Persiapan
Doa Konsistori
Lonceng
Saat Teduh
Warta Jemaat
Selanjutnya, sesuai dengan komitmen kita untuk menjadi Gereja yang menolak segala
bentuk tindak kekerasan, minggu ini kita membuka rangkaian Kampanye 16 Hari Anti
Kekerasan terhadap Perempuan. Kita beribadah dengan rasa syukur tetapi sekaligus
juga dalam keprihatinan mengingat masih banyak perempuan di sekitar kita yang
menjadi korban kekerasan berbasis gender dan masih terus terjadi sampai saat ini.
Dalam rasa syukur dan keprihatinan itu, marilah kita menyambut Firman Tuhan dan
prosesi masuk para pelayan kebaktian dengan menyanyikan: KJ 242, bait 1-4,
“Muliakan Allah Bapa” (bait 1 prokantor, bait 2 orangtua, bait 3 anak-anak, remaja
dan pemuda, bait 4 bersama-sama)
1) Muliakan Allah Bapa muliakan PutraNya,
muliakan Roh Penghibur, Ketiganya yang Esa!
Haleluya, puji Dia kini dan selamanya!
Nas Pembimbing
PF : Nas pembimbing kebaktian ini diambil dari Efesus 1:23
U : Menyanyikan KJ 285, bait 1 dan 2, “Tuhankulah Gembalaku”
Pengakuan Dosa
(Pengakuan dosa diawali dengan pembacaan Puisi Astuti karya Lusty Malau oleh seorang
perempuan, disertai dengan peragaan teatrikal tindak kekerasan yang dilakukan seorang atau
sekelompok laki-laki terhadap seorang perempuan. Secara bersamaan dengan peragaan
tersebut, ada seorang laki-laki memecahkan kendi/tembikar yang telah diletakkan di atas
meja dengan memukul menggunakan palu, tongkat atau benda tumpul lainnya beberapa kali.
Kendi/tembikar dipecahkan tidak sampai menjadi bubuk (masih berupa potongan-potongan),
karena akan direkatkan dan disusun menjadi bentuk yang baru di Kebaktian Minggu Adven
selanjutnya. Kendi/tembikar yang dihancurkan merupakan simbol tubuh perempuan yang
dirusak oleh kekerasan.
Jika puisi tidak dapat dibacakan secara langsung maka MJ bisa menampilkan video puisi
Astuti dengan tautan berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=TdTRzPE7jm8 namun
peragaan pemecahan kendi tetap dilakukan)
P : Ya Tuhan, dalam sukacita akan perjumpaan kami dengan Engkau melalui ibadah ini,
kami tertunduk malu dan penuh penyesalan karena kami sadar peran kami sebagai
pekerja, mahasiswa, pelajar dan pelayan-Mu tidak kami lakukan dengan kesetiaan,
ketulusan, dan kerendahan hati sehingga ada banyak orang di sekitar kami yang
kecewa.
(Saat teduh)
P : Dengan penuh penyesalan dan kerendahan diri kami memohon.
U : Ya Kristus, ampunilah dan kasihanilah kami
P : Ya Tuhan, dalam sukacita akan perjumpaan kami dengan Engkau melalui ibadah ini,
kami tertunduk malu dan penuh penyesalan karena ada banyak perempuan di sekitar
kami yang mengalami ketidakadilan dan penderitaan. Mereka dikhianati,
direndahkan, dieksploitasi, dipukul, diperkosa bahkan dibunuh karena kekuasaan,
demi sekantung uang dan pemuasan nafsu banyak orang. Kami hanya diam membisu
membiarkan hal itu terjadi, atau bahkan kami juga ikut menjadi pelakunya.
(Saat teduh)
P : Dengan penuh penyesalan dan kerendahan diri kami memohon
U : Ya Tuhan, ampunilah dan kasihanilah kami.
Nyanyian Pengakuan Dosa : PKJ 43, bait 1, 3 dan 4, “Tuhan Kami Berlumuran Dosa”
"Puisi 'Astuti' Gambaran Kepedihan Korban Kekerasan Seksual ". Baca selengkapnya:
https://www.gatra.com/news-446622-gaya-hidup-puisi-astuti-gambaran-kepedihan-korban-
kekerasan-seksual-.html