MAKALAH SIDANG
RIKA HANDAYANI
1321800002
HALAMAN JUDUL
MAKALAH SIDANG
Diajukan kepada Institut Teknologi Indonesia
untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian
RIKA HANDAYANI
1321800002
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian Pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian Institut Teknologi Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Program
Studi Teknologi Industri Pertanian Institut Teknologi Indonesia. Penulis menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai awal perkuliahan
hingga penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Ir. Shinta Leonita, STP, M.Si., Ketua Program Studi Teknologi Industri
Pertanian, Institut Teknologi Indonesia;
2. Bapak Ir. Heru Irianto, MSi, Pembimbing Akademik Angkatan 2018 yang telah
membimbing penulis selama masa kuliah;
3. Ibu Ir. Muhami, MS., IPM, Dosen Pembimbing Utama yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi
ini;
4. Bapak Ir. Syahril Makosim, ST, MSi, IPM, Dosen Pembimbing Pendamping yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan skripsi ini;
5. Keluarga khususnya orang tua dan saudara-saudara penulis yang telah memberikan
doa, bantuan material dan moral.;
6. Ratu, Shadrina, Nuramalia, Nurul, Ainun, dan teman-teman mahasiswa TIP
Angkatan 2018 lainnya yang tidak hentinya selalu mendoakan dan memberi
semangat serta dukungan kepada penulis;
7. Adi Priyanto, S.T yang selalu membantu serta mendukung selama kuliah di Institut
Teknologi Indonesia;
8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembang ilmu.
Rika Handayani
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR /
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi Indonesia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Rika Handayani
NPM : 1321800002
Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
Jenis Karya : Makalah Sidang
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut
Teknologi Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
FreeRight) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Pendugaan Umur Simpan Manisan
Basah Kolang Kaling beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti Noneksklusif ini Institut Teknologi Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan Makalah Sidang saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
(Rika Handayani)
i
DAFTAR ISI
ii
3.2. Bahan dan Alat .............................................................................................. 14
3.3. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 14
3.3.1 Penelitian Pendahuluan............................................................................ 15
3.3.1.1 Verifikasi Kadar Gula Manisan Basah Kolang Kaling .................. 15
3.3.1.2 Penentuan Konsentrasi Gula Manisan Basah Kolang
Kaling Dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang ............................ 16
iii
5.1.2 Penentuan Konsentrasi Kadar Gula Manisan Basah Kolang
Kaling Dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang .................................... 38
5.1.3 Pengamatan Kualitatif Manisan Basah Kolang Kaling Dengan
Pewarna Ekstrak Bunga Telang.............................................................. 39
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 4. 13 Hasil Pendugaan Umur Simpan Manisan basah kolang kaling
dengan pewarna ekstrak bunga telang .......................................................... 37
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
The addition of color to the candied kolang kaling is done to add to the appeal.
Processing of kolang kaling wet candied with telang flower extract dye is very
prospective to be developed. The problem is, there is no information about the shelf life
of the kolang kaling wet candied. This study aims to estimate the shelf life of fresh
candied kolang kaling which is dyed with telang flower extract. This research was
carried out in two stages, namely preliminary research and main research. The
experimental design in this study was a Randomized Block Design (RAK) which
consisted of two factors. Factor A is the storage temperature which consists of 3 levels,
namely a1 = 15°C, a2 = 25°C, and a3 = 35°C. Factor B is storage time which consists
of 5 levels, namely b1 = 0 days, b2 = 7 days, b3 = 14 days, b4 = 21 days, and b5 = 28
days. The research was repeated twice. Product analysis includes qualitative analysis,
namely observation of color, aroma and texture; and quantitative analysis, namely the
analysis of sugar content, total plate number and total mold and yeast. The shelf life
estimation method used is the Accelerated Shelf Life Test (ASLT) method with an
arrhenius approach through zero order. Based on the results of the analysis of the
estimated shelf life, the shelf life of the kolang kaling wet candied with telang flower
extract coloring is 28 days at a temperature of 15°C with a dark purple color with a
kolang kaling aroma and chewy texture with a total sugar content of 45.5° brix, yeast
mold 4.78 x 10 colonies/g and a total plate number of 4.57 x 104 colonies/g all the
results of microbiological analysis are still below the quality standard of wet candied
SNI 7388:2009.
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
harus selalu diperhatikan (Syarief dan Halid, 1993). Pendugaan umur simpan pada
produk pangan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu Extended Storage Studies
(ESS) dan Accelerated Shelf Life Test (ASLT), dimana metode ESS adalah metode
konvensional dalam penentuan umur simpan produk pangan dengan cara menyimpan
suatu seri produk pangan pada kondisi normal kemudian diamati perubahan mutunya,
sedangkan metode ASLT adalah penentuan umur simpan dengan cara mempercepat
perubahan mutu pada parameter kritis. Metode ASLT menerapkan kinetika reaksi
dengan bantuan persamaan Arrhenius (Arif, Wijayana dan Mulyadi 2013). Penentuan
umur simpan kolang kaling dengan penambahan ekstrak bunga telang menggunakan
metode ASLT model Arrhenius ini diharapkan dapat menjamin mutu dari manisan
kolang kaling selama masa konsumsi.
antosianin dari bunga telang berpotensi untuk dijadikan pewarna alami pada bahan
pangan.
Pada penelitian Sahwalni (2020) menunjukkan semakin tinggi konsentrasi
ekstrak bunga telang maka semakin berpengaruh pada warna manisan basah kolang
kaling. Konsentrasi ekstrak bunga telang didapat 22,5% yang menghasilkan manisan
basah kolang kaling, memiliki nilai rata-rata kesukaan warna 4,13a ( suka – sangat suka
), rasa 3,90a ( netral – suka ), aroma 3,27a ( netral – suka ), tekstur 3,67a (netral – suka ).
Dan nilai uji antosianin sebesar 1,645 mg/100 gram produk.
Dalam kondisi normal, manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak
bunga telang yang disimpan dalam waktu tertentu akan mengalami penurunan mutu.
Namun, belum ada penelitian yang melaporkan mengenai penurunan mutu manisan
basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang yang dapat berpengaruh pada
umur simpannya.
Pada penelitian ini manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga
telang akan disimpan dalam tiga suhu yang berbeda dan akan dilakukan analisis yaitu
angka lempeng total, total kapang dan khamir, kadar gula dan pengamatan kualitatif.
Semua analisis tersebut sudah mewakili parameter lainnya dalam melihat penurunan
mutu manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang selama
penyimpanan.
Telah banyak jenis manisan basah kolang kaling yang beredar dipasaran, akan
tetapi untuk manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang masih
jarang ditemui. Untuk mengetahui umur simpannya diperlukan penelitian mengenai
pendugaan umur simpan manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga
telang menggunakan metode Arrhenius melalui ordo nol. Parameter kritis penurunan
mutu manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang pada
penelitian ini adalah nilai total kapang dan khamir sebab kapang dan khamir merupakan
mikroorganisme yang sering tumbuh pada permukaan produk semi basah seperti
manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang.
basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang. Dari segi ilmiah penelitian
ini dapat menjadi bahan informasi dan memperkaya bahan acuan (pustaka) dalam
rangka penelitian lanjutan atau penelitian sejenisnya.
1.6 Hipotesis
Umur simpan manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga
telang dapat ditentukan menggunakan metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT)
dengan pendekatan Arrhenius.
.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
akan sulit untuk diolah lebih lanjut. Dari segi komposisi kimia diketahui bahwa
komposisi cadangan makanan yang terkandung di dalam endosperma kolang kaling
yang berdasarkan dengan berat keringnya yaitu 5,25% protein, 0,4% lemak, 2,5% abu,
39% serat kasar, dan 52% karbohidrat. Kandungan kolang kaling sebagian besar adalah
karbohidrat. Kolang kaling memiliki nilai gizi yang sangat rendah, akan tetapi serat
kolang kaling sebesar 39% yang baik sekali untuk kesehatan (Siti 2017). Manisan
basahn itu kandungan karbohidrat dapat memberikan rasa kenyang bagi yang
mengkonsumsinya dan menghentikan nafsu makan atau konsumsi makanan jadi
menurun, sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan diet. Analisa terhadap kolang
kaling menunjukkan bahwa komposisi yang dikandung kolang kaling berdasarkan berat
per 100 gram. Komposisi kandungan kolang kaling per 100 gram dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Komposisi Kandungan Kolang kaling per 100 gram
Komposisi Jumlah
Energi (kkal) 27
Karbohidrat (g) 6
Serat ( g) 1,6
Protein (g) 0,4
Lemak (g) 0,2
Fosfor (ppm) 24,3
Kalsium ( ppm) 9,1
Zat Besi (ppm) 0,05
Sumber : (Purwati & Nugrahini, 2018)
Kestabilan warna senyawa antosianin dipengaruhi oleh pH atau tingkat kemasaman, dan
juga akan lebih stabil apabila dalam suasana masam (Zussiva et al., 2012).
Bunga telang juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan (Nikijuluw,
2013). Pewarna alami dari telang juga memiliki keunggulan yaitu pekat dan tidak pudar
setelah dibekukan dalam freezer. Adapun pemanfaatan bunga telang sebagai bahan
pewarna alami lokal yaitu dapat menjadi pewarna untuk es lilin, tape ketan, onde-onde,
roti berre, bandang, dan makanan pasar lainnya (Angriani, 2019). Bunga telang
mengandung senyawa kimia seperti tanin, saponin, triterpenoid, fenol, flavonoid,
glikosida flavonol, alkaloid, antrakuinon, dan steroid (Cahyaningsih, 2019). Kandungan
senyawa tersebut memiliki khasiat sebagai obat cacing atau agen antiparasit, obat
demam dan pereda nyeri, anti kolesterol, anti alergi, anti mikroba, anti kanker dan anti
diabetes, anti inflamasi (Cahyaningsih, 2019; Kusrini, 2017; Shyam kumar dan Ishwar,
2012). Bunga telang dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Sumber : https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-353826674/11-manfaat-bunga-telang-si-
cantik-blue-butterfly-pea-yang-ilegal-di-taiwan
Gambar 2. 2 Bunga Telang
2.3 Manisan Basah Kolang Kaling
Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh
masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk
dinikmati diberbagai kesempatan. Manisan kering adalah produk olahan yang berasal dari
buah-buahan dimana pemasakannya dengan menggunakan gula kemudian dikeringkan.
Produk ini mempunyai beberapa keuntungan diantaranya; bentuknya lebih menarik, lebih
awet volume serta bobotnya menjadi lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan
8
(Hidayat,2009). Sedangkan menurut Khairani dan Dalapati (2007) ada 2 macam bentuk
olahan manisan buah, yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh
setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila
manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering. Adapun
masa simpan pada produk manisan basah kolang kaling yang dikemas yaitu dapat
bertahan lama sampai 3-4 minggu pada suhu dingin dan akan bertahan lama pada suhu
ruang selama 2-3 minggu (Halimah,2010)
Membuat buah-buahan menjadi manisan adalah salah satu cara untuk
mengawetkan bahan makanan dan hal ini sudah dilakukan sejak zaman dulu kala.
Perendaman seperti ini mengakibatkan perendaman kadar gula dalam buah meningkat
dan kadar air berkurang. Keadaan ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak.
Hasilnya buah menjadi lebih tahan lama. Buah yang digunakan sebaiknya baik
kualitasnya. Jika kurang baik mutunya, pada saat pengawetan nanti permukaan buah
menjadi keriput (Hindah, 2003). Standar mutu dari manisan semi basah menurut SNI
No.1718:1996 dan SNI 7388:2009 dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.
Tabel 2. 2 Standar mutu dari manisan semi basah menurut SNI No.1718:1996
No Jenis Uji Persyaratan
Keadaan (kenampakan,bau, rasa, dan
1 Normal tidak berjamur
jamur)
2 Kadar Air, (b/b) Min. 25% (b/b)
Jumlah Gula (dihitung sebagai
3 Min. 40% (b/b)
sukrosa), (b/b)
4 Pemanis Buatan Tidak ada
5 Zat Warna Yang diizinkan untuk makanan
Benda Asing (daun, tangkai, pasir,
6 Tidak ada
dan lain-lain)
Bahan Pengawet (dihitung sebagai
7 Maks. 50 mg/kg
SO2)
Cemaran Logam:
- Tembaga (Cu), - Maks. 50 mg/kg
- Timbal (Pb) , - Maks. 2,5 mg/kg
8 - Seng (Zn), - Maks. 40 mg/kg
- Timah (Sn) - Maks. 150 mg/kg (*)
9 Arsen Maks. 1,0 mg/kg
Pemeriksaan Mikrobiologi
10 - Golongan Bentuk coli - Tidak ada
- Bakteri Escherrichia coli - Tidak ada
9
2.4 Sukrosa
Sukrosa adalah senyawa organik golongan karbohidrat. Sukrosa juga termasuk
disakarida yang didalamnya terdiri dari komponen komponen D-glukosa dan D-fruktasi.
Rumus molekul sukrosa yaitu C22H22O11. Sebagian besar masyarakat di Indonesia
mengenal sukrosa dengan nama lain gula pasir dengan bentuk kristal murni pada gula
yang dipengaruhi oleh penyimpanannya agar tahan lama gula murni dapat disimpan
pada gudang yang baik. Gula dalam bentuk larutan yang baik ketika masih berada dalam
batang tebu maupun ketika masih berada dalam larutan. Bentuk gula selama proses dalam
pabrik tidak akan tahan lama dan akan cepat rusak karena terjadi proses hidrolisis/inversi.
Inversi adalah proses pecahnya sukrosa menjadi gula gula monosakarida.
2.5 Air
Aktivitas air (aw) menggambarkan derajat aktivitas air dalam bahan pangan,
baik kimia dan biologis. aktivitas air sangat erat kaitannya dengan kadar air dalam
bahan terhadap daya simpan (Belitz, 2009). Tinggi rendahnya nilai aktivitas air akan
mempengaruhi waktu simpan dan kualitas dari bahan makanan. Range nilai aktivitas air
yaitu 0 – 1 semakin besar nilai aktivitas air maka semakin kecil daya tahan bahan
makanan begitu pula sebaliknya semakin kecil nilai aktivitas air maka semakin lama
daya simpan bahan makanan tersebut. Kandungan air dalam bahan makanan
mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba yang dapat
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme mempunyai
Aw minimum agar dapat tumbuh dengan baik, seperti bakteri pada Aw 0,90 ; khamir
Aw 0,8 – 0,9 ; kapang Aw 0,6 – 0,7. untuk memperpanjang daya tahan suatu bahan
sebagian air dalam bahan harus dihilangkan dengan beberapa cara seperti pengeringan
(Belitz, 2009) dalam (Wilandika, 2017).
10
........................................................................................................... (2.1)
Di mana :
k = konstanta kecepatan reaksi
k0 = konstanta pre-eksponensial
Ea = Energi aktivasi (KJ/mol)
R = konstanta gas = 1.986 (kal/mol)
T = suhu mutlak (oK)
ln k = ...................................................................................................... (2.2)
Grafik antara nilai ln k dan 1/T dalam persamaan arrhenius dapat dilihat pada Gambar
2.3.
Integrasi terhadap persamaan (2.3) akan menghasilkan persamaan (2.5) dan umur
simpan produk dapat dihitung dengan persamaan (2.6):
= ........................................................................................................ (2.4)
- = -kt ............................................................................................................... (2.5)
Pendugaan umur simpan berdasarkan reaksi orde nol adalah :
t= .................................................................................................................... (2.6)
Di mana :
At = nilai A pada awal waktu t
A0 = nilai awal A
k = laju perubahan mutu
t = waktu simpan
14
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian Pendahuluan
Melakukan dua uji coba, yaitu:
1. Verifikasi Kadar Gula Manisan Basah Kolang Kaling
Analisa Kadar Gula
2. Penentuan Konsentrasi Gula Manisan Basah Kolang Kaling
Penelitian Utama
Melakukan tiga uji coba, yaitu:
1. Pembuatan Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna
Ekstrak Bunga Telang
2. Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan
3. Perhitungan Pendugaan Umur Simpan pada Suhu 15°C, 25°C
dan 35°C
Bahan - bahan untuk pembuatan manisan basah kolang kaling dengan pewarna
ekstrak bunga telang pada penelitian ini terdiri atas kolang kaling (30%), gula pasir
(40%), dan ekstrak bunga telang (30%). Pada tahap pertama kolang kaling dan bunga
telang di sortir agar didapatkan bahan yang terbaik, kemudian kolang kaling dan bunga
telang ditimbang lalu dicuci menggunakan air bersih dan ditiriskan beberapa menit.
Kemudian kolang kaling seberat 100 g dimasak menggunakan air mineral pada suhu
100°C selama 30 menit lalu ditiriskan kembali. Bunga telang seberat 8 g dihaluskan
menggunakan blender ditambahkan air hangat (36°C -37°C) sebanyak 100 ml kemudian
disaring dan dipisahkan ampas maupun esktraknya. Setelah itu, pencampuran kolang
kaling, ekstrak bunga telang dan gula pasir seberat 133 g, kemudian dimasak selama 5
menit pada suhu 100°C. Setelah proses pemasakan, kolang kaling ditiriskan selama
beberapa menit kemudian dianalisa kadar gula manisan basah kolang kaling dengan
pewarna ekstrak bunga telang.
Bahan - bahan untuk pembuatan manisan basah kolang kaling dengan pewarna
ekstrak bunga telang pada penelitian ini terdiri atas kolang kaling, gula pasir, dan
ekstrak bunga telang. Bahan yang digunakan pada tahap ini adalah 60% kolang kaling
dan ekstrak bunga telang perbandingan 1:1 dengan konsentrasi gula 40%; 56% kolang
kaling dan ekstrak bunga telang perbandingan 1:1 dengan konsentrasi gula 44%; 52%
kolang kaling dan ekstrak bunga telang perbandingan 1:1 dengan konsentrasi gula 48%.
Pada tahap pertama kolang kaling dan bunga telang di sortir agar didapatkan bahan
yang terbaik, kemudian kolang kaling dan bunga telang ditimbang lalu dicuci
menggunakan air bersih dan ditiriskan beberapa menit. Kemudian kolang kaling
dimasak menggunakan air mineral pada suhu 100°C selama 30 menit lalu ditiriskan
17
kembali. Bunga telang dihaluskan menggunakan blender ditambahkan air hangat (36°C
-37°C) kemudian disaring dan dipisahkan ampas maupun esktraknya. Setelah itu,
pencampuran kolang kaling, ekstrak bunga telang dan gula pasir sebanyak 40%, 44%,
dan 48%, kemudian di masak selama 5 menit. Setelah proses pemasakan, kolang kaling
di tiriskan selama beberapa menit kemudian dianalisa kadar gula manisan basah kolang
kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang.
18
Penimbangan Penimbangan
Ekstrak
Kolang kaling
Pemasakan
(100°C, 5 menit)
Manisan kolang
kaling
Gambar 3. 2 Diagram Alir Proses Pembuatan Manisan Basah Kolang Kaling Dengan
Pewarna Ekstrak Bunga Telang Pada Penelitian Pendahuluan
19
Penyimpanan
Suhu
Waktu
Analisis :
1. Kualitatif
a. Warna
b. Aroma
c. Tekstur
Gambar 3. 3 Diagram Alir Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Mutu
Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
20
Diagram alir pembuatan manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak
bunga telang pada penelitian utama dapat dilihat pada Gambar 3.4
21
Penimbangan Penimbangan
Air Penghancuran/penghalusan
Hangat Penirisan
(8 g/100 ml)
Ekstrak (26%)
Kolang kaling
26%
Pemasakan
Pengemasan
Gambar 3. 4 Diagram Alir Proses Pembuatan Manisan Kolang Kaling dengan Ekstrak
Bunga Telang Pada Penelitian Utama
22
3.3.2.2 Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Manisan Basah Kolang
Kaling dengan Ekstrak Bunga Telang
Manisan basah kolang kaling dengan pewarna esktrak bunga telang yang sudah
selesai dibuat selanjutnya dikemas dalam toples plastik PP dan kemudian dilakukan
penyimpanan pada suhu dingin (15°C), suhu ruang (25-30°C), dan suhu diatas suhu
ruang (35°C) selama 28 hari. Pengamatan dilakukan pada interval penyimpanan dengan
pengamatan b1 = 0; b2 = 7; b3 = 14; b4 = 21; dan b5 = 28. Analisis yang dilakukan
meliputi analisis kualitatif mengenai warna, aroma dan tekstur produk, kadar gula,
angka lempeng total, serta total kapang dan khamir. Diagram alir pengaruh suhu dan
waktu penyimpanan pada mutu manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak
bunga telang dapat dilihat pada Gambar 3.5
Penyimpanan
Suhu
Waktu
3.3.2.2 Perhitungan Pendugaan Umur Simpan pada Suhu 15°C, 25°C dan 35°C
Analisis total kapang dan khamir adalah parameter kritis yang dipilih pada
penelitian ini sebagai parameter untuk pendugaan umur simpan manisan basah kolang
kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang. Untuk pendugaan umur simpan, produk
manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang disimpan pada tiga
suhu yang berbeda yaitu suhu dingin (15°C), suhu ruang (25-30°C), dan suhu diatas
suhu ruang (35°C) selama penyimpanan. Setelah itu, dilakukan analisis total kapang dan
khamir pada produk setiap 7 hari sekali selama 28 hari penyimpanan. Nilai total kapang
dan khamir yang diperoleh kemudian dimasukan ke dalam persamaan matematika untuk
diketahui umur simpan dari produk manisan basah kolang kaling dengan pewarna
ekstrak bunga telang. Diagram alir pendugaan umur simpan manisan basah kolang
kaling dengan pewarna ekstrak bunga telangdapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3. 6 Diagram Alir Pendugaan Umur Simpan Manisan Basah Kolang Kaling
Dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
24
5. Analisis regresi linier dibuat terhadap nilai ln k dari kebalikan setiap suhu
mutlak (1/T) dalam persamaan Arrhenius:
ln k = ln k0 – . ……………………………………………………....……(3.2)
Keterangan:
k = konstanta kecepatan reaksi
k0 = konstanta pre-eksponensial
Ea = energi aktivasi (KJ/mol)
R = konstanta gas (1,986 kal/mol)
T = suhu mutlak (oK)
Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh, dapat diketahui nilai Ea dan ln k0
dari persamaan Arrhenius, sehingga laju penurunan mutu (nilai k) produk selama
penyimpanan dapat diketahui;
6. Pendugaan umur simpan dapat dihitung berdasarkan persamaan pada ordo nol
dengan rumus:
t= ……………………………………………………………………(3.3)
Keterangan:
k = laju penurunan mutu
A0 = titik kritis total kapang dan khamir berdasarkan SNI (1 log 100
koloni/g)
At = nilai total kapang dan khamir produk sebelum disimpan
t = umur simpan produk
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS HASIL
4.1.2 Penentuan Konsentrasi Kadar Gula Manisan Basah Kolang Kaling Dengan
Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Pengaruh konsentrasi gula pada kadar gula manisan basah kolang kaling dengan
pewarna esktrak bunga telang diperlihatkan oleh Tabel 4.1
Tabel 4. 1 Kadar Gula Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga
Telang Hasil Penelitian Pendahuluan
Sampel Konsentrasi Gula Kadar Gula
Pasir (%) (°brix)
1 40 34,2
2 44 39,8
3 48 43,1
Berdasarkan hasil dari Tabel 4.1 diperoleh bahwa kadar gula terendah yaitu
34,2°brix, sedangkan kadar gula tertinggi adalah 43,1°brix. Oleh karena itu, untuk
penelitian tahap berikutnya, gula pasir yang ditambahkan sebesar 48%.
28
29
penyimpanan. Kapang mulai terlihat di permukaan produk yang disimpan pada suhu
35ºC setelah 4 hari penyimpanan.
Ungu Ungu
Warna Ungu (+++) Ungu Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu Ungu (+++) Ungu (+++)
(+++) (+++)
Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang
Aroma Kolang Kaling
1 Kaling Kaling Kaling Kaling Kaling Kaling Kaling Kaling
Kenyal
Kenyal (sedikit
Tekstur Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal (sedikit
mengeras)
mengeras)
Ungu Ungu Ungu
Warna Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+++)
(+++) (+++) (+++)
Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang
2 Aroma Kolang Kaling
Kaling Kaling Kaling Kaling Kaling Kaling Kaling Kaling
Kenyal Kenyal
Kenyal (sedikit
Tekstur Kenyal (sedikit Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal (sedikit
mengeras) (gas)
mengeras) mengerras)
Ungu Ungu Ungu
Warna Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (++) Ungu (+++)
(+++) (+++) (+++)
Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang
3 Aroma Kolang Kaling
Kaling Kaling Kaling Kaling (+) Kaling (+) Kaling Kaling Kaling
Kenyal Kenyal Kenyal (sedikit
Tekstur Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal (Gas) Kenyal Kenyal
(Gas) (Gas) keras) (gas)
Ungu Ungu Ungu
Warna Ungu (++) Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+) Ungu (+++)
(+++) (+++) (+++)
Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kaling
Aroma
4 Kaling Kaling Kaling Kaling (+) Kaling (+) Kaling (++) Kaling (+) Kaling (+)
Kenyal
Kenyal Berlendir Kenyal
Tekstur Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal (Gas) (sedikit Kenyal (Gas)
(Gas) (berjamur) (Berjamur)
keras)
Ungu Ungu Ungu
Warna Ungu (++) Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (++) Ungu (++) Ungu (+++)
(+++) (+++) (+++)
Kolang
Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kaling
5 Aroma Kaling (+)
Kaling Kaling Kaling Kaling (++) Kaling (+) Kaling (++) Kaling (++)
(masam)
Kenyal Berlendir
Tekstur Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal (Gas) Berlendir Kenyal Kenyal (gas)
(Gas) (Berjamur)
Ungu Ungu Ungu
Warna Ungu (++) Ungu(+++) Ungu (+++) Ungu (+) Ungu (++) Ungu (+++)
(+++) (+++) (+++)
Kolang
Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kaling
Aroma Kaling
6 Kaling Kaling Kaling Kaling (++) Kaling (+) Kaling (++) Kaling (+++)
(+++)
Kenyal Kenyal (Gas,
Berlendir Berlendir Berlendir Berlendir
Tekstur Kenyal Kenyal (sedikit Kenyal Gula
(Gas) (Gas) (Gas) (Berjamur)
lengket) menggumpal)
Ungu Ungu Ungu
Warna Ungu (++) Ungu (++) Ungu (+++) Ungu (+) Ungu (++) Ungu (+++)
(+++) (+++) (+++)
Kolang Kolang Kolang Kolang
Kolang Kolang Kolang Kolang Kolang Kaling
Aroma Kaling Kaling Kaling Kaling
7 Kaling Kaling Kaling Kaling (+++) (+++)
(++) (+++) (+++) (+++)
Kenyal (lengket,
Berlendir Berlendir Berlendir Berlendir
Tekstur Kenyal Kenyal Kenyal Kenyal gula
(Gas) (Gas) (Gas) (berjamur)
menggumpal)
Keterangan :
(+) sedikit asam (+) ungu
(++) asam (++) ungu tua
(+++) sangat asam (+++) ungu pekat
31
Hari Suhu
Karakteristik
ke- 15oC 25oC 35oC
Warna Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+++)
0 Aroma Kolang Kaling Kolang Kaling Kolang Kaling
Tekstur Kenyal Kenyal Kenyal
Warna Ungu (+++) Ungu (+++) Ungu (+++)
7 Aroma Kolang Kaling Kolang Kaling (+) Kolang Kaling (+)
Tekstur Kenyal Kenyal Kenyal (Berjamur)
Warna Ungu (+++) Ungu (++) Ungu (+++)
Kolang Kaling Kolang Kaling Kolang Kaling
14 Aroma
(+) (++) (+++)
Tekstur Kenyal Berlendir Berlendir
Warna Ungu (++) Ungu (++) Ungu (+++)
Kolang Kaling Kolang Kaling Kolang Kaling
21 Aroma
(+) (+++) (++++)
Tekstur Kenyal Berlendir Berlendir
Warna Ungu (++) Ungu (++) Ungu (+++)
Kolang Kaling Kolang Kaling Kolang Kaling
28 Aroma
(+) (++++) (+++++)
Tekstur Kenyal Berlendir Berlendir (++)
Keterangan :
(+) sedikit asam (+) ungu
(++) asam (++) ungu tua
(+++) sangat asam (+++) ungu pekat
32
F tabel
Sumber Keragaman db JK KT F hitung
5% 1%
Perlakuan 14 30.5 3.45 345
Suhu Penyimpanan (A) 2 0.992 0.496 49.6** 3.73 6.51
Waktu Penyimpanan (B) 4 29.12 7.28 728** 3.11 5.03
Interaksi (A x B) 8 0.388 0.54 54** 2.69 4.13
Ulangan 1 0.147 0.147 14.7
Galat 14 0.153 0.01
Total 29 30.8 11.923
Keterangan : **Berbeda Sangat Nyata
Hasil uji BNJ pengaruh suhu penyimpanan terhadap nilai kadar gula manisan
basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji lanjut yang dilakukan dapat dilihat bahwa
rata-rata nilai kadar gula manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga
telang yang disimpan pada suhu 35oC lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai
kadar gula produk yang disimpan pada suhu 15 oC dan 25 oC.
33
Tabel 4. 5 Hasil Uji BNJ Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Nilai Kadar Gula
Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Hasil uji BNJ pengaruh waktu penyimpanan nilai kadar gula manisan basah
kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji lanjut yang dilakukan dapat dilihat bahwa
rata-rata nilai kadar gula manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga
telang yang disimpan pada suhu selama 28 hari lebih tinggi dibandingkan dengan rata-
rata nilai kadar gula produk sebelum dilakukan penyimpanan (0 hari).
Tabel 4. 6 Hasil Uji BNJ Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Kadar Gula
Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Hasil uji BNJ pengaruh interaksi suhu dan waktu penyimpanan terhadap nilai
kadar gula manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang dapat
dilihat pada Tabel 4.7. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji lanjut yang dilakukan
dapat dilihat bahwa pada produk yang belum dilakukan penyimpanan (0 hari) memiliki
rata-rata nilai kadar gula yang lebih rendah dan tidak berbeda nyata (taraf nyata 5% dan
1%) dibandingkan dengan produk yang disimpan selama 7 dan 14 hari pada suhu 15oC.
34
Tabel 4. 7 Hasil Uji BNJ Pengaruh Interaksi Suhu dan Waktu Penyimpanan Terhadap
Nilai Kadar Gula Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga
Telang
0 15 43,0 a a
0 25 43,0 ab ab
7 15 43,5 d d
14 15 43,7 de de
21 15 44,4 f f
28 15 44,4 fg fg
7 25 44,6 h fgh
7 35 44,8 hi hi
14 25 45,2 j ij
14 35 45,4 jk jk
21 25 45,45 jkl k
21 35 45,65 kl k
28 25 45,70 l k
28 35 45,85 l k
35
Tabel 4. 8 Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Nilai Angka Lempeng Total
Manisan Basah Kolang Kaling Dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Tabel 4. 9 Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Nilai Total Kapang dan
Khamir Manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang
1. Parameter kritis pada pendugaan umur manisan basah kolang kaling adalah
parameter total kapang dan khamir;
2. Penentuan titik kritis dilakukan berdasarkan sumber pustaka yaitu SNI 7388:2009.
Nilai maksimal total kapang dan khamir untuk manisan basah pada SNI 7388:2009
adalah maksimum 1 x 102 koloni/g atau 1 log 100 koloni/g (nilai A0);
3. Data hasil analisis total kapang dan khamir ditabulasi berdasarkan perlakuan
penelitian dan suhu penyimpanan yang diterapkan dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pada penelitian ini hanya diterapkan tiga interval suhu penyimpanan, yaitu 15C,
25C dan 35C;
4. Hasil analisis regresi linier terhadap perubahan nilai total kapang dan khamir
produk selama penyimpanan dan suhu penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Berdasarkan persamaan regresi linier perubahan nilai total kapang dan khamir
produk selama penyimpanan, didapatkan nilai k dan ln k setiap suhu penyimpanan;
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4. 10 Persamaan Regresi Linier pada Perubahan Nilai Total Kapang dan Khamir
Manisan Basah Kolang Kaling Berdasarkan Suhu Penyimpanan
Persamaan Regresi
Parmeter Suhu (˚C)
(y = a + bx)
15 y=-0,25+0,069x
Total Kapang dan Khamir 25 y = 0,173+ 0,150x
35 y = 0,0001 + 0,301x
Tabel 4. 11 Nilai k dan ln k Perubahan Nilai Total Kapang dan Khamir Manisan basah
kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang Selama Penyimpanan
5. Analisis regresi linier dibuat terhadap nilai ln k dari kebalikan setiap suhu mutlak
(1/T) dalam persamaan Arrhenius. Berdasarkan Tabel 4.12. diperoleh persamaan
regresi linier terhadap perubahan nilai total kapang dan khamir untuk setiap jenis
suhu selama penyimpanan; hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.
37
Tabel 4. 12 Persamaan Regresi Linier pada Perubahan Nilai Total Kapang dan Khamir
Berdasarkan Jenis Suhu Selama Penyimpanan
Persamaan Regresi
Parameter Kritis
(y = a + bx)
Total Kapang dan Khamir y = 20,040 -6543,652x
6. Hasil pendugaan umur simpan produk Manisan basah kolang kaling dengan
pewarna ekstrak bunga telang dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4. 13 Hasil Pendugaan Umur Simpan Manisan basah kolang kaling dengan
pewarna ekstrak bunga telang
5.1.2 Penentuan Konsentrasi Kadar Gula Manisan Basah Kolang Kaling Dengan
Pewarna Ekstrak Bunga Telang
38
39
meningkat yang berakibat pada keluarnya air bebas dari bahan pangan. Semakin banyak
mikroba akan menyebabkan semakin menurunnya viskositas pada manisan. Kapang
mulai terlihat pada penyimpanan hari ke-7 hingga hari ke-28 dalam suhu 35ºC dan pada
penyimpanan hari ke-14 hingga hari ke-28 dalam suhu 35ºC.
5.2.2 Uji Kadar Gula
Hasil pengukuran kadar gula pada manisan basah kolang kaling dengan pewarna
esktrak bunga telang dapat dilihat bahwa semakin lama penyimpanan maka semakin
tinggi kadar gula dan semakin tinggi suhu penyimpanan maka kadar gula lebih mudah
terjadi peningkatan. Lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap total gula manisan basah kolang kaling yang dihasilkan pada Tabel 4.4. Kurva
pengaruh suhu dan waktu penyimpanan pada analisis kadar gula manisan basah kolang
kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang dapat dilihat pada Gambar 5.2
Gambar 5. 2 Kurva Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Analisis Kadar Gula
Manisan Basah Kolang Kaling Dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
5.2.3 Angka Lempeng Total
Produk makanan olahan merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan
mikroba. Hal ini dikarenakan adanya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
pada makanan yang dapat membantu pertumbuhan mikroba. Menurut SNI 7388:2009
batas maksimal angka lempeng total manisan semi basah adalah 1 x 105 koloni/g atau 5
log koloni/g.
Kurva pengaruh suhu dan waktu penyimpanan pada nilai angka lempeng total
manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang dapat dilihat pada
Gambar 5.3. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa penyimpanan manisan basah
42
kolang kaling dengan pewarna esktrak bunga telang pada suhu 15oC lebih dapat
menekan pertumbuhan mikroba dalam produk selama penyimpanan 21 hari
dibandingkan dengan nilai angka lempeng total produk pada penyimpanan 25oC dan
35oC. Kenaikan angka lempeng total produk terjadi cukup lambat selama penyimpanan
28 hari pada suhu 15oC, 25oC maupun 35oC.
Pada penyimpanan hari ke-0 hingga hari ke-21 manisan basah kolang kaling
dengan pewarna esktrak bunga telang yang disimpan di suhu 15oC memiliki nilai angka
lempeng total yang lebih rendah dari pada nilai angka lempeng total manisan yang
disimpan pada suhu 25oC dan 35oC. Hal ini terjadi karena pada penyimpanan suhu
dingin, mikroba akan terhambat pertumbuhannya, akan tetapi pada suhu antara 25oC-
35oC mikroba dapat tumbuh lebih optimal.
Pada penyimpanan hari ke-28 pertumbuhan mikroba cukup lambat. Hal tersebut
bisa jadi dikarenakan sumber nutrisi yang dibutuhkan mikroba untuk berkembang biak
sudah mulai habis, akibatnya pertumbuhan mikroba tidak dapat secepat pada waktu
awal penyimpanan.
Gambar 5. 3 Kurva Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Analisis Angka
Lempeng Total Manisan Basah Kolang Kaling Menggunakan Eksrak Bunga Telang
karena manisan basah kolang kaling dengan pewarna esktrak bunga telang merupakan
produk pangan semi basah (intermediate moisture food).
Kurva pengaruh suhu dan waktu penyimpanan pada nilai total kapang dan khamir
manisan basah kolang kaling dengan pewarna esktrak bunga telang dapat dilihat pada
Gambar 5.4. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa penyimpanan manisan basah
kolang kaling dengan pewarna esktrak bunga telang pada suhu 25oC dan 35oC lebih
mempercepat pertumbuhan kapang dan khamir dalam produk selama penyimpanan 28
hari dibandingkan dengan pertumbuhan kapang dan khamir produk pada penyimpanan
15oC. Kenaikan pertumbuhan kapang dan khamir terjadi selama penyimpanan 28 hari
pada suhu 15oC, 25oC maupun 35oC.
Suhu optimal pertumbuhan kapang dan khamir berada pada rentang 25oC-30oC,
jadi jumlah koloni yang tumbuh diluar rentang suhu tersebut akan cenderung lebih
rendah. Semakin lama waktu penyimpanan, manisan basah kolang kaling dengan
pewarna esktrak bunga telang akan mengalami proses sineresis yang menyebabkan air
dipermukaan manisan semakin banyak. Hal tersebut dapat mempengaruhi daya tahan
makanan dari serangan mikroba salah satunya kapang dan khamir. Kenaikan
pertumbuhan kapang dan khamir selama penyimpanan 28 hari bisa saja disebabkan oleh
hal tersebut. Kurva hasil analisis kapang khamir dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Gambar 5. 4 Kurva Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Analisis Total
Angka Kapang Khamir Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Eksrak Bunga
Telang
44
Gambar 5. 5 Kurva Hubungan antara ln k dengan 1/T Parameter Mutu Total Kapang
dan Khamir Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
45
Berdasarkan kurva hubungan ln k dan 1/T, dapat diketahui bahwa laju penurunan
mutu manisan basah kolang kaling dengan pewarna esktrak bunga telang semakin
menurun. Hal tersebut terjadi karena semakin lama produk disimpan kualitas produk
akan semakin menurun.
Berdasarkan persamaan pada Gambar 5.6. diperoleh umur simpan dari manisan
basah kolang kaling dengan pewarna esktrak bunga telang yang dapat dilihat pada
Tabel 4.12. Perhitungan umur simpan manisan basah kolang kaling dengan pewarna
esktrak bunga telang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Pada Tabel 4.12.
memperlihatkan bahwa penyimpanan pada suhu 15˚C memiliki umur simpan yang
lebih lama yaitu 26,40 Hari dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu 25˚C dan
35˚C. Hal tersebut terjadi karena mikroorganisme yang ada pada produk manisan basah
kolang kaling dengan pewarna esktrak bunga telang lebih optimal untuk hidup di suhu
ruang (25˚C). Maka dari itu mikroba pada manisan basah kolang kaling dengan pewarna
esktrak bunga telang akan lebih mudah tumbuh pada suhu ruang (25˚C) dibandingkan
dengan penyimpanan pada suhu dingin (15˚C).
Gambar 5. 6 Kurva Pendugaan Umur Simpan Manisan Basah Kolang Kaling dengan
Pewarna Ekstrak Bunga Telang
5.2.6 Penentuan Hasil Terbaik
Penentuan hasil terbaik dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil analisis statistik
terhadap data hasil pengamatan kuantitatif manisan basah kolang kaling degan esktrak
bunga telang. Berdasarkan hasil pengamatan kualitatif manisan basah kolang kaling
dengan pewarna ekstrak bunga telang dan berdasarkan analisis pendugaan umur simpan.
46
Tabel 5. 2 Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Mutu Manisan Basah Kolang
Kaling dengan Pewarna Eksrak Bunga Telang
Perlakuan Hasil Analisis Pengamatan Kualitatif
Angka Angka
Kapang Lempeng Kadar
Suhu Waktu
Khamir Total Gula Warna Aroma Tekstur
(°C) (Hari)
(°brix)
(log cfu/g) (log cfu/g)
15 0 0 0 43 Ungu (+++) Kolang Kaling Kenyal
25 0 0 0 43 Ungu (+++) Kolang Kaling Kenyal
35 0 0 0 43 Ungu (+++) Kolang Kaling Kenyal
15 7 0,04 0 43,5 Ungu (+++) Kolang Kaling Kenyal
15 14 0,32 4,27 44,4 Ungu (+++) Kolang Kaling (+) Kenyal
Tabel 5. 3 Pengaruh Suhu Penyimpanan pada Umur Simpan Manisan Basah Kolang
Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Suhu Penyimpanan (oC) Umur Simpan (hari)
15 28,8
25 13,6
35 6,6
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pendugaan umur simpan, diperoleh umur simpan
manisan basah kolang kaling dengan pewarna ekstrak bunga telang adalah 28,84 hari
pada suhu 15oC dengan warna ungu tua beraroma kolang kaling dan bertekstur kenyal
dengan total kadar gula 45,5°brix, kapang khamir 4,78 x 10 log koloni/g dan angka
lempeng total 4,57 x 104 log koloni/g semua hasil analisis mikrobiologi masih di bawah
standar mutu manisan basah SNI 7388:2009.
6.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis kemasan yang berbeda
dan penambahan bahan tambahan pangan lainnya untuk memperpanjang umur simpan
manisan basah kolang kaling dengan pewarna esktrak bunga telang.
47
DAFTAR REFERENSI
48
49
Halimah, R. A., & Suyanto, A. (2018). Penerapan Haccp Pada Pengolahan Rendang Di
Catering X (Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Haryadi, P. 2004. Prinsip-Prinsip Penetapan dan Pendugaan Masa Kadaluarsa. Di dalam
Modul Pelatihan Pendugaan Waktu Kadaluarsa (Self Life) Bahan dan Produk
Pangan. IPB. Bogor.
Hasna, L. Z. Pengaruh Penambahan Gula Pasir Sukrosa Pada Buah Aren (Arenga
pinata) Terhadap Kandungan Gizi Manisan Kolang Kaling. Foodtech: Jurnal
Teknologi Pangan, 3(2), 1-11.
Herawati, H. (2008). Penentuan Umur Simpan pada Produk Pangan. Jurnal Litbang
Pertanian. 274(4): 124-130.
Kaseke, H. F. G., & Makalalag, A. (2015). Pengaruh Penambahan Gula Terhadap Lama
Penyimpanan Kelapa Muda Dalam Sirup. Jurnal Penelitian Teknologi Industri,
7(1), 11. https://doi.org/10.33749/jpti.v7i1.4682
Kurniati, T. (2016). Pendugaan umur simpan terhadap produk bumbu nasi kuning
dengan metode aslt (accelerated shelf-life testing) model arrhenius (Doctoral
Dissertation, Fakultas Teknik Unpas).
Kusuma, A. (2019). Potensi Teh Bunga Telang Sebagai Obat Pengencer Dahak Herbal
Melalui Uji Mukositas. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Labuza, T.P. dan M.K. Schmidl. (1985). Accelerated Shelf Life Testing of Foods. Food
Technology, Vol 39: 57-62, 64, 134
Lisa, A. (2019). Potensi Ekstrak Bunga Telang Sebagai Pewarna Alami Lokal Pada
Berbagai Industri Pangan. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
Pertanian. Universitas Hanasuddin Makassar. Canrea Journal, 33 (1)
Mariam, Santi Siti. (2022). Pendugaan Umur Simpan Snack Grubi Kremes dengan
Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT). [skripsi]. Universitas Pasundan,
Bandung.
Marpaung, A. M. (2020). Tinjauan Manfaat Bunga Telang Bagi Kesehatan Manusia.
Swiss German University. Journal Of Functional Food 5 (47)
Marpaung, A. M. (2020). Tinjauan Manfaat Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) Bagi
Kesehatan Manusia. Journal of Functional Food and Nutraceutical, 63-85.
Marwiyah, W. 2019. Pengaruh Jenis Kemasan Pada Pendugaan Umur Simpan Permen
Jelly Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Rasa Kayu Manis (Cinnamomum
burmanii). [skripsi]. Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut
Teknologi Indonesia. Tangerang Selatan.
Masthura, M. (2019). Identifikasi Rhodamin B Dan Methanyl Yellow Pada Manisan
Buah Yang Beredar Di Kota Banda Aceh Secara Kualitatif. Amina, 1(1), 39–44.
https://doi.org/10.22373/amina.v1i1.13
50
Msi, A. S., & Bin, A. (2016). Metode Accelarated Shelf Life Test (Aslt) Dengan
Pendekatan Arrhenius Dalam Pendugaan Umur Simpan Sari Buah Nanas,
Pepaya Dan Cempedak.
Muaris, H. (2003). Manisan Buah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pitasari, U. H., Gozali, T., & Garnida, Y. (2016). Pendugaan Umur Simpan Sate
Maranggi Dengan Metoda Aslt (Accelerated Shelf Life Testing) Berdasarkan
Pendekatan Arrhenius (Doctoral Dissertation, Fakultas Teknik Universitas
Pasundan).
Prasetya, E. A. (2020). Uji Kinerja Alat Pengering Tipe Rak Dengan Sumber Panas
Lampu Bohlam (Incandescent Lamp) Pada Manisan Tomat (Lycopersicum
Esculentum) Laporan Akhir (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Jember).
Pujilestari ,P. (2015). Sumber dan Pemanfaatan Zat Warna Alam untuk Keperluan
Industri [Skripsi].Yogyakarta
Purwati, & Tutik N. (2018). Pemanfaatan Buah Kolang- Kaling dari Hasil Perkebunan
Sebagai Pangan Fungsional. Jurnal Abdimas Mahakam, 25 (3).
Rahayu, W. P., & Arpah, M. (2003). Penuntun Teknis: Penetapan Kadaluarsa Produk
Industri Kecil Pangan. Bogor (ID): Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fateta, IPB.
Sahwalni, A. (2020). Penambahan Ekstrak Bunga Telang (Clitoria Ternatea L) Pada
Manisan Basah Kolang-Kaling (Arenga pinnata) [skripsi]. Program Studi
Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Indonesia. Tangerang Selatan.
Sari, R. A., Widowati, T. W., & Syafutri, M. I. (2020). Pembuatan Minuman Fungsional
Dari Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) Dengan Penambahan Ekstrak Daun
Stevia (Stevia Rebaudiana B.) Sebagai Pemanis Alami (Doctoral Dissertation,
Sriwijaya University).
Safriani, N., Novita, M., Sulaiman, I., & Ratino, W. (2014). Pengemasan Manisan
Kolang kaling Basah (Arenga pinata L.) dengan Bahan Kemas Plastik dan Botol
Kaca pada Penyimpanan Suhu Ruang. Rona Teknik Pertanian, 7(1), 31–44.
Sutanto, A., & Ambarsari, I. (2016). Aneka Produk Olahan Berbasis Sumber Daya
Lokal. BPTP Jateng.
Syarief, R., & Halid, H. (1993). Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan, Jakarta.
Wilandika L, & Vita P. (2017). Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Air dan Aktifitas Air
Dalam Bahan Pada Kunyit dengan Alat Pengering [Skripsi]. Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro.
Zussiva, A. M., Laurent, B. K., & Budiyati, S. (2012). Extraction And Analysis Of Blue
Dye (Anthocyanin) From Butterfly Pea (Clitoria Ternatea) As A Natural Dye. J
Teknol Kim Ind, 1(1), 356-365.
LAMPIRAN
51
52
Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Nilai Kadar Gula Manisan Basah Kolang
Kaling Dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Suhu
Penyimpanan Waktu Penyimpanan (hari) Rata-
(°C) Total
rata
0 7 14 21 28
15 86 87 88.8 90.4 90.9 443.1 44.31
25 86 87.4 89.2 90.8 91.3 444.7 44.47
35 86 88.8 89.6 91.4 91.7 447.5 44.75
Total 258 263.2 267.6 272.6 273.9 1335.3
Rata-rata 51.6 52.64 53.52 54.52 54.78
53
FK =
= 59434,2
54
= 30,5
= 0,147
= – Faktor Koreksi
= 0,992
= – Faktor Koreksi
= 29,12
55
= = 0,496
Hasil Sidik Ragam Nilai Kadar Gula Manisan Basah Kolang Kaling Dengan Pewarna
Ekstrak Bunga Telang
F tabel
Sumber Keragaman db JK KT F hitung
5% 1%
Perlakuan 14 30.5 3.45 345
Suhu Penyimpanan (A) 2 0.992 0.496 49.6** 3.73 6.51
Waktu Penyimpanan (B) 4 29.12 7.28 728** 3.11 5.03
Interaksi (A x B) 8 0.388 0.54 54** 2.69 4.13
Ulangan 1 0.147 0.147 14.7
Galat 14 0.153 0.01
Total 29 30.8 11.923
Keterangan : **Berbeda Sangat Nyata
56
KK = x 100%
= x 100%
= 1,49% (<5%)
maka dilakukan uji lanjut yaitu Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
= q0,05(3; 14) x
= 3,70 x 0,07
= 2,59
= q0,01(3; 14) x
= 4,90 x 0,07
= 0,343
Taraf Nyata 1%
44,31 44,47 44,75
a
a
a
Hasil Uji BNJ Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Nilai Kadar Gula Manisan
Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
= q0,05(5; 14) x
= 4,41 x 0,07
= 0,3087
= q0,01(5; 14) x
= 5,63 x 0,07
= 0,3941
58
Taraf Nyata 1%
Hasil Uji BNJ Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Kadar Gula
Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Waktu Taraf
Rata-rata Nilai
Penyimpanan
Kadar Gula 5% 1%
(hari)
0 51,6 a a
7 52,64 a a
14 53,52 a a
21 54,52 a a
28 54,78 a a
Keterangan : Huruf yang sama pada kolom taraf nyata menunjukkan bahwa angka
di kolom rata-rata nilai kadar gula tidak berbeda nyata
59
Uji Beda Nyata Jujur Interaksi Suhu dan Waktu Penyimpanan Taraf 5% :
= q0,05(15; 14) x
= 5,71 x 0,07
= 0,3997
Uji Beda Nyata Jujur Interaksi Suhu dan Waktu Penyimpanan Taraf 1% :
= q0,01(15; 14) x
= 7,05 x 0,07
= 0,4935
60
Pengaruh Interaksi Suhu dan Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Kadar Gula Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna
Ekstrak Bunga Telang taraf 5%
43,00 43,00 43,00 43,50 43,70 44,40 44,40 44,60 44,80 45,20 45,40 45,45 45,65 45,70 45,85
43,00 0,00
43,00 0,00 0,00
43,00 0,00 0,00 0,00
43,50 0,50 0,50 0,50 0,00
43,70 0,70 0,70 0,70 0,20 0,00
44,40 1,40 1,40 1,40 0,90 0,70 0,00
44,40 1,40 1,40 1,40 0,90 0,70 0,00 0,00
44,60 1,60 1,60 1,60 1,10 0,90 0,20 0,20 0,00
44,80 1,80 1,80 1,80 1,30 1,10 0,40 0,40 0,20 0,00
45,20 2,20 2,20 2,20 1,70 1,50 0,80 0,80 0,60 0,40 0,00
45,40 2,40 2,40 2,40 1,90 1,70 1,00 1,00 0,80 0,60 0,20 0,00
45,45 2,45 2,45 2,45 1,95 1,75 1,05 1,05 0,85 0,65 0,25 0,05 0,00
45,65 2,65 2,65 2,65 2,15 1,95 1,25 1,25 1,05 0,85 0,45 0,25 0,20 0,00
45,70 2,70 2,70 2,70 2,20 2,00 1,30 1,30 1,10 0,90 0,50 0,30 0,25 0,05 0,00
45,85 2,85 2,85 2,85 2,35 2,15 1,45 1,45 1,25 1,05 0,65 0,45 0,40 0,20 0,15 0,00
61
Taraf Nyata 5%
43,00 43,00 43,00 43,50 43,70 44,40 44,40 44,60 44,80 45,20 45,40 45,45 45,65 45,70 45,85
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
l
l
l
62
Pengaruh Interaksi Suhu dan Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Kadar Gula Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna
Ekstrak Bunga Telang taraf 1%
43,00 43,00 43,00 43,50 43,70 44,40 44,40 44,60 44,80 45,20 45,40 45,45 45,65 45,70 45,85
43,00 0,00
43,00 0,00 0,00
43,00 0,00 0,00 0,00
43,50 0,50 0,50 0,50 0,00
43,70 0,70 0,70 0,70 0,20 0,00
44,40 1,40 1,40 1,40 0,90 0,70 0,00
44,40 1,40 1,40 1,40 0,90 0,70 0,00 0,00
44,60 1,60 1,60 1,60 1,10 0,90 0,20 0,20 0,00
44,80 1,80 1,80 1,80 1,30 1,10 0,40 0,40 0,20 0,00
45,20 2,20 2,20 2,20 1,70 1,50 0,80 0,80 0,60 0,40 0,00
45,40 2,40 2,40 2,40 1,90 1,70 1,00 1,00 0,80 0,60 0,20 0,00
45,45 2,45 2,45 2,45 1,95 1,75 1,05 1,05 0,85 0,65 0,25 0,05 0,00
45,65 2,65 2,65 2,65 2,15 1,95 1,25 1,25 1,05 0,85 0,45 0,25 0,20 0,00
45,70 2,70 2,70 2,70 2,20 2,00 1,30 1,30 1,10 0,90 0,50 0,30 0,25 0,05 0,00
45,85 2,85 2,85 2,85 2,35 2,15 1,45 1,45 1,25 1,05 0,65 0,45 0,40 0,20 0,15 0,00
63
Taraf Nyata 1%
43,00 43,00 43,00 43,50 43,70 44,40 44,40 44,60 44,80 45,20 45,40 45,45 45,65 45,70 45,85
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
k
k
64
..
Hasil Uji BNJ Pengaruh Interaksi Suhu dan Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Kadar
Gula Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
0 15 43,0 a a
0 25 43,0 ab ab
7 15 43,5 d d
14 15 43,7 de de
21 15 44,4 f f
28 15 44,4 fg fg
7 25 44,6 h fgh
7 35 44,8 hi hi
14 25 45,2 j ij
14 35 45,4 jk jk
21 25 45,45 jkl k
21 35 45,65 kl k
28 25 45,70 l k
28 35 45,85 l k
65
Suhu Penyimpanan
Waktu
15 25 35
Penyimpanan
Ulangan (koloni/g) Ulangan (koloni/g) Ulangan (koloni/g)
(hari)
I II I II I II
0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 5,28 x 10 5,37 x 104
4
2,05 x 10 4,57 x 104
4
4
14 1,86 x 10 1,91 x 104 4,26 x 104 5,17 x 104
21 2,58 x 104 3,76 x 104
28 4,57 x 104 4,61 x 104
Suhu Penyimpanan
Waktu 15 25 35
Penyimpanan
Ulangan (log koloni/g) Ulangan (log koloni/g) Ulangan (log koloni/g)
(hari)
I II I II I II
0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
7 0,000 0,000 4,723 4,730 4,312 4,660
14 4,270 4,281 4,629 4,713
21 4,412 4,575
28 4,659 4,663
Rata-rata Analisis Angka Lempeng Total Manisan Basah Kolang Kaling Dengan
Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Suhu Penyimpanan
Waktu Penyimpanan (hari)
15 25 35
0 0 0 0
7 0 4,72 4,48
14 4,27 4,67
21 4,49
28 4,66
66
Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Angka Lempeng Total Manisan Basah
Kolang Kaling Dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Lampiran 3 Perhitungan Analisis Total Kapang Khamir Manisan Basah Kolang Kaling
Dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Data Total Kapang dan Khamir Manisan Basah Kolang Kaling Dengan Pewarna
Ekstrak Bunga Telang
Suhu Penyimpanan
Waktu
15 25 35
Penyimpanan
Ulangan (koloni/g) Ulangan (koloni/g) Ulangan (koloni/g)
(hari)
I II I II I II
0 0 0 0 0 0 0
0
7 1,01 x 10 1,21 x 100 3,69 x 10 3,71 x 10 1,28 x 102
1,29 x 102
14 2,11 x 100 2,15 x 100 1,25 x 102
1,26 x 102
21 3,21 x 10 3,22 x 10
28 4,82 x 10 4,84 x 10
Suhu Penyimpanan
Waktu 15 25 35
Penyimpanan
Ulangan (log koloni/g) Ulangan (log koloni/g) Ulangan (log koloni/g)
(hari)
I II I II I II
0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
7 0,004 0,083 1,567 1,569 2,107 2,111
14 0,324 0,332 2,097 2,100
21 1,507 1,508
28 1,683 1,685
Rata-rata Total Kapang dan Khamir Manisan Basah Kolang Kaling Dengan Pewarna
Ekstrak Bunga Telang
Suhu Penyimpanan
Waktu Penyimpanan (hari)
15 25 35
0 0 0 0
7 0,04 1,56 2,10
14 0,32 2,09
21 1,50
28 1,68
68
Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan pada Kapang dan Khamir Manisan Basah
Kolang Kaling Dengan Pewarna Ekstrak Bunga Telang
Lampiran 4 Pendugaan Umur Simpan Manisan Basah Kolang Kaling dengan Pewarna
Esktrak Bunga Telang dengan Metode ASS (Accelerated Storage Studies)
Rekapitulasi Data Hasil Analisis Total Kapang dan Khamir Manisan Basah Kolang
Kaling dengan Pewarna Esktrak Bunga Telang
Suhu 15˚C
b = a =
= 0,069 = -0,25
Persamaan y=-0,25+0,069x
Suhu 25˚C
Waktu Penyimpanan Total Kapang dan Khamir
xy x2
(x) (y)
0 0,000 0,000 0,000
7 1,568 10,977 49,000
14 2,099 29,381 196,000
b = a =
=0,173
70
= 0,15
Persamaan y = 0,173+ 0,15x
Suhu 35˚C
Waktu Penyimpanan Total Kapang dan Khamir
xy x2
(x) (y)
0 0,000 0,000 0,000
7 2,109 14,762 49,000
b = a =
=0,0001
= 0,301
Persamaan y = 0,0001 + 0,301x
Persamaan Regresi
Parmeter Suhu (˚C)
(y = a + bx)
15 y=-0,25+0,069x
Total Kapang dan Khamir 25 y = 0,173+ 0,150x
35 y = 0,0001 + 0,301x
Nilai k dan ln k
Persamaan :
y = a + bx
y = 20,040 -6543,652x
ln k = ln k0 – E/R, (1/T)
ln k = 20,040 -6543,652(1/T)
dari persamaan diatas dapat diperoleh nilai E (Energi Aktivasi) dan nilai ln k0
-E/R = -6543,652
E/R = 6543,652 R = 1,986 kal/mol
E = 6543,652 x 1,986 kal/mol K
E = 12995,693kal/mol
HARI 0 HARI 28
Suhu 15 oC
Suhu 25oC
Suhu 35oC
74
Suhu 15 oC Hari 21