Drama Angulimala
Drama Angulimala
Narrator : Di suatu kota telah lahir seorang putra penasihat Raja Pasenadi Kosala.
Agar ia menjadi anak yang lembut, maka diberi nama Ahingsaka yang bermakna
‘’Tanpa Kekerasan’’. Setelah beranjak dewasa, Ahingsaka di kirim ke Takkasila untuk
melanjutkan pendidikannya. Disana ia terkenal karena pintar dan patuh kepada
gurunya.Karena kepintarannya,teman teman nya menjadi iri sehingga memfitnah
Ahingsaka.
Teman : Guru apakah anda tau bahwa Ahingsaka berselingkuh dengan istri Guru?
Guru : APA?!!! Beraninya ia melakukan hal itu kepadaku!
Teman : Benar guru! Kami melihat sendiri tadi ia bersama istri guru
Guru : Kalau begitu, aku akan menghukumnya dengan sanksi berat!
Guru : Kamu sudah mendapatkan ilmu dariku,sudah saatnya kamu membayar saya!
Anghisaka : (shock) apa permintaan guru?
Guru : Beri aku seribu jari manusia ! Baik laki laki maupun perempuan
Anghisaka : Baik guru! Aku akan melakukannya untuk guru!
Narrator : Karena kesetiaan nya terhadap guru,Anghisaka mengambil senjata tajam untuk
melaksanakan aksinya dengan membunuh banyak orang yang ia temui di hutan Jalini
dan pedesaan
Narrator : Setelah banyak yang dibunuh,akhirnya ia berhasil membuat jari jari tersebut menjadi
sebuah kalung dan sejak itu ia dijuluki sebagai ‘’Anggulimala’’ yang berarti ‘’kalung
jari’’.Mendengar banyak yang dibunuh ,raja pun memerintah salah satu prajurit untuk
menangkap nya.
Narrator : Mendengar hal itu, ayah dan ibu pun Anghisaka menjadi tidak tenang!
Ibu : Raja telah memerintah pasukan untuk menangkap anak kita (menangis)
Ayah : Aku tidak bisa berbuat! Sudahlah,biar Raja yang mengatasi semua ini (Cry)
Ibu : Hatiku tidak tenang pak! Aku akan berusaha menolongnya (Pergi keluar)
Ayah : Tunggu ! (Mengejar)
Narrator : Didalam hutan,Anghisaka sangat lelah dan mengantuk.Namun salah satu prajurit
telah melihatnya
Narrator : Setelah prajurit itu terluka dan melarikan diri .Sementara Di tengah hutan,
Anghisaka menemui Buddha untuk mendapatkan jari terakhir. Buddha lalu duduk dan
Anghisaka berdiri di depan Buddha.
Narrator : Begitu mendengar kata kata Buddha,Anghisaka pun memiliki kesadaran didalam
dirinya bahwa ia telah melanggar sila pertama dan merasa bersalah sehingga
di saat itu juga Buddha membawa Anghisaka untuk menahbiskan menjadi Bhikkhu.