paling penting. Hal ini dikarenakan IHK sebagai alat untuk mengukur inflasi suatu wilayah,
dimana inflasi merupakan indikator pengendali ekonomi makro yang berdampak luas terhadap
berbagai indikator ekonomi lainnya (BPS, 2016). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) IHK
adalah suatu indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu periode dari suatu
kumpulan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk atau rumah tangga dalam
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan harga adalah jumlah uang beredar,
banyaknya uang yang beredar akan mendorong peningkatan permintaan agregat yang pada
akhirnya jika tidak diikuti oleh pertumbuhan sektor riil akan menyebabkan naiknya tingkat harga
yang biasa disebut inflasi (Mankiw, 2000). Naiknya tingkat harga sendiri akan berefek penting
dalam keputusan pelaku ekonomi untuk menabung, investasi, produksi, maupun konsumsi serta
IHK sangat erat kaitannya dengan inflasi. Fisher, Liu dan Zhou (2002) menyatakan
bahwa salah satu masukan yang cukup penting. Oleh karena itu IHK digunakan oleh BPS
sebagai salah satu indikator tingkat inflasi di Indonesia. Bagi pemerintah indeks harga konsumen
juga digunakan sebagai dasar menentukan besaran PDRB, perencanaan anggaran dan kebijakan
fiskal lainnya. Badan Pusat Statistik (BPS) biasanya melakukan penghitungan indeks harga
konsumen setiap bulan pada beberapa kota di Indonesia. Data harga yang dikumpulkan
mencakup seluruh paket komoditas barang dan jasa hasil Survei Biaya Hidup (SBH) (BPS,
2018). Komoditas barang dan jasa tersebut dikelompokkan menjadi 7, yaitu (1) Bahan makanan,
(2) Barang jadi, rokok dan tembakau, (3) Perumahan, air, listrik dan gas, (4) Sandang, (5)
Kesehatan, (6) Pendidikan rekreasi dan olahraga, (7) Transportasi, komunikasi dan jasa
Terdapat 2 kota dan 2 kabupaten di Provinsi Lampung yang menjadi sasaran dari Survei
Biaya Hidup yaitu, Bandar Lampung, Metro, Lampung Timur dan Mesuji. Pemilihan sampel
kota tersebut berdasarkan pada tingkat pembangunan di bidang perekonomian yang relatif pesat
Bulan. Inflasi
2023 2022 2021 2020
Januari
0.82 0.40 0.76 0.89
Februari
0.16 -0.38 0.14 0.41
Maret
0.04 0.92 -0.20 -0.35
April
0.30 0.86 -0.17 -0.17
Mei
-0.07 0.59 0.15 -0.29
Juni
0.16 1.20 0.18 0.05
Juli
0.05 0.73 0.15 0.31
Agustus
- -0.41 -0.05 0.37
September
- 1.32 0.05 -0.22
Oktober
- -0.47 0.10 0.21
November
- 0.01 0.53 0.12
Desember
- 0.62 0.99 0.66
Tahunan
- 5.51 2.19 2.00
Indeks harga konsumen Provinsi Lampung pada triwulan II 2022 secara bulanan tercatat
mengalami inflasi sebesar 0,88% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2022 yang
mencatat inflasi sebesar 0,31% (mtm). Secara garis besar, tekanan inflasi di triwulan II 2022
didorong oleh meningkatnya permintaan menjelang masuknya bulan Ramadhan dan HBKN Idul
Fitri 1443 H. Selain itu, tidak adanya larangan mudik pada periode HBKN mendorong
permintaan dan mobilitas masyarakat sehingga menyebabkan peningkatan tarif angkutan udara
dan angkutan antar kota. Di sisi lain, peningkatan harga pangan terus berlanjut seiring tren
Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung pada triwulan II 2022 tercatat di atas rentang
sasaran Inflasi 3%±1, yaitu sebesar 5,00% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya
2,43% (yoy). Adapun pencapaian tersebut terpantau lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional
yang tercatat sebesar 4,35% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan inflasi Sumatera yang
tercatat sebesar 5,82% (yoy). Tekanan Inflasi IHK Provinsi Lampung di triwulan II 2022 ini
terutama di dorong oleh meningkatnya permintaan memasuki periode HBKN Idul Fitri serta
kenaikan harga pangan akibat berlanjutnya kenaikan harga komoditas global. Secara tahunan,
penyumbang inflasi terbesar pada triwulan II 2022 adalah oleh kelompok makanan, minuman
dan tembakau dengan andil 3,47% dengan nilai inflasi 11,94 % (yoy).
Menghadapi tekanan inflasi pada triwulan II 2022, TPID tetap berkoordinasi dan
melaksanakan langkah pengendalian oleh Pemerintah Daerah dan instansi terkait untuk
memastikan keterjangkauan harga dengan melakukan pemantauan harga harian dan memastikan
ketersediaan pasokan melalui pendataan yang akurat dan penguatan Kerjasama Antar Daerah
(KAD). Upaya lainnya dari TPID adalah memastikan kelancaran distribusi dan melakukan
komunikasi efektif kepada masyarakat terkait ketersediaan pasokan dan rencana pemenuhan
pasokan sehingga dapat memberi ekspektasi positif bagi masyarakat, sekaligus himbauan untuk
berbelanja secara bijak. Selain itu, KPw BI Provinsi Lampung turut mendukung Gernas
mengoptimalkan upaya-upaya pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna
Tingkat inflasi IHK tersebut sejalan dengan Nasional dan wilayah Sumatera yang
masing-masing juga mengalami inflasi sebesar 0,66% (mtm)dan 0,96% (mtm). Secara tahunan,
inflasi Provinsi Lampung Desember 2022 tercatat sebesar 5,51% (yoy), sama dengan inflasi
nasional yang juga sebesar 5,51% (yoy) dan lebih rendah dari inflasi tahunan Sumatera yang
DESEMBER 2020 INFLASI SEBESAR 0,66 PERSEN (IHK TAHUN DASAR 2018=100)
Perkembangan harga berbagai komoditi di dua kota pemantauan pada Desember 2020,
secara umum mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pemantauan harga di dua kota, pada
bulan ini terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,66 pada bulan November
2020 menjadi 106,36 pada Desember 2020 atau mengalami inflasi sebesar 0,66 persen. Laju
inflasi tahun kalender sebesar 2,00 persen dan inflasi year on year adalah sebesar 2,00 persen.
Adapun sepuluh komoditi yang memberikan andil inflasi terbesar selama bulan Desember 2020
adalah cabai merah sebesar 0,31 persen; cabai rawit 0,13 persen; telur ayam ras 0,09 persen;
daging ayam ras 0,05 persen; beras 0,03 persen; mobil 0,03 persen; angkutan udara 0,02 persen;
jeruk 0,02 persen; popok bayi sekali pakai/diapers 0,01 persen; dan udang basah 0,01 persen.
Desember 2020, kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil dalam
pembentukan inflasi sebesar 0,65 persen; diikuti oleh kelompok transportasi 0,06 persen.
Sebaliknya, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil dalam
pembentukan deflasi sebesar 0,05 persen. Sementara, kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok
perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya; kelompok perlengkapan, peralatan, dan
pemeliharaan rutin rumah tangga; kelompok kesehatan; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya;
perawatan pribadi dan jasa lainnya tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun
deflasi.
I. Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Selama Desember 2020, hasil pantauan terhadap perkembangan harga barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kota Metro dirinci
peningkatan indeks harga sebesar 2,28 persen yakni dari 106,45 pada November
2020 menjadi 108,87 pada Desember 2020. Peningkatan indeks harga (inflasi) terjadi
pada subkelompok makanan sebesar 2,93 persen; diikuti subkelompok minuman 0,11
persen; dan subkelompok rokok dan tembakau 0,09 persen. Adapun komoditas yang
dominan memberikan andil inflasi adalah cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras,
Kelompok pakaian dan alas kaki dari periode November 2020 ke Desember 2020
tidak mengalami perubahan indeks yakni sebesar 103,56 pada November 2020 dan
Desember 2020. Tidak terjadi inflasi maupun deflasi, dan secara keseluruhan,
deflasi.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumahtangga mengalami
deflasi (penurunan indeks harga) sebesar 0,02 persen, yakni dari 100,72 pada
kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumahtangga tidak
peningkatan indeks harga (inflasi sebesar 0,10 persen), yakni dari 107,19 pada
November 2020 menjadi 107,30 pada Desember 2020. Inflasi pada kelompok ini
disebabkan oleh kenaikan indeks pada subkelompok barang dan layanan untuk
barang pecah belah dan peralatan makan minum 0,04 persen. Sementara,
1.5. Kesehatan
penurunan (deflasi sebesar 0,02 persen) dari 109,03 pada November 2020 menjadi
109,01 pada Desember 2020. Deflasi pada kelompok ini dipicu oleh penurunan
indeks pada subkelompok obat-obatan dan produk kesehatan sebesar 0,05 persen.
Sementara, subkelompok jasa rawat jalan; subkelompok jasa rawat inap; dan
subkelompok jasa kesehatan lainnya relatif stabil. Kelompok ini pada bulan
1.6. Transportasi
(inflasi) sebesar 0,42 persen dari 105,17 pada November 2020 menjadi 105,61 pada
Desember 2020. Inflasi pada kelompok ini dipicu oleh kenaikan indeks harga pada
mengalami penurunan indeks (deflasi) sebesar 3,54 persen. Kelompok ini secara
keseluruhan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas yang
memberikan andil dalam pembentukan inflasi adalah mobil dan angkutan udara.
Desember 2020 mengalami penurunan indeks harga (deflasi) sebesar 1,16 persen dari
98,49 pada November 2020 menjadi 97,35 pada Desember 2020. Selama Desember
2020, terjadi deflasi pada kelompok ini karena subkelompok peralatan informasi dan
memberikan andil dalam pembentukan deflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang
peningkatan indeks harga (inflasi) sebesar 0,05 persen dari 107,88 pada November
2020 menjadi 107,94 pada Desember 2020. Selama Desember 2020, terjadi inflasi
pada kelompok ini karena subkelompok barang rekreasi tahan lama mengalami
inflasi sebesar 2,27 persen. Sementara, subkelompok barang rekreasi lainnya dan
kebudayaan; dan subkelompok koran, buku, dan peralatan sekolah tidak mengalami
perubahan indeks.
1.9. Pendidikan
Indeks harga pada kelompok pendidikan dari November 2020 ke Desember 2020
tidak mengalami perubahan indeks harga, yakni sebesar 113,91 pada November 2020
dan Desember 2020. Tidak terjadi inflasi maupun deflasi, dan secara keseluruhan,
kelompok pendidikan tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun
deflasi.
Desember 2020 tidak mengalami perubahan indeks harga, yakni sebesar 111,09 pada
November 2020 dan Desember 2020. Tidak terjadi inflasi maupun deflasi, dan secara
Indeks harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya selama Desember
2020 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen atau mengalami peningkatan indeks
harga dari 109,31 pada November 2020 menjadi 109,38 pada Desember 2020. Inflasi
pada kelompok ini terjadi pada subkelompok perawatan pribadi yang mengalami
inflasi sebesar 0,09 persen; dan subkelompok perawatan pribadi lainnya 0,04 persen.
Sementara, subkelompok jasa lainnya pada bulan ini relatif stabil. Pada Desember
2020 secara keseluruhan, kelompok ini tidak memberikan andil dalam pembentukan
• Desember 2020, IHK Lampung mengalami peningkatan indeks dari 105,66 pada
November 2020 menjadi 106,36 pada Desember 2020, dengan demikian terjadi
mengalami inflasi sebesar 2,00 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy)
inflasi, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,28 persen;
pemeliharaan rutin rumah tangga 0,10 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa
lainnya 0,07 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,05 persen.
sebesar 1,16 persen; yang diikuti oleh kelompok perumahan, air listrik, gas dan
Sementara, kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok pendidikan; dan kelompok
• Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Desember 2020, Kota Bandar
Lampung mengalami inflasi sebesar 0,67 persen, dan Kota Metro sebesar 0,51
persen.
• Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-29 dan Kota Metro
peringkat ke-41 dari 90 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 90 kota
IHK, 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi
di Gunungsitoli sebesar 1,87 persen, dan inflasi terendah terjadi di Tanjung Selor
sebesar 0,05 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar 0,26
yaitu sebesar 0,65 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang inflasi
tertinggi pada bulan Desember 2020 adalah subkelompok Makanan yaitu sebesar
0,65 persen.
Apabila dilihat inflasi gabungan dua kota di Lampung secara umum, menurut
penghitungan inflasi tahun kalender pada Desember 2020 adalah sebesar 2,00
persen, dan inflasi ”year on year” adalah sebesar 2,00 persen. Jika dirinci menurut
kota, inflasi tahun kalender Kota Metro sebesar 2,53 persen dan inflasi year on
year Kota Metro sebesar 2,53 persen, sedangkan Kota Bandar Lampung inflasi
tahun kalendernya sebesar 1,93 persen dan inflasi year on year sebesar 1,93
persen.
Pada bulan Desember 2020 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen, lebih tinggi
jika dibandingkan bulan Desember 2019 dengan inflasi sebesar 0,46 persen,
dan pada bulan Desember 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,31 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2020 sebesar 2,00 persen, lebih
persen maupun inflasi tahun kalender Desember 2018 sebesar 2,73 persen.
Desember 2019 terhadap Desember 2018 sebesar 3,44 persen, maupun inflasi
tahun ke tahun Desember 2018 terhadap Desember 2017 sebesar 2,73 persen.
II.2.Perbandingan Inflasi Antar Kota
kota IHK mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi
Tanjung Selor sebesar 0,05 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar
0,26 persen, dan deflasi terendah dialami Ambon sebesar 0,07 persen. Inflasi
Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-29, dan Metro peringkat ke-
mengalami inflasi dan tidak ada kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi
("Indeks Harga Konsumen Kota - Sejak Juni 2008, - Since June 2008,
Metro","Consumer Price Index of Metro tahun dasar 2007=100 base year 2007=100
Municipality") - Sejak Januari 2014, - Since January 2014,
tahun dasar 2012=100 base year 2012=100
- Sejak Januari 2020, - Since January 2020,
tahun dasar 2018=200 base year 2018=200