Anda di halaman 1dari 1

Review A Space for the Unbound: Janji ngga nangis?

Setelah melewati masa development selama 8 tahun, game besutan Mojiken Studio yang berjudul A
Space of the Unbound akhirnya rilis pada awal tahun 2023. Di bawah naungan Toge Production selaku
publisher, A Space of the Unbound layak didaulat sebagai salah satu karya terbaik buatan game
developer Indonesia. Game yang kental akan nuansa lokalnya ini, menyajikan sebuah narasi yang dalam
nan gelap tentang kompleksnya pikiran manusia dengan berbagai problematikanya. Berikut review A
Space of the Unbound, yang sukses membuat saya sebagai pria dewasa menitikkan air mata untuk
pertama kalinya karena sebuah video games.

Plot

Berlatar di sebuah tempat bernama Kota Loka, yang mengambil nuansa Indonesia pada tahun 90an, kita
akan memainkan seorang karakter bernama Atma. Atma adalah seorang siswa SMA yang memiliki
seorang teman beda usia bernama Nirmala. Mereka memiliki mimpi yang sama, menjadi seorang
penulis, dan saling berjanji untuk menyelesaikan sebuah dongeng karya Nirmala. Naas, sebuah
kecelakaan memupuskan impian mereka. Nirmala yang hampir tenggelam saat menyeberangi sungai
membuat Atma tak memiliki pilihan selain menyelamatkan Nirmala. Atma yang tidak bisa berenang
justru terseret arus sungai dan mulai kehilangan kesadaran.

Atma kemudian terbangun dan menemukan dirinya di sebuah ruang kelas. Gadis di bangku depannya
memperkenalkan diri sebagai Raya dan mengaku sebagai kekasihnya. Situasi ini membingungkan Atma
karena ia tidak memiliki ingatan apapun akan Raya. Tak disangka, pertemuannya dengan Raya menjadi
awal petualangan Atma. Berbagai keanehan mulai muncul di dunia yang ditempati Atma, seperti orang
orang yang berperilaku seperti kucing, kemampuan untuk menyelami pikiran orang lain yang dimiliki
Atma, dan kekuatan supranatural Raya. Sebenarnya apa yang terjadi pada Atma? Siapa Raya? Semua
pertanyaan itu akan terjawab dengan memainkan A Space for the Unbound.

Art Direction

Keputusan Mojiken Studio memilih pixel art sebagai art style A Space for the Unbound sudah tepat. A
Space for the Unbound berhasil menghidupkan dunianya melalui visual yang terkesan sederhana namun
sarat akan rasa nostalgia. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa visual game yang menarik tidak harus
3D, serba realis, atau high texture. Dalam keterbatasan pixel, detail yang ditampilkan dalam game ini
sudah cukup penuh, dinamika narasi dan emosi dari setiap karakter sudah tercapture dengan baik. Yang
paling istimewa dari game ini, sebagai karya lokal, adalah mampu menjadikan nuansa Indonesia di setiap
sudutnya. Dari desain rumah, sekolah, gang, dan kendaraan sangat menggambarkan Indonesia pada
tempo 90an.

Gameplay

Sebagai game bertemakan adventure, aspek yang harus diperkuat selain narasi adalah gameplay
mekanik. Mengusung mekanik side scrolling, A Space for the Unbound membebaskan player dalam
mengeksplorasi dunianya. Pemain dapat berkunjung ke beberapa tempat yang disediakan dan Selain itu,
agar semakin menantang, terdapat beberapa puzzle dengan tingkat kesulitan yang akan semakin
bertambah sepanjang permainan.

Anda mungkin juga menyukai