OLEH
OLEH
ABSTRAK
Stadion Gelora Sriwijaya memiliki risiko keadaan darurat yang cukup tinggi,
sumber potensial terjadinya keadaan darurat yaitu kebakaran, bencana alam dan
huru hara. Banyak orang yang harus di evakuasi apabila terjadi keadaan darurat.
Perencanaan tanggap darurat (Emergency Response Plan) yang baik sangat
diperlukan sebagai upaya dalam menyelamatkan diri ketika terjadi keadaan darurat
sehingga dapat mencegah adanya korban jiwa. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui
wawancara mendalam dan observasi. Total informan dalam penelitian ini sebanyak
8 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Rencana
Tanggap Darurat (Emergency Response Plan) sesuai dengan acuan NFPA 101
2000; Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021; SNI 03-
6574-2001;Peraturan Menteri Pekerja Umum RI 2009; serta menghitung waktu
evakuasi berdasarkan standar SFPE 3rd Handbook Of Fire Protection Engineer
tahun 2002. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Stadion Gelora Sriwijaya sudah
mempunyai prosedur dan tim tanggap darurat namun belum ada secara tertulis,
pelatihan, simulasi dan sosialisasi tanggap darurat belum pernah dilakukan, sarana
jalan keluar di stadion terdapat 16 pintu keluar dan tangga keluar. Selain itu terdapat
4 tangga darurat dan pintu darurat serta memiliki koridor yang cukup lebar, namun
pintu darurat tidak menutup otomatis dan lebar tangga keluar lebih dari 180 cm
namun tidak diberi pagar pemisah, belum memiliki rambu jalur evakuasi dan rambu
penempatan APAR, memiliki tanda arah jalan keluar (exit) namun belum dipasang
tanda arah indikator, belum terdapat titik kumpul (assembly point), waktu evakuasi
7,31 menit yang mana sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pemuda dan
Olahraga Nomor 7 Tahun 2021.
i Universitas Sriwijaya
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
FACULTY OF PUBLIC HEALTH, UNIVERSITY OF SRIWIJAYA Thesis,
ABSTRACT
Gelora Sriwijaya Stadium has a high risk of emergencies, potential sources of
emergencies are fire, natural disasters and riots. Many people must be evacuated
in case of emergency. Good emergency response planning (Emergency Response
Plan) is needed as an effort to save yourself when an emergency occurs so as to
prevent casualties. This research is a descriptive research using a qualitative
approach. Data were obtained through in-depth interviews and observations. The
total number of informants in this study was 8 people. This study aims to analyze
the implementation of the Emergency Response Plan in accordance with NFPA 101
2000; Minister of Youth and Sports Regulation Number 7 of 2021; SNI 03-6574-
2001; Regulation of the Minister of Public Workers of the Republic of Indonesia
2009; and calculating evacuation time based on SFPE 3rd Handbook Of Fire
Protection Engineer standards in 2002. The results showed that Gelora Sriwijaya
Stadium already has emergency response procedures and teams but there is no
written one, training, simulation and socialization of emergency response have
never been carried out, exit facilities in the stadium there are 16 exits and exit
stairs. In addition, there are 4 emergency stairs and emergency exits and have a
fairly wide corridor, but the emergency exit door does not close automatically and
the exit stairs are more than 180 cm wide but are not given a separation fence, do
not have evacuation route signs and fire extinguisher placement signs, have exit
direction signs but have not been installed indicator direction signs, There is no
assembly point yet, the evacuation time is 7.31 minutes which is in accordance with
the standards of the Minister of Youth and Sports Regulation Number 7 of 2021.
ii Universitas Sriwijaya
iii Universitas Sriwijaya
iv Universitas Sriwijaya
v Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ibnu Fajri Ramadhan
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang / 25 Desember 2000
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Alamat : Jalan Anggrek Raya, Lorong Rose, Rt04, Rw01,
Kelurahan Sialang, Kecamatan Sako. Kota
Palembang, Sumatera Selatan, 30161
No. Hp/Email : 0878-0135-1470
ibnufajri08@gmail.com
Riwayat Pendidikan
2007-2013 : SD Negeri 117 Palembang
2013-2016 : SMP Negeri 38 Palembang
2016-2019 : SMA Negeri 14 Palembang
2019-2023 : Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya
Pengalaman Organisasi
2019-2020 : Leader FKM Hijau BO GEO Universitas
Sriwijaya, departemen Penghijauan, Badan
Otonom Environmental Organization
2020-2021 : Anggota Seni dan Olahraga Himpunan
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
2020-Sekarang : Anggota Finance OHSA FKM Universitas
Sriwijaya
vi Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Penulis
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
ix Universitas Sriwijaya
1.5.2 Lingkup Waktu.................................................................................. 8
x Universitas Sriwijaya
2.6.4 Exit Sign .......................................................................................... 30
xi Universitas Sriwijaya
4.2.3 Sarana Jalan Keluar ......................................................................... 56
LAMPIRAN ......................................................................................................... 97
xv Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
1 Universitas Sriwijaya
2
hingga menjadi kobaran yang besar. Kebakaran disebabkan oleh banyak faktor,
namun secara umum faktor penyebab kebakaran adalah faktor manusia dan faktor
teknis teknis (Ramli Soehatman 2010). Kebakaran merupakan peristiwa yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan kerugian dari segi
finansial bahkan sampai menelan korban jiwa. Kebakaran dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Contoh beberapa faktor terjadinya kebakaran, seperti merokok di
sembarang tempat, penggunaan atau pemasangan peralatan listrik yang salah, dan
penempatan bahan atau material yang mudah terbakar dengan api atau sumber
panas. Selain itu, karena tidak adanya atau kegagalan sistem deteksi dini, sistem
pemadaman kebakaran dan sistem penyelamatan ketika terjadi kebakaran. Untuk
mengurangi dampak kerugian potensial, tempat kerja harus merencanakan strategi
guna menghadapi dampak yang mungkin terjadi.
Dampak situasi darurat dapat sangat mengganggu operasi bisnis sehingga
gangguan proses bisnis dapat mengurangi kepercayaan dan komitmen terhadap
layanan pelanggan. Kerusakan lingkungan atau pencemaran akibat bencana secara
ekonomi sulit diprediksi dan dapat menimbulkan citra negatif yang dapat bertahan
selamanya. Berdasarkan aspek hukum K3 tentang bangunan gedung yang diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002, pentingnya
kenyamanan, keamanan, kesehatan dan kemudahan harus ada pada sebuah
bangunan gedung. Standar pembangunan Indonesia diatur oleh Peraturan
Pemerintah No. 36 Tahun 2005, syarat kualifikasi bangunan tinggi dapat dikatakan
aman apabila sistem bantuan evakuasi darurat memenuhi standar yang diberikan.
Kebakaran gedung dapat terjadi disemua jenis struktur bangunan, termasuk
rumah, kantor, dan arena olahraga seperti stadion sepak bola. Kebakaran tidak
hanya terbatas pada bangunan komersial atau perumahan. Menurut Peraturan
Menteri Pemuda dan Olahraga No 7 Tahun 2021 Stadion sepak bola merupakan
bangunan untuk kegiatan olahraga termasuk fasilitas untuk menonton baik
pertandingan tingkat daerah, nasional, atau internasional, maupun untuk latihan.
Jenis bangunan stadion sepak bola dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan jumlah
penonton yang dapat ditampung: stadion tipe A dapat menampung antara 30.000
sampai 50.000 orang, stadion tipe B dapat menampung antara 10.000 sampai
30.000 orang, dan stadion tipe C dapat menampung antara 5.000 sampai 10.000
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
5
Tribun utama di sisi barat dan timur dilindungi atap yang ditopang 2 pelengkung
(arch) baja berukuran raksasa, untuk tribun barat memiliki 4 lantai dengan 6 pintu
keluar utama dan bisa menampung 9.000 penonton, untuk tribun timur memiliki 3
lantai dengan 6 pintu keluar utama dan bisa menampung 6.000 penonton sedangkan
untuk tribun utara dan selatan memiliki 2 lantai dengan 2 pintu keluar utama dan
bisa menampung 3.000 penonton.
Stadion Gelora Sriwijaya memiliki risiko kebakaran yang cukup tinggi,
sumber pengapian potensial yang ada di stadion mulai dari perilaku para penonton
yang merokok serta membawa dan menghidupkan flare gun atau kembang api di
stadion yang berisiko menyebabkan kebakaran, rongga di bawah area tempat duduk
penonton sering digunakan untuk penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
Mereka juga dapat menumpuk limbah atau sampah seperti kemasan makanan dan
minuman sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran, tidak hanya itu terdapat
area yang berisiko tinggi kebakaran di stadion adalah dapur, ruang boiler pemanas
sentral, penyimpanan bahan bakar, pupuk, cat, cairan pembunuh serangga dan
tabung gas yang digunakan untuk tujuan medis. Selain itu Keadaan darurat di
stadion tidak hanya terjadi akibat kebakaran saja namun terdapat faktor atau
kejadian lain seperti bencana alam contohnya gempa bumi, huru hara contohnya
kerusuhan antar suporter dan aparat kepolisian, kejadian ini sering kali terjadi pada
saat pertandingan sepak bola
Banyaknya kerugian yang akan ditimbulkan jika terjadi keadaan darurat di
stadion gelora sriwijaya diantaranya material atau nilai bangunan dan aset yang
rusak akibat keadaan darurat, ekonomi atau kerugian finansial akibat tidak mampu
berjalannya bisnis dan mendapatkan citra negatif selamanya akibat dampak dari
kejadian tersebut. Selain itu, banyaknya nyawa orang yang terancam jika terjadi
keadaan darurat sehingga perlunya sistem Rencana Tanggap Darurat (Emergency
Response Plan) guna mengantisipasi jika terjadinya bencana terutama kebakaran.
Simulasi Emergency Response Plan juga sangat diperlukan guna melatih para
pegawai, pemain dan official serta penonton agar mereka siap untuk menghadapi
keadaan darurat dan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk keluar
gedung agar tidak terperangkap di dalam gedung tersebut yang didukung dengan
sarana evakuasi seperti pintu keluar, tangga, koridor yang mudah dilalui dan
Universitas Sriwijaya
6
memiliki tanda petunjuk arah jalan keluar serta titik kumpul (assembly point).
Sistem ini mengintegrasikan beberapa departemen diantaranya manager
operasional, kepala dan staf pengelola stadion, tim medis, pihak keamanan TNI,
Polri , Security Officer dan steward serta termasuk ahli K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) itu sendiri guna untuk menanggulangi kejadian bencana tersebut.
Oleh karena itu Sistem management rencana tanggap darurat (Emergency
Response Plan) selalu dibutuhkan dan diaplikasikan dalam kondisi darurat, maka
sangat disarankan pada pengelola stadion gelora sriwijaya sesegera mungkin
mempelajari, membentuk dan menerapkan sistem rencana tanggap darurat
(Emergency Response Plan, untuk keselamatan dan kesehatan para pegawai,
pemain dan official serta penonton ketika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran
di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, maka peneliti ingin melakukan Analisis
Implementasi Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Plan) Di Stadion
Gelora Sriwijaya Kota Palembang.
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebakaran
2.1.1 Definisi Kebakaran
Kebakaran adalah kejadian yang diakibatkan oleh situasi darurat, baik yang
terjadi di tempat kerja, di rumah, atau dalam situasi darurat lainnya. Peristiwa
kebakaran yang tidak terduga dapat terjadi di mana saja, baik di lingkungan sekitar,
sekolah, maupun tempat usaha. Kebakaran adalah suatu kejadian yang biasanya
diakibatkan oleh api yang tidak terkendali yang disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk korsleting listrik, kebakaran rokok, kemungkinan api kompor, dan bahan
kimia lainnya. Menurut National Fire Protection Association (NFPA) kebakaran
adalah peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yaitu bahan bakar yang mudah
terbakar, oksigen di udara dan energi atau sumber panas yang mengakibatkan
kerugian harta benda, cedera atau bahkan berpotensi merenggut nyawa seseorang
(menyebabkan kematian).
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008 bahwa
kebakaran merupakan suatu fenomena yang timbul akibat terjadinya peningkatan
oleh suhu dari suatu bahan yang kemudian suhu tersebut bereaksi secara kimia
dengan oksigen sehingga menimbulkan panas dan pancaran api, yang berawal dari
terjadinya api lalu berproses penjalaran api sampai asap dan gas yang ditimbulkan
hingga menjadi kobaran yang besar.
Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)
kebakaran adalah peristiwa bencana yang bersumber dari kebakaran yang tidak
diinginkan dan menimbulkan kerugian, baik kerugian material maupun non
material, serta korban jiwa. Kerugian material seperti kehilangan atau kehancuran
harta benda, bangunan fisik serta sarana dan prasarana. Sedangkan kerugian non
material seperti trauma dan ketakutan.
9 Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
B. Klasifikasi Indonesia
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No :186 Tahun 1999 tentang
unit Penanggulangan kebakaran ditempat kerja klasifikasi kebakaran
digolongkan sebagai berikut:
Tabel 2. 2
Klasifikasi Kebakaran Indonesia
Jenis Tempat
Kelas Klasifikasi
Kerja
a. Tempat ibadah
b. Gedung/ruang
Perkantoran
c. Gedung/ruang Pendidikan
Tempat kerja yang d. Gedung/ruang Perumahan
mempunyai jumlah dan e. Gedung/ruang Perawatan
Bahaya kemudahan terbakar rendah, f. Gedung/ruang Restoran
Kebakara dan apabila terjadi g. Gedung/ruang
n Ringan kebakaran melepaskan panas h. Gedung/ruang Perhotelan
rendah sehingga menjalarnya i. Gedung/ruang Lembaga
api lambat j. Gedung/ruang Rumah
sakit
k. Gedung/ruang Museum
l. Gedung/ruang Penjara
Universitas Sriwijaya
13
Universitas Sriwijaya
14
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
B. Kelas 2: Bangunan gedung hunian, terdiri atas 2 atau lebih unit hunian
yang masing-masing merupakan tempat tinggal terpisah.
C. Kelas 3: Bangunan gedung hunian di luar bangunan gedung kelas 1 atau
kelas 2, yang umum digunakan sebagai tempat tinggal lama atau sementara
oleh sejumlah orang yang tidak berhubungan, termasuk:
a. Rumah asrama, rumah tamu (guest house), losmen
b. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu hotel atau motel
c. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu sekolah
d. Panti untuk lanjut usia, cacat atau anak-anak
e. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu bangunan gedung perawatan
kesehatan yang menampung karyawan karyawannya.
D. Kelas 4: Bangunan gedung hunian campuran. Tempat tinggal yang berada
di dalam suatu bangunan gedung kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 dan merupakan
tempat tinggal yang ada dalam bangunan gedung tersebut.
E. Kelas 5: Bangunan gedung kantor. Bangunan gedung yang dipergunakan
untuk tujuan-tujuan usaha profesional, pengurusan administrasi, atau
usaha komersial, di luar bangunan gedung kelas 6, 7, 8 atau 9.
F. Kelas 6: Bangunan gedung perdagangan
Bangunan gedung toko atau bangunan gedung lain yang dipergunakan
untuk tempat penjualan barang-barang secara eceran atau pelayanan
kebutuhan langsung kepada masyarakat, termasuk:
a. ruang makan, cafe, restoran
b. ruang makan malam, bar, toko atau kios sebagai bagian dari suatu
hotel atau motel
c. tempat potong rambut/salon, tempat cuci umum
d. pasar, ruang penjualan, ruang pamer, atau bengkel.
G. Kelas 7: Bangunan gedung penyimpanan/Gudang. Bangunan gedung yang
dipergunakan untuk penyimpanan, termasuk:
a. tempat parkir umum
b. gudang, atau tempat pamer barang-barang produksi untuk dijual atau
cuci gudang.
H. Kelas 8: Bangunan gedung Laboratorium/Industri/Pabrik. Bangunan
gedung laboratorium dan bangunan gedung yang dipergunakan untuk
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
18
bangunan, permainan, area lapangan, kompleks siaran, pusat media stadion, tribun
dan area di bawah tribun (FIFA 2012).
2.3.2 Klasifikasi Stadion Sepak Bola
A. Tipe A, Kapasitas penonton dan wilayah pelayanannya: Penggunaannya
melayani wilayah provinsi dengan kapasitas tempat duduk mencapai
30.000-50.000 kursi.
B. Tipe B, Kapasitas penonton dan wilayah pelayanannya: Penggunaannya
melayani wilayah kabupaten atau kotamadya dengan kapasitas tempat
duduk mencapai 10.000-30.000 kursi.
C. Tipe C, Kapasitas penonton dan wilayah pelayanannya: Penggunaannya
melayani wilayah kecamatan dengan kapasitas tempat duduk mencapai
5.000-10.000 kursi.
Menurut FIFA, secara umum stadion yang digunakan untuk pertandingan
internasional mempunyai kapasitas 30.000 tempat duduk, bahkan lebih ideal jika
menyediakan kapasitas 40.000 tempat duduk (FIFA 2012).
2.4 Manajemen Proteksi Kebakaran
Manajemen proteksi kebakaran diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 20 Tahun 2009, manajemen proteksi kebakaran gedung merupakan
bagian dari manajemen bangunan yang bertujuan untuk mengupayakan pemilik
maupun pengguna bangunan gedung agar memiliki kesiapan dalam pelaksanaan
kegiatan penanggulangan dan pencegahan jika terjadi kebakaran pada bangunan.
Bagi pemilik maupun pengguna bangunan gedung wajib melakukan kegiatan
pengelolaan risiko kebakaran, kegiatan tersebut yaitu bersiap diri, melakukan
mitigasi, merespon dan pemulihan akibat kejadian kebakaran. Selain itu bagi
pemilik maupun pengguna bangunan gedung harus menggunakan bangunan
gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dari izin mendirikan bangunan
gedung, baik itu dalam pengelolaan risiko kebakaran dengan melakukan kegiatan
perawatan, pemeliharaan dan pemeriksaan sistem proteksi kebakaran serta
mempersiapkan personil yang terlatih dalam pengendalian kebakaran secara
berkala.
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
Alarm kebakaran adalah salah satu tanda jika terjadi kebakaran yang
menghasilkan suatu suara. Secara lebih modern, dikembangkan sistem
alarm kebakaran baik yang bekerja secara manual atau otomatis yang
diintegrasikan dengan sistem deteksi kebakaran. Jika terjadi
kebakaran, maka sebuah informan akan segera menginformasikannya
kepada seluruh penghuni maupun pekerja yang sedang berada di
daerah itu dengan sistem alarm. Agar penghuni mencegah terjadinya
suatu bahaya lebih awal dan dapat mencari tempat berhimpun
b. Sprinkler
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008
sprinkler adalah alat pemancar air untuk pemadaman kebakaran yang
mempunyai tudung berbentuk deflektor pada ujung mulut pancarnya,
sehingga air dapat memancar ke semua arah secara merata. Dalam
pertanian ada juga jenis sprinkler yang digunakan untuk penyiraman
tanaman. Alat ini beroperasi pada suhu yang telah ditentukan, dengan
aliran air mengalir melalui katup alarm yang menyala saat kebakaran.
Komponen utama sistem sprinkler antara lain :
a) Persediaan air
b) Jaringan pipa
c) Siamese connector
d) Pompa
e) Kepala sprinkler
c. Alat Pemadam Api Ringan
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER.04/MEN/1980, alat pemadam api ringan (APAR) direncanakan
untuk memadamkan api pada awal kebakaran, desain konstruksinya
dapat dijinjing dan mudah dioperasikan oleh satu orang.
Menurut Peraturan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. PER.04/MEN/1980, APAR terbagi dalam beberapa, sebagai
berikut
a) Jenis Cair (Air)
b) Jenis Busa
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
23
b. Kompartemenisasi ruang
Kompartemenisasi ruang adalah bagian-bagian ruangan untuk
mencegah penjalaran kebakaran dengan cara membatasi api seperti
dinding, lantai kolom, balok yang tahan api untuk waktu yang sesuai
dengan kelas bangunan.
c. Bukaan Penyelamatan
Bukaan penyelamatan adalah bukaan atau lubang yang dapat dibuka
pada dinding bangunan gedung terluar, bertanda khusus, menghadap
ke arah luar dan diperuntukkan bagi unit pemadam kebakaran dalam
pelaksanaan pemadaman kebakaran dan penyelamatan penghuni.
2.5 Sistem Tanggap Darurat
2.5.1 Tanggap Darurat
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008 sistem
penanganan kebakaran adalah satu atau kombinasi dari metoda yang digunakan
pada bangunan gedung untuk memperingatkan orang terhadap keadaan darurat,
penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan
pemadaman kebakaran termasuk sistem proteksi aktif dan pasif. Dalam sistem
tersebut, terdapat siklus tanggap darurat bencana yang merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat terjadi bencana untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, serta pemulihan prasarana dan sarana.
Tanggap darurat merupakan elemen penting dalam SMK3, untuk
menghadapi setiap kemungkinan yang dapat terjadi. Tujuan K3 adalah untuk
mencegah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. Namun demikian, jika
sistem pencegahan mengalami kegagalan sehingga terjadi kecelakaan, hendaknya
keparahan atau konsekuensi yang ditimbulkan dapat ditekan sekecil mungkin.
Untuk itu diperlukan sistem tanggap darurat guna mengantisipasi berbagai
kemungkinan seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, bocoran bahan kimia atau
pencemaran (Ramli, 2010).
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Universitas Sriwijaya
26
Sistem tanggap darurat kebakaran gedung harus memenuhi unsur- unsur yang
meliputi:
A. Metode dan prosedur evakuasi untuk mengosongkan gedung jika terjadi
kebakaran
B. Sistem komunikasi dan tanda atau rambu darurat untuk Gedung
C. Menyediakan rambu-rambu kebakaran
D. Memiliki lampu untuk keadaan darurat
E. Pengadaan listrik untuk keadaan darurat
F. Dalam keadaan darurat, sediakan area titik kumpul yang aman dengan
jarak 20 meter dari gedung terdekat dan di lokasi yang aman
G. Terdapat organisasi keadaan darurat
H. Dilakukan pelatihan atau simulasi keadaan darurat untuk melatih
penghuni gedung saat terjadi keadaan darurat.
2.5.4 Prasarana Tanggap Darurat
Untuk menanggulangi keadaan darurat yang terjadi maka keperluan
prasarana harus dipersiapkan dengan baik sehingga dapat membantu dalam proses
penyelamatan ketika terjadi bencana. Prasarana keadaan darurat mencakup
berbagai elemen seperti:
A. Sarana penanggulangan seperti kebakaran, pencemaran, ledakan, bocoran
bahan kimia, bencana alam dan lainnya.
B. Sarana penyelamatan jiwa manusia
C. Peralatan dan sistem komunikasi keadaan darurat.
D. Logistik seperti kebutuhan material penanggulangan bencana, konsumsi,
transportasi dan lainnya.
E. Sarana medis mencakup klinik atau rumah sakit, pertolongan pertama dan
tenaga medis yang diperlukan. Pusat krisis lengkap dengan fasilitasnya
untuk mengendalikan keadaan darurat.
Jika organisasi tidak mampu memenuhinya sendiri, dapat dilakukan kerjasama
(mutual assistant) dengan organisasi atau pemerintah daerah setempat.
2.6 Sarana Evakuasi
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, sarana
evakuasi atau sarana penyelamatan jiwa ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
Universitas Sriwijaya
27
kecelakaan atau luka pada waktu melakukan evakuasi saat keadaan darurat terjadi.
Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sarana jalan ke luar yang dapat
digunakan oleh penghuni bangunan gedung, sehingga memiliki waktu yang cukup
untuk menyelamatkan diri dengan aman tanpa terhambat hal-hal yang diakibatkan
oleh keadaan darurat. Unsur-unsur yang harus terdapat dalam sarana penyelamatan
jiwa yaitu tangga kebakaran, pintu darurat, tanda petunjuk arah jalan keluar dan
tempat berhimpun (Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008)
2.6.1 Pintu Keluar
Pintu keluar (exit) merupakan sarana emergency exit yang digunakan
untuk akses keluar dan digunakan dalam melakukan evakuasi menuju ke tempat
yang aman. Setiap pintu pada sarana jalan keluar harus dari jenis engsel sisi atau
pintu ayun. Pintu harus dirancang dan dipasang sehingga mampu berayun dari
posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh. Menurut SNI 03-1735-
2000, penempatan pintu darurat harus diatur sedemikian rupa sehingga dimana saja
penghuni dapat menjangkau pintu keluar (Exit) tidak melebihi jarak yang telah
ditetapkan. Jumlah pintu darurat minimal 2 buah pada setiap lantai yangmempunyai
penghuni kurang dari 60, dan dilengkapi dengan tanda dan sinyal yang bertuliskan
keluar menghadap ke koridor, mudah dicapai dan dapat mengeluarkan seluruh
penghuni dalam waktu 2,5 menit (SNI 03-1735- 2000).
Menurut Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021
persyaratan Pintu Keluar Stadion :
A. Saat suporter berada di dalam stadion, pintu keluar stadion termasuk
gerbang stadion harus bisa dibuka ke luar dan harus selalu dikunci dan
dijaga oleh petugas keamanan.
B. Disarankan untuk menggunakan pintu dengan kunci otomatis yang dapat
diakses dari dalam.
C. Penggunaan pintu geser atau rolling tidak diperbolehkan.
D. Pintu dan koridor, serta tangga umum dan jalur evakuasi, harus memiliki
ukuran dan lebar yang cukup untuk memenuhi standar keselamatan publik,
tanpa halangan.
E. Pintu dan selasar, serta tangga umum dan jalur evakuasi harus dapat
mengarahkan dan mengarah ke jalur keluar evakuasi yang ditentukan oleh
Universitas Sriwijaya
28
otoritas keamanan.
2.6.2 Tangga
Setiap gedung harus dilengkapi dengan jalan keluar yang tersedia bagi
penghuni gedung sehingga penghuni memiliki waktu yang cukup untuk keluar
gedung dengan aman tanpa adanya faktor penyebab terjadinya keadaan darurat.
Tangga darurat adalah pintu keluar darurat yang sangat penting saat evakuasi dari
lantai atas ke lantai bawah atau sebaliknya.
Menurut Peraturan No. 26/PRT/M/2008 Menteri Pekerjaan Umum, tangga
darurat adalah tangga yang dirancang khusus untuk penyelamatan kebakaran,
tangga terlindung baru yang melayani tiga lantai atau lebih, atau tangga terlindung
yang sudah ada. tangga yang menjulang lima lantai atau lebih. Tangga darurat ini
harus diberi tanda khusus di tempat terlindung di lantai dasar setiap lantai.
Penandaan harus menunjukkan permukaan tanah dan bagian atas dan bawah tangga
yang dilindungi (Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008)
Menurut Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021 ketentuan
umum tentang tangga adalah sebagai berikut:
A. Lebar tangga tidak kurang dari 140 cm (seratus empat puluh sentimeter)
atau untuk 3 (tiga) orang
B. Jumlah anak tangga paling sedikit 3 (tiga) buah, paling banyak 16 (enam
belas) buah tanpa bordes
C. Apabila lebar tangga lebih besar dari pada 180 cm (seratus delapan puluh
sentimeter), harus diberi pagar pemisah di tengah (khusus pada tangga di
tribun)
D. Tinggi tanjakan tangga paling sedikit diambil 15 cm (lima belas
sentimeter), paling banyak 17 cm (tujuh belas sentimeter) dengan lebar
pijakan tangga paling sedikit 30 cm (tiga puluh sentimeter)
E. Tersedia space bebas yang cukup untuk persiapan di awal dan akhir
tangga.
F. Akses untuk penyandang disabilitas termasuk tangga dan koridor diatur
tersendiri secara khusus mengingat fasilitas untuk penyandang disabilitas
tidak ditempatkan di zona umum yang bercampur dengan publik.
Universitas Sriwijaya
29
Universitas Sriwijaya
30
A. Beban hunian lebih dari 500 tetapi tidak lebih dari 1000, minimal memiliki
3 jalan keluar
B. Beban hunian lebih dari 1000, minimal memiliki 4 jalan keluar
2.6.4 Exit Sign
Exit sign (petunjuk arah tanda keluar) merupakan bagian penting dalam
sarana escape guna memudahkan pekerja menuju tempat yang aman. Exit sign
diletakkan pada tempat-tempat yang telah dipersiapkan sebagai petunjuk sarana
penyelamatan diri ketika terjadi sebuah bencana, seperti pada pintu, tangga, dan
titik kumpul. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008,
exit selain dari pintu eksit utama di bagian luar bangunan gedung yang jelas dan
nyata harus diberi tanda dengan sebuah tanda yang disetujui yang mudah terlihat
dari setiap arah akses eksit. Akses ke eksit juga harus diberi tanda dengan tanda
yang disetujui, mudah terlihat di semua keadaan di mana eksit atau jalan untuk
mencapainya tidak tampak langsung oleh para penghuni. Tanda arah yang
disyaratkan harus terbaca ‘eksit’ dalam huruf datar yang dapat dibaca, atau kata
yang tepat harus digunakan. Selain itu, tanda arah dengan iluminasi eksternal
Universitas Sriwijaya 32 dan internal harus dapat dibaca pada kedua mode
pencahayaan normal dan darurat (Peraturan Menteri Pekerja Umum NO :
26/PRT/M/ 2008).
Berdasarkan SNI 03-6574- 2001 pemasangan tanda keluar atautanda
EXIT, harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
A. Lokasi pemasangan ditempatkan pada arah menuju tempat amandan di
lokasi yang mudah terbaca
B. Ada rambu penunjuk arah pada sarana jalan keluar
C. Warna petunjuk arah jelas dan terang berwarna hijau dan putih
D. Pada setiap lokasi dipasang tanda arah dengan indikator arah
E. Tanda arah bisa dibaca pada mode pencahayaan normal dan darurat
F. Tanda petunjuk arah EXIT berukuran ≥10 cm dengan lebar h u r u f
pada kata EXIT ≥5 cm
Universitas Sriwijaya
31
G. Spasi minimum antar huruf pada kata EXIT ≥1 (SNI 03-6574- 2001)
Universitas Sriwijaya
32
yang jelas mengenai kondisi keadaan darurat, potensi bahaya yang dapat timbul
serta langkah-langkah pengamanan yang diperlukan. (Keputusan Menteri Pekerja
Umum N0:10/KPTS/ 2000)
2.6.7 Waktu Evakuasi
Waktu evakuasi merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seluruh penghuni
bangunan untuk keluar dari bangunan melalui jalur yang tersedia menuju tempat
yang aman (Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008), waktu
penyelamatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
A. Tingkat kepadatan penghuni bangunan
B. Banyaknya halangan pada exit route seperti: tangga, tembok, dll
C. Tingkat Response dari penghuni bangunan
Perhitungan pada saat waktu escape sangat penting dilakukan untuk
dijadikan patokan saat melakukan latihan tanggap darurat kebakaran, sehingga
waktu yang diperoleh ketika latihan tanggap darurat kebakaran dapat dibandingkan
dengan perbandingan waktu escape. Untuk dapat menghitung waktu escape maka
diperlukan parameter berikut:
Keterlambatan proses evakuasi dalam kebakaran akan menyebabkan
kecelakaan, dan dapat menyebabkan sesak nafas akibat menghirup asap atau
bahkan kematian. Untuk melakukan perhitungan waktu penyelamatan maka
parameter yang diperlukan adalah sebagai berikut:
A. Lebar Efektif (We)
Lebar efektif adalah lebar lajur yang digunakan untuk penyelamatan (jalan
keluar dan tangga darurat) dikurangi rintangan yang ditemui di sepanjang lajur
tersebut, berikut ini jenis-jenis rintangan/halangan:
Tabel 2. 3
Halangan Rute Evakuasi
Lapisan batas
Exit Route Element (In) (cm)
Tangga – dinding atau sisi benang 6 15
Pagar dan pegangan tangan 3,5 9
Kursi teater dan kursi stadion 0 0
Koridor, dinding 8 20
Hambatan 4 10
Area yang luas dan lorong-lorong <18 46
Pintu dan lengkungan 6 15
Universitas Sriwijaya
33
Keterangan:
S : Kecepatan hingga mendekati jalan keluar
D : Kepadatan orang pada tiap gedung (Orang/m2)k : Konstanta (m/s)
k1 dan a = 2,86 ft2/orang untuk kecepatan dalam ft/min dankepadatan
dalam orang/ft2
k2 dan a = 0,266 m2/orang untuk kecepatan dalam m/s dan kepadatan
dalam orang/m
Tabel 2. 4
Konstanta untuk Kecepatan Evakuasi
Elemen Jalan Keluar K1 K2
Koridor, Lorong, Jalan, Pintu 2.75 1.40
Tangga
Riser (in) Tread (in)
7.5 10 1.00
7.0 11 1.08
6.5 12 1.16
6.0 13 1.23
Keterangan:
Fs : Spesifikasi aliran
D : Kepadatan aliran
S : Kecepatan bergerak
Universitas Sriwijaya
34
Keterangan:
Fc: Jumlah aliran
Fs atau Fsm: Spesifikasi aliran
We: Lebar efektif
Setelah nilai Fc didapatkan lalu selanjutnya dilakukan perhitungan time
for passage (Tp). Time for passage adalah total waktu yang dibutuhkan seseorang
(P) untuk melintasi satu titik dalam satu lintasan exit. Dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
Tp: Time for passage
P: Jumlah orang
Fc: Laju kalkulasi
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
5 (Jieprang Evaluasi Pasca Guna Dengan Metode pengumpulan data yang Pemahaman Penonton Terhadap Elemen
Penekanan Pada Aspek Fungsional digunakan adalah kuesioner dan Evakuasi Stadion Si Jalak Harupat
2016)
Evakuasi Darurat Stadion Si Jalak mental mapping. Data yang Legibilitas elemen evakuasi darurat
Harupat. dikumpulkan merupakan data yang Stadion Si Jalak Harupat adalah rendah.
spesifik. Hal ini dipengaruhi oleh buruknya
kualitas dari legibilitas elemen-elemen
evakuasi darurat Stadion Si Jalak Harupat
.
Universitas Sriwijaya
37
Sarana Jalan Keluar Rambu Jalan Keluar Waktu Evakuasi Manajemen Proteksi Kebakaran:
1. Pintu Keluar 1. Tanda Petunjuk 1. Pengukuran Waktu 1. Prosedur tanggap darurat
2. Tangga Arah (Exit Sign) Evakusi 2. Organisasi proteksi kebakaran
3. Koridor (Exit Route)
(Sumber : Permenpora No.7 (Sumber : SNI 3. Tata Laksana Operasional
(Sumber : SFPE 3rd edition
Tahun 2021) 03-6574- 2001 2002) 4. Sumber Daya Manusia
4. Titik Kumpul
(Assembly Point) (Sumber : Permen PU
(Sumber : NFPA 2000) No.20/PRT/M/2009)
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
Universitas Sriwijaya
40
Definisi
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Istilah
3 Tangga Tangga darurat adalah tangga yang Lembar Observasi, Observasi, Sesuai: Peraturan Menteri
direncanakan khusus untuk penyelamatan pedoman wawancara, Pemuda dan Olahraga Nomor
bila terjadi kebakaran, tangga terlindung wawancara, checklist 7 Tahun 2021
baru yang melayani tiga lantai/lebih meteran, perekam Tidak Sesuai: Peraturan
suara dan kamera Menteri Pemuda dan
Olahraga Nomor 7 Tahun
2021
4 Assembly Point (Titik Daerah pada bangunan yang dipisahkan Lembar Observasi, Sesuai:
Kumpul)
dari ruang lain dari penghalang asap Observasi, wawancara, NFPA 101
kebakaran dimana lingkungan yang dapat pedoman checklist Tidak Sesuai:
dipertahankan dijaga untuk jangka waktu wawancara, NFPA 101
selama daerah tersebut masih dibutuhkan meteran, perekam
untuk dihuni pada saat kebakaran (SNI 03- suara dan kamera
6571-2001).
5 Tanda Petunjuk Arah Tanda petunjuk yang dipasang untuk Lembar Observasi, Sesuai:
Jalan Keluar
menunjukkan arah jalan keluar dan Observasi, wawancara, SNI 03-6571 tahun 2001
dilengkapi dengan lampu penerangan pedoman checklist Tidak Sesuai:
Universitas Sriwijaya
41
Definisi
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Istilah
sehingga dapat terlihat pada saat kebakaran wawancara, SNI 03-6571 tahun 2001
(SNI 03-6574-2001). meteran, perekam
suara dan kamera
6 Waktu evakuasi Waktu evakuasi merupakan waktu yang Observasi dan Observasi, Diketahui nya waktu
dibutuhkan oleh seluruh penghuni perhitungan wawancara, evakuasi dari lantai paling
bangunan untuk keluar bangunan melalui checklist tinggi hingga lantai paling
yang tersedia menuju tempat yang aman. bawah menuju assembly
point
7 Prosedur dan Tim Prosedur dan tim tanggap darurat yang telah Observasi dan Observasi, Sesuai:
Tanggap Darurat
terstruktur memuat tugas dan tanggung Wawancara wawancara, PERMEN PU RI
jawab semua pihak untuk menghadapi Mendalam checklist NO.20/PRT/M/2009
Universitas Sriwijaya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
42 Universitas Sriwijaya
43
Universitas Sriwijaya
44
Universitas Sriwijaya
45
C. Telaah Dokumen
Telaah dokumen dilakukan dengan cara meninjau semua dokumen yang
dianggap mengandung informasi penting dan relevan dalam penelitian ini.
Dokumen tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan perusahaan, standard
operating system (SOP) dan peraturan perundang-undangan
3.3.3 Alat Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
atau lembar checklist dan daftar pertanyaan pendukung atau pedoman wawancara,
alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain meteran, alat tulis, alat perekam
suara dan kamera untuk dokumentasi penelitian.
3.4 Pengolahan Data
A. Wawancara Mendalam
a. Mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari informan melalui
wawancara mendalam.
b. Data yang sudah dikumpulkan kemudian disusun dalam bentuk
transkrip dan disajikan dalam bentuk narasi.
c. Dilakukan pengelompokkan data sesuai dengan kategori masing-
masing.
d. Menyajikan ringkasan data dalam bentuk matriks hasil wawancara
mendalam.
B. Lembar Observasi (checklist)
a. Memeriksa data sesuai dengan pertanyaan yang disusun.
b. Memeriksa daftar jawaban, jika terdapat kesalahan segera diperbaiki.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan dianalisis
secara kualitatif.
C. Telaah Dokumen
Hasil dari telaah dokumen yang diperoleh akan dianalisa dan dipadukan
dengan hasil wawancara dan hasil observasi yang telah dilakukan di
lapangan.
3.5 Validasi Data
Validitas data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi.
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
Universitas Sriwijaya
46
yang lain sebagai pembanding hasil wawancara terhadap objek penelitian. Teknik
triangulasi yang digunakan pada penelitian adalah:
A. Triangulasi metode, yaitu memperoleh informasi dengan menggunakan
teknik dalam mengumpulkan data dengan melakukan perbandingan data
hasil wawancara dengan keadaan sebenarnya dilapangan dan telaah
dokumen.
B. Triangulasi data, yaitu membandingkan data-data yang telah diperoleh dari
hasil wawancara mendalam, observasi dan melakukan telaah dokumen
terkait SOP, peraturan perundang-undangan terkait dengan manajemen
kebakaran.
C. Triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan hasil wawancara antara
informan.
3.6 Analisis dan Penyajian Data
Analisis data dalam penelitian ini akan dirangkum, memilih hal-hal yang
penting dan membuang yang tidak perlu sehingga dapat menghasilkan data yang
jelas dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan dan penyajian data. Data
yang telah diperoleh akan disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan
tabel hasil observasi serta matriks hasil wawancara. Penyajian data akan didukung
dengan hasil dari observasi lapangan seperti lampiran dokumentasi.
Universitas Sriwijaya
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
48
Saat ini fasilitas yang ada di Jakabaring Sport City terdiri dari:
a. Stadion Gelora Sriwijaya
b. Stadion Lapangan Tenis Bukit Asam
c. Stadion Atletik Jakabaring
d. Stadion Akuatik Jakabaring
e. Gedung GOR Ranau (Badminton)
f. Gedung GOR Dempo (Senam)
g. Lapangan Bisbol
h. Lapangan Softbol
i. Stadion menembak
j. Arena Ski Air
k. Arena Voli Pantai
l. Arena Panjat Dinding
m. Arena Sepatu Roda
n. Arena Petanque
o. Arena Bowling
p. Sirkuit International Jakabaring (dalam proses)
Kawasan ini pun dilengkapi fasilitas pendukung seperti Wisma Atlet dan Gedung
Sport Science.
4.1.2 Visi dan Misi Jakabaring Sport City
A. Visi Jakabaring Sport City
Menjadikan Jakabaring Sport City kawasan “smart & green” yang
mandiri sebagai pusat kegiatan olahraga dan keolahragaan, rekreasi
keluarga, kuliner, budaya dan edukasi serta pusat pameran skala nasional
dan internasional di Sumatera Selatan.
B. Misi Jakabaring Sport City
a. Menyelenggarakan event-event olahraga dan keolahragaan yang
bersifat lokal, nasional dan internasional
b. Menyelenggarakan pameran tingkat nasional dan internasional
c. Menyediakan fasilitas untuk mendukung program wisata kuliner
dengan membuat counter-counter kuliner nusantara dan internasional
d. Menyediakan wahana rekreasi keluarga
Universitas Sriwijaya
49
Universitas Sriwijaya
50
Universitas Sriwijaya
51
Selain itu, di stadion gelora sriwijaya ini sudah terdapat tim tanggap darurat
yang akan menangani upaya pengendalian dan penyelamatan korban jika terjadi
kebakaran. Dimana tim inti tanggap darurat tersebut terdiri dari tim security officer,
pemadam kebakaran, TNI dan Polri serta tenaga medis.
Universitas Sriwijaya
52
“…pada setiap event itu di backup oleh pihak keamanan dan pihak
penyelenggara panitia event seperti steward atau Security officer setiap ada
keadaan darurat yang backupnya pihak keamanan…”(AG)
“…ada itu dari Pemadam kebakaran kalau kesehatan itu dari tenaga medis
adopun pihak pengamanan seperti TNI dan Polri untuk yang mengarahkan
ke pintu keluar itu dari pihak Steward atau security officer…”(IS)
“…kalau di luar kegiatan Timnyo sesamo kami nilah rombongan
Jakabaring inilah kalau ada apo-apo kan. Nah pas ado kegiatan atau event
event itu ado dewek yang jago cak polisi, pemadam kebakaran samo
Security…”(R)
“…Untuk tim khusus pada saat adanya event itu dari pihak
penyelenggaranya yang menyediakan personil mulai dari pihak keamanan,
tim medis dan pemadam kebakaran…”(P)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung di lapangan, maka
dapat disimpulkan bahwa di stadion gelora Sriwijaya sudah memiliki prosedur
tanggap darurat namun belum ada secara tertulis dan sudah ada tim tanggap darurat
yang sudah mempunyai tugas masing-masing seperti pihak keamanan
mengevakuasi para penonton ke tempat yang aman, pemadam kebakaran
memadamkan api jika terjadi kebakaran dan tenaga medis membantu memberikan
pertolongan pertama untuk upaya pengendalian dan penyelamatan jiwa apabila
terjadi keadaan darurat stadion gelora Sriwijaya juga telah menyediakan mobil
pemadam kebakaran, alat pemadam api ringan (APAR), hidran dan sprinkler
namun untuk detektor asap atau alarm di stadion gelora sriwijaya belum tersedia.
Universitas Sriwijaya
53
Selain melakukan wawancara peneliti juga melakukan observasi mengenai prosedur tanggap darurat. Berikut hasil observasi mengenai pintu
keluar di Stadion Gelora Sriwijaya.
Adapun dari hasil observasi langsung yang telah dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Kesesuaian prosedur tanggap darurat di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri Pekerja Umum RI NO.20/PRT/M/2009
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Terdapat rencana tanggap darurat ✓ Disediakannya pemadam kebakaran, disediakannya medis,
jika ada event atau kegiatan langsung ada pihak keamanan.
Misal terjadi keadaan darurat langsung ditanggapi oleh
pihak yang berwenang. untuk yang mengarahkan ke pintu
keluar itu dari pihak keamanan seperti security dan di bantu
oleh TNI dan Polri
2. Terdapat tim pengaman untuk keadaan darurat ✓ Pada setiap event itu di backup oleh pihak keamanan dan
pihak penyelenggara panitia event. Dalam sepak bola
memiliki bagianya semua, Ada itu dari Pemadam
kebakaran kalau kesehatan itu dari tenaga medis adapun
pihak pengamanan seperti polri untuk yang mengarahkan
ke pintu keluar itu dari pihak security
3. Perencanaan tindakan darurat menjelaskan dengan rinci ✓ Perancangan tindakan darurat belum di jelaskan secara
tentang rangkaian tindakan (prosedur) yang harus rinci contohnya para penghuni gedung belum pernah
dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna mendapatkan sosialisasi, pelatihan maupun simulasi terkait
bangunan dalam setiap keadaan darurat keadaan darurat, selain itu di stadion gelora sriwijaya
belum ada prosedur tanggap darurat dan ada peta jalur
evakuasi tertulis/gambar.
Universitas Sriwijaya
54
Kondisi Aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
4. Perencanaan tindakan darurat memuat informasi tentang ✓ Pada saat ada event atau kegiatan di stadion gelora
daftar panggil keadaan darurat (emergency call) dari sriwijaya panitia penyelenggara menyediakan personil
semua personil yang harus dilibatkan dalam seperti pemadam kebakaran, tim medis, pihak keamanan
merespon keadaan darurat. seperti security, TNI dan Polri.
5. Diadakan sosialisasi atau simulasi tanggap darurat bagi ✓ Stadion Gelora Sriwijaya belum pernah mengadakan
penghuni gedung pelatihan dan simulasi tanggap darurat bagi para penghuni
stadion
Universitas Sriwijaya
55
Universitas Sriwijaya
56
Universitas Sriwijaya
57
darurat tersebut cukup luas karena memiliki lebar sebesar 280 cm sehingga
mempermudah evakuasi jika terjadi keadaan darurat. Berikut merupakan kutipan
wawancara dengan informan.
“…Pintu keluar darurat itu melalui jalur keluar masuk pemain dan official
yang ada di sebelah kanan dan kiri tribun…”(AG)
“...Di samping tribun itu ado pintu nah itulah di jadike pintu darurat...”(R)
“…Pintu darurat itu ada di jalur keluar masuk pemain dan official mas
yang berada di sudut tribun…”(P)
“...Tidak tau...”(D)
“…di jalur masuk pemain itu biso dijadike pintu darurat karena pintunyo
lebar otomatis mudah untuk evakuasi…”(RA)
“…ada di setiap sudut tribun biasanya digunakan untuk jalur keluar dan
masuk kendaraan…”(EI)
Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi
mengenai pintu keluar umum dan pintu darurat. Berikut hasil observasi mengenai
Universitas Sriwijaya
58
Adapun dari hasil observasi langsung yang telah dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Kesesuaian Pintu di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Pintu pada sarana jalan keluar harus berjenis engsel sisi Stadion gelora sriwijaya
atau pintu ayun ✓ menggunakan pintu yang berjenis
engsel sisi atau pintu ayun
2. Pintu dipasang dan dirancang sehingga mampu
Pintu dapat berayun dan bisa terbuka
berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi ✓
penuh
terbuka penuh
3. Tidak terhalang oleh benda serta mudah dioperasikan dan Mudah dijangkau dan langsung
✓
dijangkau terlihat
5. Pintu darurat menutup sendiri atau menutup otomatis ✓ Tidak menutup otomatis
6. Pintu membuka ke arah jalur jalan keluar dan pintu Pada saat pertandingan dimulai
mutlak harus dapat dikunci agar penonton yang berada di semua pintu ditutup dan 10 menit
✓
dalam terjamin keamanannya dari tindakan tindak anarkis sebelum pertandingan selesai akan di
buka semua ke arah jalur jalan keluar
7. Lebar pintu minimal dirancang agar dalam tempo 5 (lima)
sampai dengan 8 (delapan) menit seluruh tindakan ✓ Memiliki lebar 210 cm
evakuasi darurat dapat berlangsung dengan aman
8. Jarak satu pintu dengan yang lainnya paling banyak 25
meter ✓ Memiliki jarak 21 meter
Universitas Sriwijaya
59
Universitas Sriwijaya
60
Universitas Sriwijaya
61
Adapun dari hasil observasi langsung yang telah dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Kesesuaian Tangga di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Lebar tangga tidak kurang dari 140 cm (seratus empat puluh
✓ Memiliki lebar 260 cm
sentimeter) atau untuk 3 (tiga) orang
2. jumlah anak tangga paling sedikit 3 (tiga) buah, paling banyak Memiliki 26 anak tangga namun
16 (enam belas) buah terdapat bordes penghubung tepat setelah
✓ anak tangga ke 13. Lebar bordes sebesar
260 cm
3. Bila lebar tangga lebih besar dari pada 180 cm (seratus delapan Lebar tangga 260 cm namun tidak
✓
puluh sentimeter), harus diberi pagar pemisah di tengah diberi pagar pemisah
4. Tinggi tanjakan tangga paling sedikit diambil 15 cm(lima belas
✓ Tinggi tanjakan di stadion 15 cm
sentimeter), paling banyak 17 cm (tujuh belas sentimeter)
5. Lebar pijakan tangga paling sedikit 30 cm (tiga puluh
✓ Lebar pijakan tangga di stadion 30 cm
sentimeter)
6. Tersedia space bebas yang cukup untuk persiapan di awal dan Memiliki space yang cukup lebar
✓
akhir tangga untuk di awal dan diakhir tangga
7. Akses untuk penyandang disabilitas termasuk tangga dan
koridor diatur tersendiri secara khusus mengingat fasilitas Sudah tersedia akses khusus untuk
untuk penyandang disabilitas tidak ditempatkan di zona umum ✓ penyandang disabilitas termasuk
yang bercampur dengan publik tangga dan koridor
Universitas Sriwijaya
62
Universitas Sriwijaya
63
Universitas Sriwijaya
64
Adapun dari hasil observasi langsung yang telah dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Kesesuaian Koridor di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021
NO Elemen Kondisi aktual
Ya Tidak Keterangan
1. Permukaan lantai tidak boleh licin, harus terbuat dari Permukaan lantai di stadion gelora
bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air ✓ sriwijaya tidak licin karena menggunakan
bahan keramik yang cukup kasar
2. Lebar koridor ditentukan paling sedikit 180 cm (seratus
delapan puluh sentimeter), agar kursi roda atau tandu
✓ Memiliki lebar 600 cm
evakuasi medik bisa bermanuver dengan aman dan
lancar.
3. Cukup terang, serta tidak boleh dicat warna gelap ✓ Permukaan koridor cukup terang
4. Bebas hambatan ✓ Tidak memiliki hambatan
Universitas Sriwijaya
65
Universitas Sriwijaya
66
Universitas Sriwijaya
67
Adapun didapatkan hasil observasi langsung yang dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Kesesuaian Rambu-Rambu di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Pemerintah NO 50 Tahun 2012
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Rambu jalur evakuasi ✓ Belum memiliki rambu jalur evakuasi
2. Rambu penempatan APAR ✓ Belum memiliki rambu penempatan APAR
3. Peta jalur evakuasi ✓ Belum memiliki Peta jalur evakuasi
4. Rambu titik kumpul ✓ Belum memiliki Rambu titik kumpul
Tabel 4. 7 Kesesuaian tanda petunjuk arah jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya SNI 03-6574 tahun 2001
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Ada rambu petunjuk arah pada sarana jalan keluar ✓ Memiliki rambu petunjuk
2. Lokasi pemasangan ditempatkan pada arah menuju ✓ Penempatan ditempatkan di koridor dekat pintu
tempat amandan di lokasi yang mudah terbaca keluar dan tangga jadi mudah ditemukan
3. Warna petunjuk arah jelas dan terang berwarna hijau dan ✓ Tanda petunjuk EXIT berwarna hijau dan putih
putih terang
4. Pada setiap lokasi dipasang tanda arah dengan indikator ✓ Tidak ada tanda arah dengan indikator arah
arah
5. Tanda petunjuk bisa dibaca pada mode pancahayaan ✓ Bisa dibaca pada kondisi pencahayaan normal
normal dan darurat dan darurat
6. Tanda petunjuk arah EXIT berukuran ≥10 cm dengan ✓ Ukuran tanda petunjuk EXIT sudah sesuai dengan
lebar h u r u f pada kata EXIT ≥5 cm kriteria
Universitas Sriwijaya
68
Universitas Sriwijaya
69
Berdasarkan hasil observasi langsung untuk petunjuk arah jalan keluar atau
tanda “EXIT” di stadion gelora sriwijaya sudah cukup baik karena sudah memenuhi
kriteria yaitu Penempatan ditempatkan di koridor dekat pintu keluar dan tangga jadi
mudah ditemukan, tanda petunjuk EXIT kontras berwarna hijau dan putih terang,
tanda petunjuk bisa dibaca pada kondisi pencahayaan normal dan darurat serta
Ukuran tanda petunjuk EXIT sudah sesuai dengan kriteria.
Selain itu, dari hasil observasi langsung yang dilakukan untuk komponen
rambu-rambu masih belum memenuhi kriteria seperti Rambu jalur evakuasi,
Rambu penempatan APAR, Peta jalur evakuasi dan rambu titik kumpul, sehingga
akan menghambat proses evakuasi dan saat menyelamatkan diri masing – masing.
Perlunya melengkapi rambu – rambu yang belum tersedia. Berikut adalah rambu –
rambu yang perlu dipasang di stadion gelora sriwijaya.
Universitas Sriwijaya
70
Universitas Sriwijaya
71
Adapun hasil observasi langsung yang dilakukan di lapangan terkait letak titik kumpul di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 8 Kesesuaian Titik Kumpul (Assembly Point) di Stadion Gelora Sriwijaya NFPA 101
NO Elemen Kondisi aktual
Ya Tidak Keterangan
1. Tersedia petunjuk tempat berhimpun ✓ Stadion gelora sriwijaya belum
2. Tempat terbuka yang jauh dari bahaya ✓ memiliki titik kumpul jika terjadi
keadaan darurat, namun terdapat area-
3. Terbebas dari bahaya asap, api dan pemicu kebakaran ✓
lainnya. area atau perimeter yang cukup luas di
4. Mudah dijangkau ✓ luar stadion yang dapat dijadikan titik
5. Terdapat beberapa titik kumpul yang digunakan untuk ✓ kumpul sementara jika terjadi keadaan
Evakuasi
darurat. Berdasarkan hasil observasi,
titik kumpul tersebut belum memenuhi
syarat dikarenakan tidak terdapat
rambu petunjuk yang bertuliskan
“Assembly Point”
Universitas Sriwijaya
72
Universitas Sriwijaya
73
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa arah angin pada tahun
2023 menuju ke barat. Maka dari itu pemilihan lokasi rambu titik kumpul tidak
ditujukan ke arah barat. Pemilihan rambu titik kumpul (assembly point)
ditempatkan pada area atau perimeter cukup luas yang terdapat di plaza utama dan
area perimeter lainnya yang terdapat di luar bangunan stadion gelora sriwijaya
segaris lurus dengan setiap pintu keluar yang ada di stadion.
4.2.6 Waktu Evakuasi
Pengukuran waktu evakuasi di Stadion Gelora Sriwijaya menggunakan
skenario apabila terjadi keadaan darurat dan dilakukan dengan cara melihat rute
sesuai dengan exit route yang telah dibuat menggunakan skenario apabila terjadi
keadaan darurat. Adapun data-data Stadion Gelora Sriwijaya Hotel sebagai berikut:
1. Jumlah orang ada 10.000
2. Jumlah lantai adalah 4
3. Jarak antar lantai 355 cm (11,64 ft)
Universitas Sriwijaya
74
Universitas Sriwijaya
75
Universitas Sriwijaya
76
363,63 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑠𝑐𝑎𝑝𝑒 = = 22,72 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
16
Berdasarkan perhitungan di atas diasumsikan dalam sebuah
koridordi Stadion Gelora Sriwijaya dengan estimasi jumlah 1000 orang
yang berada di satu koridor, waktu yang ditempuh dari koridor mengarah
ke tangga yaitu 22,72 detik.
2. Menghitung perkiraan penumpukan di tangga dan pintu keluar
Perhitungan ini menggunakan perkiraan pergerakan semua orang secara
bersama di setiap lantai dan di waktu yang sama. Maka dengan demikian akan
diketahuinya waktu antrian pada tangga.
a. Lebar Efektif Tangga dan Pintu
Wetangga = lebar tangga – halangan
Wetangga = 260 – 9
Wetangga = 251 cm = 2,51 meter
Perhitungan lebar efektif pada tangga dengan mencermati rintangan
yang terdapat pada tangga tersebut, dalam hal ini rintangan yang ditemui
adalah pegangan pada tangga dengan nilai 9. Diperoleh hasil lebar efektif
tangga yaitu 2,51 m.
Wepintu = lebar pintu – halangan
Wepintu = 210 - 0
Wepintu = 210 cm = atau 2,1 meter
Universitas Sriwijaya
77
konstanta Fsm yaitu 0,50 orang/s/m dikali dengan lebar efektif tangga
yaitu 2,51 meter. Didapatkan hasil estimasi aliran orang yang melalui
tangga adalah 1,25 orang/s.
c. Perkiraan melewati sebuah pintu (Fcpintu)
Fs = Fsm = 1,3 orang/m/s
Fcpintu = Fsm x Wepintu
Fcpintu = 1,3 orang/m/s x 2,1 m/s
Fcpintu = 2,73 orang/s
Perkiraan aliran orang yang melalui pintu adalah hasil perhitungan
aliran spesifik atau konstanta fsm dengan nilai 1,3 orang/s/m dikali dengan
lebar pintu efektif 2,1 meter. Hasil perhitungan menunjukkan perkiraan
aliran orang yang melalui pintu adalah 2,73 orang/s. Dari hasil perhitungan
laju kapasitas tangga dan pintu, Fc pintu lebih kecil dari laju kapasitas
tangga maka perhitungan laju kapasitas dinyatakan dengan Fc = 2,73
orang/s.
d. Perkiraan kecepatan pergerakan pada tangga (s)
S = k – (a x k x D)
S = 1,16 m/s – (0,266m2/orang x 1,16 x 1,6 m2/orang)
S = 1,16 m/s – 0,49 = 0,67 m/s
Diperoleh nilai pada perhitungan yang telah dilakukan bahwa
estimasi pergerakan orang di tangga (S) yaitu 0,67 m/s dengan nilai
konstanta untuk tangga (k) 1,16 m/s dan nilai konstanta (a) 0,266 m2/orang
serta nilai D yaitu 1,6 m2/orang.
e. Perhitungan jarak lantai ke lantai melewati tangga (Td)
Td = tinggi lantai ke lantai x cf + (2x landing bordes)
Td = 11,64ft x 2,08 (2 x 8,53ft)
Td = 41,27ft = 12,57 meter
Perkiraan jarak lantai ke lantai dengan melalui tangga (Td) adalah
estimasi jarak antar lantai jika ditempuh melewati tangga dengan
menghitung tinggi antar lantai (11,54 ft) yang di kali dengan konstanta
cf/convention factor 2,08 lalu ditambah dengan 2x dari lebar landing
bordes (8,53 ft), sehingga didapatkan nilai Td 41,27 ft atau 12.57 meter
Universitas Sriwijaya
78
Universitas Sriwijaya
79
Universitas Sriwijaya
80
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Prosedur Tanggap Darurat
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan mengenai prosedur
tanggap darurat di stadion gelora sriwijaya diperoleh informasi bahwa stadion
tersebut sudah memiliki prosedur tanggap darurat ketika, namun prosedur tersebut
belum ada secara tertulis. Penyusunan prosedur tanggap darurat sangat penting dan
berkaitan dengan pedoman untuk mengambil tindakan atau langkah yang harus
dilakukan ketika terjadi keadaan darurat (Mufida & Martiana 2019)
Oleh karena itu, prosedur tanggap darurat di stadion gelora sriwijaya harus
dibuat dengan jelas agar mudah dipahami oleh penonton dan penghuni yang ada di
stadion gelora sriwijaya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Lubis et.al, 2019) bahwa prosedur tanggap darurat ini dibuat supaya saat terjadi
keadaan darurat maka para pegawai dan penonton bisa melakukan tindakan yang
tepat. Prosedur ini dilakukan tidak hanya ketika terjadi keadaan darurat saja, namun
juga ketika melakukan simulasi tanggap darurat kebakaran, huru hara dan bencana
alam, dimana prosedur tanggap darurat harus dibuat dengan jelas dan ringkas agar
mempermudah penggunaannya pada saat keadaan darurat. Selain itu berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh (Said Handayana Maulana & Kurniawan Bina
Suroto 2016) menyebutkan bahwa prosedur tanggap darurat yang ideal mencakup
informasi tentang potensi bahaya, informasi tentang fasilitas dan peralatan proteksi
yang ada, organisasi peran dan tanggung jawab, sistem pemberitahuan, prosedur
untuk menangani situasi darurat berdasarkan jenisnya, pembentukan sistem
komando darurat serta koordinasi serta internal maupun eksternal dan lain-lain. Hal
ini tentu belum sesuai dengan prosedur tanggap darurat yang ada di stadion gelora
sriwijaya.
Adapun diagram alur (flowchart) prosedur tanggap darurat kebakaran yang
coba digambarkan dalam mengatasi apabila terjadi keadaan darurat di stadion gelora
sriwijaya.
Universitas Sriwijaya
81
Keadaan darurat
Universitas Sriwijaya
82
api ringan (APAR), hidran dan sprinkler namun untuk detektor asap atau alarm di
stadion gelora sriwijaya belum tersedia.
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No. 20 tahun 2009 Prosedur
evakuasi dan prosedur penyelamatan merupakan bagian dari prosedur keadaan
darurat yang sebaiknya dibuat dalam bentuk tertulis. Stadion gelora sriwijaya belum
membuat secara tertulis terkait prosedur keadaan darurat. Prosedur keadaan darurat
perlu dicetak dan dipasang di setiap tribun di stadion. Pencetakan prosedur tersebut
bertujuan untuk memberikan informasi bagi seluruh orang yang sedang berada di
stadion terkait upaya penyelamatan diri dalam keadaan darurat kebakaran, huru
hara dan bencana alam sehingga apabila terjadi keadaan darurat maka penghuni
yang berada di dalam stadion dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
Selain itu untuk mempermudah pihak stadion dalam memberikan
penjelasan kepada pengunjung terkait prosedur tanggap darurat maka sebaiknya
penjelasan tersebut dibuat dalam bentuk video safety induction dan ditampilkan
pada tv led dan video tersebut ditayangkan pada saat sebelum pertandingan dimulai
dan pada saat pertandingan selesai di babak pertama agar lebih efektif. Sejalan
dengan keterangan Pengurus Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(A2K3), Edi Priyanto Perlu mencermati dan memperhatikan kesiapan infrastruktur
stadion yang mengacu pada Peraturan Menteri PUPR 26/ 2008. Melakukan kajian
ulang risiko terhadap jumlah dan jalur evakuasi, lebar pintu masuk tribun yang
ideal, petunjuk evakuasi yang ditandai garis menyala Hal yang tidak kalah penting
adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang safety induction dan
briefing. Di dalamnya juga menyangkut evakuasi keadaan darurat bagi penonton.
Stadion Gelora Sriwijaya memiliki risiko kebakaran yang cukup tinggi,
sumber pengapian potensial yang ada di stadion mulai dari perilaku para penonton
yang merokok serta membawa dan menghidupkan flare gun atau kembang api di
stadion yang berisiko menyebabkan kebakaran, rongga di bawah area tempat duduk
penonton sering digunakan untuk penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
Mereka juga dapat menumpuk limbah atau sampah seperti kemasan makanan dan
minuman sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran, tidak hanya itu terdapat
area yang berisiko tinggi kebakaran di stadion adalah ruang boiler pemanas sentral,
penyimpanan bahan bakar, pupuk, cat, cairan pembunuh serangga dan tabung gas
Universitas Sriwijaya
83
yang digunakan untuk tujuan medis. Selain itu keadaan darurat di stadion tidak
hanya terjadi akibat kebakaran saja namun terdapat faktor atau kejadian lain seperti
bencana alam contohnya gempa bumi, huru hara contohnya kerusuhan antar
suporter dan aparat kepolisian, kejadian ini sering kali terjadi pada saat
pertandingan sepak bola. Banyaknya kerugian yang akan ditimbulkan jika terjadi
keadaan darurat di stadion gelora sriwijaya diantaranya material atau nilai
bangunan dan aset yang rusak akibat keadaan darurat, ekonomi atau kerugian
finansial akibat tidak mampu berjalannya bisnis dan mendapatkan citra negatif
selamanya akibat dampak dari kejadian tersebut.
Untuk meminimalisir potensi bahaya yang dapat mengakibatkan keadaan
darurat seperti kebakaran, huru hara dan bencana alam. Sebaiknya pihak keamanan
stadion harus memperketat keamanan di pintu masuk stadion dengan memeriksa
barang-barang yang dibawa oleh penonton, serta mengawasi para penonton,
sehingga tidak terjadinya bahaya yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan huru
hara antar penonton. Selanjutnya pihak pengelola melakukan inspeksi secara
berkala di area yang rentan terbakar seperti ruang boiler pemanas sentral,
penyimpanan bahan bakar, pupuk, cat, cairan pembunuh serangga dan tabung gas
yang digunakan untuk tujuan medis. Selain itu untuk meminimalisir bahaya jika
terjadi pihak pengelola stadion sebaiknya melengkapi prosedur tanggap darurat
yang diperlukan dan mengadakan sosialisasi atau simulasi tanggap darurat bagi
penghuni stadion agar proses evakuasi dan penyelamatan dapat terlaksana dengan
baik.
5.1.2 Sarana Jalan Keluar
5.1.2.1 Pintu Keluar
Sarana penyelamatan diri merupakan sarana pada gedung dapat digunakan
oleh penghuni untuk menyelamatkan diri saat keadaan darurat. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh informasi bahwa sarana jalan keluar di stadion gelora sriwijaya
terdiri dari lift, tangga, tangga darurat, dan koridor yang cukup luas. selain itu
terdapat pintu keluar umum dan pintu darurat, pada tribun barat dan timur masing
masing memiliki 6 sarana pintu keluar umum dan 2 sarana pintu darurat yang
terdapat di kanan dan kiri tribun barat dan timur. Selanjutnya untuk di tribun selatan
dan utara masing masing terdapat 2 pintu keluar umum.
Universitas Sriwijaya
84
Universitas Sriwijaya
85
dengan waktu yang cukup, sehingga ketika terjadi keadaan darurat maka proses
penyelamatan diri bisa berlangsung dengan aman tanpa ada hambatan. Hal ini
sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan, bahwa penempatan pintu keluar dan
pintu darurat di stadion gelora sriwijaya dapat dijangkau dengan mudah dan tidak
terhalang oleh benda atau hambatan lainnya yang dapat mempersulit proses
evakuasi apabila terjadi keadaan darurat sehingga hal ini sudah memenuhi
persyaratan sebagai pintu keluar dan pintu darurat sesuai dengan Peraturan Menteri
Pemuda dan Olahraga No 7 Tahun 2021.
5.1.2.2 Tangga
Stadion gelora sriwijaya terdiri dari 4 lantai, memiliki tangga umum yang
berada di setiap lantai pada pintu keluar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh (Ritma Siwi Miranti & Mardiana 2018), Hotel Grasia Semarang memiliki
tangga darurat yang digunakan pada saat terjadi kebakaran sebanyak satu buah
tangga darurat di tiap lantainya. Dari hasil observasi tangga tersebut sudah
memenuhi standar Peraturan Menteri Pekerja Umum No.26 Tahun 2008 dan SNI
03-1746-2000 sebesar 70%. Penelitian yang dilakukan oleh (Emiliyanto, Tonyka
Maharani & Utari 2019) menunjukkan bahwa tangga darurat di Mal Cinere Depok
memiliki tingkat kesesuaian sebesar 0%. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
tangga darurat. Tangga yang tersedia di Mal Cinere Depok hanyalah tangga yang
biasa digunakan untuk jalur akses pengunjung mal menuju antar lantai.
Berdasarkan hasil observasi dimana tangga umum di stadion gelora
sriwijaya sudah cukup baik dengan memiliki lebar 260 cm, memiliki 26 anak tangga
namun terdapat bordes penghubung tepat setelah anak tangga ke 13. Lebar bordes
sebesar 210 cm, lebar anak tangga tidak terlalu pendek yaitu 30 cm dan tinggi anak
tangga yaitu 15 cm, memiliki space yang cukup lebar untuk di awal dan diakhir
tangga serta sudah tersedia akses khusus untuk penyandang disabilitas termasuk
tangga dan koridor. Selain itu di stadion gelora sriwijaya memiliki tangga darurat
namun belum cukup baik karena tangga darurat belum memenuhi persyaratan
sebagai tangga yang mengacu pada Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7
Tahun 2021. Tangga darurat dilengkapi dengan pagar pengaman yang tingginya
100 cm dan lebar sebesar 180 cm, namun tangga darurat tersebut menggunakan
Universitas Sriwijaya
86
tangga dan koridor untuk disabilitas jadi tangga darurat di stadion gelora sriwijaya
belum memenuhi kriteria.
5.1.2.3 Exit Route
Stadion gelora sriwijaya memiliki sarana 16 pintu keluar umum, 4 pintu
keluar darurat yang berada di ujung setiap tribun, tangga umum terdapat di setiap
lantai pada pintu keluar dan memiliki 4 sarana tangga darurat yang masing- masing
berada di ujung kanan dan kiri tribun timur dan barat di bagian depan gedung, dan
2 tangga di bagian sayap kanan stadion. Berdasarkan hasil stadion gelora sriwijaya
belum memiliki sarana jalan keluar (exit route) secara tertulis. Maka dari itu perlu
dibuat sarana jalan keluar (exit route) untuk memudahkan penghuni yang berada di
dalam stadion untuk keluar dari bangunan tersebut ketika terjadi keadaan darurat.
Kondisi koridor yang ada di stadion gelora sriwijaya sudah cukup lebar dan bebas
dari hambatan serta kondisi lantai tidak licin sehingga tidak akan menghambat saat
dilakukan proses evakuasi menuju pintu keluar, pintu darurat dan tangga umum
serta tangga darurat apabila terjadi keadaan darurat. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Rahadian et al. 2016) bahwa penghuni yang berada
di bangunan apartemen X bisa dengan mudah mengakses sarana jalan keluar
menuju tempat evakuasi dikarenakan koridor yang ada pada bangunan sudah cukup
memadai yang besarannya sudah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pemuda
dan Olahraga No 7 Tahun 2021 sehingga memudahkan penghuni yang berada
didalam bangunan untuk menuju ke pintu dan tangga. Koridor yang ada ini
berfungsi menjadi akses untuk ke segala arah termasuk pintu darurat dan tangga
darurat.
Response positif penghuni yang ada di dalam bangunan jika terjadi
keadaan darurat adalah bersikap tenang dan berpikir. Namun Response negatif
penghuni jika terjadi kebakaran diprediksi mereka akan panik dan melakukan
penyelamatan diri melalui tempat keluar atau pintu yang tersedia. Perancangan exit
route untuk menuju titik kumpul pada stadion gelora sriwijaya dibuat berdasarkan
tempat keluar atau pintu yang sudah tersedia. Maka dari itu perancangan exit route
dibuat melewati banyak jalur keluar karena di stadion gelora sriwijaya banyak
memiliki pintu keluar umum dan juga terdapat 4 pintu keluar darurat yang terletak
di ujung tribun stadion gelora sriwijaya. Exit route dibuat dengan melalui banyak
Universitas Sriwijaya
87
jalur dikarenakan penghuni pastinya akan mencari tempat keluar atau pintu yang
terdekat dengan posisi mereka saat terjadi keadaan darurat.
5.1.3 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar (Exit)
Petunjuk arah jalan keluar merupakan tanda yang memberikan petunjuk
arah keluar dari lokasi gedung berupa tulisan dan gambar. Tanda ini biasanya
berada di lorong-lorong yang berada di dalam gedung atau berada di persimpangan
jalan korido. Petunjuk arah keluar berfungsi sebagai pemberi petunjuk atau rambu
yang cukup jelas untuk mengarahkan ke jalan keluar (exit) (Septian Hadi,
Widjasena & Suroto 2015)
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa stadion gelora
sriwijaya sudah memiliki tanda keluar yang ada di setiap lantai, tanda petunjuk ini
berupa tanda “EXIT” untuk menunjukkan akses keluar stadion. Tanda exit di
pasang di koridor setiap lantai dekat dengan pintu keluar umum. Pada penelitian
yang dilakukan oleh (Yunita Astrianti & Elwindra 2019) di Rumah Sakit Awal Bros
Bekasi Barat, setiap lantai gedung Utama RS Awal Bros Bekasi Barat memiliki
tanda penunjuk arah jalan keluar berupa kaca fiber yang berwarna hijau dengan
tulisan “EXIT” berwarna putih, tanda “EXIT” tersebut dekat dengan pintu darurat.
Pemenuhan persyaratan petunjuk arah telah sesuai dengan standar SNI 03-7011-
2004, diketahui bahwa tingkat pemenuhan persyaratan petunjuk arah di RS Awal
Bros Bekasi telah sesuai persyaratan dengan skor 100%. Hal tersebut sejalan
dengan hasil observasi yang dilakukan bahwa tanda petunjuk arah jalan keluar atau
tulisan tanda “EXIT” di Stadion Gelora Sriwijaya ini kontras berwarna hijau dengan
tulisan berwarna putih. Penempatan tanda arah keluar ini sudah strategis dan mudah
dilihat oleh penghuni bangunan sehingga akan mempermudahkan saat proses
evakuasi. Sehingga dalam hal ini stadion gelora sriwijaya sudah memenuhi standar
pemasangan tanda arah keluar sesuai dengan SNI 03-6574-2001.
Tanda petunjuk arah jalan keluar merupakan tanda yang berfungsi untuk
mengarahkan penghuni yang ada di dalam bangunan agar tidak bingung untuk
mencari jalan keluar apabila terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya
(Mufida & Martiana 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Seitiadi,
(Septiadi, Sunarsih & Camelia 2014) menyatakan dalam keadaan panik ketika
terjadi keadaan darurat salah satunya pada bangunan gedung dikhawatirkan
Universitas Sriwijaya
88
penghuni gedung kesulitan untuk proses evakuasi menuju jalan keluar terutama
bagi orang yang belum mengetahui bagaimana keadaan dari gedung itu sendiri
sehingga dalam hal ini tanda “EXIT” berperan penting untuk menginformasikan
tanda akses keluar.
Letak tanda petunjuk arah jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya sudah
baik dan strategis, dimana lokasi pemasangan tanda “EXIT” ini berada di lorong
koridor dekat pintu keluar menuju jalan keluar di stadion. Tanda “EXIT” ini
tepatnya berada di setiap lantai di dekat pintu keluar umum sehingga dapat dilihat
penghuni yang berada di dalam stadion dan memudahkan saat proses evakuasi
ketika terjadi keadaan darurat. Tanda “EXIT” ditulis dengan huruf kapital dengan
tinggi tidak lebih dari 15 cm, tebal huruf tidak kurang dari 2 cm, lebar tidak kurang
dari 5 cm, dan warna petunjuk arah nyata dan kontras berwarna hijau dan putih.
Sehingga dalam hal ini Stadion Gelora Sriwijaya sudah memenuhi persyaratan
standar pemasangan rambu petunjuk arah jalan keluar sesuai dengan standar SNI
03-6574-2001.
Stadion gelora sriwijaya belum memiliki rambu titik kumpul dan peta jalur
evakuasi serta masih ada beberapa rambu lain yang belum di pasang seperti rambu
jalur evakuasi dan penempatan APAR. Sehingga dalam hal ini stadion gelora
sriwijaya belum memenuhi kriteria dalam pemasangan rambu rambu yang sesuai
dengan Peraturan Pemerintah NO 50 Tahun 2012. Hal ini sejalan dengan penelitian
(Jieprang 2016) Hasil dari temuan menunjukan, jika elemen evakuasi darurat di
stadion Si Jalak Harupat yaitu tangga darurat dan rambu-rambu evakuasi sulit
ditemukan, dikenali dan dibaca, maka legibilitas dari elemen-elemen evakuasi
darurat akan rendah. Dengan demikian perlu ada perbaikan untuk meningkatkan
legibilitas elemen elemen evakuasi darurat. Perbaikan tersebut adalah dengan
meningkatkan kemudahan menemukan dan mengenali tangga darurat dan rambu
evakuasi darurat. Desain lingkungan sekitar tangga darurat sedemikian hingga
perhatian penonton dapat dengan mudah mengenali dan mengingat tangga darurat
dan rambu evakuasi. Selain desain lingkungan sekitar tangga, juga dapat dengan
memberikan alat simbolik untuk tangga darurat. Menambahkan denah ASD (anda
sedang di sini) di banyak titik untuk memberikan petunjuk kepada penonton
Universitas Sriwijaya
89
mengenai lokasi jalur evakuasi terutama di dekat pintu masuk dan tangga menuju
tribun.
5.1.4 Titik Kumpul (Assembly Point)
(Peraturan Pemerintah Kesehatan RI NO 48 Tahun 2016) bahwa langkah
pertama dalam rencana tanggap darurat adalah merencanakan titik kumpul yang
meliputi rencana evakuasi yang mengarahkan pekerja ke mana harus berkumpul
ketika dalam keadaan darurat dan diperintahkan untuk melakukan evakuasi.
Menurut National Fire Protection Association tempat berhimpun adalah tempat di
area sekitar atau diluar lokasi yang dijadikan sebagai tempat berhimpun atau
berkumpul setelah proses evakuasi pada saat terjadi kebakaran. Tempat berhimpun
harus aman dari bahaya kebakaran dan keadaan darurat lainnya, memiliki tanda
petunjuk tempat berhimpun serta memiliki luas yang sesuai yaitu 0,3 m2 per orang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan hasil wawancara, dapat
diketahui bahwa pada Stadion Gelora Sriwijaya belum memiliki rambu titik kumpul
(assembly point). Dikarenakan belum adanya rambu titik kumpul maka akan
menghambat proses evakuasi ketika terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya
karena penghuni tidak mengetahui dimana tempat berkumpul ketika terjadi
kebakaran. Hal tersebut serupa dengan penelitian Randika (2019) bahwa titik
kumpul (assembly point) wajib dan sangat penting di area Apartemen Universitas
Sriwijaya karena saat terjadi keadaan darurat kebakaran atau lainnya penghuni
dapat menentukan arah untuk berkumpul dan mempermudah melakukan
perhitungan jumlah orang yang telah dievakuasi. Penentuan lokasi titik kumpul
(assembly point) harus memperhatikan keamanan dan terlindung dari bahaya asap,
api dan jauh dari reruntuhan bangunan.
Stadion gelora sriwijaya memiliki area yang cukup luas yaitu berada di
area perimeter dan plaza utama, area ini bisa dijadikan tempat titik kumpul karena
berdasarkan observasi saya area tersebut telah sesuai dengan kriteria dari National
Fire Protection Association yaitu tempat terbuka yang jauh dari bahaya reruntuhan,
di area tersebut memiliki jarak 50 cm dari bangunan stadion, Terbebas dari bahaya
asap, api dan pemicu kebakaran lainnya dan mudah dijangkau serta memiliki luas
yang sesuai yaitu 0,3 m2 per orang.
Universitas Sriwijaya
90
Universitas Sriwijaya
91
pengukuran beban hunian atau density (D). Beban hunian merupakan tolak ukur
kepadatan orang yang berada di jalur evakuasi yang dikemukakan dalam orang per
unit area (m2 ). kemudian pada saat hasil beban hunian (D) diperoleh, selanjutnya
adalah menghitung kecepatan berjalan orang (S) yang melewati sarana jalan keluar
S = k – (a x k x D) yang mana k merupakan konstanta dengan nilai (k) untuk sarana
jalan keluar yaitu 1,40 orang/m2 dan (a) merupakan konstanta yang ditetapkan
yakni 0,266 m2 /orang. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan laju pergerakan
spesifikasi orang (Fs) saat melewati jalan keluar. Fs dihitung untuk menghitung laju
kalkulasi pada waktu melalui koridor (Fc). Stadion Gelora Sriwijaya memiliki 4
lantai dengan luas 6000 m2 . Terdapat sarana pintu keluar dari stadion yang
berjumlah 16 buah yang berada setiap penjuru Stadion Gelora Sriwijaya dengan
estimasi penghuni gedung berjumlah 10.000 orang. Stadion Gelora Sriwijaya telah
dilengkapi dengan sarana penyelamatan jiwa berupa tangga darurat, pintu darurat,
petunjuk keluar (EXIT). Selain itu di stadion juga sudah disediakan proteksi
kebakaran aktif seperti Hydrant, APAR dan Sprinkler, namun di stadion gelora
sriwijaya belum tersedia alarm asap atau smoke detektor.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Tambunan & Sudradjat
2020) Perhitungan waktu evakuasi adalah waktu yang digunakan oleh seluruh
penghuni bangunan untuk mencapai keluar dari bangunan menggunakan jalur yang
tersedia menuju ketempat yang aman. Secara umum waktu evakuasi dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu kecepatan tempuh dan jarak tempuh. Berdasarkan hasil
observasi langsung dan perhitungan waktu evakuasi di Stadion Gelora Sriwijaya
menggunakan standar SFPE 3rd edition Handbook Of Fire Protection Engineer
Tahun 2002 diperoleh hasil bahwa perhitungan waktu evakuasi yang dibutuhkan
untuk semua orang yang ada di dalam stadion sampai menuju ke pintu keluar adalah
waktu 438,67 detik atau 7,31 menit. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri
Pemuda dan olahraga No 7 Tahun 2021 yaitu evakuasi para penghuni stadion tidak
lebih dari 8 menit.
Universitas Sriwijaya
92
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Stadion Gelora Sriwijaya sudah memiliki prosedur tanggap darurat dan tim
tanggap darurat namun prosedur tersebut belum ada secara tertulis dan
terperinci yang ditempel atau dipasang di setiap ruangan dan koridor.
Pembinaan, pelatihan, dan simulasi tanggap darurat di stadion gelora
sriwijaya belum pernah dilakukan namun dari pihak pengelola stadion
gelora sriwijaya sudah berupaya ingin mengadakan kegiatan tersebut, baru
diassesment saja tapi belum dilaksanakan.
2. Stadion Gelora Sriwijaya memiliki 16 pintu keluar terbagi menjadi 4
tribun, tribun barat dan timur masing-masing memiliki 6 pintu keluar
sedangkan tribun utara dan selatan masing-masing memiliki 2 pintu
keluar. Selain itu di stadion gelora sriwijaya memiliki 4 pintu keluar
darurat yang ada di samping kanan dan kiri tribun. Pintu keluar umum d
sudah memenuhi kriteria sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan
Olahraga No 7 Tahun 2021
3. Stadion Gelora Sriwijaya memiliki tangga yang ada di setiap pintu keluar
Berdasarkan hasil observasi tangga yang ada di Stadion sudah memenuhi
persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7
Tahun 2021. Selain itu di stadion terdapat 4 tangga darurat yang ada di
samping kanan dan kiri tribun, namun tangga darurat belum memenuhi
persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7.
4. Jalan keluar (exit route) exit route sudah memenuhi kriteria sesuai dengan
Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7. Selain itu di Stadion Gelora
Sriwijaya belum memiliki tanda arah evakuasi sehingga jika terjadi
keadaan darurat penghuni yang ada di stadion akan kesulitan untuk
melakukan proses evakuasi
5. Tanda petunjuk arah jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya sudah ada
dan terpasang di tiap lantai. Hal ini sudah sesuai dengan standar
pemasangan rambu petunjuk arah jalan keluar dari SNI 03-6574-2001.
Universitas Sriwijaya
93
Universitas Sriwijaya
94
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
95
Universitas Sriwijaya
96
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
97
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam
PEDOMAN WAWANCARA
Tanggal Wawancara :
Waktu Wawancara :
Pewawanca :
Identitas Informan :
Signature informan,
(……………………………………)
Nik.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Petunjuk Umum Wawancara
1. Ucapkan terima kasih atas ketersediannya.
2. Jelaskan tujuan wawancara mendalam.
3. Wawancara di pandu oleh peneliti.
4. Informan bebas mengeluarkan pendapat.
5. Dijelaskan bahwa pendapat, saran dan pengalaman informan sangat
berharga.
6. Dalam wawancara tidak ada jawaban antara benar/salah.
7. Lakukan perkenalan dua arah, baik peneliti atau informan.
B. Pokok Bahasan
1. Prosedur tanggap darurat
a. Bagaimana prosedur tanggap darurat atau Langkah-langkah yang yang
dilakukan oleh pihak pengamanan atau pengelola saat keadaan darurat?
b. Apakah ada secara tertulis/gambar prosedur tanggap darurat ketika terjadi
kebakaran ?
c. Apakah terdapat tim khusus yang menangani upaya pengendalian dan
penyelamatan korban jika terjadi keadaan darurat secara umum seperti
kebakaran? jika ada, pihak mana saja yang terlibat dalam upaya tersebut?
2. Apakah pernah dilakukan simulasi atau pelatihan tanggap darurat di Stadion
Gelora Sriwijaya?
3. Pintu Keluar
a. Apakah di stadion gelora sriwijaya telah tersedia pintu darurat ?
b. Dimana saja letak pintu keluar darurat yang anda ketahui di Stadion Gelora
Sriwijaya?
c. Menurut anda apakah letak pintu keluar yang ada di Stadion Gelora
Sriwijaya strategis dan mudah dilalui?
4. Tangga Darurat
a. Apakah di Stadion Gelora Sriwijaya telah tersedia tangga daruat?
b. Berapa jumlah tangga darurat yang ada di Stadion Gelora Sriwijaya?
5. Arah Jalan Keluar (Exit Route)
a. Apakah anda mengetahui kemana arah jalan keluar untuk menyelamatkan
diri jika terjadi keadaan darurat di Stadion Gelora Sriwijaya?
b. Jelaskan rute jalan keluar ketika terjadi keadaan darurat?
c. Apakah jalan keluar tersebut mudah untuk dilalui?
6. Tanda Petunjuk Arah Jalan Kelauar (Exit Sign)
a. Apakah Anda mengetahui adanya petunjuk jalan keluar/exit yang adadi
Stadion Gelora Sriwijaya?
b. Dimana biasanya diletakkan tanda petunjuk exit di Stadion Gelora
Sriwijaya?
c. Apakah petunjuk Eksit mudah ditemukan?
7. Titik Kumpul (Assembly Point)
a. Apakah terdapat tempat titik kumpul/assembly point di Stadion Gelora
Sriwijaya?
b. Dimana lokasi titik kumpul (assembly point) jika terjadi keadaan darurat
pada Stadion Gelora Sriwijaya?
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS IMPLEMENTASI RENCANA TANGGAP DARURAT
(EMERGENCY RESPONSE PLAN) DI STADION GELORA SRIWIJAYA
KOTA PALEMBANG
Waktu Wawancara :
Pewawancara :
Identitas Informan :
Signature informan,
(……………………………………)
Nik.
PEDOMAN WAWANCARA
C. Petunjuk Umum Wawancara
1. Ucapkan terima kasih atas ketersediannya.
2. Jelaskan tujuan wawancara mendalam.
3. Wawancara di pandu oleh peneliti.
4. Informan bebas mengeluarkan pendapat.
5. Dijelaskan bahwa pendapat, saran dan pengalaman informan sangat
berharga.
6. Dalam wawancara tidak ada jawaban antara benar/salah.
7. Lakukan perkenalan dua arah, baik peneliti atau informan.
D. Pokok Bahasan
1. Prosedur tanggap darurat
a. Apakah anda mengetahui prosedur apabila terjadi keadaan darurat?
b. Apakah Anda pernah diberikan informasi, pelatihan atau simulasi mengenai
prosedur tanggap darurat di stadion gelora sriwijaya
c. Apakah ada secara tertulis/gambar prosedur tanggap darurat ketika terjadi
keadaan darurat?
d. Apakah terdapat tim khusus yang menangani upaya pengendalian dan
penyelamatan korban jika terjadi keadaan darurat secara umum seperti
kebakaran? jika ada, pihak mana saja yang terlibat dalam upaya tersebut?
2. Pintu Keluar
a. Apakah di stadion gelora sriwijaya telah tersedia pintu darurat ?
b. Dimana saja letak pintu keluar yang anda ketahui di Stadion Gelora
Sriwijaya?
c. Menurut anda apakah letak pintu keluar yang ada di Stadion Gelora
Sriwijaya strategis dan mudah dilalui?
3. Tangga Darurat
a. Apakah di Stadion Gelora Sriwijaya telah tersedia tangga daruat?
b. Berapa jumlah tangga darurat yang ada di Stadion Gelora Sriwijaya?
4. Arah Jalan Keluar (Exit Route)
a. Apakah anda mengetahui kemana arah jalan keluar untuk menyelamatkan
diri jika terjadi keadaan darurat di Stadion Gelora Sriwijaya?
b. Jelaskan rute jalan keluar ketika terjadi keadaan darurat?
c. Apakah jalan keluar tersebut mudah untuk dilalui?
5. Tanda Petunjuk Arah Jalan Kelauar (Exit Sign)
a. Apakah Anda mengetahui adanya petunjuk jalan keluar/exit yang adadi
Stadion Gelora Sriwijaya?
b. Dimana biasanya diletakkan tanda petunjuk exit di Stadion Gelora
Sriwijaya?
c. Apakah petunjuk Eksit mudah ditemukan?
6. Titik Kumpul (Assembly Point)
a. Apakah terdapat tempat titik kumpul/assembly point di Stadion Gelora
Sriwijaya?
b. Dimana lokasi titik kumpul (assembly point) jika terjadi keadaan darurat
pada Stadion Gelora Sriwijaya?
Lampiran 2 Lembar Observasi Penelitian
Kesesuaian prosedur tanggap darurat di Stadion Gelora Sriwijaya PERMEN
PU RI NO.20/PRT/M/2009
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Ket
1. Terdapat rencana tanggap darurat
2. Terdapat tim pengaman untuk keadaan darurat
3. Perencanaan tindakan darurat menjelaskan dengan rinci
tentang rangkaian tindakan (prosedur) yang harus
dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna
bangunan dalam setiap keadaan darurat
4. Perencanaan tindakan darurat memuat informasi tentang
daftar panggil keadaan darurat (emergency call) dari
semua personil yang harus dilibatkan dalam
merespon keadaan darurat.
5. Diadakan pelatihan tanggap darurat bagi penghuni
gedung
6. Dilakukan sosialisasi penyelamatan diri ketika terjadi
Keadaan darurat
TRIBUN TIMUR
TRIBUN SELATAN
TRIBUN UTARA
TRIBUN BARAT
Lampiran 6 Denah Evakuasi Stadion Gelora Sriwijaya Level 2
TRIBUN TIMUR
TRIBUN SELATAN
TRIBUN UTARA
TRIBUN BARAT
Lampiran 7 Denah Stadion Gelora Sriwijaya Level 1
TRIBUN TIMUR
TRIBUN SELATAN
TRIBUN UTARA
TRIBUN BARAT
Lampiran 8 Denah Pintu Masuk Dan Pintu Keluar Pennton Stadion Gelora Sriwijaya
Lampiran 9 Denah Pintu Masuk Dan Pintu Keluar Pemain Dan Official Stadion Gelora Sriwijaya
Lampiran 10 Denah Pintu Masuk Dan Keluar Penonton Ke Komplek Stadion
Lampiran 11 Denah Evakuasi Tribun Barat Level 3
TRIBUN BARAT
Lampiran 12 Denah Evakuasi Tribun Barat Level 2
Lampiran 13 Denah Evakuasi Tribun Barat Level 1
Lampiran 14 Denah Evakuasi Teribun Timur Level 3
Lampiran 15 Denah Evakuasi Teribun Timur Level 2
Lampiran 16 Denah Evakuasi Teribun Timur Level 1
Lampiran 17 Denah Evakuasi Teribun Selatan Level 3
Lampiran 18 Denah Evakuasi Teribun Selatan Level 2
Lampiran 19 Denah Evakuasi Teribun Selatan Level 1
Lampiran 20 Denah Evakuasi Teribun Utara Level 3
TRIBUN UTARA
Lampiran 21 Denah Evakuasi Teribun Utara Level 2
Lampiran 22 Denah Evakuasi Teribun Utara Level 1
Lampiran 23 Dokumentasi Wawancara Informan