Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN UTANG

Pada hari ini …, tanggal … bulan … tahun … bertempat di …, kami yang bertanda tangan
di bawah ini:

1. … : Warga negara Indonesia dengan Nomor Induk


Kependudukan … lahir pada tanggal … yang
berkedudukan di …, selanjutnya disebut sebagai
KREDITUR; dan

2. … : Warga negara Indonesia dengan Nomor Induk


Kependudukan … lahir pada tanggal … yang
berkedudukan di …, selanjutnya disebut sebagai
DEBITUR.

KREDITUR dan DEBITUR selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK

PARA PIHAK selanjutnya secara bersama-sama menimbang hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa Perjanjian Utang ini merupakan kesepakatan turunan dari penjualan rumah
milik KREDITUR kepada DEBITUR; dan
2. Bahwa penjualan rumah sebagaimana dimaksud pada poin sebelumnya adalah
sebidang tanah beserta rumah di atasnya berdasarkan … yang memiliki luas sebesar
….

Berdasarkan pertimbangan tersebut, PARA PIHAK bersepakat membuat dan


menandatangani Perjanjian Utang (“Perjanjian”), dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut:

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud dari Perjanjian adalah untuk mengatur hak dan kewajiban masing-masing
PIHAK.

(2) Tujuan dari Perjanjian adalah untuk memastikan terpenuhinya hak dan kewajiban
PARA PIHAK terkait pembayaran sejumlah uang dari DEBITUR kepada KREDITUR
dengan ketentuan sebagaimana diatur pada Pasal 2 Perjanjian ini.

PASAL 2
OBJEK PERJANJIAN

(1) Pelaksanaan Perjanjian ini dilakukan dan disetujui PARA PIHAK dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Total keseluruhan utang yang wajib dibayarkan oleh DEBITUR kepada
KREDITUR adalah sebesar ….

Hal. 1

SAKSI KREDITUR SAKSI DEBITUR


b. Pembayaran utang sebagaimana dimaksud pada poin di atas dilakukan dalam
satu kali transfer bank dengan jangka waktu sejak ditandatanganinya
Perjanjian ini dan selambat-lambatnya pada tanggal ….

(2) Pembayaran utang wajib dilakukan oleh DEBITUR dengan cara transfer ke nomor
rekening KREDITUR melalui Bank …, yaitu ….

(3) Pembayaran utang oleh DEBITUR diakui dan dianggap telah diterima oleh
KREDITUR apabila pembayaran telah dilakukan oleh DEBITUR dan diterima di
rekening KREDITUR.

(4) DEBITUR wajib menyampaikan bukti pembayaran sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) kepada KREDITUR selambat-lambatnya 1 (satu) hari kalender setelah
dilakukannya pembayaran oleh DEBITUR.

(5) Apabila DEBITUR tidak melakukan pembayaran utang pada tanggal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, maka DEBITUR sepakat untuk menyerahkan harta
bergerak miliknya sesuai dengan nilai utang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a.

(6) DEBITUR menjamin bahwa penyerahan harta bergerak sebagaimana dimaksud


pada ayat (5) disertai pula dengan penyerahan hak eksekutorial untuk menjual
harta bergerak milik DEBITUR kepada KREDITUR.

PASAL 3
SANKSI DAN PERISTIWA CIDERA JANJI

(1) Keadaan-keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa cidera janji adalah


pelanggaran dan/atau kegagalan setiap PIHAK dalam memenuhi kewajiban-
kewajibannya dalam Perjanjian.

(2) Pelanggaran atau kegagalan oleh suatu PIHAK untuk memenuhi tanggung jawab
dalam Perjanjian merupakan cidera janji dan dapat dikenakan sanksi dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Teguran tertulis kesatu.
b. Teguran tertulis kedua.
c. Teguran tertulis ketiga.
d. Pengakhiran Perjanjian.

(3) Dalam hal terjadi peristiwa cidera janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
PIHAK yang dirugikan akan menyampaikan teguran tertulis kesatu kepada PIHAK
yang melakukan cidera janji dan PIHAK yang melakukan cidera janji wajib
memperbaiki peristiwa cidera janji dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender
atau jangka waktu lainnya yang disepakati oleh PARA PIHAK (“Jangka Waktu
Perbaikan I”) sejak diterimanya teguran tertulis kesatu tersebut.

(4) Apabila PIHAK yang melakukan cidera janji gagal untuk memperbaiki peristiwa
cidera janji dalam Jangka Waktu Perbaikan I, maka PIHAK yang dirugikan berhak

Hal. 2

SAKSI KREDITUR SAKSI DEBITUR


menyampaikan teguran tertulis kedua kepada PIHAK yang melakukan cidera janji,
dan PIHAK yang melakukan cidera janji tersebut wajib memperbaiki peristiwa
cidera janji dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal diterimanya
teguran tertulis kedua (“Jangka Waktu Perbaikan II”).

(5) Apabila peristiwa cidera janji belum selesai diperbaiki sampai Jangka Waktu
Perbaikan II, PIHAK yang dirugikan berhak menyampaikan teguran tertulis ketiga
kepada PIHAK yang melakukan cidera janji, dan PIHAK yang melakukan cidera janji
tersebut wajib memperbaiki peristiwa cidera janji dalam jangka waktu 7 (tujuh)
hari kalender sejak tanggal diterimanya teguran tertulis ketiga (“Jangka Waktu
Perbaikan III”)

(6) Apabila PIHAK yang melakukan cidera janji masih tetap gagal untuk memperbaiki
peristiwa cidera janji sampai dengan Jangka Waktu Perbaikan III, maka PIHAK yang
dirugikan dapat melakukan eskalasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 Perjanjian
ini.

PASAL 4
KEAMANAN DAN KERAHASIAAN
DATA DAN INFORMASI

(1) Seluruh data pribadi, baik yang bersifat umum maupun bersifat spesifik, yang
dihasilkan atau diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung dari
Perjanjian ini wajib dijaga dan dilindungi berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan perlindungan data pribadi.

(2) Dengan tidak mengesampingkan ketentuan pada ayat (1), PARA PIHAK
berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan seluruh informasi rahasia dalam
Perjanjian dan/atau segala informasi lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan
Perjanjian, kecuali hal-hal yang merupakan milik umum (public domain) atau
diharuskan dibuka berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(3) PARA PIHAK sepakat untuk mempergunakan segala informasi dan ketentuan dalam
Perjanjian hanya untuk kepentingan pelaksanaan Perjanjian.

(4) Keberlakuan ketentuan kerahasiaan informasi dalam Perjanjian tetap berlaku dan
mengikat PARA PIHAK sampai dengan 5 (lima) tahun setelah Jangka Waktu Kerja
Sama berakhir.

PASAL 5
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR)

(1) Keadaan kahar menurut Perjanjian adalah kejadian-kejadian yang dengan segala
daya dan upaya tidak dapat diduga dan tidak dapat diatasi oleh PIHAK yang
mengalaminya, termasuk namun tidak terbatas pada bencana alam, wabah penyakit,
pemberontakan/huru-hara/perang, kebakaran, sabotase, pemogokan umum,

Hal. 3

SAKSI KREDITUR SAKSI DEBITUR


peraturan perundang-undangan dan/atau larangan pemerintah yang tidak dapat
dituntut.

(2) Tidak dilaksanakannya atau tertundanya pelaksanaan sebagian atau keseluruhan


ketentuan Perjanjian oleh salah satu atau PARA PIHAK, tidak dianggap sebagai
pelanggaran terhadap Perjanjian apabila hal tersebut terjadi akibat adanya keadaan
kahar.

(3) PIHAK yang mengalami keadaan kahar wajib memberikan pemberitahuan tertulis
kepada PIHAK lainnya selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Kalender sejak keadaan
kahar terjadi dan setelah keadaan kahar berakhir.

(4) Kelalaian atau keterlambatan PIHAK yang mengalami keadaan kahar dalam
memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), dapat mengakibatkan
tidak diakuinya oleh PIHAK lainnya sebagai peristiwa keadaan kahar.

(5) Semua kerugian yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinya
keadaan kahar bukan merupakan tanggung jawab PIHAK yang lainnya.

PASAL 6
AMANDEMEN

(1) Segala perubahan terhadap Perjanjian akan ditetapkan dalam bentuk amandemen
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian.

(2) KREDITUR dan/atau DEBITUR dapat mengajukan amandemen Perjanjian apabila


PIHAK yang mengajukan tersebut dapat membuktikan secara tegas, dengan bukti-
bukti yang sah dan diterima PIHAK lain, bahwa perubahan tersebut harus dilakukan
untuk kelancaran pelaksanaan kerja sama dan penyediaan Layanan.

(3) PARA PIHAK harus menegosiasikan hal atau ketentuan yang akan diubah untuk
mendapatkan persetujuan PARA PIHAK.

(4) Hasil negosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selanjutnya dituangkan dalam
berita acara dan digunakan sebagai dasar penyusunan amandemen Perjanjian.

(5) Dalam hal tidak ada persetujuan dari salah satu PIHAK atas usulan perubahan
Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka perubahan Perjanjian tidak
akan dilakukan dan kerja sama penyediaan Layanan akan tetap dilaksanakan sesuai
dengan Perjanjian.

(6) Amandemen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Perjanjian serta memiliki kekuatan hukum yang sama dengan
Perjanjian.

PASAL 7
HUKUM YANG MENGATUR DAN PENYELESAIAN SENGKETA

Hal. 4

SAKSI KREDITUR SAKSI DEBITUR


(1) Perjanjian ini diatur dan ditafsirkan sesuai dengan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

(2) Apabila terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan yang mungkin timbul sebagai
akibat dari pelaksanaan dan/atau penafsiran Perjanjian, sejauh mungkin akan
diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

(3) Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tersebut tidak mencapai
mufakat, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan setiap sengketa atau
permasalahan yang timbul sehubungan dengan Perjanjian ini untuk diselesaikan
dan diputus oleh Pengadilan Negeri … atau Pengadilan Negeri lainnya sesuai
domisili KREDITUR.

PASAL 8
LAIN-LAIN

(1) PARA PIHAK menyanggupi untuk melakukan, menandatangani, membuat, dan


melaksanakan segala tindakan dan dokumen lain yang secara wajar diperlukan
untuk memberlakukan seutuhnya Perjanjian atau untuk mematuhi tanggung jawab,
pernyataan kesanggupan, dan/atau janji PARA PIHAK.

(2) Jika terdapat suatu pasal, ayat, dan/atau ketentuan dari Perjanjian yang ternyata
tidak sah atau tidak dapat dilaksanakan, maka ketentuan-ketentuan lain dari
Perjanjian tetap berlaku sepenuhnya dan mengikat PARA PIHAK.

(3) PARA PIHAK dengan ini mengenyampingkan keberlakuan Pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang mengenai persyaratan pengakhiran
Perjanjian harus dengan putusan pengadilan.

PASAL 9
PENUTUP

(1) Dalam melaksanakan Perjanjian, PARA PIHAK wajib menaati hukum dan
perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh instansi
berwenang yang berkaitan dengan Perjanjian.

(2) Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam Perjanjian berlaku serta mengikat bagi
PARA PIHAK yang menandatanganinya beserta lampiran-lampirannya.

Hal. 5

SAKSI KREDITUR SAKSI DEBITUR


Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal,
bulan, dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal Perjanjian, dalam rangkap 2 (dua)
asli. Masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi
PARA PIHAK.

KREDITUR DEBITUR

… …

Hal. 6

SAKSI KREDITUR SAKSI DEBITUR

Anda mungkin juga menyukai