Pengolahan data aspek pasar terdiri dari data primer dan data sekunder.
Pengolahan data primer aspek pasar menggunakan data dari hasil kuisioner.
Sedangkan data sekunder dari aspek pasar terdiri dari data penduduk kota Surabaya
berdasarkan range usia yang diambil dari BPS (Badan Pusat Statistik) kota
Surabaya.
Dalam kuesioner yang telah dibagikan kepada 100 responden warga kota
Surabaya dapat diambil beberapa hal pokok yang berkaitan dengan pendirian
industri Tote bag Karung goni di Surabaya. Data yang telah ada diolah dengan
menggunakan software SPSS 24. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari tiap
bagian kuesioner
1. Pertanyaan 1 : Usia Responden
Sebagian mayoritas besar dari 100 responden berusia pada 22 tahun yaitu
sebanyak 46 responden atau 46%. Sedangkan mayoritas kedua adalah
responden yang berusia 21 tahun dengan sebanyak 41 orang atau 41%. Dan
Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis Hasil ` 5-2
Usia
usia 18 tahun
usia 19 tahun
0%
1%
1%10%
1%
0%
usia 20 tahun
usia 21 tahun
46%
usia 22 tahun
41%
usia 23 tahun
usia 24 tahun
usia 25 tahun
Jenis Kelamin
jenis kelamin
35% Laki - laki
jenis kelamin
65%
Perempuan
3. Pertanyaan 3 : Pekerjaan
Responden dari penelitian ini didominasi dengan memiliki pekerjaan sebagai
mahasiswa yaitu dengan jumlah 90 orang atau 90%. Selanjutnya diikuti
dengan pekerjaan karyawan sebanyak 8 responden atau 8% dan yang
selanjutnya diikuti dengan responden yang memiliki pekerjaan wiraswasta
dengan sebanyak 2 responden atau 2%. Berikut ini adalah gambar berupa
diagram persentase dari status pekerjaan:
Status Pekerjaan
0% 2%
0% Pekerjaan Mahasiswa
8%
Pekerjaan Pelajar
Pekerjaan Karyawan
Pekerjaan Pegawai
90% Negeri
Pekerjaan Wiraswasta
atau 9%.Berikut ini adalah gambar dair persentase dari responden dengan
pendapatan per bulan :
Tempat Tinggal
2%
31% surabaya
sidoarjo
67% jakarta
Gambar 5.7 Persentase dari Responden mengetahui Tote bag atau tidak
8. Pertanyaan 8 : Apakah memiliki Tote bag?
Dari 100 responden terdapat 91 responden atau 91% yang memiliki Tote bag
dan sisanya sebesar 9 responden atau 9% tidak memiliki Tote bag
9. Pertanyaan 9 : Jenis Tote bag berbahan apa yang pada umumnya dibeli?
Dari 100 responden dan beberapa jenis dari atau bahan dasar Tote bag,
dominan responden membeli Tote bag dengan berbahan Kain Kanvas dengan
persentase 67% atau sebanyak 67 orang. Dan diikuti dengan Kain Spunbound
dengan 13 responden atau 13%, lalu ada urutan ketiga yaitu Kain Blacu
dengan sebanyak 11 orang atau 11%. Dan yang terakhir dari 100 responden
ada sebanyak 9 orang pada umumnya membeli Tote bag dengan Kain Drill.
Berikut ini adalah gambar dari persentase secara keseluruhan :
12. Pertanyaan 12 : Apakah pernah mengetahui Produk Tote bag berbahan dasaar
Karung goni?
Berikut ini adalah hasil dari 100 responden mengenai mengetahui produk
Tote bag berbahan dasar Karung goni, yaitu dengan sebanyak 42 responden
sudah mengetahui dan sedangkan 58 responden menjawab Tidak mengetahui
Produk Tote bag dengan berbahan dasar Karung goni. Berikut ini adalah
gambar dari persentase dari pertanyaan ini :
Gambar 5.12 Persentase dari Responden mengetahui produk Tote bag Karung goni
13. Pertanyaan 13 : Apakah tertarik dengan Tote bag berbahan dasar Karung
goni?
Dari 100 responden terdapat 86 responden yang memilih tertarik sedangkan
sisanya sebanyak 14 responden memilih tidak tertarik. Berikut ini adalah
gambar dari persentase dari pertanyaan berikut :
Gambar 5.13 Persentase dari Responden tertarik dengan Tote bag Karung goni
14. Pertanyaan 14 :Alasan apa yang membuat tetarik dengan Tote bag Karung
goni?
Dari 100 responden yang didapatkan ada 3 optional jawaban yang pertama
karena unik ini dengan persentase 43% atau 43 responden dan optional kedua
yaitu dengan jawaban belum ada di Surabaya sebesar 11% atau 11 responden
dan 13 responden memilih jawaban dengan anti mainstream atau berbeda
dengan yang lain. Dan yang terakhir adalah jawaban lain dari responden yang
saya berikan untuk responden dengan alasan lainnya dengan sebesar 33% atau
33 responden
unik
33% belum ada di surabaya
43%
anti mainstream
13%11%
alasan lainnya
Gambar 5.14 Persentase dari alasan Responden yang tertarik dengan Tote bag Karung goni
15. Pertanyaan 15 : Apakah berminat untuk membeli Tote bag Karung goni?
Dari 100 responden terdapat 85 orang berminat untuk membeli Tote bag
Karung goni dan sisanya 15 orang atau 15 responden memilih untuk tidak
berminat. Berikut ini adalah diagram persentase dari pertanyaan tersebut :
Gambar 5.15 Persentase dari Responden berminat membeli Tote bag Karung goni
16. Pertanyaan 16 : Range harga yang cocok untuk Tote bag Karung goni?
Dari 100 responden ada banyak jawaban yang diberikan oleh responden
dengan didominasinya pilihan jawaban dengan harga yang paling murah yaitu
Rp 25.000 – 35.000 sebesar 35%. Lalu dengan harga Rp 36.000 – 50.000
sebesar 32% . Dan sisanya pada harga Rp 51.000 – 65.000 sebesar 9
responden, dan untuk harga Rp 66.000 – 80.000 dan Rp 81.000 – 95.000 ini
sebanyak 2 responden.Berikut ini adalah diagram persentase dari pertanyaan
tersebut :
Data sekunder yang diambil adalah data jumlah penduduk kota Surabaya
yang diperoleh dari website resmi Badan Pusat Statistik. Data ini digunakan untuk
mencari nilai proyeksi penduduk yang kemudian digunakan untuk menghitung
Pasar Potensial (PP), Pasar Potensial Efektif (PPE), dan Permintaan Efektif (PE).
Berikut ini adalah jumlah proyeksi penduduk kota Surabaya tahun 2014 – 2018:
Dari data ini maka akan digunakan sebagai dasar perhitungan proyeksi
penduduk kota Surabaya 5 tahun mendatang dengan menggunakan program
Minitab 16. Dengan menggunakan fitted line plot :
2110000
2100000
2090000
2080000
2070000
2014 2015 2016 2017 2018
tahun
Dari hasil fitted line plot diatas dengan Minitab 16 tersebut menghasilkan
perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk beberapa tahun ke depan dengan
berdasarkan data jumlah penduduk kota Surabaya yang berusia 15-64 tahun 5 tahun
sebelumnya (2014 – 2018). Berikut rumus yang selanjutnya akan digunakan untuk
menghitung jumlah proyeksi penduduk 5 tahun mendatang.
Yt = -23.129.323 + 12.513 x t
t = Tahun ke –
Y5 = -23.129.323 + 12.513 x t
= 2.184.476
Tahun
Tahun Jumlah penduduk
ke -
1 2019 2.134.424
2 2020 2.146.937
3 2021 2.159.450
4 2022 2.171.963
5 2023 2.184.476
Pasar potensial dari Tote bag Karung goni ini dilihat dari segi demografi
usia dengan rentang usia 15 – 64 Tahun. Berdasarkan perhitungan persentase
jumlah penduduk kota Surabaya dengan usia 15 – 64 adalah 78% dari keseluruhan
jumlah penduduk kota Surabaya. Nilai ini didapatkan dari banyaknya jumlah
penduduk di kota Surabaya dikalikan dengan persentase jumlah penduduk dengan
rentang usia 15 – 64 tahun. Berikut ini adalah hasil perhitungan sebagai berikut :
Tahun Jumlah PP
2019 1.664.850
2020 1.674.610
2021 1.68.4371
2022 1.694.131
2023 1.703.891
Pasar potensial efektif di sini adalah pasar dari Industri Tote bag Karung
goni yang disesuaikan dengan para pelaku industry totebag lainnya yang lebih
dikenal dan dimengerti dari responden kuisioner dan didapatkan dari survei yang
tidak berminat dengan Tote bag Karung goni ini dengan sebesar 14%. Berdasarkan
hasil perhitungan didapatkan nilai pasar potensial efektif seperti berikut:
2019 233079
2020 234445
2021 235811
2022 237178
2023 238544
Oleh karena produk Tote bag Karung goni ini adalah produk Tote bag yang
baru dan belum ada di kota Surabaya, sehingga persentase permintaan efektif
diperoleh melalui perhitungan kapasitas produksi. Diketahui bahwa data jumlah
Pasar Potensial Efektif untuk tahun 2019 adalah sebesar 224.723,66 orang. Dari
data Pasar Potensial Efektif dan data survei awal dengan pendapatan di atas
Rp.3.000.000 dan menghasilkan nilai persentase sebesar 9% yang didapatkan dari
hasil survei kuisioner dengan atas dasar bahwa masyarakat akan menyisihkan
sebagian uangnya untuk hal yang dia inginkan. Maka didapatkan hasil perhitungan
permintaan efektif untuk setiap tahun sebagai berikut :
Tahun Jumlah PE
2019 20.977
2020 21.100
2021 21.223
2022 21.346
2023 21.469
2. Rumah B
Alamat : Dupak Jaya
LT : LT 105 m2, LB 105 m2
Ruangan : 3 Ruang Multifungsi & 2 Kamar Mandi
Spesifikasi : PDAM, PLN 2200 Watt, Rangka Atap Kayu,
Bangunan 90%(good condition),Row Jalan cukup 2
mobil
Harga : Rp.900.000.000
3. Rumah C
Alamat : Sukomanunggal, Surabaya
LT : LT 100 m2,LB 235 m2
4. Rumah D
e. Menghitung total nilai terbobot yang pada masing-masing lokasi rumah dengan
cara mengalihkan nilai tiap sub-kriteria faktor dengan bobot yang telah
ditentukan.
Setelah mendapatkan hasil penilian terbobot dari tiap lokasi, maka dapat
diketahui nilai lokasi mana yang lebih unggul. Perolehan nilai terbesar itulah yang
menunjukkan bahwa lokasi tersebut mendekati kesesuaian dengan faktor penting
yang dieprtimbangkan dalam memilih wilayah. Dari keempat nilai tersebut Rumah
A menunjukkan nilai 91,5, rumah B 85,6, rumah C 87,1, dan rumah D 94,1. Nilai
terbesar diperoleh oleh rumah D dengan perolehan nilai sebesar 94,1. Sehingga
lokasi rumah D direncanakan sebagai tempat dimana bisnis nantinya akan dapat
berjalan atau berlangsung.
Menunggu kain
D-1 goni hingga
kering
2 Proses screening
30menit O-2 dan recover
bahan baku
Di Mesin Jahit
2 Proses desain
5 menit O-3 pola kantong tas
dan tali
selempang
2 Pemindahan dan
30menit O-4 penyimpanan ke
gudang bahan
jadi
S-1 Penyimpanan di
Gudang bahan
jadi
Proses Merapikan
1 menit O-7 dengan Gas Torch
Nankai
Di Meja Ukur
Di Mesin Jahit
S-2
Skill Effort
+0.15 A1 +0.15 A1
Superskill Superskill
+0.13 A2 +0.13 A2
+0.11 B1 +0.11 B1
Excellent Excellent
+0.08 B2 +0.08 B2
+0.06 C1 +0.06 C1
Good Good
+0.03 C2 +0.03 C2
+0.00 D Average +0.00 D Average
-0.05 E1 -0.05 E1
Fair Fair
-0.10 E2 -0.10 E2
-0.16 F1 -0.16 F1
-0.22 F2 Poor -0.22 F2 Poor
Conditions Conditions
+0.06 A Ideal +0.06 A Ideal
+0.04 B Excellent +0.04 B Excellent
+0.02 C Good +0.02 C Good
0.00 D Average 0.00 D Average
-0.03 E Fair -0.03 E Fair
-0.07 F Poor 0.07 F Poor
100%
Waktu Standar (Ws) = 𝑊𝑠 𝑥 (100%−%𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒)
1
Output Standart (Os) = (𝑊𝑠)
Waktu Output
Elemen Performance Waktu Waktu
Pengamatan Allowance standart
Kegiatan Rating Normal Standart
(jam) (Unit)
Ukur +
Gunting
Pola 0,3 1,11 0,333 0,1 0,37 2,7027027
kantung
tas
Ukur +
Gunting
Tali 0,15 1,11 0,1665 0,1 0,185 5,4054054
Selempang
Tas
Menjahit
Tali Tas +
1 1,11 1,11 0,1 1,2333333 0,8108108
Kantong
Tas
1 1
Output standart = Waktu Standart = 1,233 = 0,83 unit/jam ≈ 1 unit/jam
Untuk tahap awal, jumlah mesin jahit yang diperlukan sebanyak 10 unit dan
jumlah operator produksi sebanyak 10 orang. Dengan jumlah pekerja dan jumlah
mesin tersebut, kapasitas yang diinginkan dapat tercapai yakni sebanyak 400
unit/minggu. Namun, untuk kedepannya tidak menutup kemungkinan untuk
melakukan ekspansi seperti penambahan jumlah mesin dan operator disesuaikan
dengan demand yang ada di pasar. Berikut adalah perhitungan penentuan jumlah
mesin dan operator pekerjaan manual:
60 20.997
𝑁= 𝑥 = 15.02 ≈ 15
60 2400 x 0.56
N = 15 Operator produksi
Sehingga, berikut daftar mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi
:
Mesin jahit
Meja perakitan
Pencucian Gudang
Meja
Gudang Bahan Baku & Mesin jahit barang
perakitan
Pengeringan jadi
Mesin jahit - 1
Meja perakitan - 1
Mesin Frekuensi
Gudang bahan baku –
1
pencucian dan pengeringan
Pencucian dan Pengeringan –
1
mesin jahit
Mesin jahit – meja perakitan 1
Meja perakitan – Gudang
1
barang jadi
Meja Perakitan
1,5
m
15 m
4m
m
9
Mesin Jahit
m
4.
5
Mesin Jahit 3m
5m
3m
3 meter
2 meter
Kamar
Mandi
meter
4.5 meter
Gudang Bahan
Meja CEO
Baku
4,5 meter
meter
3 meter
18 meter
Meja Assisten CEO
7 meter
9 meter
2,5 meter
Lantai 2
9,5 meter
1,5 meter
4,5 meter
2 meter 1,5
m
Lantai Produksi
9 meter
Tempat Penjemuran
Tempat Pencucian
9 meter
18 meter
Gudang Barang
Jadi (Produk)
5 meter
2 meter
Kamar
Mandi
2 meter
= 9 sepeda motor
SW = 0.5 θ = 90o
SW
PW =Sin𝛉
0,5
= Sin𝟗𝟎 = 0.5 meter
= 13.5 meter
= 4.5 meter
Luas lahan parkir total adalah 42 m2 + 60.75 m2 = 102,75 m2.. Jadi jumlah yang
tertampung dengan luasan total sebanyak 2 buah mobil large car, 1 mobil standart
car dan 9 sepeda motor.
Asumsi : proses produksi dilakukan oleh 15 operator dan berlangsung secara paralel
Overhead 1
Tabel 5.17 Rincian Biaya Overhead 1
Overhead 2
Tabel 5.18 Rincian biaya overhead 2
Overhead 3
Tabel 5.19 Rincian Biaya Overhead 3
Biaya bulanan
No Mesin Jumlah Harga Umur
(Rp)
Total 12.828.000
Overhead 4
Tabel 5.20 Rincian Biaya Overhead 4
Total unit
Harga Total Unit
No Jenis ∑ Satuan bulanan
(Rp/Unit) tahunan (Rp)
(Rp)
Jarum Jahit
1 10 Pack Rp3.500 Rp42.000 Rp3.500
Mesin
Karung
2 11.124 unit Rp 4.500 Rp9.000.000 Rp375
goni
Benang
Jahit Nilon
3 1 Unit Rp70.000 Rp840.000 Rp70.000
Coast
Aquil No 6
4 Pensil 10 lusin Rp7.250 Rp870.000 Rp14.500
5 Alat bakar 1 Unit Rp90.000 Rp1.080.000 Rp90.000
Daun
6 2 Unit Rp.80.000 Rp160.000 Rp6.666
Resleting
Tabung
Rp
7 Gas 15 Unit Rp 15.000 Rp 2.700.000
225.000
Portable
Total Rp410.041
Harga pokok produksi = direct labour cost + material cost + factory overhead cost
+ non manufacturing cost
(50.000−47.792)
Margin keuntungan = 𝑥 100 % = 4,62%
47.792
Tahap selanjutnya adalah aspek manajemen, pada bagian ini akan dibahas
mengenai struktur organisasi, job description, job specification, gaji dan jumlah
tenaga kerja yang diperlukan. Pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut.
Bentuk usaha industri Tote bag Karung goni ini adalah usaha perorangan,
sehingga kepemilikan modal yang digunakan adalah modal sendiri dan pemilik
Industri Tote bag Karung goni ini sendiri adalah sebagai pimpinan tertinggi. Bentuk
struktur organisasi dari Industri Tote bag Karung goni ini akan dibuat secara
vertical, dimana semua bagian yang bertanggung jawab pada bagian atasan. Berikut
juga akan dibahas Job Description dan Job Specification.
CEO
Assisten CEO
Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja
Produksi Produksi Produski Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi
CEO
Bertanggung jawab dalam memantau kinerja industri
Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan sebuah industri
Mengadakan kerja sama dengan beberapa rekan kerja lain
Mengelola hubungan baik dengan pelanggan
Mengatur distribusi penjualan yang efektif
Melakukan rencana pemasaran dan strategi pemasaran
Memasarkan produk Tote bag Karung goni yang telah diproduksi
Berikut ini adalah jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menjalankan
perusahaan beserta perincian gaji:
Tabel 5.22 Daftar Gaji
CEO Rp 5.000.000
Assisten
Rp3.500.000
CEO
Operator Rp1.630.000
Pada aspek ini akan dibahas mengenai perhitungan biaya yang dikeluarkan
dalam usaha pendirian industri Tote bag Karung goni
Dalam mendirikan suatu usaha, pemilik usaha perlu mengetahui biaya yang
diperllukan untuk tanah dan bangunan. Namun pada Tote bag Karung goni ini
adalah suatu industri baru yang akan direncanakan di kota Surabaya, maka terdapat
terbatasnya dana. Maka dari itu Industri tote bag Karung goni memilih untuk
kontrak bangunan atau sewa bangunan yang sudah jadi. Beriktu ini adalah
perhitungan biaya sewa bangunan :
Adapun biaya peralatan yang dibutuhkan baik peralatan usaha dan peralatan
penunjang operasional lainnya beserta jumlah yang dibutuhkan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 5.24 Biaya peralatan usaha pembuatan Tote bag Karung goni
6 Rp 240.000
14 Alat bakar gas torch 40.000
Total Rp151.070.500
Pada saat hari raya industri Tote bag Karung goni harus memberikan tunjangan hari
raya (THR) dan bonus selama bekerja bagi semua operator atau tenaga kerja
langsung sebesar satu kali gaji, sehingga besarnya gaji operator dalam satu tahun
adalah
Untuk tahun-tahun selanjutnya gaji tenaga kerja akan dinaikkan sebesar 10% per
tahun sesuai dengan laju inflasi, sehingga didapatkan besarnya biaya tenaga kerja
langsung per tahun adalah sebagai berikut :
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak langsung
berhubungan dengan produksi, yaitu CEO beserta assisten CEO sendiri. Disini
CEO akan mendapatkan gaji sebesar Rp 5.000.000 sedangkan untuk Assisten CEO
akan mendapatkan gaji sebesar Rp. 3.500.000,- per bulannya.
Berikut ini adalah perhitungan gaji CEO dan Assisten CEO dalam satu tahun
Biaya Air
Air yang digunakan dibagi menjadi 2, yaitu air yang dibutuhkan untuk
bahan baku produksi dan air yang digunakan untuk keperluan lainnya.
Untuk biaya utilita sini, hanya memperhitungkan biaya iar yang digunakan
untuk keperluan lainnya. Bila diperkirakan tiap harinya industri
membutuhkan air sebanyak 15 m3, maka kebutuhan air tiap bulan adalah 15
x 2 x 2 = 60 m3
Biaya air per bulan = 60 x Rp. 2.500 = Rp.150.000
Biaya air per tahun = Rp. 150.000 x 12 = Rp.1.800.000
Keterangan :
Biaya promosi untuk tahun berikutnya akan mengalami kenaikan tiap tahunnya
sebesar 5%. Besarnya biaya promosi tahun 2018-2023 adalah sebagai beriktu ini :
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023
Rp25.760.000 Rp28.336.000 Rp31.169.600 Rp34.286.560 Rp37.715.216
Biaya pajak bumi dan bangunan (PBB) merupakan biaya pajak yang harus
dibayar untuk setiap tahunnya. Besarnya biaya PBB dapat dihitung dengan cara
beriktu ini :
NJOP (Rp)
Objek Pajak Luas 2
Per m Jumlah
Bumi 171 Rp8.000.000 Rp1.368.000.000
Bangunan 285 Rp5.000.000 Rp1.425.000.000
Total Rp2.793.000.000
Total NJOP : Rp 2.793.000.000
5% x Rp 558.600.000 : Rp 27.930
Besarnya biaya PBB yang harus dibayar sebesar Rp. 27.930.000. Biaya ini akan
naik sebesar 10% tiap tahunnya, Sehingga besarnya biaya PBB selama horizon
perencanaan adalah :
Biaya perijinan usaha ini dihitung berdasarkan estimasi biaya yang telah
ditentukan pada bab 4. Biaya peirjinan dibebankan kepada industri pada awal usaha
dan akan diperbaharui setelah 5 tahun ke depan. Adapun besarnya biaya perijinan
adalah berikut ini :
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Biaya Depresiasi =
Umur
Umur Amortisasi
No Jenis (tahun) Biaya (Rp) (Rp/tahun)
1 HO 5 Rp1.780.000 Rp 356.000
2 SIUP 5 Rp2.500.000 Rp 500.000
3 SITU 5 Rp 3.700.000 Rp 740.000
Total biaya amortisasi Rp 1.596.000
Tabel 5.35 Pemakaian jumlah dan biaya bahan baku per unit
Total Project Cost meurpakan biaya yang dibutuhkan pada saat awal usaha.
Total Project Cost meliputi biaya investasi tetap (fixed investment cost), modal
kerja (working capital), dan biaya pendahuluan (venture initation cost). Siklus
modal kejra (working capital( pada usaha ini adalah 3 bulan, karena pendapatan
usaha diperoleh setiap bulan dan belum tentu pembayaran dibayarkan langsung
sehingga modal kerja untuk awal pra operasi di akumulasikan selama 3 bulan agar
modal kerja dapat mencukupi kebutuhan bulan selanjutnya. Berikut adalah
perhitungan Total Project Cost adalah sebagai berikut :
Working Capital
1. Biaya Tenaga Kerja Rp 115.325.000
2. Biaya Bahan Baku Rp 84.595.788
3. Biaya Overhead Rp 28.974.263
Biaya – biaya yang diperhitungkan dalam HPP adalah seluruh biaya operasi,
biaya depresiasi, dan biaya amortisasi. Perhitungan harga pokok produksi dapat
dilihat pada tabel berikut :
Rp 776.654.551
= 𝑅𝑝 155.330.910
5
Rp796.580.202
= Rp 39.385,66
20225.13
𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
- Minimum profit per Tote bag Karung goni = = PE Tahun 2019
𝑅𝑝 155.330.910
= = 𝑅𝑝 7.680
20225.13
Harga minimum per Tote bag Karung goni = HPP per Tote bag Karung goni + Min.
profit per Tote bag Karung goni
Untuk menyamakan harga minimum digunakan rata – rata harga minimum per
tahun dari tahun 2019 – 2023, dengan rumus sebagai berikut :
∑ 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 − 2023
Tahun proyeksi (5 Tahun)
Sehingga didapatkan harga rata-rata minimum untuk 1 Tote bag Karung goni ini
adalah Rp 49.814 dibulatkan menjadi Rp 50.000. Dengan keuntungan 2% maka
harga per Tote bag Karung goni adalah Rp 51.000 dan dijual dipasaran dengan
harga Rp. 50.000 per Tote bag Karung goni. Dan akan naik sebesar 10% tiap
tahunnya akibat inflasi (dibulatkan) :
Tabel 5.38 harga per Tote bag Karung goni setelah dibulatkan
Pendapatan industri Tote bag Karung goni tahun 2019 sampai dengan 2023
didapatkan harga Tote bag Karung goni tahun ke-I dikalikan dengan PE tahun ke-i
Tabel 5.39 Pendapatan Tote bag karung goni dari tahun 2019-2023
Cash Flow 0 Tahun ke -1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
(-
Rp106.445 Rp209.231 Rp306.248 Rp396.589 Rp485.684
Rp547.759
.587 .962 .385 .115 .383
.500)
Peningkatan ini dikarenakan kenaikan outflow tiap tahun diimbangi
dengan adanya kenaikan inflow (pendapatan). Perhitungan aliran kas
periode pra operasi dan periode 2019-2023 dapat dilihat di lampiran
Untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi dari aspek keuangan, perlu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan beberapa kriteria. Kriteria tersebut
antara lain :
Dengan menggunakan nilai MARR sebesar 13% dan memperhitungkan nilai sisa
pada akhir tahun horizon perencanaan, dan menghasilkan nilai NPV sebesar
Rp429.390.501,07. Dari nilai NPV tersebut bahwa nilai NPV>0. Sehingga dapat
dikatakan bahwa industri Tote bag Karung goni ini layak untuk didirikan.
Discounted Payback Period adalah metode perhitungan untuk mencari tahu saat
kapan modal dapat kembali. Perhitungan Discounted Payback Period adalah
sebagai berikut
Tabel 5.43 Nilai Discounted Payback Period
Tahun Net Cash Flow (P/F;13%;n) Nilai Kumulatif
0 (547.759.500)
1 94.199.635
2 163.859.317
3 212.245.493
4 243.235.531 165.780.476
5 263.610.025 429.390.501
Perhitungan titik impas (Break Even Point) setiap tahun dilakukan untuk
mengetahui jumlah minimal pendapatan agar pendirian usaha dapat dikatakan layak
dilakukan. Biaya-biaya yang dipakai untuk perhitungan titik impas adalah fixed
cost dan variable cost. Biaya-biaya yang berpengaruh dalam analisis titik impas ini
antara lain sebagai berikut :
Berikut ini adalah nilai dari perhitungan break even point pada industri Tote bag
Karung goni sebagai berikut :
PP = Pendapatan – TVC – FC
= P – TVC – FC
Keterangan :
Skenario
Variabel Skenario Perubaha
1 Pretax Pretax Perubaha
yang 2 (5%) n dalam Ranking
(Original Profit Profit n
berubah 5% Absolut
)
Tahun
Aktivitas
2019 2020 2021 2022 2023
Fixed Asset Turn Over Pendapatan/Aktiva
2,24 3,44 5,54 10,14 28,12
(FATO) Tetap
Total Asset Turn Over Pendapatan/Total
1,18 1,16 1,07 0,95 0,64
(TATO) Aktiva
Laba Bersih/Total 9,61 18,25 21,97 22,63 21,80
Return on Asset (ROA)
Aktiva % % % % %
10,63 24,70 38,10 50,73 62,49
Return on Equity (ROE) Laba Bersih/Modal
% % % % %
Gross Profit Margin Laba 28,39 35,48 40,12 43,21 45,22
(GPM) Kotor/Pendapatan % % % % %
Operating Profit Margin Laba 9,07 17,44 22,91 26,53 28,87
(OPM) Operasi/Pendapatan % % % % %
Laba 8,17 15,70 20,62 23,88 25,99
Net Profit Margin (NPM)
Bersih/Pendapatan % % % % %
Pada analisis SWOT ini akan dibahas mengani produk Tote bag Karung
goni ini dibandingan competitor jika dilihat dari faktor internal (strength
dan weakness) serta faktor eksternal (opportunity dan threat) di mata
konsumen. Berikut merupakan hasil analisis SWOT dari produk Tote bag
Karung goni
o Kekuatan (Strength)
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
kekuatan dari produk ini adalah produk Tote bag yang berbahan dasar
Karung goni ini masih baru dan belum pernah ada industri lokal yang
memproduksi sebelumnya di kota Surabaya. Hal ini berarti masih
belum banyak kompetitor, sehingga persaingan tidak terlalu ketat.
Kompetitornya adalah Tote bag umum sendiri atau Tote bag import.
Dapat menjadi pengganti tas plastic yang menjadi isu lingkungan atau
penyebab permasalahan yang ada.
o Kelemahan (Weakness)
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
kelemahan (weakness) pada produk Tote bag ini adalah karena
merupakan industri yang masih baru, maka hanya satu jenis atau satu
model Tote bag saja yang di produksi. Masih susah untuk
mendapatkan supplier material produksi yang tetap.
o Peluang (Opportunities)
Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh industri Tote bag ini adalah
bahan baku yang tidak umum di pasaran. Bahan baku ini adalah bahan
baku yang berasal dari recycle karung goni yang sudah tidak dipakai
kembali.
o Threats (Ancaman)
Yang menjadi ancaman terhadap Tote bag Karung goni ini adalah
produk yang belum begitu dikenal masyarakat dan memiliki daya beli
produk yang rendah oleh warga kota Surabaya
Segmentation
Tote bag Karung goni ini merupakan produk baru yang ditujukan
untuk menggantikan tas plastik bagi warga kota Surabaya. Belum ada
di kota Surabaya Tote bag dengan bahan dasar atau bahan baku yang
berasal dari barang bekas yang sudah tidak dipakai. Oleh karena itu,
segmentasi produk ini adalah semua penduduk kota di Surabaya baik
pria maupun wanita. Produk ini tidak hanya ditujukan untuk kelas
ekonomi tertentu saja seperti produk lainnya, karena berdasarkan
survei yang dilakukan dan didapati bahwa Tote bag pada umumnya
ada di semua kelas ekonomi. Produk ini hanya mensegmentasi
berdasarkan geografis, yaitu di Kota Surabaya dan sekitarnya.
Targeting
Target dari produk ini adalah warga kota Surabaya yang berusia 15 –
64 tahun yang dimana dengan range usia 15 – 64 tahun, produk ini
dapat memenuhi keinginan konsumen dan dapat menggantikan tas
plastic yang digunakan oleh warga kota Surabaya yang menjadi isu
lingkungan untuk era masa kini.
Positioning
Dalam penetapan posisi pasar, Tote bag Karung goni ini
memposisikan dirinya sebagai Tote bag Anti Mainstream yang dapat
menggantikan Tote bag pada umumnya dari segala bahan baku dan
kekuatan. Positioning yang diterapkan ini merupakan positioning
menurut penggunaan atau penerapan, karena industri Tote bag
memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk menggantikan Tote
bag pada umumnya.
Differentiation
Yang menjadi perbedaan Tote bag ini dengan Tote bag lainnya berada
di bahan baku. Bahan baku Tote bag ini berasal dari Karung goni
bekas yang sudah tidak dipakai dan diolah menjadi sebuah hasil karya
nilai jual yang dapat dipakai dan menjadi jawaban keluh kesah warga
kota Surabaya sendiri.
Product
Usaha ini menawarkan cara baru dalam penyimpanan barang-barang
atau aksesoris yang dibawa untuk bepergian, jalan – jalan, kuliah,
atau bahkan disaat belanja. Karena produk ini memiliki nilai
efisiensi yang menekankan prinsip quality & eco-green in design,
sehingga kualitas dari produk yang dihasilkan dan ramah lingkungan
adalah hal yang diwujudkan. Mengapa ramah lingkungan?
Dikarenakan produk ini dihasilkan dari bahan baku yang sudah tidak
dipakai kembali dan diolah kembali hingga menjadi produk yang
dapat dijual dengan nilai tersendiri. Tidak hanya itu, produk ini
memiliki beberapa tahapan untuk proses produksinya dengan
menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan yang tidak
mencemari lingkungan sekitar atau pemukiman.
Price
Penentuan harga merupakan faktor yang kritis, karena harga yang
ditawarkan harus dapat bersaing dengan produk pesaing yang ada di
pasaran serta dapat dijangkau oleh semua kalangan, tidak hanya
untuk kalangan ekonomis saja yang dapat memiliki. Industri ini
menetapkan harga dengan metode cost based pricing, yaitu
penetapan harga berdasarkan hasil dari akumulasi biaya produksi
ditambah dengan persentase margin keuntungan. Karena industri ini
Pada industri Tote bag Karung goni ini akan memasarkan produk ini
dengan menjual di semua marketplace, baik dari Tokopedia, BukaLapak,
Shopee, dan Facebook MarketPlace yang gunanya agar konsumen
mengetahui produk kami dan dapat menjangkau produk kami hingga
seluruh Indonesia. Karena dengan adanya marketplace ini dapat
meringankan dan mempermudah penjangkauan suatu produk ini tanpa
harus mengeluarkan biaya dengan biaya minimum. Harga diperjualkan
untuk konsumen dari produk ini dibanderol dengan harga Rp 50.000.
Karena dengan harga pasar Rp 50.000 ini dengan tujuan untuk
menyetarakan para konsumen agar dapat membeli dan memakai Tote bag
Karung goni ini dan semua dapat memakai baik dari kalangan remaja
hingga orang tua juga dapat memakai Tote bag Karung goni ini
ini mudah dikenal dan mudah diingat oleh para warga kota Surabaya. Dan
untuk outlet oleh-oleh kota Surabaya ini nantinya akan juga melakukan
kerjasama dengan beberapa outlet yang tersebar di kota Surabaya dengan
tujuan untuk dapat meningkatkan penjualan Tote bag Karung goni ini dan
dapat menajdi buah tangan disaat warga kota Surabaya ingin bepergian
luar kota atau luar neger dan para warga luar kota Surabaya yang sedang
berkunjung ke kota Surabaya.
Pada aspek ini akan membahas mengenai apakah bahan baku utama
dalam pendirian indutsri Tote bag Karung goni. Karena bahan baku utama
dalam pendirian industri Tote bag Karung Gon ini berasal dari Karung
goni bekas yang diolah dapat diolah menjadi suatu produk baru di Kota
Surabaya dan dapat mengurangi penggunaan kantong plastik saat ini yang
menjadi isu lingkungan. Dalam pengolahan bahan baku utama ini ada
beberapa langkah atau tahapan yang awalnya karung goni ini kotor atau
bau menjadi Karung goni yang layak menjadi bahan baku pembuatan.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
dari lima menit akan berdampak kepada karung goni yang menjadi
melonggar.
6. Bilas dengan baik. Angkat Kain Goni dari rendaman air sebelumnya
dan kibaskan atau peras hingga tidak ada air pada Karung goni.
7. Penjemuran. Pada proses penjemuran ini Karung goni harus
dikeringkan secara mendatar dengan di beri handuk kering pada alas
Karung goni dan diatas permukaan Karung goni yang gunanya untuk
menyerap air yang ada pada Karung goni.
Tidak berhenti dengan bahan baku utamanya yaitu karung goni saja,
namun ada juga cara pengelolaan limbah sablon yang di hasilkan dari
proses produksi. Karena kita ketahui bahwa limbah dari sablon yang
dihasilkan berbahaya. Karena dapat dikethaui saja bahwa kandungan
dalam sablon mengandung bahan kimia yang berbahaya. Maka dari itu
disaat proses produksi penyablonan harus menggunakan keselamatan yang
tidak dapat merusak atau menganggu kesehatan dari operator. Pencemaran
limbah dari hasil penyablonan dan pencucian ini sangat berbahaya dan
memerlukan air yang banyak karena pada saat proses sterilisasi. Namun di
industry Tote bag Karung goni ini akan memanfaatkan limbah sablon yang
sudah tidak dipakai menjadi suatu wadah atau pot tanaman untuk di sekitar
lantai produksi atau sekitar ruangan.
Sedangkan untuk waste dari pembuatan produk totebag karung goni ini
memiliki waste saat proses produksinya, yaitu sisa-sisa potongan dari
pemotongan pola desain dari totebag tersebut. Waste dari pemotongan
desain totebag tersebut dapat dijadikan dekorasi pernikahan outdoor dan
dapat dijadikan buket bunga yang dirangkai jadi satu. Tidak hanya itu saja,
waste potongan dari desain totebag tersebut dapat dijadikan souvenir atau
pembungkus sabun. Maka dari itu waste yang dihasilkan dari proses
pembuatan tersebut tidak meninggalkan waste yang tidak sia-sia dan dapat
menghasilkan sebuah hasil atau nilai jual tersendiri.