Anda di halaman 1dari 25

Disampaikan Pada :

Bimbingan Teknis Penyusunan


RPHJPd

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KPH D I P R O V. N T B
Mataram, 14-16 Juni
2023
KAWASAN HUTAN NTB
(Berdasarkan Peta Tata Batas)

PENGELOLA KAWASAN MASYARAKAT/DESA SEKITAR MASALAH DI DALAM KWS HUTAN :


Terdapat 20 pengelola HUTAN : • Perambahan / Perladangan Liar Untuk
kawasan hutan : • 486 Desa/Kelurahan berbatasan dengan Tanaman Semusim (Padi, Jagung, Pisang, Dll)
• 3 (DUA) UPT Taman Nasional kawasan hutan
• Pembalakan Hutan (Ileggal Loging)
(TN G. Rinjani, TN Tambora • 200 desa diantaranya masuk kategori Miskin
dan TN Moyo Satonda); • 46 desa diantaranya memiliki potensi wisata • Pendudukan/Penguasaan Kawasan Hutan
• 1 (SATU) UPT BKSDA alam • Kebakaran hutan dan penggembalaan liar
(mengelola 17 Kawasan • 307.510 org atau ±40 % dari jumlah • Keterbatasan Tenaga Pengaman Hutan (ratio 1
Konservasi); penduduk miskin di NTB ada di sekitar petugas : 2.200 Hektar)
• 15 (LIMA BELAS) UPTD KPH; kawasan hutan • Luas Lahan Kritis meningkat dari 141.376 Ha
LUAS KAWASAN HUTAN dan • 424 kelompok dan 47.084 KK masyarakat (Tahun 2013) menjadi 280.941 Ha (2018)
NTB 1.071.722.83 Ha • 1 (SATU) UPTD TAHURA terlibat dalam pengelolaan hutan
KAB UPATEN JUMLAH
CA (Ha) HL (Ha) HP (Ha) HPT (Ha) KSA (Ha) TB (Ha) THR (Ha) TN (Ha) TWA (Ha) TWAL (Ha)
BIMA 7,980.30 71,593.48 38,293.52 65,056.45 1,784.38 - - 48,512.19 3,604.62 - 236,824.94

DOMPU - 47,663.41 25,181.26 32,430.79 - - - 30,174.64 392.82 2,123.26 137,966.18

KOTA BIMA - 726.43 1,047.97 2,917.35 - - - - - - 4,691.75

LOMBOK BARAT - 22,873.63 399.16 9,400.07 - - 2,732.22 - 3,038.07 - 38,443.15

LOMBOK TENGAH - 10,840.60 5,180.47 - - - - 3,031.32 2,156.72 - 21,209.11

LOMBOK TIMUR - 31,331.33 5,616.29 - - - - 24,589.76 - - 61,537.38

LOMBOK UTARA - 13,963.88 4,851.77 6,922.91 - - - 11,316.20 715.10 2,245.73 40,015.59

SUMBAWA - 177,134.46 50,389.92 134,718.28 1,661.47 25,568.35 - - 95.05 6,707.77 396,275.30

SUMBAWA BARAT - 62,208.82 19,113.89 41,000.68 3,999.58 - - - 1,059.46 - 127,382.43

JUMLAH 7,980.30 438,336.04 150,074.25 292,446.53 7,445.43 25,568.35 2,732.22 117,624.11 11,061.84 11,076.76 1,064,345.83

Sumber : SK MENLHK Nomor : SK.6598/Menlhk-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tanggal 27 Oktober 2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan
Provinsi NTB sampai Tahun 2020

KAWASAN HUTAN NTB


(Berdasarkan SK Menteri LHK No : 6598/MenLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tanggal 27 Okt 2021 tentang Peta Perkembagan Pengukuhan
Kawsan Hutan Prov. NTB Sampai Tahun 2020)
PEMBAGIAN WILAYAH KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN NTB
3 Pilar RPD OUTLINE
Terwujudnya kualitas manusia yang kompetitif, unggul, andal dan taqwa, kualitas
lingkungan yang lestari dan asri serta kesejahteraan masyarakat yang mandiri, dan NTB
sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Regional
Ultimate Goal Bali-Nusra yang Inklusif dan Berkelanjutan

PILAR 2
PEMBANGUNAN LINGKUNGAN PILAR 3
PILAR 1 YANG LESTARI DAN ASRI PEMBANGUNAN
3 Pilar Utama

MASYARAKAT NTB
PEMBANGUNAN MANUSIA SEJAHTERA
BERKUALITAS Meningkatnya kualitas
lingkungan NTB yang LESTARI Meningkatnya kesejahteraan
Meningkatnya kualitas manusia dan ASRI masyarakat NTB yang semakin
NTB yang Kompetitif, Unggul, MANDIRI
Andal, dan Takwa (KUAT)
▪ Daya Dukung Lingkungan ▪ Tingkat Kemiskinan
▪ Indeks Pembangunan ▪ Indeks Kualitas Lingkungan ▪ Pendapatan Per Kapita
Hidup (IKLH) ▪ Tingkat Kesenjangan
Manusia (IPM)
▪ Indeks Risiko Bencana ▪ Indeks Kebahagiaan
▪ Indeks Kualitas Hidup
▪ Indeks Kreatifitas ▪ Penurunan emisi Gas ▪ Indeks Kesejahteraan
Rumah Kaca (GRK) Sosial
▪ Indeks Religiusitas
▪ Indeks Kualitas Layanan
Infrastruktur

Meningkatnya tata kelola daerah DAYA Meningkatnya daya saing daerah


TATA Meningkatnya capaian kinerja SDGs untuk untuk akselerasi INVESTASI
melalui REFORMASI BIROKRASI SDGs mewujudkan KOMITMEN GLOBAL SAING INDUSTRIALISASI
KELOLA ▪ Indeks Tata Kelola Pemerintahan ▪ Capaian Kinerja SDGs DAERAH ▪ Indeks Daya Saing Daerah
5
PILAR 2 – PEMBANGUNAN LINGKUNGAN YANG ASRI DAN LESTARI
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup NTB Intensitas Emisi NTB (Ton CO2eq per Milyar Rupiah)
2020 2021 Nusa Tenggara Barat 4,13 4,13

88,63 88,85 2,86 2,76 3,75


80,22
70,83 70,23 66,74 68,59 67,49
50,98
44,53 0,94
0,27

-1,25
Indeks Kualitas Indeks Kualitas Indeks Kualitas Indeks Kualitas Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup Air (IKA) Udara (IKU) Tutupan Lahan Air Laut (IKAL)
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
(IKLH) (IKTL)

• Nilai intensitas emisi di NTB terus naik


• Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
dari tahun 2015 sampai 2019.
(IKLH) NTB meningkat dalam 3 tahun
• Semakin rendah angka intensitas karbon,
terakhir, dengan indeks terendah
semakin baik karena emisi karbon yang
adalah Indeks Kualitas Air (IKA). IKA
dihasilkan semakin rendah untuk
NTB 2021 menurun dibandingkan
mendapatkan produk atau aktivitas
tahun 2020
dengan jumlah yang sama

6
INDIKATOR KINERJA DINAS
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN PASCA

KEHUTANAN REVISI RPJMD


1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup : 68,25 Point INDIKATOR TUJUAN TARGET KINERJA TUJUAN/SASARAN
TUJUAN SASARAN
2. Neraca Pengelolaan Sampah: SASARAN
2019 2020 2021 2022 2023
- Penanganan Sampah : 70% 1 2 3 4 5 6 7 8
- Pengurangan Sampah : 30% Meningkatnya upaya pengendalian

IKLH
2023 Terwujudnya daya dukung
pencemaran dan kerusakan
lingkungan
Indeks Kualitas Air
(Point)
75,63 42,73 42,83 42,93 43,03
dan daya tampung
lingkungan yang Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan Indeks Kualitas Udara
berkualitas 88,17 87,50 87,53 87,56 87,59
Lingkungan Hidup (Point)

RENCANA Terwujudnya optimalisasi Meningkatnya kinerja pengelolaan Pengurangan (%) 6,8 15 20 25 30


KERJA pengelolaan sampah sampah Penanganan (%) 34,91 40 50 60 70
Meningkatnya luas kawasan
konservasi dan partisipasi
masyarakat di bidang kehutanan
RENCANA Terwujudnya pengelolaan Indeks Kualitas
sumber daya hutan yang Tutupan Lahan 67,56 66,70 67,70 68,70 69,90
STRATEGIS lestari (Point)
Meningkatknya cakupan rehabilitasi
DINAS hutan dan lahan yang dilindungi

INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP Point 75,16 67,46 67,72 68,00 68,25
RPJMD PROVINSI NTB
Target Capaian Kondisi
Sasaran Indikator Sasaran Akhir
2019 2020 2021 2022 2023 RPJMD
Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian 23,06 23,29 23,52 23,71 23,88 23,88
VISI – MENUJU NTB YANG GEMILANG Kontribusi Sektor tanaman pangan, peternakan,
MISI 4. NTB ASRI DAN LESTARI Pertanian dalam Arti perkebunan, perikanan &
Luas kehutanan terhadap PDRB (%)
KONDISI IKLH NTB 2019 - 2022
TAHUN
No INDIKATOR KINERJA
2019 2020 2021 2022 2023

a. Kualitas Air 40,23 50,98 45,10 43,39 -

b. Kualitas Udara 87,40 88,63 88,52 89,30 -

c. Tutupan Lahan/hutan 65,67 66,74 65,59 65,61 -

d. Kualitas Air Laut - 67,49 80,22 89,84 -

Indeks Kualitas (IKLH) 64,56 70,83 69,89 70,56 -

Sumber : Pusdatin KLHK RI


MIMPI AWAL INSTITUSI KPH
PENGURUSAN HUTAN

WILAYAH 1. PERENCANAAN KEHUTANAN 1.


2.
TATA HUTAN & RP
PEMANFAATAN
2. PENGELOLAAN 3. PENGGUNAAN
PENGELOLAAN 3. LITBANG, DIKLAT DAN PENYULUHAN
4. PENGAWASAN
4.
5.
REHABILITASI
PERLINDUNGAN & KONSERVASI

UNIT PENGELOLAAN
• KPHL

KPH
• KPHP
• KPHK
INSTITUSI
MANAJEMEN PENGELOLAAN


PLANNING
ORGANIZING
PENGELOLA
• ACTUATING
• CONTROLLING
INSTITUSI KPH HUBUNGAN ANTARA KONDISI HUTAN, KEBUTUHAN INSTITUSI PENGELOLA DAN
INTERVENSI YANG DIBUTUHKAN

Pelaksana TEKNIS OPERASIONAL DAN/ATAU


KEGIATAN TEKNIS PENUNJANG tertentu dari KUADRAN TUJUAN = PENGELOLAAN HUTAN
urusan Pemerintahan yg bersifat pelaksanaan LESTARI = TUJUAN PEMBENTUKAN KPH
dan menjadi tanggung jawab dari dinas/badan
instansi induknya

Memberikan KONTRIBUSI, MANFAAT


LANGSUNG DAN NYATA kepada masyarakat
dan/atau dalam penyelenggaraan
pemerintahan DAERAH dan Pusat

MENJADI MUARA SUMBER DAYA yang meliputi


pegawai, pembiayaan, sarana dan prasarana
(P3D) yang bersumber dari segala sumber
pembiayaan dan diarahkan sebagai Lembaga
BLUD

Memperhatikan KESERASIAN HUBUNGAN


antara Pemerintah Propinsi dengan Pemerintah
Kabupaten/kota Andi Pramaria, 2009
PEMBAGIAN PERAN FUNGSI DINAS DAN KPH SEBELUM UU CK

WILAYAH
ADMINISTRASI
Titik berat kepada DINAS
FUNGSI KEBIJAKAN
dan ADMINISTRASI

WILAYAH
PENGELOLAAN
Titik berat kepada
PENGELOLAAN yaitu sebagai
OPERATOR dan REGULATOR
UPTD KPH
PERSPEKTIF KPH DI DAERAH SEBELUM UU CK
KEHADIRAN KPH SEBAGAI INSTITUSI PENGELOLA DI TINGKAT TAPAK MAMPU MEMBERIKAN KEYAKINAN BAGI PEMERINTAH
DAERAH, BAHWA KPH MERUPAKAN LEMBAGA YANG SANGAT DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN PENGELOLAAN HUTAN
SECARA EFEKTIF SERTA MAMPU MENDORONG UPAYA-UPAYA PERBAIKAN SECARA CEPAT, TEPAT, BERBASIS SPASIAL DAN
JUGA MEMBERIKAN SUMBANGAN PENDAPATAN DAERAH, SEHINGGA KPH DIDUKUNG PENUH OLEH PEMERINTAH PROVINSI
NTB

NERKONTRIBUSI TERHADAP
KECEPATAN PENYELESAIAN PENINGKATAN PNBP, PAD
PERECEPATAN REHABILITASI PERMASALAHAN DAN DAN KESEJAHTERAAN
HUTAN DAN LAHAN KONFLIK TENURIAL MASYARAKAT

MEMPERTAHANKAN PENCEGAHAN KERUSAKAN MENDUKUNG PERCEPATAN


MENDUKUNG
HUTAN DAN PENEGAKAN PENGEMBANGAN POTENSI
TUTUPAN LAHAN INDUSTRIALISAI DAN JASA LINGKUNGAN DAN
HUKUM SECARA DINI PENGEMBANGAN ANEKA PEMBANGUNAN DAERAH
USAHA KEHUTANAN
PERUBAHAN PARADIGMA KPH

SEBELUM UU CK, KPH ADALAH PASCA UU CK, KPH ADALAH


REGULATOR DAN OPERATOR “FASILITATOR”
KPH = “FASILITATOR”
Efektivitas KPH Vs sebelum Kepala KPH adalah pimpinan
Pemberlakuan UUCK / PP23 IUPJL WA, di Hutan Lindung pemegang kewenangan dan
maupun di Hutan Produksi
penanggung jawab
Efektivitas KPH dalam perspektif menjadi kewenangan Gubernur
organisasi daerah pengelolaan Hutan dalam
wilayah yang dikelolanya.
KPH cost centre - revenue Tupoksi KPH sebagai pengelola
Pasal 1 PP 23/2021
centre / anggaran Kawasan hutan yang tertuang
dalam RPHJP

?
KPH operasional di tapak -
desentralisasi
Mendorong Kemitraan
Skema PS; Kemitraan dan Kehutanan sebagai salah satu
Skema Kerjasama skema PS Forest Forest
Efektivitas KPH Vs setelah
Administ Managem
Pemberlakuan UUCK / PP 23 Tupoksi KPH Menyusun ration ent
Rencana tapi Ketika
Efektivitas KPH dalam perspektif Implementasi fungsi sebagai
organisasi daerah Fasilitator atas rencana
Posisi KPH sebagai front line
KPH cost centre – Tidak
menghasilkan tapi biaya Kemitraan Konservasi, Tanpa Pengelolaan Hutan Indonesia
Kemitraan Kehutanan (HL/HP) Melemah, Perhutanan
Multiusaha / PBPH -
Sentralisasi Sosial Menguat dan PBPH
Menguatnya posisi dan Payung
Hilangnya kewenangan
hukum Perhutanan Sosial lebih menguat lagi dengan
Gubernur dan KPH
MultiUsaha durasi 90 Tahun
PERUBAHAN KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN
1. Menyusun rencana pengelolaan hutan yang dituangkan dalam dokumen rencana
1. TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN KEHUTANAN PASCA UU 11 pengelolaan hutan jangka panjang dan rencana pengelolaan Hutan jangka pendek;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN TAHUN 2020 DAN PERATURAN 2. Melaksanakan koordinasi perencanaan pengelolaan Hutan dengan pemegang
2. PEMANFAATAN HUTAN TURUNANNYA (PP 23 TAHUN Perizinan Berusaha, pemegang persetujuan penggunaan dan Pelepasan Kawasan
Hutan serta pengelola Perhutanan Sosial;
3. PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN 2021, PERMEN LHK NO 7, 8 DAN 3. Melaksanakan fasilitasi implementasi kebijakan di bidang lingkungan hidup dan
4. REHABILITASI HUTAN DAN REKLAMASI 9 TAHUN 2021) Kehutanan yang meliputi : Inventarisasi Hutan, Pengukuhan Kawasan Hutan,
5. PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI Penatagunaan Kawasan Hutan dan penyusunan rencana Kehutanan; Rehabilitasi
Hutan dan reklamasi; Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan; dan
ALAM
Perlindungan dan pengamanan Hutan, pengendalian kebakaran Hutan dan lahan,
6. MENJABARKAN KEBIJAKAN KEHUTANAN mitigasi ketahanan bencana dan perubahan iklim.
NASIONAL, PROVINSI, DAN 4. Melaksanakan fasilitasi, bimbingan teknis, pendampingan, dan pembinaan
KABUPATEN/KOTA DI BIDANG kelompok tani Hutan dalam mendukung kegiatan Perhutanan Sosial;
KEHUTANAN UNTUK 5. Melaksanakan fasilitasi Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengukuhan
DIIMPLEMENTASIKAN. Kawasan Hutan dan Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pemanfaatan Kawasan
Hutan;
7. MELAKSANAKAN KEGIATAN
PENGELOLAAN HUTAN DI WILAYAHNYA 6. Melaksanakan fasilitasi pertumbuhan investasi, pengembangan industri, dan pasar
untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional;
MULAI DARI PERENCANAAN,
PENGORGANISASIAN, PELAKSANAAN, 7. Melaksanakan fasilitasi kegiatan dalam rangka ketahanan pangan (food estate) dan
DAN PENGAWASAN SERTA energi;
PENGENDALIAN. 8. Melaksanakan fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia;

8. MELAKSANAKAN PEMANTAUAN DAN 9. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan
Hutan;
PENILAIAN ATAS PELAKSANAAN
KEGIATAN PENGELOLAAN HUTAN DI 10. melaksanakan Pengawasan dan pengendalian atas kegiatan pengelolaan Hutan; dan
WILAYAHNYA. 11. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di wilayah kerjanya

FUNGSI PENGELOLAAN SHIFTING FUNGSI FASILITATOR


BLOKING RPHJP SEBELUM DAN SESUDAH UUCK
1) Blok Inti 1) Blok Perlindungan 4) Blok Pemanfaatan
Di Blok
HHK/HT
2) Blok Pemanfaatan 2) Blok Pemanfaatan Kawasan,
Pemanfaatan baik
jasl;ing dan HHBK 5) Blok
3) Blok Khusus di HL/HP dapat
3) Blok Pemanfaatan HHK/HA Pemberdayaan
dirancang
Blok Hutan Lindung Blok Hutan Produksi Masyarakat
dikelola sendiri
6) Blok Khusus
oleh KPH sebagai
Wilayah Tertentu
SEBELUM
UUCK
tuk menampung kepentingan khusus di wilayah KPH.
SETELAH
UUCK

Blok Perlindungan dan Blok Pemanfaatan Blok Khusus


Blok Inti 1) Blok Pemanfaatan Untuk Blok untuk menampung
Dibatasi untuk kegiatan Perijinan Berusaha, kepentingan khusus di wilayah
pemungutan HHBK dengan KPH (di P.8/2021 tidak ada
2) Blok Pemanfaatan untuk penjelasannya apa itu
tidak merusak tegakan hutan –
Pemungutan HHBK dan Jasling Perhutanan Sosial Kepentingan Khusus itu?)
BLOKING RPHJP SETELAH UUCK
1) Blok Pemanfaatan Untuk
Perijinan Berusaha, Blok untuk menampung
Untuk pemungutan HHBK 2) Blok Pemanfaatan untuk kepentingan khusus di
dan Pemnafatan Jasling wilayah KPH
Perhutanan Sosial
Blok Perlindungan Blok Pemanfaatan Blok Khusus

PRODUKSI
7.blok untuk menampung kepentingan khusus di wilayah KPH.
LINDUNG

Blok Inti Blok Pemanfaatan Blok Khusus


Dibatasi untuk kegiatan 1) Blok Pemanfaatan Blok untuk menampung
pemungutan HHBK dengan Untuk Perijinan kepentingan khusus di wilayah
tidak merusak tegakan Berusaha, KPH (di P.8/2021 tidak ada
hutan penjelasannya apa itu
2) Blok Pemanfaatan
Kepentingan Khusus itu?)
untuk Perhutanan Sosial
PERMASALAH KPH PASCA UU CK
DUKUNGAN SARANA PRASARANA dan SDM KPH BUKAN LAGI UPTD “SUMBER PAD”
Sarana prasarana dan SDM KPH sepenuhnya KPH sebagai fasilitator tidak lagi
menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi berkontribusi terhadap upaya-upaya
peningkatan PAD

PENYELESAIAN MASALAH
IMPLEMENTASI RPHJP Fungsi KPH sebagai
RPHJP tidak lagi menjadi dokumen fasilitator tidak mampu
perencanaan operasional, tetapi menyelesaikan
hanya menjadi dokumen permasalahn pengelolaan
perencanaan untuk fasilitasi hutan secara cepat dan
kegiatan para pihak efisien

KEWENANGAN KPH DALAM MENGELOLA HUTAN


Desentralisasi dan Pembatasan Kewenangan
Perijinan dan Kewenangan Pengelolaan
mempengaruhi persepsi KPH sebagai institusi yang DUKUNGAN ANGGARAN DAERAH UNTUK KPH
penting bagi daerah. Kemampuan Pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan
anggaran operasional yang cukup bagi operasionalisasi KPH
sangat terbatas
KPH – PBPH dan Perhutanan Sosial Pasca UUCK

Unit Unit
Manajemen Manajemen

KPH PBPH Perhutanan Sosial


o Sebagai Fasilitator o Perijinan lebih mudah o Perijinan ceppat mudah dalam jangka
o RPHJP / RPHJPd sebagai (semuanya dibatasi waktu setiap 14 hari,
dokumen Rencana Tapak tahapan) (Psl 56 P.8/2021), o Pengusulan elektronik (difasilitasi
o Permen 8/2021 Tata Hutan Rekom Gub bisa dilangkahi – Pokja PPS),
o KPH berperan dalam UU 23/2014 o Durasi 35 Tahun, Luasan maks 15 Ha
pengajuan Ijin PS dan o Multiusaha, tertuang dalam RKU per orang
Vertek PS PH, terintegrasi dengan PBPHH, o Bisa di dalam PIAPS atau di luar PIAPS
(perijinan berusaha pengelolaan o Permen tersendiri di P.9/2021 Tentang
hasil hutan), PS)
o NIB satu, KLBI bisa banyak o Bisa bermitra dengan dunia
o Durasi PBPH 90 tahun usaha/PBPH
KPH – PBPH dan Perhutanan Sosial Pasca UUCK
Pengawasan UM

Unit Unit
Manajemen Manajemen

KPH PBPH Perhutanan Sosial


o Fasilitasi Pemanfaatan o RKU PH di Sahkan oleh o Penatapan batas areal harus
Hutan dan Penggunaan Dirjen PHL KLHK diketahui oleh KPH
Kawasan Hutan o RKT self approval o RKT PS (1 tahun) harus dinilai dan di
o Pemantauan dan Evaluasi (ditembuskan Salinan ke Gub, Sahkan oleh KPH
Pelaksaan RKT PBPH oleh DPMPTSP, DLHK dan UPT o RKPS (10 Tahun) di Sahkan oleh Balai
KPH termasuk PUHH dan Pusat PSKL
kewajiban PNBP o Penetapan Kelompok Usaha PS oleh
o KPH fasilitasi Kerjasama KPH
PBPH dengan masyarakat o Fasilitasi Kerjasama PS oleh KPH
o KPH dilibatkan dalam o Pembinaan dan Pengawasan oleh
evaluasi PS oleh KLHK KPH
SINKRONISASI RPHJP DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN
1. KEKUATAN HUKUM dan DAYA LAKU RPHJP ?
Sejauh mana dokumen RPHJP menjadi dokumen yang diacu oleh parapihak
(seperti RKPS, RKUPH)
1. BAGAIMANA MENYIKAPI TERKAIT DINAMISASI PERUBAHAN DOKUMEN
RPJPN PERENCANAAN YANG LAIN (PIPPIB, ARAHAN PEMANFAATAN, PIAPS)?
RPJMN 2. SEJAUH MANA RPHJP MENJADI ACUAN BAGI PENYUSUNAN RENCANA KERJA UPT
RENSTRA K/L RTRW NAS DAN BALAI ?
RTRW PROV 3. BAGAIMANA MENYIKAPI PERBEDAAAN JANGKA WAKTU DOKUMEN-DOKUMEN
RENJA K/L
RTRW KAB PERENCANAAN YANG LAIN DENGAN RPHJP?
4. SANKSI APABILA DOKUMEN RPHJP TIDAK DIACU?

RKTN
RPJP KAB
RPJMN KAB RPJPROV
RENSTRA OPD KAB RPJMN PROV
RENJA OPD KAB RURHL RENSTRA OPD
RPDAS RENJA OPD
RPSD AIR

RKTP

PIPPIB
ARAHAN PEMANFAATAN HUTAN
PIAPS
PRIORITAS FOLU NET

RPHJP

RKUPH
RKPS
Posisi RPHJPd dalam Sistim
Pengelolaan Hutan, Peredaran HH Pengesahan
Sebelum UUCK/PP 23/2021 RPHJPd KPH

o Pembayaran kewajiban PNPB oleh KPH Bagian dari Kinerja


mensyaratkan adanya pengesyahan RPHJPd, KPH yang akan
Input SI HHBK
dengan SK Pengesahannya dari KPH ybs, dituangkan dalam
o Pembayaran PNBP melalui dari SI HHBK Pergub Monitoring
dengan syarat No SK RPHJPd KPH Amanat Perda
o SI HHBK meruapak syarat sistim bagi No. 14 Tahun 2019
SI PNBP Tentang
terbukanya sistim SI PNBP
o Pembayaran kewajiban PNBP merupakan Pengelolaan Hutan
salah satu indikator kinerja KPH,
o Pembayaran PNB bagian dari Good Forest Kontribusi KPH
Governance (Tata Kelola Kehutanan yang pada Negara
Baik)
FOLU net Sink dan Keberadaan KPH di Tapak
Indonesia Net Zero Emission 2060 & Indonesia FOLU Net Sink 2030 Memerlukan Upaya:

Mempertahankan Bagaimana jika


kelembagaan KPH
Serapan Emisi
tidak Optimal?

Meningkatkan Bagaimana jika


Serapan Emisi kelembagaan KPH
bukan lagi
kelembagaan yang
penting bagi masa
depan hutan
Menurunkan Emisi Indenesai?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai