Anda di halaman 1dari 5

Penyebab Kebakaran di Jakarta Barat Didominasi

Korsleting Listrik
EP / Nasional / Senin, 04 Mei 2020, 20:58 WIB

JAKARTA - Selama Januari hingga April 2020, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Barat mencatat telah terjadi 88 kasus kebakaran. Dari
jumlah tersebut, penyebab kebakaran masih didominasi oleh korsleting listrik.
Kasi Operasi Sudin Gulkarmat Jakarta Barat, Eko Sumarno mengatakan, di periode tersebut
jumlah kasus kebakaran terbanyak terjadi di Kecamatan Taman Sari sebanyak 18 kasus, disusul
Kecamatan Kembangan sebanyak 14 kasus, serta Kebon Jeruk, Cengkareng dan Kalideres
masing-masing sebanyak 13 kasus kebakaran.
"Untuk penyebabnya paling banyak korsleting listrik sebanyak 59 kasus. Selebihnya karena
sebab lain seperti rokok, bahan kimia, dan sampah," ujar Eko, Senin (4/5).
Eko mengatakan, untuk objek yang terbakar paling banyak terjadi di bangunan perumahan
sebanyak 30 kasus, kabel udara ada sebanyak 22 kasus, bangunan umum dan perdagangan
sebanyak 17 kasus, kemudian sisanya sampah, kendaraan dan lain sebagainya.
"Untuk kerugian ditaksir mencapai Rp 11.327.550.000. Sedangkan kebakaran yang berhasil
dipadamkan masyarakat sebanyak 30 kasus dan oleh petugas sebanyak 58 kasus," kata Eko.
Eko menambahkan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat, terutama saat bulan Ramadan
seperti saat ini agar meningkatkan kewaspadaannya.
Pastikan kompor telah dimatikan setelah selesai memasak dan jangan meninggalkan kompor
dalam kondisi menyala dan lain sebagainya.
"Jika terjadi kebakaran warga bisa menghubunghi nomor telepon (021) 560 7323 atau 112.
Makin cepat informasi kami terima, makin kecil kerugian masyarat. Pelayanan pemadam
kebakaran gratis, tidak dipungut biaya," tuturnya. (*)
Sudin penanggulangan kebakaran dan penyelamtan DKI Jakarta selama tahun 2019 , 16 Mei
sudah terjadi 583 kasus kebakaran, sebanyak 428 kasus diakibatkan oleh korsleting listrik

Hubungan Kebakaran dan Korsleting listrik sebagai


penyebabnya
Apa itu Korsleting Listrik?
Hubungan pendek atau Korsleting berasal dari Bahasa belanda yaitu Kortsluiting yang berarti
arus pendek merupakan keadaan dimana terjadi suatu hubungan dengan tahanan listirk yang
rendah dan mengakibatkan aliran listrik yang ada menjadi sangat besar dan jika tidak ditangani
dengan segera akan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan.

Apa Penyebabnya?
Korsleting listrik umumnya disebabkan karena adanya konduktor positif dan negatif yang
terdapat dalam kabel yang berhubungan satu sama lain. hal ni dapat disebabkan oleh
penyambungan kabel kabel yang tidak memperhatikan kutub kutub listrik atau adanya
konduktor dari kabel yang tidak tertutup oleh bahan isolator secara sempurna. Konduktor
positif dan negatif yang saling berhubungan tersebut akan menyebabkan hubungan pendek
yang menghasilkan arus listrik yang sangat besar pada kabel sehingga akan menghasilkan panas
yang luar biasa dalam waktu cepat, biasa energi panas yang dihasilkan ini dapat disertai dengan
ledakan yang kuat dengan suhu yang sangat tinggi sehingga dapat membakar benda benda
yang ada disekitarnya.
Berikut ini merupakan hal hal yang biasanya menjadi penyebab dari terjadinya hubungan
pendek arus listrik:

 Isolator dari penghantar listrik yang kurang baik karena pemasangan yang kurang baik
 Isolator dari penghantar sudah tidak memiliki daya isolator yang cukup baik lagi.
 Penggunaan peralatan listrik atau kabel listrik yang melewati daya atau kuat hantar arus
yang ditentukan.

Bagaimana bisa menimbulkan kebakaran?


Kebakaran yang ditimbulkan oleh korsleting listrik disebabkan oleh karena konduktor negatif
dan konduktor positif pada suatu kabel berhubungan satu sama lain menimbulkan hubungan
pendek yang membuat arus listrik yang mengalir menjadi sangat besar dalam waktu cepat dan
arus listrik yang sangat besar inilah yang menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan dapat
disertai dengan ledakan yang dapat membakar benda benda yang berada disekitar.

Bagaimana pencegahannya?
 Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencegah kebakaran yang
disebabkan oleh korselting listrik :
 Gunakan penyedia jasa instalasi listrik yang memmiliki sertifikat SLO ( Sertifikat Layak
Operasi) atau paling tidak terdaftar sebagai anggota AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik
Indonesia)
 Disarankan untuk tidak menumpuk colokan listrik pada suatu tempat, karena dapat
mengakumulasikan panas yang akan mengakibatkan korsleting listrik.
 Disarankan untuk menggunakan alat alat listrik sperti kabel, saklar, stop kontak, steker
yang memiliki label SNI (Standar Nasional Indonesia), LMK (Lembaga Masalah
Kelistrikan) atau SPLN (Standar PLN).
 Disarankan untuk menggunakan Jenis dan ukuran kabel sesuai peruntukan dan
kapasitas hantar arusnya.
 Jika sekring putus, tidak disarankan untuk menyambungnya dengan kawat, karena
setiap sekring sudah mempunyai standar seberapa jauh sekring tersebut bisa menerima
beban.
 Disarankan untuk melakukan perawatan secara berkala terhadap instalasi listrik seperti
memeriksa kondisi kabel, panel listrik, sambungan kabel dll. Dan disarankan untuk
memperbarui instalasi listrik di rumah anda minimal lima tahun sekali.
 Jika terjadi kebakaran akibat korsletin lisrik akibat MCB (Mini Circuit Breaker) tidak
berfungsi dengan baik, segera matikan listrik dari kWh meter. Dan tidak disarankan
untuk menyiram sumber kebakaran dengan air apabila masih terdapat arus listrik.
 Disarankan untuk melakukan pemeriksaan kualitas daya listrik (Power Quality) secara
rutin oleh orang yang berpengalaman karena daya listrik yang tidak stabil juga dapat
menyebabkan korsleting.
 Hindari pemakaian listrik secara illegal, karena selain membahayakan keselamatan
jiwa,tindakan ini juga tergolong tindak kejahatan yang dapat dipidanakan.

Referensi :

www.pln.co.id/lampung/?p=3543

https://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_pendek

http://belajarelektronika.net/

MCB mempunyai 3 fungsi, berikut ulasannya.

Pemutus Arus

MCB memiliki fungsi sebagai pemutus arus listrik menuju arah beban. Untuk
memutuskan arus tersebut dapat dilakukan manual maupun otomatis.

Untuk melakukannya secara manual yaitu dengan mengubah toggle switch yang
berada di depan MCB tersebut setelah itu MCB akan memutuskan arus listrik.
Sedangkan untuk secara otomatis akan terjadijika dideteksi terjadi arus berlebih
yang diakibatkan beban penggunaan listrik yang lebih, ataupundikarenakan
hubung singkat.

Proteksi Beban Lebih (overload)

Fungsi ini akan bekerja jika MCB mendeteksi adanya arus listrik yang melebihi
batas. Misalnya, sebuah MCB memilikibatas arus listrik 6A, namun arus listrik
yang mengalir melalui MCB tersebut sekitar 7A, maka MCB tersebut akan trip
dengan delay waktu yang cukup lama sejak MCB tersebut mendeteksi adanya
arus lebih.

Bagian MCB yang menjalankan tugas mendeteksi adanya arus lebihyaitu sebuah
strip bimetal. Sebuah arus listrik yang melewati bimetal akan membuatnya
menjadi panas dan memuai ataupun mungkin melengkung.

Semakin besar arus listrik, maka bimetal pun akan semakin panas serta memuai,
yang pada akhirnya akan memerintahkan switch mekanis MCB untuk memutus
arus listrik.

Lamanya waktu pemutusan arus yang dilakukan MCB tersebut tergantung dari
besarnya arus listrik. Semakin besar besar arus listrik tersebut, pemutusan
arusnya akan semakin cepat. Fungsi strip bimetal ini disebut dengan Thermal Trip.
Ketika arus listriknya sudah putus, maka bimetal pun akan mendingin serta
kembali normal.

Proteksi Hubung Singkat

Fungsi ini akan bekerja jika terjadi korsleting ataupun hubung singkat arus listrik.
Terjadinya korsleting listrik akan menimbulkan arus listrik yang sangat besar serta
mengalir di dalam sistem instalasi listrik rumah Anda.

Bagian MCB yang mendeteksi yaitu bagian magnetic trip yang berupa solenoid,
besarnya arus listrik yang mengalir akan menimbulkan berupa gaya tarik magnet
di solenoid yang akan menarik switch pemutus aliran listrik. Sistem kerjanya
sangat cepat, sebab untuk menghindari terjadinya kerusakan pada peralatan
listrik lainnya.
Macam-macam MCB
Jika dibedakan menurut ketahanan arusnya terdapat banyak jenis MCB mulai dari
6A, 10A, 13A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A, 63A, 80A, 100A dan paling tinggi
125A. Sedangkan menurut karakteristik pemutusan arusnya komponen MCB
terbagi menjadi 3 jenis yakni MCB tipe B, tipe C dan tipe D. Untuk penjelasannya
adalah sebagai berikut :
 MCB tipe B memiliki ketahanan listrik lebih besar antara 3 hingga 5 kali dari
arus maksimum yang tertulis. Contohnya apabila tertulis 6A maka
ketahanannya tidak lebih dari 18A, berlaku untuk perhitungan tipe lainnya.
MCB jenis ini biasanya ditemui di area rumah ataupun industry ringan.
 MCB tipe C akan memutus arus ketika beban lebih besar 5 hingga 10 kali
dari arus maksimum yang ditulis. Jenis ini biasanya ditemui pada
penerangan gedung yang memakan banyak titik serta pada motor listrik
dengan arus sedang.
 MCB tipe D adalah yang paling besar ketahanannya, yakni ketika arus lebih
besar 10 hingga 25 kali dari batas maksimum yang ditulis. MCB tipe ini
ditemui pada rangkaian yang memiliki lonjakan listrik besar ketika awal
pemakaian, seperti pada motor listrik yang berdaya besar, mesin produksi
pabrik, mesin sinar X-Ray dan lain – lain.

Anda mungkin juga menyukai