Pada tahun 2009, Bureau of Labor Statistics, Amerika Serikat mencatat, sebanyak 605 pekerja
tewas dan diperkirakan 212.760 pekerja mengalami cedera serius akibat terjatuh di level yang sama
atau terjatuh ke level yang lebih rendah. Sektor konstruksi menyumbang tingkat kematian tertinggi
akibat terjatuh.
Sumber: hamparyancdn.net
Terjatuh masih menjadi ancaman bagi sebagian besar pekerja yang melakukan pekerjaan di
ketinggian. Terjatuh bisa mengakibatkan pekerja mengalami patah tulang, cedera
kepala, suspension trauma syndrome, trauma pada ketinggian, hingga kematian. Rata- rata pekerja
yang terjatuh dari ketinggian disebabkan oleh:
Menurut Permenaker No. 9 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan
Pada Ketinggian, bekerja di ketinggian adalah kegiatan atau aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh
tenaga kerja pada tempat kerja di permukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan
ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang menyebabkan tenaga kerja atau orang lain yang berada
di tempat kerja cedera atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda.
Sumber: leachs.net
Banyak negara yang belum menyebutkan secara spesifik mengenai jarak minimum ketinggian agar
bisa dikategorikan sebagai bekerja di ketinggian. Namun, banyak perusahaan dan pekerja yang
menggunakan standar bekerja di atas 1,8 meter atau 2 meter sudah dikategorikan bekerja di
ketinggian.
Anda mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk memegang sesuatu yang aman saat
kehilangan keseimbangan atau saat hendak terjatuh, namun Anda dapat meminimalkan risiko
terjatuh dengan cara mencegahnya. Mempersiapkan palang/ rintangan (handrails, guardrails) di
area kerja dan/atau penggunaan alat pelindung jatuh (full body harness, shock absorber,
dan lifeline) yang sesuai merupakan beberapa langkah preventif yang bisa melindungi Anda dari
kemungkinan terjatuh.
Safety Belt
Fungsi dari safety belt sebetulnya sama seperti full body harness, namun bedanya secara
penggunaan alat pelindung jatuh ini hanya dikaitkan ke bagian pinggang pekerja saja dan
bagian lanyard dikaitkan ke anchor. Safety belt sebaiknya tidak dipergunakan untuk pekerjaan yang
memungkinkan pekerjanya bisa terjatuh dari ketinggian.
Sebab bila pekerja terjatuh, ia masih bisa mengalami cedera pada bagian pinggang ataupun tulang
belakangnya, meskipun pekerja yang terjatuh tidak mengenai permukaan tanah atau dalam posisi
tergantung. Pastikan memasang pagar pengaman jika Anda tetap ingin menggunakan safety
belt saat bekerja di ketinggian.
Penggunaan full body harness bermanfaat untuk mengurangi risiko cedera fatal akibat terjatuh dari
ketinggian. Full body harness didesain untuk melindungi seluruh bagian tubuh pekerja seperti bahu,
paha bagian atas, dada, dan panggul, sehingga lebih aman saat bekerja di ketinggian.
Penggunaan full body harness dilengkapi D-Ring yang terletak di belakang dan dapat dipasangkan
ke lanyard, lifeline, dan komponen lain yang kompatibel dengan body harness.
Shock Absorber
Shock absorber (peredam kejut) didesain untuk menyerap energi kinetik dan mengurangi tekanan
yang timbul akibat terjatuh. Alat penahan jatuh ini memiliki tiga fungsi penting, di antaranya:
Mengurangi kekuatan tekanan maksimal dalam menahan tubuh pekerja saat terjatuh
Mengurangi atau mencegah kerusakan komponen fall arrest systems (sistem penahan
jatuh)
Mengurangi kekuatan tekanan pada anchor
Shock absorber biasanya diproduksi terpisah atau dirancang menyatu dengan lanyard. Menurut
standar CSA Z259.11, shock absorber dapat meningkatkan panjang lanyard hingga 1,2 meter ketika
menerima beban 100 kg dan jatuh dari ketinggian 1,8 meter.
Lanyard
Adalah tali pendek pengikat yang umumnya berfungsi untuk menahan guncangan bila pekerja
terjatuh bebas. Pekerja bisa menggunakan lanyard untuk membatasi guncangan saat jatuh bebas
dengan panjang maksimum 1,2 meter. Sebaiknya pasang lanyard/ pasang hook di atas atau paling
tidak sejajar dengan dada, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jarak vertikal atau jarak jatuh
tubuh pekerja. Sebuah lanyard selalu diposisikan antara anchor point dan body harness.
Sebelum bekerja di ketinggian, pekerja harus memastikan bahwa anchor yang tersambung
pada lifeline dan/atau lanyard harus kuat, stabil, dan lokasinya sudah sesuai. Jika
penggunaan anchordiperuntukkan sebagai pelindung/ penahan pekerja dari kemungkinan
terjatuh, anchor harus mampu menahan beban setidaknya 3,5 kN (363 kg) atau setara dengan
empat kali berat pekerja. Sedangkan, jika penggunaan anchor sebagai penahan saat
terjatuh, anchor harus mendukung setidaknya 22 kN (2,5 ton).
Perangkat ini digunakan bila pekerja membutuhkan perpindahan tempat atau bergerak secara
vertikal, biasanya berjarak cukup panjang. Bila pekerja bergerak ke atas, maka rope grab akan ikut
bergerak naik mengikuti gerakan pekerja, tetapi bila pekerja tersebut tiba-tiba terjatuh, maka
perangkat ini secara mekanik akan mencengkeram lifeline.
Lifeline
Lifeline didefinisikan sebagai tali pengaman fleksibel yang terbuat dari serat, kawat, atau
anyaman. Lifeline ini biasanya dikaitkan pada anchor point. Lifeline harus memiliki kekuatan daya
tarik minimum 2,75 ton atau setara dengan diameter tali 60 mm. Perangkat ini bisa dipasangkan
secara vertikal ataupun horizontal, tergantung kebutuhan. Pastikan lifeline benar-benar terpasang
aman ke anchor point dan tidak mengalami kerusakan apapun.
Retractable lifeline
Cara kerja retractable lifeline hampir sama seperti cara kerja seat belt mobil. Ketika pekerja
melakukan gerakan vertikal atau horizontal, maka lifeline akan memanjang atau menarik kembali ke
kondisi semula secara otomatis dan akan mengunci apabila terjadi tarikan secara tiba-tiba (pekerja
terjatuh). Hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan retractable lifeline adalah pastikan
perangkat ini dalam posisi tegak lurus dengan tubuh pekerja untuk menghindari pendulum effect.