Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom)
Oleh :
MUMTAZ HAYA WARALALO
1113091000059
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom)
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Mumtaz Haya Waralalo
1113091000059
Skripsi
0leh:
1113091000059
Menyetujui,
,J4I sen
~r
.
nbimbing II,
I
I
l)J/
,.~,
DR. Husni . Su ana S.T. M.Sc. Luh Kesuma ~hani,
S.T., M.T.
NIP. 197710302001121003 NIP. 19780424200801 2022
Mengetahui,
Arini, M
NIP. 19760131200901 2001
LEMBARPENGESAHAN
Skripsi berjudul "Analisis User Interface (UI) dan User Experience (UX) pada
AIS UIN Jakarta Menggunakan Metode Heuristic Evaluation dan Webuse
dengan Standar ISO 13407" yang ditulis oleh Mumtaz Haya Waralalo, NIM
1113091000059 telah diujikan dalam sidang Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada 4 Februari 2019. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) pada
Program Studi Teknik Infonnatika.
Tim Penguji
Penguji I, Penguji II,
Tim Pembimbing
Mengetahui,
Arini, T
NIP. 19760131200901 2001
ii i
Em '5zsmrz (1."".' .1Ii taW'" .-!D'
PERNYATAAN ORISINALITAS
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
Hidayatullah Jakarta
3. Apabila di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakall hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia
1113091000059
tV
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Mumtaz Haya Waralalo
NIM : 1113091000059
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Sains dan Teknologi
Jenis Karya : Skripsi
demi pembuatan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalti Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul:
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
(…………………………………………..)
vi
vii
ABSTRAK
Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat
dalam memudahkan kita melakukan aktivitas di berbagai kegiatan keseharian.
Hampir semua organisasi, perusahaan, hingga pemerintahan melakukan seluruh
kegiatannya menggunakan sistem digital dalam setiap pelayanannya. Dalam
berbagai sektor, ada bagian penting yang memerlukan sistem akademik dengan
data yang terstruktur, yakni sistem pada perguruan tinggi negeri di Indonesia,
salah satunya ialah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan kuesioner yang dilakukan terhadap 35 responden yang diambil dari
berbagai mahasiswa di 11 fakultas yang ada di UIN Jakarta, dan dengan
pengukuran menggunakan metode heuristic evaluation dan web usability tool
evaluation (webuse) sesuai standar ISO 13407, maka didapatkan hasil yang
menunjukkan bahwa AIS UIN Jakarta masih memiliki tampilan yang biasa saja,
kurang menarik hingga tidak menarik dengan total nilai interface dan usability
46,33%. Untuk itu, penulis membuat rekomendasi AIS UIN Jakarta dengan
kembali menggunakan metode dan standar yang sama dengan evaluasi pada
AIS sebelumnya untuk meningkatkan nilai interface dan usability AIS pada
aspek penilaian Flexibility and efficiency of use, Aesthetic and minimalist
design, dan Help users recognize, diagnose, and recover from errors dan juga
pada aspek standar Causality, Visible Constraints, Mapping, Transfer Effects
dan Population Stereotypes. Setelah dilakukan parameter pengukuran pada
rekomendasi AIS UIN Jakarta, didapatkan hasil bahwa responden menilai
sistem informasi akademik AIS tersebut memiliki skala sangat menarik, yakni
dengan nilai interface dan usability sebesar 96%.
viii
ABSTRACT
At this time science and technology are developing very rapidly in facilitating
us to carry out activities in various daily activities. Almost all organizations,
companies, and governments carry out all activities using a digital system in
every service. In various sectors, there is an important part that requires an
academic system with structured data, namely the system at state universities in
Indonesia, one of which is the Syarif Hidayatullah State Islamic University
(UIN) Jakarta. Based on the questionnaire conducted on 35 respondents taken
from various students in 11 faculties in UIN Jakarta, and by measuring using the
Heuristic Evaluation Method and Web Usability Tool Evaluation (WEBUSE)
according to ISO 13407 standard, the results showed that AIS UIN Jakarta still
has an ordinary look, less attractive to unattractive with a total value of interface
and usability of 46.33%. To that end, the authors made a recommendation for
the AIS UIN Jakarta by re-using the same methods and standards with
evaluations in previous AIS to improve the interface value and usability of AIS
in aspects of assessment of Flexibility and efficiency of use, Aesthetic and
minimalist design, and Help users recognize, diagnose and recover from errors
and also on standard aspects Causality, Visible Constraints, Mapping, Transfer
Effects and Population Stereotypes. After measuring parameters on the
recommendations of the AIS UIN Jakarta, it was found that respondents
considered the academic information system to have a very interesting scale,
namely with an interface and usability value of 96%.
ix
xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi
Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat
penting yang memerlukan sistem akademik dengan data yang terstruktur, yakni
UIN Jakarta merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang memiliki
juga dapat dibuka dengan basis website oleh setiap mahasiswa terdaftar dengan
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang sudah dimiliki. Sistem Akademik tersebut
fasilitas sistem berbasis web yang berisikan profil dan perkembangan aktifitas
AIS ini berada di jaringan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dengan alamat
harus menjadi sistem web yang mudah digunakan dan bernilai informatif demi
keseharian. Pengalaman pengguna dalam hal ini mahasiswa dapat menjadi tolak
akademik, atau layanan AIS tersebut sulit untuk digunakan, maka bisa dikatakan
usability dapat digunakan dalam menganalisis user interface dan user experience
kuesioner yang dijawab oleh 35 Responden dari seluruh fakultas yang berjumlah
sampling. Dari hasil kuesioner tersebut, maka didapatkan bahwa: tampilan AIS
yang kurang efektif dan efisien, tampilan AIS juga tidak mengikuti perkembangan
desain terkini (moderen), dan tampilan AIS sangat kurang responsive terhadap
perubahan menu ketika error yang berganti. Hal lainnya yang juga perlu
informasi aktifitas belajar mengajar yang kurang berfungsi sehingga perlu ada
evaluasi secara detail untuk mengukur kemudahan penggunaan AIS bagi user atau
efisiensi, hal ini berguna untuk kelangsungan dan pengembangan UIN Jakarta ke
depan sebagai kampus dengan basis teknologi yang maju. Dengan berbagai hal
yang perlu dievaluasi diatas, maka peneliti menggunakan alat metode evaluasi
dengan standar ISO 13407 yang merujuk pada kebutuhan website yang didalami
sesuai dengan kebutuhan user. Salah satunya adalah dengan memastikan bahwa
metode heuristik dan webuse, serta melihat dari kebutuhan yang harus dipenuhi
oleh AIS, maka didapatkan standar ISO 13407 sebagai standar yang mengikuti
Pada ISO 13407 terdapat lima prinsip yang bisa memenuhi standar dari
fasilitas, pengelompokkan, dan ekspektasi tindakan yang ada pada AIS UIN
Jakarta, sehingga dari standar tersebut didapatkan AIS yang baik dari segi UI dan
UX-nya. Adapun untuk mencapai standar dibutuhkan metode evaluasi yang sesuai
menilai kesesuaiannya terhadap prinsip usability yang diakui atau disebut prinsip
sering digunakan dalam evalusi heuristik (Penha et al., 2014). Pada hal ini prinsip
Nielsen yang mencakup kebutuhan dari sisi tampilan website dan aplikasi, maka
10 prinsip tersebut ialah kategori yang sederhana dan sesuai dengan AIS UIN
Jakarta dengan pengguna yang membutuhkan interface lebih baik dan cepat
evaluasi heuristik dengan prinsip heuristik milik Nilesen. Metode ini digunakan
aplikasi apakah sudah memiliki level yang baik, menggali masalah usability yang
masalah usability yang ditemukan pada AIS untuk meningkatkan level usability
menjadi lebih baik lagi. Adapun evaluasi heuristik ini untuk mengukur User
Interface dari AIS UIN Jakarta yang berfungsi maksimal pada usabilitynya.
usability inquiry yang dikembangkan oleh (Chiew dan Salim. 2003). WEBUSE
website dengan tool yang terstruktur dan akurat. Karena hal itu, dalam penelitian
ini akan dilakukan dengan metode webuse sebagai user based method untuk
dikhususkan untuk mengukur User Experience terhadap usability dari AIS UIN
Jakarta.
(Flexibility and efficiency of use, Aesthetic and minimalist design, dan Help users
recognize, diagnose, and recover from errors) dari sepuluh kriteria usability
heuristics untuk user interface design dengan output yang diharapkan adalah
ialah perbaikan pada halaman utama yang berisikan menu login dengan halaman
informasi seputar UIN Jakarta yang lebih moderen, tata letak login menjadi center
dan halaman informasi menjadi slide berjalan yang lebih responsif, Selanjutnya di
tampilan menu, terdapat perkembangan bentuk menjadi flat design yang terletak
di tengah halaman utama ketika sudah login setelahnya. Adapun yang lainnya
ialah perubahan pada desain warna dan bentuk tata letak yang lebih terkini, dalam
evaluasi heuristic. Serta pada penelitian (Putu Krisnayan. 2016) juga mengalisis
Penelitian serupa juga dilakukan pada evaluasi aplikasi (Yusi Tyroni Mursityo.
sudah memiliki level yang baik, menggali masalah usability yang ada,
level usability menjadi lebih baik lagi dengan metode heuristic dan juga webuse.
Interface (UI) dan User Experience (UX) pada AIS UIN Jakarta
system informasi (AIS) pada mahasiswa agar menjadi lebih kompatibel, efektif,
mahasiswa dari berbagai fakultas di UIN Jakarta. Perbedaan dari penelitian ini
dengan yang lain adalah penelitian menggunakan standar ISO 13407 dan dengan
metode yang paling tepat untuk pengembangan tampilan pada AIS UIN Jakarta,
dan hasil dari penelitian ini akan langsung menjadi rujukan bermanfaat bagi AIS
UIN Jakarta yang dinilai sebagai sistem dari kampus yang mengikuti
permasalahan yaitu:
dibatasi oleh:
AIS UIN Jakarta, agar dapat membantu perkembangan tampilan dan kegunaan
dan Help users recognize, diagnose, and recover from errors dan WEBUSE
4. Sistem penilaian pengguna AIS UIN Jakarta ini hanya untuk menilai
5. Penelitian ini hanya sampai pada tahap testing design interface, tidak sampai
efektif, dan efisien. Serta meminimalisir kejadian error pada system tampilan.
sistem informasi AIS UIN Jakarta berdasarkan ISO 13407 dengan metode
informasi yang cepat, tepat, akurat dan mudah digunakan mahasiwa secara
1. Studi Observasi
2. Studi Wawancara
penelitian dengan cara tanya jawab, bertatap muka antara penulis dengan
3. Studi Pustaka
teori yang ada di dalam buku dan karya ilmiah yang berhubungan dengan
penelitian ini.
metode ini, yaitu: Visibilitas dari status system, Kesesuaian antara sistem dan
dunia nyata, Kendali dan kebebasan pengguna, Standar dan konsistensi, Bantu
Aesthetic and minimalist design, dan Help users recognize, diagnose, and recover
from errors) sebagai yang paling dibutuhkan dalam pengembangan desain interface
BAB I PENDAHULUAN
BAB VI PENUTUP
proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Sementara (Raka Joni. 1975)
barang, hal atau gejala dengan mempertimbangkan beragam faktor yang kemudian
proses menetukan nilai untuk suatu hal atau objek yang berdasarakan pada acuan-
dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan
dalam upaya mencapai tujuan perusahaan (Duncan, Tom. 2005). Data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi
program berikutnya.
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan,
baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki
arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda,
"desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu
12
Desain secara etimologi berasal dari bahasa "designo" (Itali) yang secara
gramatikal berarti gambar dan bermakna: to make preliminary sketches of, to plan
and carry out experiment", to form in the mind. Secara garis besar, ada tujuh
Metode desain adalah suatu cara yang dilakukan oleh desainer untuk
menghasilkan suatu karya desain. Beberapa metode yang umum digunakan, antara
lain: Explosing yaitu mencari inspirasi dengan berpikir secara kritis untuk
mengolah kembali suatu desain agar menjadi bentuk yang berbeda dan lebih baik.
moyang. Trendspotting yaitu membuat suatu desain berdasarkan tren yang sedang
berkembang.
interaction atau disingkat HCI) adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan
Ilmu ini berusaha menemukan cara yang paling efisien untuk merancang pesan
proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi
dengan komputer yang keduanya saling memberikan masukan dan umpan balik
melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil akhir yang diharapkan sistem
berbagai umpan balik yang ia perlukan selama ia bekerja pada sebuah sistem
komputer. Para perancang antarmuka manusia dan komputer berharap agar sistem
komputer yang dirancangnya dapat bersifat akrab dan ramah dengan penggunanya
(user friendly).
cepat dan tidak membutuhkan banyak biaya dalam membuat suatu pekerjaan.
sesuai dengan kebutuhan user. Salah satunya adalah dengan memastikan bahwa
untuk sistem yang interaktif. Alur prosesnya digambarkan dalam gambar 2.1
berikut.
Keterangan gambar:
workstation,
memperbaiki rancangan.
mengerti kebutuhan user, selalu ada gap/jarak antar harapan user dan
6. Menentukan harapan.
1. Causality
Prinsip causality dapat dijelaskan dalam kejadian berikut: sesuatu
yang terjadi setelah suatu tindakan, akan dianggap orang/user bahwa tindakan
Contoh causality yang tidak benar: menjalankan suatu aplikasi yang belum
dikenal sebelum komputer rusak akan menyebabkan komputer sering rusak. Efek
lain dari prinsip causality: perintah yang hasilnya tidak jelas kelihatan sering
2. Visible Constraints
Visible contraints adalah batasan secara visual. Dengan melihat user akan
tahu batasan jumlah tindakan yang mungkin harus diperoleh dari kemunculan
obyek. User akan tahu batasan dari aplikasi dengan cara melihat dan merasakan.
3. Mapping
4. Transfer Effects
sama. Ada dua macam efek transfer: Positive transfer: pelajaran sebelumnya dapat
5. Population Stereotypes
merah berarti bahaya dan hijau berarti aman. Namun idiom dapat berbeda pada
Macintosh atau pengguna Windows dan Linux. Serta, mengubah budaya stereotipe
sangat sulit.
User interface adalah cara program dan user berkomunikasi. Istilah user
(Human Computer Interaction). HCI adalah semua aspek dari interaksi pengguna
dan computer, tidak hanya hardware. Semuanya yang terlihat dilayar, membaca
digunakan. Dengan demikian, user interface bisa juga diartikan sebagai mekanisme
inter-relasi atau integrasi total dari perangkat keras dan lunak yang membentuk
Graphical User Interface (GUI) atau Command Line Interfae (CLI), sedangkan
dari sisi hardware bias berbentuk Aplle Desktop Bus (ADB), USB, dan fire wire.
banyak aspek yang pelu diperhatikan. User interface akan mengacu pada beragam
Kioks adalah peralatan sistem informasi publik yang dirancang sedemikian rupa
yang ditujukan untuk beragam kondisi user, baik secara usia, gender, latar
Ada dua jenis user interface, yaitu: Command Line Inteface (CLI) dan
system operasi melalui text terminal. CLI adalah sebuah bentuk antarmuka antara
dengan menggunakan perintah dalam bentuk teks dan sebuah metode untuk
memasukinya.
LINUX. Setiap sistem operasi memberi nama CLI- nya berbeda-beda. Unix
member nama CLI-nya sebagai bash, ash, ksh, dan lain sebagainya. Ms-Dos
CLI pada Linux sebagai Terminal, sedangkan pada Apple atau machintosh
Kedua, Graphical User Interface (GUI). Saat ini interface yang banyak
digunakan dalam software adalah GUI (Graphical User Interface). Penganut GUI
biasanya adalah mereka yang sudah terbiasa dengan system operasi Windows.
Bagi mereka, GUI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.
menggunakan perangkat penunjuk (pointing device) seperti mouse atau track ball.
Sama seperti CL, tiap-tiap siste operasi memiliki nama tersendiri untuk
member nama GUI pada Windows XP sebagai Lunar dan GUI Windows Vista
sebagai Aero. Pada Linux, ada dua pengembangan utama desktop environment,
GNOME.
komunikasi mobile, aplikasi perangkat lunak, dan situs web dengan fokus pada
pengalaman pengguna dan interaksi. Tujuan dari user interface design adalah
berpusat. User interface design yang bagus memfasilitasi dan menyelesaikan tugas
di tangan tanpa menarik perhatian yang tidak perlu pada dirinya sendiri. Desain
menyeimbangkan fungsi teknis dan elemen visual (misalnya, model mental) untuk
menciptakan sebuah sistem yang tidak hanya operasional saja tetapi juga
mengkhususkan diri pada jenis proyek tertentu dan memiliki kemampuan berpusat
sistem dengan memilih tampilan grafis tertentu dengan menggunakan mouse atau
keyboard. Pada dua sistem operasi yang paling lazim, yakni Windows dan
cenderung lebih sederhana dan didominasi oleh simbol sehingga lebih mudah
untuk dimengerti. Sebagai contoh yang paling dasar ditemui adalah user interface
pada remote TV yang memiliki keypad numerik, tombol volume, tombol serta
dengan tulisan maupun tampilan grafis. Sesuai fungsinya, user interface pada
dibanding user interface pada perangkat lain yang lebih besar. Karena itu banyak
dengan ciri khas masing-masing seperti iPhone dengan iOS dan Samsung dengan
Touchwiz-nya.
perangkat canggih yang pintar dengan user interface yang mudah dipahami dan
pengguna berdasar atas perasaan dan pemikiran individu mengenai sebuah sistem.
"persepsi dan respon seseorang yang dihasilkan dari penggunaan atau penggunaan
terantisipasi dari sebuah produk, sistem, atau jasa". Maka, pengalaman pengguna
pengguna mencakup semua emosi, keyakinan, pilihan, persepsi, respon fisik dan
psikologis, perilaku, dan keberhasilan pengguna yang terjadi sebelum, selama, dan
setelah penggunaan. Catatan tambahan ini juga menyertakan tiga faktor yang
Pada masa awal era internet pemain-pemain besar di jagad internet seperti
Yahoo, Amazon, Paypal, Google lebih peduli kepada teknologi, desain tidak cukup
mendapat perhatian yang besar. Teknologi itu juga yang memberikan kesuksesan
besar kepada mereka. Namun sekarang di masa di mana kompetisi begitu sengit
Untuk merebut hati para pengguna produk, para pemain di dunia internet
ini tidak lagi bisa mengenyampingkan kebutuhan dan keinginan pengguna yang
user engagement tinggi yang diukur oleh lamanya waktu yang dihabiskan oleh
rate, dan yang terakhir dari segi bisnis user experience dipercaya mampu
individu untuk menyelesaikan suatu masalah dalam satu malam. User experience
tidak hanya semata berurusan dengan user interface namun aspek dari pengalaman
1. Visual designer
visual yang memanjakan mata tentu memiliki daya tarik tersendiri bagi pengguna.
designer tentu butuh implementasi, adalah pekerjaan front end developer untuk
3. Content strategist
mereka, apa yang mereka lakukan, kalau mereka berbisnis apa bisnis mereka
jalankan, pesan apa yang ingin mereka sampaikan kepada publik. Bagaimana itu
4. Usability expert
diinginkan dengan cepat yang dibantu oleh navigasi, search box. Usability expert
dengan mudah.
5. Information architect
navigasi dan link. Karena hal ini berkaitan dengan informasi yang dicari oleh
pengunjung.
produk yang akan dihasilkan secara keseluruhan dari sisi user experience. Tim
akan bekerja berdasarkan roadmap yang telah dibuat oleh user experience
aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering
digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan
teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya
pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga
untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung
Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan
komputer sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari
komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi
informasi. Sistem informasi juga berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi
Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem
kerja. Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin
produk tertentu dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem
di satu sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi adalah suatu bentuk
komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan diproses sebagai bentuk dari
memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal
2 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28
Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem
dalam organisasi.
Beberapa kegunaan atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat
sistem informasi.
pemeliharaan sistem.
persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang
2 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29
yang tersedia.
bisa diadakan.
informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para
pemakainya. Data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai suatu
informasi. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar
sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu
(timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak
didukung oleh tiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna,
adalah sistem evaluasi untuk software komputer berbasis pengguna. Sistem ini
diciptakan Nielsen di tahun 1990, adalah cara mengevaluasi yang cukup terpercaya
Evaluasi Heuristik adalah panduan, prinsip umum, atau aturan yang dapat
yang sudah diambil. Evaluasi Heuristik diusulkan oleh Nielsen dan Molich, hampir
sama dengan Cognitive Walkthrough tetapi sedikit terstruktur dan sedikit terarah.
Pada pendekatan ini, sekumpulan kriteria usability atau heuristic diidentifikasi dan
secara efektif. Evaluator melakukan evaluasi melalui kinerja dari serangkaian tugas
dengan perancangan dan dilihat kesesuaiannya dengan kriteria setiap tingkat. Jika
baik digunakan sebagai teknik evaluasi desain, karena lebih mudah untuk
2016)
2. Match between system and the real world: sistem harus “berbicara” sesuai
3. User control and freedom: pengguna kadang memilih pilihan yang salah
kata, situasi, atau aksi yang berbeda ternyata memiliki arti yang sama.
bahasa, dll)
9. Help users recognize, diagnose, and recover from errors: sistem mampu
(severity rating). Severity rating dapat menentukan banyaknya sumber daya yang
diperlukan untuk memperbaiki masalah yang ada, dan dapat memberikan perkiraan
proyek.
dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan dengan biaya yang rendah dibandingkan
berbasis Web yang memungkinkan pengguna menilai kegunaan situs web yang
Effectiveness.
Gambar 2.2 Proses Evaluasi Metode Webuse (Chiew dan Salim 2003)
WEBUSE adalah:
5. Poin usability dari website adalah mean value dari masing-masing kategori
Empat pilihan jawaban yang tersedia untuk setiap pertanyaan dan satu
ketentuan bahwa pilihan adalah netral. Hasil kuesioner akan diubah dalam bentuk
merit. Hubungan pilihan dan merit dapat dilihat pada Tabel 2.1:
value untuk setiap kategori dianggap sebagai poin usability untuk setiap kategori.
Hasil keseluruhan poin usability website adalah mean value dari poin
usability keempat kategori. Level usability berdasarkan besaran poin usability. Tabel
2.2 menunjukkan hubungan poin usability dan level usability beserta penjelasannya
1. jika poin x lebih besar sama dengan 0, dan x lebih kecil sama dengan 0.2 maka
2. jika poin x lebih besar dari 0.2, dan x lebih kecil sama dengan 0.4 maka
3. jika poin x lebih besar dari 0.4, dan x lebih kecil sama dengan 0.6 maka
4. jika poin x lebih besar dari 0.6, dan x lebih kecil sama dengan 0.8 maka
5. jika poin x lebih besar dari 0.8, dan x lebih kecil sama dengan 1.0 maka
Alpha Testing atau Pengujian Alpha adalah salah satu strategi pengujian
lunak, hal ini khusus digunakan oleh organisasi pengembangan produk dengan
tujuan agar system yang dikembangkan terhindar dari cacat atau kegagalan
penggunaan.
menggunakan system ini tidak kecewa karena masalah cacat atau kegagalan
aplikasi. Pengujian ini dilakukan tanpa keterlibatan tim pengembangan tes ini
oleh pengguna selanjutnya pengguna mencatat temuan yang terjadi dari kecacatan
aplikasi.
tentang untuk menyelesaikan. perubahan desain kecil masih dapat dibuat sebagai
hasil dari pengujian alpha. Pengujian Alpha biasanya dilakukan oleh kelompok
yang independen dari tim desain, tim pengembang tapi masih dalam perusahaan,
lunak QA. Pengujian Alpha adalah pengujian akhir sebelum perangkat lunak ini
Pada tahap pertama dari pengujian alpha, perangkat lunak diuji oleh
Pada tahap kedua pengujian alpha, software ini diserahkan kepada staf QA
sebenarnya dengan potensi pengguna / pelanggan atau tim uji independen di situs
beta. Pada gambar 2.3 berikut dijelaskan proses Alpha test dalam siklus
pengembangan software
Pada tahap pertama dari pengujian alpha, perangkat lunak diuji oleh
dengan cepat. Perangkat lunak yang diuji sebenarnya sudah diuji pada tahap unit
test, maupun system test. Pada bagian akhir perangkat lunak tersebut diuji pada
dibuat sedemikian rupa agar menyerupai lingkungan sebenarnya. Hal ini dilakukan
agar seluruh modul yang ada dalam perangkat lunak tersebut berjalan sesuai
lokasi pengguna akhir oleh pengguna akhir untuk memvalidasi kegunaan, fungsi,
kompatibilitas, dan uji reliabilitas dari software yang dibuat. Aktifitas pengujian
dalam desain, fungsi, dan kegunaan dari produk. Masukan ini tidak hanya penting
untuk keberhasilan produk tetapi juga investasi ke produk masa depan ketika data
Hal ini juga dikenal sebagai uji lapangan. Ini terjadi di lokasi pelanggan.
bawah kondisi kerja dunia nyata. Tes beta merupakan tahap kedua dari pengujian
perangkat lunak di mana pengguna mencoba produk. Awalnya, tes alpha berarti
pengujian beta dapat dianggap “pengujian pra-rilis artinya sebelum produk tersebut
dilempar ke pasaran maka harus dipastikan dari sisi pelanggan bahwa perangkat
tangan pengguna yang sebenarnya yang berada di luar tim teknik Anda untuk
Versi beta tertutup dilepaskan untuk kelompok memilih individu untuk uji
pengguna dan sesuai undangan saja, sedangkan pengujian beta terbuka berasal dari
kelompok yang lebih besar dari masyarakat umum dan siapapun yang tertarik.
fitur tambahan yang mereka pikir harus tersedia dalam versi final.
masyarakat umum.
selama periode pengujian beta ini. Penguji beta Anda dapat menemukan masalah
dengan aplikasi bahwa pembuat mungkin tidak menyadari, seperti aliran aplikasi
Pengguna ini, yang pengadopsi awal dari aplikasi Anda, akan menghasilkan
dalam memperoleh data yang dibutuhkan, dengan adanya data maka sebuah
metode penelitian.
data primer dengan cara mengamati dan menganalisa langsung objek datanya.
pengumpulan data khususnya pada Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
41
kerangka desain, pengembangan dari admin dan bagaimana sistem AIS yang
sudah ada atau yang sedang berjalan. Kekhususan pada pengembangan desain
interface sistem informasi akademik AIS masih belum dilakukan karena fokus
pada sistem masih berada pada lingkup pendataan dan bagaimana AIS berjalan
dengan standar seperti pada awal pembuatan. Ini merupakan analisa dari peneliti
yang juga melihat dari sisi mahasiswa sebagai pengguna dan observasi langsung ke
UIN Jakarta.
3 Proses pengembangan sistem yang berjalan terkait dengan desain interface AIS
UIN Jakarta.
tampilan yang mudah dan baik digunakan oleh mahasiswa dan kritik dari
khususnya para pakar dan staf khusus yang ahli dalam memberikan parameter-
untuk mendapatkan kriteria yang paling tepat dari dua metode yang akan
digunakan guna nantinya akan menjadi evaluasi khusus bagi AIS untuk perbaikan
3.2.3 Kuesioner
secara online sebagai media bantu dalam mendapatkan jawaban dari responden.
Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mengetahui nilai AIS yang saat ini berjalan
serta mengetahui kebutuhan user untuk rekomendasi AIS baru yang akan
dirancang nantinya. Jawaban dari responden akan diolah sebagai data penelitian.
Di akhir hasil, kuesioner juga dilakukan pada professional pada bidang UI dan UX.
pencarian data-data dan informasi yang dibutuhkan dari buku referensi, hasil
webuse yang akan dibuat, serta jurnal-jurnal hasil penelitian dan situs internet
yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Daftar penelitian terdapat pada
tabel 3.1:
Dari ketiga penelitian serupa yang sudah dianalisa, maka perbedaan dari
beberapa judul diatas ialah pada penelitian ini terdapat standar ISO 13407 yang
kebutuhan dalam pemenuhan standar interface dan juga usability dapat langsung
ditujukan. Adapaun dari hal tersebut maka peneliti dapat mengukur dan membuat
berorientasi objek.
dengan standar tampilan yang berfungsi baik dan desain menarik menurut 10
kriteria yang ada pada metode heuristic, terdapat tiga metode yang paling menjadi
kebutuhan dasar dari perbaikan interface pada AIS UIN Jakarta: Flexibility and
efficiency of use , Aesthetic and minimalist design, Help users recognize, diagnose,
and recover from errors. Dan penelitian langsung menggunakan metode Web
pengguna yakni mahasiswa dengan AIS itu sendiri. Setelah mendapatkan hasil dari
mendapatkan standar khusus yang sudah ditentukan, yaitu standar ISO 13407.
membantu menilai sistem yang mampu mengelola tampilan yang ada dan
a. Analisis Masalah
Pada tahap ini peneliti mencari sumber data atau informasi yang diperlukan
Pada tahapan ini peneliti melakukan identifikasi data yang telah dikumpulkan
dan didapatkan seperti parameter kriteria dan sub kriteria serta nilai skala pada
hasil yaitu bobot sub kriteria di kali dengan masing-masing bobot kriteria,
apa saja yang sudah dievaluasi dan akan dikembangkan dari segi tampilan
utama.
penjabarannya:
dilakukan dan bagaimana data tersebut dapat bekerja pada kegiatan itu.
Cara yang digunakan yakni menggunakan use case, class diagram, activity
Pada fase ini merupakan rancang bangun percakapan antara pemakai system
(user) dengan komputer yang terdiri dari proses interaksi. Pada tahapan ini
adalah untuk membuat layout tampilan AIS terkhusus halaman login (Home),
analisis dan perancangan yang telah dilakukan. Adapun proses yang harus
1. Perancangan (Design)
2. Pengujian (testing).
Dalam tahapan ini peneliti akan menguji desain AIS yang telah dibuat
sesuai dengan tujuan yang telah dibuat, berarti tampilan sistem telah lolos
pengujian tersebut.
Interface AIS UIN Jakarta. Berikut alur penelitian yang terdapat pada
gambar 3.1:
Keterangan Alur:
1. Studi Pendahuluan
Tool (WEBUSE).
3. Pengumpulan Data
4. Analisis Data
5. Rekomendasi:
yang harus dibentuk ialah terdapat pada halaman awal dan halaman
6. Kesimpulan
Simbol Keterangan
Proses
hasil evaluasi penelitian tentang AIS UIN Jakarta yang ada pada bab sebelumnya.
dan penilaian desain interface serta usability dengan metode heuristic evaluation
dan juga web usability tool evaluation, didapatkan bahwa dari tiga variabel yang
disebut didapatkan bahwa pada tiga aspek evaluasi dengan pertimbangan ISO
didapatkan dari hasil analisa statistic deskriptif dan penilaian desain interface serta
usability. Berikut rancangan yang dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan hasil
52
4.2 Implementasi
<!DOCTYPE html>
<html lang="en" >
<head>
<meta charset="UTF-8">
<title>AIS UIN JAKARTA</title>
<link rel="stylesheet" href="css/style.css">
</head>
<body>
<div class="wrapper">
<div class="container">
<h1>Welcome</h1>
<form class="form">
<input type="text" placeholder="Username">
<input type="password" placeholder="Password">
<button type="submit" id="login-button">Login</button>
</form></div>
<ul class="bg-bubbles">
</li><li></li></ul></div>
<script
src='http://cdnjs.cloudflare.com/ajax/libs/jquery/2.1.3/jquery.min.js'></script>
<script src="js/index.js"></script>
<center><tbody><tr><br/>
54
<script src="js/index.js"></script>
</body></html>
<center><tbody><tr><br/>
<td><img src="gambar/line.png" width="350" height="50"></td>
...
///CSS///
@font-face
{
font-family: 'Source Sans Pro';
font-style: normal;
font-weight: 200;
font-style: normal;
font-weight: 300;
font-weight: 300;
}
body {
font-family: 'Source Sans Pro', sans-serif;
color: white;
.wrapper {
background: #50a3a2;
background: linear-gradient(to bottom right, #50a3a2 0%, #53e3a6 100%);
position: absolute;
top: 50%;
left: 0;
width: 100%;
height: 400px; UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
margin-top: -200px;
overflow: hidden;
}
55
}
.container {
max-width: 600px;
margin: 0 auto;
padding: 80px 0;
height: 400px;
text-align: center;
}
.container h1 {
font-size: 40px;
transition-duration: 1s;
transition-timing-function: ease-in-put;
font-weight: 200;
}
form {
padding: 20px 0;
position: relative;
z-index: 2;
}
form input {
-webkit-appearance: none;
-moz-appearance: none;
appearance: none;
outline: 0;
border: 1px solid rgba(255, 255, 255, 0.4);
background-color: rgba(255, 255, 255, 0.2);
width: 250px;
border-radius: 3px;
padding: 10px 15px;
margin: 0 auto 10px auto;
4.2.2display: block;
Pembangunan Interface AIS
text-align: center;
font-size: 18px;
Berdasarkan rancangan mockup desain interface pada AIS UIN Jakarta
color: white;
transition-duration: 0.25s;
yang sudah dibuat dengan evaluasi heuristik dan webuse pada interface AIS
font-weight: 300;
}
sebelumnya, maka pada tahap selanjutnya akan dibuat rekomendasi interface yang
form input:hover {
background-color: rgba(255, 255, 255, 0.4);
mempertimbangkan
} sisi efektifitas, efisiensi, desain sederhana dan juga kegunaan
form input:focus {
AISbackground-color:
yang lebih interaktif
white; dengan penanganan terhadap perbaikan error yang
width: 300px;
terjadi.
color:Adapun
#53e3a6;rekomendasi desain interface ini sudah disesuaikan dengan
}
kebutuhan
form buttonpada{ pemenuhan standar ISO 13407. Berikut ialah desain utama yang
-webkit-appearance: none;
sudah-moz-appearance:
dibuat dengan sederhana
none; menggunakan bahasa pemrograman HTML pada
appearance: none;
gambar 4.3 0;
outline: dan 4.4:
background-color: white;
border: 0;
padding: 10px 15px;
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
color: #53e3a6;
border-radius: 3px;
width: 250px;
56
Pada kriteria Flexibility and Efficiency of Use, dilihat dari hasil kriteria
kuesioner ini memiliki penilaian yang kurang dari setiap item kriteria yang ada.
Selain itu dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kriteria ini berpengaruh
secara positif terhadap tingkat usability dari penggunaan AIS UIN Jakarta.
Kualitas dari aplikasi ini dapat ditingkatkan terlebih dahulu dengan meningkatkan
kriteria yang mempengaruhi usability dari aplikasi ini yakni interface AIS yang
sederhana dan mudah digunakan oleh pengguna. Maka dari itu, untuk ahli
pengembang AIS perlu memahami bahwa pengguna AIS UIN Jakarta itu sendiri
AIS akan lebih mudah untuk digunakan. Dengan keadaan AIS yang saat ini, perlu
symbol sebagai pilihan dalam penggunaan cepat pada kebutuhan AIS, kemudian
ada login box di tengah, dan ada pilihan bahasa sebagai alternative dari pengguna
asing yang terdaftar sebagai mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada
pilihan berita dan informasi terdapat tampilan khusus yang menunjukkan kedua
sisi dari login box sebagai bentuk dari efektifitas dan efisiensi tampilan AIS.
dengan profile utama sebagai dasar, symbol menu, dan juga tombol tindakan cepat
termasuk pilihan keluar pada halaman user tersebut. Ketika tombol dibuka, maka
tampilan selanjutnya tetap sederhana dengan efektif dan terperinci pada kotak yang
Pada kriteria Aesthetic and Minimalist Design, dilihat dari hasil kriteria
kuesioner ini memiliki penilaian yang juga kurang dari setiap item kriteria yang
ada. Maka rekomendasi dari evaluasi yang sudah dilakukan ialah bentuk tampilan
AIS yang lebih minimalis dan juga moderen seperti User Interface / User
Experience dengan standar saat ini. Berikut ialah rekomendasi yang sudah dibuat:
Pada kriteria Help users recognize, diagnose, and recover from error,
dilihat dari hasil kriteria kuesioner ini memiliki penilaian yang juga berhubungan
dengan kekurangan usability dari setiap item kriteria yang ada. Maka rekomendasi
dari evaluasi yang sudah dilakukan ialah bentuk tampilan dan penyelesaian
61
Pada tampilan ini juga terdapat solusi dari permasalahan ketika harus
terjadi perbaikan atau not responding pada system yang ada pada AIS. Hal ini
user memilih antara melanjutkan AIS atau keluar dari AIS sebagai pilihannya.
dengan istilah Pustipanda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah salah satu Unit
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Februari 2010. Ditandai
dengan dilantiknya Bapak Husni Teja Sukmana, Ph.D sebagai Kepala Pustipanda
(Puskom) untuk periode 2010-2015 dan sekarang dikepalai oleh Bapak Nashrul
Hakiem, Ph.D sejak tahun 2015. Dengan dibantu beberapa staff yang
A. Visi
64
B. Misi
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta.
perkuliahan, dll
1. Pustipanda (http://pustipanda.uinjkt.ac.id)
2. Puslitpen (http://puslitpen.uinjkt.ac.id)
kampus 2
yang akan dilakukan. Aktivitas yang dilakukan pada tahapan ini mengacu pada
Dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan evaluasi pada AIS dengan
metode Heuristic Evaluation dan juga Web Usanility Tool Evaluation (Webuse).
Evaluasi dilakukan berdasarkan aspek yang terdapat dalam ISO 13407 sehingga
perbaikan interface AIS. Berikut ini merupakan definisi tujuan pengujian yang
akan dilakukan pada saat melakukan evaluasi usability pada tabel 5.1:
Tujuan Keterangan
Aspek Usability atau kegunaan dalam sebuah user interface adalah untuk
sistem. Aspek usability atau kegunaan ini juga mempengaruhi penerimaan sebuah
AIS UIN Jakarta yang terdiri dari beberapa komponen halaman yang
disajikan pada tampilan sistem. Setiap komponen halaman yang ada pada AIS
halaman yang tersedia merupakan aspek-aspek dalam user interface AIS ini yang
akan dijadikan bahan evaluasi selama proses pengujian desain interface. Fokus
dari aspek pengujian adalah sebagai berikut pada tabel 5.2 dan tabel 5.3:
Flexibility and efficiency of use, Content & Organization Sistem cukup memudahkan
& Readability user
• Design User Interface
Aesthetic and minimalist design Sistem cukup menghasilkan
• Performance &
informasi yang relevan
Effectiveness
Help users recognize, diagnose, Penanggulangan kesalahan
and recover from error Navigation & Links yang mungkin dilakukan
oleh user sangat baik
Aspek user interface pada evaluasi interface design dan usability yang
akan dilakukan diukur dengan tiga factor desain dan lima faktor yang dimiliki oleh
ISO 13407 untuk kategori usability dengan fokus untuk mengukur kualitas UI dan
Adapun halaman yang akan menjadi fokus utama dari evaluasi dan
pembangunan desain interface ialah halaman login AIS, halaman home user, dan
berikut ini adalah desain interface sistem teknologi dan informasi pada AIS
UIN Jakarta. Dapat dillihat pada gambar 5.2, 5.3, 5.4 sebagai berikut:
sebagai berikut:
1. Desain halaman awal pada AIS memiliki tata letak kiri sebagai tempat
2. Terdapat tombol login dan reset. Tombol login bagi mahasiswa yang ingin
3. Panduan informasi dan rekomendasi tindakan pada login pertama kali dan
password pribadinya.
5. Terdapat teks berita terbaru seputar kampus dan kenegaraan di tata letak
sebagai berikut:
1. Pada halaman ini terdapat langsung lembar informasi yang ada di halaman
2. Pada atas banner terdapat tiga halaman utama, yaitu: Home, Informasi
3. Pada tata letak kanan-bawah terdapat tombol untuk keluar dari halaman
AIS sebagai panduan yang akan langsung ter-unduh sebagai file PDF.
Profile mahasiswa berupa passfoto, nama, dan nim akan terdapat di paling
Berbagai pilihan menu pada AIS akan tampil dengan desain style expand
identifikasi masalah sebagai berikut yang ada pada desain interface AIS
(halaman login, halaman utama AIS mahasiswa, dan Halaman pilihan menu)
diantaranya adalah tata letak banner informasi dan kotak login yang masih pada
posisi tidak central, sehingga bisa dikatakan bahwa desain tata letak AIS masih
menjadi media informasi juga kurang maksimal dengan tampilan yang tidak
selalu diisi info terkini dari kampus, serta banner tersebut juga tidak bersifat slider
(bisa digeser).
Kurang efektif dan efisien pun terdapat pada menu yang ada pada AIS
yang masih berbentuk collapse dan expand, sedangkan desain yang lebih mudah
digunakan adalah desain yang berbentuk icon dan berada di halaman utama ketika
dari kegunaan banyak website yang mengimbangi kebutuhan anak muda hari ini,
pemilihan warna pun menjadi dasar utama bagi kenyamanan mahasiswa yang
Pada pilihan terbawah dari menu pun terdapat pengulangan tombol keluar
dan bantuan, sedangkan ketika terjadi error kedua tombol tersebut tetap tidak
menjadi solusi, dan halaman akan keluar secara otomatis tanpa konfirmasi terlebih
hasil uji coba desain interface dan usability AIS UIN Jakarta. Secara garis besar,
dari desain interface dan usability dari system informasi akademik berbasis web
ini. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada referensi model kuesioner evaluasi
heuristic dan evaluasi usability dengan standar ISO 13407. Kueisoner ini
pengalaman dan penggunaan AIS ini untuk melihat apakah memenuhi dari tujuan
kualitas desain interface dan usability AIS ini, dimana data yang terekam pada
informasi akademik AIS UIN Jakarta ini yang dapat dilihat pada tabel 5.4:
Terdapat tiga bagian pada kuesioner ini, yaitu bagian identitas responden,
evaluation dan web usability tool evaluation berdasarkan ISO 13407, dan bagian
pertanyaan terbuka. Pada bagian identitas responden dapat dilihat pada gambar 5.5:
Aspek Pertanyaan
Aspek Pertanyaan
Causality
Apakah ada tanda ketika terjadi
Prinsip causality dapat
dijelaskan dalam kejadian perubahan halaman?
berikut: sesuatu yang terjadi
setelah
menggunakan google form, yang kemudian link dari kuesioner ini akan disebarkan
kepada pengguna AIS UIN Jakarta melalui media sosial. Responden akan
2. Desain AIS bisa berubah menyesuaikan dengan pengguna dari sisi besar dan
kecil, bahasa asing, dan juga perubahan tampilan menjadi minimalis atas
standar biasa.
3. Desain AIS informatif dengan kotak pemberitahuan yang lebih jelas dan
sederhana.
4. Desain AIS memiliki respon ketika ada perubahan atau ketika error terjadi.
Pada analisis ini akan dijelaskan kriteria pada Heuristic Evaluation yang
digunakan dalam evaluasi AIS UIN Jakarta, terdapat 3 kriteria (Flexibility and
efficiency of use, Aesthetic and minimalist design, dan Help users recognize,
diagnose, and recover from errors) yang digunakan dari 10 kriteria pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu pada tabel 5.7 dibawah ini:
Hukum
Fakultas Syariah dan
R18 Laki-laki Hukum Keluarga V
Hukum
Fakultas Ilmu Dakwah
R19 Laki-laki Ilmu Komunikasi VII
dan Ilmu Komunikasi
Fakultas Adab dan
R20 Perempuan Sastra Arab V
Humaniora
Fakultas Dirasat
R21 Laki-laki Tafsir V
Islamiyah
Fakultas Ilmu Sosial dan
R22 Laki-laki Ilmu Politik VII
Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Tarbiyah
R23 Laki-laki IPS VII
dan Keguruan
Fakultas Ilmu Tarbiyah
R24 Perempuan Pend. Fisika V
dan Keguruan
R25 Perempuan Fakultas Psikologi Psikologi VII
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
R26 Perempuan V
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Sains dan Teknik
R27 Laki-laki V
Teknologi Informatika
Fakultas Sains dan
R28 Laki-laki Fisika III
Teknologi
R29 Perempuan Fakultas Psikologi Psikologi VII
Fakultas Ilmu Tarbiyah
R30 Laki-laki IPS VII
dan Keguruan
Fakultas Ushuluddin dan
R31 Perempuan Filsafat VII
Filsafat
Fakultas Ilmu Sosial dan
R32 Laki-laki Ilmu Politik VII
Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Dakwah
R33 Laki-laki KPI VII
dan Ilmu Komunikasi
Fakultas Adab dan
R34 Laki-laki Sastra Arab III
Humaniora
Fakultas Syariah dan
R35 Laki-laki Hukum Keluarga III
Hukum
51,4 % laki-laki dan 48,6 % perempuan. Adapun hal itu memberi gambaran kasus
bahwa laki-laki lebih sadar dan lebih banyak memfungsikan AIS secara
dasar seperti melihat nilai atau mengisi KRS yang memang dilakukan semua
Pada kriteria keseluruhan fakultas yang ada di kampus UIN Jakarta dari
Responden dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yaitu 14,7 % dari
seluruh Responden yang mengisi kuesioner. Dimana kedua fakultas tersebut ialah
beberapa mata kuliahnya. Adapun yang kedua terdapat Fakultas Ilmu Tarbiyah
yaitu 8,8 %, Fakultas yang dimaksud adalah Fakultas Adab dan Humaniora,
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ilmu
Politik dan Fakultas Psikologi. Kemudian ada Fakultas Dirasat Islamiyah dan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan presentase 5,9%. Dan yang
terakhir adalah Fakultas Ekonomi dan bisnis dengan responden terkecil yaitu 3 %.
lagi dengan jurusan yang ada pada masing-masing fakultas tersebut. Adapun
jurusan terbanyak diperoleh dari mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan di
Fakultas Sains dan Teknologi sebagai mahasiswa yang paling dekat dengan
keseharian.
Responden terbesar pada kriteria semester ada pada semester VII (ganjil)
yaitu 54,3 %, berdasarkan hasil wawancara dan analisa benar bahwa mahasiswa
pada semester VII merupakan pengguna paling banyak dan sering, karena
sampai dengan kegiatan KKN dan PKL yang sangat memerlukan AIS sebagai
mendapat 31.4 % ialah semester V (ganjil), lalu 14,3 % ada responden dari
semester III (ganjil) dan yang terkecil adalah responden dari semester I
of use) dengan 10 pertanyaan khusus dan 35 responden diatas, diperoleh hasil bahwa
dari sisi kemudahan dan perancangan untuk mahasiswa baru ataupun mahasiswa
dengan kendala cuti, dll), AIS masih kurang dalam kemudahan penggunaan dengan
Respon AIS yang kurang dipahami ketika masuk ke dalam login dan home
pribadi juga menjadi hal yang masih tertinggal dengan standar pada umumnya
sistem berbasis website. Tata letak pada beberapa tombol seperti “keluar” dan
“bantuan” masih terdapat di berbagai sudut, sehingga efisiensi masih kurang dalam
penempatannya yang sudah ada sisi kiri-bawah halaman dan ada lagi di sisi bawah
menu.
Perubahan desain interface dari pengguna asing dan dari pengguna yang
tidak terlalu menguasai teknologi masih kesulitan dalam mengerti AIS, adapun
solusi yang diinginkan adalah AIS mudah pada penggunaan pertama kali, tersedia
internasioonal). Kemudian dari segi efektif, banner informasi yang ada belum dapat
Pada kuesioner dengan kriteria kedua yaitu Estetika dan Desain Minimalis
35 responden, maka diperoleh hasil bahwa AIS memiliki tampilan dan tata letak
yang masih tertinggal dengan standar desain terbaru dan terkini. Penggunaan tata
letak masih belum central yaitu memusatkan semua di tengah halaman, sehingga
highlight yang paling penting untuk digunakan atau sekedar dilihat belum dapat
diunggulkan secara khusus. Pemilihan warna dan ukuran font pada AIS juga belum
dapat menyesuaikan kebutuhan dari pengguna AIS untuk kriteria dengan standar
1
1 10 39 56 26.5 18.92857
2
1 8 45 52 26.5 18.92857
3
1 6 33 72 28 20
4
0 10 39 60 27.25 19.46429
5
Flexibility and efficiency of 0 6 33 76 28.75 20.53571
6 use
0 6 24 88 29.5 21.07143
7
0 8 33 72 28.25 20.17857
8
0 6 24 88 29.5 21.07143
9
0 2 30 88 30 21.42857
10
1 18 24 60 25.75 18.39286
Total Keseluruhan 20 %
Kurang
Kriteria HE Memenuhi
Kriteria
Selanjutnya pada kriteria ketiga yaitu Help users recognize, diagnose, and
penyesuaian, diagnose, dan pemulihan terhadap error yang kerap terjadi pada AIS.
Adapun error yang sering terjadi adalah ketika AIS sedang dalam perbaikan atau
sedang dalam traffic yang sangat padat ketika mahasiswa memasuki semester baru
Respon yang terjadi ketika AIS mengalami error juga masih belum terlihat
familiar, seringkali mahasiswa yang mengalami hal tersebut mendapati bahwa AIS
pribadi yang sudah terbuka secara langsung otomatis keluar tanpa penyimpanan
tindakan terakhir yang telah dilakukan oleh pengguna. Perubahan visual yang
seharusnya terlihat ketika ada hal yang tidak berfungsi sesuai dengan yang
seharusnya juga tidak ada pada system teknologi AIS saat ini.
jawaban pada skala likert yang sama dengan Tabel 5.8. Dan dari hasil kuesioner
diperoleh hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan ke responden yang terdapat
1
0 6 45 45 24 17.14286
2
0 6 48 42 24 17.14286
3
1 10 48 44 25.75 18.39286
4
1 8 51 44 26 18.57143
5
1 12 48 40 25.25 18.03571
6
0 4 60 44 27 19.28571
7
Aesthetic and minimalist 0 4 60 44 27 19.28571
8 design
0 8 33 72 28.25 20.17857
9
0 2 54 84 35 25
10
0 4 51 56 27.75 19.82143
Total Keseluruhan 19.28 %
Tidak
Kriteria HE Memenuhi
Kriteria
masing-masing 10 pertanyaan mendasar dan khusus pada ke-3 kriteria yang sudah
selanjutnya data akan diolah untuk mendapatkan pengukuran usability AIS dan
merekomendasikan mockup sesuai dari hal-hal yang kurang pada interface AIS
UIN Jakarta.
jawaban pada skala likert yang sama dengan Tabel 5.8. Dan dari hasil kuesioner
diperoleh hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan ke responden yang terdapat
1
1 4 45 60 27.5 19.64286
2
0 4 30 64 24.5 17.5
3
0 6 27 64 24.25 17.32143
4
0 14 36 56 26.5 18.92857
5
Help users recognize,
0 2 54 56 28 20
diagnose, and recover from
6 error
0 2 33 64 24.75 17.67857
7
0 2 33 64 24.75 17.67857
8
1 8 33 68 27.5 19.64286
9
3 14 36 44 24.25 17.32143
10
0 6 27 64 24.25 17.32143
Total Keseluruhan 18.30 %
Tidak
Kriteria HE Memenuhi
Kriteria
Dari penghitungan skor diatas dapat dihitung nilai AIS UIN Jakarta
dengan menjumlahkan skor dari tiap kriteria pada metode heuristik yang diperoleh
dan dibagi dengan nilai hasil maksimal maka didapatkan nilai Interface dengan
Pada rumus dan pembagian nilai di setiap pertanyaan yang ada pada
kuesioner yang sudah dibuat ialah hasil akhir dari evaluasi usability berupa
laporan usability dari 4 kategori usability. Hal tersebut ada pada tabel 2.1 yang
Nilai sigma pada poin kuesioner berjumlah 3 dikalikan dengan bobot nilai
bernilai poin 2) menjadi 4,75 lalu nilai sigma awal ( 4,75 x 3 : 30 = 0,475 ) dikali
1 mendapatkan jumlah akhir 0,475. Maka kategori usability didapat ialah x pada
level moderate.
disesuaikan dengan kriteria pada evaluasi heuristik diatas, skala penilaian rating
scale yang digunakan pada penelitian ini yaitu nilai 4 merupakan yang
tertinggi dan nilai 1 adalah yang terendah. Berdasarkan data hasil observasi
syarat penilaian pada setiap sub kriteria (Iunike Kartika Dewi. 2018), yaitu:
terdapat satu nilai yang sama, dimana pertanyaan satu adalah pertanyaan umum
webuse ialah dari segi tampilan dan kegunaan AIS memiliki kekurangan pada 3
kriteria yaitu kesederhanaan fungsi, tampilan minimalis, dan solusi ketika AIS
interaktif dan diawali dengan konseptual yang jelas, kelemahan dari tampilan AIS
saat ini ialah desain yang digunakan masih dengan pemetaan fungsi yang belum
tepat dengan penggunanya, dalam hal ini mahasiswa. Beberapa elemen modernitas
seperti kedalaman ilusi dan skema warna dengan saturasi yang tinggi juga
professional untuk diketahui dengan ukuran standar yang pasti dengan hasil 34,5 %
user sebagai yang paling memiliki kebutuhan, maka standar ISO 13407 dapat
daftar pertanyaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna AIS pada standar ISO
ASPEK PERTANYAAN
Tabel 5.14 Skala, Bobot Nilai dan Presentase Penilaian Kuesioner ISO
SKALA T
PENILAIAN O
ASPEK PERTANYAAN T PRESENTASE
1 2 3 4 5 A
L
Apakah ada tanda ketika terjadi
12 15 7 0 1 68
perubahan halaman?
Causality
Apakah ada tanda ketika terjadi
14 15 3 1 2 67
perubahan error?
Dari penghitungan skor diatas dapat dihitung nilai AIS UIN Jakarta
dengan menjumlahkan skor dari tiap aspek yang diperoleh dan dibagi dengan nilai
Dari penghitungan nilai Interface dan Usability diatas, AIS UIN Jakarta
4.10.
interface sistem teknologi informasi AIS UIN Jakarta terbaru. Dalam hal ini
juga akan mengatasi permasalahan dari evaluasi yang sudah dilakukan dengan
metode heuristic dan web usability tools. Adapun perancangan desain interface
sebagai berikut:
1. Desain tata letak AIS menjadi cental dan terpusat ditengah layar.
2. Desain AIS menggunakan warna standar dengan pusat informasi dan login
dan juga professional yang berada pada bidang UI dan UX. Adapun hasilnya ialah
dengan trend website development yakni adanya effect drop shadow, saturasi
warna yang tegas, dan juga partikel background dengan motion (Javascript). Hal-
hal lain mengenai UI dan UX ialah konsentrasi pada pengelompokkan menu yang
lebih berfungsi bagi mahasiswa sebagai user dengan usia relatif muda dan
memiliki kebutuhan digital yang lebih interaktif adalah sesuatu yang penting untuk
diperhatikan.
kepada professional untuk diketahui dengan ukuran standar yang pasti dengan hasil
perkembangan teknologi, saat ini rekomendasi AIS UIN Jakarta sudah memenuhi
yang sudah dibuat diuji dengan metode pengujian beta karena pengujian beta ialah
responden dengan pilihan langsung dan satu pertanyaan yang bisa dijawab essai.
Dari hasil kuesioner pada rekomendasi tampilan AIS UIN Jakarta maka
Daftar pertanyaan dengan standar ISO 13407 sudah tepat dengan metode
evaluasi heuristik dan webuse sesuai dengan pertanyaan awal pada analisis hasil
tampilan awal AIS yang terdapat pada tabel 4.5 dan skala penilaian yang sama
Dari hasil kuesioner pada rekomendasi tampilan AIS UIN Jakarta maka
SKALA PENILAIAN T
O
ASPEK PERTANYAAN PRESENTASE
TA
1 2 3 4 5 L
Dari penghitungan skor diatas dapat dihitung nilai AIS UIN Jakarta
dengan menjumlahkan skor dari tiap aspek yang diperoleh dan dibagi dengan nilai
Dari penghitungan nilai Interface dan Usability diatas, AIS UIN Jakarta
5.14.
Pada Bab VI ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran dari
keseluruhan pengerjaan penelitian pada AIS UIN Jakarta dan juga akan
6.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi user interface dan juga user
experience dari AIS UIN Jakarta dengan metode heuristic evaluation (kriteria
13407.
tercakup dari 11 fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka
efficiency of use, Aesthetic and minimalist design, dan Help users recognize,
diagnose, and recover from error) memiliki penilaian yang kurang pada
ketiganya dan butuh rekomendasi dalam bentuk kesatuan yang sama yaitu
AIS yang sederhana, efektif, efisien, moderen, dan juga dapat menangani
berupa laporan usability dari 4 kategori usability. Nilai sigma pada poin
107
pertanyaan menjadi 4,75 lalu nilai sigma awal ( 4,75 x 3 : 30 = 0,475 ) dikali 1
mendapatkan jumlah akhir 0,475. Maka kategori usability didapat ialah x pada
level moderate.
3. Berdasarkan ISO 13407, maka didapatkan hasil awal bahwa presentase 46,33
% AIS UIN Jakarta masuk dalam kategori Biasa Saja. Dengan penilaian 3
kriteria ISO yang menghasilkan kategori Kurang Menarik dan 2 kriteria ISO
dengan kategori Biasa saja. Hal ini mengartikan bahwa AIS UIN Jakarta
dan UX ialah pada desain tampilan yang interaktif dan diawali dengan
konseptual yang jelas, kelemahan dari tampilan AIS saat ini ialah desain yang
kedalaman ilusi dan skema warna dengan saturasi yang tinggi juga diperlukan
dalam pengembangan desain tampilan AIS yang lebih sederhana dengan nilai
5. Untuk meningkatkan kualitas dari AIS UIN Jakarta berdasarkan hasil evaluasi
memiliki tingkat kegunaan yang tinggi, karena lebih dari setengah responden
menyebutkan bahwa interface AIS masih perlu pembangunan lebih dari sisi
tampilan dan kegunaannya. Oleh karena itu, pengembang AIS ini dapat
memfokuskan lebih dari aspek yang ada dalam kriteria tersebut untuk
rekomendasi bagi pengembang desain interface AIS UIN Jakarta yang telah
total 2 halaman rekomendasi yang didapatkan dari hasil penelitian dan dari
masukan pengguna.
7. Hasil akhir dari rekomendasi yang sudah dibuat penulis di bab V ialah dengan
metode evaluasi heuristic dan webuse tampilan AIS yang baru memiliki
tingkat menarik yang lebih tinggi dari sebelumnya dan berada pada level
excellent.
8. Pada hasil akhir kuesioner tahap rekomendasi berdasarkan ISO 13407, maka
Sangat Menarik dan 2 kriteria ISO dengan kategori Menarik. Hal ini
mengartikan bahwa Rekomendasi AIS UIN Jakarta sudah memenuhi dari segi
9. Pada hasil penilaian professional ialah rekomendasi AIS UIN Jakarta sudah
yakni adanya effect drop shadow, saturasi warna yang tegas, dan juga partikel
mahasiswa sebagai user dengan usia relatif muda dan memiliki kebutuhan
digital yang lebih interaktif adalah sesuatu yang penting untuk diperhatikan.
6.2 Saran
Chiew, K.T. & Salim, S.S. (2003). WEBUSE: Website Usability Evaluation Tool.
Malaysian Journal of Computer Science.
Folmer, E. & Bosch, J.( 2002). Architecting for Usability: a Survey. The Journal of
Systems and Software 70:2004.
Iunike, K.D., Yusi, T.M., Rekyan, R.M.P. (2018), Analisis Usability Aplikasi
Mobile Pemesanan Layanan Taksi Perdana Menggunakan Metode Webuse
dan Heuristic Evaluation. Jurnal: Indonesia.
111
Penha, M., Correia, Walter F.M., Campos, Fabio, F.D.C., Dan Barros, M.D.L.N.
(2014). Heuristic evaluation of Usability – a Case Study with the Learning
Management System (LMS of IFPE. International Journal of Humanities
and Social Science,
Shitkova, M., Holler, J., Heide, T., Clever, N. & Becker, J. (2015). Towards
Usability Guidelines for Mobile Websites and Application. Jerman:
International Conference on Wirtschaftsinformatik.
LAMPIRAN