Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH ILMU MA’ANIL QUR’AN

Amr, Amal, Burhan dan Din


Dosen Pengampu: Muhammad Hidayat Noor, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh:
Ahmad Ridho Mahardika 22105030002
Shofwatun Nisa 22105030005
Savina Salsabila 22105030056
Dimas Nur Rohman 22105030110

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kitab pedoman umat islam adalah Al-Qur’an. Para penganut agama islam,
tentu sudah mengenal Bahasa yang digunakan dalam Al Qur’an, Bahasa Arab.
Bahasa Arab yang diketahui sebagai bahasa Al Qur’an merupakan bahasa yang
digunakan oleh sekelompok manusia yang berdomisili di atas Negeri Gurun
Sahara Jazirah Arabiyah . Bagi para akademisi, tampaknya segala aspek yang
berkaitan dengan Al Qur’an bisa dijadikan bahan kajian termasuk Bahasa arab
dengan melihat kedudukannya yang berpengaruh terhadap beberapa kajian aspek
Al Qur’an lainnya.

Penafsiran Al Qur’an menjadi salah satu aspek kajian yang terpengaruh


oleh Bahasa Al Qur’an. Maka dari itu, guna mendapatkan penafsiran yang baik,
dalam memaknai al-Quran memiliki syarat-syarat tertentu, salah satunya adalah
penguasaan bahasa arab, karena di dalam proses pemaknaan al-Quran seorang
pemakna dituntut untuk memahami secara luas makna kosa kata yang
bersangkutan dengan berbagai perubahannya.1

Di dalam bahasa arab terdapat beberapa kosa kata yang memiliki varian
makna sangat beragam, satu kata bisa memunculkan makna lebih dari dua bahkan
tiga, perbedaan penyebutan harokat juga dapat melahirkan makna yang berbeda.
Mengangkat beberapa konsep kata dalam Al Qur’an, ialah amr, amal, burhan dan
din, pemakalah ingin mencari makna secara mendalam yang dihubungkan dengan
konteks pembicaraan suatu ayat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Amr?
2. Apa yang dimaksud dengan ‘Amal?
3. Apa yang dimaksud dengan Burhan?
4. Apa yang dimaksud dengan Din?

1
Fahd bin Abdurrahman ar- Rumi, Ulumul Qur’an Studi Kompleksitas Al qur’an, (Yogyakarta :
Titan Ilahi, 1996), hlm. 8

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Amr
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dengan ‘Amal
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Burhan
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Din

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. ‘AMR
1. Makna Dasar
Kata perintah makna awalnya adalah perihal. Jamak dari perintah (‫)أمر‬

adalah (‫)أمور‬, ia merupakan bentuk masdar dari ‫(اَم َْرتُه‬saya memerintahkan), yakni

ketika kamu membebaninya untuk melakukan sesuatu. Dan ia merupakan lafadz


yang berlaku umum, dalam artian mencakup semua perbuatan dan perkataan.2

2. Kosa Kata ‘Amr dalam Al-Qur’an


Kata Amr dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 248 kali yang dibagi menjadi
beberapa turunan.3

Bentuk Kata Hitungan Kata Surah

‫( امر‬amara) 77 kali Al-Baqarah :27, An Nisa :114, Al


A'raf: 29, Yusuf : 40, Ar Ra'd :
(bentuk fiil)
21 & 25, Al-‘Alaq : 19,
Al–Baqarah: 44, Al-Baqarah :
67, Al-BAqarah : 68,
Al-Baqarah: 93, Al-Baqarah:
169, Al-Baqarah: 222,
Al-Baqarah: 268, Ali-Imran : 21,
80, 104, 104, 110, 114, An-Nisa :
37, An-nisa: 37, 58, 60, 114, 119,
Al-Maidah: 117, Al-An’am: 14,
Al-An’am: 71, Al-An’am: 163,
Al-A’raf: 12, 28, 29, 110, 145,
157, 199, At-Taubah: 31,
At–taubah: 67, At-Taubah:71,
At-Taubah:72, Yunus: 72, Yunus:
104, Hud: 87, Hud: 112, Yusuf :
32, Yusuf: 40, Yusuf: 68,
Ar-Ra’d: 25, Ar-Ra’d: 36,
Ar-Ra’d: 65, Ar-Ra’d: 94,

2
Ridhoul Wahidi, Ma’anil Qur’an, Menyelami Samudera Makna-makna Al-Qur’an (Jawa Timur 1
Maret 2019), hal. 39.
3
Aplikasi Al-Qur’an (Tafsir & Perkata) from Greentech Apps Foundation. Diakses pada 26
Februari 2024.

4
An-nahl: 76, An-Nahl: 90,
Al-Isra’ : 16, Maryam: 55,
Thaha: 132, Al-hajj: 41,
An-Nuur: 21, An-Nur: 53,,
Al-Furqan: 60, Asy-Syuara’: 35,
Asy-Syu’ara’: 35, An-Naml: 33,
91, Luqman : 17, Saba: 102,
Az-zumar: 11, 12, 64, Ghafir :
66, Asy-Syura: 15,15, Ath-thur:
32, Al-hadid: 24, At-tahrim: 6,6,
‘Abasa: 23, Al-’Alaq: 12,
Al-bayyinah: 5.

‫( امرون‬aamiruun) 1 kali At-Taubah: 112

Al-Baqarah:210, 117, 210, 210,


‫( امر‬amr) 153 kali
275, Al Imron: 47, 109, 128, 147,
(masdar) 152, 154, 154, 154, 159, 186,
An-Nisa: 59, 47, 83, 83, 52, 95,
Al-Maidah : 8, 58,159, Al-A’raf:
54, 77, 150, Al-Anfal: 42, 43,
At-taubah: 24, 48, 50, 106,
Yunus: 3, 24, 31, 71, Hud: 40,
43, 44, 58, 59, 66, 73, 76, 82, 94,
97, 97, 101, 123, Yusuf : 15, 18,
21, 41, 83, 102, Ar-Ra’d : 31, 22,
32, Al-Hijr: 66, An-Nahl: 1, 2,
12, 33, 77, Al-Isra’: 85, Al-Kahf:
10, 16, 21, 21, 28, 50, 69, 73, 82,
88, Maryam: 21, 35, 39, 64,
Thaha: 26, 32, 62, 90, 93,
Al-Anbiya’: 27, 73, 81, 93, 65,
67, Al-Mu’minun: 27, 53,
An-Nur: 63, Asy-Syuara’ : 151,
An-Naml: 32, 32, 33, Ar-Rum: 4,
25, 46, As-Sajdah: 5, 24,
Al-Ahzab: 36, 36, 37, 38, Saba’ :
12, Yasiin: 82, Shad: 36, Ghafir:
15, 44, 68, 78, Fusshilat: 12,
Asy-Syura: 38, 52, Az-Zukhruf:
79, Ad-Dukhan: 4, 5, Al-jathiyah
: 12, 17, 18, 25, Al-Ahqaf: 25,
Muhammad: 21, 26, Al-hujurat :
7, 9, Qaf: 5, Adz-Dzariyat: 4, 44,

5
Al-Qamar: 3, 12, 50, Al-Hadid:
5, 14, Al-Hasyr: 15, Ath-thalaq:
1,3,4,5,8,9,9 12, An-Naziat: 5,
Al-Infithar: 19, Al-Qadr : 4.

‫ياتمرون‬ 2 kali Al Qasas: 20, Ath Thalaq : 6


(ya'tamiruuna)

‫( امارة‬ammaaratun) 1 kali Yusuuf: 53

‫( امرا‬imran) 1 kali Al-Kahfi: 71

‫( لامور‬al-umuur) 13 kali Al Baqarah: 210, Ali-Imran 109,


186, Al-Anfal: 44, At-Taubah:
(jama’)
48, Al-Hajj: 41, 76, Luqman: 17,
22, fathir : 4, Asy-Syura: 43,, 53,
Al-Hadid: 5,

3. Ragam Makna Kata ‘Amr


Kata Amr dalam Al-Qur’an memiliki ragam makna sebagai berikut:4
a. Kata Amr sebagai Agama
Sebagaimana dalam QS.At-Taubah [9]: 48:

َ‫ج ۤا ء َ الْح َُقّ و َ َظه َر َ اَمْرُ الل ّٰه ِ و َه ُ ْم كٰر ِهُوْن‬


َ ‫ك الْاُمُوْر َ حَت ّٰى‬
َ َ ‫ل و َقَل ّبُو ْا ل‬
ُ ْ ‫لَقَدِ اب ْت َغ َوُا ال ْفِت ْن َة َ م ِنْ قَب‬

“Sungguh sebelum itu mereka memang sudah berusaha membuat kekacauan dan
mengatur berbagai macam tipu daya bagimu (memutarbalikkan persoalan),
hingga datanglah kebenaran (pertolongan Allah), dan menanglah urusan
(Agama) Allah, padahal mereka tidak menyukainya.” (QS. At-taubah [9]: 48)

Ayat ini menceritakan tentang usaha kaum munafik untuk menghinakan


nabi Muhammad dan para sahabat ketika awal memasuki Madinah. Tetapi setelah
Allah memberinya (Islam) kemenangan di perang Badar, maka Abdullah bin ubay
(pemimpin kaum munafik) berkata bahwa agama ini (Islam) merupakan perkara
yang tidak bisa dianggap enteng. Maka mereka mulai masuk islam secara

4
Husain bi Muhammad Al-Damaghsni, Islah Al-Wujuh wa Al-Nadhair fi Al-Qur’an
Al-’Adziim, (Beirut: Dar Al-’Ilm li Al-Malayiin, 1980) hlm. 40.

6
lahiriyah secara beramai-ramai. Kemudian Allah memenangkan agama islam dan
membuat mereka yang tidak menyukainya merasa dongkol.5

b. Kata Amr sebagai Perdebatan/ Perselisihan

Sebagaimana dalam QS. Al-Kahfi [18]: 21:

‫ساع َة َ ل َا ر َي ْبَ فِيْهَاۚ ا ِ ْذ يَتَنَازَعُوْنَ بَيْنَه ُ ْم اَمْرَه ُ ْم‬ ّ َ َ ‫َق َ ّوا‬


ّ َ ‫ن ال‬ ٌ ّ ‫ن وَعْد َ الل ّٰه ِ ح‬
ّ َ َ ‫ك اَع ْثَرْن َا عَلَيْه ِ ْم لِيَعْلَم ُ ْٓوا ا‬
َ ِ ‫وَكَذٰل‬

‫جدًا‬
ِ ‫س‬ ّ َ َ ‫خذ‬
ْ ّ‫ن عَلَيْه ِ ْم َم‬ َ ْ ‫ل ال َ ّذِي‬
ِ ّ ‫ن غَلَبُو ْا عَل ٰٓى ا َ ْمرِه ِ ْم لَنَت‬ ۗ ْ ِ ‫فَق َالُوا اب ْنُو ْا عَلَيْه ِ ْم بُن ْيَانًاۗ ر َ ُ ّبه ُ ْم اَع ْلَم ُ بِه‬
َ ‫م قَا‬

“Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar


manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari
kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang
urusan mereka, orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua)
mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka". Orang-orang yang
berkuasa atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan mendirikan
sebuah rumah peribadatan di atasnya". (QS. Al-Kahf [18]: 21)

Amr dalam ayat ini dimaknai sebagai perdebatan/perselisihan sebagaimana


dalam kitab tafsir Thabari Maksudnya adalah, mereka yang menemukan
pemuda-pemuda tersebut. Allah berfirman: Begitulah kami temukan mereka
(orang-orang yang berselisih tentang Hari Kiamat dan kebangkitan setelah
kematian) dari kaum Tidzusis, yaitu ketika mereka berselisih apakah Allah akan
menghidupkan kembali setelah mereka mati ataukah akan binasa dalam
kubumya?6

c. Kata Amr sebagai Hukuman

Sebagaimana dalam QS.Ibrahim [14]:22:

5
Ibnu Karsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, cetakan pertama: 2002.
6
Ibnu jarir, Tafsir Ath-Thabari, Jilid 5, hlm. 88.

7
ّ َ ِ ‫ن لَم ّا قُضِيَ الْاَمْرُ ا‬
ْ‫ن الل ّٰه َ و َعَد َك ُ ْم وَعْد َ الْحَقّ ِ وَو َعَد ُْت ّك ُ ْم فَاَخْلَفْتُك ُ ْ ۗم وَم َا ك َانَ لِي َ عَلَيْك ُ ْم مّ ِن‬ ّ َ ‫ل ال‬
ُ ‫شي ْ ٰط‬ َ ‫َقَا‬

ّۗ‫خ َي‬
ِ ِ ‫خك ُ ْم وَمَٓا اَن ْتُم ْ بِمُصْر‬ َ َ ‫ن ا َِلّٓا ا َ ْن دَعَو ْتُك ُ ْم فَاسْ ت‬
ِ ِ ‫جب ْتُم ْ ل ِ ْي ۚفَلَا تَلُوْمُوْن ِ ْي و َلُوْم ُ ْٓوا اَنْفُسَك ُ ْ ۗم مَٓا اَن َا ۠ بِمُصْر‬ ٍ ‫سُل ْ ٰط‬

ٌ ‫َاب اَلِي ْم‬


ٌ ‫ظل ِمِيْنَ لَه ُ ْم عَذ‬ ّ َ ِ ‫ل ۗا‬
ّٰ ‫ن ال‬ ُ ْ ‫ن م ِنْ قَب‬ َ ‫اِن ِ ّ ْي‬
ِ ْ ‫كفَر ْتُ بِمَٓا اَشْرَكْ تُمُو‬

“Setan berkata ketika urusan (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah


telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan
kepadamu, tetapi aku mengingkarinya. Tidak ada kekuasaan bagiku sedikitpun
terhadapmu, kecuali aku (sekadar) menyerumu, lalu kamu mematuhi seruanku.
Oleh karena itu, janganlah kamu mencercaku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku
tidak dapat menjadi penolongmu dan kamu pun tidak dapat menjadi penolongku.
Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku
(dengan Allah) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-orang zalim akan mendapat
siksaan yang sangat pedih. (QS. Ibrahim [14]: 22)

Amr pada kalimat ini dijabarkan dalam kitab at-Thabari sebagai perkara
hisab dimana telah ditentukan para ahlul jannah akan memasuki surga dan para
ahlun naar akan memasuki neraka.7 Namun dalam kitab Wujuh wan Nadhzair
Amr dalam ayat ini dimaknai dengan siksa/hukuman yang ditujukan bagi para
penghuni neraka.

d. Kata Amr sebagai Isa a.s

Sebagaimana dalam QS. Maryam {19]: 35:

ُ ‫حٰن َه ُۥ ۚ ِإ ذ َا ق َض َٓى َأ مْرًا فِإ َ َن ّمَا يَق ُو‬


ُ‫ل لَهُۥ كُن فَيَكُون‬ ُ ۖ ٍ‫م َا ك َانَ ل َِل ّه ِ َأ ن ي َ ّتخِذ َ م ِن وَلَد‬
َ ْ ‫سب‬
ٰ ٓ

“Tidak patut bagi Allah mempunyai anak. Maha Suci Dia. Apabila hendak
menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah
sesuatu itu” (QS. Maryam [19]:35)

7
Ibnu Jarir, Tafsir Ath-Thabari, Jilid 4, hlm. 449.

8
Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, ayat ini muncul setelah Allah
menyebutkan bahwa dia menciptakan Isa sebagai hamba dan Nabi-Nya. Lalu
Allah membersihkan dari-Nya melalui firman tersebut.8

e. Kata Amr sebagai Perang Badar

Sebagaimana dalam QS. Ghafir [40]: 78:

‫ل‬
ٍ ْ ‫سو‬
ُ َ ‫ك ۗوَم َا ك َانَ ل ِر‬ ْ ‫ك وَمِنْه ُ ْم َمّنْ َل ّ ْم ن َ ْقص‬
َ ْ ‫ُص عَلَي‬ َ ْ ‫ك مِنْه ُ ْم َمّنْ قَصَصْ نَا عَلَي‬
َ ِ ‫و َلَق َ ْد ا َ ْرسَل ْنَا رُسُل ًا مِّنْ قَبْل‬

َ‫ك ال ْمُبْط ِلُوْن‬ َ َ ‫ج ۤا ء َ اَمْرُ الل ّٰه ِ قُضِيَ ب ِالْحَقّ ِ و‬


َ ِ ‫خسِر َ ه ُنَال‬ ِ ‫ا َ ْن َي ّْأ تِي َ ب ِاٰيَة ٍ ا َِلّا ب ِا ِ ْذ‬
َ ‫ن الل ّٰه ِ ۚفَاِذ َا‬

“Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau (Nabi


Muhammad). Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan ada
(pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul pun
membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka, apabila telah datang
perintah Allah (hari Kiamat), diputuskanlah (segala perkara) dengan adil. Ketika
itu, rugilah para pelaku kebatilan.” (QS.Ghafir [40]: 78)

Didalam kitab al-Wujuh wan Nadzair penggunaan kata Amr dalam ayat ini
tertuju pada perintah untuk perang badar yang turun ketika Nabi di Madinah untuk
memerangi penduduk makkah. Hal ini terlihat sedikit berbeda dengan penafsiran
dalam kitab Ibnu Katsir yang menafsirkan Amr sebagai azab/pembalasan bagi
mereka yang mendustakan Allah dan Mu’jizat yang Allah berikan kepada
nabi-Nya.9

Pemaknaan Amr sebagai perang badar di perkuat dan dikaitkan dengan


kalimat serupa yang terdapat pada (QS. Al-Anfal [8]:44):

‫َ ّو يُق َل ّل ُِك ُ ْم ف ِ ْٓي اَعْيُنِه ِ ْم لِي َ ْقضِيَ الل ّٰه ُ اَمْرًا ك َانَ مَفْعُوْل ًا‬

8
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, cetakan pertama: 2002.
9
Ibid.

9
“Dia memperlihatkan kamu (berjumlah) sedikit dalam penglihatan mereka
supaya Allah melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan” (QS.
Al-Anfal [8]:44)

f. Kata Amr sebagai Perintah Memerangi Bani Quraidzah

Sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah[2]: 109:

‫حسَدًا مّ ِنْ عِنْدِ اَنْفُسِه ِ ْم مّ ِْۢن بَعْدِ م َا‬ ُ ‫ٰب لَو ْ ي َر ُ ُدّوْنَك ُ ْم مّ ِْۢن بَعْدِ اِيْمَانِك ُ ْم‬
َ ۚ‫ك َ ّفارًا‬ ِ ْ ‫و َ َدّ كَثِيْر ٌ مّ ِنْ اَه‬
ِ ‫ل الْكِت‬

ٌ ‫ل شَيْء ٍ قَدِيْر‬ ّ َ ِ ‫حو ْا حَت ّٰى يَْأ تِي َ الل ّٰه ُ ب ِا َ ْمر ِ ٖه ۗ ا‬
ِ ّ ُ ‫ن الل ّٰه َ عَل ٰى ك‬ ُ َ ‫تَبيَ ّنَ لَهُم ُ الْح َُقّ ۚ فَا ْعفُو ْا و َاصْ ف‬

“Banyak di antara Ahlul Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan


kamu setelah kamu beriman menjadi kafir kembali karena rasa dengki dalam diri
mereka setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka, maafkanlah (biarkanlah) dan
berlapang dadalah (berpalinglah dari mereka) sehingga Allah memberikan
perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 109)

Ayat ini menceritakan tentang upaya ahli kitab untuk membelokkan kaum
muslim dari agama Allah. Ayat ini sekaligus mengandung peringatan kepada
orang Islam untuk tetap waspada terhadap tipu muslihat yang dilakukan ahli kitab
yang terjadi karena kedengkian terhadap umat Islam. Allah memerintahkan umat
islam untuk tetap bersabar dan memaafkannya sampai Allah memberikan
perintah.

Ali Ibnu Abu Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
firman Allah: Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah datangkan
perintah (Al-Baqarah : 109) bahwa ayat ini telah di mansukh oleh firman-Nya :
Maka bunuhlah orang orang musyrikin itu dimana saja kalian jumpai (At-Taubah :
29).10 Peristiwa ini telah terjadi, umat Islam memerangi bani Quraidzah dan Bani
Nadzir setelah mereka merobek-robek perjanjian dan membantu kaum musyrikin
di perang khandaq maka terjadilah perang dan pengusiran dari Madinah11.

10
Ibid.
11
Tafsir Kemenag RI

10
g. Kata Amr sebagai Fathu Mekkah

Sebagaimana dalam QS. At-Taubah [9]: 24:

َ ٌ ‫ل ٱق ْتَر َف ْتُم ُوه َا و َتِ جَٰرَة‬


َ‫تخْشَوْن‬ ٌ ٰ َ ‫قُلْ ِإ ن ك َانَ ءَابَٓاُؤك ُ ْم وََأ ب ْنَٓاُؤك ُ ْم وِإَ خْ وَٰنُك ُ ْم وََأ ْزوَٰجُك ُ ْم وَعَشِيرَتُك ُ ْم وََأ مْو‬

ِ َ ‫ٱلل ّه ِ وَرَسُولِه ِۦ و‬
َ َ ‫جه َادٍ فِى سَب ِيلِه ِۦ فَتَر ََب ّصُوا ۟ ح ََت ّى يَْأ تِى‬
ُ ‫ٱلل ّه‬ َ ‫ن‬ ّ َ ‫ضوْنَهَٓا َأ ح‬
َ ِ ّ‫َب ِإ لَيْك ُم م‬ َ ْ‫ن تَر‬ ِ ٰ َ‫كسَاد َه َا وَمَس‬
ُ ‫ك‬ َ
ٰ
َ‫بَِأ ْمرِه ِۦ ۗ و ََٱلل ّه ُ ل َا يَهْدِى ٱلْقَوْم َ ٱلْفَٰسِق ِين‬

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu,


saudara-saudaramu, pasangan-pasanganmu, keluargamu, harta kekayaan yang
kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, serta
tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya
dan daripada berjihad di jalan-Nya, tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya.” Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS.
At-Taubah [9]: 24)

Ayat ini menceritakan mengenai perintah kepada umat islam untuk


berhijrah ke Madinah dimana mereka harus meninggalkan keluarga, harta dan
perniagaan mereka untuk agama Allah. Tetapi dalam ayat ini pula Allah telah
menjanjikan suatu keputusan sebagai isyarat kebahagiaan bagi kaum Muslim
yakni dengan keputusan Fathu Makkah.12

h. Kata Amr sebagai Hari Kiamat

Sebagaimana dalam QS. An-Nahl [16]: 1:

ُ ۗ ُ ‫اَت ٰىٓ اَمْرُ الل ّٰه ِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْه‬


ُ ِ ‫سب ْحٰ ن َه ٗ و َتَعٰل ٰى ع ََم ّا يُشْر‬
َ‫كوْن‬

“Ketetapan Allah pasti datang. Maka, janganlah kamu meminta agar dipercepat
(kedatangan)-nya. Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan. Ketetapan Allah Swt. yang dimaksud adalah hari Kiamat yang
telah diperingatkan kepada orang musyrik”.( QS. An-Nahl [16]: 1)

12
Ibnu Jarir, Tafsir Ath-Thabari, Jilid 4, hlm. 95

11
Allah menegaskan bahwa hari kiamat pasti akan datang, penegasan ini
hadir karena permintaan orang kafir agar azab segera diberikan kepada Nabi
Muhammad. Maka Allah mengatakan bahwa azab itu pasti akan datang untuk
mereka (orang kafir) pada waktu yang sudah ditentukan tanpa mereka meminta
untuk mempercepat.

Dalam ayat ini Allah menggunakan kata kerja bentuk lampau (fi’il madhi)
padahal hari itu belum terjadi. Hal ini sebagai bentuk penegasan bahwa azab
tersebut akan benar benar akan terjadi. Ayat ini mengandung ancaman besar bagi
orang orang kafir sekaligus sebagai pemberitahun umat Islam bahwa azab akan
benar menimpa mereka.13

i. Kata Amr sebagai Ketetapan

Sebagaimana dalam QS. Ar-Ra’d [14]: 2:

ٌ‫ل‬
ّ ُ ‫ْس و َالْقَم َر َۗ ك‬
َ ‫شم‬ ِ ْ ‫ت ب ِغَيْر ِ ع َمَدٍ ت َر َ ْونَهَا ث َُم ّ اسْ ت َٰوى عَلَى ال ْعَر‬
ّ َ ‫ش و َسَ َخ ّر َ ال‬ ّ َ ‫ِي ر َف َ َع ال‬
ِ ‫سم ٰٰو‬ ْ ‫اَلل ّٰه ُ ال َ ّذ‬

َ‫ل الْاٰي ِٰت لَع ََل ّك ُ ْم بِلِق َ ۤا ء ِ ر َبِّك ُ ْم تُو ْق ِنُوْن‬ ِّ ‫ل ُمّسَ ًمّىۗ يُدَب ّ ِر ُ الْاَمْرَ يُف‬
ُ ‫َص‬ ْ ‫َيّ جْر‬
ٍ َ ‫ِي ل ِاَج‬

“Allah yang meninggikan langit tanpa tiang yang (dapat) kamu lihat. Kemudian,
Dia bersemayam di atas ‘Arasy) serta menundukkan matahari dan bulan.
Masing-masing beredar hingga waktu yang telah ditentukan (kiamat). Dia (Allah)
mengatur urusan (makhluk-Nya) dan memerinci tanda-tanda (kebesaran-Nya)
agar kamu meyakini pertemuan (kamu) dengan Tuhanmu”. (QS. Ar-Ra’d [14] : 2)

Yudabbirul Amr dalam tafsir At-Thabari ditafsirkan sebagai ketetapan


Allah dalam meninggikan langit tanpa ada tiang yang dilihat, dia yang mengatur
segala urusan agama dan akhirat tanpa sekutu. Sehingga Amr yang dimaksud
adalah segala suatu ketetapan yang telah ditetapkan Allah.14 Kalimat ini dalam
Tafsir Wujuh wan Nadhzoir dikaitkan dengan QS. Ar-Ra’d [7] : 54 :

ُ‫ق و َالْاَم ْۗر‬


ُ ْ ‫…اَل َا لَه ُ الْخَل‬

13
Tafsir Kemenag RI
14
Ibnu Jarir, Tafsir Ath-Thabari, Jilid 4, hlm. 402.

12
“Hanya milik-Nyalah segala penciptaan dan urusan”. (QS. Ar-Ra’d [7] : 54)

Dimana ayat ini membahas bagaimana Allah mengatur alam raya beserta
isinya, mengatur siang dan malam, mengatur bagaimana benda benda langit
beredar, hal ini tak lain adalah suatu ketetapan Allah.

j. Kata Amr seabagi Wahyu

Sebagaimana dalam QS. As-Sajdah [32]: 5:

َ‫ج اِلَيْه ِ ف ِ ْي يَو ْ ٍم ك َانَ م ِ ْقد َار ُ ٓه ٗ اَل َْف سَنَة ٍ م َِّم ّا تَع ُ ُ ّد ْون‬ ِ ‫سم َ ۤا ء ِ اِلَى الْا َ ْر‬
ُ ُ ‫ض ث َُم ّ يَعْر‬ ّ َ ‫ن ال‬
َ ِ ‫يُدَب ّ ِر ُ الْاَمْرَ م‬

“Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (segala urusan) itu
naik kepada-Nya pada hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu”. Yang dimaksud urusan itu naik kepada-Nya adalah
beritanya dibawa oleh malaikat. Ayat ini merupakan tamsil bagi kebesaran Allah
Swt. dan keagungan-Nya.15(QS. As-Sajdah [32] : 5)

Amr dalam ayat ini dimaknai sebagai wahyu dalam kitab Wujuh wan
Nadzhair dimana tertulis bahwa Amr yang disandingkan dengan kata minas
samaai ilal ardhi yang dimaksud adalah turunnya wahyu dari langit ke bumi.16
Sebagaimana juga tertulis dalam tafsir Baghawi yang menafsirkan kata
yudabbirul Amr dengan memutuskan perkara dan menurunkan ketetapan,
selanjutnya kalimat minas samaai ilal arhi ditafsirkan sebagai wahyu yang turun
bersama jibril dari langit ke bumi.17 Maka disimpulkan bahwa ketetapan yang
turun tersebut adalah wahyu yang turun dengan Jibril.

k. Kata Amr sebagai Perintah

Sebagaimana dalam QS. An-Nahl [16]: 90

15
Terjemahan Kemenag 2019
16
Husain bi Muhammad Al-Damaghsni, Islah Al-Wujuh wa Al-Nadzhair fi Al-Qur’an
Al-’Adziim, (Beirut: Dar Al-’Ilm li Al-Malayiin, 1980) hlm. 42
17
Abu Muhammad Al-Baghawi, Tafsir Baghawi. Kairo

13
‫ن الْف َحْ شَ ۤا ء ِ و َال ْمُن ْكَر ِ و َال ْبَغ ِْي يَعِظُك ُ ْم‬
ِ َ ‫ن و َاِي ْت َ ۤا ِئ ذِى الْقُر ْب ٰى و َيَنْهٰ ى ع‬ ّ َ ِ ‫ا‬:
ِ ‫ن الل ّٰه َ يَْأ م ُرُ ب ِال ْع َ ْد‬
ِ ‫ل و َالْا ِحْ سَا‬

َ‫لَع ََل ّك ُ ْم تَذ َك ّر ُ ْون‬

“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan


bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan
permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.” (QS.
An-Nahl [16]: 90).

Ayat ini memerintahkan untuk berlaku adil, diantara keadilan tersebut


adalah pengakuan terhadap orang orang yang bersyukur atas nikmat yang Allah
berikan, mencurahkan pujian kepada mereka yang pantas kepadanya, keadilan
dalam kitab at-Thobari juga disebutkan sebuah kesaksian bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah.18

l. Kata Amr sebagai Dosa

Sebagaimana dalam QS. At-Talaq [65]: 9:

‫خسْر ًا‬
ُ ‫ل ا َ ْمر ِه َا وَك َانَ عَاق ِب َة ُ ا َ ْمر ِه َا‬
َ ‫فَذ َاق َْت و َب َا‬

“Maka, mereka telah merasakan akibat buruk dari perbuatannya, dan akibat
perbuatan mereka itu adalah kerugian yang besar.” (QS. At-talaq [65] : 9)

Para pendosa akan mendapatkan balasan dari apa yang ia perbuat, dimana
Amr dalam ayat ini bermakna pembalasan atas dosa (‫)جزاء ذنوبه‍‍ا‬.

m. Kata Amr sebagai Pertolongan

Sebagaimana dalam QS. Ali-Imran [3]: 154:

18
Ibnu Jarir, Tafsir Ath-Thabari, Jilid 4, hlm. 551.

14
ِ ‫ل عَلَيْك ُ ْم مّ ِْۢن بَعْدِ ال ْغ َ ِ ّم اَم َن َة ً ُن ّع َاسًا َي ّغْش ٰى َۤط ِٕاىف َة ً مِّنْك ُ ْم ۙ و ََۤط ِٕاىف َة ٌ ق َ ْد اَه َم ّتْه ُ ْم اَنْف ُسُه ُ ْم يَظ ُُن ّوْنَ ب ِالل ّٰه‬
َ َ ‫ث َُم ّ اَن ْز‬

‫يخْفُوْنَ ف ِ ْٓي‬ ّ َ ِ ‫ن الْا َ ْمر ِ م ِنْ شَيْء ٍ ۗ قُلْ ا‬


ُ ۗ ِ ‫ن الْاَمْرَ ك َُل ّه ٗ لِل ّٰه‬ َ ِ ‫غَيْر َ الْحَقّ ِ ظ ََنّ الْجا َه ِل َِي ّة ِ ۗ يَقُو ْلُوْنَ ه َلْ َل ّنَا م‬

ُ ْ ‫ن الْا َ ْمر ِ شَيْء ٌ َمّا قُتِل ْنَا هٰه ُنَا ۗ قُلْ َل ّو‬
‫كن ْتُم ْ ف ِ ْي بُيُو ْتِك ُ ْم‬ َ َ ‫اَنْفُسِه ِ ْم َمّا ل َا يُبْد ُ ْونَ ل‬
َ ِ ‫ك ۗ يَقُو ْلُوْنَ لَو ْ ك َانَ لَنَا م‬

ۗ ‫ِص م َا ف ِ ْي قُلُو ْبِك ُ ْم‬


َ ‫ح‬ ُ ‫ل اِل ٰى مَضَاجِعِه ِ ْم ۚ و َلِيَب ْتَلِي َ الل ّٰه ُ م َا ف ِ ْي‬
ّ َ ُ ‫صد ُ ْورِك ُ ْم وَلِيم‬ َ ْ ‫لَبَرَز َ ال َ ّذِي‬
ُ ْ ‫ن كُت ِبَ عَلَيْهِم ُ الْقَت‬

ُ ‫َات‬
ِ‫الصّ د ُ ْور‬ ِ ‫و َالل ّٰه ُ عَلِي ْم ٌ ۢبِذ‬

“Setelah kamu ditimpa kesedihan, kemudian Dia menurunkan rasa aman


kepadamu (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kamu, sedangkan
segolongan lagi telah mencemaskan diri mereka sendiri. Mereka berprasangka
yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata,
“Adakah sesuatu yang dapat kita perbuat dalam urusan ini?” Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Sesungguhnya segala urusan itu di tangan Allah.” Mereka
menyembunyikan dalam hatinya apa yang tidak mereka terangkan kepadamu.
Mereka berkata, “Seandainya ada sesuatu yang dapat kami perbuat dalam
urusan ini, niscaya kami tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.” Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Seandainya kamu ada di rumahmu, niscaya orang-orang
yang telah ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka
terbunuh.” Allah (berbuat demikian) untuk menguji yang ada dalam dadamu dan
untuk membersihkan yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui segala isi
hati.”

َ ّ َ ِ ‫ن الْا َ ْمر ِ م ِنْ شَيْء ٍ ۗ قُلْ ا‬


ِ ‫ن الْاَمْر ك َُل ّه ٗ لِل ّٰه‬ َ ِ ‫يَقُو ْلُوْنَ ه َلْ َل ّنَا م‬

Amr dalam kalimat diatas ditafsirkan sebagai pertolongan, untuk


menjawab keluhan orang orang munafik yang berprasangka buruk kepada Allah,
maka Allah menegaskan dengan firman-Nya bahwa segala urusan itu ditangan
Allah.19 Bahwa pertolongan dari apa yang menimpa kalian ada ditangan Allah.
Sebagaimana kalimat pertama dalam ayat ini bahwa setelah ditimpa kesedihan
pasti Allah akan menurunkan rasa aman,
19
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, cetakan pertama: 2002

15
n. Kata Amr sebagai Suatu Urusan Tindakan

Sebagaimana dalam QS. Asy-Syuara [42]: 53:

َ ْ ‫ل فِرْعَوْنُ فِى ال ْمَد َ ۤا ِٕى ِن حٰ شِر ِي‬


‫ن‬ َ ‫س‬
َ ‫فَا َ ْر‬

“(yaitu) jalan Allah yang milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi. Ketahuilah (bahwa) kepada Allahlah segala urusan kembali!”
(Asy-Syura [42]: 53)

Ketika di akhirat Allah lah yang akan menyelesaikan urusan seseorang,


baik buruknya tindakan mereka akan dibalas sesuai perbuatan mereka dengan
seadil adilnya, maka hanya kepada Allah lah yang sang Maha Adil segala urusan
dikembalikan.20

o. Kata Amr sebagai Tenggelam

Sebagaimana dalam QS. Hud [11]: 43:

‫ل‬
َ ‫حم َ ۚوَح َا‬ َ ‫ن ال ْم َ ۤا ء ِ ۗقَا‬
ِ ّ‫ل ل َا عَاصِم َ ال ْيَوْم َ م ِنْ ا َ ْمر ِ الل ّٰه ِ ا َِلّا م َنْ َر‬ ٍ َ ‫ل سَاٰو ِْٓي اِل ٰى جَب‬
َ ِ ‫ل َي ّعْصِ مُن ِ ْي م‬ َ ‫قَا‬

َ‫ن ال ْمُغْر َق ِيْن‬


َ ِ ‫ج فَك َانَ م‬
ُ ْ ‫بَيْنَهُم َا ال ْمَو‬

“Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan berlindung ke gunung yang dapat


menyelamatkanku dari air (bah).” (Nuh) berkata, “Tidak ada penyelamat pada
hari ini dari ketetapan Allah kecuali siapa yang dirahmati oleh-Nya.” Gelombang
menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah dia (anak itu) termasuk
orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Hud [11] :43)

Berawal dari kisah diazabnya kaum Nabi Nuh dengan hujan yang sangat
deras dan lama sehingga menyebabkan banjir yang menenggelamkan mereka.
Kata Amr yang diartikan ketetapan Allah diatas dimaksudkan suatu ketetapan

20
Al-Muyassar, Kementrian Agama Saudi Arabia, yang diakses melalui tafsirwebcom
pada 27 Februari 2024

16
yang telah diperoleh kaum Nuh yakni ketetapan tenggelam oleh banjir yang
merupakan azab Allah.

p. Kata Amr Sebagai Memperbanyak Bilangan

Sebagaimana dalam QS. Al-Isra’ [17]: 16:

َ ِ ‫و َاِذَٓا اَرَدْنَٓا ا َ ْن ُ ّنه ْل‬


ُ ْ ‫ك قَر ْيَة ً اَم َْرن َا مُتْر َفِيْهَا فَفَسَقُو ْا فِيْهَا فَح َقّ عَلَيْهَا الْقَو‬
‫ل فَد َ َمّ ْرنٰهَا ت َ ْدمِيْر ًا‬

“Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan orang-orang


yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah). Lalu, mereka melakukan
kedurhakaan di negeri itu sehingga pantaslah berlaku padanya perkataan (azab
Kami). Maka, Kami hancurkan (negeri itu) sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Isra’
[17 :16])

Amarna dalam ayat ini kontroversial dikalangan ulama’ dalam qiraatnya,


mujahid membacanya dengan tasydid ‘ammarna’ (maka Kami memberikan
kekuasaan kepada orang-orang yang jahat tetapi mereka tidak menaati).

Menurut Qatadah dan Hasan Amr dalam ini dibaca tanpa tasydid
Aamarnaa dengan mad pada alifnya yang berarti memberbanyak bilangan.
Maksudnya jika ditafsirkan secara ringan Kami memerintahkan mereka untuk taat
kepada Allah tetapi mereka durhaka maka dimaknai pula Kami menjadikan
mereka pemimpin dan dimaknai pula kami memperbanyak jumlah mereka.
Dikatakan pula ‘Allah memberinya mereka kekuasaan yakni Allah
memperbanyak bilangan mereka.21

4. Pesan Al-Qur’an tentang ‘Amr


Kata amr dalam Al-Quran banyak memiliki makna tetapi makna
yang sering digunakan dari kata amr adalah perintah. Dan banyak memiliki arti
yang lainnya juga. Dasarnya setiap kosa kata yang ada di dalam Al-Quran pasti
punya makna sendiri yang terkandung di dalamnya, ketika memahami
kosakata tidak hanya bisa dipahami begitu saja dengan terjemahan atau sama

21
Abu Muhammadd Al-Baghawi, Tafsir Baghawi. Kairo

17
dengan makna yang ada di kamus biasanya, karena dibalik kosa kata didalam
Al-Quran pasti menyimpan makna makna berbeda meskipun katanya sama
tapi kadang berbeda di dalam satu ayat dengan ayat yang lainnya.

B. AMAL
1. Makna Dasar

‫ عمل‬merupakan fi'l madhi yang berasal dari tasrif arab amila - ya'malu -

amalan yang memiliki arti berbuat / bekerja. ‘Amal merupakan perbuatan yang
dikerjakan dengan maksud tertentu dan lebih khusus dari al-fi'lu. Al-fi'lu artinya
wujud pekerjaan yang sudah ada sebelumnya baik karena sebab maupun tidak dan
fi'l selalu dinisbatkan kepada hewan sedang kan amal dikhususkan kepada
manusia karena tujuannya jelas dan memiliki maksud.22
2. Kosa Kata Amal dalam Al-Qur’an
Kata 'amal terdapat 360 kali pengulangan dalam al quran dengan banyak
derivasi.23

Bentuk Kata Hitungan Kata Surah

‫ل‬
َ ‫ع َم‬ 19 kali Al-Baqarah: 62, Al-Maidah: 69,
Al-An’am: 54, An-Nahl: 97,
Al-Kahfi: 88, Maryam: 60,
Thaha: 75 & 82, Al-Furqan: 70 &
71, Al-Qashash: 67 & 80,
Ar-Rum:44, Saba’: 38, Ghafir:
40, Fushilat: 33 & 46,
Al-Jatsiyah: 15

‫ع َملَت‬ 5 kali Ali-Imran:30, An-Nahl:111,


Yasin:71, Az-Zumar:80

‫عملتم‬ 1 kali At-Taghabun:7

‫عملته‬ 1 kali Yaasiin:35

22
Al-Raghib Al-Ashfahani, Mu’jam Mufradat Al-Fadzi Al-Qur’an (Beirut: Dar Al-Kutub
Al-Ilmiyah: 2004), hlm. 360
23
Aplikasi Al-Qur’an (Tafsir & Perkata) from Greentech Apps Foundation. Diakses pada
26 Februari 2024.

18
‫عملو‬ 73 kali Al-Baqarah:25, 82, 277,
Ali-Imran:57, An-Nisa:57, 122,
173, Al-Maidah:9, 93,
Al-An’am:132, Al-A’raf:43, 153,
Yunus:4, 9, Huud: 11, 23,
Ar-Ra’d:29, Ibrahim:23,
An-Nahl:34, 119, Al-Kahfi:30,
49, 107, Maryam:96, Al-Hajj:14,
23,50, 56, An-Nuur:38, 55, 64,
Al-Furqan:23, Asy-Syuara:26,
Al-Qashash:84, Al-Ankabut:7, 9,
58, Ar-Ruum:15, 41, 45, Luqman:
8, 23, As-Sajdah:19, Saba’:3, 38,
Fathir:7, Shad:24, 28,
Az-Zumar:35, Ghafir:58,
Fushilat:8, 50, As-Syuara:22, 26,
Al-Jatsiyah:45, 30, 33,
Al-Ahqaf:16, 19, Muhammad:2,
12, Al-Fath:29, An-Najm: 31,
Al-Mujadilah:6, 7,
Ath-Thalaq:11, Al-Insyiqaq:25,
Al-Buruuj:11, At-Tiin:6,
Al-Bayinnah:7, Al-’Asr:3

‫اعمل‬ 4 kali Yunus:41, Al-Mu’minun:100,


An-Naml:19, Al-Ahqaf:15

‫تعمل‬ 2 kali Al-Anbiya’:74, Al-Ahzab:31

‫تعملون‬ 83 kali Al-Baqarah:74, 85, 110, 140, 149,


233, 234, 237, 265, 271, 283,
Ali-Imran:98, 99,153,156,180,
An-Nisa:94,128,135,
Al-Maidah:8, 105, Al-An’am:60,
Al-A’raf:43,129, Al-Anfal:72,
At-Taubah:16,93,105,
Yunus:23,41, 61, Huud:92,
112,123, An-Nahl:28,32,93,
Al-Hajj:28, Al-Mu’minun:51,
An-Nuur:28,53,
Asy-Syuara:188,216,
An-Naml:84,90,93,
Al-Ankabut:8,55, Luqman:15,29,
As-Sajdah:14, Al-Ahzab:2,9,
Saba’:11,25, Yaasiin:54,
Ash–Shafat:39,96, Az-Zumar:7,
Fushilat:22,40, Az-Zukhruf:72,

19
Al-Jatsiyah:28,29, Al-Fath:11,24,
Al-Hujurat:18, Ath-Thur:16,19,
Al-Hadid:4,10,
Al-Mujadalah:3,11,13,
Al-Hasyr:18, Al-Mumtahanah:3,
Al-Jumu’ah:8, Al-Munafiqun:11,
At-Taghabun:2,8, At-Tahrim:7,
Al-Mursalat:43

‫نعمل‬ 6 kali Al-A’raf:53,53, An-Nahl:28,


As-Sajdah:12, Fathir:35,37

‫يعمل‬ 14 kali An-Nisa:110,123,124,


Ibrahim:42, Al-Isra’:84,
Al-Kahfi:110, Thaha:112,
Al-Anbiya’:94, Saba’:12,
Ash-Shafat:61, At-Taghabun:9,
Ath-Thalaq:11, Al-Zalzalah:7,8

‫يعملون‬ 56 kali Al-Baqarah: 96,134,141,


Ali-Imran:120,163,
An-Nisa:17,18,108, Al-Maidah:
62,66,71, Al-An’am:
43,88,108,122,127, 132, Al-A’raf:
118, 139,147,180,
Al-Anfal:39,47, At-Taubah:9,
121, Yunus:12, Huud:16, 78,111,
Yusuf:19, 69, Al-Hijr:93,
An-Nahl:96, 97, Al-Isra:9,
Al-Kahfi: 2,79,
Al-Anbiya’:27,82, An-Nur: 24,
Asy-Syuara:112,169, Al-Qashash:
84, Al-Ankabut:4, 7,
As-Sajdah:17,19, Saba’:13,33,
Az-Zumar:35, Fushilat:20, 27,
Al-Ahqaf:14, Al-Waqiah:24,
Al-Mujadalah:15,
Al-Munafiqun:2

‫اعمل‬ 2 kali Saba’:11, Fushilat:5

‫اعملوا‬ 9 kali Al-An’am:135, At-Taubah:105,


Huud:93,121, Al-Mu’minun:51,
Saba’:11,13, Az-Zumar:39,
Fushilat:40

‫عمل‬ 9 kali Ali-Imran:195, Al-Maidah:90,


At-Taubah:120, Yunus:261,81,

20
Huud:46, Furqan:23,
Al-Qashash:15, Fathir:10

‫عملا‬ 8 kali At-Taubah:102, Huud:7,


Al-Kahfi:7, 30, 110,
Al-Anbiya’:82, Furqan:25,
Al-Mulk:2

‫عملك‬ 1 kali Az-Zumar:65

‫عملكم‬ 4 kali At-Taubah:94,105, Yunus:41,


Asy-Syuara:168

‫عمله‬ 5 kali Al-Maidah:5, Fathir:37,


Muhammad:14, At-Tahrim:11

‫عملهم‬ 2 kali Al-An’am:108, Ath-Thur:21

‫عملى‬ 1 kali Yunus:41

‫اعمال‬ 1 kali Al-Mu’minun:63

‫اعمالا‬ 1 kali Al-Kahfi:103

‫اعمالكم‬ 9 kali Al-Baqarah:139, Al-Qashash:55,


Al-Ahzab:71, Asy-Syuara:15,
Muhammad:30, 33,35,
Al-Hujurat:2,14

‫اعماتنا‬ 3 kali Al-Baqarah: 139, Al-Qashash:55,


Asy-Syuara:15

‫اعمالهم‬ 27 kali Al-Baqarah:167,217,


Ali-Imran:22, Al-Maidah:53,
Al-A’raf:147, Al-Anfal:48,
At-Taubah:17,27,69,
Huud:15,111, Ibrahim:18,
An-Nahl:63, Al-Kahfi:105,
An-Nuur: 39, An-Naml:4,24,
Al-Ankabut:38, Al-Ahzab:19,
Al-Ahqaf:19, Muhammad:
1,4,8,9,28,32, Al-Zalzalah:6

‫عامل‬ 4 kali Ali-Imran:195, Al-An’am:135,


Huud:93, Az-Zumar:39

‫عاملة‬ 1 kali At-Taghabun:3

21
‫عاملون‬ 4 kali Huud:121, Al-Mu’minun:63,
Ash-Shafat:61, Fushilat:5

‫العاملين‬ 4 kali Ali-Imran:136, At-Taubah:60,


Al-Ankabut:58, Az-Zumar:74

3. Ragam Makna Kata Amal


a. ‘Amal sebagai Profesi atau Pekerjaan
Dalam Lisanul Arab bahwa ‫ عمل‬itu bermakna ‫ المهنة و الفعل‬yang berarti profesi atau

pekerja, atau bermakna kata kerja juga. Dalam QS. Yunus: 9:


َ ‫ت‬
‫ٱلن ّع ِِيم‬ ِ ّٰ ‫تحْتِهِم ُ ٱلَْأ نْهَٰر ُ فِى ج ََن‬ َ ۖ ‫ت يَهْدِيه ِ ْم ر َ ُ ّبه ُم بِإِ يمَٰنِه ِ ْم‬
َ ‫تجْرِى م ِن‬ ِ ٰ‫ح‬ ٰ َ ۟ ‫ن ءام َن ُوا ۟ و َعَم ِلُوا‬
َ ِ ‫ٱلصّ ل‬ َ ّ َ ‫ِإ‬
َ َ ‫ن ٱل ّذِي‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh,
mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka
mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan. (QS. Yunus: 9)
Kata ‫ عملو‬diatas bermakna mengerjakan. Namun kata amal dalam

Al-Qur’an disandingkan dengan kata sholih, sehingga kata amal jarang yang
berdiri sendiri atau spesifik terhadap profesi tertentu.
b. Amal sebagai Perbuatan Baik
Sebagaimana dalam QS. An-Nahl: 96

َ‫ن م َا ك َانُو ْا يَعْم َلُوْن‬


ِ َ‫جر َه ُ ْم ب ِاَحْ س‬
ْ َ ‫ن صَب َر ُ ْٓوا ا‬ ۗ ٍ ‫ما عِنْد َك ُ ْم يَنْفَد ُ وَم َا عِنْد َ الل ّٰه ِ ب َا‬
َ ْ ‫ق و َلَن َجْ زِيَنّ ال َ ّذِي‬

Apa yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.
Kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. An-Nahl:
96)
Amal itu semua perbuatan yang dilakukan dengan niat tertentu. Kata amal
dalam Al-Qur’an maknanya sebagai perbuatan yang berdekatan dengan ungkapan
lain yakni fi’il, sa’yu, shan’u, kasab dan jarah. Persamaan kata tersebut yaitu
sam-sama meliputi perbuatan manusia, namun memiliki fokus makna yang
berbeda.
4. Pesan Al-Qur’an tentang Amal

22
Dalam al-Quran, term 'amal digunakan dalam dua konteks: positif dan
negatif.9 Dalam konteks positif, di antaranya dinyatakan dengan ungkapan
'amiluw al-shalihat (‫)عملواالصـالحات‬. Sedangkan dalam konteks negatif diekspresikan

dengan kalimat 'amiluw al-sayyiat (‫)عملوااسـيئات‬. Yang disebut pertama paling

banyak disebut dalam al- Quran. Sementara yang terakhir hanya disebutkan
al-Quran tidak lebih dari tiga kali, yaitu terdapat dalam surat al-A'raf: 42, al-Nahl:
119 dan al-Qashash: 84.24
C. BURHAN
1. Makna Dasar
‫ برهان‬artinya menjelaskan alasan. Kata ‫ برهان‬mengikuti wazan ‫فعالن‬.

Sebagian pakar bahasa berpendapat bahwa kata ‫ برهان‬merupakan bentuk Masdar

dari fi’il ‫ بره– يبره‬, dan di dalam kitab Mu’jam Mufradat al-Fadzi al-Qur’an juga

menambahkan bahwa al burhan adalah penjelas hujjah yang menguraikan dan


menjelaskan atau bukti untuk menjelaskan fakta sesuatu.25
2. Kosa Kata Burhan dalam Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, kata ‫ برهان‬disebutkan sebanyak 8 kali dalam 6 surah.26

Bentuk Kata Hitungan Surah

‫برهان‬ 3 kali An-Nisa: 174, Yusuf: 24,


Al-Mu’minun: 117

‫برهانكم‬ 4 kali Al-Baqarah: 111, Al-


Anbiya’: 24, An-Naml:
64, Al-Qashash: 75

‫برهانان‬ 1 kali Al-Qashash: 32

3. Ragam Makna Kata Burhan

24
Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Al-Fadzi Al-Qur’an Al-Karim, (Mesir:
Dar al-Kitab al-Mishriyyah, 1436 H), hlm. 483-484.
25
Al-Raghib al-Ashfahani, Mu’jam Mufradat al-Fadz al-Qur’an, (Beirut: Darul Fikr),
hlm. 121.
26
M. Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Al-Fadzi Al-Qur’an Al-Karim,
(Mesir: Dar al-Kitab al-Mishriyyah, 1436 H), hlm. 118.

23
a. Burhan dimaknai sebagai Bukti

‫ن مّ ِنْ َرّ بِّك ُ ْم و َاَن ْزَل ْنَٓا اِلَيْك ُ ْم نُوْر ًا ُمّبِي ْنًا‬
ٌ ‫ج ۤا ءَك ُ ْم بُرْه َا‬
َ ‫اس ق َ ْد‬ َ ‫ٰٓيا ُ َ ّيهَا‬
ُ ّ ‫الن‬

Wahai manusia, sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran (Nabi


Muhammad dengan mukjizatnya) dari Tuhanmu dan telah Kami turunkan
kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur’an). (QS. An-Nisa 4:174)

b. Burhan dimaknai sebagai Tanda

ْ‫س ۤو ْء َ و َالْف َحْ شَ ۤا ۗء َ ا َِن ّه ٗ م ِن‬


ّ ُ ‫ِف عَن ْه ُ ال‬ َ ِ ‫ت ب ِ ٖ ۙه و َه َ َ ّم بِهَا ۚ لَوْلَٓا ا َ ْن َرّا ٰ بُرْه َانَ ر َب ِّ ٖ ۗه كَذٰل‬
َ ‫ك لِنَصْر‬ ْ ّ ‫و َلَق َ ْد ه َم‬

َ‫عِبَادِن َا ال ْمُخْلَصِ يْن‬

Sungguh, perempuan itu benar-benar telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Yusuf


pun berkehendak kepadanya sekiranya dia tidak melihat tanda (dari)
Tuhannya.369) Demikianlah, Kami memalingkan darinya keburukan dan
kekejian. Sesungguhnya dia (Yusuf) termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
(QS. Yusuf 12:24)

c. Burhan dimaknai sebagai Bukti Kebenaran

ۗ ِ ‫سم َ ۤا ء ِ و َالْا َ ْر‬


‫ض ءَاِلٰه ٌ َمّ َع الل ّٰه ِ ۗقُلْ ه َاتُو ْا بُرْه َانَك ُ ْم ا ِ ْن‬ َ ِ ّ‫ق ث َُم ّ يُعِيْدُه ٗ وَم َنْ َي ّرْز ُقُك ُ ْم م‬
ّ َ ‫ن ال‬ َ ْ ‫ا َمّنْ َي ّبْد َُؤا الْخَل‬

َ‫كن ْتُم ْ صٰ دِق ِيْن‬


ُ

Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang menciptakan
(makhluk) dari permulaannya kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberi
rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah?
Katakanlah, “Kemukakanlah bukti kebenaranmu jika kamu orang-orang benar.”
(QS. An-Naml 27:64)

d. Burhan dimaknai sebagai Mukjizat

24
‫ك اِل ٰى‬
َ ِّ ‫ك بُرْه َان ٰ ِن م ِنْ َرّ ب‬
َ ِ ‫ْب فَذٰن‬ َ ‫ن‬
ِ ‫الر ّه‬ َ ِ‫ك م‬ َ ْ ‫س ۤو ْء ٍ ۖ َ ّواضْ م ُ ْم اِلَي‬
َ َ ‫ك جَنَاح‬ ُ ِ ‫ض ۤا ء َ م ِنْ غَيْر‬
َ ْ ‫تخ ْر ُجْ بَي‬
َ ‫ك‬
َ ِ ‫جي ْب‬
َ ‫ا ُسْ ل ُكْ يَدَك َ ف ِ ْي‬

ِ ٰ ‫فِرْعَوْنَ وَم َلَا ِٕ۟ى ٖ ۗه ا َِ ّنه ُ ْم ك َانُو ْا قَوْم ًا ف‬


َ‫سق ِيْن‬

Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, ia akan keluar (dalam keadaan


bercahaya) putih bukan karena cacat. Dekapkanlah kedua tanganmu jika engkau
takut. Itulah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan engkau tunjukkan) kepada
Firʻaun dan para pembesarnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.”
(QS. Al-Qashash 28:32)

4. Pesan Al-Qur’an tentang Burhan


Di dalam Al-Qur’an, kata burhan tidak banyak disebutkan, Namun setelah
dikumpulkan dan diteliti makna burhan dalam Al-Qur’an mencakup konsep bukti
yang kuat, argumen yang jelas, dan pengetahuan yang mendalam. Al-Qur'an
menekankan pentingnya membawa bukti yang konkret dalam mendukung
keyakinan atau argumen, serta mendorong umatnya untuk merenung dan
memahami ayat-ayat-Nya dengan cermat. Penggunaan kata burhan
mencerminkan seruan untuk berpikir rasional, memiliki pengetahuan yang kokoh,
dan tidak mengambil keputusan tanpa landasan yang jelas.
D. DIN
1. Makna Dasar

Dalam Lisân al-Arab, lafaz al-dîn bermakna: 1) al-dayyan, berarti seorang


hakim yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk memutuskan; 2) hutang;
3) balasan dan pahala (al-jaza' wa al-mukâah); 4) taat; 5) Islam; 6) kebiasaan
(al-adat wa al-shn); dan 7) pengembalian.27

2. Kosa Kata Din dalam Al-Qur’an

Lafadz al-din merupakan kata paling banyak digunakan untuk


mengungkapkan makna agama dalam Alquran, disebutkan sebanyak 92 kali dan
terdapat pada 82 ayat.28

27
Ibnu Manzur, Lisan al-Arab, Jilid 2 (Kairo: Dar al-Ma’arif), 1467-1470.
28
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Al-Fadz Al-Qur’an (Beirut:
Dar Al-Fikr: 1995). hlm. 340-342

25
Bentuk Kata Hitungan Surah

‫الدين‬ 23 kali Al-Baqarah: 132, 193, 256, Ali


Imran: 19, Al-A’raf: 29, Al-Anfal:
39, At-Taubah: 36, Yunus: 22,
Yusuf: 40, Al-Ankabut: 65,
Luqman: 32, Az-Zumar: 2,
Ar-Rum: 30, Shad: 3, Ghafir: 14,
65, Asy-Syuara: 13,
Al-Mumtahanah: 8, 9,
Al-Bayyinah: 5, Al-Ma’un: 1,
An-Nashr: 2.

‫دين‬ 2 kali At-Taubah: 29, Al-Bayyinah: 5

‫دينا‬ 4 kali Ali-Imran: 85, An-Nisa: 125,


Al-Maidah: 3, Al-An’am: 161

‫ديني‬ 4 kali Al-Baqarah: 217, Yunus: 104,


Az-Zumar: 14, Al-Maidah: 54

‫دينهم‬ 8 kali Ali-Imran: 24, An-Nisa- 146,


Al-An’am: 70, Al-A’raf: 51,
Al-Anfal: 49, An-Nur: 25, 55,
Ar-Rum: 32

‫دينكم‬ 10 kali Al-Baqarah: 217, Ali-Imran: 73,


Al-Maidah: 3, 57,77, At-Taubah:
12, Ghafir: 26, Al-Hujurat: 16,
Al-Kafirun: 6

3. Ragam Makna Din dalam Al-Qur’an

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kata al-din memiliki


derivasi berupa kata din, dina, dini. Kata din juga memiliki dua bentuk
pengungkapan dalam Alquran, yaitu dalam bentuk ma'rifah dengan menggunakan
alif lam, dan bentuk nakirah tanpa menggunakan alif lam. Hal ini menunjukkan
beberapa makna, salah satunya adalah untuk mengisyaratkan sesuatu yang telah
dikenal.29 Serupa untuk mengindikasikan untuk menunjuk objek tertentu.30

29
Jalaludin Suyuthi, al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an, Jilid 2, Terj. Tim Editor Indiva (Solo:
Indiva Pustaka, 2009). hlm 46
30
Ali-Ridha, Al-Marji fi Lughah Al-Arabiyyah (Beirut: Dar al-Fikr), hlm 29.

26
Sebagaimana pada QS. al-Baqarah: 132 yang menggunakan kata al-din untuk
menunjukkan kepada anak dari Nabi Yakub.

Dalam bentuk nakirah tanpa alif lam seperti dalam QS. al-Taubah: 29,
redaksi din memiliki makna agama yang ditujukan kepada orang-orang yang tidak
beragama dengan benar. Hal ini bersifat umum dan berlaku secara universal dan
global. Ditambah dengan kata yadinuna sebelum kata din sehingga memperkuat
lagi makna bahwa kalimat ini ditujukan bukan khusus untuk satu orang,
melainkan mereka (lebih dari satu orang) orang-orang yang tidak beragama tanpa
terkecuali.31

Kata al-dîn banyak dipahami oleh para ulama sebagai agama. Quraish
Shihab dalam tafsirnya mengatakan, al-dîn pada dasarnya bermakna ketundukan,
ketaatan, perhitungan, dan balasan. Namun dalam popularitasnya dikenal dengan
makna agama, karena dengan agama seseorang bersikap tunduk dan taat serta
akan diperhitungkan seluruh amalnya, yang atas dasar itu pula dia memperoleh
balasan dan ganjaran.32 “inn al-dîn ‘ind Allâh alislâm”, sering diartikan dengan
“Sesungguhnya agama (yang diridai/disyariatkan) di sisi Allah adalah Islam”.
Sedangkan yang kedua “wa man yabtaghî ghayr al-islâm dînan falâ yuqbal minh
wa huwa fi al-âkhirat min al-khâsirîn”, sering diartikan “Barang siapa mencari
agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima darinya, dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Para penafsir klasik, Ibn Kathîr misalnya mengartikan kedua ayat tersebut
sesuai dengan paradigma eksklusif, yaitu agama islam sebagai agama yang
diridhoi Tuhan. Meski dalam uraiannya, Ibn Kathîr cenderung pluralis dengan
mengatakan bahwa islam pada dasarnya ada dalam setiap ajaran agama yang
diajarkan oleh utusan-utusan Allah terdahulu, namun sifat pluralis tersebut runtuh
dengan statemennya, yaitu “namun setelah datangnya Nabi Muhammad semua
jalan keagamaan ditutup dan hanya syariat Nabi Muhammad lah yang diterima

31
Abdurrahman bin Nashir Al-Sa’adi, Tafsir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam
Al-Mannan, Jilid 3 (Beirut: Alim Al-Kutub, 1995). hlm 83.
32
M, Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, vol 2 (
Jakarta: Lentera Hati, 2011) hlm. 48.

27
oleh Allah”.33 Artinya, Islam yang benar adalah agama Islam yang dibawa oleh
Muhammad, dan itulah Islam yang diridai oleh Allah.

Pendapat yang sama juga dipaparkan oleh Fakhr al-Dîn al-Râzî dalam
tafsirnya Mafâtîh}al-Ghayb. Dalam penafsirannya, al-Râzî mengartikan al-dîn
sebagai pembalasan (al-jazâ’) yang kemudian memunculkan ketaatan (al-t}â‘ah).
Al-dîn disebut sebagai agama karena menyebabkan adanya pembalasan.
Sedangkan kata islam mempunyai tiga makna: 1) Islam bermakna ketundukan
(QS. al-Nisâ’ [4]: 94); 2) Islam bermakna keselamatan, 3) Islam bermakna
memurnikan agama dan akidah hanya untuk Allah. Al-dîn juga diartikan sebagai
al-wafâ’ bi lawâzim alrubûbîyah, yaitu ketika seorang hamba berislam kepada
Allah maka dia tidak akan menyembah selain-Nya, tidak memohon kebaikan
selain kepada-Nya, tidak takut kecuali kepada-Nya, dan tidak menyekutukan-Nya.
Dari makna ini maka al-Râzî menegaskan bahwa agama yang paling selaras
dengan model ketauhidan ini adalah agama Islam.34 Mufasir klasik lainnya seperti
Wahbah al-Zuhaili dalam tafsirnya al-Munir. Ia menafsirkan lafaz al-din pada ayat
di atas merujuk pada agama. Secara detail dijelaskan bahwa kalimat tersebut
menentukan tujuan pokok dari agama dan iman, yaitu ikhlas beribadah kepada
Allah.35

Dapat ditarik kesimpulan bahwa keempat mufasir di atas baik dari masa
klasik maupun kontemporer sepakat bahwa makna dari lafaz al-din adalah agama,
tidak ada perbedaan dan perselisihan.

4. Pesan Din dalam Al-Qur’an

Kata ad Dinn dalam Al-Qur’an memiliki arti dan redaksi yang


berbeda-beda. Namun, arti dan redaksi tersebut pada intinya bermakna salah satu
dari agama, hari pembalasan, tunduk, dan taat.

33
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, Juz 1 (Mesir: Dar Misr) hlm. 354.
34
Abdullah Muhammad bin Umar, Mafatih Al-Ghayb, cetakan 3 (Beirut: Dar Al-Kutub
Al-Jamiyyah, 2009) hlm. 184-185
35
Wahbah Al-Zuhaili, Tafsir Al-Munir fi Aqidah wa Syariah wa Manhaj, Terj. Abdul
Hayy al-Kattani (Jakarta: Kalibata Utara, 2013) hlm. 618

28
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kata Amr memiliki definisi sebagai perintah namun dalam Al-Qur’an kata
Amr tidak hanya memiliki arti perintah. Terdapat arti lain dari kata Amr
tergantung dengan derivasi dan bentuk kosakatanya, seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Begitu juga dengan kata ‘Amal, Burhan dan Din. Kata ‘Amal secara
umum diartikan dengan perbuatan dan beragam arti lainnya. Dalam Al-Qur’an
kata‘Amal disebut dengan bentuk yang berbeda-beda. Kata Burhan diartikan
sebagai bukti, yang mana biasanya dijadikan sebagai penjelasan tentang bukti
suatu kebenaran yang tidak bisa dibantah. Kemudian kata Din, kata Din memiliki
arti agama, namun bila dijabarkan Din memiliki definisi sistem kepercayaan dan
ibadah yang dipegang oleh seseorang, atau seperangkat aturan dan tata cara yang
diikuti oleh seseorang dalam praktik keagamaannya.

Jadi, pada dasarnya setiap kata dalam Al-Qur’an memiliki makna yang
terkandung didalamnya. Yang mana kosakata tersebut tidak dapat dipahami hanya
dengan melihat terjemahan dalam kamus tanpa melihat konteks yang dijelaskan
dalam Al-Qur’an. Karena dalam Al-Qur’an menyimpan makna yang tersirat
didalamnya. Maka dari itu dalam menafsirkan Al-Qur’an harus cermat dan harus
didukung dengan keilmuan yang mumpuni agar tidak merubah pesan yang
terkandung dalam Al-Qur’an.

SARAN

Demikian makalah yang penulis buat dengan bekal pengetahuan dasar


tentang hal[1]hal yang kami sampaikan, diharapkan pembaca dapat mengerti
secara intens pada pembahasan yang kami bicarakan. Namun penulis sebagai
penyusun makalah ini menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
maka kami harapkan kritik sarannya yang bersifat membangunn dari pembaca
guna untuk perbaikan makalah yang akan datang. Kami juga berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca

29
DAFTAR PUSTAKA

Ar-Rumi, Fahd Abdurahman. Ulumul Qur'an Studi Komplektas Al-Qur'an.

Yogyakarta, Titan Ilahi, 1996.

Ashfahani, Raghib. Mu'jam Mufradat Al-Fadzi Al-Qur'an. Beirut, Dar Al-Kutub

Al-Ilmiyaj, 2004.

Bagahwi, Imam Husain Masud. Tafsir Baghawi.

Baqi, Muhammad Fuadi. Mu'jam Mufahras li al-fadz Al-Qur'an Al-Karim. Mesir,

Dar Al- Kitab Al-Misriyyah, 1436 H.

Damaghsni, Husain Muhammad. Islah Al-Wujuh wa Al-Nadhzair fi Al0-Qur'an

Al-Adzii. Beirut, Dar Al-'ilm li Al-Malayiin, 1980.

Greentech Apss Foundation. Al-Qur'an (Tafsir & Perkata).

Jarir, Ibnu. Tafsir Ath-Thabari. Jakarta, Pustaka Azzam, 2007.

Katsir, Ibnu. Tafsir Al-Qur'an Al-Adzim. 1 ed., Beirut, Al-Kitab Al-Ilm, 2002.

Kementerian Agama Saudi Arabia. “Al-Muyassar.” tafsirweb.com.

Manzur, Ibnu. Lisanul Arab. Jilid 2 ed., Kairo, Dar Al-Ma'arif.

Ridha, Ali. Al-Marji Fi Lughah Al-Arabiyyah. Beirut, Dar Al-Fikr.

Sa'adi, Abdurrahman Nashir. Tafsir Al-Karim Ar-Rahman Fi Tafsir Kalam

Al-Mannan. Jilid 3 ed., Beirut, Alim Al-Kutub, 1995.

Shihab, Quraish. Tafsir Misbah Pesa, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an. vol. 2,

Jakarta, Lentera Hati, 2011.

Suyuthi, Jalaludin. Al-Itqan Fi Ulumul Al-Qur'an. Jilid 2 ed., Solo, Indiva

Pustaka, 2009.

Tafsir Kemenag RI.

Terjemahan Kemenag 2019.

30
Umar, Abdullah Muhammad. Mafatih Al-Ghayb. 3 ed., Beirut, Dar Al-Kutub

Al-Jamiyyah, 2009.

Wahidi, Ridhoul. Ma'anil Qur'an, Menyelami Samudera Makna-makna

Al-Qur'an. Jawa Timur 1, 2019.

Zuhaili, Wahbab. Tafsir Al-Munir fi Aqidah wa Syraiag wa Manhaj. Translated by

Abdul Hay Al-Kattani, Jakarta, Kalibata Utara, 2013.

31

Anda mungkin juga menyukai