik daya tarik wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah melakukan perbuatan mengubah
warna, mengubah bentuk, menghilangkan spesies tertentu, mencemarkan lingkungan, memindahkan,
mengambil, menghancurkan, atau memusnahkan daya tarik wisata sehingga berakibat berkurang atau hilangnya
keunikan, keindahan, dan nilai autentik suatu daya tarik wisata yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.
USAHA PARIWISATA
Pengertian Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata dengan menyediakan
atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang
tersebut.

Sektor Usaha Pariwisata


Industri pariwisata meliputi bidang-bidang usaha yang dapat dikelompokan ke dalam tiga sektor sebagai berikut:
1. Usaha jasa pariwisata : antara lain biro perjalanan wisata, jasa konvensi, perjalanan insentif, pamera jasa
konsultasi pariwisata, jasa informasi pariwisata
2. Usaha sarana pariwisata : antara lain hotel melati, persinggahan karavan, angkutan wisata, jasa boga dan bar,
kawasan pariwisata, rekreasi dan hiburan umum seperti taman rekreasi, gelanggang renang, padang golf,
gelanggang bowling, rumah billiard, panti mandi uap, ketangkasan, desa wisata dan jasa hiburan rakyat
3. Usaha jasa objek wisata; yaitu wisata budaya, wisata minat khusus dan wisata alam yang memerlukan
keahlian dan ketrampilan khusus
DASAR HUKUM USAHA PARIWISATA
Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang
Pariwisata

1. Sertifikasi Usaha Pariwisata adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata untuk mendukung
peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata melalui audit. (pasal 1 ayat
(3)
2. Standar Usaha Pariwisata adalah rumusan kualifikasi usaha pariwisata dan/atau klasifikasi usaha pariwisata
yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata. (pasal 1 ayat (5)
3. Sertifikat Usaha Pariwisata adalah bukti tertulis yang diberikan oleh lembaga sertifikasi usaha pariwisata kepada
usaha pariwisata yang telah memenuhi standar usaha pariwisata. (pasal 1 ayat (7)
4. Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata, yang selanjutnya disebut LSU Bidang Pariwisata adalah lembaga
mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (pasal 1 ayat (13).
DASAR HUKUM USAHA PARIWISATA
Sertifikasi Usaha Pariwisata bertujuan untuk meningkatkan:

a. kualitas pelayanan kepariwisataan


b. produktivitas usaha pariwisata.
Sanksi Administratif
Pasal 30
1. Pelanggaran yang dilakukan Pengusaha Pariwisata terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
dan Pasal 24 dikenai sanksi administratif berupa:
a) teguran tertulis;
b) pembatasan kegiatan usaha; dan
c) pembekuan sementara kegiatan usaha.
2. Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikenakan kepada Pengusaha Pariwisata paling
banyak 3 (tiga) kali.
3. Sanksi pembatasan kegiatan usaha dikenakan kepada Pengusaha Pariwisata yang tidak mematuhi teguran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
4. Sanksi pembekuan sementara kegiatan usaha dikenakan kepada Pengusaha Pariwisata yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).
DOKUMEN PERJALANAN WISATA
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian
BAB 1 Pasal 1

(8) Tanda masuk


(9) Tanda keluar PERSYARATAN DAN TATA CARA MASUK
(11) Dokumen perjalanan DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA
(14) passport BAB II Pasal 2
(17) Visa
  (1) Setiap Orang yang masuk atau keluar wilayah
Indonesia wajib memiliki Dokumen Perjalanan
yang sah dan masih berlaku.
(2) Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia
wajib memiliki Visa yang sah dan masih berlaku,
kecuali ditentukan lain berdasarkan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian dan perjanjian internasional.
Thanks!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai