Anda di halaman 1dari 14

Perencanaan

Keuangan dalam
Berbisnis
E-book ini dibuat oleh GoTo sebagai bentuk apresiasi untuk
terus mendukung Mitra Usaha dalam mengembangkan bisnis
berkelanjutan. Edukasi keuangan ini merupakan hal yang
penting untuk meningkatkan literasi keuangan Mitra Usaha,
yang merupakan fondasi dari keberlangsungan Mitra Usaha.
Setelah membaca e-book ini Anda akan:

01 memahami apa itu perencanaan


keuangan dan peran untuk usaha;

02 memahami pengelolaan arus kas;

03 mendapatkan tips-tips yang berguna


untuk mengecek kesehatan keuangan.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 2


Permasalahan
Dasar Keuangan
Sebelum lebih jauh berbicara tentang perencanaan
keuangan, ada baiknya Anda tahu tentang beberapa
fakta yang berhubungan dengan keuangan pribadi
dan bisnis, antara lain:

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang
dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan
dan inklusi keuangan 2019 masing-masing mencapai 38,03% dan 76,19%.

Inklusi
keuangan
76,19%

Literasi 38,03%
Keuangan

Hasil survei ini dapat menjadi acuan dan refleksi sudah seberapa baik pemahaman
masyarakat tentang sektor jasa keuangan. Jika mengacu pada hasil survei tersebut,
terlihat dengan jelas bahwa ada jurang yang cukup jauh antara literasi dan inklusi
keuangan. Artinya, masyarakat sudah memiliki akses ke lembaga keuangan tetapi
masih tidak paham akan manfaat dan risikonya.

Berdasarkan survei OECD tahun 2020, Dengan demikian, masyarakat


masyarakat Indonesia masih belum memiliki kepedulian
hanya memiliki ketahanan terhadap pentingnya simpanan
untuk dana darurat dan masih
dana darurat berkisar satu mengharapkan untuk menjual
minggu hingga satu bulan. aset jika diterdesak.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 3


Mari lihat dalam jangka panjang, melalui survei HSBC
dengan topik HSBC Future of Retirement Bridging The
30% Gap di berbagai wilayah di Indonesia pada awal 2019,
hanya 30 persen orang yang sadar dan tergerak untuk
mempersiapkan dana pensiun. Sementara 70 persen
70% lainnya belum mempersiapkan. Yang berarti, kesadaran
akan pentingnya mempersiapkan hari tua bukan menjadi
pilihan utama.

Pasalnya, jika tidak mempersiapkan dengan matang


biaya hidup pasca bekerja, hal ini akan menjadi beban
biaya hidup yang tidak dapat terpenuhi. Akhirnya, beban
tersebut akan diwariskan kepada anak atau membuat
kondisi untuk tetap bekerja demi terpenuhinya
kebutuhan hidup.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Koperasi dan UMKM bahwa

jumlah pelaku UMKM saat ini sektor ini mampu menyerap


mencapai hampir 99% dari jumlah tenaga kerja mencapai 116 juta
pelaku usaha di Indonesia. atau 97% dari total tenaga kerja.

Dalam hal kontribusi terhadap PDB, 61,07% sektor UMKM


61,07% menyumbang terhadap PDB dan membantu pemulihan ekonomi
dengan cepat di tengah kondisi pandemi.

Namun, UMKM bukan tanpa celah. Permasalahan umum yang dikutip dari informasi
Bank Indonesia menyebutkan kalau UMKM kurang memiliki kesadaran tentang literasi
keuangan, terbatasnya sarana pencatatan keuangan, tidak adanya mentor dalam
pengelolaan keuangan serta minimnya evaluasi keuangan usaha.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 4


Sekarang, mari pisahkan pembahasan serta dan mengabaikan kebutuhan dana
soal pengelolaan keuangan menjadi dua darurat serta proteksi diri. Mungkin terdengar
bagian. Pertama, tentang pengelolaan klise, tapi sebagian dari kita terkadang sukar
keuangan pribadi. Kedua, tentang untuk jujur dalam pengelolaan keuangan dan
pengelolaan keuangan dalam berbisnis. cenderung menolak klaim di atas.

Permasalahan umum dalam keuangan Bagian lain yang juga turut dilupakan atau
pribadi yaitu, pengelolaan penghasilan dilewati dalam mengelola keuangan adalah
yang tidak terkendali. Turunan dari soal utang atau pinjaman yang tidak ideal.
masalah tersebut biasanya soal pencatatan Biasanya ini terjadi karena tidak adanya
dan perencanaan keuangan. Kita mungkin perhitungan yang matang saat mengambil
masih melakukan kebiasaan konsumsi yang kredit. Alhasil, penghasilan yang didapatkan
bersifat impulsif, belum bisa membedakan hanya untuk membayar cicilan.
antara kebutuhan dan keinginan,

Masalah lain yang mungkin juga dialami oleh sebagian orang,


yaitu tidak memiliki asuransi atau memiliki asuransi tapi salah
membeli produk asuransi yang tidak sesuai kebutuhan.
Selanjutnya, soal perencanaan keuangan di masa depan.
Masalah ini biasanya terkait dengan kebiasaan menabung dan
investasi. Terakhir, masih kurangnya rasa syukur dan minim
melakukan sedekah (charity) serta tidak memperhatikan
lingkungan sekitar.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 5


Perencanaan
Keuangan Dasar
Intinya, perencanaan keuangan adalah suatu proses untuk mencapai tujuan hidup dengan
manajemen keuangan berdasarkan kebutuhan dan jangka waktu yang direncanakan secara
terintegrasi, juga terencana. Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa langkah untuk
menentukan perencanaan keuangan, yaitu:

01 02 03
Evaluasi kondisi keuangan Membuat anggaran sesuai Menentukan perencanaan
terkini (financial check up) kebutuhan dan tujuan keuangan yang
ingin dicapai

04 05
Mengetahui toleransi Melakukan review secara
serta profil risiko berkala

Setelah mengerti permasalahan


dan langkah-langkah untuk
menentukan perencanaan Saham, Obligasi,
keuangan, mari mempelajari Investasi Reksa Dana, Properti
piramida kebutuhan finansial
yang disusun oleh Tabungan
missionassetfund.org. Tabungan
IRA, 401k, 529s

Kartu Kredit,
Kredit
KPR

Asuransi,
Asuransi
Manajemen Risiko

Pendapatan,
Pendapatan
Arus Kas

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 6


01. Pendapatan
Pengelolaan penghasilan dan arus kas Selanjutnya, mari beralih ke sisi
menjadi hal yang paling dasar dan wajib pengeluaran. Mulai dengan identifikasi
dilakukan sebelum Anda berlanjut ke tahap pengeluaran kita sesuai dengan prioritas
perencanaan keuangan yang lain. Pada
dan kebutuhannya. Mendahulukan
tahap ini, Anda harus bisa mengidentifikasi
dari mana saja pendapatan yang diterima, pengeluaran yang berkaitan dengan
apakah pendapatan yang ada saat ini kewajiban, kemudian kebutuhan hidup,
sudah mencukupi atau tidak, serta baru keinginan kita. Self-reward
termasuk pendapatan aktif atau pasif? memang penting, tapi jangan terjebak
dengan hal ini.

Terakhir, evaluasi secara berkala bagaimana kondisi pemasukan kita dibandingkan dengan
pengeluarannya apakah surplus, balance, atau defisit. Identifikasi pos pengeluaran mana saja
yang paling besar sampai terkecil untuk menentukan alokasi pengeluaran dan penghematan
pada periode berikutnya.

02. Asuransi
Ingat, risiko adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perencanaan keuangan.
Ada baiknya Anda untuk mengevaluasi apakah kebutuhan proteksi kita sudah memadai
atau belum. Mari mulai dengan dana darurat, kemudian beralih ke asuransi kesehatan
hingga proteksi aset.
Dalam pengelolaan risiko keuangan, hal ini juga perlu direncanakan agar tidak mengakibatkan
kerugian finansial yang signifikan. Dalam memilih produk proteksi atau asuransi, pastinya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kemampuan keuangan
tidak under insured atau over insured.

03. Kredit
Ketika kondisi pemasukan tidak mencukupi untuk menutupi pengeluaran atau kita
berkeinginan memiliki suatu aset tetapi belum memiliki dana, opsi pengambilan utang
menjadi tahapan selanjutnya.

Penting sekali untuk memperhatikan pengelolaan utang. Sebisa mungkin utang tidak
melebihi 35% dari penghasilan. Perlu diperhatikan juga secara bijak dalam mengajukan
kredit usaha, tingkat bunga pinjaman, serta tenor atau jangka waktu pinjaman agar tidak
terlalu membebani keuangan usaha.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 7


04. Tabungan
Tahapan selanjutnya dalam hierarki kebutuhan finansial adalah menabung. Konsep menabung
yang utama, yaitu sisih bukan sisa. Artinya, setelah Anda mendapatkan penghasilan, misalnya
dari keuntungan usaha Anda, sisihkan/alokasikan terlebih dahulu untuk menabung. Tabungan
ini diperlukan untuk memenuhi pengeluaran mendatang (future spending) dan dalam jangka
pendek.
Pola pikir dan kebiasaan menabung dapat dibangun setelah Anda memiliki cash flow yang
positif dan proteksi yang memadai. Atau bisa juga dilakukan secara paralel yang intinya agar
Anda mendapat kebiasaan menabung yang rutin sedini mungkin.

05. Investasi
Pada fase ini, sebagian orang terkadang mendahulukan tahap investasi tanpa melihat
kebutuhan finansial dari pendapatan dan tabungan. Investasi memang penting untuk
mempersiapkan kebutuhan dan tujuan keuangan jangka menengah atau panjang. Namun
dengan catatan, investasi akan efektif jika hierarki kebutuhan finansial yang lain sudah
terpenuhi.
Investasi bukan merupakan tujuan akhir, melainkan untuk mencapai tujuan keuangan yang
disesuaikan dengan profil risikonya. Investasi dapat dilakukan dengan memilih produk investa-
si keuangan atau aset riil. Produk investasi keuangan (paper asset) antara lain saham, obli-
gasi, reksadana, sukuk, dan surat berharga lainnya.

Nah, selanjutnya bagaimana Anda dapat mengalokasikan


pemasukan menjadi pos pengeluaran dalam bentuk anggaran?
Di sini, ada tiga bagian pos alokasi yang perlu diketahui:

01 Pos Kewajiban:
dana darurat, bayar
cicilan, pajak, zakat,
02 Pos Kebutuhan Rumah Tangga:
kebutuhan sehari-hari.

asuransi, tabungan,
dan investasi. 03 Pos Keinginan:
gaya hidup.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 8


Anda dapat memenuhi keinginan jika pos kewajiban dan kebutuhan rumah tangga sudah
terpenuhi. Jangan sampai terbalik, mendahulukan keinginan di atas kewajiban dan kebutuhan
rumah tangga.

Formula untuk membuat anggaran sangat variatif tergantung kebutuhan dan keuangan Anda,
di antaranya alokasi:

maksimal 20% utang produktif

maksimal 15% utang konsumtif

minimal 10% asuransi

minimal 10% untuk tabungan dan


investasi masa depan

40%-50% untuk kebutuhan hidup

maksimal 5% untuk gaya hidup


atau hobi

Tentunya kondisi persentase anggaran ini tidak bisa disamakan untuk semua orang sesuai
dengan karakter masing-masing.

Membuat Laporan Laporan arus kas pribadi memuat


informasi pemasukan dan pengeluaran
Arus Kas Pribadi kita selama periode tertentu. Sementara
itu, laporan posisi keuangan memuat
Agar perencanaan keuangan juga terpantau informasi mengenai aset likuid, aset
dan dapat dievaluasi, terdapat laporan pribadi, aset investasi, utang, dan saldo
keuangan pribadi yang bisa kita buat antara kekayaan bersih. Dari kedua laporan
lain laporan arus kas pribadi, dan laporan tersebut, Anda dapat mengetahui
posisi keuangan (kekayaan bersih), serta kondisi kesehatan keuangan kita dengan
melakukan personal financial check-up. melakukan personal financial check up.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 9


Berikut ini langkah-langkah untuk memeriksa keuangan pribadi.

01 Pisahkan keuangan bisnis dan


pribadi. Pemisahan ini untuk
03 Membuat daftar harta dan utang.
Menyusun laporan posisi keuangan
mempermudah evaluasi dan data pribadi atau neraca untuk mengetahui
yang dianalisis menjadi lebih tepat. kekayaan bersih.

02 Membuat daftar penghasilan dan


pengeluaran. Seperti yang sudah
04 Menghitung rasio keuangan pribadi
terkait dengan likuiditas, rasio
dibahas dalam hierarki kebutuhan utang, rasio menabung, investasi,
finansial, hal ini ditujukan untuk dana darurat, net worth serta rasio
mengecek apakah penghasilan kita lainnya. Rasio keuangan ini dapat
lebih besar, sama atau lebih kecil dari dilakukan dan dianalisis secara
pengeluaran Anda. Dengan begitu, mandiri untuk mengetahui sejauh
Anda bisa menentukan langkah apa mana kondisi keuangan Anda.
yang seharusnya dilakukan.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 10


Keuangan Bisnis
yang Sehat
Berbisnis juga merupakan salah satu bentuk investasi yang bisa Anda lakukan dan biasanya
bersifat jangka panjang. Mendirikan usaha atau bisnis dengan mengedepankan jiwa
entrepreneurship bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Namun, ada beberapa hal yang
perlu dipersiapkan untuk memastikan usaha/bisnis yang dimiliki berjalan lancar, antara
lain: memastikan kondisi keuangan pribadi yang sehat, membuat business plan,
menyiapkan permodalan sesuai kemampuan serta memisahkan keuangan pribadi dan
keuangan bisnis.

Perlu analisis eksternal dan internal secara menyeluruh agar bisnis dan usaha yang Anda
lakukan lebih terencana dan terarah. Analisis eksternal yang dapat dilakukan, yaitu dengan
mengadopsi porter’s five forces. Analisis ini dilakukan dengan mengevaluasi,

Ancaman Pendatang Baru Daya Tawar Supplier


Semakin mudah pesaing untuk masuk ke Seberapa besar kendali pemasok
pasar, semakin besar risiko bagi bisnis untuk mengatur kenaikan harga yang
yang sudah lama berada di dalam pasar akhirnya merendahkan laba usaha?
tersebut. Semakin sedikit pemasok yang ada,
semakin besar kekuatan yang mereka
Daya Tawar Pembeli punya. Bisnis akan jadi lebih baik
ketika memiliki bermacam-macam
Seberapa besar kemampuan pembeli pemasok.
untuk meminta harga yang lebih rendah?
Konsumen memiliki kemampuan yang
besar ketika ada banyak penjual di pasar, Tingkat Persaingan
namun hanya sedikit pembeli sehingga ini dengan Kompetitor
membuat pembeli dengan mudah beralih
ke penjual lainnya. Sekuat apa kompetisi yang ada di
dalam pasar? Competitive Rivalry
dianggap tinggi ketika ada beberapa
Ancaman Produk Substitusi bisnis yang menjual barang atau jasa
Apakah produk yang Anda punya mudah yang sama. Ketika industri sedang
untuk digantikan oleh produk atau jasa bertumbuh, konsumen beralih kepada
yang lain? Contohnya, beralih dari mem- penawaran pesaing dengan biaya
beli sepatu menjadi sandal. Di sinilah yang lebih kecil. Ini menyebabkan
jumlah pesaing, perbandingan harga dan perang pemasaran dan harga terjadi
kualitas, laba, dan modal diukur. sehingga dapat merusak bisnis.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 11


Setelah melakukan analisis eksternal, Anda juga perlu menganalisis kemampuan internal
Anda apa kelebihan dan kekurangannya. Analisis internal yang dapat dievaluasi antara
lain semua fungsi manajemen. Walaupun skala bisnis kita belum besar atau sudah besar
sekalipun, Anda dapat menilai apakah fungsi manajemen berjalan efektif atau tidak.

Anda bisa mulai lewat riset dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya
manusia, keuangan dan akutansi, serta pemasaran. Lakukan penilaian secara menyeluruh
agar dihasilkan cash flow yang baik, pengelolaan aset yang makin produktif, serta risiko
bisnis dapat dikelola dengan baik juga.

Pemisahan keuangan pribadi & bisnis ini perlu agar Anda dapat memantau dan mengevaluasi
seberapa sehat keuangan kita, sejauh mana kita bisa mencapai tujuan keuangan, serta
beban keuangan dapat terkendali. Pisahkan rekening pribadi ke dalam beberapa rekening,
yaitu untuk kebutuhan hidup, tabungan, dan investasi. Rekening investasi ini dikaitkan juga
dengan rekening bisnis Anda. Usaha atau bisnis juga harus memiliki rekening terpisah.
Pemisahan keuangan pribadi dan bisnis ini akan terasa lebih bermanfaat saat melakukan
laporan arus kas, sehingga baik kesehatan keuangan pribadi maupun bisnis bisa tetap stabil.

Berikut ini kondisi keuangan bisnis yang sehat, yaitu:

01 Tingkat pengeluaran tidak melebihi tingkat pemasukan. Kondisi ini dapat dilakukan
dengan menjaga kestabilan tingkat pendapatan serta tingkat pengeluaran sejalan
dengan tingkat keuntungan yang didapat.

02 Pertumbuhan yang positif pada saldo uang tunai dalam bisnis. Saldo uang tunai
harus meningkat sejalan dengan kenaikan pengeluaran dan juga tingkat profit yang
dihasilkan. Jika berencana untuk melakukan ekspansi, alokasikan investasi tersebut
secara terbatas dan sesuai tujuannya.

03 Tingkat rasio utang yang rendah. Hal ini tercermin dari pembiayaan aset bisnis
yang melalui utang dapat dikendalikan serta menjaga rasio utang terhadap aset
(debt-to-asset ratio) dan rasio utang terhadap modal (debt-to-equity ratio) tidak
terlalu tinggi.

04 Memiliki dana cadangan. Dana ini akan membantu bisnis agar bisa tetap bergerak
jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 12


Hal penting lainnya dalam pengelolaan keuangan dalam berbisnis adalah pengelolaan
cash flow usaha. Anda dapat melakukannya dengan mengontrol arus kas usaha dengan
pencatatan dan pembukuan yang rutin, membuat alokasi dana untuk setiap kegiatan
usaha seperti beban operasional, gaji, utang, dan untuk pengembangan usaha.

Di dalam melakukan usaha, Anda juga perlu membuat pelaporan keuangan.


Pastikan sistem pencatatan, pembukuan, dan pelaporan keuangan bisnis telah sesuai
dengan standar yang ada agar memudahkan dan evaluasi bisnis, akses permodalan,
serta menjadi acuan untuk proyeksi usaha di masa mendatang.

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang dapat
dibuat yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-posisi-keuangan/ https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-laba-rugi-usaha/

laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. Dari laporan keuangan ini, Anda
https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-arus-kas/

juga bisa menganalisis kinerja dan kesehatan keuangan usaha dengan beberapa rasio
keuangan sederhana di antaranya,

01
Rasio Likuiditas. Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Contohnya, current
ratio, quick ratio, working capital ratio.

02 Rasio Leverage. Rasio yang mengukur seberapa besar porsi pendanaan


perusahaan dibelanjai dengan utang. Contohnya, rasio utang terhadap
asset dan ekuitas.

03
Rasio Aktivitas. Rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan aset dan sumber dananya. Contohnya, inventory turnover,
asset turnover, receivable turnover.

04
Rasio Profitabilitas. Rasio yang mengukur hasil akhir kinerja bisnis.
Contohnya, gross margin, net profit margin, return on asset dan return
on equity.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 13


Semoga Anda semakin
dapat memahami serta
menjalankan perencanaan
keuangan pribadi dan usaha
dengan baik, agar dapat
mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan.

Perencanaan Keuangan dalam Berbisnis 14

Anda mungkin juga menyukai