Anda di halaman 1dari 22

Tabel 1 Tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasika

Tingkat
No Fungsi ruangan pencahayaan
(Lux)
1 Rumah tinggal
Teras 60
Ruang tamu 120-150
Ruang makan 120-250
Ruang kerja 120-250
Kamar tidur 120-250
Kamar mandi 250
Dapur 250
Garasi 60
2 Perkantoran
Ruang direktur 350
Ruang kerja 350
Ruang komputer 350
Ruang rapat 300
Ruang gambar 750
Gudang arsip 150
Ruang arsip aktif 300
3 Lembaga pendidikan
Ruang kelas 250
Perpustakaan 300
Laboratium 500
Ruang gambar 750
Kantin 200
4 Hotel dan Restoran
Lobi, koridor 100
Ruang serba guna 200
Ruang makan 250
Kafetaria 200
Kamar tidur 150
Dapur 300
5 Rumah sakit / Balai pengobatan
Ruang rawat inap 250
Ruang operasi, ruang bersalin 300
Laboratorium 500
Ruang rekereasi dan rehabilitasi 250
6 Pertokoan / Ruang pamer
Ruang pamer dengan obyek berukuran besar (misal mobil) 500
Toko kue dan makanan 250
Toko bunga 250
Toko buku dan alat tulis / gambar 300
Toko perhiasan , arloji 500
Toko barang kulit dan sepatu 500
Toko pakasian 500
Pasar swalayan 500
Toko mainan 500
Toko alat listrik 250
Toko alat musik dan olah raga 250
7 Industri (Umum)
Gudang 100
Pekerjaan kasar 100-200
Pekerjaan menengah 200-500
Pekerjaan halus 500-1000
Pekerjaan amat halus 1000-2000
Pemeriksaan warna 750
8 Rumah ibadah
Masjid 200
Gereja 200
Vihara 200
r warna yang direkomendasikan
Temperatur warna
Kelompok
renderasi warna Warm-white < Cool-white Day-light
3300K 3300-5300K >5300K

1 atau 2 ● ●
1 atau 2 ●
1 atau 2 ●
1 ● ●
1 atau 2 ● ●
1 atau 2 ●
1 atau 2 ● ●
3 atau 4 ● ●

1 atau 2 ● ●
1 atau 2 ● ●
1 atau 2 ● ●
1 ● ●
1 atau 2 ● ●
1 atau 2 ● ●
1 atau 2 ● ●

1 atau 2 ● ●
1 atau 2 ● ●
1 ● ●
1 ● ●
1 ● ●

1 ● ●
1 ● ●
1 ● ●
1 ● ●
1 atau 2 ●
1 ● ●

1 atau 2 ● ●
1 ● ●
1 atau 2 ● ●
1 ● ●

1 ● ●
1 ● ●
1 ● ●
1 ● ●
1 ● ●
1 ● ●
1 ● ●
1 atau 2 ● ●
1 ● ●
1 atau 2 ● ● ●
1 ● ● ●

3 ● ●
2 atau 3 ● ●
1 atau 2 ● ●
1 ● ●
1 ● ●
1 ● ●

1 atau 2 ●
1 atau 2 ●
1 atau 2 ●
Tabel 2 Daya listrik maksimum pencahayaan (SNI 03-6197-2000)

No Lokasi

1 Ruang Kantor
2 Auditorium
3 Pasar Swalayan
4 Hotel
Kamar tamu
Daerah umum
5 Rumah sakit
Ruang pasien
6 Gudang
7 Kafetaria
8 Garasi
9 Restauran
10 Lobi
11 Tangga
12 Ruang parkir
13 Ruang perkumpulan Industri
14 Industri
15 Pintu masuk dengan kanopi
Lalu lintas sibuk seperti hotel, bandara, teater
Lalu lintas sedang seperti rumah sakit, kantor dan sekolah
16 Jalan dan lapangan
Tempat penimbunan atau tempat kerja
Tempat untuk santai seperti taman, tempat rekreasi, dan tempat pikinik
Jalan untuk kendaraan dan pejalan kaki
Tempat parkir
Daya pencahayaan maksimum
(Watt/m2 ; termasuk rugi-rugi balast) /
Kepadatan Daya

15
25
20

17
20

15
5
10
2
25
10
10
5
20
20

30
15

2
1
1.5
2
Tabel 3 Permen ESDM No 13 Th 2012

No Lokasi
1 Umum (Pasal 4 ayat 3)
Ruang resepsionis
Ruang kerja
Ruang kerja, ruang arsip aktif
Gudang arsip
Ruang tangga darurat
Tempat parkir
2 Rumah Pejabat (Pasal 5)
Ruang tamu
Ruang kerja
Ruang makan, kamr tidur, kamar mandi dan dapur
Garasi
Daya pencahayaan maksimum (Watt/m2 ; Tingkat pencahayaan
termasuk rugi-rugi balast) / Kepadatan Daya minimum (lux)

13 300
12 350
12 300
6 150
4 150
4 100

5 150
7 300
7 250
3 60
Tabel 4 Nilai IKE Standar di bangunan geudng perkantoran pemerintahan
berdasarkan Permen ESDM No 13/2012

gedung kantor ber-AC gedung kantor tanpa -AC


No Kriteria
kWh/m2/bulan kWh/m2/bulan
1 Sangat efisien < 8,5 < 3,4
2 Efisien 8,5 - 14 3,4 - 5,6
3 Cukup efisien 14 - 18,5 5,6 - 7,4
4 Boros > 18,5 > 7,4

No Fungsi IKE (kWh/m2/tahun)


1 Perkantoran 240
2 Hotel/Apartemen 330
3 Rumah sakit 380

Keterangan :
IKE (Instensitas Konsumsi Energi) adalah Nilai besaran yang dapat dijadikan sebagai
indikator untuk mengukur tingkat pemanfaatan energi di suatu bangunan.
No Jenis AC (PK) Daya (Watt) Luas Ruangan (m2) Btu/h
1 ½ 504 10 5000
2 ¾ 756 14 7000
3 1 840 18 9000
4 1.5 1170 24 12000
5 2 1920 36 18000
6 2.5 2570

BTU/h (British Thermal Unit per hour), Bisa dikatakan daya pendingin AC . BTU menyatakan
kemampuan mengurangi panas / mendinginkan ruangan dengan luas dan kondisi tertentu
selama 1 jam. Daya listrik (Watt), besarnya tenaga yang dibutuhkan ketika AC dalam kondisi
menyala. 1 BTU/hr = 0,293071 Watt

2 PK AC
30 hari/bulan
24 jam/hari
720 jam/bulan
1382400 Wh/bulan
1382.4 kWh/bulan
5.1. Prosedur perhitungan dan optimasi pemakaian daya listrik (SNI 03-6197-2000)

Prosedur umum perhitungan besarnya pemakaian daya litrik untuk sistem pencahayaan buatan dalam
rangka penghematan energi sebagai berikut :
a.
b.

c.
d.

e.
f.
g.

h.

i.

5.1.2.1 Warna cahaya lampu ( Correlated Colour Temperature = CCT) (SNI 03-6197-2000)

Warna cahaya lampu tidak merupakan indikasi tentang efeknya terhadap warna obyek, tetapi lebih
kepada memberi suasana. Warna cahaya lampu dikelompokkan menjadi :
a.
b.
c.

5.1.2.2 Renderasi warna (SNI 03-6197-2000)

Efek suatu lampu kepada warna obyek akab berbeda-beda. Lampu diklasifikasikan dalam kelompok
renderasi warna yang dinyatakan dengan Ra indeks, sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

The lux (simbol lx) adalah satuan turunan SI dari pencahayaan dan daya pancar cahaya,
mengukur fluks cahaya per satuan luas.[1] Ini sama dengan satu lumen per meter persegi

Satu lux adalah sama dengan satu lumen per meter persegi:
1 lx = 1 lm/m2 = 1 cd·sr/m2.

Kandela (simbol: cd; dibaca [kandela]) adalah unit SI yang mengukur intensitas cahaya, yaitu
daya berluminositas per satuan sudut ruang yang dipancarkan oleh titik sumber cahaya dalam
arah tertentu
Steradian (simbol: sr) atau squared radian merupakan salah satu besaran dalam Sistem
Internasional (SI) untuk sudut ruang (solid angle).

Rumus hitung lampu :

Keterangan
N
E
A
F
UF
LLF
n

Intensitas penerangan adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1m2 dari bidang itu (1 lux=1m/m2).
Sedangkan iluminasi penerangan rata-rata (E rata-rata) adalah jumlah fluks yang dipancarkan (lumen)
persatuan luas (m2).

Dimana :
E
ɸ
A
5.1. Prosedur perhitungan dan optimasi pemakaian daya listrik (SNI 03-6197-2000)

Prosedur umum perhitungan besarnya pemakaian daya litrik untuk sistem pencahayaan buatan dalam
rangka penghematan energi sebagai berikut :
Tentukan tingkat pencahayaan rata-rata (lux) sesuai dengan fungsi ruangan (Tabel 1)
Tentukan sumber cahaya (jenis lampu) yang paling efesien (efikasi tinggi) sesuai dengan
penggunaan termasuk renderasi warnanya
Tentukan armatur yang efesien
Tentukan tata letak armatur dan pemilihan jenis, bahan dan warna permukaan ruangan (dinding,
lantai, langit-langit)
Hitung jumlah flux luminus (lumen) dan jumlah lampu yang diperlukan
Tnetukan jenis pencahayaan, merata atau setempat
Tentukan jumlah daya terpasang dan periksa apakah daya terpasang per meter persegi tidak
melampaui angka maksimum yang telah ditentukan pada Tabel 2
Rancang sistem pengelompokan penyalaan sesuai dengan letak lubang cahaya yang dapat
dimasuki cahaya alami siang hari
Rancang sistem, penegndalian penyalaan yang dapat menyesuaikan atau memanfaatkan
pencahayaan alami secara maksimal yang masuk ke dalam ruangan

5.1.2.1 Warna cahaya lampu ( Correlated Colour Temperature = CCT) (SNI 03-6197-2000)

Warna cahaya lampu tidak merupakan indikasi tentang efeknya terhadap warna obyek, tetapi lebih
kepada memberi suasana. Warna cahaya lampu dikelompokkan menjadi :
Warna putih kekuning-kuningan (warm-white), kemlompok 1 (<3.300 K)
Warna putih netral (cool-white), kelompok 2 (3.300 K- 5.300 K)
Warna putih (day-light), kelompok 3 (>5.300 K)

5.1.2.2 Renderasi warna (SNI 03-6197-2000)

Efek suatu lampu kepada warna obyek akab berbeda-beda. Lampu diklasifikasikan dalam kelompok
renderasi warna yang dinyatakan dengan Ra indeks, sebagai berikut :
Efek warna kelompo 1 Ra indeks 80-100%
Efek warna kelompo 2 Ra indeks 60-80%
Efek warna kelompo 3 Ra indeks 40-60%
Efek warna kelompo 4 Ra indeks <40%

The lux (simbol lx) adalah satuan turunan SI dari pencahayaan dan daya pancar cahaya,
mengukur fluks cahaya per satuan luas.[1] Ini sama dengan satu lumen per meter persegi

Satu lux adalah sama dengan satu lumen per meter persegi:
1 lx = 1 lm/m2 = 1 cd·sr/m2.

Kandela (simbol: cd; dibaca [kandela]) adalah unit SI yang mengukur intensitas cahaya, yaitu
daya berluminositas per satuan sudut ruang yang dipancarkan oleh titik sumber cahaya dalam
arah tertentu
Steradian (simbol: sr) atau squared radian merupakan salah satu besaran dalam Sistem
Internasional (SI) untuk sudut ruang (solid angle).

Rumus hitung lampu :


N=
(𝐸.𝐴)/(𝐹.𝑛.𝑈𝐹.𝐿𝐿𝐹)
Keterangan
= Jumlah luminaire (rumah lampu)
= Kuat terang (Lux)
= Luas area kerja (m2)
= Besarnya nilai lumens untuk sebuah lampu (Lumen)
= Utility factor (0,6 - 0,8)
= Loss light factor (0,75 - 0,9)
= Jumlah bola lampu dalam satu armatur sebagai sumber cahaya

Intensitas penerangan adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1m2 dari bidang itu (1 lux=1m/m2).
Sedangkan iluminasi penerangan rata-rata (E rata-rata) adalah jumlah fluks yang dipancarkan (lumen)
persatuan luas (m2).

E=
ɸ/𝐴
Dimana :
= Intensitas Penerangan (Lux)
= Flux Cahaya (lumen)
= Luas (m2)
No Ruangan Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2) Lux Lumen Lampu
1 Kepala Sekolah 7.45 4 29.8 350 1600
2 Kelas 8 7.45 59.6 250 1600
3 Selasar 48 2 96 150 1600
4 Gudang 4 4 16 100 800
5 Perpustakaan 8 7.45 59.6 300 1600
6 Mushola 4 4 16 200 800
7 Toilet 7.45 4 29.8 250 900
8 Laboratorium 8 7.45 59.6 500 1600
n UF (0,6 - 0,7) LLF (0,85 - 0,9) N Daya Lampu (Watt) Total Daya (Watt)
2 0.7 0.9 6 16 96
1 0.7 0.9 15 16 240
1 0.55 0.8 21 16 336
1 0.55 0.85 5 8 40
2 0.7 0.9 9 16 144
2 0.7 0.9 4 8 32
1 0.7 0.9 14 9 126
1 0.7 0.9 30 16 480
Daya Watt/m2
3.22
4.03
3.50
2.50
2.42
2.00
4.23
8.05
Coefficients Of Utilization (Utility Factor)
High Reflectance Room
Pattern Room Type Finish
Incandescent Downlight Smaller (Low Ceiling) 0,7 - 0,8
Larger (Low Ceilling) 0,85 - 0,9
Larger (High Ceilling) 0,9 - 0,95
Flourecent (Prismatic Lens) Smaller (Low Ceiling) 0,35 - 0,45
Larger (Low Ceilling) 0,5 - 0,6
Larger (High Ceilling) 0,6 - 0,7
Flourecent (Parabolic Lens) Smaller (Low Ceiling) 0,3 - 0,45
Larger (Low Ceilling) 0,55 - 0,65
Larger (High Ceilling) 0,65 - 0,75
Flourecent (Indirect Luminaires) Smaller (Low Ceiling) 0,35 - 0,5
Larger (Low Ceilling) 0,4 - 0,65
Larger (High Ceilling) 0,5 - 0,75
MID (Indirect Luminaires) Smaller (Low Ceiling) 0,28 - 0,38
Larger (Low Ceilling) 0,4 - 0,55
Larger (High Ceilling) 0,5 - 0,65

Prismatic Lens

“Prismatic” often refers to the pattern of prism-like shapes with triangular bases. The pattern is intended to disperse lig
surface area. Prismatic plastic light lenses can also help decrease the glare off of a bare bulb, however the light distributi

Parabolic Louvers
“Parabolic” refers to likeness to a “parabola”, a conic section created from the intersection of a right circular conical sur
distributes a concentrated source of light. A parabolic louver could be described as a eggcrate, or metal “ice cube tray”
ctor) Light Loss Factor

Low Reflectance Room Elapsed Time


Finish Room Category (Month) LLF
0,6 - 0,7 Very Clean 0 - 12 0,98
0,8 - 0,85 13 - 24 0,94
0,85 - 0,9 25 - 36 0,9
0,3 - 0,4 Average Cleaniess 0 - 12 0,9
0,45 - 0,5 13 - 24 0,88
0,55 - 0,6 25 - 36 0,85
0,25 - 0,35 Very Dirty 0 - 12 0,82
0,45 - 0,55 13 - 24 0,8
0,55 - 0,65 25 - 36 0,75
0,15 - 0,2
0,2 - 0,3
0,3 - 0,4
0,05 - 0,15
0,1 - 0,2
0,1 - 0,25

pattern is intended to disperse light into a spectrum and spread a concentrated light source over a larger
re bulb, however the light distribution is uneven compared to other lighting products.

ection of a right circular conical surface. The matrix design of a metal parabolic louver is unique in that it
eggcrate, or metal “ice cube tray”.

Anda mungkin juga menyukai