Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1.1 Pengumpulan Data


3.2.1 Data Umum Perusahaan
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan
Kedai Kopi Bale 61 adalah perusahaan Kedai Kopi modern yang berfokus
di bidang penyedia kebutuhan wisata kuliner berupa minuman kopi banyak varian
inovatif yang disediakan kedai tersebut. Selain menyediakan minuman kopi,
tujuan lain dari kedai ini yaitu mengenalkan produk kopi khas Jawa Barat yang
sedang banyak diminati masyarakat.
Kedai Kopi ini membuka toko pada mei 2019 di jalan Jaksa Naranata no
169 Kabupaten Bandung. Kedai Kopi Bale 61 dikenal oleh masyarakat dengan
harganya yang terjangkau, pelayanan yang ramah, serta suasana dan sarana kedai
kopi yang nyaman, karena itu lah kini Kedai Kopi menjelma sebagai salah satu
kedai yang banyak diminati di Kabupaten Bandung
Dengan misi memenuhi kebutuhan masyarakat agar tetap menjadi pilihan
utama penyedia minuman kopi, Kedai Kopi Bale 61 selalu berusaha untuk
memberikan produk dan layanan yang berkualitas dengan mengutamakan
kepuasan konsumen. Langkah yang dilakukan pada saat ini dengan menggunakan
program promosi "SUMO" atau Sunday Monday  yang bertujuan menarik
konsumen yang ingin menghabiskan waktu Weekend dengan bersantai di kedai
Kopi.

4.1.1.2 Visi
“Tetap Menjadi Pilihan Utama Penikmat Kopi.”

4.1.1.3 Misi
“Menyampaikan Karakter Dan Keunikan Dari Kopi Bale 61 Serta Mengenalkan
Kopi Khas Jawa Barat Kepada Masyarakat”.

1
4.1.2 Data Yang Dikumpulkan
Pada penelitian ini, data dikumpulkan dengan kuesioner. Kuesioner terdiri
dari 2 bagian. Bagian A adalah kuesioner yang digunakan untuk menghimpun
data umum responden seperti, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan,
pendidikan, dan jumlah berkunjung. Kuesioner Bagian B adalah kuesioner yang
digunakan untuk menghimpun data penilaian konsumen, stok produk, varian
produk, keterjangkauan harga, event, diskon, kestrategisan, customer service,
suasana kedai dan menu harga.

4.1.3 Karakteristik Responden


Data karakteristik responden dihimpun dari 100 responden yang berasal
dari Kedai Kopi Bale 61. Hasil selengkapnya diperlihatkan di bawah ini:

4.1.4.1 Jenis Kelamin


Responden tersurvei mewakili semua golongan jenis kelamin dengan
distribusi seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Karekteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Jumlah Percent
Pria 40 40%
Wanita 60 60%
Total 100 100%

Jenis Kelamin Responden


70
60
50
40
30
20
10
0
Pria Wanita
Gambar 4.2 Diagram Karekteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

Bedasarkan hasil data yang diperoleh, karakteristik jenis kelamin


responden kelompok terbesar adalah yang berjenis kelamin wanita yaitu 60
responden dengan presentase (60%). Hal ini menunjukan bahwa secara umum
konsumen yang datang ke Kedai Kopi Bale 61 adalah wanita.

4.1.4.2 Usia
Responden tersurvei mewakili semua golongan usia dengan distribusi
seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Karekteristik responden berdasarkan Usia


Usia Jumlah Percent
15 – 18 tahun - -
19 – 25 tahun 30 38%
26 – 35 tahun 32 40%
> 35 tahun 18 23%
Total 80 100%

Usia Responden
35
30
25
20
15
10
5
0
19 – 25 tahun 26 – 35 tahun > 35 tahun

Gambar 4.3 Diagram Karekteristik responden berdasarkan Usia

Bedasarkan hasil data yang diperoleh, karakteristik usia responden


kelompok terbesar adalah yang berusia 26 tahun sampai 35 tahun sebanyak 32
responden dengan presentase (40%). Hal ini menunjukan bahwa secara umum
konsumen yang berkunjung di Kedai Kopi Bale 61 adalah antara remaja dan
orang dewasa.
4.1.4.3 Pendidikan
Responden tersurvei mewakili semua golongan pendidikan dengan
distribusi seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Karekteristik responden Pendidikan

Pendidikan Jumlah Percent

SD - -
SMP 34 34%
SMA 60 60%
DIPLOMA 2 2%
S1 4 4%
S2 - -
Total 100 100%

Data Pendidikan Responden


70
60
50
40
30
20
10
0
SMP SMA DIPLOMA S1

Gambar 4.4 Diagram Karekteristik responden berdasarkan Pendidikan

Bedasarkan hasil data yang diperoleh, karakteristik pendidikan responden


kelompok terbesar adalah yang pendidikannya SMA yaitu 60 responden dengan
presentase (60%). Hal ini menunjukan bahwa secara umum konsumen yang
berbelanja di Kedai Kopi Bale 61 adalah konsumen pendidikannya SMA.
4.1.4.4 Pekerjaan
Responden tersurvei mewakili semua golongan pekerjaan dengan
distribusi seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4 Karekteristik responden berdasarkan Pekerjaan


Jumla
Pekerjaan Percent
h
Pelajar/ Mahasiswa 26 26%

Pegawai Negeri (Sipil / TNI / Polisi/) 6 6%

Karyawan Swasta 22 22%


Wiraswasta 36 36%
Lain – Lain 10 10%
Total 100 100%

Pekerjaan Responden
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Pelajar/ Ma- Pegawai Negeri Karyawan Swasta Wiraswasta Lain – Lain
hasiswa (Sipil / TNI /
Polisi/)

Gambar 4.5 Diagram Karekteristik responden berdasarkan Pekerjaan

Bedasarkan hasil data yang diperoleh, karakteristik pekerjaan kelompok


terbesar adalah wiraswasta yang yaitu 36 dengan presentase (36%). Hal ini
menunjukan bahwa secara umum konsumen yang berbelanja di Kedai Kopi Bale
61 adalah konsumen yang pekerjaannya wiraswasta.
4.1.4.5 Pendapatan
Responden tersurvei mewakili besarnya pendapatan dengan distribusi
seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5 Karekteristik responden berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Jumlah Percent

< Rp.500 ribu - -


≥ Rp.500 ribu - Rp. 1 juta 26 26%
≥ Rp.1 Juta - Rp. 2 juta 38 38%
≥ Rp.2 Juta - Rp. 5 juta 36 36%
> 5 Juta - -
Total 100 100%

Rata-rata Pendapatan Responden


45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
≥ Rp.500 ribu - Rp. ≥ Rp.1 Juta - Rp. 2 ≥ Rp.2 Juta - Rp. 5
1 juta juta juta

Gambar 4.6 Diagram Karekteristik responden berdasarkan Pendapatan

Bedasarkan hasil data yang diperoleh, karakteristik pendapatan responden


kelompok terbesar adalah yang pendapatannya ≥ Rp.1 Juta sampai Rp. 2 juta
yaitu 38 responden dengan presentase (38%). Hal ini menunjukan bahwa secara
umum konsumen yang berkumjumg ke kedai kopi adalah konsumen yang
pendapatannya ≥ Rp.1 Juta sampai Rp. 2 juta.
4.1.4.6 Jumlah Kunjungan
Responden tersurvei mewakili banyaknya berkunjung dengan distribusi
seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Karekteristik responden Jumlah Berkunjung

Jumlah Kunjungan Jumlah Percent

1 Kali 36 36%
2 Kali 16 16%
3 Kali 14 14%
Lebih dari 3 Kali 4 4%
Tidak Tentu 30 30%
Total 100 100%

Jumlah Kunjungan Responden


40
35
30
25
20
15
10
5
0
1 Kali 2 Kali 3 Kali Lebih dari 3 Kali Tidak Tentu

Gambar 4.7 Diagram Karekteristik responden berdasarkan jumlah berkunjung

Bedasarkan hasil data yang diperoleh, karakteristik jumlah berkunjung


responden kelompok terbesar adalah yang tidak tentu dalam berkunjung yaitu 36
responden dengan presentase (36%). Hal ini menunjukan bahwa secara umum
konsumen yang berkumjumg ke kedai kopi adalah konsumen yang tidak tentu.
4.1.4.7 Frekuensi Jawaban Responden
Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Pelayanan dan Fasilitas Kedai Kopi Bale 61
NO K T
PERTANYAAN / PERNYATAAN
. SS S S S STS
PRODUK
5
1 Varian produk yang dijual lengkap.
0 7 5 38 0
1
2 Produk sejenis terdiri dari beberapa merek.
32 6 7 45 0
3 Produk yang dicari selalu tersedia. 8 8 9 75 0
4 Produk yang dijual selalu fresh dan tidak rusak. 12 2 10 76 0
HARGA
2
5 Harga yang ditawarkan terjangkau
4 0 5 66 5
2
6 Adanya potongan harga
0 9 7 52 12
2
7 Tersedia paket produk murah.
0 7 8 61 4
LOKASI KEDAI
2
8 Lokasinya dekat dengan pemukiman
0 4 8 64 4
2
9 Mudah dijangkau dengan semua jenis kendaran
5 3 4 54 14
PROMOSI
3
10
Promosi menggunakan brosur 0 2 8 51 9
2
11
Promosi menggunakan media elektronik 16 1 8 45 10
PELAYANAN
3
12 Kemudahan dalam cara pembayaran
0 2 4 64 0
Kemampuan karyawan cepat tanggap dalam 5
13
melayani 0 3 5 42 0
SUASANA KEDAI
5
14 Suhu udara ruangan sejuk
0 0 6 44 0
3
15 Pencahayaan kedai memadai
0 7 9 54 0
7
16 Kebersihan kedai selalu terjaga
12 5 11 2 0
4
17 Area parkir yang memadai
16 1 11 32 0
6
18 Ketersediaan CCTV
16 2 10 12 0
Tabel 4.8 Keterangan Skala Likert
KETERANGAN Bobot Nilai
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
S Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
ST
Sangat Tidak Setuju 1
S
N 100
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
4.2.1.1 Uji Validitas
Proses pengujian validitas pada tugas akhir ini menggunakan metode uji
validitas pearson dengan tingkat kesalahan yang diterima sebesar 5%, yang
artinya bahwa tingkat nilai signifikansi uji pearson tidak boleh lebih besar dari
5%, dan jika itu terjadi maka indikator pertanyaan harus dieleminasi atau
diperbaiki untuk disebarkan kembali. Kriteria penilaian uji validitas pearson yang
kedua yaitu nilai r hitung pearson harus lebih besar dari r tabel pearson dengan df
= n-2 (100 – 2), yang mana n menunjukan banyaknya jumlah sampel, sehingga
diperoleh r tabel syarat lolos uji validitas sebesar 0,1966.
Pada pengujian validitas ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS versi 17.0. Berikut adalah hasil pengolahan data menggunakan spss :

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kedai Kopi Bale 61

No. Variabel Metode Syarat rhitung Keterangan


Pearson r tabel >
.541**
Correlation 0.1966
Valid
1 Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .000
N 100
Pearson r tabel >
.150
Correlation 0.1966
Gugur
2 Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .137
N 100
Produk
Pearson r tabel >
.315**
Correlation 0.1966
Valid
3 Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .001
N 100
Pearson r tabel >
.551**
Correlation 0.1966
Valid
4 Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .000
N 100
Pearson r tabel >
.356**
Correlation 0.1966
Valid
5 Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .000
N 100
Harga
Pearson r tabel >
-.019
Correlation 0.1966
Gugur
6 Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .851
N 100
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kedai Kopi Bale 61 lanjutan
No. Variabel Metode Syarat rhitung Keterangan
Pearson r tabel >
.327**
Correlation 0.1966 Valid
7 Harga
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .001
N 100
Pearson r tabel >
.057
Correlation 0.1966 Gugur
8
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .572
N 100
Lokasi
Pearson r tabel >
.615**
Correlation 0.1966 Valid
9
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .000
N 100
Pearson r tabel >
.660**
Correlation 0.1966 Valid
10
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .000
N 100
Promo
Pearson r tabel >
.331**
Correlation 0.1966 Valid
11
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .001
N 100
Pearson r tabel >
.372**
Correlation 0.1966 Valid
12
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .000
N 100
Pelayanan
Pearson r tabel >
.647**
Correlation 0.1966 Valid
13
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .000
N 100
Pearson r tabel >
.387**
Correlation 0.1966 Valid
14
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .000
N 100
Pearson r tabel >
.158
Correlation 0.1966 Gugur
15
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .116
N 100
Pearson r tabel >
.165**
Correlation 0.1966 Gugur
16 Suasana Kedai
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .112
N 100
Pearson r tabel >
.132
Correlation 0.1966 Gugur
17
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .192
N 100
Pearson r tabel >
.526**
Correlation 0.1966 Valid
18
Sig. (2-tailed) Sig <0.05 .000
N 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil pengujian validitas diketahui bahwa dari 18 pertanyaan untuk


mengungkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen
berkunjung di Kedai Kopi Bale 61 untuk variabel “suasana kedai” paling dominan
yaitu 3 faktor, maka variabel tersebut dianggap gugur.
Berdasarkan hasil validitas diatas untuk melakukan analisis faktor guna
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen di Kedai Kopi Bale 61
menggunakan 13 faktor dari 5 variabel yaitu produk, harga, lokasi, promosi dan
pelayanan.

4.2.1.2 Uji Reliabilitas


Pengujian reliabilitas dilakukan pada data yang telah lolos uji validitas. Pada
pengujian reliabilitas ini menggunakan uji reliabilitas croanbach’s alpha. Dengan
syarat nilai croanbach’s alpha harus lebih besar dari dari 0,6. Jika nilai
croanbach’s alpha memiliki nilai lebih kecil dari 0,6 maka data tidak reliabel.

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kedai Kopi Bale 61


Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.629 18

Pada pengujian reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 17.0, dan
berikut ini adalah hasil pengolahan uji reliabilitas dan nilai cronbach’s Alphanya
adalah 0,629 yang berarti nilai ini sudah lebih besar dari 0,60 secara keseluruhan.
Dengan demikian seluruh uji instrumen yang terdiri dari validitas dan reliabilitas
memenuhi persyaratan untuk dipakai dalam pengambilan keputusan penelitian.

4.2.2 Analisis Faktor


4.2.2.1 KMO (Kaiser Meyer Olkin)
Kesimpulan tentang layak-tidaknya analisis faktor dilakukan, baru sah
secara statistik dengan menggunakan uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) dan Barlett
Test of Spericity. KMO uji yang nilainya berkisar antara 0 sampai 1
mempertanyakan kelayakan (appropriateness) analisis faktor. Apabila nilai
indeks tinggi (berkisar antara 0,5 sampai 1,0),analisis faktor layak dilakukan.
Sebaliknya, kalau nilai KMO di bawah 0,5 analisis faktor tidak layak dilakukan
Tabel 4.12 Hasil Uji KMO Test
KMO Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .526

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program


komputer SPSS 15.0 for windows diperoleh nilai KMO sebesar 0,526 sehingga
analisis faktor layak dilakukan dengan kategori baik.

4.2.2.2 Barlett Test


Barlett Test merupakan test statistik untuk menguji apakah betul variabel-
variabel yang dilibatkan berkorelasi. Hipotesis nol (H0) adalah tidak ada korelasi
antar variabel, sedangkan Hipotesis alternatif (Ha) adalah terdapat korelasi antar
variabel. Nilai Barlett Test didekati dengan nilai chi square.

Tabel 4.13 Hasil Uji Bartlett’s Test


Bartlett's Test

Approx. Chi-Square 318.499

Bartlett's Test of Sphericity Df 10

Sig. .000

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai chi square adalah 318.499


dengan besar signifikan 0,000. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
menunjukan bahwa adanya korelasi antar variabel dan layak untuk proses lebih
lanjut.

Tabel 4.14 Hasil Uji Bartlett’s Test Ulang


Bartlett's Test

Approx. Chi-Square 18.402

Bartlett's Test of Sphericity Df 3

Sig. .000

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai chi square adalah 18.402


dengan besar signifikan 0,000. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
menunjukan bahwa adanya korelasi antar variabel dan layak untuk proses lebih
lanjut.

4.2.2.3 MSA (Measure of Sampling Adequacy)


Mengukur yaitu untuk mengukur kecukupan sampling untuk tiap variabel
MSA (Measure of Sampling Adequacy), individual. Ketentuan apabila MSA = 1,0
variabel tersebut dapat diprediksikan tanpa kesalahan oleh variabel lain, MSA >
0,5 variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut dan apabila
MSA < 0,5 variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut atau
harus dikeluarkan.

Tabel 4.15 Hasil Uji MSA (measure of sampling adequacy)

Anti-image Matrices

Produk Harga Lokasi_Toko Promosi Pelayanan

Produk .053 -.054 -.002 -.023 -.086

Harga -.054 .058 -.009 .023 .079


Anti-image
Lokasi_Toko -.002 -.009 .826 -.183 -.130
Covariance
Promosi -.023 .023 -.183 .872 -.093

Pelayanan -.086 .079 -.130 -.093 .666

Produk .506a -.967 -.010 -.106 -.459

Harga -.967 .493a -.042 .102 .403


Anti-image
Lokasi_Toko -.010 -.042 .810a -.216 -.175
Correlation
Promosi -.106 .102 -.216 .700a -.122

Pelayanan -.459 .403 -.175 -.122 .467a

a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Berdasarkan hasil pengujian MSA (Measure of Sampling Adequacy)


diketahui bahwa 13 faktor dari 5 variabel yang diusulkan dalam penelitian
variabel harga dan pelayanan MSA < 0,5; sehingga variabel tersebut harus
dikeluarkan pengujiannya dan harus dilakukan pengujian ulangi dengan tidak
mengikutsertakan variabel tersebut.
Tabel 4.16 Hasil Uji MSA (measure of sampling adequacy) Ulang

Anti-image Matrices

Produk Lokasi_Toko Promosi

Produk .903 -.234 -.080

Anti-image Covariance Lokasi_Toko -.234 .853 -.222

Promosi -.080 -.222 .911

Produk .598a -.266 -.088

Anti-image Correlation Lokasi_Toko -.266 .561a -.252

Promosi -.088 -.252 .607a

a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Berdasarkan hasil pengujian MSA (Measure of Sampling Adequacy) ulang


diketahui 3 variabel yang diusulkan dalam penelitian variabel ulang yaitu produk,
lokasi toko dan promosi MSA > 0,5 , sehingga variabel masih bisa diprediksi dan
bisa dianalisis lebih lanjut.

4.2.2.4 Proses Ekstraksi Faktor


Communalities menyatakan varians setiap variabel yang dijelaskan oleh
faktor. Pada penelitian ini terdapat 5 variabel yang diusulkan dalam analisis
faktor, yang mana setiap variabel mewakili faktor-faktor yang dianalisis.
Kemampuan setiap variabel mewakili faktor-faktor yang dianalisis, ditunjukkan
oleh besarnya varians yang dijelaskan, yang disebut juga eigenvalue. Adapun
varians yang dimaksudkan disini adalah varians hasil perhitungan analisis faktor
yang sudah distandarisasi. Hasil tersebut dapat mengasilkan faktor yang paling
dominan dari beberapa faktor lainnya dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS 15.0 for windows secara otomatis, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji Ekstrasi Faktor

Total Variance Explained

Compon Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

ent Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 1.506 50.197 50.197 1.506 50.197 50.197

2 .834 27.794 77.992

3 .660 22.008 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Berdasarkan tabel di atas dari 3 variabel yang diusulkan akan terbentuk


terdapat variabel tunggal, yaitu variabel “produk”. Variabel tersebut mempunyai
nilai total initial eigenvalues sebesar 1,506 atau 50,197%; artinya faktor 1 tunggal
50,197%; menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan minat belanja di
Kedai Kopi Bale 61, sehingga tidak dilakukan uji lanjutan seperti rotasi faktor.
Hasil dari uji variabel tersebut didalamnya tedapat faktor-faktornya
sebagai berikut :
1. Produk yang dijual lengkap
2. Produk sejenis terdiri dari beberapa merek.
3. Produk yang dicari selalu tersedia.
4. Produk yang dijual selalu fresh dan tidak rusak.

4.2.3 Analisis SWOT


Analisis SWOT ini sebagai alat bantu untuk mempermudah memperbaiki
usulan strategi pemasaran Kedai Kopi Bale 61 di tinjau dari faktor lingkungan
internal dan eksternal sebagai tahapan awalnya.
Strategi SWOT yang dipakai yaitu berdasarkan dari variabel utama yang
mempengaruhi keputusan minat belanja, yaitu variabel harga.
a. Strength (kekuatan)
b. Weakness (kelemahan)
c. Opportunities (peluang)
d. Treats (ancaman)
4.2.3.1 Faktor Lingkungan Internal (IFAS) Kedai Kopi Bale 61
Analisis lingkungan internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan Kedai
Kopi Bale 61. Peneliti menemukan tiga poin dalam setiap faktor. Berikut
merupakan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Kedai Kopi Bale
61 yaitu :
a. Strength (kekuatan)
Kekuatan dapat digunakan perusahaan agar tetap terus mampu bersaing
dalam sebuah usaha.Kedai Kopi Bale 61 memiliki beberapa poin kekuatan
yang menjadikannya tetap mampu bersaing. Kekuatan yang dimiliki Kedai
Kopi Bale 61 yaitu :
1. Ketersedian produk selalu memadai
Ketersedian produk yang ditawarkan Kedai Kopi Bale 61 kepada para
konsumennya tergolong memadai sepertihalnya kebutuhan bahan
pokok yang selalu ada.
2. Kualitas produk terjamin
Kedai Kopi Bale 61 menjamin semua produk dalam keadaan baik
seperti kualitas produk, kadaluarsa yang panjang, dll
3. Produk-produk baru kualitas unggulan
Produk baru yang ditawarkan Kedai Kopi Bale 61 terbukti mempunyai
kualitas unggulan karena melalui proses quality sebelumnnya, hal
tersebut agar konsumen merasa puas dengan produk baru yang
dipasarkan.

b. Weakness (kelemahan)
Selain memiliki kekuatan yang digunakan untuk tetap bertahan
menghadapi pesaing, Kedai Kopi Bale 61 juga memiliki beberapa kelemahan
dalam menghadapi pesaingnya. Kelemahan yang dimiliki Kedai Kopi Bale 61
yaitu :
1. Produk yang dijual tidak terlalu lengkap
Melalui hasil kuesioner konsumen menyimpulkan bahwa produk yang
dijual kedai kopi bale 61 tidak terlalu lengkap jika dibandingkan
dengan Kedai Kopi pesaingnya.
2. Produk sejenis hanya terdiri dari beberapa merek
Konsumen Kedai Kopi Bale 61 menilai bahwa produk sejenis yang
dijual tidak kumplit jika dibandingkan dengan pesaingnnya.

3. Produk dijual dinilai konsumen kurang fresh


Konsumen Kedai Kopi Bale 61 menilai bahwa produk yang dijual
memiliki tingkat fresh yang kurang jika dibandingkan dengan Kedai
Kopi pesaingnya.

4.2.3.2 Faktor Lingkungan Eksternal (EFAS) Kedai Kopi Bale 61


Analisis lingkungan eksternal terdiri dari peluang dan ancaman Kedai
Kopi Bale 61. Peneliti menemukan 3 poin dalam setiap faktor. Berikut merupakan
faktor-faktor peluang dan ancaman yang dimiliki Kedai Kopi Bale 61
c. Opportunities (peluang)
Lingkungan eksternal perusahan harus diketahui agar hal-hal yang
mendukung strategi pemasaran dapat diterapkan.Peluang merupakan salah
satu aspek yang mencangkup lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk mengembangangkan atau memajukan perusahaan. Adapun
peluang yang dimiliki Kedai Kopi Bale 61 adalah :
1. Pangsa pasar produk yang luas
Tidak dapat dipungkiri saat ini penjualan produk melalui Kedai Kopi
banyak mendapat respon positif dimasyarakat, dikarenakan mudah
untuk diakses, tempat yang nyaman, serta menjual berbagai macam
produk kebutuhan konsumen.
2. Permintaan produk yang tinggi
Melihat permintaan produk dari konsumen yang tinggi, terkadang
masih belum terpenuhi maka evaluasi kebutuhan konsumen disetiap
daerah menjadi kunci untuk menunjang kebutuhan konsumen
kedepannya.
3. Pangsa pasar produk baru mudah
Pangsa pasar produk yang baru bisa menjadi salah satu alternatif
dengan animo kebutuhan konsumen yang tinggi, mengingat pangsa
pasar produk baru mudah untuk diterima dikalangan masyarakat yang
berkunjung di Kedai Kopi.

d. Treats (ancaman)
Hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah dari lingkungan
eksternal perusahaan adalah ancaman yang dihadapi Kedai Kopi Bale 61.
ancaman tersebut berasal dari apa saja termasuk kegiatan yang dijalankan
perusahaan pesaing. Ancaman yang dihadapi oleh Kedai Kopi Bale 61
adalah :
1. Produk yang dijual pesaing lebih lengkap
Produk pesaing yang lebih lengkap menjadikan seuah ancaman bagi
perusahan, oleh karena itu perusahaan harus sesegera mungkin untuk
mengevaluasi cara agar produk yang dijual tidak kalah dengan
pesaing.
2. Perkembangan bisnis Kedai Kopi
Kedai Kopi Bale 61 merupakan perusahaan dibidang bisnis Kedai
Kopi. Saat ini terdapat beberapa perusahaan baru yang bergerak pada
bisnis yang sama. Persaingan ini menuntut perusahaan untuk
memperhatikan pesaingnya. Dengan adanya pesaing menjadikan
perusahaan lebih kompetitif dalam menjalankan usahannya.
3. Produk baru pesaing lebih cepat update
Update produk yang cepat dari pesaing merupakan sebuah ancaman
bagi perusahan, mengingat konsumen seringkali mempunyai perilaku
untuk mencoba sesuatu hal yang baru, oleh sebab itu perusahaan harus
segera mengevaluasi keadan tersebut.
Tabel 4.18 Matriks Analisis SWOT
Strengths (kekuatan) Weaknesses (kelemahan)
IFAS - Ketersediaan produk selalu memadai - Produk yang dijual tidak terlalu lengkap

EFAS - Kualitas produk terjamin - Produk sejenis hanya terdiri dari beberapa merek
- Produk-produk baru kualitas unggulan - Produk yang dijual dinilai konsumen kurang fresh
Opportunity (peluang) Strengths Opportunity Weaknesses Opportunity
- Pangsa pasar produk - Membuat batas control peluang pangsa pasar dengan - Segera evaluasi produk yang kurang lengkap, dengan
yang luas mengoptimalkan safety stock agar produk yang jual tidak meminta masukan kepada konsumen, sehingga bisa
- Permintaan produk kehabisan stok masuk kedalam pangsa pasar kembali.
yang tinggi - Mengoptimalkan pangsa pasar dengan menyediakan - Membuka peluang kepada produsen produk baru untuk
- Pangsa pasar produk varian produk yang lengkap dan kualitas yang terjamin. dijual di kedai kopi, sehingga kedepannya banyak varian
baru mudah - Mengenalkan produk baru unggulan kepada konsumen produk yang dipajang sejenis agar mengoptimalkan
dengan memberikan jaminan keunggulan dari produk permintaan konsumen yang tinggi.
yang sudah ada sebelumnya. - Mengoptimalkan quality untuk menyortir produk-
produk yang rawan membusuk, terutama produk baru.
Threats (ancaman) Strengths Threats Weaknesses Threats
- Produk yang dijual - Mengkontrol produk-produk yang dipajang agar tidak - Menginformasikan masukan dari konsumen kepada
pesaing lebih lengkap kekurangan stok, sehingga dalam batas wajar dengan bagian pusat agar diadakan evaluasi rutin supaya produk
- Perkembangan bisnis pesaing. yang kosong bisa segera dilengkapi.
Kedai Kopi - Memberikan jaminan keungulan produk yang dijual - Membuka peluang kepada produsen baru, untuk bekerja
- Produk baru pesaing kepada konsumen seperti produk selalu fresh, tanggal sama dalam menjual produknya.
lebih cepat update kadaluarsa yang lama, menghindari produk penyok dll - Mengadakan sidak produk dari pusat terhadap cabang-
- Evaluasi untuk sistem update produk baru dengan cabang, sebagai bahan control dan evaluasi, terutama
mengadakan meeting ditoko dengan waktu minimal terhadap barang baru yang menjadi perhatian khusus

20
seminggu sekali sebelum buka toko, agar tidak dari kosumen.
ketinggalan dengan pesaing.
4.2.4 Usulan Strategi Pemasaran
Dengan diketahuinya hasil analisis faktor dari penyebab minat belanja di Kedai Kopi
Bale 61, yaitu variabel produk serta dilakukannya analisis SWOT sebagai alat bantu. Maka
langkah selanjutnya dilakukan usulan evaluasi strategi pemasaran pada faktor produk.
Berdasarakan hasil dari analisis metode SWOT diketeahui faktor produk yang menjadi
penyebab utama kurangnya minta pembeli terhadap Kedai Kopi Bale 61, dikarenakan :
1. Produk yang dijual tidak terlalu lengkap
2. Produk sejenis hanya terdiri dari beberapa merek
3. Produk yang dijual dinilai konsumen kurang fresh
Usulan dari strategi pemasaran terhadap kelemahan dari poin pertama yaitu produk yang
dijual tidak terlalu lengkap dengan cara segera evaluasi produk yang kurang lengkap, dengan
meminta masukan kepada konsumen, sehingga bisa masuk kedalam pangsa pasar kembali.
Untuk poin kedua Produk sejenis hanya terdiri dari beberapa merek dengan cara
membuka peluang kepada produsen produk baru untuk dijual di kedai kopi, sehingga
kedepannya banyak varian produk yang dipajang sejenis agar mengoptimalkan permintaan
konsumen yang tinggi.
Untuk poin ketiga produk yang dijual dinilai konsumen kurang fresh dengan cara
mengopimalkan quality untuk menyortir produk-produk yang rawan membusuk, terutama
produk baru.
Selain itu usulan strategi Kedai Kopi yang diterapkan untuk produk yang menjadi
kendala dengan segmentasi pasar dimana dengan memaksimumkan pilihan (ragam produk)
sehingga pelanggan (costumer) dapat memiliki beragam pilihan juga.

Anda mungkin juga menyukai