Anda di halaman 1dari 72

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS HASIL

Setelah melakukan pemgumpulan data maka tahapan berikutnya yang perlu


dilakukan pengolahan data dan analisis hasil yang meliputi aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, aspek keuangan, dan aspek amdal. Pengolahan data dan
analisis aspek pasar merupakan tahap awal studi kelayakan. Dimana jika hasil
analisis aspek pasar hasilnya layak, maka dapat dilanjutkan pengolahan data dan
analisis aspek teknis, aspek manajemen, aspek keuangan, dan aspek amdal.

5.1 Pengolahan Data dan Analisis Hasil Aspek Pasar

Pengolahan data aspek pasar terdiri dari data primer dan data sekunder.
Pengolahan data primer aspek pasar menggunakan data dari hasil kuisioner.
Sedangkan data sekunder dari aspek pasar terdiri dari data penduduk kota Surabaya
berdasarkan range usia yang diambil dari BPS (Badan Pusat Statistik) kota
Surabaya.

5.1.1 Pengolah an data primer aspek pasar

Pengolahan data primer meliputi pengolahan hasil kuesioner yang


dibagikan kepada 100 responden warga kota Surabaya. Pertanyaan kuesioner dapat
dilihat di lampiran A.

5.1.1.1 Pengolahan hasil kuesioner

Dalam kuesioner yang telah dibagikan kepada 100 responden warga kota
Surabaya dapat diambil beberapa hal pokok yang berkaitan dengan pendirian
industri Tote bag Karung goni di Surabaya. Data yang telah ada diolah dengan
menggunakan software SPSS 24. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari tiap
bagian kuesioner
1. Pertanyaan 1 : Usia Responden
Sebagian mayoritas besar dari 100 responden berusia pada 22 tahun yaitu
sebanyak 46 responden atau 46%. Sedangkan mayoritas kedua adalah
responden yang berusia 21 tahun dengan sebanyak 41 orang atau 41%. Dan
Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-2

mayoritas ketiga adalah responden yang berusia 20 tahun sebanyak 10 orang


atau 10%. Sedangkan lainnya diikuti dengan responden umur 19,24, dan 25
tahun dengan banyaknya masing-masing 1 responden atau 1%. Berikut adalah
gambar berupa diagram persentase dari usia:

Usia
usia 18 tahun
usia 19 tahun
0%
1%
1%10%
1%
0%
usia 20 tahun
usia 21 tahun
46%
usia 22 tahun
41%
usia 23 tahun
usia 24 tahun
usia 25 tahun

Gambar 5.1 Persentase dari Usia Responden


2. Pertanyaan 2 : Jenis Kelamin
Dari 100 responden yang telah mengisi kuisioner didapatkan responden laki-
laki sebanyak 35 responden atau 35% sedangkan responden perempuan yang
mengisi sebanyak 65 orang atau 65%, berikut adalah gambar atau diagram
persentase dari jenis kelamin:

Jenis Kelamin

jenis kelamin
35% Laki - laki

jenis kelamin
65%
Perempuan

Gambar 5.2 Persentase dari Jenis Kelamin Responden

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-3

3. Pertanyaan 3 : Pekerjaan
Responden dari penelitian ini didominasi dengan memiliki pekerjaan sebagai
mahasiswa yaitu dengan jumlah 90 orang atau 90%. Selanjutnya diikuti
dengan pekerjaan karyawan sebanyak 8 responden atau 8% dan yang
selanjutnya diikuti dengan responden yang memiliki pekerjaan wiraswasta
dengan sebanyak 2 responden atau 2%. Berikut ini adalah gambar berupa
diagram persentase dari status pekerjaan:

Status Pekerjaan
0% 2%
0% Pekerjaan Mahasiswa
8%
Pekerjaan Pelajar

Pekerjaan Karyawan

Pekerjaan Pegawai
90% Negeri
Pekerjaan Wiraswasta

Gambar 5.3 Persentase dari Status Pekerjaan Responden

4. Pertanyaan 4 : Pendapatan per bulan


Dari data yang telah diperoleh, yang memilki pendapatan per bulan dengan
range Rp.500.000 – Rp.1.000.000 sebanyak 39 responden atau 39%. Selain
itu diikuti dengan data pendapatan kedua yaitu dengan pendapatan per bulan
dengan range Rp 1.000.000 – Rp1.500.000 sebanyak 20 responden atau 20%.
Dan selanjutnya responden dengan pendapatan per bulan sebesar
Rp.1.5000.000 – Rp.2.000.000 dan Rp2.000.000 - Rp.2.500.000 masing-
masing memiliki nilai persentase sebesar 11% atau sebanyak 11 orang. Dan
selanjutnya pendapatan per bulan dengan range Rp.2.500.000 – Rp.3.000.000
sebanyak 10 orang atau 10%. Dan yang terakhir dari data adalah responden
dengan pendapatan per bulan sebesar diatas Rp.3.000.000 sebanyak 9 orang

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-4

atau 9%.Berikut ini adalah gambar dair persentase dari responden dengan
pendapatan per bulan :

Gambar 5.4 Persentase dari Pendapatan per Bulan Responden


5. Pertanyaan 5 : Pengeluaran per bulan
Dari data yang telah diperoleh, yang memilki pengeluaran per bulan dengan
range Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 didominasi dengan sebanyak 70
responden atau 70%. Selain itu diikuti dengan data pengeluaran kedua yaitu
dengan pengeluaran per bulan dengan range Rp 1.600.000 – Rp2.000.000
sebanyak 16 responden atau 16%. Dan selanjutnya responden dengan
pengeluaran per bulan sebesar Rp.2.100.000 – Rp.2.500.000 sebesar 9 orang
atau 9%. Dan yang terakhir dari data adalah dengan responden yang memiliki
pengeluaran per bulan sebesar Rp.2.600.000 – Rp.3.000.000 sebanyak 5
responden atau 5%.Berikut ini adalah gambar dari persentase dari responden
dengan pendapatan per bulan :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-5

Gambar 5.5 Persentase dari Pengeluaran Responden dalam setiap bulan

6. Pertanyaan 6 : Tempat Tinggal


Dari 100 responden yang telah didapatkan dari penyebaran kusisioner ini
didominasi oleh warga kota Surabaya dengan persentase sebesar 67% atau 67
orang dan diikuti dengan 31% oleh warga kota Sidoarjo dan 2% dari warga
kota Jakarta.Berikut ini adalah gamabr dari persentase responden dengan
tempat tinggal :

Tempat Tinggal

2%
31% surabaya
sidoarjo
67% jakarta

Gambar 5.6 Persentase dari Jenis Kelamin Responden

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-6

7. Pertanyaan 7 : Apakah mengetahui Tote bag?


Dari 100 responden ada sebesar 99 responden atau 99% mengetahui Tote bag
dan ada 1 responden atau 1% tidak mengetahui Tote bag. Berikut ini adalah
gambar beurpa persentase dari responden yang mengetahui Tote bag :

Gambar 5.7 Persentase dari Responden mengetahui Tote bag atau tidak
8. Pertanyaan 8 : Apakah memiliki Tote bag?
Dari 100 responden terdapat 91 responden atau 91% yang memiliki Tote bag
dan sisanya sebesar 9 responden atau 9% tidak memiliki Tote bag

Gambar 5.8 Persentase dari Responden memiliki Tote bag

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-7

9. Pertanyaan 9 : Jenis Tote bag berbahan apa yang pada umumnya dibeli?
Dari 100 responden dan beberapa jenis dari atau bahan dasar Tote bag,
dominan responden membeli Tote bag dengan berbahan Kain Kanvas dengan
persentase 67% atau sebanyak 67 orang. Dan diikuti dengan Kain Spunbound
dengan 13 responden atau 13%, lalu ada urutan ketiga yaitu Kain Blacu
dengan sebanyak 11 orang atau 11%. Dan yang terakhir dari 100 responden
ada sebanyak 9 orang pada umumnya membeli Tote bag dengan Kain Drill.
Berikut ini adalah gambar dari persentase secara keseluruhan :

Gambar 5.9 Persentase dari Jenis Tote bag Responden beli

10. Pertanyaan 10 : DImanakah beli Tote bag pada umumnya?


Dari 100 responden terdapat nilai persentase paling tinggi terdapat pada
offline store dengan sebanyak 72% atau 72 responden. Lalu urutan kedua ada
pada online store dengan sebanyak 16% atau 16 responden dan yang terakhir
adalah Marketplace sebesar 12% atau 12 orang. Berikut ini adalah gambar
dari persentase secara keseluruhan dari pertanyaan :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-8

Gambar 5.10 Persentase dari pembelian Tote bag oleh Responden


11. Pertanyaan 11 : Apakah mengetahui Karung goni?
Dari 100 responden terdapat hasil 95 responden atau 95% mengetahui Karung
goni dan sisanya 5 responden atau 5% tidak mengetahui akan tentang Karung
goni. Berikut ini adalah gambar berupa persentase dari berikut :

Gambar 5.11 Persentase dari Responden mengetahui Karung goni

12. Pertanyaan 12 : Apakah pernah mengetahui Produk Tote bag berbahan dasaar
Karung goni?
Berikut ini adalah hasil dari 100 responden mengenai mengetahui produk
Tote bag berbahan dasar Karung goni, yaitu dengan sebanyak 42 responden
sudah mengetahui dan sedangkan 58 responden menjawab Tidak mengetahui
Produk Tote bag dengan berbahan dasar Karung goni. Berikut ini adalah
gambar dari persentase dari pertanyaan ini :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-9

Gambar 5.12 Persentase dari Responden mengetahui produk Tote bag Karung goni

13. Pertanyaan 13 : Apakah tertarik dengan Tote bag berbahan dasar Karung
goni?
Dari 100 responden terdapat 86 responden yang memilih tertarik sedangkan
sisanya sebanyak 14 responden memilih tidak tertarik. Berikut ini adalah
gambar dari persentase dari pertanyaan berikut :

Gambar 5.13 Persentase dari Responden tertarik dengan Tote bag Karung goni

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-10

14. Pertanyaan 14 :Alasan apa yang membuat tetarik dengan Tote bag Karung
goni?
Dari 100 responden yang didapatkan ada 3 optional jawaban yang pertama
karena unik ini dengan persentase 43% atau 43 responden dan optional kedua
yaitu dengan jawaban belum ada di Surabaya sebesar 11% atau 11 responden
dan 13 responden memilih jawaban dengan anti mainstream atau berbeda
dengan yang lain. Dan yang terakhir adalah jawaban lain dari responden yang
saya berikan untuk responden dengan alasan lainnya dengan sebesar 33% atau
33 responden

Alasan apa yang membuat tertarik dengan


tote bag karung goni?

unik
33% belum ada di surabaya
43%
anti mainstream
13%11%
alasan lainnya

Gambar 5.14 Persentase dari alasan Responden yang tertarik dengan Tote bag Karung goni

15. Pertanyaan 15 : Apakah berminat untuk membeli Tote bag Karung goni?
Dari 100 responden terdapat 85 orang berminat untuk membeli Tote bag
Karung goni dan sisanya 15 orang atau 15 responden memilih untuk tidak
berminat. Berikut ini adalah diagram persentase dari pertanyaan tersebut :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-11

Gambar 5.15 Persentase dari Responden berminat membeli Tote bag Karung goni
16. Pertanyaan 16 : Range harga yang cocok untuk Tote bag Karung goni?
Dari 100 responden ada banyak jawaban yang diberikan oleh responden
dengan didominasinya pilihan jawaban dengan harga yang paling murah yaitu
Rp 25.000 – 35.000 sebesar 35%. Lalu dengan harga Rp 36.000 – 50.000
sebesar 32% . Dan sisanya pada harga Rp 51.000 – 65.000 sebesar 9
responden, dan untuk harga Rp 66.000 – 80.000 dan Rp 81.000 – 95.000 ini
sebanyak 2 responden.Berikut ini adalah diagram persentase dari pertanyaan
tersebut :

Gambar 5.16 Persentase dari Responden menetapkan harga yang diinginkan

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-12

5.1.2 Pengolahan Data Sekunder Aspek Pasar

Data sekunder yang diambil adalah data jumlah penduduk kota Surabaya
yang diperoleh dari website resmi Badan Pusat Statistik. Data ini digunakan untuk
mencari nilai proyeksi penduduk yang kemudian digunakan untuk menghitung
Pasar Potensial (PP), Pasar Potensial Efektif (PPE), dan Permintaan Efektif (PE).
Berikut ini adalah jumlah proyeksi penduduk kota Surabaya tahun 2014 – 2018:

Tabel 5.1 Proyeksi penduduk kota Surabaya berdasarkan data BPS

Tahun ke - Tahun Jumlah penduduk (jiwa)


1 2014 2.833.924
2 2015 2.848.583
3 2016 2.862.406
4 2017 2.874.699
5 2018 2.885.555

Dari data ini maka akan digunakan sebagai dasar perhitungan proyeksi
penduduk kota Surabaya 5 tahun mendatang dengan menggunakan program
Minitab 16. Dengan menggunakan fitted line plot :

Fitted Line Plot


jumlah penduduk = - 23129323 + 12513 tahun
2130000 S 1653,17
R-Sq 99,5%
R-Sq(adj) 99,3%
2120000
jumlah penduduk

2110000

2100000

2090000

2080000

2070000
2014 2015 2016 2017 2018
tahun

Gambar 5.17 Plot Jumlah Penduduk dengan Fitted Line Plot

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-13

Dari hasil fitted line plot diatas dengan Minitab 16 tersebut menghasilkan
perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk beberapa tahun ke depan dengan
berdasarkan data jumlah penduduk kota Surabaya yang berusia 15-64 tahun 5 tahun
sebelumnya (2014 – 2018). Berikut rumus yang selanjutnya akan digunakan untuk
menghitung jumlah proyeksi penduduk 5 tahun mendatang.

Yt = -23.129.323 + 12.513 x t

Keterangan : Yt = Proyeksi penduduk tahun ke –

t = Tahun ke –

Contoh perhitungan untuk tahun ke – 5

Y5 = -23.129.323 + 12.513 x t

= 2.184.476

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-14

Berikut Tabel proyeksi penduduk 5 tahun horizon perencaan menggunakan rumus


di atas:
Tabel 5.3 Proyeksi penduduk kota Surabaya menggunakan rumus Yt dari Minitab

Tahun
Tahun Jumlah penduduk
ke -

1 2019 2.134.424
2 2020 2.146.937
3 2021 2.159.450
4 2022 2.171.963
5 2023 2.184.476

5.1.3 Perhitungan Pasar Potensial (PP)

Pasar potensial dari Tote bag Karung goni ini dilihat dari segi demografi
usia dengan rentang usia 15 – 64 Tahun. Berdasarkan perhitungan persentase
jumlah penduduk kota Surabaya dengan usia 15 – 64 adalah 78% dari keseluruhan
jumlah penduduk kota Surabaya. Nilai ini didapatkan dari banyaknya jumlah
penduduk di kota Surabaya dikalikan dengan persentase jumlah penduduk dengan
rentang usia 15 – 64 tahun. Berikut ini adalah hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel 5.4 Proyeksi Pasar Potensial (PP)

Tahun Jumlah PP

2019 1.664.850
2020 1.674.610
2021 1.68.4371
2022 1.694.131
2023 1.703.891

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-15

5.1.4 Perhitungan Pasar Potensial Efektif

Pasar potensial efektif di sini adalah pasar dari Industri Tote bag Karung
goni yang disesuaikan dengan para pelaku industry totebag lainnya yang lebih
dikenal dan dimengerti dari responden kuisioner dan didapatkan dari survei yang
tidak berminat dengan Tote bag Karung goni ini dengan sebesar 14%. Berdasarkan
hasil perhitungan didapatkan nilai pasar potensial efektif seperti berikut:

Tabel 5.5 Proyeksi Pasar Potensial Efektif (PPE)

Tahun Jumlah PPE

2019 233079
2020 234445
2021 235811
2022 237178
2023 238544

5.1.5 Perhitungan Permintaan Efektif (PE)

Oleh karena produk Tote bag Karung goni ini adalah produk Tote bag yang
baru dan belum ada di kota Surabaya, sehingga persentase permintaan efektif
diperoleh melalui perhitungan kapasitas produksi. Diketahui bahwa data jumlah
Pasar Potensial Efektif untuk tahun 2019 adalah sebesar 224.723,66 orang. Dari
data Pasar Potensial Efektif dan data survei awal dengan pendapatan di atas
Rp.3.000.000 dan menghasilkan nilai persentase sebesar 9% yang didapatkan dari
hasil survei kuisioner dengan atas dasar bahwa masyarakat akan menyisihkan
sebagian uangnya untuk hal yang dia inginkan. Maka didapatkan hasil perhitungan
permintaan efektif untuk setiap tahun sebagai berikut :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-16

Tabel 5.6 Proyeksi Permintaan Efektif

Tahun Jumlah PE
2019 20.977
2020 21.100
2021 21.223
2022 21.346
2023 21.469

5.2 Pengolahan Data dan Analisis Hasil Aspek Teknis

Setelah melakukan pembahasan mengenai aspek pasar, maka selanjutnya


adalah pembahasan mengenai aspek teknis. Pada bagian aspek teknis akan
dijelaskan tentang pemilihan lokasi, perancangan OPC (Operation Process Chart),
penentuan kapasitas produksi, serta perhitungan jumlah mesin, luas lahan, dan
layout pabrik.

5.2.1 Pemilihan Lokasi

Penentuan lokasi industri yang akan dibangun menggunakan metode


pembobotan faktor atau Factor Rating Method. Metode ini bannyak digunakan
karena mengkombinasikan kuantitaif dan kualitatirf dalam menentukan lokasi
usaha terbaik demi kelancaran bisnis. Berikut adalah langkah-langkah penentuan
lokasi usaha dengan menggunakan metode pembobotan:

a. Mengidentifikasi faktor-faktor penting perusahaan dalam penentuan lokasi


usaha
Faktor-faktor penting perusahaan dalam penentuan lokasi usaha merupakan
hal-hal yang dipertimbangkan oleh pimpinan berdasarkan dari kebutuhan dan
kemampuan dalam menentukan lokasi yang tepat sesuai dengan harapan.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam memilih lokasi:

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-17

Tabel 5.7 Sub-Kriteria Faktor Penentuan Pendirian Lokasi

Kriteria Faktor Sub-Kriteria Faktor


Luas lahan minimal 150 m2
Bebas banjir
Geografis Kedekatan dengan Pemasok & Distributor
Berada di wilayah Surabaya
Dekat dengan pemukiman/keramaian
Respon & dukungan penduduk baik bagi pendirian UKM atau
Penduduk industri di dekat wilayahnya
Ketersediaan tenaga kerja
Harga bangunan kurang dari 1 M (Rp.1.000.000.000.000)
Persentase renovasi bangunan kurang dari 25%
Biaya pajak
Biaya
Sistem Pengupahan & UMK
Biaya retribusi bulanan di wilayah tersebut tidak terlalu mahal
(sampah,satpam,iuran lain)
Ketersediaan Infrastruktur yang baik (kondisi jalan,akses
menuju lokasi)
Wilayah terjangkau akses internet
Sarana Pra Sarana
Didukung dengan jaringan listrik memadai, PDAM, dan kabel
telepon
Keamanan wilayah
b. Memberikan bobot atau nilai pada masing-masing faktor berdasarkan tingkat
pentinganya faktor tersebut dengan menggunakan penilaian bobot atau factor
rating method
Pembobotan ini berdasarkan dengan penilian subjektif diri sendiri mengenai
pertimbangan kepentingan faktor tersebut bagi industri ini. Semakin tingginya
bobot atau nilainya, semakin tinggi juga tingkat pentingnya sebuah faktor
tersebut. Total bobot yang digunakan adalah 100%. Berikut adalah bobot dari
sub-kriteria untuk masing-masing faktor dan sub faktor Industri Tote bag
Karung goni dengan total keseluruhan 100%.

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-18

Tabel 5.8 Sub-Kriteria Faktor Penentuan Pendirian Lokasi

Sub-Kriteria Faktor Bobot

Luas lahan minimal 100 m2 5%


Bebas banjir 4%
Kedekatan dengan Pemasok & Distributor 6%
Berada di wilayah Surabaya 9%
Dekat dengan pemukiman/keramaian 6%
Total Bobot Faktor Geografis 30%
Respon & dukungan penduduk baik bagi pendirian UKM di dekat wilayahnya 6%
Ketersediaan tenaga kerja 16%
Total Bobot Faktor Penduduk 22%
Harga bangunan kurang dari 1 M (Rp.1.000.000.000.000) 12%
Persentase renovasi bangunan kurang dari 25% 9%
Biaya pajak 5%
Biaya retribusi bulanan di wilayah tersebut tidak terlalu mahal (sampah,satpam,iuran
4%
lain)
Total Bobot Faktor Biaya 30%
Ketersediaan Infrastruktur yang baik (kondisi jalan,akses menuju lokasi) 8%
Wilayah terjangkau akses internet 2%
Didukung dengan jaringan listrik memadai, PDAM, dan kabel telepon 3%
Keamanan wilayah 5%
Total Bobot Faktor Sarana Pra sarana 18%
TOTAL KESELURUHAN BOBOT FAKTOR 100%

Dari pembobotan masing-masing faktor diatas didapatkan bobot dari


masing-masing sub-kriteria faktor contohnya pada faktor geografis sebesar
29% didapatkan dari luas lahan minimal 100 m2 dengan nilai 5% sedangkan
bebas banjir 4%, kedekakatan dengan pemasok % distributor sebesar 6% ,
berada di wilayah Surabaya 9% dan dekat dengan pemukiman keramaian
sebesar 6%. Bobot ini didapatkan dari nilai secara keseluruhan dari faktor
geografis dengan masing-masing memiliki nilai yang berbeda. Untuk sub-
kriteria faktor geografis 1 dengan 2 memiliki nilai selisih 1% dikarenakan

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-19

untuk sub-krtieria faktor option 1 memiliki nilai lebih penting dibandingkan


dengan sub-kriteria faktor option 2 yaitu bebas banjir. Dikarenakan luas lahan
lebih penting agar proses produksi atau proses pendirian industry ini dapat
berjalan. Begitu juga untuk sub-kriteria faktor option keempat yaitu berada di
wilayah kota Surabaya, hal ini memiliki nilai sanagt unggul sebesar 9%
dibandingkan nilai bobot yang lainnya karena apabila lokasi usaha ini tidak
berada di kota Surabaya akan susahnya mendirikan sebuah industry usaha
tersebut dan menjadikan usaha industry ini jauh untuk dijangkau oleh beberapa
faktor.

c. Menentukan lokasi-lokasi usaha alternatif


Lokasi usaha yang dibutuhkan adalah berupa bangunan jadi bisa dalam bentuk
rumah atau semi Gudang. Mengingat ini adalah industri baru sehingga dana
yang digunakan terbatas untuk berinvestasi dengan skala besar pada pencarian
lokasi usaha ini. Dengan keinginan mencari rumah atau semi Gudang
dikarenakan industri ini tidak membutuhkan tempat yang terlalu luas dan
bukan termasuk industri atau pabrikan berskala besar, dan minimnya dana
untuk membeli tanah dan melakukan pembangunan.
Terdapat 4 lokasi rumah yang didapatkan untuk referensi pendirian lokasi :
1. Rumah A
Alamat : Perumahan Menganti Indah Satelit
LT/LB : LT 100 m2 , LB 100 m2
Ruangan : 4 Ruang Multifungsi & 2 Kamar Mandi
Spesifikasi : PDAM, PLN 2200 Watt, Rangka
Atap Galvalum, Bangunan 85% (good condition), 2
Carport, Taman, Row Jalan cukup 2 mobil,
Keamanan 24 Jam
Harga : Rp. 700.000.000

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-20

Gambar 5.21 Kondisi Rumah A

2. Rumah B
Alamat : Dupak Jaya
LT : LT 105 m2, LB 105 m2
Ruangan : 3 Ruang Multifungsi & 2 Kamar Mandi
Spesifikasi : PDAM, PLN 2200 Watt, Rangka Atap Kayu,
Bangunan 90%(good condition),Row Jalan cukup 2
mobil
Harga : Rp.900.000.000

Gambar 5.22 Kondisi Rumah B

3. Rumah C
Alamat : Sukomanunggal, Surabaya
LT : LT 100 m2,LB 235 m2

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-21

Ruangan : 6 Kamar Tidur, 6 Kamar Mandi


Spesifikasi : PDAM,PLN 1300 watt, AC, Carport, dan Taman ,
SHM
Harga : Rp.120.000.000/tahun

Gambar 5.23 Kondisi Rumah C

4. Rumah D

Alamat : Rungkut Asri Utara / Rungkut Harapan

LT : LT 171 m2 (9.5x 18), LB 285 m2 (9.5x15) 2 Lantai

Ruangan : 1 Ruang Multifungsi & 2 Kamar Mandi


Spesifikasi : PDAM, PLN 6600 Watt (3 Phase), Rangka Atap
Galvalum, Bangunan Baru,Row Jalan cukup 2 mobil
dekat dengan akses Middle East Ring Road (MERR)
Harga : Rp.65.000.000 /tahun

Gambar 5.24 Kondisi Rumah D

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-22

d. Memberikan nilai pada masiang-masing lokasi alternatif berdasarkan faktor-


faktor penting yang telah ditentukan
Nilai yang diberikan pada tiap lokasi berdasarkan faktor penting yang telah
ditentukan, didasarkan dengan penilian subjektif. Penilaian tersebut tetap
diimbangi dengan kondisi atau lingkungan kenyataan disekitar lokasi tersebut.
Penllaian yang diberikan angka 1-100, semakin besar penilaian maka semakin
sesuai dengan sub kriteria yang diinginkan. Berikut adalah penilaian tiap
lokasi.

Tabel 5.9 Penilaian Tiap Lokasi

Rumah Rumah Rumah Rumah


Sub-Kriteria Faktor
A B C D
Luas lahan minimal 100 m2 90 90 90 95
Bebas banjir 80 85 85 95
Kedekatan dengan Pemasok & Distributor 85 85 85 85
Berada di wilayah Surabaya 100 100 100 100
Dekat dengan pemukiman/keramaian 90 70 80 95
Respon & dukungan penduduk baik bagi pendirian UKM di 100
100 100 100
dekat wilayahnya
Ketersediaan tenaga kerja 100 100 100 100

Harga bangunan kurang dari 1 M (Rp.1.000.000.000.000) 95 80 80 100

Persentase renovasi bangunan kurang dari 25% 90 60 70 95


Biaya pajak 45 50 50 45
Biaya retribusi bulanan di wilayah tersebut tidak terlalu mahal
100 100 100 100
(sampah,satpam,iuran lain)

Ketersediaan Infrastruktur yang baik (kondisi jalan,akses


90 80 80 95
menuju lokasi)
Wilayah terjangkau akses internet 100 100 100 100
Didukung dengan jaringan listrik memadai, PDAM, dan kabel
100 100 100 100
telepon
Keamanan wilayah 100 100 100 100

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-23

e. Menghitung total nilai terbobot yang pada masing-masing lokasi rumah dengan
cara mengalihkan nilai tiap sub-kriteria faktor dengan bobot yang telah
ditentukan.

Tabel 5.10 Penilaian Tiap Lokasi

Sub-Kriteria Faktor Bobot (%) A B C D


2
Luas lahan minimal 100 m 5% 4,5 4,5 4,5 4,75
Bebas banjir 4% 3,2 3,4 3,4 3,8
Kedekatan dengan Pemasok & Distributor 6% 5,1 5,1 5,1 5,1
Berada di wilayah Surabaya 9% 9 9 9 9
Dekat dengan pemukiman/keramaian 6% 5,4 4,2 4,8 5,7
Respon & dukungan penduduk baik bagi pendirian UKM
6% 6 6 6 6
di dekat wilayahnya
Ketersediaan tenaga kerja 16% 16 16 16 16
Harga bangunan kurang dari 1 M (Rp.1.000.000.000.000) 12% 11,4 9,6 9,6 12
Persentase renovasi bangunan kurang dari 25% 9% 8,1 5,4 6,3 8,55
Biaya pajak 5% 2,25 2,5 2,5 2,25
Biaya retribusi bulanan di wilayah tersebut tidak terlalu
4% 4 4 4 4
mahal (sampah,satpam,iuran lain)
Ketersediaan Infrastruktur yang baik (kondisi jalan,akses
8% 7,2 6,4 6,4 7,6
menuju lokasi)
Wilayah terjangkau akses internet 2% 2 2 2 2
Didukung dengan jaringan listrik memadai, PDAM, dan
3% 3 3 3 3
kabel telepon
Keamanan wilayah 5% 5 5 5 5

92, 86, 87, 94,


100%
15 1 6 75

Setelah mendapatkan hasil penilian terbobot dari tiap lokasi, maka dapat
diketahui nilai lokasi mana yang lebih unggul. Perolehan nilai terbesar itulah yang
menunjukkan bahwa lokasi tersebut mendekati kesesuaian dengan faktor penting
yang dieprtimbangkan dalam memilih wilayah. Dari keempat nilai tersebut Rumah
A menunjukkan nilai 91,5, rumah B 85,6, rumah C 87,1, dan rumah D 94,1. Nilai
terbesar diperoleh oleh rumah D dengan perolehan nilai sebesar 94,1. Sehingga
lokasi rumah D direncanakan sebagai tempat dimana bisnis nantinya akan dapat
berjalan atau berlangsung.

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-24

5.2.2 Kapasitas Produksi

Tahap selanjutnya adalah melakukan perhitungan kapasitas produksi.


Kapasitas produksi ditentukan dari lamanya waktu siklus dari proses pembuatan
Tote bag Karung goni ini. Namun sebelumnya perlu diketahui jumlah hari dan
waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi. Dalam hal ini proses
produksi dilakukan dalam 1 shift yaitu jam (08.00 – 16.00). Penentuan jam kerja
produksi diasumsikan sebagai berikut :

- 1 hari kerja : 8 jam efektif ( 08.00 – 17.00 ) dengan 1 jam istirahat


- 1 minggu : 6 hari kerja
- 1 bulan : 24 hari kerja
- 1 tahun : 300 hari kerja

Dan masuk langkah selanjutnya adalah dengan merancang OPC (Operation


Process Chart) dari proses pembuatan Tote bag Karung goni ini, dan kemudian
melakukan perhitungan waktu normal, waktu standar, sehingga kemudian dapat
ditentukan output standart yang merupakan kapasitas produksi dari usaha Tote bag
Karung goni ini.

5.2.3 Desain Totebag

Dari berbagai tahap yang dilakukan untuk proses pembuatan, diperlukannya


desain totebag agar saat proses dapat dilakukan dengan sesuai desain atau pola yang
ditujukan untuk diperjual belikan nantinya. Berikut ini adalah desain totebag yang
nantinya akan produksi oleh para pekerja dengan pola – pola yang terbuat :

Ganbar 5.25 Desain Totebag karung goni

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-25

Persiapan Bahan Baku

120 menit O-1 Mencuci


Kain Goni

Menunggu kain
D-1 goni hingga
kering

2 Proses screening
30menit O-2 dan recover
bahan baku

Di Mesin Jahit

2 Proses desain
5 menit O-3 pola kantong tas
dan tali
selempang

2 Pemindahan dan
30menit O-4 penyimpanan ke
gudang bahan
jadi

S-1 Penyimpanan di
Gudang bahan
jadi

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-26

Tali Selempang Kantong Tas

Design Kain Goni /


Design tali Proses Pemotongan
selempang 30 menit O-5 dengan gunting dan
15 menit O-8 pensil
Di meja Ukur Benang
Di Meja Ukur
Menjahit Kain Goni
30” O-6
” Di Mesin Jahit

Proses Merapikan
1 menit O-7 dengan Gas Torch
Nankai

Di Meja Ukur

Menjahit kantong goni


15 menit O-9 dan tali selempang

Di Mesin Jahit

S-2

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-27

Untuk menghitung waktu normal dan waktu standar, harus dilakukan


pengambilan data secara langsung di lapangan melalui suatu hasil percobaan.
Terdapat beberapa hal yang diperlukan dalam perhitungan waktu normal dan waktu
standar, yaitu adalah nilai performance rating dan allowance dari operator.

Untuk menetapkan performance rating tiap operator dipakai metode westing


house. Dalam metode ini semua faktor seperti kecakapan (skill), usaha (effort),
kondisi kerja (working condition), dan keajekan (consistency) dari operator
dihitung. Karena itu telah dibuat tabel Westinghouse yang berisi nilai-nilai yang
berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-masing faktor tersebut:

Tabel 5.11 Nilai Performance Rating

Skill Effort
+0.15 A1 +0.15 A1
Superskill Superskill
+0.13 A2 +0.13 A2
+0.11 B1 +0.11 B1
Excellent Excellent
+0.08 B2 +0.08 B2
+0.06 C1 +0.06 C1
Good Good
+0.03 C2 +0.03 C2
+0.00 D Average +0.00 D Average
-0.05 E1 -0.05 E1
Fair Fair
-0.10 E2 -0.10 E2
-0.16 F1 -0.16 F1
-0.22 F2 Poor -0.22 F2 Poor
Conditions Conditions
+0.06 A Ideal +0.06 A Ideal
+0.04 B Excellent +0.04 B Excellent
+0.02 C Good +0.02 C Good
0.00 D Average 0.00 D Average
-0.03 E Fair -0.03 E Fair
-0.07 F Poor 0.07 F Poor

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-28

Perhitungan Westinghouse System Rating merupakan perhitungan


kemampuan dari masing-masing operator yang bekerja pada produksi. Terdapat 4
(empat) aspek yang mendukung perhitungan dari performance rating ini yaitu,
Skill, Effort, Conditions, dan Consistency. Berikut perhitungan salah satu operator
:

 Skill : Good +0,03 C2


 Conditions : Good +0,02 C
 Effort : Good +0,05 C1
 Consistency : Good +0,01 C
 Performance Rating : 100% + (11)% = 111%

Berikut analisis hasil perhitungan :

 Skill bernilai C2 Baik, karena operator memiliki kemampuan dalam


mengatur pola yang ditentukan, menjahit dengan mesin ataupun manual
yang cukup baik. Operator memang dicari yang tidak terlalu berpengalaman
banyak tetapi diutamakan yang tahu proses menjahit dasar dan mengatur
pola yang diinginkan.
 Conditions bernilai C Baik, karena operator memiliki kondisi saat bekerja
yang cukup baik, pekerjaan membuat tas ini yaitu bersifat make to order
sehingga tidak membuat operator dalam kondisi jenuh atau lelah yang
belebihan.
 Effort bernilai C1 Baik, karena operator dinilai cukup baik atau biasa saja
tidak terlalu signifikan dan bekerja sesuai dengan kemampuannya dan
permintaan yang ada.
 Consistency bernilai C Baik, karena operator cukup baik dalam melakukan
pekerjaannya dengan konsisten yang dilihat dari kerapihan pola dan
menjahit. Sehingga kemampuan untuk konsisten mengerjakannya dianggap
cukup baik.

Selanjutnya adalah menentukan besarnya allowance waktu proses produksi


untuk tiap operator digunakan dengan menggunakan metode work sampling. Work

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-29

sampling adalah suatu Teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan


terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja
dengan work sampling ini diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja langsung,
karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja
yang diteliti.

Pada dasarnya prosedur pelaksanaannya cukup sederhana, yaitu dengan


melakukan pengamatan aktivitas kekrja dengan selang waktu yang diambil secara
acak terhadap satu atau lebih operator atau mesin, dan kemudian mencatatnya
apakah mereka dalam keadaan bekerja atau menganggur (idle). Jika objek
penelitian dalam keadaan kerja, maka tanda tally akan diberikan pada kondisi
bekerja, dan sebaliknya jika objek dalam keadaan menganggur (idle) maka tana
tally akan diberikan pada kondisi idle. Dengan demikian, diakhir penelitian dapat
dihitung persentase kerja dan menganggur suatu objek penelitian dalam kurun
waktu tertentu.

Berdasarkan tahapan tersebut, maka akan ditunjukkan proses analisis


perhitungan waktu normal dan waktu standar masing-masing operasi.

Waktur normal (Wn) = Waktu rata-rata pengamatan x performance rating

100%
Waktu Standar (Ws) = 𝑊𝑠 𝑥 (100%−%𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒)

1
Output Standart (Os) = (𝑊𝑠)

Selanjutnya adalah perhitungan waktu normal, waktu standart dan output


standart untuk masing-masing operasi dapat dilihat sebagai berikut :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-30

Tabel 5.12 Pengukuran Waktu

Waktu Output
Elemen Performance Waktu Waktu
Pengamatan Allowance standart
Kegiatan Rating Normal Standart
(jam) (Unit)
Ukur +
Gunting
Pola 0,3 1,11 0,333 0,1 0,37 2,7027027
kantung
tas
Ukur +
Gunting
Tali 0,15 1,11 0,1665 0,1 0,185 5,4054054
Selempang
Tas
Menjahit
Tali Tas +
1 1,11 1,11 0,1 1,2333333 0,8108108
Kantong
Tas

Keterangan : Allowance yang digunakan 10%

Contoh salah satu perhitungan :

Waktu Normal (Wn ) = Wpengamatan x Performance Rating =1 x 1,11 = 1,11

Waktu Standar (Ws) = = 1,11 / (1-0,1) = 1,233

1 1
Output standart = Waktu Standart = 1,233 = 0,83 unit/jam ≈ 1 unit/jam

5.2.4 Penentuan Jumlah Mesin / Alat dan Operator

Untuk penetapan jumlah mesin, peralatan produksi, dan operator


disesuaikan dengan kapasitas yang diinginkan. Untuk usaha awal terdapat batasan
modal yang terbatas, maka dari itu target kapasitas produksi per bulan tidak
ditargetkan terlalu tinggi. Tahap awal kapasitas yang diinginkan hanya sekitar 400
unit/minggu. Setelah itu mengetahui OPC dari proses pembuatan Tote bag, dapat
dilihat waktu siklus pembuatan produk tersebut, seperti penjelasan di sub bab
sebelumnya.

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-31

Untuk tahap awal, jumlah mesin jahit yang diperlukan sebanyak 10 unit dan
jumlah operator produksi sebanyak 10 orang. Dengan jumlah pekerja dan jumlah
mesin tersebut, kapasitas yang diinginkan dapat tercapai yakni sebanyak 400
unit/minggu. Namun, untuk kedepannya tidak menutup kemungkinan untuk
melakukan ekspansi seperti penambahan jumlah mesin dan operator disesuaikan
dengan demand yang ada di pasar. Berikut adalah perhitungan penentuan jumlah
mesin dan operator pekerjaan manual:

 Penentuan Jumlah Mesin


P = 20.997 unit / tahun
Jam operasi kerja = 48 jam / minggu = 2400 jam / tahun
𝐻
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 =
D
7 𝑗𝑎𝑚
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = = 0.875
8 𝑗𝑎𝑚
Keterangan :
H = Running time yang diharapkan per periode (jam)
D = lama waktu kerja per periode (8 jam/hari)

Efisiensi mesin = 0.875


T = 60 menit ( dari OPC )
60 20.997
𝑁= 𝑥 = 9.99857 ≈ 10
60 2400 x 0.875
N = 10 mesin
 Penentuan Jumlah Operator
Jam operasi kerja = 48 jam / minggu = 2400 jam / tahun
𝐻
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 =
D
4,48 𝑗𝑎𝑚
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = = 0.56
8 𝑗𝑎𝑚

Efisiensi operator= 0.56


T = 60 menit

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-32

60 20.997
𝑁= 𝑥 = 15.02 ≈ 15
60 2400 x 0.56
N = 15 Operator produksi

Sehingga, berikut daftar mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi
:

Tabel 5.13 Mesin yang digunakan untuk produksi

No Nama Alat Jumlah Unit Umur Harga/Unit

1 Mesin Jahit Singer (Tradisional) 10 5 Rp 1.282.800

Tabel 5.14 Peralatan tambahan yang dibutuhkan untuk keperluan Produksi

No Nama Bahan Harga


1 Jarum Jahit Mesin Rp 3.500/Pack
2 Gunting Kain Rp 40.000/Unit
3 Gunting Benang Rp 19.000/unit
4 Benang Jahit Rp 17.500/Lusin
5 Pensil Rp 87.000/12 unit
6 Setrika Rp 105.000/unit
7 Alat Bakar (Gas Torch Nankai) Rp 90.000/unit

8 Daun Resleting Rp 80.000/90meter

5.2.5 Perhitungan Luas Lantai Produksi

Dari rencana pemilihan lokasi, didapatkan lokasi yang kemungkinan besar


cocok sebagai pendirian industri Tote bag Karung goni yaitu Rumah D dengan luas
tanah 171 m2 (9.5x 18) dan Luas Bangunan 285 m2 (9.5x15) dengan 2 lantai.
Industri Tote bag Karung goni ini berencana tidak melakukan perombakan struktur
bangunan jadi rumah, dikarenakan bangunan sudah cukup sesuai untuk peletakan
area produksi produk dan aliran proses produksi.

Penentuan lokasi layout dapat digunakan 2 metode yaitu penilaian secara


kualitatif dan kuantitatif. Kedua metode ini mempunyai perbedaan yang signifikan.
Metode kuantitatif mengukur besarnya frekuensi aliran barang dan informasi,
jumlah pekerja antar departemen serta mengukur perpindahan dan jarak yang

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-33

ditempuh. Sementara metode kualitatif melakukan pengamatan yang terkait dengan


kelancaran dan subjek yang biasanya di luar lantai produksi. Penilaian metode
kualitatif didasarkan pada pengamatan actual perpindahan barang.

Mesin jahit

Meja perakitan

Gudang bahan baku

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-34

Tabel 5.15 From To Chart Aktivitas di Rumah D

Pencucian Gudang
Meja
Gudang Bahan Baku & Mesin jahit barang
perakitan
Pengeringan jadi

Gudang Bahan Baku - 1

Pencucian & Pengeringan - 1

Mesin jahit - 1

Meja perakitan - 1

Gudang barang jadi -

From-to-chart merupakan salah satu metode pengukuran aliran secara


kuantitatif. From-to-chart digunakan untuk mengukur aliran diantara departemen.
Semakin tinggi nilai menunjukkan frekuensi yang tinggi perpindahan barang
sehingga layout harus didekatkan

Tabel 5.16 From To Chart Aktivitas di Rumah D

Mesin Frekuensi
Gudang bahan baku –
1
pencucian dan pengeringan
Pencucian dan Pengeringan –
1
mesin jahit
Mesin jahit – meja perakitan 1
Meja perakitan – Gudang
1
barang jadi

Tabel di atas menunjukkan frekuensi yang paling besar adalah prioritas


utama kalau mesin mesin yang berdampingan harus berdekatan. Namun pada lantai
produksi ini terlihat bahwa frekuensinya sama semua yaitu 1, dan menandakan
bahwa tidak ada yang di prioritaskan dan tidak ada yang tidak di prioritaskan untuk
peletakkan mesinnya karena semua proses hanya terjadi satu kali untuk tiap
mesinnya.

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-35

 Layout lantai produksi:


7,5 m

Meja Perakitan
1,5
m

15 m
4m

m
9
Mesin Jahit
m
4.
5

Mesin Jahit 3m

5m
3m

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-36

 Layout ruang keseluruhan rumah


Lantai 1
1,5 meter 4,5 meter 9,5 meter 2 meter

3 meter

2 meter
Kamar

Mandi
meter

4.5 meter

Gudang Bahan

Meja CEO
Baku

4,5 meter
meter

3 meter

Loading Dock + Barang baku


mentah

18 meter
Meja Assisten CEO
7 meter

3,5 meter 3,5 meter


meter

9 meter

2,5 meter

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-37

Lantai 2

9,5 meter
1,5 meter

4,5 meter

2 meter 1,5
m

Lantai Produksi

9 meter
Tempat Penjemuran

Tempat Pencucian
9 meter

18 meter
Gudang Barang
Jadi (Produk)

5 meter
2 meter

Kamar
Mandi

2 meter

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-38

5.2.6 Perhitungan luas lahan parkir

Perhitungan luas lahan parkir yang disediakan akan disesuaikan dengan


jumlah pekerja (1 CEO, 1 Assisten CEO, dan 5 orang operator atau pekerja). Dalam
hal ini tempat lahan parkir yang dibutuhkan adalah parkir large car, standart car,
dan sepeda motor. Untuk perhitung kebutuhan lahan parkir adalah sebagai berikut:

Perhitungan luas lapangan parkir yang dibutuhkan untuk :

 Large Car : 2 buah truk

Model parkir yang digunakan :

- Dimensi untuk Large Car (7 m x 3m)


SW = 3 meter θ = 90o
SW
PW =Sin𝛉
3
= Sin𝟗𝟎 = 3 meter

- Lebar yang dibutuhkan = 3 m x 2 buah Large Car


= 6 meter
- Panjang yang dibutuhkan = 7 meter
- Luas yang dibutuhkan untuk lahan parkir Large car = 6 m x 7 m = 42
m2

 Sepeda motor = 1 sepeda motor Assisten CEO + 5 Operator + 3 sepeda


motor tamu

= 9 sepeda motor

Model parkir yang digunakan :

Dimensi untuk sepeda motor ( 1,5 m x 0,5 m)

SW = 0.5 θ = 90o

SW
PW =Sin𝛉

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-39

0,5
= Sin𝟗𝟎 = 0.5 meter

- Panjang yang dibutuhkan = 1.5 m x 9 sepeda motor

= 13.5 meter

- Lebar yang dibutuhkan = 0.5 x 9 sepeda motor

= 4.5 meter

- Luas yang dibutuhkan untuk lahan sepeda motor = 13.5 m x 4.5 m =


60.75 m2

Luas lahan parkir total adalah 42 m2 + 60.75 m2 = 102,75 m2.. Jadi jumlah yang
tertampung dengan luasan total sebanyak 2 buah mobil large car, 1 mobil standart
car dan 9 sepeda motor.

5.2.7 Perhitungan Biaya – biaya

Berdasarkan perhitungan awal didapati hasil sebagai berikut :

Asumsi : proses produksi dilakukan oleh 15 operator dan berlangsung secara paralel

 Kapasitas produksi = 400 unit / minggu * 4 = 1600 unit/bulan


 Direct labor cost = 15 operator * 1.630.000 = 24.450.000
= 24.450.000 / 1600 =15.281,2
 Direct Material Cost = Rp. 15.210

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-40

Perincian biaya overhead :

Overhead 1
Tabel 5.17 Rincian Biaya Overhead 1

No Komponen Biaya Biaya (Rp/Bulan)


1 Biaya pemakaian Air 150.000
2 Biaya pemakaian Listrik 1.600.000
3 Biaya pemakaian Telepon 200.000
4 Biaya BBM kendaraan bermotor 700.000
5 Biaya perawatan mesin 200.000
6 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan 2.327.500
Total 5.177.500

Overhead 2
Tabel 5.18 Rincian biaya overhead 2

Umur Waktu Biaya depresiasi


Jenis ∑ Satuan Harga (Rp/Satuan)
tahun Beli Bulanan (Rp)
Tanah 180 M2 1.000.000 - Juni 2019 -
Mobil box L Juni 2019
1 unit 90.000.000 10
300 Rp750.000
Sepeda Juni 2019
2 Unit 15.000.000 10
motor Rp250.000
Meja ukur 1 Unit 300.000 5 Juni 2019 Rp5.000
Kursi 12 Unit 300.000 5 Juni 2019 Rp60.000
Komputer 2 Set 4.000.000 5 Juni 2019 Rp133.333
Telepon 2 Unit 300.000 5 Juni 2019 Rp10.000
Rak 2 Unit 800.000 5 Juni 2019 Rp26.667
Kipas angin 4 Unit 150.000 5 Juni 2019 Rp10.000
Total 1.266.667

Overhead 3
Tabel 5.19 Rincian Biaya Overhead 3

Biaya bulanan
No Mesin Jumlah Harga Umur
(Rp)

1 Mesin Jahit Singer 10 1.282.800 5 12.828.000

Total 12.828.000

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-41

Overhead 4
Tabel 5.20 Rincian Biaya Overhead 4

Total unit
Harga Total Unit
No Jenis ∑ Satuan bulanan
(Rp/Unit) tahunan (Rp)
(Rp)

Jarum Jahit
1 10 Pack Rp3.500 Rp42.000 Rp3.500
Mesin
Karung
2 11.124 unit Rp 4.500 Rp9.000.000 Rp375
goni
Benang
Jahit Nilon
3 1 Unit Rp70.000 Rp840.000 Rp70.000
Coast
Aquil No 6
4 Pensil 10 lusin Rp7.250 Rp870.000 Rp14.500
5 Alat bakar 1 Unit Rp90.000 Rp1.080.000 Rp90.000
Daun
6 2 Unit Rp.80.000 Rp160.000 Rp6.666
Resleting
Tabung
Rp
7 Gas 15 Unit Rp 15.000 Rp 2.700.000
225.000
Portable
Total Rp410.041

𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡


(Biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 1 + Biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 2 + Biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 3 + Biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 4)
=
Kapasitas Produksi
(5.177.500 + 1.266.667 + 12.828.000 + 410.041)
=
1600
(19.682.208)
= = 12.301,38
1600

Harga pokok produksi = direct labour cost + material cost + factory overhead cost
+ non manufacturing cost

= 15.281 + 15.210 + 12.301 + 5.000 = 47.792

Harga jual (prices) = 50.000

(50.000−47.792)
Margin keuntungan = 𝑥 100 % = 4,62%
47.792

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-42

5.3 Pengolahan Data dan Analisis Hasil Aspek Manajemen

Tahap selanjutnya adalah aspek manajemen, pada bagian ini akan dibahas
mengenai struktur organisasi, job description, job specification, gaji dan jumlah
tenaga kerja yang diperlukan. Pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut.

5.3.1 Penentuan Modal dan Kepemilikan Usaha

Bentuk usaha industri Tote bag Karung goni ini adalah usaha perorangan,
sehingga kepemilikan modal yang digunakan adalah modal sendiri dan pemilik
Industri Tote bag Karung goni ini sendiri adalah sebagai pimpinan tertinggi. Bentuk
struktur organisasi dari Industri Tote bag Karung goni ini akan dibuat secara
vertical, dimana semua bagian yang bertanggung jawab pada bagian atasan. Berikut
juga akan dibahas Job Description dan Job Specification.

5.3.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka dari kegiatan perusahaan atau industri


secara menyeluruh yang menunjukkan posisi, wewenang, dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian. Jenis struktur organisasi yang dipilih adalah struktur
organisasi fungsional. Berikut ini adalah struktur organisasi yang akan digunakan
untuk usaha pendirian industri Tote bag Karung goni ini.

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-43

CEO

Assisten CEO

Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja
Produksi Produksi Produski Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi

Pekerja Pekerja Pekerja


Unloading Unloading Unloading
Pekerja Pekerja
Gudang Gudang

Gambar 5.25 Struktur Organiasasi Industri Tote bag karung goni

Berdasarkan struktur organisasi di atas, dapat diketahui bahwa CEO berada


pada posisi top management. CEO membawah asissten CEO dan 5 orang pekerja

5.3.3 Job Description

Selanjutnya akan dibahas mengenai job description untuk masing-masing


posisi.

 CEO
 Bertanggung jawab dalam memantau kinerja industri
 Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan sebuah industri
 Mengadakan kerja sama dengan beberapa rekan kerja lain
 Mengelola hubungan baik dengan pelanggan
 Mengatur distribusi penjualan yang efektif
 Melakukan rencana pemasaran dan strategi pemasaran
 Memasarkan produk Tote bag Karung goni yang telah diproduksi

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-44

 Memantau ketersediaan alat-alat dan mesin yang tersedia untuk


produksi
 Assisten CEO
 Mengatur keuangan industri
 Mencatat penjualan dan pembelian yang terjadi
 Melakukan pengadaan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi
 Memonitor pelaksanaan rencana produksi agar dapat dicapai hasil
produksi sesuai jadwal, volume, dan mutu ditetapkan
 Membuat, mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan
tagihan terkirim kepada pelanggan atau konsumen dengan benar dan
tepat waktu
 Pekerja
 Membongkar bahan baku yang baru datang dan menata dengan baik di
Gudang
 Merapikan bahan baku dengan teliti dan terampil
 Melakukan produksi Tote bag

5.3.4 Job Specification

Setelah struktur organisasi dibentuk dan job description dibentuk, langkah


selanjutnya adalah menentukan job specification. Adapun persyaratan umumnya
adalah :

- Bertanggung jawab, jujur, disiplin, teliti, mau bekerja keras


- Mampu berkomunikasi dengan baik
- Dapat bekerja sama dengan team
Job Sepcification untuk masing-masing jabatan dapat dilihat pada tabel berikut ini
:

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-45

Tabel 5.21 Job Specification masing-masing jabatan

No Jabatan Job Specification

Wanita, usia maksimal 27 tahun, pendidikan


minimal D3 akuntansi, menguasai komputer
(MS Office & MS Excel) dan masalah
1 Assisten CEO
keuangan,penjadwalan pembelian dan
penjualan, memiliki tanggung jawab dan dapat
bekerja dengan team

Pria atau Wanita, minimal 20 Tahun,


pendidikan minimal SMA/SMK atau sederajat,
2 Operator dapat bekerja dengan team, dapat bekerja
dibawah tekanan, dapat, rajin, ulet, tanggung
jawab

5.3.5 Gaji dan Jumlah Tenaga Kerja

Berikut ini adalah jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menjalankan
perusahaan beserta perincian gaji:
Tabel 5.22 Daftar Gaji

Gaji Per Orang


Jabatan
(Rp/bulan)

CEO Rp 5.000.000

Assisten
Rp3.500.000
CEO
Operator Rp1.630.000

5.4 Pengolahan Data dan Analisis Hasil Aspek Keuangan

Pada aspek ini akan dibahas mengenai perhitungan biaya yang dikeluarkan
dalam usaha pendirian industri Tote bag Karung goni

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-46

5.4.1 Estimasi Biaya

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan mengenai pendirian industri Tote


bag Karung goni ini, maka dapat ditentukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan
dalam usaha pendirian industri ini. Secara lengkap dapat dilihat pada pembahasn
berikut ini

5.4.1.1 Biaya Sewa Bangunan

Dalam mendirikan suatu usaha, pemilik usaha perlu mengetahui biaya yang
diperllukan untuk tanah dan bangunan. Namun pada Tote bag Karung goni ini
adalah suatu industri baru yang akan direncanakan di kota Surabaya, maka terdapat
terbatasnya dana. Maka dari itu Industri tote bag Karung goni memilih untuk
kontrak bangunan atau sewa bangunan yang sudah jadi. Beriktu ini adalah
perhitungan biaya sewa bangunan :

Tabel 5.23 Biaya sewa bangunan

no Jenis Biaya Tahun ke Biya total


1 Rp66.000.000
2 Rp132.000.000
Rumah Sewa
1 Rp66.000.000 3 Rp198.000.000
(Bangunan)
4 Rp264.000.000
5 Rp330.000.000

5.4.1.2 Biaya Peralatan Usaha

Adapun biaya peralatan yang dibutuhkan baik peralatan usaha dan peralatan
penunjang operasional lainnya beserta jumlah yang dibutuhkan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-47

Tabel 5.24 Biaya peralatan usaha pembuatan Tote bag Karung goni

No Nama Peralatan Jumlah Harga/Unit (Rp) Harga Total (Rp)

1 Mobil Box L300 1 90.000.000 Rp90.000.000

2 Sepeda Motor 2 15.000.000 Rp30.000.000

3 Meja Ukur 1 300.000 Rp300.000

4 Kursi 12 300.000 Rp300.000

5 Komputer 2 4.000.000 Rp8.000.000

6 Telepon 2 300.000 Rp600.000

7 Rak 2 800.000 Rp1.600.000

8 Kipas Angin 4 150.000 Rp 600.000

Mesin Jahit Singer Rp 12.828.000


9 10 1.282.800
(Tradisional)

10 Setrika 2 105.000 Rp210.000

11 Gunting Kain 5 40.000 Rp210.000

12 Gunting Benang 5 19.000 Rp 95.000

Tabung Gas Rp 2.625.000


13 175 15.000
Portable

6 Rp 240.000
14 Alat bakar gas torch 40.000

15 Jarum Jahit 10 10.000 Rp 100.000

16 Pensil 10 7.250 Rp 72.500

Total Rp151.070.500

5.4.1.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung berhubungan


dengan produksi, yaitu seluruh operator. Total tenaga kerja langsung industri Tote
bag Karung goni ini adalah 15 operator dengan gaji sebesar Rp.1.630.000,- per
orang. Besarnya gaji tenaga kerja langsung per bulan adalah:

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-48

15 x Rp.1.630.000,- = Rp. 24.450.000

Pada saat hari raya industri Tote bag Karung goni harus memberikan tunjangan hari
raya (THR) dan bonus selama bekerja bagi semua operator atau tenaga kerja
langsung sebesar satu kali gaji, sehingga besarnya gaji operator dalam satu tahun
adalah

Rp. 24.450.000,- x 14 = Rp. 342.300.000

Untuk tahun-tahun selanjutnya gaji tenaga kerja akan dinaikkan sebesar 10% per
tahun sesuai dengan laju inflasi, sehingga didapatkan besarnya biaya tenaga kerja
langsung per tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 5.25 Biaya tenaga kerja langsung

Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2019


Biaya Tenaga Rp342.30 Rp376.53 Rp414.18 Rp455.60 Rp501.16 Rp342.30
Kerja Langsung 0.000 0.000 3.000 1.300 1.430 0.000

5.4.1.4 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak langsung
berhubungan dengan produksi, yaitu CEO beserta assisten CEO sendiri. Disini
CEO akan mendapatkan gaji sebesar Rp 5.000.000 sedangkan untuk Assisten CEO
akan mendapatkan gaji sebesar Rp. 3.500.000,- per bulannya.

Berikut ini adalah perhitungan gaji CEO dan Assisten CEO dalam satu tahun

CEO = Rp 5.000.000 x 14 = 70.000.000

Assisten CEO = Rp. 3.500.000 x 14 = Rp. 49.000.000

Untuk tahun-tahun selanjutnya gaji tenaga kerja akan dinaikkan sebesar


10% per tahun dengan laju inflasi, sehingga didapatkan besarnya biaya tenaga kerja
per tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 5.26 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

2018 2019 2020 2021 2022 2022


Biaya Tenaga Kerja Rp119.0 Rp130.9 Rp143.9 Rp158.3 Rp174.2 Rp119.0
Tidak Langsung 00.000 00.000 90.000 89.000 27.900 00.000

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-49

5.4.1.5 Biaya Utilitas

Biaya Utilitas adalah biaya yang ditanggung dalam upaya perwujudan


berjalannya aktivitas kerja pada industri Tote bag Karung goni ini. Beberapa hal
yang masuk dalam kategori biaya utilitas adalah biaya air untuk bahan baku, biaya
listrik, biaya telepon.

 Biaya Air
Air yang digunakan dibagi menjadi 2, yaitu air yang dibutuhkan untuk
bahan baku produksi dan air yang digunakan untuk keperluan lainnya.
Untuk biaya utilita sini, hanya memperhitungkan biaya iar yang digunakan
untuk keperluan lainnya. Bila diperkirakan tiap harinya industri
membutuhkan air sebanyak 15 m3, maka kebutuhan air tiap bulan adalah 15
x 2 x 2 = 60 m3
Biaya air per bulan = 60 x Rp. 2.500 = Rp.150.000
Biaya air per tahun = Rp. 150.000 x 12 = Rp.1.800.000

5.4.1.6 Biaya Promosi

Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahukan keapda


masyarakat luas tentang produk Tote bag berbahan Karung goni ini. Media yang
digunakan untuk promosi antara lain dengan melakukan endorsement atau kerja
sama dengan beberapa orang yang dapat menjadikan sebuah hubungan untuk
mempromosikan barang, selain itu melalui media internet atau media social seperti
Instagram. Biaya promosi di tahun pertama, kedua dan ketiga akan lebih besar
dibanding tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut merupakan
masa kritis dimana masyarakat belum mengetahui sama sekali keberadaan produk
Tote bag Karung goni ini.

Biaya promosi yang dianggarkan untuk tahun pertama adalah sebagai


berikut :

1. Biaya pemasangan iklan di social media Instagram Rp 5.760.000


2. Biaya meng endorse (mensponsori) Rp 20.000.000
Biaya Promosi total tahun 2018 Rp 25.760.000

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-50

Keterangan :

Pemasangan iklan di social media Instagram per bulannya Rp 480.000


dengan jangkauan mencapai 10.000 – 27.000 orang untuk perhari nya dan dalam 1
tahun di pasang sebanyak 12 kali.

Biaya promosi untuk tahun berikutnya akan mengalami kenaikan tiap tahunnya
sebesar 5%. Besarnya biaya promosi tahun 2018-2023 adalah sebagai beriktu ini :

Tabel 5.27 Biaya Promosi

Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023
Rp25.760.000 Rp28.336.000 Rp31.169.600 Rp34.286.560 Rp37.715.216

5.4.1.7 Biaya Pemeliharaan

Perawatan atau pemeliharaan perlu dilakukan untuk setiap tahunnya untuk


menjaga agar kondisi bangunan maupun peralatan tetap baik. Perincian biaya
perawatan tersebut antara lain :

Pemeliharaan bangunan : Rp 5.000.000

Pemeliharaan peralatan dan mesin : Rp 5.000.000

Total biaya perawatan per tahun : Rp 10.000.000

Perawatan bangunan diperlukan untuk pemeliharaan bangunan seperti


apabila terjadi kerusakan pada dinding, lantai atau atap bangunan. Sedangkan untuk
biaya perawatan selanjutnya adalah perawatan untuk peralatan dan mesin yang
digunakan untuk memproduksi Tote bag Karung goni ini. Besarnya biaya
perawatan untuk tahun 2019-2023 akan mengalami kenaikan sebesar 10% untuk
tiap tahunnya. Adapun biaya perawatan untuk tahun 2019-2023 dapat dilihat pada
tabel berikut :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-51

Tabel 5.28 Biaya Perawatan

2019 2020 2021 2022 2023


Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000

5.4.1.8 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan

Biaya pajak bumi dan bangunan (PBB) merupakan biaya pajak yang harus
dibayar untuk setiap tahunnya. Besarnya biaya PBB dapat dihitung dengan cara
beriktu ini :

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) :


Tabel 5.29 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan

NJOP (Rp)
Objek Pajak Luas 2
Per m Jumlah
Bumi 171 Rp8.000.000 Rp1.368.000.000
Bangunan 285 Rp5.000.000 Rp1.425.000.000
Total Rp2.793.000.000
Total NJOP : Rp 2.793.000.000

Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) :

20% x Rp 2.793.000 : Rp 558.600

Besarnya PBB terutang :

5% x Rp 558.600.000 : Rp 27.930

Besarnya biaya PBB yang harus dibayar sebesar Rp. 27.930.000. Biaya ini akan
naik sebesar 10% tiap tahunnya, Sehingga besarnya biaya PBB selama horizon
perencanaan adalah :

Tabel 5.30 Biaya PBB

2018 2019 2020 2021 2022 2023


Rp27.930.00 Rp27.930.00 Rp27.930.00 Rp27.930.00 Rp27.930.00 Rp27.930.00
0 0 0 0 0 0

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-52

5.4.1.9 Biaya Perijinan

Biaya perijinan usaha ini dihitung berdasarkan estimasi biaya yang telah
ditentukan pada bab 4. Biaya peirjinan dibebankan kepada industri pada awal usaha
dan akan diperbaharui setelah 5 tahun ke depan. Adapun besarnya biaya perijinan
adalah berikut ini :

Tabel 5.31 Biaya Perijinan

No Jenis Biaya (Rp)


1 HO Rp1.780.000
2 SIUP Rp2.500.000
3 SITU Rp 3.700.000

5.4.1.10 Biaya Depresiasi dan Nilai Sisa

Seluruh fixed asset akan mengalami depresiasi setiap tahunnya. Besarnya


biaya depresiasi dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Biaya Depresiasi =
Umur

Sedangkan untuk nilai sisa dapat dihitung dengan menggunakan rumus


berikut ini :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖


Nilai Sisa = Umur

Berikut ini adalah perhitungan biaya depresiasi peralatan usaha :

Tabel 5.32 Biaya Depresiasi Peralatan Usaha

Jenis Harga Perolehan Umur (Tahun) Depresiasi/Tahun Nilai Sisa


Mesin Jahit Rp12.828.000 10 Rp1.282.800 Rp6.414.000
Singer
Mobil Box Rp90.000.000 10 Rp9.000.000 Rp45.000.000
Sepeda Motor Rp30.000.000 10 Rp3.000.000 Rp15.000.000
Meja Ukur Rp300.000 5 Rp60.000 Rp0
Kursi Rp3.600.000 5 Rp720.000 Rp0
Komputer Rp8.000.000 5 Rp1.600.000 Rp0
Telepon Rp600.000 5 Rp120.000 Rp0
Rak Rp1.600.000 5 Rp320.000 Rp0
Gunting Benang Rp95.000 5 Rp19.000 Rp0

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-53

Jarum jahit Rp6.000.000 5 Rp1.200.000 Rp0


Pensil Rp362.500 5 Rp72.500 Rp0
Gunting Kain Rp200.000 5 Rp40.000 Rp0
Setrika Rp315.000 5 Rp63.000 Rp0
Gas tabung Rp13.125.000 5 Rp2.625.000 Rp0
portable
alat bakar gas Rp1.200.000 5 Rp240.000 Rp0
torch nankai
Kipas Angin Rp1.554.000 5 Rp310.800 Rp0
Total Rp169.779.500 Rp20.673.100 Rp6.414.000

5.4.1.11 Biaya Amortisasi

Biaya yang dikeluarkan pada tahap pendahuluan (pra operasi) akan


mengalami amortisasi. Biaya tersebut didapat dari biaya perijinan, biaya studi
kelayakan dan biaya lisensi dibagi dengan umur berlakunya. Besarnya biaya
amortisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Taebl 5.33 Biaya Amortisasi

Umur Amortisasi
No Jenis (tahun) Biaya (Rp) (Rp/tahun)
1 HO 5 Rp1.780.000 Rp 356.000
2 SIUP 5 Rp2.500.000 Rp 500.000
3 SITU 5 Rp 3.700.000 Rp 740.000
Total biaya amortisasi Rp 1.596.000

Tabel 5.34 Biaya Amortisasi Tahun 2019 – 2023

2019 2020 2021 2022 2023


Rp75.596.000 Rp75.596.000 Rp75.596.000 Rp75.596.000 Rp75.596.000

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-54

5.4.1.12 Biaya Bahan Baku

Perhitungan jumlah bahan baku yang harus disediakan untuk memenuhi


kebutuhan produksi dan total biaya bahan baku yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut :

Tabel 5.35 Pemakaian jumlah dan biaya bahan baku per unit

Jenis Bahan Kebutuhan Satuan Harga/Satuan Total Kebutuhan/unit


Karung goni 1 unit Rp4.500 Rp2.250
Biaya sablon 1 unit Rp12.500 Rp12.500
Benang jahit Nilon Coats
1 unit Rp70.000 Rp159
Aquil no 6 (1500m)
Daun Resleting
1 unit Rp80.000 Rp301
(unit/80meter)
Total biaya bahan baku Rp 15.210

5.4.2 Perhitungan Total Project Cost

Total Project Cost meurpakan biaya yang dibutuhkan pada saat awal usaha.
Total Project Cost meliputi biaya investasi tetap (fixed investment cost), modal
kerja (working capital), dan biaya pendahuluan (venture initation cost). Siklus
modal kejra (working capital( pada usaha ini adalah 3 bulan, karena pendapatan
usaha diperoleh setiap bulan dan belum tentu pembayaran dibayarkan langsung
sehingga modal kerja untuk awal pra operasi di akumulasikan selama 3 bulan agar
modal kerja dapat mencukupi kebutuhan bulan selanjutnya. Berikut adalah
perhitungan Total Project Cost adalah sebagai berikut :

 Fixed Investment Cost


1. Mesin Jahit Singer Rp12.828.000
2. Mobil Box Rp90.000.000
3. Sepeda Motor Rp30.000.000
4. Meja Ukur Rp300.000
5. Kursi Rp3.600.000
6. Komputer Rp8.000.000
7. Telepon Rp600.000
8. Rak Rp1.600.000

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-55

9. Gunting Benang Rp95.000


10. Jarum jahit Rp6.000.000
11. Pensil Rp362.500
12. Gunting Kain Rp200.000
13. Setrika Rp315.000
14. Gas tabung portable Rp13.125.000
15. Alat bakar gas torch Rp1.200.000
16. Kipas Angin Rp1.554.000

Total Fixed Investment Cost Rp 169.779.500

 Working Capital
1. Biaya Tenaga Kerja Rp 115.325.000
2. Biaya Bahan Baku Rp 84.595.788
3. Biaya Overhead Rp 28.974.263

Total Working Capital siklus 3 bulan Rp228.895.051

 Venture Initation Cost


1. Biaya Uji Studi Kelayakan Rp 30.000.000
2. Biaya Perijinan Rp 7.980.000
3. Biaya Sewa Bangunan Rp 330.000.000
4. Biaya pemeliharaan bangunan Rp 10.000.000

Total Venture Initiation Cost Rp 377.980.000

Dari perhitungan di atas, diperoleh Total Project Cost untuk pendirian


industri Tote bag Karung goni ini adalah sebesar Rp776.654.551

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-56

5.4.3 Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Biaya – biaya yang diperhitungkan dalam HPP adalah seluruh biaya operasi,
biaya depresiasi, dan biaya amortisasi. Perhitungan harga pokok produksi dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.36 Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Keterangan 2019 2020 2021 2022 2023


Rp20.673. Rp20.673. Rp20.673. Rp20.673.1 Rp20.673.1
Depresiasi
100 100 100 00 00
Rp75.596. Rp75.596. Rp75.596. Rp75.596.0 Rp75.596.0
Amortisasi
000 000 000 00 00
Rp2.650.0 Rp2.650.0 Rp2.650.0 Rp2.650.00 Rp2.650.00
Biaya Utilitas
00 00 00 0 0
Rp16.977. Rp16.977. Rp16.977. Rp16.977.9 Rp16.977.9
Biaya Maintenance
950 950 950 50 50
Rp115.897 Rp115.897 Rp115.897 Rp115.897. Rp115.897.
Total FOH
.050 .050 .050 050 050
Rp338.383 Rp374.761 Rp414.944 Rp459.320. Rp508.317.
Biaya Bahan Baku
.152 .023 .193 632 830
Biaya Tenaga Kerja Rp342.300 Rp376.530 Rp414.183 Rp455.601. Rp501.161.
Langsung .000 .000 .000 300 430
Rp796.580 Rp867.188 Rp945.024 Rp1.030.81 Rp1.125.37
Total Biaya Produksi
.202 .073 .243 8.982 6.310
HPP/Unit Produksi Rp35.805 Rp38.715 Rp41.914 Rp45.433 Rp49.301

Besarnya harga pokok penjualan diperoleh dari harga pokok produksi


ditambah dengan profit. Keuntunga yang diperoleh selama horizon perencanaan (5
tahun), minimal harus dapat mengembalikan Total Project Cost. Dengan kata lain,
besarnya keuntungan minimal harus sesuai dengan payback periode. Besarnya
keuntungan minimal setiap tahunnya adalah :

Rp 776.654.551
= 𝑅𝑝 155.330.910
5

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-57

5.4.4 Estimasi Pendapatan

Estimasi pendapatan ini merupakan pemasukan yang diterima oleh kepala


industry Tote bag Karung goni. Pemasukan pendapatan didapat dari penjualan Tote
bag Karung goni. Berikut ini adalah estimasi pendapatan Tote bag Karung goni :
- HPP Tote bag Karung goni
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑃𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019
HPP per Tote bag Karung goni = PE Tahun 2019

Rp796.580.202
= Rp 39.385,66
20225.13
𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
- Minimum profit per Tote bag Karung goni = = PE Tahun 2019

𝑅𝑝 155.330.910
= = 𝑅𝑝 7.680
20225.13

Harga minimum per Tote bag Karung goni = HPP per Tote bag Karung goni + Min.
profit per Tote bag Karung goni

Tabel 5.37 Perhitungan harga minimum per Tote bag

Minimal profit per Tote


Tahun PE HPP per Tote bag Harga minimum
bag Karung goni

2019 20.225,13 35805 7680 43485

2020 20.363,12 38715 7628 46343

2021 20.496,84 41914 7578 49492

2022 20.626,26 45433 7531 52964

2023 20.751,39 49301 7485 56786

Untuk menyamakan harga minimum digunakan rata – rata harga minimum per
tahun dari tahun 2019 – 2023, dengan rumus sebagai berikut :
∑ 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 − 2023
Tahun proyeksi (5 Tahun)
Sehingga didapatkan harga rata-rata minimum untuk 1 Tote bag Karung goni ini
adalah Rp 49.814 dibulatkan menjadi Rp 50.000. Dengan keuntungan 2% maka
harga per Tote bag Karung goni adalah Rp 51.000 dan dijual dipasaran dengan

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-58

harga Rp. 50.000 per Tote bag Karung goni. Dan akan naik sebesar 10% tiap
tahunnya akibat inflasi (dibulatkan) :

Tabel 5.38 harga per Tote bag Karung goni setelah dibulatkan

2019 2020 2021 2022 2023


50000 55000 60500 66550 73205

Pendapatan industri Tote bag Karung goni tahun 2019 sampai dengan 2023
didapatkan harga Tote bag Karung goni tahun ke-I dikalikan dengan PE tahun ke-i
Tabel 5.39 Pendapatan Tote bag karung goni dari tahun 2019-2023

Tahun PE Harga Tote bag Total pendaptan


2019 20.225,13 Rp 50.000 Rp 1.011.256.500
2020 20.363,12 Rp 55.000 Rp 1.119.971.600
2021 20.496,84 Rp 60.500 Rp 1.240.058.820
2022 20.626,26 Rp 66.550 Rp 1.372.677.603
2023 20.751,39 Rp 73.205 Rp 1.519.105.505

5.4.5 Proyeksi Laporan Keuangan

Proyeksi laporan keunagan selama masa perencanaan (tahun 2019-2023)


terdiri dari :

5.4.5.1 Laporan Rugi Laba

Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang


pendapatan,biaya-biaya operasi dan biaya-biaya yang lainnya yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai
laba bersih perusahaan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berikut ini hasil
perhitungan laba bersih :

Tabel 5.40 Laba bersih

Keterangan 2019 2020 2021 2022 2023


Rp82.592.86 Rp191.798.1 Rp295.890.5 Rp394.030.8 Rp485.308.2
Laba Berish
9 42 80 31 21

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-59

5.4.5.2 Laporan aliras kas (cash flow)

Laporan aliran kas digunakan untuk mengetahui perubahan penerimaan dan


pengeluaran kas selama proyeksi perencanaan. Berdasarkan perhitunganm
diperoleh nilai net inflow pada masa pra operasi (Rp546.013.000). Sedangkan nilai
net inflow pada masa operasi selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya mulai
dari tahun 2019 hingga 2023.Berikut ini data cash flow pada tahun 2019 – 2023.

Tabel 5.41 Nilai Net Inflow

Pra Operasi 2019 2020 2021 2022 2023

Cash Flow 0 Tahun ke -1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5

(-
Rp106.445 Rp209.231 Rp306.248 Rp396.589 Rp485.684
Rp547.759
.587 .962 .385 .115 .383
.500)
Peningkatan ini dikarenakan kenaikan outflow tiap tahun diimbangi
dengan adanya kenaikan inflow (pendapatan). Perhitungan aliran kas
periode pra operasi dan periode 2019-2023 dapat dilihat di lampiran

5.4.5.3 Laporan neraca (Balance Sheet)

Proyeksi perhitungan neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu


waktu tertentu, yang dijabarkan sebagai total akitva dan total pasiva. Nilai total aktiva dan
total pasiva Industri Tote bag Karung goni :
Tabel 5.42 Nilai Balance Sheet

Pra Operasi 2019 2020 2021 2022 2023


Total Rp776.654 Rp859.247 Rp1.051.0 Rp1.346.9 Rp1.740.9 Rp2.226.2
Aktiva .551 .420 45.561 36.142 66.973 75.193
Rp776.654 Rp859.247 Rp1.051.0 Rp1.346.9 Rp1.740.9 Rp2.226.2
Total Pasiva
.551 .420 45.561 36.142 66.973 75.193

5.4.6 Kriteria Penilaian Investasi

Untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi dari aspek keuangan, perlu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan beberapa kriteria. Kriteria tersebut
antara lain :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-60

5.4.6.1 Net Present Value (NPV)

Dengan menggunakan metode ekonomi Teknik yang memperhitungkan


harga, umur, dan nilai sisa di akhir tahun perencanaan. Besar faktor discontinue
sesuai dengan Minimum Attractive Rate of Return (MARR). Perhitungan dengan
Minimum Attractive Rate of Return (MARR) dilakukan dengan cara
menjumlahkan the risk free rate of return dengan risk premium. Sumber pendanaan
berasal dari modal sendiri. Tingkat suku bunga simpan sebesar 8%, sedangkan risk
premium sebesar 5%. Perhitungan MARR adalah sebagai berikut :

MARR = (%hutang x tingkat bunga pinjam) + (% modal sendiri x tingkat


bunga simpan) + risk premium
= (0 x 14%) + (100% x 8%) + 5% = 13%

Dengan menggunakan nilai MARR sebesar 13% dan memperhitungkan nilai sisa
pada akhir tahun horizon perencanaan, dan menghasilkan nilai NPV sebesar
Rp429.390.501,07. Dari nilai NPV tersebut bahwa nilai NPV>0. Sehingga dapat
dikatakan bahwa industri Tote bag Karung goni ini layak untuk didirikan.

5.4.6.2 Discounted Payback Period

Discounted Payback Period adalah metode perhitungan untuk mencari tahu saat
kapan modal dapat kembali. Perhitungan Discounted Payback Period adalah
sebagai berikut
Tabel 5.43 Nilai Discounted Payback Period
Tahun Net Cash Flow (P/F;13%;n) Nilai Kumulatif
0 (547.759.500)
1 94.199.635
2 163.859.317
3 212.245.493
4 243.235.531 165.780.476
5 263.610.025 429.390.501

Nilai Discounted Payback Period didapatkan dari hasil peramalan 2


tahun terakhir yaitu peramalan dengan nilai kumulatif 3 tahun terakhir
tersebut dan mendapatkan nilai Discounted Payback Period sebesar 3,34
tahun atau dalam hitungan bulan sekitar 40 bulan. Artinya dalam waktu
tersebut nilai yang diinvestasikan untuk industri ini telah kembali dan

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-61

selanjutnya merupakan keuntungan bagi industri ini. Hal ini menunjukkan


bahwa industri ini layak untuk dijalankan, karena nilai Discounted Payback
Period kurang dari umur proyek yang direncanakan yaitu 5 tahun

5.4.6.3 Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah besarnya tingkat suku bunga


yang menyebabkan nilai NPV = 0. IRR digunakan untuk mengetahui
kelayakan suatu proyek. Nilai IRR diperoleh dengan cara menggunakan
Microsoft excel. Investasi dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar
daripada nilai MARR. Dan dari perhitungan excel didapatkan nilai IRR
sebesar 34,85%. Nilai IRR tersebut lebih besar daripada nilai MARR (13%),
berarti usaha ini layak untuk didirikan.

5.4.6.4 Analisis Break Even Point (BEP)

Perhitungan titik impas (Break Even Point) setiap tahun dilakukan untuk
mengetahui jumlah minimal pendapatan agar pendirian usaha dapat dikatakan layak
dilakukan. Biaya-biaya yang dipakai untuk perhitungan titik impas adalah fixed
cost dan variable cost. Biaya-biaya yang berpengaruh dalam analisis titik impas ini
antara lain sebagai berikut :

 Fixed Investment Cost


1. Mesin
2. Peralatan Produksi
3. Biaya depresiasi
4. Biaya amortisasi
5. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan
6. Biaya pemeliharaan
7. Biaya utilitas air tetap
8. Biaya lain-lain

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-62

 Variabel Cost, terdiri dari


1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja langsung

Berikut ini adalah nilai dari perhitungan break even point pada industri Tote bag
Karung goni sebagai berikut :

Tabel 5.44 Nilai Break Even Point

2018 2019 2020 2021 2022 2023


Pendapat Rp1.011. Rp1.221.78 Rp1.434.77 Rp1.650.10 Rp1.867.62 Rp1.011.25
an 256.500 7.200 8.800 0.800 5.100 6.500
BEP Rp354.54 Rp300.962. Rp274.558. Rp260.129. Rp252.232. Rp354.540.
(rupiah) 0.516 131 225 641 464 516
%BEP 35,1% 24,6% 19,1% 15,8% 13,5% 35,1%

Perhitungan Break Even Point selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.


Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa %BEP terhadap pendapatan
mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan
kenaikan variable cost yang tidak setara dengan kenaikan nilai pendapatan
(kenaikan nilai pendapatan lebih besar dibadingkan kenaikan nilai variable
cost). Sehingga titik impas semakin cepat dicapai tiap tahunnya.

5.4.6.5 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas ini betujuan untuk memperoleh gambaran yang


lebih luas dari proyek, dihubungkan dengan kemungkinan-kemungkinan
kesalahan dari harga-harga faktor yang digunakan dan dihasilkan oleh suatu
proyek. Sebelum melakukan analisis sensitivitas, perlu dilakukkannya
perhitungan pretax profit untuk menentukan tingkat sensitivitas dari beberapa
variable. Adapun model matematis untuk perhitungan Pretax Profit adalah
sebagai berikut :

PP = Pendapatan – TVC – FC

= P – TVC – FC

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-63

Keterangan :

PP = Pretax Profit (laba sebelum pajak)

P = Pendapatan Tote bag Karung goni

TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

Berdasarkan rumus model matematis diatas, maka pretax profit dapat


dihitung sebagai berikut :

Tabel 5.45 Nillai dan perumusan pretax profit

Skenario
Variabel Skenario Perubaha
1 Pretax Pretax Perubaha
yang 2 (5%) n dalam Ranking
(Original Profit Profit n
berubah 5% Absolut
)

Harga Rp50.00 Rp1.753. Rp52.50 Rp2.105.


20,13% 20,13% 1
Jual 0 021.030 0 821.030
Quantity 20.225,1 Rp1.753. 21.236,3 Rp2.013.
14,85% 14,85% 2
Terjual 3 021.030 9 341.272
Biaya
Rp1.913. Rp1.753. Rp2.009. Rp1.660.
Bahan -5,28% 5,28% 3
940.000 021.030 637.000 541.272
Baku
Biaya
Rp980.0 Rp1.753. Rp1.029. Rp1.706.
Tenaga -2,66% 2,66% 4
00.000 021.030 000.000 354.364
Kerja

Dari perhitungan diatas, maka diperoleh informasi bahwa variable yang


paling berpengaruh adalah harga jual dari Tote bag Karung goni.

5.4.7 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan digunakan untuk mengetahui kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode perencanaan. Dengan
mengacu pada hasil proyeksi keuangan maka dapat dilakukan perhitungan
analisis rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Berikut adalah nilai rasio
keuangan dapat dilihat tabel beriktu dibawah ini :

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-64

Tabel 5.46 Hasil perhitungan analisis rasio

Tahun
Aktivitas
2019 2020 2021 2022 2023
Fixed Asset Turn Over Pendapatan/Aktiva
2,24 3,44 5,54 10,14 28,12
(FATO) Tetap
Total Asset Turn Over Pendapatan/Total
1,18 1,16 1,07 0,95 0,64
(TATO) Aktiva
Laba Bersih/Total 9,61 18,25 21,97 22,63 21,80
Return on Asset (ROA)
Aktiva % % % % %
10,63 24,70 38,10 50,73 62,49
Return on Equity (ROE) Laba Bersih/Modal
% % % % %
Gross Profit Margin Laba 28,39 35,48 40,12 43,21 45,22
(GPM) Kotor/Pendapatan % % % % %
Operating Profit Margin Laba 9,07 17,44 22,91 26,53 28,87
(OPM) Operasi/Pendapatan % % % % %
Laba 8,17 15,70 20,62 23,88 25,99
Net Profit Margin (NPM)
Bersih/Pendapatan % % % % %

5.4.8 Analisis Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah alat yang direncanakan untuk mencapai


suatu sasaran dari suatu industri atau perusahaan dengan mengembangkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang di
masuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar
sasaran tersebut. Strategi pemasaran yang digunakan meliputi
(segmentation), penentuan target (targeting), posisi (positioning),
diferensiasi (differentiation) serta strategi bauran pemasaran (marketing
mix) yang terdiri dari 4P, yaitu produk (product), harga (price), distribusi
(place), dan promosi (promotion). Serta didalam strategi pemasaran ini
akan memfokuskan penjualan ini akan diarahkan kemana yaitu
Pembahasan secara lengkap adalah sebagai berikut :

5.4.8.1 Analisis Strategi SWOT

Pada analisis SWOT ini akan dibahas mengani produk Tote bag Karung
goni ini dibandingan competitor jika dilihat dari faktor internal (strength
dan weakness) serta faktor eksternal (opportunity dan threat) di mata

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-65

konsumen. Berikut merupakan hasil analisis SWOT dari produk Tote bag
Karung goni

Berikut ini merupakan keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan,


peluang, dan ancaman industri yang disebut dengan analisis SWOT

o Kekuatan (Strength)
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
kekuatan dari produk ini adalah produk Tote bag yang berbahan dasar
Karung goni ini masih baru dan belum pernah ada industri lokal yang
memproduksi sebelumnya di kota Surabaya. Hal ini berarti masih
belum banyak kompetitor, sehingga persaingan tidak terlalu ketat.
Kompetitornya adalah Tote bag umum sendiri atau Tote bag import.
Dapat menjadi pengganti tas plastic yang menjadi isu lingkungan atau
penyebab permasalahan yang ada.
o Kelemahan (Weakness)
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
kelemahan (weakness) pada produk Tote bag ini adalah karena
merupakan industri yang masih baru, maka hanya satu jenis atau satu
model Tote bag saja yang di produksi. Masih susah untuk
mendapatkan supplier material produksi yang tetap.
o Peluang (Opportunities)
Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh industri Tote bag ini adalah
bahan baku yang tidak umum di pasaran. Bahan baku ini adalah bahan
baku yang berasal dari recycle karung goni yang sudah tidak dipakai
kembali.
o Threats (Ancaman)
Yang menjadi ancaman terhadap Tote bag Karung goni ini adalah
produk yang belum begitu dikenal masyarakat dan memiliki daya beli
produk yang rendah oleh warga kota Surabaya

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-66

5.4.8.2 Analisis Strategi STPD

Untuk analisis strategi pemasaran STPD ini terdiri empat tahapan


yang terdiri dari Segmentation, Targeting, Positioning, dan
Differentiation. Pembahasan selengakpnya adalah sebagai berikut :

 Segmentation
Tote bag Karung goni ini merupakan produk baru yang ditujukan
untuk menggantikan tas plastik bagi warga kota Surabaya. Belum ada
di kota Surabaya Tote bag dengan bahan dasar atau bahan baku yang
berasal dari barang bekas yang sudah tidak dipakai. Oleh karena itu,
segmentasi produk ini adalah semua penduduk kota di Surabaya baik
pria maupun wanita. Produk ini tidak hanya ditujukan untuk kelas
ekonomi tertentu saja seperti produk lainnya, karena berdasarkan
survei yang dilakukan dan didapati bahwa Tote bag pada umumnya
ada di semua kelas ekonomi. Produk ini hanya mensegmentasi
berdasarkan geografis, yaitu di Kota Surabaya dan sekitarnya.
 Targeting
Target dari produk ini adalah warga kota Surabaya yang berusia 15 –
64 tahun yang dimana dengan range usia 15 – 64 tahun, produk ini
dapat memenuhi keinginan konsumen dan dapat menggantikan tas
plastic yang digunakan oleh warga kota Surabaya yang menjadi isu
lingkungan untuk era masa kini.
 Positioning
Dalam penetapan posisi pasar, Tote bag Karung goni ini
memposisikan dirinya sebagai Tote bag Anti Mainstream yang dapat
menggantikan Tote bag pada umumnya dari segala bahan baku dan
kekuatan. Positioning yang diterapkan ini merupakan positioning
menurut penggunaan atau penerapan, karena industri Tote bag
memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk menggantikan Tote
bag pada umumnya.
 Differentiation

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-67

Yang menjadi perbedaan Tote bag ini dengan Tote bag lainnya berada
di bahan baku. Bahan baku Tote bag ini berasal dari Karung goni
bekas yang sudah tidak dipakai dan diolah menjadi sebuah hasil karya
nilai jual yang dapat dipakai dan menjadi jawaban keluh kesah warga
kota Surabaya sendiri.

5.4.8.3 Analisis Strategi Marketing Mix

Untuk analisis strategi peamsaran Marketing Mix memiliki empat unsur


yang dikenal dengan 4P, yaitu product, price, place, dan promotion.
Pembahasannya masing-masing adalah sebagai berikut :

 Product
Usaha ini menawarkan cara baru dalam penyimpanan barang-barang
atau aksesoris yang dibawa untuk bepergian, jalan – jalan, kuliah,
atau bahkan disaat belanja. Karena produk ini memiliki nilai
efisiensi yang menekankan prinsip quality & eco-green in design,
sehingga kualitas dari produk yang dihasilkan dan ramah lingkungan
adalah hal yang diwujudkan. Mengapa ramah lingkungan?
Dikarenakan produk ini dihasilkan dari bahan baku yang sudah tidak
dipakai kembali dan diolah kembali hingga menjadi produk yang
dapat dijual dengan nilai tersendiri. Tidak hanya itu, produk ini
memiliki beberapa tahapan untuk proses produksinya dengan
menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan yang tidak
mencemari lingkungan sekitar atau pemukiman.
 Price
Penentuan harga merupakan faktor yang kritis, karena harga yang
ditawarkan harus dapat bersaing dengan produk pesaing yang ada di
pasaran serta dapat dijangkau oleh semua kalangan, tidak hanya
untuk kalangan ekonomis saja yang dapat memiliki. Industri ini
menetapkan harga dengan metode cost based pricing, yaitu
penetapan harga berdasarkan hasil dari akumulasi biaya produksi
ditambah dengan persentase margin keuntungan. Karena industri ini

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-68

mengutamakan produk dari Karung goni memiliki banyak peminat


dibanding focus pada margin keuntungan. Dengan strategi ini dapat
dijalankan untuk memproduksi massal atau memproduksi dalam
jumlah unit yang besar (mass production-make to stock)
 Place
Dari hasil survei kepada 100 responden warga kota Surabaya,
sebanyak 72% responden membeli di offline store (toko), sedangkan
16% responden membeli di online store, dan sisanya 12% membeli
di marketplace (tokopedia, bukalapak, shopee). Berdasarkan hasil
survei tersebut, maka pendistribusian Tote bag Karung goni tersebut
harus dapat menjangkau toko – toko atau store yang ada di kota
Surabaya
 Promotion
Promosi produk tidak hanya terbatas pada promosi saja, tetapi juga
mengedukasi masyarakat agar dapat mengurangi penggunaan
sampah plastic yang ada disekitar kita beralih kepada Tote bag ini
untuk menggantikan tas plastic yang dapat. Cara – cara yang dapat
digunakan untuk mempromosikan Tote bag Karung goni dan
mengedukasi masyarakat ini adalah dengan cara :
 Mengikuti kegiatan pameran kerajinan tangan, event – event
industri local baru yang dapat menjadikan warga kota
Surabaya dapat mengenali produk ini.
 Melakukan endorsement terhadap influencer yang berada
dilingkungan kota Surabaya.
 Melakukan pemasaran dengan menggunakan iklan online di
internet atau social media (Instagram) untuk menjagkau pasar
secara menyeluruh.

5.4.9 Model Bisnis

Dalam pemasaran suatu produk pastinya akan mentargetkan suatu


produk yang dihasilkan ini akan ditujukan apakah produk tersebut menjadi

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-69

barang untuk konsumen (business to consumer) atau barang untuk


diperjual-belikan kembali oleh para reseller (business to business) dengan
harga yang dipatok sendiri oleh reseller atau bahkan model bisnis ini akan
menjadi (Business To Bisnis To Consumer). Disini industri Tote bag
Karung goni memakai model bisnis to bisnis to consumer (B2B2C) dan
bisnis to consumer (B2C) yang dimana pada bisnis to consumer (B2C) ini
consumer akan langsung berinteraksi dengan owner untuk pembelian
dengan jumlah kecil atau jumlah besar. Sedangkan untuk (Business To
Bisnis To Consumer) ini owner dari industri Tote bag Karung goni
memperjualbelikan bisnis ini dengan suatu media internet yang menjadi
wadah suatu penjualan yang bisa dikatakan marketplace. Marketplace ini
sendiri memiliki banyak contohnya seperti Tokopedia, BukaLapak dan
Shopee. Dimana marketplace ini adalah sebagai perantara antara consumer
dengan penjual.

Pada industri Tote bag Karung goni ini akan memasarkan produk ini
dengan menjual di semua marketplace, baik dari Tokopedia, BukaLapak,
Shopee, dan Facebook MarketPlace yang gunanya agar konsumen
mengetahui produk kami dan dapat menjangkau produk kami hingga
seluruh Indonesia. Karena dengan adanya marketplace ini dapat
meringankan dan mempermudah penjangkauan suatu produk ini tanpa
harus mengeluarkan biaya dengan biaya minimum. Harga diperjualkan
untuk konsumen dari produk ini dibanderol dengan harga Rp 50.000.
Karena dengan harga pasar Rp 50.000 ini dengan tujuan untuk
menyetarakan para konsumen agar dapat membeli dan memakai Tote bag
Karung goni ini dan semua dapat memakai baik dari kalangan remaja
hingga orang tua juga dapat memakai Tote bag Karung goni ini

Tidak hanya dijual di marketplace aja, namun akan terjadi kerja


sama dengan beberapa outlet fashion dan outlet oleh-oleh kota Surabaya.
Hal ini dilakukan agar pada outlet fashion untuk menjangkau kalangan
perempuan pada umumnya yang dapat menjadikan Tote bag Karung goni

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-70

ini mudah dikenal dan mudah diingat oleh para warga kota Surabaya. Dan
untuk outlet oleh-oleh kota Surabaya ini nantinya akan juga melakukan
kerjasama dengan beberapa outlet yang tersebar di kota Surabaya dengan
tujuan untuk dapat meningkatkan penjualan Tote bag Karung goni ini dan
dapat menajdi buah tangan disaat warga kota Surabaya ingin bepergian
luar kota atau luar neger dan para warga luar kota Surabaya yang sedang
berkunjung ke kota Surabaya.

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-71

5.5 Aspek AMDAL

Pada aspek ini akan membahas mengenai apakah bahan baku utama
dalam pendirian indutsri Tote bag Karung goni. Karena bahan baku utama
dalam pendirian industri Tote bag Karung Gon ini berasal dari Karung
goni bekas yang diolah dapat diolah menjadi suatu produk baru di Kota
Surabaya dan dapat mengurangi penggunaan kantong plastik saat ini yang
menjadi isu lingkungan. Dalam pengolahan bahan baku utama ini ada
beberapa langkah atau tahapan yang awalnya karung goni ini kotor atau
bau menjadi Karung goni yang layak menjadi bahan baku pembuatan.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Disaaat karung goni baru saja didapatkan harus dibersihkan dengan


sapu agar menghilangkan debu atau kotoran-kotoran yang
menempel pada Karung goni
2. Bersihkan dengan spons basah. Dengan ini spons basah dicelupkan
didalam air dingin lalu digosokkan kepada noda yang ada di Karung
goni.
3. Rendam dengan air dingin. Setelah proses sebelumnya Karung goni
akan direndam dengan air dingin dengan volume cukup dan
permukaan Karung goni ini secara keseluruhan dapat terendam.
Disini harus memakai air dingin, apabila menggunakan air panas
dapat menjadikan Karung goni ini menjadi menyusut
4. Bersihkan dengan deterjen. Pada rendaman air Karung goni dalam
proses sebelumnya, dapat dilanjutkan dengan pemberian deterjen
yang lembut dengan kadar atau takaran seperempat hingga setengah
tutup deterjen cair ke dalam air.
5. Rendam Kain Goni selamat lima menit. Pada proses sebelumnya,
diamkan rendaman air Karung goni tersebut selama 5 menit agar
dapat melepaskan kotoran atau noda yang ada pada Karung goni.
Namun waktu yang ditetapkan harus pas 5 menit, apabila melebihi

Teknik Industri - Universitas Surabaya


Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-72

dari lima menit akan berdampak kepada karung goni yang menjadi
melonggar.
6. Bilas dengan baik. Angkat Kain Goni dari rendaman air sebelumnya
dan kibaskan atau peras hingga tidak ada air pada Karung goni.
7. Penjemuran. Pada proses penjemuran ini Karung goni harus
dikeringkan secara mendatar dengan di beri handuk kering pada alas
Karung goni dan diatas permukaan Karung goni yang gunanya untuk
menyerap air yang ada pada Karung goni.

Tidak berhenti dengan bahan baku utamanya yaitu karung goni saja,
namun ada juga cara pengelolaan limbah sablon yang di hasilkan dari
proses produksi. Karena kita ketahui bahwa limbah dari sablon yang
dihasilkan berbahaya. Karena dapat dikethaui saja bahwa kandungan
dalam sablon mengandung bahan kimia yang berbahaya. Maka dari itu
disaat proses produksi penyablonan harus menggunakan keselamatan yang
tidak dapat merusak atau menganggu kesehatan dari operator. Pencemaran
limbah dari hasil penyablonan dan pencucian ini sangat berbahaya dan
memerlukan air yang banyak karena pada saat proses sterilisasi. Namun di
industry Tote bag Karung goni ini akan memanfaatkan limbah sablon yang
sudah tidak dipakai menjadi suatu wadah atau pot tanaman untuk di sekitar
lantai produksi atau sekitar ruangan.

Sedangkan untuk waste dari pembuatan produk totebag karung goni ini
memiliki waste saat proses produksinya, yaitu sisa-sisa potongan dari
pemotongan pola desain dari totebag tersebut. Waste dari pemotongan
desain totebag tersebut dapat dijadikan dekorasi pernikahan outdoor dan
dapat dijadikan buket bunga yang dirangkai jadi satu. Tidak hanya itu saja,
waste potongan dari desain totebag tersebut dapat dijadikan souvenir atau
pembungkus sabun. Maka dari itu waste yang dihasilkan dari proses
pembuatan tersebut tidak meninggalkan waste yang tidak sia-sia dan dapat
menghasilkan sebuah hasil atau nilai jual tersendiri.

Teknik Industri - Universitas Surabaya

Anda mungkin juga menyukai