Anda di halaman 1dari 9

TUGAS GEOWISATA

NURUS SHOFIA IRMANA

12.2018.1.00370

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2021
UU NOMOR 10 TAHUN 2009

(KEPARIWISATAAN)

Bab II

ASAS, FUNGSI, DAN TUJUAN

Pasal (2) Pasal (3)


Kepariwisataan diselenggarakan Kepariwisataan berfungsi memenuhi
berdasarkan asas: manfaat, kebutuhan jasmani, rohani, dan
kekeluargaan, adil dan merata, intelektual setiap wisatawan dengan
keseimbangan, kemandirian, rekreasi dan perjalanan serta
kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, meningkatkan pendapatan negara
demokratis, kesetaraan, dan kesatuan. untuk mewujudkan kesejahteraan.
./rakyat.

Pasal (4)

Kepariwisataan bertujuan untuk: meningkatkan


pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi
pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan
sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat
citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air,
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa,
mempererat persahabatan antarbangsa.
BAB III
PRINSIP PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN

Pasal (5)

Kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip : menjunjung tinggi norma


agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam
keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan
antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan
lingkungan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan
kearifan lokal, memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan,
kesetaraan, dan proporsionalitas, memelihara kelestarian alam dan lingkungan
hidup, memberdayakan masyarakat setempat, menjamin keterpaduan antarsektor,
antardaerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik
dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan,
mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam
bidang pariwisata dan memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

BAB IV
PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

Pasal (6) Pasal (7)


Pembangunan kepariwisataan dilakukan Pembangunan kepariwisataan
berdasarkan asas sebagaimana dimaksud meliputi: industri pariwisata,
dalam Pasal 2 yang diwujudkan melalui destinasi pariwisata, pemasaran, dan
pelaksanaan rencana pembangunan kelembagaan kepariwisataan.
kepariwisataan dengan memperhatikan
keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan
budaya dan alam, serta kebutuhan manusia. Pasal (11)
.untuk berwisata.
Pemerintah bersama lembaga yang terkait
dengan kepariwisataan menyelenggarakan
penelitian dan pengembangan
kepariwisataan untuk mendukung
pembangunan kepariwisataan.
BAB V
KAWASAN STRATEGIS

Pasal 12 ayat (1)


Pasal 12 ayat (2)
Penetapan kawasan strategis pariwisata
dilakukan dengan memperhatikan aspek: Kawasan strategis pariwisata
sumber daya pariwisata alam dan budaya yang dikembangkan untuk
potensial menjadi daya tarik pariwisata, berpartisipasi dalam terciptanya
potensi pasar, lokasi strategis yang berperan persatuan dan kesatuan bangsa,
menjaga persatuan bangsa dan keutuhan keutuhan Negara Kesatuan
wilayah, perlindungan terhadap lokasi tertentu Republik Indonesia serta
yang mempunyai peran strategis dalam peningkatan kesejahteraan
menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan masyarakat.
hidup, lokasi strategis yang mempunyai peran
dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset
budaya, kesiapan dan dukungan masyarakat,
kekhususan dari wilayah.
Pasal 12 ayat (3)

Kawasan strategis pariwisata


harus memperhatikan aspek
Pasal 13 (1)
budaya, sosial, dan agama
Kawasan strategis pariwisata masyarakat setempat.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (1) dan ayat (2) terdiri atas kawasan
strategis pariwisata nasional, kawasan
strategis pariwisata provinsi, dan kawasan
strategis pariwisata kabupaten/kota.

Pasal 13 ayat (3)

Kawasan strategis pariwisata nasional


ditetapkan oleh Pemerintah, kawasan
strategis pariwisata provinsi ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah provinsi, dan
kawasan strategis pariwisata
kabupaten/kota ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Pasal 14 ayat (1)

Usaha pariwisata meliputi antara lain: daya tarik


wisata, kawasan pariwisata, jasa transportasi BAB VI
wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan
dan minuman, penyediaan akomodasi, USAHA PARIWISATA
penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi,
penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi, dan pameran, jasa informasi
pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa
pramuwisata, wisata tirta dan spa.

Pasal 17

Pemerintah dan Pemerintah Daerah


wajib mengembangkan dan
melindungi usaha mikro, kecil,
menengah, dan koperasi dalam
bidang usaha pariwisata dengan cara:
membuat kebijakan pencadangan
usaha pariwisata untuk usaha mikro,
kecil, menengah, dan koperasi dan
memfasilitasi kemitraan usaha mikro,
kecil, menengah, dan koperasi dengan
usaha skala besar.

Adapun penjelasan singkat dari pasal-pasal yang terdapat pada UU nomor


10 tahun 2009, khususnya tentang kepariwisataan yakni sebagai berikut:

Menurut UU nomor 10 tahun 2009, bahwa kepariwisataan merupakan


bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis,
terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap
memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam
masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional.
Kawasan Strategis Pariwisata adalah suatu kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. Dalam membuat suatu daerah
pariwisata, kita juga harus memperhatikan aspek-aspek penting demi kelancaran
yang menunjang segala aspek yang mempengaruhi kepariwisataan tersebut.
Contoh dari kawasan yang strategis untuk daerah pariwisata adalah geopark,
museum sejarah, pantai, kebun raya dan lain-lain. Adapun kepariwisataan sendiri
diselenggarakan berdasarkan asas: yang pertama adalah asas manfaat. Dimana
kepariwisataan tersebut harus memberikan manfaat baik bagi masyarakat lokal,
pemerintah daerah maupun secara global/negara yang mempunyai kawasan wisata
tersebut. Yang kedua adalah kekeluargaan. Ketiga adalah asas adil dan merata
agar tidak terjadi kesenjangan antara satu sama lain, kemudian asas
keseimbangan, asas kemandirian, terdapat asas kelestarian dimana dalam
pembentukan wisata tersebut harus dapat melestarikan apa yang ada didalamnya,
contohnya seperti cagar alam, cagar budaya, kebun raya, dan lain-lain. dalam
pembentukan pariwisata juga harus menganut asas partisipatif, asas berkelanjutan
yang dapat diartikan bahwa pembangunan dalam kewisataan tersebut harus
bersifat berkelanjutan agar anak cucu kita masih dapat menikmatinya, dan yang
terakhir adalah asas demokratis, kesetaraan, dan kesatuan. Adapun tujuan dari
kepariwisataan sendiri adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi
pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, memajukan
kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air,
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, mempererat persahabatan
antarbangsa. Prinsip dari penyelenggaran kepariwisataan harus tetap menganut
norma agama dan nilai budaya, hubungan antara manusia dan sesama manusia,
dan hubungan antara manusia dan lingkungan, menjunjung tinggi hak asasi
manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal. Jadi bisa dijelaskan bahwa
pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan harus dengan memperhatikan
keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan
manusia untuk berwisata. Pembangunan pariwisata meliputi beberapa aspek yaitu
industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran, dan kelembagaan
kepariwisataan. Industri Pariwisata sendiri adalah kumpulan usaha pariwisata
yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Sedangkan
destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih
wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Pembangunan kepariwisataan dilakukan
berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana
induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan
kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan
kabupaten/kota. Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong penanaman modal
dalam negeri dan penanaman modal asing di bidang kepariwisataan sesuai dengan
rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota, yang kemudian pemerintah bersama lembaga yang terkait dengan
kepariwisataan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan
untuk mendukung pembangunan kepariwisataan. Penetapan kawasan strategis
pariwisata dilakukan dengan memperhatikan aspek: sumber daya pariwisata alam
dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata, potensi pasar, lokasi
strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah,
perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dalam
menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, lokasi strategis yang
mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya, kesiapan
dan dukungan masyarakat, kekhususan dari wilayah. Kawasan strategis pariwisata
dikembangkan untuk berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan
bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta peningkatan
kesejahteraan. Kawasan strategis pariwisata juga harus memperhatikan aspek
budaya, sosial, dan agama masyarakat setempat. Adapun Kawasan strategis
pariwisata harus memperhatikan beberapa aspek yaitu aspek budaya, sosial, dan
agama masyarakat setempat. Kawasan strategis pariwisata merupakan bagian
integral dari rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah
provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Kawasan strategis
pariwisata nasional ditetapkan oleh Pemerintah, kawasan strategis pariwisata
provinsi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah provinsi, dan kawasan strategis
pariwisata kabupaten/kota ditetapkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Usaha pariwisata meliputi antara lain: daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa
transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman,
penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi,
penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran, jasa
informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta dan
spa. Yang harus dilakukan Pemerintah dan Pemerintah Daerah adalah wajib
mengembangkan dan melindungi usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi
dalam bidang usaha pariwisata dengan cara: membuat kebijakan pencadangan
usaha pariwisata untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dan
memfasilitasi kemitraan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dengan
usaha skala besar. Objek dan daya tarik wisata berupa alam, budaya, tata hidup,
dan lainnya yang memiliki nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh
wisatawan, sekaligus juga merupakan sasaran utama wisatawan dalam
mengunjungi suatu daerah atau negara. Dalam pengertian luas bahwa apa saja
yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik minat bagi wisatawan dapat
disebut sebagai objek dan daya tarik wisata. Sedangkan objek wisata minat khusus
lebih ditujukan untuk memenuhi hobi atau tujuan khusus seperti mendaki,
berburu, industri kerajinan, arung jeram, dan lain-lain. Di Indonesia sendiri
terdapat banyak sekali objek wisata, baik wisata alam bawah air ataupun taman
nasional, geopark, wisata budaya, wisata sejarah, wisata minat khusus, yang juga
didukung dengan letak geografis Indonesia yang menambah keindahan alam yang
ada Indonesia. Hal tersebutlah yang memberikan daya tarik dari masing-masing
objek wisata di Indonesia bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan asing
yang berkunjung,
Gambar potret keindahan gunung bromo yang merupakan objek dan mempunyai
daya tarik wisata alam yang khas

Gambar upacara ngaben sebagai salah satu contoh objek wisata budaya

Gambar objek wisata minat khusus yang dipadukan dengan wisata alam yang
berupa sungai dengan arus yang deras dan jernih

Anda mungkin juga menyukai