Anda di halaman 1dari 8

Peranan Majelis Pengawas Daerah (MPD) Terhadap...

(Dwikky bagus wibisono)

Vol 5 No 1 Maret 2018

Peranan Majelis Pengawas Daerah (MPD)


Terhadap Pengawasan Pelaksanaan Jabatan Notaris Di Kabupaten Tegal

Dwikky bagus wibisono*, Umar Ma’ruf**


*
Mahasiswa Program Magister (S2) Kenotariatan Fakultas Hukum UNISSULA, Semarang email :
bagusdikky@gmail.com
**
Dosen Fakultas Hukum UNISSULA

Abstrak
Lembaga Kenotariatan adalah salah satu lembaga kemasyarakatan yang ada di Indonesia, lembaga ini timbul
dari kebutuhan dalam pergaulan sesama manusia yang menghendaki adanya suatu alat bukti mengenai
hubungan hukum keperdataan yang ada dan atau terjadi diantara mereka.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris, spesifikasi yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat deskriptif analitis, teknik pengumpulan data ini menggunakan penelitian lapangan dan studi
kepustakaan.
Notaris sebagai pejabat umum dalam menjalankan jabatannya perlu diberikan perlindungan hukum, antara lain
pertama untuk tetap menjaga keluhuran harkat dan martabat jabatannya termasuk ketika memberikan
kesaksian dan berproses dalam pemeriksaan dan persidangan. Kedua, merahasiakan akta keterangan yang
diperoleh guna pembuatan akta dan ketiga, menjaga minuta atau surat-surat yang dilekatkan pada minuta akta
atau protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris. Ketiga hal inilah yang menjadi dasar dalam Pasal 66 UUJN
dalam hal pemanggilan Notaris untuk proses peradilan, penyidikan, penuntut umum atau hakim dengan
persetujuan Majelis Pengawas.
Kata Kunci: Majelis Pengawas Daerah, Pengawasan,Jabatan Notaris

Abstracts
The Notary Institution is one of the existing social institutions in Indonesia, this institution arises from the needs
in the association of fellow human who wants a proof of the relationship of civil law existing and / or occur
between them.
The approach method used in this research is empirical juridical, the specification used in this research is
analytical descriptive, this data collection technique using field research and literature study.
Notary as a general official in carrying out his / her position needs to be given legal protection, among others,
first to maintain the nobility of dignity and dignity of office including when giving testimony and proceeding in
examination and trial. Second, to keep secret deeds obtained for making the deed and third, to keep the minuta
or letters attached to the Minutes of Notary or Notary's protocol in the Notary's depository. These are the basic
principles of Article 66 of the UUJN in the case of calling a Notary to the judicial, investigative, prosecutorial or
judicial process with the approval of the Supervisory Board.
Keywords: Regional Supervisory Board,Supervision,Notary Position

PENDAHULUAN menciptakan ketertiban dan keamanan ditengah-


tengah masyarakat.
Pembangunan hukum harus diselenggarakan
Lembaga Kenotariatan adalah salah satu
sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
lembaga kemasyarakatan yang ada di Indonesia,
Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran
lembaga ini timbul dari kebutuhan dalam pergaulan
hukum, menjamin penegakan, pelayanan dan
sesama manusia yang menghendaki adanya suatu
kepastian hukum serta mewujudkan suatu tata
alat bukti mengenai hubungan hukum keperdataan
hukum nasional yang mengabdi pada kepentingan
yang ada dan atau terjadi diantara mereka1.
nasional.
Terkait dengan hal ini semakin banyak
Dalam upaya pembinaan dan penegakkan
kebutuhan akan jasa Notaris. Notaris sebagai abdi
hukum di Indonesia diperlukan perangkat peraturan
masyarakat mempunyai tugas melayani masyarakat
perundang-undangan dan alat penegaknya. Selain
dalam bidang perdata, khususnya dalam hal
itu dikenal juga adanya lembaga kemasyarakatan
pembuatan akta otentik. Seperti yang dimaksud
yang memberikan sumbangan untuk tetap tegak
dan dilaksanakannya hukum dengan baik oleh
anggota masyarakat, sehingga diharapkan dapat 1
G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris,
(Jakarta: Erlangga, 1999), hal 2

179
Vol 5 No 1 Maret 2018: 179 - 186

dalam Pasal 1868 Kitab Undang-undang Hukum bersikap tulus ikhlas terhadap klien dan
Perdata jo Pasal satu (1) angka tujuh (7) Undang- mempergunakan segala sumber keilmuwannya,
undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan apabila Notaris yang bersangkutan tidak menguasai
Notaris menyebutkan bahwa: bidang hukum tertentu dalam pembuatan akta, maka
“Akta Otentik ialah suatu akta yang didalam ia wajib berkonsultasi dengan rekan lain yang
bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, mempunyai keahlian dalam masalah yang sedang
dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai dihadapi, disamping itu Notaris juga wajib
umum yang berkuasa untuk itu di tempat merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
dimana akta dibuatnya.” tentang masalah klien karena kepercayaan yang
Sedangkan dalam Pasal satu (1) angka tujuh (7) telah diberikan kepadanya.
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Setiap wewenang yang diberikan kepada
Jabatan Notaris menyebutukan bahwa: jabatan harus ada aturan hukumnya3. Sebagai
“Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat batasan agar jabatan dapat berjalan dengan baik,
oleh atau dihadapan Notaris menurut bentuk dan tidak berbenturan dengan wewenang jabatan
dan tata cara yang ditetapkan dalam undang- lainnya. Dengan demikian jika seorang pejabat
undang ini.” (Notaris) melakukan tindakan diluar wewenang yang
Fungsi dan peran Notaris dalam gerak telah ditentukan, dapat dikategorikan sebagai
pembangunan nasional yang semakin kompleks perbuatan melanggar hukum, sepertiyang dimaksud
dewasa ini tentunya makin luas dan makin Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
berkembang, sebab kelancaran dan kepastian hukum yang berbunyi:
yang dijalankan oleh semua pihak makin banyak dan “Tiap perbuatan yang melanggar hukum, yang
luas, dan hal ini tentunya tidak terlepas dari membawa kerugian kepada seorang lain,
pelayanan dan produk hukum yang dihasilkan oleh mewajibkan orang yang karena salahnya
Notaris. Pemerintah dan masyarakat luas tentunya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
mempunyai harapan agar pelayanan jasa yang tersebut.”
diberikan oleh Notaris kepadanya benar-benar Wewenang Notaris diatur dalam Pasal 15 ayat
memiliki nilai dan bobot yang dapat (1) dan (2) Undang- undang Jabatan Notaris,
dipertanggungjawabkan. sedangkan dalam Pasal 15 ayat (3)nya merupakan
Notaris mempunyai peran serta dalam aktivitas wewenang yang akan ditentukan kemudian
menjalankan profesi hukum yang tidak dapat berdasarkan aturan hukum lain yang akan datang
dilepaskan dari persoalan-persoalan mendasar yang (ius constituendum).
berkaitan dengan fungsi serta peranan hukum itu Mengingat peranan dan kewenangan Notaris
sendiri, yang mana hukum diartikan sebagai kaidah- yang sangat penting bagi lalu lintas hukum dalam
kaidah yang mengatur segala kehidupan masyarakat. kehidupan bermasyarakat, maka perilaku dan
Tanggung jawab Notaris yang berkaitan dengan tindakan Notaris dalam menjalankan fungsi
profesi hukum tidak dapat dilepaskan pada pendapat kewenangan, rentan terhadap penyalahgunaan
bahwa dalam melaksanakan jabatannya tidak dapat yang dapat menimbulkan kerugian bagi
dilepaskandari keagungan hukum itu sendiri, masyarakat, sehingga lembaga pembinaan dan
sehingga Notaris diharapkanbertindak untuk pengawasan terhadap Notaris perlu diefektifkan.
merefleksikannya didalam pelayanannya kepada Ketentuan yang mengatur tentang pengawasan
masyarakat.2 bagi Notaris diatur dalam Undang-Undang Nomor 2
Agar seorang Notaris benar-benar menjalankan Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. Ketentuan ini
kewenangannya, Notaris harus senantiasa merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi
melakukan tugas jabatannya menurut ukuran kelemahan dan kekurangan dalam sistem
yangtertinggi dengan amanah, jujur, seksama, pengawasan terhadap Notaris, sehingga diharapkan
mandiri dan tidak memihak. Notaris dalam dalam menjalankan profesi jabatannya, Notaris
menjalankan kewenangannya tidak boleh dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan
mempertimbangkan keuntungan pribadi, Notaris kepada masyarakat.
hanya boleh memberi keterangan atau pendapat Sebelum berlaku Undang-Undang Nomor 2
yang dapat dibuktikan kebenarannya, Notaris wajib Tahun 2014 berlaku juga Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris,
2
Wiratni Ahmadi, Pendidikan Magister Kenotariatan,
3
(Bandung: makalah disampaikan pada pengenalan Philipus M.Hadjon & Tatik Sri Djatmiati, Tentang
pendidikan Magister Kenotariatan Universitas Padjadjaran, Wewenang, (Surabaya:Majalah Yuridika, Edisi V,1997), hal
2000), hal 1-2 1

180
Peranan Majelis Pengawas Daerah (MPD) Terhadap...
(Dwikky bagus wibisono)

Vol 5 No 1 Maret 2018

pengawasan, pemeriksaan, dan penjatuhan sanksi tersebut, Notaris diangkat oleh pemerintah dalam
terhadap Notaris dilakukan oleh badan peradilan hal ini Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia,
yang ada pada waktu itu.Sebagaimana pernah kemudian tentang pengawasan terhadap Notaris
diatur dalam Pasal 140 Reglement op de Rechtelijke yang diatur dalam Pasal 54 Undang-undang Nomor
Organisatie enHet Der Justitie (Stb. 1847 No.23), 8 Tahun 2004 dicabut oleh Pasal 91 Undang-
Pasal 96 Reglement Buitengewesten, Pasal 3 undang Jabatan Notaris.
Ordonantie Buitengerechtelijke Verrichtingen – Sejak kehadiran institusi Notaris di Indonesia,
Lembaran Negara1946Nomor 135, dan Pasal 50 pengawasan terhadap Notaris dilakukan oleh
Peraturan Jabatan Notaris. Kemudian Pengawasan lembaga peradilan dan pemerintah, tujuan dari
terhadap Notaris dilakukan oleh Peradilan Umum pengawasan agar para Notaris ketika menjalankan
dan Mahkamah Agung sebagaimana tersebut dalam tugas jabatannya memenuhi semua persyaratan
Pasal 32 dan 54 Undang-undang Nomor 13 Tahun yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan
1965 tentang Pengadilan dalam Likungan Peradilan Notaris, demi untuk pengamanan kepentingan
Umum dan Mahkamah Agung, kemudian dibuat masyarakat. Karena Notaris diangkat oleh
pula Surat Edaran Mahkamah Agung Republik pemerintah, bukan untuk kepentingan diri Notaris
Indonesia Nomor 2 Tahun 1984 tentang Tata Cara sendiri melainkan untuk kepentingan masyarakat
Pengawasan Terhadap Notaris, Keputusan Bersama yang dilayaninya4.
Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Kehakiman Notaris dihadirkan untuk melayani kepentingan
Nomor KMA/006/SKB/VII/1987 tentang Tata Cara masyarakat yang membutuhkan alat bukti berupa
Penindakan dan Pembelaan Diri Notaris, dan akta otentik sesuai permintaankepadaNotaris.
terakhir dalam Pasal 54 Undang-undang Nomor 8 Sehingga tanpa adanya masyarakat yang
Tahun 2004 tentang Peradilan Umum. membutuhuhkan Notaris, maka Notaris tidak ada
Pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2001 gunanya. Meskipun demikian tidak berati dengan
dilakukan perubahan terhadap Undang-undang bergantinya instansi yang melakukan pengawasan
Dasar (UUD) 1945, dengan amandemen tersebut Notaris tidak akan terjadi pelanggaran-pelanggaran
telah pula merubah Kekuasaan Kehakiman. Dalam yang dilakukan oleh Notaris, karena meskipun
Pasal 24 ayat (2) Undang- undang Dasar (UUD) pengawasan yang dilakukan Majelis Pengawas
1945 menegaskan bahwa Kekuasaan Kehakiman Notaris, betapapun ketatnya pengawasan yang
dilakukan oleh institusi Mahkamah Agung dan dilakukan Majelis Pengawas Notaris, tidak mudah
badan peradilan yang berada di bawahnya. Sebagai melakukan pengawasan tersebut. Hal ini kembali
tindak lanjut dari perubahan tersebut Undang- kepada Notaris sendiri dengan kesadaran dan
undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Pokok- penuh tanggung jawab dalam tugas jabatannya
pokok Kekuasaan Kehakiman yang dalam Pasal 18 mengikuti atau berdasarkan aturan hukum yang
ditegaskan bahwa penyelenggaraan kekuasaan berlaku.
kehakiman oleh sebuah Mahkamah Agung dan Peranan Majelis Pengawas Notaris adalah
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam melaksanakan pengawasan terhadap Notaris,
lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, supaya dalam menjalankan tugas jabatannya tidak
Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara dan menyimpang dari kewenangannya dan tidak
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi, dalam Pasal 1 melanggar peraturan perundang- undangan yang
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang berlaku, disamping itu juga melakukan
PerubahanAtasUndang-undang Nomor 14 Tahun pengawasan, pemeriksaan dan menjatuhkan sanksi
1985 tentang Mahkamah Agung, ditegaskan bahwa terhadap Notaris, sedangkan fungsi Majelis
Mahkamah Agung sebagai pelaku salah satu Pengawas Notaris adalah agar segala hak dan
kekuasaan kehakiman. kewenangan maupun kewajiban yang diberikan
Pada tahun 2004 dibuat Undang-undang kepada Notaris dalam menjalankan tugas
Nomor 8 Tahun 2004, dalam Pasal 5 ayat (1) jabatannya sebagaimana yang diberikan oleh
ditegaskan bahwa pembinaan tehnis peradilan, peraturan perundang-undangan yang berlaku,
organisasi, administrasi, dan finansial pengadilan senantiasa dilakukan diatas jalur yang telah
dilakukan oleh Mahkamah Agung sesuai dengan isi ditentukan, bukan saja jalur hukum, tetapi juga atas
Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2004 dasar moral dan etika demi terjaminnya
mengenai Pengalihan Organisasi, Administrasi dan perlindungan hukum dan kepastian hukum bagi
Finansial di Lingkungan Umum Peradilan Tata pihak yang membutuhkannya. Tidak kalah penting
Usaha Negara dan Peradilan Agama ke Mahkamah juga peranan masyarakat untuk mengawasi dan
Agung.
Dengan adanya pengalihan kewenangan 4
G.H.S. Lumban Tobing, op cit, hal 301

181
Vol 5 No 1 Maret 2018: 179 - 186

senantiasa melaporkan tindakan Notaris yang dalam Ketentuan Pasal 5 ayat (1) menentukan pengusulan
melaksanakantugasjabatannya tidak sesuai dengan Anggota Majelis Pengawas Pusat (MPP) terdiri atas:
aturan hukum yang berlaku kepada Majelis 1. Unsur pemerintah oleh Direktur Jenderal
Pengawas Notaris setempat. Dengan adanya Administrasi HukumUmum;
laporan seperti ini dapat mengeliminasi tindakan 2. Unsur organisasi Notaris oleh Pengurus Pusat
Notaris yang tidak sesuai dengan aturan hukum Ikatan Notaris Indonesia;
pelaksanaan tugas jabatan Notaris. 3. Unsur ahli/akademis oleh dekan fakultas hokum
Di dalam ketentuan Pasal 67 sampai dengan universitas yang menyelenggarakan program
Pasal 81 Undang-undang Jabatan Notaris (UUJN) magisterkenotariatan.
terdapat sarana kaidah-kaidah hukum untuk Majelis Pengawas Pusat (MPP) dibentuk dan
mengawasi Notaris yang meliputi perilaku Notaris berkedudukan di ibukota negara (Pasal 76 ayat [1]
dan pelaksanaan jabatan Notaris. Undang-undang Jabatan Notaris).Penulis hendak
Dalam Pasal 67 Undang-undang Jabatan mengamati peranan dan fungsi Majelis Pengawas di
Notaris ditentukan bahwa yang melakukan tingkat Wilayah terhadap pelaksanaan tugas
pengawasan terhadap Notaris adalah Menteri, jabatan Notaris, karena selain Majelis Pengawas
Dalam melaksanakan tugas pengawasan tersebut Pusat, Majelis Pengawas Wilayah juga mempunyai
Menteri membentuk Majelis Pengawas Notaris yang kewenangan untuk mengadakan dan atau
mana masing-masing Majelis Pengawas Notaris melakukan pemeriksaan kepada Notaris yang
tersebut terdiri dari 9 (sembilan) orang, terdiri dari melakukan pelanggaran baik yang berupa kode etik
unsur : Notaris maupun ketentuan dalam peraturan
1. Pemerintah sebanyak tiga (3) orang: perundang-undangan yang berlaku, sehingga dapat
2. Organisasi Notaris sebanyak tiga (3) orang;dan dijatuhkan sanksi. Untuk memperjelas hal tersebut
3. Ahli/Akademik sebanyak tiga (3) orang. diatas, maka akan ditinjau lebih lanjut tentang
Sedangkan dalam Pasal 68 Undang-undang pengawasan Notaris di wilayah Propinsi Jawa
Jabatan Notaris menyebutkan, bahwa Majelis Tengah dan bagaimana kinerja Majelis Pengawas
Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 Wilayah dalam menyikapi kendala-kendala yang
ayat (2) terdiri atas: muncul di lapangan berkaitan dengan tugas jabatan
1. Majelis PengawasDaerah; Notaris.
2. Majelis PengawasWilayah; Berdasarkan pada latar belakang diatas,
3. Majelis PengawasPusat. penulis tertarik untuk menulis tesis dengan judul
Dalam Pasal 3 ayat (1), Pasal 4 ayat (1) dan Peranan Majelis Pengawas Daerah (MPD) Terhadap
Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri ditentukan Pengawasan Pelaksanaan Jabatan Notaris di
pengusulan Anggota Majelis Pengawas. Ketentuan Kabupaten Tegal.
Pasal 3 ayat (1) menentukan pengusulan Anggota
Metode Penelitian
Majelis Pengawas Daerah (MPD) terdiri atas:
1. Unsur pemerintah oleh Kepala Divisi Pelayanan Metode pendekatan yang digunakan dalam
Hukum Kantor Wilayah; penelitian ini adalah yuridis empiris yaitu dengan
2. Unsur organisasi Notaris oleh Pengurus Daerah melakukan penelitian secara timbal balik antara
Ikatan Notaris Indonesia; hukum dengan lembaga non doktrinal yang bersifat
3. Unsur ahli/akademis oleh dosen/staf pengajar empiris dalam menelaah kaidah-kaidah hukum yang
fakultas hukum atau perguruan tinggi setempat. berlaku dimasyarakat.
Majelis Pengawas Daerah (MPD) dibentuk Dalam penelitian ini dititik beratkan pada
dan berkedudukan di kabupaten atau di kota (Pasal langkah-langkah pengamatan dan analisa yang
69 ayat [1] Undang-undang Jabatan Notaris). bersifat empiris. Pendekatan penelitian akan
Ketentuan Pasal 4 ayat (1) menentukan pengusulan dilakukan pada Kantor Wilayah Departemen Hukum
Anggota Majelis Pengawas Wilayah (MPW) terdiri dan Hak Asasi Manusia, Kantor Notaris di Propinsi
atas: Daerah Istimewa Yogyakarta, dan unsur akademis
a. Unsur pemerintah oleh Kepala Kantor Wilayah; dari fakultas hukum universitas yang
b. Unsur organisasi Notaris oleh Pengurus Wilayah menyelenggarakan program magister kenotariatan,
Ikatan Notaris Indonesia; dimana hal ini sebagai bahan penelitian.
c. Unsur ahli/akademis oleh dosen/staf pengajar Sedangkan dari segi yuridis ditekankan pada
fakultas hokum atau perguruan tinggi setempat. doktrinal hukum, melalui peraturan-peraturan
Majelis Pengawas Wilayah (MPW) dibentuk yangberlaku.
dan berkedudukan di ibukota propinsi (Pasal 72 Spesifikasi yang digunakan dalam penelitian ini
ayat (1) Undang-undang Jabatan Notaris). bersifat deskriptif analitis, yaitu dimaksudkan untuk

182
Peranan Majelis Pengawas Daerah (MPD) Terhadap...
(Dwikky bagus wibisono)

Vol 5 No 1 Maret 2018

memberi data yang seteliti mungkin tentang suatu undang Hukum Perdata; Peraturan Jabatan Notaris
keadaan atau gejala–gejala lainnya5, karena (Reglement-Stbl.1860-3); Undang-undang Jabatan
penelitian inidiharapkan memberi gambaran secara Notaris (Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004); 2)
rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai Bahan hukum sekunder berupa tulisan-tulisan para
peraturan perundang-undangan yang berlaku ahli di bidang hukum dan bidang-bidang yang terkait
dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek dengan permasalahan yang diteliti.
pelaksanaan hukum positif. Disamping itu bertujuan Data yang telah dikumpulkan baik dari
memberikan gambaran dan menganalisa penelitian lapangan maupun penelitian kepustakaan
permasalahan yang ada, dimana penelitian ini akan akan dianalisa dengan metode analisis data kualitatif
memaparkan segala hal yang berhubungan dengan yaitu: 1) Analisis: Metode analisis dengan memilih
pelaksanaan tugas pengawasan terhadap Notaris data yang menggambarkan keadaan yang
dalam kekuasaan Departemen Hukum dan Hak sebenarnya di lapangan, analisis menggunakan cara
Asasi Manusia, serta peranan dan fungsi Majelis berpikir induktif, yaitu menyimpulkan hasil penelitian
Pengawas Daerah Kabupaten Tegal dan Majelis dari hal-hal yang sifatnya khusus ke hal-hal yang
Pengawas Wilayah Tegal terhadap pelaksanaan sifatnya umum; 2) Kualitatif: Metode analisis data
tugas jabatan Notaris. yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang
Dalam Teknik Pengumpulan Data ini diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas
menggunakan penelitian lapangan dan studi dan kebenarannya, kemudian dihubungkan dengan
kepustakaan. Penelitian lapangan artinya: Penelitian teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan
yang dilakukan dengan cara mengamati langsung sehingga diperoleh gambaran dan pemahaman yang
terhadap para pihak yang berkompeten melalui: 1) sistematis dan menyeluruh untuk menjawab masalah
Wawancara/Interview, untuk memperoleh informasi yang diteliti.
dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai.6
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah
interview bebas terpimpin, yaitu dengan Mengenai kewenangan Majelis Pengawas
mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan- (Daerah, Wilayah, dan Pusat ) ini, ada satu
pertanyaan sebagai pedoman, tetapi tidak menutup kewenangan Majelis Pengawas yang perlu untuk
kemungkinan adanya variasi pertanyaan sesuai diluruskan sesuai aturan hukum yang berlaku, yaitu
dengan situasi ketika wawancara berlangsung. atas laporan Majelis Pemeriksa jika menemukan
Wawancara akan dilakukan dengan Notaris dan suatu tindak pidana dalam melakukan pemeriksaan
pejabat yang berwenang di lingkungan Wilayah terhadap notaris, maka majelis pengawas akan
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2) melaporkannya kepada pihak yang berwenang.
Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang disusun Substansi Pasal ini telah menempatkan Majelis
secara tertulis berdasarkan proposal penelitian.7 Pengawas Notaris sebagai pelapor tindak pidana.8
Dalam hal data yang diperoleh dari wawancara Menurut Pasal 1 angka 24 Kitab Undang
dirasakan kurang, maka dengan kuisioner yang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) bahwa
dipergunakan, diharapkan pertanyaanya harus laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan
dijawab dengan memberikan keterangan yang oleh seseorang karena hak atau kewajiban
sejelas mungkin. 3) Studi Kepustakaan artinya berdasarkan undang-undang kepada pejabat
pengumpulan data-data yang diperoleh melalui berwenang tentang telah atau sedang atau diduga
bahan pustaka yang berisikan informasi tentang akan terjadinya peristiwa pidana. Berdasarkan isi
bahan primer. Studi Kepustakaan diperoleh dengan Pasal tersebut, bahwa syarat untuk menjadi pelapor,
mempelajari literatur-literatur yang berhubungan yaitu: 1) Seorang (satu orang/ perseorangan); dan
dengan obyek dan permasalahan yang diteliti. Studi 2) Ada hak dan kewajiban berdasarkan undang-
Kepustakaan tersebut untuk selanjutnya merupakan undang.
landasan teori dalam mengadakan penelitian Meskipun MPD mempunyai wewenang untuk
lapangan serta pembahasan dan analisa data. menerima laporan dari masyarakat dan dari notaris
Studi Kepustakaan dalam penelitian ini meliputi: lainnya dan menyelenggarakan sidang untuk
1) Bahan hukum primer yang berupa ketentuan memeriksa adanya dugaan pelanggaran pelaksanaan
perundang-undangan, antara lain: Kitab Undang- jabatan notaris, tapi tidak diberi kewenangan untuk
menjatuhakan sanksi apapun. Dalam hal ini, MPD
5
Soerjono Soekanto & Sri Mamuji, Penelitian Hukum hanya berwenang untuk melaporkan hasil sidang dan
Normatif suatu tinjauan singkat
(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2001), hal 43
6 8
Ronny Hanitijo Soemutro, op cit, hal 57 Majalah Renvoi Nomor 10.22. II tanggal 3 Maret 2005,
7
Abdul Kadir Muhammad, op cit, hal 89 hal 37

183
Vol 5 No 1 Maret 2018: 179 - 186

pemeriksaannya kepada MPW dengan tembusan hukum yang membenarkan MPD mengambil
kepada pihak yang melaporkan, notaris yang tindakan dan kesimpulan yang dapat
bersangkutan, Majelis Pengawas Pusat, dan mengkualifikasikan Notaris turut serta atau
organisasi notaris; membantu melakukan suatu tindak pidana bersama-
Majelis Pengawas Daerah (MPD) mempunyai sama para pihak/penghadap. MPD bukan instansi
kewenangan khusus yang tidak dipunyai oleh MPW pemutus untuk menentukan Notaris dalam kualifikasi
dan MPP, yaitu sebagaimana yang tersebut dalam seperti itu.
Pasal 66 UUJN, bahwa MPD berwenang untuk Dalam tataran aturan hukum yang benar
memeriksa Notaris sehubungan dengan permintaan bahwa MPD harus menempatkan akta Notaris
penyidik, penuntut umum atau hakim untuk sebagai objek, karena Notaris dalam menjalankan
mengambil fotokopi minuta atau surat-surat lainnya tugas jabatannya berkaitan untuk membuat
yang dilekatkan pada minuta atau dalam protokol dokumen hukum, berupa akta sebagai alat bukti
Notaris dalam penyimpanan Notaris, juga tertulis yang berada dalam ruang lingkup hukum
pemanggilan Notaris yang berkaitan dengan akta perdata, sehingga menempatkan akta sebagai objek
yang dibuatnya atau dalam protokol Notaris yang harus dinilai berdasarkan aturan hukum yang
berada dalam penyimpanan Notaris. berkaitan dengan pembuatan akta, dan jika terbukti
Hasil akhir pemeriksaan MPD yang ada pelanggaran, maka akan dikenai sanksi
dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan, berisi sebagaimana yang tersebut dalam Pasal 84 dan 85
dapat memberikan persetujuan atau menolak UUJN.Dengan demikian bukan wewenang MPD jika
permintaan penyidik, penuntut umum atau dalam melakukan tugasnya mencari unsur-unsur
hakim.Ketika UUJN diundangkan, para Notaris (pidana) untuk menggiring Notaris dengan kualifikasi
berharap dapat perlindungan yang proporsional turut serta atau membantu melakukan suatu
kepada para Notaris ketika dalam menjalankan tindakan atau perbuatan pidana.
tugas jabatan sebagai Notaris, setidaknya atau salah Adakah batasan MPD dalam melakukan
satunya melalui atau berdasarkan ketentuan atau pemeriksaan? Bahwa batasan MPD dalam melakukan
mekanisme-implementasi Pasal 66 UUJN yang pemeriksaan, yaitu dengan objeknya akta Notaris.
dilakukan MPD, juga setidaknya ada pemeriksaan Menempatkan akta sebagai objek, maka
yang adil, transparan, beretika dan ilmiah ketika MPD batasan MPD dalam melakukan pemeriksaan akan
memeriksa Notaris atas permohonan pihak lain berkisar pada:
(kepolisian, kejaksaan, pengadilan), tapi hal tersebut a) kekuatan pembuktian lahiriah akta Notaris..
sangat sulit untuk dilaksanakan, karena para anggota Dalam memeriksa aspek lahiriah dari akta
MPD yang terdiri unsur-unsur yang berbeda, yaitu 3 Notaris, maka MPD harus dapat membuktikan
(tiga) orang Notaris, 3 (tiga) orang akademis dan 3 otensitas akta Notaris tersebut. MPD harus
(tiga) orang birokrat (Pasal 67 ayat (3) UUJN, yang melakukan pembuktian terbalik untuk
berangkat dari latar belakang yang berbeda, menyangkal aspek lahiriah dari akta Notaris. Jika
sehingga tidak ada persepsi yang sama ketika MPD tidak mampu untuk membuktikannya,
memeriksa Notaris. Contohnya mengenai fokus maka akta tersebut harus dilihat “apa adanya”,
pemeriksaan yang dilakukan oleh MPD: bukan dilihat “ada apa”.
Apakah objek pemeriksaan MPD, berkaitan b) kekuatan pembuktian formal akta Notaris.,
dengan Notaris (orang yang melaksanakan Jabatan Dalam hal ini MPD harus dapat membuktikan
Notaris) atau akta Notaris? Dalam pemeriksaan MPD ketidakbenaran apa yang dilihat, disaksikan dan
tidak bisa membedakan antara Notaris sebagai objek didengar oleh Notaris, juga harus dapat
dan akta sebagai objek. Jika MPD menempatkan membuktikan ketidak benaran pernyataan atau
Notaris sebagai objek, maka MPD berarti akan keterangan para pihak yang
memeriksa tindakan atau perbuatan Notaris dalam diberikan/disampaikan di hadapan Notaris.
menjalankan tugas jabatannya, yang pada akhirnya Dengan kata lain MPD tetap harus melakukan
akan menggiring Notaris pada kualifikasi turut serta pembuktian terbalik untuk menyangkal aspek
atau membantu terjadinya suatu tindak pidana. formal dari akta Notaris. Jika MPD tidak mampu
Sudah tentu tindakan seperti ini tidak dapat untuk membuktikannya, maka akta tersebut
dibenarkan, karena suatu hal yang sangat harus diterima oleh siapapun termasuk oleh MPD
menyimpang bagi Notaris dalam menjalankan tugas sendiri.
jabatannya untuk turut serta atau membantu c) kekuatan pembuktian materil akta Notaris,
melakukan atau menyarankan dalam akta untuk Dalam kaitan ini MPD harus dapat membuktikan,
terjadinya suatu tindak pidana dengan para bahwa Notaris tidak menerangkan atau
pihak/penghadap. Dalam kaitan ini tidak ada aturan menyatakan yang sebenarnya dalam akta (akta

184
Peranan Majelis Pengawas Daerah (MPD) Terhadap...
(Dwikky bagus wibisono)

Vol 5 No 1 Maret 2018

pejabat), atau para pihak yang telah benar kemungkinan untuk mengajukan keberatan untuk
berkata (di hadapan Notaris) menjadi tidak dilakukan pemeriksaan ke instansi majelis yang lebih
berkata benar. MPD harus melakukan tinggi, seperti ke Majelis Pemeriksa Wilayah (MPW)
pembuktian terbalik untuk menyangkal aspek atau ke Majelis Pemeriksa Pusat (MPP), karena
materil dari akta Notaris. Jika MPD tidak mampu mekanisme seperti itu, khusus untuk pelaksanaan
untuk membuktikannya, maka tersebut akta Pasal 66 UUJN tidak ditentukan atau tidak ada upaya
tersebut benar adanya. hukum keberatan atau banding.
Dengan demikian aspek mana yang akan Meskipun demikian jika Notaris diloloskan
dibuktikan secara terbalik oleh MPD ketika oleh MPD, maka Notaris yang bersangkutan dapat
memeriksa Notaris? Maka MPD dibebani pembuktian mengajukan upaya hukum ke Pengadilan Tata Usaha
sebagaimana diatur dalam Pasal 138 HIR (Pasal 164 Negara (PTUN) dengan objek gugatan yaitu surat
Rbg, 148 Rv), sebelum memutuskan apakah Notaris MPD yang meloloskan Notaris tersebut, hal ini akan
yang diperiksa tersebut telah melanggar salah satu menjadi sengketa tata usaha negara. Hal tersebut
atau ketiga aspek tersebut. dapat dilakukan karena MPD berkedudukan sebagai
Ketiga aspek tersebut di atas merupakan badan atau Jabatan Tata Usaha Negara (TUN) dan
kesempurnaan akta Notaris sebagai alat bukti. telah mengeluarkan suatu keputusan sebagai
Sehingga siapapun (hakim, jaksa, kepolisian, bahkan Keputusan Tata Usaha Negara.
Notaris dan MPD sendiri) terikat untuk menerima Hasil akhir dari pemeriksaan yang dilakukan
akta Notaris “apa adanya”, dan siapapun tidak dapat oleh MPD berupa Surat Keputusan (yang merupakan
menafsirkan lain atau menambahkan/meminta alat suatu penetapan tertulis). Jika dikaji ternyata Surat
bukti lain untuk menunjang akta Notaris, sebab jika Keputusan tersebut bersifat konkrit, individual, final
akta Notaris tidak dinilai sebagai alat bukti yang dan menimbulkan akibat hukum. Konkrit artinya
sempurna, akan menjadi tidak ada gunanya undang- objek yang diputuskan bukan suatu hal yang abstrak,
undang menunjuk Notaris sebagai Pejabat Umum tapi dalam hal ini objeknya yaitu akta tertentu yang
untuk membuat akta otentik sebagai alat bukti yang diperiksa oleh MPD yang dibuat oleh Notaris yang
sempurna, jika ternyata siapapun saja dengan bersangkutan.
semaunya dan seenaknya atau tanpa dasar hukum Individual artinya keputusan tidak ditujukan
yang jelas mengenyampingkan akta Notaris sebagai kepada umum atau kepada semua orang, tapi
alat bukti yang sempurna. Oleh karena itu jika ada kepada nama Notaris yang bersangkutan. Final
sesama Notaris saling menyalahkan atau artinya sudah definitif, yang tidak memerlukan
menjelekkan akta yang dibuat oleh Notaris lainnya, persetujuan dari pihak lain atau insitusi atasannya,
hal ini menujukkan bahwa Notaris yang sehingga hal ini dapat menimbulkan akibat hukum
bersangkutan tidak mengerti makna akta Notaris tertentu bagi Notaris yang bersangkutan. Ketentuan
sebagai alat bukti yang sempurna. semacam ini hanya berlaku untuk Surat Keputusan
Jika anggota MPD yang berasal dari Notaris MPD sebagai penerapan dari Pasal 66 UUJN.
memahami dengan benar pelaksanaan tugas jabatan Berdasarkan uraian di atas, maka sangat
Notaris sesuai UUJN, maka akan mengerti untuk tidak tepat jika MPD yang berkedudukan sebagai
menempatkan fokus pemeriksaan Notaris dengan Badan Tata Usaha Negara kewenangannya dikebiri
objek pada akta Notaris. Jika anggota MPD yang dengan batasan waktu seperti yang tersebut dalam
berasal dari Notaris memahami dengan benar Pasal 6 dan 12 Peraturan Menteri tersebut, karena
lembaga kenotariatan sudah pasti akan tetap seharusnya jika seorang Notaris merasa
menjaga jabatan Notaris sebagai jabatan berkeberatan dan tidak memperoleh pemeriksaan
kepercayaan. Untuk mengerti dan memahami dunia yang transparan dari MPD, dan atas keputusan MPD
Notaris, para Notaris sebelumnya harus menimba dapat dijadikan sebagai objek sengketa tata usaha
ilmu kenotariatan kurang lebih selama 2 (dua) tahun, Negara di Pengadilan Tata Usaha Negara, tapi dalam
sehingga anggota MPD yang bukan dari Notaris Peraturan Menteri tersebut, hak Notaris telah
untuk dapat memahami dunia Notaris, juga terlebih dihilangkan, dan hal ini bertentangan dengan
dahulu untuk menimba ilmu dunia Notaris secara Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986, tentang
komprensip. Jika ini dapat dilakukan maka akan ada Peradilan Tata Usaha Negara juncto Undang-undang
persepsi yang sama ketika memeriksa Notaris. Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2004 Tentang
Jika ternyata MPD memutuskan Perubahan Atas Undang-undang Nomor 5 Tahun
(berdasarkan Surat Keputusan yang dibuat oleh 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
MPD) untuk meloloskan Notaris untuk diperiksa oleh Dengan demikian tindakan MPD yang
pihak penyidik, kejaksaan atau di pengadilan, memutuskan meloloskan Notaris untuk diperiksa oleh
sebagai implementasi Pasal 66 UUJN, tidak ada pihak lain sebagai pelaksanaan Pasal 66 UUJN, jika

185
Vol 5 No 1 Maret 2018: 179 - 186

tidak memuaskan bagi Notaris atau Notaris yang Kedua, merahasiakan akta keterangan yang
bersangkutan berkeberatan dengan alasan yang diperoleh guna pembuatan akta dan ketiga, menjaga
diketahui oleh Notaris sendiri, maka Notaris yang minuta atau surat-surat yang dilekatkan pada minuta
bersangkutan dapat menggugat MPD ke Pengadilan akta atau protokol Notaris dalam penyimpanan
Tata Usaha Negara. Surat Keputusan MPD tersebut Notaris. Ketiga hal inilah yang menjadi dasar dalam
merupakan objek gugatan di Pengadilan Tata Usaha Pasal 66 UUJN dalam hal pemanggilan Notaris untuk
Negara. proses peradilan, penyidikan, penuntut umum atau
hakim dengan persetujuan Majelis Pengawas.
PENUTUP
Saran
Kesimpulan
Adapaun saran yang dapat penulis sampaikan
Berdasarkan uraian dan bahasan sebelumnya,
melalui artikel jurnal ini adalah sebagai berikut:
maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hendaknya Majelis Pengawas yang mengawasi
1. Pelaksanaan Tugas Pengawasan Terhadap
Notaris dalam menjalankan tugas dan jabatannya
Notaris Majelis Pengawas Daerah merupakan
adalah pengawas yang memiliki pengetahuan dan
amanat Undang-undang Jabatan Notaris,
mengerti tentang kenotariatan khususnya dalam
khususnya Pasal 67 Ayat (1) dan (2) yang
pembuatan akta otentik dan juga memiliki
menyatakan bahwa menteri berwenang dalam
integritas moral yang tinggi.
mengawasi notaris dan dalam melaksanakan
2. Hendaknya Majelis Pengawas Notaris yang telah
pengawasannya menteri membentuk majelis
dibentuk dan diangkat sesuai dengan amanat
pengawas. "Notaris adalah pejabat urnum yang
Undang-undang Jabatan Notaris dapat
berwenang untuk membuat akta otentik dan
rnenjalankan tugasnya dengan baik dan dengan
kewenangan lainnya sesuai dengan ketentuan
keikhlasan untuk mengawasi Notaris sehingga
yang berlaku. Sebagai pejabat umum, notaris
nantinya Notaris bisa memiliki integritas moral
diangkat dan diberhentikan oleh menteri, dalam
yang tinggi dalam menjabat sebagai pejabat
hal ini menteri yang mempunyai tugas dan
umum. Dan melaksanakan tugas dan jabatannya
tanggung jawab di bidang kenotariatan adalah
benar-benar memperhatikan nilai luhur, martabat
Menteri Hukum dan HAM. Oleh karenanya
dan etika serta mematuhi peraturan perundang-
pengawasan yang dilakukan sebelum berlakunya
undangan yang berlaku.
Undang-undang Jabatan Notaris adalah bersifat
3. Dengan adanya perlindungan hukum
preventif dan represif, akan tetapi setelah
dilaksanakan terhadap Notaris, hendaknya bisa
berlakunya Undang-undang Jabatan Notaris
menjadi seorang pejabat umum yang profesional
maka pengawasan yang dilakukan lebih bersifat
dalam jabatannya khususnya dalam pembuatan
preventif dan kuratif lagi.
akta yang bersifat otentik.
2. Peranan dan fungsi Majelis Pengawas Daerah
Daftar Pustaka
terhadap Pelaksanaan tugas Jabatan Notaris
melakukan tugasnya selalu memperhatikan dan G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris,
melihat relevansi serta urgensi seorang Notaris (Jakarta: Erlangga, 1999).
dipanggil sebagai saksi maupun sebagai
Majalah Renvoi Nomor 10.22. II tanggal 3 Maret
tersangka dengan pengambilan minuta atau foto
2005.
copynya maupun surat-surat yang dilekatkan
pada minuta tersebut untuk proses peradilan, Soerjono Soekanto & Sri Mamuji, Penelitian Hukum
penyidikan atau penuntut umum. Dengan Normatif suatu tinjauan singkat (Jakarta: Raja
persetujuan tersebut mempunyai arti bahwa Grafindo Persada, 2001).
dengan tidak adanya persetujuan maka hal
Philipus M.Hadjon & Tatik Sri Djatmiati, Tentang
tersebut tidak dapat dilakukan.
Wewenang, (Surabaya: Majalah Yuridika, Edisi
Notaris sebagai pejabat umum dalam
V, 1997).
menjalankan jabatannya perlu diberikan
perlindungan hukum, antara lain pertama untuk Wiratni Ahmadi, Pendidikan Magister Kenotariatan,
tetap menjaga keluhuran harkat dan martabat (Bandung: makalah disampaikan pada
jabatannya termasuk ketika memberikan kesaksian pengenalan pendidikan Magister Kenotariatan
dan berproses dalam pemeriksaan dan persidangan. Universitas Padjadjaran, 2000).

186

Anda mungkin juga menyukai