Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH NILAI TUKAR

DAN JUMLAH UANG


BEREDAR TERHADAP
INFLASI DI ​INDONESIA
ANGGUN TAMELA PUTRI
2016010078

Dosen Pengampu :Anggi Putri Kurniadi, SE,ME


LATAR BELAKANG
Inflasi merupakan permasalahan yang sering terjadi di banyak negara di dunia,
termasuk Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan melalui berbagai kebijakan untuk
meningkatkan atau menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat menjamin
kesejahteraan seluruh masyarakat. Menurut data Badan Pusat Statistik ( BPS ), Inflasi
di indonesia pada mei 2023 itu sebesar 4% , berbeda dengan data inflasi pada bulan
mei 2022 yaitu sebesar 3,55% . Hal ini menunjukkan bahwa indonesia mengalami
kenaikan inflasi sebesar 0,45%. Jika inflasi mengalami peningkatan secara terus –
menerus maka itu dapat mempengaruhi distribusi pendapatan dan juga dapat
menurunkan kesejahteraan masyarakat. Penyebab terjadinya inflasi disebabkan karena
merosotnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang sangat tajam hal ini
terjadi karena harga barang impor menjadi lebih mahal. Misalnya, jika nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS melemah dari Rp14.000 per dolar AS menjadi Rp15.000 per
dolar AS, maka harga barang impor yang dibeli dengan dolar AS akan menjadi 10%
lebih mahal. Hal ini akan meningkatkan biaya produksi barang dan jasa yang
menggunakan bahan baku impor, sehingga dapat meningkatkan inflasi. Pada tahun
2020, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp14.000 per dolar AS.
Pada tahun 2021, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp15.000 per
dolar AS. Pada tahun 2022, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi
Rp16.000 per dolar AS.
3
Penyebab terjadinya inflasi disebabkan karena merosotnya nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing yang sangat tajam hal ini terjadi karena harga barang
impor menjadi lebih mahal. Misalnya, jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
melemah dari Rp14.000 per dolar AS menjadi Rp15.000 per dolar AS, maka
harga barang impor yang dibeli dengan dolar AS akan menjadi 10% lebih mahal.
Hal ini akan meningkatkan biaya produksi barang dan jasa yang menggunakan
bahan baku impor, sehingga dapat meningkatkan inflasi. Pada tahun 2020, nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp14.000 per dolar AS. Pada
tahun 2021, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp15.000 per
dolar AS. Pada tahun 2022, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah
menjadi Rp16.000 per dolar AS.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah pengaruh nilai tukar terhadap inflasi di indonesia ?

2. Bagaimanakah pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi di


indonesia ?

3. Apakah nilai tukar dan jumlah uang beredar secara bersama-sama


berpengaruh terhadap inflasi di indonesia ?
TUJUAN PENELITIAN 5

1. Menganalisis pengaruh nilai tukar terhadap inflasi di indonesia

2. Menganalisis pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi di


indonesia

3. Mengetahui pengaruh nilai tukar dan jumlah uang beredar terhadap


inflasi di indonesia
KAJIAN LITERATUR
a. Inflasi

Inflasi merupakan suatu keadaan dimana harga barang atau jasa


secara terus menerus mengalami peningkatan atau kenaikan. Menurut
Saripudin dan Lutfi (2017), inflasi adalah situasi dan kondisi dimana
harga barang meningkat dan nilai uang melemah, jika hal ini terjadi
terus menerus maka akan mengakibatkan memburuknya kondisi
perekonomian secara umum dan dapat melemahkan stabilitas sistem
politik suatu negara.
7
b. Nilai tukar

nilai tukar adalah harga satu unit mata uang asing. Atau niali
tukar ini disebut juga dengan kurs jual dan kurs beli . Kurs jual adalah
kurs yang berlaku ketika kita ingin menjual rupiah ke money changer
atau menukar rupiah dengan mata uang asing . Kurs beli adalah kurs
yang berlaku ketika kita ingin menukar mata uang asing dengan rupiah
(kita ingin membeli rupiah ) . Perubahan nilai mata uang akan
mempengaruhi nilai tukar, apabila permintaan terhadap mata uang
tertentu lebih besar dibandingkan persediaan maka nilai suatu mata
akan cenderung meningkat, dan nilai mata uang akan cenderung
menurun ketika permintaan terhadap mata uang tersebut lebih kecil
dibandingkan persediaan yang ada.
a. Jumlah Uang Beredar

Peredaran uang Boediono (2008) mengartikan jumlah uang beredar


dalam arti luas (M2) dan dalam arti sempit (M1). Dalam arti sempit, uang
yang beredar mencakup seluruh mata uang dan giro yang tersedia untuk
kepentingan umum. Sedangkan dalam arti luas, uang yang beredar
merupakan penjumlahan M1 pada deposito berjangka dan saldo tabungan
milik masyarakat di bank. Hubungan antara Inflasi dan jumlah uang
beredar didasari oleh teori kuantitas uang. Nilai uang ditentukan oleh
penawaran dan permintaan terhadap uang. Jumlah uang beredar ditentukan
oleh Bank Sentral, sementara jumlah uang yang diminta (money demand)
ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat harga rata – rata dalam
perekonomian. Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk
melakukan transaksi bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang
tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah uang yang
diminta.
9

Kerangka Konseptual Penelitian

Nilai Tukar
(X1)
Inflasi
(Y)
Jumlah Uang
Beredar
(X2)
IDENTIFIKASI 10

VARIABEL

Variabel Dependen ( Terikat ) : Inflasi ( Y )


Variabel Independen ( Bebas ) : Nilai Tukar (X1) dan
Jumlah Uang Beredar (X2)
METODE PENELITIAN
11

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data tersebut terdiri dari Data nilai tukar, jumlah uang beredar dan
inflasi menggunakan data periode 2020-2022. Dalam metode ini alat analisis yang digunakan adalah regresi, yaitu
alat analisis statistik yang dirancang untuk mengukur arah dan derajat pengaruh satu atau lebih variabel terhadap
satu atau lebih variabel terikat.(Panjawa 2020) Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Model persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝑒


Keterangan:
Y = Inflasi
α = Konstanta
X1 = Nilai Tukar
X2 = Jumlah Uang Beredar
𝑒 = Standart eror (Variabel Penganggu)
Jumlah Uang Beredar ( M2 )
Data Inflasi Nilai Tukar
No Tahun Periode
(%) ( Rp ) ( Rp ) 12
Y X1 X2
1 Januari 2.68 9.248,83 6046651
2 Februari 2.98 9.226,77 6116495
3 Maret 2.96 9.384,19 6440457
4 April 2.67 10.147,29 6238267
5 Mei 2.19 9.968,34 6468193,5
6 Juni 1.96 9.828,67 6393743,8
2020
7 Juli 1.54 9.888,97 6567725,02
8 August 1.32 10.567,57 6726135,25
9 September 1.42 10.782,85 6748574,03
10 October 1.44 10.782,85 6780844,54
11 November 1.59 10.706,21 6817456,68
12 December 1.68 10.825,85 6900049,49
13 January 1.55 10.838,04 6767407,65
14 February 1.38 11.255,65 6817787,91
15 March 1.37 11.135,95 6895564,12
16 April 1.42 11.310,93 6964386,49
17 May 1.68 11.116,94 7004093,08
18 June 1.33 10.970,07 7130061,42
2021
19 July 1.52 10.781,33 7160560,33
20 August 1.59 10.542,60 7211500,72
21 September 1.6 10.425,88 7300920,64
22 October 1.66 10.721,05 7491704,38
23 November 1.75 10.294,28 7573319,9
24 December 1.87 10.396,75 7870452,85
25 January 2.18 10.128,60 7646789,19
26 February 2.06 10.381,53 7690134,5
27 March 2.64 10.838,64 7810949,32
28 April 3.47 10.363,31 7911484,49
29 May 3.55 10.507,96 7854186,71
30 June 4.35 10.262,02 7890747,01
2022
31 July 4.94 10.521,45 7845551,91
32 August 4.69 10.355,44 7897628,21
33 September 5.95 9.874,30 7962693,36
34 October 5.71 10.030,98 8223055,02
35 November 5.42 10.629,72 8297349,51
36 December 5.51 10.635,16 8528022,31
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Regresi linear berganda
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 10/28/23 Time: 14:42
Sample: 2020M01 2022M12
Included observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -43.22223 34.01313 -1.270752 0.2127


LOG(X1) -15.46221 3.167844 -4.880989 0.0000
LOG(X2) 11.96280 1.739163 6.878485 0.0000

R-squared 0.631943 Mean dependent var 2.600556


Adjusted R-squared 0.609636 S.D. dependent var 1.452690
S.E. of regression 0.907628 Akaike info criterion 2.723690
Sum squared resid 27.18500 Schwarz criterion 2.855650
Log likelihood -46.02642 Hannan-Quinn criter. 2.769748
F-statistic 28.32998 Durbin-Watson stat 0.344457
Prob(F-statistic) 0.000000
Y = -43,22 - 15,46log(X1) + 11,96log(X2)
14
-43,22 artinya inflasi di indonesia adalah sebesar -43,22 Pada saat nilai tukar dan jumlah uang beredar
lansung = 0

-15,46 artinya apabila nilai tukar meningkat sebesar 1 persen maka inflasi akan turun sebesar -15,46
persen

11,96 artinya apabila jumlah uang beredar meningkat sebesar 1 persen maka inflasi di indonesia akan
meningkat besebar 11,96 persen

R-Square 0.631943 artinya variabel independen yaitu nilai tukar dan jumlah uang beredar langsung
dapat menjelaskan perubahan pada variabel dependen yaitu inflasi di indonesia yaitu sebesar 63,1943
persen dan sisanya sebesar 36,8057 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang digunakan.

Hasil Uji Parsial ( Uji-t )

Variabel Nilai tukar mempunyai nilai prob.0,0000 < 0,05 artinya bahwa nilai tukar mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap inflasi di indonesia

Variabel Jumlah uang beredar mempunyai nilai prob.0,0000 < 0,05 artinya bahwa jumlah uang beredar
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap inflasi di indonesia
2. Uji normalitas
8
Series: Residuals
7 Sample 2020M01 2022M12
Observations 36
6
5 Mean -4.79e-15
Median 0.088129
4
Maximum 1.445423
3 Minimum -1.846838
Std. Dev. 0.881314
2 Skewness -0.316426
Kurtosis 2.515254
1
0 Jarque-Bera 0.953221
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 Probability 0.620884

Nilai Probabilitynya < 0,05 maka model yang digunakan datanya tidak terdistribusi normal
16
Ramsey RESET Test
Equation: UNTITLED
Omitted Variables: Squares of fitted values
Specification: Y C LOG(X1) LOG(X2)

Value df Probability
t-statistic 4.073461 32 0.0003
F-statistic 16.59308 (1, 32) 0.0003
Likelihood ratio 15.03883 1 0.0001

F-test summary:

Sum of Sq. df Mean Squares


Test SSR 9.282863 1 9.282863
Restricted SSR 27.18500 33 0.823788
Unrestricted SSR 17.90214 32 0.559442

LR test summary:
Value
Restricted LogL -46.02642
Unrestricted LogL -38.50701

Unrestricted Test Equation:


Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 10/28/23 Time: 15:10
Sample: 2020M01 2022M12
Included observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 120.0441 48.90912 2.454431 0.0197


LOG(X1) 21.20781 9.373058 2.262635 0.0306
LOG(X2) -20.11122 8.003273 -2.512874 0.0172
FITTED^2 0.480674 0.118001 4.073461 0.0003

R-squared 0.757623 Mean dependent var 2.600556


Adjusted R-squared 0.734900 S.D. dependent var 1.452690
S.E. of regression 0.747958 Akaike info criterion 2.361500
Sum squared resid 17.90214 Schwarz criterion 2.537447
Log likelihood -38.50701 Hannan-Quinn criter. 2.422910
F-statistic 33.34196 Durbin-Watson stat 0.873521
Prob(F-statistic) 0.000000

Karena nilai probability F-statistic < 0,05 berarti model persamaan regresinya tidak linear
•4. Uji Autokorelasi
17

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:


Null hypothesis: No serial correlation at up to 2 lags

F-statistic 34.22284 Prob. F(2,31) 0.0000


Obs*R-squared 24.77779 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 10/28/23 Time: 15:15
Sample: 2020M01 2022M12
Included observations: 36
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -14.07138 19.79495 -0.710857 0.4825


LOG(X1) 0.847026 1.828404 0.463260 0.6464
LOG(X2) 0.397170 1.017649 0.390282 0.6990
RESID(-1) 0.719573 0.177648 4.050555 0.0003
RESID(-2) 0.168591 0.186994 0.901585 0.3742

R-squared 0.688272 Mean dependent var -4.79E-15


Adjusted R-squared 0.648049 S.D. dependent var 0.881314
S.E. of regression 0.522843 Akaike info criterion 1.669177
Sum squared resid 8.474325 Schwarz criterion 1.889110
Log likelihood -25.04518 Hannan-Quinn criter. 1.745939
F-statistic 17.11142 Durbin-Watson stat 1.852979
Prob(F-statistic) 0.000000

Karena nilai probability Obs*Rsquared < 0,05 berarti model persamaan regresinya
mengandung autokorelasi
5. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
Null hypothesis: Homoskedasticity
18

F-statistic 4.611690 Prob. F(3,32) 0.0086


Obs*R-squared 10.86641 Prob. Chi-Square(3) 0.0125
Scaled explained SS 6.917742 Prob. Chi-Square(3) 0.0746

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/28/23 Time: 15:19
Sample: 2020M01 2022M12
Included observations: 36
Collinear test regressors dropped from specification

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -25.37013 16.61675 -1.526780 0.1366


LOG(X1)^2 -20.34207 40.93337 -0.496956 0.6226
LOG(X1)*LOG(X2) 23.56337 48.02168 0.490682 0.6270
LOG(X2)^2 -6.717649 14.05965 -0.477796 0.6360

R-squared 0.301845 Mean dependent var 0.755139


Adjusted R-squared 0.236393 S.D. dependent var 0.942729
S.E. of regression 0.823800 Akaike info criterion 2.554662
Sum squared resid 21.71670 Schwarz criterion 2.730608
Log likelihood -41.98391 Hannan-Quinn criter. 2.616072
F-statistic 4.611690 Durbin-Watson stat 1.314286
Prob(F-statistic) 0.008603

Karena nilai probability Obs*Rsquared < 0,05 berarti model persamaan regresinya mengandung heteroskedastisitasa( homokedastisitas )
6. Uji Multikolinieritas

Variance Inflation Factors


Date: 10/28/23 Time: 15:25
Sample: 2020M01 2022M12
Included observations: 36

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 1156.893 50556.87 NA
LOG(X1) 10.03523 37538.26 1.087304
LOG(X2) 3.024687 32950.77 1.087304

Nilai Centered VIF dibawah 10, berarti model tidak mengandung


multikolinearitas
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai