Anda di halaman 1dari 13

STATISTIKA BISNIS

METODE PENGUMPULAN DATA


KELAS B (AP)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. Natasya Salsyabilla 40011423620041


2. Nada Khairunnisa 40011423620042
3. Alycia Dheagisti F. 40011423620048
4. Alfina Damayanti 40011423620050

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
AKUNTANSI PERPAJAKAN
2023/2024
PENGUMPULAN DATA SECARA KUESIONER
KUESIONER PENELITIAN "ANALISIS PENGGUNAAN OJEK ONLINE PADA ANAK
MUDA DI SEMARANG SELATAN"

1. Lokasi penelitian
Penelitian “Analisis Penggunaan Ojek Online pada Anak Muda di Semarang Selatan”
dilakukan di Kota Semarang, khususnya Kec. Semarang Selatan.

2. Populasi yang akan diamati


Anak muda Semarang Selatan yang berusia sekitar 20—25 tahun.

3. Teknik sampling yang digunakan


Teknik Nonprobability Sampling dengan menggunakan metode Accidental Sampling atau
Convenience Sampling. Teknik sampling berdasarkan faktor spontanitas. Artinya, siapa saja
yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti, maka orang tersebut dapat dijadikan
sampel. Selain itu, teknik ini diambil karena jumlah populasi yang tidak dapat diperhitungkan
dan hasil dari metode ini tidak dapat digeneralisirkan.

4. Form kuesioner
https://forms.gle/yfNYdoyAPtpDd5EFA

5. Hasil dan pembahasan kuesioner


Berdasarkan kuesioner yang telah disebar, berikut deskripsi bagaimana tanggapan masyarakat
khususnya anak muda terhadap ojek online, yakni sebagai berikut :

Dapat kita lihat bahwa


pengguna ojek online sebesar
76% adalah mayoritas wanita
sedangkan sisanya pria
dengan presentase sebesar
24%, hal ini menunjukkan
bahwa banyak wanita yang
masih mengandalkan ojek
online sebagai
transportasinya.
Dari pertanyaan ini kita bisa
mengetahui bahwa 44 orang
pengguna ojek online adalah mereka
anak muda yang berusia kurang dari
20 tahun, hipotesisnya usia ini
adalah usia di mana mereka belum memiliki SIM, atau orang tua yang tidak mengizinkan
membawa motor dan sebagainya.

Dari pertanyaan ini peneliti ingin


melihat seberapa sering anak muda
menggunakan ojek online dalam
perjalanan mereka, terdapat
sebanyak 50% (25 orang) yang naik
ojek online dengan frekuensi kurang
dari 3 kali dalam seminggu, dan
50% (25 orang) yang naik ojek
beberapa kali dalam seminggu.

Pertanyaan ini dibuat untuk mengetahui motivasi anak muda menggunakan jasa ojek online.
Ternyata, dari hasil kuesioner didapatkan 50% orang menggunakan ojek online guna
menghindari kemacetan sehingga sampai tujuan dengan cepat, 26% orang karena tidak memiliki
motor, dan 22% orang tidak bisa naik motor. Sisanya, ada berbagai alasan mengapa mereka naik
ojek online; karena malas, tidak punya pacar, belum punya sim, dan lain-lain.
Dari diagram di samping dapat
terbaca sebanyak 28 orang
menggunakan ojek online untuk
jarak tempuh yang tidak terlalu
jauh dengan jangkauan sekitar 5
– 15 km, 20 orang dengan jarak
yang dekat <5 km. Hanya 2
orang yang menggunakan ojek online dengan jarak jauh sekitar >15km. Dari sini dapat kita lihat
bahwa untuk perjalanan jauh masyarakat belum mau menggunakan ojek online sebagai pilihan
transportasi.

Skala pada pertanyaan tertutup adalah sebagai berikut ;


1 = sangat tidak setuju
2 = kurang setuju
3 = cukup setuju
4 = setuju
5 = sangat setuju

Dari diagram di atas tersebut, mayoritas responden memilih sangat setuju bahwa driver ahli
mengemudikan kendaraan (44%), lalu disusul setuju (40%), cukup setuju dan sangat tidak setuju
dengan persentase yang sama (6%), dan terakhir kurang setuju (4%).

Pe
rtanyaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengendara ojek online paham dengan jalan
tujuan pengguna baik dalam penjemputan atau pengantaran maupun dalam penggunaan GPS.
Sebanyak 40% responden memilih sangat setuju bahwa driver cakap dalam penggunaan GPS
dan memahami jalan, sedangkan pilihan terbanyak kedua (36%) adalah mereka yang menjawab
setuju akan driver yang paham jalan dan GPS. Lalu disusul dengan pilihan cukup setuju (16%)
sedangkan sangat tidak setuju (6%) dan kurang setuju sebanyak 2%

Pe
neliti membuat pernyataan ini untuk mengetahui apakah masih ada pengemudi yang memberikan
perlengkapan atau alat keselamatan perjalanan seperti helm, masker, dan sebagainya. Ternyata
mereka sebanyak 34% mendapatkan pelayanan itu dan setuju bahwa driver selalu memberi
perlengkapan seperti itu kepada pengguna. Hanya 20% responden yang memilih kurang
setuju/sangat tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit pengguna yang tidak diberi
perlengkapan perjalanan. Hal ini juga menjadi nilai tambah bagi pihak ojek online agar bisa terus
disukai masyarakat.

34
% orang sangat setuju bahwa driver ojek online ramah dan tidak membutuhkan waktu lama
dalam pemesanannya. Hal ini diharapkan akan tetap dipertahankan atau malah ditingkatkan
kualitasnya.

Mayoritas pemilih (54%) mengatakan sangat setuju pada pernyataan ; “driver menghubungi
ketika alamat kurang jelas dan ketika sudah sampai di lokasi jemput” sedangkan 30% lainnya
mengatakan setuju. Hal ini juga bisa menjadi saran kepada pihak ojek online untuk terus
berupaya meningkatkan kenyamanan pengguna.

K
uesioner ini menunjukkan bahwa 46% responden setuju pada penentuan harga dengan
mempertimbangkan jarak, pelayanan dan kondisi cuaca. Lalu pemilih terbanyak kedua sebesar
26% memilih sangat setuju. Dalam segi ini dapat kita lihat bahwa ojek online memang menonjol
dalam persoalan harga, ditambah lagi dengan promo yang diberikan.
Pernyataan ini merupakan pernyataan lanjutan dari sebelumnya, ini merupakan apakah mereka
yakin dengan pilihan sebelumya, dan mayoritas pun menjawab sebanyak 52% mengatakan
bahwa memang betul harga ojek online lebih murah daripada ojek konvensional. Lalu disusul
pilihan setuju (24%) dan cukup setuju (14%).

D
ari 50 responden, sebanyak 22 responden setuju (puas), dan 21 responden sangat setuju (sangat
puas) terhadap ojek online dan menjadikannya sebagai solusi untuk berpergian ketika
dibutuhkan.
PENGUMPULAN DATA SECARA WAWANCARA
Pengalaman Kuliah Mahasiswa Rantau

Narasumber 1 = Ayunda Narasumber 2 = Fitri Narasumber 3 = Angel

W = Hai, apakah kamu berkenan untuk melakukan wawancara singkat tentang


pengalaman kuliah di rantau?
N1 = Ya, saya berkenan
N2 = ya, saya berkenan
N3 = ya, saya berkenan

W = Pertama, bisakah kamu ceritakan bagaimana kehidupan sehari-harimu sebagai


mahasiswa rantau?
N1 = Pertama kali saya rasakan merasa bingung karena harus beradaptasi dengan lingkungan
sekitar, dimana semua berbeda dengan tempat kita. Tapi saya mulai terbiasa untuk melakukan
kegiatan sehari-hari sendiri.
N2 = Selain berkuliah di kota orang, saya juga menyelesaikan tugas, dan menjalani kehidupan
seperti biasa tetapi bedanya di kos. Saya juga berinteraksi dengan teman-teman satu kos untuk
berkumpul bareng setiap malam entah ngerjain tugas ataupun ngobrol ngobrol
N3 = Pertama kali saya takut kalau tidak punya teman dan sering menangis tetapi setelah itu
saya enjoy saja karena banyak teman juga di kos jadi sehari-hari bisa kumpul dan bercanda
bareng temen selepas habis kuliah.

W = Bagaimana kamu mengatasi tantangan beradaptasi dengan lingkungan baru?


N1 = Saya berusaha berteman dengan semuanya dan bersikap ramah tanpa pilih pilih
N2 = Saya mencoba untuk terbuka dengan pengalaman baru, ikut organisasi daerah, dan
berinteraksi dengan teman-teman sekelas
N3 = Saya berusaha beradaptasi dengan cara ramah kesemua orang agar mendapatkan teman,
karena Ketika kita memiliki banyak teman, lambat laun kita akan terbiasa dengan lingkungan itu

W = Apakah ada pelajaran berharga yang kamu dapatkan dari pengalaman menjadi
mahasiswa rantau?
N1 = Mandiri, disiplin, dan tanggung jawab
N2 = Bisa menjadi lebih mandiri dan sedikit memahami budaya di luar kota yang berbeda
N3 = Pastinya mandiri dan bisa memiliki teman baru yang beda kota

W = Apakah kamu merasakan homesick ketika pertama kali menjadi mahasiswa


rantau ?
N1 = Tidak terlalu tetapi kadang merasakan hal itu.
N2 = Tidak terlalu, karena saya sudah terbiasa sekolah jauh dari rumah
N3 = Iya, dan sering
W = Bagaimana kamu menghadapi rasa homesick ataupun kesepian itu?
N1 = Mungkin saya akan pergi ke keramaian sehingga rasa itu hilang dari kepala
N2 = Cara menghilangkan rasa homesick dapat dengan bermain dengan teman atau beribadah
N3 = saya tidur dikamar

W = Bagaimana kamu mengatur keuangan sebagai mahasiswa rantau?


N1 = Membagi antara kebutuhan dan keinginan semata di mana kebutuhan pokok harus
terpenuhi terlebih dahulu
N2 = Pastinya selalu membuat anggaran uang masuk dan keluar dan lebih mengutamakan
kebutuhan seperti makan dan kos
N3 = Menahan untuk tidak membeli apapun yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan

W = Bagaimana kamu memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, apakah ada tantangan?


N1 = Sebagai anak Rantau kita harus pintar membagi pengeluaran sehingga dalam sebulan kita
harus mengatur keluarnya uang jadi pasti ada tantangan, kaya ketika tergoda untuk jajan yang
melebihi pengeluaran dan di akhir bulan bingung mau makan apa karena uang sudah menipis.
N2 = Cara saya untuk memenuhi nya dengan membeli bahan masak dan memasak nya di kos
N3 = Saya dibawakan lauk yang bisa tahan lama, dibawakan beras juga, jadi tantangan yang
saya hadapi mungkin kalau lagi males masak, bingung mau makan apa

W = Oke untuk pertanyaan terakhir, apakah ada tips and trik khusus untuk mengatasi
rasa takut gagal menjadi mahasiswa rantau?
N1 = Saya selalu yakin akan usaha diri sendiri karena saya percaya bahwa usaha tidak akan
menghianati hasil dan jika suatu hal tidak kita coba terlebih dulu maka kita tidak akan tahu hasil
apa yang akan kita raih
N2 = Setiap orang mempunyai rasa takut, bagi diri saya untuk mengatasi tersebut dapat dengan
selalu percaya diri dan yakin kalau setiap usaha akan ada hasil yang baik dan yang paling
terpenting yaitu selalu mengingat-Nya akan setiap proses yang dijalani
N3 = Mungkin saat ini belum ada tips/trik khusus, karena saya masih sering merasa takut gagal,
paling saya nangis, nanti lupa sendiri. Mungkin juga adanya seorang teman yang dekat juga bisa
membatu kita untuk melupakan rasa takut itu, meskipun rasa takut itu masih sering datang.

W = Terimakasih banyak atas waktu berharga dan kesediaan untuk diwawancarai kali
ini.
N1 = Terimakasi kembali
N2 = Iyaa, terimakasih kembali
N3 = Iya, kembali kasih

Dari ketiga data wawancara tersebut yang merupakan mahasiswa rantau, dapat disimpulkan
beberapa hal mengenai pengalaman mereka:
1. Adaptasi dengan Lingkungan Baru: Semua narasumber mengalami tantangan dalam
beradaptasi dengan lingkungan baru. Namun, mereka berhasil mengatasi hal ini dengan
berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya dan bersikap ramah.
2. Pelajaran Berharga: Pengalaman menjadi mahasiswa rantau memberikan pelajaran berharga
seperti mandiri, disiplin, dan tanggung jawab. Mereka juga memperoleh pemahaman yang
lebih dalam tentang budaya di luar kota tempat tinggal mereka.
3. Homesick dan Kesepian: Meskipun tidak semua narasumber merasakan homesick ketika
pertama kali menjadi mahasiswa rantau, namun kesepian seringkali dirasakan. Mereka
mengatasi perasaan tersebut dengan berinteraksi dengan teman, beribadah, atau mencari
kesibukan lainnya.
4. Manajemen Keuangan: Menjadi mahasiswa rantau mengajarkan mereka untuk mengatur
keuangan dengan baik. Mereka membagi pengeluaran antara kebutuhan dan keinginan serta
membuat anggaran untuk uang masuk dan keluar.
5. Memenuhi Kebutuhan Makan: Tantangan dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari
terjadi karena harus pintar membagi pengeluaran. Salah satu cara yang dilakukan adalah
dengan memasak di kos atau memilih makanan yang tahan lama.
6. Mengatasi Rasa Takut Gagal: Meskipun masih sering merasa takut gagal, mereka memiliki
cara tersendiri untuk mengatasi hal tersebut. Keyakinan pada usaha diri sendiri dan
dukungan dari teman dekat menjadi hal yang penting dalam menghadapi rasa takut tersebut.

Secara keseluruhan, pengalaman menjadi mahasiswa rantau memberikan banyak pelajaran


berharga dan mengajarkan mereka untuk lebih mandiri baik dalam mengurus keuangan, makan,
dan menjaga kesehatan mental ketika jauh dari keluarga dan hidup di kota orang untuk
melanjutkan pendidikan. Mereka juga bisa lebih bertanggung jawab untuk diri sendiri dalam
menghadapi tantangan, lingkungan baru, dan rasa takut akan gagal. Dukungan dari teman-teman
juga menjadi hal yang penting dalam perjalanan hidup sebagai mahasiswa rantau.

Narasumber 1 Narasumber 2 Narasumber 3

Narasumber 3
PENGUMPULAN DATA SECARA OBSERVASI
PENGAMATAN TINGKAT KERAMAIAN PELANGGAN DI STREET FOOD JL IMAM
BARDJO SH DAN JL HAYAM WURUK SEMARANG

Selama periode tanggal 1 hingga 7


Maret 2024, kami melakukan
pengamatan Street Food di Jalan Imam
Bardjo SH dan Jalan Hayam Wuruk,
Semarang. Lokasi ini sangat populer di
kalangan pecinta makanan jalanan di
Semarang. Para pedagang biasanya
membuka tenant mereka mulai dari jam
17.00 dan tutup pada jam 24.00.
Terdapat lebih dari 30 tenant yang ada
di kedua lokasi tersebut, mulai dari yang menyediakan makanan berat, seperti angkringan, nasi
goreng, bakso, mie ayam, nasi bebek dan sebagainya. Makanan ringan yaitu pentol, cilok,
dimsum, siomay, kue leker, piscok, terang bulan, serta minuman, seperti starling, es teh, dan
berbagai jus.

Puncak keramaian di kedua lokasi tersebut biasanya dimulai pada jam 19.00. Itu saat
yang tepat untuk datang dan merasakan suasana yang ramai disana. Selain itu, tempat ini juga
menarik pelanggan tidak hanya dari Semarang, tapi juga dari luar kota. Hal ini karena lokasinya
yang sangat strategis terletak di pusat kota. Para pelanggan yang mengunjungi kedua lokasi
tersebut banyak dari kalangan remaja hingga dewasa.

Pada saat malam minggu, kedua lokasi tersebut terlihat lebih ramai daripada hari-hari
sebelumnya hingga menyebabkan kemacetan di sekitar jalan tersebut. Antrian setiap tenant juga
lebih ramai dan panjang, menunjukkan tingginya minat pelanggan untuk mencicipi makanan dan
minuman disana. Tingkat kebisingan di sekitar kedua lokasi cukup tinggi karena banyaknya
pelanggan dan aktivitas di sekitarnya. Terdengar suara percakapan antara pelanggan dan penjual,
suara klakson kendaraan yang lewat, serta musik yang mengalun dari beberapa gerai. Namun,
meskipun suasana ramai, pelanggan terlihat fokus dan menikmati makanan mereka sambil
berbincang dan menikmati suasana malam di sekitar tempat tersebut.

Dari pengamatan Street Food di Jalan Imam Bardjo SH dan Jalan Hayam Wuruk,
Semarang, dapat disimpulkan bahwa kedua lokasi ini sangat ramai dikunjungi, terutama pada
malam hari dan khususnya pada akhir pekan. Dengan lebih dari 30 tenant yang menawarkan
berbagai macam makanan dan minuman, tempat ini menjadi favorit tidak hanya bagi warga
Semarang tetapi juga pengunjung dari luar kota. Suasana yang hidup dan penuh kegembiraan
terasa meskipun kadang-kadang terganggu oleh kemacetan lalu lintas dan kebisingan. Namun,
hal tersebut tidak mengurangi kesenangan pelanggan yang tetap menikmati makanan favorit
mereka sambil menikmati suasana malam yang bersemangat.
PENGUMPULAN DATA SECARA DOKUMENTASI TERKAIT BRAND
BRAND TEH KOTA

Teh Kota adalah salah satu franchise minuman populer di Semarang. Teh Kota memiliki
lebih dari 700 kemitraan yang tersebar di pulau Jawa, termasuk Semarang. Mereka memiliki 10
kemitraan yang terletak di Semarang seperti di daerah Sampangan, Gunung Pati, Mijen,
Ngaliyan, Genuk, Ungaran Barat, Bergas, Bandungan, Sompok, dan Jl. Citarum Tengah. Teh
Kota juga tersedia di daerah kampus, perkampungan, tempat kerja, dan tempat strategis lainnya.
Setiap cabang Teh Kota memiliki pelayanan yang nyaman dan ramah, membuat pengunjung
merasa nyaman saat menikmati minuman mereka.

Menu Teh Kota sangat beragam dan menarik. Mereka menawarkan berbagai varian,
mulai dari tea series, blend series, yakult series hingga coffee series. Selain itu, kamu juga bisa
memilih tingkat kemanisan yang sesuai dengan selera. Harga minuman di Teh Kota juga
terjangkau, mulai dari Rp3.000,00 – Rp15.000,00 rupiah sehingga cocok bagi siapapun yang
ingin menikmati minuman yang lezat tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

Banyak pelanggan Teh Kota, termasuk mahasiswa yang memberikan ulasan positif
tentang tempat ini. Mahasiswa di Semarang sangat tertarik dengan Teh Kota karena cuaca yang
panas dan lelah setelah kuliah. Teh Kota menjadi pilihan yang tepat untuk menyegarkan diri
setelah seharian beraktivitas di kampus. Mereka mengatakan bahwa rasa teh di Teh Kota sangat
enak. Minuman teh mereka yang dingin dan segar bisa membantu menghilangkan rasa haus dan
memberikan energi tambahan. Selain itu, pelayanan yang ramah dan tempat yang nyaman juga
menjadi nilai tambah yang membuat pengunjung merasa betah.

Anda mungkin juga menyukai