Kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana,
terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai
agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan
nasional. Sehingga pengaturan dalam sektor pariwisata menjadi bagian yang penting untuk mewujudkan tujuan
kepariwisataan yang sesungguhnya.
ASAS
Kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas:
1. Manfaat 1. Partisipatif
2. Kekeluargaan 2. Berkelanjutan
3. Adil dan merata 3. Demokratis
4. Keseimbangan 4. Kesetaraan
5. Kemandirian 5. Kesatuan.
6. Kelestarian
FUNGSI
Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan
perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
TUJUAN
Kepariwisataan bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
3. Menghapus kemiskinan;
4. Mengatasi pengangguran;
5. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
6. Memajukan kebudayaan;
7. Mengangkat citra bangsa;
8. h. memupuk rasa cinta tanah air;
9. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa;
10. Mempererat persahabatan antarbangsa.
PRINSIP
PENYELENGGARAAN
PARIWISATA
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
BAB III Pasal 5,
a. Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam
keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama
manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan;
b. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal;
c. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;
d. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
e. Memberdayakan masyarakat setempat;
f. Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik
dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan;
g. Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata
h. Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN
Pembangunan kepariwisataan di Indonesia mencakup 4 pilar pembangunan kepariwisataan yakni :
1. Destinasi
2. Pemasaran
3. Industri
4. Kelembagaan
Keempat pilar tersebut merupakan upaya perwujudan azas pembangunan dengan memerhatikan keanekaragaman,
keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata, kemudian pilar tersebut
mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tak terpisahkan. Pada tingkat nasional, pemerintah masih memakai
jumlah kunjungan sebagai sasaran untuk mewakili tolok ukur keberhasilan
Untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan secara nasional, keempat pilar harus dikembangkan secara
terpadu. Meski sampai dengan saat ini jumlah wisatawan masih menjadi ukuran keberhasilan, perlu disadari bahwa
keberhasilan pemasaran selain tergantung kepada program pemasarannya sendiri, akan sangat tergantung kepada
keberhasilan pengembangan program lain yang menyangkut aspek-aspek yang disebutkan di atas.
HAK DALAM
PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
BAB VII Pasal 19,
1) Setiap orang berhak :
a. memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata;
b. melakukan usaha pariwisata;
c. menjadi pekerja/buruh pariwisata dan/atau
d. berperan dalam proses pembangunan kepariwisataan.
2) Setiap orang dan/atau masyarakat di dalam dan di sekitar destinasi pariwisata mempunyai hak prioritas :
a. menjadi pekerja/buruh;
b. konsinyasi; dan/atau
c. pengelolaan.
HAK DALAM
PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
BAB VII Pasal 20,
Pasal 25
1) Setiap orang dilarang merusak sebagian atau seluruh fisik daya tarik wisata.
2) Merusak fisik daya tarik wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah melakukan perbuatan mengubah
warna, mengubah bentuk, menghilangkan spesies tertentu, mencemarkan lingkungan, memindahkan,
mengambil, menghancurkan, atau memusnahkan daya tarik wisata sehingga berakibat berkurang atau hilangnya
keunikan, keindahan, dan nilai autentik suatu daya tarik wisata yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.
USAHA PARIWISATA
Pengertian Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata dengan menyediakan
atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang
tersebut.
1. Sertifikasi Usaha Pariwisata adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata untuk mendukung
peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata melalui audit. (pasal 1 ayat
(3)
2. Standar Usaha Pariwisata adalah rumusan kualifikasi usaha pariwisata dan/atau klasifikasi usaha pariwisata
yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata. (pasal 1 ayat (5)
3. Sertifikat Usaha Pariwisata adalah bukti tertulis yang diberikan oleh lembaga sertifikasi usaha pariwisata kepada
usaha pariwisata yang telah memenuhi standar usaha pariwisata. (pasal 1 ayat (7)
4. Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata, yang selanjutnya disebut LSU Bidang Pariwisata adalah lembaga
mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (pasal 1 ayat (13).
DASAR HUKUM USAHA PARIWISATA
Sertifikasi Usaha Pariwisata bertujuan untuk meningkatkan: