Anda di halaman 1dari 28

BAB 4

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Hasil Survei Wawancara Persepsi Pelajar


Dalam menentukan besarnya permintaan pengguna bus sekolah baik pengguna
bus sekolah aktual dan pengguna bus sekolah potensial dilakukan survei
wawancara persepsi bus sekolah terhadap pelajar di sekolah-sekolah yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu 13 (tiga belas) sekolah.

Sebelum membahas hasil survei wawancara persepsi pelajar, terlebih dahulu


membahas perhitungan sampel. Untuk menentukan perhitungan sampel tersebut
dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin 1960, sehingga survei
wawancara persepsi pelajar tidak dilakukan kepada semua pelajar melainkan
hanya diambil menurut sampel yang ditentukan.

Perhitungan rumus slovin 1960 menggunakan tingkat kesalahan 5% yaitu data


sampel sejumlah perhitungan tersebut 95% mendekati benar dan dapat
mewakili populasi.

Contoh perhitungan:

Jumlah populasi seluruh pelajar dari sekolah yang dijadikan objek penelitian
yaitu 5060 pelajar, maka dapat ditentukan sampel sebesar:

= 370,60 kemudian dibulatkan menjadi 371 sampel pelajar.

Jumlah 371 pelajar merupakan jumlah sampel keseluruhan dari 13 (tiga belas)
sekolah, untuk mengetahui kebutuhan sampel tiap sekolah maka dapat
diperoleh dari perhitungan perkalian antara persentase jumlah pelajar masing-
masing sekolah dengan jumlah sampel keseluruhan yang harus terpenuhi.

1
Contoh perhitungan:

SMPN 3 Kota Gajah dengan jumlah pelajar 870

Persentase = x 370,60

= 63,72 dibulatkan menjadi 64 Pelajar

Berikut Tabel 4.1 merupakan hasil perhitungan sampel yang diambil pada
masing-masing sekolah yang menjadi objek penelitian:

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Survei Wawancara di Tiap Sekolah

PROPORSI
No Nama Sekolah Populasi Sampel Pembulatan
(%)
SDN 1 BUYUT
1 68 1% 4.96 5
ILIR
SDN 1 BUYUT
2 423 8% 29,98 30
ILIR
SDN 1
3 286 8% 29.02 30
BANGUN REJO
SDN 1 KOTA
4 103 2% 7.53 8
GAJAH
SDN 2 KOTA
5 357 7% 25.15 25
GAJAH
SDN 3 KOTA
6 304 6% 22.26 22
GAJAH
SMPN 3 KOTA
7 870 17% 62,73 63
GAJAH
SMP NURUL
8 220 4% 16.15 16
ULUM
SMPN 2 KOTA
9 950 18% 67.57 68
GAJAH
SMP
10 45 1% 3.27 3
WIRATAMA
SMA NURUL
11 109 2% 7.96 8
ULUM
SMA/SMK
12 101 2% 7,37 7
WIRATAMA

2
SMAN 1 KOTA
13 1224 24% 86,65 87
GAJAH
TOTAL POPULASI 5060 100% 370,60 372
TOTAL SAMPEL 370,60
Sumber: Hasil Analisis

Pada Tabel 4.1 Dalam survei wawancara ini, jumlah sampel yang akan
digunakan adalah sebanyak 371 responden. Sampel ini direpresentasikan dari
berbagai sekolah sebagai populasi yang terdiri dari 5060 responden. Setiap
sekolah memiliki jumlah populasi dan proporsi yang berbeda, sehingga jumlah
sampel yang diambil untuk setiap sekolah juga berbeda.

Sebagai contoh, SDN 1 Buyut Ilir memiliki populasi sebanyak 68 responden


dengan proporsi 1%. Dalam pembulatan, jumlah sampel yang diambil untuk
sekolah ini adalah 5 responden. Sedangkan, SMPN 3 Kota Gajah memiliki
populasi sebanyak 870 responden dengan proporsi 17%. Dalam pembulatan,
jumlah sampel yang diambil untuk sekolah ini adalah 63 responden.

Dengan demikian, jumlah sampel yang diambil untuk setiap sekolah berbeda-
beda tergantung dari jumlah populasi dan proporsinya. Hal ini bertujuan agar
sampel yang diambil dapat mewakili populasi dengan baik dan memberikan
hasil survei yang akurat.

Adapun total sampel yang digunakan dalam survei wawancara ini adalah
sebanyak 371 responden. Total populasi keseluruhan yang menjadi sampel
adalah sebanyak 5060 responden. Dengan jumlah sampel yang telah ditentukan
ini, diharapkan hasil survei dapat mencerminkan pendapat dan karakteristik dari
seluruh populasi yang ada.

3
Setelah mengetahui hasil perhitungan sampel, berikut ini merupakan hasil
survei wawancara persepsi bus sekolah terhadap pelajar sesuai target data yaitu:

4.2 Analisis Deskriptif


4.2.1 Jenis Kendaraan Yang Digunakan Pelajar Dalam Melakukan
Perjalanan Ke Sekolah
Setiap pelajar dalam melakukan perjalanan ke sekolah menggunakan jenis
kendaraan yang berbeda-beda. Jenis kendaraan yang digunakan pelajar
dalam melakukan perjalanan ke sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.2 di
bawah ini:

Tabel 4.2 Jenis Kendaraan Yang Digunakan


Jumlah
Jenis Kendaraan Persentase
(orang)
Jalan Kaki 25 7%
Sepeda 34 9%
Sepeda Motor 115 31%
Sepeda Motor / Mobil
145 39%
(Diantar)
Bus Sekolah 52 14%
Jumlah 371 100%
Sumber: Hasil Analisis

Dalam analisis data kendaraan yang digunakan oleh anak sekolah, terlihat
bahwa mayoritas anak sekolah lebih memilih menggunakan kendaraan
berjenis sepeda motor atau sepeda motor / mobil (diantar) dengan jumlah
mencapai 115 orang atau sekitar 31% dari total sampel. Hal ini
menunjukkan bahwa sepeda motor masih menjadi primadona sebagai
sarana transportasi yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat.

4
Namun, terdapat juga sekelompok masyarakat yang lebih memilih
menggunakan kendaraan non-motor seperti jalan kaki atau sepeda.
Jumlah orang yang memilih berjalan kaki mencapai 25 orang atau sekitar
7% dari total sampel, sementara yang memilih sepeda hanya sekitar 34
orang atau sekitar 9%. Meskipun angka ini tergolong kecil, namun masih
ada sekelompok orang yang sadar akan pentingnya kesehatan dan
lingkungan, serta memilih alternatif transportasi yang ramah lingkungan.

Selanjutnya, terdapat 52 orang atau sekitar 14% dari total sampel yang
memilih menggunakan bus sekolah sebagai kendaraan pilihan. Hal ini
menunjukkan bahwa bus sekolah masih menjadi opsi yang banyak
diminati oleh masyarakat, khususnya dalam hal transportasi anak-anak ke
sekolah atau kegiatan yang terkait dengan pendidikan. Penggunaan bus
sekolah ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang tua yang
melepaskan anak-anak mereka ke sekolah.

Secara keseluruhan, kendaraan bermotor masih mendominasi pemilihan


masyarakat dalam hal transportasi sehari-hari, dengan sepeda motor
menjadi pilihan utama. Namun, terdapat juga sekelompok masyarakat
yang memilih kendaraan non-motor seperti jalan kaki atau sepeda.
Penggunaan bus sekolah juga tetap signifikan dan dipilih oleh sebagian
masyarakat dalam menyediakan sarana transportasi yang aman dan
nyaman untuk anak-anak mereka.

4.2.2 Alasan Pemilihan Moda


Setiap pelajar dalam melakukan perjalanan ke sekolah mempunyai alasan
dalam memilih jenis moda yang digunakan. Alasan pemilihan moda
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini:

5
Tabel 4.3 Alasan Pemilihan Moda
Alasan Pemilihan Jumlah
Persentase
Moda (orang)
Dekat 29 8%
Terpaksa 29 8%
Murah 108 29%
Nyaman 82 22%
Cepat 123 33%
Jumlah 371 100%
Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan data tersebut, alasan pemilihan moda transportasi oleh anak


sekolah dapat dipahami dari beberapa aspek, yaitu dekat, terpaksa, murah,
nyaman, dan cepat.

Alasan pemilihan moda transportasi dekat dipilih oleh 29 orang atau


sekitar 8% dari total sampel. Pilihan ini mungkin dikarenakan jarak
tempuh yang relatif pendek, sehingga berjalan kaki atau menggunakan
sepeda lebih praktis dan efisien.

6
Sedangkan alasan pemilihan moda transportasi terpaksa dipilih oleh 29
orang atau sekitar 8%. Hal ini bisa terjadi ketika orang-orang tidak
memiliki akses atau pilihan lain, sehingga harus menggunakan moda
transportasi yang tersedia secara terpaksa, seperti naik ojek atau angkutan
umum.

Pilihan alasan pemilihan moda transportasi murah lebih diminati oleh


masyarakat dengan jumlah 108 orang atau sekitar 29% dari total sampel.
Ini menunjukkan bahwa harga yang terjangkau menjadi faktor penting
dalam pemilihan moda transportasi.

alasan pemilihan moda transportasi nyaman dipilih oleh 82 orang atau


sekitar 22%. Masyarakat cenderung memilih moda transportasi yang
memberikan kenyamanan, seperti kendaraan pribadi atau taksi, agar
perjalanan mereka lebih nyaman dan menyenangkan.

alasan pemilihan moda transportasi cepat menjadi pilihan terbanyak,


dengan jumlah 123 orang atau sekitar 33%. Hal ini menunjukkan bahwa
kecepatan adalah faktor yang sangat penting dalam pemilihan moda
transportasi masyarakat. Mereka cenderung memilih moda transportasi
yang dapat menghemat waktu perjalanan, seperti sepeda motor, mobil
pribadi, atau layanan taksi online.

Secara keseluruhan, alasan pemilihan moda transportasi oleh anak


sekolah dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti jarak tempuh,
keterpaksaan, harga, kenyamanan, dan kecepatan. Masyarakat memilih
moda transportasi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka,
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada.

7
4.2.3 Penilaian Terhadap Pelayanan Bus Sekolah Saat Ini
Penilaian terhadap pelayanan bus sekolah saat ini adalah sebagai acuan
untuk meningkatkan pelayanan bus sekolah. Penilaian terhadap pelayanan
bus sekolah saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Penilaian Terhadap Pelayanan Bus Sekolah Saat Ini

Penilaian Terhadap Jumlah


Persentase
Pelayanan Bus Sekolah (orang)
Tidak Tahu 48 13%
Puas 29 8%
Biasa Saja 37 10%
Kurang Puas 97 26%
Tidak Puas 160 43%
Jumlah 371 100%
Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan hasil penilaian terhadap pelayanan bus sekolah yang


dilakukan oleh 371 responden, terdapat beberapa temuan yang perlu
diperhatikan. Dalam penilaian ini, sebanyak 13% responden tidak dapat
memberikan penilaian karena mereka tidak tahu tentang pelayanan bus
sekolah tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya informasi
atau pengalaman menggunakan layanan tersebut.

Di sisi lain, meskipun sebagian besar responden memberikan penilaian


positif, namun masih terdapat sejumlah yang merasa puas (8%) dan
merasa bahwa pelayanan bus sekolah tersebut biasa saja (10%). Hal ini
menunjukkan bahwa ada ruang untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada para pengguna.

8
Namun, hasil penilaian yang menarik perhatian adalah bahwa sebanyak
26% responden merasa kurang puas dengan pelayanan bus sekolah. Ini
menunjukkan ada area yang perlu diperbaiki untuk memenuhi harapan
dan kebutuhan mereka. Adanya keluhan ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti keterlambatan bus, ketidaknyamanan fasilitas bus,
atau kurangnya komunikasi yang efektif antara pengguna dan penyedia
layanan.

Secara signifikan, sebanyak 43% responden merasa tidak puas dengan


pelayanan bus sekolah. Ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak
untuk melakukan perubahan dalam penyediaan layanan ini. Perlu adanya
evaluasi mendalam untuk mengetahui apa yang menyebabkan
ketidakpuasan ini dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
tersebut.

Dengan demikian, hasil penilaian ini menunjukkan bahwa bus sekolah


perlu melakukan perbaikan dalam pelayanannya agar dapat memenuhi
harapan para penggunanya. Evaluasi yang lebih mendalam dan upaya
perbaikan yang konkret perlu dilakukan untuk meningkatkan kepuasan
para pengguna bus sekolah.

9
4.2.4 Waktu Perjalanan Pelajar Ke Sekolah
Waktu perjalanan diperlukan untuk mengetahui waktu perjalanan pelajar
saat ini dengan moda yang digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah.
Waktu perjalanan bus sekolah tersebut, dapat dilihat pada Tabel 4.5 di
bawah ini:
Tabel 4.5 Waktu Perjalanan Pelajar Ke Sekolah
Waktu Perjalanan Jumlah
Persentase
Sekolah (orang)
> 30 menit 52 14%
20-30 menit 70 19%
10-20 menit 111 30%
<10 menit 138 37%
Jumlah 371 100%
Sumber: Hasil Analisis

Dalam sebuah survei tentang waktu perjalanan sekolah, sebanyak 371


orang siswa telah mengungkapkan pengalamannya. Data ini menunjukkan
berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk pergi ke sekolah setiap
harinya.

Dalam populasi siswa ini, ditemukan bahwa 37% dari mereka hanya
membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk sampai ke sekolah.
Adapun 111 siswa atau 30% dari total populasi menghabiskan waktu
perjalanan sekitar 10 hingga 20 menit. Lebih lanjut, sebanyak 70 siswa
atau 19% membutuhkan waktu perjalanan antara 20 hingga 30 menit
untuk sampai ke sekolah. Dan terakhir, terdapat 52 siswa atau 14% yang
harus menghadapi perjalanan yang paling lama, yaitu lebih dari 30 menit.

10
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa (67%)
memiliki waktu perjalanan yang relatif singkat, yaitu kurang dari 20
menit. Hanya sebagian kecil dari populasi siswa (14%) yang
menghabiskan waktu perjalanan yang paling lama. Angka ini mungkin
dipengaruhi oleh letak sekolah yang lebih jauh dari tempat tinggal
mereka.

Hasil survei ini memberikan gambaran tentang seberapa efisien siswa


dalam menggunakan waktu mereka untuk sampai ke sekolah. Waktu
perjalanan yang panjang dapat berdampak negatif terhadap produktivitas
mereka di sekolah, sementara siswa yang hanya membutuhkan waktu
singkat dapat memanfaatkan waktu mereka dengan lebih efektif. Dengan
demikian, penting bagi pihak sekolah dan pemerintah untuk
mempertimbangkan infrastruktur transportasi dan lokasi sekolah agar
dapat mendukung efisiensi waktu perjalanan siswa dan kualitas
pendidikan mereka.

Dalam melakukan perbaikan terhadap waktu perjalanan siswa, sekolah


dapat mulai dengan mencari solusi yang ramah lingkungan seperti
meningkatkan keamanan di jalur pejalan kaki atau membangun sarana
transportasi umum yang lebih efisien. Selain itu, orang tua juga dapat
berperan aktif dengan cara mengatur waktu berangkat yang lebih awal
atau memilih sekolah yang lebih dekat dengan rumah mereka. Usaha
bersama dari pihak sekolah, pemerintah, dan keluarga dapat mewujudkan
perjalanan sekolah yang lebih efisien dan menyenangkan bagi siswa.

11
4.2.5 Waktu Menunggu Bus Sekolah
Waktu menunggu bus sekolah para pelajar saat ini dapat dijadikan
sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan bus sekolah. Waktu
menunggu bus sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6 Waktu Menunggu Bus Sekolah
Jumlah
Waktu Menunggu Persentase
(orang)
20 menit 67 18%
15 menit 78 21%
10 menit 141 38%
5 menit 85 23%
Jumlah 371 100%
Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan data di atas, terdapat 371 orang yang telah diwawancara.


Analisis ini menyajikan informasi tentang jumlah orang yang mengalami
waktu menunggu berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini, waktu menunggu dikelompokkan menjadi empat


kategori, yaitu 20 menit, 15 menit, 10 menit, dan 5 menit. Persentase
orang yang mengalami waktu menunggu selama 20 menit adalah 18%
atau setara dengan 67 orang. Sekitar 21% atau 78 orang mengalami waktu
menunggu selama 15 menit. Sebanyak 141 orang atau sekitar 38%
menghadapi waktu menunggu selama 10 menit. Sedangkan sebanyak 85
orang atau 23%, mengalami waktu menunggu selama 5 menit.

12
Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa mayoritas orang mengalami
waktu menunggu selama 10 menit, diikuti oleh waktu menunggu selama
15 menit, 5 menit, dan 20 menit. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan
orang menghadapi waktu menunggu yang relatif singkat, dengan waktu
menunggu selama 10 menit menjadi yang paling umum.

Data ini dapat memberikan wawasan penting bagi pihak terkait untuk
meningkatkan efisiensi dan pengalaman pelanggan dalam hal waktu
menunggu. Misalnya, bila ada peningkatan jumlah orang yang
menghadapi waktu menunggu selama 20 menit, dapat dilakukan
perbaikan pada sistem pengelolaan antrian atau mempertimbangkan
tindakan yang lebih efektif untuk mengurangi waktu tunggu.

Dalam kesimpulannya, data ini memberikan pemahaman tentang berapa


banyak orang yang mengalami waktu menunggu dalam kategori waktu
yang ditetapkan. Hal ini penting dalam mengidentifikasi dan mengatasi
masalah waktu menunggu yang bisa terjadi di berbagai tempat, seperti
pusat perbelanjaan, restoran, atau tempat umum lainnya.

13
4.2.6 Harapan Terhadap Bus Sekolah
Dalam pelayanan bus sekolah saat ini tentunya masih ada kekurangan
yang dirasakan oleh pelajar saat menggunakan bus sekolah untuk ke
sekolah. Berikut merupakan harapan terhadap bus sekolah dapat dilihat
pada Tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7 Harapan Terhadap Bus Sekolah
Harapan Terhadap Jumlah
Persentase
Bus Sekolah (orang)
Faktor Muat Cukup 108 29%
Jumlah Bus Ditambah 141 38%
Mudah Didapat 44 12%
Waktu Tunggu Cepat 78 21%
Jumlah 371 100%
Sumber: Hasil Analisis

Dalam survei yang dilakukan terhadap 371 orang mengenai harapan


mereka terhadap bus sekolah, ditemukan beberapa faktor yang menjadi
perhatian utama. Sebanyak 108 orang atau sekitar 29% responden
menyatakan bahwa faktor muat yang cukup menjadi harapan mereka
terhadap bus sekolah.

Mereka berharap agar bus sekolah memiliki kapasitas yang mencukupi


untuk menampung seluruh siswa dengan nyaman dan aman. Hal ini
sangat penting agar tidak terjadi kepadatan atau ketidaknyamanan saat
perjalanan menuju sekolah. Dengan demikian, siswa dapat
berkonsentrasi dan memulai hari belajar mereka dengan baik.

Selanjutnya, sebanyak 141 orang atau sekitar 38% responden berharap


agar jumlah bus sekolah ditambah. Mereka merasa bahwa dengan
penambahan jumlah bus sekolah, akan memberikan manfaat besar bagi

14
siswa. Dalam hal ini, mereka berharap agar akses ke bus sekolah lebih
mudah didapatkan oleh semua siswa tanpa harus mengalami kesulitan
dalam mencari tempat di dalam bus. Selain itu, penambahan jumlah bus
sekolah juga dapat mengurangi waktu tunggu siswa di halte sehingga
mereka tidak terlambat ke sekolah.

Selanjutnya, sebanyak 44 orang atau sekitar 12% responden menyatakan


bahwa mudah didapatnya bus sekolah menjadi harapan mereka. Mereka
berharap agar bus sekolah dapat diakses dengan mudah dan tidak jauh
dari tempat tinggal siswa. Hal ini akan membantu siswa yang tinggal di
daerah yang jauh dari sekolah untuk tetap dapat menggunakan bus
sekolah sebagai sarana transportasi mereka.

Terakhir, sebanyak 78 orang atau sekitar 21% responden


mengungkapkan harapan mereka terhadap bus sekolah yaitu waktu
tunggu yang cepat. Mereka berharap agar bus sekolah datang tepat
waktu dan tidak membuat siswa harus menunggu terlalu lama. Dengan
adanya waktu tunggu yang cepat, siswa dapat memulai hari mereka
dengan lancar dan tidak terlambat ke sekolah.

Dalam kesimpulannya, berdasarkan survei yang dilakukan, harapan


terhadap bus sekolah yang paling dominan adalah faktor muat cukup
dan penambahan jumlah bus sekolah. Selain itu, masyarakat juga
berharap bus sekolah bisa mudah didapat dan waktu tunggu yang cepat.
Harapan-harapan ini sejalan dengan tujuan untuk memberikan akses
transportasi yang aman, nyaman, dan efisien bagi siswa dalam
perjalanan antara rumah dan sekolah.

15
4.3 Analisis Permintaan Pengguna Bus Sekolah Secara Aktual dan Potensial
4.3.1 Analisis Permintaan Pengguna Bus Sekolah Aktual
Analisis permintaan pengguna bus sekolah aktual dilakukan berdasarkan
hasil survei yang dilakukan pada tanggal 29 Mei hingga 09 Juni 2023.
Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi permintaan berdasarkan
faktor muat. Dengan kata lain, analisis ini menggambarkan jumlah
pengguna bus sekolah aktual berdasarkan penilaian kapasitas yang telah
ditentukan. Dengan menggunakan data yang terkumpul dari survei, kita
dapat memahami dengan lebih baik seberapa banyak pengguna bus
sekolah yang ada saat ini. Berikut merupakan data jumlah penumpang
dan faktor muat dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8 Faktor Muat Bus Sekolah

JUMLAH
BUS KAPASITAS PENUMPANG LOAD FACTOR
PAGI

I 19 28 147%
Sumber: Hasil Analisis

JUMLAH
BUS KAPASITAS PENUMPANG FAKTOR MUAT
SIANG

I 19 24 126%
Sumber: Hasil Analisis

Diketahui:

16
- Jumlah penumpang pagi = 28
- Jumlah penumpang siang = 24
- Jumlah penumpang total = 52 orang/hari

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa bus sekolah dengan


kapasitas 19 penumpang memiliki jumlah penumpang pagi sebanyak 28
orang, yang berarti faktor muat bus pada pagi hari adalah sebesar 147%.
Hal ini menunjukkan bahwa pada pagi hari, bus sekolah tersebut
melebihi kapasitasnya dengan jumlah penumpang yang melebihi daya
tampungnya.

Selain itu, pada siang hari, jumlah penumpang pada bus sekolah tersebut
adalah sebanyak 24 orang. Dengan demikian, faktor muat bus pada
siang hari adalah sebesar 126%. Meskipun tidak melebihi kapasitas bus,
jumlah penumpang pada siang hari juga tergolong cukup tinggi, namun
masih dalam batas daya tampung bus.Hasil rekapitulasi permintaan
pengguna bus sekolah aktual dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9 Hasil Rekapitulasi Permintaan Pengguna Bus Sekolah Aktual

DEMAND
JUMLAH
NO BUS AKTUAL KAPASITAS
ARMADA
(orang/hari)
1. I 52 19 1

Sumber: Hasil Analisis

Dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penumpang


total dalam sehari pada bus sekolah tersebut adalah 52 orang. Jumlah ini
termasuk cukup tinggi untuk kapasitas bus yang hanya mampu
menampung 19 orang. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk

17
mengoptimalkan pengaturan waktu keberangkatan dan penjemputan
agar dapat meminimalisir faktor muat dan meningkatkan kenyamanan
penumpang.

Informasi ini penting untuk diperhatikan agar tidak terjadi kelebihan


penumpang yang mengakibatkan ketidaknyamanan dan risiko
keselamatan dalam perjalanan. Perencanaan yang baik dan efektif perlu
dilakukan guna memastikan bahwa semua penumpang dapat diangkut
dengan aman dan nyaman dalam setiap perjalanan dengan memenuhi
kapasitas bus yang telah ditentukan.

4.3.2 Analisis Permintaan Pengguna Bus Sekolah Potensial


Dalam survei wawancara persepsi bus sekolah terhadap pelajar yang telah
dibahas sebelumnya, dicantumkan pertanyaan mengenai kesediaan pindah
ke bus sekolah atau tidak bagi pelajar yang menggunakan moda selain
bus sekolah. Berikut merupakan jenis moda yang digunakan pelajar dan
persentase kesediaan pelajar yang ingin pindah ke bus sekolah atau tidak
dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 di bawah ini:

18
Sumber: Hasil Analisis

Gambar 4.7 Jenis Moda Yang Digunakan Pelajar

Sumber: Hasil Analisis

Gambar 4.8 Kesediaan Pindah Moda

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 67%


dari total pelajar bersedia untuk pindah menggunakan bus sekolah,

19
sedangkan 33% lainnya tidak bersedia pindah. Namun, dalam
kenyataannya, minat pelajar untuk menggunakan bus sekolah sangat
tinggi karena bus sekolah gratis.

Meskipun minat tersebut tinggi, namun masih terdapat beberapa kendala


yang menghalangi pelajar untuk beralih menggunakan bus sekolah. Salah
satunya adalah kurangnya jumlah armada bus sekolah yang tersedia.
Keterbatasan ini menyebabkan tidak semua pelajar dapat menggunakan
bus sekolah, sehingga mereka mencari alternatif lain seperti sepeda
motor, sepeda, atau bahkan berjalan kaki.

Selain itu, pelayanan bus sekolah juga menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap minat pelajar untuk menggunakan bus tersebut.
Jika pelayanan bus sekolah masih kurang optimal, seperti sering terlambat
atau tidak nyaman, maka pelajar cenderung memilih menggunakan moda
transportasi lain yang dianggap lebih efisien dan nyaman.

Secara keseluruhan, walaupun minat pelajar untuk menggunakan bus


sekolah tinggi, tetapi masih terdapat kendala-kendala yang menghambat
penggunaan bus sekolah secara maksimal. Oleh karena itu, perlu adanya
perbaikan dan peningkatan jumlah armada bus sekolah serta peningkatan
kualitas pelayanan agar minat pelajar untuk menggunakan bus sekolah
dapat terpenuhi dengan baik.

Setelah mengetahui permintaan dari pelajar yang bersedia pindah


menggunakan bus sekolah, maka dapat ditentukan kebutuhan armada dari
potensial demand tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

20
Diketahui:
- Potensial Demand = 67% x 371 = 248,57 dibulatkan menjadi 249
- C = 19 seat
- LF = 160%
(diasumsikan penumpang berdiri 60% dan duduk 100%)

LF = = 8,19 = dibulatkan menjadi 8 kendaraan

Berdasarkan data diatas, potensi pengguna bus sekolah sebanyak 67%


dari total 371 siswa, yang jika dibulatkan akan menjadi 249 siswa. Jumlah
seat dalam bus adalah 19. Dalam menghitung loading factor (LF), asumsi
penumpang berdiri 60% dan duduk 100% digunakan. Dengan nilai LF
sebesar 160%, yang jika dibulatkan menjadi 8 kendaraan.

Dengan menggunakan loading factor (LF) sebesar 160%, maka setiap


kendaraan dapat menampung sekitar 30 siswa. Oleh karena itu,
diperlukan sebanyak 8 kendaraan untuk menampung potensi pengguna
bus sebanyak 249 siswa dengan asumsi penumpang berdiri dan duduk.

Dalam menjaga efisiensi penggunaan bus sekolah, perlu diperhatikan


asumsi penumpang berdiri dan duduk serta jumlah kendaraan yang
diperlukan. Dengan menggunakan loading factor (LF) sebesar 160%,
penggunaan 8 kendaraan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
transportasi para siswa dengan efisien dan memastikan kenyamanan
selama perjalanan.

21
4.4 Rencana Operasi
Dalam penentuan pelayanan bus sekolah yang akan dioperasikan tentunya
dibutuhkan indikator-indikator yang digunakan sebagai acuan. Berikut
merupakan indikator-indikator dari pelayanan bus sekolah:

4.4.1 Waktu Operasi Kendaraan


Waktu operasi bus sekolah direncanakan mengikuti waktu pelayanan
untuk pelajar SD, SMP dan SMA yang ada di wilayah penelitian. Waktu
operasi bus berangkat sekolah beroperasi dari pukul 06:30 - 07:30 WIB,
selanjutnya pada siang hari saat pelajar pulang sekolah beroperasi dari
pukul 12:00 – 15:45 WIB. Waktu operasi bus sekolah tersebut
disesuaikan dengan waktu pelajar masuk dan pulang sekolah yang dapat
dilihat pada Tabel 4.8 Di bawah ini:

Tabel 4.8 Waktu Operasi Bus Sekolah


JAM SEKOLAH WAKTU OPERASI
NAMA
SHIFT SHIFT
SEKOLAH MASUK PULANG
PAGI SIANG
SDN 1 BUYUT
ILIR 7:30 12:05
SDN 1 PUGUNG 7:30 12:05
SDN 1 BANGUN
REJO 7:30 12:05
SDN 1 KOTA
GAJAH 7:30 12:05
SDN 2 KOTA
GAJAH 7:30 12:05 06:00-
12:00-15:45
SDN 3 KOTA 07:30
GAJAH 7:30 12:05
SMPN 3 KOTA
GAJAH 7:30 14:10
SDN 2
MOJOPAHIT 7:30 12:05
SMPN 2 KOTA
GAJAH 7:30 14:10
SMP 7:30 14:10

22
WIRATAMA
SMA NURUL
ULUM 7:30 15:45
SMA/SMK
WIRATAMA 7:30 15:45
SMAN 1 KOTA
GAJAH 7:30 15:45
Sumber: Hasil Analisis

4.4.2 Waktu Tempuh Kendaraan


Waktu tempuh adalah perbandingan jarak tempuh dengan kecepatan
operasi yang dibutuhkan oleh sebuah kendaraan untuk sampai ke
tujuannya. Perhitungan yang digunakan untuk mengukur waktu
perjalanan adalah sebagai berikut:
Contoh perhitungan:
- Waktu tempuh rute
Panjang Rute (PR) = 20 km
Kecepatan Rencana = 40 km/jam

WT = X 60 = 30 menit

Waktu perjalanan bus sekolah adalah waktu yang dibutuhkan oleh bus
dari titik awal pemberangkatan hingga titik akhir tujuan. Waktu
perjalanan bus sekolah di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung
Tengah dipengaruhi oleh waktu naik turun penumpang. Perhitungan
waktu perjalanan dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini:

23
Tabel 4.9 Waktu Perjalanan Rute Gunung Sugih – Kota Gajah

WAKTU
WAKTU NAIK WAKTU
JARAK KECEPATAN
NAMA TEMPUH TURUN PERJALANAN
(KM) (KM/JAM)
(MENIT) PNP (MENIT)
(MENIT)
Gunung Sugih – SMPN 1
5 40 7.5 8.5
3 Gunung Sugih
SMPN 3 Gunung Sugih 1
3 40 4.5 5.5
– SDN 1 Buyut Ilir
SDN 1 Buyut Ilir – SDN 1
2 40 3 4
2 Buyut Ilir
SDN 2 Buyut Ilir – SDN 1
1.5 40 2.25 3.25
1 Bangun Rejo
SDN 1 Bangun Rejo – 1
2 40 3 4
SMP Nurul Ulum
SMP Nurul Ulum – SDN 1
2 40 3 4
1 Kota Gajah
SDN 1 Kota Gajah – 1
1.5 40 2.25 3.25
SDN 3 Kota Gajah
SDN 3 Kota Gajah – 1
1.5 40 2.25 3.25
SMPN 2 Kota Gajah
SMPN 2 Kota Gajah – 1
1 40 1.5 2.5
SMK Wiratama
SMK Wiratama – 1
SMAN 1 Kota Gajah & 0,5 40 0.75 1.75
SDN 2 Kota Gajah
JUMLAH 20 30 10 40
Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, Perjalanan dari Gunung Sugih menuju


SMAN 1 Kota Gajah melalui beberapa sekolah dan tempat lainnya
memakan waktu total 40 menit. Perjalanan dimulai dari SMPN 3 Gunung
Sugih dengan jarak 5 km, yang dapat ditempuh dalam waktu 7.5 menit.
Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju SDN 1 Buyut Ilir yang
berjarak 3 km, dengan waktu tempuh 4.5 menit. Selanjutnya, perjalanan
dilanjutkan ke SDN 2 Buyut Ilir yang jaraknya 2 km, dengan waktu

24
tempuh 3 menit. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke SDN 1 Bangun Rejo
yang berjarak 1.5 km, dengan waktu tempuh 2.25 menit.

Setelah sampai di SDN 1 Bangun Rejo, perjalanan dilanjutkan ke SMP


Nurul Ulum dengan jarak 2 km, yang dapat ditempuh dalam waktu 3
menit. Selanjutnya, perjalanan berlanjut menuju SDN 1 Kota Gajah yang
berjarak 2 km, dengan waktu tempuh 3 menit. Setelah itu, perjalanan
dilanjutkan ke SDN 3 Kota Gajah yang berjarak 1.5 km, dengan waktu
tempuh 2.25 menit. Setelah sampai di SDN 3 Kota Gajah, perjalanan
dilanjutkan ke SMPN 2 Kota Gajah yang jaraknya 1.5 km, dengan waktu
tempuh 2.25 menit.
Perjalanan terakhir adalah menuju SMK Wiratama yang berjarak 1 km,
dengan waktu tempuh 1.5 menit. Setelah itu, perjalanan selesai dengan
singgah di SMAN 1 Kota Gajah & SDN 2 Kota Gajah yang jaraknya 0.5
km, dengan waktu tempuh 0.75 menit. Dalam perjalanan ini, waktu naik
turun penumpang di setiap tempat sekitar 1 menit. Dengan kecepatan 40
km/jam yang dijaga selama perjalanan, total waktu perjalanan dari
Gunung Sugih ke SMAN 1 Kota Gajah adalah 40 menit.

4.4.3 Analisis Titik Kumpul


Dalam merencanakan titik kumpul untuk penggunaan bus sekolah
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara manual.
Pendekatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan asal yang memiliki
permintaan paling banyak dengan mempertimbangkan jarak berjalan kaki
dan lintasan yang dilewati bus sekolah. Lokasi titik kumpul dapat dilihat
pada Tabel 4.10 di bawah ini:

25
Tabel 4.10 Lokasi Titik Kumpul

NO LOKASI TITIK KUMPUL


1. Simpang Tugu Pepadun
2. Sri Agung, Buyut Udik
3. Simpang BC
4. Buyut Ilir
Sumber: Hasil Analisis

4.4.4 Time Table


Dalam merencanakan time table ini berdasarkan perhitungan jumlah
kebutuhan armada yaitu 8 kendaraan. Time Table tersebut dapat dilihat
pada Tabel 4.11 di bawah ini:

26
Tabel 4.11 Time Table Rute Gunung Sugih – Kota Gajah
RUTE GUNUNG SUGIH - KOTA GAJAH (BERANGKAT)
DAFTAR WAKTU
WAKTU
PETA JALAN
TEMPUH BUS 1 BUS 3 BUS 5 BUS 7
BUS 2 BUS 4 BUS 6 BUS 8
Gunung Sugih 06:00:00 06:10:00 06:20:00 06:30:00
Gunung Sugih – SMPN 3 Gunung Sugih 00:07:30 06:07:30 06:17:30 06:27:30 06:37:30
SMPN 3 Gunung Sugih – SDN 1 Buyut Ilir 00:04:30 06:12:00 06:22:00 06:32:00 06:42:00
SDN 1 Buyut Ilir – SDN 2 Buyut Ilir 00:03:00 06:15:00 06:25:00 06:35:00 06:45:00
SDN 2 Buyut Ilir – SDN 1 Bangun Rejo 00:02:15 06:17:15 06:27:15 06:37:15 06:47:15
SDN 1 Bangun Rejo – SMP Nurul Ulum 00:03:00 06:20:15 06:30:15 06:40:15 06:50:15
SMP Nurul Ulum – SDN 1 Kota Gajah 00:03:00 06:23:15 06:33:15 06:43:15 06:53:15
SDN 1 Kota Gajah – SDN 3 Kota Gajah 00:02:15 06:25:30 06:35:30 06:45:30 06:55:30
SDN 3 Kota Gajah – SMPN 2 Kota Gajah 00:02:15 06:27:45 06:37:45 06:47:45 06:57:45
SMPN 2 Kota Gajah – SMK Wiratama 00:01:30 06:29:15 06:39:15 06:49:15 06:59:15
SMK Wiratama – SMAN 1 Kota Gajah & SDN 2 Kota Gajah 00:00:45 06:30:00 06:40:00 06:50:00 07:00:00
Sumber: Hasil Analisis
RUTE KOTA GAJAH - GUNUNG SUGIH (PULANG)
DAFTAR WAKTU
WAKTU
PETA JALAN BUS 1 BUS 3 BUS 5 BUS 7
TEMPUH
BUS 2 BUS 4 BUS 6 BUS 8
SMAN 1 Kota Gajah & SDN 2 Kota Gajah - SMK Wiratama 00:00:45 12:10:00 12:30:00 14:30:00 15:45:00
SMK Wiratama - SMPN 2 Kota Gajah 00:01:30 12:11:30 12:31:30 14:31:30 15:46:30
SMPN 2 Kota Gajah - SDN 3 Kota Gajah 00:02:15 12:13:45 12:33:45 14:33:45 15:48:45
SDN 3 Kota Gajah - SDN 1 Kota Gajah 00:02:15 12:16:00 12:36:00 14:36:00 15:51:00
SDN 1 Kota Gajah - SMP Nurul Ulum 00:03:00 12:19:00 12:39:00 14:39:00 15:54:00
SMP Nurul Ulum - SDN 1 Bangun Rejo 00:03:00 12:22:00 12:42:00 14:42:00 15:57:00
SDN 1 Bangun Rejo - SDN 2 Buyut Ilir 00:02:15 12:24:15 12:44:15 14:44:15 15:59:15
SDN2 Buyut Ilir - SDN 1 Buyut Ilir 00:03:00 12:27:15 12:47:15 14:47:15 16:02:15
SDN1 Buyut Ilir - SMPN 3 Gunung Sugih 00:04:30 12:31:45 12:51:45 14:51:45 16:06:45
SMPN 3 Gunung Sugih - Gunung Sugih 00:07:30 12:39:15 12:59:15 14:59:15 16:14:15
Gunung Sugih 12:39:15 12:59:15 14:59:15 16:14:15
Sumber: Hasil Analisis

27
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, Rute Gunung Sugih - Kota Gajah digambarkan dalam
tabel di atas. Rute dimulai dari Gunung Sugih dan berakhir di SMAN 1 Kota Gajah
dan SDN 2 Kota Gajah. Terdapat 8 bus yang tersedia untuk perjalanan ini.

Perjalanan dimulai dari Gunung Sugih pada pukul 06:00. Kemudian, setiap beberapa
menit, bus berikutnya akan berangkat dengan interval 10 menit. Bus pertama akan
tiba di SMPN 3 Gunung Sugih setelah 7 menit perjalanan. Kemudian, perjalanan
berlanjut dari SMPN 3 Gunung Sugih menuju SDN 1 Buyut Ilir dengan waktu
tempuh 4 menit.

Dari SDN 1 Buyut Ilir, bus akan menuju SDN 2 Buyut Ilir dalam waktu 3 menit.
Selanjutnya, perjalanan berlanjut ke SDN 1 Bangun Rejo dengan waktu tempuh 2
menit. Dari SDN 1 Bangun Rejo, bus akan bergerak ke SMP Nurul Ulum dalam
waktu 3 menit.

Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke SDN 1 Kota Gajah dalam waktu 3 menit.
Kemudian, dari SDN 1 Kota Gajah, bus akan menuju SDN 3 Kota Gajah dalam
waktu 2 menit. Perjalanan berakhir di SMPN 2 Kota Gajah setelah 2 menit.

Terakhir, dari SMPN 2 Kota Gajah, bus akan menuju SMK Wiratama dalam waktu 1
menit. Perjalanan berakhir di SMAN 1 Kota Gajah dan SDN 2 Kota Gajah pada
pukul 07:00 WIB.

untuk time table shift siang yang berwarna merah adalah jadwal pulang pelajar SD,
untuk yang berwarna biru tua adalah jadwal pulang pelajar SMP dan untuk yang
berwarna biru muda adalah jadwal pulang pelajar SMA. Perjalanan terakhir adalah
pulang ke Gunung Sugih pada pukul 16:14 WIB.

28

Anda mungkin juga menyukai