KELOMPOK2
KELOMPOK2
PUTUSAN MK NOMOR
55/PUU-XVII/2019
Terkait desain Pemilihan Umum (Pemilu) serentak di Indonesia
Get Started
KELOMPOK 2
Pokok Perkara
Pengujian terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945
Pemohon
Sekelompok individu yang terdaftar dalam
akta penerimaan berkas permohonan
dengan Nomor 116/PAN.MK/2019. Nama-
nama pemohon tidak disebutkan secara
spesifik
PENJELASAN KASUS PUTUSAN MK
NO. 55/PUU-XVII/2019
Terkait desain Pemilihan Umum (Pemilu) serentak di Indonesia.
Pemilu serentak ini dinilai memunculkan banyak permasalahan,
kemudian dilakukan judicial review terhadap desain keserentakan
pemilu yang diatur dalam UU pemilu.
Permohonan uji materi ini berlandaskan:
Melalui 6 varian model pelaksanaan pemilu serentak, penentuan model yang akan dipilih merupakan ranah pembentuk
undang-undang dalam memustuskannya.
Sehingga, Majelis Hakim pada akhir pertimbangan perkara tersebut sampai pada sebuah konklusi bahwa pokok permohonan
pemohon tidak beralasan menurut hukum sehingga berakibat pada permohonan ditolak untuk seluruhnya.
JENIS PENAFSIRAN
PENAFSIRAN HISTORICAL
Hasil yang didapatkan dari penafsiran ini menunjukkan bahwa pemaknaan
pemilu serentak tidak hanya merujuk pada pemilu serentak lima kotak
sebagaimana yang diputuskan dalam Putusan MK Nomor 14/PUU-XI/2013,
sehingga masih terdapat ruang untuk keserentakan pemilu dilaksanakan
dengan desain dan mekanisme yang berbeda dengan pelaksanaan pemilu
pada tahun 2019 lalu.
PENAFSIRAN FUNGSIONAL
Apabila dikaitkan dengan dengan basis argumentasi yang dikemukakan oleh Majelis
Hakim dalam Putusan a quo maka terkait pelaksanaan pemilu serentak untuk memilih
anggota legislatif di tingkat pusat dengan pemilu presiden dan wakil presiden ialah
suatu konsekuensi logis dari upaya penguatan sistem pemerintahan presidensiil
sehingga tercipta satu kesatuan struktur dan sistem hukum yang harmonis.
PERTIMBANGAN HAKIM LAIN