Anda di halaman 1dari 7

Cegah Kebakaran, Ini Cara Aman Menggunakan

Listrik Di Rumah
8 Mei 2019

Korsleting masih menjadi penyebab utama insiden kebakaran pada 2018 di wilayah DKI Jakarta.
Masyarakat dihimbau untuk memperhatikan keamanan listrik di rumah masing-masing.

Sumber: firecauses.com
Banyak aktivitas yang kita lakukan sehari-hari membutuhkan sumber energi listrik. Tidak dapat dipungkiri,
lingkungan rumah sebagai masyarakat terkecil juga membutuhkan pasokan energi listrik untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
Namun penggunaan dan pemanfaatan energi listrik tidak selalu dapat berjalan dengan lancar sesuai
yang kita butuhkan. Kadang kala di rumah kita mengalami berbagai hambatan, gangguan, dan masalah
kelistrikan. Salah satu gangguan listrik yang kerap kali kita alami di rumah adalah korsleting listrik.
Mengutip laman jakartafire.net, korsleting listrik masih menjadi penyebab utama insiden kebakaran pada
2018, yakni sebanyak 469 insiden di wilayah DKI Jakarta. Penyebab kebakaran yang lebih sering terjadi
adalah terbakarnya outlet atau colokan listrik yang dikenal dengan sebutan steker listrik.
Mungkin kita pernah mengalami ketika memasang steker ke dalam stop kontak terasa longgar,
tergoyang, dan bila tergeser sedikit mati. Kemudian steker tersebut harus digoyang sedikit agar hidup
kembali. Situasi seperti itulah yang akan memicu timbulnya percikan api kecil, tergantung pada beban
listrik yang dialirkan steker. Semakin besar beban listrik (watt), maka akan semakin besar pula percikan
api yang dikeluarkannya.
Percikan api kecil yang terus-menerus, lama-lama akan menghanguskan bagian dari steker atau stop
kontak yang biasanya terbuat dari plastik atau karet. Pada bagian yang hangus ini yang semakin mudah
terbakar. Tidak hanya steker dan stop kontak yang kemudian rawan terbakar, kabel di dalam stop kontak
pun bias menjadi sangat panas dan bisa pula terbakar.
Berbeda dengan kejadian korsleting listrik yang langsung menimbulkan percikan api atau ledakan,
kejadian terbakar akibat panas berlebih dan longgar berlangsung secara lambat dan jarang disadari
pemilik rumah sampai semuanya sudah terlambat. Kejadian kebakaran sebagai akibat panas berlebih ini
umumnya lebih sering terjadi daripada korsleting listrik.
Baca juga artikel ini:

 High Resistance Connection


 Panas Berlebih Pada Rangkaian Listrik

10 Tips Keamanan Listrik Di Rumah


Peralatan listrik bisa sangat bermanfaat jika digunakan dengan benar dan aman. Sebaliknya,
penggunaan peralatan listrik secara ceroboh bisa mendatangkan risiko kebakaran. Penghuni rumah
terkadang lalai akan bahaya listrik seperti korsleting listrik dan panas berlebih yang kerap menimbulkan
kebakaran dan kecelakaan dalam rumah akibat penggunaan peralatan listrik yang keliru.
Untuk itu, ada baiknya kita memperhatikan keamanan menggunakan listrik di rumah, seperti apa saja
yang berpotensi menimbulkan korsleting, panas berlebih atau kebakaran dan bagaimana upaya
pencegahannya. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan menjamin keamanan rumah dari bahaya listrik?
Inilah tips keamanan menggunakan listrik di rumah yang bisa kita terapkan guna mencegah risiko
kebakaran akibat listrik:

1. Perhatikan peralatan listrik yang mengonsumsi daya besar (watt besar) dan terpasang
terus-menerus

Perhatikan peralatan listrik seperti AC, lemari es, kompor listrik, pemanas air, atau lampu penerangan
dengan watt besar. Untuk alat-alat tersebut gunakanlah kabel, stop kontak, steker, atau sakelar yang
bermutu dan berkualitas bagus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) . Adapun pemakaian
watt besar adalah peralatan listrik yang mengonsumsi beban atau daya listrik lebih dari 250 watt.

2. Jangan menumpuk steker terlalu banyak pada satu stop kontak menggunakan alat
pencabang

Hal ini membuat stop kontak kelebihan beban serta membuat steker dan stop kontak mengalami panas
berlebih, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran akibat listrik.
Pada saat kita menambahkan terminal T atau alat pencabang pada stop kontak, kita tidak bisa menjamin
penambahan alat-alat tersebut pada titik kontak secara berulang yang dilakukan selalu tepat (terpasang
pas dan tidak longgar). Pasalnya, bila tidak pas menyambungnya bisa menimbulkan percikan listrik.
Maka dari itu, hindari menggunakan terminal T, kabel ekstensi (extension cable), atau multi-outlet
converter untuk peralatan listrik. Namun jika terpaksa menyambungkan alat pencabang pada stop kontak,
kita perlu memastikan letaknya sudah tepat, tidak longgar, atau goyang.
Selain itu yang tak kalah penting, selalu perhatikan beban listrik yang digunakan. Jangan menggunakan
alat pencabang pada peralatan listrik yang mengonsumsi daya listrik besar pada satu titik, seperti AC,
lemari es, rice cooker, dll.
Hindari menumpuk lebih dari tiga steker peralatan listrik yang mengonsumsi daya besar tersebut pada
satu stop kontak melalui alat pencabang. Gunakanlah steker dan stop kontak yang berlisensi yang sudah
memiliki SNI yang disahkan oleh badan sertifikasi nasional.

3. Ganti kabel listrik yang rusak atau terkelupas

Mungkin Anda pernah menjumpai steker atau peralatan listrik lain yang sambungan kabelnya sudah
terkelupas hingga bagian inti kabel tersebut sudah terlihat. Kabel listrik yang rusak adalah risiko
keamanan listrik di rumah yang serius karena dapat mengakibatkan kebakaran atau risiko tersengat
listrik.

Sumber: gillett.com.au
Semua kabel listrik dan kabel ekstensi harus diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya tanda-
tanda kerusakan, getas, keras, rapuh, atau kabel yang terkelupas. Jika Anda menemukan tanda-tanda
tersebut pada kabel listrik, sebaiknya jangan gunakan kembali steker atau peralatan listrik tersebut dan
segera ganti kabel steker atau peralatan listrik dengan yang baru.

4. Jaga agar kabel yang digunakan atau yang tidak digunakan tetap rapi dan aman untuk
mencegah kerusakan

Aturan keselamatan listrik tidak hanya berlaku untuk kabel yang sedang digunakan ̶ ̶ kabel yang tidak
digunakan juga harus disimpan dengan aman untuk mencegah kerusakan. Jauhkan kabel dari jangkauan
anak-anak. Hindari mengggulung atau mengikat kabel dengan kencang, hal ini dapat mengakibatkan
panas berlebih. Jangan sekali-kali meletakkan kabel di dekat benda-benda panas, seperti kompor atau
jenis pemanas lainnya untuk mencegah kerusakan pada isolasi dan kabel dan kawat.
Sumber: businesswire.com
Sedangkan untuk kabel listrik yang sedang digunakan, pastikan terpasang rapi dan aman. Kabel listrik
tidak harus dijepit atau diletakkan di bawah karpet dan furnitur. Pasalnya, menyembunyikan atau
membentangkan kabel di bawah karpet atau furnitur ini merupakan langkah yang berbahaya. Kabel akan
mengalami panas berlebih atau rusak dan bisa meningkatkan risiko kebakaran. Juga jangan pernah
membiarkan kabel berserakan atau melintang di lantai atau melalui pintu. Ini juga menimbulkan bahaya
tersandung.

5. Jangan menggunakan kabel listrik yang ketebalan/diameternya tidak sesuai dengan daya
atau arus listrik

Pemakaian kabel listrik yang tidak sesuai dengan peruntukannya bisa menimbulkan panas berlebih yang
dapat memicu kebakaran. Misalnya, kabel yang memiliki KHA (Kemampuan Hantar Arus) yang kecil
digunakan untuk mengoperasikan peralatan listrik yang membutuhkan daya listrik besar. Tanda yang
menunjukkan ada potensi/telah terjadi panas berlebih pada kabel listrik adalah:

 Isolasi kabel terasa hangat ketika disentuh


 Isolasi kabel meleleh
 Sambungan kabel longgar dan timbul percikan api

Sumber: copperindia.org
Untuk menghindari panas berlebih pada kabel listrik, kita harus mengetahui ukuran kabel listrik yang
diperlukan. Dalam menentukan jenis kabel listrik yang tepat, kita perlu memperhatikan ukuran dari
diameter kabel, kapasitas, dan kegunaan dari kabel yang kita butuhkan.
Ukuran kabel listrik menentukan seberapa besar kapasitas amperenya. Jika ukuran kabel yang dipasang
tidak sesuai dengan jumlah ampere yang diperlukan, maka dapat mengakibatkan panas berlebih tadi
atau korsleting listrik yang dapat memicu timbulnya kebakaran.

6. Cabut semua peralatan listrik yang tidak digunakan untuk mengurangi potensi bahaya

Salah satu tips keamanan listrik yang paling sederhana namun sering diabaikan adalah mencabut steker
pada saat peralatan listrik tidak sedang digunakan. Hal ini tidak hanya menghemat daya, namun
melindungi peralatan dari panas berlebih atau lonjakan daya.

Sumber: wajibbaca.com
Jangan biarkan steker peralatan elektronik tetap terpasang pada stop kontak ketika sedang tidak
digunakan. Baik itu lupa mencabut charger HP setelah baterai terisi penuh atau hanya mematikan televisi
menggunakan remote control tanpa mencabut kabelnya. Kebiasaan ini tak hanya berisiko menimbulkan
bahaya, tetapi bisa membuang percuma energi listrik.
Dilansir laman detik.com, PLN Distribusi Jawa Barat menyampaikan, charger HP yang tidak dicabut dari
colokan mengonsumsi 1 watt setiap jamnya. Jika seluruh Jabodetabek lupa mencabut charger HP, energi
yang terbuang berjumlah 96.000 kWh, dan itu cukup untuk menerangi 755 rumah.
Sama halnya seperti charger HP, kebiasaan tidak mencabut kabel televisi juga merupakan pemborosan,
televisi yang dimatikan dengan remote control agar tetap dalam posisi standby mode. Hal ini sebenarnya
aliran listriknya masih ada.

7. Jauhkan sumber listrik dan peralatan elektronik dari air

Banyak kecelakaan listrik di rumah terjadi akibat seseorang menggunakan listrik dekat air. Jauhkan
peralatan elektronik dari air ataupun permukaan yang lembab. Daya listrik tetap mengalir meski alat
dimatikan, jadi pastikan semua peralatan listrik/elektronik diletakkan jauh dari air setiap saat untuk
mencegah timbulnya korsleting.

8. Beri sedikit ruang di sekitar peralatan listrik

Tanpa sirkulasi udara yang baik, peralatan listrik bisa berisiko mengalami panas berlebih atau korsleting
listrik, yang dapat memicu timbulnya kebakaran. Pastikan peralatan listrik di rumah Anda memiliki
sirkulasi udara yang cukup dan hindari meletakkan atau mengoperasikan peralatan listrik di tempat
tertutup. Untuk keamanan listrik terbaik, juga penting untuk menyimpan benda-benda mudah terbakar
jauh dari semua peralatan listrik.

9. Jangan menarik bagian kabel saat mencabut steker


Cara mencabut steker yang benar (kiri) dan salah (kanan)
Sumber: touchstoneenergy.com

Jangan lakukan kebiasaan yang salah saat mencabut steker dari stop kontak. Kebiasaan salah yang
sering dilakukan adalah menarik kabelnya bukan stekernya. Kebiasaan menarik kabel ini sangat
berbahaya karena dapat merusak sambungan-sambungan kabel di dalam steker. Bahkan bisa
meningkatkan risiko terjadinya korsleting dan bahaya listrik lainnya.

10. Tutup akses anak ke sumber listrik dan peralatan listrik

Menurut National Fire Protection Association, sekitar 2.400 anak-anak menderita trauma berat dan luka
bakar akibat tersengat listrik karena mereka memasukkan tangan ke lubang colokan sumber listrik.
Bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi, sekitar 12 anak-anak meninggal dunia akibat listrik setiap
tahunnya.

Data penelitian di atas semakin mengingatkan kita pada bahaya listrik untuk anak dan pentingnya
menciptakan rumah yang aman agar anak menjadi lebih bebas saat bermain. Ada beberapa tips agar
anak aman dari bahaya listrik, di antaranya:

 Gunakan penutup (cover) stop kontak

Jika letak stop kontak atau peralatan listrik lainnya cukup rendah untuk digapai anak, atur perabotan
sedemikian rupa agar menutupi stop kontak dan berbagai colokannya dari pandangan anak. Tutup
stop kontak yang tidak terpakai dengan pengaman plastik.

 Tutup akses terminal listrik

Umumnya para orangtua menempatkan terminal listrik di lantai atau di atas meja yang mudah
dijangkau anak-anak. Anda sadari atau tidak, penempatan terminal yang sembarangan bisa
mengundang marabahaya bagi anak jika ia memainkan kabel atau lubang terminal. Untuk itu, Anda
harus segera mencegahnya dengan menggunakan alat khusus untuk menutup akses ke terminal
listrik agar tidak mudah dimainkan anak.

 Gunakan pelindung kabel listrik

Perpanjangan kabel listrik yang tidak rapi akan menimbulkan risiko tersangkut, terjatuh, tersengat
listrik, bahkan anak bisa sembarangan menarik kabel. Gunakan duct cord cover (pipa pelindung
kabel) atau lakban untuk menutup/melindungi perpanjangan kabel agar tidak mudah diakses oleh
anak.

 Hati-hati saat menggunakan kabel gulung


Kabel gulung banyak digunakan karena alasan simpel dan memiliki banyak lubang colokan. Padahal
kabel gulung ini juga bisa jadi sumber bahaya jika pemakaiannya berlebih dan digunakan dalam
jangka waktu lama.

1. Tempatkan kabel gulung di area yang sulit diakses anak-anak. Misalnya belakang furnitur.
2. Jangan menutup bagian kabel gulung dengan surat kabar, pakaian, karpet, atau lainnya saat
kabel digunakan.
3. Jika memungkinkan, belilah kabel gulung yang colokannya memiliki outlet cover atau tutup
colokan dengan selotip.
4. Periksa kabel gulung secara berkala, jika kabel terasa panas, mengeluarkan bunyi,
sebaiknya segera ganti kabel gulung dengan yang baru.

 Jangan ada kabel dari peralatan elektronik yang menggantung

Anak-anak bisa saja menarik kabel tersebut sehingga barang elektronik akan terjatuh dan menimpa
tubuh si kecil. Amankan setiap kabel listrik yang berada di sekeliling tempat si kecil bermain.

 Ajarkan anak untuk tidak menyentuh sumber listrik, kabel, dan alat elektronik.

Kebakaran merupakan satu hal yang dapat terjadi di manapun dan kapan pun. Bahaya kebakaran dapat
mengakibatkan kerugian harta benda dan jiwa. Untuk itu, mengetahui cara mencegah bahaya kebakaran
akibat listrik sangat diperlukan agar kita semua dapat terhindar dari bahaya yang akan mengancam.
Dengan mengetahui tips keamanan listrik di rumah kita dapat lebih mawas diri dalam mengantisipasi
segala kemungkinan bahaya yang terjadi.
Semoga bermanfaat. Salam safety!
https://www.safetysign.co.id/news/408/Cegah-Kebakaran-Ini-Cara-Aman-Menggunakan-Listrik-di-
Rumah

Anda mungkin juga menyukai