Anda di halaman 1dari 4

Pengelolaan Limbah Medis Kegiatan

Vaksin Covid-19
No.Dokumen :

No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/4

UPTD KESEHATAN
Dr. M. Darwis Wijaya
PUSKESMAS
NIP.19700131199931001
KEDAWUNG WETAN

1.Pengertian Pengelolaan limbah medis kegiatan vaksin COVID-19 adalah


seluruh rangkaian kegiatan penanganann limbah kegiatan
Vaksinasi semenjak limbah di hasilkan di fasyankes atau tempat
vaksinasi yang di tunjuk.
Limbah medis vaksin covid-19 merupakan kategori infeksius
dan /atau tajam, bersifat B3 infeksius, meliputi : Spuit dan jarum,
sisa vaksin,vial,botol,ampul,swab alkohol, masker, sarung tangan,
Alat Pelindung Diri (APD) lainnya.
2.Tujuan Tujuan dari Pengelolaan limbah medis kegiatan vaksin COVID-
19 meliputi :
A. Mencegah penularan penyakit dan/atau kecelakaan/cidera.
B. Mencegah pencemaran lingkungan.
C. Menjadi acuan pengelolaan limbah medis vaksinasi Covid-19.
D. Mencegah penyalahgunaan limbah
3.Kebijakan Surat KeputusanKepala UPTD Kesehatan Puskesmas Kedawung
Wetan Nomor 440/49/424.072.31/I/2018 tentang pengelolaan dan
pelaksanaan UKM
4. Referensi Peraturan yang mendasari pelaksanaan pengelolaan limbah
medis kegiatan vaksinasi COVID-19 meliputi :
A. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
B. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
C. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah bahan berbahaya Dan Beracun
D. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 99 tahun
2020 tentang Pengadaan Vaksin Dan Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan pandemic
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
E. Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No
P.56/MenLHK-sekjen/2015 tentang tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari
Fasyankes
F. Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68
tahun 2016 tentang baku Mutu limbah Cair Domestik
G. Peraturan Mentri Kesehatan nomor 84 tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam rangka Penanggulangan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
H. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.01.07/Menkes/537/2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Limbah Medis fasilitas pelayanan Kesehatan
dan Limbah dari Kegiatan Isolasi Atau Karantina Mandiri Di
Masyarakat Dalam Penanganan Corona Virus Disease
2019 (Covid-19).
5.PROSEDUR A. Alat
1. ATK
B. Bahan
1. Safetybox
2. 2. Label
6. LANGKAH- 1. Menyiapkan kantong plastic kunung, Safety box dan tempat
LANGKAH sampah tertutup.
2. Melapisi tempat sampah dengan plastic kuning atau plastic
lain dengan label/logo limbah medis/infeksius.
3. Masukkan spuit dan jarum, dan botol vaksin/ampul/vial ke
dalam safety box. Bila masih ada cairan sisa vaksin di
dalam, tidak perlu dikeluarkan, bila safety box telah penuh
segera di ganti
4. Masukkan limbah berupa alkohol swab, masker, sarung
tangan, Alat Pelindung Diri (APD) lainnya ke dalam plastik
kuning atau plastik lain dengan label/logo limbah
medis/infeksius. Bila kantong plastik kuning sudah ¾ (tiga
per empat) penuh segera diikat dan diganti dengan yang
baru.
5. Menempatkan limbah medis/infeksius yang ada di fasyankes
dan seluruh pos pelayanan vaksinasi di Tempat
penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 yang dilengkapi
dengan lemari pendingin (suhu <0oC) bila menyimpan lebih
dari 48 jam.
6. Pengangkutan limbah medis/infeksius ke TPSLB3 dilakukan
secara hati-hati sehingga tidak terjadi tumpahan atau
ceceran.
7. Pengelolaan limbah medis vaksinasi covid-19 dilakukan
dengan beberapa alternative, yaitu:
a. Mengolah limbah medis vaksinasi bekerjasama dengan
perusahaan pengolah berizin
b. Mengolah limbah medis dapat juga menggunakan
incinerator, atau autoclave atau microwave yang
dilengkapi pencacah. Abu insenerator, atau residu
autoclave atau microwave dapat dikelola dengan
enkapsulasi/intertisasi (solidifikasi), kemudian disimpan di
lokasi yang telah disepakati dengan DLH/pihak
berwenang setempat.
c. Untuk daerah yang tidak terjangkau perusahaan
pengangkut dan pengolah limbah B3, dapat dilakukan
penguburan dengan konstruksi pada Permen LHK
P.56/2015 (ukuran minimal 1 meter kubik) dan
berkoordinasi dengan DLH/pihak berwenang setempat.
8. Bagan alir

9. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
10. Unit terkait - Penanggung Jawab Fasyankes
- Kesling
10. Dokumen terkait
11. Rekaman NO Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai