Anda di halaman 1dari 23

HSE CODE OF PRACTICE – 00130

WORK AT HEIGHT / BEKERJA DI KETINGGIAN


Version 1.1

1. PURPOSE / TUJUAN
Any work or movement near a drop of 1.8 meters or more is considered a potentially high-risk. Numerous work
activities conducted at PTAR operations are performed at height. It is therefore necessary to establish strict
controls in order to remove the potential for injuries or fatal incidents resulting from falls.
Pekerjaan atau gerakan yang ada di dekat jarak jatuh setinggi 1,8m atau lebih dianggap berpotensi memiliki
risiko tinggi. Banyak kegiatan kerja yang dilakukan di operasi PTAR dilakukan di ketinggian. Untuk itu perlu
ditetapkan pengendalian yang ketat guna menyingkirkan potensi bahaya cedera atau insiden yang fatal akibat
jatuh.

2. SCOPE / RUANG LINGKUP


This Standard Procedure applies to any task or movement:
 Near a vertical drop of 1.8 meters or greater, or,
 Where there is a risk of dropping equipment from height.
This Procedure includes the provision for the design, construction, maintenance, and removal of temporary
work platforms, and structures, within PTAR managed operations.
Prosedur standar ini berlaku untuk semua kegiatan atau gerakan:
 Di dekat kejatuhan vertikal setinggi 1,8m atau lebih, atau,
 Di mana ada risiko peralatan jatuh dari ketinggian.
Prosedur ini termasuk ketentuan desain, konstruksi, pemeliharaan, dan pelepasan platform kerja sementara,
dan struktur-struktur, di dalam operasi-operasi yang dikelola PTAR.

3. KEY DEFINITIONS / DEFINISI-DEFINISI POKOK

Anchor Point Secure points of attachment for static lines and lanyards. The anchorage
Titik Anchor must be able to withstand a load of at least 15kN for a single person
anchor point.
Tititk-titik kaitan yang aman untuk tali-tali statis dan lanyard. Pemasangan
Anchor harus dapat menahan beban sedikitnya 15kN untuk titik anchor
orang tunggal.

Fall Restraint A combination of a harness, a lanyard and an anchor point which will
Penahan Jatuh physically prevent the person from reaching a position at which there is a
risk of a fall.
Kombinasi antara harnes, lanyard, dan titik anchor yang akan mencegah
secara fisik agar orang tidak mencapai posisi dimana terdapat risiko jatuh.

Fall Arrest Where there is no fall restraint method available and there is a possibility of
Penangkap Jatuh free fall.
Fall Arrest equipment is designed to minimise injury or prevent death in the
event of a fall.
Dimana tidak ada metode penahan jatuh yang tersedia dan adanya
kemungkinan jatuh bebas. Peralatan Penahan Jatuh dirancang untuk
meminimalkan terjadinya cedera atau mencegah kematian apabila terjadi
jatuh.

Free Fall A fall where the distance before the fall arrest system begins to take any
loading is in excess of 600mm either vertically or on a slope on which it is

P a g e | 1 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
HSE CODE OF PRACTICE – 00130
WORK AT HEIGHT / BEKERJA DI KETINGGIAN
Version 1.1

Jatuh Bebas not possible to walk without assistance of a handrail or handline.


Jatuh dimana jarak sebelum sistem penahan jatuh mulai mengambil beban
adalah lebih dari 600mm secara vertikal atau pada lereng dimana tidak
mungkin untuk berjalan tanpa bantuan susuran tangan atau tali.

Lanyard Used to connect a safety harness to an anchorage point or static line in


Lanyard situations where there is a risk of a fall. Lanyards can be either adjustable
or fixed length, and may incorporate a shock absorber.
Digunakan untuk menghubungkan harnes pengaman ke titik anchor atau
tali statis dalam situasi-situasi dimana terdapat risiko jatuh. Lanyard dapat
memiliki panjang yang dapat disetel atau panjang tetap, dan bisa menyatu
dengan penahan guncangan atau shock absorber.

Man Cage An engineered cage and platform which is suspended from a crane for the
Keranjang Orang purpose of lifting and lowering persons to the work task.
Keranjang dan platform yang direkayasa dan menggantung dari sebuah
crane untuk tujuan mengangkat dan menurunkan orang untuk melakukan
tugas pekerjaan.

Portable Ladder Any ladder that is capable of being transferred from one location to another
Tangga Portabel shall be considered a portable ladder. All portable ladders shall be
designed and constructed to meet site standards.
Tangga yang dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya dianggap
sebagai tangga portabel. Semua tangga portabel didesain dan dibuat
untuk memenuhi standar-standar di site.

Safety Harness A full body harness of the parachute style with as a minimum a fall arrest
Safety Harnes attachment point at the top dorsal position, which was manufactured and
complies with AS1891 or equivalent.
Full body harness jenis parasut dengan minimum titik kaitan penahan jatuh
di punggung, yang dibuat sesuai dengan ketentuan AS1891 atau yang
setara.

Static Line (Permanent or A horizontal safety line or rail system to which a lanyard may be attached
Temporary) and which is designed to arrest a free fall.
Tali statis (Tetap atau Tali keselamatan horizontal atau sistem gulungan dimana lanyard bisa
Sementara) dikaitkan dan yang didesain untuk menangkap jika terjadi jatuh bebas.

4. ACCOUNTABILITIES / PENANGGUNG JAWAB

Permit Holder / Work The Permit Holder or Work Supervisor in charge of the Work at Height is
Supervisor responsible for:
Pemegang Ijin/  Establishing (where practicable), systems of work which eliminate
Supervisor Kerja the requirement to work at height.
 Ensuring all personnel on the job follow established procedures
for work at height
 Ensuring JSEA’s are developed and approved prior to the
commencement of work and checking that required controls are in
place when work is being undertaken.
 Ensuring JSEA are reviewed at any time the scope of work
changes or the risk of a fall or falling object increases.

P a g e | 2 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
HSE CODE OF PRACTICE – 00130
WORK AT HEIGHT / BEKERJA DI KETINGGIAN
Version 1.1

 Ensuring that anyone using fall protection or restraint controls are


trained and competent in their use.
 Ensuring that fall protection equipment is:
o Tested and certified for use.
o Re-tested & certified for use following a fall or where
inspection has shown evidence of excessive wear or
mechanical malfunction, and
o That testing & inspection are only be carried out by
competent persons.
Pemegang Ijin atau Supervisor Kerja yang bertanggung jawab atas
Bekerja di Ketinggian bertanggung jawab untuk:
 Menetapkan (bila dapat dilakukan) sistem kerja yang meniadakan
kebutuhan bekerja di ketinggian.
 Memastikan bahwa semua personil pada pekerjaan tersebut
mengikuti prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan untuk
bekerja di ketinggian.
 Memastikan bahwa JSEA (JSEA) dibuat dan disetujui sebelum
mulai bekerja dan mengecek bahwa pengendalian yang
diperlukan sudah ada ketika pekerjaan sedang dilakukan.
 Memastikan bahwa JSEA selalu dikaji ulang setiap kali ruang
lingkup kerja berubah atau risiko jatuh atau benda-benda yang
jatuh meningkat.
 Memastikan bahwa setiap orang yang menggunakan pelindung
[dari] jatuh atau pengendali penahan jatuh sudah terlatih dan
kompeten dalam penggunaannya.
 Memastikan bahwa peralatan pelindung jatuh:
o Dites dan disertifikasi penggunaannya.
o Dites dan disertifikasi ulang setelah terjadi insiden jatuh
atau apabila inspeksi menunjukkan bukti-bukti keausan
yang berlebihan atau kerusakan mekanis, dan
o Pengetesan serta inspeksi hanya dilakukan oleh orang-
orang yang kompeten.
All Personnel Prior to working at height, all employees are responsible for ensuring they:
 Participate in the development of the Job Safety Analysis (JSEA)
and comply fully with its requirements.
 Review the rescue plan (as required).
 Inspect all fall protection or restraint equipment prior to use.
 Do not commence work unless all control measures identified in
the working at height JSEA are in place.
 Review and re-sign the JSEA if the scope of work or conditions
change.
Sebelum bekerja di ketinggian, semua karyawan bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa mereka:
 Berperan serta dalam pembuatan Analisa Keselamatan Kerja dan
Lingkukgan (JSEA) dan mematuhi persyaratan-persyaratannya.
 Mengkaji ulang rencana penyelamatan (sesuai kebutuhan).
 Memeriksa semua alat pelindung jatuh dan alat penahan jatuh

P a g e | 3 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
HSE CODE OF PRACTICE – 00130
WORK AT HEIGHT / BEKERJA DI KETINGGIAN
Version 1.1

sebelum digunakan.
 Jangan mulai bekerja kecuali jika semua langkah pengendalian
yang diidentifikasi dalam JSEA untuk bekerja di ketinggian sudah
ada.
 Mengkaji ulang dan menandatangani ulang JSEA jika ruang
lingkup kerja atau kondisinya berubah.

5. MANDATORY COMPETENCIES / KOMPETENSI-KOMPETENSI WAJIB


All employees (including contractors) at PTAR shall be assessed as competent in this procedure prior to
conducting any activities that are classified as “work at height”.
Semua karyawan (termasuk kontraktor) di PTAR dianggap kompeten dalam prosedur ini sebelum
melakukan kegiatan-kegiatan yang diklasifikasikan sebagai “bekerja di ketinggian”.

6. WORKING AT HEIGHT CONTROL / PENGENDALIAN BEKERJA DI KETINGGIAN


Prior to working at height commencing, a risk assessment for the work must be conducted using the PTAR
JSEA process. As a general guide to completing the JSEA for tasks involving Working at Height, the
controls outlined below shall be applied. In all cases, the highest practicable level of control should be used:
Elimination - Eliminate the need to access the area, e.g. by locating or relocating items requiring
inspection, maintenance or other attention, elsewhere.
Substitution - Provide alternative means of access which avoids the risk of a fall e.g. walkways.
Engineering / Isolation - Barricade or enclose the area so that it cannot be reached.
Administrative controls – An approved procedure or a JSEA is mandatory for Work at Height.
Fall Prevention PPE - Must only be considered as a last resort and only if all other control measures are
impracticable, unavailable or will introduce further hazards to the work. PPE must be provided which either
prevents a fall or reduces risk or severity of a fall.
Sebelum bekerja di ketinggian dimulai, penilaian risiko untuk pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan proses JSEA PTAR. Sebagai aturan umum melakukan JSEA untuk semua tugas yang
melibatkan Bekerja di Ketinggian, pengendalian-pengendalian yang disebutkan di bawah ini harus
diterapkan. Dalam semua kasus, pengendalian dengan tingkat kelayakan tertinggi harus digunakan:
Eliminasi – Mengeliminasi atau meniadakan kebutuhan akses ke areal, mis. dengan meletakkan atau
meletakkan kembali alat-alat yang memerlukan inspeksi, pemeliharaan atau perhatian lainnya di tempat
lain.
Substitusi – Memberikan sarana akses alternatif yang menghindari risiko jatuh mis. sarana tempat
berjalan ( walkways).
Rekayasa / Isolasi – Memasang barikade atau menutup areal sehingga areal tidak dapat dicapai.
Pengendalian Administrasi – Prosedur yang disetujui atau JSEA / JSEA wajib dilakukan untuk Bekerja di
Ketinggian.
APD Pelindung Jatuh – Hanya boleh dipertimbangkan sebagai upaya terakhir dan hanya jika semua
langkah pengendalian lainnya tidak memungkinkan, tidak tersedia atau akan menyebabkan potensi bahaya
lebih lanjut terhadap pekerjaan. APD (Alat Pelindung Diri) harus disediakan baik yang dapat mencegah
jatuh atau mengurangi risiko atau keparahan akibat jatuh.

P a g e | 4 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
7. FALL INJURY PREVENTION SYSTEM / SISTEM PENCEGAHAN CEDERA JATUH
These systems can generally be viewed as one of two types:
1) Fall Restraint systems, and,
2) Fall arrest systems.
Components of these two systems are similar in design; however the components may differ in function.
Detail of the common system components is shown below.
Sistem-sistem ini secara umum dapat dilihat sebagai salah satu dari dua jenis ini:
1) Sistem Penahan Jatuh, dan,
2) Sistem penangkap jatuh.
Komponen-komponen dua sistem ini sama dalam desainnya; namun komponen-komponen tersebut
mungkin berbeda dalam fungsinya. Rincian komponen-komponen sistem yang umum ditunjukkan di bawah
ini.
7.1. Anchor Points / Titik-titik Anchor
A person wearing a safety harness is attached to an anchor point via a connecting lanyard. All Anchor
Points shall have the following features:
 Permanent anchors to be engineered to a defined minimum specification, namely AS / NZS 1891
or equivalent.
 An appropriately rated endless loop sling can be wrapped around a suitable size steel structure
and the lanyard directly connected to both ends of the sling.
 Ladder rungs, handrails, cable tray supports etc shall not be used as anchor points.
 Anchors used for Fall Arrest systems shall be located above head height of the person and
located in a central location that prevents a pendulum swing from occurring (within 30 degrees
from vertical).
 Anchor points shall also have the required clearance below the worker for the type of system
being employed.
 Be the hook of a certified crane that is rated appropriately for the job and has been isolated so that
it cannot be operated or moved.
 If scaffold is used as an anchor point, a qualified scaffolder must ensure that it has been built to
withstand the expected loading.
A vehicle may be used as an anchor point if it has a mass in excess of 2 tonnes, and is properly parked,
with a Personal Danger tag and lock attached to the battery isolator which has been switched off. The
attachment shall be to a main structural member of the vehicle and NOT to the tow ball or tie down
hook.
Personil yang mengenakan harnes pengaman dikaitkan ke titik anchor melalui lanyard penghubung.
Semua Titik Anchor mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 Anchor permanen direkayasa sesuai dengan spesifikasi minimum yang sudah ditentukan, yaitu
AS / NZS 1891 atau yang setara.
 Sling lingkaran tak berujung dengan peringkat yang sesuai dapat dibungkus di sekeliling rangka
baja dengan ukuran yang sesuai dan lanyard yang langsung terhubung ke kedua ujung sling.
 Anak-anak tangga, susuran tangga, penyangga tray kabel dll tidak boleh digunakan sebagai titik-
titik anchor.
 Anchor-anchor yang digunakan untuk sistem Penangkap Jatuh harus diletakkan di atas tinggi
kepala dari orang tersebut dan terletak di tenga-tengah yang dapat mencegah terjadinya ayunan
pendulum (dalam 30 derajat sudut vertikal).
 Titik-titik anchor juga harus mempunyai ruang kosong (clearance) yang diperlukan di bawah
pekerja untuk jenis sistem yang sedang diterapkan.
 Menjadi kaitan crane yang bersertifikasi dengan peringkat yang sesuai untuk pekerjaan tersebut
dan telah diisolasi sehingga tidak dapat dioperasikan atau dipindahkan.
 Jika perancah (scaffold) digunakan sebagai titik anchor, petugas perancah yang berkualifikasi
harus memastikan bahwa perancah tersebut telah dibuat untuk dapat menahan beban yang
diperkirakan.

P a g e | 5 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
Sebuah kendaraan boleh digunakan sebagai titik anchor jika kendaraan mempunyai massa yang lebih dari
2 ton, dan diparkir dengan benar, dengan Tag Bahaya Pribadi dan gembok yang dipasang ke isolator
baterai yang telah dimatikan saklarnya. Pemasangan kaitan tersebut harus ke anggota rangka utama dari
kendaraan dan BUKAN ke bola derek ( tow bal l) atau dengan mengikatkan kaitan.
7.2. Static Lines / Tali-tali statis
Static lines are used where a range of movement is required in one direction. A typical example would
be whilst repairing or painting a roof, free movement along the roof is required but persons need to be
prevented from falling off the edge. Static lines can be used as anchor points for either fall restraint or
fall arrest equipment.
Static lines shall comply with AS / NZS 1891 (or equivalent standard).
Inspection of the static lines shall be:
 For permanent static lines, inspection shall incorporate integrity checking of the cable and proof
testing of the anchors every six months. Greater inspection frequency shall occur in aggressive
environmental conditions.
 For temporary static lines, all components shall be checked prior to use, paying particular attention
to any fraying, cracking or cuts in the rope. The attachments shall be checked for distortion, cracks
or sharp edges where the rope contact occurs.
 Emergency response coordinators shall be consulted and involved in the installation and use of all
static line systems.
Tali-tali statis digunakan ketika diperlukan gerakan-gerakan dalam satu arah. Contoh umum adalah saat
memperbaiki atau mengecat atap, gerakan bebas di sepanjang atap diperlukan tetapi perlu dicegah
agar orang-orang tidak jatuh dari tepi atap. Tali-tali statis dapat digumakan sebagai titik-titik anchor
untuk alat penahan jatuh atau alat penangkap jatuh.
Tali-tali statis harus mematuhi ketentuan AS / NZS 1891 (atau standar yang setara).
Inspeksi tali-tali statis harus seperti berikut:
 Untuk tali-tali statis permanen, inspeksi harus meliputi pemeriksaan integritas kabel dan
pengetesan pada anchor-anchor setiap enam bulan. Frekuensi inspeksi yang lebih sering harus
dilakukan untuk kondisi-kondisi lingkungan yang agresif.
 Untuk tali-tali statis sementara, semua komponen harus diperiksa sebelum digunakan, dengan
memberikan perhatian khusus apakah tali berjuntai, retak atau sobek. Kaitan harus diperiksa
apakah miring, pecah atau ada pinggiran-pinggiran yang tajam dimana terjadi kontak dengan tali.
 Para kordinator tanggap darurat harus dikonsultasikan dan dilibatkan dalam instalasi dan
penggunaan semua sistem tali statis.
7.3. Lanyards / Lanyard
Lanyards are used to connect persons who are wearing a safety harness to an anchor point. There are
several types of lanyard, being fixed length, shock absorbing and inertia reel retractable. These types
are detailed in the table below.
Those personnel using a lanyard shall ensure that it is suitable for the proposed use and that it will
provide the required fall restraint or arrest.
Lanyard digunakan untuk menghubungkan orang-orang yang memakai harnes pengaman ke titik
anchor. Ada beberapa jenis lanyard, yang mempunyai panjang tetap, dilengkapi dengan penahan
guncangan (shock absorber) dan gulungan lembam yang bisa ditarik. Jenis-jenis ini dijelaskan dalam
tabel di bawah ini.
Para personil yang menggunakan lanyard harus memastikan bahwa lanyard sesuai untuk penggunaan
yang diusulkan dan lanyard akan memberikan penahan atau penangkap jatuh yang diperlukan.

Non-Shock Absorbing Lanyards (Restraint Lanyards) / Lanyard


Tanpa Peredam Guncangan (Lanyard Penahan)
In a Fall Restraint system a lanyard connection is used between the
anchor point and the body harness preventing the user from reaching
the fall area.
A non-shock absorbing lanyard must never be used to arrest a fall, as
the arrest forces will be too high without an energy absorber to lower
those forces.

P a g e | 6 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
Pada sistem Penahan Jatuh, hubungan lanyard digunakan antara titik
anchor dan harnes tubuh yang mencegah agar pemakai tidak mencapai
areal jatuh.
Lanyard yang tidak memakai peredam guncangan (shok absorber) tidak
boleh digunakan untuk menahan jatuh, karena kekuatan penahanan
akan terlalu tinggi tanpa adanya peredam guncangan energi untuk
mengurangi kekuatan tersebut.

Shock Absorbing Lanyards / Lanyard dengan Peredam Guncangan


There are two basic categories of shock absorbing lanyard, fixed length
energy absorbing tear webbing lanyard, and adjustable length energy
absorbing cam lanyard.
Shock Absorbing lanyards are used in Fall Arrest systems.
Ada dua kategori dasar lanyard dengan peredam guncangan, yaitu
lanyard kain yang meredam energy dengan panjang yang tetap, dan
cam lanyard peredam energy dengan panjang yang dapat disetel.
Lanyard dengan Peredam Guncangan digunakan pada sistem Penahan
Jatuh.

Inertia Reel (Retractable) Lanyard / Lanyard Gulungan Lembam


(Dapat Ditarik Ulur)
Can be either retracting wire cable or webbing type. Both types utilize an
inertia brake system to absorb shock.
Dapat berupa kabel kawat atau jenis kain tenunan yang dapat ditarik
ulur. Kedua jenis ini memanfaatkan sistem rem lembam untuk meredam
guncangan.
Lanyards must be checked for compatibility of all components including the harness attachment point
and anchor attachment point to prevent the potential for either crush out or roll out occurring.
All lanyards shall be fitted with either double acting snap lock hooks or screw gate karabiners.
It is important to inspect the work area where the lanyards will be used to ensure that they will not be
damaged by sharp edges on beams or sheet steel, dangle in pools of water, oils or chemicals or that the
hooks or karabiners do not become jammed up with dust or crushed rock.
The inspection on these items shall be:
 Pre-use visual inspection for cuts, abrasion, heat, oil or chemical damage and currency of
operating life, which shall not exceed ten years from manufacture.
 Pre-use check of the condition of the hook or karabiner to ensure that they operate freely, do not
jam open and are not bent or damaged in any manner.
 For shock absorbing lanyards, a pre-use check that the shock absorber has not opened in any
manner indicating that it has arrested a fall.
Lanyard harus diperiksa kesesuaiannya untuk semua komponennya termasuk titik kaitan harnes dan
titik kaitan anchor untuk mencegah agar tidak terjadi potensi hancur atau tergulung keluar.
Semua lanyard harus dilengkapi dengan kaitan pengunci acting snap atau karabiner screw gate.
Hal yang penting dilakukan adalah memeriksa areal kerja dimana lanyard akan digunakan untuk
memastikan bahwa lanyard tidak akan rusak oleh pinggiran-pinggiran yang tajam pada balok atau
lembaran baja, menjuntai ke dalam kubangan air, minyak / oli atau bahan kimia atau agar hook atau
karabiner tidak menjadi macet akibat debu atau pecahan batuan.
Pemeriksaan pada hal-hal berikut ini harus dilakukan:
 Inspeksi visual sebelum digunakan atas potongan, abrasi, panas, kerusakan akibat minyak/oli
atau bahan kimia dan masa operasinya, yang tidak boleh melebihi sepuluh tahun sejak
pembuatannya.
 Pengecekan sebelum digunakan atas kondisi hook atau karabiner untuk memastikan agar dapat
beroperasi dengan bebas, tidak macet terbuka dan tidak bengkok atau rusak dengan cara
apapun.

P a g e | 7 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
 Untuk lanyard dengan shock absorber, pemeriksaan sebelum digunakan [untuk memastikan]
shock absorber belum terbuka dengan cara apapun yang mengindikasikan bahwa alat ini telah
digunakan untuk menangkap jatuh.
7.4. Inertia Reel Arrest Devices / Alat-alat Penangkap dengan Gulungan Lembam
Inertia reel arrest lanyards range in size and type from the short fibre style to the longer retracting wire
type. All retracting lanyards shall comply with their relevant Standard. Inertia Reel arrest devices are
particularly suitable where good flexibility in a working area is required. They are advantageous where
persons climb up and down a structure as part of their work tasks.
Inertia reels can only be used for fall restraint when the maximum reeled out length of the device does
not exceed the distance to the edge where a person can fall. It is not acceptable to rely on the auto-
locking mechanism to restrict a person in a fall restraint mode (e.g. Do not lock off and lean on the
device).
Persons using an inertia reel device shall:
 Conduct a pre-use inspection of the whole length of the inertia reel, checking for cuts and tears on
fibre type and damaged, “bird caged” or broken wires on wire type devices.
 Check the inspection tag to ensure that a formal inspection has occurred within the last 3 months.
 Check for damage on the housing and cable or fibre entry point.
 Check for the correct and immediate operation of the locking device when a quick pull is applied to
it.
Lanyard penangkap dengan gulungan lembam mencakup berbagai ukuran dan jenis mulai dari jenis
fiber pendek hingga jenis kawat yang dapat ditarik ulur yang lebih panjang. Semua lanyard yang dapat
ditarik ulur harus mematuhi ketentuan standar yang relevan. Alat-alat penahan dengan Gulungan
Lembam terutama cocok jika diperlukan kelenturan yang bagus di sebuah areal kerja. Alat-alat tersebut
menguntungkan apabila ada personil yang harus naik turun sebuah struktur sebagai bagian dari tugas-
tugas pekerjaannya.
Gulungan-gulungan lembam hanya dapat digunakan untuk penahan jatuh apabila panjang gulungan
yang maksimum dari alat tersebut tidak melebihi jarak kebagian tepi di mana orang dapat jatuh.
Adalah hal yang tidak dapat benar jika mengandalkan mekanisme penguncian otomatis untuk
membatasi gerak seseorang sewaktu menahan jatuh (mis. Jangan mengunci dan menyandar pada
alat).
Orang-orang yang menggunakan alat gulung lembam harus:
 Melakukan inspeksi sebelum digunakan pada keseluruhan panjang gulungan lembam, dengan
mengecek apakah ada yang putus atau sobek pada jenis fiber dan kerusakan, “kurungan burung”
atau kawat-kawat yang putus pada alat jenis kawat.
 Memeriksa label inspeksi untuk memastikan bahwa inspeksi formal telah dilakukan dalam kurun
waktu 3 bulan terakhir.
 Memeriksa apakah ada kerusakan pada rumahan dan kabel atau titik entri fiber.
 Memeriksa fungsi alat pengunci secara benar dan cepat bila penarikan yang cepat (quick pull)
dilakukan pada alat itu.
7.5. Personal Fall Restraint / Penahan Jatuh Perorangan
Personal Fall Restraint equipment is generally a combination of Safety Harness, Restraint Lanyard and
Anchor Point.
Personal fall restraint equipment shall:
 Comply with site standards and shall not be greater than ten years old.
 Be inspected prior to each and every use.
 Have a formal documented inspection performed by an authorised, competent person at intervals
not exceeding 3 months.
 Only be attached to an anchor point meeting the requirements of this procedure.
Typical uses include:
 Persons working on a low angle (not greater than 5 degrees) pitched roof or within 2 metres of an
open edge or opening.

P a g e | 8 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
 Any other location where persons are working within 2 metres of an edge where the fall from the
height could result in an injury.
Persons using fall restraint equipment shall:
 Have been trained and assessed as a competent user of such equipment.
 Perform a visual check on the fall restraint equipment prior to fitting it. Ensure that it has been fully
inspected and tagged within the previous 3 months.
 Perform a visual check on the lanyard for any cuts, abrasions or other damage and if any faults
are found, tagged “Out of Service” and arrangements made for a competent person to conduct a
formal inspection.
 Perform a visual check on the attachment point that will be used.
 Connect to the attachment point prior to undertaking any work activity.
 Ensure that the diameter of the “D” hook on the belt exceeds the throat depth of the attachment
hook on the lanyard to prevent “roll out”.
 Only use a retractable lanyard where its maximum length does not allow the person to be in a
position where a fall is possible.
 Ensure that all components of the fall restraint system are compatible.
 Ensure that all components of the fall restraint system are stored in a suitable location to prevent
damage or early deterioration.
Alat penahan Jatuh Perorangan umumnya merupakan kombinasi dari Harnes Pengaman, lanyard
Penahan dan Titik Anchor.
Alat penahan jatuh perorangan harus:
 Mematuhi ketentuan standar-standar di site dan tidak boleh lebih dari sepuluh tahun umur
pakainya.
 Diinspeksi setiap kali sebelum penggunaan.
 Mempunyai inspeksi yang didokumentasikan secara resmi yang dilakukan oleh orang yang
berwenang dan kompeten dengan interval waktu tidak lebih dari 3 bulan.
 Hanya dikaitkan ke titik anchor yang memenuhi persyaratan-persyaratan dari prosedur ini.

P a g e | 9 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
Penggunaan-penggunaan khusus termasuk:
 Orang-orang yang bekerja pada atap yang miring dengan sudut rendah (tidak lebih besar dari 5
derajat) atau di dalam jarak 2 meter dari pinggiran terbuka atau lubang bukaan.
 Lokasi-lokasi lain dimana orang-orang bekerja di dalam jarak 2 meter dari tepian dimana bias
terjadi jatuh dari ketinggian yang menyebabkan cedera.
Orang-orang yang menggunakan alat penahan jatuh harus:
 Sudah dilatih dan dianggap sebagai pengguna yang kompeten dari alat tersebut.
 Melakukan pengecekan visual pada alat penahan jatuh sebelum memasangnya. Memastikan
bahwa alat ini sudah diinspeksi sepenuhnya dan dipasangi label (tag) dalam waktu 3 bulan
terakhir.
 Melakukan pengecekan visual pada lanyard apakah ada yang terpotong, abrasi atau kerusakan
lain dan jika ditemukan kerusakan, dipasangi label “Peralatan Rusak” dan dilakukan pengaturan
agar seseorang yang kompeten dapat melakukan inspeksi secara formal.
 Melakukan pemeriksaan visual pada titik kaitan yang akan digunakan.
 Mengaitkan ke titik kaitan sebelum melakukan setiap kegiatan kerja.
 Memastikan bahwa diameter hook “D” pada sabuk (belt) melebihi kedalaman throat hook
attachment pada lanyard untuk mencegah “tergulung keluar”.
 Hanya menggunakan lanyard yang dapat ditarik ulur dimana panjang maksimumnya tidak
memungkinkan orang berada di suatu posisi dimana ada kemungkinan jatuh.
 Memastikan bahwa semua komponen sistem penahan jatuh kompatibel.
 Memastikan bahwa semua komponen sistem penahan jatuh disimpan di suatu lokasi yang sesuai
untuk mencegah terjadinya kerusakan atau deteriorasi dini.
7.6. Personal Fall Arrest / Penangkap Jatuh Perorangan
Personal fall arrest equipment is worn in order to arrest a person’s descent should they fall from their
working area. This type of equipment shall only be used when all other control measures have been
explored and deemed to be inappropriate. The equipment typically consists of a full body harness
connected to an anchor point via either a retractable inertia reel lanyard or lanyard fitted with a shock
absorber.
Fall arrest equipment can only be effective if the free space below the level at which the person is
working is greater than the summed length of the person plus the lanyard, plus the expanded length of
the shock absorber plus a safety margin of 1 metre. Persons shall calculate the actual distance based
on the equipment they will use prior to its use.
Persons using Fall Arrest equipment shall:
 Have been trained and assessed as a competent user of such equipment.
 Ensure that there is sufficient height to allow the fall arrest system to function correctly, by not
allowing the person to hit the ground or other structure, should a fall occur.
 Develop an appropriate task specific emergency rescue plan. A person whose fall has been
arrested by fall arrest equipment must be rescued quickly and efficiently otherwise serious injury
can occur.
 Perform a full equipment inspection on the lanyard, full body harness and anchor point as
specified.
 Connect to the attachment point prior to undertaking any work activity.
 Ensure that they only use the attachment point positioned between the shoulder blades on the
back of the harness. All other D hooks on the harness are either for rescue or for use in fall
restraint.
 Ensure the diameter of the “D” hook on the harness exceeds the throat depth of the attachment
hook on the lanyard to prevent “roll out”.
 Ensure that all components of the fall arrest system are stored in a suitable location to prevent
damage or early deterioration.
Alat penangkap jatuh perorangan dikenakan untuk menahan turunnya seseorang jika jatuh dari areal
kerja mereka. Jenis alat ini hanya digunakan bila semua langkah pengendalian lainnya telah dilakukan
dan dianggap tidak tepat. Alat ini biasanya terdiri dari harness seluruh badan yang dihubungkan ke titik

P a g e | 10 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
anchor dengan menggunakan lanyard gulungan lembam yang dapat ditarik-ulur atau lanyard yang
dipasangi peredam guncangan.
Alat penangkap jatuh hanya dapat efektif jika ruang bebas di bawah ketinggian di mana personil bekerja
lebih besar daripada gabungan tinggi personil dan panjang lanyard, ditambah panjang tambahan alat
peredam guncangan dan marjin aman 1 meter. Personil harus menghitung jarak yang actual
berdasarkan alat yang akan mereka gunakan sebelum mulai menggunakannya.
Personil yang menggunakan Alat Penangkap Jatuh harus:
 Sudah terlatih dan dinilai kompeten dalam memakai alat tersebut.
 Memastikan adanya ketinggian yang memadai agar system penangkap jatuh dapat bekerja
dengan benar, yaitu dengan tidak membiarkan personil menghantam permukaan lantai atau
struktur lainnya jika terjadi jatuh.
 Membuat rencana penyelamatan darurat khusus yang sesuai untuk pekerjaan tersebut. Personil
yang baru diselamatkan oleh alat penangkap jatuh harus diselamatkan dengan cepat dan efisien,
jika tidak bisa terjadi cedera yang serius.
 Melakukan inspeksi lengkap pada lanyard, harness seluruh tubuh dan titik anchor sebagaimana
sudah ditentukan.
 Menghubungkan ke titik kaitan sebelum melakukan kegiatan kerja apapun.
 Memastikan bahwa mereka hanya menggunakan titik kaitan yang diletakkan di antara bilah-bilah
bahu yang ada di belakang harness. Semua hook “D” yang lain pada harness digunakan atau
untuk menyelamatkan penangkap jatuh.
 Memastikan jika diameter hook “D” pada harness melebihi panjang leher lanyard untuk mencegah
“tergulung keluar”.
 Memastikan jika semua komponen system penangkap jatuh disimpan di tempat yang sesuai untuk
mencegah kerusakan atau keburukan awal.
7.7. Rope Management System / Sistem Manajemen Tali
A rope management system is either:
1. The use of two raising / lowering systems operated by competent authorised persons who are
positioned in a secure location. The two competent people control the ascent and descent of a
worker performing the task on the end of the rope.
2. A twin rope system operated and controlled solely by the person on those lines, i.e. abseiling and
ascending totally under their own control.
A supervisor, with greater than 1500 hours experience in rope management systems, shall be present
when rope access systems are in use at the work site.
Rope systems shall only be erected and used by competent and authorised persons.
Rope systems shall be inspected for conformity:
 Prior to each use.
 At regular scheduled intervals determined by the operating conditions.
 As soon as practicable and prior to further use following an occurrence that could have affected
the adequacy of the rope system e.g. fire, collision, overloading.

P a g e | 11 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
System manajemen tali tambang adalah:
1. Pemakaian dua system yaitu menaikkan dan menurunkan yang dilakukan oleh personil
berwenang yang kompeten yang berada di lokasi yang aman. Kedua personil yang kompeten
bertugas mengendalikan personil yang naik dan turun ketika melakukan pekerjaannya di ujung
tali.
2. System tali kembar yang hanya dioperasikan dan dikendalikan oleh personil pada tali-tali tersebut,
yaitu. naik dan turun sepenuhnya di bawah pengendalian mereka.
Supervisor, dengan pengalaman lebih dari 1500 jam dalam system manajemen tali, harus hadir
sewaktu berlangsung system akses ke tali di lokasi kerja.
System tali hanya dapat ditetapkan dan digunakan oleh para personil yang kompeten dan berwenang.
System-sistem tali harus diperiksa kesesuaiannya:
 Setiap kali sebelum dipakai.
 Pada interval terjadwal berkala yang ditentukan oleh kondisi-kondisi operasionalnya.
 Secepatnya atau sebelum pemakaian lebih lanjut menyusul terjadinya insiden misalnya
kebakaran, tabrakan, kelebihan muatan yang mungkin mempengaruhi kinerja system tali.
7.8. Disposal / Pembuangan
Ropes shall be disposed of, if in the opinion of a competent and authorised person, the rope is no longer
safe to use. It shall be disposed in such away to make it impossible to re-use in a fall injury prevention
system.
Tali harus dibuang, jika menurut pendapat orang yang kompeten dan berwenang, tali tersebut sudah
tidak aman lagi untuk digunakan. Tali harus dibuang sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan
untuk digunakan kembali pada sistem pencegahan cedera akibat jatuh.

8. ACCESS EQUIPMENT / PERALATAN AKSES


8.1. Access Equipment – Fixed Platforms and Walkways / Peralatan Akses – Platform Tetap dan Jalur
Jalan
All permanent work platforms shall be designed and constructed to G-resources specifications. This
generally includes:
 Have a self-closing bar or gate fitted to openings in the handrail to prevent falls
 Be designed and constructed to carry the anticipated loads.
 Have a firm, level surface that does not move while being walked upon.
 Have edge protection. That shall consist of a top rail, a mid-rail, and kickboard.
 Be fitted with “non –slip” nosing on stair treads.
Persons working on fixed platforms shall:
 Not stand on any of the handrail structure.
 Not overstretch over the handrails, thus compromising their safe work position.
 Ensure that where fitted the gate or bar barrier is closed after entering the platform area.
 Not erect ladders close to the edge of platforms such that they are then higher than the height of
the handrail. If maintenance is required on items such as light poles then alternate methods such
as scaffolding or EWP shall be employed.
Semua platform kerja permanen harus didesain dan dibuat sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi G-
resources. Hal ini biasanya meliputi:
 Mempunyai bar yang bisa menutup sendiri (self-closing bar) atau gate yang terpasang pada
lubang bukaan di susuran tangan untuk mencegah terjadinya jatuh.
 Didesain dan dibuat untuk menahan beban-beban yang diantisipasi.
 Mempunyai permukaan yang kokoh dan rata yang tidak dapat bergerak saat berjalan di atasnya.
 Mempunyai pelindung tepi. Itu harus terdiri dari top rail, mid-rail, dan kickboard.
 Dipasangi dengan tonjolan “anti selip” pada tapak-tapak tangga bangunan.
Personil yang bekerja pada platform terpasang harus:

P a g e | 12 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
 Tidak boleh berdiri pada rangka susuran tangan.
 Tidak meregangkan badan pada susuran tangan, sehingga dengan demikian berkompromi
dengan posisi kerja aman mereka.
 Memastikan bahwa bila dipasang, bar atau gate penghalang ditutup setelah masuk ke areal
platform.
 Tidak mendirikan tangga dekat dengan pinggiran platform sehingga tangga-tangga kemudian
lebih tinggi dari tinggi susuran tangan. Jika pemeliharaan diperlukan pada bagian-bagian seperti
tiang-tiang lampu maka metode-metode alternatif seperti pemasangan perancah atau EWP harus
diterapkan.
8.2. Access Equipment – Ladders and Stairways / Peralatan Akses – Tangga dan Tangga Bangunan
Ladders and stairways are not commonly used as work platforms and then only for very light duty work
such as changing a light globe or when special equipment and control measures are put in place.
Typical examples would include electrical pole work using a ladder, pole strap and work positioning
harness.
Tangga dan tangga bangunan umumnya tidak digunakan sebagai platform kerja dan kemudian hanya
untuk pekerjaan tugas yang sangat ringan seperti mengganti bola lampu atau ketika peralatan khusus
dan langkah-langkah pengendalian sudah diterapkan. Contoh-contoh biasanya termasuk pekerjaan
pada tiang listrik dengan menggunakan tangga, tali tiang dan harnes pengatur posisi kerja.
Fixed Ladders and Stairways / Tangga Terpasang dan Tangga Bangunan
Persons using fixed ladders shall:
 Visually check the condition of the ladder prior to climbing and continuously check its condition
whilst climbing it.
 Maintain three points of contact whilst climbing.
 Ensure that materials are lifted and lowered in an approved manner.
 That access to, and egress from the ladder, is unobstructed at all times.
Personil yang menggunakan tangga-tangga tetap/terpasang harus:
 Memeriksa secara visual kondisi tangga sebelum menaikinya dan terus-menerus memeriksa
kondisinya saat menaiki tangga tersebut.
 Mempertahankan tiga titik kontak saat menaiki tangga.
 Memastikan bahwa material-material dinaikkan dan diturunkan dengan cara yang sudah disetujui.
 Bahwa akses masuk, dan keluar dari tangga, selalu bebas penghalang.
Portable Ladders / Tangga-tangga Portabel
Persons using a portable ladder shall:
 Inspect the ladder prior to use. Any faulty ladders shall be tagged “Out of Service”.
 Not use “Domestic” rated ladders.
 Ensure that the load rating is appropriate for the proposed use.
 Ensure that the ladder will be positioned on a level and firm ground that is capable of holding the
weight of the ladder and the person climbing on it.
 Maintain three points of contact.
 Not stand on the top two rungs of the ladder.
 Remain within the vertical supports of the ladder.
 Items shall not be carried up or down a ladder unless carried in an approved hands free carry bag.
 Any item carried up or down the ladder must not affect the balance of the person using the ladder.
 Ensure that the metal spreader bar is locked into position on a step ladder prior to using it.
 Ensure that the correct lean angle is achieved for single and extension ladders by ensuring that
the height of the ladder is not more than 4 times the distance from the foot of the ladder to the
edge it is leaning on. (4:1 Ratio).
 Ensure that the ladder is returned to a safe and appropriate storage area at the completion of its
use.

P a g e | 13 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
 If the ladder is used to perform work from, then a secondary form of restraint is required.
Personil yang menggunakan tangga portabel harus:
 Memeriksa tangga sebelum digunakan. Tangga-tangga yang rusak harus dipasangi label
“Peralatan Rusak”.
 Tidak menggunakan tangga-tangga yang dianggap untuk keperluan “Rumah Tangga”.
 Memastikan bahwa nilai beban sesuai untuk penggunaan yang diusulkan.
 Memastikan bahwa tangga akan dgunakan pada tanah yang rata dan kokoh yang dapat menahan
berat tangga dan orang yang memanjat tangga tersebut.
 Mempertahankan tiga titik kontak.
 Tidak berdiri pada dua anak tangga paling atas dari tangga tersebut.
 Tetap berada di dalam penyangga vertikal dari tangga.
 Barang-barang tidak boleh dibawa naik dan turun tangga kecuali jika dibawa dengan tas yang
sudah disetujui yang membawanya tidak dijinjing.
 Barang yang dibawa naik atau turun tangga harus tidak boleh mempengaruhi keseimbangan
personil yang sedang menggunakan tangga tersebut.
 Memastikan bahwa spreader bar logam dikunci di posisinya pada pijakan tangga sebelum
menggunakannya.
 Memastikan bahwa sudut miring yang benar dicapai untuk tangga tunggal dan tangga ekstensi
dengan memastikan ketinggian tangga tidak lebih dari 4 kali jarak dari kaki tangga ke pinggiran
tempat tangga dimiringkan. (Rasio 4:1).
 Memastikan bahwa tangga dikembalikan ke areal penyimpanan yang benar dan aman setelah
selesai digunakan.
 Jika tangga digunakan untuk melakukan pekerjaan dari tangga, maka diperlukan bentuk sekunder
alat penahan.
Scaffolding / Perancah
Persons working on scaffold shall:
 Check the scaffold for general condition. If any faults are noted then place an Out of Service tag
on the access and request a competent scaffolder to check the scaffolding.
 Only access the scaffolding via the fitted ladder or stairway.
 Only use the scaffold to its maximum load capacity.
 Ensure that work activities do not allow tools or materials to fall onto persons below.
 Not use the scaffold as an attachment point for lifting equipment such as chain blocks etc, unless a
competent scaffolder has installed it as a lifting device.
 Where scaffolds are fitted with wheels, the wheels shall be locked whenever the scaffold is being
used.
 Not use a mobile scaffold where either the scaffold structure, or persons on it will come in close
proximity to live electrical equipment such as power lines etc.
Personil yang bekerja pada perancah harus:
 Memeriksa kondisi umum perancah. Jika terdapat kerusakan, maka pasang label Peralatan
Rusak pada akses ke perancah tersebut dan meminta petugas perancah yang kompeten untuk
memeriksa perancah tersebut.
 Hanya mengakses perancah melalui tangga yang terpasang atau tangga bangunan.
 Hanya menggunakan perancah hingga kapasitas beban maksimumnya.
 Memastikan bahwa kegiatan-kegiatan kerja tidak membuat perkakas atau material jatuh
menimpa orang-orang yang berada di bawahnya.
 Tidak menggunakan perancah sebagai titik kaitan untuk peralatan angkat seperti blok rantai dll,
kecuali jika ahli perancah yang kompeten telah memasangnya sebagai alat pengangkat.
 Bila perancah dipasangi roda, maka roda-roda tersebut harus dikunci setiap kali perancah
digunakan.

P a g e | 14 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
 Tidak menggunakan perancah bergerak bila struktur perancah, atau orang-orang yang berada di
atasnya bisa bergerak mendekati peralatan listrik yang hidup seperti kabel-kabel listrik dll.
Elevated Work Platforms / Platform Kerja yang Ditinggikan
The term “Elevated Work Platforms” includes purpose designed mobile work platforms such as:
 Boom Lifts.
 Scissor lifts.
Engineered additions to mobile equipment such as:
 Baskets for Integrated Tool (IT) carriers;
 Work platforms for Forklift trucks.
Persons using such equipment shall:
 Be assessed as competent to use it.
 Conduct a daily pre-start inspection of the machine and log the results in either the machine
logbook or equipment pre-start book. If the machine is found to be faulty, then it shall be tagged
“Out of Service”.
 Use it for its designated purpose and within its designed operating limits of both reach and weight
carrying capacity.
 Wear either fall restraint or fall arrest equipment.
o For Boom type EWP’s, a fall Arrest Harness shall be worn at all times. Travel in the raised
basket only allowed at creep speed. Travel in lowered basket allowed at normal speed;
o For a scissor lift, Fall Restraint equipment shall be used at all times, when travelling and
working.
o In both cases, the lanyard must be attached to the basket anchor point.
 Not access or exit any platform or basket while it is in the raised position, unless no other safe
access exists and then only after a safe system of work has been developed.
 Only stand within the basket and not on handrails in order to gain extra height.
 Not work closer than 10 metres to exposed overhead power lines unless a HV Access Clearance
has been authorised and obtained.
 Have a separate person operating the machine controls where the platform is attached to an item
of mobile equipment. Examples include IT basket or platform on a forklift.
 Use an acknowledged signalling system between the person in the elevated basket or platform
and the person at the controls where such a situation exists.
NOTE: At no time is it permissible to use either a wheeled loader bucket or a pallet on a forklift as a
working platform.
Istilah “Platform Kerja yang Ditinggikan” termasuk platform-platform kerja bergerak yang dirancang
untuk tujuan tersebut seperti:
 Boom Lift.
 Scissor lift.
Tambahan-tambahan yang direkayasa pada peralatan bergerak seperti:
 Keranjang (Baskets) untuk pembawa Perkakas Terpadu/Integrated Tool (IT) carriers;
 Platform-platform kerja untuk truk-truk Forklift.
Personil yang menggunakan peralatan seperti ini harus:
 Dinilai kompeten menggunakannya.
 Melakukan inspeksi pre-start harian pada mesin dan mencatat hasil-hasilnya di dalam logbook
mesin atau buku pre-start peralatan. Jika mesin ditemukan rusak, maka mesin harus dopasangi
Tanda “Peralatan Rusak”.
 Menggunakannya untuk tujuan peruntukkannya dan di dalam batas-batas pengoperasian yang
sudah ditentukan baik untuk kapasitas jangkauan maupun beban.
 Memakai peralatan penahan jatuh atau peralatan penangkap jatuh.

P a g e | 15 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
o Untuk EWP jenis Boom, Harnes Penangkap Jatuh (fall Arrest Harness) harus selalu dipakai.
Perjalanan di dalam keranjang yang ditinggikan hanya diijinkan pada kecepatan merangkak.
Perjalanan di dalam keranjang yang diturunkan diijinkan pada kecepatan normal;
o Untuk scissor lift, peralatan Penahan Jatuh harus selalu digunakan, baik saat bergerak
maupun saat melakukan pekerjaan.
o Di kedua kasus tersebut, lanyard harus dipasang dan dikaitkan ke titik anchor keranjang.
 Tidak masuk atau keluar dari platform atau keranjang saat benda itu berada pada posisi yang
ditinggikan, kecuali jika tidak ada akses aman lainnya dan hanya setelah sistem kerja yang aman
telah dibuat.
 Hanya berdiri di dalam keranjang dan tidak berdiri pada susuran tangan agar bisa lebih tinggi.
 Tidak bekerja dalam jarak kurang dari 10 meter dari kabel-kabel listrik di atas yang terekspos
kecuali jika Clearance Akses Tegangan Tinggi telah diotorisasi dan diperoleh.
 Ada personil lain yang mengoperasikan alat-alat kontrol mesin apabila platform dipasang pada
suatu bagian alat bergerak. Sejumlah contoh termasuk keranjang Perkakas Terpadu (IT basket)
atau platform pada sebuah forklift.
 Menggunakan sistem pengiriman sinyal yang diketahui bersama antara personil yang ada di
dalam keranjang atau platform yang ditinggikan dan personil yang berada di alat kontrol bila
terjadi situasi yang demikian.
CATATAN: Kapanpun tidak diperbolehkan untuk menggunakan bucket wheeled loader atau palet pada
forklift sebagai platform kerja.
Man Cages / Keranjang Manusia
All Man Cages shall be approved and registered with the appropriate regulatory body in Indonesia. A
compliance plate detailing this shall be affixed to the Man Cage to indicate that it is registered /
approved.
The Man Cage shall only be used when:
 Weather conditions are suitable.
 A licensed and authorised crane driver operates the crane.
 All certificates of testing for the Man Cage, crane and all associated equipment (slings etc) are
current.
 All persons involved in the work are aware of the procedures to be followed.
 There is an effective means of communicating between the persons in the Man Cage and the
crane driver.
 The crane driver remains at the crane controls at all times whilst the Man Cage is in use.
 It is not possible for any part of the crane or load to be within 10 metres of any “live” power lines
unless a HV Access Clearance has been authorised and obtained.
 The crane is stationary.
 The crane performs no other lifting whilst the Man Cage is attached.
 Persons inside the cage are at all times wearing a full body fall arrest harness and they are
attached via a lanyard to the designated anchor point in the Man Cage.
Semua Keranjangn Manusia harus disetujui dan diregister dengan badan hukum yang sesuai di
Indonesia. Pelat kepatuhan yang menjelaskan hal ini harus dipasang pada Keranjang Manusia untuk
menunjukkan bahwa alat ini sudah diregister/disetujui.
Keranjangn Manusia hanya boleh digunakan bila:
 Kondisi-kondisi cuaca cocok.
 Crane dioperasikan oleh personil yang berlisensi dan berwenang mengoperasikan crane.
 Semua sertifikat pengujian untuk Keranjang Manusia, crane dan semua peralatan terkait (sling
dll.) masih berlaku.
 Semua orang yang terlibat di dalam pekerjaan mengetahui prosedur-prosedur yang akan diikuti.
 Ada sarana komunikasi yang efektif antara orang-orang di dalam Man Cage dan operator crane.
 Operator crane harus selalu berada pada alat kontrol crane selama Man Cage sedang digunakan.

P a g e | 16 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
 Tidak boleh ada komponen crane atau beban yang berada di dalam jarak 10 meter dari kabel
listrik yang “hidup” kecuali jika Clearance Akses Tegangan Tinggi telah diotorisasi dan diperoleh.
 Crane dalam keadaan diam.
 Crane tidak melakukan pengangkatan lainnya ketika Man Cage terpasang.
 Orang-orang yang berada di dalam keranjang tersebut harus selalu mengenakan harness seluruh
badan penangkap jatuh dan dihubungkan dengan lanyard ke titik anchor yang sudah ditetapkan
pada Keranjang Manusia.

9. SPECIAL CIRCUMSTANCES / KEADAAN-KEADAAN KHUSUS


When conducting work on roofs, in ceilings and around open holes, hazards may exist that do not occur in
other forms of work at height. The sections below provide guidance and detailed requirements on these
activities respectively.
Ketika melakukan pekerjaan di atap, langit-langit dan di sekitar lubang-lubang terbuka, muncul potensi-
potensi bahaya yang mungkin tidak ada pada bentuk-bentuk lain bekerja di ketinggian. Bagian-bagian di
bawah ini memberikan pedoman dan persyaratan terperinci untuk kegiatan-kegiatan yang dimaksud.
9.1. Roofs / Atap
Prior to commencing work on a roof, a JSEA or shall be performed and this should consider:
 The nature of the work to be conducted. Is it a roof replacement or just access to service
equipment on the roof?
 The condition of the existing roof and support structure.
 Is the roof material brittle?
 Is there wire mesh installed under brittle roof material?
 The location of the roof relevant to other areas of the plant.
 The slope of the roof.
 How tools, materials and equipment will be raised, lowered and stored on the roof.
 The distance from the edge of the roof that the work will be performed at. If all work is conducted
at a distance greater than 2 metres from the roof edge on a flat roof, and the roof is sound, then no
fall restraint or arrest system is required.
 How a person will be anchored to a suitable anchor point.
 How a static line will be installed, tested and maintained if one is used.
 How access and egress onto and off the roof will occur.
Persons who are going to work on a roof shall ensure that:
 They comply with the controls detailed in the JSEA
 The structural integrity of the roof has been determined prior to:
o Moving onto it;
o Storing materials on it;
o Rigging from it.
 If the roof material is brittle or its soundness cannot be determined, then boarding over the brittle
or unsound sections shall be installed by a competent person.
 If work is to be carried out within 2 metres of any roof edge, then fall restraint shall be used that
prevents a person coming too close to the roof edge.
 If extensive roof repairs or replacement work is being conducted, that requires open roof areas to
be created, then a static line shall be installed to provide the required fall restraint. This shall be
continuously adjusted to provide correct fall restraint.
 The means of gaining access and egress to the roof is a safe practice. Means of access include: -
o Permanent ladders;
o Scaffolding;
o Properly secured temporary ladders.
 The means of raising and lowering material, tools and equipment is performed in a safe manner.

P a g e | 17 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
 They are not going to be working in close proximately to live power lines.
Sebelum mulai bekerja di atap, JSEA harus dilakukan dan hal ini harus mempertimbangkan:
 Sifat pekerjaan yang akan dilakukan. Apakah penggantian atap atau hanya masuk ke peralatan
servis pada atap?
 Kondisi atap dan struktur pendukung.
 Apakah material atap rapuh?
 Apakah ada kisi-kisi kawat (wire mesh) yang dipasang di bawah material atap yang rapuh?
 Lokasi atap relatif dengan areal-areal lain dari instalasi.
 Kemiringan atap.
 Bagaimana perkakas, material dan peralatan akan dinaikkan, diturunkan dan disimpan di atap.
 Jarak dimana pekerjaan akan dilakukan dengan pinggiran atap. Jika semua pekerjaan dilakukan
pada jarak lebih dari 2 meter dari pinggiran atap pada permukaan atap yang rata, dan cukup kuat,
maka sistem penahan jatuh atau sistem penangkap jatuh tidak diperlukan.
 Bagaimana personil akan dikaitkan ke titik anchor yang sesuai.
 Bagaimana tali statis akan dipasang, dites dan dijaga jika digunakan.
 Bagaimana akses ke dan keluar dari atap akan dilakukan.
Personil yang akan bekerja di atap harus memastikan bahwa:
 Mereka mematuhi semua pengendalian yang dijelaskan di dalam JSEA.
 Integritas struktur atap telah dipastikan sebelum:
o Bergerak di atasnya;
o Menyimpan material di atasnya;
o Melakukan tali-temali dari atap.
 Jika material atap rapuh atau kekuatannya tidak dapat dipastikan, maka pemasangan papan di
atas bagian yang rapuh atau tidak kuat tersebut harus dilakukan oleh orang yang kompeten.
 Jika pekerjaan harus dilakukan di dalam jarak 2 meter dari pinggiran atap, maka penahan jatuh
harus digunakan untuk mencegah personil berada terlalu dekat ke pinggiran atap.
 Jika perbaikan atap yang luas atau pekerjaan penggantian atap sedang dilakukan, yang
memerlukan dibukanya areal-areal atap, maka tali statis harus dipasang untuk memberikan
penahan jatuh yang diperlukan. Tali statis ini harus terus-menerus disesuaikan untuk
memberikan penahan jatuh yang benar.
 Sarana-sarana untuk akses ke dan keluar dari atap adalah praktik aman yang dapat dilakukan.
Sarana-sarana akses tersebut meliputi: -
o Tangga-tangga permanen;
o Perancah;
o Tangga-tangga sementara yang diikat dengan benar.
 Sarana untuk menaikkan dan menurunkan material, perkakas dan peralatan dilakukan dengan
cara yang aman.
 Mereka tidak akan bekerja di dekat kabel-kabel listrik yang aktif.
9.2. Ceiling Spaces / Ruang pada Langit-langit
Prior to working in or accessing any ceiling space, a JSEA shall be conducted. Appropriate control
measures determined by the JSEA shall be implemented considering the following:
 Access to and egress from ceiling spaces.
 Atmospheric conditions within the ceiling space.
 Supporting surface strength and condition.
 Communication.
 Electrical hazards.
 Fire risks.
 Hazardous materials contamination.

P a g e | 18 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
 Physical effects of working in the ceiling space.
 Rescue procedures.
Sebelum bekerja di atau mengakses ruang pada langit-langit, JSEA harus dilakukan. Langkah-langkah
pengendalian yang sesuai yang ditetapkan dalam JSEA harus dilaksanakan dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut:
 Akses masuk dan keluar dari ruang di langit-langit.
 Kondisi udara di dalam ruang langit-langit.
 Kekuatan dan kondisi permukaan penyangga.
 Komunikasi.
 Potensi-potensi bahaya listrik.
 Risiko-risiko kebakaran.
 Pencemaran material-material berbahaya.
 Dampak-dampak fisik bekerja di ruang langit-langit.
 Prosedur-prosedur penyelamatan.

P a g e | 19 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
9.3. Open Holes / Lubang-lubang Terbuka
An open hole is a hole larger than 200mm x 200mm but less than 2 metres x 2 metres or with a
diameter greater than 200mm but less than 2 metres. Anything larger is to be considered as an open
edge requiring either fall restraint or arrest as applicable.
Where work activities will either create an open hole or where one exists in a work area a JSEA shall be
conducted to determine the controls that will be implemented in order to control the hazard. Things to
consider shall include:
 The size of the hole that will be created.
 Is the hole being created in a walkway or just behind an opening?
 What is the lighting around the open hole both during day and night time?
 What sort of barricading can be used around the hole?
 What are the work tasks that will be performed in the hole?
 How will tools, equipment and material be delivered to the persons working within or below the
hole?
Persons either creating or working near an open hole shall:
 Erect the strongest practical barricade either around or over the hole. For temporary openings, a
fixed scaffold barrier around the hole is the minimum acceptable protection. (For very short term
openings < 1 hr the placement of a sentry to prevent access to the area is an acceptable control)
 Erect suitable “Danger” signs advising persons of the open hole or open hole below.
 Ensure that there is a safe means of access and egress into and out of the hole if this is required.
 Where persons are required to work within 2 metres of an open hole that is not barricaded off with
a scaffold or other strong barrier, then they shall wear fall restraint equipment that shall prevent
them being able to reach the edge of the open hole.
 Determine how tools, material and equipment are going to be lowered into or lifted out of the hole.
Where the holes provide access to a Confined Space, then ensure that all safe work practices for the
Confined Space are complied with, including seeking a Permit to Work and Confined Space Clearance.
Lubang terbuka adalah lubang yang lebih besar dari 200 mm x 200 mm tetapi kurang dari 2 meter x 2
meter atau dengan diameter yang lebih besar dari 200 mm tetapi kurang dari 2 meter. Jika lebih besar
dianggap sebagai pinggiran terbuka yang memerlukan penahan jatuh atau penangkap jatuh sesuai
dengan kebutuhan.
Apabila kegiatan-kegiatan kerja dapat membuat sebuah lubang terbuka atau bila lubang itu sudah ada
di areal kerja, maka JSEA harus dilakukan untuk menentukan pengendalian yang akan diterapkan
untuk mengendalikan potensi bahaya. Hal-hal yang harus dipertimbangkan meliputi:
 Ukuran lubang yang akan dibuat.
 Apakah lubang dibuat pada tempat berjalan (walkway) atau tepat di belakang bukaan lubang?
 Bagaimana penerangan di sekitar lubang terbuka baik pada siang atau malam hari?
 Jenis barikade seperti apa yang dapat digunakan di sekitar lubang?
 Apa tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan di dalam lubang tersebut?
 Bagaimana perkakas, peralatan dan material akan dikirimkan kepada personil yang sedang
bekerja di dalam atau di bawah lubang?
Personil yang membuat atau bekerja di dekat sebuah lubang terbuka harus:
 Mendirikan barikade praktis yang paling kuat di sekeliling atau di atas lubang. Untuk bukaan-
bukaan sementara, penghalang perancah yang terpasang di sekitar lubang adalah perlindungan
minimum yang dapat diterima. (Untuk lubang-lubang bukaan dalam jangka waktu yang sangat
singkat < 1 jam, penempatan seorang penjaga (sentry) untuk mencegah akses ke areal tersebut
adalah sebuah pengendalian yang dapat diterima).
 Memasang rambu-rambu “Bahaya” yang sesuai yang memberitahukan orang-orang mengenai
adanya lubang terbuka tersebut atau “lubang terbuka di bawah”.
 Memastikan bahwa ada sarana akses ke dan keluar dari lubang yang aman jika hal ini diperlukan.
 Apabila personil harus melakukan pekerjaan dalam jarak 2 meter dari suatu lubang terbuka yang
tidak dipasangi barikade berupa perancah atau penghalang yang kokoh lainnya, maka mereka

P a g e | 20 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
harus mengenakan alat penahan jatuh yang akan mencegah mereka untuk bisa mencapai
pinggiran dari lubang terbuka tersebut.
 Memastikan bagaimana perkakas, material dan peralatan akan diturunkan ke dalam atau
dinaikkan ke luar dari lubang.
Apabila lubang-lubang tersebut memberikan akses ke Ruang Tertutup, maka pastikan bahwa semua
praktik kerja aman untuk Ruang Tertutup dipatuhi, termasuk mendapatkan Ijin untuk Bekerja dan
Clearance Ruang Tertutup.
9.4. Material Falling from Height / Material yang Jatuh dari Ketinggian
Whenever any material or object has the potential to fall and injure a person, a safe system of working
shall be adopted.
This will include:
 Properly secure materials and equipment during dismantling, lifting or moving
 Gaps in handrails and floors covered.
 Scaffolding erected to correct standards.
 Using suitable receptacles for off-cuts, welding rods stubs, nuts and bolts etc.
 Using lanyards/wrist straps on hand tools, chin strap on safety hats.
 Providing catch scaffold or safety net under the job.
 Providing adequate barricades and warning systems to prevent people entering an area where
falling objects may injure them.
 Not throwing items from one level to another.
Jika ada material atau benda yang berpotensi jatuh atau mencederai personil, maka sistem kerja aman
harus diterapkan.
Hal ini meliputi:
 Mengamankan material dan peralatan dengan benar selama pekerjaan pembongkaran,
pengangkatan atau pemindahan.
 Gap-gap pada susuran tangan dan lantai ditutup.
 Perancah didirikan sesuai dengan standar-standar yang benar.
 Menggunakan wadah-wadah yang sesuai untuk off-cuts, welding rods stubs, mur dan baut dll.
 Menggunakan lanyard/tali pinggang (wrist straps) pada perkakas tangan, tali dagu pada topi
pengaman.
 Memberikan perancah penangkap atau jaring keselamatan (safety net) di bawah pekerjaan yang
sedang dilakukan.
 Memberikan barikade yang memadai dan sistem peringatan untuk mencegah orang-orang
memasuki areal dimana benda-benda yang jatuh bisa mencederai mereka.
 Tidak melempar benda-benda dari satu tingkat ke tingkat lainnya.

P a g e | 21 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
9.5. Barricades / Barikade
Barricading shall be used to establish a restricted access zone where a high risk hazard exists. This
means there is a definite risk of injury or harm if certain safety precautions are not followed.
Examples of situations where temporary barricading should be used to establish a restricted access
zone include, but are not limited to:
 Work at heights where there is a risk of persons below being affected by falling objects.
 Areas where flooring, handrails or equipment have been removed causing an opening and a risk
of falling.
 Holes or excavations.
A restricted access zone is demarcated by the use of one of the following:
 Use of hard bunting (scaffold or steel post and rail construction).
 Use of red & white tape.
 Barrier mesh.
 Red flags.
 Use of fluorescent road cones.
In all situations, appropriate signage must be employed in conjunction with the barricading to warn
people of specific hazards. “Authorised Entry Only” signs and completed information tags must be
placed at all potential entry points.
Under no circumstance is a person to enter a restricted access zone unless:
 They have been authorised to do so by their supervisor or authorised person.
 They are fully aware of the nature of the hazard.
 They are wearing the appropriate Personal Protective Equipment.
Pemasangan barikade harus dilakukan untuk menetapkan zona akses terbatas dimana terdapat potensi
bahaya dengan risiko tinggi. Ini berarti ada risiko cedera atau kerugian yang pasti jika tindakan-tindakan
pencegahan keselamatan tertentu tidak diikuti.
Contoh-contoh situasi dimana pemasangan barikade sementara harus digunakan untuk menetapkan
zona akses terbatas adalah, tetapi tidak terbatas pada:
 Bekerja di ketinggian dimana ada risiko orang-orang di bawahnya terkena benda-benda yang
jatuh.
 Areal-areal dimana lantai, susuran tangan atau peralatan sudah dipindahkan sehingga
menyebabkan adanya lubang terbuka dan risiko jatuh.
 Lubang-lubang atau ekskavasi/penggalian.
Zona akses terbatas dipasangi demarkasi dengan menggunakan salah satu dari hal-hal berikut:
 Penggunaan material penutup yang keras (perancah atau tiang baja dan konstruksi gulungan).
 Penggunaan pita merah & putih.
 Kisi-kisi penghalang (barrier mesh).
 Bendera-bendera merah.
 Penggunaan kerucut jalan yang mengkilap.
Dalam semua situasi, pemasangan tanda yang benar harus diterapkan bersamaan dengan
pemasangan barikade untuk mengingatkan orang-orang mengenai adanya potensi-potensi bahaya
khusus. Rambu “Yang Tidak Berkepentingan Dilarang Masuk” dan label-label informasi yang sudah diisi
harus dipasang di semua titik masuk yang memungkinkan.
Dalam situasi apapun, personil dilarang masuk ke zona akses terbatas kecuali jika:
 Mereka telah diberi otorisasi untuk melakukan hal itu oleh supervisor mereka atau orang yang
berwenang.
 Mereka sepenuhnya mengetahui karakterisktik potensi bahaya.
 Mereka mengenakan Alat Pelindung Diri yang benar.

P a g e | 22 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021
10.SYSTEM MONITORING / PEMANTAUAN SISTEM

Daily monitoring of any Working at Height activity within their area of responsibility shall be carried out by
the Shift Supervisor or delegate.

Pemantauan harian atas setiap kegiatan Bekerja di Ketinggian di dalam areal tanggung jawab mereka
harus dilakukan oleh Shift Supervisor atau wakilnya.

11.REFERENCES / REFERENSI
# Description/ Uraian Source / Sumber
1
2
3

12.DOCUMENT CONTROL / PENGENDALIAN DOKUMEN

Document Control History

Version / Date / Tgl Reason For Change / Alasan Perubahan


Versi
0 01/08/2011 Draft / Draft
1 28/02/2012 Approval / Persetujuan
1.1 22/05/2016 Change logo / Mengganti logo

Approvals

Document No & Title:


HSE-DOC-CCP-00130-IE Work at Height / Bekerja di Ketinggian
No. Dokumen & Judul
Prepared By Version No
: Phil Allcorn : 1.1
Disiapkan Oleh No. Versi
Review
Issue Date
Reviewed By Frequency 24-MONTHS
: Matthew Orr Tgl : 22/05/2016
Dikaji Ulang Oleh Frekuensi 24 BULAN
Dikeluarkan
Kaji Ulang:
Approved By Page No
: Tim Duffy : 23 of 23
Disetujui Oleh No. Halaman

13.ATTACHMENT / LAMPIRAN

P a g e | 23 of 23

UNCONTROLLED COPY IF PRINTED. VALID ON DAY OF PRINTING ONLY - Printed on: 27 April 2021

Anda mungkin juga menyukai