Anda di halaman 1dari 158

SKRIPSI

ANALISIS IMPLEMENTASI RENCANA TANGGAP


DARURAT (EMERGENCY RESPONSE PLAN)
DI STADION GELORA SRIWIJAYA
KOTA PALEMBANG

OLEH

NAMA : IBNU FAJRI RAMADHAN


NIM : 10011381924102

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S1)


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
SKRIPSI

ANALISIS IMPLEMENTASI RENCANA TANGGAP


DARURAT (EMERGENCY RESPONSE PLAN)
DI STADION GELORA SRIWIJAYA
KOTA PALEMBANG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar (S1)


Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya

OLEH

NAMA : IBNU FAJRI RAMADHAN


NIM : 10011381924102

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S1)


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Skripsi,

Ibnu Fajri Ramadhan, Dibimbing oleh Desheila Andarini S.KM., M.Sc.

Analisis Implementasi Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Plan)


Di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang

(xvi + 97 Halaman, 17 Tabel, 17 Gambar, 25 Lampiran)

ABSTRAK

Stadion Gelora Sriwijaya memiliki risiko keadaan darurat yang cukup tinggi,
sumber potensial terjadinya keadaan darurat yaitu kebakaran, bencana alam dan
huru hara. Banyak orang yang harus di evakuasi apabila terjadi keadaan darurat.
Perencanaan tanggap darurat (Emergency Response Plan) yang baik sangat
diperlukan sebagai upaya dalam menyelamatkan diri ketika terjadi keadaan darurat
sehingga dapat mencegah adanya korban jiwa. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui
wawancara mendalam dan observasi. Total informan dalam penelitian ini sebanyak
8 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Rencana
Tanggap Darurat (Emergency Response Plan) sesuai dengan acuan NFPA 101
2000; Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021; SNI 03-
6574-2001;Peraturan Menteri Pekerja Umum RI 2009; serta menghitung waktu
evakuasi berdasarkan standar SFPE 3rd Handbook Of Fire Protection Engineer
tahun 2002. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Stadion Gelora Sriwijaya sudah
mempunyai prosedur dan tim tanggap darurat namun belum ada secara tertulis,
pelatihan, simulasi dan sosialisasi tanggap darurat belum pernah dilakukan, sarana
jalan keluar di stadion terdapat 16 pintu keluar dan tangga keluar. Selain itu terdapat
4 tangga darurat dan pintu darurat serta memiliki koridor yang cukup lebar, namun
pintu darurat tidak menutup otomatis dan lebar tangga keluar lebih dari 180 cm
namun tidak diberi pagar pemisah, belum memiliki rambu jalur evakuasi dan rambu
penempatan APAR, memiliki tanda arah jalan keluar (exit) namun belum dipasang
tanda arah indikator, belum terdapat titik kumpul (assembly point), waktu evakuasi
7,31 menit yang mana sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pemuda dan
Olahraga Nomor 7 Tahun 2021.

Kata kunci : Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Plan), Sarana


Penyelamatan Jiwa, Keadaan Darurat
Kepustakaan : 41 (1999 – 2022)

i Universitas Sriwijaya
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
FACULTY OF PUBLIC HEALTH, UNIVERSITY OF SRIWIJAYA Thesis,

Ibnu Fajri Ramadan, Guided by Desheila Andarini S.KM., M.Sc.

Analysis of the Implementation of the Emergency Response Plan at Gelora


Sriwijaya Stadium in Palembang City

(xvi + 97 Pages, 17 Tables, 17 Figures, 25 Appendices)

ABSTRACT
Gelora Sriwijaya Stadium has a high risk of emergencies, potential sources of
emergencies are fire, natural disasters and riots. Many people must be evacuated
in case of emergency. Good emergency response planning (Emergency Response
Plan) is needed as an effort to save yourself when an emergency occurs so as to
prevent casualties. This research is a descriptive research using a qualitative
approach. Data were obtained through in-depth interviews and observations. The
total number of informants in this study was 8 people. This study aims to analyze
the implementation of the Emergency Response Plan in accordance with NFPA 101
2000; Minister of Youth and Sports Regulation Number 7 of 2021; SNI 03-6574-
2001; Regulation of the Minister of Public Workers of the Republic of Indonesia
2009; and calculating evacuation time based on SFPE 3rd Handbook Of Fire
Protection Engineer standards in 2002. The results showed that Gelora Sriwijaya
Stadium already has emergency response procedures and teams but there is no
written one, training, simulation and socialization of emergency response have
never been carried out, exit facilities in the stadium there are 16 exits and exit
stairs. In addition, there are 4 emergency stairs and emergency exits and have a
fairly wide corridor, but the emergency exit door does not close automatically and
the exit stairs are more than 180 cm wide but are not given a separation fence, do
not have evacuation route signs and fire extinguisher placement signs, have exit
direction signs but have not been installed indicator direction signs, There is no
assembly point yet, the evacuation time is 7.31 minutes which is in accordance with
the standards of the Minister of Youth and Sports Regulation Number 7 of 2021.

Keywords: Emergency Response Plan, Life-Saving Facilities, Emergencies


Bibliography : 41 (1999 – 2022)

ii Universitas Sriwijaya
iii Universitas Sriwijaya
iv Universitas Sriwijaya
v Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : Ibnu Fajri Ramadhan
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang / 25 Desember 2000
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Alamat : Jalan Anggrek Raya, Lorong Rose, Rt04, Rw01,
Kelurahan Sialang, Kecamatan Sako. Kota
Palembang, Sumatera Selatan, 30161
No. Hp/Email : 0878-0135-1470
ibnufajri08@gmail.com
Riwayat Pendidikan
2007-2013 : SD Negeri 117 Palembang
2013-2016 : SMP Negeri 38 Palembang
2016-2019 : SMA Negeri 14 Palembang
2019-2023 : Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya
Pengalaman Organisasi
2019-2020 : Leader FKM Hijau BO GEO Universitas
Sriwijaya, departemen Penghijauan, Badan
Otonom Environmental Organization
2020-2021 : Anggota Seni dan Olahraga Himpunan
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
2020-Sekarang : Anggota Finance OHSA FKM Universitas
Sriwijaya

vi Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil Alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang maha


pengasih juga maha penyayang, karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Implementasi Rencana Tanggap
Darurat (Emergency Response Plan) Di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang”
dengan baik. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu untuk memenuhi syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Selama proses menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari
bimbingan, doa serta dukungan dari pihak yang telah membantu. Sebagai ucapan
terimakasih penulis ingin menyampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Misnaniarti, S.K.M., M.K.M. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya.
2. Asmaripa Ainy. S.Si, M.Kes selaku ketua Prodi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
3. Ibu Desheila Andarini S.KM., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah penuh kesabaran membimbing dan meluangkan banyak
waktunya untuk memberikan arahan, semangat serta dukungan dalam
pengerjaan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Novrikasari,S.KM, M.Kes dan Ibu Mona Lestari,S.KM, M.KKK.
selaku penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya.
6. Manager Operasional, Pegawai dan Staf Stadion Gelora Sriwijaya yang
telah membantu dan memberikan izin agar penelitian ini berjalan dengan
baik.
7. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat istimewa penulis
haturkan dengan rendah hati dan penuh rasa sayang kepada kedua orang tua
penulis, Bapak Haryadi dan Ibu Sungatmi atas segala do’a, jerih payah dan
pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.

vii Universitas Sriwijaya


8. Kakak dan Adik. Terimakasih selalu menjaga saya dalam doa-doa, selalu
memberikan dukungan finansial, motivasi, inspirasi dan kasih sayang yang
tiada henti. Saya akan tumbuh, untuk menjadi yang terbaik yang saya bisa,
pencapaian ini adalah persembahan istimewa saya untuk kalian.
9. Seseorang dengan NIM.1003138192405 yang telah mendoakan dan telah
memberikan banyak sekali bantuan dari awal hingga terselesaikannya
skripsi ini.
10. Teman teman saya yang telah mensupport satu sama lain sehingga kita
sudah berada di tahap ini.
11. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
12. I thank myself for fighting hard so far and not giving up on what is difficult

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu penulis memohon maaf dan menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun dan bermanfaat di masa yang akan datang. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih dan skripsi ini dapat bermanfaat.

Indralaya, 20 Juli 2023

Penulis

viii Universitas Sriwijaya


DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARSME .......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 7

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 7

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 7

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

1.4.2 Bagi Peneliti ...................................................................................... 8

1.4.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat ............................................... 8

1.4.3 Bagi Stadion Gelora Sriwijaya Palembang ....................................... 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 8

1.5.1 Lingkup Lokasi ................................................................................. 8

ix Universitas Sriwijaya
1.5.2 Lingkup Waktu.................................................................................. 8

1.5.3 Lingkup Materi.................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9

2.1 Kebakaran ................................................................................................. 9

2.1.1 Definisi Kebakaran............................................................................ 9

2.1.2 Teori Segitiga Api ........................................................................... 10

2.1.4 Klasifikasi Kebakaran ..................................................................... 11

2.1.5 Bahaya Kebakaran .......................................................................... 14

2.2 Bangunan Gedung .................................................................................. 14

2.2.1 Klasifikasi Bangunan Gedung......................................................... 15

2.3 Stadion .................................................................................................... 17

2.3.1 Definisi Stadion............................................................................... 17

2.3.2 Klasifikasi Stadion Sepak Bola ....................................................... 18

2.4 Manajemen Proteksi Kebakaran ............................................................. 18

2.4.1 Organisasi Proteksi Kebakaran ....................................................... 19

2.4.2 SDM dalam Manajemen Penanggulangan Kebakaran .................... 20

2.4.3 Sistem Proteksi Kebakaran ............................................................. 20

2.5 Sistem Tanggap Darurat ......................................................................... 23

2.5.1 Tanggap Darurat.............................................................................. 23

2.5.2 Prosedur Tanggap Darurat .............................................................. 24

2.5.3 Rancangan Tanggap Darurat ........................................................... 24

2.5.4 Prasarana Tanggap Darurat ............................................................. 26

2.6 Sarana Evakuasi ..................................................................................... 26

2.6.1 Pintu Keluar .................................................................................... 27

2.6.2 Tangga ............................................................................................. 28

2.6.3 Exit Route ....................................................................................... 29

x Universitas Sriwijaya
2.6.4 Exit Sign .......................................................................................... 30

2.6.5 Titik Kumpul (Assembly Point) ...................................................... 31

2.6.6 Komunikasi Tanggap Darurat ......................................................... 31

2.6.7 Waktu Evakuasi .............................................................................. 32

2.7 Penelitian Terkait ................................................................................... 35

2.8 Kerangka Teori ....................................................................................... 37

2.9 Kerangka Konsep ................................................................................... 38

2.10 Definisi Operasional ........................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 42

3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 42

3.2 Informan Penelitian ................................................................................ 42

3.3 Jenis, Cara dan Alat Penelitian ............................................................... 44

3.3.1 Jenis Data ........................................................................................ 44

3.3.2 Metode Pengambilan Data .............................................................. 44

3.3.3 Alat Pengumpulan Data .................................................................. 45

3.4 Pengolahan Data ..................................................................................... 45

3.5 Validasi Data .......................................................................................... 45

3.6 Analisis dan Penyajian Data ................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 47

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 47

4.1.1 PT Jakabaring Sport City ................................................................ 47

4.1.2 Visi dan Misi Jakabaring Sport City ............................................... 48

4.1.3 Sejarah Stadion Gelora Sriwijaya ................................................... 49

4.2 Hasil Penelitian....................................................................................... 50

4.2.1 Karakteristik Informan .................................................................... 50

4.2.2 Prosedur Tanggap Darurat .............................................................. 51

xi Universitas Sriwijaya
4.2.3 Sarana Jalan Keluar ......................................................................... 56

4.2.4 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar (Exit) ....................................... 66

4.2.5 Titik Kumpul (Assembly Point) ...................................................... 70

4.2.6 Waktu Evakuasi .............................................................................. 73

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 80

5.1 Pembahasan ............................................................................................ 80

5.1.1 Prosedur Tanggap Darurat .............................................................. 80

5.1.2 Sarana Jalan Keluar ......................................................................... 83

5.1.3 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar (Exit) ....................................... 87

5.1.4 Titik Kumpul (Assembly Point) ...................................................... 89

5.1.5 Waktu Evakuasi .............................................................................. 90

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 92

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 92

6.2 Saran ....................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94

LAMPIRAN ......................................................................................................... 97

xii Universitas Sriwijaya


DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Klasifikasi Kebakaran NFPA ............................................................... 11


Tabel 2. 2 Klasifikasi Kebakaran Indonesia ......................................................... 12
Tabel 2. 3 Halangan Escape Route ....................................................................... 32
Tabel 2. 4 Konstanta untuk Kecepatan Evakuasi .................................................. 33
Tabel 2. 5 Maximum Specific Flow ...................................................................... 34
Tabel 2. 6 Penelitian Terkait ................................................................................. 35
Tabel 2. 7 Definisi Istilah ...................................................................................... 39
Tabel 3. 1 Daftar Informan Penelitian................................................................... 43
Tabel 4. 1 Karakteristik Informan ......................................................................... 50
Tabel 4. 2 Kesesuaian prosedur tanggap darurat di Stadion Gelora Sriwijaya
Peraturan Menteri Pekerja Umum RI NO.20/PRT/M/2009.................................. 53
Tabel 4. 3 Kesesuaian Pintu di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri Pemuda
dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021 ...................................................................... 58
Tabel 4. 4 Kesesuaian Tangga di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri
Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021 ........................................................ 61
Tabel 4. 5 Kesesuaian Koridor di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri
Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021 ........................................................ 64
Tabel 4. 6 Kesesuaian Rambu-Rambu di Stadion Gelora Sriwijaya PP NO 50 Tahun
2012 ....................................................................................................................... 67
Tabel 4. 7 Kesesuaian tanda petunjuk arah jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya
SNI 03-6571 tahun 2001 ....................................................................................... 67
Tabel 4. 8 Kesesuaian Titik Kumpul (Assembly Point) di Stadion Gelora Sriwijaya
NFPA 101 ............................................................................................................. 71
Tabel 4. 9 Arah Angin........................................................................................... 73

xiii Universitas Sriwijaya


DAFTAR SINGKATAN

APAR : Alat Pemadam Api Ringan

APD : Alat Pelindung Diri

ERP : Emergency Response Plan

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

MPK : Manajemen Proteksi Kebakaran

NFPA : National Fire Protection Association

ILO : International Labour Organization

ISO : International Organization for Standarzation

OSHA : Occupational Safety and Health Administration

SNI : Standar Nasional Indonesia

SOP : Standar Operasional Prosedur

SPFE : Society of Fire Protection Engineers

BMKG : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

KLB : Kejadian luar Biasa

P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

xiv Universitas Sriwijaya


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Fire Triangle ..................................................................................... 10


Gambar 2. 2 Tetrahedron Of Fire.......................................................................... 11
Gambar 2. 3 Rambu Keluar (Exit) ........................................................................ 31
Gambar 2. 4 Kerangka Teori ................................................................................. 37
Gambar 2. 5 Kerangka Konsep ............................................................................. 38
Gambar 4. 1 Kompleks Jakabaring Sport City...................................................... 47
Gambar 4. 2 Stadion Gelora Sriwijaya ................................................................. 49
Gambar 4. 3 Alat Proteksi Kebakaran................................................................... 51
Gambar 4. 4 Pimtu Keluar Darurat ....................................................................... 59
Gambar 4. 5 Pintu Keluar Umum ......................................................................... 59
Gambar 4. 6 Tangga Darurat ................................................................................. 62
Gambar 4. 7 Tangga Keluar Umum ...................................................................... 62
Gambar 4. 8 Lantai Koridor .................................................................................. 65
Gambar 4. 9 Rambu Keluar (Exit) ........................................................................ 68
Gambar 4. 10 Rambu Sarana Jalan Keluar ........................................................... 69
Gambar 4. 11 Titik Kumpul (Assembly Point) Sementara ................................... 72
Gambar 5. 1 Diagram Alur (Flowchart) Prosedur Tanggap Darurat…………… 81

xv Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam ...................................................... 98


Lampiran 2 Lembar Observasi Penelitian ........................................................... 104
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 107
Lampiran 4 Kaji Etik Penelitian.......................................................................... 108
Lampiran 5 Denah Evakuasi Stadion Gelora Sriwijaya Level 3......................... 109
Lampiran 6 Denah Evakuasi Stadion Gelora Sriwijaya Level 2......................... 110
Lampiran 7 Denah Stadion Gelora Sriwijaya Level 1 ........................................ 111
Lampiran 8 Denah Pintu Masuk Dan Pintu Keluar Pennton Stadion Gelora
Sriwijaya ............................................................................................................. 112
Lampiran 9 Denah Pintu Masuk Dan Pintu Keluar Pemain Dan Official Stadion
Gelora Sriwijaya.................................................................................................. 113
Lampiran 10 Denah Pintu Masuk Dan Keluar Penonton Ke Komplek Stadion . 114
Lampiran 11 Denah Evakuasi Tribun Barat Level 3 .......................................... 115
Lampiran 12 Denah Evakuasi Tribun Barat Level 2 .......................................... 115
Lampiran 13 Denah Evakuasi Tribun Barat Level 1 .......................................... 117
Lampiran 14 Denah Evakuasi Teribun Timur Level 3 ....................................... 118
Lampiran 15 Denah Evakuasi Teribun Timur Level 2 ....................................... 119
Lampiran 16 Denah Evakuasi Teribun Timur Level 1 ....................................... 120
Lampiran 17 Denah Evakuasi Teribun Selatan Level 3...................................... 121
Lampiran 18 Denah Evakuasi Teribun Selatan Level 2...................................... 121
Lampiran 19 Denah Evakuasi Teribun Selatan Level 1...................................... 123
Lampiran 20 Denah Evakuasi Teribun Utara Level 3 ........................................ 124
Lampiran 21 Denah Evakuasi Teribun Utara Level 2 ........................................ 125
Lampiran 22 Denah Evakuasi Teribun Utara Level 1 ........................................ 126
Lampiran 23 Dokumentasi Wawancara Informan .............................................. 127
Lampiran 24 Dokumentasi Observasi Penelitian ................................................ 129
Lampiran 25 Matriks Wawancara ....................................................................... 130

xvi Universitas Sriwijaya


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Contoh bencana yang disebabkan oleh faktor manusia dan
faktor alam seperti, gunung meletus, gempa bumi, kebakaran, dan ancaman bom.
Keadaan darurat seperti bencana alam, gempa bumi, gunung meletus, dan bencana
kebakaran memerlukan penanganan darurat yang terencana (Undang-Undang
Republik Indonesia No 24 Tahun 2007)
Keadaan darurat adalah segala kejadian yang tidak dapat direncanakan dan
berpotensi menyebabkan cedera ringan atau cedera parah bahkan menimbulkan
kematian. Keadaan ini juga dapat memberi kerugian di dalam bidang bisnis dan
usaha, menghentikan kegiatan operasional, menyebabkan kerusakan fisik atau
lingkungan, maupun sesuatu yang dapat mengancam kerugian keuangan. Keadaan
darurat juga dapat diartikan sebagai kejadian yang alamiah atau akibat ulah manusia
yang memerlukan aksi pencarian, penyelamatan dan perlindungan terhadap
properti, kesehatan masyarakat dan keselamatan jiwa. Banyak situasi keadaan
darurat diantaranya yaitu natural hazard atau bencana alam contohnya gempa
bumi, huru hara contohnya kerusuhan dan technological hazard atau kegagalan
teknis contohnya kebakaran. Risiko pada kebakaran tidak dapat dieliminasi secara
total, terjadinya peristiwa kebakaran tidak dapat diprediksi karena bisa terjadi
dimana saja dan kapan saja. Tidak ada yang menjamin suatu tempat kerja bebas
dari bahaya kebakaran.
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/2008 bahwa
kebakaran merupakan suatu fenomena yang timbul akibat terjadinya peningkatan
oleh suhu dari suatu bahan yang kemudian suhu tersebut bereaksi secara kimia
dengan oksigen sehingga menimbulkan panas dan pancaran api, yang berawal dari
terjadinya api lalu berproses penjalaran api sampai asap dan gas yang ditimbulkan

1 Universitas Sriwijaya
2

hingga menjadi kobaran yang besar. Kebakaran disebabkan oleh banyak faktor,
namun secara umum faktor penyebab kebakaran adalah faktor manusia dan faktor
teknis teknis (Ramli Soehatman 2010). Kebakaran merupakan peristiwa yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan kerugian dari segi
finansial bahkan sampai menelan korban jiwa. Kebakaran dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Contoh beberapa faktor terjadinya kebakaran, seperti merokok di
sembarang tempat, penggunaan atau pemasangan peralatan listrik yang salah, dan
penempatan bahan atau material yang mudah terbakar dengan api atau sumber
panas. Selain itu, karena tidak adanya atau kegagalan sistem deteksi dini, sistem
pemadaman kebakaran dan sistem penyelamatan ketika terjadi kebakaran. Untuk
mengurangi dampak kerugian potensial, tempat kerja harus merencanakan strategi
guna menghadapi dampak yang mungkin terjadi.
Dampak situasi darurat dapat sangat mengganggu operasi bisnis sehingga
gangguan proses bisnis dapat mengurangi kepercayaan dan komitmen terhadap
layanan pelanggan. Kerusakan lingkungan atau pencemaran akibat bencana secara
ekonomi sulit diprediksi dan dapat menimbulkan citra negatif yang dapat bertahan
selamanya. Berdasarkan aspek hukum K3 tentang bangunan gedung yang diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002, pentingnya
kenyamanan, keamanan, kesehatan dan kemudahan harus ada pada sebuah
bangunan gedung. Standar pembangunan Indonesia diatur oleh Peraturan
Pemerintah No. 36 Tahun 2005, syarat kualifikasi bangunan tinggi dapat dikatakan
aman apabila sistem bantuan evakuasi darurat memenuhi standar yang diberikan.
Kebakaran gedung dapat terjadi disemua jenis struktur bangunan, termasuk
rumah, kantor, dan arena olahraga seperti stadion sepak bola. Kebakaran tidak
hanya terbatas pada bangunan komersial atau perumahan. Menurut Peraturan
Menteri Pemuda dan Olahraga No 7 Tahun 2021 Stadion sepak bola merupakan
bangunan untuk kegiatan olahraga termasuk fasilitas untuk menonton baik
pertandingan tingkat daerah, nasional, atau internasional, maupun untuk latihan.
Jenis bangunan stadion sepak bola dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan jumlah
penonton yang dapat ditampung: stadion tipe A dapat menampung antara 30.000
sampai 50.000 orang, stadion tipe B dapat menampung antara 10.000 sampai
30.000 orang, dan stadion tipe C dapat menampung antara 5.000 sampai 10.000

Universitas Sriwijaya
3

orang. Saat pertandingan sepak bola berlangsung, stadion dapat menampung


puluhan ribu orang sekaligus (30.000 – 50.000 penonton) dan hanya digunakan
selama dua-empat jam selama pertandingan sepak bola. Dalam keadaan seperti ini,
masalah evakuasi menjadi krusial karena mereka harus segera mengevakuasi
30.000–50.000 penonton dari stadion dalam waktu singkat.
Menurut priceonomics dengan perkiraan 3,5 miliar penggemar, sepak bola
adalah olahraga paling populer di dunia. Stadion seperti Camp Nou FC Barcelona
terkadang menampung lebih dari 100.000 penonton dan seringkali melebihi
kapasitas maksimum. Sedangkan di indonesia yaitu stadion Gelora Bung Karno
yang menampung lebih dari 88.000 penonton. Dikombinasikan dengan lingkungan
yang dibebankan, sehingga dapat menyebabkan kerusuhan antar suporter maupun
aparat pengaman stadion yang mengakibatkan terjadinya keadaan darurat.
Berdasarkan data dari priceonomics tahun 2014 terjadi sebanyak 21
tragedi pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah, belum lama ini
menambah satu lagi tragedi di pertandingan sepak bola yaitu di indonesia lebih
tepatnya di stadion kanjuruhan kabupaten malang dengan memakan korban
sebanyak 127. Insiden ini lantas menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-2
negara dengan pertandingan sepak bola paling banyak menelan korban jiwa
sepanjang sejarah setelah tragedi pertandingan sepak bola nasional Estadio di Peru,
sehingga menambah catatan tragedi pertandingan sepak bola paling mematikan
menjadi 22 tragedi (Priceonomics 2014).
Penelusuran media online untuk peristiwa kebakaran stadion sepak bola
baik di nasional dan internasional, peristiwa kebakaran stadion di internasional
terjadi pada tragedi Valley Parade pada tanggal 4 Mei 1985 terjadi ketika stadion
milik klub Bradford City itu ludes dilahap api dan memanggang 56 fans yang
terjebak di didalamnya, 265 lainnya mengalami luka-luka. Kebakaran diakibatkan
oleh seorang penonton yang membuang puntung rokok sembarangan, puntung itu
kemudian masuk menyelip ke bawa tribun yang dimana banyak sampah-sampah
yang menggunung. Peristiwa kebakaran stadion sepak bola di dalam negeri terjadi
pada stadion surajaya yang merupakan markas Persela Lamongan mengalami
kebakaran, kebakaran terjadi pada Jumat 12 oktober 2018 di bagian luar stadion sisi

Universitas Sriwijaya
4

selatan yang sedang direnovasi. Material yang terbakar berupa kayu-kayu


penyangga, tak ada korban jiwa atas insiden ini.
Menurut Fédération Internationale de Football Association (FIFA) stadion
sepak bola memiliki risiko kebakaran yang cukup tinggi, sumber pengapian
potensial yang ada di stadion mulai dari perilaku para penonton yang merokok serta
membawa dan menghidupkan flare gun atau petasan kembang api di stadion yang
berisiko menyebabkan kebakaran, selanjutnya rongga di bawah area tempat duduk
penonton sering digunakan untuk penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
Mereka juga dapat menumpuk limbah atau sampah seperti kemasan makanan dan
minuman sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran. penerangan atau
pencahayaan dan peralatan listrik di stadion yang tidak terawat dapat menyebabkan
kebakaran karena korsleting listrik.Terdapat area yang berisiko tinggi kebakaran di
stadion adalah dapur, outlet katering, ruang boiler pemanas sentral, penyimpanan
bahan bakar, pupuk, cat, cairan pembunuh serangga dan tabung gas yang digunakan
untuk tujuan medis (FIFA 2012).
Selain itu keadaan darurat di stadion tidak hanya terjadi akibat kebakaran
saja namun terdapat faktor atau kejadian lain seperti natural hazard atau bencana
alam contohnya gempa bumi, huru hara contohnya kerusuhan antar suporter dengan
aparat kepolisian, kerusuhan ini sering kali terjadi pada saat pertandingan sepak
bola. Dengan terjadinya keadaan darurat dapat menyebabkan banyak kerugian
diantaranya material atau nilai bangunan dan aset rusak akibat keadaan darurat,
ekonomi atau kerugian finansial akibat tidak mampu berjalannya bisnis dan
mendapatkan citra negatif selamanya akibat dampak dari kejadian tersebut. Selain
itu, banyaknya nyawa orang yang terancam.
Provinsi Sumatera Selatan memiliki stadion Gelora Sriwijaya yang dikenal
dengan Jakabaring Sport City (JSC), stadion Gelora Sriwijaya adalah stadion
multifungsi terbesar ketiga di Indonesia yang terletak di kompleks Jakabaring Sport
City. Saat ini sebagian besar digunakan untuk pertandingan sepak bola. stadion ini
juga diakui sebagai salah satu stadion terbaik yang bertaraf internasional. Stadion
ini merupakan markas dari klub sepak bola Indonesia, Sriwijaya FC dengan luas
bangunan gedung sekitar 39,996 M2 yang bisa menampung 23.000 penonton
dengan 4 tribun (barat, timur, utara dan selatan) bertingkat mengelilingi lapangan.

Universitas Sriwijaya
5

Tribun utama di sisi barat dan timur dilindungi atap yang ditopang 2 pelengkung
(arch) baja berukuran raksasa, untuk tribun barat memiliki 4 lantai dengan 6 pintu
keluar utama dan bisa menampung 9.000 penonton, untuk tribun timur memiliki 3
lantai dengan 6 pintu keluar utama dan bisa menampung 6.000 penonton sedangkan
untuk tribun utara dan selatan memiliki 2 lantai dengan 2 pintu keluar utama dan
bisa menampung 3.000 penonton.
Stadion Gelora Sriwijaya memiliki risiko kebakaran yang cukup tinggi,
sumber pengapian potensial yang ada di stadion mulai dari perilaku para penonton
yang merokok serta membawa dan menghidupkan flare gun atau kembang api di
stadion yang berisiko menyebabkan kebakaran, rongga di bawah area tempat duduk
penonton sering digunakan untuk penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
Mereka juga dapat menumpuk limbah atau sampah seperti kemasan makanan dan
minuman sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran, tidak hanya itu terdapat
area yang berisiko tinggi kebakaran di stadion adalah dapur, ruang boiler pemanas
sentral, penyimpanan bahan bakar, pupuk, cat, cairan pembunuh serangga dan
tabung gas yang digunakan untuk tujuan medis. Selain itu Keadaan darurat di
stadion tidak hanya terjadi akibat kebakaran saja namun terdapat faktor atau
kejadian lain seperti bencana alam contohnya gempa bumi, huru hara contohnya
kerusuhan antar suporter dan aparat kepolisian, kejadian ini sering kali terjadi pada
saat pertandingan sepak bola
Banyaknya kerugian yang akan ditimbulkan jika terjadi keadaan darurat di
stadion gelora sriwijaya diantaranya material atau nilai bangunan dan aset yang
rusak akibat keadaan darurat, ekonomi atau kerugian finansial akibat tidak mampu
berjalannya bisnis dan mendapatkan citra negatif selamanya akibat dampak dari
kejadian tersebut. Selain itu, banyaknya nyawa orang yang terancam jika terjadi
keadaan darurat sehingga perlunya sistem Rencana Tanggap Darurat (Emergency
Response Plan) guna mengantisipasi jika terjadinya bencana terutama kebakaran.
Simulasi Emergency Response Plan juga sangat diperlukan guna melatih para
pegawai, pemain dan official serta penonton agar mereka siap untuk menghadapi
keadaan darurat dan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk keluar
gedung agar tidak terperangkap di dalam gedung tersebut yang didukung dengan
sarana evakuasi seperti pintu keluar, tangga, koridor yang mudah dilalui dan

Universitas Sriwijaya
6

memiliki tanda petunjuk arah jalan keluar serta titik kumpul (assembly point).
Sistem ini mengintegrasikan beberapa departemen diantaranya manager
operasional, kepala dan staf pengelola stadion, tim medis, pihak keamanan TNI,
Polri , Security Officer dan steward serta termasuk ahli K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) itu sendiri guna untuk menanggulangi kejadian bencana tersebut.
Oleh karena itu Sistem management rencana tanggap darurat (Emergency
Response Plan) selalu dibutuhkan dan diaplikasikan dalam kondisi darurat, maka
sangat disarankan pada pengelola stadion gelora sriwijaya sesegera mungkin
mempelajari, membentuk dan menerapkan sistem rencana tanggap darurat
(Emergency Response Plan, untuk keselamatan dan kesehatan para pegawai,
pemain dan official serta penonton ketika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran
di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, maka peneliti ingin melakukan Analisis
Implementasi Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Plan) Di Stadion
Gelora Sriwijaya Kota Palembang.

Universitas Sriwijaya
7

1.2 Rumusan Masalah


Stadion Gelora Sriwijaya memiliki risiko kebakaran yang cukup tinggi,
sumber pengapian potensial yang ada di stadion mulai dari perilaku para penonton
seperti sering melakukan kerusuhan, merokok, membawa dan menghidupkan flare
gun atau kembang api di stadion yang berisiko menyebabkan kebakaran. Mereka
juga dapat menumpuk limbah atau sampah rongga di bawah area tempat duduk
penonton seperti kemasan makanan dan minuman sehingga berpotensi
menyebabkan kebakaran. Selain itu keadaan darurat di stadion tidak hanya terjadi
akibat kebakaran saja namun terdapat faktor atau kejadian lain seperti natural
hazard atau bencana alam contohnya gempa bumi, huru hara contohnya kerusuhan
antar suporter dengan aparat kepolisian, kerusuhan ini sering kali terjadi pada saat
pertandingan sepak bola. Dengan terjadinya keadaan darurat dapat menyebabkan
banyak kerugian diantaranya material atau nilai bangunan dan aset rusak akibat
keadaan darurat, ekonomi atau kerugian finansial akibat tidak mampu berjalannya
bisnis dan mendapatkan citra negatif selamanya akibat dampak dari kejadian
tersebut. Selain itu, banyaknya nyawa orang yang terancam. Berdasarkan hal
tersebut Untuk mencegah terjadinya korban jiwa, material dan ekonomi ketika
terjadi kebakaran maka perlu adanya rencana tanggap darurat. Perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana Rencana Tanggap Darurat (Emergency
Response Plan) Di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melakukan Analisis Implementasi Rencana Tanggap Darurat (Emergency
Response Plan) Di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui prosedur tanggap darurat saat terjadi keadaan darurat di
Stadion Gelora Sriwijaya
2. Menganalisis sarana jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya
3. Menganalisis tanda arah jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya
4. Menganalisis titik kumpul (Assembly Point) di Stadion Gelora
Sriwijaya

Universitas Sriwijaya
8

5. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi apabila terjadi


kebakaran di stadion Gelora Sriwijaya
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.2 Bagi Peneliti
Penelitian ini guna untuk menambah informasi, wawasan, dan
pengetahuan yang berhubungan dengan Rencana Tanggap Darurat (Emergency
Response Plan) Di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang, serta
mengaplikasikan teori yang telah diperoleh pada masa perkuliahan.
1.4.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan studi kepustakaan
sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan bagi penulis selanjutnya
apabila akan dilakukan penelitian yang lebih mendalam terkait dengan tema sejenis.
1.4.3 Bagi Stadion Gelora Sriwijaya Palembang
Hasil penelitian dapat memberikan informasi dan menjadi masukan
kepada pengelola Stadion Gelora Sriwijaya Palembang untuk segera menerapkan
rencana tanggap darurat (Emergency Response Plan) karena sangat diperlukan
untuk keselamatan dan kesehatan para penghuni stadion ketika terjadi keadaan
darurat seperti kebakaran.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Lingkup Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang
1.5.2 Lingkup Waktu
April-Mei 2023
1.5.3 Lingkup Materi
Lingkup materi penelitian ini adalah mengenai Rencana Tanggap Darurat
(Emergency Response Plan) Di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang yang
meliputi pintu keluar, tangga, koridor (sarana jalan keluar), petunjuk arah jalan
keluar, titik kumpul (assembly point), prosedur tanggap darurat dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan proses evakuasi ketika terjadi kebakaran di Stadion
Gelora Sriwijaya Palembang.

Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebakaran
2.1.1 Definisi Kebakaran
Kebakaran adalah kejadian yang diakibatkan oleh situasi darurat, baik yang
terjadi di tempat kerja, di rumah, atau dalam situasi darurat lainnya. Peristiwa
kebakaran yang tidak terduga dapat terjadi di mana saja, baik di lingkungan sekitar,
sekolah, maupun tempat usaha. Kebakaran adalah suatu kejadian yang biasanya
diakibatkan oleh api yang tidak terkendali yang disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk korsleting listrik, kebakaran rokok, kemungkinan api kompor, dan bahan
kimia lainnya. Menurut National Fire Protection Association (NFPA) kebakaran
adalah peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yaitu bahan bakar yang mudah
terbakar, oksigen di udara dan energi atau sumber panas yang mengakibatkan
kerugian harta benda, cedera atau bahkan berpotensi merenggut nyawa seseorang
(menyebabkan kematian).
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008 bahwa
kebakaran merupakan suatu fenomena yang timbul akibat terjadinya peningkatan
oleh suhu dari suatu bahan yang kemudian suhu tersebut bereaksi secara kimia
dengan oksigen sehingga menimbulkan panas dan pancaran api, yang berawal dari
terjadinya api lalu berproses penjalaran api sampai asap dan gas yang ditimbulkan
hingga menjadi kobaran yang besar.
Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)
kebakaran adalah peristiwa bencana yang bersumber dari kebakaran yang tidak
diinginkan dan menimbulkan kerugian, baik kerugian material maupun non
material, serta korban jiwa. Kerugian material seperti kehilangan atau kehancuran
harta benda, bangunan fisik serta sarana dan prasarana. Sedangkan kerugian non
material seperti trauma dan ketakutan.

9 Universitas Sriwijaya
10

2.1.2 Teori Segitiga Api


Definisi api menurut National Fire Protection Association (NFPA) adalah
suatu massa zat yang berpijar yang dihasilkan dalam proses kimia oksidasi yang
berlangsung dengan cepat dan disertai pelepasan energi atau panas.
Jika ketiga komponen Segitiga Api yaitu oksigen, bahan bakar (bahan
bakar), dan kenaikan suhu - tidak segera ditangani, kebakaran besar dapat terjadi.
Api tidak terjadi begitu saja namun terdapat suatu proses kimiawi antara uap bahan
bakar, panas, dan oksigen yang dikenal dengan teori segitiga api (fire triangle)
(Winarti Ambar 2022).
A. Bahan Bakar (yang harus dalam bentuk uap) Bahan bakar dapat berupa
padat, cair dan gas. Pembakaran bahan bakar bercampur dengan oksigen
dari udara
B. Oksigen (cukup untuk menentukan titik nyala) Oksigen merupakan
kebutuhan untuk makhluk hidup, kendaraan transportasi dan industri.
Sumber oksigen adalah udara, yang membutuhkan setidaknya sekitar 15%
volume oksigen
C. Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat
mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas adalah:
Panas matahari, permukaan panas, nyala api terbuka, gesekan, reaksi kimia
eksotermik, energi listrik dan

Gambar 2. 1 Fire Triangle

Bidang Empat Api Perkembangan teori segitiga api adalah ditemukannya


unsur keempat yang menyebabkan api dapat menyala. Elemen keempat ini adalah
reaksi berantai. Teori ini menjelaskan bahwa ketika energi diterapkan pada bahan
bakar seperti hidrokarbon, beberapa ikatan karbon dengan karbon lainnya terputus,
menciptakan radian bebas. Sumber energi yang sama juga menyediakan energi

Universitas Sriwijaya
11

yang dibutuhkan untuk memutus beberapa rantai karbon dengan hidrogen,


menciptakan lebih banyak radikal bebas. Rantai oksigen dengan oksigen lain
terpecah dan radikal oksida terbentuk. Jarak antara radikal ini cukup kecil untuk
memungkinkan radikal bebas bergabung kembali dengan radikal lain atau gugus
fungsional lainnya. Saat rantai putus, energi yang tersimpan dalam rantai
dilepaskan. Energi yang dilepaskan dapat menjadi sumber energi untuk
memutuskan rantai lain dan melepaskan lebih banyak energi.
2.1.4 Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran dimaksudkan sebagai penggolongan atau

Gambar 2. 2 Tetrahedron Of Fire


pembagian jenis kebakaran berdasarkan jenis bahan bakar yang terbakar.
Pembagian atau penggolongan ini bertujuan untuk menentukan penggunaan alat
pemadam yang akan digunakan untuk memadamkan kebakaran dan untuk
menentukan proteksi kebakaran yang sesuai. (Ramli 2010)
A. Klasifikasi NFPA (National Fire Protection Association)
NFPA merupakan suatu lembaga swasta di bidang
penanggulangan bahaya kebakaran di Amerika Serikat (Ramli 2010).
Klasifikasi NFPA yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. 1
Klasifikasi Kebakaran NFPA
Kelas Jenis Kebakaran Pemadaman

Air, Uap Air, Pasir, Busa,


Padat non Kertas, Kain, CO2, Serbuk Kimia
a.
logam Plastik, Kayu Kering,Cairan Kimia

Universitas Sriwijaya
12

Kelas Jenis Kebakaran Pemadaman

Gas, uap, Mentana, Amonia, CO2, Serbuk Kimia


b.
cairan Solar Kering,Busa

CO2, Serbuk Kimia Kering,


c. Listrik Arus Pendek
Uap Air
Aluminium,
Serbuk Kimia Sodium
d. Bahan logam Tembaga, Besi
Klorida,Grafit
Baja
Bahan-bahan (Belum diketahui secara
e. Radioaktif
Radioaktif Spesifik)

Bahan Lemak dan Minyak


k Cairan Kimia, CO2
masakan Masakan

B. Klasifikasi Indonesia
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No :186 Tahun 1999 tentang
unit Penanggulangan kebakaran ditempat kerja klasifikasi kebakaran
digolongkan sebagai berikut:
Tabel 2. 2
Klasifikasi Kebakaran Indonesia
Jenis Tempat
Kelas Klasifikasi
Kerja

a. Tempat ibadah
b. Gedung/ruang
Perkantoran
c. Gedung/ruang Pendidikan
Tempat kerja yang d. Gedung/ruang Perumahan
mempunyai jumlah dan e. Gedung/ruang Perawatan
Bahaya kemudahan terbakar rendah, f. Gedung/ruang Restoran
Kebakara dan apabila terjadi g. Gedung/ruang
n Ringan kebakaran melepaskan panas h. Gedung/ruang Perhotelan
rendah sehingga menjalarnya i. Gedung/ruang Lembaga
api lambat j. Gedung/ruang Rumah
sakit
k. Gedung/ruang Museum
l. Gedung/ruang Penjara

Universitas Sriwijaya
13

Kelas Klasifikasi Jenis Tempat Kerja


a. Tempat Parkir
b. Pabrik Elektronika
Tempat kerja yang mempunyai
c. Pabrik roti
jumlah dan kemudahan terbakar
Bahaya d. Pabrik barang gelas
sedang, menimbun bahan dengan
Kebakaran e. Pabrik minuman
tinggi tidak lebih dari 2,5 meter
Sedang I f. Pabrik permata
dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang g. Pabrik Pengalengan
h. Binatu
i. Pabrik susu
a. Ruang pameran
b. Pabrik permadani
c. Pabrik makanan
d. Pabrik sikat
e. Pabrik Ban
f. Pabrik Karung
g. Bengkel mobil
h. Pabrik sabun
i. Pabrik tembakau
Tempat kerja yang mempunyai j. Pabrik lilin
jumlah dan kemudahan terbakar
k. Studio dan pemancar
Bahaya sedang, menimbun bahan dengan
l. Pabrik barang plastik
Kebakaran tinggi lebih dari 4 meter dan
m. Pergudangan
Sedang II apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang n. Pabrik pesawat terbang
sehingga menjalarnya api sedang o. Pertokoan dengan
pramuniaga lebih dari 30
orang
p. Penggergajian dan
pengolahan kayu
q. Pabrik makanan kering dari
bahan tepung
r. Pabrik minyak nabati
s. Pabrik tepung terigu
t. Pabrik pakaian
a. Pabrik kimia dengan
kemudahan terbakar tinggi
b. Pabrik kembang api
c. Pabrik korek api
d. Pabrik cat
Bahaya Tempat kerja yang mempunyai
e. Pabrik bahan peledak
kebakaran jumlah dan kemudahan terbakar
f. Penggergajian kayu dan
Berat tinggi, menyimpan bahan cair
penyelesaiannya
menggunakan bahan
mudah terbakar
g. Studio film dan televisi
h. Pabrik karet buatan

Universitas Sriwijaya
14

2.1.5 Bahaya Kebakaran


Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman
potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
penjalaran api, asap, dan gas yang ditimbulkan. (Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No :186 Tahun 1999).
Bahaya Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman
potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan (Peraturan Menteri Pekerja Umum
No:26/PRT/M/ 2008). Dampak yang bisa ditimbulkan dari bahaya kebakaran
seperti korban jiwa manusia, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Menurut
Keputusan Menteri Pekerja Umum N0:10/KPTS/2000, bahaya terbagi dalam
beberapa kategori seperti kemudahan terbakar dan kecepatan rambatnya api seperti
berikut:
A. Bahaya kebakaran ringan memiliki nilai kemudahan terbakar rendah, jika
terjadinya kebakaran mengeluarkan panas rendah serta penjalaran api
membutuhkan waktu lama.
B. Bahaya kebakaran klasifikasi II jika nilai kemudahan terbakar sedang,
dengan penumpukan bahan yang mudah terbakar dengan ketinggian
hingga 4 meter, jika terjadi kebakaran akan mengeluarkan panas sedang
dan waktu penjalaran api membutuhkan waktu sedang.
C. Bahaya kebakaran sedang dengan nilai kemudahan terbakar tinggi jika
terjadi kebakaran, menghasilkan panas tinggi dan penjalaran api
membutuhkan waktu singkat.
D. Bahaya kebakaran berat jika nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila
terjadi kebakaran menghasilkan panas sangat tinggi dan penjalaran
membutuhkan waktu yang sangat singkat.
2.2 Bangunan Gedung
Bangunan gedung adalah bangunan yang didirikan dan atau diletakkan
dalam suatu lingkungan sebagian atau seluruhnya pada, di atas, atau di dalam tanah
dan/atau perairan secara tetap yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya (Keputusan Menteri Pekerja Umum N0:10/KPTS/ 2000).

Universitas Sriwijaya
15

Bangunan gedung, adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang


menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Bangunan umum adalah bangunan gedung yang digunakan untuk segala
macam kegiatan kerja antara lain untuk: (Keputusan Menteri Pekerja Umum
N0:10/KPTS/ 2000)
A. Pertemuan umum
B. Perkantoran
C. Hotel
D. Pusat Perbelanjaan/Mal
E. Tempat rekreasi/hiburan
F. Rumah Sakit/Perawatan
G. Museum.
2.2.1 Klasifikasi Bangunan Gedung
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/2008 tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan, bangunan gedung diklasifikasikan sesuai dengan jenis peruntukan
atau penggunaan bangunan gedung sebagai berikut:
A. Kelas 1: Bangunan gedung hunian biasa. Satu atau lebih bangunan gedung
yang merupakan:
a. Kelas 1a, bangunan gedung hunian tunggal yang berupa:
a) Satu rumah tinggal
b) Satu atau lebih bangunan gedung gandeng, yang masing masing
bangunan gedungnya dipisahkan dengan suatu dinding tahan api,
termasuk rumah deret, rumah taman, unit townrhouse, villa; atau
b. Kelas 1b, rumah asrama/kost, rumah tamu, hotel atau sejenisnya
dengan luas total lantai kurang dari 300 m2 dan tidak ditinggali lebih
dari 12 orang secara tetap, dan tidak terletak di atas atau di bawah
bangunan gedung hunian lain atu banguan kelas lain selain tempat
garasi pribadi.

Universitas Sriwijaya
16

B. Kelas 2: Bangunan gedung hunian, terdiri atas 2 atau lebih unit hunian
yang masing-masing merupakan tempat tinggal terpisah.
C. Kelas 3: Bangunan gedung hunian di luar bangunan gedung kelas 1 atau
kelas 2, yang umum digunakan sebagai tempat tinggal lama atau sementara
oleh sejumlah orang yang tidak berhubungan, termasuk:
a. Rumah asrama, rumah tamu (guest house), losmen
b. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu hotel atau motel
c. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu sekolah
d. Panti untuk lanjut usia, cacat atau anak-anak
e. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu bangunan gedung perawatan
kesehatan yang menampung karyawan karyawannya.
D. Kelas 4: Bangunan gedung hunian campuran. Tempat tinggal yang berada
di dalam suatu bangunan gedung kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 dan merupakan
tempat tinggal yang ada dalam bangunan gedung tersebut.
E. Kelas 5: Bangunan gedung kantor. Bangunan gedung yang dipergunakan
untuk tujuan-tujuan usaha profesional, pengurusan administrasi, atau
usaha komersial, di luar bangunan gedung kelas 6, 7, 8 atau 9.
F. Kelas 6: Bangunan gedung perdagangan
Bangunan gedung toko atau bangunan gedung lain yang dipergunakan
untuk tempat penjualan barang-barang secara eceran atau pelayanan
kebutuhan langsung kepada masyarakat, termasuk:
a. ruang makan, cafe, restoran
b. ruang makan malam, bar, toko atau kios sebagai bagian dari suatu
hotel atau motel
c. tempat potong rambut/salon, tempat cuci umum
d. pasar, ruang penjualan, ruang pamer, atau bengkel.
G. Kelas 7: Bangunan gedung penyimpanan/Gudang. Bangunan gedung yang
dipergunakan untuk penyimpanan, termasuk:
a. tempat parkir umum
b. gudang, atau tempat pamer barang-barang produksi untuk dijual atau
cuci gudang.
H. Kelas 8: Bangunan gedung Laboratorium/Industri/Pabrik. Bangunan
gedung laboratorium dan bangunan gedung yang dipergunakan untuk

Universitas Sriwijaya
17

tempat pemrosesan suatu produk, perakitan, perubahan, perbaikan,


pengepakan, finishing, atau pembersihan barang-barang produksi dalam
rangka perdagangan atau penjualan.
I. Kelas 9: Bangunan gedung Umum. Bangunan gedung yang dipergunakan
untuk melayani kebutuhan masyarakat umum, yaitu:
a. Kelas 9a: bangunan gedung perawatan kesehatan, termasuk bagian-
bagian dari bangunan gedung tersebut yang berupa laboratorium.
b. Kelas 9b: bangunan gedung pertemuan, termasuk bengkel kerja,
laboratorium atau sejenisnya di sekolah dasar atau sekolah lanjutan,
hall, bangunan gedung peribadatan, bangunan gedung budaya atau
sejenis, tetapi tidak termasuk setiap bagian dari bangunan gedung
yang merupakan kelas lain.
J. Kelas 10: Bangunan gedung atau struktur yang bukan hunian.
a. Kelas 10a: bangunan gedung bukan hunian yang merupakan garasi
pribadi, carport, atau sejenisnya.
b. Kelas 10b: struktur yang berupa pagar, tonggak, antena, dinding
penyangga atau dinding yang berdiri bebas, kolam renang, atau
sejenisnya.
2.3 Stadion
2.3.1 Definisi Stadion
Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk
menyelenggarakan acara olahraga dan konser, di mana di dalamnya terdapat
lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton.
Stadion umumnya merujuk pada bangunan yang menyelenggarakan kegiatan diluar
ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut
gelanggang. Stadion biasanya juga diasumsikan sebagai lapangan olahraga yang
berdinding tembok di sekelilingnya dimana sebagian atau seluruh kelilingnya diberi
tempat duduk/bangku. Stadion Sepak Bola adalah bangunan untuk kegiatan
olahraga sepak bola termasuk fasilitas untuk penonton baik pertandingan maupun
untuk latihan. “Stadion” juga harus mencakup semua fasilitas parkir, VIP / VVIP
dan area perhotelan, 11 zona media, area konsesi, area tampilan komersial,

Universitas Sriwijaya
18

bangunan, permainan, area lapangan, kompleks siaran, pusat media stadion, tribun
dan area di bawah tribun (FIFA 2012).
2.3.2 Klasifikasi Stadion Sepak Bola
A. Tipe A, Kapasitas penonton dan wilayah pelayanannya: Penggunaannya
melayani wilayah provinsi dengan kapasitas tempat duduk mencapai
30.000-50.000 kursi.
B. Tipe B, Kapasitas penonton dan wilayah pelayanannya: Penggunaannya
melayani wilayah kabupaten atau kotamadya dengan kapasitas tempat
duduk mencapai 10.000-30.000 kursi.
C. Tipe C, Kapasitas penonton dan wilayah pelayanannya: Penggunaannya
melayani wilayah kecamatan dengan kapasitas tempat duduk mencapai
5.000-10.000 kursi.
Menurut FIFA, secara umum stadion yang digunakan untuk pertandingan
internasional mempunyai kapasitas 30.000 tempat duduk, bahkan lebih ideal jika
menyediakan kapasitas 40.000 tempat duduk (FIFA 2012).
2.4 Manajemen Proteksi Kebakaran
Manajemen proteksi kebakaran diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 20 Tahun 2009, manajemen proteksi kebakaran gedung merupakan
bagian dari manajemen bangunan yang bertujuan untuk mengupayakan pemilik
maupun pengguna bangunan gedung agar memiliki kesiapan dalam pelaksanaan
kegiatan penanggulangan dan pencegahan jika terjadi kebakaran pada bangunan.
Bagi pemilik maupun pengguna bangunan gedung wajib melakukan kegiatan
pengelolaan risiko kebakaran, kegiatan tersebut yaitu bersiap diri, melakukan
mitigasi, merespon dan pemulihan akibat kejadian kebakaran. Selain itu bagi
pemilik maupun pengguna bangunan gedung harus menggunakan bangunan
gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dari izin mendirikan bangunan
gedung, baik itu dalam pengelolaan risiko kebakaran dengan melakukan kegiatan
perawatan, pemeliharaan dan pemeriksaan sistem proteksi kebakaran serta
mempersiapkan personil yang terlatih dalam pengendalian kebakaran secara
berkala.

Universitas Sriwijaya
19

2.4.1 Organisasi Proteksi Kebakaran


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:20/PRT/M/2009 unsur
pokok organisasi penanggulangan kebakaran bangunan gedung terdiri dari
penanggung jawab, personil komunikasi, pemadam kebakaran, penyelamat, ahli
teknik, pemegang peran kebakaran lantai dan keamanan.
A. Kewajiban pemilik/pengguna gedung
Pemilik/pengelola gedung bangunan wajib melaksanakan
manajemen penanggulangan kebakaran dengan membentuk organisasi
penanggulangan kebakaran yang modelnya dapat berupa Tim
Penanggulangan Kebakaran (TPK) yang akan mengimplementasikan
rencana pengamanan kebakaran (fire safety plan) dan rencana tindakan
darurat kebakaran (fire emergency plan). Besar kecilnya struktur
organisasi Kebakaran unit bangunan gedung, penanggulangan kebakaran
tergantung pada klasifikasi risiko bangunan gedung terhadap bahaya
kebakaran, tapak dan fasilitas yang tersedia pada bangunan. Bila terdapat
unit bangunan lebih dari satu, maka setiap unit bangunan gedung
mempunyai Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK) masing-masing dan
dipimpin oleh Koordinator Tim Penanggulangan
B. Struktur Organisasi Tim Penanggulangan Kebakaran
C. Struktur Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK) antara lain terdiri dari:
a. Penanggung jawab Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK)
b. Kepala bagian teknik pemeliharaan, membawahi:
a) Operator ruang monitor dan komunikasi
b) Operator lift
c) Operator listrik dan genset
d) Operator AC dan ventilasi
e) Operator pompa
c. Kepala bagian keamanan, membawahi:
a) Tim Pemadam Api (TPA) SDM
b) Tim Penyelamat Kebakaran (TPK)
c) Tim Keamanan

Universitas Sriwijaya
20

2.4.2 SDM dalam Manajemen Penanggulangan Kebakaran


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:20/PRT/M/ 2009 untuk
mencapai hasil kerja yang efektif dan efisien harus didukung oleh tenaga-tenaga
yang mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang proteksi
kebakaran, meliputi:
A. Keahlian di bidang pengamanan kebakaran
B. Keahlian dalam bidang penyelamatan darurat
C. Keahlian dibidang manajemen Kualifikasi masing-masing jabatan dalam
manajemen penanggulangan kebakaran harus mempertimbangkan
kompetensi keahlian diatas fungsi bangunan gedung, klasifikasi risiko
bangunan gedung terhadap kebakaran, situasi dan kondisi infrastruktur
sekeliling bangunan gedung. Sumber daya manusia yang berada dalam
manajemen secara berkala harus dilatih dan ditingkatkan kemampuannya.
2.4.3 Sistem Proteksi Kebakaran
Keberhasilan upaya penanggulangan kebakaran akan ditentukan oleh
ketersediaan sarana proteksi kebakaran yang memadai. Tanpa ketersediaan sarana
proteksi kebakaran, tentu upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran tidak
akan berhasil efektif. Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/
2008 sistem proteksi kebakaran dapat disediakan dalam bentuk sistem proteksi
kebakaran pasif dan aktif. Sistem proteksi kebakaran pasif dapat dilaksanakan
dengan memberikan sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau terbangun
melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat ketahanan
terhadap api, serta perlindungan terhadap bukaan.
A. Sistem Proteksi Aktif
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008,
sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang
secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual
maupun otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti
sprinkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem pemadam
kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan pemadam khusus
a. Alarm Kebakaran

Universitas Sriwijaya
21

Alarm kebakaran adalah salah satu tanda jika terjadi kebakaran yang
menghasilkan suatu suara. Secara lebih modern, dikembangkan sistem
alarm kebakaran baik yang bekerja secara manual atau otomatis yang
diintegrasikan dengan sistem deteksi kebakaran. Jika terjadi
kebakaran, maka sebuah informan akan segera menginformasikannya
kepada seluruh penghuni maupun pekerja yang sedang berada di
daerah itu dengan sistem alarm. Agar penghuni mencegah terjadinya
suatu bahaya lebih awal dan dapat mencari tempat berhimpun
b. Sprinkler
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008
sprinkler adalah alat pemancar air untuk pemadaman kebakaran yang
mempunyai tudung berbentuk deflektor pada ujung mulut pancarnya,
sehingga air dapat memancar ke semua arah secara merata. Dalam
pertanian ada juga jenis sprinkler yang digunakan untuk penyiraman
tanaman. Alat ini beroperasi pada suhu yang telah ditentukan, dengan
aliran air mengalir melalui katup alarm yang menyala saat kebakaran.
Komponen utama sistem sprinkler antara lain :
a) Persediaan air
b) Jaringan pipa
c) Siamese connector
d) Pompa
e) Kepala sprinkler
c. Alat Pemadam Api Ringan
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER.04/MEN/1980, alat pemadam api ringan (APAR) direncanakan
untuk memadamkan api pada awal kebakaran, desain konstruksinya
dapat dijinjing dan mudah dioperasikan oleh satu orang.
Menurut Peraturan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. PER.04/MEN/1980, APAR terbagi dalam beberapa, sebagai
berikut
a) Jenis Cair (Air)
b) Jenis Busa

Universitas Sriwijaya
22

c) Jenis Tepung Kering


d) Jenis Gas (Hydrocarbon berhalogen dan sebagainya)
d. Hydrant
Menurut Keputusan Menteri PU N0.10/KPTS/2000, Hydrant adalah
suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media
pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan selang
kebakaran. Hydrant dilengkapi dengan selang (firehose) yang
disambungkan dengan kepala selang (nozzle) yang tersimpan di dalam
suatu kotak baja dengan cat warna merah. Untuk menghubungkan
selang dengan kepala selang, digunakan alat yang disebut dengan
kopling yang dimiliki oleh dinas pemadam kebakaran setempat
sehingga bisa disambung ke tempat yang jauh.
Hidran berdasarkan jenis dan penempatannya dibedakan menjadi dua
jenis, antara lain:
a) Hydrant halaman, merupakan kotak di bawah tanah yang terdiri
dari katup dan sambungan saluran air untuk pasokan air pemadam
kebakaran. Dibedakan menjadi street hydrant dan in ground
hydrant.
b) Hydrant bangunan, merupakan sistem perpipaan tetap dan katup
selang air untuk pemadam air yang berada di dalam bangunan
(Keputusan Menteri Pekerja Umum N0:10/KPTS/ 2000).
B. Sistem Proteksi Pasif
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang
terbentuk atau terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan
komponen struktur bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan
bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api, serta perlindungan
terhadap bukaan. Komponen- komponen sistem proteksi pasif menurut
(Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008) yaitu :
a. Ketahanan api struktur bangunan
Ketahanan api struktur bangunan adalah sebuah unsur struktur
konstruksi yang pembentukannya tahan api dan mampu menahan
secara struktural terhadap beban bangunan.

Universitas Sriwijaya
23

b. Kompartemenisasi ruang
Kompartemenisasi ruang adalah bagian-bagian ruangan untuk
mencegah penjalaran kebakaran dengan cara membatasi api seperti
dinding, lantai kolom, balok yang tahan api untuk waktu yang sesuai
dengan kelas bangunan.
c. Bukaan Penyelamatan
Bukaan penyelamatan adalah bukaan atau lubang yang dapat dibuka
pada dinding bangunan gedung terluar, bertanda khusus, menghadap
ke arah luar dan diperuntukkan bagi unit pemadam kebakaran dalam
pelaksanaan pemadaman kebakaran dan penyelamatan penghuni.
2.5 Sistem Tanggap Darurat
2.5.1 Tanggap Darurat
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008 sistem
penanganan kebakaran adalah satu atau kombinasi dari metoda yang digunakan
pada bangunan gedung untuk memperingatkan orang terhadap keadaan darurat,
penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan
pemadaman kebakaran termasuk sistem proteksi aktif dan pasif. Dalam sistem
tersebut, terdapat siklus tanggap darurat bencana yang merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat terjadi bencana untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, serta pemulihan prasarana dan sarana.
Tanggap darurat merupakan elemen penting dalam SMK3, untuk
menghadapi setiap kemungkinan yang dapat terjadi. Tujuan K3 adalah untuk
mencegah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. Namun demikian, jika
sistem pencegahan mengalami kegagalan sehingga terjadi kecelakaan, hendaknya
keparahan atau konsekuensi yang ditimbulkan dapat ditekan sekecil mungkin.
Untuk itu diperlukan sistem tanggap darurat guna mengantisipasi berbagai
kemungkinan seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, bocoran bahan kimia atau
pencemaran (Ramli, 2010).

Universitas Sriwijaya
24

2.5.2 Prosedur Tanggap Darurat


Prosedur tanggap darurat merupakan prosedur yang diterapkan oleh
perusahaan untuk menghadapi situasi darurat. Keadaan darurat ini tidak bisa
diprediksi dan bisa terjadi kapan saja, contohnya seperti kejadian kebakaran.
Prosedur tanggap darurat kebakaran meliputi pengorganisasian tim perencanaan,
pelaksanaan analisis risiko kebakaran gedung, perumusan dan penerapan rencana
proteksi kebakaran dan rencana darurat kebakaran (Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum NO: 20/PRT/M/ 2009).
2.5.3 Rancangan Tanggap Darurat
Keadaan darurat dapat muncul secara tak terduga kapan saja. Keadaan
darurat biasanya dapat disebabkan oleh penyebab alami seperti banjir, gempa bumi,
tornado, atau aktivitas manusia seperti kebakaran, bahan kimia, tumpahan racun,
atau runtuhnya bangunan. ISO 45001 memastikan bahwa organisasi siap
menghadapi situasi darurat apapun dengan rencana tindakan yang tepat. Layanan
darurat setempat diharuskan menyiapkan rencana darurat (juga dikenal sebagai
rencana prosedur darurat atau rencana insiden besar) untuk menangani insiden
besar yang terjadi di dalam atau di sekitar stadion. Merupakan tanggung jawab
penasihat keamanan nasional senior untuk memastikan kepatuhan terhadap
persyaratan ini. Harus ada konsultasi antara keamanan stadion, polisi, dan layanan
ambulans, otoritas kesehatan setempat, otoritas pemerintah daerah dan
penyelenggara acara, untuk menghasilkan rencana aksi yang disepakati untuk
semua potensi keadaan darurat (FIFA 2012).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk perencanaan tanggap darurat adalah:
A. Identifikasi keadaan darurat
Tahap pertama dalam perencanaan tanggap darurat adalah membuat daftar
setiap kejadian darurat yang mungkin dialami perusahaan selama atau
setelah jam kerja. Pertimbangkan lokasi perusahaan, jenis pekerjaannya,
dan mesin atau bahan kimia apapun yang digunakan, diproduksi, atau
disimpan di tempat aman. Buat daftar semua kemungkinan keadaan
darurat yang mungkin dialami bisnis. Lakukan analisis risiko untuk
keadaan darurat ini.

Universitas Sriwijaya
25

B. Identifikasi persediaan / sumber daya yang diperlukan untuk menanggapi


keadaan darurat
Persyaratan untuk mengevaluasi seberapa baik tempat kerja saat ini dapat
menangani keadaan darurat. Ini terdiri dari sumber daya internal dan
eksternal, peralatan medis, dan perlengkapan tanggap darurat lainnya.
Beberapa keadaan darurat dapat dikelola dengan tindakan pencegahan,
seperti menurunkan sumber penyulutan. Tentukan kontrol reaktif yang
mungkin diperlukan dalam keadaan darurat, seperti jalur komunikasi,
bantuan medis, generator, peralatan pemadam kebakaran, dll yang
mungkin diperlukan saat keadaan darurat terjadi.
C. Buat rencana tanggap darurat
Setelah rencana tanggap darurat dan mekanisme tanggapan terkait telah
diidentifikasi, Rencana Tanggap Darurat yang efektif harus
dikembangkan. Ini akan mencakup protokol darurat, lokasi dan instruksi
fasilitas darurat, proses evakuasi, peringatan, dan fasilitas darurat.
D. Komunikasikan dan Latih pekerja / pemangku kepentingan yang relevan
tentang tanggap darurat
Setelah Rencana Tanggap Darurat disiapkan, penting untuk
dikomunikasikan kepada semua pekerja/pemangku kepentingan utama.
Pekerja harus dilatih untuk mengelola keadaan darurat. Latihan simulasi
darurat yang sering dapat dilakukan untuk mendidik pekerja dari waktu ke
waktu.
E. Evaluasi dan revisi prosedur tanggap darurat
Setelah pelatihan prosedur tanggap darurat harus dievaluasi atau setelah
keadaan darurat dihadapi. metode tanggap darurat harus dinilai, jika perlu,
prosedur darurat ini harus diubah atau direvisi berdasarkan hasil latihan
yang telah dilakukan.
Setiap organisasi harus memiliki strategi tanggap darurat karena selalu
lebih baik aman daripada menyesal. Membuat rencana tanggap darurat yang efisien
mungkin memerlukan sedikit usaha, tetapi pasti akan terbayar dalam jangka
panjang.. Ini memastikan keselamatan pekerja dan membantu membangun tempat
kerja yang sehat dan aman.

Universitas Sriwijaya
26

Sistem tanggap darurat kebakaran gedung harus memenuhi unsur- unsur yang
meliputi:
A. Metode dan prosedur evakuasi untuk mengosongkan gedung jika terjadi
kebakaran
B. Sistem komunikasi dan tanda atau rambu darurat untuk Gedung
C. Menyediakan rambu-rambu kebakaran
D. Memiliki lampu untuk keadaan darurat
E. Pengadaan listrik untuk keadaan darurat
F. Dalam keadaan darurat, sediakan area titik kumpul yang aman dengan
jarak 20 meter dari gedung terdekat dan di lokasi yang aman
G. Terdapat organisasi keadaan darurat
H. Dilakukan pelatihan atau simulasi keadaan darurat untuk melatih
penghuni gedung saat terjadi keadaan darurat.
2.5.4 Prasarana Tanggap Darurat
Untuk menanggulangi keadaan darurat yang terjadi maka keperluan
prasarana harus dipersiapkan dengan baik sehingga dapat membantu dalam proses
penyelamatan ketika terjadi bencana. Prasarana keadaan darurat mencakup
berbagai elemen seperti:
A. Sarana penanggulangan seperti kebakaran, pencemaran, ledakan, bocoran
bahan kimia, bencana alam dan lainnya.
B. Sarana penyelamatan jiwa manusia
C. Peralatan dan sistem komunikasi keadaan darurat.
D. Logistik seperti kebutuhan material penanggulangan bencana, konsumsi,
transportasi dan lainnya.
E. Sarana medis mencakup klinik atau rumah sakit, pertolongan pertama dan
tenaga medis yang diperlukan. Pusat krisis lengkap dengan fasilitasnya
untuk mengendalikan keadaan darurat.
Jika organisasi tidak mampu memenuhinya sendiri, dapat dilakukan kerjasama
(mutual assistant) dengan organisasi atau pemerintah daerah setempat.
2.6 Sarana Evakuasi
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, sarana
evakuasi atau sarana penyelamatan jiwa ini bertujuan untuk mencegah terjadinya

Universitas Sriwijaya
27

kecelakaan atau luka pada waktu melakukan evakuasi saat keadaan darurat terjadi.
Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sarana jalan ke luar yang dapat
digunakan oleh penghuni bangunan gedung, sehingga memiliki waktu yang cukup
untuk menyelamatkan diri dengan aman tanpa terhambat hal-hal yang diakibatkan
oleh keadaan darurat. Unsur-unsur yang harus terdapat dalam sarana penyelamatan
jiwa yaitu tangga kebakaran, pintu darurat, tanda petunjuk arah jalan keluar dan
tempat berhimpun (Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008)
2.6.1 Pintu Keluar
Pintu keluar (exit) merupakan sarana emergency exit yang digunakan
untuk akses keluar dan digunakan dalam melakukan evakuasi menuju ke tempat
yang aman. Setiap pintu pada sarana jalan keluar harus dari jenis engsel sisi atau
pintu ayun. Pintu harus dirancang dan dipasang sehingga mampu berayun dari
posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh. Menurut SNI 03-1735-
2000, penempatan pintu darurat harus diatur sedemikian rupa sehingga dimana saja
penghuni dapat menjangkau pintu keluar (Exit) tidak melebihi jarak yang telah
ditetapkan. Jumlah pintu darurat minimal 2 buah pada setiap lantai yangmempunyai
penghuni kurang dari 60, dan dilengkapi dengan tanda dan sinyal yang bertuliskan
keluar menghadap ke koridor, mudah dicapai dan dapat mengeluarkan seluruh
penghuni dalam waktu 2,5 menit (SNI 03-1735- 2000).
Menurut Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021
persyaratan Pintu Keluar Stadion :
A. Saat suporter berada di dalam stadion, pintu keluar stadion termasuk
gerbang stadion harus bisa dibuka ke luar dan harus selalu dikunci dan
dijaga oleh petugas keamanan.
B. Disarankan untuk menggunakan pintu dengan kunci otomatis yang dapat
diakses dari dalam.
C. Penggunaan pintu geser atau rolling tidak diperbolehkan.
D. Pintu dan koridor, serta tangga umum dan jalur evakuasi, harus memiliki
ukuran dan lebar yang cukup untuk memenuhi standar keselamatan publik,
tanpa halangan.
E. Pintu dan selasar, serta tangga umum dan jalur evakuasi harus dapat
mengarahkan dan mengarah ke jalur keluar evakuasi yang ditentukan oleh

Universitas Sriwijaya
28

otoritas keamanan.
2.6.2 Tangga
Setiap gedung harus dilengkapi dengan jalan keluar yang tersedia bagi
penghuni gedung sehingga penghuni memiliki waktu yang cukup untuk keluar
gedung dengan aman tanpa adanya faktor penyebab terjadinya keadaan darurat.
Tangga darurat adalah pintu keluar darurat yang sangat penting saat evakuasi dari
lantai atas ke lantai bawah atau sebaliknya.
Menurut Peraturan No. 26/PRT/M/2008 Menteri Pekerjaan Umum, tangga
darurat adalah tangga yang dirancang khusus untuk penyelamatan kebakaran,
tangga terlindung baru yang melayani tiga lantai atau lebih, atau tangga terlindung
yang sudah ada. tangga yang menjulang lima lantai atau lebih. Tangga darurat ini
harus diberi tanda khusus di tempat terlindung di lantai dasar setiap lantai.
Penandaan harus menunjukkan permukaan tanah dan bagian atas dan bawah tangga
yang dilindungi (Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008)
Menurut Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021 ketentuan
umum tentang tangga adalah sebagai berikut:
A. Lebar tangga tidak kurang dari 140 cm (seratus empat puluh sentimeter)
atau untuk 3 (tiga) orang
B. Jumlah anak tangga paling sedikit 3 (tiga) buah, paling banyak 16 (enam
belas) buah tanpa bordes
C. Apabila lebar tangga lebih besar dari pada 180 cm (seratus delapan puluh
sentimeter), harus diberi pagar pemisah di tengah (khusus pada tangga di
tribun)
D. Tinggi tanjakan tangga paling sedikit diambil 15 cm (lima belas
sentimeter), paling banyak 17 cm (tujuh belas sentimeter) dengan lebar
pijakan tangga paling sedikit 30 cm (tiga puluh sentimeter)
E. Tersedia space bebas yang cukup untuk persiapan di awal dan akhir
tangga.
F. Akses untuk penyandang disabilitas termasuk tangga dan koridor diatur
tersendiri secara khusus mengingat fasilitas untuk penyandang disabilitas
tidak ditempatkan di zona umum yang bercampur dengan publik.

Universitas Sriwijaya
29

2.6.3 Exit Route


Exit Route atau biasa juga disebut jalan keluar merupakan jalur yang dapat
digunakan seseorang yang sedang dalam keadaan bahaya untuk menyelamatkan diri
dan keluar dari dalam gedung atau bangunan tersebut. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, fasilitas jalan keluar adalah jalur
dari setiap titik pada bangunan yang dapat digunakan oleh penghuni bangunan
gedung sehingga memiliki waktu yang cukup untuk menyelamatkan diri dengan
aman tanpa terhambat hal-hal yang diakibatkan oleh keadaan darurat. Jalan keluar
adalah jalan yang terlindung dari ancaman bahaya kebakaran dengan dinding,
langit-langit, lantai, dan pintu jalan keluar yang tahan api. Koridor juga merupakan
sarana jalan keluar, berdasarkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7
Tahun 2021 koridor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
A. Lebar koridor ditentukan paling sedikit 180 cm (seratus delapan puluh
sentimeter), agar kursi roda atau tandu evakuasi medik bisa bermanuver
dengan aman dan lancar.
B. Permukaan lantai tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan yang keras dan
tidak boleh ada genangan air.
C. Cukup terang, serta tidak boleh dicat warna gelap.
D. Bebas hambatan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008
Fasilitas jalan keluar dari bangunan gedung harus disediakan agar dapat digunakan
oleh penghuni bangunan gedung untuk penyelamatan diri dengan jumlah, lokasi
dan dimensi sesuai dengan:
A. Jarak tempuh
B. Jumlah, mobilitas dan karakter lain dari penghuni bangunan gedung
C. Penggunaan bangunan gedung
D. Tinggi bangunan gedung
E. Arah sarana jalan keluar apakah terletak di atas bangunan gedung atau di
bawah level permukaan tanah
Jumlah minimum sarana jalan keluar dari setiap lantai atau bagian dari
padanya selain bangunan gedung yang sudah ditetapkan untuk seluruh klasifikasi
bangunan gedung, harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya
30

A. Beban hunian lebih dari 500 tetapi tidak lebih dari 1000, minimal memiliki
3 jalan keluar
B. Beban hunian lebih dari 1000, minimal memiliki 4 jalan keluar
2.6.4 Exit Sign
Exit sign (petunjuk arah tanda keluar) merupakan bagian penting dalam
sarana escape guna memudahkan pekerja menuju tempat yang aman. Exit sign
diletakkan pada tempat-tempat yang telah dipersiapkan sebagai petunjuk sarana
penyelamatan diri ketika terjadi sebuah bencana, seperti pada pintu, tangga, dan
titik kumpul. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008,
exit selain dari pintu eksit utama di bagian luar bangunan gedung yang jelas dan
nyata harus diberi tanda dengan sebuah tanda yang disetujui yang mudah terlihat
dari setiap arah akses eksit. Akses ke eksit juga harus diberi tanda dengan tanda
yang disetujui, mudah terlihat di semua keadaan di mana eksit atau jalan untuk
mencapainya tidak tampak langsung oleh para penghuni. Tanda arah yang
disyaratkan harus terbaca ‘eksit’ dalam huruf datar yang dapat dibaca, atau kata
yang tepat harus digunakan. Selain itu, tanda arah dengan iluminasi eksternal
Universitas Sriwijaya 32 dan internal harus dapat dibaca pada kedua mode
pencahayaan normal dan darurat (Peraturan Menteri Pekerja Umum NO :
26/PRT/M/ 2008).
Berdasarkan SNI 03-6574- 2001 pemasangan tanda keluar atautanda
EXIT, harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
A. Lokasi pemasangan ditempatkan pada arah menuju tempat amandan di
lokasi yang mudah terbaca
B. Ada rambu penunjuk arah pada sarana jalan keluar
C. Warna petunjuk arah jelas dan terang berwarna hijau dan putih
D. Pada setiap lokasi dipasang tanda arah dengan indikator arah
E. Tanda arah bisa dibaca pada mode pencahayaan normal dan darurat
F. Tanda petunjuk arah EXIT berukuran ≥10 cm dengan lebar h u r u f
pada kata EXIT ≥5 cm

Universitas Sriwijaya
31

G. Spasi minimum antar huruf pada kata EXIT ≥1 (SNI 03-6574- 2001)

Gambar 2. 3 Rambu Keluar (Exit)


2.6.5 Titik Kumpul (Assembly Point)
Menurut SNI 03-6571-2001 tempat berhimpun adalah daerah pada
bangunan yang dipisahkan dari ruang lain dari penghalang asap kebakaran dimana
lingkungan yang dapat dipertahankan dijaga untuk jangka waktu selama daerah
tersebut masih dibutuhkan untuk dihuni pada saat kebakaran. Persyaratan titik
kumpul menurut (SNI 03-6571- 2001)antara lain:
A. Tersedianya titik kumpul setelah dievakuasi
B. Tempat berhimpun harus aman dari bahaya kebakaran dan bahaya
lainnya
C. Memiliki luas minimal 0,3 m2 /orang
Dalam perancangan rute evakuasi, seperti diatur oleh NFPA 101 (2000) tentang
tempat lokasi evakuasi sementara disebutkan bahwa :
A. Tersedia petunjuk tempat berhimpun
B. Tempat terbuka yang jauh dari bahaya
C. Terbebas dari bahaya asap, api dan pemicu kebakaran lainnya.
D. Terdapat beberapa titik kumpul yang digunakan untuk evakuasi
E. Mudah dijangkau (NFPA 101 2000)
2.6.6 Komunikasi Tanggap Darurat
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerja Umum No:10/KPTS/2000 setiap
bangunan harus dilengkapi dengan sarana komunikasi darurat yang dapat dipakai
setiap saat untuk memudahkan penyampaian informasi kebakaran. Komunikasi
memegang peranan penting mendukung keberhasilan sistem tanggap darurat..
Komunikasi internal harus dirancang mulai dari deteksi keadaan darurat sampai ke
penanggulangannya. Komunikasi eksternal dengan pemerintah daerah atau
masyarakat sekitar kegiatan organisasi untuk mencegah kepanikan atau jatuhnya
korban yang tidak diinginkan. Masyarakat (pekerja) seharusnya diberi informasi

Universitas Sriwijaya
32

yang jelas mengenai kondisi keadaan darurat, potensi bahaya yang dapat timbul
serta langkah-langkah pengamanan yang diperlukan. (Keputusan Menteri Pekerja
Umum N0:10/KPTS/ 2000)
2.6.7 Waktu Evakuasi
Waktu evakuasi merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seluruh penghuni
bangunan untuk keluar dari bangunan melalui jalur yang tersedia menuju tempat
yang aman (Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/ 2008), waktu
penyelamatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
A. Tingkat kepadatan penghuni bangunan
B. Banyaknya halangan pada exit route seperti: tangga, tembok, dll
C. Tingkat Response dari penghuni bangunan
Perhitungan pada saat waktu escape sangat penting dilakukan untuk
dijadikan patokan saat melakukan latihan tanggap darurat kebakaran, sehingga
waktu yang diperoleh ketika latihan tanggap darurat kebakaran dapat dibandingkan
dengan perbandingan waktu escape. Untuk dapat menghitung waktu escape maka
diperlukan parameter berikut:
Keterlambatan proses evakuasi dalam kebakaran akan menyebabkan
kecelakaan, dan dapat menyebabkan sesak nafas akibat menghirup asap atau
bahkan kematian. Untuk melakukan perhitungan waktu penyelamatan maka
parameter yang diperlukan adalah sebagai berikut:
A. Lebar Efektif (We)
Lebar efektif adalah lebar lajur yang digunakan untuk penyelamatan (jalan
keluar dan tangga darurat) dikurangi rintangan yang ditemui di sepanjang lajur
tersebut, berikut ini jenis-jenis rintangan/halangan:
Tabel 2. 3
Halangan Rute Evakuasi
Lapisan batas
Exit Route Element (In) (cm)
Tangga – dinding atau sisi benang 6 15
Pagar dan pegangan tangan 3,5 9
Kursi teater dan kursi stadion 0 0
Koridor, dinding 8 20
Hambatan 4 10
Area yang luas dan lorong-lorong <18 46
Pintu dan lengkungan 6 15

Universitas Sriwijaya
33

Sumber: (SFPE 3rd edition 2002)


B. Kecepatan Pergerakan (S)
Kecepatan pergerakan suatu kelompok selama evakuasi dicapai dengan
mempertimbangkan density (D). Density (D) adalah ukuran tingkat kepadatan di
jalur evakuasi yang dinyatakan dalam jumlah orang per satuan unit area.
C. Perhatikan kecepatan pergerakan (S) dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:
S : Kecepatan hingga mendekati jalan keluar
D : Kepadatan orang pada tiap gedung (Orang/m2)k : Konstanta (m/s)
k1 dan a = 2,86 ft2/orang untuk kecepatan dalam ft/min dankepadatan
dalam orang/ft2
k2 dan a = 0,266 m2/orang untuk kecepatan dalam m/s dan kepadatan
dalam orang/m
Tabel 2. 4
Konstanta untuk Kecepatan Evakuasi
Elemen Jalan Keluar K1 K2
Koridor, Lorong, Jalan, Pintu 2.75 1.40
Tangga
Riser (in) Tread (in)
7.5 10 1.00
7.0 11 1.08
6.5 12 1.16
6.0 13 1.23

D. Spesifikasi Aliran (Fs)


Spesifikasi aliran adalah spesifikasi dari setiap aliran yang melalui jalur
jalan keluar. Berdasarkan kondisi bangunan, perhitungan melalui koridor akan
dipengaruhi oleh kepadatan bangunan dan kecepatan pergerakan orang sesuai
dengan letak gedung dan dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Keterangan:
Fs : Spesifikasi aliran
D : Kepadatan aliran
S : Kecepatan bergerak

Universitas Sriwijaya
34

Perhitungan aliran dalam melalui tangga dan pintu memiliki ketentuan


tersendiri dalam SFPE 3rd edition 2000 untuk menghitungperkiraan penumpukan
yang akan terjadi pada tangga dan pintu yaitu Fs = Fsm
Tabel 2. 5
Aliran Spesifik Maksimum
Aliran Spesifik Maksimum
Orang/Menit/Ka
Elemen Rute Jalan Orang/s/m/ dari
ki dari lebar
Keluar Lebar efektif
efektif
Koridor, Lorong, Jalan, Pintu 24.0 1.3
Tangga
Riser (in) Tread
(in)
7.5 10 17.1 0.94
7.0 11 18.5 1.01
6.5 12 20.0 1.09
6.0 13 21.2 1.16
Sumber: SFPE 3rd edition 2002
E. Perhitungan Aliran Laju Kalkulasi (Fc) dan Time for Passage (Tp)
Perhitungan aliran laju kalkulasi (Fc) digunakan untuk memprediksi arus
rata-rata jumlah orang yang akan menuju jalan keluar, dihitung sebagai berikut:

Keterangan:
Fc: Jumlah aliran
Fs atau Fsm: Spesifikasi aliran
We: Lebar efektif
Setelah nilai Fc didapatkan lalu selanjutnya dilakukan perhitungan time
for passage (Tp). Time for passage adalah total waktu yang dibutuhkan seseorang
(P) untuk melintasi satu titik dalam satu lintasan exit. Dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut:

Keterangan:
Tp: Time for passage
P: Jumlah orang
Fc: Laju kalkulasi

Universitas Sriwijaya
35

2.7 Penelitian Terkait


Tabel 2. 6 Penelitian Terkait
No Peneliti Judul/Tahun Desain Penelitian Hasil Penelitian
1. (Dian Putra Perancangan skenario evakuasi Desain penelitian ini berupa Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
Ariska 2021) keadaan darurat di gedung kuliah penelitian deskriptif dengan keseluruhan variabel, gedung kuliah
Fakultas Kesehatan Masyarakat pendekatan kualitatif. Pemilihan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya. informan dilakukan dengan Universitas Sriwijaya hanya variabel
menggunakan metode purposive tanda jalan arah keluar (exit) yang
sampling. Total informan adalah terpenuhi.
delapan orang dengan rincian tiga
informan kunci dan lima informan
pendukung.
2. (Miranda Perancangan skenario evakuasi Penelitian ini merupakan penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa di
Tegar Permana keadaan darurat di gedung dekanat deskriptif yang berusaha gedung Dekanat Fakultas Kesehatan
2021) Fakultas Kesehatan Masyarakat menjelaskan mengenai unit tertentu Masyarakat masih belum memiliki
Universitas Sriwijaya. meliputi individu, kelompok, dan prosedur tanggap darurat dan sarana
organisasi dengan menggunakan penyelamatan jiwa yang memadai.
pendekatan kualitatif untuk Melihat kondisi tersebut sebaiknya
melakukan perancangan skenario gedung Dekanat Fakultas Kesehatan
evakuasi di gedung dekanat Masyarakat membuat prosedur tanggap
Fakultas Kesehatan Masyarakat darurat dan jalur evakuasi
Universitas Sriwijaya.
3 (Ida Suryani Analisis implementasi emergency Penelitian ini merupakan penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2021) Response Plan kebakaran di Hotel deskriptif dengan menggunakan Hotel X Palembang masih perlunya untuk
X Palembang. pendekatan kualitatif yang bertujuan membuat prosedur tanggap darurat secara
untuk menganalisis implementasi tertulis, melakukan pembinaan dan
Emergency Response Plan (ERP) pelatihan tanggap darurat kebakaran
kebakaran di Hotel X Palembang. secara rutin minimal dua kali dalam satu
tahun dengan menambah jadwal
pelatihan, membuat dan menempel

Universitas Sriwijaya
36

No Peneliti Judul/Tahun Desain Penelitian Hasil Penelitian


nomor-nomor penting di setiap ruangan,
memberikan rambu penempatan dan cara
penggunaan APAR.
4 (Putri Dinda Perancangan emergency Response Penelitian ini merupakan penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Salsabisa Plan kebakaran pada pusat deskriptif dengan menggunakan sebaiknya pihak yang berwenang
2021) Universitas Sriwijaya Indralaya pendekatan kualitatif untuk membuat prosedur tanggap darurat secara
melakukan analisis Emergency tertulis atau berupa gambar, memberikan
Response Plan (ERP) di Pusat sosialisasi mengenai prosedur tanggap
Universitas Sriwijaya Indralaya. darurat kepada pekerja dan pengunjung,
melengkapi sarana tanggap darurat yang
belum terpenuhi seperti pintu keluar, exit
route, exit sign, dan rambu titik kumpul.

5 (Jieprang Evaluasi Pasca Guna Dengan Metode pengumpulan data yang Pemahaman Penonton Terhadap Elemen
Penekanan Pada Aspek Fungsional digunakan adalah kuesioner dan Evakuasi Stadion Si Jalak Harupat
2016)
Evakuasi Darurat Stadion Si Jalak mental mapping. Data yang Legibilitas elemen evakuasi darurat
Harupat. dikumpulkan merupakan data yang Stadion Si Jalak Harupat adalah rendah.
spesifik. Hal ini dipengaruhi oleh buruknya
kualitas dari legibilitas elemen-elemen
evakuasi darurat Stadion Si Jalak Harupat
.

Universitas Sriwijaya
37

2.8 Kerangka Teori

Proses Rencana Evakuasi Keadaan Darurat

Sarana Jalan Keluar Rambu Jalan Keluar Waktu Evakuasi Manajemen Proteksi Kebakaran:
1. Pintu Keluar 1. Tanda Petunjuk 1. Pengukuran Waktu 1. Prosedur tanggap darurat
2. Tangga Arah (Exit Sign) Evakusi 2. Organisasi proteksi kebakaran
3. Koridor (Exit Route)
(Sumber : Permenpora No.7 (Sumber : SNI 3. Tata Laksana Operasional
(Sumber : SFPE 3rd edition
Tahun 2021) 03-6574- 2001 2002) 4. Sumber Daya Manusia
4. Titik Kumpul
(Assembly Point) (Sumber : Permen PU
(Sumber : NFPA 2000) No.20/PRT/M/2009)

Analisis Implementasi Rencana Tanggap


Darurat (Emergency Response Plan) Di
Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang

Gambar 2. 4 Kerangka Teori


MODIFIKASI: NFPA 101 2000; Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021; SNI 03-6574-2001; Keputusan
Menteri Pekerja Umum N0:10/KPTS/ 2000) ; SFPE 3rd edition 2002; Peraturan Menteri Pekerja Umum RI 2009;

Universitas Sriwijaya
38

2.9 Kerangka Konsep

1. Sarana Jalan Keluar


2. Tanda Petunjuk Arah Analisis Implementasi
(Exit Sign) Rencana Tanggap
3. Titik Kumpul (Assembly Darurat (Emergency
Point) Response Plan) Di
Stadion Gelora
4. Pengukuran Waktu
Sriwijaya Kota
Evakuasi
Palembang
5. Prosedur tanggap darurat

Gambar 2. 5 Kerangka Konsep


Kerangka Pikir Analisis Implementasi Rencana Tanggap Darurat
(Emergency Response Plan) Di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang
MODIFIKASI: NFPA 101 2000; Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga
Nomor 7 Tahun 2021; SNI 03-6574-2001; Keputusan Menteri Pekerja Umum
N0:10/KPTS/ 2000) ; SFPE 3rd edition 2002; Peraturan Menteri Pekerja
Umum RI 2009;

Universitas Sriwijaya
39

2.10 Definisi Operasional


Tabel 2. 7
Definisi Istilah
Definisi
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Istilah
1 Sarana Jalan Keluar Jalan keluar adalah jalur dari setiap titik pada Lembar Observasi, Observasi, Sesuai: Peraturan Menteri
bangunan yang dapat digunakan oleh pedoman wawancara, Pemuda dan Olahraga Nomor
penghuni bangunan gedung sehingga wawancara, checklist 7 Tahun 2021
memiliki waktu yang cukup untuk meteran, perekam Tidak Sesuai: Peraturan
menyelamatkan diri dengan aman tanpa suara dan kamera. Menteri Pemuda dan
terhambat hal-hal yang diakibatkan oleh Olahraga Nomor 7 Tahun
keadaan darurat. 2021
2 Pintu Keluar Pintu keluar (exit) merupakan sarana Lembar Observasi, Observasi, Sesuai: Peraturan Menteri
emergency exit yang digunakan untuk akses pedoman wawancara, Pemuda dan Olahraga Nomor
keluar dan digunakan dalam melakukan wawancara, checklist 7 Tahun 2021
evakuasi menuju ke tempat yang aman meteran, perekam Tidak Sesuai: Peraturan
suara dan kamera Menteri Pemuda dan
Olahraga Nomor 7 Tahun
2021

Universitas Sriwijaya
40

Definisi
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Istilah
3 Tangga Tangga darurat adalah tangga yang Lembar Observasi, Observasi, Sesuai: Peraturan Menteri
direncanakan khusus untuk penyelamatan pedoman wawancara, Pemuda dan Olahraga Nomor
bila terjadi kebakaran, tangga terlindung wawancara, checklist 7 Tahun 2021
baru yang melayani tiga lantai/lebih meteran, perekam Tidak Sesuai: Peraturan
suara dan kamera Menteri Pemuda dan
Olahraga Nomor 7 Tahun
2021
4 Assembly Point (Titik Daerah pada bangunan yang dipisahkan Lembar Observasi, Sesuai:
Kumpul)
dari ruang lain dari penghalang asap Observasi, wawancara, NFPA 101
kebakaran dimana lingkungan yang dapat pedoman checklist Tidak Sesuai:
dipertahankan dijaga untuk jangka waktu wawancara, NFPA 101
selama daerah tersebut masih dibutuhkan meteran, perekam
untuk dihuni pada saat kebakaran (SNI 03- suara dan kamera
6571-2001).
5 Tanda Petunjuk Arah Tanda petunjuk yang dipasang untuk Lembar Observasi, Sesuai:
Jalan Keluar
menunjukkan arah jalan keluar dan Observasi, wawancara, SNI 03-6571 tahun 2001
dilengkapi dengan lampu penerangan pedoman checklist Tidak Sesuai:

Universitas Sriwijaya
41

Definisi
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Istilah
sehingga dapat terlihat pada saat kebakaran wawancara, SNI 03-6571 tahun 2001
(SNI 03-6574-2001). meteran, perekam
suara dan kamera

6 Waktu evakuasi Waktu evakuasi merupakan waktu yang Observasi dan Observasi, Diketahui nya waktu
dibutuhkan oleh seluruh penghuni perhitungan wawancara, evakuasi dari lantai paling
bangunan untuk keluar bangunan melalui checklist tinggi hingga lantai paling
yang tersedia menuju tempat yang aman. bawah menuju assembly
point
7 Prosedur dan Tim Prosedur dan tim tanggap darurat yang telah Observasi dan Observasi, Sesuai:
Tanggap Darurat
terstruktur memuat tugas dan tanggung Wawancara wawancara, PERMEN PU RI
jawab semua pihak untuk menghadapi Mendalam checklist NO.20/PRT/M/2009

keadaan darurat yang mungkin terjadi serta Tidak Sesuai:

tata cara terkait denganpenanganan keadaan PERMEN PU RI


NO.20/PRT/M/2009
darurat (Ramli, 2010).

Universitas Sriwijaya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian kualitatif adalah metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang
mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan
perbuatan-perbuatan manusia serta penelitian tidak berusaha menghitung atau
mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dengan tidak menganalisis
angka-angka (Afrizal 2014). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif untuk melakukan Analisis Implementasi
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Plan) Di Stadion Gelora
Sriwijaya Kota Palembang. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi, fenomena atau realita yang
menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas tersebut ke permukaan
sebagai suatu ciri, karakter, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi
maupun fenomena tertentu (Bungin Burhan 2007) Standar acuan dalam penelitian
ini mengacu pada NFPA 101; Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7
Tahun 2021; SNI 03-6571-2001; SFPE 3rd edition 2002; Peraturan Menteri Pekerja
Umum RI NO.20/PRT/M/2009.
3.2 Informan Penelitian
Penelitian ini menetapkan beberapa kriteria untuk dapat diikutsertakan
dalam proses pengumpulan data dan informan. Metode pengumpulan data dari
informan juga dilakukan wawancara mendalam. Sumber informasi dari penelitian
ini diperoleh dari beberapa orang informan. Dalam penelitian ini informan akan
dikelompokkan menjadi informan kunci dan informan lainnya. Dalam penelitian
ini sumber informasi akan dipilih secara purposive sampling yaitu pemilihan
informan (sumber informasi) dalam suatu penelitian dengan menentukan terlebih
dahulu kriteria yang akan dimaksudkan dalam penelitian. Informan kunci dapat
diartikan sebagai informan awal yang memilih orang yang bisa menggali secara
keseluruhan medan secara luas dan tergolong informan cerdas (Sugiono 2008).

42 Universitas Sriwijaya
43

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian


Informan Jumlah Cara Informasi Yang Ingin
Informan Pengumpulan Diperoleh
Data
Informan Kunci
Manager Operasional 1 Orang Wawancara Mengetahui tentang sarana
Stadion Gelora mendalam, dan prasarana, rencana
Sriwijaya observasi dan tanggap darurat kebakaran,
telaah dokumen prosedur ketika terjadi
kebakaran di Stadion Gelora
Sriwijaya
Kepala Pengelola 1 Orang Wawancara Mengetahui tentang sarana
Stadion Gelora mendalam, dan prasarana, rencana
Sriwijaya observasi dan tanggap darurat kebakaran,
telaah dokumen prosedur ketika terjadi
kebakaran di Stadion Gelora
Sriwijaya
Staf Pengelola Stadion 1 Orang Wawancara Mengetahui tentang sarana
Gelora Sriwijaya mendalam dan dan prasarana, rencana
Observasi dan tanggap darurat kebakaran,
telaah dokumen prosedur ketika terjadi
kebakaran di Stadion Gelora
Sriwijaya
Security officer Stadion 1 Orang Wawancara Mengetahui tentang sarana
Gelora Sriwijaya mendalam dan prasarana, rencana
Observasi dan tanggap darurat kebakaran,
telaah dokumen prosedur ketika terjadi
kebakaran di Stadion Gelora
Sriwijaya
Informan Pendukung
Pegawai Stadion 2 Orang Wawancara Mengetahui seberapa besar
Gelora Sriwijaya mendalam pengetahuan pegawai
tentang rencana tanggap
darurat di Stadion Gelora
Sriwijaya
Pemain 1 Orang Wawancara Mengetahui seberapa besar
mendalam pengetahuan pemain
tentang rencana tanggap
darurat di Stadion Gelora
Sriwijaya
Penonton 1 Orang Wawancara Mengetahui seberapa besar
mendalam pengetahuan penonton
tentang rencana tanggap
darurat di Stadion Gelora
Sriwijaya
Jumlah 8 Orang

Universitas Sriwijaya
44

3.3 Jenis, Cara dan Alat Penelitian


3.3.1 Jenis Data
A. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari penelitian
berupa data hasil wawancara mendalam, dokumentasi dan hasil observasi.
Data yang ingin diperoleh yaitu data atau informasi yang ada kaitannya
dengan Analisis Implementasi Rencana Tanggap Darurat (Emergency
Response Plan) Di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang
B. Data sekunder umumnya berupa bukti catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Data Sekunder dalam penelitian ini yaitu profil tempat
pelaksanaan penelitian dan dokumen-dokumen pendukung yang terkait
dengan penelitian ini.
3.3.2 Metode Pengambilan Data
A. Pengamatan (Observasi)
Menurut (Notoatmodjo Soekidjo 2012) pengamatan adalah suatu
prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar,
dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini
peneliti benar-benar ikut aktif berpartisipasi pada setiap aktivitas yang
dilakukan oleh pekerja atau objek penelitian.
B. Wawancara Mendalam
Menurut (Notoatmodjo Soekidjo 2012)wawancara adalah suatu
metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti
mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang
sasaran penelitian, atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang
tersebut sehingga data yang didapat diperoleh langsung dari informan.
Saat wawancara berlangsung terlebih dahulu sudah disiapkan form
wawancara yang berisi tentang identitas informan dan daftar pertanyaan
yang sesuai dengan informasi yang ingin diketahui peneliti. Pedoman
dan pertanyaan wawancara adalah modifikasi pedoman wawancara dari
penelitian-penelitian yang disesuaikan dengan tujuan dan jenis penelitian
peneliti.

Universitas Sriwijaya
45

C. Telaah Dokumen
Telaah dokumen dilakukan dengan cara meninjau semua dokumen yang
dianggap mengandung informasi penting dan relevan dalam penelitian ini.
Dokumen tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan perusahaan, standard
operating system (SOP) dan peraturan perundang-undangan
3.3.3 Alat Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
atau lembar checklist dan daftar pertanyaan pendukung atau pedoman wawancara,
alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain meteran, alat tulis, alat perekam
suara dan kamera untuk dokumentasi penelitian.
3.4 Pengolahan Data
A. Wawancara Mendalam
a. Mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari informan melalui
wawancara mendalam.
b. Data yang sudah dikumpulkan kemudian disusun dalam bentuk
transkrip dan disajikan dalam bentuk narasi.
c. Dilakukan pengelompokkan data sesuai dengan kategori masing-
masing.
d. Menyajikan ringkasan data dalam bentuk matriks hasil wawancara
mendalam.
B. Lembar Observasi (checklist)
a. Memeriksa data sesuai dengan pertanyaan yang disusun.
b. Memeriksa daftar jawaban, jika terdapat kesalahan segera diperbaiki.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan dianalisis
secara kualitatif.
C. Telaah Dokumen
Hasil dari telaah dokumen yang diperoleh akan dianalisa dan dipadukan
dengan hasil wawancara dan hasil observasi yang telah dilakukan di
lapangan.
3.5 Validasi Data
Validitas data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi.
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

Universitas Sriwijaya
46

yang lain sebagai pembanding hasil wawancara terhadap objek penelitian. Teknik
triangulasi yang digunakan pada penelitian adalah:
A. Triangulasi metode, yaitu memperoleh informasi dengan menggunakan
teknik dalam mengumpulkan data dengan melakukan perbandingan data
hasil wawancara dengan keadaan sebenarnya dilapangan dan telaah
dokumen.
B. Triangulasi data, yaitu membandingkan data-data yang telah diperoleh dari
hasil wawancara mendalam, observasi dan melakukan telaah dokumen
terkait SOP, peraturan perundang-undangan terkait dengan manajemen
kebakaran.
C. Triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan hasil wawancara antara
informan.
3.6 Analisis dan Penyajian Data
Analisis data dalam penelitian ini akan dirangkum, memilih hal-hal yang
penting dan membuang yang tidak perlu sehingga dapat menghasilkan data yang
jelas dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan dan penyajian data. Data
yang telah diperoleh akan disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan
tabel hasil observasi serta matriks hasil wawancara. Penyajian data akan didukung
dengan hasil dari observasi lapangan seperti lampiran dokumentasi.

Universitas Sriwijaya
47

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 PT Jakabaring Sport City
Jakabaring Sport City (JSC) atau Kompleks Olahraga Jakabaring adalah
kompleks dari berbagai fasilitas olahraga di Palembang, Sumatera Selatan,
Indonesia. Kompleks di atas lahan seluas 325 hektar ini terletak di wilayah
Seberang Ulu sejauh 5 km dari pusat kota Palembang. Pembangunan kawasan
Jakabaring Sport City (JSC) dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan,
dimulai tahun 2001 dan berlanjut pada pelaksanaan PON tahun 2004 serta terus
dikembangkan hingga pelaksanaan Sea Games tahun 2011, dan hingga Asian
Games 2018.

Gambar 4. 1 Kompleks Jakabaring Sport City


Pada saat Jakabaring dibangun untuk PON XVI 2004, kompleks ini hanya
terdiri dari stadion utama dan dua hall olahraga Gelora Olahraga (GOR) Dempo
dan Gelora Olahraga Ranau. Kompleks ini kemudian dikembangkan saat
menyambut SEA Games XXVI 2011. Kompleks tersebut kemudian dilakukan
penambahan arena olahraga pendukung lainnya yang digunakan untuk Asian
Games 2018 yang juga dihelat bersama Jakarta.

Universitas Sriwijaya
48

Saat ini fasilitas yang ada di Jakabaring Sport City terdiri dari:
a. Stadion Gelora Sriwijaya
b. Stadion Lapangan Tenis Bukit Asam
c. Stadion Atletik Jakabaring
d. Stadion Akuatik Jakabaring
e. Gedung GOR Ranau (Badminton)
f. Gedung GOR Dempo (Senam)
g. Lapangan Bisbol
h. Lapangan Softbol
i. Stadion menembak
j. Arena Ski Air
k. Arena Voli Pantai
l. Arena Panjat Dinding
m. Arena Sepatu Roda
n. Arena Petanque
o. Arena Bowling
p. Sirkuit International Jakabaring (dalam proses)
Kawasan ini pun dilengkapi fasilitas pendukung seperti Wisma Atlet dan Gedung
Sport Science.
4.1.2 Visi dan Misi Jakabaring Sport City
A. Visi Jakabaring Sport City
Menjadikan Jakabaring Sport City kawasan “smart & green” yang
mandiri sebagai pusat kegiatan olahraga dan keolahragaan, rekreasi
keluarga, kuliner, budaya dan edukasi serta pusat pameran skala nasional
dan internasional di Sumatera Selatan.
B. Misi Jakabaring Sport City
a. Menyelenggarakan event-event olahraga dan keolahragaan yang
bersifat lokal, nasional dan internasional
b. Menyelenggarakan pameran tingkat nasional dan internasional
c. Menyediakan fasilitas untuk mendukung program wisata kuliner
dengan membuat counter-counter kuliner nusantara dan internasional
d. Menyediakan wahana rekreasi keluarga

Universitas Sriwijaya
49

e. Menyediakan tempat bagi UMKM guna meningkatkan perekonomian


lokal
f. Digitalisasi fasilitas dan utilitas yang hemat energy dan Melakukan
pengelolaan limbah secara ramah lingkungan.
4.1.3 Sejarah Stadion Gelora Sriwijaya
Stadion Gelora Sriwijaya adalah stadion multifungsi terbesar ketiga di
Indonesia setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Utama Palaran.
Berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan Kota Palembang. Gelora Sriwijaya ini juga
diakui sebagai salah satu stadion terbaik yang bertaraf internasional. Gelora
Sriwijaya ini difungsikan untuk tempat penyelenggaraan pertandingan sepak bola.

Gambar 4. 2 Stadion Gelora Sriwijaya


Stadion dengan luas lahan sekitar 40 hektar ini berkapasitas hingga 22.000
penonton yang sebelumnya bisa berkapasitas 36.000 - 40.000 Penonton yang di
bagi menjadi 4 tribun yaitu tribun barat, tribun timur, tribun utara dan tribun selatan.
Stadion ini memiliki luas bangunan sekitar 39,996 m2 dan memiliki 4 lantai. Bentuk
atap Gelora Sriwijaya merupakan simbol kejayaan kemaharajaan Sriwijaya di
bidang maritim yang dilambangkan oleh bentuk perahu dengan layar terkembang.
Gelora Sriwijaya ini beralamat di Jalan Gubernur H. A. Bastari, Jakabaring,
Palembang. Gelora Sriwijaya ini diberi nama berdasarkan kemaharajaan maritim
Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan berhasil mempersatukan wilayah barat
Nusantara pada abad 7 sampai dengan abad 12. Selain itu Gelora Sriwijaya ini juga
merupakan markas dari klub sepak bola Indonesia yaitu Sriwijaya FC.

Universitas Sriwijaya
50

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini informan utama yang dijadikan sebagai sumber
informasi berjumlah 4 orang diantaranya yaitu manager Operasional, kepala
pengelola, staf pengelola dan security officer stadion gelora sriwijaya. Sedangkan
untuk informan pendukung berjumlah 4 orang diantaranya yaitu pegawai 2 orang,
pemain bola 1 orang dan penonton 1 orang. Sehingga untuk total informan saya
yaitu 8 orang. Adapun untuk daftar informan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. 1 Karakteristik Informan
Masa
Usia Jenis
No Inisial Kerja Jabatan
(Tahun) Kelamin
(Tahun)
Manager Operasional
1 AG 41 L 5
Stadion Gelora Sriwijaya
Kepala Pengelola Stadion
2 IS 29 L 11
Gelora Sriwijaya
Staf Pengelola Stadion
3 R 26 L 6
Gelora Sriwijaya
Security Officer Stadion
4 P 25 L 5
Gelora Sriwijaya
Kepala Kebersihan Stadion
5 W 34 P 7
Gelora Sriwijaya
Engineering Stadion Gelora
6 D 28 L 6
Sriwijaya
7 RA 23 L 5 Pemain Sepak Bola
Ketua Suporter Sriwijaya
8 EI 43 L 10
Mania

Universitas Sriwijaya
51

4.2.2 Prosedur Tanggap Darurat


Prosedur tanggap darurat adalah tindakan yang dilakukan seseorang bila
terjadi keadaan darurat, baik diketahui secara tertulis dan juga diketahui secara
lisan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa stadion gelora
sriwijaya sudah ada mengenai kebijakan prosedur tanggap darurat namun prosedur
tersebut belum dibuat secara tertulis dan terperinci.
“…secara tertulis belum ada untuk secara lisan ya dilakukan skema yang
dijalankan yang dilaksanakan oleh petugas pengamanan…”(AG)
“…tidak mengetahui kareno belum ado secara tertulis…”(IS)
“…belum ado sih kalau secara tertulis, kalau pas ado event itu pihak
keamanan yang jagoi kalau dk di pakek untuk kegiatan itu katek
penjagaan…”(R)
“…Untuk saat ini belum ada mas, mungkin kedepannya akan dibuat
prosedur tanggap darurat secara tertulis…”(P)
Pengelola stadion gelora sriwijaya telah menyediakan mobil pemadam
kebakaran, alat pemadam api ringan (APAR), hidran dan sprinkler namun untuk
detektor asap atau alarm di stadion gelora sriwijaya belum tersedia untuk upaya
pengendalian maupun penyelamatan ketika terjadi kebakaran.
“…untuk detektor asap atau alarm di stadion gelora sriwijaya itu belom
ada…”(AG)

Gambar 4. 3 Alat Proteksi Kebakaran

Selain itu, di stadion gelora sriwijaya ini sudah terdapat tim tanggap darurat
yang akan menangani upaya pengendalian dan penyelamatan korban jika terjadi
kebakaran. Dimana tim inti tanggap darurat tersebut terdiri dari tim security officer,
pemadam kebakaran, TNI dan Polri serta tenaga medis.

Universitas Sriwijaya
52

“…pada setiap event itu di backup oleh pihak keamanan dan pihak
penyelenggara panitia event seperti steward atau Security officer setiap ada
keadaan darurat yang backupnya pihak keamanan…”(AG)
“…ada itu dari Pemadam kebakaran kalau kesehatan itu dari tenaga medis
adopun pihak pengamanan seperti TNI dan Polri untuk yang mengarahkan
ke pintu keluar itu dari pihak Steward atau security officer…”(IS)
“…kalau di luar kegiatan Timnyo sesamo kami nilah rombongan
Jakabaring inilah kalau ada apo-apo kan. Nah pas ado kegiatan atau event
event itu ado dewek yang jago cak polisi, pemadam kebakaran samo
Security…”(R)
“…Untuk tim khusus pada saat adanya event itu dari pihak
penyelenggaranya yang menyediakan personil mulai dari pihak keamanan,
tim medis dan pemadam kebakaran…”(P)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung di lapangan, maka
dapat disimpulkan bahwa di stadion gelora Sriwijaya sudah memiliki prosedur
tanggap darurat namun belum ada secara tertulis dan sudah ada tim tanggap darurat
yang sudah mempunyai tugas masing-masing seperti pihak keamanan
mengevakuasi para penonton ke tempat yang aman, pemadam kebakaran
memadamkan api jika terjadi kebakaran dan tenaga medis membantu memberikan
pertolongan pertama untuk upaya pengendalian dan penyelamatan jiwa apabila
terjadi keadaan darurat stadion gelora Sriwijaya juga telah menyediakan mobil
pemadam kebakaran, alat pemadam api ringan (APAR), hidran dan sprinkler
namun untuk detektor asap atau alarm di stadion gelora sriwijaya belum tersedia.

Universitas Sriwijaya
53

Selain melakukan wawancara peneliti juga melakukan observasi mengenai prosedur tanggap darurat. Berikut hasil observasi mengenai pintu
keluar di Stadion Gelora Sriwijaya.
Adapun dari hasil observasi langsung yang telah dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Kesesuaian prosedur tanggap darurat di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri Pekerja Umum RI NO.20/PRT/M/2009

Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Terdapat rencana tanggap darurat ✓ Disediakannya pemadam kebakaran, disediakannya medis,
jika ada event atau kegiatan langsung ada pihak keamanan.
Misal terjadi keadaan darurat langsung ditanggapi oleh
pihak yang berwenang. untuk yang mengarahkan ke pintu
keluar itu dari pihak keamanan seperti security dan di bantu
oleh TNI dan Polri
2. Terdapat tim pengaman untuk keadaan darurat ✓ Pada setiap event itu di backup oleh pihak keamanan dan
pihak penyelenggara panitia event. Dalam sepak bola
memiliki bagianya semua, Ada itu dari Pemadam
kebakaran kalau kesehatan itu dari tenaga medis adapun
pihak pengamanan seperti polri untuk yang mengarahkan
ke pintu keluar itu dari pihak security
3. Perencanaan tindakan darurat menjelaskan dengan rinci ✓ Perancangan tindakan darurat belum di jelaskan secara
tentang rangkaian tindakan (prosedur) yang harus rinci contohnya para penghuni gedung belum pernah
dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna mendapatkan sosialisasi, pelatihan maupun simulasi terkait
bangunan dalam setiap keadaan darurat keadaan darurat, selain itu di stadion gelora sriwijaya
belum ada prosedur tanggap darurat dan ada peta jalur
evakuasi tertulis/gambar.

Universitas Sriwijaya
54

Kondisi Aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
4. Perencanaan tindakan darurat memuat informasi tentang ✓ Pada saat ada event atau kegiatan di stadion gelora
daftar panggil keadaan darurat (emergency call) dari sriwijaya panitia penyelenggara menyediakan personil
semua personil yang harus dilibatkan dalam seperti pemadam kebakaran, tim medis, pihak keamanan
merespon keadaan darurat. seperti security, TNI dan Polri.
5. Diadakan sosialisasi atau simulasi tanggap darurat bagi ✓ Stadion Gelora Sriwijaya belum pernah mengadakan
penghuni gedung pelatihan dan simulasi tanggap darurat bagi para penghuni
stadion

Universitas Sriwijaya
55

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung di lapangan yang


dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa di stadion gelora Sriwijaya sudah
memiliki prosedur tanggap darurat namun belum ada secara tertulis dan sudah ada
tim tanggap darurat yang sudah mempunyai tugas masing-masing seperti pihak
keamanan mengevakuasi para penonton ke tempat yang aman, pemadam kebakaran
memadamkan api jika terjadi kebakaran dan tenaga medis membantu memberikan
pertolongan pertama untuk upaya pengendalian dan penyelamatan jiwa apabila
terjadi keadaan darurat stadion gelora Sriwijaya juga telah menyediakan mobil
pemadam kebakaran, alat pemadam api ringan (APAR), hidran dan sprinkler
namun untuk detektor asap atau alarm di stadion gelora sriwijaya belum tersedia.

Universitas Sriwijaya
56

4.2.3 Sarana Jalan Keluar


4.2.3.1 Pintu Keluar
Berdasarkan informasi melalui wawancara mendalam dan observasi
langsung yang dilakukan dengan informan diketahui bahwa stadion gelora
sriwijaya jakabaring memiliki 16 sarana pintu keluar yang terdiri dari 6 pintu keluar
penonton di tribun barat, 6 pintu keluar di tribun timur, 2 pintu keluar di tribun
selatan dan 2 pintu keluar di tribun utara. Tidak hanya itu di stadion gelora sriwijaya
juga memiliki pintu keluar darurat di sebelah kanan dan kiri terdapat di tribun barat
dan timur. Berikut merupakan kutipan wawancara dengan informan.
“…Kalau untuk pintu keluar umum itu ada 6 di tribun barat dan timur
Sedangke untuk di tribun utara itu ada 2 dan tribun selatan 2 juga jadinya
ada 4…”(AG)
“...Dia pintunya kan ada 6 Pilar di Tribun Barat dan Timur ada 2 pintu
keluar di Tribun Utara dan Selatan itulah pintu keluarnya langsung...”(IS)
“...Untuk jumlahnyo kurang tau dek…”(R)
“…Untuk jumlah pintu keluar di stadion ini banyak mas, untuk pintu keluar
umum itu ada 6 di tribun barat, 6 di tribun timur sama 2 di tribun selatan
dan 2 lagi di tribun utara jadi total ada 16 pintu keluar umum…”(P)
“…nah kalo itu kurang tau cuman yang aku tau dari tribun utara samo
selatan itu masing-masing ado 2 pintu keluar…”(EI)
Selain pintu keluar umum, Stadion Gelora Sriwijaya juga sudah tersedia
pintu darurat yang berada di samping kanan dan kiri tribun, jumlah pintu keluar
yang dimiliki yaitu 4 pintu keluar darurat. Berikut merupakan kutipan wawancara
dengan informan.
“…Iya tersedia…”(AG)
“...Tersedia...”(IS)
“…Ado dek…”(R)
“....Untuk pintu darurat iya tersedia mas…”(P)
“...Kurang tau ya...”(D)
“...Caknyo sudah ado...”(RA)
Pintu keluar darurat berada di samping kanan dan kiri tribun, pintu tersebut
biasanya digunakan oleh pemain dan official untuk memasuki stadion, pintu keluar

Universitas Sriwijaya
57

darurat tersebut cukup luas karena memiliki lebar sebesar 280 cm sehingga
mempermudah evakuasi jika terjadi keadaan darurat. Berikut merupakan kutipan
wawancara dengan informan.
“…Pintu keluar darurat itu melalui jalur keluar masuk pemain dan official
yang ada di sebelah kanan dan kiri tribun…”(AG)

“...Di samping tribun itu ado pintu nah itulah di jadike pintu darurat...”(R)

“…Pintu darurat itu ada di jalur keluar masuk pemain dan official mas
yang berada di sudut tribun…”(P)

“...Tidak tau...”(D)

“…di jalur masuk pemain itu biso dijadike pintu darurat karena pintunyo
lebar otomatis mudah untuk evakuasi…”(RA)

“…ada di setiap sudut tribun biasanya digunakan untuk jalur keluar dan
masuk kendaraan…”(EI)
Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi
mengenai pintu keluar umum dan pintu darurat. Berikut hasil observasi mengenai

Universitas Sriwijaya
58

Adapun dari hasil observasi langsung yang telah dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Kesesuaian Pintu di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Pintu pada sarana jalan keluar harus berjenis engsel sisi Stadion gelora sriwijaya
atau pintu ayun ✓ menggunakan pintu yang berjenis
engsel sisi atau pintu ayun
2. Pintu dipasang dan dirancang sehingga mampu
Pintu dapat berayun dan bisa terbuka
berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi ✓
penuh
terbuka penuh
3. Tidak terhalang oleh benda serta mudah dioperasikan dan Mudah dijangkau dan langsung

dijangkau terlihat
5. Pintu darurat menutup sendiri atau menutup otomatis ✓ Tidak menutup otomatis
6. Pintu membuka ke arah jalur jalan keluar dan pintu Pada saat pertandingan dimulai
mutlak harus dapat dikunci agar penonton yang berada di semua pintu ditutup dan 10 menit

dalam terjamin keamanannya dari tindakan tindak anarkis sebelum pertandingan selesai akan di
buka semua ke arah jalur jalan keluar
7. Lebar pintu minimal dirancang agar dalam tempo 5 (lima)
sampai dengan 8 (delapan) menit seluruh tindakan ✓ Memiliki lebar 210 cm
evakuasi darurat dapat berlangsung dengan aman
8. Jarak satu pintu dengan yang lainnya paling banyak 25
meter ✓ Memiliki jarak 21 meter

Universitas Sriwijaya
59

Gambar 4. 4 Pimtu Keluar Darurat

Gambar 4. 5 Pintu Keluar Umum

Universitas Sriwijaya
60

Berdasarkan hasil observasi langsung untuk kesesuaian pintu keluar di


stadion gelora sriwijaya sudah cukup baik karena sudah memenuhi standar atau
kriteria menurut Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7 Tahun 2021
diantaranya pintu keluar telah menggunakan pintu yang berjenis engsel sisi atau
pintu ayun, mudah terjangkau dan langsung terlihat, Pada saat pertandingan di
mulai semua pintu ditutup dan 10 menit sebelum pertandingan selesai akan di buka
semua ke arah jalur jalan keluar, memiliki lebar unit pintu keluar 210 cm dan
masing masing jarak antara pintu 21 meter, namun masih ada kriteria yang belum
terpenuhi yaitu pintu keluar tidak menutup secara otomatis. Di stadion gelora
sriwijaya juga terdapat pintu keluar darurat. Pada komponen pintu darurat sudah
memenuhi beberapa kriteria diantaranya yaitu lebar 280 cm, pegangan pintu tidak
licin dan bukan merupakan tuas putar, tidak ada hambatan atau terhalangi benda
dan pintu membuka ke arah luar menuju ke jalur evakuasi.
4.2.3.1 Tangga
Selain pintu keluar dan pintu darurat di stadion gelora sriwijaya terdapat
tangga biasa yang bisa digunakan penghuni stadion, di setiap pintu keluar itu ada
tangga biasa untuk sarana jalan keluar bagi penghuni. Selain itu Stadion Gelora
Sriwijaya sudah memiliki 4 tangga darurat yang terdiri dari 2 tangga di sebelah
kanan dan kiri tribun barat dan 2 terdapat di sebelah kanan dan kiri tribun timur.
Berikut merupakan kutipan wawancara dengan informan.
“...Sudah ada...”(AG)
“...Ada...”(IS)
“...Ada di kanan dan kiri tribun barat dan timur...”(P)
“...Iya tersedia...”(W)
“...Setau aku ado, ado dipinggiran tribun barat samo timur...”(EI)

Universitas Sriwijaya
61

Adapun dari hasil observasi langsung yang telah dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Kesesuaian Tangga di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Lebar tangga tidak kurang dari 140 cm (seratus empat puluh
✓ Memiliki lebar 260 cm
sentimeter) atau untuk 3 (tiga) orang
2. jumlah anak tangga paling sedikit 3 (tiga) buah, paling banyak Memiliki 26 anak tangga namun
16 (enam belas) buah terdapat bordes penghubung tepat setelah
✓ anak tangga ke 13. Lebar bordes sebesar
260 cm
3. Bila lebar tangga lebih besar dari pada 180 cm (seratus delapan Lebar tangga 260 cm namun tidak

puluh sentimeter), harus diberi pagar pemisah di tengah diberi pagar pemisah
4. Tinggi tanjakan tangga paling sedikit diambil 15 cm(lima belas
✓ Tinggi tanjakan di stadion 15 cm
sentimeter), paling banyak 17 cm (tujuh belas sentimeter)
5. Lebar pijakan tangga paling sedikit 30 cm (tiga puluh
✓ Lebar pijakan tangga di stadion 30 cm
sentimeter)
6. Tersedia space bebas yang cukup untuk persiapan di awal dan Memiliki space yang cukup lebar

akhir tangga untuk di awal dan diakhir tangga
7. Akses untuk penyandang disabilitas termasuk tangga dan
koridor diatur tersendiri secara khusus mengingat fasilitas Sudah tersedia akses khusus untuk
untuk penyandang disabilitas tidak ditempatkan di zona umum ✓ penyandang disabilitas termasuk
yang bercampur dengan publik tangga dan koridor

Universitas Sriwijaya
62

Gambar 4. 6 Tangga Darurat

Gambar 4. 7 Tangga Keluar Umum

Universitas Sriwijaya
63

Berdasarkan hasil observasi langsung pada komponen tangga keluar biasa


sudah cukup baik, dimana sudah memenuhi beberapa kriteria yaitu memiliki lebar
260 cm, memiliki 13 anak tangga, tinggi tanjakan tangga 15 cm, memiliki lebar
pijakan tangga 30 cm dan memiliki space cukup lebar untuk di awal dan di akhir
tangga serta tersedianya akses untuk penyandang disabilitas termasuk tangga dan
koridor, namun masih ada kriteria yang belum terpenuhi yaitu lebar tangga 260 cm
namun tidak diberi pagar pemisah. Selain tangga keluar biasa di stadion gelora
sriwijaya terdapat tangga darurat, tangga tersebut menggunakan koridor dan jalur
keluar disabilitas jadi belum memenuhi beberapa kriteria sebagai tangga.
4.2.3.3 Exit Route
Exit route atau rute evakuasi berperan penting demi kelancaran dalam
melakukan evakuasi. Berdasarkan observasi yang dilakukan, Stadion Gelora
Sriwijaya belum memiliki tanda arah evakuasi sehingga jika terjadi keadaan darurat
penghuni yang ada di stadion akan kesulitan untuk melakukan proses evakuasi.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan informan.
“…jadi untuk rute evakuasi nyo dari tribun itu mereka masuk ke pintu
keluar yang sudah disediakan papan petunjuk exit di setiap tribun itu ado
dan jugo yang mengadakan event mereka yang mengadakan personil yaitu
Steward atau security officer untuk mengarahkan keluar stadion…”(IS)
“…rute evakuasinya bisa langsung keluar Tribun lewat Tangga darurat
yang di lapangan atau turun Lewat tangga ke pintu keluar umum yang ada
6 pilar…”(AG)
“…Untuk arah jalan keluar bisa melalui pintu keluar umum yang ada di
setiap tribun jika tidak memungkinkan bisa lewat tangga darurat yang ada
di tribun lalu keluar melalui pintu darurat…”(P)
“…kalo untuk jalan keluar dari ruang ganti, jalan ke arah lobby utama lalu
keluar melalui pintu utama…”(RA)
Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi
mengenai rute jalan keluar (exit route) pada . Berikut hasil observasi mengenai exit
route di Stadion Gelora Sriwijaya.

Universitas Sriwijaya
64

Adapun dari hasil observasi langsung yang telah dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Kesesuaian Koridor di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun 2021
NO Elemen Kondisi aktual

Ya Tidak Keterangan
1. Permukaan lantai tidak boleh licin, harus terbuat dari Permukaan lantai di stadion gelora
bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air ✓ sriwijaya tidak licin karena menggunakan
bahan keramik yang cukup kasar
2. Lebar koridor ditentukan paling sedikit 180 cm (seratus
delapan puluh sentimeter), agar kursi roda atau tandu
✓ Memiliki lebar 600 cm
evakuasi medik bisa bermanuver dengan aman dan
lancar.
3. Cukup terang, serta tidak boleh dicat warna gelap ✓ Permukaan koridor cukup terang
4. Bebas hambatan ✓ Tidak memiliki hambatan

Universitas Sriwijaya
65

Gambar 4. 8 Lantai Koridor

Universitas Sriwijaya
66

Berdasarkan hasil observasi langsung untuk komponen koridor dan jalan


keluar sudah cukup baik sebab telah memenuhi kriteria-kriteria seperti kondisi
Permukaan lantai di stadion gelora sriwijaya tidak licin karena menggunakan bahan
keramik yang cukup kasar, lantai koridor cukup terang dan memiliki lebar koridor
sebesar 600 cm, borders antar tangga sebesar 260 cm serta bebas dari hambatan.
sehingga mempermudah dalam proses evakuasi penghuni di dalam stadion gelora
sriwijaya apabila kemungkinan terjadi keadaan darurat. Akan tetapi belum terdapat
tanda petunjuk keluar sepanjang jalan menuju pintu keluar yang ada di Stadion.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa exit route pada Stadion Gelora Sriwijaya
tidak memenuhi syarat rute jalan keluar (exit route) berdasarkan Peraturan Menteri
Pemuda dan Olahraga No 7 Tahun 2021. Maka dari itu sebaiknya pihak yang
berwenang membuat petunjuk rute evakuasi (exit route) yang sesuai dengan
Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7 Tahun 2021 pada Stadion agar
memudahkan penghuni yang berada di dalam gedung dalam upaya menyelamatkan
diri ketika terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya.
4.2.4 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar (Exit)
Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam yang
dilakukan, bahwa tanda petunjuk arah keluar atau tanda “EXIT” sudah ada
diletakan di koridor di dekat pintu atau tangga keluar Sehingga mudah untuk
diakses dan dilihat oleh para penghuni stadion gelora sriwijaya jakabaring. Berikut
merupakan kutipan wawancara dengan informan.
“…untuk tanda exit biasa itu diletakkan di koridor untuk penonton turun
atau di dekat pintu keluar…”(AG)
“...dari pintu keluar umum itu dia selalu ada di dekat tangga...”(IS)
“di koridor dekat pintu keluar”(W)
“di deket pintu keluar ado tando exit”(RA)
“...setiap pintu keluar pasti ado tulisan exit...”(EI)
Letak petunjuk EXIT mudah untuk dilihat karena letaknya sudah strategis.
“...mudah sih…”(R)
“...Iya mudah dilihat...”(W)
“…Cukup mudah…”(D)
“…Lumayan dalam arti kalo rame itu kurang kelihat…”(EI)

Universitas Sriwijaya
67

Adapun didapatkan hasil observasi langsung yang dilakukan di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Kesesuaian Rambu-Rambu di Stadion Gelora Sriwijaya Peraturan Pemerintah NO 50 Tahun 2012
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Rambu jalur evakuasi ✓ Belum memiliki rambu jalur evakuasi
2. Rambu penempatan APAR ✓ Belum memiliki rambu penempatan APAR
3. Peta jalur evakuasi ✓ Belum memiliki Peta jalur evakuasi
4. Rambu titik kumpul ✓ Belum memiliki Rambu titik kumpul

Tabel 4. 7 Kesesuaian tanda petunjuk arah jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya SNI 03-6574 tahun 2001
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Keterangan
1. Ada rambu petunjuk arah pada sarana jalan keluar ✓ Memiliki rambu petunjuk
2. Lokasi pemasangan ditempatkan pada arah menuju ✓ Penempatan ditempatkan di koridor dekat pintu
tempat amandan di lokasi yang mudah terbaca keluar dan tangga jadi mudah ditemukan
3. Warna petunjuk arah jelas dan terang berwarna hijau dan ✓ Tanda petunjuk EXIT berwarna hijau dan putih
putih terang
4. Pada setiap lokasi dipasang tanda arah dengan indikator ✓ Tidak ada tanda arah dengan indikator arah
arah
5. Tanda petunjuk bisa dibaca pada mode pancahayaan ✓ Bisa dibaca pada kondisi pencahayaan normal
normal dan darurat dan darurat
6. Tanda petunjuk arah EXIT berukuran ≥10 cm dengan ✓ Ukuran tanda petunjuk EXIT sudah sesuai dengan
lebar h u r u f pada kata EXIT ≥5 cm kriteria

Universitas Sriwijaya
68

Gambar 4. 9 Rambu Keluar (Exit)

Universitas Sriwijaya
69

Berdasarkan hasil observasi langsung untuk petunjuk arah jalan keluar atau
tanda “EXIT” di stadion gelora sriwijaya sudah cukup baik karena sudah memenuhi
kriteria yaitu Penempatan ditempatkan di koridor dekat pintu keluar dan tangga jadi
mudah ditemukan, tanda petunjuk EXIT kontras berwarna hijau dan putih terang,
tanda petunjuk bisa dibaca pada kondisi pencahayaan normal dan darurat serta
Ukuran tanda petunjuk EXIT sudah sesuai dengan kriteria.
Selain itu, dari hasil observasi langsung yang dilakukan untuk komponen
rambu-rambu masih belum memenuhi kriteria seperti Rambu jalur evakuasi,
Rambu penempatan APAR, Peta jalur evakuasi dan rambu titik kumpul, sehingga
akan menghambat proses evakuasi dan saat menyelamatkan diri masing – masing.
Perlunya melengkapi rambu – rambu yang belum tersedia. Berikut adalah rambu –
rambu yang perlu dipasang di stadion gelora sriwijaya.

Gambar 4. 10 Rambu Sarana Jalan Keluar

Universitas Sriwijaya
70

4.2.5 Titik Kumpul (Assembly Point)


Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan, diperoleh
bahwa di stadion gelora sriwijaya belum memiliki tanda titik kumpul (assembly
point) secara jelas. hanya saja ketika terjadi keadaan darurat petugas di lokasi yang
akan mengalokasikan penghuni stadion menuju tempat yang lebih aman.
“…belum ado paling Plaza inilah jadi tempat titik kumpul…”(R)
“...belum ada dan belum ditentukan...”(AG)
“...belum ada, sekarang lagi diusahakan untuk membuat itu, di plaza
utama...”(IS)
“...Kalau untuk tanda titik kumpul kayaknya belum ada soalnya tidak
pernah lihat...”(D)
“...Belum ado...”(EI)
Stadion Gelora Sriwijaya menyediakan tempat titik kumpul sementara jika
terjadi keadaan darurat yaitu di area perimeter yang cukup jauh dari bangunan
stadion, plaza utama dan area parkiran kendaraan. Berikut hasil wawancara yang
dilakukan dengan informan.
“...di area perimeter stadion sama di area plaza...”(AG)
“...untuk titik kumpul jika terjadi keadaan darurat kita evakuasi para
penonton itu ke luar area stadion yang jauh dari bangunan misalnya area
parkiran atau di halaman plaza...”(P)
“...di area luar stadion itu ada halaman yang luas...”(W)
“...paling ya di halaman parkir stadion itu cukup luas...”(D)

Universitas Sriwijaya
71

Adapun hasil observasi langsung yang dilakukan di lapangan terkait letak titik kumpul di stadion gelora sriwijaya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 8 Kesesuaian Titik Kumpul (Assembly Point) di Stadion Gelora Sriwijaya NFPA 101
NO Elemen Kondisi aktual
Ya Tidak Keterangan
1. Tersedia petunjuk tempat berhimpun ✓ Stadion gelora sriwijaya belum
2. Tempat terbuka yang jauh dari bahaya ✓ memiliki titik kumpul jika terjadi
keadaan darurat, namun terdapat area-
3. Terbebas dari bahaya asap, api dan pemicu kebakaran ✓
lainnya. area atau perimeter yang cukup luas di
4. Mudah dijangkau ✓ luar stadion yang dapat dijadikan titik
5. Terdapat beberapa titik kumpul yang digunakan untuk ✓ kumpul sementara jika terjadi keadaan
Evakuasi
darurat. Berdasarkan hasil observasi,
titik kumpul tersebut belum memenuhi
syarat dikarenakan tidak terdapat
rambu petunjuk yang bertuliskan
“Assembly Point”

Universitas Sriwijaya
72

Gambar 4. 11 Titik Kumpul (Assembly Point) Sementara

Universitas Sriwijaya
73

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan mengenai titik


kumpul dapat disimpulkan bahwa stadion gelora sriwijaya belum memiliki titik
kumpul (assembly point) dan belum memenuhi syarat karena seluruh indikator
tidak terpenuhi. Akan tetapi terdapat area atau perimeter stadion yang cukup luas
sehingga bisa digunakan untuk menampung seluruh penghuni stadion ketika terjadi
keadaan darurat. Area atau perimeter tersebut telah memenuhi beberapa kriteria
seperti Tempat terbuka yang jauh dari bahaya, terbebas dari asap, api dan pemicu
kebakaran lainnya serta mudah dijangkau karena terletak pada setiap pintu keluar
stadion.
Dalam menentukan lokasi rambu titik kumpul (assembly point), hal yang
harus diperhatikan yaitu letak arah angin. Berikut arah angin tersebut berdasarkan
data BMKG kota Palembang tahun 2023
Tabel 4. 9 Arah Angin
Tahun Arah Angin
2020 Ke barat
2021 Ke barat
2022 Ke barat
2023 Ke barat

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa arah angin pada tahun
2023 menuju ke barat. Maka dari itu pemilihan lokasi rambu titik kumpul tidak
ditujukan ke arah barat. Pemilihan rambu titik kumpul (assembly point)
ditempatkan pada area atau perimeter cukup luas yang terdapat di plaza utama dan
area perimeter lainnya yang terdapat di luar bangunan stadion gelora sriwijaya
segaris lurus dengan setiap pintu keluar yang ada di stadion.
4.2.6 Waktu Evakuasi
Pengukuran waktu evakuasi di Stadion Gelora Sriwijaya menggunakan
skenario apabila terjadi keadaan darurat dan dilakukan dengan cara melihat rute
sesuai dengan exit route yang telah dibuat menggunakan skenario apabila terjadi
keadaan darurat. Adapun data-data Stadion Gelora Sriwijaya Hotel sebagai berikut:
1. Jumlah orang ada 10.000
2. Jumlah lantai adalah 4
3. Jarak antar lantai 355 cm (11,64 ft)

Universitas Sriwijaya
74

4. Terdapat 6 tangga keluar di tribun barat yang mengarah ke 6 pintu keluar


umum
5. Luas lapangan sepak bola 105 x 68 (344 x 223 ft)
6. Luas lantai 6000 m2
7. Luas bangunan 39.996 m2
8. Lebar tangga adalah 260 cm
9. Lebar pintu keluar 210 cm
10. Lebar leading borders adalah 260 cm (8,53 ft)
11. Lebar koridor 600 cm atau 6 meter
12. Tinggi anak tangga 15 cm (5,9 inci)
13. Lebar pijakan anak tangga 30 cm (11,8 inci)
14. Jarak dari tangga ke pintu keluar 200 cm atau 2 meter
15. Jarak dari tangga ke titik kumpul 3000 cm atau 30 meter
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan tangga keluar umum di stadion gelora
sriwijaya menuju pintu keluar untuk mengarah ke titik kumpul
1. Menghitung pergerakan orang di koridor
a. Menghitung beban hunian (D)
Jumlah orang 10.000
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 = Jumlah lantai = 6000𝑚2 = 1.6 Orang/m2
Diperoleh hasil pada perhitungan diatas, beban hunian (D) pada
Stadion Gelora Sriwijaya yaitu 1,6 orang/m2 hal ini sejalan dengan NFPA
101 beban hunian tidak lebih dari 4,6 m2/orang.
b. Maksimum kecepatan orang di koridor
S = k- (a x k x D)
S = 1.40 m/s – (0.266 m2 x 1,40m/s x 1,6 m2/orang)
S = 1,40 m/s – 0,59
S = 0,81 m/s
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan bahwa
kecepatan perjalanan orang di koridor (S) sebesar 0.81 m/s dimana
ketetapan nilai untuk koridor (k) 1,40m/s dan nilai konstanta (a) 0,266
m2/orang dan nilai D sebesar 1,6 m2/orang. Dari hasil perhitungan
yang telah dilakukan didapatkan bahwa kecepatan (k) 1,40 m/s dan
konstanta (a) 0,266 m2/orang dan nilai D sebesar 1,6 m2/orang.
c. Menghitung laju spesifikasi (Fs)
Fs = S x D
Fs = 0,81 m/s x 1,6 orang/m2
Fs = 0,50 orang/m/s

Universitas Sriwijaya
75

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan terkait spesifikasi aliran


setiap orang yang melewati jalan keluar. Hal ini dipengaruhi oleh
kecepatan pergerakan orang (S) serta beban hunian (D) sehingga hasil Fs
yaitu 0,50 orang/m/s.
d. Menghitung lebar efektif (we)
We = lebar koridor – halangan
We = 600 cm – 50 cm
We = 550 cm = 5,5 meter
Pada saat melakukan proses evakuasi sangat dipengaruhi oleh
rintangan yang terdapat pada koridor ketika penghuni gedung mengakses
jalur tersebut. Pada perhitungan diasumsikan rintangan yangterdapat pada
koridor memiliki nilai 50, diperoleh hasil perhitungan yaitu 550 cm atau
5,5 meter.
e. Menghitung laju kalkulasi koridor (Fc)
Fc = Fs x We
Fc = 0,50 orang/m/s x 5,5 meter
Fc = 2,75 orang/s
Laju kalkulasi (Fc) merupakan perkiraan yang menjelaskan tentang
mobilitas rata-rata sejumlah orang yang mengakses rute evakuasi. Pada
perhitungan diatas didapatkan hasil laju kalkulasi yaitu 2,75 orang/s.
f. Menghitung waktu orang melintas koridor (Tp)
Jumlah orang
𝑇𝑝 = Fc
1000
𝑇𝑝 = = 363,63 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2,75
Tp adalah waktu yang digunakan penghuni gedung untuk
mengakses koridor, pada perhitungan yang telah dilakukan didapatkan
hasil yaitu 185,81 detik.
g. Menghitung waktu escape
Stadion Gelora Sriwijaya memiliki 16 tempat keluar, yaitu dengan
melewati tangga di setiap pintu keluar umum.
Tp
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑠𝑐𝑎𝑝𝑒 =
Jumlah tempat keluar

Universitas Sriwijaya
76

363,63 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑠𝑐𝑎𝑝𝑒 = = 22,72 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
16
Berdasarkan perhitungan di atas diasumsikan dalam sebuah
koridordi Stadion Gelora Sriwijaya dengan estimasi jumlah 1000 orang
yang berada di satu koridor, waktu yang ditempuh dari koridor mengarah
ke tangga yaitu 22,72 detik.
2. Menghitung perkiraan penumpukan di tangga dan pintu keluar
Perhitungan ini menggunakan perkiraan pergerakan semua orang secara
bersama di setiap lantai dan di waktu yang sama. Maka dengan demikian akan
diketahuinya waktu antrian pada tangga.
a. Lebar Efektif Tangga dan Pintu
Wetangga = lebar tangga – halangan
Wetangga = 260 – 9
Wetangga = 251 cm = 2,51 meter
Perhitungan lebar efektif pada tangga dengan mencermati rintangan
yang terdapat pada tangga tersebut, dalam hal ini rintangan yang ditemui
adalah pegangan pada tangga dengan nilai 9. Diperoleh hasil lebar efektif
tangga yaitu 2,51 m.
Wepintu = lebar pintu – halangan
Wepintu = 210 - 0
Wepintu = 210 cm = atau 2,1 meter

Berdasarkan hasil perhitungan lebar pintu dengan mencermati


rintangan yang terdapat pada pintu, pada perhitungan ini rintanganyang
temui tidak terdapat adanya rintangan pada jalur tersebut diperoleh hasil
lebar bersih pintu adalah 2,1 meter.
b. Perkiraan melewati sebuah tangga Fctangga
Fs = Fsm = 0,50 orang/s/m
Fctangga = Fsm x Wetangga
Fctangga = 0,50 orang/s/m x 2,51 meter
Fctangga = 1,25 orang/s
Fc adalah estimasi aliran orang yang melalui tangga yang
dihasilkan dari perhitungan aliran spesifik maksimum (Fsm) dengan

Universitas Sriwijaya
77

konstanta Fsm yaitu 0,50 orang/s/m dikali dengan lebar efektif tangga
yaitu 2,51 meter. Didapatkan hasil estimasi aliran orang yang melalui
tangga adalah 1,25 orang/s.
c. Perkiraan melewati sebuah pintu (Fcpintu)
Fs = Fsm = 1,3 orang/m/s
Fcpintu = Fsm x Wepintu
Fcpintu = 1,3 orang/m/s x 2,1 m/s
Fcpintu = 2,73 orang/s
Perkiraan aliran orang yang melalui pintu adalah hasil perhitungan
aliran spesifik atau konstanta fsm dengan nilai 1,3 orang/s/m dikali dengan
lebar pintu efektif 2,1 meter. Hasil perhitungan menunjukkan perkiraan
aliran orang yang melalui pintu adalah 2,73 orang/s. Dari hasil perhitungan
laju kapasitas tangga dan pintu, Fc pintu lebih kecil dari laju kapasitas
tangga maka perhitungan laju kapasitas dinyatakan dengan Fc = 2,73
orang/s.
d. Perkiraan kecepatan pergerakan pada tangga (s)
S = k – (a x k x D)
S = 1,16 m/s – (0,266m2/orang x 1,16 x 1,6 m2/orang)
S = 1,16 m/s – 0,49 = 0,67 m/s
Diperoleh nilai pada perhitungan yang telah dilakukan bahwa
estimasi pergerakan orang di tangga (S) yaitu 0,67 m/s dengan nilai
konstanta untuk tangga (k) 1,16 m/s dan nilai konstanta (a) 0,266 m2/orang
serta nilai D yaitu 1,6 m2/orang.
e. Perhitungan jarak lantai ke lantai melewati tangga (Td)
Td = tinggi lantai ke lantai x cf + (2x landing bordes)
Td = 11,64ft x 2,08 (2 x 8,53ft)
Td = 41,27ft = 12,57 meter
Perkiraan jarak lantai ke lantai dengan melalui tangga (Td) adalah
estimasi jarak antar lantai jika ditempuh melewati tangga dengan
menghitung tinggi antar lantai (11,54 ft) yang di kali dengan konstanta
cf/convention factor 2,08 lalu ditambah dengan 2x dari lebar landing
bordes (8,53 ft), sehingga didapatkan nilai Td 41,27 ft atau 12.57 meter

Universitas Sriwijaya
78

f. Waktu tempuh pada tangga


Td 12,57 m
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ = = = 18,76 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
S 0,67

Waktu tempuh pada tangga ialah waktu yang diperlukan penghuni


untuk mencapai tangga keluar. Diperoleh dari perhitungan diatas, hasil
untuk waktu tempuh pada tangga adalah 18,76 detik.
g. Perkiraan jumlah orang yang ada di tangga
Jumlah orang = Fc x Td
Jumlah orang = 2,73 orang/s x 12,57 meter
Jumlah orang = 34,31 orang = 34 orang
Jarak antara tangga keluar yang mengarah ke titik kumpul
(Assembly Point) adalah 3000 cm atau 30 meter maka perhitungan waktu
tempuh sebagai berikut :
Jarak 30 m
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ = = = 44,7 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
S 0,67

3. Perhitungan laju jalur


Dengan estimasi seluruh penghuni gedung mempunyai laju kecepatan 1 m/s,
seluruh penghuni di stadion gelora sriwijaya dianggap mampu mencapai tangga
setelah 363,63 detik atau 6,05 menit. Dalam waktu 18,76 detik sebanyak 34 orang
sudah berada di tangga seluruh tribun dengan Fc 1,25 orang/s dan 966 orang sisanya
sedang mengantri di depan pintu masuk tangga di setiap lantai. Maka dapat dibuat
estimasi waktu evakuasi yang dibutuhkan, yaitu sebagai berikut:
a. Pada saat 363,63 detik atau 6,06 menit semua orang telah dievakuasi dari
lantai 4
b. Pada saat 382,39 detik atau 6,37 menit aliran awal penghuni telah berada
di lantai 3.
c. Pada saat 401,15 detik atau 6,68 menit semua orang telah dievakuasi dari
lantai 3 dan telah berada di lantai 2
d. Pada saat 419,91 detik atau 6,99 menit semua orang telah dievakuasi dari
lantai 2 dan telah berada di lantai 1
e. Pada saat 438,67 detik atau 7,31 menit semua orang telah dievakuasi dari
Stadion Gelora Sriwijaya

Universitas Sriwijaya
79

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan untuk melakukan proses


evakuasi penghuni dari lantai 4 hingga menuju pintu keluar dengan total
penghuni 10.000 orang dibutuhkan waktu 438,67 detik atau 7,31 menit. Hal ini
sejalan dengan Peraturan Menteri Pemuda dan olahraga No 7 Tahun 2021 yaitu
evakuasi para penghuni stadion tidak lebih dari 8 menit.

Universitas Sriwijaya
80

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
5.1.1 Prosedur Tanggap Darurat
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan mengenai prosedur
tanggap darurat di stadion gelora sriwijaya diperoleh informasi bahwa stadion
tersebut sudah memiliki prosedur tanggap darurat ketika, namun prosedur tersebut
belum ada secara tertulis. Penyusunan prosedur tanggap darurat sangat penting dan
berkaitan dengan pedoman untuk mengambil tindakan atau langkah yang harus
dilakukan ketika terjadi keadaan darurat (Mufida & Martiana 2019)
Oleh karena itu, prosedur tanggap darurat di stadion gelora sriwijaya harus
dibuat dengan jelas agar mudah dipahami oleh penonton dan penghuni yang ada di
stadion gelora sriwijaya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Lubis et.al, 2019) bahwa prosedur tanggap darurat ini dibuat supaya saat terjadi
keadaan darurat maka para pegawai dan penonton bisa melakukan tindakan yang
tepat. Prosedur ini dilakukan tidak hanya ketika terjadi keadaan darurat saja, namun
juga ketika melakukan simulasi tanggap darurat kebakaran, huru hara dan bencana
alam, dimana prosedur tanggap darurat harus dibuat dengan jelas dan ringkas agar
mempermudah penggunaannya pada saat keadaan darurat. Selain itu berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh (Said Handayana Maulana & Kurniawan Bina
Suroto 2016) menyebutkan bahwa prosedur tanggap darurat yang ideal mencakup
informasi tentang potensi bahaya, informasi tentang fasilitas dan peralatan proteksi
yang ada, organisasi peran dan tanggung jawab, sistem pemberitahuan, prosedur
untuk menangani situasi darurat berdasarkan jenisnya, pembentukan sistem
komando darurat serta koordinasi serta internal maupun eksternal dan lain-lain. Hal
ini tentu belum sesuai dengan prosedur tanggap darurat yang ada di stadion gelora
sriwijaya.
Adapun diagram alur (flowchart) prosedur tanggap darurat kebakaran yang
coba digambarkan dalam mengatasi apabila terjadi keadaan darurat di stadion gelora
sriwijaya.

Universitas Sriwijaya
81

Keadaan darurat

Terjadi Huru- Melihat Titik


Hara Api

Mengevakuasi Menghubungi Menghubungi Mengevakuasi


Penghuni Pihak Pihak Pemadam Penghuni
Stadion Keamanan Kebakaran Stadion

Mengamankan suporter Tindakan


Evakuasi ke yang memprovokasi Pemadaman dengan Evakuasi ke
Titik Kumpul atau melakukan menggunakan mobil Titik Kumpul
yang Ada tindakan anarkis dan pemadam atau
v di yang Ada di
Plaza utama petugas keamanan yang APAR Plaza utama
dan Area lain dapat bernegosisasi dan Area
Parimeter dengan kerumunan Parimeter
suporter agar suasana Api Berhasil
kembali kondusif Dipadamkan

Huru Hara Tidak Ada KORBAN


Huru Hara
Terkendali Tidak
Terkendali
Ada
Tidak Ada Tetap
KORBAN
Tenang
Sampai Kirim
Situasi ambulan dan
Ada Memberhentikan pertandingan Aman dan tim medis, di
Tetap
Tenang dan membubarkan para Terkendali beri
Kirim Sampai penonton secara manusiawi pertolongan
ambulan dan Situasi pertama dan
tim medis, di Aman dan membawa
beri Terkendali korban ke RS
pertolongan Terdekat
pertama dan
membawa
korban ke RS
Terdekat

Gambar 5. 1 Diagram Alur (flowchart) Prosedur Tanggap Darurat


Pembentukan tim tanggap darurat penting dilakukan untuk menanggulangi
keadaan darurat kebakaran huru hara dan bencana alam pada tahap awal (Nugraha
Ranggi 2019) Stadion gelora sriwijaya sudah ada tim tanggap darurat yang sudah
mempunyai tugas masing-masing seperti pihak keamanan mengevakuasi para
penonton ke tempat yang aman, pemadam kebakaran memadamkan api jika terjadi
kebakaran dan tenaga medis membantu memberikan pertolongan pertama untuk
upaya pengendalian dan penyelamatan jiwa apabila terjadi keadaan darurat stadion
gelora sriwijaya juga telah menyediakan mobil pemadam kebakaran, alat pemadam

Universitas Sriwijaya
82

api ringan (APAR), hidran dan sprinkler namun untuk detektor asap atau alarm di
stadion gelora sriwijaya belum tersedia.
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum No. 20 tahun 2009 Prosedur
evakuasi dan prosedur penyelamatan merupakan bagian dari prosedur keadaan
darurat yang sebaiknya dibuat dalam bentuk tertulis. Stadion gelora sriwijaya belum
membuat secara tertulis terkait prosedur keadaan darurat. Prosedur keadaan darurat
perlu dicetak dan dipasang di setiap tribun di stadion. Pencetakan prosedur tersebut
bertujuan untuk memberikan informasi bagi seluruh orang yang sedang berada di
stadion terkait upaya penyelamatan diri dalam keadaan darurat kebakaran, huru
hara dan bencana alam sehingga apabila terjadi keadaan darurat maka penghuni
yang berada di dalam stadion dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
Selain itu untuk mempermudah pihak stadion dalam memberikan
penjelasan kepada pengunjung terkait prosedur tanggap darurat maka sebaiknya
penjelasan tersebut dibuat dalam bentuk video safety induction dan ditampilkan
pada tv led dan video tersebut ditayangkan pada saat sebelum pertandingan dimulai
dan pada saat pertandingan selesai di babak pertama agar lebih efektif. Sejalan
dengan keterangan Pengurus Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(A2K3), Edi Priyanto Perlu mencermati dan memperhatikan kesiapan infrastruktur
stadion yang mengacu pada Peraturan Menteri PUPR 26/ 2008. Melakukan kajian
ulang risiko terhadap jumlah dan jalur evakuasi, lebar pintu masuk tribun yang
ideal, petunjuk evakuasi yang ditandai garis menyala Hal yang tidak kalah penting
adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang safety induction dan
briefing. Di dalamnya juga menyangkut evakuasi keadaan darurat bagi penonton.
Stadion Gelora Sriwijaya memiliki risiko kebakaran yang cukup tinggi,
sumber pengapian potensial yang ada di stadion mulai dari perilaku para penonton
yang merokok serta membawa dan menghidupkan flare gun atau kembang api di
stadion yang berisiko menyebabkan kebakaran, rongga di bawah area tempat duduk
penonton sering digunakan untuk penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
Mereka juga dapat menumpuk limbah atau sampah seperti kemasan makanan dan
minuman sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran, tidak hanya itu terdapat
area yang berisiko tinggi kebakaran di stadion adalah ruang boiler pemanas sentral,
penyimpanan bahan bakar, pupuk, cat, cairan pembunuh serangga dan tabung gas

Universitas Sriwijaya
83

yang digunakan untuk tujuan medis. Selain itu keadaan darurat di stadion tidak
hanya terjadi akibat kebakaran saja namun terdapat faktor atau kejadian lain seperti
bencana alam contohnya gempa bumi, huru hara contohnya kerusuhan antar
suporter dan aparat kepolisian, kejadian ini sering kali terjadi pada saat
pertandingan sepak bola. Banyaknya kerugian yang akan ditimbulkan jika terjadi
keadaan darurat di stadion gelora sriwijaya diantaranya material atau nilai
bangunan dan aset yang rusak akibat keadaan darurat, ekonomi atau kerugian
finansial akibat tidak mampu berjalannya bisnis dan mendapatkan citra negatif
selamanya akibat dampak dari kejadian tersebut.
Untuk meminimalisir potensi bahaya yang dapat mengakibatkan keadaan
darurat seperti kebakaran, huru hara dan bencana alam. Sebaiknya pihak keamanan
stadion harus memperketat keamanan di pintu masuk stadion dengan memeriksa
barang-barang yang dibawa oleh penonton, serta mengawasi para penonton,
sehingga tidak terjadinya bahaya yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan huru
hara antar penonton. Selanjutnya pihak pengelola melakukan inspeksi secara
berkala di area yang rentan terbakar seperti ruang boiler pemanas sentral,
penyimpanan bahan bakar, pupuk, cat, cairan pembunuh serangga dan tabung gas
yang digunakan untuk tujuan medis. Selain itu untuk meminimalisir bahaya jika
terjadi pihak pengelola stadion sebaiknya melengkapi prosedur tanggap darurat
yang diperlukan dan mengadakan sosialisasi atau simulasi tanggap darurat bagi
penghuni stadion agar proses evakuasi dan penyelamatan dapat terlaksana dengan
baik.
5.1.2 Sarana Jalan Keluar
5.1.2.1 Pintu Keluar
Sarana penyelamatan diri merupakan sarana pada gedung dapat digunakan
oleh penghuni untuk menyelamatkan diri saat keadaan darurat. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh informasi bahwa sarana jalan keluar di stadion gelora sriwijaya
terdiri dari lift, tangga, tangga darurat, dan koridor yang cukup luas. selain itu
terdapat pintu keluar umum dan pintu darurat, pada tribun barat dan timur masing
masing memiliki 6 sarana pintu keluar umum dan 2 sarana pintu darurat yang
terdapat di kanan dan kiri tribun barat dan timur. Selanjutnya untuk di tribun selatan
dan utara masing masing terdapat 2 pintu keluar umum.

Universitas Sriwijaya
84

Hasil penelitian yang dilakukan (Pratama Agus 2016) menunjukkan


bahwa terdapat 3 buah pintu keluar yang ada di gedung Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan dan tidak ada pintu khusus yang digunakan apabila
terjadi darurat kebakaran. Tidak semua pintu dapat difungsikan sebagai sarana
penyelamatan jiwa saat terjadinya darurat kebakaran sehingga perlu
dipertimbangkan dengan memperhatikan banyaknya penghuni dan pintu mana yang
lokasinya paling dekat dengan titik kumpul. Berdasarkan hasil observasi terkait
lebar ukuran pintu umum dan pintu darurat yang ada di stadion gelora sriwijaya
didapatkan bahwa pintu keluar umum memiliki lebar 210 cm, jarak antara pintu
satu ke pintu lain yaitu memiliki jarak lebih dari 25 meter yakni 21 meter.
Sedangkan untuk pintu darurat yang berada di stadion gelora sriwijaya sudah cukup
baik karena memiliki lebar 280 cm, pegangan pintu tidak licin, tidak ada benda
yang menghalangi pintu dan pintu membuka langsung menuju ke arah jalur
evakuasi, namun di stadion gelora sriwijaya belum menerapkan pintu yang
membuka atau menutup otomatis sehingga pintu keluar belum memenuhi kriteria
dari peraturan menteri pemuda dan olahraga, sebaiknya pihak pengelola stadion
menerapkan pintu yang membuka atau menutup secara otomatis sesuai standar
peraturan menteri pemuda dan olahraga dan apabila menerapkan pintu otomatis
dapat menghemat banyak ruang, kemudahan akses pintu lewat fitur digital,
menghemat waktu dan penggunaannya lebih praktis. Cara kerja pintu otomatis
dengan menggunakan sistem sensor. Adanya sensor yang di pasang di sekitar pintu,
membuat pintu akan otomatis terbuka saat objek mendekat dan terjangkau oleh
sensor, sebaliknya, saat objek menjauh dan berada di luar jangkauan sensor maka
pintu akan otomatis menutup. Sejalan dengan pernyataan Presiden direktur
sekaligus stadium safety and security Unitri Cipta, Timmy Setiawan
mengungkapkan jenis pintu tribun dan pintu stadion yang dipakai seharusnya pintu
stadion menggunakan central lock yang otomatis terbuka jika dihadapkan pada
kondisi darurat. Pintu yang bagus yaitu pintu yang bisa segera dibuka, kalau dibuka
harus sama pihak keamanan-nya tidak bagus. Buka tutupnya harus sesuai kondisi.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 26 Tahun 2008 bahwa
sarana jalan keluar harus ada pada semua bangunan gedung agar dapat digunakan
oleh penghuni yang berada di dalam bangunan untuk proses penyelamatan diri

Universitas Sriwijaya
85

dengan waktu yang cukup, sehingga ketika terjadi keadaan darurat maka proses
penyelamatan diri bisa berlangsung dengan aman tanpa ada hambatan. Hal ini
sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan, bahwa penempatan pintu keluar dan
pintu darurat di stadion gelora sriwijaya dapat dijangkau dengan mudah dan tidak
terhalang oleh benda atau hambatan lainnya yang dapat mempersulit proses
evakuasi apabila terjadi keadaan darurat sehingga hal ini sudah memenuhi
persyaratan sebagai pintu keluar dan pintu darurat sesuai dengan Peraturan Menteri
Pemuda dan Olahraga No 7 Tahun 2021.
5.1.2.2 Tangga
Stadion gelora sriwijaya terdiri dari 4 lantai, memiliki tangga umum yang
berada di setiap lantai pada pintu keluar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh (Ritma Siwi Miranti & Mardiana 2018), Hotel Grasia Semarang memiliki
tangga darurat yang digunakan pada saat terjadi kebakaran sebanyak satu buah
tangga darurat di tiap lantainya. Dari hasil observasi tangga tersebut sudah
memenuhi standar Peraturan Menteri Pekerja Umum No.26 Tahun 2008 dan SNI
03-1746-2000 sebesar 70%. Penelitian yang dilakukan oleh (Emiliyanto, Tonyka
Maharani & Utari 2019) menunjukkan bahwa tangga darurat di Mal Cinere Depok
memiliki tingkat kesesuaian sebesar 0%. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
tangga darurat. Tangga yang tersedia di Mal Cinere Depok hanyalah tangga yang
biasa digunakan untuk jalur akses pengunjung mal menuju antar lantai.
Berdasarkan hasil observasi dimana tangga umum di stadion gelora
sriwijaya sudah cukup baik dengan memiliki lebar 260 cm, memiliki 26 anak tangga
namun terdapat bordes penghubung tepat setelah anak tangga ke 13. Lebar bordes
sebesar 210 cm, lebar anak tangga tidak terlalu pendek yaitu 30 cm dan tinggi anak
tangga yaitu 15 cm, memiliki space yang cukup lebar untuk di awal dan diakhir
tangga serta sudah tersedia akses khusus untuk penyandang disabilitas termasuk
tangga dan koridor. Selain itu di stadion gelora sriwijaya memiliki tangga darurat
namun belum cukup baik karena tangga darurat belum memenuhi persyaratan
sebagai tangga yang mengacu pada Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7
Tahun 2021. Tangga darurat dilengkapi dengan pagar pengaman yang tingginya
100 cm dan lebar sebesar 180 cm, namun tangga darurat tersebut menggunakan

Universitas Sriwijaya
86

tangga dan koridor untuk disabilitas jadi tangga darurat di stadion gelora sriwijaya
belum memenuhi kriteria.
5.1.2.3 Exit Route
Stadion gelora sriwijaya memiliki sarana 16 pintu keluar umum, 4 pintu
keluar darurat yang berada di ujung setiap tribun, tangga umum terdapat di setiap
lantai pada pintu keluar dan memiliki 4 sarana tangga darurat yang masing- masing
berada di ujung kanan dan kiri tribun timur dan barat di bagian depan gedung, dan
2 tangga di bagian sayap kanan stadion. Berdasarkan hasil stadion gelora sriwijaya
belum memiliki sarana jalan keluar (exit route) secara tertulis. Maka dari itu perlu
dibuat sarana jalan keluar (exit route) untuk memudahkan penghuni yang berada di
dalam stadion untuk keluar dari bangunan tersebut ketika terjadi keadaan darurat.
Kondisi koridor yang ada di stadion gelora sriwijaya sudah cukup lebar dan bebas
dari hambatan serta kondisi lantai tidak licin sehingga tidak akan menghambat saat
dilakukan proses evakuasi menuju pintu keluar, pintu darurat dan tangga umum
serta tangga darurat apabila terjadi keadaan darurat. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Rahadian et al. 2016) bahwa penghuni yang berada
di bangunan apartemen X bisa dengan mudah mengakses sarana jalan keluar
menuju tempat evakuasi dikarenakan koridor yang ada pada bangunan sudah cukup
memadai yang besarannya sudah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pemuda
dan Olahraga No 7 Tahun 2021 sehingga memudahkan penghuni yang berada
didalam bangunan untuk menuju ke pintu dan tangga. Koridor yang ada ini
berfungsi menjadi akses untuk ke segala arah termasuk pintu darurat dan tangga
darurat.
Response positif penghuni yang ada di dalam bangunan jika terjadi
keadaan darurat adalah bersikap tenang dan berpikir. Namun Response negatif
penghuni jika terjadi kebakaran diprediksi mereka akan panik dan melakukan
penyelamatan diri melalui tempat keluar atau pintu yang tersedia. Perancangan exit
route untuk menuju titik kumpul pada stadion gelora sriwijaya dibuat berdasarkan
tempat keluar atau pintu yang sudah tersedia. Maka dari itu perancangan exit route
dibuat melewati banyak jalur keluar karena di stadion gelora sriwijaya banyak
memiliki pintu keluar umum dan juga terdapat 4 pintu keluar darurat yang terletak
di ujung tribun stadion gelora sriwijaya. Exit route dibuat dengan melalui banyak

Universitas Sriwijaya
87

jalur dikarenakan penghuni pastinya akan mencari tempat keluar atau pintu yang
terdekat dengan posisi mereka saat terjadi keadaan darurat.
5.1.3 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar (Exit)
Petunjuk arah jalan keluar merupakan tanda yang memberikan petunjuk
arah keluar dari lokasi gedung berupa tulisan dan gambar. Tanda ini biasanya
berada di lorong-lorong yang berada di dalam gedung atau berada di persimpangan
jalan korido. Petunjuk arah keluar berfungsi sebagai pemberi petunjuk atau rambu
yang cukup jelas untuk mengarahkan ke jalan keluar (exit) (Septian Hadi,
Widjasena & Suroto 2015)
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa stadion gelora
sriwijaya sudah memiliki tanda keluar yang ada di setiap lantai, tanda petunjuk ini
berupa tanda “EXIT” untuk menunjukkan akses keluar stadion. Tanda exit di
pasang di koridor setiap lantai dekat dengan pintu keluar umum. Pada penelitian
yang dilakukan oleh (Yunita Astrianti & Elwindra 2019) di Rumah Sakit Awal Bros
Bekasi Barat, setiap lantai gedung Utama RS Awal Bros Bekasi Barat memiliki
tanda penunjuk arah jalan keluar berupa kaca fiber yang berwarna hijau dengan
tulisan “EXIT” berwarna putih, tanda “EXIT” tersebut dekat dengan pintu darurat.
Pemenuhan persyaratan petunjuk arah telah sesuai dengan standar SNI 03-7011-
2004, diketahui bahwa tingkat pemenuhan persyaratan petunjuk arah di RS Awal
Bros Bekasi telah sesuai persyaratan dengan skor 100%. Hal tersebut sejalan
dengan hasil observasi yang dilakukan bahwa tanda petunjuk arah jalan keluar atau
tulisan tanda “EXIT” di Stadion Gelora Sriwijaya ini kontras berwarna hijau dengan
tulisan berwarna putih. Penempatan tanda arah keluar ini sudah strategis dan mudah
dilihat oleh penghuni bangunan sehingga akan mempermudahkan saat proses
evakuasi. Sehingga dalam hal ini stadion gelora sriwijaya sudah memenuhi standar
pemasangan tanda arah keluar sesuai dengan SNI 03-6574-2001.
Tanda petunjuk arah jalan keluar merupakan tanda yang berfungsi untuk
mengarahkan penghuni yang ada di dalam bangunan agar tidak bingung untuk
mencari jalan keluar apabila terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya
(Mufida & Martiana 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Seitiadi,
(Septiadi, Sunarsih & Camelia 2014) menyatakan dalam keadaan panik ketika
terjadi keadaan darurat salah satunya pada bangunan gedung dikhawatirkan

Universitas Sriwijaya
88

penghuni gedung kesulitan untuk proses evakuasi menuju jalan keluar terutama
bagi orang yang belum mengetahui bagaimana keadaan dari gedung itu sendiri
sehingga dalam hal ini tanda “EXIT” berperan penting untuk menginformasikan
tanda akses keluar.
Letak tanda petunjuk arah jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya sudah
baik dan strategis, dimana lokasi pemasangan tanda “EXIT” ini berada di lorong
koridor dekat pintu keluar menuju jalan keluar di stadion. Tanda “EXIT” ini
tepatnya berada di setiap lantai di dekat pintu keluar umum sehingga dapat dilihat
penghuni yang berada di dalam stadion dan memudahkan saat proses evakuasi
ketika terjadi keadaan darurat. Tanda “EXIT” ditulis dengan huruf kapital dengan
tinggi tidak lebih dari 15 cm, tebal huruf tidak kurang dari 2 cm, lebar tidak kurang
dari 5 cm, dan warna petunjuk arah nyata dan kontras berwarna hijau dan putih.
Sehingga dalam hal ini Stadion Gelora Sriwijaya sudah memenuhi persyaratan
standar pemasangan rambu petunjuk arah jalan keluar sesuai dengan standar SNI
03-6574-2001.
Stadion gelora sriwijaya belum memiliki rambu titik kumpul dan peta jalur
evakuasi serta masih ada beberapa rambu lain yang belum di pasang seperti rambu
jalur evakuasi dan penempatan APAR. Sehingga dalam hal ini stadion gelora
sriwijaya belum memenuhi kriteria dalam pemasangan rambu rambu yang sesuai
dengan Peraturan Pemerintah NO 50 Tahun 2012. Hal ini sejalan dengan penelitian
(Jieprang 2016) Hasil dari temuan menunjukan, jika elemen evakuasi darurat di
stadion Si Jalak Harupat yaitu tangga darurat dan rambu-rambu evakuasi sulit
ditemukan, dikenali dan dibaca, maka legibilitas dari elemen-elemen evakuasi
darurat akan rendah. Dengan demikian perlu ada perbaikan untuk meningkatkan
legibilitas elemen elemen evakuasi darurat. Perbaikan tersebut adalah dengan
meningkatkan kemudahan menemukan dan mengenali tangga darurat dan rambu
evakuasi darurat. Desain lingkungan sekitar tangga darurat sedemikian hingga
perhatian penonton dapat dengan mudah mengenali dan mengingat tangga darurat
dan rambu evakuasi. Selain desain lingkungan sekitar tangga, juga dapat dengan
memberikan alat simbolik untuk tangga darurat. Menambahkan denah ASD (anda
sedang di sini) di banyak titik untuk memberikan petunjuk kepada penonton

Universitas Sriwijaya
89

mengenai lokasi jalur evakuasi terutama di dekat pintu masuk dan tangga menuju
tribun.
5.1.4 Titik Kumpul (Assembly Point)
(Peraturan Pemerintah Kesehatan RI NO 48 Tahun 2016) bahwa langkah
pertama dalam rencana tanggap darurat adalah merencanakan titik kumpul yang
meliputi rencana evakuasi yang mengarahkan pekerja ke mana harus berkumpul
ketika dalam keadaan darurat dan diperintahkan untuk melakukan evakuasi.
Menurut National Fire Protection Association tempat berhimpun adalah tempat di
area sekitar atau diluar lokasi yang dijadikan sebagai tempat berhimpun atau
berkumpul setelah proses evakuasi pada saat terjadi kebakaran. Tempat berhimpun
harus aman dari bahaya kebakaran dan keadaan darurat lainnya, memiliki tanda
petunjuk tempat berhimpun serta memiliki luas yang sesuai yaitu 0,3 m2 per orang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan hasil wawancara, dapat
diketahui bahwa pada Stadion Gelora Sriwijaya belum memiliki rambu titik kumpul
(assembly point). Dikarenakan belum adanya rambu titik kumpul maka akan
menghambat proses evakuasi ketika terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya
karena penghuni tidak mengetahui dimana tempat berkumpul ketika terjadi
kebakaran. Hal tersebut serupa dengan penelitian Randika (2019) bahwa titik
kumpul (assembly point) wajib dan sangat penting di area Apartemen Universitas
Sriwijaya karena saat terjadi keadaan darurat kebakaran atau lainnya penghuni
dapat menentukan arah untuk berkumpul dan mempermudah melakukan
perhitungan jumlah orang yang telah dievakuasi. Penentuan lokasi titik kumpul
(assembly point) harus memperhatikan keamanan dan terlindung dari bahaya asap,
api dan jauh dari reruntuhan bangunan.
Stadion gelora sriwijaya memiliki area yang cukup luas yaitu berada di
area perimeter dan plaza utama, area ini bisa dijadikan tempat titik kumpul karena
berdasarkan observasi saya area tersebut telah sesuai dengan kriteria dari National
Fire Protection Association yaitu tempat terbuka yang jauh dari bahaya reruntuhan,
di area tersebut memiliki jarak 50 cm dari bangunan stadion, Terbebas dari bahaya
asap, api dan pemicu kebakaran lainnya dan mudah dijangkau serta memiliki luas
yang sesuai yaitu 0,3 m2 per orang.

Universitas Sriwijaya
90

Untuk menentukan lokasi titik kumpul maka harus memperhatikan arah


angin sehingga ketika terjadi kebakaran kobaran api dan asap tidak terbawa oleh
angin . Menurut (Rohmah & Sufianto 2018) tata letak titik kumpul harus memiliki
jarak aman yaitu minimal 10 m dari pintu keluar dan maksimal 20 meter dari pintu
keluar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Kelas I kota Palembang bahwa arah angin pada tahun 2021
bergerak ke arah barat dan pada tahun 2022 serta 2023 angin juga bergerak ke arah
barat di wilayah Sumatera Selatan. Maka dari itu perancangan titik kumpul di
Stadion Gelora Sriwijaya tidak berada di sebelah barat gedung dan harus dipasang
rambu penanda dengan ukuran 40 cm x 60 cm dengan latar kontras berwarna hijau.
Perancangan letak titik kumpul berdasarkan (Peraturan Menteri Pekerja
Umum dan Perumahan Rakyat RI NO 14 Tahun 2017) dengan memperhatikan jarak
minimum titik berkumpul dari bangunan gedung adalah 20 m bertujuan agar
penghuni dan pengunjung gedung terhindar dari reruntuhan, memiliki akses menuju
ke tempat yang lebih aman, tidak menghalangi dan mudah dijangkau oleh
kendaraan tim medis dan mobil pemadam kebakaran, titik kumpul dapat berupa
jalan atau ruang terbuka. Titik kumpul atau assembly point perlu dilakukan
pemasangan letak titik kumpul secara jelas di sekitar Bangunan Stadion Gelora
Sriwijaya bertujuan ketika terjadinya keadaan darurat penghuni gedung dapat
langsung menuju letak titik kumpul dikarenakan letaknya yang mudah dijangkau
dan mudah dilihat oleh penghuni gedung agar mempermudah proses menghitung
jumlah orang yang telahkeluar atau yang telah di evakuasi. Pihak pengelola Stadion
Gelora Sriwijaya perlu melakukan perancangan atau membuat letak titik kumpul
yang berada di sekitar halaman plaza utama, di area perimeter maupun area
parkiran kendaraan dan memperhatikan arah angin, serta memperhatikan
pemeliharaan letak titik kumpul agar selalu dalam kondisi yang aman sebagai
tempat berkumpul sementara pada saat terjadinya proses evakuasi dalam keadaan
darurat yang terjadi di Stadion Gelora Sriwijaya.
5.1.5 Waktu Evakuasi
Menurut Permen PU No. 26 Tahun 2008, waktu evakuasi adalah perkiraan
waktu untuk penghuni yang berada di gedung untuk menyelamatkan diri ke tempat
yang aman dihitung sejak keadaan darurat dimulai. Perhitungan diawali dengan

Universitas Sriwijaya
91

pengukuran beban hunian atau density (D). Beban hunian merupakan tolak ukur
kepadatan orang yang berada di jalur evakuasi yang dikemukakan dalam orang per
unit area (m2 ). kemudian pada saat hasil beban hunian (D) diperoleh, selanjutnya
adalah menghitung kecepatan berjalan orang (S) yang melewati sarana jalan keluar
S = k – (a x k x D) yang mana k merupakan konstanta dengan nilai (k) untuk sarana
jalan keluar yaitu 1,40 orang/m2 dan (a) merupakan konstanta yang ditetapkan
yakni 0,266 m2 /orang. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan laju pergerakan
spesifikasi orang (Fs) saat melewati jalan keluar. Fs dihitung untuk menghitung laju
kalkulasi pada waktu melalui koridor (Fc). Stadion Gelora Sriwijaya memiliki 4
lantai dengan luas 6000 m2 . Terdapat sarana pintu keluar dari stadion yang
berjumlah 16 buah yang berada setiap penjuru Stadion Gelora Sriwijaya dengan
estimasi penghuni gedung berjumlah 10.000 orang. Stadion Gelora Sriwijaya telah
dilengkapi dengan sarana penyelamatan jiwa berupa tangga darurat, pintu darurat,
petunjuk keluar (EXIT). Selain itu di stadion juga sudah disediakan proteksi
kebakaran aktif seperti Hydrant, APAR dan Sprinkler, namun di stadion gelora
sriwijaya belum tersedia alarm asap atau smoke detektor.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Tambunan & Sudradjat
2020) Perhitungan waktu evakuasi adalah waktu yang digunakan oleh seluruh
penghuni bangunan untuk mencapai keluar dari bangunan menggunakan jalur yang
tersedia menuju ketempat yang aman. Secara umum waktu evakuasi dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu kecepatan tempuh dan jarak tempuh. Berdasarkan hasil
observasi langsung dan perhitungan waktu evakuasi di Stadion Gelora Sriwijaya
menggunakan standar SFPE 3rd edition Handbook Of Fire Protection Engineer
Tahun 2002 diperoleh hasil bahwa perhitungan waktu evakuasi yang dibutuhkan
untuk semua orang yang ada di dalam stadion sampai menuju ke pintu keluar adalah
waktu 438,67 detik atau 7,31 menit. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri
Pemuda dan olahraga No 7 Tahun 2021 yaitu evakuasi para penghuni stadion tidak
lebih dari 8 menit.

Universitas Sriwijaya
92

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Stadion Gelora Sriwijaya sudah memiliki prosedur tanggap darurat dan tim
tanggap darurat namun prosedur tersebut belum ada secara tertulis dan
terperinci yang ditempel atau dipasang di setiap ruangan dan koridor.
Pembinaan, pelatihan, dan simulasi tanggap darurat di stadion gelora
sriwijaya belum pernah dilakukan namun dari pihak pengelola stadion
gelora sriwijaya sudah berupaya ingin mengadakan kegiatan tersebut, baru
diassesment saja tapi belum dilaksanakan.
2. Stadion Gelora Sriwijaya memiliki 16 pintu keluar terbagi menjadi 4
tribun, tribun barat dan timur masing-masing memiliki 6 pintu keluar
sedangkan tribun utara dan selatan masing-masing memiliki 2 pintu
keluar. Selain itu di stadion gelora sriwijaya memiliki 4 pintu keluar
darurat yang ada di samping kanan dan kiri tribun. Pintu keluar umum d
sudah memenuhi kriteria sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan
Olahraga No 7 Tahun 2021
3. Stadion Gelora Sriwijaya memiliki tangga yang ada di setiap pintu keluar
Berdasarkan hasil observasi tangga yang ada di Stadion sudah memenuhi
persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7
Tahun 2021. Selain itu di stadion terdapat 4 tangga darurat yang ada di
samping kanan dan kiri tribun, namun tangga darurat belum memenuhi
persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7.
4. Jalan keluar (exit route) exit route sudah memenuhi kriteria sesuai dengan
Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 7. Selain itu di Stadion Gelora
Sriwijaya belum memiliki tanda arah evakuasi sehingga jika terjadi
keadaan darurat penghuni yang ada di stadion akan kesulitan untuk
melakukan proses evakuasi
5. Tanda petunjuk arah jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya sudah ada
dan terpasang di tiap lantai. Hal ini sudah sesuai dengan standar
pemasangan rambu petunjuk arah jalan keluar dari SNI 03-6574-2001.

Universitas Sriwijaya
93

6. Stadion Gelora Sriwijaya belum memiliki rambu titik kumpul (assembly


point). Pengelola dan pihak keamanan Stadion menyediakan tempat titik
kumpul sementara jika terjadi keadaan darurat yaitu di area perimeter
yang cukup jauh dari bangunan stadion, plaza utama dan area parkiran
kendaraan
7. Waktu evakuasi penghuni dari lantai 4 di Stadion Gelora Sriwijaya hingga
menuju pintu keluardibutuhkan waktu 438,67 detik atau 7,31 menit. Hal
ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pemuda dan olahraga No 7 Tahun
2021 yaitu evakuasi para penghuni stadion tidak lebih dari 8 menit.
6.2 Saran
1. Membuat dokumen prosedur tanggap darurat secara tertulis dan membuat
denah atau peta evakuasi yang dilengkapi dengan nomor penting yang
dapat dihubungi jika terjadi keadaan darurat dan ditempelkan pada setiap
ruangan dan koridor yang ada di Stadion Gelora Sriwijaya
2. Pihak yang berwenang memberikan simulasi atau sosialisasi berupa video
safety induction mengenai tanggap darurat kepada pegawai dan penonton
di Stadion Gelora Sriwijaya
3. Membuat dan memasang sarana evakuasi seperti rambu petunjuk jalur
evakuasi pada rute jalan keluar (exit route) dan menambahkan tanda exit
dengan indikator arah serta cara penggunaan APAR di setiap penempatan
APAR yang ada di Stadion Gelora Sriwijaya
4. Membuat dan memasang pintu otomatis dengan menggunakan central lock
yang otomatis terbuka jika dihadapkan pada kondisi darurat, dengan
adanya pintu otomatis dapat menghemat waktu dan penggunaanya lebih
praktis
5. Membuat dan memasang rambu titik kumpul (Assembly Point) yang
disesuaikan dengan persyaratan yang ada dan dengan memperhatikan arah
mata angin yang berlokasi di bagian perimeter dan plaza utama yang
terdapat di luar stadion agar penghuni gedung tidak kesulitan mencari
titik kumpul

Universitas Sriwijaya
94

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, 2014, Metode penelitian kualitatif : sebuah upaya mendukung


penggunaan penelitian kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu, Rajawali
Pers, 2017.
Bungin Burhan, 2007, Penelitian kualitatif : Komunikasi, ekonomi, kebijakan
publik, dan ilmu sosial lainnya, Kencana, 2007, Jakarta.
Dian Putra Ariska, 2021, ‘Perancangan Skenario Evakuasi Keadaan Darurat
di Gedung Kuliah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya.’
Emiliyanto, O., Tonyka Maharani, F. & Utari, D., 2019, Analisis Implementasi
Sistem Proteksi Aktif, Sarana Penyelamatan Jiwa dan Pengorganisasian
sebagai Bagian dari Upaya Mitigasi Kebakaran di Mal Cinere Depok
Tahun 2018, vol. 11.
FIFA, 2012, FIFA Stadium Safety and Security Regulations.
Ida Suryani, 2021, Analisis implementasi emergency Response Plan
kebakaran di Hotel X Palembang.
Jieprang, F., 2016, ‘Evaluasi Paska Guna Dengan Penekanan Pada Aspek
Fungsional Evakuasi Darurat’, JURNAL ARTEKS, vol 1, No 1, 69–82.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No :186 Tahun, 1999, ‘Unit
Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja’.
Keputusan Menteri Pekerja Umum N0:10/KPTS/, 2000, Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
Miranda Tegar Permana, 2021, ‘Perancangan Skenario Evakuasi Keadaan
Darurat di Gedung Dekanat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya.’
Mufida, M.R. & Martiana, T., 2019, ‘Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di
GEDUNG Administrasi Perusahaan Listrik’, The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health, 8(1), 47.
NFPA 101, 2000, NFPA 101® Life Safety Code®.
Notoatmodjo Soekidjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka
Cipta.

Universitas Sriwijaya
95

Nugraha Ranggi, 2019, ‘Penerapan Sistem Manajemen Kebakaran di


PT.Adiluhung Saranasegera Indonesia, Bangkalan’, The Indonesian
Journal of Occupational Safety and Health, 7(3), 378.
Peraturan Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat RI NO 14 Tahun,
2017, ‘Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung’.
Peraturan Menteri Pekerja Umum No:26/PRT/M/, 2008, Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:20/PRT/M/, 2009, Pedoman Teknis
Manajemen Proteksi Kebakaran di perkotaan.
Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 7 Tahun, 2021, ‘Standar
Prasarana dan Sarana Stadion dan Lapangan Sepak Bola’.
Peraturan Pemerintah Kesehatan RI NO 48 Tahun, 2016, Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun, 2005, Peraturan Pelaksanaan.
Pratama Agus, 2016, ‘Perancangan Sarana Penyelamatan Diri dan Keburuhan
APAR Pada Darurat Kebakaran di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan’, The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health,
Vol. 5, No. 1, 21–30.
Priceonomics, 2014, ‘The Deadliest Soccer Matches in History’.
Putri Dinda Salsabisa, 2021, ‘Perancangan emergency Response Plan
kebakaran pada Perpustakaan pusat Universitas Sriwijaya Indralaya’,
Putri Dinda Salsabila.
Rahadian, E.Y., Fitra Astrini, Z., Rikyatama, B. & Arafah, M., 2016, ‘Evaluasi
Desain Jalur Evakuasi Pengguna Bangunan Dalam Kondisi Darurat Pada
Bangunan Apartemen X’, Reka Karsa, Online Institut Teknologi
Nasional.
Ramli, S., 2010, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Dian
Rakyat, Jakarta.
Ramli Soehatman, 2010, Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran, Dian
Rakyat, Jakarta.
Ritma Siwi Miranti & Mardiana, 2018, ‘Penerapan Sistem Proteksi Aktif dan
Sarana Penyelamatan Jiwa Sebagai Upaya Pencegahan Kebakaran’,
HIGEIA 2 (1).
Rohmah, F. & Sufianto, D.H., 2018, Sistem Keamanan Kebakaran pada
Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Universitas Sriwijaya
96

Said Handayana Maulana & Kurniawan Bina Suroto, 2016, Analisis


Manajemen Pelaksanaan Pada Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat di
Gedung Perkantoran X, vol. 4.
Septiadi, H., Sunarsih, E. & Camelia, A., 2014, Analisis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan di Universitas
Sriwijaya Kampus Indralaya Tahun 2013.
Septian Hadi, M., Widjasena, B. & Suroto, 2015, ‘Analisis Struktur Bangunan
Yang Ditinjau Dari Tangga Darurat Pada Pusat Perbelanjaan Mesra Indah
Samarinda’, Kesehatan Masyarakat, 3(2), 2356–3346.
SFPE 3rd edition, 2002, SFPE handbook of fire protection engineering,
National Fire Protection Association.
SNI 03-1735-, 2000, ‘Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses
lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.’
SNI 03-6571-, 2001, ‘Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan
Gedung.’
SNI 03-6574-, 2001, Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda
arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung.
Sugiono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta,
Bandung.
Tambunan, L. & Sudradjat, I., 2020, ‘Penggunaan Atrium pada Bangunan
Rumah Sakit Bertingkat dan Pengaruhnya terhadap Keselamatan Jiwa
terhadap Bahaya Kebakaran’, 18(1).
Undang Undang Republik Indonesia No 28 Tahun, 2002, Bangunan Gedung.
Undang-Undang Republik Indonesia No 24 Tahun, 2007, Penanggulangan
Bencana.
Winarti Ambar, 2022, ‘Simulasi Penanggulangan Kebakaran Dengan Alat
Sederhana Pada Siswa Siswi MI Muhammadiyah Kalikotes Klaten’,
Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol.2, No.1.
Yunita Astrianti & Elwindra, 2019, ‘Gambaran Penerapan Sistem Tanggap
Darurat Kebakaran Di RS Awal Bros Bekasi Barat’, Jurnal Persada
Husada Indonesia, 6(23).

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

97
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS IMPLEMENTASI RENCANA TANGGAP DARURAT


(EMERGENCY RESPONSE PLAN) DI STADION GELORA SRIWIJAYA
KOTA PALEMBANG

Panduan Wawancara Informan Kunci

Tanggal Wawancara :

Waktu Wawancara :

Pewawanca :

Identitas Informan :

1) Nama Inisial Informan :


2) Jabatan/Jenis Pekerjaan :
3) Jenis Kelamin :
4) Usia :
5) Masa Kerja :

Tertanda Bersedia Menjadi Informan:

Signature informan,

(……………………………………)
Nik.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Petunjuk Umum Wawancara
1. Ucapkan terima kasih atas ketersediannya.
2. Jelaskan tujuan wawancara mendalam.
3. Wawancara di pandu oleh peneliti.
4. Informan bebas mengeluarkan pendapat.
5. Dijelaskan bahwa pendapat, saran dan pengalaman informan sangat
berharga.
6. Dalam wawancara tidak ada jawaban antara benar/salah.
7. Lakukan perkenalan dua arah, baik peneliti atau informan.
B. Pokok Bahasan
1. Prosedur tanggap darurat
a. Bagaimana prosedur tanggap darurat atau Langkah-langkah yang yang
dilakukan oleh pihak pengamanan atau pengelola saat keadaan darurat?
b. Apakah ada secara tertulis/gambar prosedur tanggap darurat ketika terjadi
kebakaran ?
c. Apakah terdapat tim khusus yang menangani upaya pengendalian dan
penyelamatan korban jika terjadi keadaan darurat secara umum seperti
kebakaran? jika ada, pihak mana saja yang terlibat dalam upaya tersebut?
2. Apakah pernah dilakukan simulasi atau pelatihan tanggap darurat di Stadion
Gelora Sriwijaya?
3. Pintu Keluar
a. Apakah di stadion gelora sriwijaya telah tersedia pintu darurat ?
b. Dimana saja letak pintu keluar darurat yang anda ketahui di Stadion Gelora
Sriwijaya?
c. Menurut anda apakah letak pintu keluar yang ada di Stadion Gelora
Sriwijaya strategis dan mudah dilalui?
4. Tangga Darurat
a. Apakah di Stadion Gelora Sriwijaya telah tersedia tangga daruat?
b. Berapa jumlah tangga darurat yang ada di Stadion Gelora Sriwijaya?
5. Arah Jalan Keluar (Exit Route)
a. Apakah anda mengetahui kemana arah jalan keluar untuk menyelamatkan
diri jika terjadi keadaan darurat di Stadion Gelora Sriwijaya?
b. Jelaskan rute jalan keluar ketika terjadi keadaan darurat?
c. Apakah jalan keluar tersebut mudah untuk dilalui?
6. Tanda Petunjuk Arah Jalan Kelauar (Exit Sign)
a. Apakah Anda mengetahui adanya petunjuk jalan keluar/exit yang adadi
Stadion Gelora Sriwijaya?
b. Dimana biasanya diletakkan tanda petunjuk exit di Stadion Gelora
Sriwijaya?
c. Apakah petunjuk Eksit mudah ditemukan?
7. Titik Kumpul (Assembly Point)
a. Apakah terdapat tempat titik kumpul/assembly point di Stadion Gelora
Sriwijaya?
b. Dimana lokasi titik kumpul (assembly point) jika terjadi keadaan darurat
pada Stadion Gelora Sriwijaya?
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS IMPLEMENTASI RENCANA TANGGAP DARURAT
(EMERGENCY RESPONSE PLAN) DI STADION GELORA SRIWIJAYA
KOTA PALEMBANG

Panduan Wawancara Informan Pendukung


Tanggal Wawancara :

Waktu Wawancara :

Pewawancara :

Identitas Informan :

1) Nama Inisial Informan :


2) Jabatan/Jenis Pekerjaan :
3) Jenis Kelamin :
4) Usia :
5) Masa Kerja :

Tertanda Bersedia Menjadi Informan:

Signature informan,

(……………………………………)
Nik.
PEDOMAN WAWANCARA
C. Petunjuk Umum Wawancara
1. Ucapkan terima kasih atas ketersediannya.
2. Jelaskan tujuan wawancara mendalam.
3. Wawancara di pandu oleh peneliti.
4. Informan bebas mengeluarkan pendapat.
5. Dijelaskan bahwa pendapat, saran dan pengalaman informan sangat
berharga.
6. Dalam wawancara tidak ada jawaban antara benar/salah.
7. Lakukan perkenalan dua arah, baik peneliti atau informan.
D. Pokok Bahasan
1. Prosedur tanggap darurat
a. Apakah anda mengetahui prosedur apabila terjadi keadaan darurat?
b. Apakah Anda pernah diberikan informasi, pelatihan atau simulasi mengenai
prosedur tanggap darurat di stadion gelora sriwijaya
c. Apakah ada secara tertulis/gambar prosedur tanggap darurat ketika terjadi
keadaan darurat?
d. Apakah terdapat tim khusus yang menangani upaya pengendalian dan
penyelamatan korban jika terjadi keadaan darurat secara umum seperti
kebakaran? jika ada, pihak mana saja yang terlibat dalam upaya tersebut?
2. Pintu Keluar
a. Apakah di stadion gelora sriwijaya telah tersedia pintu darurat ?
b. Dimana saja letak pintu keluar yang anda ketahui di Stadion Gelora
Sriwijaya?
c. Menurut anda apakah letak pintu keluar yang ada di Stadion Gelora
Sriwijaya strategis dan mudah dilalui?
3. Tangga Darurat
a. Apakah di Stadion Gelora Sriwijaya telah tersedia tangga daruat?
b. Berapa jumlah tangga darurat yang ada di Stadion Gelora Sriwijaya?
4. Arah Jalan Keluar (Exit Route)
a. Apakah anda mengetahui kemana arah jalan keluar untuk menyelamatkan
diri jika terjadi keadaan darurat di Stadion Gelora Sriwijaya?
b. Jelaskan rute jalan keluar ketika terjadi keadaan darurat?
c. Apakah jalan keluar tersebut mudah untuk dilalui?
5. Tanda Petunjuk Arah Jalan Kelauar (Exit Sign)
a. Apakah Anda mengetahui adanya petunjuk jalan keluar/exit yang adadi
Stadion Gelora Sriwijaya?
b. Dimana biasanya diletakkan tanda petunjuk exit di Stadion Gelora
Sriwijaya?
c. Apakah petunjuk Eksit mudah ditemukan?
6. Titik Kumpul (Assembly Point)
a. Apakah terdapat tempat titik kumpul/assembly point di Stadion Gelora
Sriwijaya?
b. Dimana lokasi titik kumpul (assembly point) jika terjadi keadaan darurat
pada Stadion Gelora Sriwijaya?
Lampiran 2 Lembar Observasi Penelitian
Kesesuaian prosedur tanggap darurat di Stadion Gelora Sriwijaya PERMEN
PU RI NO.20/PRT/M/2009
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Ket
1. Terdapat rencana tanggap darurat
2. Terdapat tim pengaman untuk keadaan darurat
3. Perencanaan tindakan darurat menjelaskan dengan rinci
tentang rangkaian tindakan (prosedur) yang harus
dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna
bangunan dalam setiap keadaan darurat
4. Perencanaan tindakan darurat memuat informasi tentang
daftar panggil keadaan darurat (emergency call) dari
semua personil yang harus dilibatkan dalam
merespon keadaan darurat.
5. Diadakan pelatihan tanggap darurat bagi penghuni
gedung
6. Dilakukan sosialisasi penyelamatan diri ketika terjadi
Keadaan darurat

Kesesuaian Pintu di Stadion Gelora Sriwijaya


PERMENPORA Nomor 7 Tahun 2021
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Ket
Pintu pada sarana jalan keluar harus berjenis engsel sisi
1.
atau pintu ayun
Pintu dipasang dan dirancang sehingga mampu
2. berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi
terbuka penuh
Tidak terhalang oleh benda serta mudah dioperasikan dan
3.
dijangkau
5. Pintu darurat menutup sendiri atau menutup otomatis
Pintu membuka ke arah jalur jalan keluar dan pintu mutlak
6. harus dapat dikunci agar penonton yang berada di dalam
terjamin keamanannya dari tindakan tindak anarkis
Lebar pintu minimal dirancang agar dalam tempo 5 (lima)
7. sampai dengan 8 (delapan) menit seluruh tindakan
evakuasi darurat dapat berlangsung dengan aman
Jarak satu pintu dengan yang lainnya paling banyak 25
8. meter
Kesesuaian Tangga di Stadion Gelora Sriwijaya
PERMENPORA Nomor 7 Tahun 2021
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Ket
Lebar tangga tidak kurang dari 140 cm (seratus empat
1.
puluh sentimeter) atau untuk 3 (tiga) orang
jumlah anak tangga paling sedikit 3 (tiga) buah, paling
2.
banyak 16 (enam belas) buah
Bila lebar tangga lebih besar dari pada 180 cm (seratus
3. delapan puluh sentimeter), harus diberi pagar pemisah di
tengah
Tinggi tanjakan tangga paling sedikit diambil 15 cm(lima
4. belas sentimeter), paling banyak 17 cm (tujuh belas
sentimeter)
Lebar pijakan tangga paling sedikit 30 cm (tiga puluh
5.
sentimeter)
Tersedia space bebas yang cukup untuk persiapan di awal
6.
dan akhir tangga
Akses untuk penyandang disabilitas termasuk tangga dan
koridor diatur tersendiri secara khusus mengingat fasilitas
7. untuk penyandang disabilitas tidak ditempatkan di zona
umum yang bercampur dengan publik

Kesesuaian tanda petunjuk arah jalan keluar di Stadion Gelora Sriwijaya


SNI 03-6574 tahun 2001
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Ket
1. Ada rambu penunjuk arah pada sarana jalan keluar
Lokasi pemasangan ditempatkan pada arah menuju
2. tempat amandan di lokasi yang mudah terbaca
Warna petunjuk arah jelas dan terang berwarna hijau dan
3. putih
Pada setiap lokasi dipasang tanda arah dengan indikator
4.
arah
Tanda arah bisa dibaca pada mode pancahayaan normal dan
5.
darurat
Tanda petunjuk arah EXIT berukuran ≥10 cm dengan
6. lebar h u r u f pada kata EXIT ≥5 cm
Kesesuaian Titik Kumpul (Assembly Point) di Stadion Gelora Sriwijaya
NFPA 101
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Ket
1. Tersedia petunjuk tempat berhimpun
2. Tempat terbuka yang jauh dari bahaya
3. Terbebas dari bahaya asap, api dan pemicu kebakaran
lainnya.
4. Mudah dijangkau
Terdapat beberapa titik kumpul yang digunakan untuk
5. Evakuasi

Kesesuaian Koridor di Stadion Gelora Sriwijaya


PERMENPORA Nomor 7 Tahun 2021
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Ket
Permukaan lantai tidak boleh licin, harus terbuat dari
1.
bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air
Lebar koridor ditentukan paling sedikit 180 cm (seratus
2. delapan puluh sentimeter), agar kursi roda atau tandu
evakuasi medik bisa bermanuver dengan aman dan lancar.
3. Cukup terang, serta tidak boleh dicat warna gelap
4. Bebas hambatan

Kesesuaian Rambu-Rambu di Stadion Gelora Sriwijaya


PP NO 50 Tahun 2012
Kondisi aktual
NO Elemen
Ya Tidak Ket
1. Rambu jalur evakuasi
2. Rambu penempatan APAR
3. Peta jalur evakuasi
4. Rambu titik kumpul
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Kaji Etik Penelitian
Lampiran 5 Denah Evakuasi Stadion Gelora Sriwijaya Level 3

TRIBUN TIMUR

TRIBUN SELATAN
TRIBUN UTARA

TRIBUN BARAT
Lampiran 6 Denah Evakuasi Stadion Gelora Sriwijaya Level 2

TRIBUN TIMUR

TRIBUN SELATAN
TRIBUN UTARA

TRIBUN BARAT
Lampiran 7 Denah Stadion Gelora Sriwijaya Level 1

TRIBUN TIMUR

TRIBUN SELATAN
TRIBUN UTARA

TRIBUN BARAT
Lampiran 8 Denah Pintu Masuk Dan Pintu Keluar Pennton Stadion Gelora Sriwijaya
Lampiran 9 Denah Pintu Masuk Dan Pintu Keluar Pemain Dan Official Stadion Gelora Sriwijaya
Lampiran 10 Denah Pintu Masuk Dan Keluar Penonton Ke Komplek Stadion
Lampiran 11 Denah Evakuasi Tribun Barat Level 3

TRIBUN BARAT
Lampiran 12 Denah Evakuasi Tribun Barat Level 2
Lampiran 13 Denah Evakuasi Tribun Barat Level 1
Lampiran 14 Denah Evakuasi Teribun Timur Level 3
Lampiran 15 Denah Evakuasi Teribun Timur Level 2
Lampiran 16 Denah Evakuasi Teribun Timur Level 1
Lampiran 17 Denah Evakuasi Teribun Selatan Level 3
Lampiran 18 Denah Evakuasi Teribun Selatan Level 2
Lampiran 19 Denah Evakuasi Teribun Selatan Level 1
Lampiran 20 Denah Evakuasi Teribun Utara Level 3

TRIBUN UTARA
Lampiran 21 Denah Evakuasi Teribun Utara Level 2
Lampiran 22 Denah Evakuasi Teribun Utara Level 1
Lampiran 23 Dokumentasi Wawancara Informan

Wawancara Informan Kunci Wawancara Informan Kunci

Wawancara Informan Kunci


Wawancara Informan Kunci

Wawancara Informan Pendukung Wawancara Informan Pendukung


Lampiran 24 Dokumentasi Observasi Penelitian

Melakukan Pengukuran Dengan Melakukan Pengukuran Dengan Melakukan Pengukuran Dengan


Menggunakan Meteran Menggunakan Meteran Menggunakan Meteran

Melakukan Pengukuran Dengan


Menggunakan Meteran
Lampiran 25 Matriks Wawancara
MATRIKS WAWANCARA INFORMAN KUNCI
Analisis Implementasi Rencara Tanggap Darurat (Emergency Response Plan) di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang
NO Pertanyaan AG IS R P
1 Prosedur Tanggap Darurat
Bagaimana prosedur tanggap Dilakukan skema yang Disediakannya Kalau pas ada Iya jika terjadi
darurat atau Langkah-langkah dijalankan yang pemadam kebakaran, kegiatan itu Security keadaan darurat
yang dilakukan oleh pihak dilaksanakan oleh disediakannya medis, yang jagoi, misal pihak pengamanan
petugas pengamanan, jika kegiatannya besar terjadi keadaan mengarahkan dan
pengamanan atau pengelola saat
sebenarnya kita belajar langsung ada pihak darurat mereka tulah mengevakuasi para
keadaan darurat? dari kanjuruhan keamanan. Misal yang ngarahi ke penonton ke tempat
manajemen tanggap terjadi keadaan darurat tempat yang aman. yang aman dan
darurat sop kedaruratan langsung ditanggapi Kalau dk di pakek dibantu oleh pihak
a
itu belum ada secara oleh pihak yang untuk kegiatan itu lain seperti
tertulis. Kalau yang berwenang. untuk katek penjagaan. pemadam
bertanggung jawab yang mengarahkan ke kebakaran dan tim
untuk keadaan darurat pintu keluar itu dari medis
ialah security officer pihak keamanan
atau Steward seperti security dan di
bantu oleh TNI dan
Polri
Secara tertulis belum ada Tidak mengetahui Untuk saat ini
Belum ado sih Kalau
belum ada secara belum ada mas,
Apakah ada secara tertulis/gambar secara tertulis Kalau
tertulis mungkin
prosedur tanggap darurat di pas ada kegiatan itu
b kedepannya akan di
pihak keamanan
stadion gelora sriwijaya ? buat prosedur
yang jagoi kalau dk
tanggap darurat
di pakek untuk
secara tertulis
kegiatan itu katek
penjagaan
Apakah terdapat tim khusus yang Pada setiap event itu di Ada itu dari Pemadam Kalau di luar Untuk tim khusus
menangani upaya pengendalian backup oleh pihak kebakaran Kalau kegiatan Timnyo pada saat adanya
dan penyelamatan korban jika keamanan dan pihak kesehatan itu dari sesamo kami nilah event itu dari pihak
penyelenggara panitia tenaga medis adapun rombongan penyelengaranya
terjadi keadaan darurat? jika ada,
event. Kalau dalam pihak pengamanan Jakabaring inilah yang menyediakan
pihak mana saja yang terlibat sepak bola memiliki seperti Polri untuk kalau ada apo-apo personi mulai dari
c dalam upaya tersebut? bagianya semua kalau yang mengarahkan ke kan. nah pas ado pihak keamanan,
yang bertanggung jawab pintu keluar itu dari kegiatan atau event tim medis dan
untuk keadaan darurat pihak security event itu ado dewek pemadam
iyalah security officer yang jago cak polisi kebakaran
Pemadam kebakaran
samo Security
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa prosedur tanggap darurat di stadion gelora sriwijaya dilakukan skema
yang di jalankan. Jika terjadi keadaan darurat pihak pengamanan mengarahkan dan mengevakuasi para penonton ke tempat yang aman
Interpretasi dan dibantu oleh pihak lain seperti pemadam kebakaran dan tim medis. Untuk prosedur baku keadaan darurat belum ada secara secara
tertulis. Selanjutnya untuk tim khusus di sediakan oleh pihak penyelenggara event yang menyediakan personil mulai dari pihak
keamanan, tim medis dan pemadam kebakaran.
2 Pintu Keluar
Berapa jumlah pintu keluar yang Kalau untuk pintu keluar Dia pintunya kan ada Jumlahnyo kurang Untuk jumlah pintu
ada di stadion gelora sriwijaya? umum itu ada 6 di tribun 6 Pilar di Tribun Barat tau dek keluar di stadion
barat dan timur dan Timur ada 2 pintu ini banyak mas,
Sedangke untuk di tribun keluar di Tribun Utara untuk pintu keluar
utara itu ada 2 dan tribun dan Selatan itulah umum itu ada 6 di
a
selatan 2 juga jadinya pintu keluarnya tribun barat, 6
ada 4 langsung ditribun timur sama
2 di tribun selatan
dan 2 lagi di tribun
utara jadi total ada
16 pintu keluar
umum
Apakah di Stadion Gelora Iya tersedia Tersedia Ado dek Untuk pintu darurat
b Sriwijaya telah tersedia pintu iya tersedia mas
darurat ?
Dimana saja letak pintu keluar Pintu keluar darurat itu Di pinggiran tribun itu Di samping tribun Pintu darurat itu
darurat yang anda ketahui di melalui jalur keluar ada di sebelah kanan itu ado pintu nah ada di jalur keluar
stadion gelora sriwijaya? masuk pemain dan dan kiri itulah di jadike pintu masuk pemain dan
c
official yang ada di darurat official mas yang
sebelah kanan dan kiri berada di sudut
tribun tribun
Menurut anda apakah letak pintu Sudah strategis karena di Iya strategis dan Sudah dan mudah Menurut saya
keluar dan pintu darurat yang ada sepanjang koridor ada mudah dilalui dilewati sudah cukup
d pintu keluar strategis
di Stadion Gelora Sriwijaya
strategis dan mudah dilalui?
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa Jumlah pintu keluar yang ada di stadion gelora sriwijaya ada 16 pintu
keluar umum. Setiap tribun memiliki pintu keluar diantaranya 6 terdapat di tribun barat, 6 ditribun timur sama 2 di tribun selatan dan
Interpretasi
2 lagi di tribun utara. Selain itu terdapat pintu keluar darurat berada di sebelah kanan dan kiri tribun. Letak pintu keluar dan pintu
darurat sudah strategis dan mudah dilalui.
3 Tangga Darurat
Apakah di Stadion Gelora Sudah ada Ada Itulah untuk tangga Ada di kanan dan
a Sriwijaya telah tersedia tangga darurat dak tau dek kirin tribun barat
daruat? dan timur
Berapa jumlah tangga darurat Untuk jumlah tangga 2 jumlahnya di tribun Kurang tau jugo Jumlahnya ada 4
yang ada di Stadion Gelora darurat ada 2 dari tribun barat dan ada dua juga mas di tribun barat
b Sriwijaya? barat ke lapangan terus di tribun timur jadi ada 2 dan tribun
ada dua dari tribun timur ada 4 tangga darurat timur juga ada 2
ke lapangan
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa di stadion gelora sriwijaya telah tersedia tangga darurat yang
Interpretasi
berjumlah 4 tangga diantaranya 2 berada di tribun barat dan 2 terdapat di tribun timur.
4 Jalan Keluar (Exit Route)
Apakah anda mengetahui kemana Dia bisa langsung keluar Jadi dari tribun itu Kalau misalkan nak Untuk arah jalan
arah jalan keluar untuk tribun lewat tangga masuk ke pintu keluar lewat Tanggo biso keluar bisa melalui
menyelamatkan diri jika terjadi darurat yang di lapangan yang sudah disediake langsung bae dari pintu keluar umum
atau turun lewat tangga papan petunjuk exit di tribun itu keluar yang ada di setiap
keadaan darurat di Stadion Gelora
ke pintu keluar umum setiap tribun itu ada turun ke bawah ke tribun jika tidak
a Sriwijaya? yang ada 6 pilar dan juga mudah di arah lapangan teros memungkinkan
temukan keluar lewat pintu bisa lewat tangga
darurat darurat yang ada di
tribun lalu keluar
melalui pintu
darurat
Apakah jalan keluar tersebut Jalan keluar mudah Mudah Mudah tinggal lewat Iya mudah dilalui
mudah untuk dilalui? dilalui karena setiap bae
sebelum pertandingan
pasti pintunya dibuka
b
lebar dan 10 menit
sebelum pertandingan
selesai pintunya di buka
lebar
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa arah jalan keluar yang ada stadion gelora sriwijaya bisa melalui pintu
Interpretasi keluar umum yang ada di setiap tribun yang telah di pasang papan petunjuk exit jika tidak memungkinkan bisa lewat tangga darurat
yang ada di tribun lalu keluar melalui pintu darurat.
5 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar (Exit Sign)
Apakah Anda mengetahui adanya Mengetahui Ada dan mengetahui Iyo tau Iya mengetahui
a petunjuk jalan keluar/exit yang
adadi Stadion Gelora Sriwijaya?
Dimana biasanya diletakkan Untuk tanda exit biasa Dari pintu keluar Petunjuk exit di Tanda itu di
tanda petunjuk exit di Stadion itu diletakkan di koridor umum itu dia selalu kanan kiri inilah letakan di atas
Gelora Sriwijaya? untuk penonton turun ada di dekat tangga deket pintu keluar, pintu keluar, setiap
atau di dekat pintu kalau tando-tando Tribun sudah di
b keluar cak itu lengkapnyo pasang tanda exit
pas ado event jadi
kan ditempel dari
pihak
penyelenggaranyo
Apakah petunjuk Eksit mudah Mudah ditemukan Mudah Mudah sih Iya mudah
c
ditemukan?
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa stadion gelora sriwiajya terdapat tanda exit yang berada di koridor
Interpretasi
dekat dengan pintu keluar, setiap tribun memiliki tanda exit. Petunjuk exit mudah ditemukan.
6 Titik Kumpul (Assembly Point)
Apakah terdapat tanda titik Belum ada dan belum Sekarang belum ada, Belum ado Belum ada mas
kumpul/assembly point di Stadion ditentukan sekarang lagi
a
Gelora Sriwijaya? diusahakan untuk
membuat itu
Dimana lokasi titik kumpul Di area perimeter Di depan plaza utama Paling plaza inilah Untuk titik kumpul
(assembly point) jika terjadi stadion sama di area sama di belakang jadi tempat titik jika terjadi keadaan
keadaan darurat pada Stadion plaza paling agek di bikin 4 kumpul darurat kita
titik kumpul evakuasi para
Gelora Sriwijaya?
penonton itu ke
b
luar area stadion
yang jauh dari
bangunan misalnya
area parkiran atau
di halaman plaza
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa stadion gelora sriwijaya belum memiliki tanda titik kumpul (Assembly
Interpretasi Point). Untuk lokasi titik kumpul jika terjadi keadaan darurat terdapat di luar area stadion yang jauh dari bangunan misalnya area
perimeter atau tempat parkiran dan di halaman plaza utama.
MATRIKS WAWANCARA INFORMAN PENDUKUNG
Analisis Implementasi Rencara Tanggap Darurat (Emergency Response Plan) di Stadion Gelora Sriwijaya Kota Palembang
NO Pertanyaan W D RA EI
1 Prosedur Tanggap Darurat
Apakah anda mengetahui prosedur Mengetahui Iya saat terjadi Iyo tau, kalo ado Tau
apabila terjadi keadaan darurat? keadaan darurat keadaan darurat
kita kito keluar cari
a
menyelamatkan tempat yang aman
diri ke luar
stadion
Apakah anda pernah diberikan Selama saya kerja Belum pernah Idak pernah Dak ado
informasi, simulasi atau pelatihan di sini belum
b
mengenai prosedur tanggap darurat pernah dilakukan
di stadion gelora sriwijaya?
Apakah anda mengetahui adanya Tidak mengetahui Belum ada kalo Dak tau, dak Ohh itu dak katek
prosedur tanggap darurat secara karna belum pernah secara tertulis katek caknyo
c lihat
tertulis di stadion gelora sriwijaya
?
Apakah terdapat tim khusus yang Sepengetahuan Pastinya pihak Pihak pelaksana Kalo untuk
menangani upaya pengendalian dan saya ada dari pihak penyelenggara biasonyo ado penonton umum
penyelamatan korban jika terjadi keamanan kegiatan, pihak personil untuk itu ado tim panitia
pengamanan, mengarahkan pelaksana, tim
keadaan darurat secara umum
pemadam evakuasinyo, kalo medis samo pihak
d seperti kebakaran? jika ada, pihak kebakaran sama untuk pemain itu keamanan, kalo
mana saja yang terlibat dalam medis dijago sm pihak untuk suporter itu
upaya tersebut? kepolisian, jadi punyo anggota
kalo terjadi dan pengurusan
keadaan darurat dewek untuk
agek kito ekoti mengamankan itu
arahan dari tapi masih di
mereka bantu jugo samo
pihak keamanan
yang jago misal
terjadi keadaan
darurat
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa informan mengetahui prosedur jika terjadi keaadaan
darurat dengan menyelamatkan diri ke luar stadion dan mencari tempat yang aman. Stadion gelora sriwijaya belum
menerapkan simulasi atau pelatihan mengenai tanggap darurat. Untuk prosedur baku keadaan darurat belum ada secara
Interpretasi
secara tertulis. Selanjutnya untuk tim khusus di sediakan oleh pihak penyelenggara event yang menyediakan personil
mulai dari pihak keamanan, pemadam kebakaran dan tim medis, kalo untuk suporter itu punya anggota dan pengurusan
sendiri untuk mengamankan itu.
2 Pintu Keluar
Berapa jumlah pintu keluar yang Untuk jumlahnya Tidak tau Kurang tau jugo, Nah kalo itu
ada di stadion gelora sriwijaya? kurang tau pasti banyak pintu kurang tau cuman
keluar yang aku tau dari
a tribun utara samo
selatan itu
masing-masing
ado 2 pintu keluar
Apakah di stadion gelora sriwijaya Iyaa ada Kurang tau ya Caknyo sudah ado Ado
b
telah tersedia pintu darurat ?
Dimana saja letak pintu keluar Ada di samping Tidak tau Di jalur masuk Ada di setiap
darurat yang anda ketahui di kanan dan kiri pemain dan sudut stadion
stadion gelora sriwijaya? stadion official itu biso di biasanya di
jadike pintu gunakan untuk
c
darurat karena jalur keluar dan
pintunyo lebar masuk pemain
otomati mudah
untuk evakuasi.
Menurut anda apakah letak pintu Iya mudah Cukup mudah Iyo mudah Mudah dilalui
keluar dan pintu darurat yang ada dilewati
d
di Stadion Gelora Sriwijaya
strategis dan mudah dilalui?
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa informan tidak mengetahui jumlah pintu keluar umuum,
untuk letak pintu keluar berada di setiap tribun dekat dengan pintu keluar, Selain pintu keluar umum di stadion juga
Interpretasi
terdapat pintu darurat yang berada di samping kanan dan kiri tribun. Pintu keluar dan pintu darurat di stadion gelora
sriwijaya sudah strategis dan mudah dilalui.
3 Tangga Darurat
Apakah di Stadion Gelora Iya tersedia Mungkin ada Sepengetahuan Setau aku ado,
Sriwijaya telah tersedia tangga cuman untuk aku ado ado dipinggiran
daruat? letaknya saya tribun barat samo
a
kurang tau, saya timur
taunya tangga
biasa ini
Berapa jumlah tangga darurat yang Untuk jumlahnya Tidak tau Untuk jumlah 4 kalo dak salah
ada di Stadion Gelora Sriwijaya? ada 4 yang saya tau keseluruhannyo
b itu ada di ujung- aku kurang tahu
ujung tribun
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa di stadion gelora sriwijaya terdapat tangga darurat yang
Interpretasi
berjumlah 4 tangga darurat yang berada di ujung tribun.
4 Jalan Keluar (Exit Route)
Apakah anda mengetahui kemana Lewat tangga Lewat pintu kalo untuk jalan Tau, itu biasanyo
arah jalan keluar untuk darurat keluar ini terus keluar dari ruang dari tim pelaksana
menyelamatkan diri jika terjadi langsung ke ganti, jalan ke membantu
a depan keluar arah lobby utama mengarahkan dan
keadaan darurat di Stadion Gelora
stadion lalu keluar mengasih kode
Sriwijaya? melalui pintu bahwa ada jalur
utama evakuasi
Apakah jalan keluar tersebut Iya, mudah dilalui Mudah, karena Mudah Mudah
mudah untuk dilalui? kan langsung aja
b
ke depan lewat
pintu keluar ini
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa arah jalan keluar bisa melalui pintu keluar umum namun
Interpretasi jika tidak memungkinkan bisa melalui tangga darurat dan biasanya jika terjadi keadaan darurat terdapat tim keamanan
yang membatu membantu mengarahkan dan mengasih kode bahwa ada jalur evakuasi.
5 Tanda Petunjuk Arah Jalan Keluar (Exit Sign)
Apakah Anda mengetahui adanya Mengetahui Iya tau Iyo tau Tau
a petunjuk jalan keluar/exit yang ada
di Stadion Gelora Sriwijaya?
Dimana biasanya diletakkan Di koridor dekat Di setiap lantai Di deket pintu Setiap pintu
b tanda petunjuk exit di Stadion pintu keluar pasti ada tanda keluar ado tando keluar pasti ado
Gelora Sriwijaya? exit exit tulisan exit
Apakah petunjuk Eksit mudah Iya mudah dilihat Cukup mudah Mudah Lumayan dalam
c dilihat? arti kalo rame itu
kurang kelihat
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa pegawai, pemain dan penonton mengetahui adanya tanda
Interpretasi petunjuk exit yang terletak di koridor dekat pintu keluar dan di setiap lantai di tribun ada tanda exit. Petunjuk exit
mudah ditemukan.
6 Titik Kumpul (Assembly Point)
Apakah terdapat tanda titik Untuk tanda titik Kalau untuk tanda Dak tau jugo, tapi Belum ado
kumpul/assembly point di Stadion kumpul ngga ada titik kumpul aku raso katek
a Gelora Sriwijaya? kayaknya belum
ada soalnya tidak
pernah lihat
Dimana lokasi titik kumpul Di area luar stadion Paling ya di Kalo untuk Kalo itu biasonyo
b (assembly point) jika terjadi itu ada halaman halaman parkir pemain biasanyo lewat tanggo
yang luas langsung darurat tapi misal
keadaan darurat pada Stadion stadion itu cukup diarahkan untuk penuh kami
Gelora Sriwijaya? luas masuk ke dalem langsung manjat
bis, langsung di tribun terus
keluar ke stadion turun ke lapangan
misal dak
memungkinkan
iyo keluar cari
tempat yang aman
di luar stadion
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa di stadion gelora sriwijaya belum memiliki tanda titik
Interpretasi kumpul (assembly point), Untuk lokasi titik kumpul (assembly point) terdapat halaman yang luas di luar area stadion
seperti halaman parkir .

Anda mungkin juga menyukai