Anda di halaman 1dari 3

PENYIMPANAN VAKSIN

No. Dokumen :
No. Revisi :1
SPO Tanggal Terbit : 02 Februari 2021
Halaman :

KEPALA UPTD Tanda tangan :

PUSKESMAS MOUTONG

1. Pengertian Pengelolaan limbah medis kegiatan vaksinasi COVID-19 adalah


seluruh rangkaian kegiatan penanganan limbah kegiatan vaksinasi
sejak limbah dihasilkan di di Fasyankes atau tempat vaksinasi yang
ditunjuk. Limbah medis vaksinasi covid-19 merupakan kategori
infeksius dan/atau tajam, bersifat B3 infeksius, meliputi: Spuit dan
jarum, sisa vaksin, vial, botol, ampul, swab alkohol, masker, sarung
tangan, dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya.
2. Tujuan Tujuan dari pengelolaan limbah medis kegiatan vaksinasi COVID-19
meliputi:
1. Mencegah penularan penyakit dan/atau kecelakaan/cidera.
2. Mencegah pencemaran lingkungan.
3. Menjadi acuan pengelolaan limbah medis vaksinasi Covid-19.
4. Mencegah penyalahgunaan limbah.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : --------- tentang Penyusunan Standar
Layanan Klinis di UPTD Puskesmas Moutong
4. Penanggung 1. Penanggung jawab fasyankes/ pelaksana vaksinasi covid-19
bertanggung jawab dalam pengelolaan limbahnya
jawab dan
2. Penanggung jawab pelaksana vaksinasi dapat menunjuk seorang
Petugas yang memiliki kapasitas teknis untuk melakukan pengelolaan
Pengelola limbah dan melakukan pencatatan dan pelaporan limbah medis
vaksinasi.
3. Pencatatan jenis dan timbulan limbah dilakukan ke dalam log book
dengan catatan tersendiri di TPSLB3. Hal-hal yang dilaporkan
meliputi jenis dan timbulan limbah vaksinasi dengan mekanisme
off-line melalui email. Pelaporan pengelolaan limbah medis
vaksinasi sebagai bagian dari pelaporan pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 yang disampaikan secara berjenjang melalui Dinas
Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi, Kementerian
Kesehatan (up Direktorat Kesehatan Lingkungan) dan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (up Direktorat Penilaian Kinerja
Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3).

5. Dasar Hukum Peraturan yang mendasari pelaksanaan pengelolaan limbah medis


kegiatan vaksinasi COVID-19 ini meliputi:
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 99 tahun 2020
tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19)
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.56/MenLHK-Sekjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasyankes
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 tahun
2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair Domestik.
7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 84 tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.01.07/Menkes/537/ 2020 tentang Pedoman Pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Limbah dari
Kegiatan Isolasi Atau Karantina Mandiri Di Masyarakat Dalam
Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
6. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan

7. Prosedur Langkah-langkah pengelolaan limbah medis kegiatan vaksinasi


COVID-19 adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan kantong plastik kuning, safety box dan tempat
sampah tertutup.
2. Melapisi tempat sampah dengan plastik kuning atau plastik lain
dengan label/logo limbah medis/infeksius.
3. Masukkan spuit dan jarum, dan botol vaksin/ampul/vial ke dalam
safety box. Bila masih ada cairan sisa vaksin di dalam, tidak perlu
dikeluarkan. Bila safety box telah penuh segera diganti.
4. Masukkan limbah berupa alkohol swab, masker, sarung tangan,
APD lainnya ke dalam plastik kuning atau plastik lain dengan
label/logo limbah medis/infeksius. Bila kantong plastic kuning
sudah ¾ (tiga per empat) penuh segera diikat dan diganti dengan
yang baru.
5. Menempatkan limbah medis/infeksius yang ada di Fasyankes dan
seluruh pos pelayanan vaksinasi di Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah B3 yang dilengkapi dengan lemari
pendingin ( suhu < 0oC) bila menyimpan lebih dari 48 jam.
6. Pengangkutan limbah medis/infeksius ke TPSLB3 dilakukan
secara hati-hati sehingga tidak terjadi tumpahan atau ceceran.
7. Pengolahan limbah medis vaksinasi Covid-19 dilakukan dengan
beberapa alternatif, yaitu:
a. Mengolah limbah medis vaksinasi bekerja sama dengan
perusahaan pengolah berizin.
b. Mengolah limbah medis dapat juga menggunakan incinerator,
atau autoclave atau microwave yang dilengkapi pencacah. Abu
insinerator, atau residu autoclave atau microwave dapat
dikelola dengan enkapsulasi/inertisasi (solidifikasi), kemudian
disimpan di lokasi yang telah disepakati dengan DLH/pihak
berwenang setempat.
c. Untuk daerah yang tidak terjangkau perusahaan pengangkut
dan pengolah limbah B3, dapat dilakukan penguburan dengan
konstruksi pada PermenLHK P.56/2015 (ukuran minimal 1
meter kubik) dan berkoordinasi dengan DLH/ pihak
berwenang setempat.

Anda mungkin juga menyukai