NIM : 15524037
Kita pasti mengenal MCB yang biasa dipasang sebagai pengaman instalasi listrik
dirumah. Berbagai ukuran dari nilai Ampere MCB yang biasa digunakan di rumah, seperti
MCB 2A, MCB 4A, MCB 6A, MCB 10A, dan lain sebagainya.
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik
pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik
pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya juga pada
kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal. Sebuah circuit breaker memiliki 2
komponen yang paling mendasar:
Kontak ( Contacts ) : untuk membuka dan menutup sambungan listrik.
Busur luncuran ( Arc Chutes ) : untuk menghilangkan dan memadamkan busur listrik
dengan cepat.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis,
pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman
elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat.
Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload
yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara
thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus
diamankan.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan untuk
pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga
apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut
terputus.
Fungsi MCB?
1) Actuator Lever atau toggle switch, digunakan sebagai Switch On-Off dari MCB. Juga
menunjukkan status dari MCB, apakah ON atau OFF.
2) Switch mekanis yang membuat kontak arus listrik bekerja.
3) Kontak arus listrik sebagai penyambung dan pemutus arus listrik.
4) Terminal tempat koneksi kabel listrik dengan MCB.
5) Bimetal, yang berfungsi sebagai thermal trip.
6) Baut untuk kalibrasi yang memungkinkan pabrikan untuk mengatur secara presisi arus
trip dari MCB setelah pabrikasi (MCB yang dijual dipasaran tidak memiliki fasilitas
ini, karena tujuannya bukan untuk umum)
7) Solenoid. Coil atau lilitan yang berfungsi sebagai magnetic trip dan bekerja bila
terjadi hubung singkat arus listrik.
8) Pemadam busur api jika terjadi percikan api saat terjadi pemutusan atau pengaliran
kembali arus listrik.
Prinsip Kerja MCB?
Prinsip kerja MCB sangat sederhana, ketika ada arus lebih maka arus lebih tersebut
akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal akan melengkung
sehingga memutuskan kontak MCB (Trip). Selain bimetal, pada MCB biasanya juga terdapat
solenoid yang akan mengtripkan MCB ketika terjadi grounding (ground fault) atau hubung
singkat (short circuit). Fungsi strip bimetal ini disebut dengan Thermal Trip. Ketika arus
listriknya sudah putus, maka bimetal pun akan mendingin serta kembali normal.
Namun penting juga untuk di ingat, bahwa MCB juga bisa trip dengan panas (over
heating) yang diakibatkan karena kesalahan desain/perencanaan instalasi, seperti ukuran
kabel yang terlalu kecil untuk digunakan dalam arus yang tinggi, sehingga menghasilkan
panas, yang lama-kelamaan akan melekungkan bimetal dan mengtripkan MCB. Oleh karena
itu penggunaan kabel instalasi juga harus memperhatikan standar maksimum arus (A) kabel
yang akan digunakan, dan arus kabel tersebut tidak boleh lebih kecil dari arus maksimum
rangkaian/circuit.
Biasanya kode yang menyatakan satuan Ampere didahului dengan huruf C, misalnya
C4, C6, C10, C20 dan seterusnya. Sedangkan untuk kode yang menyatakan satuan Volt dapat
langsung dikenali dari tulisan yang tertera seperti 230V/400V. Misalnya, instalasi listrik
terpasang berkapasitas 1300VA ~ 220Volt, akan dikodekan dengan C6 dan 230V/400V.
Kode C6 menunjukkan besaran 6 Ampere dan kode 230V menunjukkan besaran tegangan
sebesar 220 Volt. Jadi, untuk menghitung berapa besar daya dari instalasi listrik terpasang di
rumah, kita tinggal mengkalikan angka 6 dan 220 menjadi 1320 (Watt). Saya tidak
mengetahui mengapa kode besaran voltase tertera sebagai 230V/400V bukan 220V/400V
padahal tegangan PLN adalah 220V. Mungkin ada pengkodean teknik listrik tersendiri yang
menjadikannya seperti itu.
Selain MCB yang terpasang di KWH meter, sebaiknya MCB juga kita pasang pada
instalasi listrik di dalam rumah. Hal ini bertujuan untuk memberikan perlindungan yang lebih
baik terhadap resiko hubungan singkat dan jika terjadi kelebihan beban. Disamping itu,
pemasangan MCB di dalam rumah juga lebih memudahkan kita saat perbaikan, dan lainnya.
Lalu bagaimana menentukan MCB berapa Ampere yang kita butuhkan?
Untuk menentukan besar MCB yang sesuai, tentunya kita harus menghitung terlebih
dahulu berapa total arus listrik yang terpakai di rumah kita. Untuk menentukan Arus listrik,
kita dapat menghitung berapa watt total seluruh peralatan listrik yang kita gunakan di rumah.
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri
yaitu :
Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman rangkaian
semikonduktor dan trafo-trafo yang sen- sitif terhadap tegangan.
Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk mengamankan alat-alat
rumah tangga.
Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.
Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.
Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.