1. Pengertian Limbah vaksinasi COVID-19 adalah seluruh limbah yang berkategori
infeksius dari aktivitas pelayanan vaksinasi COVID-19 di Puskesmas. 2. Tujuan 1. Mencegah penularan penyakit dan/atau kecelakaan/cidera. 2. Mencegah pencemaran lingkungan. 3. Mencegah penyalahgunaan limbah. 4. Sebagai acuan bagi petugas untuk melakukan pengelolaan limbah vaksinasi COVID-19 di Puskesmas. 5. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 445.4/050/KAPUS/III/2017 tentang Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya 6. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan. 4. Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.56/Menlhk-Setjen/2015 Tentang Tata cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 5. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 Tentang PPI di Fasilatas Pelayanan Kesehatan. 6. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 7. Kemenkes No.HK.02.02/4/1/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) 7. Jenis Limbah Spuit dan jarum, sisa vaksin, vial, botol, ampul, swab alcohol, masker, sarung tangan, dan alat pelindung diri (APD) lainnya. 8. Prosedur 1. Menyiapkan plastik kuning, tempat sampah dan safety box. 2. Melapisi tempat sampah dengan plastik kuning atau plastik lain dengan label/logo limbah medis//infeksius. 3. Masukkan spuit dan jarum ke dalam safety box. 4. Kumpulkan cairan sisa vaksin dalam botol khusus yang tertutup rapat untuk kemudian dimasukkan pada tangki desinfeksi atau IPAL. 5. Masukkan botol vaksin, ampul, dan vial ke dalam plastik kuning atau plastik lain dengan label/logo limbah medis/infeksius. 6. Masukkan swab alkohol, masker, sarung tangan, APD lainnya ke dalam plastik kuning atau plastik lain dengan label/logo limbah medis/infeksius. 7. Menempatkan limbah medis/infeksius yang ada di Puskesmas dan seluruh pos pelayanan vaksinasi di TPSLB3 yang dilengkapi dengan lemari pendingin bila penyimpanan lebih dari 48 jam. 8. Pengankutan limbah medis/infeksius ke TPSLB3 dilakukan secara hati- hati sehingga tidak terjadi tumpahan atau ceceran. 9. Pengelolaan limbah medis vaksinasi COVID-19 dilakukan dengan beberapa alternatif, yaitu: a. Mengolah limbah medis vaksinasi bekerja sama dengan perusahaan pengolah berizin. b. Mengolah limbah medis berupa swab alkohol, masker, sarung tangan menggunakan autoclave atau microwave yang dilengkapi pencacah, residu autoclave atau microwave dapat diolah dengan solidifikasi kemudian disimpan di lokasi yang telah disepakati dengan pihak berwenang setempat/Dinas Lingkungan Hidup. c. Mengolah limbah medis vaksinasi berupa spuit dan jarum serta vial, botol, dan ampul dengan dilakukan penguburan sesuai konstruksi pada PermenLHK P.56/2015 (ukuran minimal 1 meter kubik) dan berkoordinasi dengan dengan pihak berwenang setempat/Dinas Lingkungan Hidup. 10. Melakukan pencatatan dalam log book TPSLB3 dan pelaporan pengelolaan limbah medis vaksinasi sebagai bagian dari pelaporan vaksinasi COVID-19. 9. Unit Terkait 1. Penanggung Jawab Program 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Lingkungan Hidup 10. Dokumen Dokumen limbah medis dari unit-unit terkait. Terkait 11. Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai