Anda di halaman 1dari 7

PELAKSANAAN TAHAPAN-TAHAPAN PERENCANAAN DIMASING-MASING FASYANKES

- PENDATAAN SASARAN
Pendataan sasaran penerima vaksin dilakukan secara top-down melalui Sistem Informasi Satu
Data Vaksinasi COVID-19 yang bersumber dari Kementerian/Lembaga terkait atau sumber lainnya
meliputi nama, Nomor Induk Kependudukan, dan alamat tempat tinggal sasaran. Melalui Sistem
Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 dilakukan penyaringan data (filtering) sehingga diperoleh
sasaran kelompok penerima vaksin COVID-19 sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan
jumlah sasaran per kelompok penerima vaksin dilakukan melalui pertimbangan Komite Penanganan
COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Penetapan jumlah sasaran per kelompok
penerima vaksin untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota akan menjadi dasar dalam penentuan
alokasi serta distribusi vaksin dan logistik vaksinasi dengan juga mempertimbangkan cadangan sesuai
kebutuhan.

Penyusunan Jadwal Layanan,

- Hari pelayanan setiap hari senin-jumat

- Jam pelayanan 08.00-14.00

Pemetaan Tenaga Pelaksana Tenaga pelaksana (satu tim) pelaksana kegiatan pemberian Vaksinasi
COVID-19 untuk tiap sesi terdiri dari:

Meja 1. Petugas pendaftaran/verifikasi

Melakukan verifikasi data dengan menunjukkan sms atau NIK kemudian mencetak kartu pendaftaran

Perlengkapan meja 1 : 1. Computer

2. Printer
3. Handsanitizer
4. Handscoen
5. Masker
6. Alat tulis

Meja 2. Petugas untuk melakukan skrining (anamnesa), pemeriksaan fisik sederhana dan pemberian
edukasi;

Perlengkapan meja 2: 1. Tensi meter

2. Thermometer

3. Handsanitizer

4. Handsocoen

5. Form skrining

6. Masker

7. Alat tulis

Meja 3. Petugas pemberi vaksinasi COVID-19 dibantu oleh petugas yang menyiapkan vaksin

Perlengkapan meja 3 : 1. Handsanitizer


2. handscoen

3. masker

4. vaccine refrigerator

5. vaccine carier

6. safety box

7. coolpack

8. alcohol swab

9. spuit

Meja 4. Petugas untuk melakukan observasi pasca vaksinasi COVID19 serta pemberian tanda selesai dan
kartu vaksinasi COVID-19;

Perlengkapan meja 4: 1. Handsanitazer

2. Laptop

3. Printer

4. alat tulis

5. Masker

6. Handscoon

7. Kursi tunggu

8. Obat anafilaksis

9. Oksigen

10. Infus set

11. Brankar / Bed

- Petugas untuk melakukan pengelolaan limbah medis.

- Kebutuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD)

1. Masker medis = jumlah petugas x jumlah hari pelayanan x 2 (Ket: masker medis dapat dipakai
maksimal 4 jam sehingga estimasi dalam sehari diperlukan minimal 2 masker untuk satu petugas,
dapat juga diganti lebih sering apabila basah, robek atau rusak)

= 14x5x2= 140

2. Face shield (bila tersedia) = jumlah petugas

3. Sarung tangan (bila tersedia) = ((jumlah sasaran x (jumlah vaksinator+jumlah petugas skrining)) +
(jumlah nakes lain x jumlah sesi pelayanan), maka jumlah sarung tangan yang dibutuhkan adalah:
((20 x (2+2)) + (6 x 6) = 80 + 36 = 116 sarung tangan

4. Apron (bila tersedia) = sesuai kebutuhan

5. Kebutuhan logistik PPI lainnya saat pelayanan vaksinasi meliputi:

- Hand sanitizer = sesuai kebutuhan


- Sabun cair dan air mengalir = sesuai kebutuhan

- Cairan disinfektan = sesuai kebutuhan

6. Kebutuhan materi KIE Perhitungan berdasarkan pada kebutuhan.


SOP PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS COVID
19
No. Dokumen :445/ /RSN/ SOP/ 2021
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2021
Halaman : 1/2

UPTD
Solha Srikandi, SKM,MKes
PUSKESMAS
NIP.196709201989032007
RASUAN

1. Pengertian Limbah medis vaksin Covid-19 adalah seluruh limbah yang berkategori
infeksius benda tajam dan limbah infeksius non tajam. Jenis limbah medis
vaksin Covid-19 yaitu spuit dan jarum, cairan sisa vaksin, botol vaksin/ ampul/
vial, swab alkohol, masker, sarung tangan dan alat pelindung diri (APD)
lainnya.

2. Tujuan 1. Mencegah penularan penyakit dan/ atau kecelakaan kerja


2. Mencegah pencemaran lingkungan
3. Menjadi acuan pengelolaan limbah medis vaksinasi covid-19
4. Mencegah penyalahgunaan limbah
3. Kebijakan

4. Referensi 1. PERPRES RI nomor 99 tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksinasi dalam


rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
2. Keputusan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi
dalam rangka penanggulangan pandemi corona virus disease (Covid-19)
harus melakukan pengolahan limbahnya.
3. PP nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun
5.Alat dan 1. Sarung tangan panjang
bahan 2. Masker
3. Sepatu boot
4. Apron
5. Face Shield
6. Plastik kuning
7. Safety box
8. Log book
5.1. Petugas menyiapkan plastik kuning dan safety box
2. Tempat sampah dilapisi dengan plastik kuning atau plastik lain dengan
label atau logo limbah medis/ infeksius
3. Masukkan spuit dan jarum ke dalam safety box
4. Masukkan limbah botol vaksin/ ampul/ vial, alkohol swab, masker, sarung
tangan, APD lainnya dalam plastik kusus limbah medis.
5. Pengangkutan limbah medis covid-19 ke TPS B3 dilakukan dengan hati-
hati sehingga tidak terjadi tumpahan atau ceceran
6. Petugas pengangkutan limbah menggunakan APD seperti masker, sarung

6. Prosedur tangan panjang, apron, sepatu bot dan faceshield


7. Pengolahan limbah ini dapat diserahkan pada pihak ke tiga dengan
perjanjian kerjasama (mou) sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yg
berlaku.
8. Pengolahan limbah medis non tajam limbah farmasi (sisa vaksin)dapat
dilakukan dengan mengeluarkan cairan vaksin dari botol ampul cairan
tersebut didesinfeksi terlebih dahulu,limbah yang telah didesinfeksi dialirkan
ke instalasi pengelolaan air limbah(IPAL).
7. Unit Terkait 1. Tim vaksinasi covid-19
PJ kesling

MOU DENGAN PIHAK KE 3 CV J.A.T TEKNIK MEDIKA


SOP PENYIMPANAN VAKSIN DAN
PELARUT PROGRAM IMUNISASI TINGKAT
PUSKESMAS
No. Dokumen :445/ /RSN/ SOP/ 2021
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2021
Halaman : 1/2

UPTD
Solha Srikandi, SKM,MKes
PUSKESMAS
NIP.196709201989032007
RASUAN

1. Pengertian Vaksin adalah antigen yang berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih
hidup lagi tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya yang telah diolah,
berupa toksin mikroorganisme yang tela diolah menjadi toksoid, protein
rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.Penyimpanan
vaksin adalah rangkaian kegiatan penyimpanan vaksin didalam lemari es
dengan suhu 2-8 C.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam proses penyimpanan vaksin dan pelarut vaksin
sehingga dapat menjamin kualitas dan mutu vaksin dan pelarut vaksin.
3.Kebijakan

4. Referensi Permenkes Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

5 .Alat dan 1. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan ketentuan
bahan sebagai berikut :
a. Lemari es pada posisi datar
b. Terlindung dari sinar matahari langsung
c. Terdapat stabilisator pada setiap lemari es
d. Satu stop kontak untuk setiap lemari es
e. Jarak antara lemari es dengan dinding 15-20 cm
f. Jarak antara lemari es yang satu dengan yang lain 5-20 cm
g. Tidak trdapat bunga es yang tebal pada evaporator
2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es
3. Letakan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Pastikan bahwa semua vaksin berada didalam dus vaksin
5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya :
a. Sensitif anas (BCG, Campak, dan Polio) dekat evaporator
b. Sensitif beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT, DT dan Td) jauh evaporator
6. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar matahari langsung
7. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B diletakkan dibagian
atas.
8. Beri jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara.
9. Letakan 1 buah thermometer ada bagian tengah diantara vaksin.
10. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin yang sensitif
beku.
11. Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG
12. Letakkan suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore (termasuk hari libur)
kemudian catat pada grafik suhu.
6. Unit Terkait Koordinator Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai