Anda di halaman 1dari 206

i

SKRIPSI

PENGEMBANGAN ERGONOMIC PERFORMANCE INDEX (EPI)


DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)
PADA LINI PRODUKSI PENJAHITAN (Studi Kasus di PT Udaka
Indonesia, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)

No. Soal: TKI- 4011 / II-2017/2018 / RD / 11 / 02 /18.08 / 2016

Disusun oleh:
Dion Ferdian Rizaldi
12/333818/TK/40160

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018
ii

PENGESAHAN

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Guna memperoleh gelar SARJANA

Di Program Studi Teknik Industri

Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

Disusun Oleh :

Nama : Dion Ferdian Rizaldi

NIM : 12/333818/TK/40160

Disetujui untuk diuji,

Dosen Pembimbing

Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D.

NIP. 196609191993032001
iii

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas


Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar Sarjana di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan kami juga
tidak terdapat karya atas pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.

Yogyakarta, 22 Maret 2018

Dion Ferdian Rizaldi

NIM 12/333818/TK/40160

Pembimbing,

Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D.

NIP. 196609191993032001
iv

NASKAH SOAL
v

Halaman ini,

kupersembahkan untuk Tuhan yang telah merancang jalan hidupku hingga titik
ini dan seterusnya,

keempat orang tuaku, Bapak Yuswar dan Ibu Santi, serta Ibu Lies dan Bapak
Agus,

ketiga orang Kakakku, keempat orang Adikku

dan Seftiandar Mega Riandana

“Qua resurget ex favilla”

- Wolfgang Amadeus Mozart -


vi

KATA PENGANTAR

Naskah tugas akhir ini berjudul “Pengembangan ErgonomicPerformance


Index (EPI) dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) pada Lini
Produksi Penjahitan; Studi Kasus PT. Udaka Indonesia, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta”. Naskah ini adalah laporan penelitian yang telah dilakukan terhadap 3
lini produksi penjahitan PT. Udaka Indonesia, dengan variable penelitian berupa
Ergonomic Performance Index yang tersusun dari 5 fokus pengukuran meliputi:
Postur Kerja, Gerakan Kerja, Kondisi Pencahayaan, Kondisi Microclimate, dan
Paparan Kebisingan. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode OMAX dan
AHP. Naskah ini disusun sebagai syarat kelulusan bagi civitas akademika Program
Studi Teknik Industri Universitas Gadjah Mada.
Naskah ini terdiri dari enam bagian, yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka,
landasan teori, metode penelitian, hasil dan pembahasan beserta penutup. Bagian
pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, asumsi, batasan, tujuan dan
manfaat dari dilakukannya penelitian ini. Bagian tinjauan pustaka menjelaskan
mengenai penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh penelitian lain dan
digunakan sebagai acuan maupun pembeda dari penelitian ini. Bagian landsaan
teori memberikan penjelasan mengenai teori-teori dasar yang digunakan dalam
penelitian ini. Bagian metode penelitian berisi objek penelitian, alat dan bahan yang
diperlukan serta tahapan pelaksanaan penelitian. Bagian hasil dan pembahasan
menjelaskan hasil dan pengolahan data dari penelitian yang telah dilakukan. Bagian
penutup berisi kesimpulan dan saran.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih dapat disempurnakan lebih
lanjut. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kedepannya. Semoga naskah dan penelitian yang telah dilakukan dapat
memberikan manfaat bagi umat manusia pada umumnya dan civitas akademik pada
khususnya.
Yogyakarta, 22 Maret 2018
Penulis
vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan penuh syukur penulis panjatkan rasa terima kasih kepada Tuhan YME,
yang tanpa karunia-Nya tidak mungkin ada cukup waktu, peluh, asa, dan semangat
serta harapan untuk dituangkan dalam penyusunan naskah ini. Naskah ini juga tidak
akan terselesaikan tanpa dukungan dari banyak pihak, oleh karenanya melalui
halaman ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Orang tua kandung: Bapak Yuswar dan Ibu Lies, yang telah membesarkan,
membimbing, menjaga, dan mengajari penulis dengan penuh kesabaran dan
harapan yang tak pernah ada putusnya hingga kini.
2. Orang tua tiri: Bapak Agus dan Ibu Santi, yang telah memberikan perhatian,
kasih sayang, dan dukungan yang tidak kalah ternilai harganya.
3. Kakak-kakakku: Fakhrul dan Ameria, yang telah memberikan contoh,
menemani, mengawasi, dan mengarahkan penulis untuk dapat menyelesaikan
studi maupun permasalahan lain yang selama ini penulis hadapi.
4. Saudara-saudara tiriku, yang telah hadir dan mengajariku banyak hal.
5. Yang juga istimewa: Bapak Samin, Ibu Holila, Mas Tegas, dan Seftiandar Mega
Riandana.
6. Bapak Prof. Noer Ilman, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada.
7. Bapak Fauzun, S.T., M.T., Ph.D., selaku Sekretaris Departemen Teknik Mesin
dan Industri Universitas Gadjah Mada.
8. Ibu Bertha Maya Sopha, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri Universitas Gadjah Mada.
9. Ibu Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing tugas akhir
penulis. Terima kasih atas segala kesabaran, pengertian, arahan, semangat, dan
pengorbanan yang telah diberikan selama 2 (dua) tahun masa penyusunan
naskah ini.
10. Bapak Budi Hartono, S.T., MPM., Ph.D., selaku Dosen Teknik Industri yang
sangat besar jasanya mengembangkan minat penulis untuk menekuni dunia
viii

perkuliahan pada umumnya, dan bidang Project Management serta Business


Development pada khususnya.
11. Bapak dan Ibu dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas
Gadjah Mada yang telah mengajar dan memberikan inspirasi kepada penulis.
12. Segenap pengurus, karyawan dan civitas akademik Departemen Teknik Mesin
dan Industri Universitas Gadjah Mada
13. Ibu Efo Noviani selaku Presiden Direktur PT. Udaka Indonesia dan Bapak Danu
Radityo selaku General Manager PT. Udaka Indonesia yang telah memberikan
kesempatan, kepercayaan, dan semangat dalam pelaksanaan penelitian oleh
penulis di PT. Udaka Indonesia.
14. Rekan tim “Dewandaru”: Liana Dewi dan Jagad Hidayat Jati (Fisipol 2012)
yang bersama-sama telah memenangi berbagai kompetisi Business Plan,
Sociopreneurship, dan Project Management; dan terus menemani penulis
hingga selesainya penyusunan naskah ini.
15. Rekan tim “Darjeeling”: Lulu ul Maksumah (Psikologi 2012) dan Sofyan Yusuf
(Teknik 2011) yang telah bersama-sama melaju ke babak Final kompetisi
product design di Glasgow, UK; dan terus menemani penulis hingga selesainya
penyusunan naskah ini.
16. Sahabatku, Hibat, Rio, Nabil, Kokoh, Kojel, Iam, Amal, Halim, Riana, Nisa,
Nura, Fika, Kabay, Ali, Ucup, Dicky, Lia, Lulu, Jagad, Vina, Rina
17. Kakak bimbing: Satria, Ajat, Ahsan, Sofy, Enno, Faza, Zuhdi, Ali, Hinu, Putra,
Zaky, Fina, Arman, Gilang.
18. Adik bimbing Adkesma: Ninggar, Ken, Peni, Sri, Suci, Dhika, Ramdhan, Riza,
Iqbal, Izza, Nansil, Citra, Sandy, Kenia, Jujun, Ucup, Puti, Devy, Dita, Fanda,
Lalu, Anggit, Mita, Nurul, Te, Wira, dll
19. Adik bimbing Advokasi: Diana, Ismah, Zahra, Zaki, Bayu, Luthfi, Retas, Aan,
Andy, Aulia, Shinta, Sidqi, Buyung, Hanum, Atika dll
20. Teman-teman organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa KM Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada (BEM KMFT UGM).
21. Teman-teman organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa KM Universitas Gadjah
Mada (BEM KM UGM).
ix

22. Teman-teman Forum Advokasi UGM.


23. Teman-teman Tim KKN-PPM UGM (NTB 04 – 2015).
24. Asisten Laboratorium Ergonomika
25. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala dukungan yang diberikan akan dibalas dengan sebaik-
baiknya oleh Tuhan YME. Terima kasih.
x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
NASKAH SOAL iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
KATA PENGANTAR vi
UCAPAN TERIMA KASIH vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xviii
INTISARI xix
ABSTRACT xx

BAB 1 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Tujuan Penelitian 7
1.5 Manfaat Penelitian 7
BAB 2 9
BAB 3 15
3.1 Produktivitas dan Kinerja 15
3.2 Ergonomika 15
3.2.1 Manfaat Ergonomika 15
3.2.2 Konsep Keseimbangan dalam Ergonomika 16
3.3 Prinsip Ergonomika 18
3.3.1 Sikap dan Postur Kerja 18
xi

3.3.2 Rapid Upper Limb Assessment (RULA) 19


3.3.3 Gerakan Kerja 21
3.3.4 Pencahayaan 23
3.3.5 Paparan Kebisingan 25
3.3.6 Kondisi Microclimate Ruang Kerja 26
3.4 Objective Matrix (OMAX) 28
3.4.1 Perhitungan OMAX 29
3.4.2 Keunggulan OMAX 29
3.5 Analytic Hierarchy Process (AHP) 31
3.5.1 Manfaat AHP 32
3.5.2 Langkah Analisis AHP 33
BAB 4 37
4.1 Obyek Penelitian 37
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 38
4.3 Variabel Penelitian 41
4.3.1 Variabel Terikat 41
4.3.2 Variabel Bebas 41
4.4 Peralatan yang Digunakan 41
4.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 42
BAB 5 50
5.1 Pembobotan Masing-Masing Aspek Yang Terpilih 50
5.2 Pengukuran Aspek-Aspek Ergonomika 53
5.2.1 Sikap dan Postur Kerja Line 5 53
5.2.2 Sikap dan Postur Kerja Line 9 56
5.2.3 Sikap dan Postur Kerja Line 10 60
5.2.4 Gerakan Kerja 63
5.2.5 Kondisi Pencahayaan 64
5.2.6 Paparan Kebisingan 67
5.2.7 Kondisi Microclimate 69
5.3 Penentuan Performansi Ergonomika Awal 71
5.3.1 Postur Kerja 72
xii

5.3.2 Gerakan Kerja 73


5.3.3 Pencahayaan 73
5.3.4 Kebisingan 74
5.3.5 Microclimate 75
5.4 Objective Matrix (OMAX) Performansi Aspek Ergonomika Awal 76
5.5 Usulan Perbaikan dan Perkiraan Peningkatan Nilai Ergonomic Performance
Index 79
5.5.1 Postur Kerja 79
5.5.2 Gerakan Kerja 83
5.5.3 Pencahayaan 84
5.5.4 Kebisingan 86
5.5.5 Microclimate 86
5.6 Perhitungan Ergonomic Performance Index Akhir 87
BAB 6 90
6.1 Kesimpulan 90
6.2 Saran 91
DAFTAR PUSTAKA 96
LAMPIRAN 98
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Alur Proses Produksi PT. Udaka Indonesia 2


Gambar 3.1. Bagan Konsep Dasar Ergonomika 16
Gambar 3.2. Sistem Pemberian Skor RULA 20
Gambar 3.3. Contoh Penyusunan Tabel Objective Matrix (Michalski, 2003) 30
Gambar 4.1. Denah Lantai Produksi Area Sewing PT. Udaka Indonesia 38
Gambar 4.2. Sketsa Lay-Out Line no. 5 39
Gambar 4.3. Sketsa Lay-Out Line no. 9 39
Gambar 4.4. Sketsa Lay-Out Line no. 10 39
Gambar 4.5. Ilustrasi Titik Pengukuran di Setiap Workstation 40
Gambar 4.6. Denah (berturut-turut dari kiri ke kanan) Line no. 5, Line no. 9, dan
Line no. 10 40
Gambar 4.7. Diagram Alir Penelitian 48
Gambar 4.8. Diagram Alir Pengolahan Data 49
Gambar 5.1. Grafik Nilai Rata-Rata Pencahayaan di Line 5 65
Gambar 5.2. Grafik Nilai Rata-Rata Pencahayaan di Line 9 66
Gambar 5.3. Grafik Nilai Rata-Rata Pencahayaan di Line 10 67
Gambar 5.4. Grafik Nilai Rata-Rata Kebisingan di Line 5 68
Gambar 5.5. Grafik Nilai Rata-Rata Kebisingan di Line 9 68
Gambar 5.6. Grafik Nilai Rata-Rata Kebisingan di Line 10 69
Gambar 5.7. Grafik Nilai ISBB di Line 5 70
Gambar 5.8. Grafik Nilai ISBB di Line 9 70
Gambar 5.9. Grafik Nilai ISBB di Line 10 71
Gambar 5.10. Matriks OMAX Initial Condition Line No. 5 77
Gambar 5.11. Matriks OMAX Initial Condition Line No. 9 78
Gambar 5.12. Matriks OMAX Initial Condition Line No. 10 79
Gambar 5.13. Postur Operator dengan Kondisi Leher Terburuk 80
Gambar 5.14. Postur Lengan Operator yang Tidak Tertumpu pada Meja 81
Gambar 5.15. Posisi Lengan Bawah Operator 82
Gambar 5.17. Matriks OMAX dengan EPI Paska Perbaikan (Line No. 5) 88
xiv

Gambar 5.18. Matriks OMAX dengan EPI Paska Perbaikan (Line No. 9) 88
Gambar 5.19. Matriks OMAX dengan EPI Paska Perbaikan (Line No. 10) 89
Gambar L.16.1 Grafik Nilai Suhu Kering di Line 5 180
Gambar L.16.2 Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Kering di Line 9 180
Gambar L.16.3. Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Kering di Line 10 181
Gambar L.16.4. Grafik Nilai Kelembaban Relatif di Line 5 181
Gambar L.16.5. Grafik Rata-Rata Nilai Kelembaban Relatif di Line 9 182
Gambar L.16.6. Grafik Nilai Rata-Rata Kelembaban Relatif di Line 10 182
Gambar L.16.7. Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Basah Relatif di Line 5 183
Gambar L.16.8. Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Basah di Line 9 183
Gambar L.16.9. Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Basah di Line 10 184
Gambar L.16.10. Grafik Nilai Effective Temperature di Line 5 184
Gambar L.16.11. Grafik Nilai Effective Temperature di Line 9 185
Gambar L.16.12. Grafik Nilai Effective Temperature di Line 10 185
xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Posisi Penelitian 14


Tabel 3.1. Kategori Tindakan RULA 20
Tabel 3.2. Elemen-Elemen Gerakan Therblig 22
Tabel 3.3. Indikator Ambang Batas Pencahayaan Ideal 24
Tabel 3.4. Lima Indikator Pengukuran Pencahayaan 25
Tabel 3.5. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (ISBB) 27
Tabel 3.7. Derajat Kepentingan AHP 34
Tabel 3.8. Penentuan Random Index 35
Tabel 5.1. Matriks Perbandingan Berpasangan Seluruh Responden 50
Tabel 5.2. Matriks Perbandingan Berpasangan yang Dinormalisasi 51
Tabel 5.3. Weighted Sum Vector dan Consistency Vector 51
Tabel 5.4. Hasil Perhitungan RULA Workstation 1 60
Tabel 5.5. Hasil Perhitungan RULA Workstation 2 60
Tabel 5.6. Hasil Perhitungan RULA Workstation 3 61
Tabel 5.7. Hasil Perhitungan RULA Workstation 4 62
Tabel 5.8. Hasil Perhitungan RULA Workstation 5 62
Tabel 5.9. Hasil Perhitungan RULA Workstation 6 63
Tabel 5.10. Elemen kerja tidak efektif 64
Tabel 5.11. Initial Condition Indikator Performa Postur Kerja 72
Tabel 5.12. Initial Condition Indikator Performa Gerakan Kerja 73
Tabel 5.13. Initial Condition Indikator Performa Pencahayaan 74
Tabel 5.14. Initial Condition Indikator Performa Kebisingan 75
Tabel 5.15. Initial Condition Indikator Performa ISBB 76
Tabel 5.16. Jumlah Sebaran Risk Level yang didapat dalam RULA Assesment 80
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian (1/3) 95


Lampiran 1. Kuesioner Penelitian (2/3) 96
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian (3/3) 97
Lampiran 2. Matriks Hasil Kuesionar AHP dari Seluruh Responden 98
Lampiran 3A. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 1) 102
Lampiran 3B. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 2) 104
Lampiran 3C. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 3) 106
Lampiran 3D. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 4) 108
Lampiran 3E. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 5) 111
Lampiran 3F. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 6) 114
Lampiran 5. Tabel Hasil Assessment RULA Line No. 9 130
Lampiran 6. Tabel Hasil Assessment RULA Line No. 10 139
Lampiran 7. Elemen Gerakan Kerja Line 5 147
Lampiran 8. Elemen Gerakan Kerja Line No. 9 154
Lampiran 9. Elemen Gerakan Kerja Line No. 10 159
Lampiran 10A. Hasil Pengambilan Data Pencahayaan Line 5 164
Lampiran 10B. Hasil Pengambilan Data Pencahayaan Line 9 165
Lampiran 10C. Hasil Pengambilan Data Pencahayaan Line 10 166
Lampiran 11A. Hasil Pengambilan Data Suhu Kering Line 5 167
Lampiran 11B. Hasil Pengambilan Data Suhu Kering Line 9 168
Lampiran 11C. Hasil Pengambilan Data Suhu Kering Line 10 169
Lampiran 12A. Hasil Pengambilan Data Kelembaban Line 5 170
Lampiran 12B. Hasil Pengambilan Data Kelembaban Line 9 171
Lampiran 12C. Hasil Pengambilan Data Kelembaban Line 10 172
Lampiran 13A. Hasil Pengambilan Data Kecepatan Angin Line 5 173
Lampiran 13B. Hasil Pengambilan Data Kecepatan Angin Line 9 174
Lampiran 13C. Hasil Pengambilan Data Kecepatan Angin Line 10 175
xvii

Lampiran 14A. Hasil Pengambilan Data Kebisingan Line 5 176


Lampiran 14B. Hasil Pengambilan Data Kebisingan Line 9 177
Lampiran 14C. Hasil Pengambilan Data Kebisingan Line 10 178
Lampiran 15. Effective Temperature Chart 179
Lampiran 16. Grafik Hasil Pengukuran Suhu Kering, Kelembaban Relatif, Suhu
Basah, dan Effective Temperature 180
xviii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

CI = Consistency Index
dBA = Desibel
E (kkal) = Energi yang Terbakar
EPI = Ergonomic Performance Index
ET = Effective Temperature
Hi = Hipotesis Alternatif
Ho = Hipostesis Awal
ISBB = Indeks Suhu Bola Basah
Lx = Lux
N = Jumlah Responden
OMAX = Objective Matrix
RULA = Rapid Upper Limb Assesment
Rα = Koefisien Validitas
Tdb = Suhu Kering
Tg = Suhu Bola Basah
Tnwb = Suhu Basah
WBGT = Wet Bulb Globe Temperature
xix

INTISARI

Faktor ergonomika dan human engineering memiliki peranan penting dalam


menentukan tingkat produktivitas manusia dalam mengelola aset perusahaan.
Beragam studi telah menunjukkan bahwa evaluasi produktivitas dapat ditinjau dari
performansi ergonomika yang direpresentasikan oleh Ergonomic Performance
Index (EPI). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur performansi 5 aspek
ergonomika yang telah ditentukan di 3 (tiga) lini produksi sewing PT. Udaka
Indonesia, mengukur nilai EPI di ketiga lini produksi berdasarkan 5 aspek yang
telah diukur performansinya, dan merancang rekomendasi untuk meningkatkan
nilai EPI di ketiga lini produksi.
Aspek-aspek ergonomika yang diamati adalah postur kerja, gerakan kerja,
kondisi pencahayaan, kondisi microclimate, dan paparan kebisingan. Pengukuran
kelima aspek tersebut dilakukan di ketiga lini produksi secara terpisah. Pengukuran
postur kerja dilakukan dengan menggunakan metode RULA. Pengukuran gerakan
kerja di lakukan dengan metode micromotion study dan elemen gerakan Therblig.
Pengukuran kondisi pencahayaan, kondisi microclimate, dan paparan kebisingan
dilakukan dengan Multi-Function Environment Meter. Pemberian bobot untuk
kelima aspek yang diamati dilakukan menggunakan metode Analytic Hierarchy
Process (AHP). Hasil pengukuran terbobot dari kelima aspek kemudian diolah
menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) untuk menghasilkan EPI dari
masing-masing lini.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa gerakan kerja menjadi aspek
ergonomika dengan pembobotan AHP tertinggi di PT. Udaka Indonesia. Hasil
pengukuran aspek postur kerja, gerakan kerja, dan kondisi pencahayaan
menunjukkan potensi permasalahan yang masih dapat diperbaiki. Hasil pengukuran
aspek kondisi microclimate dan paparan kebisingan menunjukkan nilai di dalam
ambang batas kenyamanan, namun masih dapat dioptimasikan. Skor EPI awal dari
ketiga lini produksi adalah 300. Secara keseluruhan, kondisi EPI saat ini masih
dapat ditingkatkan ke skor 961.72 (+220.6%), potensi ini dapat dicapai secara
bertahap dengan cara mengimplementasikan rekomendasi-rekomendasi yang telah
disusun.

Kata kunci: Ergonomic Performance Index, Analytic Hierarchy Process, Objective


Matrix, Postur Kerja, Gerakan Kerja, Microclimate, Pencahayaan, Kebisingan
xx

ABSTRACT

Ergonomics and human engineering factors have an important role in


determining the human performances in managing company assets. Various studies
have shown that evaluation can be performed from the perspective of ergonomics
represented by the Ergonomic Performance Index (EPI). This research aims to
measure performance of 5 ergonomics aspects that have been determined in 3
(three) sewing production lines of PT. Udaka Indonesia, to measures the average
EPI in the said production lines based on the 5 aspects, and to improves the initial
EPI itself.
The chosen ergonomic aspects to be observed are work posture, working
movement, lighting, microclimate, and noise exposure. The measurements for each
aspects on each production line are done separately. Work posture measurement is
done by using RULA method. Working movement measurement is done by
micromotion study method and Therblig movement element. Measurements of
lighting conditions, microclimate conditions, and light measurements are
performed with the Multi-Function Environment Meter. Giving rating to the
observed ergonomic aspects using Analytic Hierarchy Process (AHP) method,
weighted measurement results from various aspects then processed using Objective
Matrix (OMAX) method to produce EPI for each production lines.
From this research, it is found that work movement is proved to be the
ergonomic aspect with highest AHP rating in PT. Udaka Indonesia. Results of
measurements for work posture, work movements, and lighting conditions shows a
concerning result but still might be able to be improved. Measurements of
microclimate conditions and noise exposure shows that both aspect have already
in safety limit but yet not optimized. The initial EPI score for each production lines
is 300. Overall, the current EPI condition can still be improved to a value of 961.72
(+ 220.6%), this potential can be incrementally phased out with the
recommendations that have been prepared.

Keywords: Ergonomic Performance Index, Analytic Hierarchy Process, Objective


Matrix, Work Posture, Working Motion, Microclimate, Lighting, Noise
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia perindustrian; utamanya bagi perusahaan yang mengejar


keuntungan melalui penjualan produk langsung kepada konsumen, perusahaan
perlu mengedepankan peningkatan kualitas pelayanan, kualitas produk,
kemampuan pemenuhan kebutuhan konsumen, mengurangi level inventory, dan
sekaligus mengoptimasi produksi melalui asset utilization (pemanfaatan asset)
yang baik. (Billings dkk, 2004).

Mengoptimasi pemanfaatan asset berarti mencapai titik optimum dari


equipment utilization, equipment availability, and highly effective equipment
performance. Sebelum mencapai tiga kriteria di atas pemanfaatan aset tidak dapat
dikategorikan dalam level kelas dunia; dan cenderung untuk disebut
mengecewakan. Menurut Hartmann dan Charles (2004), untuk mencapai tiga hal di
atas perlu dilakukan Total Productive Maintenance (TPM) yang melingkupi tiga
fase, yaitu:

1. Meningkatkan kapasitas performa dan availability peralatan ke level


tertinggi yang dibutuhkan.
2. Menjaga peralatan agar tetap pada performa dan availability level
tertinggi yang dibutuhkan.
3. Melakukan equipment procurement dengan level performa tinggi dan
life cycle cost (LCC) rendah.

Tidak seperti pada fase satu dan tiga dimana optimasi difokuskan pada
analisis permasalahan dan pengambilan keputusan terkait peralatan, fase dua lebih
menyorot pada performa dari operator yang mengoperasikan peralatan tersebut. Hal
ini membawa sebuah pemahaman bahwa level performa yang dijalankan oleh
operator juga dipengaruhi faktor ergonomika dan human engineering. Terlebih
bilamana aktivitas yang dijalankan pada peralatan menyangkut target produksi yang
2

tinggi dan gerakan berulang dalam mengoperasikan peralatan (Smith dan Loch,
2004). Merunut kembali pada pembahasan di atas, maka dapat diketahui bahwa:

1. Demi mencapai model perindustrian yang baik, perlu dicapai dengan


mengoptimasi produksi melalui pemanfaatan aset yang optimal.
2. Pemanfaatan asset yang baik tidak dapat dicapai kecuali sebuah industri mampu
mencapai equipment utilization, equipment availability, and highly effective
equipment performance.
3. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai tiga hal tersebut
adalah dengan mempertimbangkan performa dari operator.
4. Upaya menganalisis dan mengevaluasi performa operator tidak dapat dilakukan
dengan mengesampingkan aspek ergonomika dan human engineering.

PT. Udaka Indonesia merupakan perusahaan industri garment yang


memproduksi dan mengekspor produk baju, celana, dan topi sekolah Negara
Jepang. Lintasan produksi yang digunakan PT. Udaka Indonesia
mengimplementasikan perpaduan lay-out Job Shop dengan Flow Shop, dimana alur
proses produksi dapat dilihat pada bagan berikut:

Second
First Quality Final
Unbundling Cutting Sewing Quality
Control Packaging
Control

Gambar 1.1. Alur Proses Produksi PT. Udaka Indonesia

Area produksi sewing dibagi kedalam 12 line, dimana dalam waktu yang
sama masing-masing line diberikan tugas untuk mengerjakan jenis produk berbeda.
Setiap line terdiri dari beberapa workstations, dimana setiap workstation berisi 1
operator, meja kerja, dan 1 mesin jahit yang mengerjakan 1 proses jahit tertentu.

Pada area produksi sewing inilah PT. Udaka Indonesia menemukan


permasalahan underproduction yang mengakibatkan terjadinya bottleneck
produksi. Berdasarkan data produksi yang dihimpun, nampak bahwa workstation
sewing dalam kesehariannya hanya mampu memenuhi target produktifitas sebesar
3

50-80%, ketidakmampuan untuk mencapai target 100% mengakibatkan bottleneck


yang akhirnya menurunkan performa pada keseluruhan lintasan produksi.

Berangkat dari latar belakang tersebut penelitian ini menganalisis serta


mengevaluasi performa operator di PT. Udaka Indonesia melalui aspek ergonomika
sebagai upaya untuk merumuskan sistem kerja yang lebih baik. Penelitian ini akan
menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) yang dirasa tepat mengingat PT.
Udaka Indonesia memiliki bermacam aspek ergonomika yang dapat diamati dan
berpotensi untuk dioptimasikan. Metode OMAX dapat digunakan untuk mengukur
nilai performa produktivitas secara parsial, sehingga mampu memantau performa
sistem dari beberapa aspek berbeda, kemudian mensitesisnya menjadi satu matriks
yang komprehensif. Metode OMAX mampu menilai performa dari aspek-aspek
ergonomika tersebut dan menciptakan matriks komprehensif sebagai media
perhitungan.

Untuk mengukur performansi ergonomika di PT. Udaka Indonesia sesuai


dengan prinsip ergonomika (Siboro dkk, 2013), penelitian ini menggunakan 5 aspek
ergonomika yang signifikan mempresentasikan kondisi ergonomika pada area
produksi sewing. Aspek-aspek tersebut meliputi:

1. Sikap dan postur kerja


Sikap dan postur kerja yang dimaksud adalah sikap dan postur kerja dari para
operator lini sewing selama melakukan pekerjaan rutin dalam posisi duduk.
Sikap dan postur kerja dari seluruh pekerja yang diamati sangat dipengaruhi
dari kursi, meja, dan alat jahit yang digunakan, dimana setiap kursi, meja, dan
alat jahit yang disediakan oleh PT. Udaka Indonesia untuk seluruh pekerja
memiliki jenis dan ukuran yang serupa.
Sikap dan postur kerja operator sewing di PT. Udaka Indonesia dalam posisi
duduk menjadi penting untuk diamati karena seluruh kegiatan yang dilakukan
oleh operator lini sewing dilakukan dalam posisi duduk sejak pukul 08:00 –
12:00, dan dilanjutkan pada 13:00 – 17.00.
4

Optimasi sikap dan postur kerja sangat berkaitan erat dengan beberapa prinsip
ergonomika, yang meliputi:
a. Bekerja pada posisi normal
b. Bekerja pada ketinggian yang sesuai
c. Mengurangi tekananan terpusat pada titik tertentu
d. Menyediakan ruang kerja yang cukup dan leluasa untuk bergerak
2. Gerakan-gerakan kerja
Gerakan-gerakan kerja yang dimaksud adalah seluruh gerakan tubuh bagian
atas dan gerakan tubuh keseluruhan dari operator lini sewing yang dilakukan
dalam rangka menyelesaikan pekerjaannya.
Gerakan-gerakan kerja operator sewing di PT. Udaka Indonesia menjadi
penting untuk diamati karena baik operator maupun pihak manajemen memiliki
keluhan terhadap efisiensi kerja. Berkurangnya efisiensi kerja diperkirakan
terjadi karena terdapat gerakan yang masih dapat dipercepat waktunya, gerakan
yang masih dapat dipermudah kesulitannya, gerakan yang tidak diperlukan, dan
gerakan yang dapat diganti menjadi gerakan lain yang lebih cepat dan mudah.
Gerakan-gerakan kerja sangat berkaitan erat dengan beberapa prinsip
ergonomika, yang meliputi:
a. Penempatan barang dan alat kerja yang mudah dijangkau
b. Mengurangi gerakan berlebih
c. Menyediakan kesempatan untuk bergerak melakukan peregangan.
d. Mengurangi kelelahan dan beban
3. Kondisi pencahayaan
Kondisi pencahayaan yang dimaksud adalah kondisi pencahayaan yang terukur
pada meja penjahitan pada pagi, siang, dan sore hari
Kondisi pencahayaan di PT. Udaka Indonesia menjadi penting karena menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1405/MENKES/SK/XI/2002, kegiatan pemrosesan tekstil yang dikerjakan oleh
operator sewing PT. Udaka Indonesia termasuk dalam kategori pekerjaan halus.
Pekerjaan halus menempati posisi ketiga dalam kebutuhan pencahayaan
tertinggi dengan nilai minimal 1000 lux, nilai ini hanya lebih rendah
5

dibandingkan dengan pekerjaan sangat halus (1500 lux) dan pekerjaan


terperinci (3000 lux).
Kondisi pencahayaan sangat berkaitan erat dengan salah satu prinsip
ergonomika, yaitu menjaga lingkungan yang nyaman dengan memastikan
tingkat pencahayaan, suhu, kebisingan, vibrasi dan aspek ergonomika
lingkungan lain setepat mungkin.
4. Paparan kebisingan
Paparan kebisingan yang dimaksud adalah paparan kebisingan yang dirasakan
operator sewing dari akumulasi suara mesin jahit di workstation masing-
masing, workstation sekitar, dan sumber suara lain.
Paparan kebisingan di PT. Udaka Indonesia menjadi penting untuk diamati
karena; walaupun mesin jahit tidak termasuk dalam mesin yang menghasilkan
suara berat, setiap operator setidaknya dikelilingi oleh 9 operator lain yang
masing-masing bekerja dengan 1 mesin jahit. Komunikasi antar operator dan
antara operator-leader line selama jam kerja juga menjadi salah satu kunci
berjalannya proses produksi, sehingga paparan kebisingan yang berlebih dapat
mengganggu hal tersebut.
Paparan kebisingan sangat berkaitan erat dengan salah satu prinsip ergonomika,
yaitu menjaga lingkungan yang nyaman dengan memastikan tingkat
pencahayaan, suhu, kebisingan, vibrasi dan aspek ergonomika lingkungan lain
setepat mungkin.
5. Kondisi microclimate

Kondisi microclimate yang dimaksud adalah kondisi microclimate yang terukur


pada meja penjahitan pada pagi, siang dan sore hari. Kondisi microclimate di
PT. Udaka Indonesia menjadi menarik untuk diperhatikan melihat pabrik belum
mengaplikasikan mekanisme kontrol suhu maupun kelembaban selain
menggunakan kipas angin yang disediakan dalam jumlah terbatas.

Kondisi microclimate sangat berkaitan erat dengan salah satu prinsip


ergonomika, yaitu menjaga lingkungan yang nyaman dengan memastikan tingkat
6

pencahayaan, suhu, kebisingan, vibrasi dan aspek ergonomika lingkungan lain


setepat mungkin.

Performansi ergonomika dari masing-masing variabel tersebut akan


menjadi elemen penyusun performansi matrix OMAX untuk lini sewing yang
diamati. Penggunaan metode OMAX juga membutuhkan penyebaran kuesioner
untuk mempertimbangkan subyektifitas sampel-sampel penelitian terhadap
variabel-variabel ergonomika yang telah ditentukan (pembobotan). Data yang
dihimpun kemudian diolah menggunakan analisis AHP untuk menyusun
pembobotan variabel-variabel ergonomika tersebut. Analisis AHP digunakan
karena memiliki sifat kesatuan, kompleksitas, saling ketergantungan, penyusunan
hierarki, pengukuran, konsistensi, sintesis, tawar menawar, penilaian dan
konsensus, dan pengulangan proses (Saaty, 1991).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan penelitian lebih lanjut


untuk mengembangkan EPI sebagai alat evaluasi kinerja ergonomika dengan
mengunakan metode OMAX dengan pendekatan Analytic Hierarchy Process
(AHP) sebagai upaya menciptakan solusi peningkatan performansi ergonomika
sekaligus mengurangi permasalahan underproduction pada lini sewing.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Kriteria/indikator performansi ergonomika yang digunakan hanya terdiri dari


sikap dan postur kerja, gerakan-gerakan kerja, kondisi pencahayaan, paparan
kebisingan, dan kondisi microclimate ruang kerja.
2. Lingkup penelitian difokuskan pada beberapa line terpilih di area produksi
sewing, pabrik PT. Udaka Indonesia, bertempat di jalan Kalasan, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Dari 12 line penjahitan yang dimiliki PT. Udaka Indonesia, 3 line dipilih untuk
menjadi obyek penelitian, ketiga line tersebut adalah line no. 5, line no. 9, dan
7

line no. 10. Masing-masing line tersusun dari beberapa workstations dengan
jumlah berbeda, setiap workstation terdiri dari 1 operator yang mengoperasikan
1 meja kerja dan 1 mesin jahit.
4. Penelitian menggunakan metode OMAX dengan pendekatan AHP untuk
mengembangkan EPI sebagai alat evaluasi kinerja ergonomika

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini meliputi:

1. Mengukur performansi aspek-aspek ergonomika yang telah ditentukan di 3


(tiga) lini produksi sewing PT. Udaka Indonesia.
2. Mengukur nilai EPI di ketiga lini produksi sewing PT. Udaka Indonesia
menggunakan metode OMAX dan AHP.
3. Merancang rekomendasi untuk meningkatkan kondisi performansi EPI di ketiga
lini produksi sewing PT. Udaka Indonesia

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menyediakan informasi untuk manajemen dan pekerja PT. Udaka Indonesia


terkait kondisi awal performansi aspek-aspek ergonomika di lingkungan
pabriknya. Tersedianya informasi tersebut dapat membantu manajemen dan
pekerja PT. Udaka Indonesia mengetahui secara riil hal-hal apa saja di
lingkungan kerja pabrik yang sudah ataupun belum optimal ditinjau dari aspek
ergonomika.
2. Memberikan hasil penelitian sebagai rekomendasi kepada perusahaan untuk
menciptakan sistem kerja yang lebih baik. Implementasi rekomendasi yang
dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa meningkatnya
Ergonomic Performance Index dari aspek-aspek ergonomika yang disorot
sehingga tercipta model perindustrian yang lebih baik, mengurangi resiko
kesehatan, mengurangi resiko kecelakaan kerja, meningkatkan produktivitas
dan meningkatkan kualitas hidup pekerja di masa yang akan datang.
8

3. Menjadi salah satu referensi penelitian yang mengaplikasikan metode OMAX


sebagai alat ukur EPI untuk mengevaluasi performansi ergonomika. Mengingat
masih belum umumnya penggunaan metode OMAX diluar tujuan untuk
menghitung indeks produktifvitas, adanya penelitian ini diharapkan dapat
membantu peneliti lain di masa yang akan datang untuk menggunakan OMAX
dalam penelitian berbasis ergonomic assessment.
9

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

PT. Udaka Indonesia belum pernah menjalani atau menjadi obyek penelitian
dengan tema evaluasi produktivitas yang ditinjau dari EPI, padahal sebenarnya
penelitian dengan tema ini telah menjadi lumrah dalam upaya pengukuran,
pemantauan, dan pemecahan masalah produktivitas di berbagai perusahaan lain.
Merunut pada hal tersebut, peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang
dapat dijadikan tinjauan pustaka bagi penelitian ini. Pustaka-pustaka berikut
memiliki tema yang serupa sehingga dapat membantu penelitian ini memposisikan
diri dalam pemetaan riset di bidang yang terkait, namun disaat yang bersamaan juga
memiliki perbedaan dari sisi obyek penelitian, variabiel penelitian, alur penelitian,
metode pengambilan data, dan/atau metode pengolahan data sehingga
menimbulkan gaps yang memberikan penelitian ini nilai khusus dan nilai
orisinalitas.

Adiatmika (2007) melakukan penelitian tentang pendekatan ergonomika


total untuk menurunkan kelelahan muskuloskeletal dan kelelahan secara umum
serta kaitannya dengan peningkatan produktivitas dan pemasukan pengrajin
pengecetan logam di Kediri. Penelitian dilaksanakan dengan sampel berupa 24
karyawan wanita yang dipilih secara acak stratifikasi, sampel terpilih diberikan
perlakuan kondisi kerja yang telah dimodifikasi dengan pendekatan ergonomika
total: (1) mengatur sikap kerja; (2) memberikan istirahat singkat; (3) memberikan
minum teh; (4) memasang papan informasi; dan (5) menggunakan masker saat
mengecat. Data yang dicari berupa keluhan muskuloskeletal dan kelelahan terukur
yang dikumpulkan melalui kuesioner Nordic Body Map, data produktivitas, dan
data penghasilan masing-masing sampel, waktu pengumpulan data adalah sebelum
dan sesudah diberikannya perlakuan perbaikan lingkungan kerja. Pengolahan data
dilakukan dengan membandingkan data sebelum dan sesudah, perbandingan
dilakukan dengan uji statistik serta analisis cost-benefit. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa perbaikan kondisi kerja dengan pendekatan ergonomika total
10

menurunkan keluhan muskuloskeletal dan kelelahan secara tidak signifikan, namun


meningkatkan produktivitas dan penghasilan karyawan secara signifikan
(Rp118.767,00/hari sebelum diberikan perlakuan dan Rp182.100,00/hari setelah
diberikan perlakuan).

Purnomo (2007) melakukan penelitian yang serupa di kawasan Kasongan,


Bantul. Penelitiannya menyoroti evaluasi sistem kerja yang dapat dilakukan untuk
menangani permasalahan keluhan muskuloskeletal, kelelahan, beban kerja, resiko
cedera, dan produktivitas pengrajin gerabah kasongan melalui pendekatan
ergonomika total. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan
eksperimental dan menggunakan randomized pre and post-test control group
design (kelompok yang tidak diberikan perlakuan berdasarkan pendekatan
ergonomika total, dan kelompok yang telah diberikan perlakuan berdasarkan
pendekatan ergonomika total) dengan jumlah sampel 14 orang dalam setiap
kelompok kontrol. Purnomo memutuskan pendekatan ergonomika total yang
dilakukan antara lain mengevaluasi hal-hal berikut: (a) sikap kerja tidak fisiologis
sehingga kurang nyaman dengan beban kerja cukup berat yang dapat menimbulkan
gangguan trauma kumulatif (Chavalitsakulchai dan Shahnavaz, 1991; Manuaba,
2003b); (b) pemanfaatan tenaga otot yang cukup besar; (c) suhu udara cukup tinggi
berkisar 28o – 32o C; (d) tata letak fasilitas sistem kerja kurang ergonomis; dan (e)
gambar kurang informatif dan belum ada alat ukur gerabah yang standar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sistem kerja Kasongan Bantul dengan pendekatan
ergonomika total menghasilkan: (a) penurunan keluhan muskuloskeletal pekerja
sebesar 87,8%; (b) menurunkan kelelahan pekerja sebesar 77,5%; (c) menurunkan
beban kerja pekerja sebesar 21,55 denyut/menit (sekitar 21,69%); (menurunkan
resiko cedera di tempat kerja sebesar 10,65%; (e) meningkatkan produktivitas
pekerja sebesar 59,49%; dan (f) meningkatkan pendapatan pekerja sebesar 23,81%
serta pendapatan perusahaan sebesar 76,19%.

Tidak hanya dengan pendekatan ergonomika total, evaluasi sistem kerja


dengan tujuan meningkatkan produktivitas juga dapat dilakukan dengan merancang
alat kerja yang lebih ergonomis. Kristanto (2011) dalam penelitiannya untuk
11

meningkatkan produktivitas stasiun kerja pemotongan di industri krupuk Desa


Turus Gede, Rembang, merancang meja dan kursi kerja baru sebagai solusi dengan
pendekatan ergonomika. Kristanto menggunakan 3 aspek pendekatan ergonomika
berikut sebagai pertimbangan perancangan kursi dan meja kerjanya; yaitu: (a) sikap
dan posisi kerja ideal dengan data antropometri ukuran tubuh pekerja; (b) kondisi
lingkungan kerja; dan (c) efisiensi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja. Hasil dari
penelitian kemudian menunjukkan bahwa alat kerja rancangan Kristanto yang
diciptakan dengan mengedepankan 3 aspek pendekatan ergonomika diatas mampu
memberikan peningkatan nilai produktivitas bagi pekerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Adiatmika (2007), Purnomo (2007), dan


Kristanto (2011) menunjukkan bahwa evaluasi lingkungan kerja yang ditinjau dari
aspek ergonomika dapat menciptakan kualitas lingkungan kerja yang lebih baik;
ditinjau dari sisi pekerja maupun produktivitas akhir. Oleh karenanya, peneliti
berusaha merancang penelitian ini untuk mampu mengadopsi manfaat yang
dihasilkan ketiganya; namun dengan gaps berupa obyek penelitian, variabel
penelitian, alur penelitian, metode pengambilan data, dan metode pengolahan data
yang tidak serupa. Utamanya, penelitian ini akan memanfaatkan metode OMAX
untuk menghitung nilai EPI sebagai dasar rancangan solusi evaluasi lingkungan
kerja.

Beranjak pada tinjauan pustaka mengenai OMAX; hubungan antara metode


OMAX dengan penelitian bertemakan ergonomika sebenarnya cukup unik untuk
diamati. Metode OMAX pada awalnya tidak diperuntukkan untuk dikolaborasikan
secara langsung dalam penelitian bertemakan ergonomika, karena pada dasarnya
OMAX digunakan untuk mengukur kinerja/produktivitas sistem berdasarkan
performance index dari kriteria-kriteria umum.

Salah satu contoh pustaka yang dapat ditinjau terkait hal ini dapat
diperhatikan pada penelitian Nurdin dan Zabidi (2005) yang menggunakan OMAX
untuk mengetahui nilai performance index gabungan dari 8 indikator kinerja non-
ergonomika, yaitu rasio total produk yang dihasilkan dengan jam kerja yang
12

terpakai, rasio total produk yang dihasilkan dengan pemakaian KWh listrik, rasio
total produk yang dihasilkan dengan seluruh tenaga kerja, rasio total jam lembur
dengan total jam normal, rasio produk yang diperbaiki dengan total produk yang
dihasilkan, rasio jumlah produk yang diperbaiki dengan jumlah produk yang baik,
rasio jumlah absensi pekerja dengan total pekerja, dan rasio jumlah jam kerusakan
mesin dengan jumlah total jam mesin normal. OMAX menggunakan 8 indikator
tersebut untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan dengan
menghasilkan index produktivitas.

Penggunaan Metode OMAX untuk mengukur performance index dari


kriteria-kriteria umum juga dapat dilakukan dengan obyek penelitian di wilayah
kerja sektor jasa. Rahman dan Ismail (2005) melangsungkan penelitian untuk
mengukur performansi kerja pada teknisi perawatan kendaraan di sebuah bengkel.
Mereka menggunakan 5 indikator kinerja berupa rasio jumlah bus yang diperbaiki
dengan total jam kerja seluruh teknisi, rasio jumlah bus yang dikembalikan karena
reparasi yang gagal dengan total bus yang direparasi, rasio waktu riil yang
dihabiskan untuk menyelesaikan tugas dengan target waktu penyelesaian tugas,
rasio total hari kerja yang dilewati dengan total hari kerja seharusnya, dan total
waktu lembur dengan waktu kerja pokok.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurdin dan Zabidi (2005) dan Rahman dan
Ismail (2005) menunjukkan bahwa metode OMAX dapat digunakan untuk
mengukur nilai performa produktivitas secara parsial, sehingga mampu memantau
performa sistem dari beberapa aspek berbeda, kemudian mensitesisnya menjadi
satu matriks yang komprehensif. Sehingga bila meninjau dari kedua pustaka
tersebut, metode OMAX dalam penelitian ini dirasa tepat mengingat PT. Udaka
Indonesia memiliki bermacam aspek ergonomika yang dapat diamati dan
berpotensi untuk dioptimasikan. Dalam penelitian ini metode OMAX
diproyeksikan mampu menilai performa dari aspek-aspek ergonomika tersebut dan
menciptakan matriks komprehensif sebagai media perhitungan EPI. Gaps diantara
kedua penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian ini adalah penggunaan
metode OMAX untuk menghitung dan mensintesis variabel penelitian yang
13

berbeda; dimana Nurdin dan Zabidi (2005) dan Rahman dan Ismail (2005)
menggunakan metode OMAX untuk menghitung performansi aspek produktivitas,
sedangkan penelitian ini menggunakan metode OMAX untuk menghitung
performansi aspek ergonomika.

Perlu diketahui, walaupun tidak umum, penelitian yang menggunakan


metode OMAX untuk menghitung performansi aspek ergonomika sebelumnya juga
sudah beberapa kali dilakukan, salah satunya oleh Kartikasari (2009) dalam
penelitiannya mengenai evaluasi lini produksi penjahitan di PT. Budi Manunggal,
Yogyakarta. Sebagai pembeda dari penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari
(2009), penelitian ini akan menggunakan obyek penelitian, variabel penelitian, dan
alur penelitian yang berbeda sebagai Gaps diantara kedua penelitian. Penelitian ini
menggunakan lini produksi penjahitan PT. Udaka Indonesia sebagai obyek
penelitian, setiap variabel yang diteliti datanya diolah oleh data primer, dan
penelitian dilakukan dengan rentang waktu lebih panjang untuk mendapatkan data
dari rentang waktu yang lebih bervariasi.

Merunut kembali dari penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi tinjauan


pustaka pada penelitian ini, posisi penelitian dijelaskan pada Tabel 2.1.
14

Tabel 2.1. Posisi Penelitian

Rahman dan Ismail


Nurdin dan Zabidi

Kartikasari (2009)
Adiatmika (2007)

Kristanto (2011)
Purnomo (2007)

Ismaro (2007)

Penelitian Ini
(2005)

(2005)
Ergonomic
✓ ✓ ✓
Performance Index
Variabel Penelitian

Performa Aspek
Ergonomika secara ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Parsial

Performa Aspek
✓ ✓
Produktivitas

Objective Matrix
✓ ✓ ✓ ✓ ✓
(OMAX)
Metode dan
Pendekatan

Analytic Hierarchy
✓ ✓
Process (AHP)

Manual ✓ ✓ ✓
Penelitia
Lokasi

PT. Udaka Indonesia ✓


n
15

BAB 3
LANDASAN TEORI

3.1 Produktivitas dan Kinerja

Secara umum produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara besarnya


output dengan input (Krugman, 1994). Syverson (2011) mendefinisikan
produktivitas sebagai satuan efisiensi dari sebuah produksi yang menunjukkan
seberapa besar output yang didapatkan dari input yang diberikan, sedangkan kinerja
didefinisikan sebagai sebuah satuan yang menunjukkan seberapa baik sebuah
elemen bekerja. Ukuran kinerja setiap elemen akan mempengaruhi nilai
produktivitas dan dapat ditunjukkan dalam sebuah indeks yang disebut
performance index. Dalam aspek kinerja ergonomika, indeks yang digunakan
disebut sebagai Ergonomic Performance Index (EPI).

3.2 Ergonomika

Ergonomika berasal dari bahasa latin, ergon yang berarti kerja dan nomos
yang berarti aturan. Perpaduan kedua kata tersebut diartikan sebagai suatu aturan
atau norma dalam sistem kerja. Akiyama dan Kamata (2004) menyatakan bahwa
peningkatan aspek ergonomika penting untuk meningkatkan keamanan dan
kenyamanan lingkungan kerja; dalam arti lain perlu dilaksanakan untuk mencapai
peningkatan performa.

Tarwaka dkk (2004) menguraikan bahwa ergonomika adalah ilmu, seni dan
penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala
fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas
hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.

3.2.1 Manfaat Ergonomika

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomika adalah: (a) meningkatkan


kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit
16

akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan
kepuasan kerja; (b) meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun
setelah tidak produktif; dan (c) menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai
aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem
kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
(Tarwaka dkk, 2004).

3.2.2 Konsep Keseimbangan dalam Ergonomika

Tarwaka dkk menjabarkan bahwa dari sudut pandang ergonomika, antara


tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan
sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi. Dalam kata lain, tuntutan tugas
pekerjaan tidak boleh terlalu rendah maupun juga terlalu berlebihan. Menurut
Manuaba (2000) dalam Tarwaka dkk (2004), konsep keseimbangan antara
kapasitas kerja dengan tuntutan tugas dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Bagan Konsep Dasar Ergonomika

a. Kemampuan Kerja
Kemampuan kerja seseorang ditentukan oleh:
17

1. Personal Capacity, meliputi faktor usia, jenis kelamin, antropometri,


pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan, status
kesehatan, kesegaran tubuh, dsb
2. Physiological Capacity, meliputi kemampuan dan daya tahan cardio-
vaskular, syaraf otot, panca indera, dsb.
3. Psychological Capacity, berhubungan dengan kemampuan mental, waktu
reaksi, kemampuan adaptasi, stabilitas emosi, dsb.
4. Biomechanical Capacity, berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan
sendi dan persendian, tendon dan jalinan tulang
b. Tuntutan Tugas
Tuntutan tugas pekerjaan/aktivitas tergantung pada:
1. Task and Material Characteristics, ditentukan oleh karakteristik peralatan
dan mesin, tipe, kecepatan, dan irama kerja, dsb.
2. Organization Characteristics, berhubungan dengan jam kerja dan jam
istirahat, kerja malam bergilir, cuti, hari libur, manajemen internal, dsb.
3. Environmental Characteristics, berkaitan dengan rekan kerja, suhu dan
kelembaban, kebisingan, getaran, penerangan, sosio-budaya, tabu, norma,
adat dan kebiasaan, bahan-bahan pencemar, dsb.
c. Performansi
Performansi atau tampilan seseorang sangat tergantung kepada rasio dan
besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan,
maka:
1. Bila rasio tuntutan tugas lebih besar daripada kemampuan seseorang atau
kapasitas kerjanya, maka akan terjadi penampilan akhir berupa
ketidaknyamanan, depresi, kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit,
penyakit, dan tidak produktif.
2. Sebaliknya, bila tuntutan tugas lebih rendah daripada kemampuan
seseorang atau kapasitas kerjanya, maka akan terjadi penampilan akhir
berupa kebosanan, kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif.
18

3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan


dinamis antara tuntutan tugas dengan kemampuan yang dimiliki sehingga
tercapai kondisi dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan produktif.

3.3 Prinsip Ergonomika

Terdapat 12 prinsip dasar yang dalam menerapkan keilmuan ergonomika di


lingkungan kerja (Siboro dkk, 2013), prinsip-prinsip tersebut meliputi:

1. Bekerja pada posisi normal.


2. Mengurangi penggunaan gaya yang berlebih.
3. Penempatan barang dan alat kerja sehingga mudah dijangkau.
4. Bekerja pada ketinggian yang sesuai.
5. Mengurangi gerakan berlebih.
6. Mengurangi kelelahan dan beban.
7. Mengurangi tekanan terpusat pada titik tertentu.
8. Menyediakan ruang kerja yang cukup dan leluasa untuk bergerak.
9. Menyediakan kesempatan untuk bergerak melakukan peregangan.
10. Menjaga lingkungan yang nyaman dengan memastikan tingkat pencahayaan,
suhu, kebisingan, vibrasi dan aspek ergonomika lingkungan lain setepat
mungkin.
11. Membuat petunjuk dan pengontrol yang dapat dimengerti.
12. Memperbaiki sistem pekerjaan.

Peneliti memastikan dalam penelitian ini bahwa batasan-batasan aspek


ergonomika yang ditentukan dalam obyek penelitian tetap sesuai dengan 12 prinsip
dasar diatas.

3.3.1 Sikap dan Postur Kerja

The Posture Committee of the American Orthopedic Association dalam


Kartikasari (2009) mendefinisikan postur yang optimal/ideal sebagai keadaan yang
dihasilkan karena adanya keseimbangan otot dan kerangka tulang saat beraktivitas
sehingga tubuh terlindung dari cedera. Pada posisi tersebut, otot akan memberi
19

posisi optimum pada thoracic dan abdominal organs serta akan berfungsi paling
efisien (Irawan, 2007, dalam Kartikasari, 2009)
Postur tubuh manusia ketika melakukan pekerjaan adalah salah satu aspek
ergonomika yang penting untuk diperhatikan. Joseph dkk (2004) menyebutkan
bahwa postur buruk yang menyebabkan stress pada tubuh adalah salah satu dari tiga
faktor resiko utama ergonomic stress, disamping beban gaya serta frekuensi gerak
berlebih.
Kesalahan postur yang dialami secara terus menerus dan berulang dapat
menimbulkan bahaya dengan tingkat kerusakan bermacam-macam bagi struktur
muskuloskeletal manusia, terutama ketika tubuh tidak pada kekuatan optimalnya.

Upaya mendapatkan postur kerja optimal perlu dicapai melalui analisis


postur kerja tubuh manusia yang metode analisisnya dapat dibagi berdasarkan
pembagian bagian-bagian tubuh. Metode untuk menganalisis postur kerja
diantaranya adalah Standardized Nordic Questionnaire (SNQ), Rapid Upper Limb
Assessment (RULA), Rapid Entire Body Assessment (REBA), dan NIOSH Lifting
Equation.
Peneliti akan menggunakan metode RULA dalam penelitian ini untuk
menganalisis postur kerja karyawan PT. Udaka Indonesia, mengingat lingkungan
kerja pada obyek yang diteliti lebih terkonsentrasi pada koordinasi tubuh bagian
atas.

3.3.2 Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

Metode RULA dikembangkan oleh Dr. Lynn McAtamney dan Dr. Nigel
Corlett pada tahun 1993 (McAtamney dan Corlett, 1993). RULA digunakan untuk
menganalisis performa postur tubuh bagian atas, dimana setiap pergerakkan dari
bagian tubuh yang dianalisis diberi nilai sesuai dengan skor yang telah ditetapkan.
Upaya mempermudah penilaian dilakukan dengan membagi tubuh kedalam 2
segmentasi grup, yaitu lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan (A);
serta leher, punggung, dan kaki (B).

Langkah assessment dalam metode RULA adalah sebagai berikut:


20

1. Mengobservasi dan menentukan jenis gerak kerja mana yang akan dikaji dari
obyek penelitian.
2. Mengambil data serta mendokumentasikan postur kerja, kerja otot statik, dan
besar tenaga yang digunakan.
3. Menentukan skor sesuai data yang diperoleh dari setiap gerak kerja yang
diamati. McAtamney dan Corlett (1993) mendefinisikan model pemberian skor
menggunakan diagram, ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Posture
Score Score A
A
Muscle Use Force
Upper Arm
Lower Arm

A Wrist
Wrist Wrist

Grand
Score

Posture
Score B
Score
B
Muscle Use Force

Neck
Trunk
B Legs

Gambar 3.2. Sistem Pemberian Skor RULA

4. Menentukan tindakan evaluasi sesuai skala level yang dihasilkan dari total skor
RULA. Kategori tindakan yang diambil dapat dicermati pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kategori Tindakan RULA

Level Resiko Rentang Skor Tindakan

1 Minimum 1-2 Aman (tidak memerlukan tindakan)

2 Kecil 3-4 Perlakuan perlu dilakukan di masa yang


akan datang

3 Sedang 5-6 Perlakuan perlu dilakukan dalam beberapa


waktu singkat kedepan
21

Tabel 3.1. Kategori Tindakan RULA (lanjutan)

Level Resiko Rentang Skor Tindakan

4 Besar 7 Perlakuan perlu dilakukan sesegera


mungkin

3.3.3 Gerakan Kerja

Lawrence (2004) menyebutkan bahwa studi gerakan kerja (motion) telah


menjadi salah satu sistem penilaian performa yang secara luas telah dikembangkan,
dan pertama kali dipresentasikan oleh Lowry dkk (1940). Aktivitas yang termasuk
dalam gerakan kerja meliputi: (a) menggapai; (b) memindahkan; (c)
membalikkan/merotasi tangan berdasarkan suatu sumbu acuan; (d) menggenggam
obyek dengan jari ataupun kepalan tagan; (e) melepaskan obyek dari genggaman
jari ataupun kepalan tangan; (f) melepaskan 2 obyek yang terhubung satu sama lain;
(g) gerakan tangan ataupun badan yang juga disertai dengan gerakan mata; dan (h)
gerakan badan secara keseluruhan.

Sutalaksana (1979) menyebutkan bahwa terdapat 17 gerakan dasar yang


dikembangkan oleh Frank B. Gilberth yang disebut sebagai Elemen Gerakan
Therblig. Setiap jenis gerakan kerja (motion, dapat terasosiasi dengan salah satu
dari 17 gerakan dasar pada Elemen Gerakan Therblig, 17 gerakan dasar tersebut
dibagi menjadi 2 yaitu elemen efektif (gerakan yang menghasilkan nilai tambah
yang dibutuhkan) dan tidak efektif (gerakan yang tidak menghasilkan nilai tambah
bila dikerjakan, dalam kata lain tidak dibutuhkan).

Ekonomi gerakan adalah upaya untuk mengefisienkan gerakan kerja


sehingga memungkinkan dilakukannya pekerjaan dengan seekonomis mungkin
dengan tetap mengoptimalkan kenyamanan pekerja Analisis dapat dilakukan
dengan melakukan pengamatan aktivitas kerja dari obyek yang diteliti secara
langsung maupun melalui bantuan rekaman. Gerakan-gerakan kerja yang telah
diurai kemudian diamati satu persatu dan diklasifikasikan berdasarkan Tabel 3.2.
22

Tabel 3.2. Elemen-Elemen Gerakan Therblig

Reach RE Olive Green

Move M Green

Grasp G Lake Red

Release
Elemen RL Carmine Red
Load
Efektif
Use U Purple

Assemble A Violet Heavy

Disassemble DA Violet

Preposition PP Sky Blue

Hold H Gold Orche

Rest R Orange

Positioning P Blue

Search SH Black
Elemen
Tidak Efektif Select ST Gray Light

Plan PN Brown

Unavoidable
UD Yellow Ochre
Delay
Avoidable
AD Lemon Yellow
Delay
Inspect I Burn Ochre
23

3.3.4 Pencahayaan

Menurut Bridger (1995), cahaya didefinisikan sebagai spektrum


elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh sistem penglihatan manusia. Radiasi
elektromagnetik dapat dikategorikan berdasarkan panjang gelombang dan
frekuensi.

Pencahayaan sebagai aspek ergonomika membahas tentang penyediaan


jumlah penyinaran yang tepat pada stasiun kerja agar manusia dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan jelas, cepat dan tanpa usaha cukup keras. Oleh karenanya,
pencahayaan perlu disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. (Tarwaka
dkk, 2004).

Lingkungan kerja yang baik perlu didudukung oleh pencahayaan dengan


kualitas yang baik dan pengaturan yang tepat, bahkan terkadang terdapat beberapa
area dalam lingkungan kerja tertentu dimana performa pencahayaan yang stabil dan
optimal adalah faktor utama yang sangat krusial.

Kurangnya pencahayaan dapat menyebabkan kelelahan secara fisik dan


mental yang signifikan, menyebabkan otak menginterpretasikan rangsang visual
secara keliru, performa pekerja yang rendah, hingga menyebabkan kelelahan pada
tubuh karena seringkali pekerja harus bekerja pada posisi yang tidak normal hanya
karena mencari posisi dengan penglihatan yang lebih baik pada stasiun kerja. Bukan
hanya cukupnya pencahayaan yang perlu diperhatikan, namun juga pekerja tidak
boleh terpapar pantulan cahaya yang mengganggu dari sumber cahaya yang tidak
diinginkan (Berns dan Klusell, 2004).

Indikator Ambang Batas Pencahayaan Ideal diatur dalam Keputusan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/MENKES/SK/XI/2002
sebagaimana dijelaskan pada Tabel 3.3.
24

Tabel 3.3. Indikator Ambang Batas Pencahayaan Ideal

Tingkat
Jenis Kegiatan Pencahayaan Contoh Kerja
Minimal (lx)

Pekerjaan kasar dan 100 Pekerja yang berkutat di area


tidak terus menerus penyimpanan & ruang peralatan

Pekerjaan kasar & 200 Pekerja yang berkutat dengan mesin


terus menerus dan perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300 Pekerja yang berkutat di bidang


adminstrasi, ruang kontrol,
pekerjaan mesin tidak kasar, dan
perakitan

Pekerjaan agak 500 Pekerja maintenance permesinan,


halus book keeping, dan office work

Pekerjaan halus 1000 Pekerja technical drawing, kontrol


kualitas pewarnaan, pemrosesan
tekstil, pekerjaan mesin halus, dan
perakitan halus

Pekerjaan sangat 1500 dan tidak boleh Pekerja ukir menggunakan tangan,
halus menimbulkan permesinan sangat halus, dan
bayangan perakitan sagat halus

Pekerjaan terperinci 3000 dan tidak boleh Quality Control dan perakitan
menimbulkan teramat sangat halus
bayangan

Pengukuran pencahayaan atau dikenal dengan istilah phometry dilakukan


dengan menggunakan lightmeter/luxmeter dan memiliki lima indikator
pengukuran, yaitu luminous intensity, luminous flux, luminance, illuminance, dan
reflectance (Bridger, 1995). Defisini dan satuan masing-masing unit ditunjukkan
pada Tabel 3.4.
25

Tabel 3.4. Lima Indikator Pengukuran Pencahayaan

Unit Keterangan Satuan

Luminous Kemampuan permukaan yang dikenai


candela (cd)
intensity cahaya untuk memancarkan cahaya

Luminous flux Kecepatan aliran energi cahaya lumens (lm)

Cahaya yang dipantulkan atau


Luminance cd/m2
dipancarkan oleh sebuah permukaan

Jumlah cahaya yang jatuh pada sebuah lux (lx)


Illuminance
permukaan 1 lx = 1 lm/m2

Rasio dari luminance dan iluminance


Reflectance %
pada sebuah permukaan

3.3.5 Paparan Kebisingan

Bising dalam kesehatan kerja, diartikan sebagai suara yang dapat


menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif, berikaitan
dengan faktor itnensitas, frekuensi, durasi, dan pola waktu (Buchari, 2007).
Nilai ambang batas kebisingan menurut Surat Edaran Menteri Tenaga
Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. SE-01/MEN/1978 adalah:
 82 dB : 16 jam per hari
 85 dB : 8 jam per hari
 88 dB : 4 jam per hari
 91 dB : 2 jam per hari
 97 dB : 1 jam per hari
 100 dB : ¼ jam per hari
Pengukuran kebisingan dapat dilakukan menggunakan alat Multi-Function
Environment Meter pada titik-titik pengukuran yang ingin diketahui besar paparan
kebisingannya.
26

3.3.6 Kondisi Microclimate Ruang Kerja

Microclimate adalah kombinasi antara unsur suhu udara, kelembaban udara,


kecepatan udara, dan suhu radiasi (Tarwaka dkk, 2004). Satsumoto dkk (2005)
dalam Tochihara dan Ohnaka (2005), menjabarkan bahwa secara sederhana kondisi
microclimate yang nyaman juga dapat dicapai dengan seimbangnya pertukaran
panas dan kelembaban di titik tertentu dari tubuh seseorang dengan lingkungan di
sekitarnya.
Pada dasarnya manusia memiliki keragaman toleransi microclimate yang
dipengaruhi oleh ras, kebiasaan, jenis kelamin, dan kondisi fisik individu, namun
Sulistyadi dan Susanti (2003) dalam Kartikasari (2009) menjabarkan bahwa
produktivitas manusia secara umum akan optimal ketika beraktivitas pada zona
temperature 24-27 oC
Kondisi microclimate yang tidak optimal dalam lingkungan kerja dapat
mengakibatkan efek samping dan gejala yang tidak diinginkan pada manusia yang
bekerja dibawah kondisi tersebut. Seppanen dkk (2003) dalam penelitiannya telah
menemukan adanya hubungan yang cukup kentara dari perubahan temperatur
terhadap performa kerja, dalam penelitiannya mereka menemukan adanya
penurunan performa manusia sebesar 2% pada setiap oC terjadinya kenaikan
temperature (kondisi awal temperature sekitar 25-32 oC); namun penurunan
performa belum ditemukan pada penelitian serupa dengan kondisi awal temperature
yang berkisar antara 21-25oC. Kondisi microclimate diluar zona nyaman juga dapat
menyebabkan gangguan-gangguan berupa: (a) dehidrasi; (b) produksi keringat
berlebih karena kondisi kulit yang basah; (c) berkurangnya aliran darah ke otak; (d)
kekurangan air dan garam natrium; dan (e) heat exhaustion akibat tubuh terlalu
banyak kehilangan panas dan garam.
Pengukuran menggunakan sling psychometer dapat dilakukan untuk
mengukur Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) atau untuk mengukur Indeks
Suhu Basah dan Bola (ISSB). Persamaan untuk kedua kategori ukur di atas adalah
sebagai berikut:
𝑊𝐵𝐺𝑇𝑜𝑢𝑡𝑑𝑜𝑜𝑟 = 0,7 × 𝑇𝑛𝑤𝑏 × 0,2 × 𝑇𝑔 × 0,1 × 𝑇𝑑𝑏
27

𝐼𝑆𝐵𝐵𝑖𝑛𝑑𝑜𝑜𝑟 = 0,7 × 𝑇𝑤𝑏 × 0,3 × 𝑇𝑔


dengan:
WBGT = Wet Bulb Globe Temperature (oC)
ISBB = Indeks Suhu Bola Basah (oC)
Tnwb = suhu basah (oC) (didapat melalui sling psychometer)
Tg = suhu bola (oC)
Tdb = suhu kering (oC) (didapat melalui sling psychometer)

Namun, dikarenakan sling psychometer tidak dapat digunakan untuk


mengidentifikasi suhu bola, maka ISBB dapat diperoleh dengan persamaan berikut:
𝑜
𝐼𝑆𝐵𝐵 = ((1,102((𝐸𝑇 × 1.8) + 32) − 9,1) − 32) ÷ 1.8 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐶)

dengan:
ISBB = Indeks Suhu Bola Basah (oC)
ET = effective temperature (oC)

Nilai ET diperoleh dari grafik gabungan suhu basah, suhu kering dan kecepatan
angin. Kemudian, ISBB hasil perhitungan dijadikan dasar pengambilan keputusan
dengan merujuk pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP51/MEN/1999
yang dapat diperhatikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (ISBB)

Pengaturan Waktu Kerja ISBB (oC)


Setiap Jam (8 jam/hari)
Beban Kerja

Lama Kerja Lama Ringan Sedang Berat


Istirahat

100% - 30 26,7 25,0

75% 25% 30,6 28,0 25,9

50% 50% 31,4 29,4 27,9

25% 75% 32,2 31,1 30,0


28

Pengelompokkan jenis beban kerja didasarkan pada keputusan Menteri


Tenaga Kerja Nomor 52 th. 1999, sebagai berikut:
1. Beban kerja termasuk ringan bila pembakaran kalori sebanyak 100-200
kKal/jam
2. Beban kerja termasuk sedang bila pembakaran kalori sebanyak 201-350
kKal/jam
3. Beban kerja termasuk berat bila pembakaran kalori sebanyak 351-500
kKal/jam atau lebih
Perhitungan pembakaran kalori dapat dilakukan menggunakan persamaan berikut:

𝐸(𝑘𝐾𝑎𝑙) = 1,80411 − 0,0229038 𝑋 + 4,71733 × 10−4 𝑋 2

dengan:
E = energi yang terbakar (kKal)
X = jumlah denyut nadi

3.4 Objective Matrix (OMAX)

Suhardini dkk (2016) dalam penelitiannya untuk mengukur produktivitas


lini produksi menggunakan OMAX, mendefinisikan OMAX sebagai sistem
pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau
produktivitas disetiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai
dengan keberadaan bagian tersebut (objective). OMAX diketahui memiliki ciri-ciri
yang unik dibandingkan sistem pengukuran produktivitas lain, yaitu kriteria
performansi kelompok kerja digabungkan kedalam suatu matrik.
Masing-masing kriteria performansi memiliki sasaran berupa jalur khusus
menuju perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingan terhadap
tujuan produktivitas yang ditetapakan. Pada penelitian kali ini kriteria produktivitas
digantikan dengan kriteria ergonomika dan pembobotan dari setiap kriteria
dilakukan dengan metode AHP.
29

3.4.1 Perhitungan OMAX

Model OMAX dikembangkan pertama kali oleh James L. Riggs dan


diperkenalkan pada tahun 1975 dengan langkah-langkah utama dalam pengukuran
sebagai berikut (Riggs, 1975, dalam Yulia dkk, 2006):
1. Mendefinisikan (Defining)
Pada tahap ini, kriteria-kriteria yang akan diukur didefinisikan. Kriteria tersebut
harus merupakan kriteria yang mudah diukur.
2. Mengkuantifikasikan (Quantifying)
Matrix OMAX terdiri dari 11 skor dengan interval 0-10. Skor 3 menunjukkan
tingkat kinerja ketika pengukuran dimulai, sedangkan angka 10 menunjukkan
target yang akan dicapai. Dalam table OMAX, apabila nilai aktual bernilai lebih
kecil dari sebaran nilai pada baris skor 0, atau bernilai negatif maka akan tetap
dianggap bernilai 0. Sebaran nilai pengukuran pada bagian D mengikuti nilai
pada baris 0, 3 dan 10. Bagian C dan D merupakan bagian dari tahapan ini.
3. Memonitori (Monitoring)
Tahapan ini adalah dimana kinerja setiap kriteria/indikator dihitung dengan cara
menentukan skor yang sesuai dengan nilai aktual kemudian skor tersebut
dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria. Penjumlahan hasil perkalian
antara skor dan bobot akan menunjukkan nilai performansi gabungan dari
seluruh faktor.
Nilai EPI dalam penelitian ini adalah rasio antara besar perubahan nilai
performansi gabungan pada saat kondisi akhir berbanding performansi gabungan di
kondisi awal, diperoleh melalui persamaan berikut:
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐺𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐺𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝐸𝑃𝐼 = × 100%
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐸𝑟𝑔𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙

3.4.2 Keunggulan OMAX

Yulia dkk (2006) dalam Kartikasari (2009) menjabarkan beberapa


keunggulan OMAX dibandingkan dengan metode sistem pengukuran produktivitas
lain, yang meliputi:

1. Penggunaannya mudah dan sangat sederhana.


30

2. Sangat mudah dipahami interpretasi hasilnya bahkan oleh pihak non-ahli.


3. Indikator produktivitas dapat disesuaikan dengan maksud dan tujuan
penggunaan OMAX sesuai dengan stasiun / sistem kerja yang akan diukur
sehingga bersifat fleksibel dan obyektif.
4. OMAX memiliki langkah-langkah, prosedur dan mekanisme yang jelas dalam
bentuk matrix.
Contoh penyusunan matrik OMAX dapat dilihat pada Gambar 3.3., matriks
OMAX di contoh tersebut menunjukkan index produktivitas pembentukan 20 tim
Integrated Product Development pada sebuah proyek menggunakan tujuh aspek
produktivitas.

Gambar 3.3. Contoh Penyusunan Tabel Objective Matrix (Michalski, 2003)


31

3.5 Analytic Hierarchy Process (AHP)

Golden dkk (1989) menjelaskan bahwa AHP dikembangkan oleh Professor


Thomas L. Saaty pada akhir tahun 1960an hinggal awal tahun 1970an sebagai
mekanisme analisis situasi sistem kompleks menggunakan teknik matematis. Pada
awalnya metode analisis ini digunakan untuk memecahkan permasalahan terkait
sistem transportasi U. S. Defense Department dalam operasinya di Negara-negara
dunia ke-3 dan untuk kontrol logistik persenjataan.

Menurut Mulyono (2007), secara garis besar terdapat 4 prinsip yang harus
dipahami dalam penggunaan AHP, yaitu:

1. Decomposition
Prinsip dekomposisi merupakan prisip pemecahan persoalan yang telah
ditentukan kedalam elemen yang lebih kecil sehingga tidak lagi memungkinkan
untuk dipecah menjadi elemen yang lebih kecil.
2. Comparative Judgement
Prinsip ini merupakan inti dari AHP karena akan memberikan prioritas terhadap
kriteria-kriteria yang telah dipilih. Prinsip ini ditunjukkan dengan adanya
perbandingan berpasangan untuk mengetahui peilaian terhadap kepentingan
relatif diantara dua kriteria. Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika
membandingkan dua elemen, seseorang yang akan memberikan jawaban perlu
pengertian menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan
relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang dipelajari. Hasil dari penilaian
prinsip ini akan menghasilkan matriks perbandingan yang disebut pairwise
comparison matrix.
3. Synthesis of Priority
Dari setiap pairwise comparison matrix kemudian dicari eigenvector nya untuk
mendapat local priority. Karena pairwise comparison matrix terdapat pada
setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa
diantara local priority. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk
32

hierarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relative melalui


prosedur sintesa dinamakan priority setting.
4. Logical Consistency
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek yang
serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Contoh,
bola basket dan bola sepak dapat dikelompokkan dalam himpunan yang
seragam jika bentuk bundar merupakan kriterianya, namun tak dapat jikat
kriteria yang digunakan adalah jenis permainan yang dimainkan. Arti kedua
adalah menyangkut tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan
pada kriteria tertentu. Contohnya, jika tiang A 2 kali lebih panjang dari tiang
B, dan tiang C 2 kali lebih panjang dari tiang A, maka seharusnya tiang C 4 kali
lebih panjang dari tiang B.

3.5.1 Manfaat AHP

AHP digunakan dalam penelitian ini sebagai mekanisme penentuan bobot


dari aspek-aspek ergonomika dalam OMAX yang dipilih dikarenakan memiliki
keuntungan-keuntungan berikut (Saaty, 1991):

1. Kesatuan
AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti dan luwes untuk
aneka ragam persoalan tak terukur.
2. Kompleksitas
AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam
memecahkan persoalan.
3. Saling ketergantungan
AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu
sistem dan tak memaksakan pemikiran linear.
4. Penyusunan Hierarki
AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah
elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan
unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
5. Pengukuran
33

AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan wujud suatu metode
untuk menetapkan prioritas.
6. Konsistensi
AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang
digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.
7. Sintesis
AHP menuntun kesatuan taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap
alternatif.
8. Tawar Menawar
AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem
dan memungkinkan seseorang untuk memilih alternatif yang terbaik
berdasarkan tujuan-tujuan mereka.
9. Penilaian dan Konsensus
AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensinstesis suatu hasil yang
representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda
10. Pengulangan Proses
AHP memungkinkan diperhalusnya sebuah definisi pada suatu persoalan dan
memperbaiki pertimbangan dan pengertian melalui pengulangan proses.

3.5.2 Langkah Analisis AHP

Langkah-langkah penggunaan AHP adalah sebagai berikut:

1. Tentukan tujuan (level 1), kriteria (level 2), dan alternatif (level 3) dari suatu
obyek.
2. Tentukan peringkat kriteria untuk matriks alternatif yang dipilih menurut Tabel
3.7.
34

Tabel 3.7. Derajat Kepentingan AHP

Derajat
Keterangan Penjelasan
Kepentingan

Equally preferred Dua aktivitas memberikan kontribusi


1
sama terhadap tujuan

Equally to
2
moderately preferred

Moderately Pengalaman dan penilaian memberikan


3 preferred nilai tidak jauh berbeda antara satu
aktivitas terhadap aktivitas lain

Moderately to
4
strongly preferred

Strongly preferred Penilaian memberikan nilai kuat berbeda


5 antara satu aktivitas terhadap aktivitas
lain

Strongly to very
6
strongly preferred

Very strongly Satu aktivitas sangat lebih disukai


7
preferred dibandingkan aktivitas lainnya

Very strongly to
8
extremely preferred

Extremely preferred Satu aktivitas menempati urutan tertinggi


9
dari aktivitas lainnya

3. Tentukan peringkat untuk masing-masing matriks kriteria ynag dipilih menurut


table derajat kepentingan.
4. Kalikan matriks kriteria dengan matriks alternatif dari hasil perhitungan nomor
2 dan nomor 3 untuk mendapatkan priority vector sehingga mendapatkan
keputusan yang terbaik.
35

5. Langkah nomor 5-8 digunakan untuk menghitung konsistensi, dimulai dengan


penentuan weighted sum vector dengan mengalikan row averages dengan
matriks awal
6. Tentukan consistency vector dengan membagi weighted sum vector dengan row
averages
7. Hitung Lambda dan Consistency Index menggunakan permasaan berikut:

λ−n
𝐶𝐼 =
𝑛−1

dengan:

CI = Consistency Index

Λ = rata-rata dari Concistency Vector

N = jumlah item dari sistem yang dibandingkan

8. Hitung Consistency Ratio menggunakan persamaan berikut:

𝐶𝐼
𝐶𝑅 =
𝑅𝐼
dengan:

RI = Random Index yang didapatkan dari Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Penentuan Random Index

No N RI
1 2 0,00
2 3 0,58
3 4 0,90
4 5 1,12
5 6 1,24
6 7 1,32
7 8 1,41
8 9 1,45
9 10 1,49
36

Bila CR ≤ 0,10 maka matrik keputusan sudah konsisten dan tidak perlu dievaluasi
ulang. Bila CR ≥ 0,10, maka matriks keputusan yang diambil harus dievaluasi
ulang.
37

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Obyek Penelitian

Dari 12 line penjahitan yang dimiliki PT. Udaka Indonesia, 3 line dipilih
untuk menjadi obyek penelitian, ketiga line tersebut adalah line no. 5, line no. 9,
dan line no. 10. Masing-masing line tersusun dari beberapa workstations dengan
jumlah berbeda, setiap workstation terdiri dari 1 operator yang mengoperasikan 1
meja kerja dan 1 mesin jahit. Ketiga line dipilih berdasarkan kesediaan dari
manajemen PT. Udaka Indonesia.

Line no. 5 memiliki 17 workstations, line no. 9 memiliki 16 workstations,


dan line no. 10 memiliki 12 workstations. Seluruh workstations menjadi titik ukur
untuk variabel penelitian microclimate, paparan kebisingan, dan pencahayaan,
sementara untuk variabel postur kerja dan gerakan kerja berturut-turut 6 dan 2 orang
dari masing-masing line dipilih sebagai sample.

Obyek penelitian ini adalah ketiga line tersebut, dan masing-masing line
akan diukur performansi ergonomikanya secara terpisah. Total titik pengukuran
untuk setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut

Tabel 4.1. Jumlah Sample Penelitian

Jumlah Sample
No Variabel Penelitian
Line 5 Line 9 Line 10

1 Postur Kerja 6 6 6
2 Gerakan Kerja 2 2 2
3 Pencahayaan 17 16 12
4 Microclimate 17 16 12
5 Paparan Kebisingan 17 16 12
38

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tata letak dari 3 line yang menjadi obyek penelitian dapat dilihat pada denah
di Gambar 4.1. Line no. 5 terletak di sisi paling barat dan bersebelahan langsung
dengan pintu keluar pabrik, line no. 9 terletak ditengah pabrik, sedangkan line no.
10 terletak di sisi paling timur dan bersebelahan langsung dengan pintu keluar
pabrik. Seluruh workstation menghadap ke utara kecuali separuh workstation Line
5 di sisi paling barat yang menghadap ke selatan.

10

Gambar 4.1. Denah Lantai Produksi Area Sewing PT. Udaka Indonesia

Sketsa ketiga line dapat dilihat pada Gambar 4.2, Gambar 4.3, dan Gambar
4.4. Letak masing-masing titik ukur untuk setiap variabel dapat dilihat pada Gambar
4.5., dan denah terpisah dari masing-masing line dapat dilihat di Gambar 4.6.
39

Gambar 4.2. Sketsa Lay-Out Line no. 5

Gambar 4.3. Sketsa Lay-Out Line no. 9

Gambar 4.4. Sketsa Lay-Out Line no. 10


40

Gambar 4.5. Ilustrasi Titik Pengukuran di Setiap Workstation

Gambar 4.6. Denah (berturut-turut dari kiri ke kanan) Line no. 5, Line no. 9, dan
Line no. 10
41

Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan pada bulan 3-22 Agustus
2018, dengan waktu penelitian untuk variabel pencahayaan, microclimate dan
kebisingan setiap harinya dibagi ke 3 sesi meliputi pagi (08.00 WIB), siang (13.00
WIB), dan sore (16.00 WIB). Pengukuran di masing-masing sesi di seluruh titik
ukur pada ketiga line dilakukan dengan 6 (enam) kali repetisi yang berjarak 5 menit
dari satu repetisi ke repetisi selanjutnya. Setiap variable diukur bergantian di waktu
yang tidak bersamaan. Bagan waktu penelitian selengkapnya dapat dilihat di
Lampiran 174.

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel Terikat

Variabel terikat yang ditentukan dalam penelitian ini adalah EPI. EPI
didapat melalui matriks komprehensif yang disusun menggunakan metode OMAX
dari nilai performa beberapa aspek ergonomika.

4.3.2 Variabel Bebas

Variabel bebas yang ditentukan penelitian ini adalah aspek-aspek


ergonomika yang menjadi penyusun kriteria EPI, berupa:
1. Sikap dan postur kerja
2. Gerakan kerja (motion)
3. Pencahayaan
4. Paparan kebisingan
5. Kondisi microclimate ruang kerja

4.4 Peralatan yang Digunakan

Peralatan yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan penelitian ini


adalah sebagai berikut:
a. Kuesioner AHP
Kuesioner AHP dibagikan untuk mengetahui preferensi dari operator yang
menjadi obyek penelitian atas variabel-variabel yang diteliti
42

b. Video Camera dan Tripod


Peralatan ini dibutuhkan untuk merekam postur kerja dan aktifitas dari operator-
operator.
c. 4 in 1Multi-Function Environment Meter
4 in 1 Multi-Function Environment Meter digunakan untuk mengukur beberapa
jenis variabel meliputi suhu kering, kelembaban relative, pencahayaan, dan
kebisingan.

4.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Metode yang digunakan untuk observasi dan pengambilan data masing-


masing variabel penelitian dijabarkan sebagai berikut:
1. Penyebaran Kuesioner AHP
Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 10 responden yang merupakan
mandor/leader dari 10 line produksi yang terpilih, identitas serta hasil kuesioner
dapat dilihat di Lampiran 2. Pengisian kuesioner diberikan waktu selama 3 hari
agar responden memiliki waktu yang cukup dan mampu mencari kondisi yang
cukup santai juga rileks untuk berpikir. Penyebaran dilakukan dalam satu hari
di waktu sore setelah jam kerja usai bersamaan kepada 10 responden yang
dikumpulkan di kantin pabrik yang kosong, penyebaran kuesioner dibarengi
dengan briefing singkat terkait tujuan dan tata cara pengisian kuesioner serta
tanya jawab untuk penjelasan yang tidak jelas. Kuesioner dikembalikan oleh
supervisor bagian produksi 3 hari kerja kemudian.
Leader dipilih menjadi responden yang dipercaya untuk mengisi kuesioner,
dengan alasan setiap leader adalah operator yang dulunya telah bekerja dengan
pengalaman dan prestasi yang memuaskan. Setiap leader dalam kesehariannya
dipercaya untuk memimpin lini produksi masing-masing dengan membawahi
sekitar 10-15 operator jahit, sehingga opini yang leader berikan dalam
kuesioner diperkaya oleh pengalaman luas serta perspektif mendalam yang
dapat mewakili operator-operator lain.
Kuesioner yang disebarkan berfungsi untuk mengetahui preferensi yang
dimiliki oleh 10 leader lini sewing terhadap masing-masing aspek ergonomika,
43

informasi yang didapatkan akan menjadi dasar pemetaan perbandingan satu


aspek dengan aspek lainnya.
Bentuk pertanyaan dari kuesioner disesuaikan agar informasi yang didapat
mampu diolah menggunakan metode AHP, dapat dilihat dalam Lampiran 1.
Kuesioner disusun sedemikian rupa agar leader mampu mengisi dengan mudah,
kuesioner juga dilengkapi dengan instruksi sesederhana namun sejelas mungkin
untuk menyediakan arahan yang baik sehingga leader mengerti dengan jelas
maksud dari kuesioner dan tata pengisian yang diinginkan.
Kuesioner dibagikan kepada para leader untuk dipelajari selama satu hari,
kemudian keesokan harinya para leader dikumpulkan untuk diberikan briefing
secara langsung terkait kuesioner. Pada tahap briefing setiap leader
diperbolehkan bertanya apabila penjelasan yang diberikan secara langsung
maupun konten kuesioner yang dipelajari sehari sebelumnya memunculkan
ketidakmengertian. Perlakuan yang diberikan pada dua hari tersebut
dimaksudkan agar para leader paham secara jelas maksud dan tujuan dari
kuesioner. Leader kemudian diberikan waktu yang cukup leluasa hingga
keesokan harinya untuk mengisi kuesioner tersebut, panjangnya waktu yang
diberikan untuk mengisi kuesioner ditujukan agar leader tidak terburu-buru dan
dapat berkonsentrasi untuk mengisi kuesioner dengan objektif.
2. Pengukuran Sikap dan Postur Kerja
Pengukuran postur dilakukan untuk masing-masing Line secara terpisah agar
Line no. 5, Line no. 9, dan Line no. 10 dapat terukur performa Sikap dan Postur
Kerjanya secara terpisah. Dengan menggunakan metode sampling dipilih secara
acak 6 operator di masing-masing Line seperti pada Tabel 4.1., untuk
merepresentasikan performansi Sikap dan Postur Kerja Line tersebut.
Perekaman dilakukan dengan kamera handphone selama 3 siklus kerja untuk
masing-masing sampel.
Metode analisis yang akan digunakan adalah RULA dengan sampel yang
diamati dan direkam meliputi seluruh workstation dari tiga line. Setiap
pengambilan video operator dipastikan tidak terganggu dan tidak diberhentikan
dari kegiatan yang sedang dilakukannya, sebelum memulai pengambilan video
44

peneliti terlebih dahulu meminta izin dan menempatkan posisi kamera dari arah
samping dan kemudian depan dari operator. Pengambilan video diusahakan
mampu untuk melihat postur badan operator secara menyeluruh dari kepala,
leher, punggung, tangan, hingga kaki.
3. Pengukuran Gerakan Kerja (motion)
Pengukuran gerakan kerja dilakukan dengan merekam siklus kerja dari setiap
sample operator yang telah ditentukan seperti pada Tabel 4.1, perekaman
dilakukan dengan kamera handphone di masing-masing line dengan metode
sampling dengan setidaknya 2 workstation dipilih sebagai sampel untuk
diamati. Perekaman dengan bantuan kamera dilakukan untuk mempermudah
analisis data.
Pengukuran terhadap aspek gerakan kerja dilakukan dengan menggunakan
analisis micromotion study terhadap setiap siklus kerja operator. Micromotion
study menunjukkan performansi aspek gerakan kerja dalam bentuk persentase
waktu elemen kerja tidak efektif (uneffective time) terhadap waktu seluruh
elemen kerja menggunakan klasifikasi elemen gerakan therblig.
4. Pengukuran Kondisi Pencahayaan
Alat yang digunakan adalah Multi-Function Environment Meter yang
diletakkan di setiap meja jahit operator dalam rentang waktu yang tidak terlalu
jauh antar workstationnya. Pengukuran dilakukan berulang di lokasi titik
pengukuran sesuai pada Tabel 4.1, hasil pengukuran kemudian menjadi dasar
analisis yang merujuk pada tabel ambang batas pencahayaan ideal.
Secara spesifik, alat ukur ditempatkan tepat disamping mesin jahit (area
penjahitan) agar hasil pengukuran yang ditampilkan dapat merepresentasikan
besaran intensitas cahaya yang dipantulkan permukaan benda kerja ke mata
operator.
Pengambilan sampel dilakukan di masing-masing titik ukur pada 3 waktu
berbeda setiap harinya, yaitu pada pagi hari (08:00), siang hari (13:00), dan sore
hari (16:00); masing-masing waktu menggunakan 6 kali repetisi dengan jeda 5
menit dalam cuaca normal. Ditentukannya 3 waktu pengambilan sampel
dilakukan karena pabrik PT. Udaka Indonesia masih belum sepenuhnya
45

terisolasi dari pencahayaan alami yang berasal dari luar pabrik, sehingga
kondisi pencahayaan matahari sangat mempengaruhi kondisi pencahayaan di
dalam pabrik.
Setiap workstation memiliki pencahayaan berupa sepasang lampu neon 16 watt
yang berjarak 4 meter di atas meja kerja. Beberapa workstation juga
terpengaruh oleh cahaya matahari secara lebih signifikan dibandingkan
workstation lain karena letaknya yang tepat berada di samping pintu pabrik.
5. Pengukuran Paparan Kebisingan
Alat yang digunakan adalah Multi-Function Environment Meter yang akan
digunakan untuk mengukur titik-titik paparan kebisingan di setiap workstation
yang diamati. Pengukuran kondisi kebisingan dilakukan di lokasi titik
pengukuran sesuai pada Tabel 4.1. Secara spesifik, alat ukur ditempatkan
mendekati telinga operator (di dekat telinga kanan untuk operator di sisi kiri
line, dan dekat telinga kiri untuk operator di sisi kanan line). Alat ukur
ditempatkan mendekati telinga operator agar hasil pengukuran yang
ditampilkan dapat merepresentasikan paparan kebisingan yang diterima oleh
operator.
Pengambilan sampel dilakukan pada 3 waktu berbeda setiap harinya, yaitu pada
pagi hari (08:00), siang hari (13:00), dan sore hari (16:00) (masing-masing
waktu menggunakan 6 kali repetisi dengan jeda 5 menit). Ditentukannya 3
waktu pengambilan sampel dilakukan karena pabrik PT. Udaka Indonesia
masih belum sepenuhnya terisolasi dari sumber noise alami yang berasal dari
luar pabrik, sehingga kondisi kebisingan dari luar pabrik sangat mempengaruhi
kondisi kebisingan di dalam pabrik.
Pada dasarnya sumber noise yang dihasilkan dari dalam pabrik berasal dari
mesin jahit dan komunikasi verbal antar operator maupun antara operator dan
leader masing-masing line. Beberapa workstation yang berposisi dekat dengan
kipas angin juga terpapar noise yang berasal dari kipas angin.
6. Pengukuran Kondisi Microclimate
Metode yang digunakan adalah menggunakan persamaan Indeks Suhu Bola dan
Suhu Basah. Alat yang digunakan dalam pengukuran ini adalah Multi-Function
46

Environment Meter yang akan digunakan untuk mengukur suhu kering dan
kelembaban relatif, sedangkan anemometer digunakan untuk mengukur
kecepatan angin. Pengukuran dilakukan pada hari bercuaca normal.
Pengukuran kondisi microclimate dilakukan dengan mengukur suhu kering,
kelembaban, dan kecepatan angin di lokasi titik pengukuran sesuai pada Tabel
4.1.
Secara spesifik alat ukur ditempatkan mendekati badan operator (disamping
badan operator, sedekat mungkin tanpa mengganggu aktifitas yang operator
lakukan), hal ini dimaksudkan agar data terukur dapat merepresentasikan
paparan microclimate yang operator rasakan secara aktual
Ketiga variabel microclimate diukur di hari yang berbeda agar masing-masing
variabel dapat diukur di periode jam yang sama; namun, hari-hari yang dipilih
diharuskan sedang dalam cuaca yang normal agar data ketiga variabel dapat
tetap sesuai.
Pengambilan sampel dilakukan pada 3 waktu berbeda setiap harinya, yaitu pada
pagi hari (08:00), siang hari (13:00), dan sore hari (16:00) (masing-masing
waktu menggunakan 6 kali repetisi dengan jeda 5 menit) pada cuaca normal.
Ditentukannya 3 waktu pengambilan sampel dilakukan karena pabrik PT.
Udaka Indonesia masih belum sepenuhnya terisolasi dari suhu, angin, dan
kelembaban alami yang berasal dari luar pabrik; sehingga kondisi microclimate
pagi, siang, dan sore yang luar pabrik sangat mempengaruhi kondisi
microclimate di dalam pabrik.
Ruang produksi memiliki beberapa pintu yang langsung terhubung keluar, dan
pintu-pintu tersebut dibiarkan terbuka selama jam kerja berlangsung sebagai
ventilasi alami. Selain ventilasi alami, setiap lini produksi dibekali satu kipas
angin yang diletakkan bergantian di depan lini dan di tengah lini.
Data suhu kering dan kelembaban relatif kemudian menjadi dasar pengukuran
suhu basah yang kemudian menjadi dasar pengukuran Effective Temperatur,
dimana Effective Temperature kemudian menjadi dasar pengukuran ISBB.
7. Pengolahan Data
47

Proses pengolahan data selanjutnya dapat diamati pada Diagram Alir


Pengolahan Data (Gambar 4.7). Pengolahan data mencakup pengolahan data
hasil kuesioner, mengukur nilai performansi awal masing-masing variable,
menyusun OMAX dan mengukur EPI awal, menyusun rekomendasi perbaikan,
dan menyusun OMAX dan mengukur EPI akhir.
a. Mengukur Nilai Performansi Awal Masing-Masing Variabel
Peneliti kemudian melakukan perhitungan performansi ergonomika
setiap variabel penelitian sesuai metode yang dimiliki oleh masing-
masing variabel.
b. Menyusun OMAX dan Mengukur nilai EPI dengan Nilai
Performansi Awal yang Didapatkan
Seperti pada diagram alir pengolahan data yang dapat dilihat di
Gambar 4.7., peneliti kemudian menggunakan data performansi
ergonomika dari masing-masing variabel untuk mendapatkan EPI
melalui metode OMAX. Hasil pengukuran dapat menjadi petunjuk
titik-titik evaluasi optimal untuk penyusunan rekomendasi
perbaikan.
c. Menyusun Rekomendasi Perbaikan dan Menganalisis Peningkatan
Nilai Performansi yang Dapat Dilakukan
Peneliti kemudian melakukanan analisis untuk meningkatkan
performa ergonomika masing-masing variabel untuk dapat
meningkatkan nilai EPI sistem secara keseluruhan. Analisis
dilakukan secara terpisah untuk masing-masing variabel, namun
tetap mempertimbangkan kesinambungan agar setiap solusi tidak
menjadi baik untuk satu variabel dengan disaat bersamaan tidak
kondusif untuk variabel lain.
d. Menyusun OMAX dan Mengukur nilai EPI dengan Nilai
Performansi Baru yang Didapatkan
Peneliti kemudian menghitung kembali EPI paska diberikannya
rekomendasi serta perbaikan untuk melihat perubahan yang
48

dihasilkan. Hasil pengukuran menjadi landasan penyusunan


kesimpulan dari penelitian

MULAI

Penjelasan penelitian
Efektifitas Kondisi Paparan
kepada leader/mandor Postur Kerja Microclimate
line Gerakan Kerja Pencahayaan Kebisingan
Penyebaran
Penyebaran
Kuesioner AHP
kuesioner
AHP
Pengisian
LINE NO. 5 LINE NO. 5 LINE NO. 5 LINE NO. 5 LINE NO. 5
kuesioner AHP

LINE NO. 9 LINE NO. 9 LINE NO. 9 LINE NO. 9 LINE NO. 9

LINE NO. 10 LINE NO. 10 LINE NO. 10 LINE NO. 10 LINE NO. 10

Penelitian selesai Tidak

Ya

Pengolahan Data

Analisis Hasil dan Pembahasan

Penarikan Kesimpulan

Selesai

Gambar 4.7. Diagram Alir Penelitian


49

MULAI

Data Hasil Kuesioner Data Aspek-Aspek Ergonomika

Pengukuran Performansi Awal


Generate Matriks Perbandingan
(Generate 10 Indikator
Berpasangan
Performa)

Generate OMAX Initial


Generate Matriks Perbandingan
Condition Masing-Masing Line
Berpasangan yang Dinormalisasi
Produksi

Hitung Weighted Sum Vector &


Ukur EPI Initial Condition
Consistency Vector

Analisis Permasalahan dan


Hitung CI
Rekomendasi Corrective Action

Hitung CR Analisis Nilai Performansi Akhir

Generate OMAX Final


CR ≤ 0.1 Condition Masing-Masing Line
Produksi

Analisis Potensi EPI Paska


Corrective Action

SELESAI

Gambar 4.8. Diagram Alir Pengolahan Data


50

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pembobotan Masing-Masing Aspek Yang Terpilih

Kelima aspek ergonomika yang terpilih perlu diberikan pembobotan untuk


mengetahui tingkat kepentingan dari setiap aspek, yang nantinya berpengaruh pada
penyusunan matriks OMAX untuk menentukan EPI kondisi awal maupun kondisi
akhir. Untuk menyusun tingkat kepentingan dari kelima aspek tersebut, dilakukan
penyebaran kuesioner kepada 10 leader lini sewing.

Hasil dari kuesioner dimasukkan kedalam matriks AHP seperti dalam


Lampiran 2, dan dari Tabel L.2.11 dalam Lampiran 2 dapat diketahui rata-rata
geometrik dari setiap perbandingan berpasangan antara dua kriteria. Rata-rata yang
diperoleh tersebut kemudian dimasukkan kedalam matrik perbandingan
berpasangan akhir pada Tabel 5.1. berikut:

Tabel 5.1. Matriks Perbandingan Berpasangan Seluruh Responden

A B C D E
A 1.00 1.17 0.66 1.46 0.92
B 0.85 1.00 1.65 1.69 3.44
C 1.52 0.61 1.00 2.20 5.21
D 0.68 0.59 0.46 1.00 0.91
E 1.09 0.29 0.19 1.10 1.00
JUMLAH 5.14 3.66 3.96 7.45 11.48

Keterangan:

A = Sikap dan postur kerja

B = Kondisi microclimate

C = Kondisi gerakan kerja

D = Paparan pencahayaan

E = Kondisi kebisingan
51

Perbandingan berpasangan pada Tabel 5.1. berkemungkinan untuk memicu


inkonsistensi, sehingga perlu dilakukan normalisasi dengan cara membagi masing-
masing sel dengan total nilai dalam kolom, sehingga didapat Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Matriks Perbandingan Berpasangan yang Dinormalisasi

Rata-Rata
A B C D E
(Bobot)
A 0.1946 0.3197 0.1667 0.1960 0.0801 0.1914
B 0.1654 0.2732 0.4167 0.2268 0.2997 0.2764
C 0.2957 0.1667 0.2525 0.2953 0.4538 0.2928
D 0.1323 0.1612 0.1162 0.1342 0.0793 0.1246
E 0.2121 0.0792 0.0480 0.1477 0.0871 0.1148
JUMLAH 1 1 1 1 1

Setelah matriks perbandingan dinormalkan, langkah yang harus dilakukan


selanjutnya adalah menentukan rasio konsistensi dengan menentukan weighted sum
vector. Langkah ini dimulai dengan mengalikan angka rata-rata/bobot baris A pada
Tabel 5.2. dengan setiap nilai pada kolom A Tabel 5.1. Kemudian dilanjutkan
dengan mengalihkan angka rata-rata/bobot baris B pada Tabel 5.2. dengan setiap
nilai pada kolom B Tabel 5.1. dan seterusnya sampai dengan baris G hingga
diperoleh Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Weighted Sum Vector dan Consistency Vector

Consistency
A B C D E Jumlah
Vector

A 0.1914 0.3233 0.1933 0.1820 0.1056 0.9956 5.20

B 0.1627 0.2764 0.4831 0.2106 0.3949 1.5277 5.53

C 0.2909 0.1686 0.2928 0.2742 0.5981 1.6246 5.55

D 0.1302 0.1630 0.1347 0.1246 0.1045 0.6570 5.27

E 0.2086 0.0801 0.0556 0.1371 0.1148 0.5963 5.19


52

Nilai weighted sum vector yang telah diperoleh dalam satu baris kemudian
dijumlahkan hingga diperoleh tabel perbandingan seperti pada Tabel 5.3. Langkah
berikutnya adalah menentukan consistency vector yang diperoleh dengan cara
membagi nilai weighted sum vector tiap baris pada Tabel 5.3. dengan nilai rata-
rata/bobot tiap baris pada Tabel 5.2.

Consistency vector yang dihasilkan pada tabel x digunakan untuk mencari


nilai Lamda Max dengan persamaan berikut:

5.20 + 5.53 + 5.55 + 5.27 + 5.19


∝𝑚𝑎𝑥 = = 5.348
5

Lamda Max yang didapatkan digunakan untuk menentukan nilai Consistency Index
(CI) sesuai dengan persamaan berikut:

5.348 − 5
𝐶𝐼 = = 0.0872
5−1

CI digunakan untuk menentukan nilai CR dengan pembagi 1,12 sesuai jumlah n


yang digunakan

0.087
𝐶𝑅 = = 0.0778
1.12

Nilai RI yang digunakan adalah sebesar 1,12 karena jumlah kriteria yang digunakan
sebanyak 5 buah sesuai yang tercantum pada Tabel 3.8. Perbandingan berpasangan
untuk ketujuh kriteria performansi ergonomika yang digunakan dalam pengukuran
EPI menghasilkan konsistensi rasio sebesar 0,0778 yang berarti bahwa matriks
perbandingan sudah konsisten karena nilai CR ≤ 0,1. Toleransi terhadap
ketidakkonsistenan sampai 10% menandakan adanya penyesuaian untuk
meningkatkan konsistensi perbandingan. Hal ini menjadi penting untuk
menentukan berlaku tidaknya tingkat preferensi. Dengan demikian, nilai rata-rata
setiap variabel ukur yang diperoleh pada Tabel 5.2. dapat digunakan sebagai dasar
dalam perhitungan OMAX untuk menentukan EPI.
53

5.2 Pengukuran Aspek-Aspek Ergonomika

5.2.1 Sikap dan Postur Kerja Line 5

Masing-masing proses kerja diamati selama 2 (dua) kali cycle time, dan
perbedaan durasi cycle time di masing-masing workstation berdampak pada
perbedaan lama waktu pengamatan. Laporan lengkap hasil Assessment RULA Line
No. 5 dapat dilihat di Lampiran 4.

Tabel 5.4. Hasil Perhitungan RULA Line No. 5 - Workstation 1

Left Posture Right Posture

Action Action Action Action


Jumlah Persentase Level * Jumlah Persentase Level *
Level Persentase level Persentase

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 0 0% 0.0 2.0 0 0% 0.0
3 5 22% 0.7 3.0 6 26% 0.8
4 8 35% 1.4 4.0 8 35% 1.4
5 2 9% 0.4 5.0 4 17% 0.9
6 8 35% 2.1 6.0 5 22% 1.3
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 23 100% 4.6 Total 23 100% 4.3
Tabel 5.4. menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan kerja di
workstation 1 memasuki kategori 5-6 skala RULA yang berarti perlu investigasi
lebih lanjut dan perbaikan sesegera mungkin.

Tabel 5.5. Hasil Perhitungan RULA Line No. 5 - Workstation 2

Left Posture Right Posture

Action Persentas Action Action Persentas Action


Jumlah Level * Jumlah Level *
Level e Persentase level e Persentase

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 0 0% 0.0 2.0 0 0% 0.0
3 21 64% 1.9 3.0 24 73% 2.2
4 10 30% 1.2 4.0 7 21% 0.8
54

Tabel 5.5. Hasil Perhitungan RULA Line No. 5 - Workstation 2 (lanjutan)

5 1 3% 0.2 5.0 2 6% 0.3


6 1 3% 0.2 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 33 100% 3.5 Total 33 100% 3.3

Tabel 5.5. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan


kerja di workstation 2 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.

Tabel 5.6. Hasil Perhitungan RULA Line No. 5 - Workstation 3

Left Posture Right Posture

Action Action Action Action


Jumlah Persentase Level * Jumlah Persentase Level *
Level Persentase level Persentase

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 0 0% 0.0 2.0 0 0% 0.0
3 30 67% 2.0 3.0 36 80% 2.4
4 12 27% 1.1 4.0 8 18% 0.7
5 2 4% 0.2 5.0 1 2% 0.1
6 1 2% 0.1 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 45 100% 3.4 Total 45 100% 3.2
Tabel 5.6. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan
kerja di workstation 3 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.
55

Tabel 5.7. Hasil Perhitungan RULA Line No. 5 - Workstation 4

Left Posture Right Posture

Action Action Level Action Action Level


Jumlah Persentase * Persentase Jumlah Persentase * Persentase
Level level

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 3 7% 0.1 2.0 3 7% 0.1
3 31 70% 2.1 3.0 36 82% 2.5
4 9 20% 0.8 4.0 4 9% 0.4
5 1 2% 0.1 5.0 1 2% 0.1
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 44 100% 3.2 Total 44 100% 3.1
Tabel 5.7. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan
kerja di workstation 4 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.

Tabel 5.8. Hasil Perhitungan RULA Line No. 5 - Workstation 5

Left Posture Right Posture

Action Action Level Action Action Level


Jumlah Persentase
* Persentase Jumlah Persentase * Persentase
Level level

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 0 0% 0.0 2.0 0 0% 0.0
3 38 72% 2.2 3.0 42 79% 2.4
4 12 23% 0.9 4.0 9 17% 0.7
5 3 6% 0.3 5.0 2 4% 0.2
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 53 100% 3.3 Total 53 100% 3.2
Tabel 5.8. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan
kerja di workstation 5 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.
56

Tabel 5.9. Hasil Perhitungan RULA Line No. 5 - Workstation 6

Left Posture Right Posture

Action Action Level Action Action Level


Jumlah Persentase * Persentase Jumlah Persentase * Persentase
Level level

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 0 0% 0.0 2.0 0 0% 0.0
3 34 89% 2.7 3.0 37 97% 2.9
4 4 11% 0.4 4.0 1 3% 0.1
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 38 100% 3.1 Total 38 100% 3.0
Tabel 5.9. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan
kerja di workstation 6 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.

5.2.2 Sikap dan Postur Kerja Line 9

Masing-masing proses kerja diamati selama 2 (dua) kali cycle time, dan
perbedaan durasi cycle time di masing-masing workstation berdampak pada
perbedaan lama waktu pengamatan. Laporan lengkap hasil Assessment RULA Line
No. 5 dapat dilihat di Lampiran 5.

Tabel 5.10. Hasil Perhitungan RULA Line No. 9 - Workstation 1

Left Posture Right Posture

Action Action Action Action


Jumlah Persentase Level * Jumlah Persentase Level *
Level Persentase level Persentase

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 3 9% 0.2 2.0 0 0% 0.0
3 26 81% 2.4 3.0 31 97% 2.9
4 3 9% 0.4 4.0 1 3% 0.1
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
57

Tabel 5.10. Hasil Perhitungan RULA Line No. 9 - Workstation 1 (lanjutan)

7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0


8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 32 100% 3.0 Total 32 100% 3.0
Tabel 5.10. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan
kerja di workstation 1 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.

Tabel 5.11. Hasil Perhitungan RULA Line No. 9 - Workstation 2

Left Posture Right Posture

Action Action Level Action Action Level


Jumlah Persentase * Persentase Jumlah Persentase * Persentase
Level level

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 0 0% 0.0 2.0 0 0% 0.0
3 2 7% 0.2 3.0 2 7% 0.2
4 21 75% 3.0 4.0 26 93% 3.7
5 5 18% 0.9 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 28 100% 4.1 Total 28 100% 3.9
Tabel 5.11. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan
kerja di workstation 2 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.

Tabel 5.12. Hasil Perhitungan RULA Line No. 9 - Workstation 3

Left Posture Right Posture

Action Action Level Action Action Level


Jumlah Persentase * Persentase Jumlah Persentase * Persentase
Level level

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 0 0% 0.0 2.0 0 0% 0.0
3 6 21% 0.6 3.0 8 28% 0.8
4 21 72% 2.9 4.0 20 69% 2.8
58

Tabel 5.12. Hasil Perhitungan RULA Line No. 9 - Workstation 3 (lanjutan)

5 2 7% 0.3 5.0 1 3% 0.2


6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 29 100% 3.9 Total 29 100% 3.8

Tabel 5.12. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan


kerja di workstation 3 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.

Tabel 5.13. Hasil Perhitungan RULA Line No. 9 - Workstation 4

Left Posture Right Posture

Action Action Level Action Action Level


Jumlah Persentase * Persentase Jumlah Persentase * Persentase
Level level

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 2 7% 0.1 2.0 0 0% 0.0
3 23 85% 2.6 3.0 25 93% 2.8
4 2 7% 0.3 4.0 2 7% 0.3
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 27 100% 3.0 Total 27 100% 3.1
Tabel 5.13. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan
kerja di workstation 4 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.
59

Tabel 5.14. Hasil Perhitungan RULA Line No. 9 - Workstation 5

Left Posture Right Posture

Action Action Action Action


Jumlah Persentase Level * Jumlah Persentase Level *
Level Persentase level Persentase

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 1 4% 0.1 2.0 0 0% 0.0
3 18 69% 2.1 3.0 22 85% 2.5
4 7 27% 1.1 4.0 4 15% 0.6
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 26 100% 3.2 Total 26 100% 3.2
Tabel 5.14. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan
kerja di workstation 5 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.

Tabel 5.15. Hasil Perhitungan RULA Line No. 9 - Workstation 6

Left Posture Right Posture

Action Action
Action Action
Jumlah Persentase level x Jumlah Persentase level x
Level level
presentase presentasi

1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0


2 0 0% 0.0 2.0 0 0% 0.0
3 67 89% 2.7 3.0 70 93% 2.8
4 8 11% 0.4 4.0 5 7% 0.3
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 75 100% 3.1 Total 75 100% 3.1
Tabel 5.15. di atas menunjukkan bahwa performansi postur dari gerakan
kerja di workstation 6 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu
investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.
60

5.2.3 Sikap dan Postur Kerja Line 10

Masing-masing proses kerja diamati selama 2 (dua) kali cycle time, dan
perbedaan durasi cycle time di masing-masing workstation berdampak pada
perbedaan lama waktu pengamatan. Laporan lengkap hasil Assessment RULA Line
No. 5 dapat dilihat di Lampiran 10.

Tabel 5.16. Hasil Perhitungan RULA Line No. 10 - Workstation 1

Left Posture Right Posture


Action Action
Actio
Level * Actio Jumla Level *
n Jumlah Persentase Persentase
Persentas n level h Persentas
Level
e e
1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0
2 0 0% 0.0 2.0 0 0% 0.0
3 13 72% 2.2 3.0 13 72% 2.2
4 5 28% 1.1 4.0 5 28% 1.1
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 18 100% 3.3 Total 18 100% 3.3
Tabel 5.16. menunjukkan bahwa seluruh performansi dari gerakan kerja di
workstation 1 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu investigasi
lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.

Tabel 5.17. Hasil Perhitungan RULA Line No. 10 - Workstation 2

Left Posture Right Posture


Action Action
Actio
Level * Actio Jumla Level *
n Jumlah Persentase Persentase
Persentas n level h Persentas
Level
e e
1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0
2 0 0% 0.0 2.0 1 8% 0.2
3 7 54% 1.6 3.0 12 92% 2.8
4 5 38% 1.5 4.0 0 0% 0.0
5 1 8% 0.4 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
61

Tabel 5.17. Hasil Perhitungan RULA Line No. 10 - Workstation 2 (lanjutan)

8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0


Total 13 100% 3.5 Total 13 100% 2.9

Tabel 5.17. di atas menunjukkan bahwa penilaian skor RULA rata-rata dari
postur kiri badan operator workstation 2 memasuki kategori 3-4 skala RULA yang
berarti perlu investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin dibutuhkan.
Sedangkan penilaian skor RULA rata-rata dari postur kanan badan operator di
workstation 3 juga mendekati kategori 3-4 skala RULA.

Tabel 5.18. Hasil Perhitungan RULA Line No. 10 - Workstation 3

Left Posture Right Posture


Action Action
Actio
Level * Actio Jumla Level *
n Jumlah Persentase Persentase
Persentas n level h Persentas
Level
e e
1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0
2 0 0% 0.0 2.0 2 10% 0.2
3 0 0% 0.0 3.0 9 45% 1.4
4 20 100% 4.0 4.0 9 45% 1.8
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 20 100% 4.0 Total 20 100% 3.4
Tabel 5.18. di halaman sebelumnya menunjukkan bahwa penilaian skor
RULA rata-rata dari postur kiri dan kanan badan operator workstation 3 memasuki
kategori 3-4 skala RULA yang berarti perlu investigasi lebih lanjut untuk perbaikan
yang mungkin dibutuhkan.
62

Tabel 5.19. Hasil Perhitungan RULA Line No. 10 - Workstation 4

Left Posture Right Posture


Action Action
Actio
Level * Actio Jumla Level *
n Jumlah Persentase Persentase
Persentas n level h Persentas
Level
e e
1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0
2 0 0% 0.0 2.0 3 12% 0.2
3 18 72% 2.2 3.0 17 68% 2.0
4 7 28% 1.1 4.0 5 20% 0.8
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 25 100% 3.3 Total 25 100% 3.1
Tabel 5.19. menunjukkan bahwa penilaian skor RULA rata-rata dari postur
kiri dan kanan badan operator di workstation 4 memasuki kategori 3-4 skala RULA
yang berarti perlu investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin
dibutuhkan.

Tabel 5.20. Hasil Perhitungan RULA Line No. 10 - Workstation 5

Left Posture Right Posture


Action Action
Actio
Level * Actio Jumla Level *
n Jumlah Persentase Persentase
Persentas n level h Persentas
Level
e e
1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0
2 2 7% 0.1 2.0 4 14% 0.3
3 21 75% 2.3 3.0 20 71% 2.1
4 5 18% 0.7 4.0 4 14% 0.6
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 28 100% 3.1 Total 28 100% 3.0
Tabel 5.20. menunjukkan bahwa penilaian skor RULA rata-rata dari postur
kiri dan kanan badan operator di workstation 5 memasuki kategori 3-4 skala RULA
63

yang berarti perlu investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin
dibutuhkan.

Tabel 5.21. Hasil Perhitungan RULA Line No. 10 - Workstation 6

Left Posture Right Posture


Action Action
Actio
Level * Actio Jumla Level *
n Jumlah Persentase Persentase
Persentas n level h Persentas
Level
e e
1 0 0% 0.0 1.0 0 0% 0.0
2 0 0% 0.0 2.0 2 6% 0.1
3 16 44% 1.3 3.0 14 39% 1.2
4 20 56% 2.2 4.0 20 56% 2.2
5 0 0% 0.0 5.0 0 0% 0.0
6 0 0% 0.0 6.0 0 0% 0.0
7 0 0% 0.0 7.0 0 0% 0.0
8 0 0% 0.0 8.0 0 0% 0.0
Total 36 100% 3.6 Total 36 100% 3.5
Tabel 5.21. menunjukkan bahwa penilaian skor RULA rata-rata dari postur
kiri dan kanan badan operator di workstation 6 memasuki kategori 3-4 skala RULA
yang berarti perlu investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang mungkin
dibutuhkan.

5.2.4 Gerakan Kerja

Pengukuran terhadap aspek gerakan kerja dilakukan dengan menggunakan


analisis micromotion study terhadap setiap siklus kerja operator. Micromotion study
menunjukkan performansi aspek gerakan kerja dalam bentuk persentase waktu
elemen kerja tidak efektif (uneffective time) terhadap waktu seluruh elemen kerja.
Hasil pengukuran dari ketiga line dapat dilihat pada Tabel 5.22 di bawah ini (Data
lengkap pengukuran dilihat di Lampiran 7, Lampiran 8, dan Lampiran 9).
64

Tabel 5.22. Elemen kerja tidak efektif

Line No. 5 Line No. 9 Line No. 10


Deskripsi Sample Sample Sample Sample Sample Sample
1 2 1 2 1 2
Gerakan Kerja Teramati 40 127 53 58 69 47

Gerakan Kerja Efektif 29 101 42 41 63 45


Gerakan Kerja Tidak
11 26 11 17 6 2
Efektif
1 Select 0 6 1 2 0 0

2 Avoidable Delay 4 3 4 7 6 1

3 Delay 0 0 0 0 0 0

4 Positioning 3 12 2 3 0 1

5 Inspect 2 4 3 4 0 0

6 Hold 0 1 0 0 0 0

7 Rest 0 0 0 0 0 0

8 Search 0 0 0 0 0 0
Unavoidable
9 2 0 1 1 0 0
Delay
10 Plan 0 0 0 0 0 0
% Gerakan Kerja
73% 80% 79% 71% 91% 96%
Efektif
% Gerakan Kerja Tidak
28% 20% 21% 29% 9% 4%
Efektif
% Rata-Rata Gerakan
Kerja Tidak Efektif 24% 25% 6%
Masing-Masing Line

Persentase gerakan kerja tidak efektif di masing-masing lini produksi masih


di angka >0%, dengan Line No. 5 dan Line No. 9 memiliki persentase jauh lebih
tinggi dari Line No. 10. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hal tersebut
dikarenakan Line No. 5 dan Line No. 9 mengerjakan produk dengan dimensi yang
lebih besar sehingga material handling menjadi lebih sulit.

5.2.5 Kondisi Pencahayaan

Hasil pengukuran terhadap kondisi pencahayaan dapat dilihat pada


Lampiran 10. Grafik rata-rata hasil pengukuran kondisi pencahayaan di Line 5
dapat dilihat pada Gambar 5.1, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
65

sangat signifikan pada hasil pengukuran siang hari di beberapa workstations yang
berdekatan dengan pintu keluar (workstation 4, 5, 6, 14, 15, dan 16). Namun
walaupun tingkat pencahayaan di ke-enam workstations pada saat tersebut telah
berada di atas ambang batas minimum, pencahayaan belumlah memenuhi standar
karena sumber cahaya dari luar datang dari samping dan menimbulkan bayangan.
Selain pada waktu dan workstation tersebut hasil pengukuran menunjukkan bahwa
Line 5 memiliki tingkat pencahayaan yang masih di bawah ambang batas minimum
(1000 lux). Grafik tersebut menunjukkan bahwa Line 5 memiliki tingkat
pencahayaan yang masih di bawah ambang batas minimum (1000 lux). Nilai total
rata-rata pencahayaan di Line 5 adalah sebesar 528,6 lux, dengan nilai terkecil
sebesar 208 lux yang terukur di workstation nomor 12 pada sore hari.

Gambar 5.1. Grafik Nilai Rata-Rata Pencahayaan di Line 5

Grafik rata-rata hasil pengukuran kondisi pencahayaan di Line 9 dapat


dilihat pada 5.2. Berbeda dengan data yang ditunjukkan Line 5, data yang didapat
dari pengukuran Line 5 tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok dari
pengukuran pagi, siang, maupun malam hari di seluruh workstation. Hal ini
dikarenakan Line 9 berada di tengah lay-out produksi sehingga tidak bersebelahan
langsung dengan pintu masuk; hal ini mengakibatkan Line 9 tidak terpapar
langsung dengan pencahayaan dari luar pabrik. Grafik tersebut menunjukkan
bahwa Line 9 memiliki tingkat pencahayaan yang masih di bawah ambang batas
66

minimum (1000 lux). Nilai total rata-rata pencahayaan di Line 9 adalah sebesar
415.8 lux, dengan nilai terkecil sebesar 332 lux yang terukur di workstation nomor
9 pada pagi hari.

Gambar 5.2. Grafik Nilai Rata-Rata Pencahayaan di Line 9

Grafik rata-rata hasil pengukuran kondisi pencahayaan di Line 10 dapat


dilihat pada Gambar 5.3, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup
signifikan pada hasil pengukuran siang hari di beberapa workstation yang
berdekatan dengan pintu keluar (workstation 10, 11, 12, 13, dan 14). Namun
walaupun tingkat pencahayaan di ke-lima workstation pada saat tersebut cukup
meningkat, pencahayaan belumlah memenuhi standar karena pencahayaan masih
dibawah ambang batas dan sumber cahaya dari luar datang dari samping dan
menimbulkan bayangan. Line 10 memiliki tingkat pencahayaan yang masih di
bawah ambang batas minimum (1000 lux). Nilai total rata-rata pencahayaan di Line
10 adalah sebesar 445,4 lux, dengan nilai terkecil yang terukur sebesar 269 lux
ditemukan di workstation nomor 12 pada pagi hari.
67

Gambar 5.3. Grafik Nilai Rata-Rata Pencahayaan di Line 10

Dari ketiga grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pencahayaan


di lini produksi penjahitan PT. Udaka Indonesia masih buruk dan tertinggal
dibawah ambang batas minimum yang diharuskan (1000 lux). Sebagai catatan
tambahan, grafik nilai rata-rata pencahayaan Line 5 dan Line 10 menunjukkan nilai
yang lebih fluktuatif dibandingkan grafik nilai rata-rata pencahayaan Line 9; hal ini
disebabkan karena Line 5 dan Line 10 berada di sisi bagian luar lay-out produksi
dan bersebelahan langsung dengan pintu keluar yang menjadi sumber pencahayaan
dari luar pabrik.

5.2.6 Paparan Kebisingan

Hasil pengukuran kontinyu terhadap paparan kebisingan dapat dilihat pada


Lampiran 14. Grafik rata-rata hasil pengukuran paparan kebisingan di Line 5 dapat
dilihat pada Gambar 5.4, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan di setiap pengukuran workstation baik pengukuran di pagi, siang,
maupun sore hari. Grafik tersebut menunjukkan bahwa Line 5 memiliki tingkat
kebisingan yang sudah di bawah ambang batas maksimum (85 dBA). Nilai total
rata-rata kebisingan di Line 5 adalah sebesar 69,3 dBA, dengan nilai terkecil sebesar
64 dBA yang terukur di workstation nomor 14 pada pagi hari.
68

Gambar 5.4. Grafik Nilai Rata-Rata Kebisingan di Line 5

Grafik rata-rata hasil pengukuran paparan kebisingan di Line 9 dapat dilihat


pada Gambar 5.5, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan di
setiap pengukuran workstation baik pengukuran di pagi, siang, maupun sore hari.
Grafik tersebut menunjukkan bahwa Line 9 memiliki tingkat kebisingan yang sudah
di bawah ambang batas maksimum (85 dBA). Nilai total rata-rata kebisingan di
Line 9 adalah sebesar 68,4 dBA, dengan nilai terkecil sebesar 63 dBA yang terukur
di workstation nomor 6 pada sore hari.

Gambar 5.5. Grafik Nilai Rata-Rata Kebisingan di Line 9


69

Grafik rata-rata hasil pengukuran paparan kebisingan di Line 10 dapat


dilihat pada Gambar 5.6, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan di setiap pengukuran workstation baik pengukuran di pagi, siang,
maupun sore hari. Grafik tersebut menunjukkan bahwa Line 10 memiliki tingkat
kebisingan yang sudah di bawah ambang batas maksimum (85 dBA). Nilai total
rata-rata kebisingan di Line 10 adalah sebesar 66,1 dBA, dengan nilai terkecil
sebesar 62 dBA yang terukur di workstation nomor 16 pada pagi hari.

Gambar 5.6. Grafik Nilai Rata-Rata Kebisingan di Line 10

Dari ketiga grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di


lini produksi penjahitan PT. Udaka Indonesia sudah aman dan berada di bawah
ambang batas maksimum yang diharuskan (85 dBA).

Pada dasarnya sumber noise yang dihasilkan dari dalam pabrik berasal dari
mesin jahit dan komunikasi verbal antar operator maupun antara operator dan
leader masing-masing line. Beberapa workstation yang berposisi dekat dengan
kipas angin juga terpapar noise yang berasal dari kipas angin.

5.2.7 Kondisi Microclimate

Data suhu kering dan kelembaban relatif menjadi dasar pengukuran suhu
basah menggunakan tabel perbandingan, data hasil pengukuran dapat dilihat pada
70

Lampiran 11 (untuk suhu kering) dan Lampiran 12 (untuk kelembaban relative).


Setelah mendapatkan hasil perhitungan suhu basah, maka kemudian suhu kering,
kecepatan angin (data dapat dilihat Lampiran 13), dan suhu basah kemudian
menjadi dasar pengukuran untuk Effective Temperatur, dimana Effective
Temperature kemudian menjadi dasar pengukuran ISBB.

Grafik hasil perhitungan ISBB di Line 5, 9, dan 10 dapat dilihat pada


Gambar 5.7, Gambar 5.8, dan Gambar 5.9.

Gambar 5.7. Grafik Nilai ISBB di Line 5

Gambar 5.8. Grafik Nilai ISBB di Line 9


71

Gambar 5.9. Grafik Nilai ISBB di Line 10

Berdasarkan grafik-grafik diatas, dapat diamati bahwa ketiga line memiliki


kondisi microclimate yang cukup identik satu sama lain. Hasil perhitungan ketiga
line menunjukkan bahwa terdapat kenaikan yang signifikan pada suhu kering di
saat siang hari, diikuti dengan penurunan kelembaban relatif yang juga signifikan
pada siang hari. Kelembaban relatif mencapai nilai tertinggi pada pengukuran di
pagi hari, dan kembali mengalami peningkatan pada sore hari setelah menurun
drastis pada siang hari.

Nilai ISBB ketiga line pada pada pagi, siang, dan sore masih aman berada
dibawah ambang batas maksimum ISBB (30 °C).dan diatas ambang batas minimum
untuk kategori pekerjaan ringan dengan jam kerja yang diimplementasikan

5.3 Penentuan Performansi Ergonomika Awal

Perhitungan performansi ergonomika awal yang dimaksud adalah


perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui initial condition dari nilai performa
setiap aspek ergonomika yang telah diukur.

Performansi masing-masing aspek ergonomika ditentukan secara terpisah


menggunakan skala 0-10 sesuai data pengukuran untuk kemudian dimasukkan
72

kedalam matriks OMAX dan disintesis menghasilkan nilai terpadu yang disebut
EPI.

5.3.1 Postur Kerja

Data pengukuran yang digunakan sebagai referensi indikator performansi


adalah rata-rata level resiko yang terukur dari 6 workstation di stasiun jahit Line
10. Level resiko yang didapat merujuk pada metode postural assessment RULA;
sehingga bila dikonversi kedalam skala performansi untuk postur kerja,
performansi postur kerja memiliki skor 10 bila rata-rata level resiko yang terukur
bernilai 1 skala RULA, dan performansi postur kerja memiliki skor 0 bila rata-rata
level resiko yang terukur bernilai 8 skala RULA.

Berdasarkan uraian di atas, initial condition indikator performa untuk aspek


postur kerja bila kondisi saat ini nilai skor RULA rata-rata dari sistem sebesar 3.4
adalah seperti pada Tabel 5.23.

Tabel 5.23. Initial Condition Indikator Performa Postur Kerja

Hasil Pengukuran (Level Resiko skala RULA) Indikator


Keterangan
LINE 5 LINE 9 LINE 10 Mean Performa
1 Acceptable
2 Posture
3 Further
investigation,
3.35 3.31 3.53 3.40
4 change may be
needed
5 Further
investigation,
6
change soon
Investigate
7 and implement
change
73

5.3.2 Gerakan Kerja

Data pengukuran yang digunakan sebagai referensi indikator performansi


adalah jumlah persentase gerakan kerja tidak efektif terhadap total elemen kerja
jahit. Persentase jumlah gerakan kerja yang menjadi target mutu dari PT. Udaka
Indonesia adalah 100%, maka persentase yang dapat direferensikan pada indikator
performa skala 10 adalah 0% gerakan kerja tidak efektif, dan 60% gerakan kerja
tidak efektif untuk indikator performa skala 0.

Berdasarkan uraian di atas, initial condition indikator performa untuk aspek


gerakan kerja adalah seperti pada Tabel 5.24.

Tabel 5.24. Initial Condition Indikator Performa Gerakan Kerja

Hasil Pengukuran (% Gerakan Kerja Tidak Efektif) Indikator


Keterangan
LINE 5 LINE 9 LINE 10 Mean Performa

0 0 0 0 10 Sangat Baik

0.03 0.04 0.01 0.03 9

0.07 0.07 0.02 0.05 8


Baik
0.10 0.11 0.03 0.08 7

0.14 0.14 0.03 0.10 6

0.17 0.18 0.04 0.13 5

0.21 0.21 0.05 0.15 4 Sedang

0.24 0.25 0.06 0.18 3

0.36 0.37 0.24 0.32 2


Buruk
0.48 0.48 0.42 0.46 1
0.60 0.60 0.60 0.60 0 Sangat Buruk

5.3.3 Pencahayaan

Data pengukuran yang digunakan sebagai referensi indikator performansi


adalah nilai rata-rata pencahayaan yang didapatkan di setiap titik ukur. Nilai
ambang batas minimum pencahayaan untuk industri tekstil adalah sebesar 1000 lux
74

hingga 1499 lux, maka nilai pencahayaan yang direferensikan sebagai skala 10
adalah sebesar 1499 lux. Nilai ambang batas minimum pencahayaan untuk
pekerjaan paling kasar dan tidak terperinci adalah sebesar 100 lux, maka nilai
pencahayaan yang direferensikan sebagai skala 0 adalah sebesar 100 lux.

Berdasarkan uraian di atas, initial condition indikator performa untuk aspek


pencahayaan adalah seperti pada Tabel 5.25.

Tabel 5.25. Initial Condition Indikator Performa Pencahayaan

Hasil Pengukuran Tingkat Pencahayaan (lux) Indikator


Keterangan
LINE 5 LINE 9 LINE 10 Mean Performa
1499 1499 1499 1499 10 Sangat Baik
1360.4 1344.3 1348.5 1351.1 9
1221.7 1189.5 1198.0 1203.1 8
Baik
1083.1 1034.8 1047.5 1055.1 7
944.5 880.0 897.0 907.2 6
805.8 725.3 746.5 759.2 5
667.2 570.6 595.9 611.2 4 Sedang
528.6 415.8 445.4 463.3 3
385.7 310.5 330.3 342.2 2
Buruk
242.9 205.3 215.1 221.1 1
100.0 100 100 100 0 Sangat Buruk

5.3.4 Kebisingan

Data pengukuran yang digunakan sebagai referensi indikator performansi


adalah nilai rata-rata kebisingan yang didapat di setiap titik ukur. Nilai ambang
batas maksimal kebisingan untuk kerja selama 8 jam sehari adalah sebesar 85 dBA,
maka nilai kebisingan yang menjadi referensi bagi skala 0 adalah sebesar 85 dBA.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, nilai ambang batas kebisingan
untuk lingkungan dalam zona pabrik berada pada rentang 60-65 dBA, maka nilai
kebisingan yang direferensikan sebagai skala 10 adalah sebesar 60 dBA.
75

Berdasarkan uraian di atas, initial condition indikator performa untuk aspek


kebisingan adalah seperti pada Tabel 5.26.

Tabel 5.26. Initial Condition Indikator Performa Kebisingan

Hasil Pengukuran Paparan Kebisingan (dBA) Indikator


Keterangan
LINE 5 LINE 9 LINE 10 Mean Performa
60 60 60 60 10 Sangat Baik
61.3 61.2 60.9 61.1 9
62.7 62.4 61.7 62.3 8
Baik
64.0 63.6 62.6 63.4 7
65.3 64.8 63.5 64.5 6
66.7 66.0 64.4 65.7 5
68.0 67.2 65.2 66.8 4 Sedang
69.3 68.4 66.1 67.9 3
74.5 73.9 72.4 73.6 2
Buruk
79.8 79.5 78.7 79.3 1
85.0 85 85 85 0 Sangat Buruk

5.3.5 Microclimate

Data pengukuran yang digunakan sebagai referensi indikator performansi


adalah nilai rata-rata ISBB yang didapat di setiap titik ukur. Nilai ambang batas
maksimal ISBB untuk pekerjaan 8 jam sehari dengan beban kerja ringan adalah
sebesar 30 oC, maka nilai ISBB yang menjadi referensi bagi skala 0 adalah sebesar
30 oC. Menurut Lippsmeier (1997), ambang batas kenyamanan kerja manusia yang
berasal dari lokasi beriklim tropis adalah berkisar antara 20oC – 26oC Effective
Temperatur (ET), dengan rata-rata bersuhu 23oC ET; yang setara dengan 22,1 oC
76

(ISBB). Maka, nilai ISBB yang menjadi referensi bagi skala 10 adalah sebesar 22.1
o
C.

Berdasarkan uraian di atas, initial condition indikator performa untuk aspek


microclimate adalah seperti pada Tabel 5.27.

Tabel 5.27. Initial Condition Indikator Performa ISBB

Hasil Pengukuran ISBB (oC) Indikator


Keterangan
LINE 5 LINE 9 LINE 10 Mean Performa
22.10 22.10 22.10 22.1 10 Sangat Baik
22.49 22.44 22.52 22.5 9
22.89 22.78 22.94 22.9 8
Baik
23.28 23.12 23.36 23.3 7
23.68 23.47 23.78 23.6 6
24.07 23.81 24.20 24.0 5
24.47 24.15 24.62 24.4 4 Sedang
24.86 24.49 25.04 24.8 3
26.57 26.33 26.69 26.5 2
Buruk
28.29 28.16 28.35 28.3 1
30.00 30.00 30.00 30.0 0 Sangat Buruk

5.4 Objective Matrix (OMAX) Performansi Aspek Ergonomika Awal

Hasil pengukuran masing-masing aspek ergonomika di setiap lini produksi


kemudian menjadi masukan bagi konstruksi matriks OMAX Line No. 5 yang dapat
dilihat pada Gambar 5.22, OMAX Line No. 9 yang dapat dilihat pada Gambar 5.23,
dan OMAX Line No. 10 yang dapat dilihat pada Gambar 5.24
77

Gerakan Kerja
Microclimate

Kebisingan
Pencahayaan
Postur Kerja

Postur Kerja Microclimate Gerakan Kerja Pencahayaan Kebisingan


Persentase
Assessment RULA ISBB (oC) Elemen Kerja Lux dBA
Tidak Efektif
Nilai Saat Ini 3,35 24,86 0,24 528,6 69,3 Indikator Kerja Keterangan

Target 1 22,1 0% 1499 60 10 Sangat Baik


1,25 22,49 3% 1360,4 61,3 9
1,50 22,89 7% 1221,7 62,7 8
Baik
1,75 23,28 10% 1083,1 64 7
2,00 23,68 14% 944,5 65,3 6
3,00 24,07 17% 805,8 66,7 5
3,18 24,47 21% 667,2 68 4 Sedang
3,35 24,86 24% 528,6 69,3 3
4,00 26,57 37% 385,7 74,5 2
Buruk
5,00 28,29 50% 242,9 79,8 1
8 30 60% 100 85 0 Sangat Buruk

3 3 3 3 3 Skor
19,14 27,64 29,28 12,46 11,48 Bobot
57,42 82,91 87,84 37,39 34,44 Nilai Kinerja

Ergonomic Performance Index 300,00

Gambar 5.10. Matriks OMAX Initial Condition Line No. 5


78

Gerakan Kerja
Microclimate

Kebisingan
Pencahayaan
Postur Kerja
Postur Kerja Microclimate Gerakan Kerja Pencahayaan Kebisingan
Persentase
Assessment RULA ISBB (oC) Elemen Kerja Lux dBA
Tidak Efektif
Nilai Saat Ini 3,31 24,49 0,25 415,8 68,4 Indikator Kerja Keterangan

Target 1 22,1 0% 1499 60 10 Sangat Baik


1,25 22,44 4% 1344,3 61,2 9
1,50 22,78 7% 1189,5 62,4 8
Baik
1,75 23,12 11% 1034,8 63,6 7
2,00 23,47 14% 880 64,8 6
3,00 23,81 18% 725,3 66 5
2,98 24,15 21% 570,6 67,2 4 Sedang
3,31 24,49 25% 415,8 68,4 3
4,00 26,33 38% 310,5 73,9 2
Buruk
5,00 28,16 51% 205,3 79,5 1
8 30 60% 100 85 0 Sangat Buruk

3 3 3 3 3 Skor
19,14 27,64 29,28 12,46 11,48 Bobot
57,42 82,91 87,84 37,39 34,44 Nilai Kinerja

Ergonomic Performance Index 300,00

Gambar 5.11. Matriks OMAX Initial Condition Line No. 9


79

Gerakan Kerja
Microclimate

Kebisingan
Pencahayaan
Postur Kerja
Target 1 22,1 0% 1499 60 10 Sangat Baik
1,25 22,52 1% 1348,5 60,9 9
1,50 22,94 2% 1198 61,7 8
Baik
1,75 23,36 3% 1047,5 62,6 7
2,00 23,78 3% 897 63,5 6
3,00 24,2 4% 746,5 64,4 5
3,27 24,62 5% 595,9 65,2 4 Sedang
3,53 25,04 6% 445,4 66,1 3
4,00 26,69 24% 330,3 72,4 2
Buruk
5,00 28,35 43% 215,1 78,7 1
8 30 60% 100 85 0 Sangat Buruk

3 3 3 3 3 Skor
19,14 27,64 29,28 12,46 11,48 Bobot
57,42 82,91 87,84 37,39 34,44 Nilai Kinerja

Ergonomic Performance Index 300,00

Gambar 5.12. Matriks OMAX Initial Condition Line No. 10

5.5 Usulan Perbaikan dan Perkiraan Peningkatan Nilai Ergonomic


Performance Index

Setelah memahami initial condition dari lingkungan kerja pabrik,


penyusunan rekomendasi perbaikan Ergonomic Performance Index dari kelima
variabel dapat dilakukan. Berikut adalah usulan-usulan yang dapat
diimplementasikan beserta dampak yang dapat diharapkan dari setiap usulan

5.5.1 Postur Kerja

Pekerjaan yang dilakukan sambil duduk dalam jangka waktu yang lama
dapat berakibat buruk pada postur badan, apalagi bila tidak ditunjang dengan
furnitur yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Dari 140 pengamatan postur
badan para operator, ditemukan level-level resiko yang mengindikasikan bahwa
postur kerja yang dilakukan masih belum sepenuhnya baik. Berikut adalah
rekapitulasi sebaran Risk Level dari tangan kiri, tangan kanan, dan badan operator.
Sebaran Risk Level dapat dilihat di Tabel 5.28.
80

Tabel 5.28. Jumlah Sebaran Risk Level yang didapat dalam RULA Assesment

Left Arm Right Arm Body


Risk Upper Lower Wrist Risk Upper Lower Wrist Risk
Wrist Wrist Neck Trunk Legs
Level Arm Arm Twist Level Arm Arm Twist Level
1 81 8 126 99 1 100 16 117 95 1 5 57 140
2 48 124 14 41 2 35 116 23 45 2 61 81 0
3 11 8 0 0 3 5 8 0 0 3 74 2 0
4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0

Rekapitulasi Risk Level di atas menunjukkan bahwa posisi lengan bagian


bawah, putaran pergelangan tangan, leher, dan punggung pada postur para pekerja
masih belum optimal, bahkan terdapat 74 kejadian (53% dari total observasi)
dimana posisi leher berada di skor +3 dari Risk Level RULA.

Gambar 5.13. Postur Operator dengan Kondisi Leher Terburuk

Meja dan kursi un-adjustable dan juga meja yang cukup sempit membuat
operator menghadapi dilemma. Seperti yang dapat diamati pada Gambar 5.25,
operator perlu mendekatkan badannya sedekat mungkin pada meja kerja agar
81

pemrosesan yang dilakukan dapat lebih jelas dan cepat dilakukan (hal ini terjadi
karena lingkungan kerja tidak memiliki pencahayaan yang cukup), namun meja
yang pendek membuat operator harus membungkuk sedemikian rupa sehingga
punggung dan leher terus berada dalam posisi yang buruk.

Gambar 5.14. Postur Lengan Operator yang Tidak Tertumpu pada Meja

Memberikan jarak yang cukup antara badan dan mesin dapat membantu
punggung dan leher untuk mencapai posisi yang lebih baik, namun bila meja dan
kursi yang digunakan masih tidak sesuai dengan ukuran tubuh operator maka postur
punggung serta leher yang buruk tetap akan dapat muncul. Belum lagi, meja yang
berukuran kecil menyebabkan tangan operator tidak dapat tertumpu pada apapun
(un-supported) sehingga menambah nilai resiko pada lengan bagian atas, seperti
yang dapat dilihat pada lingkaran merah di Gambar 5.26. Meja dan kursi yang
ukurannya tidak sesuai juga meningkatkan nilai risk level pada bagian pergelangan
tangan, dikarenakan pergelangan tangan harus menekuk terus menerus.
82

Gambar 5.15. Posisi Lengan Bawah Operator

Berbeda dengan posisi leher, punggung, lengan atas, dan pergelangan yang
buruk karena faktor stasiun kerja yang tidak mendukung, posisi lengan bagian
bawah dari operator memiki risk level karena alasan yang tidak dapat dihindari.
Pengerjaan penjahitan selalu dilakukan di tengah sisi badan dari operator, sehingga
kedua lengan bawah operator diharuskan untuk dapat menekuk dan menggerakan
benda kerja seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.27. Hal tersebut pada
dasarnya tidak dapat dihindari, oleh karenanya perancangan solusi pada leher,
punggung, lengan atas, dan pergelangan harus maksimal sebagai subsidi untuk
menanggulangi risk level dari lengan bagian bawah. Solusi terbaik adalah dengan
cara rekomendasi-rekomendasi berikut ini:
83

1. Memberikan kursi serta meja dengan ketinggian yang adjustable untuk


operator, dan penambahan ruang gerak di stasiun kerja untuk memberikan
kenyamanan lebih.
2. Mempergunakan meja yang lebih panjang setidaknya 10 cm dari meja yang saat
ini operator miliki, atau menambahkan partisi baru pada meja lama yang dapat
digunakan sebagai tumpuan tangan operator.
3. Melatih operator untuk terbiasa duduk tegap dan memberikan himbauan tentang
pentingnya postur yang baik untuk meminimalisir risk level dalam situasi kerja
apapun.

5.5.2 Gerakan Kerja

Seluruh sumber permasalahan yang mengakibatkan munculnya gerakan


kerja tidak efektif dapat diatasi atau setidaknya dikurangi. Meja material yang tidak
tertata dan digunakan berramai-ramai di setiap line menjadi sumber masalah dari
beberapa gerakan kerja tidak efektif seperti (1) memilih potongan material, (2)
mengoper benda kerja ke workstation berikutnya dengan tidak cepat, (3)
memegang benda kerja cukup lama sebelum mengopernya ke workstation lain
karena lokasi pengoperan cukup jauh, dan (4) kotornya benda kerja karena adanya
benang atau kain bekas pakai yang tergeletak di meja material dan menempel ke
benda kerja. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan dengan memberikan arahan
designated material area dan designated tools area di meja material, dan
penempatan material yang lebih diatur agar tidak hanya sekedar ‘menampung’
material namun juga memastikan operator tidak perlu meluangkan banyak waktu
untuk mengambil maupun menaruh benda kerja.

Stasiun kerja yang terlalu sempit sehingga ruang gerak operator dan ruang
gerak benda kerja di stasiun tidak cukup bebas, sehingga seringkali bila operator
mengerjakan benda kerja yang cukup besar seperti baju/garment harus diluangkan
banyak waktu untuk menghalau pergerakan benda kerja yang menghalangi
pandangan ataupun mesin.
84

Setiap line memiliki operator masing-masing dan setidaknya terdapat 1-2


helper yang bertugas membantu penyediaan material maupun pergerakkan benda
kerja dalam line. Tugas helper dapat dioptimasi kembali agar dapat membantu
operator secara lebih signifikan, dengan cara memastikan setiap material yang
diterima operator dapat langsung dipakai. Bila ada bagian benda kerja yang perlu
dibentangkan terlebih dahulu sebelum memasuki proses kerja penjahitan,
sebaiknya langsung dibentangkan terlebih dahulu sebelum disediakan di meja
material. Operator juga tidak boleh disibukkan untuk mencari gunting untuk
membuka bundle material, atau idle menunggu benang yang habis dan belum
disediakan, bahkan meninggalkan stasiun kerja untuk mengambil benda kerja yang
diletakkan terlalu jauh.

Perpindahan benda kerja antar workstation sering kali menyita waktu karena
bentuk lay-out produksi yang tidak menempatkan workstation berdekatan dengan
workstation proses sebelumnya atau sesudahnya. Setiap kali ada pergantian jenis
produk yang berdampak pada perlu adanya perubahan lay-out lini produksi, perlu
diadakan pre-production meeting sehingga pergantian stasiun kerja melibatkan
setiap pihak.

5.5.3 Pencahayaan

Pencahayaan yang tidak optimal terjadi karena tidak adanya localized


lighting di lini-lini produksi, tata letak lampu untuk lini produksi disamakan dengan
tata letak lampu secara global dalam pabrik.

Walaupun pada area jarum jahit ada sorot lampu yang berasal dari mesin,
namun interaksi operator dengan benda kerja terjadi tidak hanya pada area jarum
jahit. Inspeksi bahan, pengecekan hasil jahit (perlu ditarik mendekat ke arah muka),
membaca dokumen pengerjaan produk (specification sheet, check time, dan
production schedule), dan prepositioning benda kerja membutuhkan pencahayaan
yang sesuai pula. Salah satu kondisi pencahayaan pada stasiun kerja saat ini dapat
dilihat pada Gambar 5.28.
85

Gambar 5.16. Posisi Lampu dan Meja Kerja Operator

Penambahan daya lampu tidak menjadi alternatif solusi dikarenakan


berhubungan dengan kapasitas daya listrik pabrik. Sehingga, untuk
menanggulanginya berikut adalah beberapa solusi yang dapat diimplementasikan.

1. Sebagai rencana jangka panjang, perlu adanya modifikasi konstruksi lampu di


area lini produksi dengan memperpendek jarak antara lampu dengan meja kerja
dari 4 meter ke 2.5 meter. Peneliti telah mencoba mengukur kondisi
pencahayaan yang diterima oleh multienviromenet ketika diletakkan 2.5 meter
dari lampu, terang pencahayaan yang diterima mencapai 1600 lux.
2. Mengadakan mounted table lamp di setiap meja kerja
86

3. Memasang langit-langit dengan bahan yang memantulkan cahaya di ketinggian


yang sama dengan keberadaan konstruksi lampu.

5.5.4 Kebisingan

Walaupun sudah berada di bawah ambang batas kebisingan berbahaya,


optimasi masih bisa dilakukan untuk menurunkan angka kebisingan bagi para
operator. Hal ini juga masih penting untuk meningkatkan konsenstrasi dan
mengurangi gangguan akibat konsentrasi yang terpecah. Namun, harus
diperhatikan bahwa solusi apapun yang diambil sebaiknya menghindari efek
samping berkurangnya efektifitas komunikasi antar personel di lantai kerja. Solusi
yang ditawarkan adalah penggunakan produk noise cancelling headphones,
berbagai macam jenis produk dapat dipilih sesuai kebutuhan. Beberapa produk
menawarkan pengurangan 15dB dan produk lain ada yang dapat mengurangi
kebisingan hingga 20dB. Penggunaan noise cancelling headphones lebih
disarankan ketimbang ear plug yang menawarkan pengurangan kebisingan 15dB
hingga 30dB, mengingat kondisi pabrik yang tidak terlalu bising.

5.5.5 Microclimate

Walaupun sudah berada di ambang batas kenyamanan, namun faktanya


masih ada beberapa operator yang mengeluhkan kegerahan ketika berada di dalam
lingkungan pabrik. Hal dipengaruhi oleh kewajiban bagi para operator untuk
menggunakan seragam dengan bahan kemeja yang cukup tebal dari pagi hingga
sore. Perputaran udara dalam pabrik sebenarnya sangat baik dikarenakan banyak
pintu terbuka yang memfasilitasi pergerakan udara kedalam dan keluar pabrik.
Untuk meningkatkan kenyamanan kondisi microclimate ke titik kenyamanan
thermal indoor, dapat dilakukan dengan pengaturan sistem ventilasi, mengatur
sirkulasi angin, memerikan tirai pada bagian bangunan yang langsung terkena
radiasi matahari (Santoso, 2012). Solusi lain yang biasa digunakan dalam industry
serupa meliputi instalasi lubang udara sepanjang lower wall pabrik, pengoperasian
exhaust fan, mengganti pakaian operator dengan kaus katun tipis tipe cotton
combed 40s, dan instalasi insulasi atap menggunakan cat heat-guard di atap pabrik.
87

5.6 Perhitungan Ergonomic Performance Index Akhir

Pengimplementasian solusi-solusi di atas berdampak pada hal-hal berikut:


1. Dengan mengimplementasikan solusi di atas, risk level dari upper arm, wrist,
neck, dan trunk dapat diantisipasi dan berkurang ke skala 1, dimana hal ini
berarti 354 postur bermasalah dari total 1680 postur yang diamati dapat
diperbaiki. Kondisi ini dapat mengurangi initial condition dimana terdapat 706
postur bermasalah yang tersebar di bagian upper arm, wrist, wrist twist, neck,
trunk, dan leg sebesar 49%. Diproyeksikan hal ini dapat berujung pada
setidaknya peningkatan indikator OMAX postur kerja ke skala 5 (skor RULA:
3).
2. Dengan mengimplementasikan solusi di atas, keseluruhan 26 gerakan kerja
tidak efektif diproyeksikan dapat diatasi. Sehingga berujung pada peningkatan
indikator OMAX gerakan kerja ke skala 10.
3. Dengan mengimplementasikan solusi di atas, peningkatan kualitas cahaya ke
indikator OMAX skala 10 dapat dipenuhi.
4. Dengan mengimplementasikan solusi di atas, peningkatan kualitas
microclimate ke indikator OMAX skala 10 dapat dipenuhi.
5. Dengan mengimplementasikan solusi di atas, peningkatan kualitas kebisingan
ke indikator OMAX skala 10 dapat dipenuhi.
Secara keseluruhan, perubahan sehingga rekomendasi perbaikan tersebut dapat
menghasilkan peningkatan nilai EPI Line No. 5 yang terlihat pada Gambar 5.29,
peningkatan nilai EPI Line No. 9 yang terlihat pada Gambar 5.30, dan nilai EPI
Line No. 10 yang terlihat pada Gambar 5.31.
88

Postur Kerja Microclimate Gerakan Kerja Pencahayaan Kebisingan


Persentase
Assessment RULA ISBB (oC) Elemen Kerja Lux dBA
Tidak Efektif
Nilai Saat Ini 3,00 22,1 0% 1499 < 60 Indikator Kerja Keterangan

Target 1 22,1 0% 1499 60 10 Sangat Baik


1,25 22,49 3% 1360,4 61,3 9
1,50 22,89 7% 1221,7 62,7 8
Baik
1,75 23,28 10% 1083,1 64 7
2,00 23,68 14% 944,5 65,3 6
3,00 24,07 17% 805,8 66,7 5
3,18 24,47 21% 667,2 68 4 Sedang
3,35 24,86 24% 528,6 69,3 3
4,00 26,57 37% 385,7 74,5 2
Buruk
5,00 28,29 50% 242,9 79,8 1
8 30 60% 100 85 0 Sangat Buruk

5 10 10 10 10 Skor
19,14 27,64 29,28 12,46 11,48 Bobot
95,70 276,35 292,81 124,63 114,81 Nilai Kinerja

Ergonomic Performance Index 904,30

Gambar 5.17. Matriks OMAX dengan EPI Paska Perbaikan (Line No. 5)

Postur Kerja Microclimate Gerakan Kerja Pencahayaan Kebisingan


Persentase
Assessment RULA ISBB (oC) Elemen Kerja Lux dBA
Tidak Efektif
Nilai Saat Ini 3,00 22,1 0% 1499 < 60 Indikator Kerja Keterangan

Target 1 22,1 0% 1499 60 10 Sangat Baik


1,25 22,44 4% 1344,3 61,2 9
1,50 22,78 7% 1189,5 62,4 8
Baik
1,75 23,12 11% 1034,8 63,6 7
2,00 23,47 14% 880 64,8 6
3,00 23,81 18% 725,3 66 5
2,98 24,15 21% 570,6 67,2 4 Sedang
3,31 24,49 25% 415,8 68,4 3
4,00 26,33 38% 310,5 73,9 2
Buruk
5,00 28,16 51% 205,3 79,5 1
8 30 60% 100 85 0 Sangat Buruk

5 10 10 10 10 Skor
19,14 27,64 29,28 12,46 11,48 Bobot
95,70 276,35 292,81 124,63 114,81 Nilai Kinerja

Ergonomic Performance Index 904,30

Gambar 5.18. Matriks OMAX dengan EPI Paska Perbaikan (Line No. 9)
89

Postur Kerja Microclimate Gerakan Kerja Pencahayaan Kebisingan


Persentase
Assessment RULA ISBB (oC) Elemen Kerja Lux dBA
Tidak Efektif
Nilai Saat Ini 3,00 22,1 0% 1499 < 60 Indikator Kerja Keterangan

Target 1 22,1 0% 1499 60 10 Sangat Baik


1,25 22,52 1% 1348,5 60,9 9
1,50 22,94 2% 1198 61,7 8
Baik
1,75 23,36 3% 1047,5 62,6 7
2,00 23,78 3% 897 63,5 6
3,00 24,2 4% 746,5 64,4 5
3,27 24,62 5% 595,9 65,2 4 Sedang
3,53 25,04 6% 445,4 66,1 3
4,00 26,69 24% 330,3 72,4 2
Buruk
5,00 28,35 43% 215,1 78,7 1
8 30 60% 100 85 0 Sangat Buruk

5 10 10 10 10 Skor
19,14 27,64 29,28 12,46 11,48 Bobot
95,70 276,35 292,81 124,63 114,81 Nilai Kinerja

Ergonomic Performance Index 904,30

Gambar 5.19. Matriks OMAX dengan EPI Paska Perbaikan (Line No. 10)
90

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran performansi aspek-aspek ergonomika yang telah ditentukan di 3
(tiga) lini produksi sewing PT. Udaka Indonesia menunjukkan hal berikut:
a. Hasil analisis pengukuran postur kerja menunjukkan bahwa ketiga line
memiliki rata-rata skor RULA sebesar 3.35 (line no. 5), 3.31 (line no. 9),
dan 3.53 (line no.10). Ketiganya memiliki skor di rentang 3-4 yang berarti
perlu adanya investigasi lebih lanjut untuk perbaikan yang dibutuhkan.
b. Hasil analisis pengamatan gerakan kerja menunjukkan bahwa line no. 5
dan line no.9 memiliki persentase gerakan kerja tidak efektif yang jauh
lebih besar dibandingkan line no. 10. Masing-masing memiliki rata-rata
persentase gerakan kerja tidak efektif sebesar 24% (line no. 5), 25% (line
no. 9), dan 4% (line no. 10).
c. Hasil analisis pengukuran pencahayaan menunjukkan bahwa line no. 5 dan
line no. 10 memiliki tingkat pencahayaan yang lebih baik dari line no. 9
karena terpapar sumber cahaya alami dari luar. Namun, ketiganya masih
sama-sama memiliki skor pencahayaan jauh di bawah ambang batas
minimum 1000 lux. Skor rata-rata di ketiga line adalah sebesar 528.6 lux
(line no. 5), 415.8 lux (line no. 9), dan 445,4 lux (line no. 10).
d. Hasil analisis pengukuran kebisingan menunjukkan bahwa ketiga line
sudah berada di kategori aman, yaitu dibawah 85 dBA. Skor rata-rata dari
ketiga line adalah sebesar 69.3 dBA (line no. 5), 68.4 dBA (line no. 9), dan
66.1 dBA (line no. 10).
e. Hasil analisis pengukuran microclimate menunjukkan bahwa ketiga line
sudah berada di kategori aman namun belum optimal (untuk pekerjaan
beban kerja ringan selama 8 jam per hari). Skor rata-rata dari ketiga line
adalah sebesar 24.86 (oC), 24.49 (oC), dan 25.04 (oC).
91

2. Metode AHP yang digunakan menunjukkan bahwa efektiftas gerakan kerja


memiliki bobot tertinggi dibandingkan aspek ergonomika lain dengan bobot
0.2928 (29%), disusul dengan kondisi microclimate sebesar 0.276 (27.6 %),
sikap dan postur kerja sebesar 0.191 (19.1%), kondisi pencahayaan sebesar
0.124 (12.4%) dan paparan kebisingan sebesar 0.1148 (11.48 %). Kondisi
awal aspek ergonomika ketiga line diolah kedalam model terpadu OMAX,
skor OMAX dari masing-masing aspek ergonomika adalah sebesar 57.42
(postur kerja), 82.91 (microclimate), 87.48 (gerakan kerja), 37.39
(pencahayaan), dan 34.44 (kebisingan). Kelima skor OMAX dari setiap aspek
ergonomika kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai EPI dengan
total skor 300.
3. Melalui analisis OMAX, penelitian ini menemukan bahwa ketiga line yang
menjadi obyek penelitian memiliki potensi untuk meningkatkan performa
EPI hingga sebesar 201.4% ke skor 904.30. Potensi ini dapat dicapai secara
bertahap dengan cara mengimplementasikan rekomendasi-rekomendasi yang
telah disusun, dengan sasaran mutu sebagai berikut:
a. Mengurangi Risk Level postur kerja ke +-3 skala RULA (skor OMAX:
95.70)
b. Mengurangi suhu ISBB lingkungan kerja ke 22.1 oC (skor OMAX:
276.35)
c. Mengurangi persentase elemen kerja tidak efektif ke 0% (skor OMAX:
292.81)
d. Meningkatkan kualitas pencahayaan ke 1499 lux (skor OMAX: 124.63)
e. Mengurangi tingkat kebisingan ke < 60 dBA (skor OMAX: 114.81)

6.2 Saran

Evaluasi EPI menggunakan metode OMAX memiliki potensi


pengembangan yang baik, dan salah satu pengembangan yang dapat dilakukan
adalah mencari kombinasi metode yang mampu menyinergikan EPI dan variabel
productivity sehingga penelitian menggunakan metode OMAX dapat mensintesis
92

kedua variabel tersebut disaat bersamaan dan menemukan hubungan yang dapat
dimanfaatkan diantara kedua variabel.
Tidak menutup kemungkinan penelitian ini dapat dilanjutkan untuk
menemukan permasalahan maupun solusi baru dari aspek ergonomika yang
berbeda.
93

DAFTAR PUSTAKA

Adiatmika, I.P.G., 2007, Perbaikan Kondisi Kerja dengan Pendekatan Ergonomi


Total Menurunkan Keluhan Muskoskeletal dan Kelelahan Serta
Meningkatkan Produktivitas dan Penghasilan Pengrajin Pengecatan Logam
di Kediri-Tabanan, Thesis Pascasarjana Ilmu Kedoktekteran Universitas
Udayana, Bali.

Akiyama, M. dan Kamata, H., 2004, Methods Engineering and Workplace Design,
Maynard’s Industrial Engineering Handbook, pp 536-539.

Billings, C., Junguzza, J.J., Poirier, D.F., dan Saeed S., 2004, The Role and Career
of the Industrial Engineer in the Modern Organization, Maynard’s
Industrial Engineering Handbook, chapter 1.2, p. 19.

Bridger, R.S., 1995, Introduction to Ergonomics, 1st ed., McGraw-Hill, New York.

Golden, B. L., Wasil, E.D. and Harker, P.T., 1989, The Analytic Hierarchy Process,
1st ed., Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Berlin.

Hartman, E.H. dan Charles, H.L., 2004, Total Productive Maintenance, Maynard’s
Industrial Engineering Handbook, pp. 2301-2306.

Joseph, B.S., Kilduff, H.R. dan Bloswick, D.S., 2004, Manufacturing Ergonomics,
Maynard’s Industrial Engineering Handboo, p. 895.

Kartikasari, D., 2009, Pengembangan Ergonomic Performance Index (EPI) dengan


Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) dan Analytical Hierarchy
Process (AHP) (Studi Kasus di P.T Budi Manunggal, Kotagede,
Yogyakarta), Tugas Akhir Teknik Industri Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

Klusell, L. and Berns, T., 2004, Ergonomics in the Office Environment, Maynard’s
Industrial Engineering Handbook, p. 913.

Kristanto, A. dan Saputra, D.A., 2011, Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang
Ergonomis pada Stasiun Kerja Pemotongan sebagai Upaya Peningkatan
Produktivitas, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No.2.

Krugman, P., 1994, Peddling Prosperity: Economic Sense and Nonsense in Age of
Diminished Expectations, 1st edition, W.W. Norton & Company, New York
City.
94

Lawrence, S., 2004, Measurement of Work, Maynard’s Industrial Engineering


Handbook, chapter 5.1, p. 643.

Lippsmeier, G., 1997, Bangunan Tropis, 1st ed., Erlangga, Jakarta.

McAtamney, A. and Corlett., E.N., 1993, RULA: a Survey Method for the
Investigation of Work-Related Upper Limb Disorder, Applied Ergonomics,
Vol. 24, No. 2, pp. 91-99.

Montgomery, D.C. and Runger, G.C., 2003, Applied Statistics and Probability for
Engineer, 1st ed., John Willey & Sons, New York.

Mulyono, S., 2007, Riset Operasi, 1st ed., Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.

Purnomo, H., 2007, Sistem Kerja dengan Pendekatan Ergonomi Total Mengurangi
Keluhan Muskoskeletal, Kelelahan, dan Beban Kerja serta Meningkatkan
Produktivitas Pekerja Industri Gerabah di Kasongan Bantul, Thesis
Pascasarjana Ilmu Kedokteran Universitas Udayana, Bali.

Rahman, A.A. dan Ismail, N., 2005, Designing Individual Productivity Measures
in Service Sector, Universiti Teknologi Malaysia.

Seppänen, O., Fisk, J.W. and Lei, Q.H, 2006, Effect of Temperature on Task
Performance in Office Environment, Ernerst Orlando Lawrence Berkeley
National Laboratory, Berkeley.

Santoso, E.I., 2012, Kenyamanan Termal Indoor Bangunan di Daerah Beriklim


Tropis Lembab, Indonesian Green Technology Journal, Vol. 1, no. 1.

Siboro, B.A.H., Suroso, Suhendrianto, dan Esmijati, 2013, Penerapan 12 Prinsip


Ergonomi pada Ruang Server (Studi Kasus Ruang Server Universtias
Gadjah Mada), Universitas Riau Kepulauan Batam, Batam.

Smith, G.L., Loch, D., 2004, Charting Techniques, Maynard’s Industrial


Engineering Handbook, chapter 17.1, p. 2341.

Sutalaksana, I.Z., Anggawisata, R. dan Tjakraatmadja, J.H., 1979, Teknik Tata


Cara Kerja, T. Industri Institut Teknologi Bandung, 1st ed., ITB, Bandung.

Syverson, C., What Determines Productivity, 2011, Journal of Economic


Literature, Vol. 49:2, pp. 326-365.

Tarwaka, Bakri, S.H.A., dan Sudiadjeng, L., 2004, Ergonomi untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas, 1st edition, UNIBA Press, Surakarta.
95

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian (1/3)


96

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian (2/3)


97

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian (3/3)


98

Lampiran 2. Matriks Hasil Kuesionar AHP dari Seluruh Responden

A = Postur Kerja
B = Kondisi Microclimate
C = Gerakan Kerja
D = Pencahayaan
E = Kebisingan

Tabel L.2.1. Matriks AHP Responden 1

Kuesioner 1
A B C D E
A 1.00 1.00 1.00 3.00 3.00 Ibu P
B 1.00 1.00 1.00 3.00 3.00 Line 1
C 1.00 1.00 1.00 3.00 3.00 25 Tahun
D 0.33 0.33 0.33 1.00 3.00 Perempuan
E 0.33 0.33 0.33 0.33 1.00

Tabel L.2.2. Matriks AHP Responden 2

Kuesioner 2
A B C D E
A 1.00 5.00 0.13 1.00 3.00 Ibu W
B 0.20 1.00 0.13 1.00 5.00 Line 2
C 8.00 8.00 1.00 5.00 5.00 36 Tahun
D 1.00 1.00 0.20 1.00 6.00 Perempuan
E 0.33 0.20 0.20 0.17 1.00

Tabel L.2.3. Matriks AHP Responden 3

Kuesioner 3
A B C D E
A 1.00 1.00 1.00 3.00 1.00 Ibu N
B 1.00 1.00 1.00 1.00 3.00 Line 3
C 1.00 1.00 1.00 5.00 7.00 42 Tahun
D 0.33 1.00 0.20 1.00 1.00 Perempuan
E 1.00 0.33 0.14 1.00 1.00
99

Tabel L.2.4. Matriks AHP Responden 4

Kuesioner 4
A B C D E
A 1.00 1.00 1.00 5.00 3.00 Ibu T
B 1.00 1.00 5.00 7.00 7.00 Line 4A
C 1.00 0.20 1.00 5.00 5.00 34 Tahun
D 0.20 0.14 0.20 1.00 0.20 Perempuan
E 0.33 0.14 0.20 5.00 1.00

Tabel L.2.5. Matriks AHP Responden 5

Kuesioner 5
A B C D E
A 1.00 1.00 3.00 1.00 0.20 Ibu E.
B 1.00 1.00 3.00 1.00 3.00 Line 4B
C 0.33 0.33 1.00 1.00 5.00 28 Tahun
D 1.00 1.00 1.00 1.00 3.00 Perempuan
E 5.00 0.33 0.20 0.33 1.00

Tabel L.2.6. Matriks AHP Responden 6

Kuesioner 6
A B C D E
A 1.00 1.00 0.20 1.00 7.00 Bapak S
B 1.00 1.00 3.00 1.00 3.00 Line 5
C 5.00 0.33 1.00 7.00 5.00 37 Tahun
D 1.00 1.00 0.14 1.00 1.00 Laki-Laki
E 0.14 0.33 0.20 1.00 1.00

Tabel L.2.7. Matriks AHP Responden 7

Kuesioner 7
A B C D E
A 1.00 1.00 1.00 1.00 0.33 Ibu F
B 1.00 1.00 3.00 1.00 3.00 Line 6
C 1.00 0.33 1.00 1.00 5.00 28 Tahun
D 1.00 1.00 1.00 1.00 0.33 Perempuan
E 3.00 0.33 0.20 3.03 1.00
100

Tabel L.2.8. Matriks AHP Responden 8

Kuesioner 8
A B C D E
A 1.00 1.00 1.00 1.00 0.33 Ibu S
B 1.00 1.00 1.00 1.00 3.00 Line 7
C 1.00 1.00 1.00 1.00 5.00 23 Tahun
D 1.00 1.00 1.00 1.00 0.33 Perempuan
E 3.00 0.33 0.20 3.03 1.00

Tabel L.2.9. Matriks AHP Responden 9

Kuesioner 9
A B C D E
A 1.00 1.00 0.20 1.00 0.20 Ibu N
Line 8 /
B 1.00 1.00 1.00 1.00 3.00 Training
C 5.00 1.00 1.00 1.00 9.00 39 Tahun
D 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 Perempuan
E 5.00 0.33 0.11 1.00 1.00

Tabel L.2.10. Matriks AHP Responden 10

Kuesioner 10
A B C D E
A 1.00 1.00 1.00 1.00 0.50 Ibu S
B 1.00 1.00 9.00 9.00 3.00 Line 10
C 1.00 0.11 1.00 1.00 5.00 37 Tahun
D 1.00 0.11 1.00 1.00 0.33 Perempuan
E 2.00 0.33 0.20 1.00 1.00

Tabel L.2.11. Tabel Rata-Rata Perbandingan Berpasangan Seluruh Responden


Responden
A-B A-C A-D A-E B-C B-D B-E C-D C-E D-E
Kuesioner

1 1.00 1.00 3.00 3.00 1.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
101

Tabel L.2.11. Tabel Rata-Rata Perbandingan Berpasangan Seluruh Responden


(lanjutan)

2 5.00 0.13 1.00 3.00 0.13 1.00 5.00 5.00 5.00 6.00

3 1.00 1.00 3.00 1.00 1.00 1.00 3.00 5.00 7.00 1.00

4 1.00 1.00 5.00 3.00 5.00 7.00 7.00 5.00 5.00 0.20

5 1.00 3.00 1.00 0.20 3.00 1.00 3.00 1.00 5.00 3.00

6 1.00 0.20 1.00 7.00 3.00 1.00 3.00 7.00 5.00 1.00

7 1.00 1.00 1.00 0.33 3.00 1.00 3.00 1.00 5.00 0.33

8 1.00 1.00 1.00 0.33 1.00 1.00 3.00 1.00 5.00 0.33

9 1.00 0.20 1.00 0.20 1.00 1.00 3.00 1.00 9.00 1.00

10 1.00 1.00 1.00 0.50 9.00 9.00 3.00 1.00 5.00 0.33

18.5 27.1 26.0 36.0 30.0 54.0 16.1


Jumah 14.00 9.53 18.00
6 3 0 0 0 0 9

Rata-Rata
1.40 0.95 1.80 1.86 2.71 2.60 3.60 3.00 5.40 1.62
Aritmatik

Rata-Rata
1.17 0.66 1.46 0.92 1.65 1.69 3.44 2.20 5.21 0.91
Geometrik
102

Lampiran 3A. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 1)

Postur 1 Postur 2 Postur 3 Postur 4

Postur 5 Postur 6 Postur 7 Postur 8

Postur 9 Postur 10 Postur 11 Postur 12


103

Postur 13 Postur 14 Postur 15 Postur 16

Postur 17 Postur 18
104

Lampiran 3B. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 2)

Postur 1 Postur 2 Postur 3 Postur 4

Postur 5 Postur 6 Postur 7 Postur 8

Postur 9 Postur 10 Postur 11 Postur 12


105

Postur 13
106

Lampiran 3C. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 3)

Postur 1 Postur 2 Postur 3 Postur 4

Postur 5 Postur 6 Postur 7 Postur 8

Postur 9 Postur 10 Postur 11 Postur 12


107

Postur 13 Postur 14 Postur 15 Postur 16

Postur 17 Postur 18 Postur 19 Postur 20


108

Lampiran 3D. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 4)

Postur 1 Postur 2 Postur 3 Postur 4

Postur 5 Postur 6 Postur 7 Postur 8

Postur 9 Postur 10 Postur 11 Postur 12


109

Postur 13 Postur 14 Postur 15 Postur 16

Postur 17 Postur 18 Postur 19 Postur 20

Postur 21 Postur 22 Postur 23 Postur 24


110

Postur 25
111

Lampiran 3E. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 5)

Postur 1 Postur 2 Postur 3 Postur 4

Postur 5 Postur 6 Postur 7 Postur 8

Postur 9 Postur 10 Postur 11 \Postur 12


112

Postur 13 Postur 14 Postur 15 Postur 16

Postur 17 Postur 18 Postur 19 Postur 20

Postur 21 Postur 22 Postur 23 Postur 24


113

Postur 25 Postur 26 Postur 27 Postur 28


114

Lampiran 3F. Gambar Untuk Analisis Postur (Workstation 6)

Postur 1 Postur 2 Postur 3 Postur 4

Postur 5 Postur 6 Postur 7 Postur 8

Postur 9 Postur 10 Postur 11 Postur 12


115

Postur 13 Postur 14 Postur 15 Postur 16

Postur 17 Postur 18 Postur 19 Postur 20

Postur 22 Postur 23 Postur 24


Postur 21
116

Postur 25 Postur 26 Postur 27 Postur 28

Postur 30 Postur 31 Postur 32


Postur 29

Postur 33 Postur 34 Postur 35 Postur 36


117

Lampiran 4. Tabel Hasil Assessment Rula Line No. 5

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke- C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
1 0 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 3 3 1 4 1 0 5 6 6
2 5 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
3 10 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 1 1 3 1 0 4 2 3 1 4 1 0 5 6 5
4 15 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 2 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
5 20 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 1 1 3 1 0 4 2 3 1 4 1 0 5 6 5
6 25 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 1 1 3 1 0 4 2 3 1 4 1 0 5 6 5
7 30 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 2 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
8 35 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
9 40 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 2 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 5 4
1
10 45 3 2 1 1 3 1 0 4 3 1 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
11 50 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
12 55 3 3 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
13 60 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
14 65 3 3 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 3 1 4 1 0 5 6 6
15 70 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
16 75 3 3 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 3 1 4 1 0 5 6 6
17 80 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
18 85 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 2 2 3 1 0 4 2 3 1 4 1 0 5 5 5
118

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
19 90 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
20 95 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 3 1 4 1 0 5 6 6
21 100 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
22 105 3 2 2 2 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 3 1 4 1 0 5 6 6
23 110 3 3 1 2 4 1 0 5 3 3 1 2 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
1 0 3 3 1 1 3 1 0 4 3 3 1 1 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 3 4
2 5 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
3 10 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
4 15 3 1 2 2 4 1 0 5 3 1 2 2 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
5 20 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
6 25 1 2 2 1 2 1 0 3 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
7 30 1 1 2 1 2 1 0 3 2 1 2 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
2
8 35 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
9 40 1 2 3 1 3 1 0 4 1 2 3 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
10 45 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
11 50 1 2 2 1 2 1 0 3 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
12 55 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
13 60 1 1 2 1 2 1 0 3 2 1 1 1 2 1 0 3 1 2 1 2 1 0 3 3 3
14 65 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
119

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
15 70 1 1 1 1 1 1 0 2 3 2 1 1 3 1 0 4 1 3 1 3 1 0 4 4 4
16 75 1 2 1 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 1 0 2 1 3 1 3 1 0 4 4 4
17 80 1 1 2 1 2 1 0 3 1 1 2 1 2 1 0 3 2 3 1 4 1 0 5 4 4
18 85 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 1 3 1 0 4 2 3 1 4 1 0 5 6 5
19 90 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
20 95 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
21 100 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
22 105 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
23 110 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
24 115 3 2 2 2 4 1 0 5 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
25 120 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 3 1 4 1 0 5 5 5
26 125 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
27 130 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
28 135 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
29 140 1 1 1 1 1 1 0 2 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
30 145 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
31 150 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
32 155 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
33 160 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
120

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
1 0 4 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 4 3
2 5 1 2 2 1 2 1 0 3 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
3 10 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
4 15 2 2 2 2 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
5 20 2 2 2 2 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
6 25 2 2 2 2 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
7 30 4 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 4 3
8 35 1 1 1 1 1 1 0 2 3 3 1 2 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 3 4
9 40 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 2 1 4 1 0 5 1 1 1 1 1 0 2 3 4
3 10 45 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
11 50 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
12 55 4 2 2 2 4 1 0 5 4 2 2 2 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
13 60 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
14 65 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
15 70 3 3 1 2 4 1 0 5 3 3 1 2 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
16 75 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
17 80 2 3 1 2 4 1 0 5 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 4 3
18 85 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
19 90 1 1 1 2 2 1 0 3 1 3 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
121

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
20 95 5 2 2 1 6 1 0 7 3 2 2 1 4 1 0 5 1 1 1 1 1 0 2 5 4
21 100 4 2 2 1 4 1 0 5 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 4 3
22 105 5 2 2 1 6 1 0 7 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 6 3
23 110 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
24 115 4 2 2 1 4 1 0 5 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 4 3
25 120 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
26 125 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
27 130 2 1 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
28 135 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
29 140 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 1 2 1 0 3 4 1 1 5 1 0 6 5 5
30 145 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 1 2 1 0 3 3 1 1 3 1 0 4 4 4
31 150 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
32 155 2 2 2 2 3 1 0 4 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
33 160 2 2 2 2 3 1 0 4 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
34 165 3 2 2 2 4 1 0 5 2 1 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 4 3
35 170 1 1 1 2 2 1 0 3 1 1 1 2 2 1 0 3 3 1 1 3 1 0 4 4 4
36 175 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
37 180 2 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
38 185 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
122

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
39 190 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
40 195 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
41 200 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
42 205 4 2 2 1 4 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 4 3
43 210 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
44 215 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
45 220 2 1 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
1 0 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 1 0 3 3 3
2 5 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
3 10 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
4 15 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
5 20 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
6 25 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
4
7 30 3 2 1 2 4 1 0 5 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
8 35 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
9 40 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
10 45 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 4 3
11 50 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
12 55 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
123

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
13 60 3 2 1 2 4 1 0 5 2 1 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
14 65 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
15 70 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
16 75 1 2 1 1 2 1 0 3 4 2 2 1 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 3 4
17 80 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 2 2 2
18 85 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 2 2 2
19 90 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 2 2 2
20 95 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 2 1 0 3 3 3
21 100 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
22 105 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 3 1 4 1 0 5 5 5
23 110 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 1 2 1 0 3 1 2 1 2 1 0 3 3 3
24 115 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
25 120 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
26 125 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
27 130 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
28 135 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
29 140 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
30 145 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
31 150 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
124

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
32 155 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
33 160 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
34 165 3 2 2 2 4 1 0 5 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 4 3
35 170 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
36 175 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
37 180 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
38 185 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
39 190 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
40 195 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
41 200 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
42 205 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
43 210 2 1 1 1 2 1 0 3 2 2 2 1 3 1 0 4 1 3 1 3 1 0 4 4 4
44 215 4 2 1 1 4 1 0 5 4 2 1 2 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
1 0 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
2 5 2 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 1 2 1 0 3 3 3
3 10 2 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 1 2 1 0 3 3 3
5
4 15 1 2 2 2 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
5 20 1 2 2 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
6 25 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 4 3
125

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
7 30 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
8 35 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
9 40 3 2 1 2 4 1 0 5 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
10 45 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
11 50 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
12 55 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
13 60 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
14 65 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
15 70 2 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 1 2 1 0 3 3 3
16 75 3 1 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
17 80 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
18 85 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 3 1 4 1 0 5 5 5
19 90 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
20 95 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 3 3 1 4 1 0 5 5 5
21 100 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
22 105 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
23 110 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
24 115 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
25 120 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
126

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
26 125 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
27 130 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
28 135 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
29 140 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
30 145 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
31 150 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
32 155 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
33 160 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
34 165 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
35 170 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
36 175 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
37 180 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
38 185 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
39 190 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
40 195 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 4 3
41 200 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
42 205 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
43 210 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
44 215 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
127

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
45 220 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
46 225 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
47 230 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
48 235 3 2 2 2 4 1 0 5 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
49 240 3 3 2 2 4 1 0 5 3 3 2 2 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
50 245 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
51 250 3 2 2 2 4 1 0 5 3 2 2 2 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
52 255 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
53 260 3 1 2 1 4 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 2 1 3 1 3 1 0 4 5 4
1 0 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
2 5 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
3 10 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
4 15 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
5 20 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
6
6 25 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
7 30 3 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
8 35 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
9 40 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
10 45 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
128

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
11 50 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
12 55 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
13 60 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
14 65 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
15 70 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 4 3
16 75 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
17 80 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
18 85 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
19 90 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
20 95 1 2 2 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
21 100 1 2 2 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
22 105 1 2 2 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
23 110 4 1 1 1 4 1 0 5 1 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 4 3
24 115 3 2 1 2 4 1 0 5 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 4 3
25 120 2 1 2 2 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
26 125 1 1 2 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
27 130 1 1 2 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
28 135 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
29 140 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
129

Left Hand Right Hand Body

Detik Ke- (s)


Tabel Tabel
Sampel No.
Postur Ke-
C1 C2

Posture Score

Posture Score

Posture Score
Wrist Posture

Wrist Posture
Load of Force

Load of Force

Load of Force
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Upper Arm

Upper Arm
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Hand Hand
+ +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
30 145 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
31 150 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
32 155 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
33 160 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
34 165 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
35 170 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
36 175 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
37 180 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
38 185 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
130

Lampiran 5. Tabel Hasil Assessment RULA Line No. 9

Left Hand Right Hand Body


Workstation Tabel Tabel

Load of Force

Load of Force

Load of Force
Time (s)

Posture Score

Posture Score

Posture Score
C1 C2

Wrist Posture

Wrist Posture
Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Lower Arm

Lower Arm
(Left Right

Final Score

Final Score

Final Score
Upper Arm

Upper Arm
No
Hand Hand
+ +

Trunk
Neck

Legs
Body) Body)

1 1 0 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 2 3
2 5 1 2 2 1 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 2 3
3 10 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 2 3
4 15 1 1 1 2 2 1 0 3 2 1 2 2 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 3 3
5 20 2 1 2 2 3 1 0 4 2 1 2 2 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 3 3
6 25 1 1 2 1 2 1 0 3 2 1 2 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 3 3
7 30 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 1 0 3 3 3
8 35 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 1 2 1 2 1 0 3 3 3
9 40 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
10 45 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
11 50 1 3 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
12 55 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
13 60 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
14 65 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
15 70 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
16 75 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
17 80 1 2 2 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
18 85 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
131

19 90 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
20 95 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
21 100 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
22 105 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
23 110 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
24 115 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
25 120 4 2 1 2 4 1 0 5 4 2 1 2 4 1 0 5 1 1 1 1 1 0 2 4 4
26 125 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
27 130 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
28 135 4 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 4 3
29 140 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
30 145 2 1 2 2 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 3 3
31 150 4 2 2 1 4 1 0 5 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 4 3
32 155 1 2 1 1 1 1 0 2 2 2 2 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
2 1 0 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
2 5 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
3 10 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
4 15 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 3 3 1 4 1 0 5 4 4
5 20 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
6 25 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
7 30 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 3 3 1 4 1 0 5 4 4
8 35 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
9 40 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
10 45 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
11 50 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
132

12 55 3 2 2 1 4 1 0 5 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 5 4
13 60 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
14 65 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
15 70 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
16 75 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
17 80 3 2 1 2 4 1 0 5 2 1 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 5 4
18 85 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 5 4
19 90 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
20 95 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
21 100 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
22 105 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 5 4
23 110 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
24 115 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
25 120 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
26 125 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 5 4
27 130 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
28 135 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
3 1 0 1 2 2 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
2 5 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
3 10 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
4 15 1 2 1 2 1 1 0 2 1 1 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
5 20 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 4 3
6 25 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 4 3
7 30 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 4 3
8 35 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
133

9 40 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
10 45 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
11 50 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
12 55 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 5 4
13 60 3 2 3 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 1 3 1 0 4 5 5
14 65 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
15 70 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
16 75 1 2 1 1 1 1 0 2 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
17 80 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
18 85 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
19 90 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
20 95 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
21 100 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
22 105 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
23 110 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
24 115 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
25 120 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
26 125 1 2 2 1 1 1 0 2 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
27 130 1 2 2 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
28 135 3 2 2 2 4 1 0 5 3 2 2 2 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4 4
29 140 1 1 1 1 1 1 0 2 3 2 2 1 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 3 4
4 1 0 3 2 1 1 3 1 0 4 1 1 2 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
2 5 3 2 1 1 3 1 0 4 2 1 2 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 3 3
3 10 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
4 15 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
134

5 20 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
6 25 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
7 30 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
8 35 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
9 40 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
10 45 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 2 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 2 3
11 50 1 2 2 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 2 3
12 55 2 2 2 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 2 1 0 3 3 3
13 60 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 2 1 0 3 3 3
14 65 2 1 1 1 2 1 0 3 3 2 2 1 4 1 0 5 1 1 1 1 1 0 2 3 4
15 70 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
16 75 2 1 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 3 3
17 80 2 1 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 3 3
18 85 2 1 1 1 2 1 0 3 1 1 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
19 90 2 1 1 1 2 1 0 3 1 1 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
20 95 2 1 1 1 2 1 0 3 1 1 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
21 100 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
22 105 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
23 110 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
24 115 1 2 2 1 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
25 120 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 2 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
26 125 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4 4
27 130 3 2 2 1 4 1 0 5 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 4 3
5 1 0 3 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
2 5 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 3 3
135

3 10 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 2 1 0 3 3 3
4 15 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 1 2 1 0 3 3 3
5 20 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 1 2 1 0 3 3 3
6 25 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 4 3
7 30 4 1 1 2 4 1 0 5 4 1 1 2 4 1 0 5 1 1 1 1 1 0 2 4 4
8 35 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 2 3
9 40 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 1 1 1 1 1 0 2 4 4
10 45 4 2 2 1 4 1 0 5 1 2 1 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 4 3
11 50 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
12 55 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
13 60 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
14 65 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
15 70 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
16 75 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
17 80 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 1 1 1 1 1 0 2 4 4
18 85 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 2 1 4 1 0 5 1 1 1 1 1 0 2 4 4
19 90 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
20 95 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3
21 100 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
22 105 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
23 110 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
24 115 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
25 120 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 3 3
26 125 3 2 1 2 4 1 0 5 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 0 2 4 3
6 1 0 4 2 2 1 4 1 0 5 3 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 4 3
136

2 5 3 2 2 1 4 1 0 5 3 2 1 2 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 4 3
3 10 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
4 15 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
5 20 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
6 25 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
7 30 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
8 35 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
9 40 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
10 45 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
11 50 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
12 55 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
13 60 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
14 65 1 2 2 2 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
15 70 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
16 75 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
17 80 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
18 85 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
19 90 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
20 95 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
21 100 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
22 105 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
23 110 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
24 115 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
25 120 1 2 1 2 1 1 0 2 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
26 125 1 2 1 2 1 1 0 2 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
137

27 130 1 2 1 2 1 1 0 2 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
28 135 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
29 140 1 2 1 2 1 1 0 2 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
30 145 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
31 150 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
32 155 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
33 160 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
34 165 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
35 170 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
36 175 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
37 180 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
38 185 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
39 190 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
40 195 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
41 200 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 2 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
42 205 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
43 210 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
44 215 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
45 220 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
46 225 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
47 230 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
48 235 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
49 240 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
50 245 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
51 250 1 2 2 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
138

52 255 1 2 2 1 1 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
53 260 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
54 265 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
55 270 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
56 275 1 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
57 280 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
58 285 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
59 290 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
60 295 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
61 300 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
62 305 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
63 310 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
64 315 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
65 320 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
66 325 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
67 330 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
68 335 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
69 340 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
70 345 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
71 350 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
72 355 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
73 360 1 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
74 365 3 2 2 1 4 1 0 5 1 1 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 4 3
75 370 3 2 2 2 4 1 0 5 3 2 2 2 4 1 0 5 1 1 1 1 1 0 2 4 4
139

Lampiran 6. Tabel Hasil Assessment RULA Line No. 10

Workstation Left Hand Right Hand Body


Tabel Tabel

Time (s)
C1 C2

Load of Force

Load of Force

Load of Force
Posture Score

Posture Score

Posture Score
N

Wrist Posture

Wrist Posture
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Upper Arm

Upper Arm
o Hand + Hand +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
1 0 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
2 5 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
3 10 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
4 15 3 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
5 20 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
6 25 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
7 30 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
8 0 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
1 9 5 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
10 10 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
11 15 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
12 20 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
13 25 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
14 30 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
15 35 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
16 40 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
17 45 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
140

Left Hand Right Hand Body

Workstation
Tabel Tabel

Time (s)
C1 C2

Load of Force

Load of Force

Load of Force
Posture Score

Posture Score

Posture Score
N

Wrist Posture

Wrist Posture
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Upper Arm

Upper Arm
o Hand + Hand +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
18 50 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
1 0 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
2 5 3 2 1 2 4 1 0 5 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 4 3
3 10 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
4 15 3 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
5 20 3 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
6 25 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
2 7 30 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
8 35 2 2 1 2 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 1 2 1 0 3 3 3
9 40 1 2 1 1 2 1 0 3 1 1 1 2 2 1 0 3 2 3 1 4 1 0 5 4 4
10 45 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
11 50 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
12 55 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
13 60 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
1 0 3 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 3 2 1 3 1 0 4 4 4
2 5 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
3
3 10 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
4 15 2 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
141

Left Hand Right Hand Body

Workstation
Tabel Tabel

Time (s)
C1 C2

Load of Force

Load of Force

Load of Force
Posture Score

Posture Score

Posture Score
N

Wrist Posture

Wrist Posture
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Upper Arm

Upper Arm
o Hand + Hand +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
5 20 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
6 25 3 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
7 30 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
8 35 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
9 40 2 2 2 1 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 2 2 1 2 1 0 3 3 3
10 45 2 2 2 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
11 50 2 2 2 2 3 1 0 4 1 1 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
12 55 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
13 60 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 3 1 1 3 1 0 4 4 4
14 65 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
15 70 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
16 75 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 1 0 3 3 3
17 80 2 2 1 2 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
18 85 3 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
19 90 2 1 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
20 95 2 1 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
1 0 2 1 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
4
2 5 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
142

Left Hand Right Hand Body

Workstation
Tabel Tabel

Time (s)
C1 C2

Load of Force

Load of Force

Load of Force
Posture Score

Posture Score

Posture Score
N

Wrist Posture

Wrist Posture
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Upper Arm

Upper Arm
o Hand + Hand +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
3 10 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
4 15 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
5 20 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
6 25 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
7 30 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
8 35 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
9 40 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
10 45 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
11 50 1 2 1 2 2 1 0 3 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
12 55 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
13 60 3 2 1 1 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
14 65 2 2 1 2 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
15 70 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
16 75 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
17 80 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
18 85 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
19 90 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
20 95 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
21 100 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
143

Left Hand Right Hand Body

Workstation
Tabel Tabel

Time (s)
C1 C2

Load of Force

Load of Force

Load of Force
Posture Score

Posture Score

Posture Score
N

Wrist Posture

Wrist Posture
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Upper Arm

Upper Arm
o Hand + Hand +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
22 105 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
23 110 1 2 1 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 1 0 2 3 2 1 3 1 0 4 4 4
24 115 2 1 1 1 2 1 0 3 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
25 120 2 1 2 1 3 1 0 4 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
1 0 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
2 5 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
3 10 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
4 15 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
5 20 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
6 25 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
7 30 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 2 2 2
5
8 35 1 2 2 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
9 40 1 2 2 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
10 45 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
11 50 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
12 55 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
13 60 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
14 65 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
144

Left Hand Right Hand Body

Workstation
Tabel Tabel

Time (s)
C1 C2

Load of Force

Load of Force

Load of Force
Posture Score

Posture Score

Posture Score
N

Wrist Posture

Wrist Posture
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Upper Arm

Upper Arm
o Hand + Hand +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
15 70 3 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 2 1 0 3 3 3
16 75 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
17 80 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
18 85 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
19 90 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
20 95 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
21 100 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3 3
22 105 1 2 1 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 1 0 2 1 3 1 3 1 0 4 4 4
23 110 2 2 2 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 2 3 2
24 115 2 2 1 1 3 1 0 4 1 2 2 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
25 120 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 2 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
26 125 1 2 1 1 2 1 0 3 2 2 2 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
27 130 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 2 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
28 135 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
1 0 3 1 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1 0 3 3 3
2 5 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
6
3 10 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
4 15 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
145

Left Hand Right Hand Body

Workstation
Tabel Tabel

Time (s)
C1 C2

Load of Force

Load of Force

Load of Force
Posture Score

Posture Score

Posture Score
N

Wrist Posture

Wrist Posture
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Upper Arm

Upper Arm
o Hand + Hand +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
5 20 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
6 25 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
7 30 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
8 35 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
9 40 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
10 45 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
11 50 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
12 55 1 3 1 2 3 1 0 4 1 3 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
13 60 1 3 1 2 3 1 0 4 1 3 1 1 2 1 0 3 3 1 1 3 1 0 4 4 4
14 65 1 3 1 1 2 1 0 3 1 3 1 1 2 1 0 3 3 1 1 3 1 0 4 4 4
15 70 1 3 1 1 2 1 0 3 1 3 1 1 2 1 0 3 3 1 1 3 1 0 4 4 4
16 75 1 3 1 1 2 1 0 3 1 3 1 1 2 1 0 3 3 1 1 3 1 0 4 4 4
17 80 2 2 1 1 3 1 0 4 2 2 1 1 3 1 0 4 3 1 1 3 1 0 4 4 4
18 85 1 2 1 2 2 1 0 3 1 2 1 2 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
19 90 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
20 95 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
21 100 1 3 1 2 3 1 0 4 1 3 1 2 3 1 0 4 3 1 1 3 1 0 4 4 4
22 105 1 3 1 2 3 1 0 4 1 3 1 2 3 1 0 4 3 1 1 3 1 0 4 4 4
23 110 1 2 1 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 2 3 3
146

Left Hand Right Hand Body

Workstation
Tabel Tabel

Time (s)
C1 C2

Load of Force

Load of Force

Load of Force
Posture Score

Posture Score

Posture Score
N

Wrist Posture

Wrist Posture
(Left Right

Muscle Use

Muscle Use

Muscle Use
Wrist Twist

Wrist Twist
Lower Arm

Lower Arm
Final Score

Final Score

Final Score
Upper Arm

Upper Arm
o Hand + Hand +
Body) Body)

Trunk
Neck

Legs
24 115 2 2 2 1 3 1 0 4 2 2 2 1 3 1 0 4 3 1 1 3 1 0 4 4 4
25 120 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 1 1 3 1 0 4 4 4
26 125 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 1 1 3 1 0 4 4 4
27 130 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
28 135 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
29 140 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
30 145 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
31 150 1 2 1 1 2 1 0 3 1 2 1 1 2 1 0 3 3 2 1 3 1 0 4 4 4
32 155 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
33 160 2 2 1 2 3 1 0 4 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
34 165 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
35 170 1 2 1 2 2 1 0 3 2 2 1 2 3 1 0 4 3 2 1 3 1 0 4 4 4
36 175 1 3 1 2 3 1 0 4 1 3 1 2 3 1 0 4 2 1 1 2 1 0 3 3 3
147

Lampiran 7. Elemen Gerakan Kerja Line 5

Sampel Nomor: 1 (Total Elemen Kerja Diamati: 127 Gerakan)


Waktu
Elemen Waktu 1
2 (detik Durasi
No Elemen Kerja (detik
berakhir (s)
Therblig mulai)
)
Memilih potongan baju bagian badan
1 Select dari meja material menggunakan tangan 0 2 2
kanan
Memegang potongan baju bagian badan
2 Reach 2 2 <1
menggunakan tangan kanan
Menarik potongan baju bagian badan
3 Grasp 2 3 1
dan memindahkannya ke tangan kiri
Membentangkan potongan baju bagian
4 Release load 3 7 4
badan di meja kerja
Memilih potongan baju bagian lengan
5 Select dari meja material menggunakan tangan 7 7 <1
kanan
Memegang potongan baju bagian
6 Reach 7 7 <1
lengan menggunakan tangan kanan
Mengambil potongan baju bagian
7 Grasp 7 9 2
lengan dan mencari benang pengikat
8 Reach Mengambil gunting 9 10 1
9 Use Memotong benang pengikat 10 10 <1
10 Release load Meletakkan gunting 11 11 <1
Meletakkan lengan kiri dan kanan yang
11 Release load 11 12 1
terpisah ke meja jahit
Mempersiapkan potongan lengan kanan
12 Positioning 12 15 3
untuk dijahit
Menempelkan bagian lengan kanan
13 Assemble 15 23 8
dengan bagian baju
Memastikan posisi lengan kanan dan
14 Inspect 23 24 1
bagian baju sudah betul
15 Preposition Meletakkan benda kerja ke mesin jahit 24 25 1
16 Use Menjahit 25 27 2
17 Preposition Memposisikan ulang benda kerja 27 28 1
Menghalau benda kerja yang
18 Positioning 28 30 2
menghalangi pandangan
19 Use Menjahit 30 31 1
Menghalau benda kerja yang
20 Positioning 31 33 2
menghalangi pandangan
21 Preposition Memposisikan ulang benda kerja 33 33 <1
22 Use Menjahit 33 34 1
Menghalau benda kerja yang
23 Positioning 34 35 1
menghalangi pandangan
148

Waktu
Elemen Waktu 1
2 (detik Durasi
No Elemen Kerja (detik
berakhir (s)
Therblig mulai)
)
24 Preposition Memposisikan ulang benda kerja 35 37 2
25 Use Menjahit 37 37 <1
26 Preposition Memposisikan ulang benda kerja 37 39 2
27 Use Menjahit 39 41 2
28 Preposition Memposisikan ulang benda kerja 41 43 2
29 Use Menjahit 43 44 <1
30 Preposition Memposisikan ulang benda kerja 44 44 <1
31 Use Menjahit 44 46 2
32 Preposition Memposisikan ulang benda kerja 46 46 <1
33 Use Menjahit 46 47 1
34 Preposition Memposisikan ulang benda kerja 47 47 <1
35 Use Menjahit 47 49 2
36 Preposition Memposisikan ulang benda kerja 49 49 <1
37 Preposition Membentangkan ulang benda kerja 49 51 2
Memposisikan benda kerja untuk
38 Preposition diassembly dengan potongan baju 51 55 4
bagian lengan kiri
Menggapai potongan lengan baju
39 Reach 55 55 <1
bagian kiri dengan tangan kanan
Mengambil potongan lengan baju
40 Grasp 55 56 1
bagian kiri
Mempersiapkan potongan lengan baju
41 Positioning 56 58 2
bagian kiri untuk diassembly
Menempelkan bagian lengan kiri
42 Assemble 58 66 8
dengan bagian baju
Memastikan posisi lengan kiri dan
43 Inspect 66 67 1
bagian baju sudah betul
44 Preposition Meletakkan benda kerja ke mesin jahit 67 68 1
45 Use Menjahit 68 70 2
46 Preposition Memposisikan benda kerja 70 71 1
47 Use Menjahit 71 72 1
Menghalau benda kerja yang
48 Positioning 72 72 <1
menghalangi pandangan
49 Preposition Memposisikan benda kerja 72 74 2
50 Use Menjahit 74 75 1
Menghalau benda kerja yang
51 Positioning 75 76 1
menghalangi pandangan
52 Preposition Memposisikan benda kerja 76 76 <1
53 Use Menjahit 76 77 1
54 Preposition Memposisikan benda kerja 77 79 2
55 Use Menjahit 79 81 2
149

Waktu
Elemen Waktu 1
2 (detik Durasi
No Elemen Kerja (detik
berakhir (s)
Therblig mulai)
)
56 Preposition Memposisikan benda kerja 81 84 3
57 Use Menjahit 84 85 1
58 Preposition Memposisikan benda kerja 85 85 <1
59 Use Menjahit 85 86 1
60 Preposition Memposisikan benda kerja 86 86 <1
61 Use Menjahit 86 87 1
62 Preposition Memposisikan benda kerja 87 88 1
63 Use Menjahit 88 90 2
64 Dissamble Memutus tali benang dari benda kerja 90 91 1
Memegang benda kerja dengan tangan
65 Grasp 91 91 <1
kiri
Memindahkan benda kerja ke tangan
66 Hold 91 91 <1
kanan
Avoidable Mengoper benda kerja ke workstation
67 91 94 3
delay berikutnya
68 Use Menyetel mesin 94 94 <1
Memilih potongan baju bagian badan
69 Select dari meja material menggunakan tangan 94 94 <1
kanan
Memegang potongan baju bagian badan
70 Reach 94 95 1
menggunakan tangan kanan
Menarik potongan baju bagian badan
71 Grasp 95 96 1
dan memindahkannya ke tangan kiri
Membentangkan potongan baju bagian
72 Preposition 96 99 3
badan di meja kerja
Memilih potongan baju bagian lengan
73 Select dari meja material menggunakan tangan 99 100 1
kanan
Memegang potongan baju bagian
74 Reach 100 100 <1
lengan menggunakan tangan kanan
Mengambil potongan baju bagian
75 Grasp 100 102 2
lengan dan mencari benang pengikat
76 Select Mengambil gunting 102 103 1
77 Use Memotong benang pengikat 103 104 1
78 Release load Meletakkan gunting 104 104 <1
Meletakkan lengan kiri dan kanan yang
79 Release load 104 104 <1
terpisah ke meja jahit
Mempersiapkan potongan lengan kanan
80 Preposition 104 109 5
untuk dijahit
Menempelkan bagian lengan kanan
81 Assemble 109 116 7
dengan bagian baju
150

Waktu
Elemen Waktu 1
2 (detik Durasi
No Elemen Kerja (detik
berakhir (s)
Therblig mulai)
)

Memastikan posisi lengan kanan dan


82 Inspect 116 117 1
bagian baju sudah betul
83 Preposition Meletakkan benda kerja ke mesin jahit 117 121 4
84 Use Menjahit 121 122 1
85 Preposition Memposisikan benda kerja 122 123 1
86 Use Menjahit 123 124 1
Menghalau benda kerja yang
87 Positioning 124 126 2
menghalangi pandangan
88 Use Menjahit 126 129 3
Menghalau benda kerja yang
89 Positioning 129 132 3
menghalangi pandangan
90 Preposition Memposisikan benda kerja 132 133 1
91 Use Menjahit 133 133 <1
92 Preposition Memposisikan benda kerja 133 136 3
93 Use Menjahit 136 138 2
94 Preposition Memposisikan benda kerja 138 139 1
95 Use Menjahit 139 140 1
96 Grasp Mengambil Gunting 140 141 1
97 Dissamble Memisahkan benda kerja dari alat jahit 141 142 1
Memposisikan benda kerja dan
98 Preposition 142 145 3
meletakkan gunting
Memposisikan benda kerja untuk
99 Preposition diassembly dengan potongan baju 145 147 2
bagian lengan kiri
Memilih lengan kiri dari meja material
100 Select 147 147 <1
menggunakan tangan kanan
Mengambil potongan bagian lengan kiri
101 Reach 147 147 <1
dan mencari benang pengikat
Mempersiapkan potongan lengan kiri
102 Preposition 147 149 2
untuk dijahit
Menempelkan bagian lengan kiri
103 Assemble 149 153 4
dengan bagian baju
Memastikan posisi lengan kiri dengan
104 Inspect 153 154 1
bagian baju sudah betul
105 Preposition Meletakkan benda kerja ke mesin jahit 154 156 2
Menghalau benda kerja yang
106 Positioning 156 159 3
menghalangi pandangan
107 Use Menjahit 159 160 1
108 Preposition Memposisikan benda kerja 160 162 2
109 Use Menjahit 162 163 1
Menghalau benda kerja yang
110 Positioning 163 164 1
menghalangi pandangan
151

Waktu
Elemen Waktu 1
2 (detik Durasi
No Elemen Kerja (detik
berakhir (s)
Therblig mulai)
)
111 Use Menjahit 164 165 1
112 Preposition Memposisikan benda kerja 165 166 1
113 Use Menjahit 166 168 2
114 Preposition Memposisikan benda kerja 168 170 2
115 Use Menjahit 170 171 1
Avoidable
116 Membersihkan benda kerja 171 174 3
delay
117 Preposition Memposisikan benda kerja 174 175 1
118 Use Menjahit 175 177 2
Menghalau benda kerja yang
119 Positioning 177 179 2
menghalangi pandangan
120 Use Menjahit 179 180 1
121 Preposition Memposisikan benda kerja 180 180 <1
122 Use Menjahit 180 181 1
123 Preposition Memposisikan benda kerja 181 182 1
124 Use Menjahit 182 183 1
125 Dissamble Memisahkan benda kerja dari alat jahit 183 185 2
126 Use Mematikan mesin 185 187 2
Avoidable Melemparkan benda kerja ke
127 187 187 <1
delay workstation berikutnya

Sampel Nomor: 2 (Total Elemen Kerja Diamati: 40 Gerakan)

Elemen Waktu 1 Waktu 2


Durasi
No Elemen Kerja (detik (detik
(s)
Therblig mulai) berakhir)
1 Inspect Menginspeksi kain 0 1 1
2 Positioning Meletakkan kain di meja 1 2 1
3 Preposition Memposisikan kain di area mesin jahit 2 8 6
4 Preposition Mempersiapkan arah jahit 8 10 2
5 Use Menjahit (dorong maju) 10 13 3
6 Move Menarik kain 13 14 1
7 Unavoidable Setting benang jahit 14 28 14
delay
8 Move Membalikkan kain 28 32 4
9 Preposition Memposisikan kain di area mesin jahit 32 35 3
10 Preposition Mempersiapkan arah jahit 35 37 2
11 Use Menjahit (dorong maju) 37 41 4
12 Move Menarik kain 41 42 1
13 Unavoidable Mencabut benang 42 42 0
delay
152

Elemen Waktu 1 Waktu 2


Durasi
No Elemen Kerja (detik (detik
(s)
Therblig mulai) berakhir)
14 Avoidable Melipat benda hasil kerja 42 50 8
delay
15 Avoidable Menaruh benda hasil kerja di meja WIP 50 51 1
Delay
16 Grasp Mengambil kain di meja WIP 51 51 0
17 Inspect Menginspeksi kain 51 55 4
18 Preposition Memposisikan kain di area mesin jahit 55 62 7
19 Preposition Mempersiapkan arah jahit 62 63 1
20 Use Menjahit (dorong maju) 63 65 2
21 Move Menarik kain 65 67 2
22 Move Membalikkan kain 67 68 1
23 Preposition Memposisikan kain di area mesin jahit 68 72 4
24 Preposition Mempersiapkan arah jahit 72 73 1
25 Use Menjahit (dorong maju) 73 76 3
26 Move Menarik kain 76 77 1
27 Avoidable Melipat benda hasil kerja 77 84 7
Delay
28 Avoidable Menaruh benda hasil kerja di meja WIP 84 84 0
Delay
29 Grasp Mengambil kain di meja WIP 84 85 1
30 Preposition Memposisikan kain di area mesin jahit 85 93 8
31 Preposition Mempersiapkan arah jahit 93 94 1
32 Use Menjahit (dorong maju) 94 97 3
33 Move Menarik kain 97 98 1
34 Move Membalikkan kain 98 100 2
35 Preposition Memposisikan kain di area mesin jahit 100 102 2
36 Preposition Mempersiapkan arah jahit 102 103 1
37 Use Menjahit (dorong maju) 103 106 3
38 Move Menarik kain 106 107 1
39 Positioning Melipat kain 107 112 5
40 Positioning Menaruh benda hasil kerja di meja WIP 112 113 1

SUMMARY
UNEFFECTIVE MOTION UNEFFECTIVE MOTION
COUNT COUNT
SAMPLE NO. 1 – LINE 5 SAMPLE NO. 2 – LINE 5
Select 6 Select 0
Avoidable Delay 3 Avoidable Delay 4
Delay 0 Delay 0
Positioning 12 Positioning 3
Inspect 4 Inspect 2
153

SUMMARY
UNEFFECTIVE MOTION UNEFFECTIVE MOTION
COUNT COUNT
SAMPLE NO. 1 – LINE 5 SAMPLE NO. 2 – LINE 5
Hold 1 Hold 0
Rest 0 Rest 0
Search 0 Search 0
Unavoidable Delay 0 Unavoidable Delay 2
Plan 0 Plan 0
TOTAL 26 TOTAL 11
% 20.4% % 27.5%
Rata-Rata Uneffective Motion Line No. 5 by Sample: 23.95%
154

Lampiran 8. Elemen Gerakan Kerja Line No. 9

Sampel Nomor: 1 (Total Elemen Kerja Diamati: 53 Gerakan)

Wakt
Waktu
Elemen u1
2 (detik Duras
No Elemen Kerja (detik
berakhir i (s)
Therblig mulai
)
)
Menjahit saku di kain
1 Use 0 6 6
(menempatkan titik jahit awal)
2 Preposition Memutar kain 6 8 2
Menjahit saku di kain (tanam
3 Use benang untuk mulai jahit di kanan 8 10 2
atas saku)
4 Preposition Memutar kain 10 11 1
Unavoidable
5 Meluruskan kain yang terlipat 11 13 2
delay
6 Grasp Mengambil jarum dedel 13 13 0
Menandai posisi saku di kain untuk
7 Use 13 20 7
melanjutkan penjahitan
8 Grasp Mengambil penggaris 20 21 1
Memastikan saku berada di posisi
9 Inspect yang tepat pada kain (menggunakan 21 31 10
penggaris)
10 Release Mengembalikan penggaris 31 31 0
11 Use Menjahit saku di kain (dorong maju) 31 38 7
12 Preposition Memutar kain 38 39 1
13 Use Menjahit saku di kain (dorong maju) 39 44 5
14 Preposition Memutar kain 44 47 3
15 Preposition Merapihkan posisi saku 47 53 6
16 Use Menjahit saku di kain (dorong maju) 53 59 6
17 Preposition Memutar kain 59 60 1
Menjahit saku di kain (tanam
18 Use 60 61 1
benang untuk mengakhiri jahit)
19 Preposition Memutar kain 61 63 2
Menjahit saku di kain (jahit akhir,
20 Use 63 65 2
memutus benang)
21 Grasp Mengambil gunting 65 65 0
22 Use Memotong sisa benang 65 69 4
23 Avoidable delay Melipat benda hasil kerja 69 72 3
Meletakkan benda hasil kerja di
24 Avoidable delay 72 73 1
meja wip
25 Select Mengambil kain baru 73 74 1
26 Positioning Meletakkan kain di meja kerja 74 78 4
27 Positioning Meletakkan pola saku di atas kain 78 81 3
155

Wakt
Waktu
Elemen u1
2 (detik Duras
No Elemen Kerja (detik
berakhir i (s)
Therblig mulai
)
)
Membersihkan sampah benang yang
28 Inspect 81 83 2
menempel pada kain
29 Preposition Memposisikan saku di atas kain 83 89 6
Menjahit saku di kain
30 Use 89 93 4
(menempatkan titik jahit awal)
31 Preposition Memutar kain 93 97 4
Menjahit saku di kain (tanam
32 Use benang untuk mulai jahit di kanan 97 98 1
atas saku)
33 Preposition Memutar kain 98 99 1
34 Use Memposisikan saku di atas kain 99 103 4
35 Grasp Mengambil jarum dedel 103 103 0
36 Preposition Mengarahkan arah jahit 103 104 1
37 Use Menjahit saku di kain (dorong maju) 104 106 2
38 Inspect Merapihkan benang 106 109 3
39 Use Menjahit (dorong maju) 109 112 3
40 Preposition Memutar kain 112 115 3
Memastikan posisi saku tidak
41 Preposition 115 117 2
bergeser
42 Use Menjahit (dorong maju) 117 122 5
43 Preposition Memutar kain 122 124 2
44 Use Menjahit (dorong maju) 124 128 4
45 Preposition Memutar kain 128 129 1
Menjahit (tanam benang untuk
46 Use 129 130 1
mengakhiri jahit)
47 Preposition Memutar kain 130 131 1
Menjahit (jahit akhir, memutus
48 Use 131 133 2
benang)
49 Grasp Mengambil gunting 133 135 2
50 Use Menggunting sisa benang 135 135 0
51 Release Meletakkan gunting kembali 135 136 1
52 Avoidable delay Melipat benda hasil kerja 136 141 5
Meletakkan benda hasil kerja di
53 Avoidable delay 141 143 2
meja wip

Sampel Nomor: 2 (Total Elemen Kerja Diamati: 58 Gerakan)


156

Wakt
Waktu
u1
2 (detik Duras
No Elemen Therblig Elemen Kerja (detik
berakhir i (s)
mulai
)
)
Meletakkan kain di area mesin
1 Positioning 0 8 8
kerja
Memasang stiker penanda pada
2 Avoidable delay 8 13 5
kain
Memilih benda kerja 2 (pocket)
3 Select yang akan dipasangkan pada 13 15 2
kain
4 Grasp Mengambil pocket 15 20 5
Memposisikan pocket di atas
5 Positioning 20 30 10
kain
Menjahit saku di kain
6 Use 30 37 7
(menempatkan titik jahit awal)
7 Preposition Memutar kain 37 38 1
Menjahit saku di kain (tanam
8 Use benang untuk mulai jahit di 38 42 4
kanan atas saku)
9 Preposition Memutar kain 42 43 1
10 Avoidable delay Merapihkan kain yang terlipat 43 45 2
11 Preposition Merapihkan posisi saku 45 54 9
12 Grasp Mengambil jarum dedel 54 57 3
Menandai posisi saku di kain
13 Use 57 61 4
untuk melanjutkan penjahitan
14 Use Menjahit saku (dorong maju) 61 72 11
15 Preposition Memutar kain 72 74 2
16 Preposition Merapihkan posisi saku 74 79 5
17 Use Menjahit saku (dorong maju) 79 87 8
18 Preposition Memutar kain 87 93 6
19 Use Menjahit saku (dorong maju) 93 109 16
20 Preposition Memutar kain 109 111 2
21 Use Menjahit saku (dorong maju) 111 114 3
22 Preposition Memutar kain 114 116 2
Menjahit saku di kain (tanam
23 Use 116 121 5
benang untuk mengakhiri jahit)
Memutuskan benang dan
24 Inspect 121 129 8
inspeksi benda kerja akhir
25 Avoidable delay Melipat benda kerja selesai 129 141 12
Meletakkan benda kerja selesai
26 Avoidable delay 141 143 2
di meja WIP
27 Select Memilih benda kerja 1 (kain) 143 145 2
157

Wakt
Waktu
u1
2 (detik Duras
No Elemen Therblig Elemen Kerja (detik
berakhir i (s)
mulai
)
)
Meletakkan kain di area mesin
28 preposition 145 151 6
kerja
Memasang stiker penanda pada
29 Avoidable delay 151 155 4
kain
30 Preposition Mengambil pocket 155 160 5
Memposisikan pocket di atas
31 Positioning 160 173 13
kain
Menjahit saku di kain
32 Use 173 179 6
(menempatkan titik jahit awal)
33 Preposition Memutar kain 179 181 2
Menjahit saku di kain (tanam
34 Use benang untuk mulai jahit di 181 184 3
kanan atas saku)
35 Preposition Memutar kain 184 186 2
36 Avoidable delay Merapihkan kain yang terlipat 186 191 5
37 Preposition Merapihkan posisi saku 191 199 8
38 Use Menjahit saku (dorong maju) 199 213 14
39 Preposition Memutar kain 213 216 3
40 Preposition Merapihkan posisi saku 216 224 8
41 Use Menjahit saku (dorong maju) 224 231 7
42 Preposition Memutar kain 231 234 3
43 Use Menjahit saku (dorong maju) 234 253 19
Unavoidable
44 Setting mesin 253 279 26
Delay
45 Inspect Membersihkan benang 279 288 9
Menjahit saku di kain (tanam
46 Use 288 296 8
benang setelah setting mesin)
47 Use Menjahit saku (dorong maju) 296 304 8
48 Preposition Memutar kain 304 307 3
49 Use Menjahit saku (dorong maju) 307 310 3
50 Preposition Memutar kain 310 313 3
51 Inspect Merapihkan benang 313 323 10
52 Use Menjahit saku (dorong maju) 323 330 7
53 Preposition Memutar kain 330 332 2
54 Use Menjahit saku (dorong maju) 332 334 2
55 Preposition Memutar kain 334 335 1
Menjahit saku di kain (tanam
56 Use 335 342 7
benang untuk mengakhiri jahit)
158

Wakt
Waktu
u1
2 (detik Duras
No Elemen Therblig Elemen Kerja (detik
berakhir i (s)
mulai
)
)
Memutuskan benang dan
57 Inspect 342 367 25
inspeksi benda kerja akhir
58 Avoidable delay Melipat benda kerja selesai 367 371 4

SUMMARY
UNEFFECTIVE MOTION UNEFFECTIVE MOTION
COUNT COUNT
SAMPLE NO. 1 – LINE 9 SAMPLE NO. 2 – LINE 9
Select 1 Select 2
Avoidable Delay 4 Avoidable Delay 7
Delay 0 Delay 0
Positioning 2 Positioning 3
Inspect 3 Inspect 4
Hold 0 Hold 0
Rest 0 Rest 0
search 0 search 0
UNAVOIDABLE DELAY 1 UNAVOIDABLE DELAY 1
PLAN 0 PLAN 0
TOTAL 11 TOTAL 17
% 21% % 29%
Rata-Rata Uneffective Motion Line No. 5 by Sample: 25%
159

Lampiran 9. Elemen Gerakan Kerja Line No. 10

Sampel Nomor: 1 (Total Elemen Kerja Diamati: 69 Gerakan)


Waktu
Elemen Waktu 2
1 Durasi
No Elemen Kerja (detik
(detik
(s)
Therblig mulai)
berakhir)

Menempelkan 2 kain terpisah


1 Assembly menjadi benda kerja (Hisashi Ura 0 2 2
& Omote)
Menaruh benda kerja di area mesin
2 Preposition 2 2 0
jahit
3 Preposition Mengarahkan arah jahit 2 3 1
4 Use Menjahit (dorong maju lurus) 3 4 1
5 Preposition Mengarahkan arah jahit 4 5 1
6 Use Menjahit (dorong maju memutar) 5 6 1
7 Preposition Mengarahkan arah jahit 6 6 0
8 Use Menjahit (dorong maju memutar) 6 7 1
9 Preposition Mengarahkan arah jahit 7 7 0
10 Use Menjahit (dorong maju memutar) 7 8 1
11 Preposition Mengarahkan arah jahit 8 8 0
12 Use Menjahit (dorong maju memutar) 8 9 1
13 Preposition Mengarahkan arah jahit 9 9 0
14 Use Menjahit (dorong maju memutar) 9 10 1
15 Preposition Mengarahkan arah jahit 10 10 0
16 Use Menjahit (dorong maju memutar) 10 11 1
17 Preposition Mengarahkan arah jahit 11 11 0
18 Use Menjahit (dorong maju memutar) 11 12 1
19 Preposition Mengarahkan arah jahit 12 12 0
20 Use Menjahit (dorong maju lurus) 12 13 1
21 Use Memotong benang jahit 13 13 0
Menaruh benda hasil kerja ke
22 Avoidable delay 13 14 1
samping (tempat WIP sementara)
Mengambil 1 kain bagian bawah
23 Avoidable delay 14 15 1
dengan tangan kiri
Mengambil 1 kain bagian bawah
24 Avoidable delay 15 16 1
dengan tangan kanan
Menempelkan 2 kain terpisah
25 Assembly menjadi benda kerja (Hisashi Ura 16 19 3
& Omote)
Menaruh benda kerja di area mesin
26 Preposition 19 19 0
jahit
27 Preposition Mengarahkan arah jahit 19 20 1
28 Use Menjahit (dorong maju lurus) 20 21 1
160

Waktu
Elemen Waktu 2
1 Durasi
No Elemen Kerja (detik
(detik
(s)
Therblig mulai)
berakhir)

29 Preposition Mengarahkan arah jahit 21 22 1


30 Use Menjahit (dorong maju memutar) 22 23 1
31 Preposition Mengarahkan arah jahit 23 23 0
32 Use Menjahit (dorong maju memutar) 23 24 1
33 Preposition Mengarahkan arah jahit 24 24 0
34 Use Menjahit (dorong maju memutar) 24 25 1
35 Preposition Mengarahkan arah jahit 25 25 0
36 Use Menjahit (dorong maju memutar) 25 26 1
37 Preposition Mengarahkan arah jahit 26 26 0
38 Use Menjahit (dorong maju memutar) 26 27 1
39 Preposition Mengarahkan arah jahit 27 27 0
40 Use Menjahit (dorong maju memutar) 27 28 1
41 Preposition Mengarahkan arah jahit 28 28 0
42 Use Menjahit (dorong maju memutar) 28 29 1
43 Preposition Mengarahkan arah jahit 29 3 -26
44 Use Menjahit (dorong maju lurus) 30 31 1
45 Use Memotong benang jahit 31 31 0
Menaruh benda hasil kerja ke
46 Avoidable delay 31 32 1
samping (tempat WIP sementara)
Mengambil 1 kain bagian bawah
47 Avoidable delay 32 33 1
dengan tangan kiri
Mengambil 1 kain bagian bawah
48 Avoidable delay 33 34 1
dengan tangan kanan
Menempelkan 2 kain terpisah
49 Assembly menjadi benda kerja (Hisashi Ura 34 36 2
& Omote)
Menaruh benda kerja di area mesin
50 Preposition 36 37 1
jahit
51 Preposition Mengarahkan arah jahit 37 38 1
52 Use Menjahit (dorong maju memutar) 38 41 3
53 Preposition Mengarahkan arah jahit 41 41 0
54 Use Menjahit (dorong maju memutar) 41 42 1
55 Preposition Mengarahkan arah jahit 42 42 0
56 Use Menjahit (dorong maju memutar) 42 43 1
57 Preposition Mengarahkan arah jahit 43 44 1
58 Use Menjahit (dorong maju memutar) 44 44 0
59 Preposition Mengarahkan arah jahit 44 44 0
60 Use Menjahit (dorong maju memutar) 44 45 1
161

Waktu
Elemen Waktu 2
1 Durasi
No Elemen Kerja (detik
(detik
(s)
Therblig mulai)
berakhir)

61 Use Mengarahkan arah jahit 45 45 0


62 Preposition Menjahit (dorong maju memutar) 45 46 1
63 Use Mengarahkan arah jahit 46 46 0
64 Preposition Menjahit (dorong maju memutar) 46 47 1
65 Use Mengarahkan arah jahit 47 47 0
66 Preposition Menjahit (dorong maju memutar) 47 47 0
67 Use Mengarahkan arah jahit 47 48 1
68 Preposition Menjahit (dorong maju lurus) 48 49 1
69 Use Memotong benang jahit 49 49 0

Sampel No: 2 (Total Elemen Kerja Diamati: 47 Gerakan)


Waktu
Elemen Waktu 2
1 Durasi
No Elemen Kerja (detik
(detik
(s)
Therblig mulai)
berakhir)

1 Preposition Mengambil benda kerja 1 (Boutai) 0 1 1


2 Preposition Mengambil benda kerja 2 (Inch 1 4 3
Tape)
3 Assembly Memposisikan benda kerja 1 dan 2 4 12 8
untuk digabung jahit
4 Use Menjahit (Dorong maju) 12 15 3
5 Preposition Mengarahkan arah jahit 15 17 2
6 Use Menjahit (Dorong maju) 17 17 0
7 Preposition Mengarahkan arah jahit 17 17 0
8 Use Menjahit (Dorong maju) 17 19 2
9 Positioning Menghalau benda kerja 2 yang 19 21 2
menghalangi pandangan
10 Use Menjahit (Dorong maju) 21 22 1
11 Preposition Mengarahkan arah jahit 22 23 1
12 Use Menjahit (Dorong maju) 23 23 0
13 Preposition Mengarahkan arah jahit 23 24 1
14 Use Menjahit (Dorong maju) 24 25 1
15 Preposition Mengarahkan arah jahit 25 25 0
16 Use Menjahit (Dorong maju) 25 27 2
18 Preposition Mengarahkan arah jahit 27 27 0
19 Use Menjahit (Dorong maju) 27 28 1
20 Preposition Mengarahkan arah jahit 28 28 0
21 Use Menjahit (Dorong maju) 28 31 3
162

Waktu
Elemen Waktu 2
1 Durasi
No Elemen Kerja (detik
(detik
(s)
Therblig mulai)
berakhir)

22 Preposition Mengarahkan arah jahit 31 32 1


23 Use Menjahit (Dorong maju) 32 33 1
24 Preposition Mengarahkan arah jahit 33 33 0
25 Use Menjahit (Dorong maju) 33 35 2
26 Preposition Mengarahkan arah jahit 35 35 0
28 Use Menjahit (Dorong maju) 35 36 1
29 Preposition Mengarahkan arah jahit 36 36 0
30 Use Menjahit (Dorong maju) 36 38 2
31 Preposition Mengarahkan arah jahit 38 40 2
33 Use Menjahit (Dorong maju) 40 42 2
34 Preposition Mengarahkan arah jahit 42 42 0
35 Use Menjahit (Dorong maju) 42 43 1
36 Preposition Mengarahkan arah jahit 43 44 1
37 Use Menjahit (Dorong maju) 44 45 1
38 Preposition Mengarahkan arah jahit 45 45 0
39 Use Menjahit (Dorong maju) 45 47 2
40 Preposition Mengarahkan arah jahit 47 47 0
41 Use Menjahit (Dorong maju) 47 48 1
42 Preposition Mengarahkan arah jahit 48 48 0
43 Use Menjahit (Dorong maju) 49 52 3
44 Grasp Mengambil gunting dengan tangan 52 52 0
kanan
45 Use Menggunting sisa benda kerja 2 52 57 5
46 Release Meletakkan gunting kembali 57 58 1
47 Avoidable Menaruh benda hasil kerja di 58 59 1
delay penyimpanan WIP

SUMMARY
UNEFFECTIVE MOTION UNEFFECTIVE MOTION
COUNT COUNT
SAMPLE NO. 1 – LINE 10 SAMPLE NO. 2 – LINE 10
Select 0 Select 0
Avoidable delay 6 Avoidable delay 1
Delay 0 Delay 0
Positioning 0 Positioning 1
Inspect 0 Inspect 0
Hold 0 Hold 0
Rest 0 Rest 0
Search 0 Search 0
163

SUMMARY
UNEFFECTIVE MOTION UNEFFECTIVE MOTION
COUNT COUNT
SAMPLE NO. 1 – LINE 10 SAMPLE NO. 2 – LINE 10
Unavoidable delay 0 Unavoidable delay 0
Plan 0 Plan 0
TOTAL 6 TOTAL 2
% 9% % 4.2%
Rata-Rata Uneffective Motion Line No. 5 by Sample: 6.6%
164

Lampiran 10A. Hasil Pengambilan Data Pencahayaan Line 5

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25')

1 411 412 406 399 406 398 841 840 882 877 918 866 393 377 388 422 414 459
2 396 382 402 406 406 398 703 720 662 682 619 709 377 393 408 424 397 365
3 440 421 439 442 443 451 941 940 953 942 992 947 356 375 354 382 383 424
4 621 616 603 626 622 627 1440 1629 1420 1584 1376 1549 350 339 375 418 395 435
5 644 640 429 644 649 651 1035 1373 1061 1371 1028 1321 340 291 313 347 330 290
6 412 412 401 427 431 416 973 944 1022 977 1044 957 300 255 229 273 322 317
7 322 321 316 323 327 331 540 560 510 604 547 571 313 288 279 276 283 298
8 364 365 366 369 371 385 470 412 449 395 420 440 370 321 279 276 294 338
9 422 424 416 436 439 441 610 612 652 653 677 638 421 398 413 463 448 496
10 380 364 348 386 399 401 613 608 576 578 583 585 361 346 298 343 334 350
11 306 305 309 289 321 327 466 348 445 388 395 397 284 327 342 293 250 242
12 277 271 269 278 277 301 300 351 278 367 307 348 236 254 211 195 170 198
13 465 460 461 466 472 477 521 519 502 538 506 515 297 272 307 310 287 249
14 599 591 592 601 609 606 1220 1349 1230 1340 1232 1350 308 274 245 201 205 209
15 582 599 601 580 609 587 1250 1267 1278 1261 1296 1283 318 368 322 367 344 357
16 555 544 532 591 570 566 1080 1119 1122 1129 1115 1177 307 355 361 337 375 356
17 346 330 332 348 349 357 521 446 544 475 571 437 330 306 258 280 231 274
165

Lampiran 10B. Hasil Pengambilan Data Pencahayaan Line 9


166

Lampiran 10C. Hasil Pengambilan Data Pencahayaan Line 10

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25')

1 335 336 342 337 343 341 352 351 350 349 352 348 334 340 339 340 339 339
2 394 395 395 395 395 396 419 418 418 417 417 418 364 371 370 376 369 370
3 310 315 325 327 324 323 392 391 392 393 393 393 385 390 389 374 372 380
4 429 428 419 420 416 417 444 443 444 443 444 442 438 442 438 439 436 441
5 380 387 384 379 383 380 392 394 398 397 398 395 432 439 444 434 419 431
6 397 393 395 397 397 398 435 436 437 438 435 438 446 447 482 439 434 429
7 374 376 372 380 380 380 411 410 408 407 408 407 374 380 392 401 388 379
8 440 443 442 444 441 442 405 409 404 406 407 408 399 408 411 401 406 408
1B 516 515 508 509 512 510 527 528 528 528 529 522 541 544 560 542 559 557
2B 594 593 593 593 591 591 604 606 602 604 604 609 471 473 481 480 469 472
3B 575 576 580 590 576 578 595 600 599 598 595 593 445 446 448 443 451 442
4B 620 619 622 621 615 612 661 660 662 658 657 660 457 459 467 471 449 454
5G 596 598 597 596 597 597 594 596 596 597 597 596 432 432 439 429 441 438
6G 518 518 517 518 519 518 558 560 563 565 567 562 470 476 479 471 469 461
7B 586 586 587 586 588 587 575 577 572 574 571 574 496 501 502 503 491 494
8B 590 585 592 589 591 590 450 451 452 449 450 451 470 470 486 466 472 466
167

Lampiran 11A. Hasil Pengambilan Data Suhu Kering Line 5

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60')

1 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 31.9 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
2 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 31.9 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
3 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
4 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
5 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
6 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
7 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
8 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
9 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
10 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
11 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
12 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
13 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.4
14 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.3
15 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.3
16 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.3
17 28.7 29.1 29.1 29.3 29.5 30.4 31.9 31.9 31.9 32 32 32.5 30.2 30 29.9 29.7 29.6 29.3
168

Lampiran 11B. Hasil Pengambilan Data Suhu Kering Line 9

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60')

1 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.3
2 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
3 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
4 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
5 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
6 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
1B 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
2B 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
3B 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
4B 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
5G 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
6G 28.5 28.7 29 29.1 29.3 30.2 31.6 31.7 31.8 31.9 31.9 32.3 30.2 29.9 29.8 29.7 29.5 29.2
169

Lampiran 11C. Hasil Pengambilan Data Suhu Kering Line 10

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60')

1 28.6 28.9 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
2 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
3 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
4 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
5 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
6 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
7 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
8 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
1B 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
2B 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
3B 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
4B 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
5G 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
6G 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
7B 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
8B 28.6 28.8 29 29.2 29.4 30.2 31.8 31.8 31.8 31.9 31.9 32.4 30.2 30.1 29.9 29.8 29.6 29.3
170

Lampiran 12A. Hasil Pengambilan Data Kelembaban Line 5

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25')

1 54.8 54.0 53.3 53.0 52.1 50.8 39.2 39.2 39.1 39.1 38.9 37.8 45.6 47.5 47.8 48.0 48.5 48.8
2 54.8 54.5 53.7 53.6 52.8 52.6 39.3 39.1 38.4 37.8 37.5 35.8 45.6 47.4 47.6 48.1 48.2 50.2
3 54.8 53.8 52.9 52.4 51.9 51.5 39.2 39.0 38.5 38.4 37.5 36.0 46.1 47.3 47.7 47.8 48.1 48.9
4 54.8 53.9 53.5 53.0 52.1 51.5 39.0 39.1 38.5 38.2 37.5 36.1 46.3 47.3 47.6 48.0 48.3 48.5
5 54.8 54.6 53.8 53.4 52.9 51.8 39.3 39.5 39.1 38.4 37.5 36.7 46.2 47.1 47.4 47.8 48.3 50.2
6 54.7 54.5 54.4 54.3 53.4 52.3 39.2 40.2 40.1 39.7 39.2 37.3 47.9 47.9 48.2 48.3 48.7 49.4
7 54.7 54.1 53.7 53.6 52.6 51.3 39.3 40.3 40.3 39.5 39.0 37.5 47.2 48.5 48.7 48.9 49.4 50.0
8 54.7 54.5 54.3 53.4 52.5 50.8 39.1 39.9 39.7 39.7 39.1 38.3 46.4 47.2 47.4 47.7 48.0 48.2
9 54.7 53.8 53.5 53.2 52.5 50.8 39.1 39.4 39.2 38.5 38.0 36.6 45.4 46.7 47.0 47.4 47.9 47.9
10 53.5 53.5 53.0 53.0 52.5 51.7 39.3 39.5 39.4 38.6 37.6 35.9 45.5 46.9 47.0 47.2 47.2 48.1
11 53.5 53.0 52.1 51.4 50.8 50.4 40.4 39.6 39.1 38.7 37.8 36.2 46.6 48.1 48.4 48.5 48.9 50.6
12 53.5 53.3 53.2 52.2 51.7 50.1 41.0 39.9 39.9 39.4 39.4 39.1 46.2 48.2 48.6 49.0 49.2 49.8
13 53.8 53.4 52.4 51.6 50.7 49.3 40.5 40.0 40.0 39.7 39.4 38.1 46.8 48.4 48.7 49.1 49.3 50.6
14 54 53.5 52.5 52.4 52.0 50.2 39.4 40.9 40.1 39.4 39.2 38.5 46.9 48.5 49.0 49.1 49.1 50.9
15 54.4 53.6 53.1 52.9 52.3 51.3 39.3 40.2 39.7 38.9 38.7 37.9 46.4 49.3 49.7 50.2 50.7 52.1
16 54.5 54.5 53.7 53.4 52.8 52.7 40.5 39.0 38.1 38.0 37.7 37.2 47.3 49.2 49.4 49.9 50.1 51.8
17 54.4 53.6 52.8 52.4 51.5 50.9 40.4 40.6 40.4 40.1 39.7 39.2 47.8 49.3 49.7 50.0 50.3 51.2
171

Lampiran 12B. Hasil Pengambilan Data Kelembaban Line 9

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60')

1 61.9 62.3 60.7 60.2 59.5 58.2 40.0 39.4 39.0 38.3 37.5 36.3 46.0 46.8 47.1 47.5 47.9 47.9
2 61.8 61.6 60.7 60.1 59.7 59.4 40.2 39.5 38.6 38.0 37.5 36.0 46.2 47.4 47.8 48.1 48.6 49.4
3 61.8 61.4 60.8 60.1 59.8 58.3 40.1 39.4 38.5 38.0 37.2 37.1 46.1 47.8 48.1 48.2 48.2 49.0
4 61.5 61.4 61.0 60.9 60.6 59.4 40.1 39.2 38.8 38.6 37.9 37.6 46.1 46.7 47.0 47.2 47.3 49.0
5 61.6 61.8 61.1 61.0 60.8 59.1 40.1 39.2 39.1 38.8 38.6 38.2 45.3 46.6 46.9 46.9 47.1 47.6
6 61.4 61.4 60.9 60.5 60.0 59.5 40.2 39.1 38.8 38.1 37.6 36.7 45.3 47.7 47.8 47.9 48.0 49.6
1B 62.0 61.3 60.9 60.6 60.0 59.2 39.5 38.6 37.9 37.8 37.2 36.2 45.7 47.5 47.7 47.8 48.2 48.5
2B 61.7 61.0 60.7 60.2 59.5 59.1 39.5 38.7 38.1 37.4 36.9 35.7 46.0 47.1 47.5 47.9 48.3 48.5
3B 61.6 61.2 60.7 60.6 59.9 58.8 39.6 38.7 37.7 37.2 36.5 36.5 45.7 47.0 47.1 47.1 47.3 49.2
4B 61.0 60.3 60.6 59.8 59.2 58.6 40.1 39.0 38.7 38.0 37.6 36.1 46.0 47.0 47.4 47.6 47.6 49.4
5G 61.7 60.4 61.1 60.3 60.2 58.6 39.2 39.0 38.5 38.3 37.4 36.4 45.7 47.4 47.7 48.0 48.3 49.3
6G 61.4 60.9 61.2 60.4 59.7 58.9 39.1 38.9 38.7 37.9 37.3 35.9 45.5 47.0 47.4 47.6 47.7 49.6
172

Lampiran 12C. Hasil Pengambilan Data Kelembaban Line 10

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60')

1 62.2 62.4 61.1 60.9 60.8 59.7 40.1 39.7 39.1 38.9 38.1 37.4 45.5 46.8 46.9 47.0 47.3 47.5
2 62.3 61.8 61.2 60.6 60.3 59.4 40.2 38.7 38.2 37.8 37.5 35.8 45.6 47.8 48.3 48.6 48.7 49.2
3 62.3 61.5 61.2 60.5 60.3 58.6 40.2 38.5 37.5 37.3 36.6 35.0 45.9 46.3 46.3 46.7 47.0 47.1
4 6.3 61.3 61.0 60.6 60.2 58.6 40.2 38.5 37.8 36.9 36.9 35.6 45.9 46.0 46.4 46.4 46.5 46.8
5 62.3 61.7 61.1 61.0 60.2 59.1 40.2 38.4 38.1 37.9 37.3 35.9 45.4 45.8 46.1 46.2 46.2 46.3
6 62.3 61.6 60.1 59.1 58.2 56.9 40.2 38.3 37.5 37.4 37.4 35.4 44.8 45.4 45.5 45.5 45.8 46.0
7 62.3 61.3 59.9 59.3 58.5 56.6 40.2 38.4 37.9 37.6 36.8 35.1 44.9 45.3 45.5 45.9 46.3 46.6
8 62.2 61.4 60.0 59.6 59.4 57.7 40.2 38.5 37.8 36.8 36.0 34.5 44.9 45.3 45.4 45.9 46.3 46.4
1B 62.7 61.1 60.7 60.0 59.7 59.4 39.5 38.6 38.3 37.8 36.9 35.1 47.1 47.3 47.6 47.8 48.0 48.5
2B 62.6 61.4 60.6 59.6 59.6 59.3 39.6 38.7 38.4 38.3 37.5 37.5 46.3 47.4 47.9 48.3 48.4 48.7
3B 61.3 60.9 60.4 59.5 58.9 57.2 40.2 38.7 38.1 37.5 37.3 36.6 45.5 47.4 47.5 47.6 48.1 48.4
4B 61.3 60.9 60.5 59.9 59.8 59.0 40.3 39.0 38.6 38.2 37.4 36.8 45.5 46.5 46.8 47.3 47.6 48.0
5G 62.6 61.0 60.4 59.8 59.8 58.7 40.1 39.0 38.1 37.3 37.1 36.4 45.4 46.1 46.2 46.6 46.8 47.3
6G 62.7 61.4 60.3 59.7 59.2 59.1 40.2 38.9 38.7 38.2 38.0 36.3 45.3 46.1 46.6 47.0 47.0 47.4
7B 62.7 61.2 60.2 60.2 59.3 59.1 40.6 38.9 38.8 38.4 38.1 36.3 45.4 46.1 46.3 46.7 47.1 47.3
8B 62.9 61.1 60.1 59.8 58.9 57.5 40.7 38.9 38.3 38.2 37.5 36.0 45.2 46.3 46.5 47.0 47.1 47.6
173

Lampiran 13A. Hasil Pengambilan Data Kecepatan Angin Line 5

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25')

1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
2 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
3 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
4 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
5 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
6 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
7 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
8 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
9 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
10 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
11 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
12 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
13 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
14 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
15 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
16 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
17 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
174

Lampiran 13B. Hasil Pengambilan Data Kecepatan Angin Line 9

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60')

1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
2 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
3 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
4 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
5 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
6 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
1B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
2B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
3B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
4B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
5G <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
6G <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
175

Lampiran 13C. Hasil Pengambilan Data Kecepatan Angin Line 10

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60')

1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
2 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
3 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
4 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
5 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
6 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
7 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
8 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
1B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
2B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
3B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
4B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
5G <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
6G <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
7B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
8B <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
176

Lampiran 14A. Hasil Pengambilan Data Kebisingan Line 5

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+25')

1 66.4 67.3 64.1 69.1 69.5 65.8 67.1 63.2 69.5 66.4 72.1 72.0 67.8 68.4 72.8 72.1 68.1 72.2
2 67.0 67.2 67.3 63.8 65.5 70.3 64.2 64.4 58.1 71.2 66.7 63.6 68.0 69.8 70.2 69.5 71.4 72.4
3 72.5 76.3 76.7 72.7 71.9 75.5 68.0 64.7 67.0 67.4 66.1 68.6 70.1 70.7 72.3 70.5 69.1 69.2
4 72.4 73.6 73.6 74.9 70.6 73.3 66.5 68.0 68.7 66.3 71.0 68.2 68.4 69.9 65.7 66.3 66.5 65.4
5 70.0 72.9 69.7 71.3 76.7 68.1 69.6 67.1 67.7 72.0 71.2 72.1 76.7 76.3 72.2 75.5 73.8 75.1
6 72.1 69.4 71.0 79.1 75.6 70.6 70.7 68.1 68.3 73.0 69.6 68.9 65.4 68.9 68.4 70.0 67.3 66.3
7 70.1 73.1 71.8 72.1 74.7 68.3 70.5 70.7 73.3 72.5 69.4 71.3 69.8 70.2 69.8 68.3 69.1 67.2
8 66.8 68.0 62.8 63.4 66.4 67.7 70.9 71.5 68.4 72.8 70.8 73.4 65.3 67.5 65.6 65.5 69.4 68.2
9 70.3 71.0 67.8 68.7 70.5 74.7 69.5 73.5 73.4 69.2 73.8 72.1 67.8 67.9 71.7 72.3 71.7 70.8
10 68.0 67.7 63.6 68.4 66.8 67.6 70.0 72.5 74.3 74.4 71.3 72.5 70.3 65.5 67.0 66.7 66.8 66.5
11 68.2 67.1 71.7 67.7 65.1 69.7 68.2 68.1 72.5 67.5 67.9 72.5 68.6 71.4 70.7 68.7 69.3 68.4
12 67.8 67.3 64.6 64.6 64.8 67.0 70.1 71.4 71.7 68.3 71.5 71.4 69.2 72.9 71.5 69.6 71.9 72.7
13 65.6 66.7 66.2 71.8 66.0 68.9 69.5 69.0 67.8 67.4 71.5 68.4 68.1 72.9 70.1 69.3 69.2 68.4
14 66.8 63.2 65.6 61.6 63.8 62.0 68.7 68.3 69.9 66.0 67.0 68.8 67.3 69.4 68.1 70.5 72.2 71.7
15 72.0 69.0 71.9 70.8 70.5 74.0 70.6 69.2 69.1 68.1 72.3 73.0 67.7 70.1 69.9 68.2 71.1 68.7
16 71.1 78.1 71.4 68.7 68.0 69.6 71.8 72.1 68.4 68.7 68.1 67.5 69.0 68.6 65.8 67.2 70.2 66.9
17 64.8 67.4 65.3 64.9 69.3 66.8 66.1 66.7 66.2 65.2 67.2 65.7 72.1 68.3 67.5 70.4 70.3 71.1
177

Lampiran 14B. Hasil Pengambilan Data Kebisingan Line 9

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60')

1 69.3 68.1 70.9 68.7 70.4 70.0 72.2 69.1 70.4 70.8 71.1 70.9 68.8 66.0 65.9 68.2 68.0 68.5
2 68.2 67.0 65.7 68.4 66.0 68.2 69.8 68.5 70.6 69.6 69.2 66.6 64.4 64.2 66.6 65.9 65.8 65.9
3 68.4 68.3 67.9 65.5 67.5 66.5 72.3 72.7 69.2 72.4 70.6 68.8 67.0 69.8 66.9 67.6 68.5 67.0
4 66.6 68.1 66.6 65.2 67.0 66.6 69.4 69.4 68.3 69.5 69.5 70.0 69.2 69.5 69.6 67.0 68.0 67.6
5 74.9 73.5 75.4 76.1 73.2 75.8 73.4 76.0 75.1 74.9 72.9 75.7 68.2 69.9 68.5 68.6 68.1 68.9
6 73.1 72.7 71.1 73.1 73.3 73.0 75.1 73.9 71.9 75.2 74.9 73.8 65.7 65.1 65.2 68.1 67.2 66.5
1B 66.7 69.2 69.2 66.7 69.2 66.4 68.8 69.9 68.9 69.6 69.0 67.1 67.8 65.3 66.8 67.5 67.4 67.1
2B 64.6 66.9 64.1 65.3 66.7 65.6 68.7 68.6 67.5 66.5 69.4 67.0 65.7 65.1 65.4 66.2 64.3 66.9
3B 68.1 69.9 67.5 67.2 68.3 67.2 71.8 71.4 68.3 70.9 70.3 71.9 68.5 68.2 66.2 68.0 66.5 68.9
4B 68.6 70.4 68.6 69.3 68.2 70.4 68.5 68.9 69.4 67.3 70.3 70.3 71.0 72.0 72.0 69.6 70.8 70.9
5G 65.2 67.7 67.6 65.1 66.2 65.6 72.8 75.7 73.3 72.6 75.5 74.2 71.1 70.5 68.6 69.1 70.4 70.2
6G 67.2 67.7 68.2 68.9 68.1 67.4 72.0 70.4 70.2 72.6 73.6 71.1 64.2 66.1 65.5 64.9 66.8 66.9
178

Lampiran 14C. Hasil Pengambilan Data Kebisingan Line 10

WORKSTATION

REPETISI PENGAMBILAN DATA


PAGI 0800 SIANG 1300 SORE 1600
I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60') I (+0') II (+5') III (+10') IV (+15') V (+20') VI (+60')

1 65.3 65.1 65.8 65.4 67.2 66.2 65.8 66.9 64.0 65.3 64.9 66.3 66.2 66.5 66.8 67.5 66.4 67.7
2 65.2 66.0 66.7 66.0 67.8 67.2 64.1 65.7 63.5 65.7 63.3 65.9 65.7 67.3 65.4 66.0 67.0 66.0
3 64.6 63.9 62.1 63.7 63.1 62.4 64.7 62.4 64.9 63.8 65.4 62.5 65.2 65.0 65.0 66.5 64.7 65.3
4 63.6 62.5 63.3 63.7 65.2 64.5 66.6 64.7 65.9 64.6 66.1 65.6 65.6 65.3 65.4 66.5 65.3 66.3
5 62.8 63.4 64.8 63.4 64.0 65.1 65.2 64.7 62.9 64.5 65.9 63.5 64.8 66.4 66.5 65.7 65.6 64.9
6 62.1 63.3 64.3 63.8 63.2 63.7 68.0 68.4 69.4 68.5 66.4 66.7 62.7 63.3 63.5 64.0 62.2 63.1
7 63.2 66.1 62.0 68.0 66.6 67.1 75.3 76.6 76.7 74.5 75.5 76.2 65.5 65.3 64.0 64.1 65.7 64.5
8 64.1 63.8 66.1 65.2 66.4 64.4 67.4 68.5 69.9 67.9 69.9 67.5 64.8 65.2 66.3 66.2 65.0 66.2
1B 63.8 64.2 62.3 62.7 62.5 63.2 64.8 66.3 67.5 67.4 65.4 65.2 65.6 65.4 64.3 65.9 65.5 64.9
2B 62.5 62.8 61.4 64.3 64.2 63.5 67.7 66.8 65.3 65.6 66.6 67.7 64.6 66.3 65.7 65.8 65.7 65.5
3B 61.5 62.6 63.0 62.4 62.7 63.0 68.6 69.9 69.1 67.2 68.3 70.1 65.3 64.9 63.5 64.7 64.5 64.7
4B 62.7 62.4 62.1 63.6 64.1 63.0 67.9 66.9 66.9 67.6 67.2 69.0 68.3 68.9 68.4 70.0 68.6 68.9
5G 67.8 68.2 71.7 70.2 71.3 70.9 68.8 67.8 68.3 69.2 66.8 68.4 66.8 68.3 68.7 67.9 68.6 68.0
6G 63.1 65.2 65.1 65.3 66.3 66.8 71.3 70.1 68.8 69.8 71.0 70.8 66.3 66.7 65.5 65.0 66.5 65.6
7B 63.4 62.9 61.2 64.0 64.3 63.5 75.5 74.1 74.0 76.7 75.1 74.5 64.2 65.5 64.8 65.7 64.4 64.2
8B 61.5 62.8 62.7 62.7 62.8 61.6 70.7 71.9 71.6 72.9 72.1 71.8 64.2 65.9 65.3 65.7 65.7 66.1
179

Lampiran 15. Effective Temperature Chart


180

Lampiran 16. Grafik Hasil Pengukuran Suhu Kering, Kelembaban Relatif,

Suhu Basah, dan Effective Temperature

Grafik hasil perhitungan suhu kering di Line 5, 9, dan 10 berturut-turut dapat dilihat
pada Gambar 5.7., Gambar 5.8., dan Gambar 5.9.

Gambar L.16.1 Grafik Nilai Suhu Kering di Line 5

Gambar L.16.2 Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Kering di Line 9


181

Gambar L.16.3. Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Kering di Line 10

Grafik hasil perhitungan kelembaban di Line 5, 9, dan 10 dapat dilihat pada


Gambar 5.10, Gambar 5.11, dan Gambar 5.12.

Gambar L.16.4. Grafik Nilai Kelembaban Relatif di Line 5


182

Gambar L.16.5. Grafik Rata-Rata Nilai Kelembaban Relatif di Line 9

Gambar L.16.6. Grafik Nilai Rata-Rata Kelembaban Relatif di Line 10

Grafik hasil perhitungan suhu basah di Line 5, 9, dan 10 dapat dilihat pada
Gambar 5.13, Gambar 5.14, dan Gambar 5.15.
183

Gambar L.16.7. Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Basah Relatif di Line 5

Gambar L.16.8. Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Basah di Line 9


184

Gambar L.16.9. Grafik Nilai Rata-Rata Suhu Basah di Line 10

Grafik hasil perhitungan Effective Temperature di Line 5, 9, dan 10 dapat dilihat


pada Gambar 5.16, Gambar 5.17, dan Gambar 5.18.

Gambar L.16.10. Grafik Nilai Effective Temperature di Line 5


185

Gambar L.16.11. Grafik Nilai Effective Temperature di Line 9

Gambar L.16.12. Grafik Nilai Effective Temperature di Line 10


186

Lampiran 17. Timeline Penelitian

Titik AGUSTUS - 2017


Variable yang Pengambilan 8 9 10 11 14 15 16 18 21 22
Diteliti Data yang 3 4 5 6 7 12 13 17 19 20 23
Diamati I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III
Line No. 10
Postur Kerja Line No. 9
Line No. 5
Line No. 10
Pencahayaan Line No. 9
Line No. 5
Suhu Kering & Line No. 10
Kelembaban Line No. 9
Relatif Line No. 5
Line No. 10
Paparan
Line No. 9
Kebisingan
Line No. 5
Kecepatan
Seluruh Line
Angin
Keterangan : Dilaksanakan Pengambilan Data
: Libur Sabtu/Minggu
: Libur Nasional
: Akhir Masa Peminjaman Alat
I : Pengambilan Data Sesi Pagi (dimulai pada 08:00)
II : Pengambilan Data Sesi Siang (dimuai pada 12:00)
III : Pengambilan Data Sesi Sore (dimulai pada 16:00)

Anda mungkin juga menyukai