Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Simposium Forum StudiTransportasi antar Perguruan Tinggi ke-20

Universitas Hasanuddin, Makassar, 4 – 5 November 2017

MODEL PEMILIHAN MODA PADA SAAT TERJADI


GEMPA YANG BERPOTENSI TSUNAMI DI KOTA
PADANG
Purnawan Handayani Puspita Sari
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Andalas Jurusan Teknik Sipil, Universitas Andalas
purnawan@ft.unand.ac.id

Abstract
Padang city is one of a tsunami prone area in West Sumatra especially the area around the
coastal. In the event of earthquake that potentially produce tsunami, people living in the
area prone zone flee to save place using various modes. This study develop a choice model
during the evacuation by combining each mode that is used, the combination of such mode
is the mode of car vs motorcycle, car vs walking, and motorcycle vs walking. This
modeling was conducted using binary logit model with data obtained with stated preference
survey. Interviews were conducted to respondents living in tsunami prone zones. The utility
model is obtained using travel time attribute to the evacuation area. Probability nisbah logit
model is used to determine the percentage of evacuation mode.

Kata Kunci : tsunami, stated preference, moda choice, car, motorcycle, walking

Abstrak
Kota Padang merupakan salah satu daerah rawan tsunami di Sumatera Barat terutama untuk
daerah sekitar wilayah pantai. Pada saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami, masyarakat
yang tinggal di wilayah tersebut keluar rumah untuk menyelamatkan diri melakukan
evakuasi dengan menggunakan berbagai macam moda. Penelitian ini melakukan pemodelan
pemilihan moda saat melakukan evakuasi dengan mengkombinasikan masing- masing
moda yang digunakan, jenis moda yang dikombinasikan meliputi moda mobil vs sepeda
motor, mobil vs berjalan kaki, dan sepeda motor vs berjalan kaki. Pemodelan ini dilakukan
dengan menggunakan model logit biner dengan data yang diperoleh dengan survai stated
preference. Wawancara dilakukan pada responden yang tinggal di zona rawan tsunami.
Model utilitas diperoleh dengan menggunakan atribut waktu tempuh menuju wilayah
evakuasi. Probabilitas model logit biner nisbah digunakan untuk menetapkan proporsi
pengguna moda pada saat melakukan evakuasi.

Kata Kunci : tsunami, stated preference, pemilihan moda, mobil, sepeda motor, berjalan kaki

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan gempa karena Indonesia terletak pada
pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-australia, lempeng Eurasia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Philipina (Delfebriyadi, 2010). Ada beberapa dari pulau-
pulau di Indonesia yang sering mengalami gempa bumi, salah satunya adalah daerah
Sumatera Barat. Adanya kejadian gempa besar yang menimbulkan tsunami di Aceh pada
tahun 2004 (BMKG, 2010), menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat di Sumatera
Barat yang tinggal di daerah rawan tsunami. Pada saat terjadi gempa besar yang
berkekuatan 7,6 skala ritcher berpotensi tsunami di kota Padang tanggal 30 September
2009 menimbulkan kepanikan masyarakat yang tinggal di wilayah tepi pantai, sebagian

420
Purnawan, et al.

besar masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut mengungsi dengan menggunakan


berbagai jenis kendaraan menuju wilayah yang dianggap aman. Setiap terjadi gempa besar,
masyarakat yang tinggal di daerah rawan tsunami di kota Padang selalu melakukan
pengungsian ke wilayah aman, pada saat kejadian pergerakan mengungsi, terjadi
kemacetan di ruas-ruas jalan utama menuju wilayah aman, suasana kemacetan pada saat
mengungsi ditunjukkan pada Gambar 1. Kemacetan yang timbul dimana-mana pada saat
pengungsian ini menimbulkan kepanikan masyarakat, hal ini menyebabkan pergerakan
mereka terhambat sedangkan waktu yang diperlukan menuju daerah aman jika terjadi
tsunami tidak lebih dari 15-20 menit.

Gambar 1 : Kemacetan pada saat masyarakat mengungsi


Sumber : Tribunnews (2016)

Berdasarkan kondisi diatas maka dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi perilaku


masyarakat pada saat melakukan pengungsian, dan melakukan pemodelan pemilihan moda
yang digunakan untuk mengungsi pada saat terjadi tsunami. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan moda pada saat melakukan pengungsian digunakan sebagai
atribut model.

PEMODELAN
Data 100 responden diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap masyarakat yang
melakukan pengungsian pada saat terjadi gempa besar di waktu yang lalu, jumlah sampel
ditetapkan sesuai dengan formula Slovin (Nazir, 2005). Wawancara di lakukan di daerah
yang rawan terkena bencana tsunami di kota Padang, pengambilan data dilakukan secara
acak proporsional dengan metode revealed dan stated preference Permain et al (1991) dan
Loomis (2014). Karakteristik responden dan perilaku dalam melakukan evakuasi di analisis
dari data hasil survai. Berdasarkan data tersebut, dilakukan pemodelan pemilihan moda
evakuasi dengan metode logit biner sebagaimana yang dilakukan Ardhiah, Purnawan dan
Yosrizal (2009). Atribut yang digunakan dalam pembuatan model utilitas adalah waktu
perjalanan dan jumlah keluarga yang mengungsi, atribut tersebut diberi skor 1 s/d 5, dasar
pemmberian skor tersebut adalah kesukaan atau ketidak sukaan terhadap kondisi atribut.
Semakin suka pada kondisi atribut, maka diberi skor tinggi. Kombinasi model yang dibuat
meliputi pilihan moda mobil vs sepeda motor, pilihan mobil vs jalan kaki, dan pilihan
sepeda motor vs jalan kaki. Dari hasil pemodelan tersebut dibuat kurva diversi untuk setiap
kombinasi pemilihan moda, kurva diversi dari model tersebut digunakan untuk
memprediksi penggunaan moda yang digunakan oleh masyarakat untuk melakukan
evakuasi.

421
Purnawan, et al.

HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Hasil survey terhadap 100 responden yang tinggal di zona rawan tsunami kota Padang,
diperoleh karakteristik pengguna moda pada saat melakukan evakuasi pada kejadian gempa
besar yang berpotensi tsunami pada waktu yang lalu. Distribusi karakteristik responden
tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 s/d 7 dibawah ini :

7%
34% 21% 16 - 25 tahun
25 - 35 tahun

38% 35 - 45 tahun
> 45 tahun

Gambar 1. Jenis kelamin responden Gambar 2. Usia responden

2%
11% Pegawai Negri
23% 30% Single 27% 20%
pegawai Swasta
1 - 3 orang
siswa/Mahasiswa
3 - 5 orang 37% 5%
45% Wiraswasta
> 5 orang
lain- lain

Gambar 3. Jumlah keluarga responden Gambar 4. Pekerjaan responden

11% 3%
6%
20%
Mobil Mobil
Sepeda Motor Sepeda Motor
86% Keduanya
74% Berjalan Kaki

Gambar 5. Kepemilikan kendaraan Gambar 6. Pemilihan moda saat evakuasi

Waktu tempuh lebih cepat

7%5% Tidak macet dan lancar


39%
Ketersedian ruang untuk
34% kendaraan memadai
Jarak tempuh dekat
5%
Jarak tempuh Jauh
10%
Jumlah anggota keluarga
banyak

Gambar 7. Alasan memilih moda

422
Purnawan, et al.

Gambar 1 s/d 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki, usia responden
terbanyak adalah usia dewasa diatas 35 tahun, jumlah anggota keluarga responden
terbanyak antara 3-5 orang, mayoritas pekerjaan responden adalah swasta. Alasan
responden memilih moda tersebut adalah waktu tempuh yang lebih cepat. Pada proses
evakuasi tersebut, responden memilih bisa memilih jalur evakuasi untuk menuju wilayah
yang lebih tinggi, atau memilih gedung berlantai banyak yang dekat dengan tempat tinggal
responden, gedung yang dituju oleh responden sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Pilihan Bangunan Evakuasi

No Jenis Bangunan Nama Bangunan


1 Gedung Perkuliahan Universitas Eka Sakti
2 Gedung Perkantoran Intercom
3 Gedung Perkantoran PDAM
4 Gedung Sekolah Sekolah Dasar 24
5 Gedung Perkantoran Kantor Gubernur
6 Gedung Perhotelan Hotel Mercure
7 Perumahan Rusunawa
8 Geung Sekolah SMA 1
9 Gedung Perkantoran Bank BI

Perilaku Responden Dalam Memilih Moda


Dalam melakukan evakuasi, jenis moda yang digunakan sangat mungkin akan
mempengaruhi karakteristik responden. Gambar 9 s/d 14 menunjukkan hasil analisa
hubungan antara karakteristik responden dalam memilih jenis moda.

100 100
Presentase (%)

80 80
Presentase (%)

60 60
Mobil 40 Mobil
40
Sepeda Motor 20 Sepeda Motor
20
Berjalan Kaki 0 Berjalan Kaki
0 16 - 25 25 - 35 35 - 45 > 45
Laki- laki Perempuan tahun tahun tahun tahun
Jenis Kelamin Usia Responden

Gambar 8. Pilihan moda didasarkan jenis Gambar 9. Pilihan moda berdasarkan usia
kelamin
100 100
Presentase (%)
Presentase (%)

80 80
60
60
40
40 Mobil
20
20 Sepeda Motor 0
0 Berjalan Kaki
Single 1-3 3-5 >5 Mobil
Orang Orang Orang Sepeda Motor
Jumlah Anggota Keluarga Berjalan Kaki
Jenis Pekerjaan

Gambar 10. Pilihan moda berdasarkan jumlah Gambar 11. Pilihan moda berdasarkan jenis
keluarga responden pekerjaan responden

423
Purnawan, et al.

100
90
80
Presentase (%)

70
60
50
Mobil
40
30
Sepeda Motor
20
10 Berjalan Kaki
0
Mobil Sepeda Keduanya
Motor
Kepemilikan Kendaran

Gambar 12. Pilihan moda berdasarkan


kepemilikan moda

Gambar 8 s/d 12 menunjukkan hubungan antara karakteristik responden dan


perilaku dalam memilih moda untuk melakukan evakuasi, dari gambar tersebut
menunjukkan bahwa sepeda motor merupakan alat yang banyak digunakan sebagai
kendaraan evakuasi. Dengan meningkatnya jumlah anggota keluarga, maka pemakaian
kendaraan mobil untuk evakuasi menjadi meningkat. Jenis pekerjaan dan usia responden
relatif tidak terlihat berkaitan dengan pemilihan moda untuk evakuasi.

Pemodelan pemilihan moda evakuasi


Pada pemodelan pemilihan moda pada saat melakukan evakuasi dilakukan 3 kombinasi
pilihan moda, berikut ini kombinasi yang dilakukan :
1. Kombinasi pemilihan moda 1 : Mobil vs Sepeda Motor
2. Kombinasi pemilihan moda 2 : Mobil vs Berjalan Kaki
3. Kombinasi pemilihan moda 3 : Sepeda Motor vs Berjalan Kaki
Untuk memodelkan pemilihan moda tersebut, dilakukan pemodelan dengan menggunakan
dua model logit biner biner-selisih dan logit biner-nisbah. Dari dua jenis model tersebut
dipilih salah satu permodelan terbaik dengan pendekatan statistik. Untuk memperoleh
model utilitas dari setiap jenis model tersebut, dilakukan analisa regresi linier yang
menempatkan skala numerik sebagai variabel tidak bebas dan selisih/nisbah dari atribut
kendaraan sebagai variabel bebas. Kondisi pada pemilihan moda diberi rating, dimana
respon individu berupa pilihan terhadap point rating yang disajikan dalam skala semantik
terhadap beberapa kombinasi yang ada yaitu :
a. Mobil vs Sepeda Motor
1. Pasti memilih mobil (A)
2. Cenderung memilih mobil (B)
3. Pilihan berimbang (C)
4. Cenderung memilih sepeda motor (D)
5. Pasti memilih sepeda motor (E)
b. Mobil vs Sepeda Motor
1. Pasti memilih mobil (A)
2. Cenderung memilih mobil (B)
3. Pilihan berimbang (C)
4. Cenderung memilih berjalan kaki (D)
5. Pasti memilih berjalan kaki (E)
c. Sepeda Motor vs Berjalan kaki
1. Pasti memilih sepeda motor (A)

424
Purnawan, et al.

2. Cenderung memilih sepeda motor (B)


3. Pilihan berimbang (C)
4. Cenderung memilih berjalan kaki (D)
5. Pasti memilih berjalan kaki (E)
Skala semantik ini kemudian ditransformasikan kedalam skala numerik dengan
menggunakan transformasi logit biner, masing-masing point rating, seperti ditunjukkan
Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Skala Numerik


Nilai transformasi
Point rating
Status Probabilitas Skala Numerik
Pasti memilih moda 1 = A 0.9 2,1972
Cenderung memilih moda 1 = B 0.7 0,8473
Pilihan berimbang = C 0.5 0,0000
Cenderung memilih moda 2 = D 0.3 -0,8473
Pasti memilih moda 2 = E 0.1 -2,1972

Data stated preference untuk kondisi waktu tempuh dan jumlah keluarga diberi skala 1-5.
Berdasarkan data nilai numerik varibel dependent kondisi pemilihan moda dan nilai
numerik variabel independent waktu tempuh dan jumlah keluarga dilakukan perhitungan
nilai selisih dan nisbah dari general cost. Berikutnya dilakukan analisa regresi untuk
memperoleh model utilitas pemilihan moda tersebut. Hasil regresi model utolitas
ditunjukkan pada Tabel 3 s/d 5.

a. Pemilihan moda Mobil vs Sepeda Motor

Tabel 3. Hasil Regresi Data Stated Preference Mobil vs Sepeda Motor


Parameter atribut
Utilitas
P-value t-stat F-stat (Nilai R²)
Logit Biner Selisih

y = -0.4454x - 0.0331 5.98E-73 -19.941 397.655 0.317

Logit Biner Nisbah

y = -2.4926x + 2.6245 3.03E-59 -17.572 308.764 0.268

b. Pemilihan moda Mobil vs Berjalan Kaki


Tabel 4. Hasil Regresi Data Stated Preference Mobil vs Berjalan Kaki

425
Purnawan, et al.

Parameter atribut
Utilitas
P-value t-stat F-stat (Nilai R²)
Logit Biner Selisih

y = -0.415x - 0.7186 2.79E-74 -20.099 403.972 0.314

Logit Biner Nisbah

y = -2.285x + 1.7189 1.97E-58 -17.382 302.140 0.255

c. Pemilihan moda Sepeda Motor vs Berjalan Kaki

Tabel 5. Hasil Regresi Data Stated Preference Motor vs Berjalan Kaki


Parameter atribut
Utilitas
P-value t-stat F-stat (Nilai R²)
Logit Biner Selisih

y = -0.3112x - 0.6702 3.16E-33 -12.528 156.961 0.153

Logit Biner Nisbah

y = -2.2381x + 1.7066 1.05E-40 -14.078 198.187 0.185

Untuk memilih model yang terbaik, dilakukan analisa nilai P-value, t-test, F-test dan nilai
R2 sesuai dengan pendekatan statistik dan aplikasinya Irianto (2004). Dari hasil pengujian
P-value, t-test, F-test dan nilai R2, nilai model utilitas logit biner selisih dan logit biner
nisbah tidak begitu berbeda, model utilitas terpilih adalah model dengan menggunakan
atribut waktu perjalanan. Karena variabilitas waktu perjalanan dan jumlah keluarga yang
mengungsi tinggi, maka sesuai dengan penjelasan pada Tamin (2010), maka dipilih model
logit biner nisbah sebagai jenis model utilitas pemilihan moda yang digunakan.

Model pemilihan logit biner


Berdasarkan hasil analisis data di atas maka didapatkan persamaan model untuk beberapa
kombinasi moda sebagai berikut :

a. Model probabilitas pemilihan moda Mobil vs Sepeda Motor


Model pemilihan moda ditunjukkan pada Persamaan (1).

1
Psm  2, 4926
 Csm 
1  2,6245  (1)
 Cm 

Dimana Psm adalah probabilitas pemilihan sepeda motor, dan C adalah general cost kedua
moda.
Jika Persamaan (1) di atas, nilai perbandingan general cost dari persamaan disimulasikan
maka diperoleh grafik probabilitas pengungsi dalam memilih moda sepeda motor seperti
pada Gambar 13.

426
Purnawan, et al.

1.00

Probabilitas Sepeda Motor (Psm)


0.90
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00

10.00
0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00
Csm/Cm

Gambar 13. Grafik probabilitas Pemilihan moda sepeda motor


(Mobil vs Sepeda Motor)
Pada Gambar 13, terlihat bahwa 27,6% pengungsi memilih sepeda motor sebagai moda
untuk menyelamatkan diri. Hal ini dibuktikan pada saat nisbah general cost sama dengan
1. Kondisi berimbang antara pengungsi yang memilih mobil dan sepeda motor akan
didapatkan pada saat nisbah general cost sepeda motor menunjukkan angka 1,47. Dimana
probabilitas mobil 50% dan sepeda motor 50%.
b. Model probabilitas pemilihan moda Mobil vs Berjalan kaki.
Model pemilihan moda ditunjukkan pada Persamaan (2).
1
Pjk   2, 285 (2)
 Cjk 
1  1,7189 
 Cm 
Dimana Pjk adalah probabilitas pejalan kaki, dan C adalah general cost kedua moda.
Dari Persamaan (2) di atas, dilakukan simulasi data dari nilai perbandingan general cost
secara gradual, sehingga diperoleh grafik probabilitas pengungsi dalam memilih moda
jalan kaki ditunjukkan pada Gambar 14.

1.00
Probabilitas Pejalan Kaki (Pjk)

0.90
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
10.00
0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Cjk/Cm
Gambar 14. Grafik probabilitas Pemilihan moda berjalan kaki
(Mobil vs Berjalan Kaki)

427
Purnawan, et al.

Dari Gambar 14. di atas, terlihat bahwa pada saat nilai nisbah general cost kedua moda
bernilai 1, presentase pengungsi dalam memilih jalan kaki untuk menyelamatkan diri
adalah 36,8%. Jika nisbah general cost kedua moda 1,27 maka probabilitas pengguna
moda jalan kaki hanya 50%.tetapi jika nisbah general cost kedua moda ≥ 1 maka
probabilitas pengguna jalan kaki akan bertambah dan pengguna mobil akan berkurang
begitupun sebaliknya.

c. Model probabilitas pemilihan moda Sepeda Motor vs Berjalan Kaki


Model pemilihan moda berjalan kaki ditunjukkan pada Persamaan (3) di bawah ini :

1 (3)
Pjk   2, 2381
 Cjk 
1  1,7066 
 Csm 

Dimana Pjk adalah probabilitas pejalan kaki, dan C adalah general cost kedua moda.

Dari Persamaan (3) di atas , dilakukan perubahan- perubahan nilai nisbah/ perbandingan
general cost dari kedua moda secara gradual, maka diperoleh grafik probabilitas pengungsi
dalam memilih moda sepeda motor seperti pada Gambar 15.

1.00
Probabilitas Pejalan Kaki (Pjk)

0.90
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

Cjk/Csm

Gambar 15. Grafik probabilitas Pemilihan moda Berjalan Kaki


(Sepeda Motor vs Berjalan Kaki)

Gambar 15 di atas menunjukkan bahwa 36,9% pengungsi memilih jalan kaki sebagai moda
untuk menyelamatkan diri. Hal ini dibuktikan pada saat nisbah general cost sama dengan
1. Jika nisbah general cost kedua moda 1,27 maka probabilitas pengguna moda jalan kaki
hanya 50%, tetapi jika nisbah general cost kedua moda ≥ 1 maka probabilitas pengguna
jalan kaki akan bertambah dan pengguna mobil akan berkurang begitupun sebaliknya.

428
Purnawan, et al.

KESIMPULAN
Pemilihan moda pada saat melakukan evakuasi merupakan bagian yang penting untuk
kelancaran dan keselamatan selama evakuasi. Dari hasil penelitian di kota Padang
diperoleh karateristik responden yang melakukan evakuasi. Responden paling banyak
berjenis kelamin laki-laki yang mempunyai usia paling dominan 35 - 45 tahun, mayoritas
jumlah anggota keluarga responden sebanyak 3 - 5 orang. Pekerjaan mayoritas responden
adalah wiraswasta, memiliki jumlah presentase terbesar yaitu sebesar 37%. Berdasarkan
tingkat penghasilan, hasil survei menunjukkan bahwa responden dominan memiliki
penghasilan antara Rp 1.000.000 - 2.000.000 dengan presentase 48% dan presentase
penghasilan terendah sebesar 1% untuk Rp 3.000.000 – 4.000.000. Responden yang
memiliki kendaraan terbesa adalah sepeda motor sebanyak 86%. Dari keseluruhan
kepemilikan kendaraan, 74% responden memilih sepeda motor untuk menyelamatkan diri.
Alasan utama dalam pemilihan moda bagi sebagian besar responden adalah mengusahakan
waktu tempuh lebih cepat.

Atribut model utilitas yang digunakan untuk pemodelan adalah waktu perjalanan menuju
lokasi evakuasi, model logit biner nisbah yang digunakan dalam pemodelan pemilihan
moda untuk evakuasi. Pengaruh atribut waktu tempuh terlihat pada saat waktu tempuh
suatu moda rendah maka probabilitas penggunaan moda tersebut akan naik, tetapi ketika
waktu tempuh semakin tinggi maka probabilitas pemilihan moda tersebut akan turun.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). (2010). Gempa Bumi.
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/ Geofisika/gempabumi.bmkg
(Diakses 29 Juli 2017).
Delfebriadi. (2010). Rekayasa Gempa. Universitas Andalas.
Irianto, A. (2004). Statistik konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana, Prenada media Group
: Jakarta.
Khisty, C.J dan Lall, B.K. (2003). Dasar-dasar Rekayasa Transportasi. Edisi Ketiga, Jilid 2.
Erlangga : Jakarta.
Loomis, J.B. (2014). Strategies for Overcoming Hypothetical Bias in Stated Preference
Surveys. Journal of Agricultural and Resource Economics, Vol.38 No.1,pp 34-46.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia : Bogor.
Permain,D.,Swanson,J.,Kroes,E.,Bradley,M. (1991). Stated Preference Technique :
A Guide Practice, Second Edition.
Ardhiah, R., Purnawan dan Yosritzal. (2009). Studi Pemilihan Modal Lalu Lintas Antara
Bus dan Travel Dengan Teknik Stated Preference Rute : Padang – Lubuk Basung,
Seminar Hasil Penelitian (tidak dipublikasikan), Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Andalas.
Tamin, O,Z. (2010). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Edisi Kedua. Institut
Teknologi Bandung : Bandung.
Tribunnews. (2016). Jalur evakuasi di Padang macet total. Rabu, 2 Maret 2016.
http://www.tribunnews.com/regional/ (Diakses 10 Agustus 2017).

429

Anda mungkin juga menyukai