Diagnosa :Akromegal
Gigantisme vs Akromegali
Gigantisme Akromegali
• Mengacu pada • Kelainan yang sama
pertumbuhan linear yaitu kelebihan IGF-I
yang tinggi dan tetapi terjadi di masa
abnormal karena aksi dewasa.
berlebihan faktor
pertumbuhan seperti •
insulin I (IGF-I)
sementara lempeng
pertumbuhan epifisis
terbuka selama masa
kanak-kanak.
Gigantisme vs Akromegali
Gigantisme Akromegali
• Pertumbuhan otot, organ, dan • Gejala pertama adalah
tulang yang tidak biasa perubahan pada wajah,
sehingga seorang anak lebih dengan tampilan kasar.
besar, termasuk lebih tinggi Kaki dan tangan
dari biasanya, untuk usia membengkak.
perkembangannya. Perkembangan rambut
tubuh kasar, kulit tebal yang
gelap, kelenjar tubuh
bertambah besar, produksi
keringat meningkat, rahang
juga menjulur keluar dan
lidah bisa berubah bentuk
dan ukuran.
Pubertas Prekoks (2)
Pubertas prekoks ialah perkembangan ciri-ciri seks
sekunder yang terjadi sebelum usia 8 tahun pada
seorang anak perempuan atau sebelum umur 9 tahun
pada seorang anak laki-laki.
Klasifikasi
• Pubertas prekoks sentral (gonadotropin-dependent
precocious puberty)
• Pubertas prekoks perifer (gonadotropin-independent
precocious puberty)
Etiologi
• Idiopatik, abnormalitas SSP, kelainan genetik, tumor.
Klasifikasi Etiologi Kadar Hormon
Pubertas prekoks Stimulasi gonadotropin Kadar
sentral (GnRH- berasal dari sekresi estrogen/testosteron
dependent precocious GnRH oleh hipotalamus meningkat akibat
puberty) (aksis hipotalamis- peningkatan LH/FSH
hipofisis-gonad) dan GnRH
Pubertas prekoks Stimulasi hormon Kadar
perifer (GnRH- steroid seks yang estrogen/testosteron
independent precocious diproduksi bukan akibat meningkat tanpa
puberty) sekresi gonadotropin disertai peningkatan
hipofisis akan tetap LH/FSH dan GnRH
berasal dari sebab
endogen (gonad atau
ekstragonad) atau
sebab eksogen
Diagnosis
Anamnesis
Pola pertumbuhan sejak lahir, usia awitan
tanda seks sekunder muncul dan
progresivitasnya, riwayat penyakit dahulu,
riwayat paparan hormon eksogen.
Pemeriksaan Fisik
• Antopometri
• Status pubertas menurut skala Tanner
• Genitalia
Diagnosis
Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Algoritma Diagnosis
DM Perkeni 2011
Tatalaksana
Obat Anti Hiperglikemia (OAH)
Insulin
Insulin
Dosis Insulin
Contoh: BB=60kg
0,5 x 60kg = 30 IU
- 60% = 18 IU dibagi 3x pemberian → 6 IU pagi,
siang, malam
- 40% = 12 IU → diberikan malam
Jawaban lainnya
A. Insulin post prandial = 15 IU dibagi 3x pemberian,
Insulin Basal = 12 IU → diberikan malam: tidak tepat
B. Insulin post prandial = 20 IU dibagi 3x pemberian,
Insulin Basal = 5 IU → diberikan malam: tidak tepat
C. Insulin post prandial = 13 IU dibagi 3x pemberian,
Insulin Basal = 10 IU → diberikan malam: tidak tepat
D. Insulin post prandial = 18 IU dibagi 3x pemberian,
Insulin Basal = 12 IU → diberikan malam
E. Insulin post prandial = 15 IU dibagi 3x pemberian,
Insulin Basal = 6 IU → diberikan malam: tidak tepat
Soal 103
Tn.Kasman usia 37 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
lemas sejak 4 bulan yang lalu. Pasien terdiagnosis diabetes melitus
tipe 2 sejak 3 bulan yang lalu dan telah mendapat terapi metformin
dan glimepirid. Tanda vital TD: 130/90mmHg, N:100x/m, RR: 22x/m,
T: 37C. Diketahui BB: 60kg, TB: 160cm. Hasil lab sekarang di
dapatkan HbA1c 9,2%, GDS:350mg/dl, GDP:280mg/dl, GD2PP
:270mg/dl. Dokter melakukan penambahan terapi insulin bagi
pasien. Berapakah kebutuhan dosis insulin yang diperlukan pasien?
A. Insulin post prandial = 15 IU dibagi 3x pemberian, Insulin Basal
= 12 IU → diberikan malam
B. Insulin post prandial = 20 IU dibagi 3x pemberian, Insulin Basal
= 5 IU → diberikan malam
C. Insulin post prandial = 13 IU dibagi 3x pemberian, Insulin Basal
= 10 IU → diberikan malam
D. Insulin post prandial = 18 IU dibagi 3x pemberian, Insulin
Basal = 12 IU → diberikan malam
E. Insulin post prandial = 15 IU dibagi 3x pemberian, Insulin Basal
= 6 IU → diberikan malam
Soal 104
An.Rizka usia 10 tahun datang ke poliklinik diantar
ibunya dengan keluhan terdapat kutil pada punggung
kaki kanan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa
kadang kutilnya terasa gatal dan nyeri ketika memakai
sepatu. Pasien sering menggunakan kaos kaki basah
dan sepatunya terlihat sudah sempit. Diketahui BB:40kg
TB:150cm. Efloresensi dorsum tarsal dekstra :
ditemukan Papul verukosa ukuran 2x1,5x0,5cm. Apakah
diagnosa yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Veruka vulgaris
B. Molluskum contangiosum
C. Varicella
D. Herpes zooster
E. Morbili
Analisis Soal 104
An.Rizka usia 10 tahun datang ke poliklinik diantar
ibunya dengan keluhan terdapat kutil pada
punggung kaki kanan sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien merasa kadang kutilnya terasa gatal dan
nyeri ketika memakai sepatu. Pasien sering
menggunakan kaos kaki basah dan sepatunya
terlihat sudah sempit. Diketahui BB:40kg TB:150cm.
Efloresensi dorsum tarsal dekstra : ditemukan Papul
verukosa ukuran 2x1,5x0,5cm. Apakah diagnosa
yang tepat untuk pasien tersebut?
• Lini pertama:
• Pengobatan topikal dengan pemberian bahan
kaustik, misal: Asam salisilat 20–40%, asam
trikloroasetat (TCA) 50%, atau larutan AgNO3 25%
• Lini kedua:
• Jika topikal gagal, Krioterapi (bedah beku)
Moluskum Kontangiosum (4A)
Pemeriksaan penunjang :
• Pemeriksaan sitologi dapat ditemukan sel
datia berinti banyak pada sekret.
• Serologi IgM anti-Rubella untuk
mengkonfirmasi diagnosis.
Terapi :
• Terapi suportif dan siptomatis dan
Suplementasi vitamin A
Jawaban lainnya
A. Veruka vulgaris: Kata kunci: Papul verukosa di area
predileksi
B. Molluskum contangiosum: efloresensi berupa Papul
miliar, kadang-kadang lentikular dan berwarna putih
seperti lilin, berbentuk kubah yang kemudian terdapat
lekukan (delle) di tengahnya (umbilikasi).
C. Varicella: Erupsi kulit berupa papul eritematosa yang
dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel.
D. Herpes zooster: vesikel berkelompok dengan dasar
eritem dan edema secara dermatomal
E. Morbili: Lesi dimulai pada kepala daerah perbatasan
dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar secara
sentrifugal ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas,
dan mencapai kaki pada hari ketiga, koplik spot pada
lidah +
Soal 104
An.Rizka usia 10 tahun datang ke poliklinik diantar
ibunya dengan keluhan terdapat kutil pada punggung
kaki kanan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa
kadang kutilnya terasa gatal dan nyeri ketika memakai
sepatu. Pasien sering menggunakan kaos kaki basah
dan sepatunya terlihat sudah sempit. Diketahui BB:40kg
TB:150cm. Efloresensi dorsum tarsal dekstra :
ditemukan Papul verukosa ukuran 2x1,5x0,5cm. Apakah
diagnosa yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Veruka vulgaris
B. Molluskum contangiosum
C. Varicella
D. Herpes zooster
E. Morbili
Soal 105
An.Laksmi usia 5 tahun datang ke poliklinik diantar ibunya
dengan keluhan terdapat beruntusan di seluruh kulitnya sejak
2 hari yang lalu. Menurut ibunya, pasien juga mengalami
demam sejak 5 hari yang lalu. Pasien merasa gatal dan perih
pada area kulit yang mengalami beruntusan. Diketahui BB:
30kg, T: 38. Efloresesi kulit : vesikel multiple berbentuk tear
drop distribusi luas seluruh tubuh. Pola distribusi sentrifungal
+. Apakah mikroorganisme yang ditemukan pada
pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus tersebut
jika pasien terdiagnosa pasti varicella zooster?
A. Hifa panjang
B. Arthrospora
C. Multinucleated Giant Cell
D. Mycobacterium leprae
E. Spagheti and meat ball apperance
Analisis Soal 105
An.Laksmi usia 5 tahun datang ke poliklinik diantar
ibunya dengan keluhan terdapat beruntusan di seluruh
kulitnya sejak 2 hari yang lalu. Menurut ibunya, pasien
juga mengalami demam sejak 5 hari yang lalu. Pasien
merasa gatal dan perih pada area kulit yang mengalami
beruntusan. Diketahui BB: 30kg, T: 38. Efloresesi kulit :
vesikel multiple berbentuk tear drop distribusi luas
seluruh tubuh. Pola distribusi sentrifungal +. Apakah
mikroorganisme yang ditemukan pada pemeriksaan
penunjang yang dilakukan pada kasus tersebut jika
pasien terdiagnosa pasti varicella zooster?
Tatalaksana
• Simptomatik → Antipiretik, bedak salisil dapat
diberikan untuk mengurangi gatal
• Pengobatan antivirus oral, antara lain:
• Asiklovir 5 x 800 mg/hari, selama 7–10 hari
• Valasiklovir 3x1000 mg/hari, selama 7–10 hari
• Anak-anak 4 x 20 mg/kgBB (dosis maksimal 800
mg),
Jawaban lainnya
Klinis
• Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum
erupsi.
• Keluhan dapat disertai dengan gejala
prodromal sistemik berupa demam, pusing,
dan malaise.
• Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan yang
dalam waktu singkat menjadi vesikel
berkelompok dengan dasar eritem dan
edema secara dermatomal
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Sekelompok vesikel
dengan dasar eritem
yang terletak unilateral
sepanjang distribusi
saraf spinal atau
kranial (bersifat
dermatomal).
Pemeriksaan
penunjang
• Tzanck Smear :
Multinucleated Giant
Cell
Tatalaksana
Diagnosa : Rubeolla
Morbili (4A)
Pemeriksaan penunjang :
• Pemeriksaan sitologi dapat ditemukan sel
datia berinti banyak pada sekret.
• Serologi IgM anti-Rubella untuk
mengkonfirmasi diagnosis.
Terapi :
• Terapi suportif dan siptomatis dan
Suplementasi vitamin A
Jawaban lainnya
A. Varicella: Infeksi akut primer oleh virus Varicella zoster yang menyerang kulit
dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh. Masa inkubasi 14-21 hari. Penularan melalui
udara (air-borne) dan kontak langsung
B. Herpes zooster: Infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus Varisela-
zoster. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi
primer yang sebelumnya pernah terkena varicella yang dorman di ganglion
sensoris posterior
C. Rubeolla: Morbili adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
Measles. Nama lain dari penyakit ini adalah rubeola atau campak. Morbili
merupakan penyakit yang sangat infeksius dan menular lewat udara
melalui aktivitas bernafas, batuk, atau bersin
D. HSV 1: Infeksi akut yang disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe 1
(perioral) yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit
yang sembab dan eritematosa pada daerah mukokutan. Penularan melalui
kontak langsung dengan agen penyebab.
E. HSV 2: Infeksi akut yang disebabkan oleh Virus Herpes simpleks tipe 2
(genital), yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit
yang sembab dan eritematosa pada daerah mukokutan. Penularan melalui
kontak langsung dengan agen penyebab.
Soal 107
An.Farah usia 3 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan kemerahan seluruh tibuh sejak 5 hari yang lalu. awalnya
muncul kemerahan dari wajah pasien, kemudian menjalar ke leher,
badan dan tangan juga kaki. Pasien mengalami demam batuk dan
pilek sejak seminggu yang lalu. Mata pasien juga terlihat kemerahan
dan terdapat benjolan di sekitar leher pasien. Diketahui BB: 18kg
T:37,8C. Pemeriksaan fisik, mata : konjungtivitis+, leher:
limfadenopati+, orofaring Demam, konjungtivitis, limfadenopati
general, orofaring: koplik spot, kulit : lesi makula dan papul multiple
berupa eksantem luas seluruh tubuh. Pemeriksaan sitologi dapat
ditemukan sel datia berinti banyak pada sekret. Apakah diagnosa
yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Varicella
B. Herpes zooster
C. Rubeolla
D. HSV 1
E. HSV 2
Soal 108
Tn.Farel usia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
terdapat beruntus kemerahan pada selangkangannya sejak 5
hari yang lalu. Selangkangannya terasa gatal dan perih di
area yang mengalami beruntusan. Pasien aktif melakukan
hubungan seksual selain dengan istrinya. Tanda vital
TD:130/90mmHg, N:80x/m, RR:20x/m, T:36,7C. Efloresensi
kulit area inguinal : Papul eritema yang diikuti oleh munculnya
vesikel berkelompok dengan dasar eritem. Apakah terapi
yang tepat yang dapat diberikan pada kasus ini?
A. Asiklovir, dosis 5 x 800 selama 7 hari, jika rekuren 5 hari
B. Valasiklovir, dosis 2 x 1000 mg/hari selama 3 hari.
C. Asiklovir, dosis 3 x 400 selama 3 hari
D. Asiklovir, dosis 5 x 200 atau 3 x 400 mg/hari selama 7
hari, jika rekuren 5 hari
E. Valasiklovir, dosis 3 x 800 mg/hari selama 7-10 hari, jika
rekuren 7 hari
Analisis Soal 108
Tn.Farel usia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
terdapat beruntus kemerahan pada selangkangannya sejak 5
hari yang lalu. Selangkangannya terasa gatal dan perih di
area yang mengalami beruntusan. Pasien aktif melakukan
hubungan seksual selain dengan istrinya. Tanda vital
TD:130/90mmHg, N:80x/m, RR:20x/m, T:36,7C. Efloresensi
kulit area inguinal : Papul eritema yang diikuti oleh munculnya
vesikel berkelompok dengan dasar eritem. Apakah terapi
yang tepat yang dapat diberikan pada kasus ini?
Diagnosa : HSV-2
Terapi : Asiklovir, dosis 5 x 200 atau 3 x 400
mg/hari selama 7 hari, jika rekuren 5 hari
Herpes Simpleks (4A)
• Infeksi akut yang disebabkan oleh Virus
Herpes Simpleks tipe 1 (perioral) atau tipe 2
(genital), yang ditandai oleh adanya vesikel
yang berkelompok di atas kulit yang
sembab dan eritematosa pada daerah
mukokutan. Penularan melalui kontak
langsung dengan agen penyebab.
Faktor resiko :
• Individu yang aktif secara seksual dan
imunodefisiensi.
Diagnosis
• Gejala prodromal
• Papul eritema yang diikuti oleh munculnya
vesikel berkelompok dengan dasar eritem.
• Vesikel ini dapat cepat menjadi keruh, yang
kemudian pecah, membasah, dan berkrusta.
• Kadang-kadang timbul erosi/ulkus.
• Tempat predileksi: daerah mulut dan hidung
untuk HSV-1, dan daerah genital untuk HSV-
2.
Tatalaksana
Klinis :
• Ulkus dangkal dengan krusta tebal melekat
menutupi ulkus dibawahnya yang berbentuk
lekukan dangkal dan tepi meninggi (punched
out lesion)
• Predileksi: Tungkai bawah tempat yang
relatif banyak trauma. Tempat lainnya adalah
bokong dan paha
Tatalaksana
Diagnosa : Eritrasma
Etiologi : Corynebacterium Minitussismum
Eritrasma (4A)
Etiologi
• Corynebacterium minitussismum, bakteri
gram positif berbentuk batang
Diagnosis
Klinis
• Lesi eritroskuamosa
• Skuama halus merah kecoklatan
Pemeriksaan penunjang
• Wood’s lamp: coral-red / merah membara
Tatalaksana
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit
atau kuku menggunakan mikroskop dan KOH
20%: tampak hifa panjang dan atau
artrospora
• Kultur dengan agar Sabouraud plus
Tatalaksana
Topikal
• Rambut dicuci dengan sampo antimikotik:
selenium sulfida 1% dan 2,5% 2- 4
kali/minggu10 atau sampo ketokonazol 2% 2
hari sekali selama 2-4 minggu
Tatalaksana
Sistemik
• Microsporum
• Griseofulvin fine particle/microsize 20-25
mg/kgBB/hari
• Trichopyton
• Terbinafin 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125 mg
untuk BB 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk BB >40
kg selama 2-4 minggu
Skrofuloderma (4A)
Topikal:
• Pada bentuk ulkus: kompres dengan larutan
antiseptik (povidon iodin 1%)
Sistemik:
• Tahap Intensif (dua bulan)
• Dosis FDC (fixed dosed combination for four drugs)
R 150 mg, H 75 mg, Z 400 mg, E 275 mg (dosis
lihat halaman 156). FDC diminum sekali sehari,
satu jam sebelum atau dua jam setelah sarapan
pagi
Tatalaksana
• Tahap lanjut
• Tahap lanjut diberikan hingga 2 bulan setelah lesi
kulit menyembuh. Durasi total pengobatan (tahap
intensif + tahap lanjutan) minimal 1 tahun.
• Dosis FDC R 150 mg, H 150 mg
Sifilis Stadium 1 dan 2 (4A)
Pemeriksaan fisik
• Sifilis stadium I / SI (Sifilis primer) → Ulkus
durum (berbentuk bulat dan soliter, dinding
tidak bergaung, tidak nyeri bersih, indolen dan
teraba indurasi).
• Sifilis stadium II / SII (Sifilis sekunder) → Ruam
multiple pada kulit, ‘great imitator’. Perbedaan
dengan penyakit lainnya yaitu lesi tidak gatal
dan terdapat limfadenitis generalisata.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Tes Serologi Sifilis (TSS), antara lain VDRL
(Venereal Disease Research Laboratories)
TPHA (Treponemal pallidum Haemoglutination
Assay), dan tes imunofluoresens (Fluorescent
Treponemal Antibody Absorption Test-FTA-
Abs)
• VDRL (sensitif) = skrining;
• TPHA (spesifik) = konfirmatif
• Histopatologi dan imunologi.
Tatalaksana
Headshot
Etiologi Pyoderma oleh Streptococcus
SPICEE!
• Scarlet fever
• Phlegmon
• Impetigo Krustosa
• Celulitis
• Ektima
• Erisipelas
Jawaban lainnya
A. Corynebacterium minitussismum :
eritrasma
B. Artrhospora: tinea kapitis
C. Mycobacterium bovis: skrofuloderma
D. Treponema pallidum: sifilis
E. Staphylococcus aureus: impetigo bulosa
Soal 110
Ny.Farida usia 25 tahun datang ke poliklinik RS dengan
keluhan kemerahan luas pada ketiak kiri pasien sejak 2
minggu yang lalu. Pasien merasa sedikit perih pada ketiak
kirinya yang mengalami perubahan warna merah terang.
Tanda vital, TD:110/70mmHg, N:80x/m, RR:20x/m, T:36,5C.
Efloresensi aksila sinistra ditemukan Lesi eritroskuamosa
dan Skuama halus merah kecoklatan. Pemeriksaan Wood’s
lamp: coral-red / merah membara. Berdasarkan hasil
pemeriksaan diatas, apakah etiologi penyebab masalah yang
dihadapi pasien?
Diagnosa : Eritrasma
A. Corynebacterium minitussismum
B. Artrhospora
C. Mycobacterium bovis
D. Treponema pallidum
E. Staphylococcus aureus
Soal 111
Tn.Wori usia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan terdapat
bercak putih pada kulit tangan kanan dan kirinya sejak 6 bulan yang lalu.
Awalnya bercak putih kecil namun sekarang sudah melebar. Pasien merasa
dirinya kehilangan rasa ketika disentuh atau dicubit didaerah yang
mengalami perubahan warna kulit menjadi keputihan. Pasien merasa
kesemutan pada kedua telapak tangan dan kaki. Tanda vital,
TD:110/70mmHg, N:80x/m, RR:20x/m, T:36,5C .Efloresensi kulit tangan
dextra dan sinistra ditemukan bercak hipopigmentasi makula dan plak
multiple sebanyak 8 lesi. Bakterioskopik: sediaan slit skin smear atau
kerokan jaringan kulit dengan pewarnaan Ziehl Neelsen/BTA +.Berapakah
lama pengobatan yang diberikan pada pasien kasus tersebut?
A. Rifampisin+dapson yang diberikan sebanyak 6 dosis yang
diselesaikan dalam 6-9 bulan
B. Rifampisin+dapson+lampren yang diberikan sebanyak 12 dosis yang
diselesaikan dalam 12-18 bulan
C. Rifampisin+dapson+lampren yang diberikan sebanyak 6 dosis yang
diselesaikan dalam 6-9 bulan
D. Rifampisin+dapson yang diberikan sebanyak 12 dosis yang
diselesaikan dalam 9 bulan
E. Rifampisin+dapson yang diberikan sebanyak 12 dosis yang
diselesaikan dalam 12-18 bulan
Analisis Soal 111
Tn.Wori usia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
terdapat bercak putih pada kulit tangan kanan dan kirinya
sejak 6 bulan yang lalu. Awalnya bercak putih kecil namun
sekarang sudah melebar. Pasien merasa dirinya kehilangan
rasa ketika disentuh atau dicubit didaerah yang mengalami
perubahan warna kulit menjadi keputihan. Pasien merasa
kesemutan pada kedua telapak tangan dan kaki. Tanda vital,
TD:110/70mmHg, N:80x/m, RR:20x/m, T:36,5C .Efloresensi
kulit tangan dextra dan sinistra ditemukan bercak
hipopigmentasi makula dan plak multiple sebanyak 8 lesi.
Bakterioskopik: sediaan slit skin smear atau kerokan jaringan
kulit dengan pewarnaan Ziehl Neelsen/BTA +.Berapakah lama
pengobatan yang diberikan pada pasien kasus tersebut?
Tanda Utama PB MB
Bercak kusta Jumlah 1-5 Jumlah > 5
Penebalan saraf 1 saraf >1 saraf
disertai gangguan
fungsi saraf
• Tipe MB
Reaksi Lepra (3A)
Tanda Utama PB MB
Bercak kusta Jumlah 1-5 Jumlah > 5
Penebalan saraf 1 saraf >1 saraf
disertai gangguan
fungsi saraf
• Tipe MB
Reaksi Lepra (3A)
Hiperpigmentasi
• Obat topikal yang bekerja pada jalur sintesis
melanin, Fotoproteksi spektrum luas dan
kamuflase. Peeling kimiawi, Laser dan terapi
sinar.
Hipopigmentasi
• Kortikosteroid topikal potensi medium,
Ultraviolet.
Lupus Eritematous Kulit (2)
Fototerapi:
• Ultraviolet B atau PUVA
Dermatitis Seboroik (4A)
Diagnosa : Angioedema
Angioedema (3B)
• Edema mendadak pada
dermis bagian bawah dan
subkutis dengan
manifestasi edema
sewarna kulit atau eritema
pada area predileksi, yang
sering disertai keterlibatan
lapisan submukosa.
• Kadang-kadang disertai
gejala subyektif nyeri atau
panas, rasa gatal jarang
ada.
• Angioedema disebut akut
jika berlangsung kurang
dari 6 minggu.
Diagnosis
• Pemeriksaan Penunjang :
• Gambaran histopatologi : udem pada dermis
atas dan tengah, disertai dilatasi venula
postkapiler dan pembuluh limfatik dermis atas.
Tatalaksana
Topikal :
• Bedak kocok dibubuhi antipruritus mentol dan
kamfer.
Sistemik :
• Urtikaria akut : Antihistamin generasi dua.
• Urtikaria kronik : Antihistamin H1 generasi kedua,
Jika gejala menetap setelah 2 minggu,
antihistamin H1 generasi kedua (non sedatif)
dapat dinaikkan dosisnya 2-4 kali, bila gejala
masih menetap sampai 1-4 minggu, ditambahkan:
Jawaban lainnya
A. Urtikaria: penyakit kulit yang ditandai dengan adanya
urtika berbatas tegas, dikelilingi oleh daerah berwarna
kemerahan, dan terasa gatal.
B. Angioedema: Edema mendadak pada dermis bagian
bawah dan subkutis dengan manifestasi edema
sewarna kulit atau eritema pada area predileksi, yang
sering disertai keterlibatan lapisan submukosa
C. Impetigo crustosa: vesikel tipis yang dengan cepat
berubah menjadi pustul dan pecah sehingga menjadi
krusta kering kuning kecoklatan seperti madu (Honey
like).
D. Impetigo bullosa: gambaran vesikobulosa dengan lesi
bula hipopion (bula berisi pus).
E. Dermatitis seboroik: kelainan kulit papuloskuamosa kronis
yang umum dijumpai pada anak dan dewasa.
Soal 115
An.Harris usia 5 tahun datang ke puskesmas dibawa oleh
ibunya dengan keluhan bibir bengkak sejak 1 jam yang lalu.
Pasien baru saja mengkonsumsi udang goreng tepung asam
manis yang disediakan dirumah. Pasien memiliki riwayat
alergi seafood sejak sejak, namun sudah 2 tahun terakhir ini
pasien tidak pernah kembuuh. Ibunya mengira alergi anaknya
terhadap seafood sudah hilang. Namun sekarang setelah
memakan udang, timbul gatal-gatal dan bengkak pada bibir
anaknya. Diketahui BB:50kg TB:150cm. Pemeriksaan fisik
oral : edema mukosa+, pruritus+. Apakah diagnosa yang
tepat untuk pasien tersebut?
A. Urtikaria
B. Angioedema
C. Impetigo crustosa
D. Impetigo bullosa
E. Dermatitis seboroik
Soal 116
An.Ulal usia 2 tahun datang ke puskesmas dibawa oleh
kedua orangtuanya dengan keluhan kulit kering seluruh tubuh
terutama tangan dan kaki sejak 6 bulan yang lalu. Orangtua
pasien merasa pasien begitu rewel ketika pasien berkeringat
seperti merasakan gatal pada badannya. Diketahui BB: 15kg
T: 36,5C. Efloresensi kulit seluruh tubuh ditemukan skuama
putih keabuan yang luas, Terdapat fisura “cracking” pada tepi
skuama. Apakah diagnosa yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Psoriasis vulgaris
B. Iktiosis vulgaris
C. LE kutan/subakut/chronic cutaneous lupus erythematosus
(SCLE)
D. LE kutan akut/acute cutaneous lupus erythematosus
(ACLE)
E. LE kutan kronik/discoid lupus erythematosus (CCLE).
Analisis Soal 116
An.Ulal usia 2 tahun datang ke puskesmas dibawa
oleh kedua orangtuanya dengan keluhan kulit kering
seluruh tubuh terutama tangan dan kaki sejak 6
bulan yang lalu. Orangtua pasien merasa pasien
begitu rewel ketika pasien berkeringat seperti
merasakan gatal pada badannya. Diketahui BB:
15kg T: 36,5C. Efloresensi kulit seluruh tubuh
ditemukan skuama putih keabuan yang luas,
Terdapat fisura “cracking” pada tepi skuama.
Apakah diagnosa yang tepat untuk pasien tersebut?
Diagnosa : Vitiligo
Vitiligo (3A)
Rasa haus Minum biasa, *Haus, ingin minum *Malas minum atau tidak
tidak haus banyak bisa minum
Periksa turgor Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat
kulit
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi
pemeriksaan ringan/sedang
Bila ada 1 tanda (8) Bila ada 1 tanda (8)
ditambah 1 atau ditambah 1 atau lebih
lebih tanda lain tanda lain
Terapi A
• Umur < 1 tahun: ¼-½ gelas setiap kali anak
mencret (50–100 ml)
• Umur 1-4 tahun: ½-1 gelas setiap kali anak
mencret (100–200 ml)
• Umur diatas 5 Tahun: 1–1½ gelas setiap kali
anak mencret (200– 300 ml)
Rencana Terapi
Terapi B
• Oralit diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/
kgbb dan selanjutnya diteruskan dengan
pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi
• Terapi C
Usia 30 cc/kgbb dalam 70 cc/kgbb dalam
<12 bulan 1 jam 5 jam
>12 bulan 30 menit 2,5 jam
Tatalaksana antibiotik
Diagnosa : Schistosoma
Japonicum
Infeksi Cacing (4)
PARASIT
Metazoa
Roundworms Flat worms (Platyhelminthes)
Trematoda Cestoda
Nematoda
(Cacing pipih) (Cacing pita)
• Necator
• Enterobius
• Ascaris
• Ancylostoma • Fasciola
• Taenia
• Trichuris • Schistosoma
• Strongyloides
• Wuchereria
• Brugia
NEMATODA NASTAR
• Necator, Ancylostoma, Strongyloides
stadium infektif larva filariaform
• Trichuris, Ascaris, enteRobius
stadium infektif telur
Nematoda; bentuk infektif larva filariaform
Spesies Gejala khas Diagnosis
telur dinding 3
Ascaris Telur tertelan larva lapis di analisis Telur oval,
lumbricoides migrasi ke paru-paru feses, cacing berdinding
(loeffler syndrome) dewasa di usus tebal lapis 3,
(Cacing matur di usus (dapat halus, dapat bergerigi,
gelang) menyebabkan keluar lewat unsegmente
obstruksi) anus, mulut d ovum
Trematoda; Skistomiasis bentuk infektif: serkaria
Spesies Gejala khas Diagnosis
Telur lonjong
Schistoma • Swimmer itch: gatal setelah dengan duri
mansoni berenang di air tawar karena lateral pada
penetrasi kulit oler serkaria tinja
• Gejala awal: sindrom skistomiasis
akut (demam Katayama) reaksi
hipersensitivitas; demam, urtikaria,
angioedema, mialgia, batuk kering, Telur lonjong
Schistoma diare, sakit perut, sakit kepala dengan duri di
hematobium • GIT nyeri perut kronis/intermiten, ujung terminal
anoreksia, diare, ADB, perdarahan pada urin
usus, ulkus kolon
• Genitourinari (khusus hematobium)
hematuria mikroskopik/ Telur lonjong
makroskopik, piuria, dengan duri
Schistoma hematospermia, disuria, obstruksi rudimeter
japonicum leher kandung kemih, hidroureter, (hampir tidak
hidronefrosis, gagal ginjal terlihat) pada
tinja
Cestoda; Taeniasis & Sistiserkosis; bentuk infektif: onkosfer
Spesies Gejala khas Diagnosis
• Taeniasis: asimtomatik,
mual, diare, anoreksia,
Taenia Riwayat makan
nyeri epigastrium, berat
saginata daging mentah
badan turun
Daging sapi Telur bulat,
• Sistiserkosis ekstraneural:
dinding ganda,
sistiserkus di otot, mata:
corakan radial
nodul subkutan, nyeri otot,
(tidak dapat
radiokulopati, mielopati,
dibedakan)
penurunan visus, dst.
Taenia
Solium T. saginata:
• Neurosistiserkosis:
Proglotid >12
• Kejang fokal/umum
Daging babi cabang uterus
• Nyeri kepala;
migrain/tension
*hanya T. solium:
• Defisit neurokognitif
solium yang Proglotid ≤10
• Peningkatan TIK
bisa menjadi cabang uterus
• hidrosefalus
sistiserkosis
TATALAKSANA CACING
Nematoda
Necator/
Strongyloides Trichuris Ascaris Enterobius
Ancylostoma
• Pirantel pamoat
10 mg/kgBB, 3
hari
• Mebendazole
• Mebendazole
• Pirantel 500 mg SD
2x100 mg, 3 hari • Albendazol 1- • Albendazole
pamoat 10 • Albendazole
• Albendazole 400 2x 400mg, 3 1x400 mg,
mg/kg BB SD 400 mg SD
mg SD hari 3 hari
• Mebendazole • Pirantel
• Mebendazol • Mebendazole
500 mg SD, pamoat 10
CLM: 3x100 mg, 2- 2x100 mg,
• Albendazole mg/kgBB SD
• Tiabendazol 4 minggu. 3 hari
400 mg SD
2x25mg/kgBB, 2
hari;
• Albendazol 2x400
mg, 3 hari.
TATALAKSANA CACING
Trematoda
S. Mansoni, S. haematobium
Praziquantel 40 mg/kgBB po dibagi dalam dua dosis perhari
S. Japonicum
Praziquantel 60 mg/kgBB po dibagi dalam tiga dosis perhari
Cestoda
Taeniasis:
• Albendazol 1-2x400 mg, selama 3 hari, atau
• Mebendazol 3x100 mg, selama 2 atau 4 minggu
Sistiserkosis:
Rujuk ke spesialis terkait
Tatalaksana kejang dan peningkatan TIK
Eksisi nodul subkutan
Jawaban lainnya
A. Strongyloides stercoralis: Pemeriksaan penunjang :
menemukan larva rabditiform dalam tinja segar, atau
menemukan cacing dewasa Strongyloides stercoralis.
B. Ancylostoma duodenale
C. Schistosoma japonicum
D. Schistosoma haematobium
E. Schistosoma mansoni
Soal 120
Tn.Jenuy usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri perut sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluh demam, sakit kepala dan mual sejak 10 hari yang
lalu. Riwayat pasien hiking ke lembah Napu yang ada di
sulawesi tengah sekitar 2 minggu yang lalu. Karena haus
pasien meminum air dari danau yang ada di area lembah
tersebut. Tanda vital TD:130/80mmHg, N:90x/m, RR: 20x/m,
T:38C. Pemeriksaan fisik, abdomen: NTE+ dan
hepatosplenomegali, inguinal : Limfadenopati, kulit : rash+,
anus : berdarah+. Dokter melakukan pemeriksaan feses dan
didapatkan hasil gambaran mikroskop seperti dibawah ini.
Apakah diagnosa pasien tersebut?
A. Strongyloides stercoralis.
B. Ancylostoma duodenale
C. Schistosoma japonicum
D. Schistosoma haematobium
E. Schistosoma mansoni
Soal 121
Tn.Jenuy usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh demam, sakit kepala dan
mual sejak 10 hari yang lalu. Riwayat pasien hiking ke lembah Napu yang
ada di sulawesi tengah sekitar 2 minggu yang lalu. Karena haus pasien
meminum air dari danau yang ada di area lembah tersebut. Tanda vital
TD:130/80mmHg, N:90x/m, RR: 20x/m, T:38C. Pemeriksaan fisik,
abdomen: NTE+ dan hepatosplenomegali, inguinal : Limfadenopati, kulit :
rash+, anus : berdarah+. Dokter melakukan pemeriksaan feses dan
didapatkan hasil gambaran mikroskop seperti dibawah ini. Apakah terapi
yang paling tepat yang dapat diberikan pada pasien kasus tersebut untuk
mengeradikasi etiologi masalah yang diderita pasien?
A. Prazikuantel 40 mg/kg berat badan per hari oral dan dibagi dalam dua
dosis perhari
B. Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari, diberikan selama tiga hari
berturut-turut, atau
C. Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat diberikan 2 tablet (400
mg) atau 20 ml suspensi, dosis tunggal.
D. Prazikuantel 60 mg/kg berat badan per hari oral dan dibagi dalam tiga
dosis perhari
E. Prazikuantel 40 mg/kg berat badan per hari oral dan dibagi dalam tiga
dosis perhari
Analisis Soal 121
Tn.Jenuy usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri
perut sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh demam, sakit
kepala dan mual sejak 10 hari yang lalu. Riwayat pasien hiking ke
lembah Napu yang ada di sulawesi tengah sekitar 2 minggu yang
lalu. Karena haus pasien meminum air dari danau yang ada di area
lembah tersebut. Tanda vital TD:130/80mmHg, N:90x/m, RR: 20x/m,
T:38C. Pemeriksaan fisik, abdomen: NTE+ dan hepatosplenomegali,
inguinal : Limfadenopati, kulit : rash+, anus : berdarah+. Dokter
melakukan pemeriksaan feses dan didapatkan hasil gambaran
mikroskop seperti dibawah ini. Apakah terapi yang paling tepat yang
dapat diberikan pada pasien kasus tersebut untuk mengeradikasi
etiologi masalah yang diderita pasien?
Telur lonjong
Schistoma • Swimmer itch: gatal setelah dengan duri
mansoni berenang di air tawar karena lateral pada
penetrasi kulit oler serkaria tinja
• Gejala awal: sindrom skistomiasis
akut (demam Katayama) reaksi
hipersensitivitas; demam, urtikaria,
angioedema, mialgia, batuk kering, Telur lonjong
Schistoma diare, sakit perut, sakit kepala dengan duri di
hematobium • GIT nyeri perut kronis/intermiten, ujung terminal
anoreksia, diare, ADB, perdarahan pada urin
usus, ulkus kolon
• Genitourinari (khusus hematobium)
hematuria mikroskopik/ Telur lonjong
makroskopik, piuria, dengan duri
Schistoma hematospermia, disuria, obstruksi rudimeter
japonicum leher kandung kemih, hidroureter, (hampir tidak
hidronefrosis, gagal ginjal terlihat) pada
tinja
TATALAKSANA CACING
Trematoda
S. Mansoni, S. haematobium
Praziquantel 40 mg/kgBB po dibagi dalam dua dosis perhari
S. Japonicum
Praziquantel 60 mg/kgBB po dibagi dalam tiga dosis perhari
Cestoda
Taeniasis:
• Albendazol 1-2x400 mg, selama 3 hari, atau
• Mebendazol 3x100 mg, selama 2 atau 4 minggu
Sistiserkosis:
Rujuk ke spesialis terkait
Tatalaksana kejang dan peningkatan TIK
Eksisi nodul subkutan
Jawaban lainnya
A. Prazikuantel 40 mg/kg berat badan per hari oral dan
dibagi dalam dua dosis perhari: S.Mansoni,
S.Haematobium
B. Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari,
diberikan selama tiga hari berturut-turut,: askariasis
C. Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat
diberikan 2 tablet (400 mg) atau 20 ml suspensi,
dosis tunggal: askariasis
D. Prazikuantel 60 mg/kg berat badan per hari oral
dan dibagi dalam tiga dosis perhari:
S.Japonikum dan S.Mekongi
E. Prazikuantel 40 mg/kg berat badan per hari oral dan
dibagi dalam tiga dosis perhari: dibagi 2 dosis untuk
S.Mansoni dan S.Haematobium
Soal 121
Tn.Jenuy usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh demam, sakit kepala dan
mual sejak 10 hari yang lalu. Riwayat pasien hiking ke lembah Napu yang
ada di sulawesi tengah sekitar 2 minggu yang lalu. Karena haus pasien
meminum air dari danau yang ada di area lembah tersebut. Tanda vital
TD:130/80mmHg, N:90x/m, RR: 20x/m, T:38C. Pemeriksaan fisik,
abdomen: NTE+ dan hepatosplenomegali, inguinal : Limfadenopati, kulit :
rash+, anus : berdarah+. Dokter melakukan pemeriksaan feses dan
didapatkan hasil gambaran mikroskop seperti dibawah ini. Apakah terapi
yang paling tepat yang dapat diberikan pada pasien kasus tersebut untuk
mengeradikasi etiologi masalah yang diderita pasien?
A. Prazikuantel 40 mg/kg berat badan per hari oral dan dibagi dalam dua
dosis perhari
B. Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari, diberikan selama tiga hari
berturut-turut, atau
C. Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat diberikan 2 tablet (400
mg) atau 20 ml suspensi, dosis tunggal.
D. Prazikuantel 60 mg/kg berat badan per hari oral dan dibagi dalam tiga
dosis perhari
E. Prazikuantel 40 mg/kg berat badan per hari oral dan dibagi dalam tiga
dosis perhari
Soal 122
Tn.Karim usia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
perutnya membesar sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan juga disertai
dengan perubahan kulit yang berwarna kuning, terdapat demam
sepanjang hari dan kadang pasien merasa sesak ketika dalam
posisi tertidur. Pasien pernah didiagnosa hepatitis B 2 tahun yang
lalu namun jarang kontrol berobat karena tidak memiliki asuransi.
Pasien berprofesi sebagai supir dan sering dopping dengan alkohol
oplosan. Tanda vital TD:140/90mmHg, N:89x/m, RR:24x/m, T:
37,7C. Pemeriksaan fisik, abdomen: hepatosplenomegali, ascites,
caput medusa+, spider navi+, ekstremitas : palmar eritema+,
clubbing finger+. Hasil lab OT PT meningkat dengan OT >> PT, ALP
meningkat 2–3x batas atas normal, Hipoalbuminemia dan PT
memanjang. Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus tersebut
diatas?
A. Sirosis hepatis
B. Hepatitis B
C. GERD
D. Hepatitis A
E. Gastritis
Analisis Soal 122
Tn.Karim usia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
perutnya membesar sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan juga
disertai dengan perubahan kulit yang berwarna kuning,
terdapat demam sepanjang hari dan kadang pasien merasa
sesak ketika dalam posisi tertidur. Pasien pernah didiagnosa
hepatitis B 2 tahun yang lalu namun jarang kontrol berobat
karena tidak memiliki asuransi. Pasien berprofesi sebagai
supir dan sering dopping dengan alkohol oplosan. Tanda vital
TD:140/90mmHg, N:89x/m, RR:24x/m, T: 37,7C.
Pemeriksaan fisik, abdomen: hepatosplenomegali, ascites,
caput medusa+, spider navi+, ekstremitas : palmar eritema+,
clubbing finger+. Hasil lab OT PT meningkat dengan OT >>
PT, ALP meningkat 2–3x batas atas normal, Hipoalbuminemia
dan PT memanjang. Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus
tersebut diatas?
Klasifikasi
• SH kompensata
• SH dekompensata, disertai tanda-tanda
kegagalan hepatoseluler dan hipertensi porta
Diagnosis
Manifestasi Klinis
• Spider navi, • Ukuran hati (besar, normal
atau kecil),
• Palmar erythema,
• Splenomegali,
• Perubahan kuku
(Muehrches llines, terry’s • Ascites,
nails, clubbing), • Caput medusa,
• Ginekomastia, • Fetor hepatikus,
• Hypogonadism, • Ikterus
• Hematemesis,
Diagnosis
Pemeriksaan lab
• OT PT meningkat dengan OT >> PT
• ALP meningkat 2–3x batas atas normal
• Hipoalbuminemia
• PT memanjang
USG
• Hati mengecil dan nodular
• Hiperekhoik parenkim
• Permukaan ireguler
Child Pugh Score
Hepatitis A (4A) Hepatitis B (3A)
Hepatitis C (3A)
Infeksi yang terjadi pada liver disebabkan
oleh virus hepatitis tipe A, B, dan C
Transmisi
• Hepatitis A fekal oral; bersifat akut
periode inkubasi 28 hari
• Hepatitis B darah, cairan tubuh; bersifat kronis
periode inkubasi 6 minggu
• Hepatitis C darah, cairan tubuh; bersifat kronis
Diagnosis
Penanda Keterangan
Serologis
HBsAg Infeksi HBV atau pembawa sehat
Gejala Klinis
• Rasa panas terbakar di retrosternal atau
epigastrium dapat menjalar ke leher Terasa cairan
asam dimulut atau rasa pahit, Mual dan muntah,
Diperberat denga posisi berbaring terlentang,
Keluhan sering muncul pada malam hari
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
• Esofagitis erosiva
• Barret’s esophagus (dapat menjadi
adenocarcinoma)
• Striktur esofagus
Gastritis (4A)
Etiologi
• Helicobacter pylori, enteric rotavirus, jamur
candida untuk pasien imunosupresi dan Obat
anti-inflamasi nonsteroid dapat menjadi
penyebab gastritis
Diagnosis
Klinis
• Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas;
Keluhan dapat mereda atau memburuk bila diikuti makan; mual,
muntah dan kembung
• Konjungtiva tampak anemis (gastritis kronis), nyeri tekan
epigastrium dan bising usus meningkat.
Pemeriksaan Penunjang
• Urea Breath Test: Infeksi H. pylori
• Endoskopi: eritema, eksudatif, erosi, perdarahan, edema
• Histopatologi: degradasi epitel, hyperplasia, infiltasi netrofil,
inflasmasi sel MN, kerusakan sel parietal
Tatalaksana
• Menghindari pemicu terjadinya keluhan dengan cara
makan tepat waktu, makan sering porsi kecil, hindari
kopi, makanan pedas dan kol
Terapi Oral :
• H2 Bloker: Ranitidin 2x150mg
• PPI: Omeprazole 2x20 mg atau lansoprazole 2x30mg
• Antasida 3x500-1000mg
• Apablia ditemukan bukti Infeksi H. pylori : terapi
eradikasi HP
Ulkus Peptikum
(Gaster, Duodenum) 3A
hilangnya lapisan epitel mukosa hingga submukosa
gaster/duodenum dengan kedalaman >5 mm
Klinis
• Mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati hingga tembus
ke punggung, sendawa/terapan, rasa terbakar, rasa
penuh ulu hati dan cepat merasa kenyang,
hematemesis.
• Ulkus gaster nyeri diperberat dengan makan
• Ulkus duodenum nyeri 2-5 jam setelah makan (saat
perut kosong); membaik dengan makan/antasid
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Esofagogastroduodenoskopi (EGD) → gold standard
• Untuk visualisasi defek mukosa
• Biopsi untuk deteksi keganasan atau H.pylori
• Indikasi: usia >60 tahun, alarm sign (+)
• Tes untuk H.pylori
• Invasif (rapid urease/tes CLO, histopatologi, kultur)
• Noninvasif (urea breath test/UBT → gold standard;
konfirmasi diagnostik dan eradikasi)
Tatalaksana
Non Medikamentosa :
• Diet, Obat-obatan: OAINS sebaiknya dihindari.
Medikamentosa
• Antasida : Dosis 3x1 tablet, 4x30 cc (3 kali
sehari dan sebelum tidur 3 jam setelah makan)
• Obat Penangkal Kerusakan Mukus: Koloid
Bismuth, Sukralfat, Prostaglandin, Antagonis
Reseptor H2/ARH2, PPI
• Dosis Eradikasi HP
TRIPLE THERAPHY
(PPI + 2 AB)
(O C A)
Omeprazole
Clarythromycin
Amoksisilin
ATAU
QUADRAPLE THERAPY
(PPI + 2 AB + Bismuth)
Pemeriksaan Penunjang :
• Barium enema & Endoskopi : untuk menentukan sumber
perdarahan
Tatalaksana
• Identifikasi dan atasi gangguan hemodinamik, Puasa
• Pasang NGT apabila masih ada kecurigaan
perdarahan SCBA
Medikamentosa :
• Hemoroid fisura ani dan ulkus rektum soliter dapat
diobati dengan bulk-forming agent, sitz baths, dan
menghindari mengedan. IBD hanya memberi respon
terhadap obat-obatan anti inflamasi. Pemberian
formalin intrarektal dapat memperbaiki perdarahan
yang timbul pada proktitis radiasi.
• Pertimbangkan terapi endoskopi :
• Kolonoskopi dapat dilakukan ablasi dan reseksi polip
yang berdarah atau mengendalikan perdarahan yang
timbul pada kanker kolon.
Jawaban lainnya
A. GERD:Rasa panas terbakar di retrosternal atau
epigastrium dapat menjalar ke leher Terasa cairan asam
dimulut atau rasa pahit, Mual dan muntah, Diperberat
denga posisi berbaring terlentang , Keluhan sering
muncul pada malam hari
B. Hepatitis A: demam, ikterik, penurunan nafsu makan,
nyeri otot dan sendi, lemah lesu, mual dan muntah,
warna urin seperti teh, tinja seperti dempul
C. Hepatitis B: umumnya asimptomatik, malaise, anoreksia,
mual dan muntah, batuk fotofobia, sakit kepala, myalgia,
icterus, urin berwarna gelap, pada kasus kronik
terdapat hepatosplenomegali
D. Perdarahan saluran cerna bagian atas: hematemesis
dan atau melena
E. Perdarahan saluran cerna bagian bawah: hematoskezia
Soal 123
Tn,Pahlevi usia 45 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
berupa muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi
sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh BABnya
berwarna hitam seperti aspal. Pasien merasa perutnya
kembung sekali dan pasien tidak nafsu makan sejak 3 minggu
yang lalu. Riwayat pasien menderita penyakit lambung kronis
sejak 1 tahun yang lalu. Tanda vital TD:90/60mmHg, N:90x/m,
RR:24x/m, T:36,8C. Pemeriksaan fisik, abdomen: NTE+,
auskultasi : BU meningkat. Dilakukan aspirasi nasogastrik:
berdarah, BUN : Meningkat >35. Apakah diagnosa yang tepat
untuk pasien diatas?
A. GERD
B. Hepatitis A
C. Hepatitis B
D. Perdarahan saluran cerna bagian atas
E. Perdarahan saluran cerna bagian bawah
Soal 124
Tn.Parman usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
mencret secara terus menerus sejak 5 bulan yang lalu.
Keluhan dapat hilang timbul. Pasien merasa perutnya sama
sekali tidak dapat mengkonsumsi makanan pedas, karena
pasien pasti akan langsung mencret. Pasien juga merasa
demam yang hilang timbul sejak 2 minggu terakhir. Tanda
vital TD:110/70mmHg, N:89x/m, RR:20x/m, T:36,7C.
Pemeriksaan auskultasi abdomen : bising usus meningkat.
Pemeriksaan barium enema ditemukan Lesi kontinyu di
rectosigmoid. Apakah diagnosa yang tepat untuk pasien
tersebut?
A. Chron disease
B. Ulcerative colitis
C. GERD
D. Gastriris
E. PSCBA
Analisis Soal 124
Tn.Parman usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan mencret secara terus menerus sejak 5 bulan
yang lalu. Keluhan dapat hilang timbul. Pasien merasa
perutnya sama sekali tidak dapat mengkonsumsi
makanan pedas, karena pasien pasti akan langsung
mencret. Pasien juga merasa demam yang hilang timbul
sejak 2 minggu terakhir. Tanda vital TD:110/70mmHg,
N:89x/m, RR:20x/m, T:36,7C. Pemeriksaan auskultasi
abdomen : bising usus meningkat. Pemeriksaan barium
enema ditemukan Lesi kontinyu di rectosigmoid. Apakah
diagnosa yang tepat untuk pasien tersebut?
Keluhan:
• Rasa gatal dan perih di
mukosa mulut, rasa
metal, dan daya kecap
penderita yang
berkurang
• Faktor Risiko:
imunodefisiensi
Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
• Bercak merah dengan maserasi di daerah sekitar
mulut, di lipatan (intertriginosa) disertai bercak
merah yang terpisah di sekitarnya (satelit)
• Terdapat oral trush dengan selaput
pseudomembran pada mukosa mulut
Pemeriksaan Penunjang :
• Ditemukan blastospora dan pseudohifa pada
mikroskop sediaan pelarut KOH 10% atau
pewarnaan gram
Tatalaksana
Diagnosa : Akalasia
Akalasia (2)
Penyempitan pada lower esophageal spinchter
karena hilangnya sel neuron di LES, dapat
disebabkan oleh genetik, infeksi virus. atau
proses autoimun
Diagnosis
Keluhan :
• disfagia progresif (diawali sulit makan padat, lunak,
lalu cair)
• regurgitasi makanan,
• penurunan BB,
• nyeri dada substernal menjalar ke bahu rahang, dan
tangan,
• batuk-batuk,
• cegukan, dan
• pneumonia aspirasi
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang :
• Manometri esofagus tes otot
esofagus; hasil aperistaltik 2/3
distal esofagus dengan
relaksasi LES tidak sempurna
• Xray thorax gambaran
kontur ganda diatas
mediastinum kanan dan
adanya gambaran batas cairan
dan udara
• Barium swallow Bird Beak /
mouse tail
Atresia Esofagus (2)
Etiologi
• Tinggi tekanan intra abdomen yang berulang
akibat mengangkat beban berat, mengedan saat
konstipasi, batuk kronis
• Kelemahan otot dinding perut karena usia
• Prosus vaginalis terbuka
Klasifikasi
• Hernia inguinalis
• Medial (direct)
• Lateralis (indirect)
• Hernia femoralis
• Hernia umbilikalis
• Hernia epigastric
Finger test Zieman test Thumb test
RINS
• Reponible → bisa kembali
• Irreponible → tidak bisa kembali
• Inkarserata → ada tanda obstruksi (+) nyeri
kolik, rangsang peritoneum (-)
• Strangulata → tanda obstruksi dengan
gangguan vaskularisasi (risiko nekrosis) +
nyeri hebat persisten, rangsang peritoneum (+)
Tatalaksana
Klinis:
• Gejala muncul usia 2–8 minggu
• Muntah proyektil non-billous,
boul+gastric juice, muntah terjadi 30–
60 menit setelah intake; dehidrasi
• Anak terlihat kelaparan setelah
muntah
• PF: teraba massa seperti buah zaitun
(olive); patognomik
Diagnosis
Penunjang :
• Barium meal / OMD: umbrella
/ mushroom sign
• Foto polos:
single bubble sign
Atresia Duodenum (2)
Penyempitan lumen duodenum bisa complete
obstruction atau partial obstruction. Lokasi tersering
di duodenum pars horizontal.
Klinis:
• Muntah warna hijau (bilous vomite) hari pertama
kelahiran
• Terus menerus walau dipuasakan
• Tidak ada distensi abdomen
• Ikterus
• Riwayat polihidramnion
Diagnosis
Penunjang
• Foto polos:
double bubble sign
Divertikulum Meckel (2)
Divertikulum Meckel
merupakan kelainan
kongenital dari traktus
gastrointestinal yang sering
ditemukan dengan
prevalensi 2% pada
populasi umum, akibat
adanya kegagalan
penutupan dan penyerapan
dari duktus
omphalomesenterik
Diagnosis
Klinis
• Obstruksi usus
• Hematokezia
• Nyeri abdomen,
demam, vomitus
Penunjang
• Scanning Meckel →
gambaran hotspot
Jawaban lainnya
A. Divertikulum meckel: Scanning Meckel →
gambaran hotspot
B. Stenosis pylorus: Barium meal / OMD:
umbrella sign, Foto polos: single bubble sign
C. Akalasia: Barium → Bird Beak/mouse tail
D. Atresia esofagus: memasukkan kateter kecil ke
lumen esophagus apabila tertahan 10-12 cm
dari lubang hidung maka diagnosis dapat
ditegakkan
E. Atresia duodenum: double buble sign
Soal 128
By.Ana usia 20 hari datang ke IGD RS dengan keluhan
sering muntah setelah diberi ASI. Padahal anak tidak
langsung ditidurkan setelah meminum ASI. Pasien masih
terlihat kelaparan, namun segala ASI yang masuk, 30
menit kemudian dimuntahkannya. Diketahui BB 2,8 kg,
masih sama seperti BBL. PF: teraba massa seperti buah
zaitun (olive). Foto polos ditemukan single buble seperti
gambaran dibawah ini. Apakah diagnosa yang tepat
untuk pasien diatas?
A. Divertikulum meckel
B. Stenosis pylorus
C. Akalasia
D. Atresia esofagus
E. Atresia duodenum
Soal 129
Nn.Karina usia 25 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan mencret sebanyak 15 kali sejak kemarin. Pasien
mengaku BAB nya encer, terdapat lendir dan darah. Pasien
merasa sakit perut hebat semenjak mencret, demam, mual
dan muntah. Tanda vital TD: 100/60mmHg, N:90x/m,
RR:20x/m, T: 37,7C. Pemeriksaan fisik abdomen NTE+, BU
meningkat, tenesmus+ ani. Pemeriksaan feses didapatkan
trofozoit dengan sitoplasma mengandung eritrosit kista berinti
4. Apakah etiologi yang menyebabkan masalah pada pasien
diatas?
A. Shigella
B. Vibrio kolera
C. Giardia lambdia
D. Rotavirus
E. Entamoeba hystolitica
Analisis Soal 129
Nn.Karina usia 25 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan mencret sebanyak 15 kali sejak kemarin. Pasien
mengaku BAB nya encer, terdapat lendir dan darah. Pasien
merasa sakit perut hebat semenjak mencret, demam, mual
dan muntah. Tanda vital TD: 100/60mmHg, N:90x/m,
RR:20x/m, T: 37,7C. Pemeriksaan fisik abdomen NTE+, BU
meningkat, tenesmus+ ani. Pemeriksaan feses didapatkan
trofozoit dengan sitoplasma mengandung eritrosit kista berinti
4. Apakah etiologi yang menyebabkan masalah pada pasien
diatas?
Rasa haus Minum biasa, *Haus, ingin minum *Malas minum atau tidak
tidak haus banyak bisa minum
Periksa turgor Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat
kulit
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi
pemeriksaan ringan/sedang
Bila ada 1 tanda (8) Bila ada 1 tanda (8)
ditambah 1 atau ditambah 1 atau lebih
lebih tanda lain tanda lain
Terapi A
• Umur < 1 tahun: ¼-½ gelas setiap kali anak
mencret (50–100 ml)
• Umur 1-4 tahun: ½-1 gelas setiap kali anak
mencret (100–200 ml)
• Umur diatas 5 Tahun: 1–1½ gelas setiap kali
anak mencret (200– 300 ml)
Rencana Terapi
Terapi B
• Oralit diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/
kgbb dan selanjutnya diteruskan dengan
pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi
• Terapi C
Usia 30 cc/kgbb dalam 70 cc/kgbb dalam
<12 bulan 1 jam 5 jam
>12 bulan 30 menit 2,5 jam
Tatalaksana antibiotik
Diagnosa : Peritonitis
Peritonitis (3B)
Inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang
menutupi rongga abdomen dan organ-organ
abdomen di dalamnya).
Etiologi: bakteri (TB), reaksi kimiawi (perforasi
apendisitis, tukak lambung, ileus obstruksi), dan
trauma abdomen.
Terdiri dari
• Umum
• Terlokalisasi
Klasifikasi
Anamnesis
• Nyeri hebat pada abdomen persistent selama
beberapa jam, memberat saat bergerak, batuk,
mengejan
• Mual dan muntah akibat terjadi iritasi peritoneum
• Kesulitan bernafas akibat cairan dalam abdomen
mendesak diafragma
• Peritonitis bakterial: suhu meningkat dan
takikardia, hipotensi, tampak letargi dan syok
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Demam, tampak sakit sedang berat
• Defans muscular
• Hipertimpani perkusi abdomen
• Pekak hepar dapat menghilang karena udara
bebas dibawah diafragma
• Rigiditas abdomen meningkat (perut seperti
papan)
• Rectal toucher akan dirasakan nyeri segala arah,
tonus muskulus sfingter ani menurun, ampula rekti
terisi udara
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang:
• Leukositosis atau peningkatan serum amilase
pada pankreatitis akut.
• Radiografik : gambaran dilatasi usus, udara
bebas (free air space), atau bukti perforasi
atau kebocoran lainnya
Tatalaksana
Etiologi
• Obstruksi lumen
• Erosi lumen akibat infeksi parasit E. hystolitica
dan benda asing
Diagnosis
• Stabilisasi ABC
• Tirah baring, puasa
• Analgetik (setelah pemeriksaan selesai
dilakukan, hindari masking effect)
• Antibiotik
• Pembedahan: laparatomi eksplorasi;
appendiktomi
Kolik Bilier (2)
Diagnosis Banding:
• Kolelithiasis
• Koledokolithiasis
• Kolesistitis
• Kolangitis
Jika radang:
Cholecystitis
Jika radang:
Cholangitis
Kolelitiasi Koledokolitiasi Kolesistiti Kolangitis
s s s
Nyeri kolik + + +/- +/-
Murphy sign - - + +
Demam - - + +
Ikterik - + - +
Kolelitihiasis dan Koledokolithiasis
• Faktor risiko: 4F
• Female
• Fat
• Forty
• Fertile
• Diagnostik: USG →
hiperekoik di
kantung/saluran
empedu
Tatalaksana
• Kolelithiasis
• Ursodeoxycholic acid (UDCA) 6–12 mg/kg terbagi 3
dosis
• Rujuk untuk pertimbangan Kolesistektomi
• Koledokolithiasis
• Terapi konservatif
• ESWL
• Sfingterotomi endoskopi
Kolesistitis dan Kolangitis (3B)
Kolesistitis:
• Demam, kolik perut kanan atas, nyeri dapat menyebar
ke arah scapula, serangan muncul setelah konsumsi
akanan berlemak, flatulens dan mual
Kolangitis:
• Trias charcot : nyeri abdomen, ikterus, dan demam
disertai menggigil.
• Pentad Reynolds: trias charchot + penurunan
kesadaran, hipotensi
Tatalaksana Kolesistitis
Diagnosa : Omphalitis
Omfalitis (4A)
Infeksi pada tali pusat
karena kurang
perawatan
Etiologi:
• Stafilokokus aureus,
GBHA, E. Coli,
K.Pneumoniae,
P.Mirabilis
Diagnosis
Panas, rewel, tidak mau menyusu.
Faktor Risiko
1. Imunitas seluler dan humoral belum sempurna
2. Luka umbilikus
3. Kulit tipis sehingga mudah lecet Faktor
Predisposisi
• Pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak
steril
Diagnosis
• Tanda-tanda infeksi di sekitar tali pusat seperti
kemerahan, panas, bengkak, nyeri, dan
mengeluarkan pus yang berbau busuk.
• Infeksi tali pusat lokal atau terbatas: bila
kemerahan dan bengkak terbatas pada daerah
kurang dari 1cm di sekitar pangkal tali pusat.
• Infeksi tali pusat berat atau meluas: bila
kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas
melebihi area 1 cm atau kulit di sekitar tali pusat
bayi mengeras dan memerah serta bayi
mengalami pembengkakan perut.
• Tanda sistemik: demam, takikardia, hipotensi,
letargi, somnolen, ikterus
Tatalaksana
Perawatan lokal
• Pembersihan tali pusat dengan menggunakan
larutan antiseptik (Klorheksidin atau iodium
povidon 2,5%) dengan kain kasa yang bersih
delapan kali sehari sampai tidak ada nanah
lagi pada tali pusat
• Setelah dibersihkan, tali pusat dioleskan
dengan salep antibiotik 3-4 kali sehari
Tatalaksana
Perawatan sistemik
• Kloksasilin: 2-3 x 25mg/kg (5 hari) po
• Bila infeksi berat / curiga sepsis: Kloksasilin
200mg/kg/hari (max 12 gram/hari) +
aminoglikosida (gentamisin 3-5 mg/kg/hari
terbagi dalam 3 dosis)
• Antipiretik bila demam
Jawaban lainnya
A. Atresia duodenum: foto polos double buble
sign
B. Omphalitis: Infeksi pada tali pusat karena
kurang perawatan
C. Divertikulum meckel: Scanning Meckel →
gambaran hotspot
D. GERD:Endoskopi yang menunjukkan
mucosal break
E. Gastritis: Endoskopi : eritema, eksudatif,
erosi, perdarahan, edema
Soal 131
By.Astrid usia 8 hari datang ke puskesmas dengan
keluhan tercium bau busuk dari tali pusar anak sejak 5
hari yang lalu. Ibu merasa tidak tega dan takut untuk
membersihkan tali pusar anaknya. Riwayat bayi lahir di
bidan dengan BBL 2,8kg, PB 48cm. Tanda vital T: 37,7C,
pemeriksaan fisik abdomen terdapat eritema dan edema
yang terbatas pada daerah kurang dari 1cm di sekitar
pangkal tali pusat. Apakah diagnosa yang tepat untuk
pasien diatas?
A. Atresia duodenum
B. Omphalitis
C. Divertikulum meckel
D. GERD
E. Gastritis
Soal 132
Tn.Parman usia 65 tahun datang ke poliklinik RS diantar anaknya dengan
keluhan sering mudah lupa sejak 1 tahun terakhir ini. Pasien suka merasa
senang sendiri setelah melakukan sesuatu. Pasien sering lupa merasa
belum makan padahal 30 menit yang lalu pasien baru saja makan. Pasien
pun sering sekali bolak balik ke kamar mandi untuk mandi, padahal dirinya
baru saja mandi. Anaknya khawatir dengan kondisi ayahnya karena akhir-
akhir ini pasien juga sering melamun dan gelisah. Riwayat ayahnya tidak
memiliki riwayat sakit apapun sebelumnya. Tanda vital, TD:110/70mmHg,
N:80x/m, RR:20x/m, T: 36,5C.Dokter menyarankan melakukan CT-Scan
kepala tanpa kontras dan didapatkan gambaran adanya atrofi dalam jumlah
yang lebih besar di regio fronto-temporal. Apakah diagnosa yang tepat
untuk pasien diatas?
A. Demensia vaskular
B. Demensia pada penyakit alzheimer
C. Demensia penyakit pick
D. Demensia pada Penyakit Lewy Bodies
E. Demensia pada Penyakit Huntington
Analisis Soal 132
Tn.Parman usia 65 tahun datang ke poliklinik RS diantar anaknya
dengan keluhan sering mudah lupa sejak 1 tahun terakhir ini.
Pasien suka merasa senang sendiri setelah melakukan sesuatu.
Pasien sering lupa merasa belum makan padahal 30 menit yang
lalu pasien baru saja makan. Pasien pun sering sekali bolak balik ke
kamar mandi untuk mandi, padahal dirinya baru saja mandi.
Anaknya khawatir dengan kondisi ayahnya karena akhir-akhir ini
pasien juga sering melamun dan gelisah. Riwayat ayahnya tidak
memiliki riwayat sakit apapun sebelumnya. Tanda vital,
TD:110/70mmHg, N:80x/m, RR:20x/m, T: 36,5C. Dokter
menyarankan melakukan CT-Scan kepala tanpa kontras dan
didapatkan gambaran adanya atrofi dalam jumlah yang lebih besar
di regio fronto-temporal. Apakah diagnosa yang tepat untuk pasien
diatas?
Demensia Ditandai oleh atrofi dalam jumlah yang lebih besar di regio
pada fronto-temporal
Penyakit Pick Disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang
kasar, disihibisi, dan apatis atau gelisah.
Demensia Ditandai oleh lebih banyak abnormalitas motorik
pada Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform
Penyakit (Choreiform), demensia, dan riwayat keluarga dengan
Huntington penyakit Huntington.
1. Fase akut :
− Olanzapin Injeksi IM 10mg, dapat diulang tiap 2
jam , maks 30mg/hari atau
− Haloperidol injeksi IM 5mg, dapat diulang tiap 30
menit, maks 20mg/hari
2. Fase stabilisasi : Pertimbangkan kondisi
pasien dan lihat tabel antipsikotika
Subtipe Skizofrenia
Paranoid Hebefrenik Katatonik
- Suara halusinasi yang - Pertama kali tegak pada usia - Stupor
mengancam atau memberi remaja atau dewasa - Posisi tubuh tertentu
perintah atau halusinasi (biasanya 15-25 tahun) - Negativism atau perlawanan
auditorik - Kepribadian khas : pemalu, terhadap perintah
- Halusinasi pembauan senang menyendiri, hampa - Posisi tubuh kaku
pengecapan atau tujuan dan perasaan - Mempertahankan anggota
perasaan tubuh - Afek dangkal sering disertai gerak dan tubuh
- Waham kejar dominan cekikikan, senyum atau - Pengulangan kata-kata dan
tertawa sendiri, ungakapan kalimat
kata diulang-ulang
- Halusinasi dan waham ada
namun tidak menonjol
Residual Simpleks
- Gejala negative dari skizofrenia - Dominan gejala negative
- Sedikitnya ada satu episode pskiotik - Sulit didiagnosis tergantung pada :
yang jelas di masa lampau gejala negatif yg khas dari
- Sedikitnya sudah lebih dari 1 tahun. skizofrenia residual tanpa didahului
waham, halusinasi atau lainnya.
- Tidak jelas gejala psikotiknya
Jawaban lainnya
A. Skizofren paranoid: Suara halusinasi yang
mengancam atau memberi perintah atau halusinasi
auditorik
B. Skizofren hebefrenik: Afek dangkal sering disertai
cekikikan, senyum atau tertawa sendiri, ungakapan
kata diulang-ulang
C. Depresi pasca kejadian: hilang minat >2minggu
setelah mengalami kejadian tertentu
D. Depresi stress akut : Harus ada kaitan waktu
kejadian yang jelas antara terjadinya pengalaman
stressor luar biasa (fisik atau mental) dengan onset
segera setelah kejadian.Gejala-gejala biasanya baru
mereda setelah 24-48 jam dan biasanya hampir
menghilang setelah 3 hari.
E. Skizofren katatonik: posisi tubuh tertentu, kaku
Soal 136
Nn.Y usia 20 tahun di bawa oleh warga ke IGD RS jiwa
dengan keluhan badan sama sekali kaku sejak 6 bulan yang
lalu. Keluarganya mengira pasien tidak sadar karena
kesurupan, pasien menyembunyikan hal ini dari tetangganya
karena malu anak gadisnya berkondisi seperti ini setelah
gagal menikah dengan calon suaminya sejak 8 bulan yang
lalu. Mata pasien melamun tidak ada gerakan sedikit pun.
Kaki pasien menekuk sulit sekali diluruskan. Ketika malam
pasien dapat menggeretakkan giginya. Tanda vital,
TD:110/70mmHg, N:80x/m, T:36,7C, RR:20x/m. Apakah
diagnosa yang tepat untuk pasien diatas?
A. Skizofren paranoid
B. Skizofren hebefrenik
C. Depresi pasca kejadian
D. Depresi akut
E. Skizofren katatonik
Soal 137
Tn.Yunus usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bibir
bergerak mengecap-ngecap tanpa henti sejak 3 bulan yang lalu.
Ketika berbicara pasien selalu mengerutkan keningnya, bicara
terbata-bata, sulit bicara 1 kalimat penuh dengan lancar. Ketika
diajak berbicara, pasien terlihat gelisah dan kakinya tidak dapat
diam menghentak lantai. Riwayat pasien menderita psikotik
paranoid dalam pengobatan rutin haloperidol. Tanda vital,
TD:110/70mmHg, N:80x/m, T:36,7C, RR:20x/m. Pemeriksaan fisik
ditemukan distonia, akatisia, tardiv dyskinesia. Apakah diagnosa
yang tepat pada kasus diatas?
A. Sindroma neuroleptik maligna
B. Sindroma ekstrapiramidal
C. Skizofrenia paranoid
D. Skizofrenia hebefrenik
E. Skizofrenia katatonik
Analisis Soal 137
Tn.Yunus usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
bibir bergerak mengecap-ngecap tanpa henti sejak 3 bulan
yang lalu. Ketika berbicara pasien selalu mengerutkan
keningnya, bicara terbata-bata, sulit bicara 1 kalimat penuh
dengan lancar. Ketika diajak berbicara, pasien terlihat gelisah
dan kakinya tidak dapat diam menghentak lantai. Riwayat
pasien menderita psikotik paranoid dalam pengobatan rutin
haloperidol. Tanda vital, TD:110/70mmHg, N:80x/m, T:36,7C,
RR:20x/m. Pemeriksaan fisik ditemukan distonia, akatisia,
tardiv dyskinesia. Apakah diagnosa yang tepat pada kasus
diatas?
Hipersomnia • Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur /
(3A) "sleep attacks" (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau
transisi yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar
sepenuhnya (sleep drunkenness), setiap hari selama lebih dari 1 bulan
Narkolepsi • Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari
pada siang hari, biasanya hanya berlangsung 10-20 menit atau selalu
kurang dari 1 jam, setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang
kembali 2- 3 jam berikutnya.
Gangguan Pedoman Diagnostik
Somnabulisme (2) • Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode
bangun dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga
awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan.
Nightmare (2) • Terbangun karena mimpi yang menakutkan yang
dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid).
Night Teror (2) • Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun
dari tidur, mulai dengan berteriak karena panik,
disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar,
dan hiperaktivitas otonomik seperti jantung berdebar-
debar, napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat,
• Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat
minimal (biasanya terbatas pada satu atau dua
bayangan-bayangan yang terpilah-pilah)
Jawaban lainnya
A. Middle insomnia: terbangun tengah malam berkali-kali
B. Late insomnia: terbangun pagi sekali dan sulit tidur
kembali
C. Hipersomnia: Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan
atau adanya serangan tidur / "sleep attacks" (tidak disebabkan
oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau transisi yang
memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar
sepenuhnya (sleep drunkenness), setiap hari selama lebih
dari 1 bulan
D. Early insomnia: Sulit memulai tidur
E. Narkolepsi: Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang
tidak dapat dihindari pada siang hari, biasanya hanya
berlangsung 10-20 menit atau selalu kurang dari 1 jam,
setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang
kembali 2- 3 jam berikutnya.
Soal 140
Nn.Lani seorang karyawan usia 22 tahun datang ke poliklinik
mengeluh sering pusing karena kualitas tidurnya yang buruk.
Pasien merasa sulit untuk mengawali aktivitas tidur, namun
setelah tidur pasien akan merasa nyenyak. Pasien baru dapat
tidur sekitar jam 4 pagi, dan jam 7 pagi pasien sudah harus
konsentrasi untuk berangkat kerja. Hal ini terjadi setiap hari,
sehingga pasien tidak konsentrasi saat di kantor. Tanda vital
TD:110/70mmHg, N:88x/m, RR:20x/m, T:37C. Apakah
diagnosa yang tepat untuk pasien diatas?
A. Middle insomnia
B. Late insomnia
C. Hipersomnia
D. Early insomnia
E. Narkolepsi
Soal 141
An.Yuna usia 5 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik
RS dengan keluhan sering memakan puntung rokok
bekas sejak usianya 3 tahun. Hal ini membuat sang ibu
khawatir karena anaknya sama sekali tidak mau makan
nasi dan lauk pauk ketika tidak disertai dengan puntung
rokok di piringnya. Berat badan anak cenderung tidak
naik. Diketahui BB:20kg T:37C. Apakah diagnosa yang
tepat untuk pasien diatas?
A. Somnabulisme
B. Anoreksia nervosa
C. Pica
D. Somatisasi
E. Hipokondriasis
Analisis Soal 141
An.Yuna usia 5 tahun dibawa oleh ibunya ke
poliklinik RS dengan keluhan sering memakan
puntung rokok bekas sejak usianya 3 tahun. Hal ini
membuat sang ibu khawatir karena anaknya sama
sekali tidak mau makan nasi dan lauk pauk ketika
tidak disertai dengan puntung rokok di piringnya.
Berat badan anak cenderung tidak naik. Diketahui
BB:20kg T:37C. Apakah diagnosa yang tepat untuk
pasien diatas?
Diagnosa : Pica
GANGGUAN MAKAN
Gangguan Pedoman DIagnostik
Anoreksia • Mengurangi berat badan dengan sengaja, dipicu, atau
Nervosa (2) dipertahankan oleh penderita, BMI ↓
• Ketakutan gemuk terus menerus meskipun penderita sudah
kurus
• Ada gangguan endokrin (amenore, kehilangan minat
seksual)
Bulimia Nervosa • Episode makan berlebihan, BMI Normal
Jawaban : Organizing
KOMPONEN FUNGSI MANAJEMEN
• Planning : proses merumuskan tujuan sampai menetapkan alternatif
kegiatan untuk mencapainya
• Organizing : Menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki
organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan
• Actuating : Proses bimbingan kepada staff agar mampu bekerja secara
optimal menjalakan tugas-tugas pokoknya sesuai keterampilan yang
telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
• Controlling : Mengamati secara kontinyu pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika
terjadi penyimpangan
Jawaban lainnya
A. Planning: proses merumuskan tujuan sampai
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya
B. Organizing: Menghimpun semua sumber daya
(potensi) yang dimiliki organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuan
C. Actuating: Proses bimbingan kepada staff agar mampu
bekerja secara optimal menjalakan tugas-tugas pokoknya
sesuai keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan
sumber daya yang tersedia
D. Controlling: Mengamati secara kontinyu pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
penyimpangan
E. Proses : segala sesuatu yang sedang berlangsung,
segala keseluruhan fungsi management akan berproses
Soal 145
• Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap dapat mewakili populasinya. Cth. Sejumlah 25
pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan Meral barat
Macam-macam cara sampling
Probability Sampling
PPOK
Ya Tidak
Riwayat merokok Ya 55 15
Tidak 110 10
Odds Ratio
OR = 55 x 10
110 x 15
Menilai ukuran
hubungan
Outcome
Positif Negatif
Exposure Positif A B
Negatif C D
= 7 x 100%
10
Angka kematian
• Case fatality rate • Neonatal mortality rate
• Petir: 100.000 A
• ‘Blasteffect’ → robekan baju korban
• ‘Metalization’→ penempelan partikel
konduktor pada kulit tubuh korban yang dapat
diidentifikasi dengan pewarnaan khusus
• ‘Fern or branch-like’ atau ‘arborescent mark’
pola seperti percabangan pohon (lichtenberg)
Arborescent Mark
Trauma Listrik (2)
• Penyebab kematian:
• Perlukaan atau penyakit yang menimbulkan
kekacauan fisik sehingga menghasilkan kematian
• (luka tusuk, luka tembak, aterosklerosis, kanker)
• Cara kematian:
• Alami
• Non alami: kecelakaan, pembunuhan, bunuh diri
• Mekanisme kematian
• Asfiksia, iskemia, perdarahan
Penyebab Asfiksia
Pembekapan (Smoothering)
• Khas : luka lecet tekan atau geser pada
hidung, bibir, dagu, permukaan gusi dan gigi
Penyumbatan (Gagging dan Chocking)
• Khas : Terdapat benda asing di mulut,
orofaring atau laringofaring
Pencekikan (Manual Strangulation)
• Khas : Fraktur os hyoid,luka lecet berbentuk
bulan sabit
Penyebab Asfiksia
Penjeratan (Strangulation)
• Khas : Jejas mendatar, transparent scocth tape
Gantung (Hanging)
• Khas : Jejas tidak mendatar, berbentuk V
Berdasarkan posisi korban
• Complete hanging: kedua kaki tidak
menyentuh lantai
• Partial hanging: kedua kaki masih menyentuh
lantai
Jawaban lainnya
A. Smoothering: Khas : luka lecet tekan atau geser
pada hidung, bibir, dagu, permukaan gusi dan
gigi
B. Gagging dan chocking: Khas : Terdapat benda
asing di mulut, orofaring atau laringofaring
C. Manual strangulation: Khas : Fraktur os
hyoid,luka lecet berbentuk bulan sabit
D. Strangulation: Khas : Jejas mendatar,
transparent scocth tape
E. Hanging: Khas : Jejas tidak mendatar,
berbentuk V
Soal 150
By.Ny.R usia 8 bulan dibawa ke ruang forensik untuk
dilakukan otopsi guna mengetahui penyebab kematian bayi
tersebut. Bayi ditemukan meninggal ketika sang ibu baru
pulang dari berjualan dipasar sore hari. Ibu menitipkan
anaknya kepada suaminya ketika akan berjualan. Begitu
pulang, sang ibu kaget karena anaknya tidak bernapas.
Kemudian suaminya tidak ditemukan dirumah lagi. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan terdapat Fraktur os hyoid dan
luka lecet berbentuk bulan sabit pada leher korban. Apakah
mekanisme yang mendasari penyebab asfiksia korban?
A. Smoothering
B. Gagging dan chocking
C. Manual strangulation
D. Strangulation
E. Hanging