Keuangan dalam
Berbisnis
E-book ini dibuat oleh GoTo sebagai bentuk apresiasi untuk
terus mendukung Mitra Usaha dalam mengembangkan bisnis
berkelanjutan. Edukasi keuangan ini merupakan hal yang
penting untuk meningkatkan literasi keuangan Mitra Usaha,
yang merupakan fondasi dari keberlangsungan Mitra Usaha.
Setelah membaca e-book ini Anda akan:
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang
dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan
dan inklusi keuangan 2019 masing-masing mencapai 38,03% dan 76,19%.
Inklusi
keuangan
76,19%
Literasi 38,03%
Keuangan
Hasil survei ini dapat menjadi acuan dan refleksi sudah seberapa baik pemahaman
masyarakat tentang sektor jasa keuangan. Jika mengacu pada hasil survei tersebut,
terlihat dengan jelas bahwa ada jurang yang cukup jauh antara literasi dan inklusi
keuangan. Artinya, masyarakat sudah memiliki akses ke lembaga keuangan tetapi
masih tidak paham akan manfaat dan risikonya.
Namun, UMKM bukan tanpa celah. Permasalahan umum yang dikutip dari informasi
Bank Indonesia menyebutkan kalau UMKM kurang memiliki kesadaran tentang literasi
keuangan, terbatasnya sarana pencatatan keuangan, tidak adanya mentor dalam
pengelolaan keuangan serta minimnya evaluasi keuangan usaha.
Permasalahan umum dalam keuangan Bagian lain yang juga turut dilupakan atau
pribadi yaitu, pengelolaan penghasilan dilewati dalam mengelola keuangan adalah
yang tidak terkendali. Turunan dari soal utang atau pinjaman yang tidak ideal.
masalah tersebut biasanya soal pencatatan Biasanya ini terjadi karena tidak adanya
dan perencanaan keuangan. Kita mungkin perhitungan yang matang saat mengambil
masih melakukan kebiasaan konsumsi yang kredit. Alhasil, penghasilan yang didapatkan
bersifat impulsif, belum bisa membedakan hanya untuk membayar cicilan.
antara kebutuhan dan keinginan,
01 02 03
Evaluasi kondisi keuangan Membuat anggaran sesuai Menentukan perencanaan
terkini (financial check up) kebutuhan dan tujuan keuangan yang
ingin dicapai
04 05
Mengetahui toleransi Melakukan review secara
serta profil risiko berkala
Kartu Kredit,
Kredit
KPR
Asuransi,
Asuransi
Manajemen Risiko
Pendapatan,
Pendapatan
Arus Kas
Terakhir, evaluasi secara berkala bagaimana kondisi pemasukan kita dibandingkan dengan
pengeluarannya apakah surplus, balance, atau defisit. Identifikasi pos pengeluaran mana saja
yang paling besar sampai terkecil untuk menentukan alokasi pengeluaran dan penghematan
pada periode berikutnya.
02. Asuransi
Ingat, risiko adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perencanaan keuangan.
Ada baiknya Anda untuk mengevaluasi apakah kebutuhan proteksi kita sudah memadai
atau belum. Mari mulai dengan dana darurat, kemudian beralih ke asuransi kesehatan
hingga proteksi aset.
Dalam pengelolaan risiko keuangan, hal ini juga perlu direncanakan agar tidak mengakibatkan
kerugian finansial yang signifikan. Dalam memilih produk proteksi atau asuransi, pastinya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kemampuan keuangan
tidak under insured atau over insured.
03. Kredit
Ketika kondisi pemasukan tidak mencukupi untuk menutupi pengeluaran atau kita
berkeinginan memiliki suatu aset tetapi belum memiliki dana, opsi pengambilan utang
menjadi tahapan selanjutnya.
Penting sekali untuk memperhatikan pengelolaan utang. Sebisa mungkin utang tidak
melebihi 35% dari penghasilan. Perlu diperhatikan juga secara bijak dalam mengajukan
kredit usaha, tingkat bunga pinjaman, serta tenor atau jangka waktu pinjaman agar tidak
terlalu membebani keuangan usaha.
05. Investasi
Pada fase ini, sebagian orang terkadang mendahulukan tahap investasi tanpa melihat
kebutuhan finansial dari pendapatan dan tabungan. Investasi memang penting untuk
mempersiapkan kebutuhan dan tujuan keuangan jangka menengah atau panjang. Namun
dengan catatan, investasi akan efektif jika hierarki kebutuhan finansial yang lain sudah
terpenuhi.
Investasi bukan merupakan tujuan akhir, melainkan untuk mencapai tujuan keuangan yang
disesuaikan dengan profil risikonya. Investasi dapat dilakukan dengan memilih produk investa-
si keuangan atau aset riil. Produk investasi keuangan (paper asset) antara lain saham, obli-
gasi, reksadana, sukuk, dan surat berharga lainnya.
01 Pos Kewajiban:
dana darurat, bayar
cicilan, pajak, zakat,
02 Pos Kebutuhan Rumah Tangga:
kebutuhan sehari-hari.
asuransi, tabungan,
dan investasi. 03 Pos Keinginan:
gaya hidup.
Formula untuk membuat anggaran sangat variatif tergantung kebutuhan dan keuangan Anda,
di antaranya alokasi:
Tentunya kondisi persentase anggaran ini tidak bisa disamakan untuk semua orang sesuai
dengan karakter masing-masing.
Perlu analisis eksternal dan internal secara menyeluruh agar bisnis dan usaha yang Anda
lakukan lebih terencana dan terarah. Analisis eksternal yang dapat dilakukan, yaitu dengan
mengadopsi porter’s five forces. Analisis ini dilakukan dengan mengevaluasi,
Anda bisa mulai lewat riset dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya
manusia, keuangan dan akutansi, serta pemasaran. Lakukan penilaian secara menyeluruh
agar dihasilkan cash flow yang baik, pengelolaan aset yang makin produktif, serta risiko
bisnis dapat dikelola dengan baik juga.
Pemisahan keuangan pribadi & bisnis ini perlu agar Anda dapat memantau dan mengevaluasi
seberapa sehat keuangan kita, sejauh mana kita bisa mencapai tujuan keuangan, serta
beban keuangan dapat terkendali. Pisahkan rekening pribadi ke dalam beberapa rekening,
yaitu untuk kebutuhan hidup, tabungan, dan investasi. Rekening investasi ini dikaitkan juga
dengan rekening bisnis Anda. Usaha atau bisnis juga harus memiliki rekening terpisah.
Pemisahan keuangan pribadi dan bisnis ini akan terasa lebih bermanfaat saat melakukan
laporan arus kas, sehingga baik kesehatan keuangan pribadi maupun bisnis bisa tetap stabil.
01 Tingkat pengeluaran tidak melebihi tingkat pemasukan. Kondisi ini dapat dilakukan
dengan menjaga kestabilan tingkat pendapatan serta tingkat pengeluaran sejalan
dengan tingkat keuntungan yang didapat.
02 Pertumbuhan yang positif pada saldo uang tunai dalam bisnis. Saldo uang tunai
harus meningkat sejalan dengan kenaikan pengeluaran dan juga tingkat profit yang
dihasilkan. Jika berencana untuk melakukan ekspansi, alokasikan investasi tersebut
secara terbatas dan sesuai tujuannya.
03 Tingkat rasio utang yang rendah. Hal ini tercermin dari pembiayaan aset bisnis
yang melalui utang dapat dikendalikan serta menjaga rasio utang terhadap aset
(debt-to-asset ratio) dan rasio utang terhadap modal (debt-to-equity ratio) tidak
terlalu tinggi.
04 Memiliki dana cadangan. Dana ini akan membantu bisnis agar bisa tetap bergerak
jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang dapat
dibuat yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-posisi-keuangan/ https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-laba-rugi-usaha/
laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. Dari laporan keuangan ini, Anda
https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-arus-kas/
juga bisa menganalisis kinerja dan kesehatan keuangan usaha dengan beberapa rasio
keuangan sederhana di antaranya,
01
Rasio Likuiditas. Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Contohnya, current
ratio, quick ratio, working capital ratio.
03
Rasio Aktivitas. Rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan aset dan sumber dananya. Contohnya, inventory turnover,
asset turnover, receivable turnover.
04
Rasio Profitabilitas. Rasio yang mengukur hasil akhir kinerja bisnis.
Contohnya, gross margin, net profit margin, return on asset dan return
on equity.