Anda di halaman 1dari 4

Asal Usul Situs Adipati Panjer

Seorang Adipati yang memimpin Kadipaten Panjer. Ia memiliki ayam


yang belum pernah terkalahkan pada setiap pertandingan sabung ayam. Berita
kekuatan ayam Adipati Panjer itu sudah sangat terkenal ke berbagai wilayah.
Hingga suatu hari, datanglah seorang pemuda dari daerah Kepung ke Kadipaten
Panjer untuk menemui Adipati Panjer.

Adipati Panjer sedang duduk-duduk bersantai sembari menikmati


minuman hangat bersama permaisurinya terkejut dengan kedatangan anak muda
itu.

“Siapa kau dan apa tujuanmu datang kemari?”, tanya Adipati Panjer.

“Salam yang Mulia. Hamba adalah Gendam Asmorodono, hamba memiliki ayam
yang sangat kuat. Hamba ingin melakukan sabung ayam dengan ayam milik
Tuan”, ucap Gendam dengan percaya diri.

“Hmm. Berani sekali kau menantang ayam milikku. Aku jadi ingin melihat
seberapa kuat ayammu melawan ayamku. Baiklah, kapan pertandingan itu?”, ujar
Adipati

“Lusa, Tuan”, ucap Gendam.

Lalu pemuda itu kembali ke Kepung untuk mempersiapkan ayam miliknya.

Hingga tibalah hari sabung ayam yang sudah Adipati dan Gendam
sepakati. Tempat mereka sabung ayam di Siti Geneng. Terlihat di tempat itu telah
ramai oleh penduduk dan pasukan-pasukan dari Adipati dan Gendam. Mereka
semua sangat antusias untuk melihat sabung ayam antara Adipati dan Gendam.

Terlihat juga Adipati dan Gendam sedang sibuk mempersiapkan ayam-


ayam mereka sebelum masuk ke tempat sabung ayam. Tak lama kemudian sabung
ayam pun dimulai, sorak-sorak penduduk dan pasukan bersahut-sahut mendukung
ayam-ayam jago jagoan mereka.
Namun ternyata ditengah pertandingan, ayam Adipati tiba-tiba berubah
wujud menjadi tongkat kayu karena terkena jalu ayam Gendam Asmorodono.
Sementara ayam milik Gendam akhirnya bertarung dengan tongkat kayu itu.
Ayam Gendam lalu meloncat keluar dari arena sabung ayam, dan menuju ke arah
Kaputren.

Ayam Gendam yang berlari menuju Kaputren dikejar oleh Gendam. Di


Kaputren, ayam itu ditangkap oleh seorang Putri cantik. Gendam yang melihat
ayam miliknya sedang dibawa oleh Putri cantik itu lalu menghampirinya.

“Ayam itu adalah milikku”, kata Gendam

“Benarkah ayam ini milikmu? Apa buktinya?”, tanya Putri

Putri itu ternyata menyukai Gendam, sehingga mencoba merayu Gendam.

“Ayam ini akan aku kembalikan jika kau sudah menyukaiku”, ucap Putri

Diam-diam ada seorang prajurit yang mengikuti Gendam. Prajurit itu


mengetahui kejadian itu, lalu melaporkannya kepada Adipati. Adipati langsung
marah karena juga telah membuat ayam Adipati mati. Lalu Adipati
memerintahkan prajuritnya untuk mencari Gendam. Gendam mengetahui hal itu,
lalu ia lari. Adipati tidak berhasil menemukan Gendam hari itu.

Lalu keesokan harinya, Adipati menuju Kepung untuk mencari Gendam di


rumahnya. Ternyata Gendam ada disana. Lalu Adipati menantang Gendam untuk
perang melawan Adipati.
“HEI Gendam!!! Jika kau berani melawanku dan berhasil mengalahkanku,
separuh kerajaanku akan ku berikan kepadamu”, ucap Adipati di halaman rumah
Gendam.

Akhirnya Gendam menerima tawaran Adipati Panjer. Lalu Gendam dan


Adipati Panjer dan pasukannya pergi ke arah selatan untuk berperang. Hingga
tibalah Gendam di Sumber Umbul (sekarang sumber Ubalan). Adipati berhasil
menangkap Gendam di tempat itu, dan menenggelamkan Gendam ke dalam
sumber itu. Namun setiap ditenggelamkan, Gendam berhasil naik ke permukaan
air lagi. Akhirnya pada ketiga kalinya, Gendam diikat dengan “Duk” agar tidak
dapat naik lagi ke permukaan air.

Namun ternyata tetap saja Gendam berhasil naik ke permukaan, dan justru
dapat lari dari pasukan Adipati. Hingga tibalah Gendam dan Adipati di Sumber
Songo. Di tempat itu, Gendam berhenti untuk minum di air Sumber Songo karena
kehausan. Namun ternyata setelah meminum air itu, Gendam tiba-tiba hilang
tanpa jejak. Akhirnya ditempat itu hanya tinggal Adipati dan pasukannya.

Adipati di tempat itu sudah sangat kelelahan dan kesakitan karena banyak
luka akibat perang yang belum juga selesai melawan Gendam. Akhirnya pemuda
di sekitar Sumber Songo itu membawa Adipati dengan tandu. Setelah itu Adipati
dibawa menuju Sendang Panguripan. Konon siapa saja yang mandi di sendang itu
dapat menyembuhkan seketika luka-luka yang ada di tubuhnya.

Sesampainya di Sendang Panguripan, Adipati lalu bergegas untuk menuju


air dan menceburkan diri. Tetapi ia justru melihat banyak putri-putri yang sedang
mandi. Adipati yang melihat mengetahui banyak putri yang sedang mandi lalu
bersembunyi. Lalu ada seorang dari putri-putri itu menyadari ada kehadiran orang
lain selain mereka.

“Siapa itu?”, tanya Bidadari dengan berteriak.

Namun Adipati tidak berani menjawab Bidadari itu. Sampai yang ketiga
kalinya Bidadari itu sudah kesal karena tidak mendapat jawaban, lalu Bidadari itu
mengutuk.
“Siapa sebenarnya kau. Kita ini sama-sama manusia, kok ditanya diam saja seperti
patung”, ucap putri.

Dan ucapan Putri itu seakan memiliki kekuatan, sampai-sampai Adipati


Panjer akhirnya berubah menjadi patung. Tempat itu sekarang terkenal dengan
nama Situs Adipati Panjer yang masih ada hingga sekarang.

Kekalahan ayam Adipati Panjer dalam pertandingan sabung ayam


melawan Gendam ternyata bukan tanpa sebab. Tanpa sepengetahuan Adipati,
diam-diam Gendam berbuat licik agar ayamnya memenangkan sabung ayam
melawan ayam Adipati. Sebelum pertandingan, setelah pulang dari Kadipaten
Panjer, sesampainya di rumah, Gendam membawa ayam miliknya menuju
Sumber Upas. Konon jika jalu ayam dibasahi dengan air dari Sumber Upas, ayam
itu dapat membuat lawannya mati. Pada saat pertandingan, jalu ayam Gendam
mengenai ayam Adipati Panjer. Ayam Adipati Panjer memiliki kekuatan,
sehingga tidak langsung mati, namun berubah menjadi tongkat kayu.

Penulis : Elisa Sri Wismandari

Narasumber : Bapak Sujali

Desa/ Kec. : Desa Panjer, Kec. Plosoklaten

Anda mungkin juga menyukai