Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Keuangan Bulanan Pada Presentasi Pembelajaran Mahasiswa Rantau Fptk

UPI

Muhammad Ramdan,Shinta Raulyna Br.S,Yuda Mulyana


Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia
Email :, shintarlyna12@upi.edu, yuda31@upi.edu, ramdan.05@upi.edu.

ABSTRAK
Tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jumlah uang bulanan terhadap
prestasi belajar mahasiswa. Manfaat penelitian ini adalah diharapkan dapat memperluas
wawasan ilmu pengetahuan tentang pengaruh jumlah uang bulanan terhadap prestasi
belajar mahasiswa, serta bermanfaat untuk institusi pendidikan, masyarakat, dan peneliti
lain. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data
dari tempat tertentu yang alamiah bukan buatan, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur
dan sebagainya perlakuan tidak seperti dalam eksperimen Sugiyono, 2010 12. Dalam
penelitian ini, kami melibatkan 22 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia sebagai
responden yang terdiri atas 3 mahasiswa angkatan 2019,3 mahasiswa angkatan 2020 wanita
dan 16 mahasiswa angkatan 2022. Responden berasal dari berbagai fakultas dan program
studi di Universitas Pendidikan Indonesia. Responden terbanyak diperoleh dari Fakultas
Pendidikan Teknik dan Kejuruan FPTK, Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, dengan
rincian sebanyak 21 responden berasal dari FPTK.
PENDAHULUAN
Mahasiswa ialah penerus bangsa yang dituntut bisa mengatur kewajiban pembelajaran di
perguruan tinggi sesuai dengan tujuan mahasiswa dengan kesempatan dapat menjadi lebih
baik dari segi tingkah laku, perbuatan, dan tentu saja pekerjaan yang diiharapkan
memperbaiki keadaan finansial keluarga lebih baik dari sebelumnya. Pengorbanan yang tidak
mudah dilakukan oleh mahasiswa untuk dapat menempuh jenjang perguruan tinggi,
terutama dari segi finansial, seberapa banyak uang yang digunakan orang tua untuk
memenuhi segala kebutuhan pembelajaran anaknya yang didambakan dapat menjadi
pegangan masa depan supaya menjadi lebih baik. Seluruh materi yang digelontorkan orang
tua untuk anaknya menjadikan sebuah kewajiban bagi mahasiswa untuk menyadari
akan hal-hal yang mesti ia lakukan menjadi pertanggungjawaban demi tercapainya tujuan dan
mimpi dari orang tua dan mahasiswa.

Sebagian orang tua mempunyai pemikiran bahwa biaya pendidikan yang tinggi bukan
menjadi masalah besar jika anak mereka menempuh pendidikan di universitas negeri
ternama. Namun bagi sebagian orang tua yang saat ini dalam kondisi ekonomi kurang
baik, faktor pengeluaran pasti menjadi pertimbangan dalam keputusan pendidikan anaknya.
Pada saat ini biaya pendidikan terus-menerus naik setiap tahun dan lamanya pendidikan yang
ditempuh menjadikan tidak sedikit orang tua yang memilih jalan keluar dengan tidak
mengarahkan anaknya melanjutkan pendidikan. Tingkatan pendapatan orang tua sangat
bervariasi, peran orang tua dalam memberikan bantuan sejumlah materi sejumlah uang
bulanan terhadap kenaikan prestasi belajar anaknya dapat memperlihatkan seberapa
pengaruh peran orangtua tersebut. Relatif banyak mahasiswa yang membagi waktu antara
belajar dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan pendidikan
disebabkan orang tuanya berpendapatan rendah, hal ini menyebabkan mahasiswa kehabisan
banyak waktunya untuk belajar dan juga akan berdampak pada prestasi mahasiswa
tersebut.

Prestasi belajar ialah salah satu bagian penting dalam suatu proses pembelajaran, karena
prestasi belajar adalah patokan kesuksesan suatu proses pembelajaran (Kurniawan, 2017).
Prestasi belajar dipisahkan menjadi beberapa faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor
internal berasal dari diri sendiri sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan disekitar
individu. Faktor internal yakni minat, motivasi, tingkat pendidikan orang tua, tingkat
ekonomi orangtua (uang saku) dan sebagainya. Uang bulanan sangat berperan dalam proses
pembelajaran, dengan uang bulanan yang cukup mahasiwa dapat memenuhi kebutuhan
perhari dengan baik hingga dapat dicapai fokus belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi
dalam belajar (Fadhilla, 2017).

Tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jumlah uang bulanan terhadap
prestasi belajar mahasiswa. Manfaat penelitian ini adalah diharapkan dapat memperluas
wawasan ilmu pengetahuan tentang pengaruh jumlah uang bulanan terhadap prestasi belajar
mahasiswa, serta bermanfaat untuk institusi pendidikan, masyarakat, dan peneliti lain.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
pendekatan penelitian kuantitatif. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan
sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen) (Sugiyono, 2010: 12). Penelitian
survey yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.
Sugiyono (2010:14) mengemukakan bahwa:Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Metode penelitian merupakan salah satu cara atau langkah-langkah yang digunakan untuk
melakukan penelitian antara lain: mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta
meninterpretasikan data yang dikumpulkan. Sugiyono (2010:6) mendefinisikan metode
penelitian pendidikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah
dalam bidang pendidikan

Berdasarkan pendapat di atas maka suatu penelitian memerlukan metode atau cara yang
sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah yang diteliti agar permasalahan
penelitian dapat dipecahkan. Sebagaimana yang terungkap dalam tujuan penelitian ini yaitu
mengungkapkan pengaruh dari variabel-variabel yang diidentifikasikan, penelitian ini
cenderung menggunakan metode deskriptif analisis yaitu bertujuan untuk menjelaskan dan
mengungkapkan secara sistematis antar dua variabel atau lebih, sekaligus menuji satu atau
beberapa hipotesis yang telah dirumuskan Untuk melaksanakan penelitian deskriptif yang
menggunakan metode survey diharapkan daya prediksi dan keeratan hubungan antara
variabel yang ditelitu dapat diukur sekaligus. Dalam pembahasannya selain menggunakan
cara kuantitatif yakni untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel yang diamati, juga
menggunakan analisis kualitatif untuk memberi interpretasi terhadap hasil temuan di
lapangan.

Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditempatkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Sedangkan menurut Sudjana
(2005:6) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota
kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi
heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama
sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. sedangkan populasi heterogen
adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda atau bervariasi
sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Akdon
2008:97)
Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa rantau Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan
Indonesia sebanyak 22 mahasiswa. Jenis populasi ini adalah homogen.

Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Metode atau cara-cara menunjuk suatu kata yang abstrak dan
tidak dapat diwujudkan dalam benda tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui
angket, wawancara, pengamatan, ujian (test), dokumentasi atau lainnya (Akdon, 2008:130).
Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan metode pengumpulan
data antara lain:

Metode Angket (Kuesioner)


Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono,
2010:199).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu suatu bentuk angket
yang jawabannya sudah ada, sehingga memudahkan responden dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Adapun alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini adalah:

a) Dapat mengumpulkan menghimpun data yang diperlukan dalam waktu relatif singkat
b) Memudahkan responden menjawab pertanyaan pada tempat yang disediakan.
c) Memudahkan dalam mengelompokkan dan perhitungan data.
d) Adanya efisiensi dari segi tenaga, biaya, dan waktu pengumpulan data.

Skala Pengukuran
Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena tertentu. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pemyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2010:135).
Jadi dengan skala Likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh keuangan bulanan
pada prestasi pembelajaran mahasiswa rantau Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia. Untuk memudahkan dalam penyusunan alat pengumpul
data yaitu instrumen bentuk angket, langkah yang ditempuh penulis sebagai berikut:

a) Menelaah ketentuan yang relevan kemudian menentukan indikator-indikator dari


setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan, ditetapkan
berdasarkan teori yang dijadikan acuan.
b) Menetapkan bentuk angket.
c) Membuat kisi-kisi angket dalam bentuk matrik yang sesuai dengan indikator setiap
variabel.
d) Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disretai alternatif jawaban yang akan dipilih
oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi angket yang telah dibuat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah diperolehnya hasil dari penelitian mengenai Pengaruh Keuangan Bulanan Pada
Presentasi Pembelajaran Mahasiswa Rantau Fptk UPI bahwa Keuangan bulanan tidaklah
menjadi suatu yang berpengaruh pada presentasi Pembelajaran mahasiswa rantau fptk UPI

Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, kami melibatkan 22 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia sebagai
responden yang terdiri atas 3 mahasiswa angkatan 2019,3 mahasiswa angkatan 2020 wanita dan 16
mahasiswa angkatan 2022. Responden berasal dari berbagai fakultas dan program studi di
Universitas Pendidikan Indonesia. Responden terbanyak diperoleh dari Fakultas Pendidikan
Teknik dan Kejuruan (FPTK), Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, dengan rincian sebanyak
21 responden berasal dari FPTK.

Hasil Penelitian.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 21 mahasiswa Fakultas Pendidikan Teknik
Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia, diperoleh data sebagai berikut :

a) 72,7% responden berasal dari angkatan 2022,sedangkan 13,6% responden berasal dari
angkatan 2020,dan 13,6% responden berasal dari angkatan 2019.
b) 54,5% responden memperoleh uang bulanan dari orangtua/keluarga,sedangkan 36,4%
responden memperoleh uang bulanan dari Beasiswa,dan 9,1% responden memperoleh
uang bulanan dari Program Pemerintah.

c) Sebanyak 36,4% responden menerima uang bulanan dengan nominal >Rp.1.000.000 dan
36,4% responden menerima uang bulanan dengan nominal >Rp.500.000 Sisanya,

sebanyak 22,7% responden menerima uang bulanan dengan nominal >Rp.2.000.000.


d) Sebanyak 63,6% responden pada semester terakhir memperoleh IP >3.50 Sisanya,
sebanyak 36,4% responden pada semester terakhir memperoleh IP >3.00.

e) Sebanyak 95,2% responden belum meraih prestasi akademik selama semester terakhir
Sisanya,sebanyak 4,8% hanya meraih prestasi dengan IP >3.50.
f) Data menunjukan 100% responden belum meraih prestasi non-akademik selama semester
terakhir.

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan dari beberapa narasumber yang telah mengisi
kuisioner, menunjukan bahwa presentasi pembelajaran mahasiswa fptk upi tidak dipengaruhi
oleh besaran nominal uang yang diterima oleh mahasiswa tiap bulannya.Pendidikan pada
dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia
peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan bellajar mereka. Belajar
adalah istilah kunci (key term) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga
tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir
selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya
pendidikan. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok
umat manusia (bangsa) ditengah-tengah persaingan yang ketat diantara bangsa-bangsa
lainnya yang terlebih dahulu maju karena belajar. Arti belajar itu sendiri yaitu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan
perbedaan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang
didalamnya terdapat sejumlah factor yang mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar
siswa tergantung pada factor-faktor tersebut. Dalam usaha membangun manusia Indonesia
seutuhnya, faktor guru atau pendidik sangatlah penting karena guru bertugas untuk
membangun manusia itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu kealihan sendiri dalam
menjalankan tugas untuk mendidik peserta didik, kealihan dalam menjalankan tugas sering
dikenal dengan kompetensi. Kompetensi meru-pakan kemampuan, atau kapabilitas yang
dite-rapkan dan menghasilkan kinerja (Perfor-mance) yang baik. Kemampuan tersebut
melekat pada individu (Suparman, 2012). Ada siswa yang dapat menempu kegiatan
belajarnya secara lancar dan tampa mengalami kesulitan, namun sisi lain tidak sedikit pula
siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Pada umumnya
“kesulitan” merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya
hambat-an-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan. Kesulitan belajar dapat diartikan
sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditan-dai adanya hambatan-hanbatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan tersebut mungkin disadari dan
munkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya.Faktor- faktor yang
mempengaruhi belajar diasumsikan juga mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slameto
(2010:54) ada dua faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor dari dalam diri (intern) dan
faktor dari luar (ekstern).
PEMBAHASAN
A. FAKTOR YANG MENJADI PENYEBAB PRESENTASI PEMBELAJARAN
MAHASISWA FPTK UPI.

a. Faktor Internal, Faktor internal ialah faktor yang berhubungan erat dengan Segala
kondisi siswa, meliputi :

1) Kesehatan fisik.
Kesehatan fisik yang prima akan mendukung seseorang siswa untuk melakukan kegiatan
belajar dengan baik, sehingga ia akan dapat meraih prestasi belajar yang baik pula.
Sebaliknya, siswa yang sakit, apalagi kondisi sakitnya sangat parah dan harus dirawat secara
intensif di rumahsakit, maka ia tidak dapat berkonsentrasi belajar dengan baik. Tentu saja ia
pun tidak akan dapat meraih prestasi belajar dengan baik bahkan bisa berakibat pada
kegagalan belajar (learning failure).

2) Psikologis

● Intelegensi (intelligence).Taraf intelegensi yang tinggi (high average, superior, genius)


pada seorang siswa, akan memudahkan bagianya dalam memecahkan
masalah-masalah akademis di sekolah. Dengan kemampuan intelegensi yang baik
tersebut, maka mereka pun akan mampu meraih prestasi belajar terbaik. Sebaliknya
siswa yang memiliki taraf intelegensi rendah, di tandai dengan ketidakmampuan
dalam memahami masalah-masalah pelajaran akademis, sehingga berpengaruh pada
prestasi belajar yang rendah. Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada
keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar
biasanya berkorelasi searah.Dengan tingkat intelegensi, artinya semakin tinggi tingkat
intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan
menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan
mencapai hasil yang optimal. Perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh siswa bukan
berarti membuat guru harus memandang rendah pada siswa yang kurang, akan tetapi
guru harus mengupayakan agar pembelajaran yang ia berikan dapat membantu semua
siswa, tentu saja dengan perlakuan metode yang beragam.

● Bakat siswa.Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang


dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, sebetulnya setiap orang mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Jadi secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak
yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior)
disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.
● Minat. Adalah ketertarikan secara internal yang mendorong individu untuk melakukan
sesuatu atau kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Sifat minat bisa temporer, tetapi bisa menetap dalam jangka
panjang. Minat temporer (temporary interest) hanya bertahan dalam jangka waktu
pendek, dalam hal ini bisa dikatakan minat yang rendah (low interest). Minat yang
kuat (high interest), pada umumnya bisa bertahan lama karena seseorang benar-benar
memiliki semangat, gairah dan keseriusan yang tinggi dalam melakukan sesuatu hal
dengan baik. Bila dikaitkan dengan suatu mata pelajaran, maka ia akan sungguh-
sungguh dalam mempelajari materi pelajaran tersebut. Hal ini mengakibatkan
seseorang bisa meraih prestasi belajar yang tinggi. Namun mereka yang tidak
mempunyai minat (minatnya rendah) terhadap suatu pelajaran, maka ia tidak akan
serius dalam belajar, akibatnya prestasi belajarnya pun rendah.

● Kreativitas.Ialah kemampuan untuk berpikir alternatif dalam menghadapi suatu


masalah, sehingga ia dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang baru
dan unik. Kreatifitas dalam belajar memberi pengaruh positif bagi individu untuk
mencari cara-cara terbaru dalam menghadapi suatu masalah akademis. Ia tidak akan
terpaku dengan cara-cara klasik namun berupaya mencari terobosan baru, sehingga ia
tidak akan putus asa dalam belajar.

3) Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh. Motivasi belajar (learning motivation) adalah dorongan yang
menggerakkan seorang pelajar untuk sungguh-sungguh dalam belajar menghadapi pelajaran
di sekolah, Motivasi berprestasi (achievement motivation) ialah otivasi yang akan mendorong
individu untuk meraih prestasi belajar yang setinggi- tingginya. Mereka yang memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi, pada umumnya ditandai dengan karakteristik bekerja keras
atau belajar secara serius, menguasai materi pelajaran, tidak putus asa dalam menghadapi
kesulitan, bila menghadapi suatu masalah maka ia berusaha mencari cara lain. Tujuan
motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai
tujuan tertentu.
4) Kondisi Psikoemosional yang stabil
Kondisi emosi adalah bagaiman keadaan perasaan suasana hati yang dialami oleh seseorang.
Kondisi emosi seringkali dipengaruhi oleh pengalaman dalam hidupnya. Misalnya putus
hubungan dengan kekasihnya, maka membuat seorang pelajar tidak bergairah dalam
belajarnya karena merasa sedih, atau depresi, sehingga berakibat rendahnya prestasi
belajarnya.

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar individu, baik berupa lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial.
1) Lingkungan fisik sekolah (school physical environmental) ialah lingkungan yang
berupa sarana dan prasaranayang tersedia di sekolah yang bersangkutan. Sarana dan
prasarana di sekolah yang memadai seperti ruang kelas dengan penerangan, ventilasi
udara yang cukup baik, tersedianya AC (penyejuk ruangan), Overhead Projector
(OHP) atau LCD, papan tulis (whiteboard), spidol, perpustakaan lengkap,
laboratorium, dan sarana penunjang belajar lainnya. Kelengkapan sarana dan
prasarana akan berpengaruh positif bagi siswa dalam meraih prestasi belajar.
2) Lingkungan sosial kelas (Class Climate environment) ialah suasana psikologis dan
sosial yang terjadi selama proses belajar mengajar antara guru dan murid di dalam
kelas. Iklim kelas yang kondusif memacu siswa untuk bergairah dalam belajar dan
mempelajari materi pelajaran yang baik.
3) Lingkungan sosial keluarga (family sosial environment) ialah suasana interaksi
sosial antara orang tua dengan anak-anak dalam lingkungan keluarga. Orangtua yang
tidak mampu dalam mengasuh anak-anak dengan baik, karena orangtua cenderung
otoriter sehingga anak-anak bersikap patuh semu (pseudo obedience) dan
memberontak bila di belakang orang tua. Pengasuhan permisif yang serba
memperbolehkan seorang anak untuk berperilaku apa saja, tanpa ada kendali orang
tua, akibatnya anak tidak tahu akan tuntutan dan tanggung jawab dalam hidupnya
sebagai pelajar. Kedua pengasuhan ini akan berdampak buruk pada pencapaian
prestasi belajar anak disekolah. Namun orang tua yang menerapkan pengasuhan
demokratis yang ditandai dengan komunikasi aktif orang tua/anak, menetapkan aturan
dan tanggung jawab yang jelas bagi anak, orang tua yang mendorong anak untuk
berprestasi terbaik, maka pengasuhan yang kondusif ini akan berpengaruh positif
dalam pencapaian prestasi belajar anak di sekolah.

B. DAMPAK KEUANGAN BULANAN TERHADAP PRESTASI MAHASISWA.


Menunjukkan hubungan negatif antara masalah keuangan dan prestasi akademik, Bagi
siswa kurang mampu dari keluarga berpenghasilan rendah, kurangnya sumber daya
keuangan menyebabkan masalah keuangan. Beberapa siswa hanya bergantung pada
pinjaman pendidikan atau beasiswa, dan beberapa siswa bergantung pada pendapatan
keluarga mereka. Sebaliknya, beberapa harus bekerja untuk membiayai sendiri
pendidikan mereka dan kebutuhan pokok sehari-hari. Daud dkk. (2018) menyatakan
bahwa beberapa siswa tidak memiliki sumber keuangan lainnya. Mereka tidak memiliki
tabungan. Siswa tidak mau meminjam uang kepada orang lain karena tidak ingin
membebani diri dengan berutang kepada orang lain dan terlilit hutang. Sedangkan
beberapa siswa kekurangan sumber daya keuangan karena mereka enggan untuk memiliki
pekerjaan paruh waktu karena siswa tersebut tidak ingin prestasi akademik mereka
terpengaruh masalah keuangan merupakan salah satu faktor yang mendorong mahasiswa
untuk memiliki pekerjaan paruh waktu (Asri et al., 2017). Oleh karena itu, dengan
kurangnya sumber daya keuangan untuk mengatasi masalah keuangan,siswa harus
mengurangi jam belajar mereka untuk memilih sumber keuangan alternatif dengan harus
bekerja paruh waktu berjam-jam atau memiliki banyak pekerjaan yang dapat
memengaruhi kinerja akademik mereka,
Harun dan Isa (2009) menyatakan bahwa begitu siswa memiliki banyak uang, mereka
akan menggunakannya untuk mereka akan menggunakannya untuk pengeluaran penting.
Namun, sebagian akan dihabiskan untuk barang-barang yang bahkan tidak diperlukan.
Hal ini dapat didukung oleh penelitian dari Asri et al. (2017) menyebutkan bahwa
beberapa siswa juga menghabiskan lebih banyak uang untuk kebutuhan seperti
transportasi dan pakaian. Kedua item ini tidak menjamin peningkatan kinerja akademik
mereka. Oleh karena itu, dari sini dapat disimpulkan bahwa masalah keuangan tidak
memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi akademik dengan dukungan peneliti
sebelumnya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
presentasi pembelajaran mahasiswa fptk upi tidak dipengaruhi oleh besaran nominal uang
yang diterima oleh mahasiswa tiap bulannya,hal tersebut disebabkan karena beberapa
siswa juga menghabiskan lebih banyak uang untuk kebutuhan seperti transportasi dan
pakaian. Kedua item ini tidak menjamin peningkatan kinerja akademik mereka. Oleh
karena itu, dari sini dapat disimpulkan bahwa masalah keuangan tidak memiliki hubungan
yang signifikan terhadap prestasi akademik.didalam prestasi belajar terdapat faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
(internal) seperti kesehatan fisik,psikologi,serta motivasi. Dan faktor dari luar diri
(eksternal) seperti lingkungan fisik sekolah,lingkungan sosial kelas serta lingkungan
sosial keluarga Selain kedua faktor tersebut yang mempengaruhi prestasi belajar, ada
faktor lain dalam mencapai prestasi belajar yaitu fasilitas belajar.Dalam mencapai prestasi
belajar siswa.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang para peneliti berikan kepada mahasiswa
yaitu membelanjakan uang sesuai kebutuhan, membayar kewajiban tepat waktu,
merencanakan keuangan demi keperluan di masa depan, menabung, menyisihkan uang
untuk kebutuhan diri sendiri dan keluarga,terlepas dari tidak berpengaruhnya keuangan
bulanan terhadap presentasi pembelajaran namun diharapkan mahasiswa mampu belajar
lebih giat untuk memperoleh prestasi baik akademik maupun non akademik.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, N., & Bowo, P. A. (2019, Januari 21). Pengaruh Uang Saku, Locus of Control, dan

Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif. Economic Education

Analysis Journal, 7(3), 1025 - 1038. https://doi.org/10.15294/eeaj.v7i3.28337


Laily, N. (2013). Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa dalam

Mengelola Keuangan.

Siburian, A. (2022, 2 7). Pengaruh Uang Saku dan Gaya Hidup Terhadap pengglolaan

Keuangan (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Univesitas KBP Nommensen Medan).

Akuntansi, 1 - 10.

Vhalery, R., Leksono, A. W., & Irvan, M. (2019, Maret). Pengaruh Litterasi Keuangan, Usia,

dan Bimbingan Orang TuaTerhadap Pengelolaan Uang Saku Mahasiswa UNINRA.

Jurnal Pendidikan Ekonomi, 12(1), 10 - 16.

Winarni, S. A. D., Basuki, S. W., Herawati, E., & Ichsan, B. (2021, Febuari). Pengaruh Uang

Saku, Motivasi, Serta Duasi Belajar Terhadap Prrestasi Belajar Mahasiswa Fakultas

Kedokteran. The Influence of Allowance, Learning Motivation, and Learning

Duration on Learning Achievement of Medical Students, 1369 - 1378.

Yusuf, S. (2020). THE FINANCIAL PROBLEMS AND ACADEMIC PERFORMANCE

AMONG PUBLIC UNIVERSITY STUDENT IN MALAYSIA.

Anda mungkin juga menyukai